SlideShare a Scribd company logo
1 of 67
PERTEMUAN KE-4 :
1. Inferensi Logika
Argumen adalah rangkaian kalimat-kalimat
Semua kalimat-kalimat tersebut kecuali yang
terakhir disebut Hipotesa (asumsi/premise)
Kalimat terakhir disebut Kesimpulan

1
2
hipotesa
kesimpulan (konklusi)
(tanda dibaca "jadi ")
n
p
p
p
q
q q









Suatu Argumen dikatakan Valid apabila untuk
sembarang pernyataan yang disubstitusikan
kedalam hipotesa, jika semua hipotesa tersebut
benar, maka kesimpulan juga benar.
Sebaliknya, meskipun semua hipotesa benar
tetapi ada kesimpulan yang salah, maka argumen
tersebut dikatakan Invalid.
Kalau suatu argumen dan semua hipotesanya
bernilai benar, maka kebenaran nilai konklusi
dikatakan sebagai “diinferensikan (diturunkan)
dari kebenaran hipotesa”
Untuk mengecek apakah suatu argumen merupakan kalimat
yang Valid, dapat dilakukan lagkah-langkah sebagai berikut :
1. Tentukan hipotesa dan kesimpulan kalimat
2. Buat tabel yang menunjukkan nilai kebenaran untuk semua
hipotesa dan kesimpulan
3. Carilah basis kritis, yaitu baris di mana semua hipotesa
bernilai benar
4. Dalam baris kritis tersebut, jika semua nilai kesimpulan
benar, maka argumen itu Valid. Jika diantara baris kritis
tersebut ada baris dengan nilai kesimpulan yang salah,
maka argumen tersebut adalah Invalid.
Tentukan apakah Argumen di bawah ini Valid/Invalid ?
a. p  (q  r)
r
 p  q
a. Ada 2 hipotesa, masing-masing p  (q  r) dan r.
Kesimpulannya adalah p  q.
Tabel kebenaran dari hipotesa-hipotesa dan kesimpulan tersebut
adalah:
Baris kritis adalah baris 2,4 dan 6 (baris yang semua hipotesanya
bernilai T, ditandai dengan arsiran). Pada baris tersebut
kesimpulannya juga bernilai T. Maka argumen tersebut Valid.
Baris ke p q r q  r p  (q  r) r p  q
1 T T T T T F T
2 T T F T T T T
3 T F T T T F T
4 T F F F T T T
5 F T T T T F T
6 F T F T T T T
7 F F T T T F F
8 F F F F F T F
Tentukan apakah Argumen di bawah ini Valid/Invalid ?
b. p  (q  r)
q  (p  r)
 p  r
b. Hipotesanya adalah p  (q  r) dan q  (p  r)
Konklusinya adalah p  r
Tabel kebenarannya sebagai berikut:
Baris kritis adalah baris 1,4,7 dan 8.
Pada baris ke-4 konklusinya bernilai F.
Maka argumen tersebut Invalid.
Baris
ke
p q r r (q  r) p  r p  (q  r) q  (p  r) p  r
1 T T T F T T T T T
2 T T F T T F T F F
3 T F T F F T F T T
4 T F F T T F T T F
5 F T T F T F T F T
6 F T F T T F T F T
7 F F T F F F T T T
8 F F F T T F T T T
 Metode-metode inferensi yaitu teknik untuk
menurunkan kesimpulan (konklusi)
berdasarkan hipotesa yang ada, tanpa harus
menggunakan tabel kebenaran.
 Beberapa metode inferensi untuk
menentukan kevalidan adalah sebagai
berikut:
p  q
p
 q
Pada tabel kebenaran terlihat:
Baris kritis adalah baris pertama. Pada baris tersebut,
konklusi bernilai T sehingga argumennya valid.
Baris ke p q p  q p q
1 T T T T T
2 T F F T F
3 F T T F T
4 F F T F F
Jika digit terakhir suatu bilangan adalah 0, maka
bilangan tersebut habis dibagi 10.
Digit terakhir suatu bilangan adalah 0.
 Bilangan tersebut habis dibagi 10.
p  q
q
 p
Contoh:
Jika Tuhan seorang manusia, maka ia dapat mati
Tuhan tidak dapat mati
 Tuhan bukan seorang manusia
p
 p  q
q
 p  q
Contoh:
Ahmad adalah siswa SMU (Sekolah Menengah Umum)
 Ahmad adalah siswa sekolah menengah (SMU atau SMP)
p  q
 p
p  q
 q
Contoh:
Lina menguasai bahasa Basic dan Pascal
 Lina menguasai bahasa Basic
p  q
p
 q
p  q
q
 p
Contoh:
Kunci kamarku ada di sakuku atau tertinggal di rumah
Kunci kamarku tidak ada di sakuku
 Kunci kamarku tertinggal di rumah
p  q
q  r
 p  r
Contoh:
Jika adi mengajak saya nonton, maka masa jomblo
saya berakhir
Jika masa jomblo saya berakhir, maka saya akan
bahagia
 Jika adi mengajak saya nonton, maka maka saya
akan bahagia
p  q
p  r
q  r
 r
Contoh:
Nanti malam Adi mengajak saya nonton atau mengajak
saya makan di restoran
Jika Adi mengajak saya nonton, maka masa jomblo saya
berakhir
Jika Adi mengajak saya makan di restoran, maka masa
jomblo saya berakhir
 Nanti malam masa jomblo saya berakhir
p
q
 p  q
Contoh:
Hari ini hari Minggu
Hari ini libur
Hari ini hari Minggu dan Libur
Contoh 1 :
Pada suatu hari, Anda hendak pergi ke kampus dan baru
sadar bahwa Anda tidak memakai kacamata. Setelah
mengingat-ingat, ada beberapa fakta yang Anda pastikan
kebenarannya :
 Jika kacamataku ada di meja dapur, maka aku pasti
sudah melihatnya ketika sarapan pagi.
 Aku membaca koran di ruang tamu atau aku
membacanya di dapur.
 Jika aku membaca koran di ruang tamu, maka pastilah
kacamataku kuletakkan di meja tamu.
 Aku tidak melihat kacamataku pada waktu sarapan pagi.
 Jika aku membaca buku di ranjang, maka kacamata
kuletakkan di di meja samping ranjang.
 Jika aku membaca koran di dapur, maka kacamataku ada
di meja dapur.
Berdasarkan fakta-fakta tersebut, tentukan di mana
letak kacamata tersebut !
Penyelesaian:
Untuk memudahkan pemahaman dan penggunaan
hukum-hukum inferensi, maka kalimat-kalimat
tersebut terlebih dulu dinyatakan dalam simbol-
simbol logika.
Misal :
p : Kacamataku ada di meja dapur
q : Aku melihat kacamataku ketika sarapan pagi
r : Aku membaca koran di ruang tamu
s : Aku membacan koran di dapur
t : Kacamata kuletakkan di meja tamu
u : Aku membaca buku di ranjang
w: Kacamata kuletakkan di meja samping ranjang
Dengan simbol-simbol tersebut maka fakta-
fakta di atas dapat ditulis sebagai berikut :
a) p  q
b) r  s
c) r  t
d) q
e) u  w
f) s  p
Inferensi yang dapat dilakukan adalah
sebagai berikut :
1. p  q fakta (a)
q fakta (d)
 p dengan Modus Tollen
2. s  p fakta (f)
p kesimpulan dari (1)
 s dengan Modus Tollen
3. r  s fakta (b)
s kesimpulan dari (2)
 r dengan Silogisme Disjungtif
4. r  t fakta (c)
r kesimpulan dari (3)
 t dengan Modus Ponen
Kesimpulan : Kacamata ada di meja tamu
Perhatikan bahwa untuk mencapai
keimpulan akhir, tidak semua fakta
dipergunakan.
Seperti pada kasus di atas, fakta (e)
tidak dipergunakan.
Hal ini tidak menjadi masalah
selama penurunan dilakukan dengan
menggunakan metode inferensi
yang benar.
Contoh 2:
Buktikan kevalidan Argumen di bawah ini dengan
menggunakan prinsip-prinsip inferensi logika
p  q
(p  q)  r
 r
Contoh 2:
Buktikan kevalidan Argumen di bawah ini dengan
menggunakan prinsip-prinsip inferensi logika
p  q
(p  q)  r
 r
Penyelesaian:
1. p  q hipotesa
 p Penyederhanaan Konjungtif
2. p hasil dari (1)
