SlideShare a Scribd company logo
1 of 12
VitaminB3 |i
MAKALAH DASAR – DASAR ILMU GIZI
NIASIN, ASAM NIKOTINAT (VITAMIN B3)
OLEH
KELOMPOK 6
WA ODE NURNI J1A116142
WINDA DWI AMANDA J1A116150
HERMAYANI J1A116157
YULIAS CANTIKA J1A116165
YENI FADILAH J1A116174
VIRA PATMALIA J1A116186
CECE ANDINI J1A116200
ARIFATY DEWINTHA J1A116211
JURUSAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2017
VitaminB3 |ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Vitamin adalah sekelompok senyawa organik amina berbobot
molekul kecil yang memiliki fungsi vital dalam metabolisme setiap
organisme yang tidak dapat dihasilkan oleh tubuh. Nama ini berasal dari
gabungan kata bahasa latin vita yang artinya “hidup” dan amina yang
mengacu pada suatu gugus organik yang memiliki atom nitrogen (N),
karena pada awalnya vitamin dianggap demikian.
Terdapat tiga belas jenis vitamin yang dibutuhkan oleh tubuh untuk
dapat bertumbuh dan berkembang dengan baik. Vitamin tersebut antara
lain vitamin yang larut dalam lemak A,D,E,K, dan vitamin yang larut
dalam air salah satunya vitamin B (tiamin, riboflavin, niacin, asam
pantotenat, biotin, B6, B12, dan folat).
Vitamin B berperan penting dalam metabolisme di dalam tubuh,
terutama dalam hal pelepasan energi saat beraktifitas.hal ini terkait dengan
peranannya di dalam tubuh terhadap berbagai jenis sumber energi.
Vitamin B3 salah satunya.
Vitamin B3 atau Niacin berperan penting dalam hal metabolisme
karbohidrat untuk menghasilkan energi, metabolisme lemak, dan protein.
Vitamin B3 atau niacin termasuk salah satu jenis vitamin yang
banyak ditemukan pada makanan hewani, seperti ragi, hati, ginjal, daging
unggas, dan ikan. Akan tetapi tedapat beberapa sumber pangan lainnya
yang juga mengandung vitamin ini dalam kadar tinggi, antara lain gandum
dan kentang manis, kekurangan vitamin ini dapat menyebabkan tubuh
mengalami kekejangan, keram otot, gangguan sistem pencernaan, muntah-
muntah, dan mual.
VitaminB3 |iii
B. Rumusan Masalah
Bagaimana sejarah, sifat kimia dan stabilitas, metabolism, sumber, angka
kecukupan niasin yang dianjurkan, serta dampak kelebihan dan kekurangan
niasin, asam nikotinat (vitamin B3)?
C. Tujuan Penulisan
Tujuan dari penulisan ini yaitu untuk mengetahui sejarah, sifat kimia dan
stabilitas, metabolism, sumber, angka kecukupan niasin yang dianjurkan,
serta dampak kelebihan dan kekurangan niasin, asam nikotinat (vitamin B3).
D. Manfaat Penulisan
Berdasarkan tujuan penulisan diatas, manfaat dari penulisan ini yaitu bisa
mengetahui sejarah, sifat kimia dan stabilitas, metabolisme, sumber, angka
kecukupan niasin yang dianjurkan, serta dampak kelebihan dan kekurangan
niasin, asam nikotinat (vitamin B3).
VitaminB3 |iv
BAB II
PEMBAHASAN
A. Sejarah Niacin, Asam Nikotinat (Vitamin B3)
Identifikasi niasin erat kaitannya dengan penelitian tentang
penyebab dan pengobatan penyakit pellagra atau kulit kasar yang umum
ditemukan pada abad ke – 18 di Spanyol dan Italia. Pada tahun 1915
Coldberger, sarjana Amerika, melakukan percobaan secara klasik terhadap
dua belas narapidana yang diberi jaminan akan dibebaskan bila mereka
mau bekerja sama dalam penelitian gizi. Mereka mengkonsumsi suatu
ransum makanan rendah gizinya. Ransum tersebut terdiri dari ubi jalar,
roti, jagung, kubis, nasi, biscuit, kopi, dan sebagainya. Setelah beberapa
minggu, narapidana merasa pusing, sakit perut, dan mengalami lelah
badan. Dan setelah lima bulan, dermatitis yang spesifik akibat pellagra
timbul pada para narapidana tersebut. Coldberger (1918) kemudian
menyatakan bahwa penyakit ini disebabkan oleh kekurangan zat gizi yang
dapat disembuhkan dengan memakan protein bermutu tinggi.
Pada tahun 1922 Coldberger kembali menemukan bahwa
terjadinya gejala lidah hitam pada anjing ternyata mirip atau sesuai dengan
pellagra pada manusia. Dan baru pada tahun 1937, Elvelyein dan kawan –
kawan dapat membuktikan bahwa pellagta dapat disembuhkan dengan
pemberian asam nikotinat.
Bentuk niasin sebagai nikotinamida kemudian diisolasi dari
Nikotinamida Adenin Dinukleotida Posfat (NADP) dan Nikotinamida
Adenin Dinukleutida (NAD). Hubungan antara triptofan dan niasin
ditemukan melalui eksperimen pada manusia yang mengukur metabolism
niasin sesudah diberi beberapa dosis triptofan. Triptofan ternyata adalah
precursor dari niasin. Terakhir, nama niasin diusulkan oleh Cowgill untuk
menghindakan dari kekisruhan istilah dengan nikotin dari tembakau.
VitaminB3 |v
B. Sifat Kimia dan Stabilitas Niasin, Asam Nikotinat (Vitamin B3)
Niasin adalah istilah generic untuk asam nikotinat dan turunan
alaminya nikotinamida (niasin amida) (lihat Gambar 1). Niasin berfungsi
sebagai komponen koenzim Nikotinamida Adenin Dinukleotida (NAD)
dan Nikotinamida Adenin Dinukleotida Fosfat (NADP), yang berada di
semua sel. Kedua co-enzim ini berperan di dalam proses mentransfer atom
Hydrogen di dalam reaksi –reaksi yang menghasilkan energy. Reaksi –
