SlideShare a Scribd company logo
1 of 8
UTS take home MSDM
1. Buatlah skema (diagram) model MSDM yang sesuai dengan pasal 13 dari UU 43/1999
dengan mengacu pada dua model terdahulu yaitu model MSDM Universitas Michigan dan
Universitas Harvard. Beri penjelasan atas model yang saudara buat!
2. Buat perbandingan dan analisislah pasal 13 UU 43/1999 tentang kebijaksanaan Manajemen
PNS dengan UU ASN (pasal 55 ayat 1)
3. Buatlah perbandingan dan analisislah Komisi Kepegawaian Negara dengan Komisi ASN!!
1.
Stakeholder
interest:
Presiden dengan
dibantu Komisi
Kepegawaian
Negara
HRM Policy
Choices:
Penetapan
norma,
standar,
prosedur
Pengangkatan
PNS dan formasi
dalam
penempatan PNS
)rekrumen dan
seleksi)
Performances
Promosi Jabatan
Kenaikan Pangkat
Pengembangan kualitas
sumber daya PNS pemindahan
HakKewajiban
Pemberhentian
Hak
Tunjangan
Kesejahteraan
Tunjangan
Gaji
Kedudukan
hukum
Analisis:
Menurut pasal 13 UU nomor 43/1999 menjelaskan tentang kebijaksanaan manajemen.
Dimana didalam pasal tersebut seperti juga dapat tercermin dalam model MSDM di atas
bahwa kebijaksanaan manajemen mencakup penetapan norma, standar, prosedur, formasi,
pengangkatan, pengembangan kualitas Sumber Daya PNS, pemindahan, gaji, tunjangan,
ksejahteraan, pemberhentian, hak, kewajiban seta kedudukan hukum. Sesuai model diatas
bahwa kebijaksanaan manajemen juga terdapat pemisahan-pemisahan menurut langkah-
langkahnya. Pihak berwenang dalam penyusunan Kebijaksanaan Manajemen PNS berada
pada Presiden selaku Kepala Pemerintahan. Untuk membantu Presiden merumuskan
kebijaksanaan dan memberikan pertimbangan tertentu maka dibentuk Komisi Kepegawaian
Negara yang ditetapkan dengan Keputusan Presiden.
Kebijaksanaan Manajamen PNS mengenai pengadaan PNS, dimana setiap warga negara
setiap warga negara Indonesia yang memenuhi syarat-syarat yang ditentukan dalam peraturan
perundang-undangan mempunyai kesempatan yang sama untuk melamar menjadi PNS.
Syarat yang dimaksud secara tidak langsung juga terdapat dalam hal pengadaan PNS melalui
penetapan norma, standar, dan prosedur. Dengan adanya tiga indikator ini PNS yang dicari
harus sesuai dengan norma, standar dan prosedur yang telah ditetapkan, sehingga CPNS yang
tidak memiliki kriteria tersebut tidak bisa melanjutkan ke tahap seleksi selanjutnya. Hal ini
juga berkaitan dengan seberapa besar jumlah PNS yang akan direkrut, sehingga akan sesuai
dengan jumlah PNS yang memang dibutuhkan. Rekrutmen juga berkaitan dengan seleksi,
dimana melalui seleksi tersebut akan dihasilkan CPNS terbaik dari yang terbaik. Terdapat
suatu pengecualian bagi orang-orang yang telah bekerja pada instansi yang menunjang
kepentingan nasional dimana pemerintah berhak mengangkat langsung orang-orang tersebut
menjadi PNS.
Menurut model diatas setelah pengadaan PNS selanjutnya adalah penempatan jabatan.
Dimana PNS yang baru diangkat akan menempati job-job yang sesuai dengan kriteria, skill,
pengetahuan yang dimiliki. Tidak lepas juga dengan jangka waktu berdasarkan jenis, sifat,
dan analisis beban kerja yang harus dilaksanakan. Kemudian setelah itu yaitu performance.
Performance PNS terbagi menjadi dua yakni performance positif dan performance negatif.
Bagi PNS yang memiliki performance positif berhak mendapatkan reward berupa promosi
jabatan dan kenaikan pangkat, adapun dasar pengangkatan jabatan dilaksanakan berdasarkan
prinsip profesionalisme sesuai dengan kompetensi, prestasi kerja yang telah dilakukan. Dan
semua itu dilaksanakan secara obyektif sesuai dengan penilaian prestasi kerja. Sehingga
seorang PNS yang mempunyai performance positif akan mudah mendapatkan jenjang karir
yang lebih tinggi. Sementara bagi PNS yang memiliki performace buruk negatif harus
mengikuti pembinaan agar performance PNS tersebut dapat berkembang dan meningkat.
Pembinaannya dapat dilakukan dengan berbagai hal bisa melalui pelatihan, seminar, kursus,
maupun penataran. Pembinaan PNS juga dapat dilakukan dengan cara pemindahantug as
dan/atau wilayah kerja. Tujuannya adalah untuk menjadikan PNS tersebut memiliki
performance yang lebih baik untuk saat itu juga, atau pun dalam jangka waktu tertentu bisa
juga untuk mempersiapkan promosi jabatan di masa yang akan datang. Tentunya diluar dua
hal tersebut PNS berhak mendapatkan hak sesuai dengan posisi jabatan, produktivitas serta
analisis beban kerja yang dilakukan, dalam hal ini adalah gaji yang sesuai. Dimana gaji yang
adil, layak dan dapat menjamin kesejahterannya, adapun penetapan gaji PNS telah ditetapkan
pada Peraturan Pemerintah (tersirat dalam pasal 7 ayat (1) – ayat (3)) Selain hak terdapat pula
kewajiban yakni berkaitan dengan analisis beban kerja yang harus dipenuhi dan dikerjakan
oleh PNS tersebut.
Dalam hal pemberhentian PNS terdapat beberapa indikator yang berhubungan dengan hal
tersebut yang juga terdapat di dalam pasal 23 dan pasal 24 :
“Pasal 23
(1) Pegawai Negeri Sipil diberhentikan dengan hormat karena meninggal dunia.
(2) Pegawai Negeri Sipil dapat diberhentikan dengan hormat karena :
a) atas permintaan sendiri;
b) mencapai batas usia pensiun;
c) perampingan organisasi pemerintah;atau
d) tidak cakap jasmani atau rohani sehingga tidak dapat menjalankan kewajiban sebagai
Pegawai Negeri Sipil.
(3) Pegawai Negeri Sipil dapat diberhentikan dengan hormat atau tidak diberhentikan karena:
a) melanggar sumpah/janji Pegawai Negeri Sipil dan sumpah/janji jabatan selain
pelanggaran sumpah/janji Pegawai Negeri Sipil dan sumpah/janji jabatan karena tidak setia
kepada Pancasila, Undang-Undang Dasar 1945, Negara, dan Pemerintah;atau
b) dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah
mempunyai kekuatan hukum yang tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan yang
ancaman hukumannya kurang dari 4 (empat) tahun.
(4) Pegawai Negeri Sipil dapat diberhentikan dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
atau tidak dengan hormat karena :
a) dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah mempunyai kekuatan
hukum yang tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan yang ancaman hukumannya 4
(empat) tahun atau lebih; atau
b) melakukan pelanggaran disiplin Pegawai Negeri Sipil tingkat berat.
(5) Pegawai Negeri Sipil diberhentikan tidak dengan hormat karena :
a) melanggar sumpah/janji Pegawai Negeri Sipil dan sumpah/janji jabatan karena tidak
setia kepada Pancasila, Undang-Undang Dasar 1945, Negara, dan Pemerintah;
b) melakukan penyelewengan terhadap ideologi Negara, Pancasila, Undang-Undang
Dasar 1945 atau terlibat dalam kegiatan yang menentang Negara dan Pemerintah; atau
c) dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah
mempunyai kekuatan hukum yang tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan
atau tindak pidana kejahatan yang ada hubungannya dengan jabatan.
Pasal 24
Pegawai Negeri Sipil yang dikenakan penahanan oleh pejabat yang berwajib karena disangka
telah melakukan tindak pidana kejahatan sampai mendapat putusan pengadilan yang telah
mempunyai kekuatan hukum yang tetap, dikenakan pemberhentian sementara. “
Sementara terkait dengan kedudukan hukum, seseorang yang telah menjadi anggota PNS
(Pegawai ASN) diharuskan memberi pelayanan kepada masyarakat dengan profesional dalam
artian yakni netral dari pengaruh semua golongan dan partai politik sehingga tidak
menimbulkan sikap diskriminatif. Adapun Peraturan Pemerintah yang telah dikeluarkan
perihal antisipasi terhadap hal tersebut yaitu pada Peraturan Pemerintah Nomor 37 Tahun
2004 tentang Larangan Pegawai Negeri Sipil Menjadi Anggota Partai Politik (“PP 37/2004).
Disebutkan bahwa pegawai negeri sebagai unsur aparatur negara harus netral dari pengaruh
semua golongan dan partai politik, tidak diskriminatif dalam memberikan pelayanan kepada
masyarakat, dan dilarang menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik. Oleh karena itu,
pegawai negeri yang menjadi anggota dan/atau pengurus partai poiitik harus diberhentikan
sebagai pegawai negeri, baik dengan hormat atau tidak dengan hormat.
Ketentuan Pasal 2 ayat (1) PP 37/2004 dengan tegas mengatakan: “Pegawai Negeri Sipil
dilarang menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik.”
Jika Pegawai Negeri Sipil (“PNS”) menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik, maka
berdasarkan Pasal 2 ayat (2) PP 37/2004 ia diberhentikan sebagai PNS. Menurut Penjelasan
Umum PP 37/2004, pemberhentian tersebut dapat dilakukan dengan hormat atau tidak
dengan hormat. Namun PNS juga dapat menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik
asalkan PNS tersebut mengundurkan diri terlebih dahulu sebagai PNS sebagaimana diatur
dalam Pasal 3 PP 37/2004:
1) Pegawai Negeri Sipil yang akan menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik
wajib mengundurkan diri sebagai Pegawai Negeri Sipil.
