SlideShare a Scribd company logo
1 of 34
Download to read offline
Vol 1 No. 2 Bulan Januari 2023
Pendidikan Kewarganegaraan
Mata Kuliah : Pendidikan Kewarganegaraan
Kelas : IT-301
Program Studi : PJJ Informatika
Nama : Hendro Gunawan 200401072103
Dosen : Masidin, S.H., M.H.
UNIVERSITAS SIBER ASIA
JAKARTA
Tugas 2
Teknik Informatika UNSIA
Vol 1 No. 2 Bulan Januari 2023 i
Kata Pengantar
Salam sejahtera kami ucapkan kepada teman-teman, dosen dan segenap unsur yang ada
di Universitas Siber Asia semoga dengan terselesainya tugas 2 yang diberikan oleh dosen
pengajar mata kuliah Pendidikan Kewarganegaraan Bapak Masidin , SH., MH. ini dapat
menambah wawasan tentang Sistem dan Kehidupan Demokrasi di Indonesia. Dengan
terselesainya pengerjaan tugas 2 ini diharapkan juga dapat menambah semangat dalam
belajar untuk kedepannya serta memberikan nilai lebih dalam belajar. Dalam makalah ini
terdapat beberapa penjelasan mengenai Sistem dan Kehidupan Demokrasi di Indonesia
yaitu diantaranya membahas tentang apa arti demokrasi, dimana demokrasi berasal dari
bahasa Yunani yaitu “demos” yang artinya rakyat dan “kratein” yang berarti
pemerintahan, sehingga dapat diartikan bahwa demokrasi adalah pemerintahan yang
dipegang oleh rakyat, (from, by and for the people). Kemudian terdapat penjelasan
mengenai bentuk-bentuk demokrasi, dilihat dari sistem pemerintahannya dapat dibedakan
menjadi dua macam yaitu sistem presidensil dan sistem parlementer. Kemudian
dijelaskan pula bagaimana sejarah dan perkembangan demokrasi di Indonesia dari awal
hingga sekarang. Pertama negara Indonesia menganut sistem yang dinamakan demokrasi
Parlementer, kemudian ganti lagi dengan sistem demokrasi Terpimpin, karena tidak
cocok mengunakan sistem demokrasi ini maka diubahlah oleh presiden Soeharto menjadi
sistem demokrasi Pancasila (orde baru) dan yang terakhir sistem demokrasi yang dianut
oleh bangsa Indonesia saat ini adalah sistem demokrasi reformasi. Dan yang terakhir
adalah bagaimana cara menegakkan sistem demokrasi yang ada di Indonesia ini. Salah
satu upaya yang dilakukan yaitu dengan mensosialisasikan pendidikan demokrasi di
sekolah-sekolah ataupun di lembaga-lembaga pendidikan lain termasuk pendidikan
tinggi. Sekian kata pengantar dari saya atas kritik dan saran yang membangun dari teman-
teman saya ucapkan terima kasih semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua.
Teknik Informatika UNSIA
Vol 1 No. 2 Bulan Januari 2023 ii
Daftar Isi
Kata Pengantar....................................................................................................................i
Daftar Isi............................................................................................................................ii
I. PENDAHULUAN..........................................................................................................1
A. Latar Belakang Masalah...........................................................................................1
B. Rumusan Masalah....................................................................................................2
C. Tujuan dan Manfaat.................................................................................................2
D. Metode Penelitian....................................................................................................3
E. Sistematika Penulisan..............................................................................................3
II. TINJAUAN PUSTAKA................................................................................................3
A. Tinjauan Tentang Demokrasi...................................................................................3
B.Nilai-Nilai Ideal Demokrasi......................................................................................4
C.Unsur-Unsur Penegak Demokrasi.............................................................................4
III. PEMBAHASAN..........................................................................................................6
A. Pengertian Demokrasi..............................................................................................6
1. Apa Itu Demokrasi.............................................................................................6
2. Tiga Tradisi Pemikiran Politik Demokrasi.........................................................7
3. Pemikiran Tentang Demokrasi Indonesia..........................................................9
4. Pentingnya Demokrasi sebagai Sistem Politik Kenegaraan Modern................10
B. Bentuk-Bentuk Demokrasi ....................................................................................12
C. Sejarah dan Perkembangan Demokrasi di Indonesia..............................................14
1. Demokrasi Parlementer (1945-1959)...............................................................16
2. Demokrasi Terpimpin (1959-1965).................................................................16
3. Demokrasi Pancasila Era Orde Baru (1965-1998)............................................17
4. Demokrasi Reformasi (1998-sekarang)...........................................................18
D. Membangun Argmen tentang Dinamika dan Tantangan Demokrasi yang
Bersumber dari Pancasila.....................................................................................18
Teknik Informatika UNSIA
Vol 1 No. 2 Bulan Januari 2023 iii
1. Majelis Permusyawaratan Rakyat....................................................................18
2. Dewan Perwakilan Rakyat...............................................................................20
3. Dewan Perwakilan daerah................................................................................23
E. Pendidikan Demokrasi di Indonesia.......................................................................24
IV. PENUTUP.................................................................................................................27
A. Kesimpulan............................................................................................................27
B. Saran......................................................................................................................27
UCAPAN TERIMA KASIH............................................................................................28
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................29
Vol 1 No. 2 Bulan Januari 2023 1
Sistem dan Kehidupan Demokrasi di
Indonesia
Nama penulis: Hendro Gunawan
#
Program studi: PJJ Informatika, Nama Universitas: Universitas Siber Asia
Kampus Menara, Jl..RM.Harsono No.1, Ragunan, Pasar Minggu Kota Jakarta Selatan, Daerah Khusus
Ibukota Jakarta.