reaksi ini berhubungan dengan integritas jaringan, terutama bagi kulit,
saluran pencernaan dan susunan saraf. Selain fungsinya sebagai enzim,
asam nikotinat (bukan niacinamide) menunjukkan pula efek
pharmakodinamik sebagai vasodilatator perifer dan menurunkan kadar
kolestrol darah.
Fungsi utama NAD dan NADP ialah sebagai co-enzim yang
memindahkan ion hydrogen dan substrat tertentu, bekerjasama dengan
enzim dehydrogenase kelas flavoprotein, mentransfer hydrogen atau
electron ke enzim lain dalam deretan system redoks. Proses –proses ini
diantaranya terdapat pada reaksi glycolysis, metabolism pyruvate,
biosintesis pentose, dan produksi ATP.
Niasin atau asam nikotinat merupakan kristal putih, yang lebih
stabil dari tiamin dan riboflavin. Niasin tahan terhadap suhu tinggi yaitu
tidak lebih dari 1200 C, cahaya, asam, alkali, dan oksidasi. Niasin tidak
rusak oleh pengolahan dan pemasakan normal, kecuali kehilangan melalui
asam nikotinat nikotinamida
Gambar 1 Struktur kimia niasin
VitaminB3 |vi
air masakan yang dibuang. Niasin mudah diubah menjadi bentuk aktif
nikotinamida.
C. Metabolisme Niasin, Asam Nikotinat (Vitamin B3)
Bentuk aktif Niacin ialah niacinamida yang diperlakukan oleh segala
jenis sel jaringan hidup. Tryptophane merupakan precursor dan 60 mg
tryptophane setara dengan 1 mg niacin pada manusia. Nilai setara ini
berbeda pada spesies yang berlain-lainan. Meskipun niacin terdapat merata
didalam berbagai jenis sel jaringan didalam tubuh, tidaklah terdapat
timbunan niacin yang cukup berarti. Niacin dan prekusornya larut didalam
air, sehingga mudah diserap kedalam mukosa dinding usus, dan dialirkan
lebih lanjut kedalam hati melalui venaportae. Yang terdapat didalam
jaringan berbentuk NADP dan NAD.
Bentuk NADP ini tidak banyak kuantumnya dan cepat menjadi susut,
bila konsumsi tidak mencukupi. Kadar niacinamida didalam darah lengkap
(NAD dan NADP) adalah sebesar 35ug/ml dan praktis seluruhnya terdapat
didalam erythrocyte, yang kadarnya 60-90 ug/dl. Sejumlah kecil niacin
bebas terdapat didalam plasma(0,15 ug-ml) pada kondisi berpuasa. Kadar
niacin tertinggi terdapat didalam hati(58 ug/g), jantung ginjal,otot skelet
dan otot licin (31/47 ug/g jaringan basah), jerohan,kelenjar ekndokrin, paru
dan otak mengandung niacin dengan kadar lebih lebih rendah dari
jaringan-jaringan yang disebut terdahulu. Turnover rate niacin di dalam
hati, ginjal dan limpah terdapat 4 hari, dalam otot jantung dan erythrocyte
5 hari, sedangkan di dalam otot skelet, tulang sternum dan otak 8 hari.
Niacin diekskresikan di dalam urine dalam bentuk N’methyl niacinamida
(N’-Me). Dalam katabolisma niacin, metabolisma N’-Me dipecah lebih
lanjut menjadi berbagai metabolite yang belum jelas benar identitasnya.
Didalam urine, disamping N’-Me diekskresikan juga pyridone dan
beberapa metabolite lain dalam kuantum kecil yang belum dapat
diindetifikasikan bentuknya Pada orang sehat dengan konsumsi niacin
yang adekwat, didalam urine ini diekskresikan niacin 10-20 mg atau lebih
sehari, dari jumlah tersebut 5-8 mg dalam bentuk N’-Me dan sebagian
besar lagi dalam bentuk pyridone. Selain didalam urine, hasil katabolisma
niacin terdapat juga didalam udara pernapasan sebagai CO2.
D. Fungsi Niasin, Asam Nikotinat (Vitamin B3)
Nikotinamida berfungsi di dalam tubuh sebagai bagian koenzim NAD dan
NADP (NADH dan NADPH adalah bentuk reduksinya). Koenzim-
koenzim ini diperlukan dalam reaksi oksidasi-reduksi pada glikolisis,
VitaminB3 |vii
metabolisme protein, asam lemak, pernapasan sel dan detoksifikasi,
dimana peranannya adalah melepas dan menerima atom hydrogen. NAD
juga berfungsi dalam sintesis glikogen. Secara umum, fungsi niasin dalam
tubuh, yaitu; 1) berguna dalam proses pertumbuhan dan perbanyakan sel,
2) penting pada perombakan karbohidrat, dan 3) mencegah penyakit
pellagra.
E. Sumber Niasin, Asam Nikotinat (Vitamin B3)
Sumber niasin adalah hati, ginjal, ikan, daging, ayam dan kacang tanah.
Susu dan telur mengandung sedikit niasin tetapi kaya triptofan. Sayur dan
buah tidak merupakan sumber niasin. Sebagian besar protein hewani kaya
akan triptofan. Untuk membuat suatu penaksiran kasar, protein makanan
rata – rata dapat dianggap mengandung 1% triptofan. Kandungan niasin
beberapa bahan makanan dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1 Nilai niasin berbagai bahan makanan (mg/100 gram)
Bahan Makanan Mg Bahan Makanan Mg
Kacang tanah local 13,0 Ayam 8,0
Teri nasi kering 9,7 Daging babi 8,6
Sardine 7,6 Daging sapi 4,5
Ikan kembung 6,5 Hati sapi 12,0
Ikan bandeng 5,8 Hati ayam 10,0
Ikan kembung 2,2 Ginjal kambing 8,2
Ikan selar segar 2,9 Ginjal sapi 6,7
Ikan tawes segar 2,4 Beras 3,0
Udang segar 2,2 Tempe kacang kedelai 3,6
Petis udang 2,2 Kacang merah 2,0
Sumber: Komposisi Zat Gizi Pangan Indonesia, Depkes 1990
Food Composition Table for Use in East Asia, FAO, 1972
VitaminB3 |viii
F. Angka Kecukupan Niasin yang Dianjurkan
Widyakarya Nasional Pangan dan Gizi (2004) menetapkan angka
