Persalinan Kala 2
Kala II merupakan fase dari dilatasi serviks lengkap 10 cm hingga bayi lahir. Pada kala ini pasien dapat mulai mengejan sesuai instruksi penolong persalinan, yaitu mengejan bersamaan dengan kontraksi uterus. Proses fase ini normalnya berlangsung maksimal 2 jam pada primipara, dan maksimal 1 jam pada multipara.
Pada lama persalinan kala II pada primigravida memiliki rata-rata waktu 21 menit (0,35 jam), sedangkan pada multigravida memiliki rata-rata waktu 11 menit (0,18 jam).
2. PERUBAHAN FISIOLOGIS KALA II
TD menigkat 15-25 mmHg selama kontraksi kala II
Peningkatan metabolisme (adanya peningkatan otot
rangka karena meneran)
Nadi meningkat
Suhu meningkat 0,5-1 C
Pernafsan
Penurunan mortalitas lambung (mual, muntah)
2
3. TANDA GEJALA KALA II
Ibu merasakan ingin mengejan bersamaan terjadinya kontraksi;
Ibu merasakan peningkatan tekanan pada rectum atau
vaginanya
Perineum terlihat menonjol
Vagina dan sfingter ani terlihat membuka
Peningkatan pengeluaran lendir darah
3
DORAN-TEKNUS-PERJOL-VULKA
4. ASUHAN KALA II
Sebaiknya dibiarkan spontan tanpa struktur, lakukan sesuai dengan
instink ibu
Sebaiknya tidak ada pembatasan waktu bila kesejahteraan ibu dan janin
baik
Rutin Valsava atau meneran dengan cara menahan napas dapat
membahayakan ibu dan janin
Ibu seharusnya didukung dan dianjurkan untuk meneran spontan
kadang sering diikuti dengan suara
Pendekatan fleksibel terhadap keinginan meneran lebih awal, tergantung
pada pembukaan serviks dan tanda lain
4
5. 5
Anjurkan ibu didampingi keluarga
Anjurkan keluarga terlibat dalam asuhan
Penolong memberikan dukungan dan semangat
Tentramkan hati ibu
Bantu ibu untuk memilih posisi
Anjurkan ibu untuk minum
Berikan rasa aman
dll
6. Pada Persalinan Kala II
Posisi Ibu dapat Berdiri, Jongkok, Duduk, Dalam Air, Supine – Lateral,
sesuai kenyamanan
Ibu meneran sesuai dengan keinginannya
Bidan mendampingi ibu selama proses kelahiran dan menolong kelahiran
bayi
6
8. ▫ Suatu keadaan dimana setelah kepala
dilahirkan, bahu anterior tidak dapat
lewat di bawah simfisis pubis.
▫ Diagnosis
1. Kesulitan melahirkan wajah dan dagu
2. Kepala bayi tetap melekat erat di vulva atau
bahkan tertarik kembali (turtle sign)
3. Kegagalan paksi luar kepala bayi
4. Kegagalan turunnya bahu
Distosia Bahu
TANDA BAHAYA KALA II
9. ▫ Kesulitan dalam jalannya persalinan.
▫ Inersia uteri (His yang sifatnya lebih lemah, lebih singkat, dan
lebih jarang dibandingkan dengan his yang normal)
▫ Tetania uteri (His yang terlampau kuat dan terlalu sering
sehingga tidak ada relaksasi rahim)
▫ Aksi Uterus Inkoordinasi (Incoordinate Uterine Action) = Sifat
his yang berubah-ubah, tidak ada koordinasi dan sinkronasi
antar kontraksi dan bagian-bagiannya
Distosia Karena His
10. ▫ Primi > 2 jam
▫ Multi >1 jam
▫ Penyebab : panggul sempit, bayi besar
Kala II Memanjang
11. DETEKSI DINI PENYULIT KALA II
1. LETAK SUNGSANG
Keadaan dmn janin terletak memanjang dgn kepala di fundus uteri &
bokong dibag.bawah kavum uteri.
▫ Presentasi bokong sempurna (Complete) 2 kaki fleksi pd panggul &
lutut
▫ Presentasi bokong murni (Frank breech) 2 kaki fleksi pd panggul &
ekstensi pd lutut
▫ Presentasi bokong kaki (Incomplete breech) sebuah kaki ekstensi pd
panggul & lutut.
11
13. 2. LETAK LINTANG
▫ Suatu keadaan dmn janin
melintang di dlm uterus dgn
kepala pd sisi yg 1, sedangkan
bokong berada pd sisi yg lain.
▫ Keadaan sumbu panjang janin
tegak lurus thd sumbu panjang
ibu.
14. 3. GEMELLI
▫ Satu kehamilan dg dua
janin atau lebih.
▫ Jenis kehamilan ganda :
a. Kehamilan ganda monozigotik (1
ovum yg dibuahi & membelah scr
dini hingga membentuk 2 embrio
yg sama)
b. Kehamilan ganda dizigotik (
2/lebih ovum yg telah dibuahi)
15.
