SlideShare a Scribd company logo
1 of 16
Download to read offline
Pengantar Logika 
Bekerjasama Dengan 
Rinaldi Munir 
1
Pendahuluan 
Logika 
•Perhatikan argumen di bawah ini: 
Jika anda mahasiswa Informatika maka anda tidak sulit belajar Bahasa Java. Jika anda tidak suka begadang maka anda bukan mahasiswa Informatika. Tetapi, anda sulit belajar Bahasa Java dan anda tidak suka begadang. Jadi, kalau begitu anda bukan mahasiswa Informatika. 
Apakah kesimpulan dari argumen di atas valid? 
Alat bantu untuk memahami argumen tsb adalah Logika 
2
•Banyak teorema dalam Ilmu Komputer/Informatika yang membutuhkan pemahaman logika. 
•Contoh: 
1. Syarat cukup graf dengan n simpul mempunyai sirkuit Hamilton adalah derajat tiap simpul  n/2. 
2. T(n) = (f(n)) jika dan hanya jika O(f(n)) = (f(n)). 
3
•Bahkan, logika adalah jantung dari algoritma dan pemrograman. 
•Contoh: 
if x mod 2 = 0 then 
x:=x + 1 
else x:=x – 1 
4
5 
Aristoteles, peletak dasar-dasar logika
•Logika berhubungan dengan benar (true) dan salah (false). 
•Logika merupakan dasar dari semua penalaran (reasoning) di dalam ilmu pengetahuan. 
•Penalaran didasarkan pada hubungan antara pernyataan (statements). 
•Ilmu pengetahuan apa pun dapat dipahami karena penalarannya sesuai dengan logika manusia.
•Di dalam logika, kita hanya meninjau kalimat yang dapat ditentukan benar atau salah  proposisi. 
•Proposisi: kalimat deklaratif yang bernilai benar (true) atau salah (false), tetapi tidak keduanya. 
•Contoh 1. Semua pernyataan di bawah ini adalah proposisi: 
(a) 13 adalah bilangan ganjil 
(b) Soekarno adalah alumnus UGM. 
(c) 1 + 1 = 2 
(d) 8  akar kuadrat dari 8 + 8 
(e) Ada monyet di bulan 
(f) Hari ini adalah hari Rabu 
(g) Untuk sembarang bilangan bulat n  0, maka 2n adalah genap 
(h) x + y = y + x untuk setiap x dan y bilangan riil 
7
•Contoh 2. Semua pernyataan di bawah ini bukan proposisi 
(a) Jam berapa kereta api Argo Bromo tiba di Gambir? 
 kalimat tanya 
(b) Isilah gelas tersebut dengan air!  kalimat perintah 
(c) x + 3 = 8  kalimat terbuka (tergantung pada nilai x) 
(d) x > 3  kalimat terbuka (tergantung pada nilai x) 
•Kesimpulan: Proposisi adalah kalimat berita 
8
•Pernyataan yang melibatkan peubah (variable) disebut predikat, kalimat terbuka, atau fungsi proposisi 
Contoh: “ x > 3”, “y = x + 10” 
Notasi: P(x), misalnya P(x): x > 3 
•Predikat dengan quantifier: x P(x) 
•Kalkulus proposisi: bidang logika yang berkaitan dengan proposisi 
•Kalkulus predikat: bidang logika yang berkaitan dengan predikatr dan quantifier 
 Keduanya dipelajari secara lebih mendalam pada kuliah IF2121 Logika Matematika. 
9
•Sebuah proposisi bisa berbentuk: 
a. atomik (tunggal) 
Contoh: Pemuda itu tinggi 
b. majemuk (konektor: dan, atau, tidak) 
Contoh: - Pemuda itu tinggi dan tampan 
- Ia dihukum 5 tahun atau didenda 10 juta 
- Hari ini tidak libur 
c. bersyarat 
Contoh: - Jika nilai UAS bagus maka nilai akhir A 
- Jika suhu mencapai 80C, maka alarm berbunyi 
- Hujan turun jika dan hanya kelembaban udara tinggi 
10
11 
Jika proposisi dilambangkan dengan p, q, r, …, maka tabel kebenaran (truth table) proposisi majemuk dan proposisi bersyarat adalah: Tabel Kebenaran p q p  q p q p  q p q T T T T T T T F T F F T F T F T F T F F T T F F F F F F
12 
Tabel kebenaran implikasi 
p q p  q 
T T T 
T F F 
F T T 
F F T 
Tabel kebenaran biimplikasi: 
p q p  q 
T T T 
T F F 
F T F 
F F T 
Tabel di samping adalah 
tabel kebeneran dari 
dua proposisi yaitu 
Implikasi dan Biimplikasi
Aksioma, Teorema, Lemma, Corollary 
13 
Aksioma adalah proposisi yang diasumsikan benar. Aksioma tidak memerlukan pembuktian kebenaran lagi. Contoh-contoh aksioma: (a) Untuk semua bilangan real x dan y, berlaku x + y = y + x (hukum komutatif penjumlahan). (b) Jika diberikan dua buah titik yang berbeda, maka hanya ada satu garis lurus yang melalui dua buah titik tersebut. Teorema adalah proposisi yang sudah terbukti benar. Bentuk khusus dari teorema adalah lemma dan corolarry.
•Lemma: teorema sederhana yang digunakan untuk pembuktian teorema lain 
•Corollary: teorema yang dapat dibentuk langsung dari teorema yang telah dibuktikan. 
•atau, corollary adalah teorema yang mengikuti teorema lain. 
14
15 
Contoh-contoh teorema: a. Jika dua sisi dari sebuah segitiga sama panjang, maka sudut yang berlawanan dengan sisi tersebut sama besar. b. Untuk semua bilangan real x, y, dan z, jika x  y dan y  z, maka x  z (hukum transitif). Contoh corollary: Jika sebuah segitiga adalah sama sisi, maka segitiga tersebut sama sudut. Corollary ini mengikuti teorema (a) di atas. Contoh lemma: Jika n adalah bilangan bulat positif, maka n – 1 bilangan positif atau n – 1 = 0.
Contoh lainnya (dalam kalkulus) 
•Teorema: |x| < a jika dan hanya jika –a < x < a, dumana a > 0 
•Corollary: |x|  a jika dan hanya jika –a  x  a, dumana a > 0 
16

