SlideShare a Scribd company logo
1 of 48
EPIDEMIOLOGI GIGITAN ULAR
- Diperkirakan sekitar 5 juta kasus gigitan
ular terjadi di seluruh dunia setiap
tahunnya, menyebabkan sekitar 125.000
kematian.
- Gigitan ular lebih umum terjadi di wilayah
tropis dan di daerah dimana pekerjaan
utamanya adalah agrikultural
EPIDEMIOLOGI GIGITAN ULAR
- Orang-orang yang digigit oleh ular
dikarenakan memegang atau bahkan
menyerang ular merupakan penyebab
yang signifikan di Amerika Serikat.
- Diperkirakan ada 45.000 gigitan ular per
tahun di Amerika Serikat, terbanyak pada
musim panas, sekitar 8.000 digigit oleh
ular berbisa.
EPIDEMIOLOGI GIGITAN ULAR
- 96% gigitan berlokasi pada ekstremitas,
dengan 56% pada lengan.
- Di Amerika Serikat, 76% korban adalah laki-laki
kulit putih. Studi nasional di Negara tersebut
melaporkan angka perbandingan antara laki-
laki dan perempuan adalah 9:1
INDONESIA
Jumlah total ular 348
jenis, Yang berbisa:
Elapidae : 55 jenis
Viperidae : 21 jenis
Colubridae : 1 jenis
Berbisa
Tidak Berbisa
Viperidae
Colubridae
Elapidae
VENOMOUS SNAKE
TRIMERESURUS INSULARIS
CALLOSELESMA RHODOSTOMA
NAJA SPUTATRIX
(KOBRA)
PATOFISIOLOGI GIGITAN ULAR
- Bisa ular diproduksi dan disimpan pada sepasang
kelenjar di bawah mata.
- Bisa ular dikeluarkan dari lubang pada gigi-gigi taring
yang terdapat di rahang atas. Gigi taring ular dapat
tumbuh hingga 20 mm pada rattlesnake (ular derik)
yang besar.
- Dosis bisa setiap gigitan tergantung situasi
- Bisa ular terdiri dari bermacam polipeptida yaitu
fosfolipase A, hialuronidase, ATP-ase, 5 nukleotidase,
kolin esterase, protease, fosfomonoesterase, RNA-ase,
DNA-ase.
- Enzim ini menyebabkan destruksi jaringan lokal,
bersifat toksik terhadap saraf, menyebabkan
hemolisis, atau pelepasan histamin sehingga timbul
reaksi anafilaksis.
- Seperti kasus-kasus emergensi lainnya, tujuan
utama adalah untuk mempertahankan pasien sampai
mereka tiba di instalasi gawat darurat.
- Hal yg memperburuk daripada memperbaiki
keadaan, seperti insisi pada luka gigitan, menghisap
dengan mulut, pemasangan toerniket, kompres
dengan es, atau kejutan listrik.
- Perawatan di lapangan yang tepat harus sesuai
dengan prinsip dasar emergency life support.
Tenangkan pasien untuk menghindari hysteria
selama implementasi ABC (Airway, Breathing,
Circulation).
First
AID
SNAKE
NON-
VENOMOUS
VENOMOUS
Cardiotoxin Hemotoxin Neurotoxin
Nephrotoxin
Necrotoxin
VENOM (1)
 Bisa ular mengandung lebih dari campuran 50 senyawa.
 Pada manusia bersifat hemotoksik, neurotoksik dan efek
sistemik lainnya.
 Efek yang terjadi bergantung pada senyawa dalam racun
yang juga berbeda setiap spesies ular dan kondisi geografis
lingkungan hidup ular sehingga gejala klinis keracunan akibat
gigitan ular bervariasi.
 Beberapa Spesies ular dapat menyebabkan
terjadinya koagulopathy.
 Tanda – tanda klinis yang dapat ditemui
adalah keluarnya darah terus menerus dari
tempat gigitan, venipunctur dari gusi, dan
bila berkembang akan menimbulkan
hematuria, haematomisis, melena dan batuk
darah
VENOM (2)
EDEMA KULIT MENGHITAM
ULAR BERACUN / BERBISA:
- Bekas luka gigitan hanya 2 lubang berjajar
- Luka bekas gigitan ada gangguan perdarahan
- Didapatkan ecchymosis
- Bengkak, didapatkan vesicula sampai dengan nekrosis
NECROSIS POST GIGITAN ULAR
ULAR TIDAK BERACUN / TIDAK BERBISA:
 Bekas luka gigitan ada 4 lubang berderet
 Luka berbentuk goresan yang tidak dalam
 Berupa luka robek
TANDA KLINIS
- Pada ular tak berbisa tidak didapatkan tanda-tanda klinis
- Pada ular berbisa tanda klinis tampak dalam beberapa menit
bergantung pada jenis ular, jumlah toksin yang masuk dan
tempat gigitan
Tanda Klinis Bisa Ular berupa :
a. Lokal
- Kulit sekitar tampak oedema bisa terlihat vesicle sampai
necrosis
- Perdarahan sulit berhenti atau adanya ecchymosis
- Kulit menjadi hipersensitif atau kadang anaestesi
b. Sistemik
- Hemolisis
- Gangguan pembekuan darah
- Terjadi perdarahan spontan : epistaksis, hematuria
- Nyeri kepala
- Disorientasi
- Mual, muntah
- Berkeringat banyak
- Kejang
- Nadi meningkat tensi turun
- Gangguan pernafasan
- Penurunan kesadaran sampai coma
PENATALAKSANAAN AWAL (PRE HOSPITAL)
- Lakukan anamnesa dengan cermat; jenis ular, kapan dan dimana
terjadinya
- Periksa tempat gigitan dan cari tanda-tanda klinis
- Lakukan First Aid sesuai WHO 2016, yaitu :
- Jaga kondisi pasien tetap tenang mengurangi penyebaran racun
- Posisikan kepala korban ke arah kiri dengan mulut lebih rendah untuk
mencegah aspirasi jika terjadi muntah.
- Minimalisir pergerakan pasien atau kontraksi otot karena akan meningkatkan
penyerapan dan penyebaran racun.
- Lakukan mobilisasi cepat pasien agar memperoleh pertolongan medis