 p  q Penambahan Disjungtif
3. (p  q)  r hipotesa
p  q hasil dari (2)
 r Modus Ponen
Jadi terbukti Argumen di atas merupakan argumen yang
valid.
Buktikan bahwa argument berikut valid..
 Jika pintu kereta api ditutup, lalu lintas akan
berhenti.
 Jika lalu lintas berhenti, akan terjadi
kemacetan lalu lintas.
 Pintu kereta api ditutup
 Pak Ali adalah seorang pedagang atau petani.
 Jika pak Ali seorang pedagang, maka ia kaya.
 Ternyata Pak Ali tidak kaya.
 Kesimpulannya..
Buktikan bahwa Argumen di bawah ini valid!
(A ∨ B) → (C ∧ D)
(D ∨ E) → F
A
∴ F
Jawab : (cara 1 : Direct Proof)
1. (A ∨ B) → (C ∧ D) Premis 1
2. (D ∨ E) → F Premis 2
3. A Premis 3 ∴ F
4. A ∨ B 3 Add
5. (C ∧ D) 1,4 MP
6. (D ∧ C) 5 Komutatif
7. D 6 Simp.
8. (D ∨ E) 7 Add
9. F 2,8 MP Terbukti
PERTEMUAN KE-1 :
1.KALIMAT DEKLARATIF
2.PENGHUBUNG KALIMAT
3.TABEL KEBENARAN
BAB I
DASAR-DASAR LOGIKA
PERNYATAAN (PROPOSISI)
 Kata merupakan rangkaian huruf yang mengandung arti, sedangkan
kalimat adalah kumpulan kata yang disusun menurut aturan tata
bahasa dan mengandung arti. Di dalam matematika tidak semua
pernyataan yang bernilai benar atau salah saja yang digunakan dalam
penalaran. Pernyataan disebut juga kalimat deklaratif yaitu kalimat
yang bersifat menerangkan. Disebut juga proposisi.
 Pernyataan/ Kalimat Deklaratif/ Proposisi adalah kalimat yang bernilai
benar atau salah tetapi tidak keduanya.
Contoh :
1. 2+2=4 (Benar).
2. Semua manusia adalah fana (Benar).
3. 4 adalah bilangan prima (Salah).
4. 5 x 12=90 (Salah).
Tidak semua kalimat berupa proposisi
Contoh :
1. Dimanakah letak pulau bali?.
2. Pandaikah dia?.
3. Andi lebih tinggi daripada Tina.
4. 3x-2y=5x+4.
5. x+y=2.
PENGHUBUNG KALIMAT DAN TABEL KEBENARAN
 Satu atau lebih proposisi dapat dikombinasikan
untuk menghasilkan proposisi baru lewat
penggunaan operator logika. Proposisi baru yang
dihasilkan dari kombinasi tersebut disebut dengan
proposisi majemuk (compound composition),
sedangkan proposisi yang bukan merupakan hasil
dari kombinasi proposisi lain disebut proposisi
atomik.
 Proposisi majemuk tersusun dari sejumlah proposisi
atomik.
Dalam logika dikenal 5 buah penghubung
Contoh :
Misalkan p: hari ini hari minggu
q: hari ini libur
nyatakan kalimat dibawah ini dengan simbol logika :
a. Hari ini tidak hari minggu tetapi libur
b. Hari ini tidak hari minggu dan tidak libur
c. Tidak benar bahwa hari ini hari minggu dan libur
Penyelesaian
a. Kata “tetapi” mempunyai arti yang sama dengan dan, sehingga
kalimat (a) bisa ditulis sebagai : ¬p  q
b. ¬p  ¬q
c. ¬(p  q)
NEGASI (INGKARAN)
 Jika p adalah “ Semarang ibukota Jawa Tengah”, maka
ingkaran atau negasi dari pernyataan p tersebut adalah ¬p
yaitu “ Semarang bukan ibukota Jawa Tengah” atau “Tidak
benar bahwa Semarang ibukota Jawa Tengah”.
 Jika p diatas bernilai benar (true), maka ingkaran p (¬p)
adalah bernilai salah (false) dan begitu juga sebaliknya.
KONJUNGSI
 Konjungsi adalah suatu pernyataan majemuk yang
menggunakan penghubung “DAN/AND” dengan notasi “”
Contoh:
p: Fahmi makan nasi
q:Fahmi minum kopi
Maka p  q : Fahmi makan nasi dan minum kopi
 Pada konjungsi p  q akan bernilai benar jika baik p
maupun q bernilai benar. Jika salah satunya (atau
keduanya) bernilai salah maka p  q bernilai salah.
DISJUNGSI
 Disjungsi adalah pernyataan majemuk yang menggunakan
penghubung “ATAU/OR” dengan notasi “”.
 Kalimat disjungsi dapat mempunyai 2 arti yaitu :
a. INKLUSIF OR
Yaitu jika “p benar atau q benar atau keduanya true”
Contoh :
p : 7 adalah bilangan prima
q : 7 adalah bilangan ganjil
p  q : 7 adalah bilangan prima atau ganjil
Benar bahwa 7 bisa dikatakan bilangan prima sekaligus
bilangan ganjil.
b. EKSLUSIF OR
Yaitu jika “p benar atau q benar tetapi tidak
keduanya”.
Contoh :
p : Saya akan melihat pertandingan bola di TV.
q : Saya akan melihat pertandingan bola di lapangan.
p  q : Saya akan melihat pertandingan bola di TV atau
lapangan.
 Hanya salah satu dari 2 kalimat penyusunnya yang boleh
bernilai benar yaitu jika “Saya akan melihat pertandingan
sepak bola di TV saja atau di lapangan saja tetapi tidak
keduanya.
IMPLIKASI
 Misalkan ada 2 pernyataan p dan q, untuk menunjukkan atau
membuktikan bahwa jika p bernilai benar akan menjadikan q bernilai
benar juga, diletakkan kata “JIKA” sebelum pernyataan pertama lalu
diletakkan kata “MAKA” sebelum pernyataan kedua sehingga
didapatkan suatu pernyataan majemuk yang disebut dengan
“IMPLIKASI/PERNYATAAN BERSYARAT/KONDISIONAL/
HYPOTHETICAL dengan notasi “”.
 Notasi p  q dapat dibaca :
1. Jika p maka q
2. q jika p
3. p adalah syarat cukup untuk q
4. q adalah syarat perlu untuk p
Contoh :
1. p : Pak Ali adalah seorang haji.
q : Pak Ali adalah seorang muslim.
p  q : Jika Pak Ali adalah seorang haji maka pastilah dia seorang
muslim.
2. p : Hari hujan.
q : Adi membawa payung.
Benar atau salahkah pernyataan berikut?
a. Hari benar-benar hujan dan Adi benar-benar membawa payung.
b. Hari benar-benar hujan tetapi Adi tidak membawa payung.
c. Hari tidak hujan tetapi Adi membawa payung.
d. Hari tidak hujan dan Adi tidak membawa payung.
BIIMPLIKASI
 Biimplikasi atau bikondisional adalah pernyataan majemuk
dari dua pernyataan p dan q yang dinyatakan dengan notasi
“p  q” yang bernilai sama dengan (p  q)  (q  p)
sehingga dapat dibaca “ p jika dan hanya jika q” atau “p bila
dan hanya bila q”. Biimplikasi 2 pernyataan hanya akan
bernilai benar jika implikasi kedua kalimat penyusunnya
sama-sama bernilai benar.
 Contoh :
p : Dua garis saling berpotongan adalah tegak lurus.
q : Dua garis saling membentuk sudut 90 derajat.
p  q : Dua garis saling berpotongan adalah tegak lurus
jika dan hanya jika dua garis saling membentuk sudut 90
derajat.
Motivasi Tabel Kebenaran
 Apabila saya lulus, maka ayah akan membelikan sepeda
motor.
 Apabila kamu tidak belajar, maka kamu tidak akan lulus.
 Jika 2+2=4, maka bunga melati berwarna putih.
Untuk menghindari terjadinya perbedaan konotasi
tersebut, maka penggunaan kata-kata penghubung harus
diatur sehingga hanya mempunyai 1 arti saja.
Caranya adalah dengan menggunakan tabel kebenaran.
 Untuk menghindari perbedaan konotasi dan keganjilan arti
dalam menerjemahkan simbol-simbol logika maka dalam
matematika tidak disyaratkan adanya hubungan antara
kedua kalimat penyusunnya.
 Kebenaran suatu kalimat berimplikasi semata-mata hanya