Email: hendro.gnwn@outlook.com
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Setiap warga mendambakan pemerintahan demokratis yang menjamin tegaknya
kedaulatan rakyat. Hasrat ini dilandasi pemahaman bahwa pemerintahan demokratis
memberi peluang bagi tumbuhnya prinsip menghargai keberadaan individu untuk
berpartisipasi dalam kehidupan bernegara secara maksimal. Karena itu, demokrasi perlu
ditumbuhkan, dipelihara, dan dihormati oleh setiap warga negara. Setiap negara
mempunyai ciri khas dalam pelaksanaan kedaulatan rakyat atau demokrasinya. Hal ini
ditentukan oleh sejarah negara yang bersangkutan, kebudayaan, pandangan hidup, serta
tujuan yang ingin dicapainya. Dengan demikian pada setiap negara terdapat corak khas
demokrasi yang tercermin pada pola sikap, keyakinan dan perasaan tertentu yang
mendasari, mengarahkan, dan memberi arti pada tingkah laku dan proses demokrasi
dalam suatu sistem politik.
Demokrasi adalah bentuk atau mekanisme sistem pemerintahan suatu negara sebagai
upaya mewujudkan kedaulatan rakyat (kekuasaan warga negara) atas negara untuk
dijalankan oleh pemerintah negara tersebut. Salah satu pilar demokrasi adalah prinsip
trias politica yang membagi ketiga kekuasaan politik negara (eksekutif, yudikatif, dan
legislatif) untuk diwujudkan dalam tiga jenis lembaga negara yang saling lepas
(independen) dan berada dalam peringkat yang sesjajar satu sama lain. Kesejajaran dan
independensi ketiga jenis lembaga negara ini diperlukan agar ketiga lembaga negara ini
bisa saling mengawasi dan saling menbgontrol berdasarkan prinsip checks and balances.
Teknik Informatika UNSIA
Vol 1 No. 2 Bulan Januari 2023 2
Berawal dari kemenangan Negara-negara Sekutu (Eropa Barat dan Amerika Serikat)
terhadap Negara-negara Axis (Jerman, Italia & Jepang) pada Perang Dunia II (1945), dan
disusul kemudian dengan keruntuhan Uni Soviet yang berlandaskan paham Komunisme
di akhir Abad XX, maka paham demokrasi yang dianut oleh Negara-negara Eropa Barat
dan Amerika Utara menjadi paham yang mendominasi tata kehidupan umat manusia di
dunia dewasa ini.
Suatu bangsa atau masyarakat di Abad XXI ini baru mendapat pengakuan sebagai warga
dunia yang beradab (civilized) bilamana menerima dan menerapkan demokrasi sebagai
landasan dan pengaturan tatanan kehidupan kenegaraannya. Sementara bangsa atau
masyarakat yang menolak demokrasi dinilai sebagai bangsa/masyarakat yang belum
beradab (uncivilized).
Indonesia adalah salah satu negara yang menjunjung tinggi demokrasi. Untuk di Asia
Tenggara, Indonesia adalah negara yang paling terbaik menjalankan demokrasinya,
mungkin kita bisa merasa bangga dengan keadaan itu. Di dalam praktek kehidupan
kenegaraan sejak masa awal kemerdekaan hingga saat ini, ternyata paham demokrasi
perwakilan yang dijalankan di Indonesia terdiri dari beberapa model demokrasi
perwakilan yang saling berbeda satu dengan yang lainnya.