2) Pegawai Negeri Sipil yang mengundurkan diri sebagaimana dimaksud dalam ayat (1)
diberhentikan dengan hormat sebagai Pegawai Negeri Sipil.
3) Pemberhentian sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) berlaku terhitung mulai akhir
bulan mengajukan pengunduran diri.
Pada inti dari Peraturan Pemerintah tersebut bahwa untuk menjamin kenetralan PNS dari
pengaruh golongan dan partai politik, PNS mutlak dilarang menjadi anggota dan/atau
pengurus partai politik.
2.
Perbandingan pasal 13 UU 43/1999 tentang kebijaksanaan Manajemen PNS dengan UU ASN
pasal 55
UU nomor 43/1999 pasal 13 UU nomor 5/2014 pasal 55
1. Kebijaksanaan manajemen Pegawai Negeri
Sipil mencakup penetapan norma, standaar,
prosedur, formasi, pengangkatan,
pengembangan kualitas sumber daya
Pegawai Negeri Sipiil, pemindahan, gaji,
tunjangan, kesejahteraan, pemberhentian,
hak, kewajiban, dan kedudukan hukum
2. Kebijaksanaan manajemen Pegawai Negeri
Sipil sebagaimana dimaksud dalam ayat (1),
berada pada Presiden selaku Kepala
Pemerintahan
3. Untuk membantu Presiden dalam
merumuskan kebijaksanaan sebagaimana
dimaksud dalam ayat (2) dan memberikan
pertimbangan tertentu, dibentuk komisi
kepegawaian negara yang ditetapkan dengan
Keputusan Presiden
4. Komisi Kepegawaian Negara terdiri dari 2
(dua) Anggota Tetap yang berkedudukan
sebagai Ketua dan Sekretaris Komisi, serta 3
(tiga) Anggota Tidak Tetap yang
kesemuanya diangkat dan diberhentikan oleh
presiden.
5. Ketua dan Sekretaris Komisi Kepegawaian
Negara secara ex officio menjabat sebagai
Kepala dan Wakil Kepala Badan
Kepegawaian Negara.
6. Komisi Kepegawaian Negara mengadakan
sidang sekurang-kurangnya sekali dalam satu
bulan.
1. manajemen PNS meliputi:
a. penyusunan dan penetapan kebutuhan;
b. pengadaan;
c. pangkat dan jabatan;
d.pengembangan karier;
e. pola karier;
f. promosi;
g. mutasi;
h. penilaian kinerja;
i. penggajian dan tunjangan;
j. penghargaan;
k. disiplin;
l. pemberhentian;
m. jaminan pensiun dan jaminan hari tua; dan
n. perlindungan
2. Manajemen PNS pada instansi Pusat
dilaksanakan oleh pemerintah pusat sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan
3. Manajemen PNS pada instansi Daerah
dilaksanakan oleh pemerintah daerah sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan
Persamaan UU nomor 43/1999 pasal 13 dengan UU nomor 5/2014 pasal 55
1. Dalam pasal 13 UU nomor 43/1999 dan pasal 55 UU ASN tentang kebijaksanaan
manajemen PNS ini mempunyai kesamaan isi yaitu membahas mengenai formasi, pengadaan,
pengembangan karir, pemindahan, gaji, tunjangan, kesejahteraan, pemberhentian, hak dan
perlindungan yang berupa bantuan hukum
Analisis:
Kebijaksanaan manajemen dirumuskan oleh Presiden dengan dibantu oleh Komisi
Kepegawaian Negara mencakup penetapan norma, standaar, prosedur, formasi,
pengangkatan, pengembangan kualitas sumber daya Pegawai Negeri Sipil, pemindahan, gaji,
tunjangan, kesejahteraan, pemberhentian, hak, kewajiban, dan kedudukan hukum. Namun
dalam UU nomor 43/1999 baik dalam ayat maupun pasal selanjutnya tidak dijelaskan secara
detail dari empat belas (14) hal cakupan kebijaksanaan manajemen yang ada contohnya dari
pengembangan kualitas sumber daya Pegawai Negeri Sipil ini apa saja hal-hal yang perlu
dilakukan untuk meningkatkan dan mengembangkan kualitas dari para Pegawai Negeri Sipil
diantaranya melalui pelatihan, seminar, kursus, maupun penataran. Sedangkan pada UU ASN
sebanyak empat belas (14) hal cakupan tentang Manajemen PNS dijelaskan secara lengkap
pada pasal selanjutnya seperti contohnya tentang penyusunan dan penetapan kebutuhan PNS
yang merupakan analisis kebutuhan jumlah, jenis, dan status PNS yang diperlukan untuk
melaksanakan tugas utama secara efektif dan efisien untuk mendukung beban kerja Instansi
Pemerintah.
Dalam UU nomor 43/1999 pasal 13 ayat 3 dijelaskan tentang Komisi yang dibentuk untuk
membantu dan memberikan pertimbangan kepada Presiden untuk merumuskan
Kebijaksanaan Manajemen yaitu Komisi Kepegawaian Negara. Komisi Kepegawaian Negara
merupakan komisi yang bertugas membantu Presiden dalam:
a. Merumuskan kebijaksanaan umum kepegawaian
b. Merumuskan kebijaksanaan penggajian dan kesejahteraan Pegawai Negeri Sipil; dan
c. Memberikan pertimbangan dalam pengangkatan, pemindahan, dan pemberhentian dalam
dan dari jabatan struktural tertentu yang menjadi wewenang Presiden.
Untuk dapat melaksanakan tugas pokok tersebut secara objektif, maka kedudukan Komisi
adalah independen.
Dalam UU nomor 43/1999 pasal 13 ayat 4 disebutkan tentang susunan anggota dari Komisi
Kepegawaian Negara yang terdiri dari 2 Anggota Tetap yaitu Ketua dan Sekretaris Komisi,
serta 3 (tiga) Anggota Tidak Tetap yang semuanya diangkat dan diberhentikan oleh Presiden.
Anggota tetap dalam Komisi Kepegawaian Negara diangkat dari Pegawai Negeri Sipil senior
Perbedaan UU nomor 43/1999 pasal 13 dengan UU nomor 5/2014 pasal 55
1. Dalam UU ASN pasal 55 beberapanya mencakup pola karier, penilaian kinerja,
penghargaan dan disiplin namun dalam UU nomor 43/1999 pasal 13 tidak mencakup semua
aspek tersebut
2. Dalam UU nomor 43/1999 pasal 13 mencakup empat belas (14) hal tentang kebijaksanaan
manajemen PNS namun dalam ayat maupun pasal selanjutnya tidak ada penjelasan dari
semua aspek tersebut. Sedangkan pada UU ASN pasal 55 ayat 1 juga mencakup empat belas
(14) hal tentang manajemen PNS kemudian pada pasal selanjutnya dijelaskan tentang semua
aspek mengenai manajemen PNS tersebut
dari instansi pemerintah atau perguruan tinggi dan staf senior dari Badan Kepegawaian
Negara, sedangkan Anggota Tidak Tetap diangkat dari Pegawai Negeri Sipil senior dari
Departemen terkait, wakil organisasi Pegawai Negeri, dan wakil dari tokoh masyarakat yang
mempunyai keahlian yang diperlukan Komisi.
3.
Persamaan Komisi Kepegawaian Negara dengan Komisi ASN
1.
Perbandingan Komisi Kepegawaian Negara dan Komisi ASN
Komisi Kepegawaian Negara Komisi ASN
1. Dibentuk untuk membantu Presiden dalam
merumuskan kebijaksanaan manajemen
Pegawai Negeri Sipil dan memberikan
pertimbangan tertentu, yang ditetapkan
dengan Keputusan Presiden.
2. Komisi Kepegawaian Negara terdiri dari 2
Anggota Tetap yang berkedudukan sebagai
Ketua dan Sekretaris Komisi serta 3 Anggota
Tidak Tetap yang kesemuanya diangkat dan
diberhentikan Presiden.
3. Ketua dan Sekretaris Komisi Kepegawaian
Negara secara ex officio menjabat sebagai
Kepala dan Wakil Kepala Badan
Kepegawaian Negara.
4. Komisi Kepegawaian Negara mengadakan
sidang sekurang-kurangnya sekali dalam satu
bulan.
1. KASN bertugas:
a. menjaga netralitas Pegawai ASN
b. melakukan pengawasan atas pembinaan
profesi ASN
c. melaporkan pengawasan dan evaluasi
pelaksanaan kebijakan Manajemen ASN
kepada Presiden
2. KASN terdiri atas:
a. 1 (satu) orang ketua merangkap anggota
b. 1 (satu) orang wakil ketua merangkap
anggota
c. 5 (lima) orang anggota
3. KASN dibantu oleh sekretariat yang
dipimpin oleh seorang kepala sekretariat
4. Kepala sekretariat berasal dari PNS
5. Kepala sekretariat diangkat dan
diberhentikan oleh ketua KASN
6. KASN dibiayai oleh anggaran pendapatan
dari belanja negara
Perbedaan Komisi Kepegawaian Negara dengan Komisi ASN
1.
Analisis:
Untuk membantu Presiden dalam merumuskan kebijaksanaan manajemen PNS dan
memberikan pertimbangan tertentu, dibentuk Komisi Kepegawaian Negara (KKN).
Pembentukan Komisi Kepegawaian Negara dimaksudkan untuk menjamin kualitas dan
objektifitas pengangkatan, pemindahan dan pemberhentian PNS dalam dan dari pejabat
struktural eselon I di lingkungan Instansi Pusat dan jabatan lain yang pengangkatan,
pemindahan dan pemberhentiannya menjadi wewenang Presiden.
Komisi Kepegawaian Negara bertugas memberikan pertimbangan kepada Presiden dalam:
a. Merumuskan kebijaksanaan umum kepegawaian;
b. Merumuskan kebijaksanaan penggajian dan kesejahteraan PNS;
c. Memberikan pertimbangan dalam pengangkatan, pemindahan dan pemberhentian
dalam dan dari jabatan struktural tertentu yang menjadi wewenang Presiden.
Dalam rangka penetapan kebijakan Manajemen ASN, dibentuk KASN yang mandiri dan
bebas dari intervensi politik. Pembentukkan KASN ini untuk monitoring dan evaluasi
pelaksanaan kebijakan dan Manajemen ASN untuk menjamin perwujudan Sistem merit serta
pengawasan terhadap penerapan asas, kode etik dan kode perilaku ASN.
KASN beranggotakan 7 (tujuh) orang yang terdiri dari seorang ketua merangkap anggota,
seorang wakil ketua merangkap anggota, dan 5 (lima) orang anggota. KASN dalam
melaksanakan tugas dan wewenangnya dibantu oleh Asisten dan Pejabat Fungsional keahlian
yang dibutuhkan. Selain itu KASN dibantu oleh sekretariat yang dipimpin oleh seorang
kepala sekretariat. Ketua, wakil ketua dan anggota KASN ditetapkan dan diangkat oleh
Presiden selaku kepala pemerintahan untuk masa jabatan selama 5 (lima) tahun dan hanya
dapat diperpanjang untuk 1 (satu) kali masa jabatan.

