Dokumen tersebut membahas upaya peningkatan peran wirausaha wanita melalui pengembangan industri kecil dan menengah (IKM) di Indonesia. Beberapa poin utama yang disinggung adalah peningkatan jumlah wirausaha baru wanita melalui pelatihan dan pemberian modal, pembentukan kelompok usaha bersama (KUB) wanita, serta promosi hasil produk IKM wanita untuk memasuki pasar domestik dan internasional.
Pengembangan IKM dalam meningkatkan peran wirausaha wanita
1. MENTERI PERINDUSTRIAN
REPUBLIK INDONESIA
Disampaikan pada acara Musyawarah Nasional VIII Ikatan Wanita Pengusaha Indonesia (IWAPI)
Jakarta, 13 Maret 2012
PENGEMBANGAN IKM
DALAM MENINGKATKAN PERAN
WIRAUSAHA WANITA
3. 3
Sumber : BPS diolah Kemenperin; * ) Angka Sementara; **) Angka Sangat Sementara
Pertumbuhan industri pengolahan non-migas pada Tahun 2011 lebih tinggi dari pertumbuhan ekonomi.
Pertumbuhan industri non-migas pada tahun 2011 mencapai 6,83%, jauh lebih tinggi dari pertumbuhan industri
non-migas tahun 2010 sebesar 5,12% dan merupakan pertumbuhan tertinggi sejak tahun 2005.
(Menggunakan tahun dasar 2000, dalam persen)
A. PERTUMBUHAN INDUSTRI TAHUN 2011
4. 4
LAPANGAN USAHA 2007 2008 2009* 2010** 2011**
(%) (%) (%) (%) (%)
1. PERTANIAN, PETERNAKAN, 13,72 14,48 15,29 15,31 14,72
KEHUTANAN DAN PERIKANAN
2. PERTAMBANGAN DAN PENGGALIAN 11,15 10,94 10,56 11,16 11,93
3. INDUSTRI PENGOLAHAN 27,05 27,81 26,36 24,79 24,28
a. Industri M i g a s 4,61 4,80 3,74 3,28 3,36
b. Industri Non-Migas 22,43 23,01 22,61 21,51 20,92
4. LISTRIK, GAS, DAN AIR BERSIH 0,88 0,83 0,83 0,76 0,75
5. B A N G U N A N 7,72 8,48 9,90 10,27 10,19
6. PERDAGANGAN, HOTEL DAN RESTORAN 14,99 13,97 13,28 13,71 13,76
7. PENGANGKUTAN DAN KOMUNIKASI 6,69 6,31 6,31 6,57 6,61
8. KEUANGAN, PERSEWAAN & JASA PERSH. 7,73 7,44 7,23 7,25 7,20
9. JASA - JASA 10,08 9,74 10,24 10,17 10,55
PRODUK DOMESTIK BRUTO 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
PRODUK DOMESTIK BRUTO TANPA MIGAS 89,46 89,47 91,71 92,23 91,48
* Angka sementara
** Angka sangat sementara
Sumber : BPS diolah Kemenperin
B. KONTRIBUSI PDB SEKTOR INDUSTRI TERHADAP PDB NASIONAL
5. 5
Tabel Pertumbuhan Industri Manufaktur Non Migas s.d. Tahun 2011
LAPANGAN USAHA 2005 2006 2007 2008 2009* 2010** 2011 **
1). Makanan, Minuman dan Tembakau 2,75 7,21 5,05 2,34 11,22 2,78 9,19
2). Tekstil, Brg. kulit & Alas kaki 1,31 1,23 -3,68 -3,64 0,60 1,77 7,52
3). Brg. kayu & Hasil hutan lainnya. -0,92 -0,66 -1,74 3,45 -1,38 -3,47 0,35
4). Kertas dan Barang cetakan 2,39 2,09 5,79 -1,48 6,34 1,67 1,50
5). Pupuk, Kimia & Barang dari karet 8,77 4,48 5,69 4,46 1,64 4,70 3,95
6). Semen & Brg. Galian bukan logam 3,81 0,53 3,40 -1,49 -0,51 2,18 7,19
7). Logam Dasar Besi & Baja -3,70 4,73 1,69 -2,05 -4,26 2,38 13,06
8). Alat Angk., Mesin & Peralatannya 12,38 7,55 9,73 9,79 -2,87 10,38 7,00
9). Barang lainnya 2,61 3,62 -2,82 -0,96 3,19 3,00 1,82
Industri Non Migas 5,86 5,27 5,15 4,05 2,56 5,12 6,83
Sumber : BPS diolah Kemenperin; * ) Angka Sementara; **) Angka Sangat Sementara
Pertumbuhan cabang industri non-migas pada tahun 2011 yang tertinggi dicapai oleh Industri Logam
Dasar Besi & Baja sebesar 13,06%, Industri Makanan, Minuman & Tembakau sebesar 9,19%,
Industri Tekstil, Barang Kulit & Alas Kaki sebesar 7,52%, serta Industri Semen & Barang galian
bukan Logam sebesar 7,19%.