B. Rumusan Masalah
Dengan melihat latar belakang masalah yang telah dikemukakan maka, beberapa masalah
yang dapat penulis rumuskan dan akan dibahas dalam laporan ini adalah:
1. Apakah pengertian demokrasi?
2. Bagaimakah bentuk-bentuk demokrasi?
3. Bagaimanakah sejarah dan perkembangan demokrasi di Indonesia?
4. Bagaimana pendidikan demokrasi di Indonesia?
C. Tujuan dan Manfaat
1. Mengetahui pengertian demokrasi.
2. Mengetahui bentuk-bentuk demokrasi.
3. Mengetahui sejarah dan perkembangan demokrasi di Indonesia.
Teknik Informatika UNSIA
Vol 1 No. 2 Bulan Januari 2023 3
4. Mengetahui pendidikan demokrasi di Indonesia.
5. Mengetahui bagaimana pendidikan demokrasi di Indonesia.
D. Metode Penelitian
Metode yang digunakan penulis dalam penyusunan makalah ini yaitu dengan
mengumpulkan informasi dari berbagai sumber buku dan browsing di internet.
E. Sistematika Penulisan
Dalam penyusunan makalah ini terdiri dari hal-hal yang saling berkaitan antara bab I
sampai dengan bab IV yang memuat bebrapa isi sebagai berikut:
BAB I Pendahuluan
Membahas tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penulisan dan
sistematika penulisan.
BAB II Tinjauan Pustaka
Membahas tentang tinjauan demokrasi, nilai-nilai ideal demokrasi, dan unsur-unsur
penegak demokrasi.
Bab III Pembahasan
Membahas tentang pengertian demokrasi, bentuk-bentuk demokrasi, sejarah dan
perkembangan demokrasi di Indonesia, dan pendidikan demokrasi di Indonesia.
Bab IV Penutup
Membahas tentang kesimpulan, saran, ucapan terimakasih dan daftar pustaka.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Tentang Demokrasi
Kartini Kantono mengemukakan bahwa “Demokrasi adalah kekuasaan rakyat yang
berbentuk pemerintahan dengan semua tingkatan rakyat ikut mengambil alih bagian
dalam pemerintahan”. Demokrasi sebagai suatu gejala masyarakat yang berhubungan erat
dengan perkembangan negara, mempunyai sifat yang berjenis-jenis. Masing-masing
seperti terlihat dari sudut kemasyarakatan yang ditinjaunya.
Teknik Informatika UNSIA
Vol 1 No. 2 Bulan Januari 2023 4
Kemudian Sukarna juga mengemukakan pendapatnya dalam buku Demokrasi Versus
Kediktatoran sebagai berikut “Democracy is a firm goverment in which the will of the
governed executed (put into practice) without causing any harm to human rights”. Bila
diterjemahkan demokrasi adalah bentuk pemerintahan yang akan menjalankan
pemerintahannya tanpa menyebabkan pelanggaran terhadap hak-hak asasi manusia.
Pendapat di atas menunjukkan bahwa dalam negara demokrasi dikenal adanya pengakuan
terhadap hak asasi manusia.
Demokrasi memberikan kebebasan sepenuhnya kepada setiap individu untuk
merealisasikan diri dan mengaktualkan setiap gengsi dan bakatnya menjadi manusia utuh
yang menyadari jati dirinya. Demokrasi memberikan kebebasan penuh untuk berkarya
dan berpartisipasi dalam bidang sosial politik di tengah lingkungan sendiri sesuai dengan
fungsi dan misi hidup setiap orang. Oleh karena itu demokrasi merupakan bentuk
pemerintahan yang memungkinkan individu untuk hidup bebas dan bertanggung jawab.