- Penggunaan elastis bandage dapat dilakukan pada beberapa kondisi seperti
jauh dari tempat pelayanan kesehatan, tidak mengetahui jenis ularnya serta
ular dengan bisa neurotoksin kuat seperti ular bungarus (bungarus
fasciatus,bungarus candidus), ular laut dan ular king cobra.
- Pertolongan awal dengan elastis bandage ini sebaiknya dilakukan oleh tenaga
medis dan menggunakan perban elastis.
Segera transfer/ rujuk ke Rumah Sakit terdekat
Snake bite first aid : Pressure-immobilization method
a. Apply a board
elasticated bandage
from below upward
and over the bite site
as soon as possible.
do not remove
trousers, as the
movement of doing so
will assist venom to
enter the blood
stream. keep the
bitten leg still.
b. The bandage should
be applied firmly.
The patient should
avoid any
unnecessary
movement.
c. Extend the
bandages as higt as
possible (ideally up
to the groin)
PBI
Snake bite first aid : Pressure-immobilization method
d. Apply a splint tothe
leg, immobilizing
joints either side of
the bite
e. Bite it firmly to as
much of the leg as
possible. Walking
should be restricted
f. Bites on the hand
and forearm ; bind to
the axilla , use a
splint to the albow,
and use a sling.
PBI
PENATALAKSANAAN DI RUMAH SAKIT
• Perawatan definitif meliputi pengecekan kembali ABC dan
mengevaluasi pasien atas tanda-tanda syok (seperti
takipneu, takikardi, kulit kering dan pucat, perubahan
status mental, hipotensi). Rawat dahulu keadaan yang
mengancam nyawa
• Korban dengan kesulitan bernafas mungkin
membutuhkan endotracheal tube dan sebuah mesin
ventilator untuk menolong korban bernafas. Korban
dengan syok membutuhkan cairan intravena dan mungkin
obat-obatan lain untuk mempertahankan aliran darah ke
organ-organ vital.
• Berikan SABU (Serum Anti Bisa Ular), jika sdh terbukti
jenis ular yg mengigit atau sdh terlihat adanya gejala yg
terdapat menyertai.
 Mengamati respon terhadap antivenom
 Memutuskan apakah dosis lebih lanjut dari antivenom
dibutuhkan
 Pemeriksaan penunjang (Laboratorium)
 Mendukung/pengobatan tambahan
 Pengobatan pada bagian digigit (nekrosis, bullae, dsb)
 Rehabilitasi
 Pengobatan komplikasi kronis
Kontak dengan mata:
- Lakukan irigasi dengan larutan garam fisiologis (NaCl 0,9% /
normal saline infus) atau setidaknya air bersih mengalir,
sekurangnya selama 15-20 menit dengan membuka kelopak
mata dan 3-6 liter air atau cairan normal saline infus 0,9%.
- Pertimbangkan penggunaan alat irigasi lensa Morgan.
- Jika diperlukan, dapat diberikan analgesia dengan
vasokonstriktor yang mempunyai aktivitas midriatikum lemah
(seperti epinefrin) dan penggunaan topikal terbatas dari lokal
anestesi (seperti tetrakain).
- Berikan sikloplegia topikal untuk mencegah sinekia posterior,
spasme silier dan rasa tidak nyaman.
- Berikan antibiotik topikal profilaksis jika terjadi abrasi
kornea.
- Berikan bantalan pembalut untuk menutup mata dan rujuk
untuk pemeriksaan oftalmologi.
1. Dekontaminasi segera dengan irigasi
berlebih (> 5liter). Pertimbangkan alat
irigasi lensa Morgan.
2. Analgesia dengan vasokonstriktor
dengan aktivitas midriatikum lemah
(seperti epinefrin) dan penggunaan
topikal terbatas dari lokal anestesi
(seperti tetrakain)
3. Berikan sikloplegia topikal untuk
mencegah sinekia posterior, spasme
silier dan rasa tidak nyaman
4. Berikan antibiotik topikal profilaksis jika abrasi kornea
ditemukan
5. Berikan bantalan pembalut untuk menutup mata dan rujuk
untuk pemeriksaan oftalmologi
SABU (SERUM ANTI BISA ULAR)
Komposisi tiap ml dapat menetralisasi
10-15 LD50 bisa ular tanah (Ankystrodon
rhodostoma)
25-50 LD50 bisa ular belang (Bungarus fasciatus)
25-50 LD50 bisa ular kobra (Naja Sputatrix)
dan mengandung fenol 0,25% v/v
Dosis & cara pemberian :
- Dosis yang tepat sulit untuk ditentukan karena bergantung dari umlah bisa ular
yang masuk peredaran darah korban & keadaan korban sewaktu menerima anti
serum
- Dosis pertama sebanyak 2 vial @ 5 ml sebagai larutan 2% dalam garam faali dapat
diberikan sebagai infus dengan kecepatan 40-80 tetes per menit, kemudian diulang
setelah 6 jam. Apabila diperlukan (misalnya gejala-gejala tidak berkurang atau
bertambah) anti serum dapat terus diberikan setiap 24 jam sampai maksimum (80-
100 ml)
- Anti serum yang tidak diencerkan dapat diberikan langsung sebagai suntikan
intravena dengan sngat perlahan-lahan. Dosis anti serum untuk anak-anak sama
atau lebih besar daripada dosis untuk orang dewasa
Antibisa Dosis Pertama/Vial
Bio SAVE (Serum Anti Bisa ular
polivalen) atau disebut juga SABU I
Produsen: PT. Bio Farma (Persero)
Setiap ml dapat menetralisasi bisa
ular :
 Ular tanah (Agkistrodon
rhodostoma ) ≥ 10 LD50
 Ular welang (Bungarus fasciatus
) ≥ 25 LD50