More Related Content

What's hot

Koefisien binomial
Koefisien binomialKoefisien binomial
Koefisien binomialoilandgas24
 
Relasi dan Hasil Kali Cartesius
Relasi dan Hasil Kali CartesiusRelasi dan Hasil Kali Cartesius
Relasi dan Hasil Kali CartesiusEman Mendrofa
 
Pertemuan 02 teori dasar himpunan
Pertemuan 02   teori dasar himpunanPertemuan 02   teori dasar himpunan
Pertemuan 02 teori dasar himpunanFajar Istiqomah
 
Analisis Real (Barisan Bilangan Real) Latihan bagian 2.3
Analisis Real (Barisan Bilangan Real) Latihan bagian 2.3Analisis Real (Barisan Bilangan Real) Latihan bagian 2.3
Analisis Real (Barisan Bilangan Real) Latihan bagian 2.3Arvina Frida Karela
 
Modul 7 persamaan diophantine
Modul 7   persamaan diophantineModul 7   persamaan diophantine
Modul 7 persamaan diophantineAcika Karunila
 
Bab 01 logika mtk diskrit
Bab 01 logika mtk diskritBab 01 logika mtk diskrit
Bab 01 logika mtk diskritKarlFykr
 
Keterbagian, KPK & FPB
Keterbagian, KPK & FPBKeterbagian, KPK & FPB
Keterbagian, KPK & FPBHyronimus Lado
 
Matematika Diskrit - 03 himpunan - 02
Matematika Diskrit - 03 himpunan - 02Matematika Diskrit - 03 himpunan - 02
Matematika Diskrit - 03 himpunan - 02KuliahKita
 
Matematika Diskrit - 03 himpunan - 04
Matematika Diskrit - 03 himpunan -  04Matematika Diskrit - 03 himpunan -  04
Matematika Diskrit - 03 himpunan - 04KuliahKita
 
Matematika Diskrit - 03 himpunan - 05
Matematika Diskrit - 03 himpunan - 05Matematika Diskrit - 03 himpunan - 05
Matematika Diskrit - 03 himpunan - 05KuliahKita
 
PPT Himpunan Matematika Diskrit
PPT Himpunan Matematika DiskritPPT Himpunan Matematika Diskrit
PPT Himpunan Matematika DiskritSigitpga
 
Kata Hubung Kalimat Logika Matematika
Kata Hubung Kalimat Logika MatematikaKata Hubung Kalimat Logika Matematika
Kata Hubung Kalimat Logika MatematikaEman Mendrofa
 

