AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
FLUKTUASI NILAI TUKAR DALAM PERSPEKTIF EKONOMI MAKRO ISLAM (3).docx
1. 1
FLUKTUASI NILAI TUKAR DALAM PERSPEKTIF EKONOMI MAKRO ISLAM
BAB I
Pendahuluan
1. Latar belakang
Studi mengenai uang dan perbankan merupakan suatu cara untuk memahami
pengaruh uang terhadap fungsi system ekonomi.1
Dalam membicarakan ekonomi pada
umumnya, ekonomi Islam pada khususnya, rasanya agak janggal jika tidak memulainya dengan
membicarakan “uang”. Dalam kehidupan ekonomi, uang bagaikan darah dalam tubuh
manusia. Oleh karenanya, uang memiliki nilai (dalam fungsinya) pada aktivitas ekonomi.2
Dalam setiap kegiatan ekonomi, tidak dapat dipisahkan dengan uang. Dengan demikian, kita
perlu mempertahankan kelancaran arus peredaran uang, agar transaksi efisien, proses jual beli
dapat berlangsung. Oleh karena itu dalam Islam, penumpukan uang dilarang karena dapat
menutup arus peredaran. Menurut Ibnu Taymiyah, uang dalam Islam adalah sebagai alat tukar
dan alat ukur nilai. Jika di dalam nilai tukar uang itu berubah, maka harus disesuaikan dengan
kondisi yang telah ada. Melalui perubahan nilai tukar itulah, nilai suatu barang akan diketahui.3
Disisi lain, Al-Ghazali menyatakan bahwa uang bagaikan kaca, kaca tidak memiliki warna tetapi
dapat merefleksikan semua warna, uang tidak memiliki harga tetapi uang dapat merefleksikan
semua harga. Melihat fungsi uang tersebut, menunjukkan bahwa dalam Islam adanya uang
dapat memberikan fungsi kegunaan/kepuasan kepada pemakainya. Uang bukanlah
komoditas, uang itu sendiri tidak memberikan kegunaan, akan tetapi fungsi uanglah yang
1
Solikin, Suseno ‘Uang: Pengertian, Penciptaan Dan Peranannya Dalam Perekonomian.
2
Fakultas Ekoomi and others, ‘Uang Dan Nilai Waktu Uang Dalam Islam’, Al-Intaj : Jurnal Ekonomi Dan
Perbankan Syariah, 3.2 (2017), 287–303.
3
M Zidny and others, ‘Keunggulan Dinar Dan Dirham Sebagai Mata Uang Perspektif Al - Ghazali Dan Ibnu
Taimiyah’, Shidqia Nusantara Jurnal Keuangan Dan Perbankan, 1.1 (2020), 23–41
2. 2
memberikan kegunaan. Berkenaan dengan uang, dalam ekonomi konvensional, timbul
pemikiran nilai uang menurut waktu (time value of money).4
Ilmu ekonomi makro adalah cabang dari ilmu ekonomi, yang membahas permasalahan
kebijaksanaan makro, yakni berupa pengelolaan dan pengendalian umum perekonomian
secara nasional, sehingga bisa tumbuh secara seimbang, dan terhindar dari keadaan-keadaan
yang mengganggu keseimbangan tersebut.5
Ekonomi Makro Islam adalah ilmu yang
membahas permasalahan kebijakan ekonomi secara makro, berupa pengelolaan dan
pengendalian, sesuai dengan ajaran Islam. Dalam membahas perspektif Ekonomi Islam, ada
satu titik awal yang benar-benar harus kita perhatikan, yaitu: ekonomi dalam islam itu
sesungguhnya bermuara kepada akidah islam, yang bersumber dari syariatnya.6
Dan hal ini
baru dari satu sisi. Sedangkan dari sisi lain adalah Al-Qur’an al-Karim dan As-Sunnah Nabawiyah
yang berbahasa Arab.
Konsep time value of money muncul karena adanya anggapan uang disamakan dengan
barang yang hidup. Dalam konsep ekonomi Islam tidak dikenal konsep time value of money,
namun dalam ekonomi Islam mengenal economic value of time, yang artinya bahwa yang
bernilai adalah waktu itu sendiri.7
Jika waktu digunakan secara efektif dan efisien, maka akan
semakin tinggi nilai waktunya. Dengan demikian, uang itu sendiri sebenarnya tidak memiliki
nilai waktu, tetapi waktulah yang memiliki nilai ekonomi. Dengan catatan waktu tersebut
memang dimanfaatkan dengan baik. Perbedaan sistem ekonomi yang berlaku, akan memiliki
pandangan yang berbeda tentang uang dan perubahan nilai tukar uang Oleh karena itu,
4
S Purnamasari and S I Sos, ‘Time Value of Money Perspektif Syariah’, Al-Iqtishadiyah : Ekonomi Syariah
Dan Hukum Ekonomi Syariah, 1.1 (2014), 36–49.
5
Moh. Faizin ‘Buku Ajar Ekonomi Makro Islam, Cetakan ke 2, Jawa Tengah, 2021.
6
Hernik Khoirun Nisak and others, ‘Hubungan Ekonomi Islam Dengan Aqidah Islam’, Jurnal Paradigma
Institut, 1.1 (2014).
7
Dian Pertiwi UIN Raden Fatah Palembang Jl Pahlawan, Kec Kemuning, and Kota Palembang, ‘Uang Dan
Konsep Time Value Of Money Dalam Pandangan Islam’, J-ESA (Jurnal Ekonomi Syariah), 2.1 (2019), 90–105
3. 3
perubahan nilai tukar uang dalam Islam dapat dibenarkan jika dalam prosesnya
(pertukarannya) tersebut tidak mengandung unsur riba tau bunga. Dalam hal ini, pertukaran
mata uang bisa terjadi jika uang tersebut jelas, kontan dan bukan dengan cara kredit. Jika hal
itu dapat dipenuhi, maka dapat dibenarkan sepanjang hal tersebut tidak mengandung unsur
riba atau bunga. Dalam sejarah perekonomian Indonesia sistem nilai tukar di Indonesia pada
intinya dikelompokkan menjadi empat bagian.8
Penetapan sistem nilai tukar oleh Bank
Indonesia didasarkan pada berbagai pertimbangan, khususnya yang berkaitan dengan kondisi
ekonomi pada saat itu.
Waktu Uang Di dalam sistem ekonomi Islam, tidak akan terjadi konsep nilai waktu uang
seperti dalam ekonomi konvensional. Jika dilihat dari surat alAshr ayat satu sampai ayat tiga
diatas dapat dikatakan bahwa setiap orang memiliki jumlah waktu yang sama secara kuantitas,
tetapi yang membedakan adalah kualitasnya. Semua orang memiliki waktu 24 jam dalam
sehari, namun nilai dari waktu itu akan berbeda dari satu orang dengan orang lain.9
Perbedaan
nilai waktu tersebut adalah tergantung pada bagaimana seseorang memanfaatkan waktu.
