SlideShare a Scribd company logo
1 of 26
RETENSIO PLASENTA
NOVI ANGGRAENI, S.SiT. MPH
RETENSIO PLASENTA
• Perlengketan plasenta atau belum lahir lebih dari 30 menit setelah bayi lahir
karena elastisitas uterus yang menurun dan kontraksi yang tidak baik.
• Retensio plasenta menyumbang sebesar 2-3% kematian ibu dinegara
berkembang.
• Retensio plasenta menyumbang angka sebanyak 16-17% yang
menyebabkan perdarahan.
• Retensio plasenta merupakan keadaan yang dapat meningkatkan risiko perdarahan
postpartum, infeksi, dan syok, sehingga dapat mengancam nyawa pasien
RETENSIO PLASENTA
• Plasenta harus segera dapat dilahirkan dalam waktu 30 menit supaya
tidak terjadi perdarahan karena plasenta yang masih melekat pada
dinding uterus menghambat efektifitas kontraksi.
• Retensio plasenta merupakan satu penyebab haemorarghia post partum.
• Jika perlekatan plasenta terlalu kuat dan penempelannya sampai dengan
myometrium atau dinding abdomen dinamakan plasenta akreta dan
perkreta
RETENSIO PLASENTA
( DILIHAT DARI PENYEBABNYA)
1. Retensio plasenta fungsional
Retensio plasenta fungsional karena his yang tidak adekuat sehingga
plasenta tidak mampu terlepas dari dinding rahim,
2. Retesio plasenta patologi anatomi.
Retensio plasenta tipe patalogi anatomi dikarenakan adanya kelainan
dalam perlekatan plasenta yang disebut plasenta akreta, inkreta dan
perkreta
PENYEBAB RETENSIO PLASENTA
Placenta Adherens
• Retensi plasenta jenis placenta adherens terjadi ketika
kontraksi rahim tidak cukup kuat untuk mengeluarkan
plasenta. Kondisi ini dapat disebabkan oleh kelelahan
pada ibu setelah melahirkan atau karena atonia
uteri. Placenta adherens merupakan jenis retensi
plasenta yang paling umum terjadi.
Plasenta Akreta
• Plasenta akreta terjadi ketika plasenta tumbuh terlalu
dalam di dinding rahim sehingga kontraksi rahim saja
tidak dapat mengeluarkan plasenta. Kondisi ini umumnya
disebabkan oleh kelainan pada lapisan rahim akibat
menjalani operasi pada rahim atau operasi caesar pada
kehamilan sebelumnya
PENYEBAB RETENSIO PLASENTA
Trapped Placenta
• Trapped placenta adalah kondisi ketika plasenta sudah
terlepas dari dinding rahim, tetapi belum keluar dari
rahim. Kondisi ini terjadi akibat menutupnya leher
rahim (serviks) sebelum plasenta keluar.
JENIS PERLEKATAN
PLASENTA ABNORMAL
Plasenta Adhesiva
Kegagalan mekanisme saparasi fisiologis yang disebabkan karena implantasi yang kuat dari jonjot korion
plasenta.
Plasenta Akreta
Suatu keadaan implantasi jonjot korion plasenta yang kemudian memasuki sebagian lapisan myometrium
sehingga menyebabkan plasenta tidak dapat dipisahkan dari dinding uterus baik sebagian maupun
seluruhnya.
Plasenta Inkreta
Implantasi jonjot korion plasenta hingga mencapai/memasuki myometrium.
Plasenta Perkreta
Implantasi jonjot korion plasenta yang menembus lapisan otot hingga mencapai lapisan serosa dinding
uterus. Penetrasi abnormal elemen-elemen korionik ke dalam lapisn serosa uterus.
Plasenta Inkarserata
PENYEBAB RETENSIO PLASENTA
• Latifatulzahro (2020) menjelaskan bahwa retensio plasenta disebabkan
oleh kontraksi yang kurang kuat untuk melepaskan plasenta (plasenta
adhesiva), atau perlekatan plasenta terlalu kuat untuk melepaskan
plasenta (plasenta adhesiva), atau perlekatan plasenta terlalu kuat pada
dinding uterus yang disebabkan oleh villi korialis menembus desidua
sampai miometrium sampai di bawah peritoneum (plasenta akreta-
perkreta).
FISIOLOGI KALA III
• Penatalaksanaan untuk melahirkan plasenta dengan melakukan injeksi
oxytocin 1 menit pertama setelah bayi lahir untuk merangsang kontraksi
uterus, Plasenta dalam waktu 15 menit belum tampak tanda lepas dari
dinding rahim maka ibu harus diberikan suntikan oxytocin 10 IU, namun