What's hot (20)

Koefisien binomial
Koefisien binomialKoefisien binomial
Koefisien binomial
 
Relasi dan Hasil Kali Cartesius
Relasi dan Hasil Kali CartesiusRelasi dan Hasil Kali Cartesius
Relasi dan Hasil Kali Cartesius
 
Pertemuan 02 teori dasar himpunan
Pertemuan 02   teori dasar himpunanPertemuan 02   teori dasar himpunan
Pertemuan 02 teori dasar himpunan
 
Analisis Real (Barisan Bilangan Real) Latihan bagian 2.3
Analisis Real (Barisan Bilangan Real) Latihan bagian 2.3Analisis Real (Barisan Bilangan Real) Latihan bagian 2.3
Analisis Real (Barisan Bilangan Real) Latihan bagian 2.3
 
Modul 7 persamaan diophantine
Modul 7   persamaan diophantineModul 7   persamaan diophantine
Modul 7 persamaan diophantine
 
Bab 01 logika mtk diskrit
Bab 01 logika mtk diskritBab 01 logika mtk diskrit
Bab 01 logika mtk diskrit
 
teori graf (planar
teori graf (planarteori graf (planar
teori graf (planar
 
Logika bag-3-
Logika bag-3-Logika bag-3-
Logika bag-3-
 
Keterbagian, KPK & FPB
Keterbagian, KPK & FPBKeterbagian, KPK & FPB
Keterbagian, KPK & FPB
 
Matematika Diskrit - 03 himpunan - 02
Matematika Diskrit - 03 himpunan - 02Matematika Diskrit - 03 himpunan - 02
Matematika Diskrit - 03 himpunan - 02
 
Analisis real-lengkap-a1c
Analisis real-lengkap-a1cAnalisis real-lengkap-a1c
Analisis real-lengkap-a1c
 
Matematika Diskrit - 03 himpunan - 04
Matematika Diskrit - 03 himpunan -  04Matematika Diskrit - 03 himpunan -  04
Matematika Diskrit - 03 himpunan - 04
 
Matematika Diskrit - 03 himpunan - 05
Matematika Diskrit - 03 himpunan - 05Matematika Diskrit - 03 himpunan - 05
Matematika Diskrit - 03 himpunan - 05
 
PPT Himpunan Matematika Diskrit
PPT Himpunan Matematika DiskritPPT Himpunan Matematika Diskrit
PPT Himpunan Matematika Diskrit
 
Logika mat-simpel
Logika mat-simpelLogika mat-simpel
Logika mat-simpel
 
Pembuktian dalam matematika
Pembuktian dalam matematikaPembuktian dalam matematika
Pembuktian dalam matematika
 
Logika dasr
Logika dasrLogika dasr
Logika dasr
 
Kata Hubung Kalimat Logika Matematika
Kata Hubung Kalimat Logika MatematikaKata Hubung Kalimat Logika Matematika
Kata Hubung Kalimat Logika Matematika
 
Modul 3 kongruensi
Modul 3   kongruensiModul 3   kongruensi
Modul 3 kongruensi
 
Graf Pohon
Graf PohonGraf Pohon
Graf Pohon
 

Viewers also liked

Matematika Diskrit - 04 induksi matematik - 01
Matematika Diskrit - 04 induksi matematik - 01Matematika Diskrit - 04 induksi matematik - 01
Matematika Diskrit - 04 induksi matematik - 01KuliahKita
 
Matematika Logika - Kalkulus Proposisi bagian 2 Oleh Yeni Fatman, ST
Matematika Logika - Kalkulus Proposisi bagian 2 Oleh Yeni Fatman, STMatematika Logika - Kalkulus Proposisi bagian 2 Oleh Yeni Fatman, ST
Matematika Logika - Kalkulus Proposisi bagian 2 Oleh Yeni Fatman, STAnisa Maulina
 
Pengantar dasar matematika2
 Pengantar dasar matematika2 Pengantar dasar matematika2
Pengantar dasar matematika2Gerrard Making
 
Tugas (induksi matematika)
Tugas (induksi matematika)Tugas (induksi matematika)
Tugas (induksi matematika)Anneedha Lvfee
 
Logika
LogikaLogika
LogikaAv Ri
 
Induksi matematika kls xii
Induksi matematika kls xiiInduksi matematika kls xii
Induksi matematika kls xiiMedi Harja
 