tegantung pada nilai kebenaran kalimat penyusunnya.
Karena itu digunakan tabel kebenaran penghubung.
 Jika p dan q adalah kalimat-kalimat dimana T=true/benar
dan F=false/salah, maka untuk n variable (p,q,r,…) maka
tabel kebenaran memuat 2 pangkat n baris.
TABEL KEBENARAN
p q  p  q p  q p  q p  q p  q
T T F F T T T T
T F F T F T F F
F T T F F T T F
F F T T F F T T
Contoh - contoh
Buatlah tabel kebenaran untuk kalimat dalam
bentuk simbol-simbol di bawah ini :
a. (pq)
p q p q p  q (p  q)
T T
T F
F T
F F
F
T
T
F
F
T
F
T
F
T
T
T
T
F
F
F
b. (pq)
p q p p  q (p  q)
T T
T F
F T
F F
F
T
T
F
F
F
T
T
T
T
F
F
c. (pq)(pq)
p q p  q p  q (p  q) (p  q)  (p  q)
T T
T F
F T
F F
T
T
T
F
T
F
T
T
F
T
F
F
F
T
F
F
d. (p(qr))(qr)(pr)
p q r p q qr p(qr) qr pr (p(qr))(qr)(pr)
T T T
T T F
T F T
T F F
F T T
F T F
F F T
F F F
F
F
F
F
T
T
T
T
F
F
T
T
F
F
T
T
F
F
T
F
F
F
T
F
F
F
F
F
F
F
T
F
T
F
F
F
T
F
F
F
T
F
T
F
F
F
F
F
T
F
T
F
T
F
T
F
PERTEMUAN KE-2 :
1.EKUIVALENSI LOGIKA
2.TAUTOLOGI DAN KONTRADIKSI
3.KONVERS, INVERS DAN KONTRAPOSISI
BAB I
DASAR-DASAR LOGIKA
Ekuivalen (secara logika)
 Dua kalimat disebut ekuivalen (secara logika) bila
dan hanya bila keduanya mempunyai nilai
kebenaran yang sama untuk semua substitusi nilai
kebenaran masing-masing kalimat penyusunnya.
 Jika p dan q adalah kalimat-kalimat yang ekuivalen,
maka dituliskan p  q. Jika p  q maka q  p juga.
Contoh - contoh
Tentukan apakah pasangan kalimat-kalimat di bawah ini
ekuivalen
a. (p) dengan p
p p (p)
T
F
F
T
T
F
Nilai kebenaran sama
Jadi (p)  p
b. (pq) dengan p  q
p q pq (pq) p q p  q
T T
T F
F T
F F
T
F
F
F
F
T
T
T
F
F
Nilai kebenaran sama
Jadi (pq)  p q
T
T
F
T
F
T
F
T
T
T
c. p  q dengan p  q
p q p  q p p  q
T T
T F
F T
F F
Nilai kebenaran sama
Jadi p  q  p  q
T
F
T
T
F
F
T
T
T
F
T
T
Hukum – hukum Ekuivalensi Logika
1. Hukum Komutatif
p  q  q  p
p  q  q  p
2. Hukum Asosiatif
(p  q)  r  p  (q  r)
(p  q)  r  p  (q  r)
3. Hukum Distributif
p  (q  r)  (p  q)  (p  r)
p  (q  r)  (p  q)  (p  r)
4. Hukum Identitas
p  T  p
p  F  p
5. Hukum Ikatan
p  F  F
p  T  T
6. Hukum Negasi
p  p  F
p  p  T
7. Hukum Negasi
Ganda
(p)  p
8. Hukum Idempoten
p  p  p
p  p  p
9. Hukum De Morgan
(p  q)  p  q
(p  q)  p  q
10. Hukum Absorbsi
p  (p  q)  p
p  (p  q)  p
11. Negasi T dan F
T  F
F  T
12. Hukum Implikasi
p  q  p  q
13. Hukum Kontraposisi
p  q  q  p
14. Hukum Biimplikasi
p  q  (p  q)  (q p)
Contoh - contoh
1. Sederhanakan bentuk (pq)(pq) dengan
menggunakan hukum-hukum ekuivalensi logika
Penyelesaian:
(pq)(pq)
 ((p)q)(pq) (hukum De Morgan)
 (pq)(pq) (hukum negasi ganda)
 p(qq) (hukum distributif)
 pF (hukum negasi)
 p (hukum identitas)
2.Buktikan ekuivalensi kalimat-kalimat di bawah ini tanpa
menggunakan tabel kebenaran
a. (pq)  (pq)  p
Penyelesaian:
(pq)  (pq)
 (p(q))  (pq) (hukum De Morgan)
 (pq)  (pq) (hukum negasi ganda)
 p(qq) (hukum distributif)
 pT (hukum negasi)
 p (hukum identitas)
b. ((pq)(pq))  (pq)  p
Penyelesaian:
((pq)(pq))  (pq)
 (p(qq))  (pq) (hukum distributif)
 (pT))  (pq) (hukum negasi)
 ((p)T))  (pq) (hukum De Morgan)
 (pF)  (pq) (hukum negasi dan negasi
T & F)
 p(pq) (hukum identitas)
 p (hukum absorbsi)
TAUTOLOGI DAN KONTRADIKSI
 Tautologi adalah suatu bentuk kalimat yang selalu bernilai
benar (True) tidak peduli bagaimanapun nilai kebenaran
masing-masing kalimat penyusunnya, sebaliknya
kontradiksi adalah suatu bentuk kalimat yang selalu
bernilai salah (False), tidak peduli bagaimanapun nilai
kebenaran masing-masing kalimat penyusunnya.
 Dalam tabel kebenaran, suatu tautologi selalu bernilai True
pada semua barisnya dan kontradiksi selalu bernilai False
pada semua baris.
 Kalau suatu kalimat tautologi diturunkan lewat hukum-
hukum yang ada maka pada akhirnya akan menghasilkan
True, sebaliknya kontradiksi akan selalu bernilai False.
Contoh - contoh
1. Tunjukkan bahwa kalimat-kalimat di bawah ini
adalah Tautologi dengan menggunakan tabel
kebenaran
a. (p  q)  q
p q pq (pq)  q
T T
T F
F T
F F
T
F
F
F
T
T
T
T
Semua baris bernilai T
Jadi (p  q)  q
Merupakan Tautologi
b. q  (pq)
p q pq q  (pq)
T T
T F
F T
F F
T
T
T
F
T
T
T
T
Semua baris bernilai T
Jadi q  (pq)
Merupakan Tautologi
2. Tunjukkan bahwa (p  q)  (q  p) merupakan suatu Tautologi
dengan menggunakan hukum-hukum ekuivalensi logika.
Penyelesaian:
(p  q)  (q  p)
 ((p  q)  (q  p))  ((q  p)  (p  q)) (def. biimplikasi)
 ((p  q)  (q  p))  ((q  p)  (p  q)) (Hk. implikasi)
 ((p  q)  (q  p))  ((q  p)  (p  q)) (Hk. implikasi)
 ((p  q)  (q  p))  ( (q  p)  (p  q)) (Hk. De Morgan)
 ((p  q)  (q  p))  ( (p  q)  (q  p)) (Hk. Komutatif)
 (p  q)  (q  p) (Hk. Idempoten)
 (p  q)  (q  p) (Hk. De Morgan)
 (p  q)  (p  q) (Hk. Komutatif)
 T (Hk. Negasi)
Konvers, Invers dan Kontraposisi
Misal diketahui implikasi p  q
Konvers-nya adalah q  p
Invers-nya adalah p  q
Kontraposisi-nya adalah q  p
Suatu hal yang penting dalam logika adalah kenyataan bahwa
suatu implikasi selalu ekuivalen dengan kontraposisinya.
Akan tetapi tidak demikian dengan Konvers dan Invers.
Suatu implikasi tidak selalu ekuivalen dengan Invers ataupun
Konvers-nya.
Seperti terlihat pada tabel kebenaran berikut ini
p q p q p  q q  p p  q q  p
T T F F T T T T
T F F T F T T F
F T T F T F F T
F F T T T T T T
Nilai kebenaran sama
Jadi p  q  q  p
Atau dengan kata lain
(p  q)  (q  p)
Merupakan Tautologi
Nilai kebenaran sama
Jadi q  p  p  q
Atau dengan kata lain
(q  p)  (p  q)
Merupakan Tautologi
Contoh:
Apakah Konvers, Invers, dan Kontraposisi kalimat di
bawah ini?
a. Jika A merupakan suatu bujursangkar, maka A
merupakan suatu 4 persegi panjang
b. Jika n habis dibagi6, maka n habis dibagi 2 dan n
habis dibagi 3.
Penyelesaian:
a.Jika A merupakan bujursangkar, maka A merupakan 4
persegi panjang
Konvers : Jika A merupakan 4 persegi panjang,
maka A merupakan bujursangkar
Invers : Jika A bukan bujursangkar, maka A
bukan 4 persegi panjang
Kontraposisi : Jika A bukan 4 persegi panjang, maka A
bukan bujursangkar
Penyelesaian:
b.Jika n habis dibagi 6, maka n habis dibagi 2 dan n habis
dibagi 3.
Konvers : Jika n habis dibagi 2 dan n habis dibagi
3, maka n habis dibagi 6
Invers : Jika n tidak habis dibagi 6, maka n
tidak habis dibagi 2 atau n tidak habis
dibagi 3.
Kontraposisi : Jika n tidak habis dibagi 2 atau n tidak
habis dibagi 3, maka n tidak habis
dibagi 6