15 menit setelah pemberian oxytocin yang kedua masih belum juga lahir
maka harus dilakukan manual plasenta untuk menghindari jumlah
perdarahan yang banyak (lebih dari 500 cc). Keterlambatan uri untuk
dilahirkan dalam waktu lebih dari 30 menit di namakan retensio plasenta
(perlengkatan plasenta).
INDIKASI MANUAL PLASENTA
• Anamnesis, meliputi pertanyaan tentang riwayat prenatal, meminta informasi mengenai
riwayat perdarahan postpartum sebelumnya, paritas, serta riwayat multipel fetus dan
polihidramnion. Serta riwayat pospartum sekarang dimana plasenta tidak lepas secara
spontan atau timbul perdarahan aktif setelah bayi dilahirkan.
• Perdarahan yang lama > 400 cc setelah bayi lahir.
• Placenta tidak segera lahir > 30 menit.
FAKTOR RISIKO RETENSIO PLASENTA
• faktor maternal (usia, paritas, anemia, jarak kehamilan kurang dari 2
tahun, pendidikan), sosial ekonomi,
• faktor uterus (rahim yang besar) dan Riwayat komplikasi persalinan yang
lalu
• Faktor predisposisi lain yang turut memengaruhi terjadinya retensio
plasenta menurut Manuaba adalah umur, paritas, uterus terlalu besar,
jarak kehamilan yang pendek, dan sosial ekonomi. Literatur lainnya
menambahkan pendidikan, riwayat komplikasi persalinan, dan status
anemia sebagai faktor-faktor yang turut berhubungan dengan terjadinya
PATOFISIOLOGI RETENSIO PLASENTA
• Patofisiologi retensio plasenta tidak diketahui secara pasti. Namun ada 3
mekanisme utama untuk terjadinya retensio plasenta yaitu plasenta
invasive yang biasanya hasil dari trauma rahim sebelumnya,
hipoperfusi plasenta (berhubungan dengan remodeling arteri spiralis
yang tidak lengkap dan penempelan plasenta yang dangkal) serta
kontraktilitas miometrium yang tidak memadai (kegagalan
kontraktilitas retroplasenta lokal)
PRINSIP PENANGANAN
RETENSIO PLASENTA
Penanganan retensi plasenta bertujuan untuk mengeluarkan plasenta atau
sisa jaringan plasenta dari dalam rahim. Tindakan yang dilakukan antara
lain :
1. Manual placenta
2. Memberikan obat-obatan untuk merangsang berkontraksi dan mengeluarkan
plasenta.
Jika kondisi pasien stabil, cek kandung kencing, karena kandung kemih yang
penuh bisa mencegah keluarnya plasenta. Bila memungkinkan menyarankan
pasien untuk segera menyusui karena proses tersebut bisa memicu kontraksi
rahim dan membantu plasenta keluar.
• Jika semua metode di atas tidak berhasil mengeluarkan plasenta maka akan
menjalankan prosedur bedah sebagai pilihan terakhir
MANUAL PLASENTA
Persiapan
a) Memasang infuse.
b) Berikan 20-40 unit oksitosin dalam 1000 ml larutan NaCl 0,9 % atau
Ringer Laktat dengan kecepatan tetesan 60 tetes/menit dan 10 unit
oksitosin IM. Lanjutkan infus oksitosin 20 unit dalam 1000 ml larutan
NaCl 0,9 % atau Ringer Laktat dengan kecepatan 40 tetes/menit hingga
perdarahan berhenti.
c) Menjelaskan pada ibu prosedur dan tujuan tindakan.
d) Melakukan anastesi verbal/analgesik per rectal.
e) Menyiapkan dan jalankan prosedur pencegahan infeksi
MANUAL PLASENTA
Tindakan penetrasi ke dalam kavum uteri
a) Memastikan kandung kemih dalam keadaan kosong
b) Menjepit tali pusat dengan klem pada jarak 5-10 cm dari vulva, tegangkan dengan
satu tangan sejajar lantai
c) Secara obstetrik, masukkan tangan lainnya (punggung tangan menghadap ke bawah)
ke dalam vagina dengan menelusuri sisi bawah tali pusat
d) Setelah mencapai pembukaan servik, minta seseorang asisten/penolong lain untuk
menegangkan klem tali pusat kemudian pindahkan tangan keluar untuk menahan
fundus uteri
e) Sambil menahan fundus uteri, masukkan tangan dalam hingga ke kavum uteri
sehingga mencapai tempat implantasi plasenta.
f) Bentangkan tangan obstetrik menjadi datar seperti memberi salam (ibu jari merapat
ke jari telunjuk dan jari-jari lain saling merapat)