Pembuktian kebenaran dari validitas pembuktian Logika
Pembuktian kebenaran dari validitas pembuktian LogikaPembuktian kebenaran dari validitas pembuktian Logika
Pembuktian kebenaran dari validitas pembuktian LogikaResty Anggre
 
Modul logika-matematika
Modul logika-matematikaModul logika-matematika
Modul logika-matematikaJannah Skylady
 
barisan dan deret bilangan kompleks
barisan dan deret bilangan kompleksbarisan dan deret bilangan kompleks
barisan dan deret bilangan kompleksNurmini RuddiaNa
 
Barisan dan deret kompleks
Barisan dan deret kompleksBarisan dan deret kompleks
Barisan dan deret komplekspramithasari27
 
Makalah biokimia lipid
Makalah biokimia   lipidMakalah biokimia   lipid
Makalah biokimia lipidKhayyu Hanifah
 
Makalah Kegunaan Matematika Diskrit pada Teknik Informatika
Makalah Kegunaan Matematika Diskrit pada Teknik InformatikaMakalah Kegunaan Matematika Diskrit pada Teknik Informatika
Makalah Kegunaan Matematika Diskrit pada Teknik Informatikasaid zulhelmi
 
Kumpulan soal-dan-pembahasan-himpunan
Kumpulan soal-dan-pembahasan-himpunanKumpulan soal-dan-pembahasan-himpunan
Kumpulan soal-dan-pembahasan-himpunanDermawan12
 
Graf ( Matematika Diskrit)
Graf ( Matematika Diskrit)Graf ( Matematika Diskrit)
Graf ( Matematika Diskrit)zachrison htg
 

Viewers also liked (17)

Matematika Diskrit - 04 induksi matematik - 01
Matematika Diskrit - 04 induksi matematik - 01Matematika Diskrit - 04 induksi matematik - 01
Matematika Diskrit - 04 induksi matematik - 01
 
Matematika Logika - Kalkulus Proposisi bagian 2 Oleh Yeni Fatman, ST
Matematika Logika - Kalkulus Proposisi bagian 2 Oleh Yeni Fatman, STMatematika Logika - Kalkulus Proposisi bagian 2 Oleh Yeni Fatman, ST
Matematika Logika - Kalkulus Proposisi bagian 2 Oleh Yeni Fatman, ST
 
Pengantar dasar matematika2
 Pengantar dasar matematika2 Pengantar dasar matematika2
Pengantar dasar matematika2
 
Tugas (induksi matematika)
Tugas (induksi matematika)Tugas (induksi matematika)
Tugas (induksi matematika)
 
Logika
LogikaLogika
Logika
 
Induksi matematika
Induksi matematikaInduksi matematika
Induksi matematika
 
Induksi matematika kls xii
Induksi matematika kls xiiInduksi matematika kls xii
Induksi matematika kls xii
 
Pembuktian kebenaran dari validitas pembuktian Logika
Pembuktian kebenaran dari validitas pembuktian LogikaPembuktian kebenaran dari validitas pembuktian Logika
Pembuktian kebenaran dari validitas pembuktian Logika
 
Modul logika-matematika
Modul logika-matematikaModul logika-matematika
Modul logika-matematika
 
barisan dan deret bilangan kompleks
barisan dan deret bilangan kompleksbarisan dan deret bilangan kompleks
barisan dan deret bilangan kompleks
 
Barisan dan deret kompleks
Barisan dan deret kompleksBarisan dan deret kompleks
Barisan dan deret kompleks
 
Makalah biokimia lipid
Makalah biokimia   lipidMakalah biokimia   lipid
Makalah biokimia lipid
 
Makalah Kegunaan Matematika Diskrit pada Teknik Informatika
Makalah Kegunaan Matematika Diskrit pada Teknik InformatikaMakalah Kegunaan Matematika Diskrit pada Teknik Informatika
Makalah Kegunaan Matematika Diskrit pada Teknik Informatika
 
Kumpulan soal-dan-pembahasan-himpunan
Kumpulan soal-dan-pembahasan-himpunanKumpulan soal-dan-pembahasan-himpunan
Kumpulan soal-dan-pembahasan-himpunan
 
Graf ( Matematika Diskrit)
Graf ( Matematika Diskrit)Graf ( Matematika Diskrit)
Graf ( Matematika Diskrit)
 