 Ular kobra (Naja sputatrix )
≥ 25 LD50
10 mL/ 2 vialPemberian berikut setelah 6
jam
Pemberian yang dianjurkan oleh RECS
Indonesia:
 Bungarus: 2 vial /2 jam,40-80 dlm 100cc
NS tts/mnt
 Naja: 2 vial /6 jam 40-80 tts/menit dlm 500
cc (2%) NS
 Agkistrodon: 2 vial/6 jam 40-80tts/mennit
dlm 500cc(2%) NS
TRIMERESURUS ALBOLABRIS
• Thailand product
• Each vial price
±USD170
• INDONESIA????
SNAKE ANTIVENOM
MONOVALENT POLYVALENT
Reaksi Terhadap Antibisa & Manifestasi Reaksi
Antibisa
Penanganan reaksi Antibisa anafilaksis dini dan reaksi
pirogen:
1. Pemberian antibisa harus ditunda sementara.
2. Berikan Adrenalin IM pada paha lateral atas dengan dosis
inisial 0.5 ml dari 1 dalam 1,000 untuk dewasa dan 0.01 ml/kg
berat badan dari 1 dalam 1,000 (maks 0.5 ml) untuk anak-
anak, setiap 5 menit. JIka injeksi IM dikontraindikasikan,
berikan secara bolus pelan IV 0.05 ml/kg berat badan dari
1:10,000 untuk dewasa dan 0.01 ml/kg dari 1:10,000 untuk
anak-anak. Jika tidak membaik mulai infus IV pada dosis 0.05
sampai 1 mcg/kg/menit.
3. Berikan cairan IV 20ml/kg bolus jika diperlukan
4. Berikan hidrokortison IV (100 mg dewasa, 2mg/kg berat badan
anak-anak).
5. Berikan nebulisasi salbutamol jika ditemukan bronkospasme
atau mengi.
Catatan: Pada reaksi pirogen pasien harus juga didinginkan secara
fisik dan dengan antipiretik (seperti. parasetamol oral atau
Reaksi Terhadap Antibisa & Manifestasi Reaksi
Antibisa
Penanganan reaksi lambat (serum sickness):
Dapat terjadi antara 1 sampai 12 hari (rata-rata 1 minggu) dengan
keluhan demam, atralgia, limfadenopati, dll.
1. Berikan klorfeniramin maleat 0.25 mg/kg/hari dalam dosis terbagi
selama 5 hari.
2. Jika pasien gagal merrespon dalam 24 jam, berikan prednisolon oral
(0.7 /kg/hari) selama 5 hari.
20 MINUTES WBCT
Aim : to make sure hemotoxin or not by knowing from the
coagulation.
How to do?
 Take a glass bottle, DO NOT USE PLASTIC BOTTLE
 Take 2 ml of blood
 Then take that blood into the glass bottle
 Wait for about 20 minutes
 Repeat that test 2 times minimal
 Result :
After waiting about 20 minutes:
Clotting (+) : no coagulation disorder (NonHemotoxin)
Clotting (-) : coagulation disorder (HEMOTOXIN)
RATE PROXIMAL PROGRESSION TEST
Aim : to evaluate the edema progression to
make a best next medical treatment.
How to do?
Take a tape as a mark to measure the edema
Make sure the proximal margin of the edema, then take
the distal margin of the tape into the proximal margin of
the edema.
Note the time when the tape was given (date and time)
Repeat the evaluation of the edema every 2 hours
Result : cm/hour
Example : 10/10/15 ; 09.00 – 11.00 = 4 cm. So we have
evaluated that the edema increase about 2 cm per hour.
MENGUKUR KECEPATAN PROGRESI PROKSIMAL
RATE OF PROXIMAL PROGRESSION (RPP) EDEMA
1) Sebuah parameter informative untuk meninjau bengkak yang nyeri
dan progresif
2) Pertama: Tentukan batas plester Untuk digunakan sebagai batas
proksimal edema yaitu tepi distal ke tepi distal plester penanda
3) Kedua: Palpasi batas paling proksimal bengkak dan tempelkan
plester kecil pada batas paling proksimal dari edema
4) Labeli waktu dan tanggal saat
itu pada plester tersebut
5) Tentukan waktu interval tetap
untuk meninjau progresi seperti
tiap 2 jam atau 3 jam
6) Ukur jarak antara kedua tepi
plester tiap interval tetap
7) RPP untuk interval tersebut
sebaiknya dicatat dalam cm/jam
HOW TO DO RPP TEST ?
5 cm
5 cm / 2 hours, so
RPP = 2.5 cm/hour
INDIKASI ANTIBISA
A. Envenomasi Sistemik
1) Abnormalitas hemostasis: Perdarahan sistemik spontan,
koagulopati (20WBCT atau profil koagulasi) atau
trombositopenia (<140.000/ul).
2) Tanda-tanda neurotoksik: ptosis, oftalmoplegia eksterna,
paralisis dll.
3) Abnormalitas kardiovaskuler: hipotensi, syok, aritmia
jantung, EKG abnormal progresif.
4) Cedera Ginjal Akut (gagal ginjal): oliguria/anuria,
peningkatan kreatinin/urea darah.
5) Hemoglobin-/mioglobinuria (urin coklat gelap/hitam).
6) Bukti lain hemolisis intravaskuler atau rabdomiolisis umum
(sakit dan nyeri otot, hiperkalemia, peningkatan Kreatin
Kinase/ level CPK sangat cepat).
INDIKASI ANTIBISA
B. Envenomasi Lokal
1) Bengkak nyeri progresif melibatkan lebih dari separuh
ekstrimitas tergigit (tanpa torniket) dalam 48 jam setelah
gigitan.
2) Ekstensi bengkak sangat cepat (seperti, di atas pergelangan
tangan atau pergelangan kaki dalam beberapa jam setelah
gigitan pada tangan atau kaki) atau bengkak signifikan setelah
gigitan pada jari (jari kaki dan terutama jari tangan).
Any questions after this meeting? Feel free to reach
Dr. dr. Tri Maharani, M.Si, Sp. EM
by phone or whatsapp 085334030409 (Telkomsel) or 08973665684 (Tri)
Recsindonesia.blogspot.com
...SALAM SEHAT SELALU