MELEPAS PLASENTA DARI DINDING
UTERUS
Menentukan implantasi plasenta, temukan tepi plasenta paling bawah
1) Bila plasenta berimplantasi di korpus belakang, tali pusat tetap di sebelah atas dan
sisipkan ujung jari-jari tangan diantara plasenta dan dinding uterus dimana punggung
tangan menghadap ke bawah (posterior ibu)
2) Bila di korpus depan maka pindahkan tangan ke sebelah atas tali pusat dan sisipkan
ujung jari-jari tangan diantara plasenta dan dinding uterus dimana punggung tangan
menghadap ke atas(anterior ibu)
3) Setelah ujung-ujung jari masuk diantara plasenta dan dinding uterus, maka perluas
pelepasan plasenta dengan jalan menggeser tangan ke kanan dan kiri sambil digeserkan
ke atas (kranial) hingga semua perlekatan plasenta terlepas dari dinding uterus.
MENGELUARKAN PLASENTA
a. Sementara satu tangan masih di dalam kavum uteri, lakukan eksplorasi
untuk menilai tidak ada sisa plasenta yang tertinggal
b. Pindahkan tangan luar dari fundus ke supra simpisis (tahan segmen
bawah uterus) kemudian instruksikan asisten/penolong untuk menarik
tali pusat.sambil tangan dalam membawa plasenta keluar (hindari
terjadinya percikan darah)
c. Lakukan penekanan (dengan tangan yang menahan supra simpisis)
uterus ke arah dorso kranial setelah plasenta dilahirkan dan tempatkan
plasenta di dalam wadah yang telah disediakan
MANUAL PLASENTA
PENCEGAHAN INFEKSI
PASCA TINDAKAN
• Dekontaminasi sarung tangan (sebelum dilepaskan) dan peralatan lain
yang digunakan
• Lepaskan dan rendam sarung tangan serta peralatan lainnya di dalam
larutan klorin 0,5% selama 10 menit
• Cuci tanganKeringkan tangan dengan handuk bersih
PEMANTAUAN PASCA TINDAKAN
a. Periksa kembali tanda vital ibu
b. Catat kondisi ibu dan buat laporan tindakan
c.Tuliskan rencana pengobatan, tindakan yang masih diperlukan dan
asuhan lanjutan
d. Beritahu pada ibu dan keluarga bahwa tindakan telah selesai
e. Lanjutkan pemantauan pada ibu hingga 2 jam pasca tindakan
PASCA PLACENTA MANUAL
• Berikan oksitosin 10 unit dalam 500 mL cairan IV (NaCl atau Ringer
Laktat) 60 tetes/menit + masase fundus uteri untuk perangsangan
kontraksi
• Bila masih perdarahan banyak:
1) Berikan ergometrin 0,2 mg IM
2) Rujuk ibu ke rumah sakit
3) Selama transportasi, rasakan apakah uterus berkontraksi baik. Bila
tidak, tetap lakukan masase dan beri ulang oksitosin 10 unit IM/IV
4) Lakukan kompresi bimanual atau kompresi aorta bila perdarahan
lebih hebat berlangsung sebelum dan selama transportasi.
PROSEDUR KLINIK MANUAL PLASENTA
• Informed consent merupakan persetujuan dari pasien dan keluarga terhadap
tindakan medik yang akan dilakukan terhadap dirinya oleh dokter/bidan.
Persetujuan diberikan setelah pasien diberikan penjelasan yang lengkap dan
objektif tentang diagnosis retensio plasenta, upaya penyembuhan, tujuan dan
pilihan tindakan yang akan dilakukan.
PROSEDUR KLINIK
MANUAL PLASENTA
a. Sapa pasien dan keluarganya, perkenalkan bahwa Anda petugas yang akan
melakukan tindakan medik.
b. Jelaskan tentang diagnosis dan penatalaksanaan pada retensio plasenta.
c. Jelaskan bahwa setiap tindakan medik mengandung risiko, baik yang telah
diduga sebelumnya, maupun tidak
d. Pastikan bahwa pasien dan keluarganya telah mengerti dan jelas tentang
penjelasan tersebut di atas
PROSEDUR KLINIK
MANUAL PLASENTA
a. Beri kesempatan kepada pasien dan keluarganya untuk mendapat penjelasan ulang
apabila ragu dan belum mengerti
b. Setelah pasien dan keluarganya mengerti dan memberikan persetujuan untuk
dilakukan tindakan ini, minta persetujuan secara tertulis dengan mengisi dan
menandatangani formulir yang telah disediakan
c. Masukkan lembar persetujuan tindakan yang telah ditandatangani kedalam rekam
medik pasien
•

