SlideShare a Scribd company logo
1 of 83
Download to read offline
ILMU ALAMIAH DASAR
Ilmu pengetahuan yang mengkaji tentang gejala-
gejala dalam alam semesta, termasuk di muka
bumi ini sehingga terbentuk konsep dan prinsip
ILMU ALAMIAH DASAR
KONSEP
 Konsep merupakan hasil dari percobaan manusia yang
bersifat aktif dan dinamis yang dapat menghasilkan suatu
pengetahuan baru
 Contoh: besi kalau dipanaskan akan mengembang
PRINSIP
 Besi jika dipanaskan akan mengembang.Alumunium jika
dipanaskan akan mengembang.
 Semua logam kalau dipanaskan akan mengembang
 Kesimpulan inilah yang dimaksud dengan prinsip
Objek dan subjek IAD
 Sebagai obyek studi dari alamiah dasar atau ilmu alam
adalah alam semesta
 Sedangkan sebagai subyeknya adalah manusia
KEUNIKAN MANUSIA
 Organ tubuh kompleks
 Mengadakan metabolisme
 Memberikan tanggapan terhadap rangsangan dari dalam dan
luar
 Memiliki potensi bekembang biak
 Tumbuh dan bergerak
 Berinteraksi dengan lingkungannya
 Bila masanya datang akan mati
KURIOSITAS
 KURIOSITAS merupakan sifat “rasa ingin tahu” yang terus
berkembang pada diri manusia
 Jika satu persoalan telah dapat diselesaikan, maka akan
muncul persoalan lain yang ingin segera diselesaikan
Kegiatan Untuk Mencari Pemecahan Masalah
dapat berupa:
 Penyelidikan langsung
 Penggalian hasil penyelidikan orang lain
 Kerjasama dengan penyelidik-penyelidik lain
KURIOSITAS MENYEBABKAN ALAM
PIKIRAN MANUSIA BERKEMBANG
 Perkembangan alam pikiran manusia dari zaman purba sampai
sekarang
 Perkembangan alam pikiran manusia dari lahir hingga akhir hayat
PERKEMBANGAN PIKIRAN MANUSIA
 Tahap teologi atau tahap metafisika
 Tahap filsafat
 Tahap positif atau tahap ilmu
1. TAHAP TEOLOGI / MITOS
Mitos adalah suatu ceritera yang memberikan pedoman atau arah
tertentu kepada sekelompok orang. Pengetahuan dalam mitos
tidak obyektif, rasio atau penalaran belum terbentuk, yang bekerja
hanya daya khayal, intuisi atau imajinasi.
CONTOH :
 Gunung meletus akibat dewa yang dianggap sakti sedang murka.
 Gempa bumi akibat ............................................
 Gerhana bulan akibat .........................................
 RIP current akibat …………………………………
2. TAHAP FILSAFAT
 Manusia mencoba mempergunakan rasionya untuk
memahami obyek secara dangkal, belum secara
metodologis yang definitif.
CONTOH
 Adanya gunung meletus disikapi dengan cara
memindahkan penduduk dari sekitar gunung ke tempat
yang lebih aman.
 Tidak lagi mengadakan selamatan dengan tarian-tarian,
tetapi belum bisa menjelaskan secara rinci faktor
penyebab gunung meletus.
BERFIKIR DEDUKTIF
 Kaum rasionalis mengembangkan faham yang disebut dengan faham
rasionalisme dan penarikan kesimpulan secara deduktif. Cara berpikir secara
deduktif menggunakan pola berfikir silogisme (dari umum ke khusus).
CONTOH
 Semua mahluk hidup bernafas (premis mayor)
 Amir seorang mahluk hidup (premis minor)
 Amir juga bernafas (kesimpulan)
 Semua logam akan berkembang ke arah kedewasaan (matang). Logam yang telah
dewasa adalah emas dan perak. Dengan demikian semua logam akan mengalami
proses perkembangan menjadi emas atau perak (premis mayor).Air raksa adalah
logam (premis minor). Jadi air raksa dapat berubah menjadi emas (kesimpulan).
KESIMPULAN SALAH
BERPIKIR INDUKTIF
 Penganut faham empirisme mengatakan bahwa pengetahuan
dapat dibangun berdasarkan pengalaman yang konkret.
 Cara berfikir ini dari yang bersifat khusus ke bersifat umum.
3. TAHAP ILMU
 Agar supaya kumpulan pengetahuan dapat disebut ilmu, harus
digunakan perpaduan antara rasionalisme dan empirisme
yang dikenal dengan metode keilmuan atau pendekatan
ilmah.
 Penelitian ilmiah yang dilakukan secara sistematis, terkontrol
dan berdasarkan atas data empiris.
SIKAP ILMIAH
1. Mempunyai kebenaran yang obyektif dan bersikap adil
2. Menyadari bahwa kebenaran ilmu tidak absolut
3. Tidak percaya pada takhayul
4. Ingin tahu lebih banyak
5. Tidak berfikir secara prasangka
6. Tidak mudah percaya, harus ada bukti
7. Optimis, teliti dan berani menyatakan kesimpulan yang
menurut keyakinan ilmiahnya benar
CIRI PENGETAHUAN
 OBYEKTIF
 METODIK
 SISTEMATIK
 BERLAKU UMUM
OBYEKTIF
 Pengetahuan itu sesuai dengan obyeknya
 Kesesuaian dibuktikan dengan hasil penginderaan atau
empiris
METODIK
 Pengetahuan diperoleh dengan menggunakan cara-cara
tertentu yang teratur dan terkontrol
SISTEMATIK
 Pengetahuan ilmiah tersusun dalam suatu sistem
 Tidak berdiri sendiri, satu sama lain saling berkaitan, saling
menjelaskan
 Seluruhnya merupakan satu kesatuan utuh
BERLAKU UMUM/UNIVERSAL
 Pengetahuan tidak hanya berlaku atau dapat diamati oleh
seseorang/beberapa orang saja
 Semua orang dengan cara eksperimen sama akan
memperoleh hasil yang sama (konsisten)
METODE ILMIAH
SEBAGAI CIRI IPA
 Metode ilmiah: gabungan antara pendekatan rasional
(deduktif) dan pendekatan empiris (induktif)
 Rasionalisme memberi kerangka pemikiran koheren dan logis;
Empirisme memastikan kebenaran dengan kerangka pengujian
 Metode ilmiah akan menghasilkan pengetahuan ilmiah
(konsisten, sistematik, dan dapat diandalkan karena telah
diuji secara empirik)
LANGKAH-LANGKAH OPERASIONAL
METODE ILMIAH
1. Perumusan masalah
2. Penyusunan hipotesis
3. Pengujian hipotesis
4. Penarikan kesimpulan
1. PERUMUSAN MASALAH
 Pertanyaan “apa”,“mengapa” atau “bagaimana” tentang
obyek yang diteliti
 Masalah harus jelas batas-batasnya dan diketahui faktor-
faktor yang mempengaruhinya
2. PENYUSUNAN HIPOTESIS
 Hipotesis: suatu pernyataan yang menunjukkan
kemungkinan jawaban untuk memecahkan masalah yang
telah ditetapkan
 Hipotesis: dugaan yang didukung oleh pengetahuan yang
ada
 Hipotesis: jawaban sementara dari permasalahan yang
harus diuji kebenarannya dalam suatu observasi atau
eksperimen
3. PENGUJIAN HIPOTESIS
 Merupakan berbagai usaha pengumpulan fakta-fakta yang
relevan dengan hipotesis yang diajukan untuk melihat
apakah fakta-fakta tersebut dapat mendukung hipotesis
atau tidak
 Fakta-fakta dapat diperoleh melalui pengamatan langsung
dengan mata/teleskop atau melalui uji coba/eksperimen,
kemudian fakta-fakta dikumpulkan melalui penginderaan
4. KESIMPULAN
 Penarikan kesimpulan didasarkan atas penilaian melalui
analisis dari fakta-fakta (data) untuk melihat apakah
hipotesis yang diajukan diterima atau tidak
 Hipotesis dapat “diterima” bila fakta-fakta yang
terkumpul mendukung pernyataan hipotesis; sebaliknya
“ditolak” bila fakta tidak mendukung
KETERBATASAN
METODE ILMIAH
 Pancaindera terbatas untuk menangkap fakta (data) → data terkumpul tidak
sesuai sebenarnya → kesimpulan yang diambil menjadi tidak benar →
“kesimpulan ilmiah ada kemungkinan keliru”
 Kesimpulan ilmiah termasuk IPA bersifat “tentatif”, artinya kesimpulan ilmiah
dianggap benar selama belum ada kebenaran ilmu yang dapat menolak
kesimpulan ilmiah terdahulu → “kesimpulan ilmiah bisa berubah sesuai dengan
perkembangan ilmu pengetahuan itu sendiri”
 Tidak dapat menjangkau untuk membuat kesimpulan yang berkaitan dengan
sistem nilai (baik dan buruk), seni dan keindahan, serta menguji adanyaTuhan
(kebenaran wahyu Illahi bersifat mutlak, tidak akan berubah sepanjang masa)
KEUNGGULAN
METODE ILMIAH
 Mempunyai ciri khas, yaitu obyektif, metodik, sistematik dan berlaku
umum
 Dengan sifat tersebut maka orang yang berkecimpung dengan ilmu
pengetahuan akan terbimbing pada suatu sikap yang terpuji → disebut
sikap ilmiah
SIKAP ILMIAH
1. Mempunyai kebenaran yang obyektif dan bersikap adil
2. Menyadari bahwa kebenaran ilmu tidak absolut
3. Tidak percaya pada takhayul
4. Ingin tahu lebih banyak
5. Tidak berfikir secara prasangka
6. Tidak mudah percaya, harus ada bukti
7. Optimis, teliti dan berani menyatakan kesimpulan yang
menurut keyakinan ilmiahnya benar
PENGERTIAN IPA
 IPA adalah ilmu yang sistematis dan dirumuskan, yang
berhubungan dengan gejala-gejala kebendaan dan
didasarkan terutama atas pengamatan dan induksi (HW
Fowler et.al, 1951)
 IPA adalah pengetahuan teoritis yang diperoleh dengan
metode khusus (Nokes)
PENGERTIAN IPA
 IPA adalah suatu pengetahuan teoritis yang
diperoleh/disusun dengan cara yang khas/khusus, yaitu
melakukan observasi, eksperimen, penyimpulan,
penyusunan teori, eksperimen, observasi dan demikian
seterusnya kait mengkait antara cara yang satu dengan
cara yang lain (AbdullahAly, 2010)
KARAKTERISTIK IPA
 Obyektif, Metodik, Sistematik, Berlaku Umum
 Relativitas IPA → fakta sebenarnya mendeskripsikan
fenomena/gejala, namun kadang fenomena yang sama dapat
dideksripsikan berbeda; tergantung pandangan perumus fakta
 IPA bersifat dinamis → dari teori yang ada dibuka kemungkinan
untuk melakukan eksperimen baru, kemudian dari data baru yang
diperoleh mungkin masih mendukung teori lama, tetapi juga ada
kemungkinan tidak cocok lagi sehingga perlu disusun teori baru
 “IPA modern” lebih menekankan teori yang mendahului
eksperimen
NARKOBA
 Jangan pernah nyoba narkoba??
 Kebanyakan pengguna adalah generasi muda (kenyataan memprihatinkan)
 50% pengguna karena coba-coba (anak muda rasa ingin tahu besar, penasaran,
padahal tidak tahu akibatnya)
 Narkoba punya daya rusak besar terhadap fisik dan mental seseorang
 Pengguna narkoba sangat sulit melepaskan diri dari ketergantungannya
 Efek luar biasa: pemakai bahkan sampai tidak takut mati dan tidak takut berbuat
kriminal
 Penyesalan datang kemudian karena waktu terbuang sia-sia
 Masih kurang yakin bahaya narkoba? HIV
NARKOBA & NAPZA
 Narkoba: narkotika dan obat-obat berbahaya
 Napza: narkotika, psikotropika dan zat adiktif lain {termasuk zat
ilegal/drugs seperti heroin (putauw), metamfetamin (sabu), mariyuana
(ganja), dan halusinogen (LSD), serta obat resep yang disalahgunakan
(bensodiazepin/pil BK, pil koplo)}
NAPZA
bahan/zat/obat yang jika masuk dalam tubuh manusia akan mempengaruhi
tubuh terutama otak/susunan saraf pusat sehingga menyebabkan gangguan
kesehatan “fisik”,“psikis”, dan “fungsi sosial” karena terjadi kebiasaan,
ketagihan (adiksi) serta ketergantungan (dependensi)
PEMAKAIAN NAPZA
1. Pemakaian coba-coba (experimental use)
2. Pemakaian sosial/rekreasi (social/recreational use)
3. Pemakaian situasional (situasional use)
4. Penyalahgunaan (abuse)
5. Ketergantungan (dependence use)
PENYEBAB PENYALAHGUNAAN NAPZA
1. Faktor individu
2. Faktor lingkungan (keluarga dan lingkungan pergaulan)
3. Faktor napza (mudah didapat, harga terjangkau, khasiatnya)
DAMPAK PENYALAHGUNAAN NAPZA (1)
1. Perubahan fisik:
 Pada saat menggunakan napza: jalan sempoyongan, bicara cadel, apatis/acuh tak
acuh, mengantuk, agresif, curiga
 Jika overdosis: nafas sesak, denyut jantung dan nadi lambat, kulit teraba dingin,
nafas lambat/berhenti, meninggal
 Pada saat ketagihan (putus zat/sakau): mata dan hidung berair, menguap terus
menerus, diare, rasa sakit di seluruh tubuh, takut air/malas mandi, kejang,
kesadaran menurun
 Pengaruh jangka panjang: penampilan tidak sehat, tidak peduli terhadap
kesehatan dan kebersihan, gigi tidak terawat dan keropos, terdapat bekas
suntikan pada lengan atau bagian tubuh lain (khusus pengguna jarum suntik)
DAMPAK PENYALAHGUNAAN NAPZA (2)
2. Perubahan sikap dan perilaku:
 Prestasi sekolah menurun, sering tidak mengerjakan tugas sekolah, sering membolos,
pemalas, kurang tanggung jawab
 Pola tidur berubah, begadang, sulit bangun pagi hari, mengantuk di kelas atau tempat
kerja
 Sering bepergian sampai larut malam, kadang tidak pulang tanpa memberi tahu terlebih
dulu
 Sering mengurung diri, berlama-lama di kamar mandi, menghindar bertemu dengan
anggota keluarga lain jika di rumah
 Sering mendapat telepon dan didatangi orang tidak dikenal oleh keluarga, kemudian
menghilang
 Sering berbohong dan minta banyak uang dengan berbagai alasan tetapi tidak jelas
penggunaannya, mengambil dan menjual barang berharga milik sendiri atau milik
keluarga, mencuri, mengompas, terlibat tindak kekerasan atau berurusan dengan polisi
 Sering bersikap emosional, mudah tersinggung, marah, kasar, sikap bermusuhan, curiga,
tertutup dan penuh rahasia
SEKS BEBAS
 Manusia adalah makhluk seksual
 Seksualitas: perbedaan antara laki-laki dan perempuan baik secara fisik,
psikologis, maupun perilaku
 Perilaku seksual: segala tingkah laku yang didorong oleh hasrat seksual,
baik dengan lawan jenis maupun sesama jenis
 Bentuk-bentuk tingkah laku tersebut dapat beraneka ragam, mulai dari