More Related Content

What's hot

Surat kepala bkn nomor k.26 30 v.7-3 99 - batas usia pensiun pegawai negeri s...
Surat kepala bkn nomor k.26 30 v.7-3 99 - batas usia pensiun pegawai negeri s...Surat kepala bkn nomor k.26 30 v.7-3 99 - batas usia pensiun pegawai negeri s...
Surat kepala bkn nomor k.26 30 v.7-3 99 - batas usia pensiun pegawai negeri s...Nilawati179
 
2633 surat kepala bkn nomor k.26 30 v.7-3 99 - batas usia pensiun pegawai neg...
2633 surat kepala bkn nomor k.26 30 v.7-3 99 - batas usia pensiun pegawai neg...2633 surat kepala bkn nomor k.26 30 v.7-3 99 - batas usia pensiun pegawai neg...
2633 surat kepala bkn nomor k.26 30 v.7-3 99 - batas usia pensiun pegawai neg...Winarto Winartoap
 
Pp 94 tahun_2021_tentang_disiplin_pegawai_negeri_sipil
Pp 94 tahun_2021_tentang_disiplin_pegawai_negeri_sipilPp 94 tahun_2021_tentang_disiplin_pegawai_negeri_sipil
Pp 94 tahun_2021_tentang_disiplin_pegawai_negeri_sipilKutsiyatinMSi
 
Manajemen ASN BPSDM Tahun 2018
Manajemen ASN BPSDM Tahun 2018Manajemen ASN BPSDM Tahun 2018
Manajemen ASN BPSDM Tahun 2018Eko Supriyadi
 
Bap pp 53 tata cara pemeriksaan penjatuhandan penyampaian keputusan hukuman d...
Bap pp 53 tata cara pemeriksaan penjatuhandan penyampaian keputusan hukuman d...Bap pp 53 tata cara pemeriksaan penjatuhandan penyampaian keputusan hukuman d...
Bap pp 53 tata cara pemeriksaan penjatuhandan penyampaian keputusan hukuman d...Isme Thian
 
Slide pp nomor_94_tahun_2021_e
Slide pp nomor_94_tahun_2021_eSlide pp nomor_94_tahun_2021_e
Slide pp nomor_94_tahun_2021_eKutsiyatinMSi
 
Pp 53 tahun 2010 tentang disiplin pns
Pp 53 tahun 2010 tentang disiplin pnsPp 53 tahun 2010 tentang disiplin pns
Pp 53 tahun 2010 tentang disiplin pnsrickygunawan84
 
PP 53 TAHUN 2010, PERATURAN DISIPLIN PNS
PP 53 TAHUN 2010, PERATURAN DISIPLIN PNSPP 53 TAHUN 2010, PERATURAN DISIPLIN PNS
PP 53 TAHUN 2010, PERATURAN DISIPLIN PNSTrust Tour And Travel
 