B. Nilai-Nilai Ideal Demokrasi
Dalam demokrasi terkandung beberapa nilai yang ideal. Nilai-nilai demokrasi menurut
Henry B. Mayo dalam bukunya Introduction to Democratic Theory yang dikutip Miriam
Budiardjo, bahwa: “Demokrasi adalah nilai-nilai yang secara logika mengikuti atau
timbul dari tindak tanduk sesungguhnya dari suatu sistem demokrasi”. Sedangkan sistem
demokrasi yang dimaksud di sini adalah sistem politik yang demokratis dimana
kebijakan umum ditentukan atas dasar mayoritas oleh setiap wakil-wakil yang diawasi
secara efektif oleh rakyat dalam pemilihan-pemilihan berkala yang didasarkan atas
prinsip kesamaan politik dan diselenggarakan dalam keadaan terjaminnya kebebasan
politik (a demokratic political system is one in which public policies are made on majority
basis, by representatives subject to effectif popular control at periodic elections which
are conducted on the principle of political freedom). Uraian di atas memperlihatkan asas-
asas demokrasi sebagai suatu sistem politik. Di samping itu demokrasi tidak hanya
merupakan suatu sitem pemerintahan saja, tetapi juga suatu gaya hidup serta tata
masyarakat yang karena itu juga mengandung unsur-unsur moril. Dengan demikian
makna demokrasi sebagai dasar hidup masyarakat dan bernegara mengandung pengertian
bahwa rakyatlah yang memberikan ketentuan dalam masalah-masalah mengenai
Teknik Informatika UNSIA
Vol 1 No. 2 Bulan Januari 2023 5
kehidupannya, termasuk dalam menilai kebijakan negara, karena kebijakan tersebut akan
menentukan kehidupan rakyat.
C. Unsur-Unsur Penegak Demokrasi
Adapun unsur-unsur penegak demokrasi yaitu sebagai berikut:
1. Adanya keterlibatan warga negara (rakyat) dalam pengambilan keputusan politik, baik
langsung maupun tidak langsung (perwakilan).
2. Negara hukum, artinya bahwa negara memberikan perlindungan hukum bagi Warga
negara melalui pelembagaan pengadilan yang bebas dan tidak memihak dan
penjaminan hak asasi manusia.
3. Adanya persamaan hak bagi seluruh warga negara dalam segala bidang.
4. Adanya pengakuan, penghargaan, dan perlindungan terhadap hak-hak asasi rakyat
(warga negara).
5. Adanya lembaga peradilan dan kekuasaan kehakiman yang independen sebagai alat
penegak hukum.
6. Adanya pemilihan umum untuk memilih wakil rakyat yang duduk di lembaga
perwakilan rakyat.
7. Adanya pemilihan umum yang bebas, jujur, dan adil untuk menetukan (memilih)
pemimpin negara dan pemerintahan serta anggota lembaga perwakilan rakyat.
8. Adanya pengakuan terhadap perbedaan keragaman (suku, agama, golongan, dan
sebagainya).
9. Masyarakat madani (civil society) yaitu keterlibatan Warga Negara dalam asosiasi-
asosiasi sosial. Sebagaimana ciri dari pada masyarakat madani yaitu: masyarakat
terbuka, masyarakat yang bebas dari pengaruh kekuasaan dan tekanan negara, dan
masyarakat kritis dan berpartisipasi aktif serta masyarakat egaliter.
10. Infrastruktur terdiri dari; partai politik kelompok gerakan dan kelompok penekan, atau
kelompok kepentingan.
11. Pers yang bebas dan bertanggung jawab yaitu pers yang diberikan kebebasan dalam
berpendapat dengan berdasar pada aturan yang berlaku, dan bertanggung jawab atas
segala tindakan yang dilakukan sebagaimana dalam etika jurnalistik.
Teknik Informatika UNSIA
Vol 1 No. 2 Bulan Januari 2023 6
BAB III
PEMBAHASAN
A. Pengertian Demokrasi
1. Apa Demokrasi Itu?
Demokrasi tatap menjadi pembicaraan yang sedang aktual di abad ke-21 ini. Bukan hanya
di kalangan akademisi dan praktisi politik saja, tetapi pers pun ikut membangun konsep
demokrasi Indonesia. Itulah sebabnya mengapa demokrasi menjadi kajian yang menarik
baik di kampus, seminar diskusi maupun di kantor-kantor. Hal tersebut dapat mendorong
tumbuhnya kesadaran tentang demokrasi secara bersamaan di kalangan masyarakat, atu
dapat dikatakan bahwa telah terjadi kesadaran secara kolektif tentang demokratisasi.
Secara estimologis, istilah demokrasi berasal dari bahasa Yunani “demos” artinya rakyat,
dan “kratein” yang berarti pemerintahan. Maka demokrasi ialah suatu pemerintahan yang
dipegang oleh rakyat (from, by and for the people). Menurut Kamus Besar bahasa
Indonesia (KBBI) demokrasi didefinisikan sebagai bentuk/sistem pemerintahan yang
seluruh rakyatnya turut serta memerintah dengan perantaraan wakilnya atau
pemerintahan rakyat.
Sukarna mengutip pendapat Abraham Lincoln yang menegaskan bahwa Democracy is
goverment from the people by the people and for the people. Dengan demikian dalam
sistem demokrasi ini rakyatlah yang memegang kekuasaan sebab pemerintahan berasal
dari rakyat oleh rakyat dan untuk rakyat.