perasaan tertarik hingga tingkah laku berkencan, bercumbu dan
bersenggama.
 Perilaku seks bebas: perilaku seks yang dilakukan tanpa melalui proses
pernikahan resmi menurut hukum maupun menurut agama dan
kepercayaan masing-masing individu.
DAMPAK SEKS BEBAS
Menurut BKKBN (2008), meliputi :
a. Masalah penyakit menular seksual, termasuk HIV/AIDS
b. Kehamilan yang tidak diinginkan
c. Dampak sosial seperti putus sekolah
d. Kanker
e. Infertilitas/kemandulan
PENYAKIT MENULAR
 Infeksi: masuknya, bertumbuh dan berkembangnya agent penyakit
menular dalam tubuh manusia atau hewan
 Penyakit menular /infeksi: penyakit yang disebabkan oleh unsur/agent
penyebab menular tertentu atau hasil racunnya; yang terjadi karena
perpindahan /penularan agent atau hasilnya dari orang yang terinfeksi,
hewan atau reservoir lainnya (benda lain) kepada pejamu yang rentan
(potensial host), baik secara langsung maupun tidak langsung melalui
pejamu perantara hewan (vektor) atau lingkungan yang tidak hidup
3 (TIGA) FAKTOR PENYEBAB
1. agent (penyebab penyakit): status gizi, berat badan lahir, statusASI
eksklusif, status imunisasi, jarak kelahiran, kepadatan hunian
2. host (induk semang): virus (influenza, trachoma, cacar); bakteri
(disentri), protozoa (malaria, schistosoma), jamur (panu, kurap), cacing
(cacing perut)
3. route of transmission (jalannya penularan): lingkungan
→ adanya infeksi dapat menyebabkan demam (suhu antara 96,8-100°F atau
37-38°C), kurang gizi, kematian
UPAYA PENCEGAHAN
 Meningkatkan daya tahan tubuh yang meliputi perbaikan status gizi, status
kesehatan umum, pemberian imunisasi, pemberianASI.
 Mengatasi/memodifikasi lingkungan melalui perbaikan lingkungan fisik seperti
meningkatkan air bersih, sanitasi lingkungan dan perumahan, perbaikan dan
peningkatan lingkungan biologis, peningkatan lingkungan sosial seperti kepadatan
rumah, hubungan antar individu dan kehidupan sosial masyarakat.
 Mengurangi/menghindari perilaku yang dapat meningkatkan risiko perorangan
dan masyarakat.
 Mencari pengobatan yang tepat agar penularan penyakit infeksi tidak menyebar.
 Usaha rehabilitasi untuk mencegah terjadinya akibat samping dari penyembuhan
penyakit, pencegahan dan penanggulangan penyakit menular.
ALAM SEMESTA
&
TATA SURYA
Pengertian Alam Semesta
ruang dimana di dalamnya
terdapat kehidupan biotik maupun abiotik
serta segala macam peristiwa alam
yang dapat diungkapkan maupun
yang belum dapat diungkapkan
oleh manusia
Teori Terbentuknya Alam Semesta (1)
1.Steady-state theory
• kerapatan jagad raya adalah tetap/tidak berubah
• galaksi baru yang tercipta akan membuat jagad raya
tampak sama tidak hanya dari tempat yang berbeda
tetapi juga sepanjang masa
2. Unsteady-state theory (Big Bang)
setiap galaksi bergerak saling menjauhi sehingga
kerapatan jagad raya lebih besar
Teori Terbentuknya Alam Semesta (2)
1. Teori Dentuman
alam semesta terbentuk karena adanya ledakan
massa yang sangat hebat yang disebabkan oleh
adanya reaksi inti
2.Teori Ekspansi dan Kontraksi
galaksi dan bintang-bintang terbentuk pada saat
masa ekspansi
Bagaimana masa depan jagad raya?
 Pertama, jagad raya terus mengembang
selamanya (jagad raya akan menggunakan
seluruh energi yang dimilikinya sampai habis
sehingga menjadi dingin dan gelap)
 Kedua, pengembangan jagad raya secara
perlahan akan berhenti dan diikuti dengan
penyusunan gravitasi serta seluruh jagad raya
luluh menjadi satu titik dan akan menjadi big
bang selanjutnya
Hubungan manusia dengan
alam semesta
 Hubungan historis
 Kapankah manusia pertama hadir di dunia?
 Mahluk apakah yang menjadi nenek moyang manusia dan
bagaimana proses penurunan dan perubahan-perubahannya?
Ramapithecus (15 juta), Oreopithecus (12 juta),
Australopithecus (4 juta), Pithecanthropus Erectus (½ juta),
Neanderthal (1-1/2 juta), Homo sapiens (100 ribu), Hewan tak
bertulang belakang (600 juta), Hewan bertulang belakang
(350 juta), Hewan menyusui (180 juta), Burung (135 juta)
 Hubungan fungsional
 Kemajuan pengetahuan dan teknologi manusia terhadap alam
menempatkan posisi alam sebagai sumber kehidupan yang
tiada batasnya bagi manusia. Manusia harus tunduk pada
hukum alam, namun ia dapat mengatasi hukum alam.
Tata Surya
 terletak di tepi galaksi Bima Sakti dengan
jarak sekitar 2,6 x 1017 km dari pusat galaksi
 mengelilingi pusat galaksi Bima Sakti dengan
kecepatan 220 km/detik, dan dibutuhkan
waktu 225–250 juta tahun untuk sekali
mengelilingi pusat galaksi
 Dengan umur tata surya yang sekitar 4,6
milyar tahun, berarti tata surya kita telah
mengelilingi pusat galaksi sebanyak 20–25
kali dari semenjak terbentuk
Matahari
 Garis tengah: 1.392.000 km
 Massa : 331.950 massa bumi
 Temperatur permukaan matahari mencapai
6.000K, inti mencapai 15.000.000K, bintik-
bintik hingga 4.000K, dan tekanan mencapai
400x109 atm bumi.
Bumi (1)
 Garis tengah ekuatorial : 7.923 mil,
sedangkan antarkutub 7.900 mil.
 Berat jenis : 5,5 dan beratnya 6,6 x 1021 ton.
 Inti dalam bumi tebalnya 815 mil, inti luar
1.360 mil, mantel bumi 1.800 mil dan lapisan
lithosfer 20 mil. Lapisan bumi yang cair
disebut hidrosfer yang menutupi 71% muka
bumi dengan kedalaman rata-rata 4.000
meter. Sedangkan lapisan yang berupa gas
disebut atmosfer, terdiri dari troposfer setebal
10 mil.
Bumi (2)
 Sesudah troposfer ialah stratosfer dengan
ketebalan mulai dari 10 - 50 mil. Pada lapisan
ini terdapat lapisan ozon yang dapat menolak
datangnya sinar ultra violet berintensitas
tinggi dari matahari yang dapat merusak
lapisan ionosfer.
Enam lempengan utama
di bumi
 Lempengan Amerika
 Lempengan Afrika
 Lempengan Eurasia
 Lempengan India
 Lempengan Australia
 Lempengan Pasifik
Bulan
 Garis tengah : 3476 km.
 Jarak antara bulan dan bumi : 354.336-
404.320 km.
 Bulan tidak memiliki atmosfer sehingga langit
di bulan berwarna hitam kelam.
 Temperatur di bulan pada siang hari
mencapai 100C dan pada waktu malam yang
panjang, temperaturnya turun sampai -
150C.
Perubahan Iklim di Bumi
 Dipengaruhi oleh sistem atmosfer dan
aktivitas manusia yang mampu menghasilkan
gas rumah kaca.
 Gas-gas tersebut berfungsi sebagai selimut
bumi sehingga radiasi panas bumi tetap
tertahan di bumi dan temperatur bumi makin
meningkat.
Tanda-Tanda Perubahan Iklim (1)
1. kenaikan suhu lokal
kenaikan suhu sangat berpengaruh di Alaska.
Banyak jalan dan bangunan ambles karena
tanah permafros lumer. Hilangnya es di laut
saat musim panas menimbulkan erosi di
kawasan yang rendah.
2. panas ekstrem dan/atau kekeringan
pada tahun 2003 tercatat 35.000 orang tewas
akibat gelombang panas di Prancis, Italia,
Belanda, Portugal, Spanyol, dan Inggris.
Tanda-Tanda Perubahan Iklim (2)
3. hujan ekstrem dan/atau angin
banjir terburuk sejak 50 tahun terakhir pada 2006
di “Tanduk Afrika”. Sebanyak 600 orang tewas dan
ratusan ribu orang terkena dampaknya di Somalia.
4. perubahan perilaku hewan dan tumbuhan
habitat kupu-kupu di Eropa berubah dari 35 jenis
kupu-kupu Eropa non-migrasi, 22 jenis memajukan
jangkauan habitatnya 35-240 km ke utara pada
abad ke-20, hanya ada satu jenis yang mundur ke
selatan.
Tanda-Tanda Perubahan Iklim (3)
5. naiknya permukaan laut/pulau-pulau tenggelam
negara kepulauan seperti Maladewa di Samudra
Hindia, pulau-pulau kecil di Indonesia, serta
negara-negara di Samudra Pasifik terancam
tenggelam akibat naiknya permukaan laut
1. Teori Kabut “Kant-Laplace”
2. Teori Planetesimal “Chamberlain- Moulton”
3. Teori Pasang Surut Gas “Jeans-Jeffreys”
TEORI PEMBENTUKAN BUMI
Teori Kant
 Tahun 1755, filosof Jerman, Immanuel Kant
 Tata surya yang terdiri atas matahari, bumi, bulan, planet,
serta asteroid pada mulanya berbentuk nebula atau kumpulan
bintang yang menyerupai awan atau gas dengan massa yang
berat
 Melalui proses pendinginan, nebula tersebut berubah menjadi
bumi, bulan, matahari, dan planet - planet
Teori Laplace
• Tahun 1796, ahli matematika dan astronomi Perancis,
Pierre Simon Marquis de Laplace
• Bumi terbentuk dari gugusan gas panas yang berputar
pada sumbunya, kemudian terbentuk cincin-cincin.
• Sebagian cincin gas tersebut, terlempar ke luar dan tetap
terus berputar.
• Cincin gas yang berputar akan mengalami pendinginan,
sehingga terbentuklah gumpalan - gumpalan bola yang
menjadi planet - planet, termasuk bumi.
Teori Planetesimal Hypothesis
• Awal abad ke-20, ahli astronomi Amerika (Forest
Ray Moulton) dan ahli geologiAmerika (T.C
Chamberlain)
• Matahari yang terdiri dari massa gas besar sekali,
pada suatu saat didekati oleh sebuah bintang lain
dengan kecepatan tinggi, pada waktu jarak
keduanya relatif dekat sebagian massa gas matahari
ada yang tertarik ke luar akibat adanya gravitasi
bintang yang melintasinya.
• Setelah bintang melintas berlalu, massa gas yang
berputar mengelilingi matahari menjadi dingin dan
terbentuklah cincin yang lama kelamaan menjadi
padat dan disebut “planetesimal”.Beberapa
planetesimal yang terbentuk akan saling tarik -
menarik bergabung menjadi satu dan pada akhirnya
membentuk planet, termasuk bumi.
Teori Pasang Surut Gas
• Tahun 1918, ilmuwan Inggris, James Jeans dan Harold
Jeffreys
• Adanya bintang besar melintas di dekat matahari, bintang
tersebut memiliki gaya tarik sangat kuat terhadap matahari,
akibatnya terjadi gelombang pasang di permukaan matahari
menyerupai lidah raksasa berupa gas sangat panas.
• Lidah raksasa selanjutnya akan mengalami pendinginan dan
membentuk planet - planet, termasuk bumi. Planet-planet
besar seperti yupiter dan saturnus proses pendinginannya
lambat, beda halnya dengan planet-planet kecil yang relatif
cepat
SUSUNAN LAPISAN BUMI
Berdasarkan Kandungannya dibedakan menjadi:
1. Kerak bumi (crust)
2. Mantel bumi (mantle)
3. Inti bumi (core)
Kerak Bumi
• Lapisan terluar yang bersifat keras dan padat
• Terdiri atas: batuan beku, batuan sedimen, batuan metamorf
• Unsur utama: Oksigen & Silikon dengan ketebalan lapisan + 80
Km
• Terbagi menjadi dua macam:
1. Kerak Benua: yang merupakan daratan, ketebalan 20-70 Km,
banyak mengandung Silikon dan Aluminium (Lapisan Sial)
2. Kerak Samudera: yang tertutupi oleh perairan, ketebalan 5-10
Km, banyak mengandung Silikon dan Magnesium (Lapisan
Sima)
Mantel Bumi
Mempunyai 2 bagian:
1. Mantel Luar (Astenosfer)
Terdiri atas lapisan: Ultra Basal & Mineral
Ketebalan: 40 – 400 Km
Bersuhu: 1.300 o
C – 1.500 o
C
2. Mantel Dalam (Mesosfer)
Terdiri atas senyawa padat : MgO, SiO2
Bersuhu: 1.500 o
C – 3.000 o
C
Inti Bumi
Mempunyai 2 bagian:
1. Inti Luar, bersifat cairan pekat ; Ketebalan: 2.900 Km, bersuhu:
3.900 o
C; Diperkirakan penyusun utama: Besi
dengan alasan:
a. Massa jenis besi hampir sama dengan massa jenis inti
b. Besi berwujud cair pada tekanan & suhu yang ditaksir
seperti pada inti
c. Besi Banyak terdapat di alam
2. Inti Dalam:Tersusun oleh kristal besi / besi-nikel; Bersuhu: 4.800
O
C; Pada umumnya setiap 33 meter ke bawah suhunya akan naik 1o
C
(Angka 33 meter disebut: angka geotermis); dipengaruhi oleh :
gunung berapi & air tanah
KARAKTERISTIK ATMOSFER,
LITOSFER DAN HIDROSFER
BahasaYunani=> Atmos: gas atau udara
Sphaira: lapisan atau bola
Atmosfer merupakan lapisan udara yang menyelubungi bumi secara
menyeluruh
ATMOSFER
BUMI
KANDUNGAN UDARA
DALAM ATMOSFER
1. Nitrogen 78,17%
2. Oksigen 20,97%
3. Argon 0,98%
4. Karbon dioksida 0,04%
5. Sisanya adalah zat lain seperti kripton, neon,
xenon, helium, higrom dan ozon
LAPISAN ATMOSFER
1.Troposfer
2.Stratosfer
3.Mesosfer
4.Thermosfer
5.Exosfer
LAPISAN ATMOSFER
1. TROPOSFER
Lapisan paling
bawah, dekat
dengan bumi
Ketinggian: 0 – 10
km (dpal)
Perubahan suhu: dari
15°C ke -70°C
Terjadi perubahan-
perubahan cuaca
dan iklim, seperti:
b. Hujana. awan
c. Angin
LAPISAN ATMOSFER
2. STRATOSFER
Terletak diatas
troposfer
Ketinggian: 10 – 50
km (dpal)
Perubahan suhu: dari
-70°C ke 0°C
Terdapat lapisan
ozon (O3)
LAPISAN ATMOSFER
3. MESOSFER
Terletak di atas
troposfer
Ketinggian: 50 – 100
km (dpal)
Perubahan suhu: dari
O°C ke -90°C
Meteor yang jatuh ke
bumi akan terbakar dan
terurai di lapisan ini
LAPISAN ATMOSFER
4. TERMOSFER
Ketinggian: 100-480 km (dpal)
Suhu bergantung pada
aktivitas matahari: ± 1500°C
Terjadi aurora
Terjadi refleksi gelombang
radio
LAPISAN ATMOSFER
5. EXOSFER
Lapisan terluar dari atmosfer
Ketinggian: mencapai 10.000
km (dpal)
Transisi atmosfer ke ruang
angkasa atau antarplanet
Tekanan udara= 0 cmHg
LAPISAN ATMOSFER