More Related Content

Similar to RETENSIO PLASENTA.pptx

Similar to RETENSIO PLASENTA.pptx (20)

Neuro
NeuroNeuro
Neuro
 
Beranda
BerandaBeranda
Beranda
 
kelompok 1 atonia uteri.pptx
kelompok 1 atonia uteri.pptxkelompok 1 atonia uteri.pptx
kelompok 1 atonia uteri.pptx
 
Persalinan Aktif Kala III
Persalinan Aktif Kala IIIPersalinan Aktif Kala III
Persalinan Aktif Kala III
 
Mendeteksi komplikasi persalinan kala iii
Mendeteksi komplikasi persalinan kala iiiMendeteksi komplikasi persalinan kala iii
Mendeteksi komplikasi persalinan kala iii
 
162970870 askep-hpp
162970870 askep-hpp162970870 askep-hpp
162970870 askep-hpp
 
Haemorraghe post partum
Haemorraghe post partumHaemorraghe post partum
Haemorraghe post partum
 
162970870 askep-hpp
162970870 askep-hpp162970870 askep-hpp
162970870 askep-hpp
 
Fisiologi kala iii
Fisiologi kala iiiFisiologi kala iii
Fisiologi kala iii
 
Atonia uteri
Atonia uteriAtonia uteri
Atonia uteri
 
Asuhan persalinan Kala 3 dan 4.pptx
Asuhan persalinan Kala 3 dan 4.pptxAsuhan persalinan Kala 3 dan 4.pptx
Asuhan persalinan Kala 3 dan 4.pptx
 
86345062 makalah-plasenta-previa
86345062 makalah-plasenta-previa86345062 makalah-plasenta-previa
86345062 makalah-plasenta-previa
 
Atonia uteri
Atonia uteriAtonia uteri
Atonia uteri
 
Plasenta previa AKPER PEMKAB MUNA
Plasenta previa AKPER PEMKAB MUNA Plasenta previa AKPER PEMKAB MUNA
Plasenta previa AKPER PEMKAB MUNA
 
Plasenta previa AKPER PEMKAB MUNA
Plasenta previa AKPER PEMKAB MUNAPlasenta previa AKPER PEMKAB MUNA
Plasenta previa AKPER PEMKAB MUNA
 