Matematika Diskrit
Matematika DiskritMatematika Diskrit
Matematika Diskrit
 
Contoh-soal-kalkulus-iii
Contoh-soal-kalkulus-iiiContoh-soal-kalkulus-iii
Contoh-soal-kalkulus-iii
 

Similar to LOGIKA_PENDAHULUAN (20)

Logika Matematika - Wahyu Fuadi, ST, M.IT
Logika Matematika - Wahyu Fuadi, ST, M.ITLogika Matematika - Wahyu Fuadi, ST, M.IT
Logika Matematika - Wahyu Fuadi, ST, M.IT
 
Logika
LogikaLogika
Logika
 
logika.pdf
logika.pdflogika.pdf
logika.pdf
 
Isi
IsiIsi
Isi
 
Logika
LogikaLogika
Logika
 
1 - intro Diskrit Logika.ppt
1 - intro Diskrit   Logika.ppt1 - intro Diskrit   Logika.ppt
1 - intro Diskrit Logika.ppt
 
Logika
LogikaLogika
Logika
 
Logika
LogikaLogika
Logika
 
Logika-(2016).pdf
Logika-(2016).pdfLogika-(2016).pdf
Logika-(2016).pdf
 
Kuliah1 0809
Kuliah1 0809Kuliah1 0809
Kuliah1 0809
 
Kuliah1 0809
Kuliah1 0809Kuliah1 0809
Kuliah1 0809
 
2. logika
2. logika 2. logika
2. logika
 
pengantar matematika diskrit
  pengantar  matematika diskrit  pengantar  matematika diskrit
pengantar matematika diskrit
 
Logika
LogikaLogika
Logika
 
Logika
LogikaLogika
Logika
 
Rumus-rumus untuk IPhO
Rumus-rumus untuk IPhORumus-rumus untuk IPhO
Rumus-rumus untuk IPhO
 
L i m i t
L i m i tL i m i t
L i m i t
 
TUWEB 1 MATEMATIKA.pptx
TUWEB 1 MATEMATIKA.pptxTUWEB 1 MATEMATIKA.pptx
TUWEB 1 MATEMATIKA.pptx
 
Logika matematika
Logika matematikaLogika matematika
Logika matematika
 
Pendahulan teori bilangan
Pendahulan teori bilanganPendahulan teori bilangan
Pendahulan teori bilangan
 

More from KuliahKita

CSS Eksperimen - 05-2 Popup Menu
CSS Eksperimen - 05-2 Popup MenuCSS Eksperimen - 05-2 Popup Menu
CSS Eksperimen - 05-2 Popup MenuKuliahKita
 
CSS Eksperimen - 05-1 Popup Konfirmasi
CSS Eksperimen - 05-1 Popup KonfirmasiCSS Eksperimen - 05-1 Popup Konfirmasi
CSS Eksperimen - 05-1 Popup KonfirmasiKuliahKita
 
CSS Eksperimen - 04-4 Elemen Sliding Door
CSS Eksperimen - 04-4 Elemen Sliding DoorCSS Eksperimen - 04-4 Elemen Sliding Door
CSS Eksperimen - 04-4 Elemen Sliding DoorKuliahKita
 
CSS Eksperimen - 04-3 Elemen Card Flip
CSS Eksperimen - 04-3 Elemen Card FlipCSS Eksperimen - 04-3 Elemen Card Flip
CSS Eksperimen - 04-3 Elemen Card FlipKuliahKita
 
CSS Eksperimen - 04-2 accordion
CSS Eksperimen - 04-2 accordionCSS Eksperimen - 04-2 accordion
CSS Eksperimen - 04-2 accordionKuliahKita
 
CSS Eksperimen - 04-1 informasi tab
CSS Eksperimen - 04-1 informasi tabCSS Eksperimen - 04-1 informasi tab
CSS Eksperimen - 04-1 informasi tabKuliahKita
 
CSS Eksperimen - 03-3 Slide Side Menu
CSS Eksperimen - 03-3 Slide Side MenuCSS Eksperimen - 03-3 Slide Side Menu
CSS Eksperimen - 03-3 Slide Side MenuKuliahKita
 
CSS Eksperimen - 03-2 Breadcrumb
CSS Eksperimen - 03-2 BreadcrumbCSS Eksperimen - 03-2 Breadcrumb
CSS Eksperimen - 03-2 BreadcrumbKuliahKita
 
CSS Eksperimen - 03-1 navigasi dasar
CSS Eksperimen - 03-1 navigasi dasarCSS Eksperimen - 03-1 navigasi dasar
CSS Eksperimen - 03-1 navigasi dasarKuliahKita
 