kecukupan niasin seperti dapat dilihat pada Tabel 2. Di Amerika angka
kecukupan niasin dinyatakan dalam niasin ekivalen (NE) dengan
memperhitungkan sumbangan triptifan terhadap niasin.
Tabel 2 Angka kecukupan niasin yang dianjurkan untuk niasin
Golongan Umur AKN* (mg) Golongan Umur AKN* (mg)
0-6 bl 2 Wanita:
7-11 bl 4 10-12 th 12
1-3 th 6 13-15 th 13
4-6 th 8 16-18 th 14
7-9 th 10 19-29 th 14
30-49 th 14
50-64 th 14
≥ 65 th 14
Pria Hamil: + 4
10-12 th 12 Menyusui:
13-15 th 14 0-6 bl + 3
16-18 th 16 7-12 bl + 3
19-29 th 16
30-49 th 16
50-64 th 16
≥ 65 th 16
Sumber: Widyarkarya Nasional Pangan dan Gizi, 2004
*Angka Kecukupan Niasin
Walaupun di Indonesia ada daerah – daerah yang memakan jagung
sebagai makanan pokok, tetapi pellagra ternyata tidak merupakan masalah. Hal
ini mungkin karena makanan disertai dengan sumber protein (lauk).
G. Dampak Kelebihan dan Kekurangan Niasin, Asam Nikotinat (Vitamin B3)
1. Kelebihan Niasin
Kelebihan niasin dapat menyebabkan peningkatan penggunaan glikogen otot,
kulit panas dan gatal, gangguan denyut jantung, gangguan ginjal dan
diabetes.
VitaminB3 |ix
2. Kekurangan Niasin
Pada tahap awal tanda – tanda kekurangan niasin adalah kelemahan otot,
anoreksia, gangguan pencernaan dan kulit memerah. Kekurangan berat
menyebabkan pellagra yang mempunyai karakteristik dermatitis (kulit
kemerahan, lalu mengelupas dan pecah – pecah, eksema yang simetis pada
bagian kiri dan kanan tubuh, serta anemia), demensia (mengalami depresi
mental, pelupa, cepat letih, dan sering melamun), dan diare (buang air besar,
serta di gusi dan di usus terjadi pula pendarahan). Kekurangan berat juga bisa
berakhir dengan mati/death (4D).
VitaminB3 |x
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Identifikasi niasin erat kaitannya dengan penelitian tentang
penyebab dan pengobatan penyakit pellagra atau kulit kasar yang umum
ditemukan pada abad ke – 18 di Spanyol dan Italia. Coldberger (1918)
kemudian menyatakan bahwa penyakit ini disebabkan oleh kekurangan zat
gizi yang dapat disembuhkan dengan memakan protein bermutu tinggi.
Dan baru pada tahun 1937, Elvelyein dan kawan – kawan dapat
membuktikan bahwa pellagra dapat disembuhkan dengan pemberian asam
nikotinat atau niasin. Nama niasin diusulkan oleh Cowgill untuk
menghindakan dari kekisruhan istilah dengan nikotin dari tembakau.
Niasin atau asam nikotinat merupakan Kristal putih, yang lebih
stabil dari tiamin dan riboflavin. Niasin tahan terhadap suhu tinggi yaitu
tidak lebih dari 1200 C, cahaya, asam, alkali, dan oksidasi. Niasin tidak
rusak oleh pengolahan dan pemasakan normal, kecuali kehilangan melalui
air masakan yang dibuang. Niasin mudah diubah menjadi bentuk aktif
nikotinamida.
Secara umum, fungsi niasin dalam tubuh, yaitu; 1) berguna dalam
proses pertumbuhan dan perbanyakan sel, 2) penting pada perombakan
karbohidrat, dan 3) mencegah penyakit pellagra.
Sumber niasin adalah hati, ginjal, ikan, daging, ayam dan kacang
tanah. Susu dan telur mengandung sedikit niasin tetapi kaya triptofan.
Sayur dan buah tidak merupakan sumber niasin. Sebagian besar protein
hewani kaya akan triptofan. Untuk membuat suatu penaksiran kasar,
protein makanan rata – rata dapat dianggap mengandung 1% triptofan
Angka kecukupan niasin yang dianjurkan adalah 16 mg untuk laki
– laki dewasa dan 14 mg untuk perempuan dewasa.
Kelebihan niasin dapat menyebabkan peningkatan penggunaan
glikogen otot, kulit panas dan gatal, gangguan denyut jantung, gangguan
VitaminB3 |xi
ginjal dan diabetes. Sementara kekurangan niasin dapat menyebabkan pellagra;
diare, dermatitis, demensia (3D); mudah tersinggung; kurang nafsu makan;
pusing; gangguan mental; dermatitis bilateral terutama bagian yang terkena sinar
matahari.
B. Saran
Dengan bertambahnya pengetahuan pembaca setelah membaca sejarah,
sifat kimia dan stabilitas, metabolisme, sumber, angka kecukupan yang
dianjurkan, serta dampak kelebihan dan kekurangan dari niasin atau vitamin B3
ini diharapkan pembaca bisa memenuhi kebutuhan sehari – harinya akan
vitamin B3 dengan baik sehingga tidak mengalami dampak dari kelebihan
maupun kekurangan vitamin B3.
VitaminB3 |xii
DAFTAR PUSTAKA
Effendy, Devi S. 2014. Pengantar Ilmu Gizi. Gang Gawa. Kendari
Jauhari, Ahmad. 2013. Dasar-Dasar Ilmu Gizi. Penerbit Jaya
Ilmu. Yogyakarta
Mitayain dan Wiwi Sartika. 2010. Buku Saku Ilmu Gizi. CV.Trans
Info Media. Jakarta
Proverawati, Atikah. 2011. Ilmu Gizi untuk Keperawatan dan Gizi
Kesehatan. Nuha Medika. Yogyakarta
Supariasa, I Dewa Nyoman dkk. 2001. Penialaian Status Gizi.
Penerbit Buku Kedokteran EGC. Jakarta
Winarno, F.G. Kimia Pangan dan Gizi. PT Gramedia Pustaka
Utama. Jakarta
Yuniastuti, Ari. 2008. Gizi dan Kesehatan. Graha Ilmu. Yogyakarta
Almatsier, Sunita. 2009. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. PT Gramedia Pustaka
Utama. Jakarta
Kartasapoetra, G dan Marsetyo. 2005. Ilmu Gizi (Korelasi Gizi,
Kesehatan, dan Produktivitas Kerja). PT Rineka Cipta. Jakarta

