SlideShare a Scribd company logo
1 of 12
1 
“KEDUDUKAN HUKUM DAN PERAN JABATAN PPPK 
MENURUT UU NO 5 TAHUN 2014” 
Oleh : 
Lanka Asmar, S.HI, M.H 
(telah dimuat di website www.badilag.net pada tanggal 24 Maret 2014) 
A. PENDAHULUAN 
Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 
merupakan sumber dari segala sumber hukum. Di dalam Undang-undang Dasar 
Negara Republik Indonesia Tahun 1945 terdapat 37 pasal, 3 pasal aturan 
peralihan, 2 aturan tambahan. Sidang DPR bersama pemerintah untuk 
membentuk Undang-undang sebagai produk hukum, pada hakikatnya 
merupakan adegan kontestasi agar kepentingan dan aspirasi semua kekuatan 
politik dapat terakomodasi di dalam keputusan politik menjadi Undang-undang.1 
Kemudian untuk mencapai tujuan nasional yang mewujudkan masyarakat 
madani yang taat hukum, bermoral tinggi dan berperadapan modern yang setia 
pada Undang-undang Dasar 1945 diperlukan sosok pegawai negeri. Aturan 
hukum mengenai pegawai negeri diatur dalam Undang-undang Nomor 8 Tahun 
1974 tentang pokok-pokok kepegawaian dan Undang-undang Nomor 43 Tahun 
1999. 
Di dalam pasal 2 ayat (1) Undang-undang Nomor 43 Tahun 1999 
dijelaskan bahwa pegawai negeri terdiri dari pegawai negeri sipil, anggota TNI, 
anggota Kepolisian Negara Republik Indonesia. Istilah Pegawai Honor atau 
pegawai tidak tetap diatur pada pasal 2 ayat 3 Undang-undang Nomor 43 Tahun 
1999 tentang pokok-pokok kepegawaian yang berbunyi “Disamping pegawai 
1 Moh. Mahfud MD, Politik Hukum di Indonesia, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2011, hal. : 10
2 
negeri sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), pejabat yang berwenang dapat 
mengangkat pegawai tidak tetap”. 
Mengenai pengangkatan pegawai honor atau pegawai tidak tetap menjadi 
PNS pada zaman pemerintahan Presiden SBY, telah dikeluarkan 2 Peraturan 
Pemerintah (PP) yaitu : PP Nomor 48 Tahun 2005 tentang Pengangkatan 
Tenaga Honor Menjadi Calon Pegawai Negeri Sipil dan PP Nomor 56 Tahun 
2012 tentang perubahan kedua atas Peraturan Pemerintah Nomor 48 Tahun 
2005 tentang pengangkatan Calon Pegawai Negeri Sipil.2 Namun sampai akhir 
jabatan Presiden SBY permasalahan pengangkatan honor Kategori 1 dan 
Kategori 2 belum ada kejelasan, sehingga Forum Honorer Indonesia (FHI) 
mendesak agar kejelasan nasib tenaga honor.3 Sehingga ada dugaan dari ICW 
tentang pungutan untuk lolos menjadi CPNS dari kalangan honor kategori 2 dan 
adanya honor kategori siluman sebanyak 1282, kemudian ICW menyerahkan 
data honor K2 tersebut kepada Badan Reserse dan Kriminal Mabes Polri.4 
Pada tanggal 1 September 2011 pernah dikeluarkan kebijakan moratorium 
Pegawai Negeri Sipil (PNS) selama 16 bulan. Kebijakan yang berlaku hingga 31 
Desember 2012 ini ditetapkan melalui Keputusan Bersama antara Menteri 
Keuangan, Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi 
serta Menteri Dalam Negeri. Hal ini dilakukan karena semakin tingginya beban 
belanja pegawai pada APBN, pada RAPBN 2012, belanja pegawai menjadi 
alokasi belanja tertinggi yaitu Rp. 215,7 triliun, mengalahkan belanja subsidi yang 
selama ini mendominasi.5 
Pada tahun 2014, Pemerintah dan DPR kemudian melakukan perubahan 
Undang-undang Nomor 8 Tahun 1974 dan Undang-undang Nomor 43 Tahun 
1999 melalui Undang-undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil 
Negara. Menurut Azwar Abu Bakar, Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara 
dan Reformasi Birokrasi, dengan adanya Undang-undang ASN tidak ada lagi 
2 Lihat http://www.mediakerincinews.com/2013/07/latest-update-10-jul-2013-kerinci -dan.html 
3 Lihat http://www.jpnn.com/read/2014/02/03/214584/Desak-Pengangkatan-Honorer-K1-K2-Segera- 
Dituntaskan- 
4 Lihat http://news.okezone.com/read/2014/03/18/339/956983/icw-laporkan-1-282-cpns-siluman-ke- 
mabes-polri 
5 Lihat http://birokrasi.kompasiana.com/2012/09/17/sumber -sumber-hukum-kepegawaian-dan-peranan- 
pegawai -negeri-sipil -dalam-kehidupan-bernegara-487500.html
3 
pegawai honor/pegawai tidak tetap, yang dikenal dalam UU Nomor 5 Tahun 2014 
tentang ASN adalah PNS dan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja 
(PPPK) (lihat pasal 6 UU ASN).6 
Namun dalam tulisan ini akan dibahas mengenai kedudukan hukum dan 
peran jabatan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK). Kemudian 
penulis akan mengangkat 3 permasalahan yaitu : 
1. Bagaimana kedudukan hukum PPPK menurut Undang-undang Nomor 
5 Tahun 2014? 
2. Bagaimana peran jabatan PPPK menurut Undang-undang Nomor 5 
Tahun 2014? 
3. Bagaimana proses pengadaan PPPK menurut Undang-undang Nomor 
5 Tahun 2014? 
B. PEMBAHASAN 
1. Kedudukan hukum PPPK menurut Undang-undang Nomor 5 Tahun 2014 
Istilah pegawai yang disebut “human resources” adalah manusia dalam 
usia kerja (working ages) yang mampu menyelenggarakan pekerjaan fisik 
ataupun mental. Pegawai negeri maupun tenaga honor harus berasal dari SDM 
yang baik guna mewujudkan negara maju dan pemerintahan yang baik.7 
Hukum kepegawaian adalah hukum yang berlaku bagi pegawai yang 
bekerja pada administrasi negara sebagai pegawai negeri. Dalam administrasi 
kepegawaian negara ada 3 pendekatan8 yaitu : 
1. The fight the spoilsman approach yaitu suatu pendekatan yang 
didasarkan pada perjuangan kaum politikus, sehingga pengangkatan 
seseorang untuk memangku jabatan atau sebagai pegawai negeri 
didasarkan atas perjuangan partai. Sebagai contoh adalah untuk dapat 
6 Lihat http://www.tribunnews.com/nasional/2013/07/14/kini -kecil-peluang-pegawai -honorer-manjadi 
-pns 
7 LIhat http://www.pps.unud.ac.id/thesis/pdf_thesis/unud-868-1769482947- 
ayu%20prilia%20diantari_tesis.pdf 
8 Lihat file.upi.edu/.../HUKUM.../HUKUM_KEPEGAWAIAN.ppt
4 
dicalonkan sebagai Calon Gubernur/Wakil Gubernur dalam Pilkada, 
maka seseorang harus dicalonkan oleh partai politik 
2. The efficiency approach yaitu suatu pendekatan yang didasarkan 
terutama atas efisiensi atau daya guna. Pengangkatan seseorang 
untuk memangku jabatan atau sebagai pegawai negeri didasarkan atas 
kecakapan atau keahlian yang dimilikinya. Pendekatan ini dianggap 
lebih mementingkan efisiensi, sehingga seringkali prosedural dan 
mengabaikan sisi kemanusiannya. Contoh penerapan pendekatan 
efficiency yaitu untuk dapat dicalonkan sebagai guru, maka seseorang 
harus memiliki latar belakang ijazah Strata 1 (S.1) kependidikan sesuai 
dengan bidang study yang akan diajarkannya. 
3. The human relation approach yaitu suatu pendekatan yang didasarkan 
terutama atas adanya hubungan antar manusia. Pendekatan ini 
muncul sebagai akibat tidak memuaskannya penerapan model the 
efficiency approach yang kurang memperhatikan hubungan antar 
manusia dalam sebuah organisasi. Namun tetap memperhatikan 
profesionalisme atau kecakapan dengan titik berat pada faktor 
hubungan antar manusia. Contoh : dalam praktek kehidupan unsur 
yang harus dipenuhi agar seseorang dapat disebut seorang pegawai 
negeri yaitu seorang tersebut memenuhi syarat-syarat sebagaimana 
diatur dalam perundang-undangan yang berlaku, diangkat oleh pejabat 
yang berwenang, diserahi tugas dalam suatu jabatan negeri atau tugas 
negara lainnya, digaji menurut peraturan perundang-undangan yang 
berlaku. 
Sebagaimana dijelaskan dalam pendahuluan bahwa Pemerintah dan Depan 
Perwakilan Rakyat (DPR) telah mengesahkan UU Nomor 5 Tahun 2014 tentang 
Aparatur Sipil Negara dan sebagai peraturan pelaksana pemerintah juga tengah 
menyusun 19 Rancangan Peraturan Pemerintah (PP) dan 4 Rancangan Perpres.9 
Pegawai ASN terdiri dari Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan Pegawai Pemerintah 
dengan Perjanjian Kerja (PPPK). Pegawai Negeri Sipil (PNS) diangkat sebagai 
pegawai tetap oleh Pejabat Pembina Kepegawaian dan memiliki Nomor Induk 
9 Lihat http://www.menpan.go.id/berita-terkini/2148-pemerintah-tancap-gas-susun-pp-dan-perpres-pelaksana- 
uu-asn
5 
Pegawai (NIP) (pasal 7 ayat 1 UU ASN), sedangkan Pegawai Pemerintah dengan 
Perjanjian Kerja (PPPK) diangkat sebagai pegawai dengan perjanjian kerja oleh 
Pejabat Pembina Kepegawaian sesuai dengan kebutuha instansi pemerintah dan 
ketentuan Undang-undang (pasal 7 ayat 2 UU ASN). Bagaimana dengan anggota 
TNI dan Polri? Sesuai dengan pasal 20 ayat (2) UU Aparatur Sipil Negara dijelaskan 
bahwa anggota TNI dan Polri merupakan jabatan ASN tertentu. 
Pegawai ASN diharapkan mampu mengabdi kepada bangsa dan rakyat 
Indonesia dan menjalankan tugas secara professional serta mampu memberikan 
layanan kepada publik secara jujur, tanggap cepat berhasil guna dan santun. 
Karena birokrasi yang profesional memang masih menjadi isu aktual dan kerap kali 
menjadi diskursus yang tidak pernah habis untuk dibicarakan. Hal ini dilakukan agar 
birokrasi bisa menampilkan performance kerja yang baik dan mau menunjukkan 
sikap profesional.10 Di dalam birokrasi ada pimpinan dan ada yang memimpin. 
Menurut Max Weber birokrasi itu paling sedikut mengandung 5 unsur yaitu :11 
1. Organisasi 
2. Pengerahan tenaga 
3. Sifat yang teratur 
4. Bersifat terus menerus 
5. Mempunyai tujuan 
Pemerintahan SBY harus menyelesaikan permasalahan birokrasi sebelum 
habis masa jabatannya. Adapun permasalahan yang krusial adalah pengangkatan 
tenaga honor yang masuk kategori 1 dan kategori 2 menjadi CPNS. Karena jika 
tidak segera diselesaikan akan membuat tenaga honor yang masuk database tidak 
jelas nasibnya, padahal Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 48 Tahun 2005 tentang 
pengangkatan tenaga honorer menjadi CPNS dan Peraturan Kepala BKN Nomor 21 
Tahun 2005 telah mengaturnya. Jika pemerintah tidak segera menyelesaikan 
permasalahan tenaga honor, pemerintah dapat digugat karena telah menimbulkan 
kerugian bagi tenaga honor dan berdasarkan pasal 53 ayat 2 Undang-undang 
Nomor 9 Tahun 2004 tentang Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN) dijelaskan 
bahwa orang atau badan hukum perdata yang merasa dirugikan oleh suatu 
10 Edi Siswadi, Birokrasi Masa Depan Menuju Tata Kelola Pemerintahan Yang Efektif Dan Prima, 
Mutiara Press, Bandung, 2012, hal. 156 
11 Soerjono Soekanto, Sosiologi Suatu Pengantar, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta, 1982 Hal. 344
6 
Keputusan Tata Usaha Negara dapat menuntut ganti rugi, karena keputusan 
pemerintah bertentangan dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. 
Pasca lahirnya Undang-undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang ASN tidak 
dikenal lagi istilah tenaga honor, namun diganti dengan Pegawai Pemerintah dengan 
Perjanjian Kerja (PPPK). Seandainya tenaga honor tersebut diangkat menjadi 
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) tentunya jika ingin menjadi 
CPNS, mesti melalui proses seleksi (pasal 99 ayat 1 dan 2 UU ASN). 
Kedudukan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) adalah 
