SlideShare a Scribd company logo
1 of 9
Hesti Retno Budi Arini
125070301111006
A2 / 37

PROTEIN
A. Asam Amino
1. Asam Amino dalam Tubuh Manusia
Selain berupa unit monomer pembentuk rantai polipeptida panjang pada
protein, asam L-α amino dan turunannya ikut serta dalam berbagai fungsi sel.
Polimer pendek asam amino yang disebut peptida melaksanakan peran sebagai
hormon, hormone releasing factors, dan neurotransmitter. Meskipun sebagian
asam amino protein bersifat dekstrorotatorik dan sebagian levorotatorik,
semuanya memiliki konfigurasi mutlak L-gliseraldehida dan karenanya
merupakan asam L-α amino.
Manusia dapat membentuk 12 dari 20 asam amino yang umum dari zat-zat
antara amfibolik glikolisis dan siklus asam sitrat. Meskipun secara nutrisional
nonesensial, namun kedua-belas asam amino ini tidak bersifat nonesensial.
Kedua-puluh asam amino tersebut secara biologis esensial. Dari 12 asam amino
yang nonesensial secara nutrisional, 3 buah (sistein, tirosin, hidroksilisin)
dibentuk dari asam amino yang esensial secara nutrisional sedangkan sisanya
(alanin, asparagin, aspartat, glutamat, glutamin, glisin, hidroksiprolin, prolin,
serin) dibuat dari zat antara amfibolik. Dari semua asam amino, ada asam amino
yang dapat diubah menjadi piruvat yakni glisin, serin, alanin, sistein, treonin, dan
hidroksiprolin.
2. Klasifikasi Asam Amino
Asam amino memiliki 1 gugus karboksil dan 1 gugus amino. Di samping
itu, ada pula gugus H dan R. Gugus R ini penting untuk mengetahui polaritas dari
asam amino tersebut. Berikut adalah penggolongan asam amino berdasarkan
gugus R-nya.
Nama

Simbol

Kodon

Dengan Rantai Samping Alifatik
Glisin

Gly (G)

GGU, GGC, GGA, GGG

Alanin

Ala (A)

GCU, GCC, GCA, GCG

Valin

Val (V)

GUU, GUA, GUC, GUG

Leusin

Leu (L)

UUA, UUG, CUU, CUA,
CUC, CUG

Isoleusin

Ile (I)

AUU, AUC, AUA

Dengan Rantai Samping yang Mengandung Gugus Hidroksil (OH)
Serin

Ser (S)

UCU, UCA, UCG, UCC

Treonin

Thr (T)

ACU, ACA, ACG, ACC

Tirosin

Tyr (Y)

UAU, UAC

Dengan Rantai Samping yang Mengandung Sulfur
Sistein

Cys (C)

UGU, UGC

Metionin

Met (M)

AUG

Dengan Rantai Samping yang Mengandung Gugus Asam atau Amidanya
Asam aspartat

Asp (D)

GAU, GAC

Asparagin

Asn (N)

AAU, AAC

Asam glutamat

Glu (E)

GAA, GAG

Glutamin

Gln (Q)

CAA, CAG

Dengan Rantai Samping yang Mengandung Gugus Basa
Arginin

Arg (R)

CGU, CGG, CGC, CGA

Lisin

Lys (K)

AAA, AAG

Histidin

His (H)

CAU, CAC

Mengandung Cincin Aromatik
Histidin

His (H)

CAU, CAC

Fenilalanin

Phe (F)

UUU, UUC

Tirosin

Tyr (Y)

UAU, UAC

Triptofan

Trp (W)

UGG

Pro (P)

