Teks tersebut membahas tentang pengertian dan jenis-jenis NAPZA (Narkotika, Psikotropika dan Zat Adiktif). NAPZA dijelaskan sebagai zat kimiawi yang dapat mempengaruhi pikiran dan perilaku serta menimbulkan kecanduan. Teks tersebut juga menjelaskan tiga jenis NAPZA yaitu narkotika, psikotropika dan zat adiktif lainnya beserta contoh-contohnya."
1. MENGENAL NAPZA
A. DESKRIPSI
Pada kegiatan belajar 1 ini adek-adek akan diperkenalkan pada salah satu mata
pelajaran yakni Rehablitasi Sosial Anak Korban Napza.
Materi– materi pada kegiatan pembelajaran ini di susun secara sistematis dan bertahap
mulai memperkenalkan sejarahsingkat perkembangan Napza,pengertian Napza dan jenis-jenis
Napsa.
Pada bagian akhir dijelaskan alas an mengapa ilmu ini penting dipelajari oleh siswa
SMK Kompetensi Keahlian Keperawatan Sosial. Secara garis besar, lingkup materi pada
kegiatan belajar ini dapat di lihat pada peta konsep di bawah ini.
Gambar 1. Peta Konsep NAPZA
B. TUJUAN PEMBELAJARAN
Seteleh menyelesaikan kegiatan belajar ini 1 ini, peserta didik diharapkan mampu:
1. Menjelaskan pengertian Napza
2. Mengidentifikasi jenis-jenis Napza
3. Menggolongkan jenis-jenis Narkotika, Psikotropika dan sat adiktif lainnya
C. URAIAN MATERI
Pertama kali membaca judul kegiatan belajar, pasti akan muncul berbagai pertanyaan di benak
kita masing-masing seperti; apa itu Napza?bagaimana bentuk napza dan mengapa kita harus
mempelejari hal tersebut?
NAPZA
NAPZA
Jenis-jenis NAPZA
Pengertian NAPZA
Sejarah Perkembangan NAPZA
2. Mengamati
.
1. Mengenal Napza
Di Indonesia Narkoba merupakan singkatan dari narkotika dan obat
berbahaya. Selain "narkoba", istilah lain yang diperkenalkan khususnya oleh
Departemen Kesehatan Republik Indonesia adalah Napza yang merupakan
singkatan dari Narkotika, Psikotropika dan Zat Adiktif. Semua istilah ini, baik
"narkoba" atau napza, mengacu pada sekelompok zat yang umumnya mempunyai
resiko kecanduan bagi penggunanya.
Menurut pakar kesehatan narkoba sebenarnya adalah psikotropika yang
biasa dipakai untuk membius pasien saat hendak dioperasi atau obat-obatan untuk
penyakit tertentu. Penggunaan obat-obatan jenis opium sudah lama dikenal di
Indonesia, jauh sebelum pecahnya Perang Dunia ke-2 pada zaman penjajahan
Belanda. Pada umumnya para pemakai candu (opium) tersebut adalah orang-orang
Cina.
Amatilah gambar disamping?
Apakah kalian pernah melihat
sebelumnya
Gambar 2. Beragam Psikotropika
Tulislah beberapa pertanyaan
yang muncul dari hasil
pengamatan terhadap gambar
tersebut
3. Pemerintah Belanda memberikan izin pada tempat-tempat tertentu untuk
menghisap candu dan pengadaan (supply) secara legal dibenarkan berdasarkan
undang-undang. Orang-orang Cina pada waktu itu menggunakan candu dengan cara
tradisional, yaitu dengan jalan menghisapnya melalui pipa panjang. Hal ini berlaku
sampai tibanya Pemerintah Jepang di Indonesia. Pemerintah pendudukan Jepang
menghapuskan Undang-Undang itu dan melarang pemakaian candu (Brisbane
Ordinance).
Ganja (Cannabis Sativa) banyak tumbuh di Aceh dan daerah Sumatera
lainnya, dan telah sejak lama digunakan oleh penduduk sebagai bahan ramuan
makanan sehari-hari. Tanaman Erythroxylon Coca (Cocaine) banyak tumbuh di
Jawa Timur dan pada waktu itu hanya diperuntukkan bagi ekspor. Untuk
menghindari pemakaian dan akibat-akibat yang tidak diinginkan, Pemerintah
Belanda membuat Undang-undang (Verdovende Middelen Ordonantie) yang mulai
diberlakukan pada tahun 1927 (State Gazette No.278 Juncto 536).