sebagai unsur aparatur negara (pasal 8 UU ASN). Sebagai unsur aparatur negara 
maka Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) mesti melaksanakan 
kebijakan yang ditetapkan oleh pimpinan instansi pemerintah dan harus bebas dari 
pengaruh intervensi dari semua golongan dan partai politik. Pegawai Pemerintah 
dengan Perjanjian Kerja (PPPK) juga mempunyai hak-hak sebagai berikut (pasal 
22): 
a. Gaji dan tunjangan 
Dalam memberikan penggajian dan tunjangan dijelaskan bahwa 
pemerintah wajib memberikan gaji yang adil dan layak (pasal 101 ayat 1). 
Gaji yang diberikan pemerintah diberikan berdasarkan beban kerja, 
tanggung jawab jabatan, dan resiko pekerjaan. Di dalam UU ASN ini tidak 
dijelaskan secara rinci mengenai tunjangan PPPK, namun pada pasal 101 
ayat 4 dijelaskan bahwa Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja 
(PPPK) menerima tunjangan sesuai peraturan perundang-undangan. 
b. Cuti 
c. Perlindungan. 
Perlindungan yang diberikan pemerintah terhadap Pegawai Pemerintah 
dengan Perjanjian Kerja (PPPK) adalah (pasal 92 ayat 1) : 
1. Jaminan kesehatan 
2. Jaminan kecelakaan kerja 
3. Jaminan kematian 
4. Bantuan hukum 
d. Pengembangan kompetensi
7 
Pengembangan kompetensi terhadap Pegawai Pemerintah dengan 
Perjanjian Kerja (PPPK) diadakan setiap tahun oleh instansi pemerintah. 
Pengembangan kompetensi merupakan salah satu dasar untuk perjanjian 
kerja selanjutnya (pasal 102 ayat 1, 2 dan 3 UU ASN) 
Adapun perbedaan hak-hak Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja 
(PPPK) dengan Pegawai Negeri Sipil (PNS) adalah Pegawai Pemerintah dengan 
Perjanjian Kerja (PPPK) tidak mendapatkan fasilitas, sedangkan PNS diberikan 
fasilitas (pasal 21 huruf a UU ASN), kemudian PNS diberikan jaminan pensiun dan 
jaminan hari tua (pasal 21 huruf c UU ASN), sedangkan Pegawai Pemerintah 
dengan Perjanjian Kerja (PPPK) tidak diberikan, 
Dalam memberikan penggajian dan tunjangan dijelaskan bahwa pemerintah 
wajib memberikan gaji yang adil dan layak (pasal 101 ayat 1). Gaji yang diberikan 
pemerintah diberikan berdasarkan beban kerja, tanggung jawab jabatan, dan resiko 
pekerjaan. Di dalam Undang-undang ASN ini tidak dijelaskan secara rinci mengenai 
tunjangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK), namun pada pasal 
101 ayat 4 UU ASN dijelaskan bahwa Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja 
(PPPK) menerima tunjangan sesuai peraturan perundang-undangan. 
2. Peran jabatan PPPK menurut Undang-undang Nomor 5 Tahun 2014 
Adapun peran jabatan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) 
adalah sebagai perencana, pelaksana dan pengawas penyelenggaran tugas umum 
pemerintahan dan pembangunan nasional melalui pelaksanaan kebijakan dan 
pelayanan publik yang professional, bebas dari intervensi politik, serta bersih dari 
praktek korupsi kolusi dan nepotisme (pasal 12 UU ASN) 
Keberadaan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) dan PNS 
juga berada dalam satu naungan yaitu Korps Profesi Pegawai ASN Republik 
Indonesia (pasal 126 ayat 2 UU ASN) Korp Pegawai ASN memiliki tujuan menjaga 
kode etik profesi dan mewujudkan jiwa korps ASN sebagai pemersatu bangsa.
8 
Untuk sebagai peraturan pelaksna tentang kors ASN pemerintah telah membahas 
Rancangan Peratura Pemerintah tentang Korps Pegawai ASN12 
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) juga berpeluang untuk 
menjadi anggota KASN (pasal 38 ayat 4 UU ASN). Adapun syarat untuk menjadi 
anggota KASN adalah memiliki ijazah paling rendah Strata 2 (S2), dibidang 
administrasi negara, manajemen publik, manajemen sumber daya manusia, 
psikologi, kebijakan publik, ilmu hukum, ilmu pemerintahan dan bidang lain yang 
berkaitan dengan sumber daya manusia. (pasal 36 ayat 3 UU ASN). Adapun tugas 
KASN adalah menjaga netralitas pegawai Aparatur Sipil Negara, melakukan 
pengawasan atas pembinaan profesi ASN, dan melaporkan pengawasan dan 
evaluasi pelaksanaan kebijakan manajemen ASN kepada Presiden. 
Pemerintah juga memberikan penghargaan kepada Pegawai Pemerintah 
dengan Perjanjian Kerja (PPPK) yang telah menunjukkan kesetiaan, pengabdian, 
kecakapan, kejujuran, kedisiplinan, dan prestasi kerja dalam melaksanakan 
tugasnya berupa (pasal 103 ayat 1 dan 2 UU ASN) : 
a. Tanda kehormatan 
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi 
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau acara kenegaraan 
Untuk terjaminnya pelaksanaan disiplin terhadap Pegawai Pemerintah 
dengan Perjanjian Kerja (PPPK), maka PPPK juga dapat dikenai hukuman disiplin. 
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) bisa diberi sanksi pemutusan 
hubungan kerja tidak atas permintaan sendiri, pemutusan kerja PPPK dengan tidak 
hormat. 
3. Proses pengadaan PPPK menurut Undang-undang Nomor 5 Tahun 2014 
Setiap warga negara Indonesia mempunyai kesempatan yang sama untuk 
menjadi Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK). Pengadaan Pegawai 
12 Lihat http://www.menpan.go.id/berita-terkini/2148-pemerintah-tancap-gas-susun-pp-dan-perpres-pelaksana- 
uu-asn
9 
Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) merupakan kegiatan untuk memenuhi 
kebutuhan pada instansi pemerintah. 
Adapun proses pengadaan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja 
(PPPK) adalah melalui tahapan perencanaan, pengumuman lowongan, pelamaran, 
seleksi, pengumuman hasil seleksi, dan pengangkatan menjadi Pegawai Pemerintah 
dengan Perjanjian Kerja (PPPK). (pasal 96 ayat 2). Apabila PPPK telah lulus seleksi, 
maka pengangkatan calon PPPK ditetapkan dengan Keputusan Pejabat Pembina 
Kepegawaian. Masa perjanjian kerja Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja 
(PPPK) adalah paling singkat 1 (satu) tahun dan dapat diperpanjang sesuai 
kebutuhan dan berdasarkan penilaian kerja. Penilaian kerja dilakukan berdasarkan 
perjanjian kerja dan dilakukan secara obyektif, terukur, akuntabel, partisipatif dan 
transparan. Penilaian kerja Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) 
didelegasikan secara berjenjang kepada atasan langsung dari PPPK dan dapat 
mempertimbangkan pendapat rekan kerja setingkat dan bawahannya. Hasil 
penilaian kerja disampaikan kepada tim penilai kerja Pegawai Pemerintah dengan 
Perjanjian Kerja (PPPK). 
Pejabat Pembina kepegawaian pusat adalah Menteri, Jaksa Agung, Pimpinan 
Kesekretariatan Lembaga Kepresidenan, Kepala Kepolisian Negara, Pimpinan 
Lembaga Pemerintah Non Departemen, Pimpinan Kesekretariatan Lembaga 
Tertinggi/Tinggi Negara, Kepala Pelaksana Harian Badan Narkotika Nasional serta 
pimpinan kesekretariatan lembaga lain yang dipimpin oleh pejabat struktural eselon I 
dan bukan merupakan bagian dari Departemen /Lembaga Pemerintah Non 
Departemen. (pasal 1 angka 3 PP Nomor 9 Tahun 2003 tentang wewenang 
pengangkatan dan pemberhentian Pegawai Negeri Sipil. 
Sedangkan Pejabat Pembina Kepegawaian Daerah Provinsi adalah Gubernur 
(pasal 1 angka 4 PP Nomor 9 Tahun 2003) dan Pejabat Pembina Kepegawaian 
Daerah Kabupaten / Kotamadya adalah Bupati /Walikota. 
Apabila Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) ingin menjadi 
calon PNS, maka mesti melalui proses seleksi yang dilaksanakan sesuai peraturan 
perundang-undangan. (pasal 99 ayat 2). Berbeda dengan Undang-undang Nomor 
43 Tahun 1999 tentang Pokok-pokok Kepegawaian yang mengatur tentang 
pengangkatan pegawai tidak tetap dapat menjadi PNS, sedangkan dalam UU ASN,
10 
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) tidak dapat diangkat secara 
otomatis menjadi PNS (pasal 99 ayat 1 UU ASN). 
C. KESIMPULAN 
1. Kedudukan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) adalah 
sebagai unsur aparatur negara (pasal 8 UU ASN). Sebagai unsur aparatur 
negara maka Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) mesti 
melaksanakan kebijakan yang ditetapkan oleh pimpinan instansi pemerintah dan 
harus bebas dari pengaruh intervensi dari semua golongan dan partai politik. 
PPPK juga mempunyai hak-hak sebagai berikut yaitu : gaji dan tunjangan, cuti, 
perlindungan, dan pengembangan kompetensi 
2. Adapun peran jabatan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) 
adalah sebagai perencana, pelaksana dan pengawas penyelenggaran tugas 
umum pemerintahan dan pembangunan nasional melalui pelaksanaan kebijakan 
dan pelayanan publik yang professional, bebas dari intervensi politik, serta 
bersih dari praktek korupsi kolusi dan nepotisme 
3. Adapun proses pengadaan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja 
(PPPK) adalah melalui tahapan perencanaan, pengumuman lowongan, 
pelamaran, seleksi, pengumuman hasil seleksi, dan pengangkatan menjadi 
PPPK. (pasal 96 ayat 2). Apabila PPPK telah lulus seleksi, maka pengangkatan 
calon PPPK ditetapkan dengan Keputusan Pejabat Pembina Kepegawaian. 
Masa perjanjian kerja PPPK adalah paling singkat 1 (satu) tahun dan dapat 
diperpanjang sesuai kebutuhan dan berdasarkan penilaian kerja
11 
DAFTAR PUSTAKA 
A. BUKU 
Mahfud MD, Moh. Politik Hukum di Indonesia, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta, 
2011 
Siswadi, Edi “Birokrasi Masa Depan Menuju Tata Kelola Pemerintahan Yang Efektif 
Dan Prima”, Mutiara Press, Bandung, 2012 
Soekanto, Soerjono, Sosiologi Suatu Pengantar, PT. Raja Grafindo Persada, 
Jakarta, 1982 
B. PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN 
Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 
Undang-undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang pokok-pokok kepegawaian 
Undang-undang Nomor 43 Tahun 1999 tentang pokok-pokk kepegawaian. 
Undang-undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara 
Undang-undang Nomor 9 Tahun 2004 tentang Pengadilan Tata Usaha Negara 
(PTUN) 
PP Nomor 48 Tahun 2005 tentang Pengangkatan Tenaga Honor Menjadi Calon 
Pegawai Negeri Sipil 
PP Nomor 56 Tahun 2012 tentang perubahan kedua atas Peraturan Pemerintah 
Nomor 48 Tahun 2005 tentang pengangkatan Calon Pegawai Negeri Sipil 
Peraturan Kepala BKN Nomor 21 Tahun 2005 
C. INTERNET 
http://www.mediakerincinews.com/2013/07/latest-update-10-jul-2013-kerinci-dan. 
html 
http://www.jpnn.com/read/2014/02/03/214584/Desak-Pengangkatan-Honorer-K1-K2- 
Segera-Dituntaskan-
12 
http://news.okezone.com/read/2014/03/18/339/956983/icw-laporkan-1-282-cpns-siluman- 
ke-mabes-polri 
http://birokrasi.kompasiana.com/2012/09/17/sumber-sumber-hukum-kepegawaian-dan- 
peranan-pegawai-negeri-sipil-dalam-kehidupan-bernegara-487500.html 
http://www.tribunnews.com/nasional/2013/07/14/kini-kecil-peluang-pegawai-honorer-manjadi- 
pns 
http://www.pps.unud.ac.id/thesis/pdf_thesis/unud-868-1769482947- 
ayu%20prilia%20diantari_tesis.pdf 
Lihat file.upi.edu/.../HUKUM.../HUKUM_KEPEGAWAIAN.ppt 
http://www.menpan.go.id/berita-terkini/2148-pemerintah-tancap-gas-susun-pp-dan-perpres- 
pelaksana-uu-asn