16. 4. Presentasi Oksiput Posterior Persisten (OPP)
▫ Malposisi karena kegagalan kepala melakukan fleksi shg
sinsiput menjadi bagian terpenting.
▫ Oksiput disakrum ibu, muka menghadap simfisis pubis.
17. 5. Presentasi Puncak Kepala
▫ Presentasi sisiput, shga UUB
bagian terendah
▫ Kepala bayi defleksi
▫ Mekanisme persalinan hampir
sama dg OPP
18. 6. Presentasi Muka
▫ Kepala mengalami hiperfleksi
shg oksiput bersentuhan dg
punggu bayi & mentum sbg
denominator.
19. 7. Presentasi Dahi
▫ Presentasi kepala dg
defleksi yg sedang
sehingga dahi mnjadi
bagian terendah.
▫ Bag.kepala janin yg berada
di antara tonjolan orbita dg
UUB tampak di PAP.
20. AMNIOTOMI
Pemecahan selaput ketuban jika ketuban belum
pecah dan pembukaan sudah lengkap.
Lakukan evaluasi cairan amnion
20
21. ANASTESI DAN EPISIOTOMI
Mengiris atau menggunting perineum menurut arah irisan.
Dilakukan jika ada indikasi (gawat janin, penyulit persalinan, perineum
kaku)
Medialis : dibuat digaris tengah
Mediolateralis : dari garis tengah kesamping menuju anus
Lateralis : 1-2 cm di atas komisura posterior kesamping
Sekunder : epis dilakukan ketika ada ruptur perineum/epis medialis yg
melebar
21
22.
23. O EPISIOTOMI MEDIALIS
1. Mudah dijahit
2. Anatomis maupun fungsionil dpt sembuh dg baik
3. Tidak terlalu nyeri pada saat nifas
4. Dapat menyebabkan ruptur perineum totalis
O EPISIOTOMI MEDIO LATERALIS
1. Luka lebih sulit dijahit
2. Penyembuhan anatomis maupn fungsionil kurang sempurna
3. Nyeri pd hari-hari pertama nifas
4. Jarang menjadi ruptur perineum totalis
24. O Tujuan Episiotomi :
Epis membuat luka lurus dg pinggir yg tajam,
sedangkan ruptur yg spontan bersifat luka koyak
dg dinding luka bergerigi.
Mengurangi tekanan pada kepala anak
Mempersingkat kala II
Epis lateralis dan medioteralis mengurangi
kemungkinan ruptur perineum totalis.
25. ASUHAN PERSALINAN NORMAL
Definisi : asuhan kebidanan pada persalinan normal yang mengacu
kepada asuhan yang bersih dan aman selama persalinan dan setelah bayi
lahir serta upaya pencegahan komplikasi
Tujuan : menjaga kelangsungan hidup dan memberikan derajat
kesehatan yang tinggi bagi ibu dan bayinya, melalui berbagai upaya
terintegrasi dan lengkap tetapi dengan intervensi yang seminimal
mungkin agar prinsip keamanan dan kualitas pelayanan dapat terjaga
pada tingkat yang diinginkan (optimal).
25
26. LANGKA-LANGKAH APN (60 LANGKAH)
1. Mendengar dan meliat adanya tanda persalinan kala II
2. Pastikan kelengkapan peralatan, bahan dan obat esensial untuk menolong
persalinan dan menatalaksanaan komplikasi segera pada ibu dan BBL
3. Pakai celemek plastik/baham yg tidak tembus
4. Melepaskan dan menyimpan semua perhiasan yg dipakai, cuci tangan, lalu
keringkan dg handuk
5. Memakai sarung tangan DTT sebelah kanan untuk periksa dalam
6. Memasukkan oksitosis ke dalam tabung suntik (pastikan tdk
terkontaminasi)
7. Membersikan vulva dan perineum, menyeka dg hati-hati dari depan
kebelakang
26
27. Lanjutan…
8. Melakukan periksa dalam untuk memastikan pembukaan sdh lengkap
9. Dekontaminasi sarung tangan
10.Periksa DJJ
11. Beritahu ibu bahwa pembukaan sudah lengkap dan keadaan janin baik,
bantu ibu menemukan posisi yg nyaman
12. Minta keluarga membantu menyiapkan posisi meneran jika ada rasa
ingin meneran
13. Laksanakan bimbingan meneran pd saat ibu merasa inginmeneran
14. Anjurkan ibu untuk berjalan, berjongkok atau mengambil posisi
nyaman
15. Letakan handuk bersih di perut bawah ibu (untuk mengeringkan bayi)
27
28. Lanjutan…
16. Letakkan kain bersih 1/3 bagian sebagai alas bokong ibu
17. Bukaa tutup partus set dan periksa kembali kelengkapan peralatan dan
bahan
18. Pakai sarung tangan DTT/steril pd kedua tangan
19. Setelah tampak kepala bayi diameter 5-6 cm membuka vulva maka
lindungi perineum dg satu tangan yg dilapisi dg kain bersih dan kering.