Presentasi adm. kepegawaian (disiplin pegawai negeri sipil)
Presentasi adm. kepegawaian (disiplin pegawai negeri sipil)Presentasi adm. kepegawaian (disiplin pegawai negeri sipil)
Presentasi adm. kepegawaian (disiplin pegawai negeri sipil)Nithayun_
 
Makalah hukum kepegawaian (disiplin pegawai negeri umk cabang raha)
Makalah hukum kepegawaian (disiplin pegawai negeri umk cabang raha)Makalah hukum kepegawaian (disiplin pegawai negeri umk cabang raha)
Makalah hukum kepegawaian (disiplin pegawai negeri umk cabang raha)Septian Muna Barakati
 

What's hot (16)

Pp 53 tahun 2010
Pp 53 tahun 2010Pp 53 tahun 2010
Pp 53 tahun 2010
 
KONSEKUENSI KDH MELANGGAR UU ASN
KONSEKUENSI KDH MELANGGAR UU ASNKONSEKUENSI KDH MELANGGAR UU ASN
KONSEKUENSI KDH MELANGGAR UU ASN
 
Slide pp 94 2021-kumham
Slide pp 94 2021-kumhamSlide pp 94 2021-kumham
Slide pp 94 2021-kumham
 
Proses penjatuhan hukuman disiplin pns
Proses penjatuhan hukuman disiplin pnsProses penjatuhan hukuman disiplin pns
Proses penjatuhan hukuman disiplin pns
 
Surat kepala bkn nomor k.26 30 v.7-3 99 - batas usia pensiun pegawai negeri s...
Surat kepala bkn nomor k.26 30 v.7-3 99 - batas usia pensiun pegawai negeri s...Surat kepala bkn nomor k.26 30 v.7-3 99 - batas usia pensiun pegawai negeri s...
Surat kepala bkn nomor k.26 30 v.7-3 99 - batas usia pensiun pegawai negeri s...
 
2633 surat kepala bkn nomor k.26 30 v.7-3 99 - batas usia pensiun pegawai neg...
2633 surat kepala bkn nomor k.26 30 v.7-3 99 - batas usia pensiun pegawai neg...2633 surat kepala bkn nomor k.26 30 v.7-3 99 - batas usia pensiun pegawai neg...
2633 surat kepala bkn nomor k.26 30 v.7-3 99 - batas usia pensiun pegawai neg...
 
Pp 94 tahun_2021_tentang_disiplin_pegawai_negeri_sipil
Pp 94 tahun_2021_tentang_disiplin_pegawai_negeri_sipilPp 94 tahun_2021_tentang_disiplin_pegawai_negeri_sipil
Pp 94 tahun_2021_tentang_disiplin_pegawai_negeri_sipil
 
Manajemen ASN BPSDM Tahun 2018
Manajemen ASN BPSDM Tahun 2018Manajemen ASN BPSDM Tahun 2018
Manajemen ASN BPSDM Tahun 2018
 
Pp532010
Pp532010Pp532010
Pp532010
 
Bap pp 53 tata cara pemeriksaan penjatuhandan penyampaian keputusan hukuman d...
Bap pp 53 tata cara pemeriksaan penjatuhandan penyampaian keputusan hukuman d...Bap pp 53 tata cara pemeriksaan penjatuhandan penyampaian keputusan hukuman d...
Bap pp 53 tata cara pemeriksaan penjatuhandan penyampaian keputusan hukuman d...
 
Netralitas ASN dalam Pilkada, Sebuah Keharusan!
Netralitas ASN dalam Pilkada, Sebuah Keharusan!Netralitas ASN dalam Pilkada, Sebuah Keharusan!
Netralitas ASN dalam Pilkada, Sebuah Keharusan!
 
Slide pp nomor_94_tahun_2021_e
Slide pp nomor_94_tahun_2021_eSlide pp nomor_94_tahun_2021_e
Slide pp nomor_94_tahun_2021_e
 
Pp 53 tahun 2010 tentang disiplin pns
Pp 53 tahun 2010 tentang disiplin pnsPp 53 tahun 2010 tentang disiplin pns
Pp 53 tahun 2010 tentang disiplin pns
 
PP 53 TAHUN 2010, PERATURAN DISIPLIN PNS
PP 53 TAHUN 2010, PERATURAN DISIPLIN PNSPP 53 TAHUN 2010, PERATURAN DISIPLIN PNS
PP 53 TAHUN 2010, PERATURAN DISIPLIN PNS
 
Presentasi adm. kepegawaian (disiplin pegawai negeri sipil)
Presentasi adm. kepegawaian (disiplin pegawai negeri sipil)Presentasi adm. kepegawaian (disiplin pegawai negeri sipil)
Presentasi adm. kepegawaian (disiplin pegawai negeri sipil)
 
Makalah hukum kepegawaian (disiplin pegawai negeri umk cabang raha)
Makalah hukum kepegawaian (disiplin pegawai negeri umk cabang raha)Makalah hukum kepegawaian (disiplin pegawai negeri umk cabang raha)
Makalah hukum kepegawaian (disiplin pegawai negeri umk cabang raha)
 

Similar to MSDM_PNS

Kedudukan hukum dan peran jabatan pppk dalam uu no 5 tahun 2014
Kedudukan hukum dan peran jabatan pppk dalam uu no 5 tahun 2014Kedudukan hukum dan peran jabatan pppk dalam uu no 5 tahun 2014
Kedudukan hukum dan peran jabatan pppk dalam uu no 5 tahun 2014Lanka Asmar, SHI, MH
 
3. pp nomor 53 tahun 2010
3. pp nomor 53 tahun 20103. pp nomor 53 tahun 2010
3. pp nomor 53 tahun 2010Sofyan Saputra
 
PP No.37 TH 2004.pdf tentang kepailitan dan penundaan membayar utang
PP No.37 TH 2004.pdf tentang kepailitan dan penundaan membayar utangPP No.37 TH 2004.pdf tentang kepailitan dan penundaan membayar utang
PP No.37 TH 2004.pdf tentang kepailitan dan penundaan membayar utangMuhammadNorman9
 
Pokokpokok kepegawaian (uu_8_thn_1974)_8
Pokokpokok kepegawaian (uu_8_thn_1974)_8Pokokpokok kepegawaian (uu_8_thn_1974)_8
Pokokpokok kepegawaian (uu_8_thn_1974)_8Ilham Mustafa
 
Pembinaan Disiplin Pegawai Negeri Sipil.pptx
Pembinaan Disiplin Pegawai Negeri Sipil.pptxPembinaan Disiplin Pegawai Negeri Sipil.pptx
Pembinaan Disiplin Pegawai Negeri Sipil.pptxawanaan
 
UU No 8 ttg pokok pokok kepegawaian
UU No 8 ttg pokok pokok kepegawaianUU No 8 ttg pokok pokok kepegawaian
UU No 8 ttg pokok pokok kepegawaianNorma Irmawati
 
MSDM SP - Analisa Perbandingan UU Kepegawaian
MSDM SP - Analisa Perbandingan UU KepegawaianMSDM SP - Analisa Perbandingan UU Kepegawaian
MSDM SP - Analisa Perbandingan UU KepegawaianHerlambang Bagus
 
Kesimpulan undang no 5 tahun 2014
Kesimpulan undang no 5 tahun 2014Kesimpulan undang no 5 tahun 2014
Kesimpulan undang no 5 tahun 2014Parja Negara
 
Perbandingan UU kepegawaian MSDM SP
Perbandingan UU kepegawaian MSDM SPPerbandingan UU kepegawaian MSDM SP
Perbandingan UU kepegawaian MSDM SPHerlambang Bagus
 
Pengertian sumber hukum kepegawaian
Pengertian sumber hukum kepegawaianPengertian sumber hukum kepegawaian
Pengertian sumber hukum kepegawaianHendri Tovan
 
Permenpan 13 tahun 2014
Permenpan 13 tahun 2014Permenpan 13 tahun 2014
Permenpan 13 tahun 2014Cszoel Aschool
 