Retensio plasenta
Retensio plasentaRetensio plasenta
Retensio plasenta
 
Atonia uteri
Atonia uteriAtonia uteri
Atonia uteri
 
Laporan Kasus RETENSIO PLASENTA oleh : dr. Rachel Sagrim (FK Uncen)
Laporan Kasus RETENSIO PLASENTA oleh : dr. Rachel Sagrim (FK Uncen)Laporan Kasus RETENSIO PLASENTA oleh : dr. Rachel Sagrim (FK Uncen)
Laporan Kasus RETENSIO PLASENTA oleh : dr. Rachel Sagrim (FK Uncen)
 
BAB III APN Kala III Atonia.ppt
BAB III APN Kala III Atonia.pptBAB III APN Kala III Atonia.ppt
BAB III APN Kala III Atonia.ppt
 
PPT PERDARAN PERVAGINA
PPT PERDARAN PERVAGINAPPT PERDARAN PERVAGINA
PPT PERDARAN PERVAGINA
 

Recently uploaded

1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdfShintaNovianti1
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5KIKI TRISNA MUKTI
 
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfHARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfkustiyantidew94
 
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxPPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxalalfardilah
 
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxPanduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxsudianaade137
 
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisKelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisNazla aulia
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxRezaWahyuni6
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggeraksupriadi611
 
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptxMateri Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptxc9fhbm7gzj
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKirwan461475
 
Ppt tentang perkembangan Moral Pada Anak
Ppt tentang perkembangan Moral Pada AnakPpt tentang perkembangan Moral Pada Anak
Ppt tentang perkembangan Moral Pada Anakbekamalayniasinta
 
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxMODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxarnisariningsih98
 
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxKONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxawaldarmawan3
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfSitiJulaeha820399
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxmawan5982
 
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxJurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxBambang440423
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docxbkandrisaputra
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMmulyadia43
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxFuzaAnggriana
 
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxPPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxHeruFebrianto3
 

Recently uploaded (20)

1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
 
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfHARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
 
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxPPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
 
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxPanduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
 
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisKelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
 
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptxMateri Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
 
Ppt tentang perkembangan Moral Pada Anak
Ppt tentang perkembangan Moral Pada AnakPpt tentang perkembangan Moral Pada Anak
Ppt tentang perkembangan Moral Pada Anak
 
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxMODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
 
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxKONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
 
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxJurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
 
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxPPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
 