CSS Eksperimen - 02-2 Flexbox Grid
CSS Eksperimen - 02-2 Flexbox GridCSS Eksperimen - 02-2 Flexbox Grid
CSS Eksperimen - 02-2 Flexbox GridKuliahKita
 
Eksperimen CSS - 02-1 grid layout
Eksperimen CSS - 02-1 grid layoutEksperimen CSS - 02-1 grid layout
Eksperimen CSS - 02-1 grid layoutKuliahKita
 
Eksperimen CSS - 01 Pendahuluan
Eksperimen CSS - 01 PendahuluanEksperimen CSS - 01 Pendahuluan
Eksperimen CSS - 01 PendahuluanKuliahKita
 
07 equity research (bagian 2)
07 equity research (bagian 2)07 equity research (bagian 2)
07 equity research (bagian 2)KuliahKita
 
Pasar Saham - 32 Discounted Cash Flow (DCF)
Pasar Saham - 32 Discounted Cash Flow (DCF)Pasar Saham - 32 Discounted Cash Flow (DCF)
Pasar Saham - 32 Discounted Cash Flow (DCF)KuliahKita
 
Pasar Saham - Equity Research (bagian 1)
Pasar Saham - Equity Research (bagian 1)Pasar Saham - Equity Research (bagian 1)
Pasar Saham - Equity Research (bagian 1)KuliahKita
 
Pasar Saham - 30 Investment Due Dilligence
Pasar Saham - 30 Investment Due DilligencePasar Saham - 30 Investment Due Dilligence
Pasar Saham - 30 Investment Due DilligenceKuliahKita
 
Pasar Saham - 29 Financial Ratio 03
Pasar Saham - 29 Financial Ratio 03Pasar Saham - 29 Financial Ratio 03
Pasar Saham - 29 Financial Ratio 03KuliahKita
 
Pasar Saham - 28 Financial Ratio 02
Pasar Saham - 28 Financial Ratio 02Pasar Saham - 28 Financial Ratio 02
Pasar Saham - 28 Financial Ratio 02KuliahKita
 
Pasar Saham -27 financial ratio 01
Pasar Saham -27 financial ratio  01Pasar Saham -27 financial ratio  01
Pasar Saham -27 financial ratio 01KuliahKita
 
Pasar Saham - 26 Cash Flow Statement
Pasar Saham - 26 Cash Flow StatementPasar Saham - 26 Cash Flow Statement
Pasar Saham - 26 Cash Flow StatementKuliahKita
 

More from KuliahKita (20)

CSS Eksperimen - 05-2 Popup Menu
CSS Eksperimen - 05-2 Popup MenuCSS Eksperimen - 05-2 Popup Menu
CSS Eksperimen - 05-2 Popup Menu
 
CSS Eksperimen - 05-1 Popup Konfirmasi
CSS Eksperimen - 05-1 Popup KonfirmasiCSS Eksperimen - 05-1 Popup Konfirmasi
CSS Eksperimen - 05-1 Popup Konfirmasi
 
CSS Eksperimen - 04-4 Elemen Sliding Door
CSS Eksperimen - 04-4 Elemen Sliding DoorCSS Eksperimen - 04-4 Elemen Sliding Door
CSS Eksperimen - 04-4 Elemen Sliding Door
 
CSS Eksperimen - 04-3 Elemen Card Flip
CSS Eksperimen - 04-3 Elemen Card FlipCSS Eksperimen - 04-3 Elemen Card Flip
CSS Eksperimen - 04-3 Elemen Card Flip
 
CSS Eksperimen - 04-2 accordion
CSS Eksperimen - 04-2 accordionCSS Eksperimen - 04-2 accordion
CSS Eksperimen - 04-2 accordion
 
CSS Eksperimen - 04-1 informasi tab
CSS Eksperimen - 04-1 informasi tabCSS Eksperimen - 04-1 informasi tab
CSS Eksperimen - 04-1 informasi tab
 
CSS Eksperimen - 03-3 Slide Side Menu
CSS Eksperimen - 03-3 Slide Side MenuCSS Eksperimen - 03-3 Slide Side Menu
CSS Eksperimen - 03-3 Slide Side Menu
 
CSS Eksperimen - 03-2 Breadcrumb
CSS Eksperimen - 03-2 BreadcrumbCSS Eksperimen - 03-2 Breadcrumb
CSS Eksperimen - 03-2 Breadcrumb
 