Lalu bagaimana pengertian demokrasi menurut para ahlinya? Dalam The Advance
Learner’s Dictionary of Current English (Hornby dkk, 1988) dikemukakan bahwa yang
dimaksud dengan “democracy” adalah:
(1) country with principles of goverment in which all adult citizens share through their
elected representatives; (2) country with goverment with encourages and allows rights of
citizenship such as freedom of speech, religion, opinion, and association, the assertion of
rule of law, majority rule, accompanied by respect for the rights of minorities; (3) society
in which there is treatment of each other by citizens as equals.
Dari kutipan pengertian tersebut tampak bahwa kata demokrasi merujuk kepada konsep
kehidupan negara atau masyarakat dimana warganegara dewasa turut berpartisipasi
Teknik Informatika UNSIA
Vol 1 No. 2 Bulan Januari 2023 7
dalam pemerintahan melalui wakilnya yang dipilih: pemerintahnya mendorong dan
menjamin kemerdekaan berbicara, beragama, berpendapat, berserikat, menegakkan “rule
of law”, adanya pemerintahan mayoritas yang menghormati hak-hak kelompok minoritas;
dan masyarakat yang warga negaranya saling memberi perlakuan yang sama. Pengertian
tersebut pada dasarnya merujuk pada ucapan Abraham Lincoln mantan Presiden Amerika
Serikat ke-16, yang menyatakan bahwa “demokrasi adalah suatu pemerintahan dari
rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat” atau “the goverment from the people, by the people,
and for the people”.
2. Tiga Tradisi Pemikiran Politik Demokrasi
Secara konseptual, seoerti dikemukakan oleh Carlos Alberto Torres (1998) demokrasi
dapat dilihat dari tiga tradisi pemikiran politik, yakni “clasical Aristotelian theory,
cotemporary doctrine”. Dalam pemikiran Aristotelian demokrasi merupakan salah satu
bentuk pemerintahan, yakni “...the goverment of all citizans who enjoy the benefits of
citizenship:, atau pemerintah oleh seluruh warga negara yang memenuhi syarat
kewareganegaraan. Sementara itu dalam tradisi “medieval theory” yang pada dasarnya
menerapkan “Roman law” dan konsep “popular souvereignity” menempatkan “..a
foundation for the exercaise of power, leaving the supreme power in the hands of people”,
atau suatu landasan pelaksanaan kekuasaan tertinggi di tangan rakyat. Sedangkan dalam
“contemporary doctrine of democracy”, konsep “republican”dipandang sebagai “...the
most genuinely popular form of goverment”,
Atau konsep republik sebagai bentuk pemerintahan rakyat yang murni.
Lebih lanjut, Torres (1998) memandang demokrasi dapat ditinjau dari dua aspek, yakni
di suatu pihak adalah “formal democracy” dan di lain pihak “substansive democracy”.
“Formal democracy” menunjuk pada demokrasi dalam arti sistem pemerintahan. Hal ini
dapat dilihat dari dalam berbagai pelaksanaan demokrasi di berbagai negara. Dalam suatu
negara demokrasi, misalnya demokrasi dapat dijalankan dengan menerapkan sistem
presidensial atau sistem parlementer.
Substantive democracy menunjuk pada bagaimana proses demokrasi itu dilakukan.
Proses demokrasi itu dapat diidentifikasi dalam empat bentuk demokrasi. Pertama,
konsep “protective democracy” yang merujuk pada perumusan Jeremy Bentham dan
Teknik Informatika UNSIA
Vol 1 No. 2 Bulan Januari 2023 8
James Mill ditandai oleh “..the hegemony of market economy”, atau kekuasaan ekonomi
pasar, di mana proses pemilihan umum dilakukan secara reguler sebagai upaya”...to
advance market interests and to protect against the tyrany of the state within this setting”,
yakni untuk memajukan kepentingan pasar dan melindunginya dari tirani negara. Kedua,
“developmental democracy”, yang ditandai oleh konsepi “...the model of man as a
possesive individualist, atau model manusia sebagai individu yang posesive, yakni
manusia sebagai “...conflicting, self intersted consummers and appropriators”, yang
dikompromikan dengan konsepsi “...manusia sebagai “..a being capable of developing
his power or capacity”, atau mhkluk yang mampu mengembangkan kekuasaan atau
kemampuannya. Di samping itu, juga menempatkan “democratic participation” sebagai
“central route to self development”. Ketiga, “equilibrium democracy” atau “pluralist
democracy” yang dikembangkan oleh Joseph Schumpeter, yang berpandangan perlunya
“depreciates the value of participation and appreciates the functional importance of
apathy”, atau penyeimbangan nilai partisipasi dan pentingnya apatisme, dengan alasan
bahwa “Apathy among a majority of citizens now becames functional to democracy,
because intensive participation is inefficient to rational individuals”, yakni bahwa
apatisme di kalangan moyoritas warga negara menjadi fungsional bagi demokrasi karena
partisipasi yang intensive sesungguhnya dipandang tidak efisien bagi individu yang
rasional. Selain itu ditambahkan bahwa “Participation activates the authoritarianism
already leten in the masses, and overloads the systems with demands which it cannot
meet”, yakni bahwa partisipasi membangkitkan otoritarianisme yang laten dalam massa
dan memberikan beban yang berat dengan tuntutan yang tak bisa dipenuhi (Torres, 1998).