More Related Content

What's hot

Makalah pluralisme
Makalah pluralismeMakalah pluralisme
Makalah pluralismeasky M
 
Kognisi sosial
Kognisi sosialKognisi sosial
Kognisi sosialelmakrufi
 
Analisis reliabilitas instrumen
Analisis reliabilitas instrumenAnalisis reliabilitas instrumen
Analisis reliabilitas instrumenSukiman Fitk
 
sistem sosial
sistem sosialsistem sosial
sistem sosialRama SIni
 
MENGHADAPI PERUBAHAN SOSIAL “BUDAYA KONSUMERISME YANG TERJADI DI MASYARAKAT A...
MENGHADAPI PERUBAHAN SOSIAL “BUDAYA KONSUMERISME YANG TERJADI DI MASYARAKAT A...MENGHADAPI PERUBAHAN SOSIAL “BUDAYA KONSUMERISME YANG TERJADI DI MASYARAKAT A...
MENGHADAPI PERUBAHAN SOSIAL “BUDAYA KONSUMERISME YANG TERJADI DI MASYARAKAT A...Aulia Hamunta
 
Fungsionalisme struktural emile durkheim dan Auguste Comte
Fungsionalisme struktural emile durkheim dan Auguste ComteFungsionalisme struktural emile durkheim dan Auguste Comte
Fungsionalisme struktural emile durkheim dan Auguste ComteAnissatul Mukhoiriyah
 