RETENSIO PLASENTA.pptx

  • 2. RETENSIO PLASENTA • Perlengketan plasenta atau belum lahir lebih dari 30 menit setelah bayi lahir karena elastisitas uterus yang menurun dan kontraksi yang tidak baik. • Retensio plasenta menyumbang sebesar 2-3% kematian ibu dinegara berkembang. • Retensio plasenta menyumbang angka sebanyak 16-17% yang menyebabkan perdarahan. • Retensio plasenta merupakan keadaan yang dapat meningkatkan risiko perdarahan postpartum, infeksi, dan syok, sehingga dapat mengancam nyawa pasien
  • 3. RETENSIO PLASENTA • Plasenta harus segera dapat dilahirkan dalam waktu 30 menit supaya tidak terjadi perdarahan karena plasenta yang masih melekat pada dinding uterus menghambat efektifitas kontraksi. • Retensio plasenta merupakan satu penyebab haemorarghia post partum. • Jika perlekatan plasenta terlalu kuat dan penempelannya sampai dengan myometrium atau dinding abdomen dinamakan plasenta akreta dan perkreta
  • 4. RETENSIO PLASENTA ( DILIHAT DARI PENYEBABNYA) 1. Retensio plasenta fungsional Retensio plasenta fungsional karena his yang tidak adekuat sehingga plasenta tidak mampu terlepas dari dinding rahim, 2. Retesio plasenta patologi anatomi. Retensio plasenta tipe patalogi anatomi dikarenakan adanya kelainan dalam perlekatan plasenta yang disebut plasenta akreta, inkreta dan perkreta
  • 5. PENYEBAB RETENSIO PLASENTA Placenta Adherens • Retensi plasenta jenis placenta adherens terjadi ketika kontraksi rahim tidak cukup kuat untuk mengeluarkan plasenta. Kondisi ini dapat disebabkan oleh kelelahan pada ibu setelah melahirkan atau karena atonia uteri. Placenta adherens merupakan jenis retensi plasenta yang paling umum terjadi. Plasenta Akreta • Plasenta akreta terjadi ketika plasenta tumbuh terlalu dalam di dinding rahim sehingga kontraksi rahim saja tidak dapat mengeluarkan plasenta. Kondisi ini umumnya disebabkan oleh kelainan pada lapisan rahim akibat menjalani operasi pada rahim atau operasi caesar pada kehamilan sebelumnya
  • 6. PENYEBAB RETENSIO PLASENTA Trapped Placenta • Trapped placenta adalah kondisi ketika plasenta sudah terlepas dari dinding rahim, tetapi belum keluar dari rahim. Kondisi ini terjadi akibat menutupnya leher rahim (serviks) sebelum plasenta keluar.
  • 7. JENIS PERLEKATAN PLASENTA ABNORMAL Plasenta Adhesiva Kegagalan mekanisme saparasi fisiologis yang disebabkan karena implantasi yang kuat dari jonjot korion plasenta. Plasenta Akreta Suatu keadaan implantasi jonjot korion plasenta yang kemudian memasuki sebagian lapisan myometrium sehingga menyebabkan plasenta tidak dapat dipisahkan dari dinding uterus baik sebagian maupun seluruhnya. Plasenta Inkreta Implantasi jonjot korion plasenta hingga mencapai/memasuki myometrium. Plasenta Perkreta Implantasi jonjot korion plasenta yang menembus lapisan otot hingga mencapai lapisan serosa dinding uterus. Penetrasi abnormal elemen-elemen korionik ke dalam lapisn serosa uterus. Plasenta Inkarserata
  • 8.
  • 9. PENYEBAB RETENSIO PLASENTA • Latifatulzahro (2020) menjelaskan bahwa retensio plasenta disebabkan oleh kontraksi yang kurang kuat untuk melepaskan plasenta (plasenta adhesiva), atau perlekatan plasenta terlalu kuat untuk melepaskan plasenta (plasenta adhesiva), atau perlekatan plasenta terlalu kuat pada dinding uterus yang disebabkan oleh villi korialis menembus desidua sampai miometrium sampai di bawah peritoneum (plasenta akreta- perkreta).
  • 10. FISIOLOGI KALA III • Penatalaksanaan untuk melahirkan plasenta dengan melakukan injeksi oxytocin 1 menit pertama setelah bayi lahir untuk merangsang kontraksi uterus, Plasenta dalam waktu 15 menit belum tampak tanda lepas dari dinding rahim maka ibu harus diberikan suntikan oxytocin 10 IU, namun 15 menit setelah pemberian oxytocin yang kedua masih belum juga lahir maka harus dilakukan manual plasenta untuk menghindari jumlah perdarahan yang banyak (lebih dari 500 cc). Keterlambatan uri untuk dilahirkan dalam waktu lebih dari 30 menit di namakan retensio plasenta (perlengkatan plasenta).