More Related Content

What's hot

Ppt m5 kb 4_ruang lingkup kepegawaian
Ppt m5 kb 4_ruang lingkup kepegawaianPpt m5 kb 4_ruang lingkup kepegawaian
Ppt m5 kb 4_ruang lingkup kepegawaianPPGHybrid2
 
proses pembentukan koperasi disekolah
proses pembentukan koperasi disekolahproses pembentukan koperasi disekolah
proses pembentukan koperasi disekolahRika Mouri
 
Proses pengawasan dalam manajemen
Proses pengawasan dalam manajemenProses pengawasan dalam manajemen
Proses pengawasan dalam manajemenUni Azza Aunillah
 
Manajemen Pengarahan (robert owen)
Manajemen Pengarahan (robert owen)Manajemen Pengarahan (robert owen)
Manajemen Pengarahan (robert owen)Bagus Tegar Pambudi
 
Makalah Strategi Pembelajaran Menulis di SD
Makalah Strategi Pembelajaran Menulis di SDMakalah Strategi Pembelajaran Menulis di SD
Makalah Strategi Pembelajaran Menulis di SDGhian Velina
 
Perencanaan keuangan keluarga (Financial Planner) (c) ibs
Perencanaan keuangan keluarga (Financial Planner) (c) ibsPerencanaan keuangan keluarga (Financial Planner) (c) ibs
Perencanaan keuangan keluarga (Financial Planner) (c) ibsibrahim salim
 
PPT Kegiatan Ekonomi masyarakat. ke,as 7 pelajaran ips
PPT Kegiatan Ekonomi masyarakat. ke,as 7 pelajaran ipsPPT Kegiatan Ekonomi masyarakat. ke,as 7 pelajaran ips
PPT Kegiatan Ekonomi masyarakat. ke,as 7 pelajaran ipsSariNalurita3
 
PPT pengertian, asal, usul dan Jenis Bank
PPT pengertian, asal, usul dan Jenis BankPPT pengertian, asal, usul dan Jenis Bank
PPT pengertian, asal, usul dan Jenis BankAdityasurya13
 
pengertian pengendalian
pengertian pengendalianpengertian pengendalian
pengertian pengendalianCucu Sya'diah
 
Pembagian SHU Koperasi
Pembagian SHU KoperasiPembagian SHU Koperasi
Pembagian SHU KoperasiEko Mardianto
 
Tanya Jawab Inovasi
Tanya Jawab InovasiTanya Jawab Inovasi
Tanya Jawab InovasiRio Purboyo
 
Bab v gambaran umum perusahaan
Bab v gambaran umum perusahaanBab v gambaran umum perusahaan
Bab v gambaran umum perusahaandhureon
 
Struktur Dan Desain Organisasional Pengelolaan Perubahan Organisasional
Struktur Dan Desain Organisasional Pengelolaan Perubahan OrganisasionalStruktur Dan Desain Organisasional Pengelolaan Perubahan Organisasional
Struktur Dan Desain Organisasional Pengelolaan Perubahan OrganisasionalFox Broadcasting
 

What's hot (20)

Ppt m5 kb 4_ruang lingkup kepegawaian
Ppt m5 kb 4_ruang lingkup kepegawaianPpt m5 kb 4_ruang lingkup kepegawaian
Ppt m5 kb 4_ruang lingkup kepegawaian
 
PPT RPP PKN.pptx
PPT RPP PKN.pptxPPT RPP PKN.pptx
PPT RPP PKN.pptx
 
Polutan udara
Polutan udaraPolutan udara
Polutan udara
 
proses pembentukan koperasi disekolah
proses pembentukan koperasi disekolahproses pembentukan koperasi disekolah
proses pembentukan koperasi disekolah
 
Bab 1 administrasi kepegawaian
Bab 1 administrasi kepegawaian Bab 1 administrasi kepegawaian
Bab 1 administrasi kepegawaian
 
Proses pengawasan dalam manajemen
Proses pengawasan dalam manajemenProses pengawasan dalam manajemen
Proses pengawasan dalam manajemen
 
Manajemen Pengarahan (robert owen)
Manajemen Pengarahan (robert owen)Manajemen Pengarahan (robert owen)
Manajemen Pengarahan (robert owen)
 
Makalah Strategi Pembelajaran Menulis di SD
Makalah Strategi Pembelajaran Menulis di SDMakalah Strategi Pembelajaran Menulis di SD
Makalah Strategi Pembelajaran Menulis di SD
 
ISA Guide Orientation Slides
ISA Guide Orientation SlidesISA Guide Orientation Slides
ISA Guide Orientation Slides
 
Perencanaan keuangan keluarga (Financial Planner) (c) ibs
Perencanaan keuangan keluarga (Financial Planner) (c) ibsPerencanaan keuangan keluarga (Financial Planner) (c) ibs
Perencanaan keuangan keluarga (Financial Planner) (c) ibs
 
PPT Kegiatan Ekonomi masyarakat. ke,as 7 pelajaran ips
PPT Kegiatan Ekonomi masyarakat. ke,as 7 pelajaran ipsPPT Kegiatan Ekonomi masyarakat. ke,as 7 pelajaran ips
PPT Kegiatan Ekonomi masyarakat. ke,as 7 pelajaran ips
 
Kerangka berpikir
Kerangka berpikirKerangka berpikir
Kerangka berpikir
 
Menumbuhkan minat belajar siswa
Menumbuhkan minat belajar siswaMenumbuhkan minat belajar siswa
Menumbuhkan minat belajar siswa
 
PPT pengertian, asal, usul dan Jenis Bank
PPT pengertian, asal, usul dan Jenis BankPPT pengertian, asal, usul dan Jenis Bank
PPT pengertian, asal, usul dan Jenis Bank
 
Bank syariah dan BPRS
Bank syariah dan BPRSBank syariah dan BPRS
Bank syariah dan BPRS
 
pengertian pengendalian
pengertian pengendalianpengertian pengendalian
pengertian pengendalian
 
Pembagian SHU Koperasi
Pembagian SHU KoperasiPembagian SHU Koperasi
Pembagian SHU Koperasi
 
Tanya Jawab Inovasi
Tanya Jawab InovasiTanya Jawab Inovasi
Tanya Jawab Inovasi
 
Bab v gambaran umum perusahaan
Bab v gambaran umum perusahaanBab v gambaran umum perusahaan
Bab v gambaran umum perusahaan
 
Struktur Dan Desain Organisasional Pengelolaan Perubahan Organisasional
Struktur Dan Desain Organisasional Pengelolaan Perubahan OrganisasionalStruktur Dan Desain Organisasional Pengelolaan Perubahan Organisasional
Struktur Dan Desain Organisasional Pengelolaan Perubahan Organisasional
 

Similar to Upload (20)

Proses Metabolisme Vitamin
Proses Metabolisme VitaminProses Metabolisme Vitamin
Proses Metabolisme Vitamin
 
Zat Gizi Nutrient Asasi
Zat Gizi Nutrient AsasiZat Gizi Nutrient Asasi
Zat Gizi Nutrient Asasi
 