More Related Content

What's hot

Sejarah perkembangan ips
Sejarah perkembangan ipsSejarah perkembangan ips
Sejarah perkembangan ipseryeryey
 
Analisis perbedaan kurikulum ktsp dan kurikulum 2013
Analisis perbedaan kurikulum ktsp dan kurikulum 2013Analisis perbedaan kurikulum ktsp dan kurikulum 2013
Analisis perbedaan kurikulum ktsp dan kurikulum 2013dimas hartono
 
Pendidikan Kewarganegaraan - Konstitusi
Pendidikan Kewarganegaraan - Konstitusi Pendidikan Kewarganegaraan - Konstitusi
Pendidikan Kewarganegaraan - Konstitusi Exa Purnama
 
Materi ipa kelas v organ tubuh manusia dan hewan " Rachmah "
Materi ipa kelas v organ tubuh manusia dan hewan " Rachmah "Materi ipa kelas v organ tubuh manusia dan hewan " Rachmah "
Materi ipa kelas v organ tubuh manusia dan hewan " Rachmah "Rachmah Safitri
 
LKPD Uji Kandungan Nutrisi Pada Bahan Makanan Secara Sederhana
LKPD Uji Kandungan Nutrisi Pada Bahan Makanan Secara SederhanaLKPD Uji Kandungan Nutrisi Pada Bahan Makanan Secara Sederhana
LKPD Uji Kandungan Nutrisi Pada Bahan Makanan Secara SederhanaRully Novida
 
Kedaulatan rakyat PKN SMP
Kedaulatan rakyat PKN SMPKedaulatan rakyat PKN SMP
Kedaulatan rakyat PKN SMPlestaridiana28
 
Pancasila dalam arus sejarah bangsa indonesia
Pancasila dalam arus sejarah bangsa indonesiaPancasila dalam arus sejarah bangsa indonesia
Pancasila dalam arus sejarah bangsa indonesiaDeden Reinaldi
 
Intisari pembukaan uud 45
Intisari pembukaan uud 45Intisari pembukaan uud 45
Intisari pembukaan uud 45Bhetari Widya
 
Ki 4 apbn dan apbd revisi smt 1
Ki 4 apbn dan apbd revisi smt 1Ki 4 apbn dan apbd revisi smt 1
Ki 4 apbn dan apbd revisi smt 1Marlisa Akada
 
Perhitungan minggu dan jam efektif
Perhitungan minggu dan jam efektifPerhitungan minggu dan jam efektif
Perhitungan minggu dan jam efektifpanjia furqan
 