Semakin efektif dan efisien, maka akan semakin tinggi nilai waktunya. Efisiensi dan efektifitas
waktu akan memberikan keuntungan lebih kepada orang yang melakukannya. Maka siapapun
yang melakukannya akan memperoleh keuntungan di dunia dan akhirat apabila segala yang ia
perbuat dengan niat beribadah kepada Allah swt. Di dalam Islam, keuntungan bukan saja
keuntungan di dunia, namun yang dicari adalah keuntungan di dunia dan di akhirat. Oleh
karena itu, pemanfaatan waktu bukan saja harus efektif dan efisien.10
Namun juga harus
8
Lely Shofa Imama, ‘Konsep Dan Implementasi Murabahah Pada Produk Pembiayaan Bank Syariah’,
Iqtishadia, Jurnal Ekonomi & Perbankan Syariah, 1.2 (2014), 221–47
9
Santi Endriani, ‘Konsep Uang: Ekonomi Islam VS Ekonomi Konvensional’,Anterior Jurnal, 15.1 (2015),70–
75.
10
Ridan Muhtadi and others, ‘Konsep Waktu Pada Sistem Time Value Of Money Dan Economic Value Of
Time; Perspektif Islam’, Ulumuna: Jurnal Studi Keislaman, 3.1 (2017), 61–73.
4. 4
didasari dengan keimanan. Keimanan inilah yang akan mendatangkan keuntungan di akhirat.
tidak Sebaliknya, keimanan yang mampu mendatangkan keuntungan di dunia, berarti
keimanan tersebut tidak diamalkan. Islam mengajarkan carilah keuntungan akhirat tetapi
jangan lupakan keuntungan dunia. Dalam teori kapitalisme, uang sebagai komoditas
perdagangan, sedangkan dalam Islam uang hanya sebagai alat tukar perdagangan dan tidak
memiliki pengganti, uang tidak dapat diperjualbelikan.11
Pada dasarnya uang tidak memiliki
fungsi, tetapi uang menjadi berguna ketika digunakan sebagai alat tukar dalam aset riil untuk
membeli barang atau jasa. Uang terbebas dari depresiasi seperti yang terjadi pada barang
komoditas. Berdasarkan perbedaan dasar antara komoditas dengan uang, Hukum Islam
menjadikan uang berbeda dengan komoditas atas dua alasan: pertama, uang bukanlah subjek
utama dalam perdagangan seperti barang komoditas, penggunaan uang sebagai subjek utama
telah melanggar tujuan utamanya (sebagai alat tukar dan alat pengukur nilai). Kedua, jika uang
ditukarkan dengan uang atau dipinjamkan untuk beberapa alasan pengecualian, pembayaran
pada kedua belah pihak harus sama, sehingga tidak digunakan untuk maksud lain yang
seharusnya uang tidak digunakan untuk memperjualbelikan uang tersebut.. Islam melarang
menambah kepemilikan uang dengan menyimpannya di bank atau meminjamkannya ke orang
lain. Sesungguhnya usaha, keinginan, inisiatif, keberanian mengambil resiko merupakan suatu
hal yang memiliki nilai jauh lebih tinggi dari pada uang yang hanya sebagai nilai tukar, uang
hanya menjadi modal ketika digunakan untuk investasi berbisnis saja. Uang dapat menjadi
modal jika dikolaborasikan dengan sumber daya lainnya, uang hanya memiliki nilai waktu
hanya ketika digunakan sebagai modal dan modal tersebut bukanlah modal yang potensial.
Dalam sistem perekonomian kapitalis, uang tidak hanya dipandang sebagai alat tukar yang sah
11
Emily Nur Saidy and others, ‘Uang Dalam Tinjauan Ekonomi Islam’, LAA MAISYIR : Jurnal Ekonomi Islam,
4.2 (2017).
5. 5
(legal tender) melainkan juga dipandang sebagai komoditas. Dengan demikian, uang dapat
diperjualbelikan dengan kelebihan, baik on the spot maupun secara tangguh.12
Dalam
perspektif ini, uang juga dapat disewakan (kasing). Berkenaan dengan uang, dalam ekonomi
konvensional timbul pemikiran nilai uang menurut waktu (time value of money). Konsep time
value of money muncul karena adanya anggapan uang disamakan dengan benda hidup. Hal ini
berarti nilai waktudari uang bisa bertambah dan berkurang akibat perjalanan waktu, walaupun
tanpa disebabkan oleh upaya-upaya.13
Sebagai perbandingan dengan teori ekonomi
konvensional, Islam membicarakan uang sebagai sarana penukar dan penyimpan nilai, tetapi
uang bukanlah barang dagangan.14
Uang menjadi berguna jika ditukar dengan benda yang
nyata atau jika digunakan untuk membeli jasa. Karena itu, uang tidak bisa dijual atau dibeli
secara kredit, untuk itu perlu dipahami kebijakan Rasulullah Saw, bahwa tidak hanya
mengumumkan bunga atas pinjaman sebagai sesuatu yang tidak sah tetapi juga melarang
pertukaran uang dan beberapa benda bernilai lainnya untuk pertukaran yang tidak sama
jumlahnya, serta menundapembayaran jika barang dagangan atau mata uangnya adalah sama.
Efeknya adalah mencegah bunga uang yang masuk ke sistem ekonomi melalui cara yang tidak
diketahui. Teori time value of money tidak ada dalam ekonomi Islam. Di dalam ilmu ekonomi
dapat muncul risk return profile. Dengan demikian, bertambah dan berkurangnya jumlah uang
bagi seseorang jika diupayakan secara wajar adalah sesuatu yang normal.15
Uang itu sendiri
sebenarnya tidak memiliki nilai waktu, namun waktulah yang memiliki nilai ekonomi. Dengan
12
Bustaman Bustaman, ‘Konsep Uang Dan Peranannya Dalam Sistem Perekonomian Islam (Studi Atas
Pemikiran Muhammad Abdul Mannan)’, 2016.
13
Yuliono Yuliono,‘Time Value Of Money Dalam Perspektif Ekonomi Islam’, El-Jizya : Jurnal Ekonomi Islam,
5.2 (2017), 177–92
14
Noviana Nur Faridha, ‘Studi Komparasi Tentang Konsep Uang Dalam Sistem Ekonomi Kapitalis Dan Sistem
Ekonomi Islam’, 2009.
15
Nur Dinah Fauziah and Syahrul Hanafi, ‘Profil Dan Penerapan Manajemen Risiko Di Bank Syariah’, Al-
’Adalah : Jurnal Syariah Dan Hukum Islam, 2.2 (2017), 128–40.
6. 6
catatan bahwa waktu tersebut dimanfaatkan dengan baik. Sehingga di dalam Islam yang ada
hanyalah economic value of time bukan time value of money.16
Sistem ekonomi Islam menolak terjadinya akumulasi kekayaan yang dikuasai oleh
beberapa orang saja. Islam juga melarang setiap pembayaran bunga (riba) atas berbagai
bentuk dan juga melarang menimbun harta kekayaan baik berupa uang maupun barang karena
hal tersebut membuat roda perekonomian terhenti. Seorang muslim yang kekayaannya
melebihi ukuran tertentu diwajibkan membayar zakat.Dengan demikian, tujuan ekonomi Islam
untuk kesejahteraan bersama akan tercapai.
2. Rumusan Masalah
Secara umum, rumusan masalah pada makalah “Fluktuasi Nilai Tukar Dalam Perspektif
Ekonomi Makro Islam” ini dapat dirumuskan seperti pada pertanyaan berikut:
a. Bagaimana Konsep Fluaktuatif Nilai Tukar Dalam Perspektif Ekonomi Makro Islam?
b. Bagaimana Perubahan Fluktuasi Nilai Tukar Dalam Perspektif Ekonomi Makro Islam?