More Related Content

Similar to Snake Bite SHI - New.pptx

Similar to Snake Bite SHI - New.pptx (20)

Rabies
RabiesRabies
Rabies
 
Askep gawat darurat pada gigitan ular
Askep gawat darurat pada gigitan ularAskep gawat darurat pada gigitan ular
Askep gawat darurat pada gigitan ular
 
Snake bite.pptx
Snake bite.pptxSnake bite.pptx
Snake bite.pptx
 
Makalah Keracunan Bisa Ular
Makalah Keracunan Bisa UlarMakalah Keracunan Bisa Ular
Makalah Keracunan Bisa Ular
 
xxxxxx
xxxxxxxxxxxx
xxxxxx
 
Gigitan hewan 2020
Gigitan hewan 2020Gigitan hewan 2020
Gigitan hewan 2020
 
Program rabies di puskesmas
Program rabies di puskesmasProgram rabies di puskesmas
Program rabies di puskesmas
 
Luka gigitan binatang
Luka gigitan binatangLuka gigitan binatang
Luka gigitan binatang
 
MATERI RABIES.pptx
MATERI RABIES.pptxMATERI RABIES.pptx
MATERI RABIES.pptx
 
Oray
OrayOray
Oray
 
Penanganan hewan-coba-marmut-cavia-porcellus
Penanganan hewan-coba-marmut-cavia-porcellusPenanganan hewan-coba-marmut-cavia-porcellus
Penanganan hewan-coba-marmut-cavia-porcellus
 
EMERGENCY SNAKE BITES, GIGITAN ULAR.pptx
EMERGENCY SNAKE BITES, GIGITAN ULAR.pptxEMERGENCY SNAKE BITES, GIGITAN ULAR.pptx
EMERGENCY SNAKE BITES, GIGITAN ULAR.pptx
 
Pertolongan cemas dan
Pertolongan cemas danPertolongan cemas dan
Pertolongan cemas dan
 
gigitan_serangga_n_ular_ppt.ppt
gigitan_serangga_n_ular_ppt.pptgigitan_serangga_n_ular_ppt.ppt
gigitan_serangga_n_ular_ppt.ppt
 
gigitan_serangga_n_ular_ppt.ppt
gigitan_serangga_n_ular_ppt.pptgigitan_serangga_n_ular_ppt.ppt
gigitan_serangga_n_ular_ppt.ppt
 
Blok 12 IMUNITAS DAN INFEKSI.pptx
Blok 12 IMUNITAS DAN INFEKSI.pptxBlok 12 IMUNITAS DAN INFEKSI.pptx
Blok 12 IMUNITAS DAN INFEKSI.pptx
 
Bab 10 keracunan
Bab 10 keracunanBab 10 keracunan
Bab 10 keracunan
 
Loaiasis
LoaiasisLoaiasis
Loaiasis
 
RABIES MAT UGM 2021.pptx
RABIES MAT UGM 2021.pptxRABIES MAT UGM 2021.pptx
RABIES MAT UGM 2021.pptx
 
Serum anti bisa ular
Serum anti bisa ularSerum anti bisa ular
Serum anti bisa ular
 

Recently uploaded

ALERGI MAKANAN - ALERMUN dokter doktor subi.pptx
ALERGI MAKANAN - ALERMUN dokter doktor subi.pptxALERGI MAKANAN - ALERMUN dokter doktor subi.pptx
ALERGI MAKANAN - ALERMUN dokter doktor subi.pptxmarodotodo
 
DASAR DASAR EMOSI BIOPSIKOLOGI, PSIKOLOGI.pptx
DASAR DASAR EMOSI BIOPSIKOLOGI, PSIKOLOGI.pptxDASAR DASAR EMOSI BIOPSIKOLOGI, PSIKOLOGI.pptx
DASAR DASAR EMOSI BIOPSIKOLOGI, PSIKOLOGI.pptxNadiraShafa1
 
METODE FOOD RECORD (pENGUKURAN FOOD.pptx
METODE FOOD RECORD (pENGUKURAN FOOD.pptxMETODE FOOD RECORD (pENGUKURAN FOOD.pptx
METODE FOOD RECORD (pENGUKURAN FOOD.pptxika291990
 
PENGORGANISASIAN dan struktur organisasi.ppt
PENGORGANISASIAN dan struktur organisasi.pptPENGORGANISASIAN dan struktur organisasi.ppt
PENGORGANISASIAN dan struktur organisasi.pptssuser940815
 
MATERI PRESENTASI IPE IPC (kelompok 1).pdf
MATERI PRESENTASI IPE IPC (kelompok 1).pdfMATERI PRESENTASI IPE IPC (kelompok 1).pdf
MATERI PRESENTASI IPE IPC (kelompok 1).pdfestidiyah35
 
PROMOSI KESEHATAN & KESEJAHTERAAN LANSIA compress.pdf
PROMOSI KESEHATAN & KESEJAHTERAAN LANSIA compress.pdfPROMOSI KESEHATAN & KESEJAHTERAAN LANSIA compress.pdf
PROMOSI KESEHATAN & KESEJAHTERAAN LANSIA compress.pdfMeiRianitaElfridaSin
 
1. ok MODEL DAN NILAI PROMOSI KESEHATAN.ppt
1. ok MODEL DAN NILAI PROMOSI KESEHATAN.ppt1. ok MODEL DAN NILAI PROMOSI KESEHATAN.ppt
1. ok MODEL DAN NILAI PROMOSI KESEHATAN.pptTrifenaFebriantisitu
 
MODUL P5BK TEMA KEBEKERJAAN KENALI DUNIA KERJA.docx
MODUL P5BK TEMA KEBEKERJAAN KENALI DUNIA KERJA.docxMODUL P5BK TEMA KEBEKERJAAN KENALI DUNIA KERJA.docx
MODUL P5BK TEMA KEBEKERJAAN KENALI DUNIA KERJA.docxsiampurnomo90
 
pertumbuhan dan perkembangan anak usia dini.pptx
pertumbuhan dan perkembangan anak usia dini.pptxpertumbuhan dan perkembangan anak usia dini.pptx
pertumbuhan dan perkembangan anak usia dini.pptxSagitaDarmasari1
 
