Bab 1 Pendahuluan Tentang Agama, Falsafah Hidup, Tradisi, Budaya, dan Ilmu Pengetahuan
1. BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Agama berdasarkan asal katanya, dari bahasa sansekerta, a berarti tidak dan gam
berarti kacau jadi agama berarti tidak kacau. Berdasarkan pengertian dari akar kata,
maka intinya adalah ikatan yang berasal dari sesuatu kekuatan yang lebih tinggi dari
manusia sebagai kekuatan gaib yang tidak dapat ditangkap oleh panca indera,
namun mempunyai pengaruh yang sangat besar terhadap kehidupan manusia.
Dalam praktek hidup sehari-hari, motivasi yang terpenting dan terkuat bagi manusia
terutama bagi para pelaku moral adalah agama. Setiap agama mengandung ajaran
moral yang menjadi pegangan bagi perilaku para penganutnya. Secara struktural
fungsional agama melayani kebutuhan-kebutuhan manusia untuk mencari
kebenaran dan mengatasi serta menetralkan berbagai hal buruk dalam kehidupan.
Semua agama menyajikan formula-formula tersebut yang pada hakikatnya bersifat
mendasar dan umum, berkenaan dengan eksistensi dan perjalanan hidup manusia,
yang masuk akal dan rasional sesuai dengan keyakinan keagamaannya, mendalam
serta penuh dengan muatan-muatan emosi dan perasaan yang manusiawi. Agama
tidak mengalami perubahan, tetapi yang berubah adalah tradisi keagamaan atau
sistem-sistem keyakinan keagamaan, sedangkan teks suci atau doktrin agama itu
sendiri, sebagaimana tertuang dalam kitab suci, tetap tidak berubah. Kehidupan
dalam kelompok terkecil maupun kelompok luas masyarakat dan lingkungan,
didasarkan oleh keyakinan agama yang kemudian membudaya dalam diri dan lahir
menjadi tradisi.
Falsafah hidup merupakan kristalisasi dari nilai-nilai yang diyakini kebenarannya,
ketepatan dan manfaatnya yang kemudian menimbulkan tekad untuk
mewujudkannya dalam bentuk sikap, tingkah laku, dan perbuatan. Dalam kehidupan
masyarakat terdapat banyak nilai yang diyakini kebenarannya, kemudian dijadikan
falsafah hidup dipakai sebagai sumber dalam berperilaku. Oleh karena itu, falsafah
hidup yang berlaku di setiap kelompok masyarakat berbeda-beda. Falsafah hidup
bukan timbul seketika atau dalam waktu yang singkat saja, melainkan melalui proses
waktu yang lama dan terus-menerus sehingga hasil pemikiran itu dapat teruji
kebenarannya. Dalam proses pembentukan falsafah hidup, dapat terjadi perubahan-
perubahan dasar falsafah hidup itu.
Tradisi sama dengan adat kebiasaan yang dimunculkan oleh kehendak atau
perbuatan sadar yang telah menjadi kebiasaan sekelompok orang. Ada 2 faktor
penting yang melahirkan adat kebiasaan, yang pertama adanya kecenderungan hati
kepada perbuatan itu. Yang kedua, adalah adanya praktek yang diulang-ulang
sehingga seseorang menjadi terbiasa melakukan perbuatan tersebut. Diantara kedua
faktor tersebut, faktor yang kedualah yang sangat menentukan sebab walaupun ada
2. kecenderungan hati tetapi apabila tidak ada kesempatan untuk memunculkan
perbuatan, maka kecenderungan hati itu tidak akan terealisasi.
Budaya dapat didefinisikan secara sempit dan luas. Secara sempit budaya mencakup
kesenian dengan semua cabang-cabangya, sedangkan secara luas, budaya mencakup
semua aspek kehidupan manusia. Secara formal, budaya didefinisikan sebagai
tatanan pengetahuan, pengalaman, kepercayaan, nilai sikap, makna, hierarki agama,
waktu, peranan, hubungan ruang dan lain-lain. Budaya meliputi semua peneguhan
perilaku yang diterima selama satu periode kehidupan. Budaya juga berkenaan
dengan bentuk dan struktur fisik serta lingkungan sosial yang mempengaruhi
kehidupan kita. Sebagian besar pengaruh budaya terhadap kehidupan kita tidak kita
sadari. Fungsi budaya sebagai sumber akhlak dan budi pekerti dapat dilihat dari
model-model perilaku dan komunikasi manusia dalam masyarakat pada tempat dan
kurun waktu tertentu.
Ilmu pengetahuan pertama kali muncul dari rasa ingin tahu akan keterangan
mengapa sasuatu hal terjadi yang kemudian dikaitkan dan digolongkan sehingga hal-
hal yang tersendiri itu dianggap mewakili suatu peristiwa yang lebih umum. Di
kalangan ilmuan ada keseragaman pendapat, yaitu bahwa ilmu selalu tersusun dari
pengetahuan secara teratur. Untuk membuktikan apakah isi pengetahuan benar,
perlu berpangkal pada teori kebenaran pengetahuan. Teori pertama bertitik tolak
pada adanya hubungan dalil. Kedua, pengetahuan itu benar bila ada kesesuaian
dengan kenyataan. Ketiga, pengetahuan itu benar apabila mempunyai konsekuensi
praktis dalam dirinya. Sehubungan dengan proses perolehan ilmu pengetahuan
dengan metode yang benar dan teruji kebenarannya secara ilmiah, maka ilmu
pengetahuan dijadikan sumber yang memberikan motivasi untuk melakukan sebuah
perbuatan baik dan berbudi pekerti luhur.