Permenpan13 2014 pengisianjabatan
Permenpan13 2014 pengisianjabatanPermenpan13 2014 pengisianjabatan
Permenpan13 2014 pengisianjabatanEko Ardianto
 
analisis kebijakan-analisis
analisis kebijakan-analisisanalisis kebijakan-analisis
analisis kebijakan-analisisMuzGila FireFox
 
Makalah hukum kepegawaian (disiplin pegawai negeri umk cabang raha)
Makalah hukum kepegawaian (disiplin pegawai negeri umk cabang raha)Makalah hukum kepegawaian (disiplin pegawai negeri umk cabang raha)
Makalah hukum kepegawaian (disiplin pegawai negeri umk cabang raha)Septian Muna Barakati
 
Syarat dan tata cara pemebrian tunker
Syarat dan tata cara pemebrian tunkerSyarat dan tata cara pemebrian tunker
Syarat dan tata cara pemebrian tunkerBoedHi ShetiAwank
 

Similar to MSDM_PNS (20)

Kedudukan hukum dan peran jabatan pppk dalam uu no 5 tahun 2014
Kedudukan hukum dan peran jabatan pppk dalam uu no 5 tahun 2014Kedudukan hukum dan peran jabatan pppk dalam uu no 5 tahun 2014
Kedudukan hukum dan peran jabatan pppk dalam uu no 5 tahun 2014
 
3. pp nomor 53 tahun 2010
3. pp nomor 53 tahun 20103. pp nomor 53 tahun 2010
3. pp nomor 53 tahun 2010
 
PP No.37 TH 2004.pdf tentang kepailitan dan penundaan membayar utang
PP No.37 TH 2004.pdf tentang kepailitan dan penundaan membayar utangPP No.37 TH 2004.pdf tentang kepailitan dan penundaan membayar utang
PP No.37 TH 2004.pdf tentang kepailitan dan penundaan membayar utang
 
Disiplin PNS
Disiplin PNSDisiplin PNS
Disiplin PNS
 
Pokokpokok kepegawaian (uu_8_thn_1974)_8
Pokokpokok kepegawaian (uu_8_thn_1974)_8Pokokpokok kepegawaian (uu_8_thn_1974)_8
Pokokpokok kepegawaian (uu_8_thn_1974)_8
 
Pembinaan Disiplin Pegawai Negeri Sipil.pptx
Pembinaan Disiplin Pegawai Negeri Sipil.pptxPembinaan Disiplin Pegawai Negeri Sipil.pptx
Pembinaan Disiplin Pegawai Negeri Sipil.pptx
 
UU No 8 ttg pokok pokok kepegawaian
UU No 8 ttg pokok pokok kepegawaianUU No 8 ttg pokok pokok kepegawaian
UU No 8 ttg pokok pokok kepegawaian
 
MSDM SP - Analisa Perbandingan UU Kepegawaian
MSDM SP - Analisa Perbandingan UU KepegawaianMSDM SP - Analisa Perbandingan UU Kepegawaian
MSDM SP - Analisa Perbandingan UU Kepegawaian
 
Disiplin pns 2010.53. pp
Disiplin pns 2010.53. ppDisiplin pns 2010.53. pp
Disiplin pns 2010.53. pp
 
Kesimpulan undang no 5 tahun 2014
Kesimpulan undang no 5 tahun 2014Kesimpulan undang no 5 tahun 2014
Kesimpulan undang no 5 tahun 2014
 
Perbandingan UU kepegawaian MSDM SP
Perbandingan UU kepegawaian MSDM SPPerbandingan UU kepegawaian MSDM SP
Perbandingan UU kepegawaian MSDM SP
 
Pengertian sumber hukum kepegawaian
Pengertian sumber hukum kepegawaianPengertian sumber hukum kepegawaian
Pengertian sumber hukum kepegawaian
 
Permenpan 13 tahun 2014
Permenpan 13 tahun 2014Permenpan 13 tahun 2014
Permenpan 13 tahun 2014
 
Permenpan13 2014 pengisianjabatan
Permenpan13 2014 pengisianjabatanPermenpan13 2014 pengisianjabatan
Permenpan13 2014 pengisianjabatan
 
Permenpan2014 013
Permenpan2014 013Permenpan2014 013
Permenpan2014 013
 
analisis kebijakan-analisis
analisis kebijakan-analisisanalisis kebijakan-analisis
analisis kebijakan-analisis
 
Makalah hukum kepegawaian (disiplin pegawai negeri umk cabang raha)
Makalah hukum kepegawaian (disiplin pegawai negeri umk cabang raha)Makalah hukum kepegawaian (disiplin pegawai negeri umk cabang raha)
Makalah hukum kepegawaian (disiplin pegawai negeri umk cabang raha)
 
1 a
1 a1 a
1 a
 
Batas Usia Pensiun PNS
Batas Usia Pensiun PNSBatas Usia Pensiun PNS
Batas Usia Pensiun PNS
 
Syarat dan tata cara pemebrian tunker
Syarat dan tata cara pemebrian tunkerSyarat dan tata cara pemebrian tunker
Syarat dan tata cara pemebrian tunker
 

More from Herlambang Bagus

Sistem Perekonomian Brunei Darussalam
Sistem Perekonomian Brunei DarussalamSistem Perekonomian Brunei Darussalam
Sistem Perekonomian Brunei DarussalamHerlambang Bagus
 
Pengembangan Kelembagaan - Penghematan Energi
Pengembangan Kelembagaan - Penghematan EnergiPengembangan Kelembagaan - Penghematan Energi
Pengembangan Kelembagaan - Penghematan EnergiHerlambang Bagus
 
pengembangan kelembagaan (punya lala)
pengembangan kelembagaan (punya lala)pengembangan kelembagaan (punya lala)
pengembangan kelembagaan (punya lala)Herlambang Bagus
 
Teori perencanaan & pengendalian Pembangunan review visi indonesia 2025
Teori perencanaan & pengendalian Pembangunan review visi indonesia 2025Teori perencanaan & pengendalian Pembangunan review visi indonesia 2025
Teori perencanaan & pengendalian Pembangunan review visi indonesia 2025Herlambang Bagus
 
SP3 - rancangan biaya dan rencana kegiatan organisasi (RSI Al muhajirin)
SP3 - rancangan biaya dan rencana kegiatan organisasi (RSI Al muhajirin)SP3 - rancangan biaya dan rencana kegiatan organisasi (RSI Al muhajirin)
SP3 - rancangan biaya dan rencana kegiatan organisasi (RSI Al muhajirin)Herlambang Bagus
 
Pengembangan Kelembagaan - Cinta Produk Dalam Negeri
Pengembangan Kelembagaan - Cinta Produk Dalam NegeriPengembangan Kelembagaan - Cinta Produk Dalam Negeri
Pengembangan Kelembagaan - Cinta Produk Dalam NegeriHerlambang Bagus
 
SP3 - Organisasi baru dan analisa SWOT nya
SP3 - Organisasi baru dan analisa SWOT nyaSP3 - Organisasi baru dan analisa SWOT nya
SP3 - Organisasi baru dan analisa SWOT nyaHerlambang Bagus
 
Skema individu menurut UU kepegawaian model michigan dan model harvard univer...
Skema individu menurut UU kepegawaian model michigan dan model harvard univer...Skema individu menurut UU kepegawaian model michigan dan model harvard univer...
Skema individu menurut UU kepegawaian model michigan dan model harvard univer...Herlambang Bagus
 
sistem Ekonomi Negara-Negara di ASEAN
sistem Ekonomi Negara-Negara di ASEANsistem Ekonomi Negara-Negara di ASEAN
sistem Ekonomi Negara-Negara di ASEANHerlambang Bagus
 
Analisa Korupsi Ketua MK (Akil Mochtar)
Analisa Korupsi Ketua MK (Akil Mochtar)Analisa Korupsi Ketua MK (Akil Mochtar)
Analisa Korupsi Ketua MK (Akil Mochtar)Herlambang Bagus
 

More from Herlambang Bagus (13)

Sistem Perekonomian Brunei Darussalam
Sistem Perekonomian Brunei DarussalamSistem Perekonomian Brunei Darussalam
Sistem Perekonomian Brunei Darussalam
 