More Related Content

What's hot

Sistematika langkah langkah
Sistematika langkah langkahSistematika langkah langkah
Sistematika langkah langkahconesti08com
 
tabel kebenaran&hukum
 tabel kebenaran&hukum tabel kebenaran&hukum
tabel kebenaran&hukumHuzairi Zairi
 
Proposisi Logika Informatika
Proposisi Logika InformatikaProposisi Logika Informatika
Proposisi Logika InformatikaDeviGayatri
 
Logika matematika pertemuan 2 (inferensi)
Logika matematika pertemuan 2 (inferensi)Logika matematika pertemuan 2 (inferensi)
Logika matematika pertemuan 2 (inferensi)Meycelino A. T
 
Bab 3 resolusi logika ta 2019
Bab 3 resolusi logika ta 2019Bab 3 resolusi logika ta 2019
Bab 3 resolusi logika ta 2019Sukma Puspitorini
 
Bab 2 logika predikat ta 2019
Bab 2 logika predikat ta 2019Bab 2 logika predikat ta 2019
Bab 2 logika predikat ta 2019Sukma Puspitorini
 
logika matematika
logika matematika logika matematika
logika matematika Erna S
 
Logika Perguruan Tinggi: Bab 4 Metoda Deduksi
Logika Perguruan Tinggi:  Bab 4 Metoda DeduksiLogika Perguruan Tinggi:  Bab 4 Metoda Deduksi
Logika Perguruan Tinggi: Bab 4 Metoda Deduksimiftahulive
 
Logika Matematika dan Pembuktian
Logika Matematika dan PembuktianLogika Matematika dan Pembuktian
Logika Matematika dan Pembuktiansiska sri asali
 
TUGAS BAHASA C
TUGAS BAHASA CTUGAS BAHASA C
TUGAS BAHASA CHastih Leo
 
Pohon(tree) matematika diskrit
Pohon(tree) matematika diskritPohon(tree) matematika diskrit
Pohon(tree) matematika diskritsaid zulhelmi
 
Ruang Vektor ( Aljabar Linear Elementer )
Ruang Vektor ( Aljabar Linear Elementer )Ruang Vektor ( Aljabar Linear Elementer )
Ruang Vektor ( Aljabar Linear Elementer )Kelinci Coklat
 

What's hot (20)

Sistematika langkah langkah
Sistematika langkah langkahSistematika langkah langkah
Sistematika langkah langkah
 
tabel kebenaran&hukum
 tabel kebenaran&hukum tabel kebenaran&hukum
tabel kebenaran&hukum
 
Proposisi Logika Informatika
Proposisi Logika InformatikaProposisi Logika Informatika
Proposisi Logika Informatika
 
Logika matematika
Logika matematikaLogika matematika
Logika matematika
 
Logika matematika pertemuan 2 (inferensi)
Logika matematika pertemuan 2 (inferensi)Logika matematika pertemuan 2 (inferensi)
Logika matematika pertemuan 2 (inferensi)
 
Bab 3 resolusi logika ta 2019
Bab 3 resolusi logika ta 2019Bab 3 resolusi logika ta 2019
Bab 3 resolusi logika ta 2019
 
Tabel kebenaran
Tabel kebenaranTabel kebenaran
Tabel kebenaran
 
Bab 2 logika predikat ta 2019
Bab 2 logika predikat ta 2019Bab 2 logika predikat ta 2019
Bab 2 logika predikat ta 2019
 
Value chain - Donut
Value chain - DonutValue chain - Donut
Value chain - Donut
 
logika matematika
logika matematika logika matematika
logika matematika
 
Logika Perguruan Tinggi: Bab 4 Metoda Deduksi
Logika Perguruan Tinggi:  Bab 4 Metoda DeduksiLogika Perguruan Tinggi:  Bab 4 Metoda Deduksi
Logika Perguruan Tinggi: Bab 4 Metoda Deduksi
 
Logika Matematika dan Pembuktian
Logika Matematika dan PembuktianLogika Matematika dan Pembuktian
Logika Matematika dan Pembuktian
 
Bab i. dasar dasar logika
Bab i. dasar dasar logikaBab i. dasar dasar logika
Bab i. dasar dasar logika
 
TUGAS BAHASA C
TUGAS BAHASA CTUGAS BAHASA C
TUGAS BAHASA C
 
Penalaran Matematika
Penalaran MatematikaPenalaran Matematika
Penalaran Matematika
 
Pohon(tree) matematika diskrit
Pohon(tree) matematika diskritPohon(tree) matematika diskrit
Pohon(tree) matematika diskrit
 
Ruang Vektor ( Aljabar Linear Elementer )
Ruang Vektor ( Aljabar Linear Elementer )Ruang Vektor ( Aljabar Linear Elementer )
Ruang Vektor ( Aljabar Linear Elementer )
 
induksi matematik
   induksi matematik   induksi matematik
induksi matematik
 
Pembuktian dalam matematika
Pembuktian dalam matematikaPembuktian dalam matematika
Pembuktian dalam matematika
 
Keterbagian
KeterbagianKeterbagian
Keterbagian
 

Similar to LOGIKA

INFERENSI_LOGIKA.pdf
INFERENSI_LOGIKA.pdfINFERENSI_LOGIKA.pdf
INFERENSI_LOGIKA.pdfADEKURNIA46
 
2. logika
2. logika 2. logika
2. logika Rian Dp
 
Materi logika informatika
Materi logika informatikaMateri logika informatika
Materi logika informatikaMustahal SSi
 