Meskipun demikian obat-obatan sintetisnya dan juga beberapa obat lain
yang mempunyai efek serupa (menimbulkan kecanduan) tidak dimasukkan dalam
perundang-undangan tersebut. Setelah kemerdekaan, Pemerintah Republik
Indonesia membuat perundang-undangan yang menyangkut produksi, penggunaan
dan distribusi dari obat-obat berbahaya (Dangerous Drugs Ordinance) dimana
wewenang diberikan kepada Menteri Kesehatan untuk pengaturannya (State Gaette
No.419, 1949). Baru pada waktu tahun 1970, masalah obat-obatan berbahaya jenis
narkotika menjadi masalah besar dan nasional sifatnya. Pada waktu perang Vietnam
sedang mencapai puncaknya pada tahun 1970-an, maka hampir di semua negeri,
terutama di Amerika Serikat penyalahgunaan obat (narkotika) sangat meningkat
dan sebagian besar korbannya adalah anak-anak muda. Nampaknya gejala itu
berpengaruh pula di Indonesia dalam waktu yang hampir bersamaan.
Menyadari hal tersebut maka Presiden mengeluarkan instruksi No.6 tahun
1971 dengan membentuk badan koordinasi, yang terkenal dengan nama
BAKOLAK INPRES 6/71, yaitu sebuah badan yang mengkoordinasikan (antar
departemen) semua kegiatan penanggulangan terhadap berbagai bentuk yang dapat
mengancam keamanan negara, yaitu pemalsuan uang, penyelundupan, bahaya
4. narkotika, kenakalan remaja, kegiatan subversif dan pengawasan terhadap orang-
orang asing.
Masalah penyalahgunaan Narkotika, Psikotropika dan Zat Adiktif lainya
(NAPZA) atau istilah yang populer dikenal masyarakat sebagai NARKOBA
(Narkotika dan Bahan/ Obat berbahanya) merupakan masalah yang sangat
kompleks, yang memerlukan upaya penanggulangan secara komprehensif dengan
melibatkan kerja sama multidispliner, multisektor, dan peran serta masyarakat
secara aktif yang dilaksanakan secara berkesinambungan, konsekuen dan konsisten.
Maraknya penyalahgunaan NAPZA tidak hanya dikota-kota besar saja, tapi sudah
sampai ke kota-kota kecil diseluruh wilayah Republik Indonesia, mulai dari tingkat
sosial ekonomi menengah bawah sampai tingkat sosial ekonomi atas. Dari data
yang ada, penyalahgunaan NAPZA paling banyak berumur antara 15–24 tahun.
Tampaknya generasi muda adalah sasaran strategis perdagangan gelap NAPZA.
Oleh karena itu kita semua perlu mewaspadai bahaya dan pengaruhnya terhadap
ancaman kelangsungan pembinaan generasi muda.
Saat ini Indonesia menjadi salah satu pasar narkoba internasional.
Pelaku kejahatan ini pun sangat berani mengambil risiko demi keuntungan
yang besar. Buktinya kasus penyelundupan narkotika dan obat terlarang di
Indonesia terus meningkat setiap tahun. Sementara perang melawan narkoba
terus dilakukan. Sejumlah pelakunya sudah ditembak mati dan sudah banyak
yang dijatuhi hukuman berat. Ternyata peredaran narkoba di Indonesia masih
terus marak. Para Bandar dan gembong narkoba itu tidak peduli dan tidak ada
rasa takut bakal ditangkap aparat hukum.
Kondisi ini semakin menggambarkan Indonesia terancam oleh bahaya
narkoba dan menjadi destinasi pasar yang luar biasa bagi sindikat
internasional. Kejahatan narkoba harus dicegah karena menjadi ancaman
serius bagi ketahanan ekonomi, keamanan dan kedaulatan setiap negara.
Itulah sebabnya, BNN da bea Cukai harus harus lebih efektif menggagalkan
penyelundupan narkoba melalui pelabuhan maupun bandara di Indonesia.
Ditangkapnya sejumlah politisi, anggota DPR/DPRD, aparat penegak hukum,
kaum intelektual, anak-anak/remaja, generasi muda, semakin membuka mata
kita bahwa peredaran narkoba makin mengkhawatirkan. Dengan
5. pengungkapan ini, BNN dan Direktorat Jenderal Bea dan Cukai telah
menyelamatkan sekitar jutaan pemuda Indonesia dari bahaya penyalahgunaan
narkotika. Hal ini juga semakin membuktikan bahwa narkoba sudah masuk
ke semua kalangan. Lebih parah lagi, peredaran narkoba di kalangan remaja
makin gila-gilaan. Sekitar 4,7 persen pengguna narkoba adalah pelajar dan
mahasiswa. Badan Narkotika Nasional (BNN) mengakui pengaruh narkoba
telah merambah ke berbagai kalangan. Berdasarkan survei BNN, penggunaan
narkoba tercatat sebanyak 921.695 orang adalah pelajar dan mahasiswa. Kita
menginginkan seluruh lapisan masyarakat dapat mewaspadai bahaya narkoba
yang sengaja disusupkan oleh berbagai pihak yang dinilai ingin merusak
persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia.
