Dokumen tersebut membahas berbagai jenis struktur organisasi perusahaan dan strategi bisnis beserta penerapannya, termasuk struktur sederhana, fungsional, multidivisional, strategi keunggulan biaya, pembedaan, biaya rendah terintegrasi, fokus, diversifikasi berhubungan-terbatas, gabungan berhubungan dan tak berhubungan, diversifikasi tak berhubungan, multidomestik, global, dan transnasional. Dokumen menyimpulkan bahwa seti
2. Struktur Sederhana : bentuk organisasi dimana manajer-pemilik mengambil semua keputusan penting
secara langsung dan memantau semua aktivitas, sementara staffnya hanya berfungsi sebagai
perpanjangan wewenang pengawasan manajer.
Struktur Fungsional : terdiri dari CEO dan staff korporat terbatas, dengan manajer jenis produk
fungsional dalam fungsi-fungsi dominan seperti produksi, akunting, pemasaran, penelitian dan
pengembangan, dan sumber daya manusia.
Struktur Multidivisional : terdiri dari divisi operasi dimana masing-masing divisi mewakili bisnis
terpisah dan pejabat korporat puncak mendelegasikan tanggung jawab operasi dan strategi unit-bisnis
dari hari ke hari kepada manajer divisi; dengan pendelegasian seperti itu, kantor pusat korporat
bertanggung jawab untuk merumuskan dan menerapkan seluruh strategi korporat dan mengelola
divisinya lewat kontrol strategis dan keuangan.
3. Penerapan Keunggulan Biaya :untuk memperoleh keunggulan bersaing dengan strategi keunggulan
biaya, perusahaan harus memperoleh efisiensi optimal dari operasinya. Biasanya pilihan strategi ini
mencakup usaha mengahasilkan produk standar dengan biaya rendah per unit. Perusahaan yang
sukses dengan strategi ini biasanya adalah perusahaan-perusahaan yang relatif besar dibandingkan
dengan pesaingnya.
Penerapan Strategi Pembedaan : perusahaan yang berusaha melakukan pembedaan khususnya
membutuhkan dukungan dari fungsi manufaktur dan pemasarannya. Sistem manufaktur yang efisien
dan fleksibel khusunya sangat berharga. Kalau perusahaan sanggup menciptakan persepsi keunikan
produk diantara konsumen, biaya rendah mungkin kurang penting, tetapi masih perlu. Akan tetapi,
perusahaan itu biasanya harus menanggung biaya yang lebih tinggi untuk modifikasi produk yang
lebih sering dilakukan, perubahan pengepakan, dan distribusi tambahan dan biaya iklan. Fungsi
pemasaran serta penelitian dan pengembangan produk baru sering dominan dalam strategi
pembedaan. Walaupun fungsi-fungsi ini, khususnya pemasaran, mempunyai kompenen
desentralisasi, masing-masing seharusnya mempunyai staf terdesentralisasi yang bekerja bersama-
sama secara erat
4. Penerapan Strategi Biaya Rendah Terintegrasi/Pembedaan : perusahaan yang mencoba strategi
ini berisiko akan terperangkap ditangah-tengah dan mungkin tidak akan berhasil. Masalah
muncul karena penerapannya sulit. Biaya rendah biasanya menuntut penekanan pada rekayasa
produksi dan proses manufaktur, dengan perubahan produk yang tidak sering terjasdi.
Pembedaan menuntut penekanan pada pemasaran serta penelitian dan pengembangan produk
baru, dengan perubahan produk yang relatif sering terjadi untuk mempertahankan persepsi
keunikan produk. Penekanan fungsional yang berbeda-beda ini mengakibatkan sulitnya
penerapan.
Penerapan Strategi Fokus : sebuah perusahaan yang menekankan strategi fokus berusaha
memenuhi kebutuhan pembeli tertentu. Kalau strategi tingkat-bisnis sebelumnya mungkin
menuntut struktur fungsional, maka strategi fokus ini mungkin lebih baik dikelola dengan
struktur sederhana. Akan tetapi, jika sudah cukup besar, perusahaan juga mungkin menggunakan
struktur fungsional.
5. Penerapan Strategi Berhubungan-Terbatas : pertalian antara unit-bisnis dianggap penting dalam
strategi diversifikasi berhubungan-terbatas. Karena pertalian ini, top eksekutif harus mendorong
kerjasama yang tepat antara divisi-divisi. Kerjasama antara divisi-divisi ini perlu untuk mewujudkan
ekonomi ruang lingkup atau untuk memudahkan transfer keterampilan.
Penerapan Strategi Gabungan Berhubungan dan Tak Berhubungan (Berhubungan-Terantai) :
penerapan strategi gabungan berhubungan dan tak behubungan (berhubungan terantai) menuntut
bentuk struktural yang berbeda daripada strategi berhubungan terbatas. Karena strategi gabungan
berupaya menerapkan divisi berhubungan maupun tak berhubungan, maka struktur unit bisnis
strategis diperlukan untuk mengorganisasikan bisnisnya.
Penerapan Strategi Diversifikasi Tak Berhubungan : struktur yang diterapkan dalam dalam situasi ini
ialah bentuk bersaing, dimana struktur dan kontrolnya menekankan persaingan antara divisi-divisi
yang terpisah (biasanya tak berhubungan) untuk mendapatkan modal korporat.
6. Penerapan Strategi Multidomestik : penerapan strategi multidomestik menuntut desentralisasi
bagi keadaan negara tertentu, untuk membedakan pendekatan terhadap masing-masing pasar
negara tertentu itu. Karena pelaksanaan strategi multidomestik, hanya memerlukan sedikit
koordinasi di antara pasar negara yang berbeda-beda, maka tak diperlukan mekanisme
pemersatu antara divisi-divisi dalam struktur wilayah geografis di seluruh dunia.
Penerapan Strategi Global : strategi global menuntut koordinasi yang lebih formal, berbagai
mekanisme pemersatu dan formalisasi yang lebih kuat untuk menjamin kooperasi dan
koordinasi yang diperlukan. Biaya birokrasi bertambah dengan koordinasi, integrasi, dan
formalisasi yang dibutuhkan strategi ini,
Penerapan Strategi Transnasional : karena tuntutan menerapkan strategi transnasional yang
bertentangan, unsur-unsur spesifik itu sulit dikendali. Organisasi transnasional itu harus
tersentralisasi dan terdesentralisasi, terintegrasi dan tidak terintegrasi, dan terformalisasi dan
tifak terformalisasi. Jadi banyak perusahaan telah mencoba sejumlah susunan struktur yang
berbeda-beda untuk menerapkan strategi transnasional.
7. Masing-masing struktur yang dipaparkan tadi mempunyai kelemahan, jika memperhatikan biaya
untuk menerapkan struktur dan kontrolnya. Hal ini menyebabkan perusahaan-perusahaan merubah
strateginya untuk mengatasi persoalan-persoalan struktural, dengan menyarankan bahwa ketika
manajer merumuskan strategi, maka perlu memberi perhatian besar kepada struktur yang
dibutuhkan untuk menerapkannya. Ketika manajer melaksanakan ini, perusahaan mungkin akan
sanggup menghindarkan restrukturisasi (misalnya tindakan upscope dan downsope, pengembangan
dan penciutan) yang telah dialami banyak perusahaan selama dekade terakhir. Oleh karena itu,
manajer harus memikirkan tuntutan penerapan saat merumuskan strategi perusahaan. Sama halnya,
setelah penerapan, perusahaan itu harus memikirkan persoalan-persoalan mendatang akibat
perumusan strategi itu.