3. Indonesia عربية
Sejarah Kelahiran
& Perkembangan
Ilmu Ushul Fiqh
Ragam Metode
Penulisan Ilmu
Ushul Fiqh
ألف صولأعلم ةنشاتاريخ
وقه
هرتطو
ألف صولأعلمليفتاقطر
قه
4. Setelah mengikuti pembelajaran siswa dapat :
1.Menjelaskan sejarah perkembangan ushul
fiqh
2.Menjelaskan aliran-aliran penulisan ilmu
ushul fiqh
5. Indonesia عربية
Masa Rasulullah
SAW
Masa Sahabat
Masa Tabi’in
Masa Pembukuan
(Tadwin)
Masa Modern
الرسالة عصر
الصحابة عصر
التابعين عصر
عصرالتدوين
المعاصر عصر
6.
ويقض يفتي كان فالرسول ،إليه حاجة تدع لم األول الهجري القرن في
بما ي
إليه يؤديه وبما ،السنن من به يلهم ولما ،القرآن من ربه إليه به يوحى
االستن إلى بها يتوصل وقواعد أصول إلى حاجة غير من الفطري اجتهاده
باط
واالجتهاد
Di masa awal hijriyah (Nabi saw) belum ada
kebutuhan untuk ushul fiqh, karena Rasulullah
SAW sendiri yang berfatwa dan mengadili dg apa
yang diwahyukan padanya (Quran ) dan
diilhamkan (Sunnah), dan juga ijtihad fitri beliau,
sehingga tidak membutuhkan Ushul atau kaidah
istimbath dan ijtihad.
9.
بملكتهم يفهمونها التي بالنصوص ويقضون يفتون كانوا وأصحابه
العربية
النصوص فهم على بها يهتدون لغوية قواعد إلى حاجة غير من السليمة
،
في ركزت التي التشريعية بملكتهم فيه نص ال فيما ويستنبطون
من نفوسهم
الرسول صحبتهم
-
وسلم عليه هللا صلى
-
نزو أسباب على ووقوفهم ،
ل
التشريع ومبادئ الشارع مقاصد وفهمهم ،األحاديث وورود اآليات
Para Sahabat setelahnya berfatwa dg sumber
Quran & Sunnah, melalui pemahaman mereka
yang kuat ttg : bahasa arab, asbabul nuzul dan
wurud, dan pemahaman maqoshid syariah &
prinsip2 tasyri’ pada hal2 yg tidak ada nash-nya
10. Umar ra tidak membagikan ghanimah berupa
tanah pertanian di Sawad Iraq
Umar ra tidak lagi memberikan zakat pada
muallaf
Umar ra tidak menjalankan praktek hukum
potong tangan pada pencuri di masa paceklik
dan kelaparan
Ali ra memutuskan vonis 80 kali dera pada
mereka yang terbukti minum khamr
11.
وتكاتوتشافهوأ بغيرهم ألعربوأختلط سالميةإلأ ألفتوحأتسعت لماولكن
فيودخلبوأ
أل ةَكَلَألم تبقولم ،بيةرألع غيرساليبوأل ألمفردأتمن ثيركبيةرألع
،سالمتهاعلىسانيةّل
ضوأب وضعلىإأ ألحاجةدعتألنصوصفهم في وألحتمالت ألشتباهات ثرتوك
وقوأعدط
ألنصوص دترو ألذي بيرألعيفهمها كماألنصوصفهمعلىبها يقتدر لغوية
كما،بلغته
ألنطقصحةعلىبها يقتدرنحوية قوأعدوضع لىإأدعت
.
Setelah meluasnya Islam, bngsa Arab bercampur dg
yang lainnya, maka terjadi assimilasi pd bahasa
arab, sehingga menimbulkan banyak kerancuan
dan syubhat pada proses memahami sebuah nash.
Maka dibutuhkan penyusuan kaidah bahasa
12.
أهلوأ ألحديثهلأبينألجدألوأحتدم ،يعرألتشبفجر ألعهد بعدلما وكذلك
أروأجت ،يأرل
د،بهيحتج مابعضنكارإأو ،بهيحتج لبماألحتجاجعلىهوأءأل ذويبعض
لىإأ هذأكلعا
ألست وكيفيةبها ألستدللطووشرألشرعية دلةأل فيوبحوثضوأبط وضع
ومن،بهادلل
صوأعلم نّكوَتأللغويةألضوأبطوتلك ألستدللية ألبحوثهذه مجموعة
ألفقهل
.
Mulai muncul perdebatan di kalangan ahli hadits
dan ahli ro’yi, begitu pula muncul kelompok yang
berani menggunakan hujjah dengan hal-hal yang
tidak layak dijadikan hujjah, saling mengingkari
hujjah, dsb. Ini semua membutuhkan perumusan
kaidah dan batasan2 ushul fiqh yang jelas
13. AHLU HADITS AHLU RO’YU
Pusat di Hijaz ( Mekkah
dan Madinah)
Pengusungnya : Murid2
dari Ibnu Umar, dan
Ibnu Amr bin Ash
Mengoptimalkan
penggunaan atsar /
riwayat
Pusat di Iraq ( Kufah
dan Bashroh)
Pengusungnya :Murid2
dari Abdullah bin
Mas’ud
Banyak menggunakan
ijtihad qiyasi ( analog)
14. Sedikitnya jumlah hadits yang sampai ke ulama
Irak
Ketatnya seleksi hadits yang mereka lakukan, hal
ini karena banyaknya hadits-hadits palsu yang
beredar di kalangan mereka sehingga mereka
tidak mudah menerima riwayat seseorang kecuali
melalui proses seleksi yang ketat.