KAPITA SELEKTA MATEMATIKA
KAPITA SELEKTA MATEMATIKAKAPITA SELEKTA MATEMATIKA
KAPITA SELEKTA MATEMATIKANety24
 
DASAR DASAR LOGIKA
DASAR DASAR LOGIKADASAR DASAR LOGIKA
DASAR DASAR LOGIKAjulyrusiani
 
Logika matematika kalkulus proposisi
Logika matematika kalkulus proposisiLogika matematika kalkulus proposisi
Logika matematika kalkulus proposisiSari Fauziah
 
Dasar Logika Informatia
Dasar Logika InformatiaDasar Logika Informatia
Dasar Logika InformatiaMuhammad Hanif
 
Modul matematika Mahasiswa Pendidikan Matematika Universitas Sriwijaya 2015
Modul matematika Mahasiswa Pendidikan Matematika Universitas Sriwijaya 2015Modul matematika Mahasiswa Pendidikan Matematika Universitas Sriwijaya 2015
Modul matematika Mahasiswa Pendidikan Matematika Universitas Sriwijaya 2015Bella Timorti
 
Logika matematika
Logika matematikaLogika matematika
Logika matematikakusnadiyoan
 
Bahan ajar matematika ( kapita selekta )
Bahan ajar matematika ( kapita selekta )Bahan ajar matematika ( kapita selekta )
Bahan ajar matematika ( kapita selekta )reno sutriono
 

Similar to LOGIKA (20)

INFERENSI_LOGIKA.pdf
INFERENSI_LOGIKA.pdfINFERENSI_LOGIKA.pdf
INFERENSI_LOGIKA.pdf
 
2. logika
2. logika 2. logika
2. logika
 
Kelas x bab 7
Kelas x bab 7Kelas x bab 7
Kelas x bab 7
 
Kelas x bab 7
Kelas x bab 7Kelas x bab 7
Kelas x bab 7
 
Kelas x bab 7
Kelas x bab 7Kelas x bab 7
Kelas x bab 7
 
Materi logika informatika
Materi logika informatikaMateri logika informatika
Materi logika informatika
 
KAPITA SELEKTA MATEMATIKA
KAPITA SELEKTA MATEMATIKAKAPITA SELEKTA MATEMATIKA
KAPITA SELEKTA MATEMATIKA
 
DASAR DASAR LOGIKA
DASAR DASAR LOGIKADASAR DASAR LOGIKA
DASAR DASAR LOGIKA
 
5. Proposisi.pdf
5. Proposisi.pdf5. Proposisi.pdf
5. Proposisi.pdf
 
Logika matematika kalkulus proposisi
Logika matematika kalkulus proposisiLogika matematika kalkulus proposisi
Logika matematika kalkulus proposisi
 
Dasar Logika Informatia
Dasar Logika InformatiaDasar Logika Informatia
Dasar Logika Informatia
 
Logika
LogikaLogika
Logika
 
Logika
LogikaLogika
Logika
 
Matematika diskrit
Matematika diskritMatematika diskrit
Matematika diskrit
 
Logika lanjutan
Logika lanjutanLogika lanjutan
Logika lanjutan
 
Logika Matematika.pptx
Logika Matematika.pptxLogika Matematika.pptx
Logika Matematika.pptx
 
Modul matematika Mahasiswa Pendidikan Matematika Universitas Sriwijaya 2015
Modul matematika Mahasiswa Pendidikan Matematika Universitas Sriwijaya 2015Modul matematika Mahasiswa Pendidikan Matematika Universitas Sriwijaya 2015
Modul matematika Mahasiswa Pendidikan Matematika Universitas Sriwijaya 2015
 
Logika matematika
Logika matematikaLogika matematika
Logika matematika
 
Bahan ajar matematika ( kapita selekta )
Bahan ajar matematika ( kapita selekta )Bahan ajar matematika ( kapita selekta )
Bahan ajar matematika ( kapita selekta )
 
Mtk diskrit
Mtk diskritMtk diskrit
Mtk diskrit
 

Recently uploaded

Materi Makna alinea pembukaaan UUD .pptx
Materi Makna alinea pembukaaan UUD .pptxMateri Makna alinea pembukaaan UUD .pptx
Materi Makna alinea pembukaaan UUD .pptxIKLASSENJAYA
 
Power Point materi Mekanisme Seleksi Alam.pptx
Power Point materi Mekanisme Seleksi Alam.pptxPower Point materi Mekanisme Seleksi Alam.pptx
Power Point materi Mekanisme Seleksi Alam.pptxSitiRukmanah5
 
TEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptx
TEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptxTEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptx
TEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptxSyabilAfandi
 
materi+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdf
materi+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdfmateri+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdf
materi+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdfkaramitha
 
CASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptx
CASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptxCASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptx
CASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptxresidentcardio13usk
 
PPT Kelompok 7 Pembelajaran IPA Modul 7.pptx
PPT Kelompok 7 Pembelajaran IPA Modul 7.pptxPPT Kelompok 7 Pembelajaran IPA Modul 7.pptx
PPT Kelompok 7 Pembelajaran IPA Modul 7.pptxSDN1Wayhalom
 
Modul ajar IPAS Kls 4 materi wujud benda dan perubahannya
Modul ajar IPAS Kls 4 materi wujud benda dan perubahannyaModul ajar IPAS Kls 4 materi wujud benda dan perubahannya
Modul ajar IPAS Kls 4 materi wujud benda dan perubahannyaAnggrianiTulle
 

Recently uploaded (7)

Materi Makna alinea pembukaaan UUD .pptx
Materi Makna alinea pembukaaan UUD .pptxMateri Makna alinea pembukaaan UUD .pptx
Materi Makna alinea pembukaaan UUD .pptx
 
Power Point materi Mekanisme Seleksi Alam.pptx
Power Point materi Mekanisme Seleksi Alam.pptxPower Point materi Mekanisme Seleksi Alam.pptx
Power Point materi Mekanisme Seleksi Alam.pptx
 
TEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptx
TEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptxTEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptx
TEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptx
 
materi+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdf
materi+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdfmateri+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdf
materi+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdf
 
CASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptx
CASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptxCASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptx
CASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptx
 
PPT Kelompok 7 Pembelajaran IPA Modul 7.pptx
PPT Kelompok 7 Pembelajaran IPA Modul 7.pptxPPT Kelompok 7 Pembelajaran IPA Modul 7.pptx
PPT Kelompok 7 Pembelajaran IPA Modul 7.pptx
 
Modul ajar IPAS Kls 4 materi wujud benda dan perubahannya
Modul ajar IPAS Kls 4 materi wujud benda dan perubahannyaModul ajar IPAS Kls 4 materi wujud benda dan perubahannya
Modul ajar IPAS Kls 4 materi wujud benda dan perubahannya
 