CCU, CCC, CCA, CCG

Asam Imino
Prolin
3. Sintesis Asam Amino
Selain disintesis dan dihasilkan dari hidrolisis protein makanan, asam
amino dapat diperoleh dari hidrolisis protein jaringan, contohnya mukosa usus
dan otot. Asam amino digunakan selama sintesis protein, asam amino juga
memasuki glukoneogenesis dan lipogenesis, terdegradasi menghasilkan energi
dan digunakan untuk mensistesis senyawa-senyawa seperti purin, pirimidin,
porfirin, epinefrin, dan keratin. Aktivitas metabolic ini diperleh melalui
penggantian asam amino-asam amino secepat aktivitas pergantian lipid dan
karbohidrat.
4. Reaksi Kimia Asam Amino
a. Reaksi Ninhidrin
Reaksi ninhidrin digunakan untuk penentuan kuantitatif asam amino, dengan
memanaskan asam amino dan ninhidrin akan terjadi larutan warna biru dan
intensitasnya dapat diukur dengan spektrofotometer. Asam amino dengan
gugus α-amino bebas memberikan reaksi ninhidrin yang positif, pada prolina
dan hidroksi prolina menghasilkan warna kuning.
b. Reaksi Sanger
Reaksi Sanger adalah reaksi antara gugus α-amino dengan 1-fluoro-2-,4dinitrobenzena (FDNB). Dalam keadaan basa lemah, FDNB bereaksi dengan
α-asam amino menghasilkan derivat 2,4-dinitrofenil atau DNP-asam amino.
Reaksi tersebut digunakan untuk penentuan asam amino N-ujung dari suatu
rantai polipeptida.
c. Reaksi Dansil Klorida
Reaksi dansil klorida adalah reaksi antara gugus amino dengan 1-dimetil amino
naftalena 5-sulfonil klorida. Karena gugus dansil mempunyai sifat fluoresensi
yang tinggi, maka derivat dansil asam amino dapat ditentukan dengan cara
fluorometri.
d. Reaksi Edman
Reaksi Edman merupakan reaksi antara α-asam amino dengan fenilisotiosianat
yang menghasilkan derivat asam amino feniltiokarbamil. Dalam suasana asam
pelarut nitrometana yang terakhir ini mengalami siklisasi membentuk senyawa
lingkar feniltuihidantoin.Reaksi Edman sering dipakai untuk penentuan asam
amno N-ujung suatu rantai polipeptida.
e. Reaksi Basa Schiff
Reaksi basa Schiff merupakan reaksi reversible antara gugus α-amino dengan
gugus aldehida dari substrat. Basa Schiff ini biasanya adalah senyawa antara.
f. Reaksi Gugus R
Gugus –SH pada sisteina, hidroksifenol pada tirosina, dan guanidium pada
arginina menunjukkan reaksi khas yang sering terjadi pada gugus fungsi
tersebut. Gugus sulfidril pada sisteina bereaksi dengan ion logam berat (ion Ag
dan ion Hg) menghasilkan merkaptida. Reaksi oksidasi sistein dengan ion besi
menghasilkan senyawa disulfida, sistina
B. Peptida
Peptida tersusun dari beberapa asam amino yang merupakan rantai yang
terhubungkan dari gugus karboksil asam amino dengan gugus amino dari asam
amino lainnya melalui ikatan peptida.Dua asam amino yang dihubungan oleh
ikatan peptida disebut dipeptida dan lebih dari dua asam amino adalah tripeptida
dan seterusnya akan menjadi polipeptida. Penamaan peptida lebih lanjut
didasarkan pada komponen asam aminonya. Urutan dimulai dari rantai N-ujung.
C. Protein
1. Protein dalam Tubuh
Protein merupakan komponen utama dalam semua sel hidup yang terdiri
dari unsur C, H, O, dan N. Protein adalah makromolekul yang secara fisik dan
fungsional kompleks yang melakukan beragam peran penting dalam tubuh. Suatu
jaringan protein internal, sitoskeleton, mempertahankan bentuk dan integritas fisik
sel. Filamen aktin dan miosin membentuk perangkat kontraksi otot. Hemoglobin
mengangkut oksigen, sementara antibodi (imunnoglobulin) dalam darah mencari
benda asing yang masuk. Enzim mengatalisis reaksi yang menghasilkan energi,
membentuk dan menguraikan biomolekul, mereplikasi dan menerjemahkan gen,
mengolah mRNA. Kolagen memberi bentuk pada kulit dan mioglobin bermanfaat
untuk otot.Reseptor memungkinkan sel mengindera dan berespons terhadap
rangsang hormon dan lingkungan. Protein mengalami perubahan fisik dan
fungsional yang mencerminkan siklus hidup organisme tempat protein itu berada.
Protein biasanya ‘lahir’ saat translasi, mengalami pengolahan pascatranslasi,
berada secara selang-seling dalam bentuk aktif dan istirahat melalui intervensi
faktor-faktor regulasi, mengalami penuaan melalui oksidasi, deamidasi, dan mati
setelah diurai menjadi asam amino komponennya.
2. Struktur Protein
Struktur protein memiliki empat ordo, yakni struktur primer yang
merupakan sekuens asam amino dalam suatu rantai polipeptida; struktur sekunder
yang merupakan pelipatan segmen-segmen pendek (3 sampai 30 residu), dan
polipeptida yang berdekatan menjadi unit-unit yang teratur secara geometris;
struktur tersier, penyusunan unit struktural sekunder menjadi unit fungsional
yang lebih besar misalnya polipeptida matang dan domain-domain komponennya;
dan struktur kuartener, jumlah dan tipe unit polipeptida pada protein oligometrik
dan susunan spasialnya.
3. Klasifikasi Protein
a. Enzim
Enzim merupakan golongan protein yang terbesar dan paling penting. Kira-kira
seribu macam enzim telah diketahui, dimana berfungsi sebagai biokatalisator
reaksi kimia dalam jasad hidup. Molekul enzim biasanya berbentuk globular
(bulat), sebagian terdiri dari satu rantai polipeptida dan ada yang lebih dari satu
rantai polipeptida.Sebagai contoh adalah ribonuklease (enzim yang mengkatalisis
hidrolisis RNA), sitokrom (berperan dalam proses pemindahan elektron), tripsin
(katalisator pemutus ikatan peptida).
b. Protein Pembangun
Protein ini berfungsi sebagai pembentuk struktur, contohnya adalah glikoprotein
(penunjang struktur dinding sel), α-keratin (terdapat dalam kulit, rambut), kolagen
(serabut dalam jaringan penyambung), mukoprotein (sekresi mukosa).
c. Protein Kontraktil
Golongan protein ini berperan dalam proses gerak, contohnya miosin, aktin, dan
dinein (dalam rambut getar dan flagel).
d. Protein Pengangkut
Protein ini mempunyai kemampuan untuk mengikat molekul tertentu dan
melakukan pengangkutan melalui aliran darah misalnya hemoglobin mengangkut
oksigen dalam darah, mioglobin mengangkut oksigen dalam otot, serum albumin
mengangkut asam lemak dalam darah, dan β-lipoprotein mengangkut lipid dalam
darah).
e. Protein Hormon
Seperti halnya enzim, hormon termasuk protein yang aktif, sebagai contoh adalah
insulin (mengatur metabolisme glukosa), adrenokortikotrop (mengatur sintesis
kortikosteroid).
f. Protein Bersifat Racun
Beberapa protein bersifat racun terhadap hewan kelas tinggisepertiClostridium
botulinum (keracunan bahan makanan), bisaular (penyebab
hidrolisisfosfogliserida), risin (racun dalam beras).
g. Protein Pelindung
Golongan ini umumnya terdapat dalam darah vertebrata. Sebagai contoh adalah
antibodi (terbentuk jika ada antigen), fibrinogen (sumber pembentuk fibrin dalam
pembekuan darah), trombin (komponen dalam pembekuan darah).