Laporan praktikum biokimia ii vitamin b
Laporan praktikum biokimia ii   vitamin bLaporan praktikum biokimia ii   vitamin b
Laporan praktikum biokimia ii vitamin b
 
VIT A dan D.pptx
VIT A dan D.pptxVIT A dan D.pptx
VIT A dan D.pptx
 
Metabolisme Vitamin
Metabolisme VitaminMetabolisme Vitamin
Metabolisme Vitamin
 
Biologi molekuler
Biologi molekulerBiologi molekuler
Biologi molekuler
 
Spirulina
Spirulina Spirulina
Spirulina
 
Presentasi METABOLISME PROTEIN & ASAM-AMINO
Presentasi METABOLISME PROTEIN & ASAM-AMINOPresentasi METABOLISME PROTEIN & ASAM-AMINO
Presentasi METABOLISME PROTEIN & ASAM-AMINO
 
Chapter 2. protein
Chapter 2. proteinChapter 2. protein
Chapter 2. protein
 
Kandungan Karbohidrat Dalam Wortel
Kandungan Karbohidrat Dalam WortelKandungan Karbohidrat Dalam Wortel
Kandungan Karbohidrat Dalam Wortel
 
Nutrisi miscellaneous
Nutrisi miscellaneousNutrisi miscellaneous
Nutrisi miscellaneous
 
Metabolisma Dan Pemakanan
Metabolisma Dan  PemakananMetabolisma Dan  Pemakanan
Metabolisma Dan Pemakanan
 
Bioteknologi kesehatan (insulin)
Bioteknologi kesehatan (insulin)Bioteknologi kesehatan (insulin)
Bioteknologi kesehatan (insulin)
 
makalah-asam-nukleat
makalah-asam-nukleatmakalah-asam-nukleat
makalah-asam-nukleat
 
Metabolisme asam nukleat
Metabolisme asam nukleatMetabolisme asam nukleat
Metabolisme asam nukleat
 
Metabolisme asam nukleat
Metabolisme asam nukleatMetabolisme asam nukleat
Metabolisme asam nukleat
 
Arif pamungkas a.n (a1 f009025)
Arif pamungkas a.n (a1 f009025)Arif pamungkas a.n (a1 f009025)
Arif pamungkas a.n (a1 f009025)
 
Vitamin larut air
Vitamin larut airVitamin larut air
Vitamin larut air
 
Vitamin larut air
Vitamin larut airVitamin larut air
Vitamin larut air
 
vitamin.docx
vitamin.docxvitamin.docx
vitamin.docx
 

Recently uploaded

PPT KONSEP TUMBUH KEMBANG ANAK DINI 1 - 5 TAHUN
PPT KONSEP TUMBUH KEMBANG ANAK DINI 1 -  5 TAHUNPPT KONSEP TUMBUH KEMBANG ANAK DINI 1 -  5 TAHUN
PPT KONSEP TUMBUH KEMBANG ANAK DINI 1 - 5 TAHUNYhoGa3
 
Presentasi farmakologi materi hipertensi
Presentasi farmakologi materi hipertensiPresentasi farmakologi materi hipertensi
Presentasi farmakologi materi hipertensissuser1cc42a
 
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdfMeboix
 
Webinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatan
Webinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatanWebinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatan
Webinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatanDevonneDillaElFachri
 
penyakit jantung koroner pada Prolanis.pptx
penyakit jantung koroner pada Prolanis.pptxpenyakit jantung koroner pada Prolanis.pptx
penyakit jantung koroner pada Prolanis.pptxagussudarmanto9
 
Presentasi materi antibiotik kemoterapeutika
Presentasi materi antibiotik kemoterapeutikaPresentasi materi antibiotik kemoterapeutika
Presentasi materi antibiotik kemoterapeutikassuser1cc42a
 
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinanDwiNormaR
 
karbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosi
karbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosikarbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosi
karbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosizahira96431
 
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdfPPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdfhurufd86
 
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah Sakit
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah SakitPresentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah Sakit
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah SakitIrfanNersMaulana
 
PPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptx
PPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptxPPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptx
PPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptxAcephasan2
 
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.ppt
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.pptANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.ppt
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.pptAcephasan2
 
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.pptAnatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.pptAcephasan2
 
Diagnosis ILTB terapi dan monitoring TPT Fix.pptx
Diagnosis ILTB terapi dan monitoring TPT Fix.pptxDiagnosis ILTB terapi dan monitoring TPT Fix.pptx
Diagnosis ILTB terapi dan monitoring TPT Fix.pptxMelisaBSelawati
 
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.ppt
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.pptkonsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.ppt
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.pptKianSantang21
 
Farmakologi_Pengelolaan Obat pd Lansia.pptx
Farmakologi_Pengelolaan Obat pd Lansia.pptxFarmakologi_Pengelolaan Obat pd Lansia.pptx
Farmakologi_Pengelolaan Obat pd Lansia.pptxIrfanNersMaulana
 
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptx
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptxKONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptx
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptxDianaayulestari2
 
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal DiabetesFARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal DiabetesNadrohSitepu1
 
BLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi
BLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasiBLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi
BLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasiNezaPurna
 
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod SurabayaToko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabayaajongshopp
 

Recently uploaded (20)

PPT KONSEP TUMBUH KEMBANG ANAK DINI 1 - 5 TAHUN
PPT KONSEP TUMBUH KEMBANG ANAK DINI 1 -  5 TAHUNPPT KONSEP TUMBUH KEMBANG ANAK DINI 1 -  5 TAHUN
PPT KONSEP TUMBUH KEMBANG ANAK DINI 1 - 5 TAHUN
 
Presentasi farmakologi materi hipertensi
Presentasi farmakologi materi hipertensiPresentasi farmakologi materi hipertensi
Presentasi farmakologi materi hipertensi
 
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
 
Webinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatan
Webinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatanWebinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatan
Webinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatan
 
penyakit jantung koroner pada Prolanis.pptx
penyakit jantung koroner pada Prolanis.pptxpenyakit jantung koroner pada Prolanis.pptx
penyakit jantung koroner pada Prolanis.pptx
 
Presentasi materi antibiotik kemoterapeutika
Presentasi materi antibiotik kemoterapeutikaPresentasi materi antibiotik kemoterapeutika
Presentasi materi antibiotik kemoterapeutika
 
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
 
karbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosi
karbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosikarbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosi
karbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosi
 
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdfPPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
 
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah Sakit
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah SakitPresentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah Sakit
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah Sakit
 
PPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptx
PPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptxPPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptx
PPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptx
 