CSS Eksperimen - 03-1 navigasi dasar
CSS Eksperimen - 03-1 navigasi dasarCSS Eksperimen - 03-1 navigasi dasar
CSS Eksperimen - 03-1 navigasi dasar
 
CSS Eksperimen - 02-2 Flexbox Grid
CSS Eksperimen - 02-2 Flexbox GridCSS Eksperimen - 02-2 Flexbox Grid
CSS Eksperimen - 02-2 Flexbox Grid
 
Eksperimen CSS - 02-1 grid layout
Eksperimen CSS - 02-1 grid layoutEksperimen CSS - 02-1 grid layout
Eksperimen CSS - 02-1 grid layout
 
Eksperimen CSS - 01 Pendahuluan
Eksperimen CSS - 01 PendahuluanEksperimen CSS - 01 Pendahuluan
Eksperimen CSS - 01 Pendahuluan
 
07 equity research (bagian 2)
07 equity research (bagian 2)07 equity research (bagian 2)
07 equity research (bagian 2)
 
Pasar Saham - 32 Discounted Cash Flow (DCF)
Pasar Saham - 32 Discounted Cash Flow (DCF)Pasar Saham - 32 Discounted Cash Flow (DCF)
Pasar Saham - 32 Discounted Cash Flow (DCF)
 
Pasar Saham - Equity Research (bagian 1)
Pasar Saham - Equity Research (bagian 1)Pasar Saham - Equity Research (bagian 1)
Pasar Saham - Equity Research (bagian 1)
 
Pasar Saham - 30 Investment Due Dilligence
Pasar Saham - 30 Investment Due DilligencePasar Saham - 30 Investment Due Dilligence
Pasar Saham - 30 Investment Due Dilligence
 
Pasar Saham - 29 Financial Ratio 03
Pasar Saham - 29 Financial Ratio 03Pasar Saham - 29 Financial Ratio 03
Pasar Saham - 29 Financial Ratio 03
 
Pasar Saham - 28 Financial Ratio 02
Pasar Saham - 28 Financial Ratio 02Pasar Saham - 28 Financial Ratio 02
Pasar Saham - 28 Financial Ratio 02
 
Pasar Saham -27 financial ratio 01
Pasar Saham -27 financial ratio  01Pasar Saham -27 financial ratio  01
Pasar Saham -27 financial ratio 01
 
Pasar Saham - 26 Cash Flow Statement
Pasar Saham - 26 Cash Flow StatementPasar Saham - 26 Cash Flow Statement
Pasar Saham - 26 Cash Flow Statement
 