PENGAMBILAN SAMPEL DARAH ARTERI DAN ANALISA GAS DARAH.pptx
PENGAMBILAN SAMPEL DARAH ARTERI DAN ANALISA GAS DARAH.pptxPENGAMBILAN SAMPEL DARAH ARTERI DAN ANALISA GAS DARAH.pptx
PENGAMBILAN SAMPEL DARAH ARTERI DAN ANALISA GAS DARAH.pptxandibtv
 
Persiapan Substansi RPP UU Kesehatan.pptx
Persiapan Substansi RPP UU Kesehatan.pptxPersiapan Substansi RPP UU Kesehatan.pptx
Persiapan Substansi RPP UU Kesehatan.pptxunityfarmasis
 
Bimtek TKH 2024.pptxRRRRRRRRRRRRRRRRRRRR
Bimtek TKH 2024.pptxRRRRRRRRRRRRRRRRRRRRBimtek TKH 2024.pptxRRRRRRRRRRRRRRRRRRRR
Bimtek TKH 2024.pptxRRRRRRRRRRRRRRRRRRRRJessieArini1
 
KEBIJAKAN GLOBAL PELAYANAN KEBIDANAN090222 18-Nov-2022 07-29-34.ppt
KEBIJAKAN GLOBAL PELAYANAN KEBIDANAN090222 18-Nov-2022 07-29-34.pptKEBIJAKAN GLOBAL PELAYANAN KEBIDANAN090222 18-Nov-2022 07-29-34.ppt
KEBIJAKAN GLOBAL PELAYANAN KEBIDANAN090222 18-Nov-2022 07-29-34.pptmutupkmbulu
 
081-388-333-722 Toko Jual Alat Bantu Seks Penis Ikat Pinggang Di SUrabaya Cod
081-388-333-722 Toko Jual Alat Bantu Seks Penis Ikat Pinggang Di SUrabaya Cod081-388-333-722 Toko Jual Alat Bantu Seks Penis Ikat Pinggang Di SUrabaya Cod
081-388-333-722 Toko Jual Alat Bantu Seks Penis Ikat Pinggang Di SUrabaya Codajongshopp
 

Recently uploaded (14)

ALERGI MAKANAN - ALERMUN dokter doktor subi.pptx
ALERGI MAKANAN - ALERMUN dokter doktor subi.pptxALERGI MAKANAN - ALERMUN dokter doktor subi.pptx
ALERGI MAKANAN - ALERMUN dokter doktor subi.pptx
 
DASAR DASAR EMOSI BIOPSIKOLOGI, PSIKOLOGI.pptx
DASAR DASAR EMOSI BIOPSIKOLOGI, PSIKOLOGI.pptxDASAR DASAR EMOSI BIOPSIKOLOGI, PSIKOLOGI.pptx
DASAR DASAR EMOSI BIOPSIKOLOGI, PSIKOLOGI.pptx
 
METODE FOOD RECORD (pENGUKURAN FOOD.pptx
METODE FOOD RECORD (pENGUKURAN FOOD.pptxMETODE FOOD RECORD (pENGUKURAN FOOD.pptx
METODE FOOD RECORD (pENGUKURAN FOOD.pptx
 
PENGORGANISASIAN dan struktur organisasi.ppt
PENGORGANISASIAN dan struktur organisasi.pptPENGORGANISASIAN dan struktur organisasi.ppt
PENGORGANISASIAN dan struktur organisasi.ppt
 
MATERI PRESENTASI IPE IPC (kelompok 1).pdf
MATERI PRESENTASI IPE IPC (kelompok 1).pdfMATERI PRESENTASI IPE IPC (kelompok 1).pdf
MATERI PRESENTASI IPE IPC (kelompok 1).pdf
 
PROMOSI KESEHATAN & KESEJAHTERAAN LANSIA compress.pdf
PROMOSI KESEHATAN & KESEJAHTERAAN LANSIA compress.pdfPROMOSI KESEHATAN & KESEJAHTERAAN LANSIA compress.pdf
PROMOSI KESEHATAN & KESEJAHTERAAN LANSIA compress.pdf
 
1. ok MODEL DAN NILAI PROMOSI KESEHATAN.ppt
1. ok MODEL DAN NILAI PROMOSI KESEHATAN.ppt1. ok MODEL DAN NILAI PROMOSI KESEHATAN.ppt
1. ok MODEL DAN NILAI PROMOSI KESEHATAN.ppt
 
MODUL P5BK TEMA KEBEKERJAAN KENALI DUNIA KERJA.docx
MODUL P5BK TEMA KEBEKERJAAN KENALI DUNIA KERJA.docxMODUL P5BK TEMA KEBEKERJAAN KENALI DUNIA KERJA.docx
MODUL P5BK TEMA KEBEKERJAAN KENALI DUNIA KERJA.docx
 
pertumbuhan dan perkembangan anak usia dini.pptx
pertumbuhan dan perkembangan anak usia dini.pptxpertumbuhan dan perkembangan anak usia dini.pptx
pertumbuhan dan perkembangan anak usia dini.pptx
 
PENGAMBILAN SAMPEL DARAH ARTERI DAN ANALISA GAS DARAH.pptx
PENGAMBILAN SAMPEL DARAH ARTERI DAN ANALISA GAS DARAH.pptxPENGAMBILAN SAMPEL DARAH ARTERI DAN ANALISA GAS DARAH.pptx
PENGAMBILAN SAMPEL DARAH ARTERI DAN ANALISA GAS DARAH.pptx
 
Persiapan Substansi RPP UU Kesehatan.pptx
Persiapan Substansi RPP UU Kesehatan.pptxPersiapan Substansi RPP UU Kesehatan.pptx
Persiapan Substansi RPP UU Kesehatan.pptx
 
Bimtek TKH 2024.pptxRRRRRRRRRRRRRRRRRRRR
Bimtek TKH 2024.pptxRRRRRRRRRRRRRRRRRRRRBimtek TKH 2024.pptxRRRRRRRRRRRRRRRRRRRR
Bimtek TKH 2024.pptxRRRRRRRRRRRRRRRRRRRR
 