LOGIKA

  • 1.
  • 2. PERTEMUAN KE-4 : 1. Inferensi Logika
  • 3. Argumen adalah rangkaian kalimat-kalimat Semua kalimat-kalimat tersebut kecuali yang terakhir disebut Hipotesa (asumsi/premise) Kalimat terakhir disebut Kesimpulan  1 2 hipotesa kesimpulan (konklusi) (tanda dibaca "jadi ") n p p p q q q         
  • 4. Suatu Argumen dikatakan Valid apabila untuk sembarang pernyataan yang disubstitusikan kedalam hipotesa, jika semua hipotesa tersebut benar, maka kesimpulan juga benar. Sebaliknya, meskipun semua hipotesa benar tetapi ada kesimpulan yang salah, maka argumen tersebut dikatakan Invalid. Kalau suatu argumen dan semua hipotesanya bernilai benar, maka kebenaran nilai konklusi dikatakan sebagai “diinferensikan (diturunkan) dari kebenaran hipotesa”
  • 5. Untuk mengecek apakah suatu argumen merupakan kalimat yang Valid, dapat dilakukan lagkah-langkah sebagai berikut : 1. Tentukan hipotesa dan kesimpulan kalimat 2. Buat tabel yang menunjukkan nilai kebenaran untuk semua hipotesa dan kesimpulan 3. Carilah basis kritis, yaitu baris di mana semua hipotesa bernilai benar 4. Dalam baris kritis tersebut, jika semua nilai kesimpulan benar, maka argumen itu Valid. Jika diantara baris kritis tersebut ada baris dengan nilai kesimpulan yang salah, maka argumen tersebut adalah Invalid.
  • 6. Tentukan apakah Argumen di bawah ini Valid/Invalid ? a. p  (q  r) r  p  q
  • 7. a. Ada 2 hipotesa, masing-masing p  (q  r) dan r. Kesimpulannya adalah p  q. Tabel kebenaran dari hipotesa-hipotesa dan kesimpulan tersebut adalah: Baris kritis adalah baris 2,4 dan 6 (baris yang semua hipotesanya bernilai T, ditandai dengan arsiran). Pada baris tersebut kesimpulannya juga bernilai T. Maka argumen tersebut Valid. Baris ke p q r q  r p  (q  r) r p  q 1 T T T T T F T 2 T T F T T T T 3 T F T T T F T 4 T F F F T T T 5 F T T T T F T 6 F T F T T T T 7 F F T T T F F 8 F F F F F T F
  • 8. Tentukan apakah Argumen di bawah ini Valid/Invalid ? b. p  (q  r) q  (p  r)  p  r
  • 9. b. Hipotesanya adalah p  (q  r) dan q  (p  r) Konklusinya adalah p  r Tabel kebenarannya sebagai berikut: Baris kritis adalah baris 1,4,7 dan 8. Pada baris ke-4 konklusinya bernilai F. Maka argumen tersebut Invalid. Baris ke p q r r (q  r) p  r p  (q  r) q  (p  r) p  r 1 T T T F T T T T T 2 T T F T T F T F F 3 T F T F F T F T T 4 T F F T T F T T F 5 F T T F T F T F T 6 F T F T T F T F T 7 F F T F F F T T T 8 F F F T T F T T T
  • 10.  Metode-metode inferensi yaitu teknik untuk menurunkan kesimpulan (konklusi) berdasarkan hipotesa yang ada, tanpa harus menggunakan tabel kebenaran.  Beberapa metode inferensi untuk menentukan kevalidan adalah sebagai berikut:
  • 11. p  q p  q Pada tabel kebenaran terlihat: Baris kritis adalah baris pertama. Pada baris tersebut, konklusi bernilai T sehingga argumennya valid. Baris ke p q p  q p q 1 T T T T T 2 T F F T F 3 F T T F T 4 F F T F F
  • 12. Jika digit terakhir suatu bilangan adalah 0, maka bilangan tersebut habis dibagi 10. Digit terakhir suatu bilangan adalah 0.  Bilangan tersebut habis dibagi 10.
  • 13. p  q q  p Contoh: Jika Tuhan seorang manusia, maka ia dapat mati Tuhan tidak dapat mati  Tuhan bukan seorang manusia
  • 14. p  p  q q  p  q Contoh: Ahmad adalah siswa SMU (Sekolah Menengah Umum)  Ahmad adalah siswa sekolah menengah (SMU atau SMP)
  • 15. p  q  p p  q  q Contoh: Lina menguasai bahasa Basic dan Pascal  Lina menguasai bahasa Basic
  • 16. p  q p  q p  q q  p Contoh: Kunci kamarku ada di sakuku atau tertinggal di rumah Kunci kamarku tidak ada di sakuku  Kunci kamarku tertinggal di rumah
  • 17. p  q q  r  p  r Contoh: Jika adi mengajak saya nonton, maka masa jomblo saya berakhir Jika masa jomblo saya berakhir, maka saya akan bahagia  Jika adi mengajak saya nonton, maka maka saya akan bahagia
  • 18. p  q p  r q  r  r Contoh: Nanti malam Adi mengajak saya nonton atau mengajak saya makan di restoran Jika Adi mengajak saya nonton, maka masa jomblo saya berakhir Jika Adi mengajak saya makan di restoran, maka masa jomblo saya berakhir  Nanti malam masa jomblo saya berakhir
  • 19. p q  p  q Contoh: Hari ini hari Minggu Hari ini libur Hari ini hari Minggu dan Libur
  • 20. Contoh 1 : Pada suatu hari, Anda hendak pergi ke kampus dan baru sadar bahwa Anda tidak memakai kacamata. Setelah mengingat-ingat, ada beberapa fakta yang Anda pastikan kebenarannya :  Jika kacamataku ada di meja dapur, maka aku pasti sudah melihatnya ketika sarapan pagi.  Aku membaca koran di ruang tamu atau aku membacanya di dapur.  Jika aku membaca koran di ruang tamu, maka pastilah kacamataku kuletakkan di meja tamu.  Aku tidak melihat kacamataku pada waktu sarapan pagi.  Jika aku membaca buku di ranjang, maka kacamata kuletakkan di di meja samping ranjang.  Jika aku membaca koran di dapur, maka kacamataku ada di meja dapur. Berdasarkan fakta-fakta tersebut, tentukan di mana letak kacamata tersebut !
  • 21. Penyelesaian: Untuk memudahkan pemahaman dan penggunaan hukum-hukum inferensi, maka kalimat-kalimat tersebut terlebih dulu dinyatakan dalam simbol- simbol logika. Misal : p : Kacamataku ada di meja dapur q : Aku melihat kacamataku ketika sarapan pagi r : Aku membaca koran di ruang tamu s : Aku membacan koran di dapur t : Kacamata kuletakkan di meja tamu u : Aku membaca buku di ranjang w: Kacamata kuletakkan di meja samping ranjang
  • 22. Dengan simbol-simbol tersebut maka fakta- fakta di atas dapat ditulis sebagai berikut : a) p  q b) r  s c) r  t d) q e) u  w f) s  p
  • 23. Inferensi yang dapat dilakukan adalah sebagai berikut : 1. p  q fakta (a) q fakta (d)  p dengan Modus Tollen 2. s  p fakta (f) p kesimpulan dari (1)  s dengan Modus Tollen 3. r  s fakta (b) s kesimpulan dari (2)  r dengan Silogisme Disjungtif 4. r  t fakta (c) r kesimpulan dari (3)  t dengan Modus Ponen Kesimpulan : Kacamata ada di meja tamu
  • 24. Perhatikan bahwa untuk mencapai keimpulan akhir, tidak semua fakta dipergunakan. Seperti pada kasus di atas, fakta (e) tidak dipergunakan. Hal ini tidak menjadi masalah selama penurunan dilakukan dengan menggunakan metode inferensi yang benar.
  • 25. Contoh 2: Buktikan kevalidan Argumen di bawah ini dengan menggunakan prinsip-prinsip inferensi logika p  q (p  q)  r  r
  • 26. Contoh 2: Buktikan kevalidan Argumen di bawah ini dengan menggunakan prinsip-prinsip inferensi logika p  q (p  q)  r  r Penyelesaian: 1. p  q hipotesa  p Penyederhanaan Konjungtif 2. p hasil dari (1)  p  q Penambahan Disjungtif 3. (p  q)  r hipotesa p  q hasil dari (2)  r Modus Ponen Jadi terbukti Argumen di atas merupakan argumen yang valid.
