Dokumen ini membahas tentang pengertian dan pembagian hujjah dalam ilmu mantiq. Hujjah dibagi menjadi dua, yaitu hujjah naqliyah yang bersumber dari Al-Quran, hadis, ijma, dan hujjah aqliyah yang bersumber dari pemikiran manusia secara logis. Hujjah aqliyah terbagi menjadi lima, yaitu khithabah, madhnunah, syi'ir, burhan, dan jadal.
3. HUJJAH
Kadangkala kata hujjah disinonimkan dengan kata burhan, yaitu
argumentasi yang valid, sehingga dihasilkan kesimpulan yang dapat
diyakini dan dipertanggungjawabkan akan kebenarannya. Ketika
menyampaikan argumentasi atau menetapkan suatu perkara agama,
seorang muslim harus menyampaikan hujjah atau alasan yang bisa
dipertanggungjawabkan.
4. Pembagian hujjah
Dalam cabang ilmu mantiq hujjah terbagi
menjadi 2
Naqliyah
Aqliyah
Yaitu hujjah yang isinya di ambil dari Al-Qur'an As-sunnah,Ijma'atau dari hasil penggalian ke
Yaitu keterangan, alasan, bukti atau argumentasi yang berdasarkan pada hasil pemikiran
manusia secara logis dan sistematis.
Hujjah aqliyah terbagi menjadi lima macam
5. • Khithabah adalah qiyas yang tersusun dari beberapa
muqaddimah maqbulah diterima atau madhnunah (dugaan)
• Madhnunah adalah yang ditetapkan akal dengan perantaraan
(dugaan kecenderungan yang unggul), serta masih adanya
kemungkinan lain. contoh ;"seseorang beroperasi pada malam
hari dengan membawa pedang."setiap orang semacam ini adalah
pencuri".
• syi'ir adalah Hujjah yang tersusun dari beberapa khayalan dimana
hati mengiji mengimajinasikan sesuatu yang membuatmu susah
atau senang sehingga menjadi tidak suka atau suka menjadi
perangsang melakukan perbuatan atau meninggalkannya
membuat rela atau tidak rela menikmati kesenangan atau justru
mengerjakan hal-hal yang membahayakan.
6. • Burhan, adalah Hujjah yang tersusun dari beberapa mukaddimah yang bersifat pasti
(Yaqin),yakni keyakinan akan mukaddimah tersebut mantab, sesuai dengan
kenyataan, tetap dan tidak berubah.
• jadal adalah Hujjah yang tersusun dari beberapa mukaddimah yang masyhur dan ini
berbeda-beda tiap waktu tempat dan selain keduanya.Baik masyhur menurut
manusia secara menyeluruh, masyhur menurut golongan tertentu, contoh "fa'il
adalah isim yang terbaca Rafa"setiap golongan memiliki kemasyhuran sesuai
kebiasaan dan tradisi bahasanya atau tersusun dari muqaddimah musallamah
(diterima) yakni berbentuk beberapa qadliyah yang diterima oleh lawan diskusi
,baik diterima orang lain atau tidak seperti beberapa masalah Ushul fiqh menurut
ahli fiqh.