Makalah masyarakat
Makalah masyarakatMakalah masyarakat
Makalah masyarakatPastime.net
 
Struktur dan peranan ilmu
Struktur dan peranan ilmuStruktur dan peranan ilmu
Struktur dan peranan ilmuM fazrul
 
Pengertian, macam macam konjungsi dan contohnya
Pengertian, macam macam konjungsi dan contohnyaPengertian, macam macam konjungsi dan contohnya
Pengertian, macam macam konjungsi dan contohnyaahmad maulana
 
Teori pertukaran sosial
Teori pertukaran sosialTeori pertukaran sosial
Teori pertukaran sosialTeddy Ayomi
 
Neurology Sistem in Anatomy/ Sistem Saraf di Anatomi
Neurology Sistem in Anatomy/ Sistem Saraf di AnatomiNeurology Sistem in Anatomy/ Sistem Saraf di Anatomi
Neurology Sistem in Anatomy/ Sistem Saraf di AnatomiDimas Erda Widyamarta
 
Teori jarum hipodermik
Teori jarum hipodermikTeori jarum hipodermik
Teori jarum hipodermikmankoma2013
 
Teori Evolusioner dan Psikologi Evolusioner dalam Psikologi Belajar
Teori Evolusioner dan Psikologi Evolusioner dalam Psikologi BelajarTeori Evolusioner dan Psikologi Evolusioner dalam Psikologi Belajar
Teori Evolusioner dan Psikologi Evolusioner dalam Psikologi BelajarRifqi 8
 
Neurotransmitter
NeurotransmitterNeurotransmitter
Neurotransmitteratika rizki
 

What's hot (20)

Makalah pluralisme
Makalah pluralismeMakalah pluralisme
Makalah pluralisme
 
Kognisi sosial
Kognisi sosialKognisi sosial
Kognisi sosial
 
Fisika perawatan 2
Fisika perawatan 2Fisika perawatan 2
Fisika perawatan 2
 
Analisis reliabilitas instrumen
Analisis reliabilitas instrumenAnalisis reliabilitas instrumen
Analisis reliabilitas instrumen
 
sistem sosial
sistem sosialsistem sosial
sistem sosial
 
MENGHADAPI PERUBAHAN SOSIAL “BUDAYA KONSUMERISME YANG TERJADI DI MASYARAKAT A...
MENGHADAPI PERUBAHAN SOSIAL “BUDAYA KONSUMERISME YANG TERJADI DI MASYARAKAT A...MENGHADAPI PERUBAHAN SOSIAL “BUDAYA KONSUMERISME YANG TERJADI DI MASYARAKAT A...
MENGHADAPI PERUBAHAN SOSIAL “BUDAYA KONSUMERISME YANG TERJADI DI MASYARAKAT A...
 
Fungsionalisme struktural emile durkheim dan Auguste Comte
Fungsionalisme struktural emile durkheim dan Auguste ComteFungsionalisme struktural emile durkheim dan Auguste Comte
Fungsionalisme struktural emile durkheim dan Auguste Comte
 
Makalah masyarakat
Makalah masyarakatMakalah masyarakat
Makalah masyarakat
 
Struktur dan peranan ilmu
Struktur dan peranan ilmuStruktur dan peranan ilmu
Struktur dan peranan ilmu
 
Emosi
EmosiEmosi
Emosi
 
Pengertian, macam macam konjungsi dan contohnya
Pengertian, macam macam konjungsi dan contohnyaPengertian, macam macam konjungsi dan contohnya
Pengertian, macam macam konjungsi dan contohnya
 
Teori pertukaran sosial
Teori pertukaran sosialTeori pertukaran sosial
Teori pertukaran sosial
 
Ilmu Pengetahuan
Ilmu PengetahuanIlmu Pengetahuan
Ilmu Pengetahuan
 
Neurology Sistem in Anatomy/ Sistem Saraf di Anatomi
Neurology Sistem in Anatomy/ Sistem Saraf di AnatomiNeurology Sistem in Anatomy/ Sistem Saraf di Anatomi
Neurology Sistem in Anatomy/ Sistem Saraf di Anatomi
 
Teori jarum hipodermik
Teori jarum hipodermikTeori jarum hipodermik
Teori jarum hipodermik
 
Tugas Kelompok FIlsafat Struktur Ilmu Pengetahuan
Tugas Kelompok FIlsafat Struktur Ilmu PengetahuanTugas Kelompok FIlsafat Struktur Ilmu Pengetahuan
Tugas Kelompok FIlsafat Struktur Ilmu Pengetahuan
 
FISIOLOGI JARINGAN SARAF
FISIOLOGI JARINGAN SARAFFISIOLOGI JARINGAN SARAF
FISIOLOGI JARINGAN SARAF
 
Teori proksemik
Teori proksemikTeori proksemik
Teori proksemik
 
Teori Evolusioner dan Psikologi Evolusioner dalam Psikologi Belajar
Teori Evolusioner dan Psikologi Evolusioner dalam Psikologi BelajarTeori Evolusioner dan Psikologi Evolusioner dalam Psikologi Belajar
Teori Evolusioner dan Psikologi Evolusioner dalam Psikologi Belajar
 
Neurotransmitter
NeurotransmitterNeurotransmitter
Neurotransmitter
 

Similar to ILMU ALAMIAH DASAR

Materi Ilmu Alamiah Dasar
Materi Ilmu Alamiah DasarMateri Ilmu Alamiah Dasar
Materi Ilmu Alamiah DasarNela II
 
BAB-2_PERKEMBANGAN-DAN-PENGEMBANGAN-ILMU-PENGETAHUAN-ALAM.ppt
BAB-2_PERKEMBANGAN-DAN-PENGEMBANGAN-ILMU-PENGETAHUAN-ALAM.pptBAB-2_PERKEMBANGAN-DAN-PENGEMBANGAN-ILMU-PENGETAHUAN-ALAM.ppt
BAB-2_PERKEMBANGAN-DAN-PENGEMBANGAN-ILMU-PENGETAHUAN-ALAM.pptWiraDharma11
 
Pertemuan 3-perkembangan ipa
Pertemuan 3-perkembangan ipaPertemuan 3-perkembangan ipa
Pertemuan 3-perkembangan ipaNurainun Adamy
 
aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaARIYASAFIKAR1
 
PPT-Penelitian-manajemen-2.ppt
PPT-Penelitian-manajemen-2.pptPPT-Penelitian-manajemen-2.ppt
PPT-Penelitian-manajemen-2.pptssuser940db3
 
Materi Perkuliahan Ilmu Alamiah Dasar
Materi Perkuliahan Ilmu Alamiah DasarMateri Perkuliahan Ilmu Alamiah Dasar
Materi Perkuliahan Ilmu Alamiah Dasarmonalisaibrahim
 
Bab ii pembahasan_ilmu_alamiah_dasar
Bab ii pembahasan_ilmu_alamiah_dasarBab ii pembahasan_ilmu_alamiah_dasar
Bab ii pembahasan_ilmu_alamiah_dasareend_endriani
 
PERTEMUAN 1 HAKIKAT SAINS.ppt
PERTEMUAN 1 HAKIKAT SAINS.pptPERTEMUAN 1 HAKIKAT SAINS.ppt
PERTEMUAN 1 HAKIKAT SAINS.pptvalentinoromli
 
Pert. 1 KTI sebagai Produk Berfikir Ilmiah.pptx
Pert. 1 KTI sebagai Produk Berfikir Ilmiah.pptxPert. 1 KTI sebagai Produk Berfikir Ilmiah.pptx
Pert. 1 KTI sebagai Produk Berfikir Ilmiah.pptxArsyulMunir1
 
ILMU ALAMIAH DASAR
ILMU ALAMIAH DASARILMU ALAMIAH DASAR
ILMU ALAMIAH DASARtriewuland
 
S2bontang 1213032068278452-9
S2bontang 1213032068278452-9S2bontang 1213032068278452-9
S2bontang 1213032068278452-9JAmal ZLluztia
 
S2bontang 1213032068278452-9
S2bontang 1213032068278452-9S2bontang 1213032068278452-9
S2bontang 1213032068278452-9JAmal ZLluztia
 
S2bontang 1213032068278452-9
S2bontang 1213032068278452-9S2bontang 1213032068278452-9
S2bontang 1213032068278452-9JAmal ZLluztia
 
S2bontang 1213032068278452-9
S2bontang 1213032068278452-9S2bontang 1213032068278452-9
S2bontang 1213032068278452-9JAmal ZLluztia
 
S2bontang 1213032068278452-9
S2bontang 1213032068278452-9S2bontang 1213032068278452-9
S2bontang 1213032068278452-9JAmal ZLluztia
 
S2bontang 1213032068278452-9
S2bontang 1213032068278452-9S2bontang 1213032068278452-9
S2bontang 1213032068278452-9JAmal ZLluztia
 

Similar to ILMU ALAMIAH DASAR (20)

Materi Ilmu Alamiah Dasar
Materi Ilmu Alamiah DasarMateri Ilmu Alamiah Dasar
Materi Ilmu Alamiah Dasar
 
BAB-2_PERKEMBANGAN-DAN-PENGEMBANGAN-ILMU-PENGETAHUAN-ALAM.ppt
BAB-2_PERKEMBANGAN-DAN-PENGEMBANGAN-ILMU-PENGETAHUAN-ALAM.pptBAB-2_PERKEMBANGAN-DAN-PENGEMBANGAN-ILMU-PENGETAHUAN-ALAM.ppt
BAB-2_PERKEMBANGAN-DAN-PENGEMBANGAN-ILMU-PENGETAHUAN-ALAM.ppt
 
Hakikat sains
Hakikat sainsHakikat sains
Hakikat sains
 
Pertemuan 3-perkembangan ipa
Pertemuan 3-perkembangan ipaPertemuan 3-perkembangan ipa
Pertemuan 3-perkembangan ipa
 
aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
 
Metode ilmiah
Metode ilmiahMetode ilmiah
Metode ilmiah
 
PPT-Penelitian-manajemen-2.ppt
PPT-Penelitian-manajemen-2.pptPPT-Penelitian-manajemen-2.ppt
PPT-Penelitian-manajemen-2.ppt
 
materi_1_hidayat.ppt
materi_1_hidayat.pptmateri_1_hidayat.ppt
materi_1_hidayat.ppt
 
materi_1_hidayat.ppt
materi_1_hidayat.pptmateri_1_hidayat.ppt
materi_1_hidayat.ppt
 
Materi Perkuliahan Ilmu Alamiah Dasar
Materi Perkuliahan Ilmu Alamiah DasarMateri Perkuliahan Ilmu Alamiah Dasar
Materi Perkuliahan Ilmu Alamiah Dasar
 
Bab ii pembahasan_ilmu_alamiah_dasar
Bab ii pembahasan_ilmu_alamiah_dasarBab ii pembahasan_ilmu_alamiah_dasar
Bab ii pembahasan_ilmu_alamiah_dasar
 
