Dokumen tersebut membahas tentang gizi anak usia sekolah, termasuk pola pertumbuhan, kebutuhan gizi, masalah gizi yang sering dihadapi, cara menilai status gizi, serta intervensi kesehatan yang dapat dilakukan.
2. Pola
Pertumbuhan
Anak Usia
Sekolah
Rata-rata pertumbuhan pertahun selama
usia sekolah bertambah 3-3,5 kg untuk berat
badan dan 6 cm untuk tinggi badan.
Pola
pertumbuhan
tinggi badan
anak usia
sekolah
Pola
pertumbuhan
tinggi badan
anak usia
sekolah
3. Pola Pertumbuhan Tinggi Badan
Laki-laki
Rapid Growth
dimulai sejak 12,5
– 13 tahun, maks.
14 tahun
Tinggi badan 8 inci
/ 20 cm
Tinggi badan
menurun hingga
usia 18 tahun
Perempuan
Rapid Growth
dimulai sejak 10,5
– 11 tahun, maks.
12 tahun
Tinggi badan
sekitar 16 cm
Tinggi badan
melambat pada
usia 13 – 14 tahun
Usia 15 tahun TB
mencapai 99%
orang dewasa
4. Pola Pertumbuhan Berat Badan
Peak Weight
Velocity
Perempuan pada
usia 15 tahun
Laki-laki pada
usia 13 tahun
Pada masa pertumbuhan cepat
(growth spurt) puncak
pertumbuhan berat (peak weight
velocity) terjadi lebih lambat dari
pada pertambahan tinggi badan
(peak height velocity).
5. Kebutuhan Gizi
Anak Usia Sekolah
Berdasarkan AKG
2013
Zat Gizi Anak 4-6 Thn Anak 7-9 Thn
Anak 10-12 Tahun
Laki-laki Perempuan
Energi (kal) 1600 1850 2100 2000
Karbohidrat (g) 220 254 289 275
Protein (g) 35 49 56 60
Lemak (g) 62 72 70 67
Vitamin A (mcg) 450 500 600 600
Vitamin D (mcg) 15 15 15 15
Vitamin E (mg) 7 7 11 11
Vitamin K (mcg) 20 25 35 35
Vitamin C (mg) 45 45 50 50
Tiamin (mg) 0,8 0,9 1,1 1,0
Riboflavin (mg) 1,0 1,1 1,3 1,2
Niasin (mg) 9 9 12 11
Vitamin B6 (mg) 0,6 0,6 1,3 1,2
Vitamin B12
(mcg)
1,2 1,2 1,8 1,8
Kalsium (mg) 1000 1000 1200 1200
Fosfor (mg) 500 500 1200 1200
Magnesium (mg) 95 120 150 155
Zat besi (mg) 9 10 14 13
6. Kebutuhan Gizi berdasarkan Jenis Kelamin
Fakta !
• Kebutuhan gizi anak laki-laki dan perempuan = 9 tahun.
• Pada usia 10- 12 tahun kebutuhan gizi anak laki-laki > anak
perempuan.
• AKG untuk energi, tiamin, riboflavin, niasin, vitamin B6, dan
seng > pada laki-laki
7. Tiamin berfungsi sebagai koenzim dalam metabolisme
karbohidrat dan asam amino.
Niasin terlibat dalam banyak reaksi bilogis, termasuk
respirasiintraseluler dan sintesis asam lemak.
Ribofavin berfungsi sebagai koenzim diberbagai reaksi
oksidasi-reduksi.
Vitamin B6 berfungsi sebagai koenzim dalam
metabolisme asam amino, glokogen, dan basa
sphingoid.
Seng berfungsi sebagai komponen dari berbagai enzim
dalam pemeliharaan integritas dalam protein dan dalam
regulasi ekspresi gen.
10. Pemberian Makan Anak Usia Sekolah
Kebiasaan Jajan Anak
Sekolah
Jajanan disekolah rupanya meyumbang
asupan gizi sekitar 10-20%. Protein 12,4 %
Karbohidrat 15,1 % dan lemak 21,1 %
padahal seharusnya hanya meyumbang 5-
10%
Sarapan Anak Sekolah
Sarapan berhubungan erat dengan
kecerdasan mental, memberikan nilai positif,
terhadap aktifitas otak sehingga menjadi
lebih cerdas, peka dan mudah untuk
berkonsentrasi.