Pengembangan Kelembagaan - Penghematan Energi
Pengembangan Kelembagaan - Penghematan EnergiPengembangan Kelembagaan - Penghematan Energi
Pengembangan Kelembagaan - Penghematan Energi
 
pengembangan kelembagaan (punya lala)
pengembangan kelembagaan (punya lala)pengembangan kelembagaan (punya lala)
pengembangan kelembagaan (punya lala)
 
Tugas kabiro vikram nehru
Tugas kabiro vikram nehruTugas kabiro vikram nehru
Tugas kabiro vikram nehru
 
Tugas kabiro 1
Tugas kabiro 1Tugas kabiro 1
Tugas kabiro 1
 
Teori perencanaan & pengendalian Pembangunan review visi indonesia 2025
Teori perencanaan & pengendalian Pembangunan review visi indonesia 2025Teori perencanaan & pengendalian Pembangunan review visi indonesia 2025
Teori perencanaan & pengendalian Pembangunan review visi indonesia 2025
 
SP3 - rancangan biaya dan rencana kegiatan organisasi (RSI Al muhajirin)
SP3 - rancangan biaya dan rencana kegiatan organisasi (RSI Al muhajirin)SP3 - rancangan biaya dan rencana kegiatan organisasi (RSI Al muhajirin)
SP3 - rancangan biaya dan rencana kegiatan organisasi (RSI Al muhajirin)
 
Pengembangan Kelembagaan - Cinta Produk Dalam Negeri
Pengembangan Kelembagaan - Cinta Produk Dalam NegeriPengembangan Kelembagaan - Cinta Produk Dalam Negeri
Pengembangan Kelembagaan - Cinta Produk Dalam Negeri
 
SP3 - Organisasi baru dan analisa SWOT nya
SP3 - Organisasi baru dan analisa SWOT nyaSP3 - Organisasi baru dan analisa SWOT nya
SP3 - Organisasi baru dan analisa SWOT nya
 
Skema individu menurut UU kepegawaian model michigan dan model harvard univer...
Skema individu menurut UU kepegawaian model michigan dan model harvard univer...Skema individu menurut UU kepegawaian model michigan dan model harvard univer...
Skema individu menurut UU kepegawaian model michigan dan model harvard univer...
 
sistem Ekonomi Negara-Negara di ASEAN
sistem Ekonomi Negara-Negara di ASEANsistem Ekonomi Negara-Negara di ASEAN
sistem Ekonomi Negara-Negara di ASEAN
 
Sistem Ekonomi Myanmar
Sistem Ekonomi MyanmarSistem Ekonomi Myanmar
Sistem Ekonomi Myanmar
 
Analisa Korupsi Ketua MK (Akil Mochtar)
Analisa Korupsi Ketua MK (Akil Mochtar)Analisa Korupsi Ketua MK (Akil Mochtar)
Analisa Korupsi Ketua MK (Akil Mochtar)
 

Recently uploaded

Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxIgitNuryana13
 
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfHARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfkustiyantidew94
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfElaAditya
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxRezaWahyuni6
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CAbdiera
 
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptxHendryJulistiyanto
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxWirionSembiring2
 
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau tripletMelianaJayasaputra
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfCloverash1
 
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaKarakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaNadia Putri Ayu
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...MarwanAnugrah
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfSitiJulaeha820399
 
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxKONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxawaldarmawan3
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxFuzaAnggriana
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxmawan5982
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docxbkandrisaputra
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASreskosatrio1
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxRezaWahyuni6
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)3HerisaSintia
 
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxPrakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxSyaimarChandra1
 

Recently uploaded (20)

Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
 
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfHARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
 
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
 
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
 
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaKarakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
 
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxKONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
 
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxPrakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
 

