Dokumen tersebut membahas tentang asuhan sayang ibu dalam proses persalinan dengan cara-cara sederhana dan tidak melakukan intervensi medis yang tidak perlu. Dokumen juga menjelaskan posisi-posisi yang dapat dipilih ibu untuk meneran dan tahapan-tahapan dalam persalinan mulai dari kelahiran kepala, bahu, tubuh bayi hingga pemotongan tali pusat.
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
POSISI MENERAN
1. Asuhan Sayang Ibu Dan Posisi
Meneran
Untuk memenuhi tugas Mata Kuliah: Asuhan Persalinan
Dosen Pembimbing: Dini Kurniawati, S.ST, M. Kes
Akademi Kebidanan Sakinah Pasuruan
ilatul khuriyah (10419010)
2. Asuhan Sayang Ibu
Asuhan sayang ibu adalah asuhan
yang aman, berdasarkan temuan
(evidence based)
Asuhan sayang ibu membantu pasien
merasa nyaman dan aman selama
proses persalinan
Asuhan sayang ibumenghormati
kenyataan bahwa kehamilan dan
persalinan adalah proses alamiah,
maka intervensi dan pengobatan
yang tidak perlu untuk proses
alamiah ini dihindari
Asuhan sayang ibu ini berpusat
pada pasien bukan pada petugas
3. a. PendampingKeluarga
>>> mewujudkan persalinan yang lancar
b. LibatkanKeluarga
>>> membantu ibu berganti posisi, teman bicara, melakukan rangsangan
taktil, membantu mengatasi rasa nyeri dengan memijat bagian lumbal/
pinggang.
c. KIE Proses Persalinan
>>> memberi pengertian dan penjelasan tentang tahapan dan kemajuan
dalam proses persalinan pada ibu dan kelurarga tidak cemas
d. DukunganPsikologi
>>> memberikan kenyamanan, perhatian menurunkan rasa tegang
membantu kelancaran persalinan
Beberapa Hal Dalam Asuhan Sayang Ibu
4. Lanjutan....
• e. MembantuIbuMemilih posisi
• >>> posisi pada saat meneran tergantung pada keinginan ibu nyaman bagi ibu
• f. Carameneranatau mengejan
• >>> penolong menyarankan ibu untuk beristirahat dalam wakru relaksasi kontraksi mengantisipasi
agar ibu tidak kelelahan dan asfiksia pada janin karena suplay oksigen melalui plasenta berkurang.
• g. Pemberiannutrisi
• >>> pemenuhan kebutuhan cairan, elektrolit dan nutrisi mengantisipasi dehidrasi berpengaruh
terhadap gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit yang penting dalam menimbulkan kontraksi
uterus.
5. Memahami bahwa kelahiran merupakan proses
alami dan fisiologis.
Menggunakan cara-cara yang sederhana dan
tidak melakukan intervensi tanpa ada indikasi.
Memberikan rasa aman, berdasarkan fakta dan
memberi kontribusi pada keselamatan jiwa ibu.
Asuhan yang diberikan berpusat pada ibu.
6. Asuhan Sayang Ibu dalam Proses
Persalinan
Memanggil
ibu
sesuai
nama
panggilan
sehingga
akan ada
perasaan
dekat
dengan
bidan.
Meminta
ijin dan
menjelask
an
prosedur
tindakan
yang akan
dilakukan
bidan
dalam
pemberian
asuhan.
Bidan
memberika
n
penjelasa
n tentang
gambaran
proses
persalina
n yang
akan
dihadapi
ibu dan
keluarga.
Memberika
n
informasi
dan
menjawab
pertanyaa
n dari
ibu dan
keluarga
sehubunga
n dengan
proses
persalina
n.
7. Kompetensi Bidan Dalam Asuhan Selama Proses
Persalinan Dan Kelahiran
1. PemantauanIbu
a. Tekanandarah,suhu,pernapasan
Frekuensipemeriksaandilakukan30menitsekali
b. Pantaufrekuensidanlama kontraksisetiap30menit
Kontraksi
• sangatkuatdengandurasi60-90detik,2-3menitsekali
• sangatsakitdanakanberkurangbilameneran
• kontraksimendorongkepalakeruangpanggulyangmenimbulkantekananpada otot
dasarpanggulsehinggatimbulreflek doronganmeneran
8. c.Tanda Tanda Kala II
Yang Harus Diperhatikan Bidan:
Beberapa wanita merasakan keinginan mendorong sebelum masuk kala II, terjadi
karena kepala bayi terlalu rendah dalam pelvis. Menyebabkan edema serviks
sehingga mudah robek, serta dapat mengakibatkan perdarahan
Ibu
mempunya
i
dorongan
kuat
untuk
meneran
Tekanan
pada
anus
Perineum
menonjol
Vulva
dan
sfingter
ani
membuka
9. d. Nadi ibu
Semestinya harus sama
saat wanita hamil yaitu
60-160 x/mnt diantara
kontraksi.