16
M. Nuruddin Umar, Mohammad Naim Musafik, and Arisyahidin Arisyahidin, ‘Implikasi Teori Bunga
Terhadap Manajemen Keuangan Dalam Perspektif Ekonomi Islam’, Revitalisasi : Jurnal Ilmu Manajemen, 4.4 (2020),
74–85
7. 7
BAB II
Pembahasan
1. Bagaimana Konsep Fluaktuasi Nilai Tukar Dalam Perspektif Ekonomi Makro Islam?
Fluktuasi atau nilai tukar adalah tingkat harga yang disepakati penduduk kedua negara untuk
saling melakukan perdagangan. Harga dari suatu mata uang dalam mata uang yang lain.17
Nilai
tukar adalah pertukaran antara dua mata uang yang berbeda, maka akan mendapat perbandingan
nilai atau harga antara kedua mata uang tersebut.18
Nilai tukar adalah harga suatu mata uang
terhadap mata uang lainnya. Nilai tukar terbagi atas nilai tukar riil (real exchange rate) dan
nilai tukar nominal (nominal exchange rate). Nilai tukar nominal (nominal exchange rate) adalah
harga relatif dari mata uang dua negara Sebagai contoh, jika nilai tukar antara rupiah dan dolar AS
adalah 13.000 per dolar, maka dapat menukar 1 dolar untuk 13.000 rupiah di pasar uang. Nilai
tukar rill (eal exchange rate) adalah harga relatif dari barang-barang diantara dua negara. Nilai
tukar adalah banyaknya barang atau jasa yang dapat ditukar atau dibeli dengan kesatuan dan
pecahan uang. Nilai tukar dapat dibedakan menjadi dua yaitu:19
a. Nilai tukar nominal, dimana nilai tukar nominal menunjukkan harga relatif mata uang dari dua
Negara. Nilai tukar nominal dinyatakan dalam kurs yang tetap, pemerintah dalam hal ini bank
sentral menetapkan harga valuta asing (valas) dan tetap bersedia membeli dan menjual valas
pada harga ini. Jika terjadi permintaan pada salah satu mata uang, maka pemerintah akan
langsung melakukan intervensi dengan cara menambah penawaran dari mata uangyang
permintaannya meningkat sehinggga keseimbangan tetap terpelihara atau pemerintah secara
17
Jurusan Ekonomi Pembangunan, Fakultas Ekonomi, and Dan Bisnis, ‘Pengaruh Tingkat Kurs Terhadap
Ekspor Di Provinsi Sulawesi Utara’, Jurnal Berkala Ilmiah Efisiensi, 16.3 (2016)
18
Analisis Pengaruh and Jumlah Uang Beredar, ‘Analisis Pengaruh Jumlah Uang Beredar, Suku Bunga Sbi
Dan Nilai Tukar Terhadap Inflasi Di Indonesia’, Jurnal Riset Akuntansi & Keuangan, 2.1 (2016), 1–12
19
S. (Sugeng) Raharjo, ‘Pengaruh Inflasi, Nilai Kurs Rupiah, Dan Tingkat Suku Bunga Terhadap Harga Saham
Di Bursa Efek Indonesia’, ProBank, 1.3 (2010)
8. 8
resmi mengubah nilai tukar lama menjadi nilai tukar baru. Perubahan nilai tukar ini dikatakan
sebagai devaluasi (jika suatu mata uang resmi diturunkan) atau revaluasi (jika nilai tukar suatu
mata uang resmi dinaikkan).
b. Nilai tukar riil (Er), nilai tukar riil menunjukkan tingkat ukuran (rate) suatu barang dapat
diperdagangkan antar Negara. Nilai tukar riil ini dikenal juga sebagai nisbah perdagangan (term
of rate).Jika nilai tukar riil tinggi, artinya harga produk luar relatif murah dan harga produk
domestik relatif mahal. Jika nilai tukar riil turun berarti harga produk domestik akan turun
sehingga meningkatkan net ekspor. Kebijaksanaan ekonomi dapat mempengaruhi nilai tukar
riil. Jika pemerintah mengalami anggaran defisit maka tabungan domestik menurun. Pengaruh
perubahan ini menunjukkan penawaran rupiah menjadi berkurang sehingga nilai rupiah
menjadi naik (move valuable) nilai tukar riil akan mengalami kenaikan. Karena nilai rupiah
meningkat maka harga barang domestik relatif menjadi lebih mahal dibandingkan harga
barang luar, selanjutnya nilai ekspor akan menurun dan atau nilai import akan meningkat
sehingga net ekspor akan mengalami defisit.
Exchange Rate (nilai tukar) atau yang lebih populer dikenal dengan nama kurs mata uang
adalah catatan (quotation) harga pasar dari mata uang asing (foreign currency) dalam harga mata
uang domestik (domestic currency), atau mata uang domestik dalam mata uang asing.20
Nilai tukar
uang menggambarkan tingkat harga pertukaran dari satu mata uang kemata uang yang lainnya
dan digunakan dalam berbagai transaksi, antara lain transaksi perdagangan internasional, ataupun
aturan uang jangka pendek antar negara yang melewati batasbatas geografis ataupun batas-batas
hukum.21
Menurut Richard Lipsey nilai tukar berarti nilai pada tingkat mana dua mata uang yang
20
Laila Fatma, ‘Pengaruh Inflasi Dan Nilai Tukar Mata Uang Asing Terhadap Profitabilitas Perbankan Syariah
Di Indonesia’, 2019.
21
Ghiyas Eka Dharmawan, ‘Pengaruh Nilai Tukar Rupiah Terhadap Neraca Transaksi Berjalan Di Indonesia
Tahun 2011-2018’, 2021.
9. 9
berbeda diperdagangkan satu sama lainnya. Pasar valuta asing adalah pasar dimana mata uang
asing diperdagangkan pada tingkat harga yang dinyatakan dalam nilai tukar.22
Nilai valuta asing
adalah suatu nilai yang menunjukkan jumlah mata uang dalam negeri yang diperlukan untuk
mendapat satu unit mata uang asing. Sedangkan kurs antara dua negara menurut Mankiw adalah
tingkat harga yang disepakati penduduk kedua negara untuk saling melakukan perdagangan.23
Istilah nilai tukar biasa disebut kurs. Kurs adalah perbandingan nilai tukar uang suatu Negara
dengan mata uang Negara asing atau perbandingan nilai tukar valuta antar Negara. Pengukuran
nilai atau nilai tukar dipengaruhi oleh besarnya volume perdagangan Negara tersebut. Pengukuran
nilai kurs ini secara umum dipengaruhi oleh perubahan tingkat harga yang berlaku pada suatu
negara dibandingkan perubahan tingkat harga pada Negara partnernya. Nilai kurs semacam ini
dikenal sebagai kurs efektif.24
Kurs atau nilai tukar adalah sesuatu yang penting karena: a.
Perdagangan internasional (ekspor impor) dapat dilakukan. b. Pembayaran transaksi komersial
dan finansial antar negara dapat terlaksana. c. Kerjasama lalu lintas pembayaran (LLP) antar bank
devisa dunia dapat terlaksana. d. Transaksi jual beli valuta asing (valas) dapat dilakukan. e. Orang
dapat bepergian antar Negara.25
Dalam ekonomi Islam, aktivitas pertukaran mata uang atau kurs
disebut aktivitas sharf. Dimana aktivitas sharf tersebut hukumnya mubah. Sharf adalah jual beli
atau pertukaran antara satu mata uang asing dengan mata uang asing lain, seperti rupiah dengan
dolar, dolar dengan yen dan sebagainya.26
Menurut An-Nabhani dalam bukunya yang berjudul
membangun sistem ekonomi alternatif perspektif Islam, apabila aktivitas pertukaran tersebut
22
Abdullah Rahman, ‘Determinan Inflasi Di Indonesia’, 2020.