KEBIJAKAN GLOBAL PELAYANAN KEBIDANAN090222 18-Nov-2022 07-29-34.ppt
KEBIJAKAN GLOBAL PELAYANAN KEBIDANAN090222 18-Nov-2022 07-29-34.pptKEBIJAKAN GLOBAL PELAYANAN KEBIDANAN090222 18-Nov-2022 07-29-34.ppt
KEBIJAKAN GLOBAL PELAYANAN KEBIDANAN090222 18-Nov-2022 07-29-34.ppt
 
081-388-333-722 Toko Jual Alat Bantu Seks Penis Ikat Pinggang Di SUrabaya Cod
081-388-333-722 Toko Jual Alat Bantu Seks Penis Ikat Pinggang Di SUrabaya Cod081-388-333-722 Toko Jual Alat Bantu Seks Penis Ikat Pinggang Di SUrabaya Cod
081-388-333-722 Toko Jual Alat Bantu Seks Penis Ikat Pinggang Di SUrabaya Cod
 

Snake Bite SHI - New.pptx

  • 1.
  • 2. EPIDEMIOLOGI GIGITAN ULAR - Diperkirakan sekitar 5 juta kasus gigitan ular terjadi di seluruh dunia setiap tahunnya, menyebabkan sekitar 125.000 kematian. - Gigitan ular lebih umum terjadi di wilayah tropis dan di daerah dimana pekerjaan utamanya adalah agrikultural
  • 3. EPIDEMIOLOGI GIGITAN ULAR - Orang-orang yang digigit oleh ular dikarenakan memegang atau bahkan menyerang ular merupakan penyebab yang signifikan di Amerika Serikat. - Diperkirakan ada 45.000 gigitan ular per tahun di Amerika Serikat, terbanyak pada musim panas, sekitar 8.000 digigit oleh ular berbisa.
  • 4. EPIDEMIOLOGI GIGITAN ULAR - 96% gigitan berlokasi pada ekstremitas, dengan 56% pada lengan. - Di Amerika Serikat, 76% korban adalah laki-laki kulit putih. Studi nasional di Negara tersebut melaporkan angka perbandingan antara laki- laki dan perempuan adalah 9:1
  • 5. INDONESIA Jumlah total ular 348 jenis, Yang berbisa: Elapidae : 55 jenis Viperidae : 21 jenis Colubridae : 1 jenis
  • 12. PATOFISIOLOGI GIGITAN ULAR - Bisa ular diproduksi dan disimpan pada sepasang kelenjar di bawah mata. - Bisa ular dikeluarkan dari lubang pada gigi-gigi taring yang terdapat di rahang atas. Gigi taring ular dapat tumbuh hingga 20 mm pada rattlesnake (ular derik) yang besar. - Dosis bisa setiap gigitan tergantung situasi
  • 13. - Bisa ular terdiri dari bermacam polipeptida yaitu fosfolipase A, hialuronidase, ATP-ase, 5 nukleotidase, kolin esterase, protease, fosfomonoesterase, RNA-ase, DNA-ase. - Enzim ini menyebabkan destruksi jaringan lokal, bersifat toksik terhadap saraf, menyebabkan hemolisis, atau pelepasan histamin sehingga timbul reaksi anafilaksis.
  • 14. - Seperti kasus-kasus emergensi lainnya, tujuan utama adalah untuk mempertahankan pasien sampai mereka tiba di instalasi gawat darurat. - Hal yg memperburuk daripada memperbaiki keadaan, seperti insisi pada luka gigitan, menghisap dengan mulut, pemasangan toerniket, kompres dengan es, atau kejutan listrik. - Perawatan di lapangan yang tepat harus sesuai dengan prinsip dasar emergency life support. Tenangkan pasien untuk menghindari hysteria selama implementasi ABC (Airway, Breathing, Circulation).
  • 17. VENOM (1)  Bisa ular mengandung lebih dari campuran 50 senyawa.  Pada manusia bersifat hemotoksik, neurotoksik dan efek sistemik lainnya.  Efek yang terjadi bergantung pada senyawa dalam racun yang juga berbeda setiap spesies ular dan kondisi geografis lingkungan hidup ular sehingga gejala klinis keracunan akibat gigitan ular bervariasi.
  • 18.  Beberapa Spesies ular dapat menyebabkan terjadinya koagulopathy.  Tanda – tanda klinis yang dapat ditemui adalah keluarnya darah terus menerus dari tempat gigitan, venipunctur dari gusi, dan bila berkembang akan menimbulkan hematuria, haematomisis, melena dan batuk darah VENOM (2)
  • 20. ULAR BERACUN / BERBISA: - Bekas luka gigitan hanya 2 lubang berjajar - Luka bekas gigitan ada gangguan perdarahan - Didapatkan ecchymosis - Bengkak, didapatkan vesicula sampai dengan nekrosis
  • 22. ULAR TIDAK BERACUN / TIDAK BERBISA:  Bekas luka gigitan ada 4 lubang berderet  Luka berbentuk goresan yang tidak dalam  Berupa luka robek
  • 23. TANDA KLINIS - Pada ular tak berbisa tidak didapatkan tanda-tanda klinis - Pada ular berbisa tanda klinis tampak dalam beberapa menit bergantung pada jenis ular, jumlah toksin yang masuk dan tempat gigitan Tanda Klinis Bisa Ular berupa : a. Lokal - Kulit sekitar tampak oedema bisa terlihat vesicle sampai necrosis - Perdarahan sulit berhenti atau adanya ecchymosis - Kulit menjadi hipersensitif atau kadang anaestesi
  • 24. b. Sistemik - Hemolisis - Gangguan pembekuan darah - Terjadi perdarahan spontan : epistaksis, hematuria - Nyeri kepala - Disorientasi - Mual, muntah - Berkeringat banyak - Kejang - Nadi meningkat tensi turun - Gangguan pernafasan - Penurunan kesadaran sampai coma