C. PERTUMBUHAN INDUSTRI PENGOLAHAN NON-MIGAS MENURUT
CABANG-CABANG INDUSTRI
10. 10
IV. FOKUS AKSELERASI PADA 3 (TIGA) KELOMPOK INDUSTRI PRIORITAS
Industri Berbasis
Hasil Tambang
Industri Berbasis
Hasil Pertanian
Industri berbasis
SDM dan pasar
domestik
1. Industri konversi batubara;
2. Industri pemurnian dan pengilangan
minyak bumi;
3. Industri kimia dasar (termasuk
petrokimia);
4. Industri logam dasar.
1. Industri minyak dan lemak nabati;
2. Industri gula berbasis tebu;
3. Industri pengolahan kakao dan pembuatan
coklat;
4. Industri bubur kayu (pulp) dan kertas;
5. Industri barang dari karet.
1. Industri tekstil dan pakaian jadi dan alas kaki;
2. Industri mesin dan peralatan rumah tangga;
3. Industri komponen elektronika dan telematika;
4. Industri komponen dan aksesoris kendaraan dan
komponen mesin kendaraan bermotor;
5. Industri galangan kapal;
6. Industri furniture.
12. 12
A. VISI DAN MISI INDUSTRI KECIL DAN MENENGAH
‘MEWUJUDKAN INDUSTRI KECIL DAN
MENENGAH (IKM)
YANG BERDAYA SAING GLOBAL’
VISI
13. 13
B. TUJUAN
1. Bertambahnya SDM IKM yang Kompeten
2. Meningkatnya Jumlah Wira Usaha Baru (WUB)
3. Meningkatnya IKM yang Berbasis Teknologi Modern
4. Semakin Meningkatnya IKM yang dapat Memenuhi Pasar Dalam
Negeri maupun Luar Negeri
5. Peningkatan Peran IKM dalam Menyeimbangkan Nilai Tambah
dengan Industri Besar
15. 15
Koridor I :
• Atsiri
• Makanan Ringan
Koridor II :
• Klaster Komponen
• Jasa Perbengkelan
• IT
Koridor III :
• Batu Mulia
Koridor IV :
• Rumput Laut
• Kakao
Koridor V :
• Kerajinan
• Fashion
Koridor VI :
• Rumput Laut
• Sagu
1. Perpres 28/2008 KIN
Gerabah/Keramik Hias,
Garam Rakyat, Minyak
Atsiri, Makanan Ringan,
Batu Mulia dan
Perhiasan,
2. Inpres 6/2009
Kreatif
Kerajinan, Fesyen
(mode), Layanan
Komputer dan Piranti
Lunak
3. Inisiatif Baru
- Klaster IKM Komponen
- Promosi Luar Negeri
- Transmigrasi Industri
D. RENCANA PENGEMBANGAN IKM BERDASARKAN MP3I
17. 17
• Penumbuhan wirausaha baru dilakukan melalui Pendekatan by design dan
fast track.
• Pendekatan by design dilakukan melalui serangkaian kegiatan rekruitmen,
pelatihan, magang, dan pemberian modal usaha yang umumnya memerlukan
waktu yang cukup sebelum orang menjadi wirausaha
• Pendekatan fast track dilakukan dengan membeli franchise industri sehingga
seseorang dalam waktu singkat bisa menjadi wirausaha baru. Pendekatan ini
masih dalam persiapan karena diperlukan prasyarat bisnis franchise.
Beberapa perusahaan IKM telah menawarkan usahanya untuk dikelola lebih
lanjut oleh orang lain melalui metode franchise.