Tangan yg lain (kanan) menahan kepala untuk mempertahankan posisi
defleksi dan membantu lairnya kepala. Anjuran ibu meneran secara
eektif dan dangkal
20.Periksa kemunginan adanya lilitan tali pusat
21. Setelah kepala lahir, tunggu putaran paksi luar
28
29. Lanjutan…
22.Pegang kepala bayi secara biparietal. Anjurkan ibu meneran. Gerakkan
kepala ke arah bawah untuk melahirkan bahu atas, gerakan ke atas
untuk melahirkan bahu bawah
23.Setelah kedua bahu lahir, satu tangan meyangga kepala dan bahu
belakang, tangan lain menyusuri lengan dan siku atas
24.Setelah tubuh bayi lahir, penelusuran tangan atas berlanjut ke
punggung, bokong, tungkai dan kaki. Pegang kedua mata kaki
25.Melakukan penilaian (selintas) : apaka bayi cukup bulan dan menangis
26.Keringan tubuh bayi
27.Periksa kembali uterus memastikan janin ke dua
28.Beritahu ibu bahwa akan disuntik oksitosin
29
30. Lanjutan…
29.Suntikan oksi 1/3 paha luar
30.Setelah 2 menit sejak bayi lahir, jepit tapi pusat d klem 2-3 cm dari
pusat bayi dan klem lagi 2 cm klem dari pertama
31. Potong dan ikat tali pusat
32.Letakkan bayi tengkurap di dada ibu secara skin to skin (IMD)
33.Pindahkan klem pada tali pusat hingga berjarak 5-10 cm dari vulva
34.Tangan kiri di atas perut ibu, diatas simfisis, tangan kanan melakukan
peregangan tali pusat
35.Saat uterus berkontraksi, tegangkan tali pusat kearah bawah (tangan
lain melakukan dorso kranial). Jika tidak lepas, berhenti 30-40 detik,
kemudian ulangi kembali.
30
31. Lanjutan…
36.Bila ada penekanan bagian bawah dinding depan uterus kearah dorsal,
lanjutkan dorongan ke arah kranial hingga plasenta dpt dilahirkan
37.Saat plasenta mucul di introitus vagina, lahirkan plasenta dg kedua tangan.
Pegang & putar hingga selaput ketuban terpilin, letakkan plasenta pada
wadah (jika ada yg robek, laukan eksplorasi sisa selaput ketuban)
38.Setela plasenta lair, massase uterus telapak tangan di fundus dengan
gerakan melingkar hingga uterus berkontraksi
39.Ealuasi kemungkinan perdarahan & laserasi pd vagina & perineum.
40.Periksa kedua sisi plasenta (harus lengkap) masukan ke dalam tempat
khusus
41. Pastikan uterus berkontraksi dg baik & tdk terjadi perdarahan
31
32. Lanjutan…
42.Pastikan kandung kemih kosong, jika penuh lakukan katerisasi
43.Celupkan tangan yg masi pakai sarung tangan ke dalam klorin, bersihkan
noda dara, cairan tubuh & bilas dg DTT tanpa melepas hhandscoon
44.Ajarkan ibu/keluarga cara melakukan masase uterus dan menilai kontraksi
45.Memeriksa nadi ibu dan pastikan keaddaan umum ibu
46.Evaluasi dan estimasi jumla kehilangan darahh
47.Pantau keaaan bayi & pastikan bayi bernafas dg baik (40-60x/mnt)
48.Bersihkan ibu dari paparan darah & cairan tubuh dg DTT-air klorin-air DTT.
Ganti pakaian ibu
49.Pastikan ibu merrasa nyaman, bantu ibu memberikan ASI, anjurkan klg
memberikan makan minum yg diinginkan
32
33. Lanjutan…
50.Tempatkan semua alat dalam larutan klorin (10 mnt). Cuci dan bilas
51. Buang bahan yg terkontaminasi ke tempat sampah
52.Dekontaminasi tempat bersalin dg klorin
53.Celupkan tangan yg masih menggunakan handscoon dlm larutan klorin,
lepaskan secara terbalik, rendam 10 menit
54.Cuci tangan dg sabun
55.Pakai handscoon untuk memberikan vit.K (1 mg) IM di paha kiri dan salep
mata profilaksis 1 jam pertama kelahiran
56.Lakukan pemeriksaan fisik bayi lanjutan (nafas, suhu)
57.Setelah 1 jam, berikan HB di paha kanan
58.Lepaskan sarung tangan terbalik, rendam 10 menit
59.Cuci tangan
60.Lengkapi partograf 33
34. PERTOLONGAN PERSALINAN PADA
MASA COVID
Untuk mengurangi transmisi udara, dapat menggunakan deliery
camber untuk pelayanan persalinan peraginam
Melakukan tindakan di ruang operasi dengan tekanan negatif bila
ada, atau melakukan modifikasi aliran udara
Memeliki ketersediaan APD sesuai standar bagi tenaga kesehatan
pemberi pelayanan maternal dan neonatal
34