h. Protein Cadangan
Protein ini disimpan untuk berbagai proses metabolisme dalam tubuh seperti
ovalbumin (protein pada putih telur), kasein (protein susu), feritin (cadangan besi
dalam limfa).
4. Kebutuhan Protein
Keadaan nutrisi protein dapat ditentukan dengan mengukur asupan dari
makanan dan pengeluaran senyawa bernitrogen dari tubuh. Meskipun asam
nukleat juga mengandung nitrogen, namun protein adalah sumber nitrogen utama
dari makanan, dan pengukuran asupan nitrogen total dapat memberikan perkiraan
yang baik tentang asupan protein (mg N x 6,25 = mg protein karena pada sebagian
besar protein mengandung 16% N). Pengeluaran N dari tubuh terutama dalam
bentuk urea dan sebagian kecil dalam senyawa lain di urine, protein yang tidak
tercerna di tinja; juga terjadi pengeluaran dalam jumlah signifikan melalui
keringat dan kulit yang terlepas. Perbedaan antara asupan dan pengeluaran
senyawa bernitrogen dikenal sebagai keseimbangan nitrogen. Pada orang dewasa
sehat, keseimbangan nitrogen berada dalam ekuilibrium, yaitu asupan setara
dengan pengeluaran, dan tidak terjadi perubahan dalam kandungan protein total
tubuh. Pada anak yang sedang tumbuh, wanita hamil, dan orang yang dalam masa
penyembuhan dari kehilangan protein, ekskresi senyawa bernitrogen lebih sedikit
daripada asupan yang diperoleh dari makanan dan terjadi retensi netto nitrogen di
tubuh dalam bentuk protein (keseimbangan nitrogen positif). Jika terjadi respons
terhadap trauma atau infeksi, atau jika asupan protein kurang memadai, terjadi
kehilangan netto nitrogen protein dari tubuh (keseimbangan nitrogen negatif).
Studi tentang keseimbangan nitrogen memperlihatkan bahwa kebutuhan
rata-rata harian adalah 0,6 gr protein / kg berat badan (tambahan 0,75 untuk
variasi individual) atau sekitar 50 gr / hari. Asupan protein rata-rata di negara
maju berkisar 80-100 gr / hari, yaitu 14-15% dari asupan energi. Karena pada
anak yang sedang tumbuh menjadi penambahan protein di dalam tubuhnya, secara
proporsional kebutuhan mereka lebih besar daripada kebutuhan orang dewasa dan
harus berada dalam keseimbangan nitrogen positif. Meskipun demikian,
kebutuhannya relatif kecil dibandingkan dengan kebutuhan untuk pergantian
protein. Di sebagian negara, asupan protein mungkin kurang memadai untuk
memenuhi kebutuhan ini sehingga terjadi hambatan pertumbuhan.
5. Pencernaan Protein
Terdapat 2 kelas utama enzim pencernaan proteolitik (protease), dengan
spesifisitas yang berbeda untuk asam amino yang membentuk ikatan peptida yang
akan dihidrolisis. Endopeptidase menghidrolisis ikatan peptida antara asam amino
spesifik di seluruh molekul. Enzim ini bekerja pertama kali, menghasilkan
sejumlah besatr fragmen yang lebih kecil, misalnya pepsin, tripsin, kimotripsin,
dan elastase. Eksopeptidase mengatalisis hidrolisis ikatan peptida satu per satu
dari ujung peptida. Karboksipeptidase yang disekresikan di getah pankreas,
membebaskan asam amino dari terminal karboksil bebas; aminopeptidase yang
disekresikan oleh sel mukosa usus, membebaskan asam amino dari terminal
amino. Dipeptidase di brush border sel mukosa usus mengatalisis hidrolisis
dipeptida, yang bukan merupakan substrat bagi aminopeptidase dan
karboksipeptidase. Protease disekresikan sebagai zimogen inaktif dan akan
diaktifkan oleh prekursornya ketika mendapat rangsangan dari makanan atau
bahan yang masuk ke pencernaan.
6. Denaturasi Protein
Denaturasi dapat diartikan suatu perubahan terhadap struktur sekunder,
tersier, dan kuartener terhadap molekul protein, tanpa terjadinya pemecahan
ikatan kovalen. Karena itu denaturasi dapat diartikan sebagai proses terpecahnya
ikatan hidrogen, interaksi hidrofobik, dan terbukanya lipatan protein.Protein yang
terdenaturasi berkurang kelarutannya. Lapisan molekul protein bagian dalam
yang bersifat hidrofobik berbalik keluar, sedangkan bagian luar yang bersifat
hidrofilik terlipat ke dalam. Pelipatan terjadi khususnya bila larutan protein telah
mendekati pH isolistrik dan akhirnya protein akan menggumpal dan mengendap.
Bila susunan ruang atau rantai polipeptida suatu molekul protein berubah,
maka dikatakan protein ini terdenaturasi. Sebagian besar protein globular mudah
mengalami denaturasi, jika ikatan-ikatan yang membentuk konfigurasi molekul
tersebut rusak Kadang-kadang perubahan ini memang dikehendaki namun sering
juga merugikan sehingga perlu dicegah.
Ada dua macam denaturasi yaitu pengembangan rantai peptida dan
pemecahan protein menjadi unit yang lebih kecil tanpa disertai pengembangan
molekul. Terjadinya kedua jenis denaturasi ini tergantung pada keadaan molekul.
Yang pertama terjadi pada rantai polipeptida, dan yang kedua terjadi pada bagian
molekul yang bergabung dalam ikatan sekunder.
Ikatan-ikatan yang dipengaruhi oleh proses denaturasi adalah ikatan
hidrogen, ikatan hidrofobik (pada leusin, valin, fenilalanin, triptofan yang saling
berlekatan membentuk suatu misel dan tidak larut dalam air), ikatan ionik antara
gugus bermuatan positif dan negatif, ikatan intramolekul yang terdapat pada
gugus disulfida dalam sistin.Penyebab denaturasi protein yang paling sering
adalah panas, radiasi UV, pelarut organik, asam atau basa, ion logam berat, dan
pereaksi alkaloid.
6. Kelainan yang Berkaitan dengan Protein
Gangguan konformasi protein dapat menyebabkanpenyakit prion, alzheimer,
dan talasemia beta.Di samping itu ada pula defisiensi protein yang disebut
kwashiorkor. Selain penciutan jaringan otot, berkurangnya mukosa usus, dan
menurunnya respon imun seperti dijumpai pada marasmus, anak dengan
kwashiorkor juga memperlihatkan beberapa gambaran khas. Gambaran paling
khas adalah edema, akibat berkurangnya konsentrasi protein plasma. Selain itu,
terjadi pembesaran hati akibat penimbunan lemak. Dulu diperkirakan bahwa
penyebab kwashiorkor adalah kurangnya protein, dengan asupan energi yang
lebih atau kurang adekuat, namun analisis terhadap diet anak yang mengalami
kwashiorkor memperlihatkan bahwa anggapan ini tidak tepat. Pertumbuhan anak
dengan kwashiorkor relatif lebih baik daripada penderita marasmus, dan edema
mulai membaik pada awal pengobatan, saat anak masih mendapat diet rendah
protein.
Hampir semua kwashiorkor dipicu oleh infeksi. Bertumpang tindih dengan
keadaan defisiensi makanan secara keseluruhan, defisiensi nutrien antioksidan,
seperti seng, tembaga, karoten, vitamin C dan E dapat ditemukan. Letupan
respiratorik sebagai respons terhadap infeksi menyebabkan terbentuknya radikal
bebas halogen dan oksigen sebagai bagian dari efek sitotoksik makrofag yang
terstimulasi. Tambahan stres oksidan ini dapat memicu terjadinya kwashiorkor.