23
Frederick Winatan, ‘Analisis Pengaruh Pdb, Kurs Dollar As, Cadang Devisa Dan Sistem Kurs Terhadap
Impor Barang Konsumsi Indonesia’, 2012.
24
Muhammad Tsani Abdillah Jurusan Ilmu Hadis Fakultas Ushuluddin UIN Sunan Gunung Djati Bandung,
‘Hadis Tentang Uang: Analisis Syarah Terhadap Nilai Uang Dalam Perspektif Ekonomi Islam’, Jurnal Penelitian Ilmu
Ushuluddin, 2.1 (2022), 129–49.
25
‘Analisis Efektifitas Penggunaan Cadangan Devisa, Utang Luar Negeri Dan Ekspor Terhadap Stabilitas
Nilai Tukar | Jurnal Penelitian Pendidikan Sosial Humaniora’.
26
Universitas Yudharta Pasuruan and Alimatul Farida, ‘Analisis Mekanisme Jual Beli Mata Uang (Al-Sharf)
Menurut Fatwa DSN-MUI No. 28/MUI/III/2002’, MALIA: Jurnal Ekonomi Islam, 12.2 (2021), 137–50
10. 10
sempurna, kemudian salah seorang diantara mereka ingin menarik kembali, maka tindakan
semacam ini tidak diperbolehkan bila akad dan penyerahannya sudah sempurna. Kecuali disana
terjadi penipuan yang keji (ghabu fasihy), atau cacat maka boleh. Nilai tukar kurs dapat berubah
dari waktu ke waktu sebagai akibat perubahan nilai atau dinamakan perubahan harga relatif
(merujuk pada inflasi berarti harga nominal atau perubahan dari seluruh harga, sedangkan
perubahan harga relatif tidak semua harga barang berubah). Dalam hal ini berada pada tingkat
harga yang naik cepat, naik lebih lambat bahkan ada yang turun. Ilustrasi kurs dapat berubah
karena perubahan harga relatif. Jadi dapat dikatakan perubahan tingkat harga maupun kurs
dipengaruhi oleh banyak faktor. Dari uraian diatas, maka perubahan nilai tukar uang dalam
ekonomi Islam hukumnya mubah atau boleh dengan syarat :27
a. Pada sistem kurs tetap, perubahan nilai tukar uang, bank sentral harus menetapkan harga
valuta asing (valas) dan menyediakan atau tetap bersedia membeli dan menjual valas dengan
harga yang telah disepakati bersama. Jika terjadi perubahan permintaan pada salah satu mata
uang, maka pemerintah (dalam hal ini bank sentral) agar segera melakukan intervensi dengan
cara menambah penawaran dari satu mata uang yang permintaannya meningkat sehingga
keseimbangan dapat tetap terpelihara.
b. Pada sistem kurs fleksibel atau sistem kurs mengambang, pemerintah tetap mengawasi
jalannya mekanisme perubahan nilai tukar tersebut sehingga spekulasi atau permainan nilai
mata uang tidak terjadi atau dibiarkan bebas. Sehingga kurs tidak melonjak drastis akibat
tidak adanya intervensi pemerintah.
c. Dalam pertukaran mata uang atau kurs, harus memenuhi syarat- syarat yang telah ditetapkan
sebagaimana hadist atau dalil kebolehan pertukaran tersebut adalah: “Juallah emas dengan
27
Hernawaty Hernawaty, Heriyati Chrisna, and Noviani Noviani, ‘Transaksi Valas Dalam Perspektif
Konvensional Dan Syariah’, Jurnal Akuntansi Bisnis Dan Publik, 11.1 (2020), 1–17.
11. 11
dengan perak sesuka kalian, dengan (syarat harus) kontan”. (Hr. Imam At-Tirmidzi, dari Ubadah
bin Shamit). Dari dalil tersebut, maka syarat-syarat dari nilai tukar uang atau kurs antara lain :
1) Harus tunai, tidak dengan cara kredit. 2) Serah terima harus dilaksanakan dalam majelis
kontak. 3) Bila dipertukarkan mata uang yang sama harus dalam jumlah/kuantitas yang sama.
Tapi jika dalam pertukaran antara dua jenis mata uang hanya diisyaratkan kontan dan
barangnya sama-sama ada.
Teori ekonomi Islam sebenarnya bukan ilmu baru dari teori ekonomi yang ada sekarang. Sistem
ekonomi Islam membolehkan prinsip-prinsip dan hukum ekonomi modern yang ada tidak
bertentangan dengan yang dilarang dalam Islam.28
Dalam Islam, ilmu ekonomi dan sistem ekonomi
masing-masing membahas tentang ekonomi, akan tetapi ilmu ekonomi dan sistem ekonomi
adalahhal yang berbeda sama sekali. Dimana antara konsep yang satu dengan konsep yang lainnya
tentu tidak sama.29
Sistem ekonomi tidak dibedakan berdasarkan banyak dan sedikitnya kekayaan,
bahkan sama sekali tidak berpengaruh oleh kekayaan sebab banyak dan sedikitnya kekayaan
tersebut dari sisi manapun tidak mempengaruhi bentuk sistem ekonomi. Dengan demikian, teori
sistem ekonomi Islam dalam nilai tukar sangat erat dengan faktor kebutuhan. Dimana yang
mendorong orang untuk melakukan pertukaran mata uang adalah adanya kebutuhan salah
seorang dari dua penukar pada mata uang yang menjadi milik penukar lain. Teori sistem ekonomi
Islam dalam nilai tukar uang diwujudkan dalam mekanisme bagi hasil dan jual belikan peredaran
modal yang sebebas-bebasnya membuat perekonomian suatu negara satu demi satu akan rusak
dan kredit macet menjadi gejala global.30
Bagaimana tidak, pasar uang yang telah berkembang
begitu cepat sehingga terlepas dari pasar barang dan jasa.
28
Fitra Rizal, ‘Penerapan ‘Urf Sebagai Metode Dan Sumber Hukum Ekonomi Islam’, AL-MANHAJ: Jurnal
Hukum Dan Pranata Sosial Islam, 1.2 (2019), 155–7.
29
‘Masa Depan Ilmu Ekonomi: Sebuah Tinjauan Islam - Muhammad Umer Chapra -.
30
Eliana Ulfah, ‘Analisis Pengaruh Faktor-Faktor Makroekonomi Terhadap Penerimaan Pajak Di Indonesia
Tahun 2015-2017.’, 2019.