11. Pemberian Makan Anak Usia Sekolah
Makan Siang Anak Sekolah
• Di Indonesia Program Pemberian
Makanan Tambahan untuk Anak Sekolah
(PMT-AS) sejak 1996/1997.
• Positif memberikan motivasi,
meningkatkan prestasi anak, berkontribusi
pada perekonimian setempat.
• Negatif keterlambatan penerimaan dana,
dana yang disediakan tidak cukup.
Makan Malam Anak Sekolah
• Makan malam bersama keluarga
dapat dijadikan rutinitas.
13. Anemia Gizi Besi
Faktor
Risiko
• Faktor ekonomi
• Faktor pengetahuan/ pendidikan orang tua
• Faktor kesehatan (kecacingan)
Dampak
• Pertumbuhan dan kesegaran fisik menurun
• Perkembangan otak, motorik, mental, kecerdasan
terhambat
• Daya tangkap dan konsentrasi belajar menurun
• Interkasi sosial kurang
Penanga
nan
• Pendidikan kesehatan (gizi)
• Fortifikasi
• Pencegahan penyakit infeksi pada anak
14. Kurang Energi Protein
KEP yang terjadi pada anak usia sekolah merupakan kelanjutan
dari KEP yang terjadi pada saat balita yang tidak ditanggulangi.
Akibat yang ditimbulkan :
• Stunting
• Wasting
• Penurunan tingkat IQ
Pencegahan seharusnya dilakukan saat usia balita dengan
perbaikan status gizi masa growth spurt.
16. Obesitas merupakan dampak
ketidakseimbangan energi
asupan jauh melampaui keluaran
energi dlm jangka waktu tertentu.
Faktor Risiko
• Faktor genetik
• Pola asuh orang tua yang salah
Pencegahan
• Mengimbangi cara makan dan aktivitas
fisik
• Diet yang benar
• Mengontrol jajanan anak
Penanganan
• Melakukan diet pembatasan konsumsi
makanan
• Jangan menurunkan BB anak
• Sebaiknya hidari penggunaan obat/
pembedahan lemak
17. Cara Menilai Status Gizi Anak
• Indikator status gizi yang digunakan Indeks Massa Tubuh (IMT) menurut usia.
• Kategori dan ambang batas status gizi anak usia 5-18 tahun berdasarkan indeks
IMT :
Indeks Massa
Tubuh menurut
Umur (IMT/U) Anak
Usia 5-18 Tahun
Sangat Kurus <-3 SD
Kurus -3 SD sampai dengan <-2 SD
Normal -2 SD sampai dengan 1 SD
Gemuk >1 SD sampai dengan 2 SD
Obesitas > 2 SD
Sumber : Kemenkes, 2010
18. Langkah 1 : Menetapkan IMT anak
1. Ketahui jenis kelamin anak.
2. Miliki data BB dan TB anak.
3. Ketahui usia anak.
4. Hitung IMT berdasarkan rumus :
5. Tentukan kategori status gizi anak berdasarkan Tabel IMT/U.
19. Langkah 2 : Membaca Tabel IMT/U dan
menetapkan status gizi anak
1. Tentukan jenis kelamin anak (L atau P). Pilih Tabel IMT/U yg
akan dibaca sesuai dgn jenis kelamin anak.
2. Perhatikan usia anak ketika membaca Tabel IMT.
3. Tentukan letak hasil perhitungan IMT didalam baris usia anak
tersebut.
4. Tentukan status gizi anak Lihat judul kolom dimana
perhitungan IMT tersebut berada.
20. Contoh :
1) Jenis kelamin = Anak laki-laki
2) Usia = 9 tahun 4 bulan
3) Berat badan = 30 kg
4) Tinggi badan = 135 cm
5) IMT =
6) IMT 16,5 berada diantara IMT 13,6 dan 18,1 yang terletak
pada kolom Normal.