Sumber:
Murray, Robert K., et al. 2009. Biokimia Harper. Jakarta: EGC.
http://veronikafoju.wordpress.com/i-love-biology/biokimia/biokimia-protein/

More Related Content

What's hot

Makalah Biokimia asam amino
Makalah Biokimia asam aminoMakalah Biokimia asam amino
Makalah Biokimia asam aminoRukmana Suharta
 
PROTEIN ROIKHATUL DAN ZENA
PROTEIN ROIKHATUL DAN ZENAPROTEIN ROIKHATUL DAN ZENA
PROTEIN ROIKHATUL DAN ZENApure chems
 
asam amino dan protein enzim
asam amino dan protein enzimasam amino dan protein enzim
asam amino dan protein enzimleeeli
 
Makalah Kelainan Metabolisme Asam Amino
Makalah Kelainan Metabolisme Asam AminoMakalah Kelainan Metabolisme Asam Amino
Makalah Kelainan Metabolisme Asam AminoAlivia Salma
 
Protein biokimia
Protein biokimiaProtein biokimia
Protein biokimiaaryopuv
 
ITP UNS SEMESTER 2 Asam amino-dan-protein
ITP UNS SEMESTER 2 Asam amino-dan-proteinITP UNS SEMESTER 2 Asam amino-dan-protein
ITP UNS SEMESTER 2 Asam amino-dan-proteinFransiska Puteri
 
Irfan bahan kuliah asam amino
Irfan bahan kuliah asam aminoIrfan bahan kuliah asam amino
Irfan bahan kuliah asam aminoAndrew Hutabarat
 
Protein ( Biokima ) STKIP Banjarmasin
Protein ( Biokima ) STKIP BanjarmasinProtein ( Biokima ) STKIP Banjarmasin
Protein ( Biokima ) STKIP BanjarmasinIkhsan Saputra
 
Modul biokimia protein
Modul biokimia proteinModul biokimia protein
Modul biokimia proteinAfan's BenWadd
 
biomolekul
biomolekulbiomolekul
biomolekulmfebri26
 
Biokimia Struktur Protein
Biokimia Struktur ProteinBiokimia Struktur Protein
Biokimia Struktur ProteinMas Bora Gain
 
Asam amino-dan-peptida
Asam amino-dan-peptidaAsam amino-dan-peptida
Asam amino-dan-peptidaDesra Sari
 
KIMIA PANGAN - PROTEIN/UNIVERSITAS PASUNDAN
KIMIA PANGAN - PROTEIN/UNIVERSITAS PASUNDANKIMIA PANGAN - PROTEIN/UNIVERSITAS PASUNDAN
KIMIA PANGAN - PROTEIN/UNIVERSITAS PASUNDANWulan Marayani
 

What's hot (20)

Makalah Biokimia asam amino
Makalah Biokimia asam aminoMakalah Biokimia asam amino
Makalah Biokimia asam amino
 
PROTEIN ROIKHATUL DAN ZENA
PROTEIN ROIKHATUL DAN ZENAPROTEIN ROIKHATUL DAN ZENA
PROTEIN ROIKHATUL DAN ZENA
 
Tabel asam amino
Tabel asam aminoTabel asam amino
Tabel asam amino
 
ASAM AMINO & PROTEIN-BIOMOLEKUL
ASAM AMINO & PROTEIN-BIOMOLEKULASAM AMINO & PROTEIN-BIOMOLEKUL
ASAM AMINO & PROTEIN-BIOMOLEKUL
 
asam amino dan protein enzim
asam amino dan protein enzimasam amino dan protein enzim
asam amino dan protein enzim
 
Makalah Kelainan Metabolisme Asam Amino
Makalah Kelainan Metabolisme Asam AminoMakalah Kelainan Metabolisme Asam Amino
Makalah Kelainan Metabolisme Asam Amino
 
Protein biokimia
Protein biokimiaProtein biokimia
Protein biokimia
 
ITP UNS SEMESTER 2 Asam amino-dan-protein
ITP UNS SEMESTER 2 Asam amino-dan-proteinITP UNS SEMESTER 2 Asam amino-dan-protein
ITP UNS SEMESTER 2 Asam amino-dan-protein
 
Irfan bahan kuliah asam amino
Irfan bahan kuliah asam aminoIrfan bahan kuliah asam amino
Irfan bahan kuliah asam amino
 
Protein ( Biokima ) STKIP Banjarmasin
Protein ( Biokima ) STKIP BanjarmasinProtein ( Biokima ) STKIP Banjarmasin
Protein ( Biokima ) STKIP Banjarmasin
 
Makalah protein
Makalah proteinMakalah protein
Makalah protein
 
PROTEIN
PROTEIN PROTEIN
PROTEIN
 
Modul biokimia protein
Modul biokimia proteinModul biokimia protein
Modul biokimia protein
 
biomolekul
biomolekulbiomolekul
biomolekul
 
Biokimia Struktur Protein
Biokimia Struktur ProteinBiokimia Struktur Protein
Biokimia Struktur Protein
 
Makalah protein
Makalah proteinMakalah protein
Makalah protein
 
Asam amino-dan-peptida
Asam amino-dan-peptidaAsam amino-dan-peptida
Asam amino-dan-peptida
 
KIMIA PANGAN - PROTEIN/UNIVERSITAS PASUNDAN
KIMIA PANGAN - PROTEIN/UNIVERSITAS PASUNDANKIMIA PANGAN - PROTEIN/UNIVERSITAS PASUNDAN
KIMIA PANGAN - PROTEIN/UNIVERSITAS PASUNDAN
 