12. 12
Dalam ekonomi Islam, fungsi uang yang diakui hanya sebagai alat tukar medium of exchange
dan kesatuan hitung (unit of account). Uang itu sendiri tidak memberikan kegunaan/manfaat, akan
tetapi fungsi uanglah yang memberikan kegunaan. Uang menjadi berguna jika ditukar dengan
benda yang nyata atau jika digunakan untuk membeli jasa.31
Oleh karena itu uang tidak bisa menjadi
komoditi/ /barang yang dapat diperdagangkan. Dalam konsep ekonomi Islam uang juga adalah
milik masyarakat (money is goods public). Barang siapa yang menimbun uang atau dibiarkan tidak
produktif berarti mengurangi jumlah uang beredar yang dapat mengakibatkan tidak jalannya
perekonomian.32
Jika seseorang sengaja menumpuk uangnya tidak dibelanjakan, sama artinya
dengan menghalangi proses atau kelancaran jual beli. Implikasinya proses pertukaran dalam
perekonomian terhambat. Disamping itu penumpukan uang/harta juga dapat mendorong manusia
cenderung pada sifat-sifat tidak baik seperti tamak, rakus dan malas beramal (zakat, infak dan
sadaqah). Sifat-sifat tidak baik ini juga mempunyai imbas yang tidak baik terhadap kelangsungan
perekonomian.33
Oleh karenanya Islam melarang penumpukan/penimbunan, harta dan
memonopoli kekayaan. Konsep uang dalam ekonomi Islam berbeda dengan konsep uang dalam
ekonomi konvensional. Dalam ekonomi Islam, konsep uang sangat jelas dan tegas bahwa uang
adalah uang bukan capital. Sedang uang dalam perspektif ekonomi konvensionl diartikan secara
inter change ability/bolak-balik, yaitu uang sebagai uang dan sebagai capital. Perbedaan lain adalah
bahwa dalam konsep ekonomi Islam, uang adalah suatu yang bersifat flow concept dan capital
adalah suatu yang bersifat stock concept. Ekonomi Islam mengajarkan nilainilai luhur yang
universal.34
Dikatakan universal karena nilai-nilai luhur tersebut dapat diterapkan dalam setiap
31
Nurlaili Fakultas and others, ‘Uang Dalam Prespektif Ekonomi Islam (Depresiasi Nilai Rupiah)’,
Ikonomika : Jurnal Ekonomi Dan Bisnis Islam, 1.1 (2016), 79–91.
32
Joko Hadi Purnomo, ‘Uang Dan Moneter Dalam Sistem Keuangan Islam’, Journal of Sharia Economics, 1.2
(2019)
33
Purnomo.
34
Muchlis Yahya and dan Edy Yusuf Agunggunanto, ‘Teori Bagi Hasil (Profit And Loss Sharing) Dan
Perbbankan Syariah Dalam Ekonomi Syariah’, Jurnal Dinamika Ekonomi Pembangunan, 1.1 (2012), 65–73.
13. 13
waktu dan tempat sampai hari akhir. Nilai-nilai tersebut diantaranya seperti: keadilan,
kemanfaatan (maslahah), kebersamaan, kejujuran, kebenaran, keseimbangan, transparasi, anti
eksploitasi, anti penindasan dan anti kedzaliman. Semua nilai-nilai tersebut menjadi prinsip utama
ekonomi Islam atau yang diistilahkan tsawabit wa mutaghayyirat (principles and variables). Bahkan
secara khusus dalam transaksi harus didasarkan para prinsip rela sama relaan taraddin minkum.35
Dalam sistem kurs mengambang, kurs mata uang yang berlaku akan ditentukan oleh
permintaan dan penawaran pasar. Perubahan pada variabel-variabel permintaan dan penawaran
akan merubah tingkat kurs yang berlaku. Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi
fluktuasi kurs mata uang yang berlaku pada suatu negara yaitu: (1) jumlah uang beredar, (2)
pendapatan nyata (riel income), (3) perbedaan tingkat suku bunga, dan (4) harapan nilai tukar.36
Nilai tukar (Exchange Rate) ditentukan dari jumlah unit dari suatu mata uang yang dapat dibeli
dengan satu unit mata uang lain. Nilai tukar uang merepresentasikan tingkat harga pertukaran
dari satu mata uang ke mata uang yang lain dan digunakan dalam berbagai transaksi, termasuk
investasi. Dalam banyak kasus, merosotnya nilai tukar rupiah dapat menyebabkan menurunnya
peran perekonomian nasional atau karena meningkatnya permintaan mata uang asing sebagai alat
pembayaran internasional. Semakin menguat kurs rupiah sampai batas tertentu berarti
menggambarkan kinerja di pasar uang semakin menunjukkan perbaikan. Sebagai dampak
meningkatnya laju inflasi maka nilai tukar domestik semakin melemah terhadap mata uang asing.
Hal ini mengakibatkan menurunnya kinerja suatu perusahaan dan investasi di pasar modal menjadi
berkurang.
2. Bagaimana Perubahan Fluktuasi Nilai Tukar Dalam Perspektif Ekonomi Makro Islam?
35
Relevansi Pemikiran Tasawuf Syekh Nawawi Al-Bantani Dengan Ekonomi Islam Asyari Hasan and Dede
Sahudin, ‘Relevansi Pemikiran Tasawuf Syekh Nawawi Al Bantani Dengan Ekonomi Islam’, 2021
36
Ignatius Christian Pradhypta and others, ‘Analisis Faktor Faktor Yang Mempengaruhi Indeks Harga Saham
Gabungan Di Bursa Efek Indonesia’, Manajemen Bisnis Kompetensi, 13.1 (2018)
14. 14
Nilai tukar rupiah yang relatif stabil dan bahkan cenderung mengalami apresiasi sebelum Juli
1997 telah mendorong capital inflow yang cukup besar ke Indonesia.37
Fenomena tersebut
merupakan hal yang logis bagi suatu negara yang menganut sistem devisa bebas dan
perekonomiannya terbuka karena arus modal akan selalu mengikuti return investasi yang terbesar
dan resiko seminimal mungkin. Namun sejak currency turnmoil melanda Thailand dan menyebar ke
negara-negara ASEAN lainnya pada pertengahan Juli 1997, capital inflow tersebut telah menjadi
bumerang karena telah berubah menjadi arus balik yang membahayakan baik terhadap nilai tukar
rupiah maupun terhadap perekonomian nasional.38
Nilai tukar rupiah secara simultan mendapat
tekanan yang cukup berat karena besarnya capital outflow akibat hilangnya kepercayaan investor
asing terhadap prospek perekonomian Indonesia. Tekanan terhadap nilai tukar rupiah tersebut
diperberat lagi dengan semakin maraknya kegiatan speculative bubble, sehingga sejak krisis
berlangsung nilai tukar rupiah mengalami depresiasi hingga mencapai 75%.
Krisis nilai tukar yang telah berkembang menjadi krisis ekonomi hingga saat ini belum
menunjukkan tanda-tanda akan berakhir sehingga telah mempengaruhi kinerja perekonomian
nasional. Laju pertumbuhan ekonomi mengalami perlambatan dan bahkan telah memasuki masa
resesi yang cukup dalam, inflasi meningkat pesat baik karena gangguan produksi maupun karena
imported inflation, tingkat pengangguran semakin meningkat dan penduduk yang hidup di bawah
garis kemiskinan semakin banyak, serta permasalahan-permasalahan lainnya. Disadari bahwa
fluktuasi nilai tukar rupiah hanya merupakan muara dari akumulasi permasalahan ekonomi yang
selama ini terpendam baik yang dialami di sektor moneter, perbankan dan sektor riil. Dengan
demikian usaha menstabilkan nilai tukar rupiah tidak akan bermanfaat jika tidak didukung dengan
37
Ghozali Maski and Yulreni Endah Widyastuti, ‘Efektifitas Kebijakan Suku Bunga Dalam Mencapai
Keseimbangan Nilai Tukar’, TEMA, 4.1 (2003), 15–32.