Pancasila dan Negara Kesatuan Republik Indonesia
Pancasila dan Negara Kesatuan Republik IndonesiaPancasila dan Negara Kesatuan Republik Indonesia
Pancasila dan Negara Kesatuan Republik IndonesiaLestari Moerdijat
 
Bab iii 1.ketahanan nasional
Bab iii  1.ketahanan nasionalBab iii  1.ketahanan nasional
Bab iii 1.ketahanan nasionalnatal kristiono
 
Modul 4 pembelajaran 1-tanah dan keberlangsungan kehidupan
Modul 4 pembelajaran 1-tanah dan keberlangsungan kehidupanModul 4 pembelajaran 1-tanah dan keberlangsungan kehidupan
Modul 4 pembelajaran 1-tanah dan keberlangsungan kehidupanSMPK Stella Maris
 
Makalah profesi kependidikan (syarat, kewajiban dan hak guru)
Makalah profesi kependidikan (syarat, kewajiban dan hak guru)Makalah profesi kependidikan (syarat, kewajiban dan hak guru)
Makalah profesi kependidikan (syarat, kewajiban dan hak guru)R Nadhir
 
SOAL IPA SMP BAB6.ZAT ADITIF N ADIKTIF IPA8 S1.doc
SOAL IPA SMP BAB6.ZAT ADITIF N ADIKTIF  IPA8 S1.docSOAL IPA SMP BAB6.ZAT ADITIF N ADIKTIF  IPA8 S1.doc
SOAL IPA SMP BAB6.ZAT ADITIF N ADIKTIF IPA8 S1.docsajidintuban
 
Analisis si dan skl
Analisis si dan sklAnalisis si dan skl
Analisis si dan sklAgus Emje
 
Makna yang terkandung dalam pembukaan uud 1945
Makna yang terkandung dalam pembukaan uud 1945Makna yang terkandung dalam pembukaan uud 1945
Makna yang terkandung dalam pembukaan uud 1945Ratih Dwi Anggraini
 

What's hot (20)

Sejarah perkembangan ips
Sejarah perkembangan ipsSejarah perkembangan ips
Sejarah perkembangan ips
 
Analisis perbedaan kurikulum ktsp dan kurikulum 2013
Analisis perbedaan kurikulum ktsp dan kurikulum 2013Analisis perbedaan kurikulum ktsp dan kurikulum 2013
Analisis perbedaan kurikulum ktsp dan kurikulum 2013
 
Sistem pemerintahan indonesia
Sistem pemerintahan indonesiaSistem pemerintahan indonesia
Sistem pemerintahan indonesia
 
Pendidikan Kewarganegaraan - Konstitusi
Pendidikan Kewarganegaraan - Konstitusi Pendidikan Kewarganegaraan - Konstitusi
Pendidikan Kewarganegaraan - Konstitusi
 
Materi ipa kelas v organ tubuh manusia dan hewan " Rachmah "
Materi ipa kelas v organ tubuh manusia dan hewan " Rachmah "Materi ipa kelas v organ tubuh manusia dan hewan " Rachmah "
Materi ipa kelas v organ tubuh manusia dan hewan " Rachmah "
 
LKPD Uji Kandungan Nutrisi Pada Bahan Makanan Secara Sederhana
LKPD Uji Kandungan Nutrisi Pada Bahan Makanan Secara SederhanaLKPD Uji Kandungan Nutrisi Pada Bahan Makanan Secara Sederhana
LKPD Uji Kandungan Nutrisi Pada Bahan Makanan Secara Sederhana
 
Kedaulatan rakyat PKN SMP
Kedaulatan rakyat PKN SMPKedaulatan rakyat PKN SMP
Kedaulatan rakyat PKN SMP
 
Pancasila dalam arus sejarah bangsa indonesia
Pancasila dalam arus sejarah bangsa indonesiaPancasila dalam arus sejarah bangsa indonesia
Pancasila dalam arus sejarah bangsa indonesia
 
Intisari pembukaan uud 45
Intisari pembukaan uud 45Intisari pembukaan uud 45
Intisari pembukaan uud 45
 
Ki 4 apbn dan apbd revisi smt 1
Ki 4 apbn dan apbd revisi smt 1Ki 4 apbn dan apbd revisi smt 1
Ki 4 apbn dan apbd revisi smt 1
 
Perhitungan minggu dan jam efektif
Perhitungan minggu dan jam efektifPerhitungan minggu dan jam efektif
Perhitungan minggu dan jam efektif
 
Pancasila dan Negara Kesatuan Republik Indonesia
Pancasila dan Negara Kesatuan Republik IndonesiaPancasila dan Negara Kesatuan Republik Indonesia
Pancasila dan Negara Kesatuan Republik Indonesia
 
Bab iii 1.ketahanan nasional
Bab iii  1.ketahanan nasionalBab iii  1.ketahanan nasional
Bab iii 1.ketahanan nasional
 
Modul 4 pembelajaran 1-tanah dan keberlangsungan kehidupan
Modul 4 pembelajaran 1-tanah dan keberlangsungan kehidupanModul 4 pembelajaran 1-tanah dan keberlangsungan kehidupan
Modul 4 pembelajaran 1-tanah dan keberlangsungan kehidupan
 
Makalah profesi kependidikan (syarat, kewajiban dan hak guru)
Makalah profesi kependidikan (syarat, kewajiban dan hak guru)Makalah profesi kependidikan (syarat, kewajiban dan hak guru)
Makalah profesi kependidikan (syarat, kewajiban dan hak guru)
 
SOAL IPA SMP BAB6.ZAT ADITIF N ADIKTIF IPA8 S1.doc
SOAL IPA SMP BAB6.ZAT ADITIF N ADIKTIF  IPA8 S1.docSOAL IPA SMP BAB6.ZAT ADITIF N ADIKTIF  IPA8 S1.doc
SOAL IPA SMP BAB6.ZAT ADITIF N ADIKTIF IPA8 S1.doc
 
Analisis si dan skl
Analisis si dan sklAnalisis si dan skl
Analisis si dan skl
 
Materi pkn kls xii bab 1
Materi pkn kls xii bab 1Materi pkn kls xii bab 1
Materi pkn kls xii bab 1
 
Rpp inflasi micro
Rpp inflasi microRpp inflasi micro
Rpp inflasi micro
 
Makna yang terkandung dalam pembukaan uud 1945
Makna yang terkandung dalam pembukaan uud 1945Makna yang terkandung dalam pembukaan uud 1945
Makna yang terkandung dalam pembukaan uud 1945
 

Viewers also liked

Ruu jabatan hakim dan kemandirian hakim
Ruu jabatan hakim dan kemandirian hakimRuu jabatan hakim dan kemandirian hakim
Ruu jabatan hakim dan kemandirian hakimLanka Asmar, SHI, MH
 
Pertanggungjawaban kewenangan pejabat administrasi negara
Pertanggungjawaban kewenangan pejabat administrasi negaraPertanggungjawaban kewenangan pejabat administrasi negara
Pertanggungjawaban kewenangan pejabat administrasi negaratondy lbh
 
Undang undang 23 tahun 2014 terhadap kebijakan anggaran pendidikan 2016 plk
Undang undang 23 tahun 2014 terhadap kebijakan anggaran pendidikan 2016 plkUndang undang 23 tahun 2014 terhadap kebijakan anggaran pendidikan 2016 plk
Undang undang 23 tahun 2014 terhadap kebijakan anggaran pendidikan 2016 plkbtkipkalteng
 
Makalah pengaruh motivasi pegawai terhadap disiplin kerja pada kantor kecamat...
Makalah pengaruh motivasi pegawai terhadap disiplin kerja pada kantor kecamat...Makalah pengaruh motivasi pegawai terhadap disiplin kerja pada kantor kecamat...
Makalah pengaruh motivasi pegawai terhadap disiplin kerja pada kantor kecamat...dulkamad
 

Viewers also liked (7)

UU nomor 5 tahun 2014
UU nomor 5 tahun 2014UU nomor 5 tahun 2014
UU nomor 5 tahun 2014
 
Urgensi kemandirian peradilan
Urgensi kemandirian peradilanUrgensi kemandirian peradilan
Urgensi kemandirian peradilan
 
Ruu jabatan hakim dan kemandirian hakim
Ruu jabatan hakim dan kemandirian hakimRuu jabatan hakim dan kemandirian hakim
Ruu jabatan hakim dan kemandirian hakim
 
Aturan hukum dan fungsi baznas
Aturan hukum dan fungsi baznasAturan hukum dan fungsi baznas
Aturan hukum dan fungsi baznas
 
Pertanggungjawaban kewenangan pejabat administrasi negara
Pertanggungjawaban kewenangan pejabat administrasi negaraPertanggungjawaban kewenangan pejabat administrasi negara
Pertanggungjawaban kewenangan pejabat administrasi negara
 
Undang undang 23 tahun 2014 terhadap kebijakan anggaran pendidikan 2016 plk
Undang undang 23 tahun 2014 terhadap kebijakan anggaran pendidikan 2016 plkUndang undang 23 tahun 2014 terhadap kebijakan anggaran pendidikan 2016 plk
Undang undang 23 tahun 2014 terhadap kebijakan anggaran pendidikan 2016 plk
 
Makalah pengaruh motivasi pegawai terhadap disiplin kerja pada kantor kecamat...
Makalah pengaruh motivasi pegawai terhadap disiplin kerja pada kantor kecamat...Makalah pengaruh motivasi pegawai terhadap disiplin kerja pada kantor kecamat...
Makalah pengaruh motivasi pegawai terhadap disiplin kerja pada kantor kecamat...
 

