Makalah ini membahas perkembangan profesi bimbingan dan konseling di Indonesia, terutama di konteks pendidikan formal. Profesi ini berusaha meningkatkan profesionalitasnya melalui kegiatan ilmiah seperti penelitian, seminar, lokakarya. Upaya ini bertujuan mewujudkan bimbingan dan konseling sebagai profesi yang mandiri di masa depan.
MODUL AJAR PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 4 KURIKULUM MERDEKA.pdf
Juniar adriani
1. RESENSI ARTIKEL JURNAL
“Makalah ini disusun guna memenuhi tugas Metodologi Penelitian”
Dosen Pengampu : Nurul Faqih Isro’I,M.Pd
Disusun Oleh :
Juniar Adriani (1815035)
FAKULTAS TARBIYAH
JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING PENDIDIKAN ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SYEIKH ABDURRAHMAN
SIDDIK
BANGKA BELITUNG
2019
2. Resensi Artikel Jurnal
Judul : “Bimbingan dan Konseling dalam Konteks Pendidikan Formal
Suatu Kajian Akademik”
Penulis : Hartono (Staf Pengajar Prodi BK FKIP Universitas Adi Buana
Surabaya)
Keywords : Konteks Pendidikan Formal
Sinopsis : Profesi bimbingan dan konseling di sekolah adalah suatu pelayanan
bimbingan dan konseling yang diberikan oleh guru pembimbing (konselor sekolah)
yang memiliki keahlian dalam bidang bimbingan dan konseling kepada peserta
didik sebagai konseli. Upaya untuk menjadikan bimbingan dan konseling menjadi
sebuah profesi, mulai dilakukan sejak didirikannya IPBI (Ikatan Petugas Bimbingan
Indonesia) di kota malang, 17 Desember 1975 dalam Konvensi Nasional Bimbingan
dan Konseling yang pertama. Lalu pada 15-17 Maret 2001 di Bandarlampung, nama
IPBI berubah menjadi ABKIN (Asosiasi Bimbingan dan Konseling Indonesia) dalam
kongres IX dan Konvensi Nasional XII IPBI. Sebagai profesi, unjuk kerja bimbingan
dan konseling setidaknya memenuhi empat unsur, yaitu teori pokok, praktik baku
yang tervalidasi, otonomi profesi, dan organisasi profesi yang kredibel.
Untuk meng-upgrade unjuk kerja profesi bimbingan dan konseling khususnya
di setting persekolahan, perlu dilakukan pengembangan profesionalitas dengan
mengikuti kegiatan profesi yang bersifat ilmiah di antaranya: penelitian, seminar,
lokakarya, workshop, pelatihan, diskusi panel, dan kegiatan sejenis yang berskala
lokal, nasional, regional, maupun internasional.
Hal tersebut tentunya merupakan faktor pendukung yang menentukan masa
depan profesi bimbingan dan konseling. Karena profesi ini sangat membutuhkan
3. bantuan berupa pendidikan (upaya-upaya peningkatan profesionalitas) yang layak,
agar kelak mampu menjadi profesi mandiri.Oleh karena itu, para guru pembimbing
(konselor sekolah) bersama-sama dalam organisasi profesi (ABKIN) dan organisasi
fungsional (MGBK) melakukan upaya-upaya khusus dalam meningkatkan
profesionalitas secara continue untuk mewujudkan bimbingan dan konseling sebagai
profesi masa depan yang mandiri.
Keunggulan : Dengan terciptanya pemantapan profesionalitas diatas yang dilakukan
secara berkesinambungan, kemungkinan besar untuk masa depan bimbingan dan
konseling yang mandiri akan dapat ditempuh dengan waktu yang realatif cepat.
Kelemahan : masih ada kata-kata yang asing (belum dapat dipahami oleh kalangan
mahasiswa pada umumnya), masih ada kekeliruan dalam pengetikan pula, disini kata
yang belum saya pahami yaitu “pengejawantahan”. Namun kata itu saya akui sudah
banyak mahasiswa yang mengetahui arti dari kata tersebut, khususnya mahasiswa
tingkat dua atau tiga.
Secara keseluruhan, konten dari jurnal ini dapat dikatakan mendasar dalam
artian mampu dipahami oleh mahasiswa S1 bimbingan dan konseling khususnya yang
baru memasuki tingkat satu.Berbeda dengan sumber bacaan lainnya yang cenderung
memiliki tingkat bahasa dan penafsiran yang belum diketahui sepenuhnya oleh
mahasiswa tingkat satu. Terdapat kelebihan dan kekurang dari jurnal ini, akan tetapi
jurnal ini sangat cocok untuk bahan pembahasan mendasar yang diberikan kepada
mahasiswa tingkat satu.
Kelebihan : Kelebihan dari jurnal yang diangkat ini dari sudut pandang mahasiswa
cukup mudah untuk dipahami karena bahasa yang tidak terlalu rumit, bahasan yang
mendasar serta tidak jauh dari apa yang diutarakan dalam abstrak, dan juga
4. penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar yang memudahkan pembaca
dalam memahami jurnal tersebut. Dalam jurnal ini dijelaskan secara mendasar
bagaimana perkembangan profesi bimbingan dan konseling di tanah air khususnya
dalam konteks persekolahan yang menjadi gagasan utama pembahasan reviu
jurnal.Tidak hanya itu, dijelaskan pula kondisi subyektif pendidikan formal yang
didukung oleh beberapa sumber, lalu dijelaskan pula bimbingan konseling sebagai
profesi dan berbagai upaya-upaya konselor untuk meningkatkan profesionalitas
sebagai seorang konselor yang utuh, memberikan makna bahwa profesi bimbingan
dan konseling adalah profesi yang mandiri.
Saran : sangat perlu adanya kontribusi dari seluruh pihak yang memiliki tanggung
jawab dalam pengembangan pendidikan.Tidak hanya sekedar berkontribusi dalam
tersurat saja, namun perlu adanya tindak nyata untuk menyelesaikan berbagai
permasalahan yang terjadi di dalam profesi bimbingan dan konseling ini perihal isu-
isu yang terkait dengan bimbingan dan konseling itu sendiri.