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.ppt
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.pptANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.ppt
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.ppt
 
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.pptAnatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
 
Diagnosis ILTB terapi dan monitoring TPT Fix.pptx
Diagnosis ILTB terapi dan monitoring TPT Fix.pptxDiagnosis ILTB terapi dan monitoring TPT Fix.pptx
Diagnosis ILTB terapi dan monitoring TPT Fix.pptx
 
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.ppt
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.pptkonsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.ppt
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.ppt
 
Farmakologi_Pengelolaan Obat pd Lansia.pptx
Farmakologi_Pengelolaan Obat pd Lansia.pptxFarmakologi_Pengelolaan Obat pd Lansia.pptx
Farmakologi_Pengelolaan Obat pd Lansia.pptx
 
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptx
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptxKONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptx
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptx
 
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal DiabetesFARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
 
BLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi
BLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasiBLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi
BLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi
 
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod SurabayaToko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
 

Upload

  • 1. VitaminB3 |i MAKALAH DASAR – DASAR ILMU GIZI NIASIN, ASAM NIKOTINAT (VITAMIN B3) OLEH KELOMPOK 6 WA ODE NURNI J1A116142 WINDA DWI AMANDA J1A116150 HERMAYANI J1A116157 YULIAS CANTIKA J1A116165 YENI FADILAH J1A116174 VIRA PATMALIA J1A116186 CECE ANDINI J1A116200 ARIFATY DEWINTHA J1A116211 JURUSAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS HALU OLEO KENDARI 2017
  • 2. VitaminB3 |ii BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Vitamin adalah sekelompok senyawa organik amina berbobot molekul kecil yang memiliki fungsi vital dalam metabolisme setiap organisme yang tidak dapat dihasilkan oleh tubuh. Nama ini berasal dari gabungan kata bahasa latin vita yang artinya “hidup” dan amina yang mengacu pada suatu gugus organik yang memiliki atom nitrogen (N), karena pada awalnya vitamin dianggap demikian. Terdapat tiga belas jenis vitamin yang dibutuhkan oleh tubuh untuk dapat bertumbuh dan berkembang dengan baik. Vitamin tersebut antara lain vitamin yang larut dalam lemak A,D,E,K, dan vitamin yang larut dalam air salah satunya vitamin B (tiamin, riboflavin, niacin, asam pantotenat, biotin, B6, B12, dan folat). Vitamin B berperan penting dalam metabolisme di dalam tubuh, terutama dalam hal pelepasan energi saat beraktifitas.hal ini terkait dengan peranannya di dalam tubuh terhadap berbagai jenis sumber energi. Vitamin B3 salah satunya. Vitamin B3 atau Niacin berperan penting dalam hal metabolisme karbohidrat untuk menghasilkan energi, metabolisme lemak, dan protein. Vitamin B3 atau niacin termasuk salah satu jenis vitamin yang banyak ditemukan pada makanan hewani, seperti ragi, hati, ginjal, daging unggas, dan ikan. Akan tetapi tedapat beberapa sumber pangan lainnya yang juga mengandung vitamin ini dalam kadar tinggi, antara lain gandum dan kentang manis, kekurangan vitamin ini dapat menyebabkan tubuh mengalami kekejangan, keram otot, gangguan sistem pencernaan, muntah- muntah, dan mual.
  • 3. VitaminB3 |iii B. Rumusan Masalah Bagaimana sejarah, sifat kimia dan stabilitas, metabolism, sumber, angka kecukupan niasin yang dianjurkan, serta dampak kelebihan dan kekurangan niasin, asam nikotinat (vitamin B3)? C. Tujuan Penulisan Tujuan dari penulisan ini yaitu untuk mengetahui sejarah, sifat kimia dan stabilitas, metabolism, sumber, angka kecukupan niasin yang dianjurkan, serta dampak kelebihan dan kekurangan niasin, asam nikotinat (vitamin B3). D. Manfaat Penulisan Berdasarkan tujuan penulisan diatas, manfaat dari penulisan ini yaitu bisa mengetahui sejarah, sifat kimia dan stabilitas, metabolisme, sumber, angka kecukupan niasin yang dianjurkan, serta dampak kelebihan dan kekurangan niasin, asam nikotinat (vitamin B3).
  • 4. VitaminB3 |iv BAB II PEMBAHASAN A. Sejarah Niacin, Asam Nikotinat (Vitamin B3) Identifikasi niasin erat kaitannya dengan penelitian tentang penyebab dan pengobatan penyakit pellagra atau kulit kasar yang umum ditemukan pada abad ke – 18 di Spanyol dan Italia. Pada tahun 1915 Coldberger, sarjana Amerika, melakukan percobaan secara klasik terhadap dua belas narapidana yang diberi jaminan akan dibebaskan bila mereka mau bekerja sama dalam penelitian gizi. Mereka mengkonsumsi suatu ransum makanan rendah gizinya. Ransum tersebut terdiri dari ubi jalar, roti, jagung, kubis, nasi, biscuit, kopi, dan sebagainya. Setelah beberapa minggu, narapidana merasa pusing, sakit perut, dan mengalami lelah badan. Dan setelah lima bulan, dermatitis yang spesifik akibat pellagra timbul pada para narapidana tersebut. Coldberger (1918) kemudian menyatakan bahwa penyakit ini disebabkan oleh kekurangan zat gizi yang dapat disembuhkan dengan memakan protein bermutu tinggi. Pada tahun 1922 Coldberger kembali menemukan bahwa terjadinya gejala lidah hitam pada anjing ternyata mirip atau sesuai dengan pellagra pada manusia. Dan baru pada tahun 1937, Elvelyein dan kawan – kawan dapat membuktikan bahwa pellagta dapat disembuhkan dengan pemberian asam nikotinat. Bentuk niasin sebagai nikotinamida kemudian diisolasi dari Nikotinamida Adenin Dinukleotida Posfat (NADP) dan Nikotinamida Adenin Dinukleutida (NAD). Hubungan antara triptofan dan niasin ditemukan melalui eksperimen pada manusia yang mengukur metabolism niasin sesudah diberi beberapa dosis triptofan. Triptofan ternyata adalah precursor dari niasin. Terakhir, nama niasin diusulkan oleh Cowgill untuk menghindakan dari kekisruhan istilah dengan nikotin dari tembakau.