  • 11. INDIKASI MANUAL PLASENTA • Anamnesis, meliputi pertanyaan tentang riwayat prenatal, meminta informasi mengenai riwayat perdarahan postpartum sebelumnya, paritas, serta riwayat multipel fetus dan polihidramnion. Serta riwayat pospartum sekarang dimana plasenta tidak lepas secara spontan atau timbul perdarahan aktif setelah bayi dilahirkan. • Perdarahan yang lama > 400 cc setelah bayi lahir. • Placenta tidak segera lahir > 30 menit.
  • 12. FAKTOR RISIKO RETENSIO PLASENTA • faktor maternal (usia, paritas, anemia, jarak kehamilan kurang dari 2 tahun, pendidikan), sosial ekonomi, • faktor uterus (rahim yang besar) dan Riwayat komplikasi persalinan yang lalu • Faktor predisposisi lain yang turut memengaruhi terjadinya retensio plasenta menurut Manuaba adalah umur, paritas, uterus terlalu besar, jarak kehamilan yang pendek, dan sosial ekonomi. Literatur lainnya menambahkan pendidikan, riwayat komplikasi persalinan, dan status anemia sebagai faktor-faktor yang turut berhubungan dengan terjadinya
  • 13. PATOFISIOLOGI RETENSIO PLASENTA • Patofisiologi retensio plasenta tidak diketahui secara pasti. Namun ada 3 mekanisme utama untuk terjadinya retensio plasenta yaitu plasenta invasive yang biasanya hasil dari trauma rahim sebelumnya, hipoperfusi plasenta (berhubungan dengan remodeling arteri spiralis yang tidak lengkap dan penempelan plasenta yang dangkal) serta kontraktilitas miometrium yang tidak memadai (kegagalan kontraktilitas retroplasenta lokal)
  • 14. PRINSIP PENANGANAN RETENSIO PLASENTA Penanganan retensi plasenta bertujuan untuk mengeluarkan plasenta atau sisa jaringan plasenta dari dalam rahim. Tindakan yang dilakukan antara lain : 1. Manual placenta 2. Memberikan obat-obatan untuk merangsang berkontraksi dan mengeluarkan plasenta. Jika kondisi pasien stabil, cek kandung kencing, karena kandung kemih yang penuh bisa mencegah keluarnya plasenta. Bila memungkinkan menyarankan pasien untuk segera menyusui karena proses tersebut bisa memicu kontraksi rahim dan membantu plasenta keluar. • Jika semua metode di atas tidak berhasil mengeluarkan plasenta maka akan menjalankan prosedur bedah sebagai pilihan terakhir
  • 15. MANUAL PLASENTA Persiapan a) Memasang infuse. b) Berikan 20-40 unit oksitosin dalam 1000 ml larutan NaCl 0,9 % atau Ringer Laktat dengan kecepatan tetesan 60 tetes/menit dan 10 unit oksitosin IM. Lanjutkan infus oksitosin 20 unit dalam 1000 ml larutan NaCl 0,9 % atau Ringer Laktat dengan kecepatan 40 tetes/menit hingga perdarahan berhenti. c) Menjelaskan pada ibu prosedur dan tujuan tindakan. d) Melakukan anastesi verbal/analgesik per rectal. e) Menyiapkan dan jalankan prosedur pencegahan infeksi
  • 16. MANUAL PLASENTA Tindakan penetrasi ke dalam kavum uteri a) Memastikan kandung kemih dalam keadaan kosong b) Menjepit tali pusat dengan klem pada jarak 5-10 cm dari vulva, tegangkan dengan satu tangan sejajar lantai c) Secara obstetrik, masukkan tangan lainnya (punggung tangan menghadap ke bawah) ke dalam vagina dengan menelusuri sisi bawah tali pusat d) Setelah mencapai pembukaan servik, minta seseorang asisten/penolong lain untuk menegangkan klem tali pusat kemudian pindahkan tangan keluar untuk menahan fundus uteri e) Sambil menahan fundus uteri, masukkan tangan dalam hingga ke kavum uteri sehingga mencapai tempat implantasi plasenta. f) Bentangkan tangan obstetrik menjadi datar seperti memberi salam (ibu jari merapat ke jari telunjuk dan jari-jari lain saling merapat)