  • 25. PENATALAKSANAAN AWAL (PRE HOSPITAL) - Lakukan anamnesa dengan cermat; jenis ular, kapan dan dimana terjadinya - Periksa tempat gigitan dan cari tanda-tanda klinis - Lakukan First Aid sesuai WHO 2016, yaitu : - Jaga kondisi pasien tetap tenang mengurangi penyebaran racun - Posisikan kepala korban ke arah kiri dengan mulut lebih rendah untuk mencegah aspirasi jika terjadi muntah. - Minimalisir pergerakan pasien atau kontraksi otot karena akan meningkatkan penyerapan dan penyebaran racun. - Lakukan mobilisasi cepat pasien agar memperoleh pertolongan medis - Penggunaan elastis bandage dapat dilakukan pada beberapa kondisi seperti jauh dari tempat pelayanan kesehatan, tidak mengetahui jenis ularnya serta ular dengan bisa neurotoksin kuat seperti ular bungarus (bungarus fasciatus,bungarus candidus), ular laut dan ular king cobra. - Pertolongan awal dengan elastis bandage ini sebaiknya dilakukan oleh tenaga medis dan menggunakan perban elastis. Segera transfer/ rujuk ke Rumah Sakit terdekat
  • 26. Snake bite first aid : Pressure-immobilization method a. Apply a board elasticated bandage from below upward and over the bite site as soon as possible. do not remove trousers, as the movement of doing so will assist venom to enter the blood stream. keep the bitten leg still. b. The bandage should be applied firmly. The patient should avoid any unnecessary movement. c. Extend the bandages as higt as possible (ideally up to the groin) PBI
  • 27. Snake bite first aid : Pressure-immobilization method d. Apply a splint tothe leg, immobilizing joints either side of the bite e. Bite it firmly to as much of the leg as possible. Walking should be restricted f. Bites on the hand and forearm ; bind to the axilla , use a splint to the albow, and use a sling. PBI
  • 28. PENATALAKSANAAN DI RUMAH SAKIT • Perawatan definitif meliputi pengecekan kembali ABC dan mengevaluasi pasien atas tanda-tanda syok (seperti takipneu, takikardi, kulit kering dan pucat, perubahan status mental, hipotensi). Rawat dahulu keadaan yang mengancam nyawa • Korban dengan kesulitan bernafas mungkin membutuhkan endotracheal tube dan sebuah mesin ventilator untuk menolong korban bernafas. Korban dengan syok membutuhkan cairan intravena dan mungkin obat-obatan lain untuk mempertahankan aliran darah ke organ-organ vital.
  • 29. • Berikan SABU (Serum Anti Bisa Ular), jika sdh terbukti jenis ular yg mengigit atau sdh terlihat adanya gejala yg terdapat menyertai.  Mengamati respon terhadap antivenom  Memutuskan apakah dosis lebih lanjut dari antivenom dibutuhkan  Pemeriksaan penunjang (Laboratorium)  Mendukung/pengobatan tambahan  Pengobatan pada bagian digigit (nekrosis, bullae, dsb)  Rehabilitasi  Pengobatan komplikasi kronis
  • 30. Kontak dengan mata: - Lakukan irigasi dengan larutan garam fisiologis (NaCl 0,9% / normal saline infus) atau setidaknya air bersih mengalir, sekurangnya selama 15-20 menit dengan membuka kelopak mata dan 3-6 liter air atau cairan normal saline infus 0,9%. - Pertimbangkan penggunaan alat irigasi lensa Morgan. - Jika diperlukan, dapat diberikan analgesia dengan vasokonstriktor yang mempunyai aktivitas midriatikum lemah (seperti epinefrin) dan penggunaan topikal terbatas dari lokal anestesi (seperti tetrakain). - Berikan sikloplegia topikal untuk mencegah sinekia posterior, spasme silier dan rasa tidak nyaman. - Berikan antibiotik topikal profilaksis jika terjadi abrasi kornea. - Berikan bantalan pembalut untuk menutup mata dan rujuk untuk pemeriksaan oftalmologi.
  • 31. 1. Dekontaminasi segera dengan irigasi berlebih (> 5liter). Pertimbangkan alat irigasi lensa Morgan. 2. Analgesia dengan vasokonstriktor dengan aktivitas midriatikum lemah (seperti epinefrin) dan penggunaan topikal terbatas dari lokal anestesi (seperti tetrakain) 3. Berikan sikloplegia topikal untuk mencegah sinekia posterior, spasme silier dan rasa tidak nyaman 4. Berikan antibiotik topikal profilaksis jika abrasi kornea ditemukan 5. Berikan bantalan pembalut untuk menutup mata dan rujuk untuk pemeriksaan oftalmologi
  • 32. SABU (SERUM ANTI BISA ULAR) Komposisi tiap ml dapat menetralisasi 10-15 LD50 bisa ular tanah (Ankystrodon rhodostoma) 25-50 LD50 bisa ular belang (Bungarus fasciatus) 25-50 LD50 bisa ular kobra (Naja Sputatrix) dan mengandung fenol 0,25% v/v Dosis & cara pemberian : - Dosis yang tepat sulit untuk ditentukan karena bergantung dari umlah bisa ular yang masuk peredaran darah korban & keadaan korban sewaktu menerima anti serum - Dosis pertama sebanyak 2 vial @ 5 ml sebagai larutan 2% dalam garam faali dapat diberikan sebagai infus dengan kecepatan 40-80 tetes per menit, kemudian diulang setelah 6 jam. Apabila diperlukan (misalnya gejala-gejala tidak berkurang atau bertambah) anti serum dapat terus diberikan setiap 24 jam sampai maksimum (80- 100 ml) - Anti serum yang tidak diencerkan dapat diberikan langsung sebagai suntikan intravena dengan sngat perlahan-lahan. Dosis anti serum untuk anak-anak sama atau lebih besar daripada dosis untuk orang dewasa
  • 33.
