Sejarah Kebudayaan Islam membahas tiga periode peradaban Islam yaitu klasik, pertengahan, dan modern. Periode klasik meliputi masa Khulafaur Rasyidin, Bani Umayyah, dan Bani Abbasiyah yang mengalami kemajuan besar dalam ilmu pengetahuan. Periode pertengahan dan modern meliputi masa Turki Usmani dan masa kontemporer.
2. PENGERTIAN SEJARAH
Pengertian “sejarah” secara etimologi dapat ditelusuri dari asal
kata sejarah yang sering dikatakan berasal dari Arab syajarah,
artinya ”pohon”. Dalam bahasa asing lainnya, peristilahan sejarah
disebut histore (Perancis), Geschite (German), histoire atau
geschiedenis (Belanda), dan history (Inggris). Kata history sendiri
yang lebih populer untuk menyebut sejarah dalam ilmu
pengetahuan sebetulnya berasal dari bahasa Yunani (istoria) yang
berarti pengetahuan tentang gejalan-gejalan alam, khususnya
manusia yang bersifat kronologis. Sementara itu pengetahuan
serupa tidak kronologis diistilahkan dengan scientia atau science.
Berdasarkan pengertian ini dapat dikemukakan di sini bahwa
secara terbatas bahwa sejarah hanya berkaitan dengan aktivitas
manusia yang berhubungan dengan kejadian-kejadian tertentu
(unik) yang tersusun secara kronologis.
3. Keseluruhan pengalaman manusia; dan sejarah sebagai
suatu cara dengannya fakta-fakta diseleksi, diubah,
dijabarkan dan dianalisis. Konsep sejarah dengan
pengertiannya yang pertama memberikan pemahaman
akan arti obyektif tentang masa lampau, dan hendaknya
dipahami sebagai suatu aktualitas atau sebagai peristiwa
itu sendiri. Adapun pemahaman atas konsep kedua,
bahwa sejarah menunjukkan maknanya yang subyektif,
sebab masa lampau itu telah menjadi sebuath kisah atau
cerita, hal mana di dalam proses pengkisahan itu
terdapat kesan yang dirasakan oleh sejarawan kemudian
diseleksi dan dianalisis.
4. ISLAM PADA MASA KHULAFAURRASIDIN
Khulafaurasisin adalah pemimpin pengganti Nabu Muhammad SAW
setelah wafat, khalifah yang pertama adalah Abu bakar As-sidiq
berkuasa dari 11-13H/624 M dan ketika itu Abu bakar mampu
memerangi orang yang murtad, nabi-nabi palsu, mengumpulkan dan
juga penulisan Alqur’an, dan yang paling penting adalah memperluas
wilayah dakwah islam. Khalifah yang kedua adalah umar bin khatab (
13-23H/623-644M ) tida menunjuk kepada keluarga dalam memilih
pemimpin. Khalifah yang ketiga adalah Ustman bin affan ( 23-
35H/644-655M ) beliau mampu mencetak Al-qur’an sebanyak 7 eksplar
dan masih terkenal sampai sekarang atau sering disebut dengan mushaf
usmani. Khalifah yanf terakhir adalah ali bin ab thalib ( 35-41H/655-
666M ) beliau melanjutkan kemajuan-kemajuan yang terjadi pada
khalifah-khalifah sebelumnya. Awal munculnya dinasti Umayyah
karena berhentinya pemerintahan bani umayyah bermula didirikan oleh
khalifah Ma’ awiyaah bin abu sufyan di kota damaskus. Berikut ini
adalah silsilah pada masa dinasti umayyah:
5. ISLAM PADA MASA BANI ABBASIYAH
Pada masa dinasti Abbasiyah yang paling terkenal atau yang
paling jaya kemajuannya adalah pada masa Harun Ar-rasyid
beliau adalah sosok yang sangat taat beragama,suka
bercengkerama, cendekiwan yang berwawasan luas, menggemari
tokoh-tokoh sastra dan beliau sangat mengedepankan akal dari
pada emosi. Kemajuan-kemajuan yang dicapai oleh Harun Ar-
rasyid adalah: filsafat, astronomi, sains, kimia dan fisika,sastra
dan music, arsitektur, dan seni rupa, matematika, tafsir, hadis,
tasawuf dan hokum islam.
6. ISLAM PADA MASA TURKI USAMANI
Munculnya istilah kerajaan ustmaniyyah adalah diambil dari pendirinya yang
kedua yaitu utsman. Dinasti ini eksis selama 642 tahun ( 680-1342/ 1282-
1924M ). Kemunduran kerajaan ini disebabkan oleh 2 faktor yaitu yang
pertama faktor internal karena adanya kecakapan serta moralitas para
pemimpinnya dan yang kedua adalah faktor eksternal adanya kotak fisik
dengan kekuatan-kekuatan besar lainya dalam rangka ekspansi daerah, dalam
bidang agama dan kebudayaan kerajaan ustmaniyah banyaknya kemunculan
aliran tarekat seperti bektasyi dan maulawi dan juga membangun madrasah ,
rumah sakit, masjid, serta bangunan megah lainnya dengan asrsitektur
kenamaan yaitu sinan dari anatolia.
7. KESIMPULAN
Sejarah terdiri dari bahasa Arab yaitu, tarikh atau history (Inggris),
adalah cabang ilmu pengetahuan yang berkenaan dengan kronologi
berbagai peristiwa. Dengan adanya Sejarah Kebudayaan Islam kita bisa
mengetahui sejarah-sejarah terdahulu yang mana sejarah menyangkup
unsure penting yaitu adanya peristiwa, adanya batas waktu, yaitu
masa lampau, adanya pelaku, yaitu manusia, dan daya kritis dari
peneliti sejarah.
Sejarawan Indonesia, Sartono Kartodirjo dalam bukunya Pendekatan
Ilmu Sosial dalam Metode Sejarah, membagi pengertian sejarah pada
pengertian subjek dan objektif. Sejarah dalam arti subjektif adalah
suatu konstruk, yakni bangunan yang disusun penulis sebagai uraian
dan cerita dan mencakup fakta-fakta terangkaian untuk
menggambarkan suatu gejala sejarah. Sejarah Objektif menunjukan
peristiwa atau kejadian itu sendiri.
8. Menurut Harun Nasution, sejarah Peradaban Islam
terbagi atas tiga periode, yakni; Periode klasik (650 –
1250 M), Periode Pertengahan (1250 – 1800 M) dan
Periode Modern (1800 – sampai sekarang).
Dilihat dari karakteristiknya sebagai pengetahuan
tentang masyarakat manusia, dengan demikian pada
dasarnya sejarah sejajar dengan ilmu pengetahuan sosial
lainnya, seperti: sosiologi, politik, antropologi dan
psikologi. Kekhususan sejarah dibanding dengan ilmu-
ilmu tersebut, ialah sejarah membicarakan masyarakat
itu dengan senantiasa memperhatikan dimensi waktu.