Keempat, “participatory democracy” yang diteorikan oleh C.B. Machperson yang
dibangun dari pemikiran paradoks dari J.J. Rousseau yang menyatakan: “We cannot
acheive more democratic participation without a prior change in social inequality and in
consciousness but we cannot achieve the changes in social inequality and consciousness
without a prior increse in democratic participation”, yakni bahwa kita tidak dapat
mencapai partisipasi yang demokratis tanpa perubahan lebih dulu dalam
ketakseimbangan sosial dan kesadaran sosial, tetapi kita juga tidak dapat mencapai
perubahan dalam ketakseimbangan sosial dan kesadran sosial tanpa peningkatan
Teknik Informatika UNSIA
Vol 1 No. 2 Bulan Januari 2023 9
partisipasi lebih dulu. Dengankata lain, perubahan sosial dan partisipasi demokrasi perlu
dikembangkan secara bersamaan karena satu sama lain saling memiliki ketergantungan.
Seperti dikutip dari pandangan Mansbridge dalam “Participation and Democracy
Theory” (Torres,1998) dikatakan bahwa “...the major fuction of participation in the
theory of participatory democracy is... an educative one, educative in a very widest
sense”, yakni bahwa fungsi utama dari partisipasi dalam pandangan teori demokrasi
partisipatif adalah bersifat edukatif dalam arti yang sangat luas. Hal itu dinilai sangat
penting kerena seperti diyakini oleh Peteman dalam Torres (1998) bahwa pengalaman
dalam partisipasi demokrasi “...will develop and foster the democratic personality”, atau
akan mampu mengembangkan dan memantabkan kepribadian yang demokratis. Oleh
karena itu, peranan negara demokrasi harus dilihat dari dua sisi (Torres,1998:149), yakni
demokrasi sebagai “method and content”. Sebagai “method”, demokrasi pada dasrnya
berkenaan dengan “political representation” yang mencakup “regular voting procedures,
free elections, parliamentary and judical system free from executive control, notions of
check and balance in the sistem, predominance of individual rights over colletive rights,
and freedom of speech”. Sedangkan sebagai “content”, sepanjang sejarahnya demokrasi
telah dan akan terus mengalami perkembangan pemikiran manusia mengenai kehidupan
bermasyarakat, berbangsa, bernegara, dan bermasyarakat global.
Uraian di atas adalah contoh pandangan demokrasi dari Carlos Alberto Torres dalam buku
Democracy, Education, and Multiculturalism: Dilemmas of Citizenship in a Global Word
(1998).
3. Pemikiran Tentang Demorasi Indonesia
Suatu negara mempunyai ciri khas dalam pelaksanaan kedaulatan rakyat atau
demokrasinya. Hal ini ditentukan oleh sejarah negara yang bersangkutan, kebudayaan,
pandangan hidup, serta tujuan yang ingin dicapainya. Negara Indonesia telah
mentasbihkan dirinya sebagai negara demokrasi atau negara yang berkedaulatan rakyat.
Sebagai negara demokrasi, demokrasi Indonesia memiliki kekhasan. Apa kekhasan
demokrasi Indonesia itu? Menurut Budiardjo dalam buku Dasar-dasar Ilmu Politik
(2008), demokrasi yang dianut di Indonesia adalah demokrasi yang berdasarkan Pancasila
yang masih terus berkembang dan sifat dan cicri-cirinya terdpat pelbagai tafsiran dan
Teknik Informatika UNSIA
Vol 1 No. 2 Bulan Januari 2023 10
pandangan. Meskipun demikian tidak dapat disangkal bahwa nilai-nilai pokok dari
demokrasi konstitusional telah cukup tersirat dalam UUD NRI 1945. Apa itu demokrasi
Pancasila dan apa itu demokrasi konstitusional? Untuk mendalami hal ini, cobalah Anda
cari berbagai pendapat tentang Demokrasi Pancasila dan Demokrasi kostitusional.