Protein
Protein Protein
Protein
 
Protein ppt
Protein pptProtein ppt
Protein ppt
 

Similar to Protein Struktur dan Fungsi

KIMIA_Protein_Cici Awarti_1A.pptx
KIMIA_Protein_Cici Awarti_1A.pptxKIMIA_Protein_Cici Awarti_1A.pptx
KIMIA_Protein_Cici Awarti_1A.pptxMarniati7
 
Kuliah 7 protein1
Kuliah 7 protein1Kuliah 7 protein1
Kuliah 7 protein1zaldevi
 
6 metabolisme asam-amino
6 metabolisme asam-amino6 metabolisme asam-amino
6 metabolisme asam-aminoarita mutmainah
 
Metabolisme asam amino
Metabolisme asam aminoMetabolisme asam amino
Metabolisme asam aminoMartinoloth
 
Metabolisme asam amino
Metabolisme asam aminoMetabolisme asam amino
Metabolisme asam aminoMartinoloth
 
Metabolisme asam amino
Metabolisme asam aminoMetabolisme asam amino
Metabolisme asam aminoMartinoloth
 
laporan uji asam amino
laporan uji asam aminolaporan uji asam amino
laporan uji asam aminoElisa Elisa
 
Biokim.3.PROTEIN.pptx
Biokim.3.PROTEIN.pptxBiokim.3.PROTEIN.pptx
Biokim.3.PROTEIN.pptxRuniAwan
 
METABOLISME ASAM AMINO.pptx
METABOLISME ASAM AMINO.pptxMETABOLISME ASAM AMINO.pptx
METABOLISME ASAM AMINO.pptxYenimaryunita
 
Asam_Amino_dan_Protein_Slide_PPT.ppt
Asam_Amino_dan_Protein_Slide_PPT.pptAsam_Amino_dan_Protein_Slide_PPT.ppt
Asam_Amino_dan_Protein_Slide_PPT.pptssuser9848b0
 
Laporan praktikum hidrolisis protein enzimatis
Laporan praktikum hidrolisis protein enzimatisLaporan praktikum hidrolisis protein enzimatis
Laporan praktikum hidrolisis protein enzimatisParid Nurahman
 

Similar to Protein Struktur dan Fungsi (20)

KIMIA_Protein_Cici Awarti_1A.pptx
KIMIA_Protein_Cici Awarti_1A.pptxKIMIA_Protein_Cici Awarti_1A.pptx
KIMIA_Protein_Cici Awarti_1A.pptx
 
Kuliah 7 protein1
Kuliah 7 protein1Kuliah 7 protein1
Kuliah 7 protein1
 
6 metabolisme asam-amino
6 metabolisme asam-amino6 metabolisme asam-amino
6 metabolisme asam-amino
 
Pencernaan Protein
Pencernaan ProteinPencernaan Protein
Pencernaan Protein
 
Metabolisme asam amino
Metabolisme asam aminoMetabolisme asam amino
Metabolisme asam amino
 
Metabolisme asam amino
Metabolisme asam aminoMetabolisme asam amino
Metabolisme asam amino
 
Metabolisme asam amino
Metabolisme asam aminoMetabolisme asam amino
Metabolisme asam amino
 
laporan uji asam amino
laporan uji asam aminolaporan uji asam amino
laporan uji asam amino
 
Biokim.3.PROTEIN.pptx
Biokim.3.PROTEIN.pptxBiokim.3.PROTEIN.pptx
Biokim.3.PROTEIN.pptx
 
materi PROTEIN.pptx
materi PROTEIN.pptxmateri PROTEIN.pptx
materi PROTEIN.pptx
 
METABOLISME ASAM AMINO.pptx
METABOLISME ASAM AMINO.pptxMETABOLISME ASAM AMINO.pptx
METABOLISME ASAM AMINO.pptx
 
3.PROTEIN_.ppt
3.PROTEIN_.ppt3.PROTEIN_.ppt
3.PROTEIN_.ppt
 
protein
proteinprotein
protein
 
Metab protein 1
Metab protein 1Metab protein 1
Metab protein 1
 
Asam_Amino_dan_Protein_Slide_PPT.ppt
Asam_Amino_dan_Protein_Slide_PPT.pptAsam_Amino_dan_Protein_Slide_PPT.ppt
Asam_Amino_dan_Protein_Slide_PPT.ppt
 
protein.ppt
protein.pptprotein.ppt
protein.ppt
 
Laporan praktikum hidrolisis protein enzimatis
Laporan praktikum hidrolisis protein enzimatisLaporan praktikum hidrolisis protein enzimatis
Laporan praktikum hidrolisis protein enzimatis
 
Metabolisme protein
Metabolisme proteinMetabolisme protein
Metabolisme protein
 
Bab7 biom
Bab7 biomBab7 biom
Bab7 biom
 
Bab7 biomolekul
Bab7 biomolekulBab7 biomolekul
Bab7 biomolekul
 

More from Hesti Arini

More from Hesti Arini (8)

Fix english
Fix englishFix english
Fix english
 
Home industry pembuat tempe
Home industry pembuat tempeHome industry pembuat tempe
Home industry pembuat tempe
 