  • 34. Antibisa Dosis Pertama/Vial Bio SAVE (Serum Anti Bisa ular polivalen) atau disebut juga SABU I Produsen: PT. Bio Farma (Persero) Setiap ml dapat menetralisasi bisa ular :  Ular tanah (Agkistrodon rhodostoma ) ≥ 10 LD50  Ular welang (Bungarus fasciatus ) ≥ 25 LD50  Ular kobra (Naja sputatrix ) ≥ 25 LD50 10 mL/ 2 vialPemberian berikut setelah 6 jam Pemberian yang dianjurkan oleh RECS Indonesia:  Bungarus: 2 vial /2 jam,40-80 dlm 100cc NS tts/mnt  Naja: 2 vial /6 jam 40-80 tts/menit dlm 500 cc (2%) NS  Agkistrodon: 2 vial/6 jam 40-80tts/mennit dlm 500cc(2%) NS
  • 35. TRIMERESURUS ALBOLABRIS • Thailand product • Each vial price ±USD170 • INDONESIA????
  • 37. Reaksi Terhadap Antibisa & Manifestasi Reaksi Antibisa Penanganan reaksi Antibisa anafilaksis dini dan reaksi pirogen: 1. Pemberian antibisa harus ditunda sementara. 2. Berikan Adrenalin IM pada paha lateral atas dengan dosis inisial 0.5 ml dari 1 dalam 1,000 untuk dewasa dan 0.01 ml/kg berat badan dari 1 dalam 1,000 (maks 0.5 ml) untuk anak- anak, setiap 5 menit. JIka injeksi IM dikontraindikasikan, berikan secara bolus pelan IV 0.05 ml/kg berat badan dari 1:10,000 untuk dewasa dan 0.01 ml/kg dari 1:10,000 untuk anak-anak. Jika tidak membaik mulai infus IV pada dosis 0.05 sampai 1 mcg/kg/menit. 3. Berikan cairan IV 20ml/kg bolus jika diperlukan 4. Berikan hidrokortison IV (100 mg dewasa, 2mg/kg berat badan anak-anak). 5. Berikan nebulisasi salbutamol jika ditemukan bronkospasme atau mengi. Catatan: Pada reaksi pirogen pasien harus juga didinginkan secara fisik dan dengan antipiretik (seperti. parasetamol oral atau
  • 38. Reaksi Terhadap Antibisa & Manifestasi Reaksi Antibisa Penanganan reaksi lambat (serum sickness): Dapat terjadi antara 1 sampai 12 hari (rata-rata 1 minggu) dengan keluhan demam, atralgia, limfadenopati, dll. 1. Berikan klorfeniramin maleat 0.25 mg/kg/hari dalam dosis terbagi selama 5 hari. 2. Jika pasien gagal merrespon dalam 24 jam, berikan prednisolon oral (0.7 /kg/hari) selama 5 hari.
  • 39. 20 MINUTES WBCT Aim : to make sure hemotoxin or not by knowing from the coagulation. How to do?  Take a glass bottle, DO NOT USE PLASTIC BOTTLE  Take 2 ml of blood  Then take that blood into the glass bottle  Wait for about 20 minutes  Repeat that test 2 times minimal  Result : After waiting about 20 minutes: Clotting (+) : no coagulation disorder (NonHemotoxin) Clotting (-) : coagulation disorder (HEMOTOXIN)
  • 40.
  • 41. RATE PROXIMAL PROGRESSION TEST Aim : to evaluate the edema progression to make a best next medical treatment. How to do? Take a tape as a mark to measure the edema Make sure the proximal margin of the edema, then take the distal margin of the tape into the proximal margin of the edema. Note the time when the tape was given (date and time) Repeat the evaluation of the edema every 2 hours Result : cm/hour Example : 10/10/15 ; 09.00 – 11.00 = 4 cm. So we have evaluated that the edema increase about 2 cm per hour.
  • 42. MENGUKUR KECEPATAN PROGRESI PROKSIMAL RATE OF PROXIMAL PROGRESSION (RPP) EDEMA 1) Sebuah parameter informative untuk meninjau bengkak yang nyeri dan progresif 2) Pertama: Tentukan batas plester Untuk digunakan sebagai batas proksimal edema yaitu tepi distal ke tepi distal plester penanda 3) Kedua: Palpasi batas paling proksimal bengkak dan tempelkan plester kecil pada batas paling proksimal dari edema 4) Labeli waktu dan tanggal saat itu pada plester tersebut 5) Tentukan waktu interval tetap untuk meninjau progresi seperti tiap 2 jam atau 3 jam 6) Ukur jarak antara kedua tepi plester tiap interval tetap 7) RPP untuk interval tersebut sebaiknya dicatat dalam cm/jam
  • 43. HOW TO DO RPP TEST ? 5 cm 5 cm / 2 hours, so RPP = 2.5 cm/hour
  • 44. INDIKASI ANTIBISA A. Envenomasi Sistemik 1) Abnormalitas hemostasis: Perdarahan sistemik spontan, koagulopati (20WBCT atau profil koagulasi) atau trombositopenia (<140.000/ul). 2) Tanda-tanda neurotoksik: ptosis, oftalmoplegia eksterna, paralisis dll. 3) Abnormalitas kardiovaskuler: hipotensi, syok, aritmia jantung, EKG abnormal progresif. 4) Cedera Ginjal Akut (gagal ginjal): oliguria/anuria, peningkatan kreatinin/urea darah. 5) Hemoglobin-/mioglobinuria (urin coklat gelap/hitam). 6) Bukti lain hemolisis intravaskuler atau rabdomiolisis umum (sakit dan nyeri otot, hiperkalemia, peningkatan Kreatin Kinase/ level CPK sangat cepat).
  • 45. INDIKASI ANTIBISA B. Envenomasi Lokal 1) Bengkak nyeri progresif melibatkan lebih dari separuh ekstrimitas tergigit (tanpa torniket) dalam 48 jam setelah gigitan. 2) Ekstensi bengkak sangat cepat (seperti, di atas pergelangan tangan atau pergelangan kaki dalam beberapa jam setelah gigitan pada tangan atau kaki) atau bengkak signifikan setelah gigitan pada jari (jari kaki dan terutama jari tangan).
  • 46.
  • 47. Any questions after this meeting? Feel free to reach Dr. dr. Tri Maharani, M.Si, Sp. EM by phone or whatsapp 085334030409 (Telkomsel) or 08973665684 (Tri) Recsindonesia.blogspot.com