  • 27. Buktikan bahwa argument berikut valid..  Jika pintu kereta api ditutup, lalu lintas akan berhenti.  Jika lalu lintas berhenti, akan terjadi kemacetan lalu lintas.  Pintu kereta api ditutup
  • 28.  Pak Ali adalah seorang pedagang atau petani.  Jika pak Ali seorang pedagang, maka ia kaya.  Ternyata Pak Ali tidak kaya.  Kesimpulannya..
  • 29. Buktikan bahwa Argumen di bawah ini valid! (A ∨ B) → (C ∧ D) (D ∨ E) → F A ∴ F Jawab : (cara 1 : Direct Proof) 1. (A ∨ B) → (C ∧ D) Premis 1 2. (D ∨ E) → F Premis 2 3. A Premis 3 ∴ F 4. A ∨ B 3 Add 5. (C ∧ D) 1,4 MP 6. (D ∧ C) 5 Komutatif 7. D 6 Simp. 8. (D ∨ E) 7 Add 9. F 2,8 MP Terbukti
  • 30. PERTEMUAN KE-1 : 1.KALIMAT DEKLARATIF 2.PENGHUBUNG KALIMAT 3.TABEL KEBENARAN BAB I DASAR-DASAR LOGIKA
  • 31. PERNYATAAN (PROPOSISI)  Kata merupakan rangkaian huruf yang mengandung arti, sedangkan kalimat adalah kumpulan kata yang disusun menurut aturan tata bahasa dan mengandung arti. Di dalam matematika tidak semua pernyataan yang bernilai benar atau salah saja yang digunakan dalam penalaran. Pernyataan disebut juga kalimat deklaratif yaitu kalimat yang bersifat menerangkan. Disebut juga proposisi.  Pernyataan/ Kalimat Deklaratif/ Proposisi adalah kalimat yang bernilai benar atau salah tetapi tidak keduanya. Contoh : 1. 2+2=4 (Benar). 2. Semua manusia adalah fana (Benar). 3. 4 adalah bilangan prima (Salah). 4. 5 x 12=90 (Salah).
  • 32. Tidak semua kalimat berupa proposisi Contoh : 1. Dimanakah letak pulau bali?. 2. Pandaikah dia?. 3. Andi lebih tinggi daripada Tina. 4. 3x-2y=5x+4. 5. x+y=2.
  • 33. PENGHUBUNG KALIMAT DAN TABEL KEBENARAN  Satu atau lebih proposisi dapat dikombinasikan untuk menghasilkan proposisi baru lewat penggunaan operator logika. Proposisi baru yang dihasilkan dari kombinasi tersebut disebut dengan proposisi majemuk (compound composition), sedangkan proposisi yang bukan merupakan hasil dari kombinasi proposisi lain disebut proposisi atomik.  Proposisi majemuk tersusun dari sejumlah proposisi atomik.
  • 34. Dalam logika dikenal 5 buah penghubung
  • 35. Contoh : Misalkan p: hari ini hari minggu q: hari ini libur nyatakan kalimat dibawah ini dengan simbol logika : a. Hari ini tidak hari minggu tetapi libur b. Hari ini tidak hari minggu dan tidak libur c. Tidak benar bahwa hari ini hari minggu dan libur Penyelesaian a. Kata “tetapi” mempunyai arti yang sama dengan dan, sehingga kalimat (a) bisa ditulis sebagai : ¬p  q b. ¬p  ¬q c. ¬(p  q)
  • 36. NEGASI (INGKARAN)  Jika p adalah “ Semarang ibukota Jawa Tengah”, maka ingkaran atau negasi dari pernyataan p tersebut adalah ¬p yaitu “ Semarang bukan ibukota Jawa Tengah” atau “Tidak benar bahwa Semarang ibukota Jawa Tengah”.  Jika p diatas bernilai benar (true), maka ingkaran p (¬p) adalah bernilai salah (false) dan begitu juga sebaliknya.
  • 37. KONJUNGSI  Konjungsi adalah suatu pernyataan majemuk yang menggunakan penghubung “DAN/AND” dengan notasi “” Contoh: p: Fahmi makan nasi q:Fahmi minum kopi Maka p  q : Fahmi makan nasi dan minum kopi  Pada konjungsi p  q akan bernilai benar jika baik p maupun q bernilai benar. Jika salah satunya (atau keduanya) bernilai salah maka p  q bernilai salah.
  • 38. DISJUNGSI  Disjungsi adalah pernyataan majemuk yang menggunakan penghubung “ATAU/OR” dengan notasi “”.  Kalimat disjungsi dapat mempunyai 2 arti yaitu : a. INKLUSIF OR Yaitu jika “p benar atau q benar atau keduanya true” Contoh : p : 7 adalah bilangan prima q : 7 adalah bilangan ganjil p  q : 7 adalah bilangan prima atau ganjil Benar bahwa 7 bisa dikatakan bilangan prima sekaligus bilangan ganjil.
  • 39. b. EKSLUSIF OR Yaitu jika “p benar atau q benar tetapi tidak keduanya”. Contoh : p : Saya akan melihat pertandingan bola di TV. q : Saya akan melihat pertandingan bola di lapangan. p  q : Saya akan melihat pertandingan bola di TV atau lapangan.  Hanya salah satu dari 2 kalimat penyusunnya yang boleh bernilai benar yaitu jika “Saya akan melihat pertandingan sepak bola di TV saja atau di lapangan saja tetapi tidak keduanya.
  • 40. IMPLIKASI  Misalkan ada 2 pernyataan p dan q, untuk menunjukkan atau membuktikan bahwa jika p bernilai benar akan menjadikan q bernilai benar juga, diletakkan kata “JIKA” sebelum pernyataan pertama lalu diletakkan kata “MAKA” sebelum pernyataan kedua sehingga didapatkan suatu pernyataan majemuk yang disebut dengan “IMPLIKASI/PERNYATAAN BERSYARAT/KONDISIONAL/ HYPOTHETICAL dengan notasi “”.  Notasi p  q dapat dibaca : 1. Jika p maka q 2. q jika p 3. p adalah syarat cukup untuk q 4. q adalah syarat perlu untuk p
  • 41. Contoh : 1. p : Pak Ali adalah seorang haji. q : Pak Ali adalah seorang muslim. p  q : Jika Pak Ali adalah seorang haji maka pastilah dia seorang muslim. 2. p : Hari hujan. q : Adi membawa payung. Benar atau salahkah pernyataan berikut? a. Hari benar-benar hujan dan Adi benar-benar membawa payung. b. Hari benar-benar hujan tetapi Adi tidak membawa payung. c. Hari tidak hujan tetapi Adi membawa payung. d. Hari tidak hujan dan Adi tidak membawa payung.
  • 42. BIIMPLIKASI  Biimplikasi atau bikondisional adalah pernyataan majemuk dari dua pernyataan p dan q yang dinyatakan dengan notasi “p  q” yang bernilai sama dengan (p  q)  (q  p) sehingga dapat dibaca “ p jika dan hanya jika q” atau “p bila dan hanya bila q”. Biimplikasi 2 pernyataan hanya akan bernilai benar jika implikasi kedua kalimat penyusunnya sama-sama bernilai benar.  Contoh : p : Dua garis saling berpotongan adalah tegak lurus. q : Dua garis saling membentuk sudut 90 derajat. p  q : Dua garis saling berpotongan adalah tegak lurus jika dan hanya jika dua garis saling membentuk sudut 90 derajat.
  • 43. Motivasi Tabel Kebenaran  Apabila saya lulus, maka ayah akan membelikan sepeda motor.  Apabila kamu tidak belajar, maka kamu tidak akan lulus.  Jika 2+2=4, maka bunga melati berwarna putih. Untuk menghindari terjadinya perbedaan konotasi tersebut, maka penggunaan kata-kata penghubung harus diatur sehingga hanya mempunyai 1 arti saja. Caranya adalah dengan menggunakan tabel kebenaran.