MSDM_PNS

  • 1. UTS take home MSDM 1. Buatlah skema (diagram) model MSDM yang sesuai dengan pasal 13 dari UU 43/1999 dengan mengacu pada dua model terdahulu yaitu model MSDM Universitas Michigan dan Universitas Harvard. Beri penjelasan atas model yang saudara buat! 2. Buat perbandingan dan analisislah pasal 13 UU 43/1999 tentang kebijaksanaan Manajemen PNS dengan UU ASN (pasal 55 ayat 1) 3. Buatlah perbandingan dan analisislah Komisi Kepegawaian Negara dengan Komisi ASN!! 1. Stakeholder interest: Presiden dengan dibantu Komisi Kepegawaian Negara HRM Policy Choices: Penetapan norma, standar, prosedur Pengangkatan PNS dan formasi dalam penempatan PNS )rekrumen dan seleksi) Performances Promosi Jabatan Kenaikan Pangkat Pengembangan kualitas sumber daya PNS pemindahan HakKewajiban Pemberhentian Hak Tunjangan Kesejahteraan Tunjangan Gaji Kedudukan hukum
  • 2. Analisis: Menurut pasal 13 UU nomor 43/1999 menjelaskan tentang kebijaksanaan manajemen. Dimana didalam pasal tersebut seperti juga dapat tercermin dalam model MSDM di atas bahwa kebijaksanaan manajemen mencakup penetapan norma, standar, prosedur, formasi, pengangkatan, pengembangan kualitas Sumber Daya PNS, pemindahan, gaji, tunjangan, ksejahteraan, pemberhentian, hak, kewajiban seta kedudukan hukum. Sesuai model diatas bahwa kebijaksanaan manajemen juga terdapat pemisahan-pemisahan menurut langkah- langkahnya. Pihak berwenang dalam penyusunan Kebijaksanaan Manajemen PNS berada pada Presiden selaku Kepala Pemerintahan. Untuk membantu Presiden merumuskan kebijaksanaan dan memberikan pertimbangan tertentu maka dibentuk Komisi Kepegawaian Negara yang ditetapkan dengan Keputusan Presiden. Kebijaksanaan Manajamen PNS mengenai pengadaan PNS, dimana setiap warga negara setiap warga negara Indonesia yang memenuhi syarat-syarat yang ditentukan dalam peraturan perundang-undangan mempunyai kesempatan yang sama untuk melamar menjadi PNS. Syarat yang dimaksud secara tidak langsung juga terdapat dalam hal pengadaan PNS melalui penetapan norma, standar, dan prosedur. Dengan adanya tiga indikator ini PNS yang dicari harus sesuai dengan norma, standar dan prosedur yang telah ditetapkan, sehingga CPNS yang tidak memiliki kriteria tersebut tidak bisa melanjutkan ke tahap seleksi selanjutnya. Hal ini juga berkaitan dengan seberapa besar jumlah PNS yang akan direkrut, sehingga akan sesuai dengan jumlah PNS yang memang dibutuhkan. Rekrutmen juga berkaitan dengan seleksi, dimana melalui seleksi tersebut akan dihasilkan CPNS terbaik dari yang terbaik. Terdapat suatu pengecualian bagi orang-orang yang telah bekerja pada instansi yang menunjang kepentingan nasional dimana pemerintah berhak mengangkat langsung orang-orang tersebut menjadi PNS. Menurut model diatas setelah pengadaan PNS selanjutnya adalah penempatan jabatan. Dimana PNS yang baru diangkat akan menempati job-job yang sesuai dengan kriteria, skill, pengetahuan yang dimiliki. Tidak lepas juga dengan jangka waktu berdasarkan jenis, sifat, dan analisis beban kerja yang harus dilaksanakan. Kemudian setelah itu yaitu performance. Performance PNS terbagi menjadi dua yakni performance positif dan performance negatif. Bagi PNS yang memiliki performance positif berhak mendapatkan reward berupa promosi jabatan dan kenaikan pangkat, adapun dasar pengangkatan jabatan dilaksanakan berdasarkan prinsip profesionalisme sesuai dengan kompetensi, prestasi kerja yang telah dilakukan. Dan semua itu dilaksanakan secara obyektif sesuai dengan penilaian prestasi kerja. Sehingga seorang PNS yang mempunyai performance positif akan mudah mendapatkan jenjang karir yang lebih tinggi. Sementara bagi PNS yang memiliki performace buruk negatif harus mengikuti pembinaan agar performance PNS tersebut dapat berkembang dan meningkat. Pembinaannya dapat dilakukan dengan berbagai hal bisa melalui pelatihan, seminar, kursus, maupun penataran. Pembinaan PNS juga dapat dilakukan dengan cara pemindahantug as dan/atau wilayah kerja. Tujuannya adalah untuk menjadikan PNS tersebut memiliki performance yang lebih baik untuk saat itu juga, atau pun dalam jangka waktu tertentu bisa juga untuk mempersiapkan promosi jabatan di masa yang akan datang. Tentunya diluar dua hal tersebut PNS berhak mendapatkan hak sesuai dengan posisi jabatan, produktivitas serta
  • 3. analisis beban kerja yang dilakukan, dalam hal ini adalah gaji yang sesuai. Dimana gaji yang adil, layak dan dapat menjamin kesejahterannya, adapun penetapan gaji PNS telah ditetapkan pada Peraturan Pemerintah (tersirat dalam pasal 7 ayat (1) – ayat (3)) Selain hak terdapat pula kewajiban yakni berkaitan dengan analisis beban kerja yang harus dipenuhi dan dikerjakan oleh PNS tersebut. Dalam hal pemberhentian PNS terdapat beberapa indikator yang berhubungan dengan hal tersebut yang juga terdapat di dalam pasal 23 dan pasal 24 : “Pasal 23 (1) Pegawai Negeri Sipil diberhentikan dengan hormat karena meninggal dunia. (2) Pegawai Negeri Sipil dapat diberhentikan dengan hormat karena : a) atas permintaan sendiri; b) mencapai batas usia pensiun; c) perampingan organisasi pemerintah;atau d) tidak cakap jasmani atau rohani sehingga tidak dapat menjalankan kewajiban sebagai Pegawai Negeri Sipil. (3) Pegawai Negeri Sipil dapat diberhentikan dengan hormat atau tidak diberhentikan karena: a) melanggar sumpah/janji Pegawai Negeri Sipil dan sumpah/janji jabatan selain pelanggaran sumpah/janji Pegawai Negeri Sipil dan sumpah/janji jabatan karena tidak setia kepada Pancasila, Undang-Undang Dasar 1945, Negara, dan Pemerintah;atau b) dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah mempunyai kekuatan hukum yang tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan yang ancaman hukumannya kurang dari 4 (empat) tahun. (4) Pegawai Negeri Sipil dapat diberhentikan dengan hormat tidak atas permintaan sendiri atau tidak dengan hormat karena : a) dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah mempunyai kekuatan hukum yang tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan yang ancaman hukumannya 4 (empat) tahun atau lebih; atau b) melakukan pelanggaran disiplin Pegawai Negeri Sipil tingkat berat. (5) Pegawai Negeri Sipil diberhentikan tidak dengan hormat karena : a) melanggar sumpah/janji Pegawai Negeri Sipil dan sumpah/janji jabatan karena tidak setia kepada Pancasila, Undang-Undang Dasar 1945, Negara, dan Pemerintah; b) melakukan penyelewengan terhadap ideologi Negara, Pancasila, Undang-Undang Dasar 1945 atau terlibat dalam kegiatan yang menentang Negara dan Pemerintah; atau
  • 4. c) dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah mempunyai kekuatan hukum yang tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak pidana kejahatan yang ada hubungannya dengan jabatan. Pasal 24 Pegawai Negeri Sipil yang dikenakan penahanan oleh pejabat yang berwajib karena disangka telah melakukan tindak pidana kejahatan sampai mendapat putusan pengadilan yang telah mempunyai kekuatan hukum yang tetap, dikenakan pemberhentian sementara. “ Sementara terkait dengan kedudukan hukum, seseorang yang telah menjadi anggota PNS (Pegawai ASN) diharuskan memberi pelayanan kepada masyarakat dengan profesional dalam artian yakni netral dari pengaruh semua golongan dan partai politik sehingga tidak menimbulkan sikap diskriminatif. Adapun Peraturan Pemerintah yang telah dikeluarkan perihal antisipasi terhadap hal tersebut yaitu pada Peraturan Pemerintah Nomor 37 Tahun 2004 tentang Larangan Pegawai Negeri Sipil Menjadi Anggota Partai Politik (“PP 37/2004). Disebutkan bahwa pegawai negeri sebagai unsur aparatur negara harus netral dari pengaruh semua golongan dan partai politik, tidak diskriminatif dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat, dan dilarang menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik. Oleh karena itu, pegawai negeri yang menjadi anggota dan/atau pengurus partai poiitik harus diberhentikan sebagai pegawai negeri, baik dengan hormat atau tidak dengan hormat. Ketentuan Pasal 2 ayat (1) PP 37/2004 dengan tegas mengatakan: “Pegawai Negeri Sipil dilarang menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik.” Jika Pegawai Negeri Sipil (“PNS”) menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik, maka berdasarkan Pasal 2 ayat (2) PP 37/2004 ia diberhentikan sebagai PNS. Menurut Penjelasan Umum PP 37/2004, pemberhentian tersebut dapat dilakukan dengan hormat atau tidak dengan hormat. Namun PNS juga dapat menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik asalkan PNS tersebut mengundurkan diri terlebih dahulu sebagai PNS sebagaimana diatur dalam Pasal 3 PP 37/2004: 1) Pegawai Negeri Sipil yang akan menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik wajib mengundurkan diri sebagai Pegawai Negeri Sipil. 2) Pegawai Negeri Sipil yang mengundurkan diri sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) diberhentikan dengan hormat sebagai Pegawai Negeri Sipil. 3) Pemberhentian sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) berlaku terhitung mulai akhir bulan mengajukan pengunduran diri. Pada inti dari Peraturan Pemerintah tersebut bahwa untuk menjamin kenetralan PNS dari pengaruh golongan dan partai politik, PNS mutlak dilarang menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik.