Similar to PPPK-PERAN

Diskusi 3 Hukum Administrasi Negara Kekuasaan keempat ASN pemangkasan eselon ...
Diskusi 3 Hukum Administrasi Negara Kekuasaan keempat ASN pemangkasan eselon ...Diskusi 3 Hukum Administrasi Negara Kekuasaan keempat ASN pemangkasan eselon ...
Diskusi 3 Hukum Administrasi Negara Kekuasaan keempat ASN pemangkasan eselon ...Indra Sofian
 
Bab iii tata urutan peraturan perundang undangan dalam sistem hukum nasional ...
Bab iii tata urutan peraturan perundang undangan dalam sistem hukum nasional ...Bab iii tata urutan peraturan perundang undangan dalam sistem hukum nasional ...
Bab iii tata urutan peraturan perundang undangan dalam sistem hukum nasional ...TutikDaryatni
 
analisis kebijakan-analisis
analisis kebijakan-analisisanalisis kebijakan-analisis
analisis kebijakan-analisisMuzGila FireFox
 
Pengertian sumber hukum kepegawaian
Pengertian sumber hukum kepegawaianPengertian sumber hukum kepegawaian
Pengertian sumber hukum kepegawaianHendri Tovan
 
MSDM SP - Perbandingan UU Kepegawaian & skema michigan rekrutmen pegawai
MSDM SP - Perbandingan UU Kepegawaian & skema michigan rekrutmen pegawaiMSDM SP - Perbandingan UU Kepegawaian & skema michigan rekrutmen pegawai
MSDM SP - Perbandingan UU Kepegawaian & skema michigan rekrutmen pegawaiHerlambang Bagus
 
Penyelesaian perselisihan hubungan industrial
Penyelesaian perselisihan hubungan industrialPenyelesaian perselisihan hubungan industrial
Penyelesaian perselisihan hubungan industrialAbie Hassan Shadily
 
Juknis formasi jabatan fungsional pengadaan barang dan jasa
Juknis formasi jabatan fungsional pengadaan barang dan jasaJuknis formasi jabatan fungsional pengadaan barang dan jasa
Juknis formasi jabatan fungsional pengadaan barang dan jasaUlfah Hanum
 
Catatan pinggir perpu no 1 tahun 2014
Catatan pinggir perpu no 1 tahun 2014Catatan pinggir perpu no 1 tahun 2014
Catatan pinggir perpu no 1 tahun 2014Ahmad Solihin
 
Rekomendasi sosev batam fix
Rekomendasi sosev batam fixRekomendasi sosev batam fix
Rekomendasi sosev batam fixMohammad Subhan
 
Kesimpulan undang no 5 tahun 2014
Kesimpulan undang no 5 tahun 2014Kesimpulan undang no 5 tahun 2014
Kesimpulan undang no 5 tahun 2014Parja Negara
 
Perkalan 22 Tahun 2013
Perkalan 22 Tahun 2013Perkalan 22 Tahun 2013
Perkalan 22 Tahun 2013id_tribudi
 
Review UU No 5 tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara
Review UU No 5 tahun 2014 tentang Aparatur Sipil NegaraReview UU No 5 tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara
Review UU No 5 tahun 2014 tentang Aparatur Sipil NegaraW. Riany
 
Tugas, Fungsi dan Wewenang KASN dalam Seleksi Terbuka Jabatan Pimpinan Tinggi...
Tugas, Fungsi dan Wewenang KASN dalam Seleksi Terbuka Jabatan Pimpinan Tinggi...Tugas, Fungsi dan Wewenang KASN dalam Seleksi Terbuka Jabatan Pimpinan Tinggi...
Tugas, Fungsi dan Wewenang KASN dalam Seleksi Terbuka Jabatan Pimpinan Tinggi...Bayu Wahyudi
 
MSDM SP - Analisa Perbandingan UU Kepegawaian
MSDM SP - Analisa Perbandingan UU KepegawaianMSDM SP - Analisa Perbandingan UU Kepegawaian
MSDM SP - Analisa Perbandingan UU KepegawaianHerlambang Bagus
 
Diskresi dan Konflik Kepentingan
Diskresi dan Konflik KepentinganDiskresi dan Konflik Kepentingan
Diskresi dan Konflik KepentinganTri Widodo W. UTOMO
 
4. instrumen kepegawaian
4. instrumen kepegawaian4. instrumen kepegawaian
4. instrumen kepegawaianDian Oktavia
 

Similar to PPPK-PERAN (20)

Devi makalah
Devi makalahDevi makalah
Devi makalah
 
Diskusi 3 Hukum Administrasi Negara Kekuasaan keempat ASN pemangkasan eselon ...
Diskusi 3 Hukum Administrasi Negara Kekuasaan keempat ASN pemangkasan eselon ...Diskusi 3 Hukum Administrasi Negara Kekuasaan keempat ASN pemangkasan eselon ...
Diskusi 3 Hukum Administrasi Negara Kekuasaan keempat ASN pemangkasan eselon ...
 
Bab iii tata urutan peraturan perundang undangan dalam sistem hukum nasional ...
Bab iii tata urutan peraturan perundang undangan dalam sistem hukum nasional ...Bab iii tata urutan peraturan perundang undangan dalam sistem hukum nasional ...
Bab iii tata urutan peraturan perundang undangan dalam sistem hukum nasional ...
 
analisis kebijakan-analisis
analisis kebijakan-analisisanalisis kebijakan-analisis
analisis kebijakan-analisis
 
Pengertian sumber hukum kepegawaian
Pengertian sumber hukum kepegawaianPengertian sumber hukum kepegawaian
Pengertian sumber hukum kepegawaian
 
MSDM SP - Perbandingan UU Kepegawaian & skema michigan rekrutmen pegawai
MSDM SP - Perbandingan UU Kepegawaian & skema michigan rekrutmen pegawaiMSDM SP - Perbandingan UU Kepegawaian & skema michigan rekrutmen pegawai
MSDM SP - Perbandingan UU Kepegawaian & skema michigan rekrutmen pegawai
 
dsy
dsydsy
dsy
 
Ipu
IpuIpu
Ipu
 
Penyelesaian perselisihan hubungan industrial
Penyelesaian perselisihan hubungan industrialPenyelesaian perselisihan hubungan industrial
Penyelesaian perselisihan hubungan industrial
 
Juknis formasi jabatan fungsional pengadaan barang dan jasa
Juknis formasi jabatan fungsional pengadaan barang dan jasaJuknis formasi jabatan fungsional pengadaan barang dan jasa
Juknis formasi jabatan fungsional pengadaan barang dan jasa
 
Catatan pinggir perpu no 1 tahun 2014
Catatan pinggir perpu no 1 tahun 2014Catatan pinggir perpu no 1 tahun 2014
Catatan pinggir perpu no 1 tahun 2014
 
Bab i
Bab iBab i
Bab i
 
Rekomendasi sosev batam fix
Rekomendasi sosev batam fixRekomendasi sosev batam fix
Rekomendasi sosev batam fix
 
Kesimpulan undang no 5 tahun 2014
Kesimpulan undang no 5 tahun 2014Kesimpulan undang no 5 tahun 2014
Kesimpulan undang no 5 tahun 2014
 
Perkalan 22 Tahun 2013
Perkalan 22 Tahun 2013Perkalan 22 Tahun 2013
Perkalan 22 Tahun 2013
 
Review UU No 5 tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara
Review UU No 5 tahun 2014 tentang Aparatur Sipil NegaraReview UU No 5 tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara
Review UU No 5 tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara
 
Tugas, Fungsi dan Wewenang KASN dalam Seleksi Terbuka Jabatan Pimpinan Tinggi...
Tugas, Fungsi dan Wewenang KASN dalam Seleksi Terbuka Jabatan Pimpinan Tinggi...Tugas, Fungsi dan Wewenang KASN dalam Seleksi Terbuka Jabatan Pimpinan Tinggi...
Tugas, Fungsi dan Wewenang KASN dalam Seleksi Terbuka Jabatan Pimpinan Tinggi...
 
MSDM SP - Analisa Perbandingan UU Kepegawaian
MSDM SP - Analisa Perbandingan UU KepegawaianMSDM SP - Analisa Perbandingan UU Kepegawaian
MSDM SP - Analisa Perbandingan UU Kepegawaian
 
Diskresi dan Konflik Kepentingan
Diskresi dan Konflik KepentinganDiskresi dan Konflik Kepentingan
Diskresi dan Konflik Kepentingan
 
4. instrumen kepegawaian
4. instrumen kepegawaian4. instrumen kepegawaian
4. instrumen kepegawaian
 

Recently uploaded

MAKALAH KELOMPOK II (1).pdf Prinsip Negara Hukum
MAKALAH KELOMPOK II (1).pdf Prinsip Negara HukumMAKALAH KELOMPOK II (1).pdf Prinsip Negara Hukum
MAKALAH KELOMPOK II (1).pdf Prinsip Negara Hukumbrunojahur
 
Administrasi_pengelolaan_hibah Pemerintah
Administrasi_pengelolaan_hibah PemerintahAdministrasi_pengelolaan_hibah Pemerintah
Administrasi_pengelolaan_hibah PemerintahAnthonyThony5
 
Materi Membangun Budaya Ber-Integritas Antikorupsi bagi ASN .pptx
Materi Membangun Budaya Ber-Integritas Antikorupsi bagi ASN .pptxMateri Membangun Budaya Ber-Integritas Antikorupsi bagi ASN .pptx
Materi Membangun Budaya Ber-Integritas Antikorupsi bagi ASN .pptxBudyHermawan3
 