Di sisi lain masalah baru yang mereka hadapi dan
memerlukan ijtihad begitu banyak, maka mau
tidak mau mereka mengandalkan qiyas (analogi)
dalam menetapkan hukum. Masalah-masalah
baru ini muncul akibat peradaban dan kehidupan
masyarakat Irak yang sangat kompleks.
15. Banyaknya hadits yang berada di tangan
mereka dan sedikitnya kasus-kasus baru
yang memerlukan ijtihad.
Contoh yang mereka dapati dari guru
mereka, seperti Abdullah bin Umar ra, dan
Abdullah bin ‘Amr bin ‘Ash, yang sangat
berhati-hati menggunakan logika dalam
berfatwa.
16. 1) Adanya perdebatan sengit antara madrasah
Irak dan madrasah Hijaz.
2) Mulai melemahnya kemampuan bahasa
Arab di sebagian umat Islam akibat interaksi
dengan bangsa lain terutama Persia.
3) Munculnya banyak persoalan yang belum
pernah terjadi sebelumnya dan memerlukan
kejelasan hukum, sehingga kebutuhan akan
ijtihad kian mendesak.
18. Menurut Ibnu Nadim : Ulama yang
pertamakali menyusun ilmu ushul fiqh
adalah Imam Abu Yusuf, murid Imam Abu
Hanifah ( Kitabnya tidak sampai kepada
kita).
Menurut Abdul Wahhab Khallaf dan Jumhur
ulama : Yang pertamakali membukukan
kaidah ushul fiqh adalah Imam Syafi’i dalam
kitabnya Ar-Risalah.
Sampai sekarang, Imam Syafi’I dipandang
sebagai bapak Ilmu Ushul Fiqh.
19. Beliau lahir di Ghaza, pada usia 2 tahun bersama ibunya pergi ke
Mekkah untuk belajar dan menghafal Al-Qur’an serta ilmu fiqh
dari ulama Mekkah.
Sejak kecil beliau sudah mendapat pendidikan bahasa dari
perkampungan Huzail, salah satu kabilah yang terkenal dengan
kefasihan berbahasa.
Pada usia 15 tahun beliau sudah diizinkan oleh Muslim bin
Khalid Az-Zanjiy - salah seorang ulama Mekkah - untuk
memberi fatwa.
Kemudian beliau pergi ke Madinah dan berguru kepada Imam
penduduk Madinah, Imam Malik bin Anas ra (95-179 H) dalam
selang waktu 9 tahun - meskipun tidak berturut-turut - beserta
ulama-ulama lainnya, sehingga beliau memiliki pengetahuan
yang cukup dalam ilmu hadits dan fiqh Madinah.
Lalu beliau pergi ke Irak dan belajar metode fiqh Irak kepada
Muhammad bin Hasan Asy-Syaibani ra (wafat th 187 H), murid
Imam Abu Hanifah An-Nu’man bin Tsabit ra (80-150 H).
20. Metode Ahli Ilmu
Kalam
Metode Ahli Fiqh
Metode
Penggabungan
المتكلمين طريقة
(
الشاف
عية
)
الفقهاء طريقة
(
الحنفي
ة
)
المتأخرين طريقة
(
المزدوجة
)
21. Metode ini memusatkan diri pada kajian teoritis
murni untuk menghasilkan kaidah-kaidah ushul
yang kuat, walaupun kaidah itu mungkin tidak
mendukung mazhab fiqh penulisnya.
Dalam mengkaji dan menelurkan kaidah ushul,
metode ini sangat mengandalkan kajian bahasa
Arab yang mendalam, menggunakan dalalah
(indikator) yang ditunjukkan oleh lafazh kata
atau kalimat, logika akal, dan pembuktian dalil-
dalilnya.
Metode ini benar-benar terlepas dari
pembahasan cabang-cabang fiqh dan fanatisme
mazhab, jika masalah fiqh disebutkan ia hanya
sebagai contoh penerapan saja.
23. 1) Keterkaitan erat antara Ushul Fiqh dengan masalah
cabang-cabang Fiqh dimana ia dijadikan dalil dan
sumber utama kaidah-kaidah ushul yang mereka
buat. Apabila ada kaidah ushul yang bertentangan
dengan ijtihad fiqh para imam dan ulama mazhab
Hanafi, mereka menggantinya dengan kaidah yang
sesuai.
2) Tujuan utama dari metode ini adalah
mengumpulkan hukum-hukum Fiqh hasil ijtihad
para ulama mazhab Hanafi dalam kaidah-kaidah
ushul.
3) Metode ini terlepas dari kajian teoritis dan lebih
bersifat praktis.
25. 1) Metode ini muncul pertama kali pada
permulaan abad ke-7 Hijriyah melalui seorang
alim Irak bernama Ahmad bin Ali bin Taghlib
yang dikenal dengan Muzhaffaruddin Ibnus
Sa’ati (wafat th 694 H) dengan bukunya
Badi’un-Nizham Al-Jami’ baina Ushul Al-
Bazdawi Wal-Ihkam.
2) Di antara keistimewaan terpenting dari metode
ini adalah penggabungan antara kekuatan teori
dan praktek yaitu dengan mengokohkan
kaidah-kaidah ushul dengan argumentasi
ilmiah disertai aplikasi kaidah ushul tersebut
dalam kasus-kasus fiqh.