21. Standar Indeks Massa Tubuh menurut Umur
(IMT/U)
Anak Laki-laki Umur 5-18 Tahun
1
2 3
4
22. Contoh :
1) Jenis kelamin = Anak perempuan
2) Usia = 10 tahun 10 bulan
3) Berat badan = 21 kg
4) Tinggi badan = 127 cm
5) IMT =
6) IMT 13,0 berada diantara IMT kurang dari 13,8 yang terletak
pada kolom Kurus.
23. Standar Indeks Massa Tubuh menurut Umur
(IMT/U)
Anak Perempuan Umur 5-18 Tahun
1
2 3
4
24. Pengaturan Berat Badan Anak
KESEIMBANGAN ENERGI NEGATIF
Energi yang dikonsumsi < Energi yang dikeluarkan BB Turun
KESEIMBANGAN ENERGI POSITIF
Energi yang dikonsumsi > Energi yang dikeluarkan BB Bertambah
KESEIMBANGAN ENERGI
Energi yang dikonsumsi dari makanan = Energi yang dikeluarkan BB Konstan
25. Pentingnya Mengontrol Berat Badan
• Kontrol terhadap BB perlu dimulai sejak dini karena akan memengaruhi BB hinga
dewasa.
• Jumlah sel lemak lebih banyak pada bayi yang obesitas dibandingkan dengan bayi
non-obesitas. (Hirsch dan Knittle, 1970 dalam McWilliams, 1993).
• Pembentukan BB pada masa bayi Faktor lingkungan dan genetik.
• Pengontrolan BB di masa anak-anak dapat dicapai dengan menghindari kenaikan
BB disaat pertumbuhan TB.
27. • Masalah kekurangan
berat badan karena
kurangnya jumlah asupan
energi dibandingkan
dengan energi yang
dikeluarkan oleh tubuh.
• Dapat menyebabkan
rentan menderita penyakit
infeksi, mengalami
gangguan konsentrasi,
mudah lelah, hingga
aktivitas berkurang dan
tidak energik.
UNDERWEIGHT
• Keadaan dimana berat
badan melebihi normal
dalam tingkatan parah
dimana terjadi penumpukan
jaringan lebah tubuh secara
berlebih.
• Ciri-ciri penderita obesitas :
pipi yang tembem, wajah
bulat, dagu rangkap, leher
relatif, dada yang
menggembung, perut
buncit, dinding perut
berlipat, kedua tungkai
berbentuk huruf X dengan
kedua pangkal saling
menempel.
OVERWEIGHT -
OBESITAS
28. Kategori dan Ambang Batas Status Gizi Anak
Berdasarkan Indeks
Indeks
Kategori
Status Gizi
Ambang Batas
(Z-Score)
Berat Badan menurut
Umur (BB/U) Anak
Umur 0-60 bulan
Gizi Buruk -3 SD sampai dengan <-2 SD
Gizi Kurang -2 SD sampai dengan 2 SD
Gizi Baik >2 SD
Gizi Lebih <3 SD
Sumber : Kepmenkes RI Nomor 1995/MENKES/SK/XII/2009 tentang Standar
Antropometri Penilaian Status Gizi Anak
29. * Gangguan psikis dimana penderita merasa gemuk dan
membiarkan diri mereka kelaparan
* penderita anoreksia nervosa mencoba mempertahankan berat
badannya jauh dibawah normal sehingga terlihat sangat kurus
* Suatu kondisi dimana seseorang mengalami muntah secara berkala,
baik muntah secara alamiataupun buatan dengan tujuan mencegah
berat badan berlebih.
* Menyebabkan berbagai masalah kesehatan : luka dinding perut,
radang usus buntu, denyut jantung tidak normal.
Anoreksia
Nervosa
Bulimia
Nervosa
31. Pendidikan Kesehatan
MODUL KESPRO BAGI GURU
Materi Kesehatan Reproduksi yang
diberikan oleh guru terintegrasi dengan
pelajaran.