2. Pengertian Napza
NAPZA merupakan akronim dari Narkoba, Psikotropika dan Zat Adiktif lainnya
yang merupakan jenis obat-obatan yang dapat mempengaruhi gangguan kesehatan dan
kejiwaan. NAPZA secara umum merupakan zat-zat kimiawi yang apabila dimasukkan ke
dalam tubuh baik secara oral (diminum, dihisap dan dihirup) maupun disuntik dapat
mempengaruhi pikiran, suasana hati, perasaan dan perilaku seseorang. Hal ini dapat
menimbulkan gangguan keadaan sosial yang ditandai dengan indikasi negatif, waktu
pemakaian yang panjang dan pemakaian yang berlebihan.
Menurut Undang-Undang RI Nomor 22 Tahun 1997 tentang Narkotika, narkotika
adalah zat atauobat yang berasaldari tanaman atau bukan tanamanbaik itu sintetis maupun
semisintetis yang dapat menyebabkan penurunan atauperubahan kesadaran,hilangnya rasa
nyeri, dan menyebabkan ketergantungan. Sedangkan psikotropika diartikan sebagai jenis
narkotika yang dapat memberikan pengaruh pada pikiran, emosi, dan perilaku. Psikotropika
adalah jenis obat yang bekerja dengan cara memengaruhi saraf. Selain narkoba dan
psikotropika, terdapat juga zat adiktif lainnya yang termasuk ke dalam NAPZA. Zat adiktif
lainnya yang dimaksud adalah semua jenis zat selain narkoba dan psikotropika yang dapat
menimbulkan kecanduan atau ketergantungan pada penggunanya.
Dalam Undang-undang Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika
ditegaskan bahwa narkotika adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau
bukan tanaman, baik sintetis maupun semisintetis, yang dapat menyebabkan
penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi sampai
6. menghilangkan rasa nyeri, dan dapat menimbulkan ketergantungan. Istilah
narkotika yang dipergunakan disini bukanlah narcotics.
Pada farmacologie (farmasi), melainkan sama artinya dengan drug, yaitu sejenis
zat yang apabila dipergunakan akan membawa efek dan pengaruh-pengaruh
tertentu pada tubuh si pemakai, yaitu:
1. mempengaruhi kesadaran
2. memberikan dorongan yang dapat berpengaruh terhadap perilaku manusia
3. pengaruh-pengaruh tersebut dapat berupa:
penenang
perangsang (bukan rangsangan seks)
menimbulkan halusinasi (pemakai tidak mampu membedakan antara khayalan
dan kenyataan, kehilangan kesadaran akan waktu dan tempat)
Pada dasarnya, narkotika memiliki khasiat dan bermanfaat digunakan dalam
bidang ilmu kedokteran, kesehatan dan pengobatan, serta berguna bagi penelitian
dan pengembangan ilmu farmasi atau farmakologi. Akan tetapi karena
penggunaannya diluar pengawasan dokter atau dengan kata lain disalah gunakan,
maka narkotika telah menjadi suatu bahaya internasional yang mengancam
terutama generasi muda yang akan menjadi tulang punggung pembangunan bangsa.
Sehubungan dengan pengertian narkotika menurut Sudarto (1992:40) bahwa
“perkataan narkotika berasal dari perkataan Yunani narko yang berarti terbius
sehingga tidak merasa apa-apa.
Defenisi lain yang dikutip Djoko Prakoso, Bambang Riyadi dan Mukhsin
(1999:34) mengemukakan “bahwa yang dimaksud dengan narkotika adalah candu, ganja,
kokain, zat-zat yang bahan mentahnya diambil dari benda-benda tersebut yakni morphine,
heroin, codein, hesisch, cocain. Dan termasuk juga narkotika sintesis yang menghasilkan
zat-zat, obat-obat yang tergolong dalam Hallucinogen dan Stimulant.”
3. Jenis-jenis Napza
Menurut Partodiharjo (2008), NAPZA dibagi dalam 3 jenis, yaitu narkotika,
psikotropika, dan bahan adiktif lainnya. Tiap jenis dibagi-bagi lagi ke dalam beberapa
kelompok.
7. 1. Narkotika
Narkotika adalah zat atau obat yang berasaldari tanaman ataubukan tanaman, baik
sintetis maupun bukan sintetis, yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan
kesadaran dan hilangnya rasa. Zat ini dapat mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri
dan dapat menimbulkan ketergantungan. Narkotika memiliki daya adiksi (ketagihan) yang
sangat berat. Narkotika juga memiliki daya toleran (penyesuaian) dan daya habitual
(kebiasaan) yang sangat tinggi. Ketiga sifat narkotika inilah yang menyebabkan pemakai
narkotika tidak dapat lepas dari “cengkraman”-nya.