  • 5. VitaminB3 |v B. Sifat Kimia dan Stabilitas Niasin, Asam Nikotinat (Vitamin B3) Niasin adalah istilah generic untuk asam nikotinat dan turunan alaminya nikotinamida (niasin amida) (lihat Gambar 1). Niasin berfungsi sebagai komponen koenzim Nikotinamida Adenin Dinukleotida (NAD) dan Nikotinamida Adenin Dinukleotida Fosfat (NADP), yang berada di semua sel. Kedua co-enzim ini berperan di dalam proses mentransfer atom Hydrogen di dalam reaksi –reaksi yang menghasilkan energy. Reaksi – reaksi ini berhubungan dengan integritas jaringan, terutama bagi kulit, saluran pencernaan dan susunan saraf. Selain fungsinya sebagai enzim, asam nikotinat (bukan niacinamide) menunjukkan pula efek pharmakodinamik sebagai vasodilatator perifer dan menurunkan kadar kolestrol darah. Fungsi utama NAD dan NADP ialah sebagai co-enzim yang memindahkan ion hydrogen dan substrat tertentu, bekerjasama dengan enzim dehydrogenase kelas flavoprotein, mentransfer hydrogen atau electron ke enzim lain dalam deretan system redoks. Proses –proses ini diantaranya terdapat pada reaksi glycolysis, metabolism pyruvate, biosintesis pentose, dan produksi ATP. Niasin atau asam nikotinat merupakan kristal putih, yang lebih stabil dari tiamin dan riboflavin. Niasin tahan terhadap suhu tinggi yaitu tidak lebih dari 1200 C, cahaya, asam, alkali, dan oksidasi. Niasin tidak rusak oleh pengolahan dan pemasakan normal, kecuali kehilangan melalui asam nikotinat nikotinamida Gambar 1 Struktur kimia niasin
  • 6. VitaminB3 |vi air masakan yang dibuang. Niasin mudah diubah menjadi bentuk aktif nikotinamida. C. Metabolisme Niasin, Asam Nikotinat (Vitamin B3) Bentuk aktif Niacin ialah niacinamida yang diperlakukan oleh segala jenis sel jaringan hidup. Tryptophane merupakan precursor dan 60 mg tryptophane setara dengan 1 mg niacin pada manusia. Nilai setara ini berbeda pada spesies yang berlain-lainan. Meskipun niacin terdapat merata didalam berbagai jenis sel jaringan didalam tubuh, tidaklah terdapat timbunan niacin yang cukup berarti. Niacin dan prekusornya larut didalam air, sehingga mudah diserap kedalam mukosa dinding usus, dan dialirkan lebih lanjut kedalam hati melalui venaportae. Yang terdapat didalam jaringan berbentuk NADP dan NAD. Bentuk NADP ini tidak banyak kuantumnya dan cepat menjadi susut, bila konsumsi tidak mencukupi. Kadar niacinamida didalam darah lengkap (NAD dan NADP) adalah sebesar 35ug/ml dan praktis seluruhnya terdapat didalam erythrocyte, yang kadarnya 60-90 ug/dl. Sejumlah kecil niacin bebas terdapat didalam plasma(0,15 ug-ml) pada kondisi berpuasa. Kadar niacin tertinggi terdapat didalam hati(58 ug/g), jantung ginjal,otot skelet dan otot licin (31/47 ug/g jaringan basah), jerohan,kelenjar ekndokrin, paru dan otak mengandung niacin dengan kadar lebih lebih rendah dari jaringan-jaringan yang disebut terdahulu. Turnover rate niacin di dalam hati, ginjal dan limpah terdapat 4 hari, dalam otot jantung dan erythrocyte 5 hari, sedangkan di dalam otot skelet, tulang sternum dan otak 8 hari. Niacin diekskresikan di dalam urine dalam bentuk N’methyl niacinamida (N’-Me). Dalam katabolisma niacin, metabolisma N’-Me dipecah lebih lanjut menjadi berbagai metabolite yang belum jelas benar identitasnya. Didalam urine, disamping N’-Me diekskresikan juga pyridone dan beberapa metabolite lain dalam kuantum kecil yang belum dapat diindetifikasikan bentuknya Pada orang sehat dengan konsumsi niacin yang adekwat, didalam urine ini diekskresikan niacin 10-20 mg atau lebih sehari, dari jumlah tersebut 5-8 mg dalam bentuk N’-Me dan sebagian besar lagi dalam bentuk pyridone. Selain didalam urine, hasil katabolisma niacin terdapat juga didalam udara pernapasan sebagai CO2. D. Fungsi Niasin, Asam Nikotinat (Vitamin B3) Nikotinamida berfungsi di dalam tubuh sebagai bagian koenzim NAD dan NADP (NADH dan NADPH adalah bentuk reduksinya). Koenzim- koenzim ini diperlukan dalam reaksi oksidasi-reduksi pada glikolisis,
  • 7. VitaminB3 |vii metabolisme protein, asam lemak, pernapasan sel dan detoksifikasi, dimana peranannya adalah melepas dan menerima atom hydrogen. NAD juga berfungsi dalam sintesis glikogen. Secara umum, fungsi niasin dalam tubuh, yaitu; 1) berguna dalam proses pertumbuhan dan perbanyakan sel, 2) penting pada perombakan karbohidrat, dan 3) mencegah penyakit pellagra. E. Sumber Niasin, Asam Nikotinat (Vitamin B3) Sumber niasin adalah hati, ginjal, ikan, daging, ayam dan kacang tanah. Susu dan telur mengandung sedikit niasin tetapi kaya triptofan. Sayur dan buah tidak merupakan sumber niasin. Sebagian besar protein hewani kaya akan triptofan. Untuk membuat suatu penaksiran kasar, protein makanan rata – rata dapat dianggap mengandung 1% triptofan. Kandungan niasin beberapa bahan makanan dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1 Nilai niasin berbagai bahan makanan (mg/100 gram) Bahan Makanan Mg Bahan Makanan Mg Kacang tanah local 13,0 Ayam 8,0 Teri nasi kering 9,7 Daging babi 8,6 Sardine 7,6 Daging sapi 4,5 Ikan kembung 6,5 Hati sapi 12,0 Ikan bandeng 5,8 Hati ayam 10,0 Ikan kembung 2,2 Ginjal kambing 8,2 Ikan selar segar 2,9 Ginjal sapi 6,7 Ikan tawes segar 2,4 Beras 3,0 Udang segar 2,2 Tempe kacang kedelai 3,6 Petis udang 2,2 Kacang merah 2,0 Sumber: Komposisi Zat Gizi Pangan Indonesia, Depkes 1990 Food Composition Table for Use in East Asia, FAO, 1972