Apakah sebelum muncul istilah demokrasi Pancasila, bangsa Indonesia sudah memiliki
tradisi demokrasi? Ada baiknya kita ikuti pendapat Drs. Mohammad Hatta yang dikenal
sebagai Bapak Demokrasi Indonesia tentang hal tersebut. Menurut Moh. Hatta, kita sudah
mengenal tradisi demokrasi jauh sebelum Indonesia merdeka, yakni demokrasi desa.
Demokrasi desa atau desa-demokrasi merupakan demokrasi asli Indonesia, yang
bercirikan tiga hal yakni 1) cita-cita rapat, 2) cita-cita massa protes, dan 3) cita-cita tolong
menolong. Ketiga unsur demokrasi desa tersebut merupakan dasar pengembangan ke arah
demokrasi Indonesia yang modern. Demokrasi Indonesia yang modern adalah “daulat
rakyat” tidak hanya berdaulat dalam bidang politik, tetapi juga dalam bidang ekonomi
dan sosial.
Gambar 1. Bung Hatta: “demokrasi Indonesia adalah kedaulatan rakyat berdasarkan kolektivitas
yang bersifat disentralistik”.
4. Pentingnya Demokrasi sebagai Sistem Politik Kenegaraan Modern
Demokrasi sebagai bentuk pemerintahan, pada awalnya dimulai dari sejarah Yunani
Kuno. Namun demikian demokrasi saat itu hanya memberikan hak berpartisipasi politik
pada minoritas kaum laki-laki dewasa. Demokrasi di mata para pemikir Yunani Kuno
seperti Plato dan Aristoteles buklanlah bentuk pemerintahan yang ideal. Mereka menilai
demokrasi sebagai pemerintahan oleh orang miskin atau pemerintahan oleh orang dungu.
Demokrasi Yunani Kuno itu selanjutnya tenggelam oleh kemunculan pemerintahan
model Kekaisaran Romawi dan tumbuhnya negara-negara kerajaan Eropa sampai abad
ke-17.
Teknik Informatika UNSIA
Vol 1 No. 2 Bulan Januari 2023 11
Namun demikian pada akhir abad ke-17 lahirlah demokrasi “modern” yang disemai oleh
para pemikir barat seperti Thomas Hobbes, Montesquieu, dan J.J. Resseau, bersama
dengan munculnya konsep negara-bangsa di Eropa. Perkembangan demokrasi semakin
pesat dan diterima semua bangsa terlebih sesudah Perang Dunia II. Suatu penelitian
UNESCO tahun 1949 menyatakan “mungkin bahwa untuk pertama kalinya dalam
sejarah, demokrasi dinyatakan sebagai nama yang paling baik dan wajar untuk semua
sistem organisasi politik dan sosial yang diperjuangkan oleh pendukung-pendukung yang
berpengaruh”.
Gamabar 2. Pilih demokrasi atau nondemokrasi?
Dengan demikian, sampai saat ini, demokrasi diyakini dan diterima sebagai sistem politik
yang bail guna mencapai kesejahteraan bangsa. Hampir semua negara modern
menginginkan dirinya dicap demokrasi. Sebaliknya akan menghindar dari julukan
sebagai negara yang “undemocracy”.
Lalu apa pentingnya demokrasi sehingga menjadi pilihan banyak negara? Adakah pilihan
lain yang lebih baik guna mencapai tujuan bernegara yakni kesejahteraan dan keadilan
rakyatnya? Berikut contoh pendapat warga mengenai pentingnya demokrasi.
Kotak #1: Pentingnya demokrasi
Mengapa kehidupan demokrasi sangat penting dikembangkan dalam kehidupan masyarakat?
Karena demokrasilah yang memegang peranan penting dalam masyarakat dan dalam tata
aturan suatu negara...
Teknik Informatika UNSIA
Vol 1 No. 2 Bulan Januari 2023 12
B. Bentuk-Bentuk Demokrasi
Dilihat dari sistem pemerintahannya, demokrasi ada dua macam yakni sistem presidensil
dan sistem parlementer. Di Indonesia sistem yang dianut adalah sistem presidensil.