Draf ppt diagnosis
Draf ppt diagnosisDraf ppt diagnosis
Draf ppt diagnosis
 
Leafletku
LeafletkuLeafletku
Leafletku
 
1. sumatera
1. sumatera1. sumatera
1. sumatera
 
Food in hospitals
Food in hospitalsFood in hospitals
Food in hospitals
 
Draf resume
Draf resumeDraf resume
Draf resume
 
Ppt geostrategi
Ppt geostrategiPpt geostrategi
Ppt geostrategi
 

Protein Struktur dan Fungsi

  • 1. Hesti Retno Budi Arini 125070301111006 A2 / 37 PROTEIN A. Asam Amino 1. Asam Amino dalam Tubuh Manusia Selain berupa unit monomer pembentuk rantai polipeptida panjang pada protein, asam L-α amino dan turunannya ikut serta dalam berbagai fungsi sel. Polimer pendek asam amino yang disebut peptida melaksanakan peran sebagai hormon, hormone releasing factors, dan neurotransmitter. Meskipun sebagian asam amino protein bersifat dekstrorotatorik dan sebagian levorotatorik, semuanya memiliki konfigurasi mutlak L-gliseraldehida dan karenanya merupakan asam L-α amino. Manusia dapat membentuk 12 dari 20 asam amino yang umum dari zat-zat antara amfibolik glikolisis dan siklus asam sitrat. Meskipun secara nutrisional nonesensial, namun kedua-belas asam amino ini tidak bersifat nonesensial. Kedua-puluh asam amino tersebut secara biologis esensial. Dari 12 asam amino yang nonesensial secara nutrisional, 3 buah (sistein, tirosin, hidroksilisin) dibentuk dari asam amino yang esensial secara nutrisional sedangkan sisanya (alanin, asparagin, aspartat, glutamat, glutamin, glisin, hidroksiprolin, prolin, serin) dibuat dari zat antara amfibolik. Dari semua asam amino, ada asam amino yang dapat diubah menjadi piruvat yakni glisin, serin, alanin, sistein, treonin, dan hidroksiprolin. 2. Klasifikasi Asam Amino Asam amino memiliki 1 gugus karboksil dan 1 gugus amino. Di samping itu, ada pula gugus H dan R. Gugus R ini penting untuk mengetahui polaritas dari asam amino tersebut. Berikut adalah penggolongan asam amino berdasarkan gugus R-nya.
  • 2. Nama Simbol Kodon Dengan Rantai Samping Alifatik Glisin Gly (G) GGU, GGC, GGA, GGG Alanin Ala (A) GCU, GCC, GCA, GCG Valin Val (V) GUU, GUA, GUC, GUG Leusin Leu (L) UUA, UUG, CUU, CUA, CUC, CUG Isoleusin Ile (I) AUU, AUC, AUA Dengan Rantai Samping yang Mengandung Gugus Hidroksil (OH) Serin Ser (S) UCU, UCA, UCG, UCC Treonin Thr (T) ACU, ACA, ACG, ACC Tirosin Tyr (Y) UAU, UAC Dengan Rantai Samping yang Mengandung Sulfur Sistein Cys (C) UGU, UGC Metionin Met (M) AUG Dengan Rantai Samping yang Mengandung Gugus Asam atau Amidanya Asam aspartat Asp (D) GAU, GAC Asparagin Asn (N) AAU, AAC Asam glutamat Glu (E) GAA, GAG Glutamin Gln (Q) CAA, CAG Dengan Rantai Samping yang Mengandung Gugus Basa Arginin Arg (R) CGU, CGG, CGC, CGA Lisin Lys (K) AAA, AAG Histidin His (H) CAU, CAC Mengandung Cincin Aromatik Histidin His (H) CAU, CAC Fenilalanin Phe (F) UUU, UUC Tirosin Tyr (Y) UAU, UAC Triptofan Trp (W) UGG Pro (P) CCU, CCC, CCA, CCG Asam Imino Prolin
  • 3. 3. Sintesis Asam Amino Selain disintesis dan dihasilkan dari hidrolisis protein makanan, asam amino dapat diperoleh dari hidrolisis protein jaringan, contohnya mukosa usus dan otot. Asam amino digunakan selama sintesis protein, asam amino juga memasuki glukoneogenesis dan lipogenesis, terdegradasi menghasilkan energi dan digunakan untuk mensistesis senyawa-senyawa seperti purin, pirimidin, porfirin, epinefrin, dan keratin. Aktivitas metabolic ini diperleh melalui penggantian asam amino-asam amino secepat aktivitas pergantian lipid dan karbohidrat. 4. Reaksi Kimia Asam Amino a. Reaksi Ninhidrin Reaksi ninhidrin digunakan untuk penentuan kuantitatif asam amino, dengan memanaskan asam amino dan ninhidrin akan terjadi larutan warna biru dan intensitasnya dapat diukur dengan spektrofotometer. Asam amino dengan gugus α-amino bebas memberikan reaksi ninhidrin yang positif, pada prolina dan hidroksi prolina menghasilkan warna kuning. b. Reaksi Sanger Reaksi Sanger adalah reaksi antara gugus α-amino dengan 1-fluoro-2-,4dinitrobenzena (FDNB). Dalam keadaan basa lemah, FDNB bereaksi dengan α-asam amino menghasilkan derivat 2,4-dinitrofenil atau DNP-asam amino. Reaksi tersebut digunakan untuk penentuan asam amino N-ujung dari suatu rantai polipeptida. c. Reaksi Dansil Klorida Reaksi dansil klorida adalah reaksi antara gugus amino dengan 1-dimetil amino naftalena 5-sulfonil klorida. Karena gugus dansil mempunyai sifat fluoresensi yang tinggi, maka derivat dansil asam amino dapat ditentukan dengan cara fluorometri. d. Reaksi Edman Reaksi Edman merupakan reaksi antara α-asam amino dengan fenilisotiosianat yang menghasilkan derivat asam amino feniltiokarbamil. Dalam suasana asam pelarut nitrometana yang terakhir ini mengalami siklisasi membentuk senyawa