  • 5. 2. Perbandingan pasal 13 UU 43/1999 tentang kebijaksanaan Manajemen PNS dengan UU ASN pasal 55 UU nomor 43/1999 pasal 13 UU nomor 5/2014 pasal 55 1. Kebijaksanaan manajemen Pegawai Negeri Sipil mencakup penetapan norma, standaar, prosedur, formasi, pengangkatan, pengembangan kualitas sumber daya Pegawai Negeri Sipiil, pemindahan, gaji, tunjangan, kesejahteraan, pemberhentian, hak, kewajiban, dan kedudukan hukum 2. Kebijaksanaan manajemen Pegawai Negeri Sipil sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), berada pada Presiden selaku Kepala Pemerintahan 3. Untuk membantu Presiden dalam merumuskan kebijaksanaan sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) dan memberikan pertimbangan tertentu, dibentuk komisi kepegawaian negara yang ditetapkan dengan Keputusan Presiden 4. Komisi Kepegawaian Negara terdiri dari 2 (dua) Anggota Tetap yang berkedudukan sebagai Ketua dan Sekretaris Komisi, serta 3 (tiga) Anggota Tidak Tetap yang kesemuanya diangkat dan diberhentikan oleh presiden. 5. Ketua dan Sekretaris Komisi Kepegawaian Negara secara ex officio menjabat sebagai Kepala dan Wakil Kepala Badan Kepegawaian Negara. 6. Komisi Kepegawaian Negara mengadakan sidang sekurang-kurangnya sekali dalam satu bulan. 1. manajemen PNS meliputi: a. penyusunan dan penetapan kebutuhan; b. pengadaan; c. pangkat dan jabatan; d.pengembangan karier; e. pola karier; f. promosi; g. mutasi; h. penilaian kinerja; i. penggajian dan tunjangan; j. penghargaan; k. disiplin; l. pemberhentian; m. jaminan pensiun dan jaminan hari tua; dan n. perlindungan 2. Manajemen PNS pada instansi Pusat dilaksanakan oleh pemerintah pusat sesuai dengan ketentuan peraturan perundang- undangan 3. Manajemen PNS pada instansi Daerah dilaksanakan oleh pemerintah daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang- undangan Persamaan UU nomor 43/1999 pasal 13 dengan UU nomor 5/2014 pasal 55 1. Dalam pasal 13 UU nomor 43/1999 dan pasal 55 UU ASN tentang kebijaksanaan manajemen PNS ini mempunyai kesamaan isi yaitu membahas mengenai formasi, pengadaan, pengembangan karir, pemindahan, gaji, tunjangan, kesejahteraan, pemberhentian, hak dan perlindungan yang berupa bantuan hukum
  • 6. Analisis: Kebijaksanaan manajemen dirumuskan oleh Presiden dengan dibantu oleh Komisi Kepegawaian Negara mencakup penetapan norma, standaar, prosedur, formasi, pengangkatan, pengembangan kualitas sumber daya Pegawai Negeri Sipil, pemindahan, gaji, tunjangan, kesejahteraan, pemberhentian, hak, kewajiban, dan kedudukan hukum. Namun dalam UU nomor 43/1999 baik dalam ayat maupun pasal selanjutnya tidak dijelaskan secara detail dari empat belas (14) hal cakupan kebijaksanaan manajemen yang ada contohnya dari pengembangan kualitas sumber daya Pegawai Negeri Sipil ini apa saja hal-hal yang perlu dilakukan untuk meningkatkan dan mengembangkan kualitas dari para Pegawai Negeri Sipil diantaranya melalui pelatihan, seminar, kursus, maupun penataran. Sedangkan pada UU ASN sebanyak empat belas (14) hal cakupan tentang Manajemen PNS dijelaskan secara lengkap pada pasal selanjutnya seperti contohnya tentang penyusunan dan penetapan kebutuhan PNS yang merupakan analisis kebutuhan jumlah, jenis, dan status PNS yang diperlukan untuk melaksanakan tugas utama secara efektif dan efisien untuk mendukung beban kerja Instansi Pemerintah. Dalam UU nomor 43/1999 pasal 13 ayat 3 dijelaskan tentang Komisi yang dibentuk untuk membantu dan memberikan pertimbangan kepada Presiden untuk merumuskan Kebijaksanaan Manajemen yaitu Komisi Kepegawaian Negara. Komisi Kepegawaian Negara merupakan komisi yang bertugas membantu Presiden dalam: a. Merumuskan kebijaksanaan umum kepegawaian b. Merumuskan kebijaksanaan penggajian dan kesejahteraan Pegawai Negeri Sipil; dan c. Memberikan pertimbangan dalam pengangkatan, pemindahan, dan pemberhentian dalam dan dari jabatan struktural tertentu yang menjadi wewenang Presiden. Untuk dapat melaksanakan tugas pokok tersebut secara objektif, maka kedudukan Komisi adalah independen. Dalam UU nomor 43/1999 pasal 13 ayat 4 disebutkan tentang susunan anggota dari Komisi Kepegawaian Negara yang terdiri dari 2 Anggota Tetap yaitu Ketua dan Sekretaris Komisi, serta 3 (tiga) Anggota Tidak Tetap yang semuanya diangkat dan diberhentikan oleh Presiden. Anggota tetap dalam Komisi Kepegawaian Negara diangkat dari Pegawai Negeri Sipil senior Perbedaan UU nomor 43/1999 pasal 13 dengan UU nomor 5/2014 pasal 55 1. Dalam UU ASN pasal 55 beberapanya mencakup pola karier, penilaian kinerja, penghargaan dan disiplin namun dalam UU nomor 43/1999 pasal 13 tidak mencakup semua aspek tersebut 2. Dalam UU nomor 43/1999 pasal 13 mencakup empat belas (14) hal tentang kebijaksanaan manajemen PNS namun dalam ayat maupun pasal selanjutnya tidak ada penjelasan dari semua aspek tersebut. Sedangkan pada UU ASN pasal 55 ayat 1 juga mencakup empat belas (14) hal tentang manajemen PNS kemudian pada pasal selanjutnya dijelaskan tentang semua aspek mengenai manajemen PNS tersebut
  • 7. dari instansi pemerintah atau perguruan tinggi dan staf senior dari Badan Kepegawaian Negara, sedangkan Anggota Tidak Tetap diangkat dari Pegawai Negeri Sipil senior dari Departemen terkait, wakil organisasi Pegawai Negeri, dan wakil dari tokoh masyarakat yang mempunyai keahlian yang diperlukan Komisi. 3. Persamaan Komisi Kepegawaian Negara dengan Komisi ASN 1. Perbandingan Komisi Kepegawaian Negara dan Komisi ASN Komisi Kepegawaian Negara Komisi ASN 1. Dibentuk untuk membantu Presiden dalam merumuskan kebijaksanaan manajemen Pegawai Negeri Sipil dan memberikan pertimbangan tertentu, yang ditetapkan dengan Keputusan Presiden. 2. Komisi Kepegawaian Negara terdiri dari 2 Anggota Tetap yang berkedudukan sebagai Ketua dan Sekretaris Komisi serta 3 Anggota Tidak Tetap yang kesemuanya diangkat dan diberhentikan Presiden. 3. Ketua dan Sekretaris Komisi Kepegawaian Negara secara ex officio menjabat sebagai Kepala dan Wakil Kepala Badan Kepegawaian Negara. 4. Komisi Kepegawaian Negara mengadakan sidang sekurang-kurangnya sekali dalam satu bulan. 1. KASN bertugas: a. menjaga netralitas Pegawai ASN b. melakukan pengawasan atas pembinaan profesi ASN c. melaporkan pengawasan dan evaluasi pelaksanaan kebijakan Manajemen ASN kepada Presiden 2. KASN terdiri atas: a. 1 (satu) orang ketua merangkap anggota b. 1 (satu) orang wakil ketua merangkap anggota c. 5 (lima) orang anggota 3. KASN dibantu oleh sekretariat yang dipimpin oleh seorang kepala sekretariat 4. Kepala sekretariat berasal dari PNS 5. Kepala sekretariat diangkat dan diberhentikan oleh ketua KASN 6. KASN dibiayai oleh anggaran pendapatan dari belanja negara
  • 8. Perbedaan Komisi Kepegawaian Negara dengan Komisi ASN 1. Analisis: Untuk membantu Presiden dalam merumuskan kebijaksanaan manajemen PNS dan memberikan pertimbangan tertentu, dibentuk Komisi Kepegawaian Negara (KKN). Pembentukan Komisi Kepegawaian Negara dimaksudkan untuk menjamin kualitas dan objektifitas pengangkatan, pemindahan dan pemberhentian PNS dalam dan dari pejabat struktural eselon I di lingkungan Instansi Pusat dan jabatan lain yang pengangkatan, pemindahan dan pemberhentiannya menjadi wewenang Presiden. Komisi Kepegawaian Negara bertugas memberikan pertimbangan kepada Presiden dalam: a. Merumuskan kebijaksanaan umum kepegawaian; b. Merumuskan kebijaksanaan penggajian dan kesejahteraan PNS; c. Memberikan pertimbangan dalam pengangkatan, pemindahan dan pemberhentian dalam dan dari jabatan struktural tertentu yang menjadi wewenang Presiden. Dalam rangka penetapan kebijakan Manajemen ASN, dibentuk KASN yang mandiri dan bebas dari intervensi politik. Pembentukkan KASN ini untuk monitoring dan evaluasi pelaksanaan kebijakan dan Manajemen ASN untuk menjamin perwujudan Sistem merit serta pengawasan terhadap penerapan asas, kode etik dan kode perilaku ASN. KASN beranggotakan 7 (tujuh) orang yang terdiri dari seorang ketua merangkap anggota, seorang wakil ketua merangkap anggota, dan 5 (lima) orang anggota. KASN dalam melaksanakan tugas dan wewenangnya dibantu oleh Asisten dan Pejabat Fungsional keahlian yang dibutuhkan. Selain itu KASN dibantu oleh sekretariat yang dipimpin oleh seorang kepala sekretariat. Ketua, wakil ketua dan anggota KASN ditetapkan dan diangkat oleh Presiden selaku kepala pemerintahan untuk masa jabatan selama 5 (lima) tahun dan hanya dapat diperpanjang untuk 1 (satu) kali masa jabatan.