  • 17. MELEPAS PLASENTA DARI DINDING UTERUS Menentukan implantasi plasenta, temukan tepi plasenta paling bawah 1) Bila plasenta berimplantasi di korpus belakang, tali pusat tetap di sebelah atas dan sisipkan ujung jari-jari tangan diantara plasenta dan dinding uterus dimana punggung tangan menghadap ke bawah (posterior ibu) 2) Bila di korpus depan maka pindahkan tangan ke sebelah atas tali pusat dan sisipkan ujung jari-jari tangan diantara plasenta dan dinding uterus dimana punggung tangan menghadap ke atas(anterior ibu) 3) Setelah ujung-ujung jari masuk diantara plasenta dan dinding uterus, maka perluas pelepasan plasenta dengan jalan menggeser tangan ke kanan dan kiri sambil digeserkan ke atas (kranial) hingga semua perlekatan plasenta terlepas dari dinding uterus.
  • 18. MENGELUARKAN PLASENTA a. Sementara satu tangan masih di dalam kavum uteri, lakukan eksplorasi untuk menilai tidak ada sisa plasenta yang tertinggal b. Pindahkan tangan luar dari fundus ke supra simpisis (tahan segmen bawah uterus) kemudian instruksikan asisten/penolong untuk menarik tali pusat.sambil tangan dalam membawa plasenta keluar (hindari terjadinya percikan darah) c. Lakukan penekanan (dengan tangan yang menahan supra simpisis) uterus ke arah dorso kranial setelah plasenta dilahirkan dan tempatkan plasenta di dalam wadah yang telah disediakan
  • 20.
  • 21. PENCEGAHAN INFEKSI PASCA TINDAKAN • Dekontaminasi sarung tangan (sebelum dilepaskan) dan peralatan lain yang digunakan • Lepaskan dan rendam sarung tangan serta peralatan lainnya di dalam larutan klorin 0,5% selama 10 menit • Cuci tanganKeringkan tangan dengan handuk bersih
  • 22. PEMANTAUAN PASCA TINDAKAN a. Periksa kembali tanda vital ibu b. Catat kondisi ibu dan buat laporan tindakan c.Tuliskan rencana pengobatan, tindakan yang masih diperlukan dan asuhan lanjutan d. Beritahu pada ibu dan keluarga bahwa tindakan telah selesai e. Lanjutkan pemantauan pada ibu hingga 2 jam pasca tindakan
  • 23. PASCA PLACENTA MANUAL • Berikan oksitosin 10 unit dalam 500 mL cairan IV (NaCl atau Ringer Laktat) 60 tetes/menit + masase fundus uteri untuk perangsangan kontraksi • Bila masih perdarahan banyak: 1) Berikan ergometrin 0,2 mg IM 2) Rujuk ibu ke rumah sakit 3) Selama transportasi, rasakan apakah uterus berkontraksi baik. Bila tidak, tetap lakukan masase dan beri ulang oksitosin 10 unit IM/IV 4) Lakukan kompresi bimanual atau kompresi aorta bila perdarahan lebih hebat berlangsung sebelum dan selama transportasi.
  • 24. PROSEDUR KLINIK MANUAL PLASENTA • Informed consent merupakan persetujuan dari pasien dan keluarga terhadap tindakan medik yang akan dilakukan terhadap dirinya oleh dokter/bidan. Persetujuan diberikan setelah pasien diberikan penjelasan yang lengkap dan objektif tentang diagnosis retensio plasenta, upaya penyembuhan, tujuan dan pilihan tindakan yang akan dilakukan.
  • 25. PROSEDUR KLINIK MANUAL PLASENTA a. Sapa pasien dan keluarganya, perkenalkan bahwa Anda petugas yang akan melakukan tindakan medik. b. Jelaskan tentang diagnosis dan penatalaksanaan pada retensio plasenta. c. Jelaskan bahwa setiap tindakan medik mengandung risiko, baik yang telah diduga sebelumnya, maupun tidak d. Pastikan bahwa pasien dan keluarganya telah mengerti dan jelas tentang penjelasan tersebut di atas
  • 26. PROSEDUR KLINIK MANUAL PLASENTA a. Beri kesempatan kepada pasien dan keluarganya untuk mendapat penjelasan ulang apabila ragu dan belum mengerti b. Setelah pasien dan keluarganya mengerti dan memberikan persetujuan untuk dilakukan tindakan ini, minta persetujuan secara tertulis dengan mengisi dan menandatangani formulir yang telah disediakan c. Masukkan lembar persetujuan tindakan yang telah ditandatangani kedalam rekam medik pasien •