PERTEMUAN 1 HAKIKAT SAINS.ppt
PERTEMUAN 1 HAKIKAT SAINS.pptPERTEMUAN 1 HAKIKAT SAINS.ppt
PERTEMUAN 1 HAKIKAT SAINS.ppt
 
Pert. 1 KTI sebagai Produk Berfikir Ilmiah.pptx
Pert. 1 KTI sebagai Produk Berfikir Ilmiah.pptxPert. 1 KTI sebagai Produk Berfikir Ilmiah.pptx
Pert. 1 KTI sebagai Produk Berfikir Ilmiah.pptx
 
ILMU ALAMIAH DASAR
ILMU ALAMIAH DASARILMU ALAMIAH DASAR
ILMU ALAMIAH DASAR
 
S2bontang 1213032068278452-9
S2bontang 1213032068278452-9S2bontang 1213032068278452-9
S2bontang 1213032068278452-9
 
S2bontang 1213032068278452-9
S2bontang 1213032068278452-9S2bontang 1213032068278452-9
S2bontang 1213032068278452-9
 
S2bontang 1213032068278452-9
S2bontang 1213032068278452-9S2bontang 1213032068278452-9
S2bontang 1213032068278452-9
 
S2bontang 1213032068278452-9
S2bontang 1213032068278452-9S2bontang 1213032068278452-9
S2bontang 1213032068278452-9
 
S2bontang 1213032068278452-9
S2bontang 1213032068278452-9S2bontang 1213032068278452-9
S2bontang 1213032068278452-9
 
S2bontang 1213032068278452-9
S2bontang 1213032068278452-9S2bontang 1213032068278452-9
S2bontang 1213032068278452-9
 

More from INDAHMAWARNI1

BLANGKO PENYEBARAN SOAL USP XII OTKP_OTK KEPEGAWAIAN
BLANGKO PENYEBARAN SOAL USP XII OTKP_OTK KEPEGAWAIANBLANGKO PENYEBARAN SOAL USP XII OTKP_OTK KEPEGAWAIAN
BLANGKO PENYEBARAN SOAL USP XII OTKP_OTK KEPEGAWAIANINDAHMAWARNI1
 
BLANGKO KARTU SOAL USP XII OTKP_OTK KEPEGAWAIAN
BLANGKO KARTU SOAL USP XII OTKP_OTK KEPEGAWAIANBLANGKO KARTU SOAL USP XII OTKP_OTK KEPEGAWAIAN
BLANGKO KARTU SOAL USP XII OTKP_OTK KEPEGAWAIANINDAHMAWARNI1
 
SOAL USP XII OTKP_OTK KEPEGAWAIAN
SOAL USP XII OTKP_OTK KEPEGAWAIANSOAL USP XII OTKP_OTK KEPEGAWAIAN
SOAL USP XII OTKP_OTK KEPEGAWAIANINDAHMAWARNI1
 
Aspek Hukum Dalam BIsnis_UU ITE
Aspek Hukum Dalam BIsnis_UU ITEAspek Hukum Dalam BIsnis_UU ITE
Aspek Hukum Dalam BIsnis_UU ITEINDAHMAWARNI1
 
HAK KEKAYAAN INTELEKTUAL
HAK KEKAYAAN INTELEKTUALHAK KEKAYAAN INTELEKTUAL
HAK KEKAYAAN INTELEKTUALINDAHMAWARNI1
 
KD 3 9 pencatatan keuangan sederhana
KD 3 9 pencatatan keuangan sederhanaKD 3 9 pencatatan keuangan sederhana
KD 3 9 pencatatan keuangan sederhanaINDAHMAWARNI1
 
KD 3 8 Menerapkan tata ruang kerja dan menerapkan komunikasi di tempat kerja
KD 3 8 Menerapkan tata ruang kerja dan menerapkan komunikasi di tempat kerjaKD 3 8 Menerapkan tata ruang kerja dan menerapkan komunikasi di tempat kerja
KD 3 8 Menerapkan tata ruang kerja dan menerapkan komunikasi di tempat kerjaINDAHMAWARNI1
 
KD 3 7 Peralatan Kantor
KD 3 7 Peralatan KantorKD 3 7 Peralatan Kantor
KD 3 7 Peralatan KantorINDAHMAWARNI1
 
KD 3 6 menerapkan penataan surat_dokumen
KD 3 6 menerapkan penataan surat_dokumenKD 3 6 menerapkan penataan surat_dokumen
KD 3 6 menerapkan penataan surat_dokumenINDAHMAWARNI1
 
KD 3 18 19_PENYIMPANAN DAN EVALUASI ADM KEPEGAWAIAN
KD 3 18 19_PENYIMPANAN DAN EVALUASI ADM KEPEGAWAIANKD 3 18 19_PENYIMPANAN DAN EVALUASI ADM KEPEGAWAIAN
KD 3 18 19_PENYIMPANAN DAN EVALUASI ADM KEPEGAWAIANINDAHMAWARNI1
 
KD 3.17 PENSIUN PEGAWAI
KD 3.17 PENSIUN PEGAWAIKD 3.17 PENSIUN PEGAWAI
KD 3.17 PENSIUN PEGAWAIINDAHMAWARNI1
 
KD 3.16 CUTI PEGAWAI
KD 3.16 CUTI PEGAWAIKD 3.16 CUTI PEGAWAI
KD 3.16 CUTI PEGAWAIINDAHMAWARNI1
 
KD 3.9 PENILAIAN KINERJA PEGAWAI
KD 3.9 PENILAIAN KINERJA PEGAWAIKD 3.9 PENILAIAN KINERJA PEGAWAI
KD 3.9 PENILAIAN KINERJA PEGAWAIINDAHMAWARNI1
 
KD 3.8 PERENCANAAN KARIR PEGAWAI
KD 3.8 PERENCANAAN KARIR PEGAWAIKD 3.8 PERENCANAAN KARIR PEGAWAI
KD 3.8 PERENCANAAN KARIR PEGAWAIINDAHMAWARNI1
 
KD 3 7 DAFTAR URUT KEPANGKATAN (DUK)
KD 3 7 DAFTAR URUT KEPANGKATAN (DUK)KD 3 7 DAFTAR URUT KEPANGKATAN (DUK)
KD 3 7 DAFTAR URUT KEPANGKATAN (DUK)INDAHMAWARNI1
 
KD 3 6 SUMPAH/JANJI PEGAWAI
KD 3 6 SUMPAH/JANJI PEGAWAIKD 3 6 SUMPAH/JANJI PEGAWAI
KD 3 6 SUMPAH/JANJI PEGAWAIINDAHMAWARNI1
 
PERANAN DAN DAMPAK IPTEK
PERANAN DAN DAMPAK IPTEKPERANAN DAN DAMPAK IPTEK
PERANAN DAN DAMPAK IPTEKINDAHMAWARNI1
 
menerapkan prosedur pencatatan surat_dokumen masuk dan keluar
menerapkan prosedur pencatatan surat_dokumen masuk dan keluarmenerapkan prosedur pencatatan surat_dokumen masuk dan keluar
menerapkan prosedur pencatatan surat_dokumen masuk dan keluarINDAHMAWARNI1
 

More from INDAHMAWARNI1 (20)

BLANGKO PENYEBARAN SOAL USP XII OTKP_OTK KEPEGAWAIAN
BLANGKO PENYEBARAN SOAL USP XII OTKP_OTK KEPEGAWAIANBLANGKO PENYEBARAN SOAL USP XII OTKP_OTK KEPEGAWAIAN
BLANGKO PENYEBARAN SOAL USP XII OTKP_OTK KEPEGAWAIAN
 
BLANGKO KARTU SOAL USP XII OTKP_OTK KEPEGAWAIAN
BLANGKO KARTU SOAL USP XII OTKP_OTK KEPEGAWAIANBLANGKO KARTU SOAL USP XII OTKP_OTK KEPEGAWAIAN
BLANGKO KARTU SOAL USP XII OTKP_OTK KEPEGAWAIAN
 
SOAL USP XII OTKP_OTK KEPEGAWAIAN
SOAL USP XII OTKP_OTK KEPEGAWAIANSOAL USP XII OTKP_OTK KEPEGAWAIAN
SOAL USP XII OTKP_OTK KEPEGAWAIAN
 
Aspek Hukum Dalam BIsnis_UU ITE
Aspek Hukum Dalam BIsnis_UU ITEAspek Hukum Dalam BIsnis_UU ITE
Aspek Hukum Dalam BIsnis_UU ITE
 
HAK KEKAYAAN INTELEKTUAL
HAK KEKAYAAN INTELEKTUALHAK KEKAYAAN INTELEKTUAL
HAK KEKAYAAN INTELEKTUAL
 
6 hukum perjanjian
6 hukum perjanjian6 hukum perjanjian
6 hukum perjanjian
 
PESAN BISNIS
PESAN BISNISPESAN BISNIS
PESAN BISNIS
 
KD 3 9 pencatatan keuangan sederhana
KD 3 9 pencatatan keuangan sederhanaKD 3 9 pencatatan keuangan sederhana
KD 3 9 pencatatan keuangan sederhana
 
KD 3 8 Menerapkan tata ruang kerja dan menerapkan komunikasi di tempat kerja
KD 3 8 Menerapkan tata ruang kerja dan menerapkan komunikasi di tempat kerjaKD 3 8 Menerapkan tata ruang kerja dan menerapkan komunikasi di tempat kerja
KD 3 8 Menerapkan tata ruang kerja dan menerapkan komunikasi di tempat kerja
 
KD 3 7 Peralatan Kantor
KD 3 7 Peralatan KantorKD 3 7 Peralatan Kantor
KD 3 7 Peralatan Kantor
 
KD 3 6 menerapkan penataan surat_dokumen
KD 3 6 menerapkan penataan surat_dokumenKD 3 6 menerapkan penataan surat_dokumen
KD 3 6 menerapkan penataan surat_dokumen
 
KD 3 18 19_PENYIMPANAN DAN EVALUASI ADM KEPEGAWAIAN
KD 3 18 19_PENYIMPANAN DAN EVALUASI ADM KEPEGAWAIANKD 3 18 19_PENYIMPANAN DAN EVALUASI ADM KEPEGAWAIAN
KD 3 18 19_PENYIMPANAN DAN EVALUASI ADM KEPEGAWAIAN
 
KD 3.17 PENSIUN PEGAWAI
KD 3.17 PENSIUN PEGAWAIKD 3.17 PENSIUN PEGAWAI
KD 3.17 PENSIUN PEGAWAI
 
KD 3.16 CUTI PEGAWAI
KD 3.16 CUTI PEGAWAIKD 3.16 CUTI PEGAWAI
KD 3.16 CUTI PEGAWAI
 
KD 3.9 PENILAIAN KINERJA PEGAWAI
KD 3.9 PENILAIAN KINERJA PEGAWAIKD 3.9 PENILAIAN KINERJA PEGAWAI
KD 3.9 PENILAIAN KINERJA PEGAWAI
 