38
Miranda S. Goeltom and Doddy Zulverdi, ‘Manajemen Nilai Tukar Di Indonesia Dan Permasalahannya’,
Bulletin of Monetary Economics and Banking, 1.2 (1998), 69–91
15. 15
usaha-usaha pembenahan seluruh kelemahan aspek perkonomian nasional baik berupa sistem,
perangkat dan peraturan. Sehubungan dengan hal tersebut pembenahan di sektor mikro
bersamaan dengan kebijakan makro untuk menstabilkan nilai tukar rupiah merupakan langkah
yang ideal untuk dilakukan agar Indonesia dapat segera keluar dari krisis. Penentuan sistem nilai
tukar merupakan suatu hal penting bagi perekonomian suatu negara karena hal tersebut
merupakan satu alat yang dapat digunakan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi dan
mengisolasi perekonomian suatu negara dari gejolak perekonomian global. Pada dasarnya
kebijakan nilai tukar yang ditetapkan suatu negara mempunyai beberapa fungsi utama. Pertama,
berfungsi untuk mempertahankan keseimbangan neraca pembayaran, dengan sasaran akhir
menjaga kecukupan cadangan devisa. Oleh karena itu, dalam menetapkan arah kebijakan nilai
tukar tersebut diutamakan untuk mendorong dan menjaga daya saing ekspor dalam upaya untuk
memperkecil defisit current account atau memperbesar surplus current account.Fungsi kedua
adalah untuk menjaga kestabilan pasar domestik. Fungsi ini untuk menjaga agar nilai tukar tidak
dijadikan sebagai alat untuk spekulasi, dalam arti bahwa dalam hal nilai tukar suatu negara
mengalami overvalued maka masyarakat akan terdorong membeli valuta asing, dan sebaliknya
apabila undervalued maka masyarakat akan terdorong menjual valuta asing. Ketidakstabilan pasar
domestik yang demikian dapat menimbulkan kegiatan spekulatif seperti perkembangan akhir-
akhir ini, yang pada gilirannya dapat mengganggu kestabilan makro. Fungsi ketiga sebagai
instrumen moneter khususnya bagi negara yang menerapkan suku bunga dan nilai tukar sebagai
sasaran operasional kebijakan moneter. Dalam fungsi ini depresiasi dan apresiasi nilai tukar
digunakan sebagai alat untuk sterilisasi dan ekspansi jumlah uang beredar. Fungsi keempat adalah
sebagai nominal anchor dalam pengendalian inflasi. Nilai tukar banyak digunakan oleh negara-
negara yang mengalami chronic inflation sebagai nominal anchor baik melalui pengendalian
depresiasi nilai tukar maupun dengan menegakkan nilai tukar suatu negara dengan satu mata uang
16. 16
asing.39
Terdapat beberapa alasan penguatan nilai tukar secara perlahan meskipun nilai tukar
rupiah dibiarkan mengambang, yaitu: (i) arus modal keluar yang dipicu oleh kepanikan para pemilik
dana sudah mulai berkurang, (ii) permintaan impor menurun tajam sejalan dengan menurunnya
aktivitas ekonomi yang diperkuat lagi dengan adanya efek substitusi barang impor dengan barang
lokal, (iii) masuknya dana bantuan dan pinjaman luar negeri menambah jumlah cadangan devisa
yang dikuasai oleh pemerintah. Sementara itu, tingkat harga-harga domestik akan terus bergerak
naik karena: (i) efek tidak langsung dari akumulasi depresiasi sejak awal krisis terhadap kenaikan
harga- harga belum sepenuhnya berakhir (incomplete pass-through), (ii) tingkat keseimbangan
upah nominal akan bergerak naik, (iii) keinginan untuk meningkatkan volume kredit ke sektor
swasta dan akumulasi tambahan devisa akan mendorong kenaikan jumlah uang beredar.40
Implikasi Terjadinya Perubahan Nilai Tukar Menurut Ekonomi Islam
Implikasinya terjadinya perubahan nilai tukar uang bukan saja berdampak pada tingkat barang
domestik tetapi juga berdampak pada tingkat harga dari mata uang suatu negara. Jika pemerintah
mengalami anggaran defisit maka tabungan domestik menurun. Pengaruh perubahan ini
menunjukkan penawaran rupiah menjadi berkurang sehingga nilai rupiah menjadi naik (more valuable)
nilai tukar riil akan mengalami kenaikan. Karena nilai rupiah meningkat maka harga barang domestik
relatif menjadi mahal dibandingkan harga barang luar. Selanjutnya nilai ekspor akan menurun dan atau
nilai impor akan meningkat sehingga net ekspor akan mengalami deficit (Arifin, 2003). Jika pihak luar
negeri melakukan anggaran defisit, maka hal ini akan menaikkan tingkat bunga dunia selanjutnya akan
menurunkan investasi sehinggga terjadi kenaikan penawaran rupiah yang tersedia yang dapat
ditawarkan untuk diinvestasikan keluar negeri. Banyaknya rupiah akan menurunkan nilai tukar riil,
39
Munawar Ismail and Munawar Ismail, ‘Inflation Targeting Dan Tantangan Implementasinya Di Indonesia’,
Journal of Indonesian Economy and Business (JIEB), 21.2 (2006), 105–21
40
Khoirun Nisa, ‘Pengaruh Cadangan Devisa, Inflasi Dan Tingkat Bunga (Bi Rate) Terhadap Nilai Tukar Di
Indonesia Tahun 2015-2020’, 2021.
17. 17
menjadikan rupiah kurang berharga dan selanjutnya harga barang domestik akan relative lebih murah
dibandingkan harga barang luar negeri, ekspor akan meningkat dan atau impor akan turun dan net
ekspor akan surplus. Implikasi terjadinya perubahan nilai tukar uang menurut ekonomi Islam dapat
dikategorikan menjadi dua bagian; a. Dengan adanya pertukaran mata uang yang dimana dalam nilai
tukar uang atau kurs yang dinamakan kurs fleksibel atau mengambang tanpa pengawasan
pemerintah, dalam hal ini bank sentral, maka dalam transaksi terjadi transaksi finansial.41
Dalam istilah
finansial, games of chance yang dilakukan dengan perkiraan yang rasional dan intelijen disebut
spekulasi. Dimana dalam games of chance dapat diupayakan kemenangannya dengan strategi dan
taktik. Dengan spekulasi benar-benar membuat sektor finansial bergerak liar tanpa kontrol sehingga
dengan kemampuan ini, seorang spekulator dapat menguasai aset saham bahkan pasar. Dan hal ini
menjadikan banyak korban transaksi sejenis. Apalagi dalam sistem kurs yang bergerak sesuai
mekanisme pasar, maka tingkat spekulasi akan semakin liar tanpa adanya kontrol dari pemerintah
yang menentukan tingkat perubahan nilai tukar mata uang yang terjadi . Adanya spekulasi dalam pasar
valas. Dalam hal ini adalah transaksi margin trading yang merupakan transaksi jual beli valas tanpa
pergerakan dana, dengan menggunakan sejumlah dana (cash margin) dalam persentase tertentu
(misalkan 10%) sebagai jaminan.42
Dengan transaksi ini, dalam sehari bank dapat melakukan transaksi
berulang-beulang. Adapun penyelesaian pembayaran dan perhitungan untung ruginya dilakukan
secara netto saja. Jadi jual beli valas yang dilakukan bukan untuk memilikinya, melainkan semata-mata
untuk spekulasi. Transaksi ini sangat ditentukan oleh faktor keberuntungan yang dalam istilah finansial
disebut faktor eksternal. Transaksi ini sangat berbahaya bagi perekonomian dan perdagangan. Hal
tersebut dapat terjadi akibat ulah para spekulan, maka harga naik dan hal tersebut sangat merugikan
masyarakat. Implikasi terjadinya nilai tukar uang menurut Said Kelana adalah dengan melihat
41
Febriyani Mitha, ‘Pengaruh Jumlah Uang Beredar, Suku Bunga Dan Nilai Tukar Terhadap Inflasi Di
Indonesia Tahun 2006-2020 Dalam Perspektif Ekonomi Islam’, 2022.