Dilakukan pemeriksaan
setiap 30 mnt sekali.
Jumlah denyut nadi bisa
tinggi saat kontraksi.
Diakibatkan:
>Infeksi
>Banyak kehilangan drah
>Dehidrasi
>Rasa takut
e Urin : protein dan
keton
f. Nutrisi: makan dan
minum
g. Kemajuan persalinan
> Pembukaan serviks:
periksa dalam setiap 60
mnt jika ada indikasi
> Penurunan kepala:
setiap 30 mnt melalui
pemeriksaan abdomen
(periksa luar) dan
10. Yang dilakukan/diperhatikan dalam pimpinan meneran:
dukungan kepada ibu yang akan melahirkan bayinya
posisi meneran (ibu dibebaskan untuk memilih posisi saat melahirkan)
cara bernafas diantara/saat meneran
batas waktu maksimum melakukan pimpinan meneran:
• primipara(pertama kali melahirkan) : 120 menit
• multipara(>1xmelahirkan) : 60 menit
jika bayi belum lahir dalam batas waktu di atas, segera lakukan rujukan
11. 2. Pemantauan Janin
a. Saat bayi belum lahir
1. Lakukan pemeriksaan DJJ
setiap selesai menera atau
setiap 5-10 menit. Pada
waktu tertentu djj bisa
melemah dan bisa cepat,
bisa kembali normal di
akhir kontraksi, atau
ketika ibu mengganti
posisinya. Jika setelah
kontraksi djj lemah atau
cepat, merupakan tanda
bhaya.
Melambathinggadiabawah100/menit
disebabkankarena:
a.Talipalsentasangatpendek ataumellilit
b.Bayitidaksehat
c.Airketubantidakcukup
d.Plasentatidakbekerjadgnbaik
e.Plasentaterpisahdarirahim
f.Hiskuatkarenapemberianobat-obatan
DJJcepat hinggadiatas180disebabkan:
Ibudehidrasi
Ibu/bayiterangsanginfeksi
Ibuperdarahan
Pembukaanserviksterlalulama
Rahimiburobek
2. Amati warna air ketuban jika
selaputnya sudah pecah (jernih atau
bercampur dgn mekonium/ darah)
3. Periksa kondisi kepala (moulase/
12. b. Saat bayi lahir
Nilai kondisi bayi (0-30 detik)
dengan menjawab 2 pertanyaan,
apakah bayi menangis kuat atau
tanpa kesulitan? Apakah bayi
bergerak aktif atau lemas?
Dan pantau
a. Pernapasan
b. Warna kulit
13. 1. Melahirkan
Kepala
a. Saat kepala
bayi membuka vulva
(5-6 cm), letakkan
kain yang bersih dan
kering yang dilipat
1/3 nya di bawah
bokong ibu
b. siapkan kain
atau handuk bersih
di atas perut ibu
(untuk mengeringkan
c. Lindungi perineum dengan satu
tangan (dibawah kain bersih dan kering),
ibu jari pada salah sisi perineum dan 4
jari tangan pada sisi yang lain dan
tangan yang lain pada belakang kepala
bayi.
Alasan: Melindungi perineum dan
Manuver Tangan Dan Langkah Langkah
Dalam Melahirkan Janin
14. Harus diperhatikan
a. Jangan melakukan pengisapan lendir secara
rutin pada mulut dan hidung bayi. Sebagian
besar bayi sehat dapat menghilangkan lendir
tersebut secara alamiah pada dengan mekanisme
bersin dan menangis saat lahir.
b. Pada pengisapan lendir yang terlalu
dalam, ujung kanul pengisap dapat menyentuh
daerah orofaring yang kaya dengan persyarafan
parasimpatis sehingga dapat menimbulkan reaksi
vaso-vagal. Reaksi ini menyebabkan perlambatan
denyut jantung (bradikardia) dan/atau henti
napas (apnea) sehingga dapat membahayakan
keselamatan jiwa bayi. Dengan alasan itu maka
15. 2. Periksa Tali Pusat
pada Leher
Setelah kepala bayi lahir, minta
ibu untuk berhenti meneran dan
bernafas cepat. Periksa leher bayi
apakah terlilit oleh tali pusat. Jika
ada dan lilitan di leher bayi cukup
longgar maka lepaskan lilitan
tersebut dengan melewati kepala
bayi.
Jika lilitan tali pusat sangat erat
maka jepit tali pusat dengan klem
16. 3. Melahirkan Bahu
Setelah menyeka mulut
dan hidung bayi dan
memeriksa tali pusat,
tunggu kontraksi berikut
sehingga terjadi putaran
paksi luar secara spontan.
Letakkan tangan pada sisi
kiri dan kanan kepala bayi,
minta ibu meneran sambil
menekan kepala ke arah
bawah dan lateral tubuh
bayi hingga bahu depan
melewati simfisis.