UUD NRI TAHUN 1945 TENTANG HAK DAN KEWAJIBAN PASAL 28D AYAT 1
UUD NRI TAHUN 1945 TENTANG HAK DAN KEWAJIBAN PASAL 28D AYAT 1UUD NRI TAHUN 1945 TENTANG HAK DAN KEWAJIBAN PASAL 28D AYAT 1
UUD NRI TAHUN 1945 TENTANG HAK DAN KEWAJIBAN PASAL 28D AYAT 1RomaDoni5
 
Permen PANRB Nomor 3 Tahun 2023 - Tentang Penetapan Angka Kredit
Permen PANRB Nomor 3 Tahun 2023 - Tentang Penetapan Angka KreditPermen PANRB Nomor 3 Tahun 2023 - Tentang Penetapan Angka Kredit
Permen PANRB Nomor 3 Tahun 2023 - Tentang Penetapan Angka KreditYOSUAGETMIRAJAGUKGUK1
 
mata pelajaran geografi ANTROPOSFER 2.ppt
mata pelajaran geografi ANTROPOSFER 2.pptmata pelajaran geografi ANTROPOSFER 2.ppt
mata pelajaran geografi ANTROPOSFER 2.pptMuhammadNorman9
 
INDIKATOR DAN SUB INDIKATOR MCP PELAYANAN PUBLIK.pdf
INDIKATOR DAN SUB INDIKATOR MCP PELAYANAN PUBLIK.pdfINDIKATOR DAN SUB INDIKATOR MCP PELAYANAN PUBLIK.pdf
INDIKATOR DAN SUB INDIKATOR MCP PELAYANAN PUBLIK.pdfNetraHartana
 
emka_Slide Recall Modul Melakukan Perencanaan PBJP Level 1 V3.1.pptx
emka_Slide Recall Modul Melakukan Perencanaan PBJP Level 1 V3.1.pptxemka_Slide Recall Modul Melakukan Perencanaan PBJP Level 1 V3.1.pptx
emka_Slide Recall Modul Melakukan Perencanaan PBJP Level 1 V3.1.pptxAmandaJesica
 

Recently uploaded (8)

MAKALAH KELOMPOK II (1).pdf Prinsip Negara Hukum
MAKALAH KELOMPOK II (1).pdf Prinsip Negara HukumMAKALAH KELOMPOK II (1).pdf Prinsip Negara Hukum
MAKALAH KELOMPOK II (1).pdf Prinsip Negara Hukum
 
Administrasi_pengelolaan_hibah Pemerintah
Administrasi_pengelolaan_hibah PemerintahAdministrasi_pengelolaan_hibah Pemerintah
Administrasi_pengelolaan_hibah Pemerintah
 
Materi Membangun Budaya Ber-Integritas Antikorupsi bagi ASN .pptx
Materi Membangun Budaya Ber-Integritas Antikorupsi bagi ASN .pptxMateri Membangun Budaya Ber-Integritas Antikorupsi bagi ASN .pptx
Materi Membangun Budaya Ber-Integritas Antikorupsi bagi ASN .pptx
 
UUD NRI TAHUN 1945 TENTANG HAK DAN KEWAJIBAN PASAL 28D AYAT 1
UUD NRI TAHUN 1945 TENTANG HAK DAN KEWAJIBAN PASAL 28D AYAT 1UUD NRI TAHUN 1945 TENTANG HAK DAN KEWAJIBAN PASAL 28D AYAT 1
UUD NRI TAHUN 1945 TENTANG HAK DAN KEWAJIBAN PASAL 28D AYAT 1
 
Permen PANRB Nomor 3 Tahun 2023 - Tentang Penetapan Angka Kredit
Permen PANRB Nomor 3 Tahun 2023 - Tentang Penetapan Angka KreditPermen PANRB Nomor 3 Tahun 2023 - Tentang Penetapan Angka Kredit
Permen PANRB Nomor 3 Tahun 2023 - Tentang Penetapan Angka Kredit
 
mata pelajaran geografi ANTROPOSFER 2.ppt
mata pelajaran geografi ANTROPOSFER 2.pptmata pelajaran geografi ANTROPOSFER 2.ppt
mata pelajaran geografi ANTROPOSFER 2.ppt
 
INDIKATOR DAN SUB INDIKATOR MCP PELAYANAN PUBLIK.pdf
INDIKATOR DAN SUB INDIKATOR MCP PELAYANAN PUBLIK.pdfINDIKATOR DAN SUB INDIKATOR MCP PELAYANAN PUBLIK.pdf
INDIKATOR DAN SUB INDIKATOR MCP PELAYANAN PUBLIK.pdf
 
emka_Slide Recall Modul Melakukan Perencanaan PBJP Level 1 V3.1.pptx
emka_Slide Recall Modul Melakukan Perencanaan PBJP Level 1 V3.1.pptxemka_Slide Recall Modul Melakukan Perencanaan PBJP Level 1 V3.1.pptx
emka_Slide Recall Modul Melakukan Perencanaan PBJP Level 1 V3.1.pptx
 