KD 3.8 PERENCANAAN KARIR PEGAWAI
KD 3.8 PERENCANAAN KARIR PEGAWAIKD 3.8 PERENCANAAN KARIR PEGAWAI
KD 3.8 PERENCANAAN KARIR PEGAWAI
 
KD 3 7 DAFTAR URUT KEPANGKATAN (DUK)
KD 3 7 DAFTAR URUT KEPANGKATAN (DUK)KD 3 7 DAFTAR URUT KEPANGKATAN (DUK)
KD 3 7 DAFTAR URUT KEPANGKATAN (DUK)
 
KD 3 6 SUMPAH/JANJI PEGAWAI
KD 3 6 SUMPAH/JANJI PEGAWAIKD 3 6 SUMPAH/JANJI PEGAWAI
KD 3 6 SUMPAH/JANJI PEGAWAI
 
PERANAN DAN DAMPAK IPTEK
PERANAN DAN DAMPAK IPTEKPERANAN DAN DAMPAK IPTEK
PERANAN DAN DAMPAK IPTEK
 
menerapkan prosedur pencatatan surat_dokumen masuk dan keluar
menerapkan prosedur pencatatan surat_dokumen masuk dan keluarmenerapkan prosedur pencatatan surat_dokumen masuk dan keluar
menerapkan prosedur pencatatan surat_dokumen masuk dan keluar
 

Recently uploaded

Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfbibizaenab
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)3HerisaSintia
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdfsdn3jatiblora
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxRezaWahyuni6
 
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..ikayogakinasih12
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDmawan5982
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASreskosatrio1
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxmawan5982
 
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5ssuserd52993
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptArkhaRega1
 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxIgitNuryana13
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxWirionSembiring2
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASKurniawan Dirham
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BAbdiera
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxadimulianta1
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfirwanabidin08
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...Kanaidi ken
 
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxTugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxmawan5982
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfSitiJulaeha820399
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CAbdiera
 

Recently uploaded (20)

Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
 
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
 
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
 
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxTugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
 

