Successfully reported this slideshow.
Your SlideShare is downloading. ×
Ad
Ad
Ad
Ad
Ad
Ad
Ad
Ad
Ad
Ad
Ad
Upcoming SlideShare
Rabies
Rabies
Loading in …3
×

Check these out next

1 of 16 Ad

More Related Content

Slideshows for you (20)

Viewers also liked (20)

Advertisement

Similar to Rabies (20)

More from Dinas Kesehatan Kabupaten Cirebon (12)

Advertisement

Recently uploaded (20)

Rabies

  1. 1. RABIES Nanang RuhyanaSeksi TASKIT 1
  2. 2. Seksi TASKIT 2
  3. 3. Seksi TASKIT 3
  4. 4. Situasi Kasus Gigitan di Kab. Cirebon 2011 sd Mei 2016 GHPR : Gigitan Hewan Penular Rabies PET : Post Exposure Treatment (cuci luka dan pemberian VAR) Lyssa : Kematian karena rabies 2011 2012 2013 2014 2015 2016 5 11 14 11 13 10 KASUS
  5. 5. RABIES  Penyakit menular akut sari SSP yang disebabkan oleh virus Rhabdovirus  Menyerang otak hewan berkembang dan menyebar keseluruh jaringan saraf  Menimbulkan paralysis dan berakhir dengan kematian.  Dapat menyerang manusia.  Belum ditemukan obatnya. Yang ada hanyalah Vaksin Anti Rabies (VAR).  Penyelamat utama : Penata laksanaan luka gigitan dan kecepatan pemberian VAR Seksi TASKIT 5
  6. 6. RABIES  Penyakit menular akut sari SSP yang disebabkan oleh virus Rhabdovirus  Cara Penularan – Melalui gigitan hewan tertular rabies diantaranya anjing, kucing, kelelawar dan kera. – Melalui non gigitan : jilatan pada luka, transplantasi, kontak dengan bahan yang mengandung virus rabies pada kulit yang lecet atau mukosa.Seksi TASKIT 6
  7. 7. Semua hewan berdarah panas : Anjing  Afrika, Asia, dan Amerika Latin kucing kera/monyet kelelawar. rakun dan sigug)  Amerika Utara rubah merah) Eropa . HOST NOTE :di Indonesia Lebih dari 90% kasus rabies pada manusia ditularkan oleh anjing
  8. 8. GEJALA KLINIS  Masa inkubasi bervariasi 2 minggu-2 tahun tergantung lokasi tempat gigitan  Gejala Klinis Yang Timbul – Stadium Prodormal : sulit didiagnosa – Stadium exitasi : demam, gugup, kejang (tonus, klonus), sakit kepala berat, sulit menelan, hipersalivasi, hiperlakrimasi, berkeringat banyak, takut air (hidrophobi) dan takut sinar (photophobi), aerophobi. – Stadium paralise : Inkontinentia urine, paralise ascendens, koma. Penderita dapat meninggal karena kelumpuhan otot pernafasan. Seksi TASKIT 8
  9. 9. PERAWATAN LUKA  Tindakan pertama sedini mungkin adalah pencucian luka, sebaiknya dengan air mengalir dan detergen selama 10 – 15 menit.  Diberi VAR/SAR.  Jangan menjahit atau menggunting jaringan luka gigitan, karena berarti akan menambah luka /memperbesar pintu masuk virus.  Bila luka compang camping dan memerlukan jahitan maka boleh dilakukan jahit situasi/jarang.  Diberi anti septik alkohol, betadin, iodium dan lain- lain.  Dirawat dan diberi obat yang seperti luka biasa.  Bila luka pada daerah risiko tinggi maka pencucian luka harus lebih intensif dan teliti.  Daerah risiko tinggi :daerah yang memiliki saraf sensoris yang rapat. kepala dan leher, tapak tangan dan genitalia PENGOBATAN Seksi TASKIT 9
  10. 10. PEMBERIAN VAKSIN ANTI RABIES (VAR) JIKA PENDERITA INDIKASI DIBERI SAR (SERUM ANTI RABIES), VAR TETAP DIBERI INDIKASI VAR -Hewan penggigit mati atau lari -Hewan penggigit menderita tersangka rabies (positif) PENGOBATAN Hari pertama satu kali lengan kiri dan satu kali lengan kanan Hari ketujuh satu kali lengan kiri Hari ke 21 satu kali lengan kanan Booster satu kali hari ke-30 bila penderita diberi SAR Seksi TASKIT 10
  11. 11. VAKSIN ANTI RABIES (VAR) JENIS VAKSIN DOSIS CARA & LOKASI PEMBERIAN WAKTU VAR ANAK DEWASA DASAR 0,5 ml 0,5 ml Cara : IM Lokasi : Regio Deltoideus kanan & kiri Anak <1 th pangkal paha 4 x pemberian Hari ke-0, 2x Hari ke-7, 1x Hari ke-21, 1x ULANGAN 0,5 ml 0,5 ml sda Hari ke-90 Seksi TASKIT 11 JENIS VAKSIN DOSIS CARA & LOKASI PEMBERIAN WAKTU SAR ANAK DEWASA HEMOLOG (HRIG) 20 IU/ kgBB 20 IU/ kgBB Infiltrasi disekitar luka gigitan sebanyak mungkin dan sisanya diberikan secara IM Hari ke-0 atau bersamaan dg pemberian VAR pertama HETEROLOG (ERIG) 40 IU/ kgBB 40 IU/ kgBB SERUM ANTI RABIES (SAR)
  12. 12. KETENTUAN • VAR harus diberikan pd semua penderita GHPR yg belum pernah mendapat VAR • Kasus GHPR yg sebelumnya mendapat VAR dan SAR lengkap dlm 3 bulan tidak memerlukan VAR • 3 bln s/d 1 tahun diberikan 1 kali VAR • >1 tahun dianggap penderita baru Seksi TASKIT 12
  13. 13. KLB RABIES  Ditemukan satu atau lebih kasus Rabies (pada manusia) di daerah tertular.  Langkah-langkah PE :  Petugas Puskesmas/Koordinator P2M/Petugas Peternakan setelah menerima laporan adanya kasus GHTR segera mencatat dalam buku catatan harian penderita rabies serta menyiapkan peralatan survei.  Petugas peternakan melacak keberadaan hewan penggigit untuk dilakukan observasi selama 10 hari apakah hewannya menderita rabies.  Apabila hewan penggigit mati terbunuh atau menderita gejala rabies agar diambil spesimen.  Bila hewan penggigit mati < 10 hari dalam masa observasi dengan tanda rabies dinyatakan POSITIF RABIES.  Petugas Puskesmas melakukan PE kemungkinan kasus gigitan yang lain.  Instrumen PE harus menggambarkan : Jumlah kasus gigitan, cakupan vaksinasi anjing, kronologi kejadian.  Spesimen yang diperlukan untuk konfirmasi kasus yaitu spesimen otak (hipocampus) dikirim ke BPPH. Seksi TASKIT 13
  14. 14. Seksi TASKIT 15
  15. 15. Seksi TASKIT 16

×