PPPK-PERAN

  • 1. 1 “KEDUDUKAN HUKUM DAN PERAN JABATAN PPPK MENURUT UU NO 5 TAHUN 2014” Oleh : Lanka Asmar, S.HI, M.H (telah dimuat di website www.badilag.net pada tanggal 24 Maret 2014) A. PENDAHULUAN Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 merupakan sumber dari segala sumber hukum. Di dalam Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 terdapat 37 pasal, 3 pasal aturan peralihan, 2 aturan tambahan. Sidang DPR bersama pemerintah untuk membentuk Undang-undang sebagai produk hukum, pada hakikatnya merupakan adegan kontestasi agar kepentingan dan aspirasi semua kekuatan politik dapat terakomodasi di dalam keputusan politik menjadi Undang-undang.1 Kemudian untuk mencapai tujuan nasional yang mewujudkan masyarakat madani yang taat hukum, bermoral tinggi dan berperadapan modern yang setia pada Undang-undang Dasar 1945 diperlukan sosok pegawai negeri. Aturan hukum mengenai pegawai negeri diatur dalam Undang-undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang pokok-pokok kepegawaian dan Undang-undang Nomor 43 Tahun 1999. Di dalam pasal 2 ayat (1) Undang-undang Nomor 43 Tahun 1999 dijelaskan bahwa pegawai negeri terdiri dari pegawai negeri sipil, anggota TNI, anggota Kepolisian Negara Republik Indonesia. Istilah Pegawai Honor atau pegawai tidak tetap diatur pada pasal 2 ayat 3 Undang-undang Nomor 43 Tahun 1999 tentang pokok-pokok kepegawaian yang berbunyi “Disamping pegawai 1 Moh. Mahfud MD, Politik Hukum di Indonesia, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2011, hal. : 10
  • 2. 2 negeri sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), pejabat yang berwenang dapat mengangkat pegawai tidak tetap”. Mengenai pengangkatan pegawai honor atau pegawai tidak tetap menjadi PNS pada zaman pemerintahan Presiden SBY, telah dikeluarkan 2 Peraturan Pemerintah (PP) yaitu : PP Nomor 48 Tahun 2005 tentang Pengangkatan Tenaga Honor Menjadi Calon Pegawai Negeri Sipil dan PP Nomor 56 Tahun 2012 tentang perubahan kedua atas Peraturan Pemerintah Nomor 48 Tahun 2005 tentang pengangkatan Calon Pegawai Negeri Sipil.2 Namun sampai akhir jabatan Presiden SBY permasalahan pengangkatan honor Kategori 1 dan Kategori 2 belum ada kejelasan, sehingga Forum Honorer Indonesia (FHI) mendesak agar kejelasan nasib tenaga honor.3 Sehingga ada dugaan dari ICW tentang pungutan untuk lolos menjadi CPNS dari kalangan honor kategori 2 dan adanya honor kategori siluman sebanyak 1282, kemudian ICW menyerahkan data honor K2 tersebut kepada Badan Reserse dan Kriminal Mabes Polri.4 Pada tanggal 1 September 2011 pernah dikeluarkan kebijakan moratorium Pegawai Negeri Sipil (PNS) selama 16 bulan. Kebijakan yang berlaku hingga 31 Desember 2012 ini ditetapkan melalui Keputusan Bersama antara Menteri Keuangan, Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi serta Menteri Dalam Negeri. Hal ini dilakukan karena semakin tingginya beban belanja pegawai pada APBN, pada RAPBN 2012, belanja pegawai menjadi alokasi belanja tertinggi yaitu Rp. 215,7 triliun, mengalahkan belanja subsidi yang selama ini mendominasi.5 Pada tahun 2014, Pemerintah dan DPR kemudian melakukan perubahan Undang-undang Nomor 8 Tahun 1974 dan Undang-undang Nomor 43 Tahun 1999 melalui Undang-undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara. Menurut Azwar Abu Bakar, Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi, dengan adanya Undang-undang ASN tidak ada lagi 2 Lihat http://www.mediakerincinews.com/2013/07/latest-update-10-jul-2013-kerinci -dan.html 3 Lihat http://www.jpnn.com/read/2014/02/03/214584/Desak-Pengangkatan-Honorer-K1-K2-Segera- Dituntaskan- 4 Lihat http://news.okezone.com/read/2014/03/18/339/956983/icw-laporkan-1-282-cpns-siluman-ke- mabes-polri 5 Lihat http://birokrasi.kompasiana.com/2012/09/17/sumber -sumber-hukum-kepegawaian-dan-peranan- pegawai -negeri-sipil -dalam-kehidupan-bernegara-487500.html
  • 3. 3 pegawai honor/pegawai tidak tetap, yang dikenal dalam UU Nomor 5 Tahun 2014 tentang ASN adalah PNS dan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) (lihat pasal 6 UU ASN).6 Namun dalam tulisan ini akan dibahas mengenai kedudukan hukum dan peran jabatan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK). Kemudian penulis akan mengangkat 3 permasalahan yaitu : 1. Bagaimana kedudukan hukum PPPK menurut Undang-undang Nomor 5 Tahun 2014? 2. Bagaimana peran jabatan PPPK menurut Undang-undang Nomor 5 Tahun 2014? 3. Bagaimana proses pengadaan PPPK menurut Undang-undang Nomor 5 Tahun 2014? B. PEMBAHASAN 1. Kedudukan hukum PPPK menurut Undang-undang Nomor 5 Tahun 2014 Istilah pegawai yang disebut “human resources” adalah manusia dalam usia kerja (working ages) yang mampu menyelenggarakan pekerjaan fisik ataupun mental. Pegawai negeri maupun tenaga honor harus berasal dari SDM yang baik guna mewujudkan negara maju dan pemerintahan yang baik.7 Hukum kepegawaian adalah hukum yang berlaku bagi pegawai yang bekerja pada administrasi negara sebagai pegawai negeri. Dalam administrasi kepegawaian negara ada 3 pendekatan8 yaitu : 1. The fight the spoilsman approach yaitu suatu pendekatan yang didasarkan pada perjuangan kaum politikus, sehingga pengangkatan seseorang untuk memangku jabatan atau sebagai pegawai negeri didasarkan atas perjuangan partai. Sebagai contoh adalah untuk dapat 6 Lihat http://www.tribunnews.com/nasional/2013/07/14/kini -kecil-peluang-pegawai -honorer-manjadi -pns 7 LIhat http://www.pps.unud.ac.id/thesis/pdf_thesis/unud-868-1769482947- ayu%20prilia%20diantari_tesis.pdf 8 Lihat file.upi.edu/.../HUKUM.../HUKUM_KEPEGAWAIAN.ppt
  • 4. 4 dicalonkan sebagai Calon Gubernur/Wakil Gubernur dalam Pilkada, maka seseorang harus dicalonkan oleh partai politik 2. The efficiency approach yaitu suatu pendekatan yang didasarkan terutama atas efisiensi atau daya guna. Pengangkatan seseorang untuk memangku jabatan atau sebagai pegawai negeri didasarkan atas kecakapan atau keahlian yang dimilikinya. Pendekatan ini dianggap lebih mementingkan efisiensi, sehingga seringkali prosedural dan mengabaikan sisi kemanusiannya. Contoh penerapan pendekatan efficiency yaitu untuk dapat dicalonkan sebagai guru, maka seseorang harus memiliki latar belakang ijazah Strata 1 (S.1) kependidikan sesuai dengan bidang study yang akan diajarkannya. 3. The human relation approach yaitu suatu pendekatan yang didasarkan terutama atas adanya hubungan antar manusia. Pendekatan ini muncul sebagai akibat tidak memuaskannya penerapan model the efficiency approach yang kurang memperhatikan hubungan antar manusia dalam sebuah organisasi. Namun tetap memperhatikan profesionalisme atau kecakapan dengan titik berat pada faktor hubungan antar manusia. Contoh : dalam praktek kehidupan unsur yang harus dipenuhi agar seseorang dapat disebut seorang pegawai negeri yaitu seorang tersebut memenuhi syarat-syarat sebagaimana diatur dalam perundang-undangan yang berlaku, diangkat oleh pejabat yang berwenang, diserahi tugas dalam suatu jabatan negeri atau tugas negara lainnya, digaji menurut peraturan perundang-undangan yang berlaku. Sebagaimana dijelaskan dalam pendahuluan bahwa Pemerintah dan Depan Perwakilan Rakyat (DPR) telah mengesahkan UU Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara dan sebagai peraturan pelaksana pemerintah juga tengah menyusun 19 Rancangan Peraturan Pemerintah (PP) dan 4 Rancangan Perpres.9 Pegawai ASN terdiri dari Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK). Pegawai Negeri Sipil (PNS) diangkat sebagai pegawai tetap oleh Pejabat Pembina Kepegawaian dan memiliki Nomor Induk 9 Lihat http://www.menpan.go.id/berita-terkini/2148-pemerintah-tancap-gas-susun-pp-dan-perpres-pelaksana- uu-asn
  • 5. 5 Pegawai (NIP) (pasal 7 ayat 1 UU ASN), sedangkan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) diangkat sebagai pegawai dengan perjanjian kerja oleh Pejabat Pembina Kepegawaian sesuai dengan kebutuha instansi pemerintah dan ketentuan Undang-undang (pasal 7 ayat 2 UU ASN). Bagaimana dengan anggota TNI dan Polri? Sesuai dengan pasal 20 ayat (2) UU Aparatur Sipil Negara dijelaskan bahwa anggota TNI dan Polri merupakan jabatan ASN tertentu. Pegawai ASN diharapkan mampu mengabdi kepada bangsa dan rakyat Indonesia dan menjalankan tugas secara professional serta mampu memberikan layanan kepada publik secara jujur, tanggap cepat berhasil guna dan santun. Karena birokrasi yang profesional memang masih menjadi isu aktual dan kerap kali menjadi diskursus yang tidak pernah habis untuk dibicarakan. Hal ini dilakukan agar birokrasi bisa menampilkan performance kerja yang baik dan mau menunjukkan sikap profesional.10 Di dalam birokrasi ada pimpinan dan ada yang memimpin. Menurut Max Weber birokrasi itu paling sedikut mengandung 5 unsur yaitu :11 1. Organisasi 2. Pengerahan tenaga 3. Sifat yang teratur 4. Bersifat terus menerus 5. Mempunyai tujuan Pemerintahan SBY harus menyelesaikan permasalahan birokrasi sebelum habis masa jabatannya. Adapun permasalahan yang krusial adalah pengangkatan tenaga honor yang masuk kategori 1 dan kategori 2 menjadi CPNS. Karena jika tidak segera diselesaikan akan membuat tenaga honor yang masuk database tidak jelas nasibnya, padahal Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 48 Tahun 2005 tentang pengangkatan tenaga honorer menjadi CPNS dan Peraturan Kepala BKN Nomor 21 Tahun 2005 telah mengaturnya. Jika pemerintah tidak segera menyelesaikan permasalahan tenaga honor, pemerintah dapat digugat karena telah menimbulkan kerugian bagi tenaga honor dan berdasarkan pasal 53 ayat 2 Undang-undang Nomor 9 Tahun 2004 tentang Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN) dijelaskan bahwa orang atau badan hukum perdata yang merasa dirugikan oleh suatu 10 Edi Siswadi, Birokrasi Masa Depan Menuju Tata Kelola Pemerintahan Yang Efektif Dan Prima, Mutiara Press, Bandung, 2012, hal. 156 11 Soerjono Soekanto, Sosiologi Suatu Pengantar, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta, 1982 Hal. 344