  • 4. lingkar feniltuihidantoin.Reaksi Edman sering dipakai untuk penentuan asam amno N-ujung suatu rantai polipeptida. e. Reaksi Basa Schiff Reaksi basa Schiff merupakan reaksi reversible antara gugus α-amino dengan gugus aldehida dari substrat. Basa Schiff ini biasanya adalah senyawa antara. f. Reaksi Gugus R Gugus –SH pada sisteina, hidroksifenol pada tirosina, dan guanidium pada arginina menunjukkan reaksi khas yang sering terjadi pada gugus fungsi tersebut. Gugus sulfidril pada sisteina bereaksi dengan ion logam berat (ion Ag dan ion Hg) menghasilkan merkaptida. Reaksi oksidasi sistein dengan ion besi menghasilkan senyawa disulfida, sistina B. Peptida Peptida tersusun dari beberapa asam amino yang merupakan rantai yang terhubungkan dari gugus karboksil asam amino dengan gugus amino dari asam amino lainnya melalui ikatan peptida.Dua asam amino yang dihubungan oleh ikatan peptida disebut dipeptida dan lebih dari dua asam amino adalah tripeptida dan seterusnya akan menjadi polipeptida. Penamaan peptida lebih lanjut didasarkan pada komponen asam aminonya. Urutan dimulai dari rantai N-ujung. C. Protein 1. Protein dalam Tubuh Protein merupakan komponen utama dalam semua sel hidup yang terdiri dari unsur C, H, O, dan N. Protein adalah makromolekul yang secara fisik dan fungsional kompleks yang melakukan beragam peran penting dalam tubuh. Suatu jaringan protein internal, sitoskeleton, mempertahankan bentuk dan integritas fisik sel. Filamen aktin dan miosin membentuk perangkat kontraksi otot. Hemoglobin mengangkut oksigen, sementara antibodi (imunnoglobulin) dalam darah mencari benda asing yang masuk. Enzim mengatalisis reaksi yang menghasilkan energi, membentuk dan menguraikan biomolekul, mereplikasi dan menerjemahkan gen, mengolah mRNA. Kolagen memberi bentuk pada kulit dan mioglobin bermanfaat untuk otot.Reseptor memungkinkan sel mengindera dan berespons terhadap rangsang hormon dan lingkungan. Protein mengalami perubahan fisik dan fungsional yang mencerminkan siklus hidup organisme tempat protein itu berada.
  • 5. Protein biasanya ‘lahir’ saat translasi, mengalami pengolahan pascatranslasi, berada secara selang-seling dalam bentuk aktif dan istirahat melalui intervensi faktor-faktor regulasi, mengalami penuaan melalui oksidasi, deamidasi, dan mati setelah diurai menjadi asam amino komponennya. 2. Struktur Protein Struktur protein memiliki empat ordo, yakni struktur primer yang merupakan sekuens asam amino dalam suatu rantai polipeptida; struktur sekunder yang merupakan pelipatan segmen-segmen pendek (3 sampai 30 residu), dan polipeptida yang berdekatan menjadi unit-unit yang teratur secara geometris; struktur tersier, penyusunan unit struktural sekunder menjadi unit fungsional yang lebih besar misalnya polipeptida matang dan domain-domain komponennya; dan struktur kuartener, jumlah dan tipe unit polipeptida pada protein oligometrik dan susunan spasialnya. 3. Klasifikasi Protein a. Enzim Enzim merupakan golongan protein yang terbesar dan paling penting. Kira-kira seribu macam enzim telah diketahui, dimana berfungsi sebagai biokatalisator reaksi kimia dalam jasad hidup. Molekul enzim biasanya berbentuk globular (bulat), sebagian terdiri dari satu rantai polipeptida dan ada yang lebih dari satu rantai polipeptida.Sebagai contoh adalah ribonuklease (enzim yang mengkatalisis hidrolisis RNA), sitokrom (berperan dalam proses pemindahan elektron), tripsin (katalisator pemutus ikatan peptida). b. Protein Pembangun Protein ini berfungsi sebagai pembentuk struktur, contohnya adalah glikoprotein (penunjang struktur dinding sel), α-keratin (terdapat dalam kulit, rambut), kolagen (serabut dalam jaringan penyambung), mukoprotein (sekresi mukosa). c. Protein Kontraktil Golongan protein ini berperan dalam proses gerak, contohnya miosin, aktin, dan dinein (dalam rambut getar dan flagel). d. Protein Pengangkut Protein ini mempunyai kemampuan untuk mengikat molekul tertentu dan melakukan pengangkutan melalui aliran darah misalnya hemoglobin mengangkut
  • 6. oksigen dalam darah, mioglobin mengangkut oksigen dalam otot, serum albumin mengangkut asam lemak dalam darah, dan β-lipoprotein mengangkut lipid dalam darah). e. Protein Hormon Seperti halnya enzim, hormon termasuk protein yang aktif, sebagai contoh adalah insulin (mengatur metabolisme glukosa), adrenokortikotrop (mengatur sintesis kortikosteroid). f. Protein Bersifat Racun Beberapa protein bersifat racun terhadap hewan kelas tinggisepertiClostridium botulinum (keracunan bahan makanan), bisaular (penyebab hidrolisisfosfogliserida), risin (racun dalam beras). g. Protein Pelindung Golongan ini umumnya terdapat dalam darah vertebrata. Sebagai contoh adalah antibodi (terbentuk jika ada antigen), fibrinogen (sumber pembentuk fibrin dalam pembekuan darah), trombin (komponen dalam pembekuan darah). h. Protein Cadangan Protein ini disimpan untuk berbagai proses metabolisme dalam tubuh seperti ovalbumin (protein pada putih telur), kasein (protein susu), feritin (cadangan besi dalam limfa). 4. Kebutuhan Protein Keadaan nutrisi protein dapat ditentukan dengan mengukur asupan dari makanan dan pengeluaran senyawa bernitrogen dari tubuh. Meskipun asam nukleat juga mengandung nitrogen, namun protein adalah sumber nitrogen utama dari makanan, dan pengukuran asupan nitrogen total dapat memberikan perkiraan yang baik tentang asupan protein (mg N x 6,25 = mg protein karena pada sebagian besar protein mengandung 16% N). Pengeluaran N dari tubuh terutama dalam bentuk urea dan sebagian kecil dalam senyawa lain di urine, protein yang tidak tercerna di tinja; juga terjadi pengeluaran dalam jumlah signifikan melalui keringat dan kulit yang terlepas. Perbedaan antara asupan dan pengeluaran senyawa bernitrogen dikenal sebagai keseimbangan nitrogen. Pada orang dewasa sehat, keseimbangan nitrogen berada dalam ekuilibrium, yaitu asupan setara dengan pengeluaran, dan tidak terjadi perubahan dalam kandungan protein total