Berdasarkan Undang-Undang No.35 Tahun 2009, jenis narkotika dibagi ke dalam 3
kelompok, yaitu narkotika golongan I, golongan II, dan golongan III.
a. Narkotika golongan I adalah: narkotika yang paling berbahaya.
Daya adiktifnya sangat tinggi. Golongan ini tidak boleh digunakan untuk kepentingan
apapun, kecuali untuk penelitian atau ilmu pengetahuan. Contohnya ganja, heroin,
kokain, morfin, opium, dan lain-lain.
b. Narkotika golongan II adalah: narkotika yang memiliki daya adiktif kuat, tetapi
bermanfaat untuk pengobatan dan penelitian. Contohnya adalah petidin dan
turunannya, benzetidin, betametadol, dan lain-lain.
c. Narkotika golongan III adalah: narkotika yang memiliki daya adiktif ringan, tetapi
bermanfaat untuk pengobatan dan penelitian. Contohnya adalah kodein dan
turunannya.
2. Psikotropika
Psikotropika adalah zat atau obat bukan narkotika, baik alamiah maupun sintetis,
yang memiliki khasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif pada susunan saraf pusat yang
menyebabkan perubahan khas pada aktivitas normal dan perilaku. Psikotropika adalah obat
yang digunakan oleh dokter untuk mengobati gangguan jiwa (psyche).
Berdasarkan Undang-Undang No.5 tahun 1997, psikotropika dapat dikelompokkan ke
dalam 4 golongan, yaitu:
a) Golongan I adalah: psikotropika dengan daya adiktif yang sangat kuat, belum diketahui
manfaatnya untuk pengobatan, dan sedang diteliti khasiatnya. Contohnya adalah MDMA,
ekstasi, LSD, dan STP.
8. b) Golongan II adalah: psikotropika dengan daya adiktif kuat serta berguna untuk
pengobatan dan penelitian. Contohnya adalah amfetamin, metamfetamin, metakualon, dan
sebagainya.
c) Golongan III adalah: psikotropika dengan daya adiksi sedang serta berguna untuk
pengobatan dan penelitian. Contohnya adalah lumibal, buprenorsina, fleenitrazepam, dan
sebagainya.
d) Golongan IV adalah: psikotropika yang memiliki daya adiktif ringan serta berguna
untuk pengobatan dan penelitian. Contohnya adalah nitrazepam (BK, mogadon,
dumolid), diazepam, dan lain- lain.
3. Bahan Adiktif Lainnya
Golongan adiktif lainnya adalah zat-zat selain narkotika dan psikotropika
yang dapat menimbulkan ketergantungan. Contohnya: rokok, kelompok alkohol
dan minuman lain yang memabukkan dan menimbulkan ketagihan dan thinner dan
zat-zat lain, seperti lem kayu, penghapus cair, aseton, cat, bensin, yang bila dihisap,
dihirup, dan dicium, dapat memabukkan. Jadi, alkohol, rokok, serta zat-zat lain
yang memabukkan dan menimbulkan ketagihan juga tergolong NAPZA.
9. D. RANGKUMAN
1. Napza adalah bahan / zat yang dapat mempengaruhi kondisi kejiwaan / psikologi
seseorang ( pikiran, perasaan dan perilaku ) serta dapat menimbulkan ketergantungan
fisik dan psikologi.
2. Narkotika zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman baik sintetis
maupun semisintetis yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran,
hilangnya rasa, mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri, dan dapat menimbulkan
ketergantungan.
3. zat atau obat, baik alamiah maupun sintetis bukan narkotika, yang berkhasiat psikoaktif
melalui pengaruh selektif pada susunan saraf pusat yang menyebabkan perubahan khas
pada aktifitas mental dan perilaku.
4. Sat adiktif lainnya adalah bahan lain yang bukan Narkotika atau Psikotropika yang
merupakan inhalasi yang penggunaannya dapat menimbulkan ketergantungan,
misalnya lem, aceton, eter, premix, thiner dan lain-lain.
10. E. TUGAS
Mencari informasi dan melaporkan temuan kalian pada topik-topik berikut.
Kalian akan menulis satu atau dua paragraf tentang setiap topik yang kalian pilih.
Informasi umum tentang NAPZA, amati peta pikiran di bawah isilah kotak-kotak
yang kosong tersebut!
1. Informasi yang akan kalian sampaikan harus mencakup:
2. Diskusikanlah Informasi yang kalian peroleh
3. Komunikasikan hasil pembahasan dan kumpulkan hasil proyek!
N
A
P
Z
A
Napza menurut UU No.35
thn 2009
...............
..............
..............
jenis Napza menurut
pembuatan
..............
.............
.............
jenis Napza menurut efek
..............
..............