PENDIDIKAN KETERAMPILAN HIDUP SEHAT
Peningkatan pengetahuan & keterampilan peserta
didik dalam menerapkan kompetensi psikososial
(lifeskill) yang dibutuhkan remaja.
PENDIDIKAN GIZI
Sarapan bersama (membawa bekal dari rumah)
dengan menu gizi seimbang & kudapan buah,
dilaksanakan 1-2 kali/minggu.
PEMBIASAAN PHBS
Kegiatan untuk meningkatkan pengetahuan,
sikap dan praktik terkait PHBS (misal cuci
tangan pakai sabun, sikat gigi bersama, potong
kuku dll).
AKTIFITAS FISIK
Kegiatan peningkatan aktifitas fisik melalui
kegiatan optimalisasi 4L saat jam istirahat, dan
jam olahraga peregangan di sela jam belajar.
KADER KESEHATAN SEKOLAH/REMAJA
Pembinaan remaja sebagai perpanjangan
tangan puskesmas dalam memberikan
informasi kesehatan kepada sebayanya
AKU BANGGA AKU TAHU
Kegiatan untuk mensosialisasikan pengetahuan
remaja mengenai pencegahan HIV AIDS secara
komprehensif.
BUKU RAPOR KESEHATANKU
Kegiatan membaca, memahami materi
kesehatan, dilakukan selama 15 menit
sebelum mulai jam pelajaran, 1-2 kali/
minggu.
32. Pelayanan Kesehatan
PENJARINGAN KESEHATAN DAN
PEMERIKSAAN KESEHATAN BERKALA
Kegiatan pemeriksaan kesehatan peserta didik meliputi
pemeriksaan status gizi, risiko anemia, kes gigi dan mulut,
pendengaran, penglihatan, gaya hidup, mental emosional,
intelegensia dan kebugaran jasmani
PEMBERIAN TABLET TAMBAH DARAH BAGI
REMAJA PUTRI
Kegiatan pencegahan anemia pada remaja
putri di SMP – SMA setingkat. TTD diberikan
sebanyak 1 kapsul/minggu
BULAN IMUNISASI ANAK SEKOLAH
PEMBERIAN OBAT CACING
Pemberian imunisasi :
- DT dan Campak/MR bagi
peserta didik kelas 1
- Td bagi peserta didik kelas 2 dan
5
Tahun 2017 : 1.844.433 remaja Putri diberikan TTD
Kegiatan pencegahan kecacingan melalui
pemberian obat cacing bagi peserta didik
SD/MI setingkat
Penjaringan Kesehatan → peserta didik kelas 1, 7 dan 10
Pemeriksaan Berkala → peserta didik kelas 2,3,4,5,6, 8,9,11, 12
Hasil pemeriksaan kesehatan dicatatkan pada buku rapor
kesehatanku
33. Pembinaan Lingkungan Sekolah Sehat
PENGELOLAAN SAMPAH
Dilaksanakan melalui kegiatan kebersihan
sekolah, pemilahan sampah, pengelolaan
sampah dengan 3R (reuse, reduce, recycle)
dan pemanfaatan sampah.
PEMBERANTASAN SARANG
NYAMUK
Kegiatan pemantauan jentik dan
pemberantasan sarang nyamuk yang
dilakukan peserta didik dan sekolah.
PEMANFAATAN PEKARANGAN
SEKOLAH
Pemanfaatan pekarangan/ lahan sekolah
dengan penanaman tanaman pangan dan
obat.
5 S
Penerapan Senyum, Salam, Sapa, Sopan dan
Santun di sekolah dan sekolah sebagai kawasan
bebas kekerasan.
KANTIN SEHAT
- Inspeksi higiene sanitasi dan keamanan
makanan jajanan kantin sekolah dan PKL
sekitar sekolah.
- Pembinaan menu kantin sekolah.
PENERAPAN KTR DAN KTN
Penerapan sekolah sebagai kawasana tanpa
asap rokok dan NAPZA.
- Penerbitan peraturan dan penerapan KTR dan
KTN.
- Sosialisasi Pencegahan merokok & NAPZA.
- Konseling berhenti merokok.