ILMU ALAMIAH DASAR

  • 2. Ilmu pengetahuan yang mengkaji tentang gejala- gejala dalam alam semesta, termasuk di muka bumi ini sehingga terbentuk konsep dan prinsip ILMU ALAMIAH DASAR
  • 3. KONSEP  Konsep merupakan hasil dari percobaan manusia yang bersifat aktif dan dinamis yang dapat menghasilkan suatu pengetahuan baru  Contoh: besi kalau dipanaskan akan mengembang
  • 4. PRINSIP  Besi jika dipanaskan akan mengembang.Alumunium jika dipanaskan akan mengembang.  Semua logam kalau dipanaskan akan mengembang  Kesimpulan inilah yang dimaksud dengan prinsip
  • 5. Objek dan subjek IAD  Sebagai obyek studi dari alamiah dasar atau ilmu alam adalah alam semesta  Sedangkan sebagai subyeknya adalah manusia
  • 6. KEUNIKAN MANUSIA  Organ tubuh kompleks  Mengadakan metabolisme  Memberikan tanggapan terhadap rangsangan dari dalam dan luar  Memiliki potensi bekembang biak  Tumbuh dan bergerak  Berinteraksi dengan lingkungannya  Bila masanya datang akan mati
  • 7. KURIOSITAS  KURIOSITAS merupakan sifat “rasa ingin tahu” yang terus berkembang pada diri manusia  Jika satu persoalan telah dapat diselesaikan, maka akan muncul persoalan lain yang ingin segera diselesaikan
  • 8. Kegiatan Untuk Mencari Pemecahan Masalah dapat berupa:  Penyelidikan langsung  Penggalian hasil penyelidikan orang lain  Kerjasama dengan penyelidik-penyelidik lain
  • 9. KURIOSITAS MENYEBABKAN ALAM PIKIRAN MANUSIA BERKEMBANG  Perkembangan alam pikiran manusia dari zaman purba sampai sekarang  Perkembangan alam pikiran manusia dari lahir hingga akhir hayat
  • 10. PERKEMBANGAN PIKIRAN MANUSIA  Tahap teologi atau tahap metafisika  Tahap filsafat  Tahap positif atau tahap ilmu
  • 11. 1. TAHAP TEOLOGI / MITOS Mitos adalah suatu ceritera yang memberikan pedoman atau arah tertentu kepada sekelompok orang. Pengetahuan dalam mitos tidak obyektif, rasio atau penalaran belum terbentuk, yang bekerja hanya daya khayal, intuisi atau imajinasi. CONTOH :  Gunung meletus akibat dewa yang dianggap sakti sedang murka.  Gempa bumi akibat ............................................  Gerhana bulan akibat .........................................  RIP current akibat …………………………………
  • 12. 2. TAHAP FILSAFAT  Manusia mencoba mempergunakan rasionya untuk memahami obyek secara dangkal, belum secara metodologis yang definitif. CONTOH  Adanya gunung meletus disikapi dengan cara memindahkan penduduk dari sekitar gunung ke tempat yang lebih aman.  Tidak lagi mengadakan selamatan dengan tarian-tarian, tetapi belum bisa menjelaskan secara rinci faktor penyebab gunung meletus.
  • 13. BERFIKIR DEDUKTIF  Kaum rasionalis mengembangkan faham yang disebut dengan faham rasionalisme dan penarikan kesimpulan secara deduktif. Cara berpikir secara deduktif menggunakan pola berfikir silogisme (dari umum ke khusus). CONTOH  Semua mahluk hidup bernafas (premis mayor)  Amir seorang mahluk hidup (premis minor)  Amir juga bernafas (kesimpulan)  Semua logam akan berkembang ke arah kedewasaan (matang). Logam yang telah dewasa adalah emas dan perak. Dengan demikian semua logam akan mengalami proses perkembangan menjadi emas atau perak (premis mayor).Air raksa adalah logam (premis minor). Jadi air raksa dapat berubah menjadi emas (kesimpulan). KESIMPULAN SALAH
  • 14. BERPIKIR INDUKTIF  Penganut faham empirisme mengatakan bahwa pengetahuan dapat dibangun berdasarkan pengalaman yang konkret.  Cara berfikir ini dari yang bersifat khusus ke bersifat umum.
  • 15. 3. TAHAP ILMU  Agar supaya kumpulan pengetahuan dapat disebut ilmu, harus digunakan perpaduan antara rasionalisme dan empirisme yang dikenal dengan metode keilmuan atau pendekatan ilmah.  Penelitian ilmiah yang dilakukan secara sistematis, terkontrol dan berdasarkan atas data empiris.
  • 16. SIKAP ILMIAH 1. Mempunyai kebenaran yang obyektif dan bersikap adil 2. Menyadari bahwa kebenaran ilmu tidak absolut 3. Tidak percaya pada takhayul 4. Ingin tahu lebih banyak 5. Tidak berfikir secara prasangka 6. Tidak mudah percaya, harus ada bukti 7. Optimis, teliti dan berani menyatakan kesimpulan yang menurut keyakinan ilmiahnya benar
  • 17. CIRI PENGETAHUAN  OBYEKTIF  METODIK  SISTEMATIK  BERLAKU UMUM
  • 18. OBYEKTIF  Pengetahuan itu sesuai dengan obyeknya  Kesesuaian dibuktikan dengan hasil penginderaan atau empiris
  • 19. METODIK  Pengetahuan diperoleh dengan menggunakan cara-cara tertentu yang teratur dan terkontrol
  • 20. SISTEMATIK  Pengetahuan ilmiah tersusun dalam suatu sistem  Tidak berdiri sendiri, satu sama lain saling berkaitan, saling menjelaskan  Seluruhnya merupakan satu kesatuan utuh
  • 21. BERLAKU UMUM/UNIVERSAL  Pengetahuan tidak hanya berlaku atau dapat diamati oleh seseorang/beberapa orang saja  Semua orang dengan cara eksperimen sama akan memperoleh hasil yang sama (konsisten)
  • 22. METODE ILMIAH SEBAGAI CIRI IPA  Metode ilmiah: gabungan antara pendekatan rasional (deduktif) dan pendekatan empiris (induktif)  Rasionalisme memberi kerangka pemikiran koheren dan logis; Empirisme memastikan kebenaran dengan kerangka pengujian  Metode ilmiah akan menghasilkan pengetahuan ilmiah (konsisten, sistematik, dan dapat diandalkan karena telah diuji secara empirik)
  • 23. LANGKAH-LANGKAH OPERASIONAL METODE ILMIAH 1. Perumusan masalah 2. Penyusunan hipotesis 3. Pengujian hipotesis 4. Penarikan kesimpulan
  • 24. 1. PERUMUSAN MASALAH  Pertanyaan “apa”,“mengapa” atau “bagaimana” tentang obyek yang diteliti  Masalah harus jelas batas-batasnya dan diketahui faktor- faktor yang mempengaruhinya
  • 25. 2. PENYUSUNAN HIPOTESIS  Hipotesis: suatu pernyataan yang menunjukkan kemungkinan jawaban untuk memecahkan masalah yang telah ditetapkan  Hipotesis: dugaan yang didukung oleh pengetahuan yang ada  Hipotesis: jawaban sementara dari permasalahan yang harus diuji kebenarannya dalam suatu observasi atau eksperimen
  • 26. 3. PENGUJIAN HIPOTESIS  Merupakan berbagai usaha pengumpulan fakta-fakta yang relevan dengan hipotesis yang diajukan untuk melihat apakah fakta-fakta tersebut dapat mendukung hipotesis atau tidak  Fakta-fakta dapat diperoleh melalui pengamatan langsung dengan mata/teleskop atau melalui uji coba/eksperimen, kemudian fakta-fakta dikumpulkan melalui penginderaan
  • 27. 4. KESIMPULAN  Penarikan kesimpulan didasarkan atas penilaian melalui analisis dari fakta-fakta (data) untuk melihat apakah hipotesis yang diajukan diterima atau tidak  Hipotesis dapat “diterima” bila fakta-fakta yang terkumpul mendukung pernyataan hipotesis; sebaliknya “ditolak” bila fakta tidak mendukung
  • 28. KETERBATASAN METODE ILMIAH  Pancaindera terbatas untuk menangkap fakta (data) → data terkumpul tidak sesuai sebenarnya → kesimpulan yang diambil menjadi tidak benar → “kesimpulan ilmiah ada kemungkinan keliru”  Kesimpulan ilmiah termasuk IPA bersifat “tentatif”, artinya kesimpulan ilmiah dianggap benar selama belum ada kebenaran ilmu yang dapat menolak kesimpulan ilmiah terdahulu → “kesimpulan ilmiah bisa berubah sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan itu sendiri”  Tidak dapat menjangkau untuk membuat kesimpulan yang berkaitan dengan sistem nilai (baik dan buruk), seni dan keindahan, serta menguji adanyaTuhan (kebenaran wahyu Illahi bersifat mutlak, tidak akan berubah sepanjang masa)
  • 29. KEUNGGULAN METODE ILMIAH  Mempunyai ciri khas, yaitu obyektif, metodik, sistematik dan berlaku umum  Dengan sifat tersebut maka orang yang berkecimpung dengan ilmu pengetahuan akan terbimbing pada suatu sikap yang terpuji → disebut sikap ilmiah
  • 30. SIKAP ILMIAH 1. Mempunyai kebenaran yang obyektif dan bersikap adil 2. Menyadari bahwa kebenaran ilmu tidak absolut 3. Tidak percaya pada takhayul 4. Ingin tahu lebih banyak 5. Tidak berfikir secara prasangka 6. Tidak mudah percaya, harus ada bukti 7. Optimis, teliti dan berani menyatakan kesimpulan yang menurut keyakinan ilmiahnya benar
  • 31. PENGERTIAN IPA  IPA adalah ilmu yang sistematis dan dirumuskan, yang berhubungan dengan gejala-gejala kebendaan dan didasarkan terutama atas pengamatan dan induksi (HW Fowler et.al, 1951)  IPA adalah pengetahuan teoritis yang diperoleh dengan metode khusus (Nokes)
  • 32. PENGERTIAN IPA  IPA adalah suatu pengetahuan teoritis yang diperoleh/disusun dengan cara yang khas/khusus, yaitu melakukan observasi, eksperimen, penyimpulan, penyusunan teori, eksperimen, observasi dan demikian seterusnya kait mengkait antara cara yang satu dengan cara yang lain (AbdullahAly, 2010)
  • 33. KARAKTERISTIK IPA  Obyektif, Metodik, Sistematik, Berlaku Umum  Relativitas IPA → fakta sebenarnya mendeskripsikan fenomena/gejala, namun kadang fenomena yang sama dapat dideksripsikan berbeda; tergantung pandangan perumus fakta  IPA bersifat dinamis → dari teori yang ada dibuka kemungkinan untuk melakukan eksperimen baru, kemudian dari data baru yang diperoleh mungkin masih mendukung teori lama, tetapi juga ada kemungkinan tidak cocok lagi sehingga perlu disusun teori baru  “IPA modern” lebih menekankan teori yang mendahului eksperimen
  • 34. NARKOBA  Jangan pernah nyoba narkoba??  Kebanyakan pengguna adalah generasi muda (kenyataan memprihatinkan)  50% pengguna karena coba-coba (anak muda rasa ingin tahu besar, penasaran, padahal tidak tahu akibatnya)  Narkoba punya daya rusak besar terhadap fisik dan mental seseorang  Pengguna narkoba sangat sulit melepaskan diri dari ketergantungannya  Efek luar biasa: pemakai bahkan sampai tidak takut mati dan tidak takut berbuat kriminal  Penyesalan datang kemudian karena waktu terbuang sia-sia  Masih kurang yakin bahaya narkoba? HIV
  • 35. NARKOBA & NAPZA  Narkoba: narkotika dan obat-obat berbahaya  Napza: narkotika, psikotropika dan zat adiktif lain {termasuk zat ilegal/drugs seperti heroin (putauw), metamfetamin (sabu), mariyuana (ganja), dan halusinogen (LSD), serta obat resep yang disalahgunakan (bensodiazepin/pil BK, pil koplo)}
  • 36. NAPZA bahan/zat/obat yang jika masuk dalam tubuh manusia akan mempengaruhi tubuh terutama otak/susunan saraf pusat sehingga menyebabkan gangguan kesehatan “fisik”,“psikis”, dan “fungsi sosial” karena terjadi kebiasaan, ketagihan (adiksi) serta ketergantungan (dependensi)
  • 37. PEMAKAIAN NAPZA 1. Pemakaian coba-coba (experimental use) 2. Pemakaian sosial/rekreasi (social/recreational use) 3. Pemakaian situasional (situasional use) 4. Penyalahgunaan (abuse) 5. Ketergantungan (dependence use)
  • 38. PENYEBAB PENYALAHGUNAAN NAPZA 1. Faktor individu 2. Faktor lingkungan (keluarga dan lingkungan pergaulan) 3. Faktor napza (mudah didapat, harga terjangkau, khasiatnya)
  • 39. DAMPAK PENYALAHGUNAAN NAPZA (1) 1. Perubahan fisik:  Pada saat menggunakan napza: jalan sempoyongan, bicara cadel, apatis/acuh tak acuh, mengantuk, agresif, curiga  Jika overdosis: nafas sesak, denyut jantung dan nadi lambat, kulit teraba dingin, nafas lambat/berhenti, meninggal  Pada saat ketagihan (putus zat/sakau): mata dan hidung berair, menguap terus menerus, diare, rasa sakit di seluruh tubuh, takut air/malas mandi, kejang, kesadaran menurun  Pengaruh jangka panjang: penampilan tidak sehat, tidak peduli terhadap kesehatan dan kebersihan, gigi tidak terawat dan keropos, terdapat bekas suntikan pada lengan atau bagian tubuh lain (khusus pengguna jarum suntik)
  • 40. DAMPAK PENYALAHGUNAAN NAPZA (2) 2. Perubahan sikap dan perilaku:  Prestasi sekolah menurun, sering tidak mengerjakan tugas sekolah, sering membolos, pemalas, kurang tanggung jawab  Pola tidur berubah, begadang, sulit bangun pagi hari, mengantuk di kelas atau tempat kerja  Sering bepergian sampai larut malam, kadang tidak pulang tanpa memberi tahu terlebih dulu  Sering mengurung diri, berlama-lama di kamar mandi, menghindar bertemu dengan anggota keluarga lain jika di rumah  Sering mendapat telepon dan didatangi orang tidak dikenal oleh keluarga, kemudian menghilang  Sering berbohong dan minta banyak uang dengan berbagai alasan tetapi tidak jelas penggunaannya, mengambil dan menjual barang berharga milik sendiri atau milik keluarga, mencuri, mengompas, terlibat tindak kekerasan atau berurusan dengan polisi  Sering bersikap emosional, mudah tersinggung, marah, kasar, sikap bermusuhan, curiga, tertutup dan penuh rahasia