  • 7. tubuh. Pada anak yang sedang tumbuh, wanita hamil, dan orang yang dalam masa penyembuhan dari kehilangan protein, ekskresi senyawa bernitrogen lebih sedikit daripada asupan yang diperoleh dari makanan dan terjadi retensi netto nitrogen di tubuh dalam bentuk protein (keseimbangan nitrogen positif). Jika terjadi respons terhadap trauma atau infeksi, atau jika asupan protein kurang memadai, terjadi kehilangan netto nitrogen protein dari tubuh (keseimbangan nitrogen negatif). Studi tentang keseimbangan nitrogen memperlihatkan bahwa kebutuhan rata-rata harian adalah 0,6 gr protein / kg berat badan (tambahan 0,75 untuk variasi individual) atau sekitar 50 gr / hari. Asupan protein rata-rata di negara maju berkisar 80-100 gr / hari, yaitu 14-15% dari asupan energi. Karena pada anak yang sedang tumbuh menjadi penambahan protein di dalam tubuhnya, secara proporsional kebutuhan mereka lebih besar daripada kebutuhan orang dewasa dan harus berada dalam keseimbangan nitrogen positif. Meskipun demikian, kebutuhannya relatif kecil dibandingkan dengan kebutuhan untuk pergantian protein. Di sebagian negara, asupan protein mungkin kurang memadai untuk memenuhi kebutuhan ini sehingga terjadi hambatan pertumbuhan. 5. Pencernaan Protein Terdapat 2 kelas utama enzim pencernaan proteolitik (protease), dengan spesifisitas yang berbeda untuk asam amino yang membentuk ikatan peptida yang akan dihidrolisis. Endopeptidase menghidrolisis ikatan peptida antara asam amino spesifik di seluruh molekul. Enzim ini bekerja pertama kali, menghasilkan sejumlah besatr fragmen yang lebih kecil, misalnya pepsin, tripsin, kimotripsin, dan elastase. Eksopeptidase mengatalisis hidrolisis ikatan peptida satu per satu dari ujung peptida. Karboksipeptidase yang disekresikan di getah pankreas, membebaskan asam amino dari terminal karboksil bebas; aminopeptidase yang disekresikan oleh sel mukosa usus, membebaskan asam amino dari terminal amino. Dipeptidase di brush border sel mukosa usus mengatalisis hidrolisis dipeptida, yang bukan merupakan substrat bagi aminopeptidase dan karboksipeptidase. Protease disekresikan sebagai zimogen inaktif dan akan diaktifkan oleh prekursornya ketika mendapat rangsangan dari makanan atau bahan yang masuk ke pencernaan.
  • 8. 6. Denaturasi Protein Denaturasi dapat diartikan suatu perubahan terhadap struktur sekunder, tersier, dan kuartener terhadap molekul protein, tanpa terjadinya pemecahan ikatan kovalen. Karena itu denaturasi dapat diartikan sebagai proses terpecahnya ikatan hidrogen, interaksi hidrofobik, dan terbukanya lipatan protein.Protein yang terdenaturasi berkurang kelarutannya. Lapisan molekul protein bagian dalam yang bersifat hidrofobik berbalik keluar, sedangkan bagian luar yang bersifat hidrofilik terlipat ke dalam. Pelipatan terjadi khususnya bila larutan protein telah mendekati pH isolistrik dan akhirnya protein akan menggumpal dan mengendap. Bila susunan ruang atau rantai polipeptida suatu molekul protein berubah, maka dikatakan protein ini terdenaturasi. Sebagian besar protein globular mudah mengalami denaturasi, jika ikatan-ikatan yang membentuk konfigurasi molekul tersebut rusak Kadang-kadang perubahan ini memang dikehendaki namun sering juga merugikan sehingga perlu dicegah. Ada dua macam denaturasi yaitu pengembangan rantai peptida dan pemecahan protein menjadi unit yang lebih kecil tanpa disertai pengembangan molekul. Terjadinya kedua jenis denaturasi ini tergantung pada keadaan molekul. Yang pertama terjadi pada rantai polipeptida, dan yang kedua terjadi pada bagian molekul yang bergabung dalam ikatan sekunder. Ikatan-ikatan yang dipengaruhi oleh proses denaturasi adalah ikatan hidrogen, ikatan hidrofobik (pada leusin, valin, fenilalanin, triptofan yang saling berlekatan membentuk suatu misel dan tidak larut dalam air), ikatan ionik antara gugus bermuatan positif dan negatif, ikatan intramolekul yang terdapat pada gugus disulfida dalam sistin.Penyebab denaturasi protein yang paling sering adalah panas, radiasi UV, pelarut organik, asam atau basa, ion logam berat, dan pereaksi alkaloid. 6. Kelainan yang Berkaitan dengan Protein Gangguan konformasi protein dapat menyebabkanpenyakit prion, alzheimer, dan talasemia beta.Di samping itu ada pula defisiensi protein yang disebut kwashiorkor. Selain penciutan jaringan otot, berkurangnya mukosa usus, dan menurunnya respon imun seperti dijumpai pada marasmus, anak dengan kwashiorkor juga memperlihatkan beberapa gambaran khas. Gambaran paling
  • 9. khas adalah edema, akibat berkurangnya konsentrasi protein plasma. Selain itu, terjadi pembesaran hati akibat penimbunan lemak. Dulu diperkirakan bahwa penyebab kwashiorkor adalah kurangnya protein, dengan asupan energi yang lebih atau kurang adekuat, namun analisis terhadap diet anak yang mengalami kwashiorkor memperlihatkan bahwa anggapan ini tidak tepat. Pertumbuhan anak dengan kwashiorkor relatif lebih baik daripada penderita marasmus, dan edema mulai membaik pada awal pengobatan, saat anak masih mendapat diet rendah protein. Hampir semua kwashiorkor dipicu oleh infeksi. Bertumpang tindih dengan keadaan defisiensi makanan secara keseluruhan, defisiensi nutrien antioksidan, seperti seng, tembaga, karoten, vitamin C dan E dapat ditemukan. Letupan respiratorik sebagai respons terhadap infeksi menyebabkan terbentuknya radikal bebas halogen dan oksigen sebagai bagian dari efek sitotoksik makrofag yang terstimulasi. Tambahan stres oksidan ini dapat memicu terjadinya kwashiorkor. Sumber: Murray, Robert K., et al. 2009. Biokimia Harper. Jakarta: EGC. http://veronikafoju.wordpress.com/i-love-biology/biokimia/biokimia-protein/