Proses pemetaan partisipatif melibatkan seluruh masyarakat dalam menentukan tema, tujuan, dan proses pemetaan wilayah mereka untuk kepentingan pengambilan keputusan. Tahapannya meliputi pengumpulan data primer dan sekunder, pembuatan sketsa, fokus group diskusi, pengolahan data menjadi peta dasar dan peta tematik, serta tindak lanjut dengan digitalisasi dan sosialisasi peta.
2. Gambaran umum
Pemetaan Partisipatif adalah pemetaan yang dilakukan oleh
kelompok masyarakat mengenai tempat/wilayah tinggal mereka
Karaktersitik pemetaan partisipatif meliputi :
1. Melibatkan seluruh warga masyarakat
2. Tema, tujuan dan proses pelaksanaan pemetaan ditentukan oleh
masyarakat
3. Peta yang dihasilkan bertujuan untuk kepentingan masyarakat
4. Sebagian besar informasi di peta berasal dari pengetahuan lokal
5. Masyarakat menentukan penggunaan peta yang dihasilkan
3. Tujuan
Utama
Pemanfaatan teknologi SIG
(Sisitem Informasi Geografis)/GIS
(Geographic Information System)
komunitas untuk peningkatan
partisipasi masyarakat dalam
proses perencanaan pengambilan
keputusan penambahan data bagi
pengguna
5. PENGUMPULAN DATA
Data Primer
Wawancara warga ke arah mana
menyelamatkan diri ketika ada bencana (Jenis
bencana sesuai dengan Kajian Risiko Bencana).
Data Sekunder
1. Data kebencanaan dan monografi hasil
pembaharuan profil desa dan analisa kajian
risiko bencana.
2. Data citra penginderaan jauh dari penyedia
citra penginderaan jauh secara online seperti
Google Earth Pro, bing map. Dll
6. 1. Observasi lapangan (Fasilitator, FPRB dan Tim Relawan)
menentukan lokasi yang benar-benar dikenali warga
dan batas-batas wilayah RT, dengan perlatan standard
navigasi darat (Peta, Kompas, GPS dll) atau aplikasi
berbasis android (Avenza Map, UTM Geo Map, GPS Field
Area Measure)
2. Hasil observasi dijadikan SKETSA dan dibagikan ke
setiap RT, Pelaku usaha swasta sebagai bahan kajian
sektoral sesuai domisili wilayahnya untuk dipelajari
PENGOLAHAN DATA
7. PETA SKETSA
Gambaran bebas (denah) suatu
kawasan yang tidak memerlukan
pengukuran di lapangan, dan
hanya didasari pada perspektif
sudut padang ”Jika dilihat dari
atas”
peta sementara yang biasanya
berisi tentang tanda-tanda alam
dan titik kenal lainnya, berupa
bukit, jalan, jurang, sungai, tugu,
bangunan yang dikenal warga dll
9. SKETSA – PETA DASAR – PETA TEMATIK
• Tim Perumus, mengumpulkan semua data hasil FGD untuk dikaji dan diolah
menjadi satu rumusan awal penetapan Jalur Evakuasi, TES dan TEA
• Peta Sketsa menjadi input untuk PETA DASAR (Peta Topografi)
• PETA DASAR diolah secara digital (aplikasi berbasis GIS). Apabila belum/tidak
memiliki kapasitas dalam pengolahan peta digital, maka fasilitator mengupayakan
bantuan dari komunitas/organisasi lain dari luar wilayah
• Hasil akhir olahan akan menjadi PETA TEMATIK Jalur Evakuasi, TES dan TEA
Desa/Kelurahan
10. PETA DASAR
• Memperlihatkan pentunjuk atau ciri-ciri yang bisa dijadikan acuan, (sungai,
jalan, bukit) sebagai kerangka pembuatan peta tematik.
• Peta dasar yang paling umum dan paling berguna adalah peta topografi
dimana pada peta topografi akan dengan jelas digambarkan bentuk lahan,
lembah, gunung, punggung bukit, kemiringan, dll
• Pembuatan peta dasar memerlukan pengukuran di lapangan dengan
menggunakan peralatan yang bisa mengukur arah, dan jarak.
15. TINDAK LANJUT
• Peta Tematik Jalur Evakuasi, TES dan TEA hasil musyarah FPRB, diolah
kembali dengan proses digital (aplikasi dan sofware berbasis GIS) untuk
penyesuaian akurasi posisi
• Hasil proses digitalisasi akan menjadi input data dalam penyusunan
rencana evakuasi dan dilegalisasi dengan dikeluarkannya surat
keputusan dari pemerintah desa/kelurahan
• Peta Evakuasi, TES, TEA dipasang paling tidak di setiap pos kamling,
dan di tempat-tempat keramaian
• informasi utama yang harus jelas terlihat adalah “Titik yang
menunjukkan Posisi Pembaca Peta berada”