42
‘Tinjauan Ekonomi Islam Terhadap Transaksi Finansial Di Pasar Modal Indonesia’, 2011
18. 18
hubungan antara nilai tukar nominal dan nilai tukar riil. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa
persentase perubahan nilai tukar nominal sama dengan persentase perubahan nilai tukar riil ditambah
dengan perbedaan inflasi antara inflasi luar negeri dan inflasi domestik (persentase harga inflasi).43
Jadi tingginya inflasi akan menurunkan nilai tukar nominal. Dengan menaikkan penawaran uang maka
akan menaikkan harga barang yang diukur dengan uang (term of money) sekaligus akan menaikkan
valas yang diukur dengan mata uang domestic.
43
Primawan Wisda NUGROHO and Maruto Umar BASUKI, ‘Analisis Faktor-Faktor Mempengaruhi Inflasi
Indonesia Periode 2000.1 – 2011.4’, 2012.
19. 19
BAB III
Kesimpulan dan Saran
1. Kesimpulan
Nilai tukar uang dalam ekonomi Islam merupakan bagian dari jual beli yang hukumnya
mubah atau boleh. Pertukaran mata uang baik dari negara yang sama maupun antar
negara harus memenuhi syarat- syarat yang ada dalam ekonomi Islam. Dimana ketentuan-
ketentuan atau syarat pertukaran mata uang adalah sebagai berikut : (1) membeli dan
menjual valas dengan harga yang disepakati bersama, (2) tunai, tidak dengan cara kredit,
(3) barang yang dipertukarkan harus ada, jelas dan dapat dipertanggungjawabkan, (4)
peran pemerintah dalam mengawasi jalannya pertukaran mata uang harus dioptimalkan.
2. Implikasi terjadinya perubahan nilai tukar uang bukan saja berdampak pada tingkat
barang domestik tetapi juga berdampak pada tingkat harga dari mata uang suatu negara,
sehingga terjadinya deflasi dan inflasi tidak dapat terhindarkan. Implikasi perubahan nilai
tukar uang yang paling tampak bagi bangsa kita yaitu terjadinya krisis mata uang yang
melanda Indonesia dan sejumlah negara Asia. Perekonomian terpuruk akibat nilai mata
uang berubah sehingga mengakibatkan harga-harga barang naik baik domestik maupun
non domestik tinggi. Dalam sistem ekonomi Islam, konsep time value of money tidak ada
yang ada adalah konsep economic value of time. Dimana waktulah yang memiliki nilai
ekonomi, bukan uang yang memiliki nilai ekonomi. Hal tersebut jika waktu digunakan
secara baik, efisien, dan efektif, karena bertambah dan berkurangnya nilai dari uang jika
diupayakan dengan usaha-usaha.
2. Saran
Berdasarkan temuan penelitian, pembahasan dan kesimpulan dari hasil penelitian diatas
dapat diberikan saran sebagai berikut:
20. 20
a. Bagi investor yang ingin berinvestasi di pasar modal sebaiknya memerhatikan
ekonomi makro secara keseluruhan diantaranya yang terdapat dalam variabel
penelitian ini yaitu nilai tukar (kurs).
b. Pemerintah diharapkan perkembangan mampu meminimalisirkan jumlah utang luar
negeri sehingga pendapatan dalam negeri bisa digunakan untuk melunasi utang luar
negeri yang telah jatuh tempo beserta bunganya.
c. Pemerintah hendaknya lebih memperhatikan kembali dan melakukan refleksi
terhadap upaya ketimpangan/kesenjangan pendapatan yang diantara tujuannya
adalah untuk membentuk manusia yang bertaqwa kepada Allah SWT.
21. 21
Daftar Pustaka
Solikin, Suseno ‘Analisis Efektifitas Penggunaan Cadangan Devisa, Utang Luar Negeri Dan Ekspor
Terhadap Stabilitas Nilai Tukar | Jurnal Penelitian Pendidikan Sosial Humaniora’
‘Buku Ajar Ekonomi Makro Islam - Moh. Faizin
Bustaman, Bustaman, ‘Konsep Uang Dan Peranannya Dalam Sistem Perekonomian Islam (Studi Atas
Pemikiran Muhammad Abdul Mannan)’, 2016
Dharmawan, Ghiyas Eka, ‘Pengaruh Nilai Tukar Rupiah Terhadap Neraca Transaksi Berjalan Di
Indonesia Tahun 2011-2018’, 2021
Diajukan, Untuk Memenuhi, Persyaratan Memperoleh, Gelar Sarjana, Ekonomi Syariah, And S E Sy,
‘Tinjauan Ekonomi Islam Terhadap Transaksi Finansial Di Pasar Modal Indonesia’, 2011
Ekoomi, Fakultas, Bisnis Islam, Yunida Een Priyanti, M M Dosen, And Iain Bengkulu, ‘Uang Dan Nilai
Waktu Uang Dalam Islam’, Al-Intaj : Jurnal Ekonomi Dan Perbankan Syariah, 3.2 (2017), 287–303
Endriani, Santi, ‘Konsep Uang: Ekonomi Islam Vs Ekonomi Konvensional’, Anterior Jurnal, 15.1 (2015),
70–75
Fakultas, Nurlaili, Ekonomi Dan Bisnis, Islamiain Raden, And Intan Lampung, ‘Uang Dalam Prespektif
Ekonomi Islam (Depresiasi Nilai Rupiah)’, Ikonomika : Jurnal Ekonomi Dan Bisnis Islam, 1.1 (2016),
79–91
Faridha, Noviana Nur, ‘Studi Komparasi Tentang Konsep Uang Dalam Sistem Ekonomi Kapitalis Dan
Sistem Ekonomi Islam’, 2009
Fatma, Laila, ‘Pengaruh Inflasi Dan Nilai Tukar Mata Uang Asing Terhadap Profitabilitas Perbankan
Syariah Di Indonesia’, 2019
Fauziah, Nur Dinah, And Syahrul Hanafi, ‘Profil Dan Penerapan Manajemen Risiko Di Bank Syariah’, Al-
’`Adalah : Jurnal Syariah Dan Hukum Islam, 2.2 (2017), 128–40
Goeltom, Miranda S., And Doddy Zulverdi, ‘Manajemen Nilai Tukar Di IndonesiaDan Permasalahannya’,
Bulletin Of Monetary Economics And Banking, 1.2 (1998), 69–91
Hernawaty, Hernawaty, Heriyati Chrisna, And Noviani Noviani, ‘Transaksi Valas Dalam Perspektif