  • 41. SEKS BEBAS  Manusia adalah makhluk seksual  Seksualitas: perbedaan antara laki-laki dan perempuan baik secara fisik, psikologis, maupun perilaku  Perilaku seksual: segala tingkah laku yang didorong oleh hasrat seksual, baik dengan lawan jenis maupun sesama jenis  Bentuk-bentuk tingkah laku tersebut dapat beraneka ragam, mulai dari perasaan tertarik hingga tingkah laku berkencan, bercumbu dan bersenggama.  Perilaku seks bebas: perilaku seks yang dilakukan tanpa melalui proses pernikahan resmi menurut hukum maupun menurut agama dan kepercayaan masing-masing individu.
  • 42. DAMPAK SEKS BEBAS Menurut BKKBN (2008), meliputi : a. Masalah penyakit menular seksual, termasuk HIV/AIDS b. Kehamilan yang tidak diinginkan c. Dampak sosial seperti putus sekolah d. Kanker e. Infertilitas/kemandulan
  • 43. PENYAKIT MENULAR  Infeksi: masuknya, bertumbuh dan berkembangnya agent penyakit menular dalam tubuh manusia atau hewan  Penyakit menular /infeksi: penyakit yang disebabkan oleh unsur/agent penyebab menular tertentu atau hasil racunnya; yang terjadi karena perpindahan /penularan agent atau hasilnya dari orang yang terinfeksi, hewan atau reservoir lainnya (benda lain) kepada pejamu yang rentan (potensial host), baik secara langsung maupun tidak langsung melalui pejamu perantara hewan (vektor) atau lingkungan yang tidak hidup
  • 44. 3 (TIGA) FAKTOR PENYEBAB 1. agent (penyebab penyakit): status gizi, berat badan lahir, statusASI eksklusif, status imunisasi, jarak kelahiran, kepadatan hunian 2. host (induk semang): virus (influenza, trachoma, cacar); bakteri (disentri), protozoa (malaria, schistosoma), jamur (panu, kurap), cacing (cacing perut) 3. route of transmission (jalannya penularan): lingkungan → adanya infeksi dapat menyebabkan demam (suhu antara 96,8-100°F atau 37-38°C), kurang gizi, kematian
  • 45. UPAYA PENCEGAHAN  Meningkatkan daya tahan tubuh yang meliputi perbaikan status gizi, status kesehatan umum, pemberian imunisasi, pemberianASI.  Mengatasi/memodifikasi lingkungan melalui perbaikan lingkungan fisik seperti meningkatkan air bersih, sanitasi lingkungan dan perumahan, perbaikan dan peningkatan lingkungan biologis, peningkatan lingkungan sosial seperti kepadatan rumah, hubungan antar individu dan kehidupan sosial masyarakat.  Mengurangi/menghindari perilaku yang dapat meningkatkan risiko perorangan dan masyarakat.  Mencari pengobatan yang tepat agar penularan penyakit infeksi tidak menyebar.  Usaha rehabilitasi untuk mencegah terjadinya akibat samping dari penyembuhan penyakit, pencegahan dan penanggulangan penyakit menular.
  • 47. Pengertian Alam Semesta ruang dimana di dalamnya terdapat kehidupan biotik maupun abiotik serta segala macam peristiwa alam yang dapat diungkapkan maupun yang belum dapat diungkapkan oleh manusia
  • 48. Teori Terbentuknya Alam Semesta (1) 1.Steady-state theory • kerapatan jagad raya adalah tetap/tidak berubah • galaksi baru yang tercipta akan membuat jagad raya tampak sama tidak hanya dari tempat yang berbeda tetapi juga sepanjang masa 2. Unsteady-state theory (Big Bang) setiap galaksi bergerak saling menjauhi sehingga kerapatan jagad raya lebih besar
  • 49. Teori Terbentuknya Alam Semesta (2) 1. Teori Dentuman alam semesta terbentuk karena adanya ledakan massa yang sangat hebat yang disebabkan oleh adanya reaksi inti 2.Teori Ekspansi dan Kontraksi galaksi dan bintang-bintang terbentuk pada saat masa ekspansi
  • 50. Bagaimana masa depan jagad raya?  Pertama, jagad raya terus mengembang selamanya (jagad raya akan menggunakan seluruh energi yang dimilikinya sampai habis sehingga menjadi dingin dan gelap)  Kedua, pengembangan jagad raya secara perlahan akan berhenti dan diikuti dengan penyusunan gravitasi serta seluruh jagad raya luluh menjadi satu titik dan akan menjadi big bang selanjutnya
  • 51. Hubungan manusia dengan alam semesta  Hubungan historis  Kapankah manusia pertama hadir di dunia?  Mahluk apakah yang menjadi nenek moyang manusia dan bagaimana proses penurunan dan perubahan-perubahannya? Ramapithecus (15 juta), Oreopithecus (12 juta), Australopithecus (4 juta), Pithecanthropus Erectus (½ juta), Neanderthal (1-1/2 juta), Homo sapiens (100 ribu), Hewan tak bertulang belakang (600 juta), Hewan bertulang belakang (350 juta), Hewan menyusui (180 juta), Burung (135 juta)  Hubungan fungsional  Kemajuan pengetahuan dan teknologi manusia terhadap alam menempatkan posisi alam sebagai sumber kehidupan yang tiada batasnya bagi manusia. Manusia harus tunduk pada hukum alam, namun ia dapat mengatasi hukum alam.
  • 52. Tata Surya  terletak di tepi galaksi Bima Sakti dengan jarak sekitar 2,6 x 1017 km dari pusat galaksi  mengelilingi pusat galaksi Bima Sakti dengan kecepatan 220 km/detik, dan dibutuhkan waktu 225–250 juta tahun untuk sekali mengelilingi pusat galaksi  Dengan umur tata surya yang sekitar 4,6 milyar tahun, berarti tata surya kita telah mengelilingi pusat galaksi sebanyak 20–25 kali dari semenjak terbentuk
  • 53. Matahari  Garis tengah: 1.392.000 km  Massa : 331.950 massa bumi  Temperatur permukaan matahari mencapai 6.000K, inti mencapai 15.000.000K, bintik- bintik hingga 4.000K, dan tekanan mencapai 400x109 atm bumi.
  • 54. Bumi (1)  Garis tengah ekuatorial : 7.923 mil, sedangkan antarkutub 7.900 mil.  Berat jenis : 5,5 dan beratnya 6,6 x 1021 ton.  Inti dalam bumi tebalnya 815 mil, inti luar 1.360 mil, mantel bumi 1.800 mil dan lapisan lithosfer 20 mil. Lapisan bumi yang cair disebut hidrosfer yang menutupi 71% muka bumi dengan kedalaman rata-rata 4.000 meter. Sedangkan lapisan yang berupa gas disebut atmosfer, terdiri dari troposfer setebal 10 mil.
  • 55. Bumi (2)  Sesudah troposfer ialah stratosfer dengan ketebalan mulai dari 10 - 50 mil. Pada lapisan ini terdapat lapisan ozon yang dapat menolak datangnya sinar ultra violet berintensitas tinggi dari matahari yang dapat merusak lapisan ionosfer.
  • 56. Enam lempengan utama di bumi  Lempengan Amerika  Lempengan Afrika  Lempengan Eurasia  Lempengan India  Lempengan Australia  Lempengan Pasifik
  • 57. Bulan  Garis tengah : 3476 km.  Jarak antara bulan dan bumi : 354.336- 404.320 km.  Bulan tidak memiliki atmosfer sehingga langit di bulan berwarna hitam kelam.  Temperatur di bulan pada siang hari mencapai 100C dan pada waktu malam yang panjang, temperaturnya turun sampai - 150C.
  • 58. Perubahan Iklim di Bumi  Dipengaruhi oleh sistem atmosfer dan aktivitas manusia yang mampu menghasilkan gas rumah kaca.  Gas-gas tersebut berfungsi sebagai selimut bumi sehingga radiasi panas bumi tetap tertahan di bumi dan temperatur bumi makin meningkat.
  • 59. Tanda-Tanda Perubahan Iklim (1) 1. kenaikan suhu lokal kenaikan suhu sangat berpengaruh di Alaska. Banyak jalan dan bangunan ambles karena tanah permafros lumer. Hilangnya es di laut saat musim panas menimbulkan erosi di kawasan yang rendah. 2. panas ekstrem dan/atau kekeringan pada tahun 2003 tercatat 35.000 orang tewas akibat gelombang panas di Prancis, Italia, Belanda, Portugal, Spanyol, dan Inggris.
  • 60. Tanda-Tanda Perubahan Iklim (2) 3. hujan ekstrem dan/atau angin banjir terburuk sejak 50 tahun terakhir pada 2006 di “Tanduk Afrika”. Sebanyak 600 orang tewas dan ratusan ribu orang terkena dampaknya di Somalia. 4. perubahan perilaku hewan dan tumbuhan habitat kupu-kupu di Eropa berubah dari 35 jenis kupu-kupu Eropa non-migrasi, 22 jenis memajukan jangkauan habitatnya 35-240 km ke utara pada abad ke-20, hanya ada satu jenis yang mundur ke selatan.
  • 61. Tanda-Tanda Perubahan Iklim (3) 5. naiknya permukaan laut/pulau-pulau tenggelam negara kepulauan seperti Maladewa di Samudra Hindia, pulau-pulau kecil di Indonesia, serta negara-negara di Samudra Pasifik terancam tenggelam akibat naiknya permukaan laut
  • 62. 1. Teori Kabut “Kant-Laplace” 2. Teori Planetesimal “Chamberlain- Moulton” 3. Teori Pasang Surut Gas “Jeans-Jeffreys” TEORI PEMBENTUKAN BUMI
  • 63. Teori Kant  Tahun 1755, filosof Jerman, Immanuel Kant  Tata surya yang terdiri atas matahari, bumi, bulan, planet, serta asteroid pada mulanya berbentuk nebula atau kumpulan bintang yang menyerupai awan atau gas dengan massa yang berat  Melalui proses pendinginan, nebula tersebut berubah menjadi bumi, bulan, matahari, dan planet - planet
  • 64. Teori Laplace • Tahun 1796, ahli matematika dan astronomi Perancis, Pierre Simon Marquis de Laplace • Bumi terbentuk dari gugusan gas panas yang berputar pada sumbunya, kemudian terbentuk cincin-cincin. • Sebagian cincin gas tersebut, terlempar ke luar dan tetap terus berputar. • Cincin gas yang berputar akan mengalami pendinginan, sehingga terbentuklah gumpalan - gumpalan bola yang menjadi planet - planet, termasuk bumi.
  • 65. Teori Planetesimal Hypothesis • Awal abad ke-20, ahli astronomi Amerika (Forest Ray Moulton) dan ahli geologiAmerika (T.C Chamberlain) • Matahari yang terdiri dari massa gas besar sekali, pada suatu saat didekati oleh sebuah bintang lain dengan kecepatan tinggi, pada waktu jarak keduanya relatif dekat sebagian massa gas matahari ada yang tertarik ke luar akibat adanya gravitasi bintang yang melintasinya. • Setelah bintang melintas berlalu, massa gas yang berputar mengelilingi matahari menjadi dingin dan terbentuklah cincin yang lama kelamaan menjadi padat dan disebut “planetesimal”.Beberapa planetesimal yang terbentuk akan saling tarik - menarik bergabung menjadi satu dan pada akhirnya membentuk planet, termasuk bumi.
  • 66. Teori Pasang Surut Gas • Tahun 1918, ilmuwan Inggris, James Jeans dan Harold Jeffreys • Adanya bintang besar melintas di dekat matahari, bintang tersebut memiliki gaya tarik sangat kuat terhadap matahari, akibatnya terjadi gelombang pasang di permukaan matahari menyerupai lidah raksasa berupa gas sangat panas. • Lidah raksasa selanjutnya akan mengalami pendinginan dan membentuk planet - planet, termasuk bumi. Planet-planet besar seperti yupiter dan saturnus proses pendinginannya lambat, beda halnya dengan planet-planet kecil yang relatif cepat
  • 67. SUSUNAN LAPISAN BUMI Berdasarkan Kandungannya dibedakan menjadi: 1. Kerak bumi (crust) 2. Mantel bumi (mantle) 3. Inti bumi (core)
  • 68.
  • 69. Kerak Bumi • Lapisan terluar yang bersifat keras dan padat • Terdiri atas: batuan beku, batuan sedimen, batuan metamorf • Unsur utama: Oksigen & Silikon dengan ketebalan lapisan + 80 Km • Terbagi menjadi dua macam: 1. Kerak Benua: yang merupakan daratan, ketebalan 20-70 Km, banyak mengandung Silikon dan Aluminium (Lapisan Sial) 2. Kerak Samudera: yang tertutupi oleh perairan, ketebalan 5-10 Km, banyak mengandung Silikon dan Magnesium (Lapisan Sima)
  • 70. Mantel Bumi Mempunyai 2 bagian: 1. Mantel Luar (Astenosfer) Terdiri atas lapisan: Ultra Basal & Mineral Ketebalan: 40 – 400 Km Bersuhu: 1.300 o C – 1.500 o C 2. Mantel Dalam (Mesosfer) Terdiri atas senyawa padat : MgO, SiO2 Bersuhu: 1.500 o C – 3.000 o C
  • 71. Inti Bumi Mempunyai 2 bagian: 1. Inti Luar, bersifat cairan pekat ; Ketebalan: 2.900 Km, bersuhu: 3.900 o C; Diperkirakan penyusun utama: Besi dengan alasan: a. Massa jenis besi hampir sama dengan massa jenis inti b. Besi berwujud cair pada tekanan & suhu yang ditaksir seperti pada inti c. Besi Banyak terdapat di alam 2. Inti Dalam:Tersusun oleh kristal besi / besi-nikel; Bersuhu: 4.800 O C; Pada umumnya setiap 33 meter ke bawah suhunya akan naik 1o C (Angka 33 meter disebut: angka geotermis); dipengaruhi oleh : gunung berapi & air tanah
  • 73. BahasaYunani=> Atmos: gas atau udara Sphaira: lapisan atau bola Atmosfer merupakan lapisan udara yang menyelubungi bumi secara menyeluruh ATMOSFER BUMI
  • 74. KANDUNGAN UDARA DALAM ATMOSFER 1. Nitrogen 78,17% 2. Oksigen 20,97% 3. Argon 0,98% 4. Karbon dioksida 0,04% 5. Sisanya adalah zat lain seperti kripton, neon, xenon, helium, higrom dan ozon
  • 76. LAPISAN ATMOSFER 1. TROPOSFER Lapisan paling bawah, dekat dengan bumi Ketinggian: 0 – 10 km (dpal) Perubahan suhu: dari 15°C ke -70°C Terjadi perubahan- perubahan cuaca dan iklim, seperti:
  • 79. LAPISAN ATMOSFER 2. STRATOSFER Terletak diatas troposfer Ketinggian: 10 – 50 km (dpal) Perubahan suhu: dari -70°C ke 0°C Terdapat lapisan ozon (O3)
  • 80. LAPISAN ATMOSFER 3. MESOSFER Terletak di atas troposfer Ketinggian: 50 – 100 km (dpal) Perubahan suhu: dari O°C ke -90°C Meteor yang jatuh ke bumi akan terbakar dan terurai di lapisan ini
  • 81. LAPISAN ATMOSFER 4. TERMOSFER Ketinggian: 100-480 km (dpal) Suhu bergantung pada aktivitas matahari: ± 1500°C Terjadi aurora Terjadi refleksi gelombang radio
  • 82. LAPISAN ATMOSFER 5. EXOSFER Lapisan terluar dari atmosfer Ketinggian: mencapai 10.000 km (dpal) Transisi atmosfer ke ruang angkasa atau antarplanet Tekanan udara= 0 cmHg