LOGIKA_PENDAHULUAN

  • 1. Pengantar Logika Bekerjasama Dengan Rinaldi Munir 1
  • 2. Pendahuluan Logika •Perhatikan argumen di bawah ini: Jika anda mahasiswa Informatika maka anda tidak sulit belajar Bahasa Java. Jika anda tidak suka begadang maka anda bukan mahasiswa Informatika. Tetapi, anda sulit belajar Bahasa Java dan anda tidak suka begadang. Jadi, kalau begitu anda bukan mahasiswa Informatika. Apakah kesimpulan dari argumen di atas valid? Alat bantu untuk memahami argumen tsb adalah Logika 2
  • 3. •Banyak teorema dalam Ilmu Komputer/Informatika yang membutuhkan pemahaman logika. •Contoh: 1. Syarat cukup graf dengan n simpul mempunyai sirkuit Hamilton adalah derajat tiap simpul  n/2. 2. T(n) = (f(n)) jika dan hanya jika O(f(n)) = (f(n)). 3
  • 4. •Bahkan, logika adalah jantung dari algoritma dan pemrograman. •Contoh: if x mod 2 = 0 then x:=x + 1 else x:=x – 1 4
  • 5. 5 Aristoteles, peletak dasar-dasar logika
  • 6. •Logika berhubungan dengan benar (true) dan salah (false). •Logika merupakan dasar dari semua penalaran (reasoning) di dalam ilmu pengetahuan. •Penalaran didasarkan pada hubungan antara pernyataan (statements). •Ilmu pengetahuan apa pun dapat dipahami karena penalarannya sesuai dengan logika manusia.
  • 7. •Di dalam logika, kita hanya meninjau kalimat yang dapat ditentukan benar atau salah  proposisi. •Proposisi: kalimat deklaratif yang bernilai benar (true) atau salah (false), tetapi tidak keduanya. •Contoh 1. Semua pernyataan di bawah ini adalah proposisi: (a) 13 adalah bilangan ganjil (b) Soekarno adalah alumnus UGM. (c) 1 + 1 = 2 (d) 8  akar kuadrat dari 8 + 8 (e) Ada monyet di bulan (f) Hari ini adalah hari Rabu (g) Untuk sembarang bilangan bulat n  0, maka 2n adalah genap (h) x + y = y + x untuk setiap x dan y bilangan riil 7
  • 8. •Contoh 2. Semua pernyataan di bawah ini bukan proposisi (a) Jam berapa kereta api Argo Bromo tiba di Gambir?  kalimat tanya (b) Isilah gelas tersebut dengan air!  kalimat perintah (c) x + 3 = 8  kalimat terbuka (tergantung pada nilai x) (d) x > 3  kalimat terbuka (tergantung pada nilai x) •Kesimpulan: Proposisi adalah kalimat berita 8
  • 9. •Pernyataan yang melibatkan peubah (variable) disebut predikat, kalimat terbuka, atau fungsi proposisi Contoh: “ x > 3”, “y = x + 10” Notasi: P(x), misalnya P(x): x > 3 •Predikat dengan quantifier: x P(x) •Kalkulus proposisi: bidang logika yang berkaitan dengan proposisi •Kalkulus predikat: bidang logika yang berkaitan dengan predikatr dan quantifier  Keduanya dipelajari secara lebih mendalam pada kuliah IF2121 Logika Matematika. 9
  • 10. •Sebuah proposisi bisa berbentuk: a. atomik (tunggal) Contoh: Pemuda itu tinggi b. majemuk (konektor: dan, atau, tidak) Contoh: - Pemuda itu tinggi dan tampan - Ia dihukum 5 tahun atau didenda 10 juta - Hari ini tidak libur c. bersyarat Contoh: - Jika nilai UAS bagus maka nilai akhir A - Jika suhu mencapai 80C, maka alarm berbunyi - Hujan turun jika dan hanya kelembaban udara tinggi 10
  • 11. 11 Jika proposisi dilambangkan dengan p, q, r, …, maka tabel kebenaran (truth table) proposisi majemuk dan proposisi bersyarat adalah: Tabel Kebenaran p q p  q p q p  q p q T T T T T T T F T F F T F T F T F T F F T T F F F F F F
  • 12. 12 Tabel kebenaran implikasi p q p  q T T T T F F F T T F F T Tabel kebenaran biimplikasi: p q p  q T T T T F F F T F F F T Tabel di samping adalah tabel kebeneran dari dua proposisi yaitu Implikasi dan Biimplikasi
  • 13. Aksioma, Teorema, Lemma, Corollary 13 Aksioma adalah proposisi yang diasumsikan benar. Aksioma tidak memerlukan pembuktian kebenaran lagi. Contoh-contoh aksioma: (a) Untuk semua bilangan real x dan y, berlaku x + y = y + x (hukum komutatif penjumlahan). (b) Jika diberikan dua buah titik yang berbeda, maka hanya ada satu garis lurus yang melalui dua buah titik tersebut. Teorema adalah proposisi yang sudah terbukti benar. Bentuk khusus dari teorema adalah lemma dan corolarry.
  • 14. •Lemma: teorema sederhana yang digunakan untuk pembuktian teorema lain •Corollary: teorema yang dapat dibentuk langsung dari teorema yang telah dibuktikan. •atau, corollary adalah teorema yang mengikuti teorema lain. 14
  • 15. 15 Contoh-contoh teorema: a. Jika dua sisi dari sebuah segitiga sama panjang, maka sudut yang berlawanan dengan sisi tersebut sama besar. b. Untuk semua bilangan real x, y, dan z, jika x  y dan y  z, maka x  z (hukum transitif). Contoh corollary: Jika sebuah segitiga adalah sama sisi, maka segitiga tersebut sama sudut. Corollary ini mengikuti teorema (a) di atas. Contoh lemma: Jika n adalah bilangan bulat positif, maka n – 1 bilangan positif atau n – 1 = 0.
  • 16. Contoh lainnya (dalam kalkulus) •Teorema: |x| < a jika dan hanya jika –a < x < a, dumana a > 0 •Corollary: |x|  a jika dan hanya jika –a  x  a, dumana a > 0 16