Konvensional Dan Syariah’, Jurnal Akuntansi Bisnis Dan Publik, 11.1 (2020), 1–17
22. 22
Imama, Lely Shofa, ‘Konsep Dan Implementasi Murabahah Pada Produk Pembiayaan Bank Syariah’,
Iqtishadia Jurnal Ekonomi & Perbankan Syariah, 1.2 (2014), 221–47
Ismail, Munawar, And Munawar Ismail, ‘Inflation Targeting Dan Tantangan Implementasinya Di
Indonesia’, Journal Of Indonesian Economy And Business (Jieb), 21.2 (2006), 105–21
Khoirun Nisa, 12402173564, ‘Pengaruh Cadangan Devisa, Inflasi Dan Tingkat Bunga (Bi Rate) Terhadap
Nilai Tukar Di Indonesia Tahun 2015-2020’, 2021
‘Masa Depan Ilmu Ekonomi: Sebuah Tinjauan Islam - Muhammad Umer Chapra -
Maski, Ghozali, And Yulreni Endah Widyastuti, ‘Efektifitas Kebijakan Suku Bunga Dalam Mencapai
Keseimbangan Nilai Tukar’, Tema, 4.1 (2003), 15–32 <Https://Doi.Org/10.18202/Tema.V4i1.117>
Mitha, Febriyani, ‘Pengaruh Jumlah Uang Beredar, Suku Bunga Dan Nilai Tukar Terhadap Inflasi Di
Indonesia Tahun 2006-2020 Dalam Perspektif Ekonomi Islam’, 2022
Muhtadi, Ridan, Moh Fudholi, Fahmi As-Sulthoni, Universitas Airlangga, And Sekolah Tinggi Agama
Islam Miftahul Ulum, ‘Konsep Waktu Pada Sistem Time Value Of Money Dan Economic Value Of
Time; Perspektif Islam’, Ulumuna: Jurnal Studi Keislaman, 3.1 (2017), 61–73
Nisak, Hernik Khoirun, Sekolah Tinggi, Agama Islam, And Ma " Arif Magetan, ‘Hubungan Ekonomi Islam
Dengan Aqidah Islam’, Jurnal Paradigma Institut, 1.1 (2014)
Nugroho, Primawan Wisda, And Maruto Umar Basuki, ‘Analisis Faktor-Faktor Mempengaruhi Inflasi
Indonesia Periode 2000.1 – 2011.4’, 2012
Pembangunan, Jurusan Ekonomi, Fakultas Ekonomi, And Dan Bisnis, ‘Pengaruh Tingkat Kurs Terhadap
Ekspor Di Provinsi Sulawesi Utara’, Jurnal Berkala Ilmiah Efisiensi, 16.3 (2016)
Pemikiran Tasawuf Syekh Nawawi Al-Bantani Dengan Ekonomi Islam Asyari Hasan, Relevansi, And
Dede Sahudin, ‘Relevansi Pemikiran Tasawuf Syekh Nawawi Al Bantani Dengan Ekonomi Islam’,
2021
Pengaruh, Analisis, And Jumlah Uang Beredar, ‘Analisis Pengaruh Jumlah Uang Beredar, Suku Bunga
Sbi Dan Nilai Tukar Terhadap Inflasi Di Indonesia’, Jurnal Riset Akuntansi & Keuangan, 2.1 (2016),
1–12
Pertiwi Uin Raden Fatah Palembang Jl Pahlawan, Dian, Kec Kemuning, And Kota Palembang, ‘Uang
23. 23
Dan Konsep Time Value Of Money Dalam Pandangan Islam’, J-Esa (Jurnal Ekonomi Syariah), 2.1
(2019), 90–105
Pradhypta, Ignatius Christian, Alumni Program, Magister Manajemen, Universitas Kristen, Krida
Wacana, Jakarta Deni Iskandar, And Others, ‘Analisis Faktor Faktor Yang Mempengaruhi Indeks
Harga Saham Gabungan Di Bursa Efek Indonesia’, Manajemen Bisnis Kompetensi, 13.1 (2018)
Purnamasari, S, And S I Sos, ‘Time Value Of Money Perspektif Syariah’, Al-Iqtishadiyah : Ekonomi Syariah
Dan Hukum Ekonomi Syariah, 1.1 (2014), 36–49
Purnomo, Joko Hadi, ‘Uang Dan Moneter Dalam Sistem Keuangan Islam’, Journal Of Sharia Economics,
1.2 (2019), 80–100
Raharjo, S. (Sugeng), ‘Pengaruh Inflasi, Nilai Kurs Rupiah, Dan Tingkat Suku Bunga Terhadap Harga
Saham Di Bursa Efek Indonesia’, Probank, 1.3 (2010), 161972
Rahman, Abdullah, ‘Determinan Inflasi Di Indonesia’, 2020
Rizal, Fitra, ‘Penerapan ‘Urf Sebagai Metode Dan Sumber Hukum Ekonomi Islam’, Al-Manhaj: Jurnal
Hukum Dan Pranata Sosial Islam, 1.2 (2019), 155–76
Saidy, Emily Nur, M E Fakultas Ekonomi, Dan Bisnis, Islam Uin, And Alauddin Makassar, ‘Uang Dalam
Tinjauan Ekonomi Islam’, Laa Maisyir : Jurnal Ekonomi Islam, 4.2 (2017)
Tsani Abdillah Jurusan Ilmu Hadis Fakultas Ushuluddin Uin Sunan Gunung Djati Bandung, Muhammad,
‘Hadis Tentang Uang: Analisis Syarah Terhadap Nilai Uang Dalam Perspektif Ekonomi Islam’,
Jurnal Penelitian Ilmu Ushuluddin, 2.1 (2022), 129–49
‘Uang: Pengertian, Penciptaan Dan Peranannya Dalam Perekonomian - Solikin, Suseno -
Ulfah, Eliana, ‘Analisis Pengaruh Faktor-Faktor Makroekonomi Terhadap Penerimaan Pajak Di
Indonesia Tahun 2015-2017.’, 2019
Umar, M. Nuruddin, Mohammad Naim Musafik, And Arisyahidin Arisyahidin, ‘Implikasi Teori Bunga
Terhadap Manajemen Keuangan Dalam Perspektif Ekonomi Islam’, Revitalisasi : Jurnal Ilmu
Manajemen, 4.4 (2020), 74–85
Winatan, Frederick, ‘Analisis Pengaruh Pdb, Kurs Dollar As, Cadang Devisa Dan Sistem Kurs Terhadap
Impor Barang Konsumsi Indonesia’, 2012
24. 24
Yahya, Muchlis, And Dan Edy Yusuf Agunggunanto, ‘Teori Bagi Hasil (Profit And Loss Sharing) Dan
Perbbankan Syariah Dalam Ekonomi Syariah’, Jurnal Dinamika Ekonomi Pembangunan, 1.1 (2012),
65–73
Yudharta Pasuruan, Universitas, And Alimatul Farida, ‘Analisis Mekanisme Jual Beli Mata Uang (Al-
Sharf) Menurut Fatwa Dsn-Mui No. 28/Mui/Iii/2002’, Malia: Jurnal Ekonomi Islam, 12.2 (2021), 137–
50
Yuliono, Yuliono, ‘Time Value Of Money Dalam Perspektif Ekonomi Islam’, El-Jizya : Jurnal Ekonomi
Islam, 5.2 (2017), 177–92
Zidny, M, Nafi ’ Hasbi, Universitas Islam, Negeri Sunan, And Kali Jaga Yogyakarta, ‘Keunggulan Dinar
Dan Dirham Sebagai Mata Uang Perspektif Al - Ghazali Dan Ibnu Taimiyah’, Shidqia Nusantara
Jurnal Keuangan Dan Perbankan, 1.1 (2020), 23–41