  • 6. 6 Keputusan Tata Usaha Negara dapat menuntut ganti rugi, karena keputusan pemerintah bertentangan dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Pasca lahirnya Undang-undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang ASN tidak dikenal lagi istilah tenaga honor, namun diganti dengan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK). Seandainya tenaga honor tersebut diangkat menjadi Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) tentunya jika ingin menjadi CPNS, mesti melalui proses seleksi (pasal 99 ayat 1 dan 2 UU ASN). Kedudukan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) adalah sebagai unsur aparatur negara (pasal 8 UU ASN). Sebagai unsur aparatur negara maka Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) mesti melaksanakan kebijakan yang ditetapkan oleh pimpinan instansi pemerintah dan harus bebas dari pengaruh intervensi dari semua golongan dan partai politik. Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) juga mempunyai hak-hak sebagai berikut (pasal 22): a. Gaji dan tunjangan Dalam memberikan penggajian dan tunjangan dijelaskan bahwa pemerintah wajib memberikan gaji yang adil dan layak (pasal 101 ayat 1). Gaji yang diberikan pemerintah diberikan berdasarkan beban kerja, tanggung jawab jabatan, dan resiko pekerjaan. Di dalam UU ASN ini tidak dijelaskan secara rinci mengenai tunjangan PPPK, namun pada pasal 101 ayat 4 dijelaskan bahwa Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) menerima tunjangan sesuai peraturan perundang-undangan. b. Cuti c. Perlindungan. Perlindungan yang diberikan pemerintah terhadap Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) adalah (pasal 92 ayat 1) : 1. Jaminan kesehatan 2. Jaminan kecelakaan kerja 3. Jaminan kematian 4. Bantuan hukum d. Pengembangan kompetensi
  • 7. 7 Pengembangan kompetensi terhadap Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) diadakan setiap tahun oleh instansi pemerintah. Pengembangan kompetensi merupakan salah satu dasar untuk perjanjian kerja selanjutnya (pasal 102 ayat 1, 2 dan 3 UU ASN) Adapun perbedaan hak-hak Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) dengan Pegawai Negeri Sipil (PNS) adalah Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) tidak mendapatkan fasilitas, sedangkan PNS diberikan fasilitas (pasal 21 huruf a UU ASN), kemudian PNS diberikan jaminan pensiun dan jaminan hari tua (pasal 21 huruf c UU ASN), sedangkan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) tidak diberikan, Dalam memberikan penggajian dan tunjangan dijelaskan bahwa pemerintah wajib memberikan gaji yang adil dan layak (pasal 101 ayat 1). Gaji yang diberikan pemerintah diberikan berdasarkan beban kerja, tanggung jawab jabatan, dan resiko pekerjaan. Di dalam Undang-undang ASN ini tidak dijelaskan secara rinci mengenai tunjangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK), namun pada pasal 101 ayat 4 UU ASN dijelaskan bahwa Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) menerima tunjangan sesuai peraturan perundang-undangan. 2. Peran jabatan PPPK menurut Undang-undang Nomor 5 Tahun 2014 Adapun peran jabatan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) adalah sebagai perencana, pelaksana dan pengawas penyelenggaran tugas umum pemerintahan dan pembangunan nasional melalui pelaksanaan kebijakan dan pelayanan publik yang professional, bebas dari intervensi politik, serta bersih dari praktek korupsi kolusi dan nepotisme (pasal 12 UU ASN) Keberadaan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) dan PNS juga berada dalam satu naungan yaitu Korps Profesi Pegawai ASN Republik Indonesia (pasal 126 ayat 2 UU ASN) Korp Pegawai ASN memiliki tujuan menjaga kode etik profesi dan mewujudkan jiwa korps ASN sebagai pemersatu bangsa.
  • 8. 8 Untuk sebagai peraturan pelaksna tentang kors ASN pemerintah telah membahas Rancangan Peratura Pemerintah tentang Korps Pegawai ASN12 Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) juga berpeluang untuk menjadi anggota KASN (pasal 38 ayat 4 UU ASN). Adapun syarat untuk menjadi anggota KASN adalah memiliki ijazah paling rendah Strata 2 (S2), dibidang administrasi negara, manajemen publik, manajemen sumber daya manusia, psikologi, kebijakan publik, ilmu hukum, ilmu pemerintahan dan bidang lain yang berkaitan dengan sumber daya manusia. (pasal 36 ayat 3 UU ASN). Adapun tugas KASN adalah menjaga netralitas pegawai Aparatur Sipil Negara, melakukan pengawasan atas pembinaan profesi ASN, dan melaporkan pengawasan dan evaluasi pelaksanaan kebijakan manajemen ASN kepada Presiden. Pemerintah juga memberikan penghargaan kepada Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) yang telah menunjukkan kesetiaan, pengabdian, kecakapan, kejujuran, kedisiplinan, dan prestasi kerja dalam melaksanakan tugasnya berupa (pasal 103 ayat 1 dan 2 UU ASN) : a. Tanda kehormatan b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau acara kenegaraan Untuk terjaminnya pelaksanaan disiplin terhadap Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK), maka PPPK juga dapat dikenai hukuman disiplin. Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) bisa diberi sanksi pemutusan hubungan kerja tidak atas permintaan sendiri, pemutusan kerja PPPK dengan tidak hormat. 3. Proses pengadaan PPPK menurut Undang-undang Nomor 5 Tahun 2014 Setiap warga negara Indonesia mempunyai kesempatan yang sama untuk menjadi Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK). Pengadaan Pegawai 12 Lihat http://www.menpan.go.id/berita-terkini/2148-pemerintah-tancap-gas-susun-pp-dan-perpres-pelaksana- uu-asn
  • 9. 9 Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) merupakan kegiatan untuk memenuhi kebutuhan pada instansi pemerintah. Adapun proses pengadaan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) adalah melalui tahapan perencanaan, pengumuman lowongan, pelamaran, seleksi, pengumuman hasil seleksi, dan pengangkatan menjadi Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK). (pasal 96 ayat 2). Apabila PPPK telah lulus seleksi, maka pengangkatan calon PPPK ditetapkan dengan Keputusan Pejabat Pembina Kepegawaian. Masa perjanjian kerja Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) adalah paling singkat 1 (satu) tahun dan dapat diperpanjang sesuai kebutuhan dan berdasarkan penilaian kerja. Penilaian kerja dilakukan berdasarkan perjanjian kerja dan dilakukan secara obyektif, terukur, akuntabel, partisipatif dan transparan. Penilaian kerja Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) didelegasikan secara berjenjang kepada atasan langsung dari PPPK dan dapat mempertimbangkan pendapat rekan kerja setingkat dan bawahannya. Hasil penilaian kerja disampaikan kepada tim penilai kerja Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK). Pejabat Pembina kepegawaian pusat adalah Menteri, Jaksa Agung, Pimpinan Kesekretariatan Lembaga Kepresidenan, Kepala Kepolisian Negara, Pimpinan Lembaga Pemerintah Non Departemen, Pimpinan Kesekretariatan Lembaga Tertinggi/Tinggi Negara, Kepala Pelaksana Harian Badan Narkotika Nasional serta pimpinan kesekretariatan lembaga lain yang dipimpin oleh pejabat struktural eselon I dan bukan merupakan bagian dari Departemen /Lembaga Pemerintah Non Departemen. (pasal 1 angka 3 PP Nomor 9 Tahun 2003 tentang wewenang pengangkatan dan pemberhentian Pegawai Negeri Sipil. Sedangkan Pejabat Pembina Kepegawaian Daerah Provinsi adalah Gubernur (pasal 1 angka 4 PP Nomor 9 Tahun 2003) dan Pejabat Pembina Kepegawaian Daerah Kabupaten / Kotamadya adalah Bupati /Walikota. Apabila Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) ingin menjadi calon PNS, maka mesti melalui proses seleksi yang dilaksanakan sesuai peraturan perundang-undangan. (pasal 99 ayat 2). Berbeda dengan Undang-undang Nomor 43 Tahun 1999 tentang Pokok-pokok Kepegawaian yang mengatur tentang pengangkatan pegawai tidak tetap dapat menjadi PNS, sedangkan dalam UU ASN,
  • 10. 10 Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) tidak dapat diangkat secara otomatis menjadi PNS (pasal 99 ayat 1 UU ASN). C. KESIMPULAN 1. Kedudukan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) adalah sebagai unsur aparatur negara (pasal 8 UU ASN). Sebagai unsur aparatur negara maka Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) mesti melaksanakan kebijakan yang ditetapkan oleh pimpinan instansi pemerintah dan harus bebas dari pengaruh intervensi dari semua golongan dan partai politik. PPPK juga mempunyai hak-hak sebagai berikut yaitu : gaji dan tunjangan, cuti, perlindungan, dan pengembangan kompetensi 2. Adapun peran jabatan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) adalah sebagai perencana, pelaksana dan pengawas penyelenggaran tugas umum pemerintahan dan pembangunan nasional melalui pelaksanaan kebijakan dan pelayanan publik yang professional, bebas dari intervensi politik, serta bersih dari praktek korupsi kolusi dan nepotisme 3. Adapun proses pengadaan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) adalah melalui tahapan perencanaan, pengumuman lowongan, pelamaran, seleksi, pengumuman hasil seleksi, dan pengangkatan menjadi PPPK. (pasal 96 ayat 2). Apabila PPPK telah lulus seleksi, maka pengangkatan calon PPPK ditetapkan dengan Keputusan Pejabat Pembina Kepegawaian. Masa perjanjian kerja PPPK adalah paling singkat 1 (satu) tahun dan dapat diperpanjang sesuai kebutuhan dan berdasarkan penilaian kerja
  • 11. 11 DAFTAR PUSTAKA A. BUKU Mahfud MD, Moh. Politik Hukum di Indonesia, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2011 Siswadi, Edi “Birokrasi Masa Depan Menuju Tata Kelola Pemerintahan Yang Efektif Dan Prima”, Mutiara Press, Bandung, 2012 Soekanto, Soerjono, Sosiologi Suatu Pengantar, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta, 1982 B. PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Undang-undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang pokok-pokok kepegawaian Undang-undang Nomor 43 Tahun 1999 tentang pokok-pokk kepegawaian. Undang-undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara Undang-undang Nomor 9 Tahun 2004 tentang Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN) PP Nomor 48 Tahun 2005 tentang Pengangkatan Tenaga Honor Menjadi Calon Pegawai Negeri Sipil PP Nomor 56 Tahun 2012 tentang perubahan kedua atas Peraturan Pemerintah Nomor 48 Tahun 2005 tentang pengangkatan Calon Pegawai Negeri Sipil Peraturan Kepala BKN Nomor 21 Tahun 2005 C. INTERNET http://www.mediakerincinews.com/2013/07/latest-update-10-jul-2013-kerinci-dan. html http://www.jpnn.com/read/2014/02/03/214584/Desak-Pengangkatan-Honorer-K1-K2- Segera-Dituntaskan-
  • 12. 12 http://news.okezone.com/read/2014/03/18/339/956983/icw-laporkan-1-282-cpns-siluman- ke-mabes-polri http://birokrasi.kompasiana.com/2012/09/17/sumber-sumber-hukum-kepegawaian-dan- peranan-pegawai-negeri-sipil-dalam-kehidupan-bernegara-487500.html http://www.tribunnews.com/nasional/2013/07/14/kini-kecil-peluang-pegawai-honorer-manjadi- pns http://www.pps.unud.ac.id/thesis/pdf_thesis/unud-868-1769482947- ayu%20prilia%20diantari_tesis.pdf Lihat file.upi.edu/.../HUKUM.../HUKUM_KEPEGAWAIAN.ppt http://www.menpan.go.id/berita-terkini/2148-pemerintah-tancap-gas-susun-pp-dan-perpres- pelaksana-uu-asn