  • 8. VitaminB3 |viii F. Angka Kecukupan Niasin yang Dianjurkan Widyakarya Nasional Pangan dan Gizi (2004) menetapkan angka kecukupan niasin seperti dapat dilihat pada Tabel 2. Di Amerika angka kecukupan niasin dinyatakan dalam niasin ekivalen (NE) dengan memperhitungkan sumbangan triptifan terhadap niasin. Tabel 2 Angka kecukupan niasin yang dianjurkan untuk niasin Golongan Umur AKN* (mg) Golongan Umur AKN* (mg) 0-6 bl 2 Wanita: 7-11 bl 4 10-12 th 12 1-3 th 6 13-15 th 13 4-6 th 8 16-18 th 14 7-9 th 10 19-29 th 14 30-49 th 14 50-64 th 14 ≥ 65 th 14 Pria Hamil: + 4 10-12 th 12 Menyusui: 13-15 th 14 0-6 bl + 3 16-18 th 16 7-12 bl + 3 19-29 th 16 30-49 th 16 50-64 th 16 ≥ 65 th 16 Sumber: Widyarkarya Nasional Pangan dan Gizi, 2004 *Angka Kecukupan Niasin Walaupun di Indonesia ada daerah – daerah yang memakan jagung sebagai makanan pokok, tetapi pellagra ternyata tidak merupakan masalah. Hal ini mungkin karena makanan disertai dengan sumber protein (lauk). G. Dampak Kelebihan dan Kekurangan Niasin, Asam Nikotinat (Vitamin B3) 1. Kelebihan Niasin Kelebihan niasin dapat menyebabkan peningkatan penggunaan glikogen otot, kulit panas dan gatal, gangguan denyut jantung, gangguan ginjal dan diabetes.
  • 9. VitaminB3 |ix 2. Kekurangan Niasin Pada tahap awal tanda – tanda kekurangan niasin adalah kelemahan otot, anoreksia, gangguan pencernaan dan kulit memerah. Kekurangan berat menyebabkan pellagra yang mempunyai karakteristik dermatitis (kulit kemerahan, lalu mengelupas dan pecah – pecah, eksema yang simetis pada bagian kiri dan kanan tubuh, serta anemia), demensia (mengalami depresi mental, pelupa, cepat letih, dan sering melamun), dan diare (buang air besar, serta di gusi dan di usus terjadi pula pendarahan). Kekurangan berat juga bisa berakhir dengan mati/death (4D).
  • 10. VitaminB3 |x BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Identifikasi niasin erat kaitannya dengan penelitian tentang penyebab dan pengobatan penyakit pellagra atau kulit kasar yang umum ditemukan pada abad ke – 18 di Spanyol dan Italia. Coldberger (1918) kemudian menyatakan bahwa penyakit ini disebabkan oleh kekurangan zat gizi yang dapat disembuhkan dengan memakan protein bermutu tinggi. Dan baru pada tahun 1937, Elvelyein dan kawan – kawan dapat membuktikan bahwa pellagra dapat disembuhkan dengan pemberian asam nikotinat atau niasin. Nama niasin diusulkan oleh Cowgill untuk menghindakan dari kekisruhan istilah dengan nikotin dari tembakau. Niasin atau asam nikotinat merupakan Kristal putih, yang lebih stabil dari tiamin dan riboflavin. Niasin tahan terhadap suhu tinggi yaitu tidak lebih dari 1200 C, cahaya, asam, alkali, dan oksidasi. Niasin tidak rusak oleh pengolahan dan pemasakan normal, kecuali kehilangan melalui air masakan yang dibuang. Niasin mudah diubah menjadi bentuk aktif nikotinamida. Secara umum, fungsi niasin dalam tubuh, yaitu; 1) berguna dalam proses pertumbuhan dan perbanyakan sel, 2) penting pada perombakan karbohidrat, dan 3) mencegah penyakit pellagra. Sumber niasin adalah hati, ginjal, ikan, daging, ayam dan kacang tanah. Susu dan telur mengandung sedikit niasin tetapi kaya triptofan. Sayur dan buah tidak merupakan sumber niasin. Sebagian besar protein hewani kaya akan triptofan. Untuk membuat suatu penaksiran kasar, protein makanan rata – rata dapat dianggap mengandung 1% triptofan Angka kecukupan niasin yang dianjurkan adalah 16 mg untuk laki – laki dewasa dan 14 mg untuk perempuan dewasa. Kelebihan niasin dapat menyebabkan peningkatan penggunaan glikogen otot, kulit panas dan gatal, gangguan denyut jantung, gangguan
  • 11. VitaminB3 |xi ginjal dan diabetes. Sementara kekurangan niasin dapat menyebabkan pellagra; diare, dermatitis, demensia (3D); mudah tersinggung; kurang nafsu makan; pusing; gangguan mental; dermatitis bilateral terutama bagian yang terkena sinar matahari. B. Saran Dengan bertambahnya pengetahuan pembaca setelah membaca sejarah, sifat kimia dan stabilitas, metabolisme, sumber, angka kecukupan yang dianjurkan, serta dampak kelebihan dan kekurangan dari niasin atau vitamin B3 ini diharapkan pembaca bisa memenuhi kebutuhan sehari – harinya akan vitamin B3 dengan baik sehingga tidak mengalami dampak dari kelebihan maupun kekurangan vitamin B3.
  • 12. VitaminB3 |xii DAFTAR PUSTAKA Effendy, Devi S. 2014. Pengantar Ilmu Gizi. Gang Gawa. Kendari Jauhari, Ahmad. 2013. Dasar-Dasar Ilmu Gizi. Penerbit Jaya Ilmu. Yogyakarta Mitayain dan Wiwi Sartika. 2010. Buku Saku Ilmu Gizi. CV.Trans Info Media. Jakarta Proverawati, Atikah. 2011. Ilmu Gizi untuk Keperawatan dan Gizi Kesehatan. Nuha Medika. Yogyakarta Supariasa, I Dewa Nyoman dkk. 2001. Penialaian Status Gizi. Penerbit Buku Kedokteran EGC. Jakarta Winarno, F.G. Kimia Pangan dan Gizi. PT Gramedia Pustaka Utama. Jakarta Yuniastuti, Ari. 2008. Gizi dan Kesehatan. Graha Ilmu. Yogyakarta Almatsier, Sunita. 2009. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. PT Gramedia Pustaka Utama. Jakarta Kartasapoetra, G dan Marsetyo. 2005. Ilmu Gizi (Korelasi Gizi, Kesehatan, dan Produktivitas Kerja). PT Rineka Cipta. Jakarta