A. PENDEKATAN
20. 20
Pelatihan ini dimaksudkan untuk menyiapkan tenaga motivator untuk
mengembangkan KUB Wanita IK.
Tenaga pengajar berasal dari lembaga swadaya yang menangani masalah
pendidikan, khususnya pengembangan diri dan motivasi.
Lama pendidikan: 56 jam pelajaran (enam hari).
1. PELATIHAN MOTIVATOR KUB
2. PEMBENTUKAN DAN PEMBINAAN KUB
Tenaga instruktur adalah aparat dan tenaga ahli di bidang KUB IK yang telah
mendapat pendidikan AMT dan penyuluhan KUB.
Peserta: perempuan yang bergerak di bidang usaha IK dan bertempat tinggal di
lokasi/desa binaan yang sama; bersedia bekerja dalam satu kelompok; memiliki
semangat untuk maju; berusia 15 – 65 tahun.
Lama kegiatan: 3 (tiga) hari.
Materi terdiri 3 aspek : (1) Pembinaan kelompok mencakup perkenalan, citra diri
anggota, komunikasi, kerjasama dan kepemimpinan; (2) Pembinaan kelompok
mencakup penyusunan anggaran dasar, merancang bentuk KUB, harapan dan
hambatan; (3) Pengembangan organisasi dan administrasi mencakup
pembukuan, sumber permodalan, titik pulang pokok dan kecerdikan pasar.
21. 21
Pelatihan ini diselenggarakan selama 4 (empat) hari di setiap lokasi binaan
dengan peserta anggota KUB yang telah dibentuk.
Materi pelatihan meliputi pengetahuan mengenai jenis bahan baku dan
peralatan, cara penyimpanan bahan dan peralatan, pengenalan proses
produksi, cara pengemasan produk, standar mutu produk, hingga diversifikasi
produk untuk dikembangkan dalam KUB.
Peserta pelatihan juga diberikan bantuan berupa bahan dan peralatan sesuai
dengan produk atau komoditi yang dihasilkan oleh KUB-nya sebagai modal
awal usahanya.
3. PELATIHAN KETERAMPILAN TEKNIS
4. PELATIHAN KEWIRAUSAHAAN
Pelatihan diselenggarakan untuk menumbuhkan wirausaha-wirausaha baru
IKM
Pelatihan ini dilakukan bekerjasama dengan Balai-Balai di lingkungan
Kementerian Perindustrian, Lembaga Pelatihan Daerah serta Perguruan
Tinggi
22. 22
Produk yang dihasilkan dari pelatihan diujicobakan di pasar untuk melihat
sejauh mana kemampuan daya saingnya.
Dari uji coba ini, anggota KUB diharapkan menyerap ‘pelajaran’ yang
didapat di lapangan sehingga mampu mengevaluasi produknya.
5. UJI COBA PASAR
6. PROMOSI DAN PAMERAN
Produk KUB yang berkualitas dipromosikan melalui pameran-pameran di
tingkat kabupaten/kota dan provinsi, hingga tingkat nasional.
Pameran ini diharapkan mampu meningkatkan pemasaran hasil produksi IK,
atau setidaknya membuka akses menuju pasar.
7. FORUM PENGEMBANGAN KUB
Untuk mengetahui perkembangan KUB, dilaksanakan Forum Pengembangan
KUB selama 2 (dua) hari.
Peserta forum yang merupakan pengurus KUB akan berbagi pengalaman
(lesson learned) sebagai masukan untuk pembinaan KUB di masa
mendatang.
23. 23
1. Terlatihnya 16 Motivator KUB Wanita IK dari 16 kabupaten/kota pada 16
provinsi.
2. Terbentuknya 49 KUB Wanita IK dari 52 kabupaten/kota pada 24 provinsi.
3. Tersalurkannya bantuan bahan dan peralatan sebagai modal usaha bagi 21
KUB Wanita IK.
4. Kerjasama dengan lembaga-lembaga pelatihan seperti Balai Pengembangan
SDM dan IKM Jawa Tengah, Balai Besar Batik Jogyakarta, Asosiasi
Pengusaha Perancang Mode Indonesia (APPMI) untuk melatih para Calon
Tenaga Kerja Indonesia (TKI) diberbagai daerah. Diharapkan kerjasama ini
akan menciptakan 760 wirausaha baru
D. HASIL YANG TELAH DICAPAI (2009 – 2011)