Setelah bahu depan lahir,
gerakkan kepala keatas
Sulit untuk memperkirakan
kapan distosia bahu dapat
terjadi, sebaiknya selalu
diantisipasi kemunginan
terjadinya distosia bahu
17. • Tanda-tanda dan gejala distosia bahu
Kepala seperti tertahan dalam vagina
Kepala lahir tetapi tidak terjadi putaran paksi luar
Kepala sempat keluar tetapi tertarik kembali ke dalam vagina (turtle
sign)
18. 4. Melahirkan Seluruh Tubuh
Bayi
Saat bahu posterior lahir, geser
tangan bawah (posterior) ke arah
perineum dan sanggah bahu dan lengan
atas bayi pada tangan tersebut.
Gunakan tangan yang sama untuk
menopang lahirnya siku dan tangan
posterior saat melewati perineum.
Tangan bawah (posterior) menopang
samping lateral tubuh bayi saat lahir
.
Secara simultan, tangan atas
(anterior) untuk menelusuri dan
memegang bahu, siku dan lengan bagian
anterior.
Lanjutkan penelusuran dan memegang
tubuh bayi ke bagian punggung, bokong
19. 5. Memotong Tali Pusat
a. Dengan menggunakan klem DTT,
lakukan penjepitan tali pusat dengan
klem pada sekitar 3 cm dari dinding
perut (pangkal pusat) bayi.
b. Dari titik jepitan, tekan tali pusat
dengan dua jari kemudian dorong isi tali
pusat ke arah ibu (agar darah tidak
terpancar pada saat dilakukan
pemotongan tali pusat).
c. Lakukan penjepitan kedua dengan
jarak 2 cm dari tempat jepitan pertama
pada sisi atau mengarah ke ibu.
d. Pegang tali pusat di antara kedua
klem tersebut, satu tangan menjadi
landasan tali pusat sambil melindungi
20. Macam- Macam Posisi Meneran
•Posisi Miring (Lateral) Dapat mengurangi
penekanan pada vena cava
inferior >> mengurangi
hipoksia, memberi suasana
rileks bagi ibu, mencegah
terjadinya laserasi/ robekan
jalan lahir
Ibu berbaring miring ke kiri atau ke kanan dengan salah
satu kaki diangkat, sedangkan kaki lainnya dalam keadaan
lurus posisi ini umumnya dilakukan bila posisi kepala
bayi belum tepat. Dikatakan tidak normal jika posisi
ubun ubun berada di belakang atau disamping .
21. Keuntungan
• Peredaran darah balik ibu bisa berjalan
dengan lancar
• Pengiriman O2 dalam darah ibu ke janin
melalui plasenta juga tidak akan
terganggu sehingga pada proses pembukaan
akan berlangsung secara perlahan-lahan
• Dapat menjaga denyut jantung janin
stabil selama kontraksi
• Menghemat energi dan baik untuk ibu
yang mempunyai tekanan drah rendah
Kerugian
• Bisa saja menyulitkan untuk
membantu proses persalinan
dikarenakan letak kepala bayi
susah untuk dimonitor dan
diarahkan
• Memperlambat persalinan jika
22. Posisi Duduk Atau Setengah Duduk
Dengan posisi ini penolong
persalinan lebih leluasa dalam
membantu kelahiran kepala
janin serta lebih leluasa untuk
memperhatikan perineum
Ibu duduk dengan punggung
bersandar bantal, kaki di tekuk
dan paha dibuka ke arah smping,
23. Kelebihan
• Sumbu jalan lahir yang
ditempuh janin untuk bisa
keluar jadi lebih pendek
• Supali oksigen dari ibu ke
janin juga dapat berlangsung
maksimal
Kekurangan
Menimbulkan rasa
lelah dan keluhan
punggung pegal
24. Persalinan merangkak sangat cocokuntuk
persalinan dengan rasasakitpada punggung,
mempermudah janindalam melakukan rotasi
sertaperegangan perineum berkurang
Merangkak
26. bayi ruang untuk
berputar sewaktu
bergerak melalui
lorong rahim
c. Membuat ibu
mendorong lebih
efektif sewaktu
melahirkan
Kekurangan
a. Membuat cedera
kepala bayi
b. Menyulitkan
pemantauan
perkembangan
pembukaan dan
tindakan tindakan
persalinaan lainnya
, semisal episiotomi
Jongkok
Merupakan posisi melahirkan
yang alami karena
memanfaatkan gaya gravitasi
bumi, sehingga ibu tidak
usah terlalu kuat mengejan
27. Hindari Posisi
Terlentang
1.Hipotensi dapat
beresiko terjadinya
syok dan berkurangnya
suplay oksigen dapat
menyebabkan hipoksia
pada janin
2.Rasa nyeri berlebih
3.Kemajuan persalinan
bertambah lama
4.Ibu mengalami gangguan
untuk bernapas
5.BAK terganggu
6.Mobilisasi kurang
bebas