  • 44.  Untuk menghindari perbedaan konotasi dan keganjilan arti dalam menerjemahkan simbol-simbol logika maka dalam matematika tidak disyaratkan adanya hubungan antara kedua kalimat penyusunnya.  Kebenaran suatu kalimat berimplikasi semata-mata hanya tegantung pada nilai kebenaran kalimat penyusunnya. Karena itu digunakan tabel kebenaran penghubung.  Jika p dan q adalah kalimat-kalimat dimana T=true/benar dan F=false/salah, maka untuk n variable (p,q,r,…) maka tabel kebenaran memuat 2 pangkat n baris.
  • 45. TABEL KEBENARAN p q  p  q p  q p  q p  q p  q T T F F T T T T T F F T F T F F F T T F F T T F F F T T F F T T
  • 46. Contoh - contoh Buatlah tabel kebenaran untuk kalimat dalam bentuk simbol-simbol di bawah ini : a. (pq) p q p q p  q (p  q) T T T F F T F F F T T F F T F T F T T T T F F F
  • 47. b. (pq) p q p p  q (p  q) T T T F F T F F F T T F F F T T T T F F
  • 48. c. (pq)(pq) p q p  q p  q (p  q) (p  q)  (p  q) T T T F F T F F T T T F T F T T F T F F F T F F
  • 49. d. (p(qr))(qr)(pr) p q r p q qr p(qr) qr pr (p(qr))(qr)(pr) T T T T T F T F T T F F F T T F T F F F T F F F F F F F T T T T F F T T F F T T F F T F F F T F F F F F F F T F T F F F T F F F T F T F F F F F T F T F T F T F
  • 50. PERTEMUAN KE-2 : 1.EKUIVALENSI LOGIKA 2.TAUTOLOGI DAN KONTRADIKSI 3.KONVERS, INVERS DAN KONTRAPOSISI BAB I DASAR-DASAR LOGIKA
  • 51. Ekuivalen (secara logika)  Dua kalimat disebut ekuivalen (secara logika) bila dan hanya bila keduanya mempunyai nilai kebenaran yang sama untuk semua substitusi nilai kebenaran masing-masing kalimat penyusunnya.  Jika p dan q adalah kalimat-kalimat yang ekuivalen, maka dituliskan p  q. Jika p  q maka q  p juga.
  • 52. Contoh - contoh Tentukan apakah pasangan kalimat-kalimat di bawah ini ekuivalen a. (p) dengan p p p (p) T F F T T F Nilai kebenaran sama Jadi (p)  p
  • 53. b. (pq) dengan p  q p q pq (pq) p q p  q T T T F F T F F T F F F F T T T F F Nilai kebenaran sama Jadi (pq)  p q T T F T F T F T T T
  • 54. c. p  q dengan p  q p q p  q p p  q T T T F F T F F Nilai kebenaran sama Jadi p  q  p  q T F T T F F T T T F T T
  • 55. Hukum – hukum Ekuivalensi Logika 1. Hukum Komutatif p  q  q  p p  q  q  p 2. Hukum Asosiatif (p  q)  r  p  (q  r) (p  q)  r  p  (q  r) 3. Hukum Distributif p  (q  r)  (p  q)  (p  r) p  (q  r)  (p  q)  (p  r) 4. Hukum Identitas p  T  p p  F  p 5. Hukum Ikatan p  F  F p  T  T 6. Hukum Negasi p  p  F p  p  T 7. Hukum Negasi Ganda (p)  p 8. Hukum Idempoten p  p  p p  p  p 9. Hukum De Morgan (p  q)  p  q (p  q)  p  q 10. Hukum Absorbsi p  (p  q)  p p  (p  q)  p 11. Negasi T dan F T  F F  T 12. Hukum Implikasi p  q  p  q 13. Hukum Kontraposisi p  q  q  p 14. Hukum Biimplikasi p  q  (p  q)  (q p)
  • 56. Contoh - contoh 1. Sederhanakan bentuk (pq)(pq) dengan menggunakan hukum-hukum ekuivalensi logika Penyelesaian: (pq)(pq)  ((p)q)(pq) (hukum De Morgan)  (pq)(pq) (hukum negasi ganda)  p(qq) (hukum distributif)  pF (hukum negasi)  p (hukum identitas)
  • 57. 2.Buktikan ekuivalensi kalimat-kalimat di bawah ini tanpa menggunakan tabel kebenaran a. (pq)  (pq)  p Penyelesaian: (pq)  (pq)  (p(q))  (pq) (hukum De Morgan)  (pq)  (pq) (hukum negasi ganda)  p(qq) (hukum distributif)  pT (hukum negasi)  p (hukum identitas)
  • 58. b. ((pq)(pq))  (pq)  p Penyelesaian: ((pq)(pq))  (pq)  (p(qq))  (pq) (hukum distributif)  (pT))  (pq) (hukum negasi)  ((p)T))  (pq) (hukum De Morgan)  (pF)  (pq) (hukum negasi dan negasi T & F)  p(pq) (hukum identitas)  p (hukum absorbsi)
  • 59. TAUTOLOGI DAN KONTRADIKSI  Tautologi adalah suatu bentuk kalimat yang selalu bernilai benar (True) tidak peduli bagaimanapun nilai kebenaran masing-masing kalimat penyusunnya, sebaliknya kontradiksi adalah suatu bentuk kalimat yang selalu bernilai salah (False), tidak peduli bagaimanapun nilai kebenaran masing-masing kalimat penyusunnya.  Dalam tabel kebenaran, suatu tautologi selalu bernilai True pada semua barisnya dan kontradiksi selalu bernilai False pada semua baris.  Kalau suatu kalimat tautologi diturunkan lewat hukum- hukum yang ada maka pada akhirnya akan menghasilkan True, sebaliknya kontradiksi akan selalu bernilai False.
  • 60. Contoh - contoh 1. Tunjukkan bahwa kalimat-kalimat di bawah ini adalah Tautologi dengan menggunakan tabel kebenaran a. (p  q)  q p q pq (pq)  q T T T F F T F F T F F F T T T T Semua baris bernilai T Jadi (p  q)  q Merupakan Tautologi
  • 61. b. q  (pq) p q pq q  (pq) T T T F F T F F T T T F T T T T Semua baris bernilai T Jadi q  (pq) Merupakan Tautologi
  • 62. 2. Tunjukkan bahwa (p  q)  (q  p) merupakan suatu Tautologi dengan menggunakan hukum-hukum ekuivalensi logika. Penyelesaian: (p  q)  (q  p)  ((p  q)  (q  p))  ((q  p)  (p  q)) (def. biimplikasi)  ((p  q)  (q  p))  ((q  p)  (p  q)) (Hk. implikasi)  ((p  q)  (q  p))  ((q  p)  (p  q)) (Hk. implikasi)  ((p  q)  (q  p))  ( (q  p)  (p  q)) (Hk. De Morgan)  ((p  q)  (q  p))  ( (p  q)  (q  p)) (Hk. Komutatif)  (p  q)  (q  p) (Hk. Idempoten)  (p  q)  (q  p) (Hk. De Morgan)  (p  q)  (p  q) (Hk. Komutatif)  T (Hk. Negasi)
  • 63. Konvers, Invers dan Kontraposisi Misal diketahui implikasi p  q Konvers-nya adalah q  p Invers-nya adalah p  q Kontraposisi-nya adalah q  p Suatu hal yang penting dalam logika adalah kenyataan bahwa suatu implikasi selalu ekuivalen dengan kontraposisinya. Akan tetapi tidak demikian dengan Konvers dan Invers. Suatu implikasi tidak selalu ekuivalen dengan Invers ataupun Konvers-nya. Seperti terlihat pada tabel kebenaran berikut ini
  • 64. p q p q p  q q  p p  q q  p T T F F T T T T T F F T F T T F F T T F T F F T F F T T T T T T Nilai kebenaran sama Jadi p  q  q  p Atau dengan kata lain (p  q)  (q  p) Merupakan Tautologi Nilai kebenaran sama Jadi q  p  p  q Atau dengan kata lain (q  p)  (p  q) Merupakan Tautologi
  • 65. Contoh: Apakah Konvers, Invers, dan Kontraposisi kalimat di bawah ini? a. Jika A merupakan suatu bujursangkar, maka A merupakan suatu 4 persegi panjang b. Jika n habis dibagi6, maka n habis dibagi 2 dan n habis dibagi 3.
  • 66. Penyelesaian: a.Jika A merupakan bujursangkar, maka A merupakan 4 persegi panjang Konvers : Jika A merupakan 4 persegi panjang, maka A merupakan bujursangkar Invers : Jika A bukan bujursangkar, maka A bukan 4 persegi panjang Kontraposisi : Jika A bukan 4 persegi panjang, maka A bukan bujursangkar
  • 67. Penyelesaian: b.Jika n habis dibagi 6, maka n habis dibagi 2 dan n habis dibagi 3. Konvers : Jika n habis dibagi 2 dan n habis dibagi 3, maka n habis dibagi 6 Invers : Jika n tidak habis dibagi 6, maka n tidak habis dibagi 2 atau n tidak habis dibagi 3. Kontraposisi : Jika n tidak habis dibagi 2 atau n tidak habis dibagi 3, maka n tidak habis dibagi 6