Sistem presidensil menekankan pentingnya pemilihan presiden secara langsung, sehingga
presiden terpilih mendapatkan mandat secara langsung dari rakyat. Dalam sistem ini
kekuasaan eksekutif sepenuhnya berada di tangan presiden. Presiden merupakan kepala
negara sekaligus kepala pemerintahan. Kekuasaan presiden dibatasi oleh hukum atau
konstitusi.
Menurut Hague (Damanhuri, 2014:54) sistem presidensil memiliki tiga unsur pokok,
yaitu:
1. Presiden yang dipilih rakyat memimpin pemerintahan dan mengangkat pejabat-pejabat
pemerintahan yang terkait.
2. Presiden dan Dewan Perwakilan Rakyat memiliki masa jabatan tetap dan tidak bisa
saling menjatuhkan .
3. Tidak ada status tumpang tindih antara badan eksekutif dan badan legislatif.
Menurut Jafar (dalam Martini (ed), 2013:110), ciri-ciri pemerintahan yang menggunakan
sistem presidensil, adalah sebagai berikut:
1. Negara dikepalai oleh presiden.
Tanpa adanya demokrasi di suatu negara, dan segala sesuatunya di atur oleh pemerintah,
maka hilanglah kesejahteraan masyarakat dan kacaulah negara tersebut...Demokrasi
sangatlah penting dan di perlukan masyarakat, tidak hanya sekedar pemerintah yang
memegang kendali dalam pengaturan suatu negara, perlu adanya masyarakat yang
kompolemen, mendukung dan masyarakat perlu terlibat dalam pembangunan suatu negara
demi terciptanya kemakmuran dan kesejahteraan negara... Semoga membantu.
Dengan demokrasi tak ada saling ingin menang sendiri, saling memaksakan kehendak, saling
menghina, saling melecehkan, saling menjatuhkan. Yang ada saling menghargai, saling
menghormati, saling mengerti, saling menerima pendapat orang lain, saling lapang dada,
saling tenggang rasa. Dan kehidupan yang nyaman pasti akan tercipta.
Teknik Informatika UNSIA
Vol 1 No. 2 Bulan Januari 2023 13
2. Kekuasaan eksekutif presiden dijalankan berdasarkan kedaulatan yang dipilih dari dan
oleh rakyat melalui badan perwakilan.
3. Presiden mempunyai kekuasaan mengangkat dan memberhentikan Menteri.
4. Menteri tidak bertanggung jawab kepada DPR, melainkan kepada presiden.
5. Presiden dan DPR mempunyai kedudukan yang sama sebagai lembaga negara dan tidak
dapat saling membubarkan.
Selain sistem presidensil, ada juga yang disebut sistem parlementer, sistem ini
menerapkan model hubungan yang menyatu antara kekuasaan eksekutif dan legislatif.
Parlemen adalah pemegang peran utama dalam sistem pemerintahan di negara-negara
yang menerapkannya. Parlemen memiliki kewenangan mengangkat kepala pemerintahan
dan memberhentikannya dengan mengeluarkan mosi tak percaya.
Kepala eksektif adalah berada di tangan seorang perdana menteri, ia dipilih dan
bertanggung jawab pada parlemen. Perdana menteri bisa membubarkan parlemen dengan
cara menyelenggarakan pemilihan umum.
Adapun kepala negara ada pada tangan ratu, raja, sultan, dan sebutan lainnya, misalnya
di Inggris, Kamboja, Brunei Darusalam, dan lainnya. Kepala negara di negara parlemen
memiliki fungsi utama sebagai simbol negara. Dilihat dari cara menyampaikan
pendapatnya, menurut Chamim, dkk (2003), demokrasi dibagi dua yaitu demokrasi
langsung (direct democracy). Selain demokrasi langsung dan demokrasi perwakilan,
menurut Jafar (dalam Martini (ed), 2013:108) terdapat demokrasi perwakilan dengan
sistem pengawasan langsung dari rakyat.
Demokrasi macam ini merupakan campuran antara demokrasi langsung dan demokrasi
perwakilan. Rakyat memilih wakilnya untuk duduk di dalam lembaga perwakilan rakyat,
tetapi wakil rakyat dalam menjalankan tugasnya diawasi rakyat melalui referendum dan
inisiatif rakyat. Demokrasi ini dilaksanakan antara lain di Swiss.
Dilihat dari prinsip ideologinya , demokrasi terbagi dua, yaitu: demokrasi rakyat dan
demokrasi konstitusional, demokrasi rakyat menghendaki tidak adanya perbedaan
berdasar kepada kelas sosial sedangkan demokrasi konstitusional menekankan bahwa
demokrasi harus berdasarkan kepada konstitusi.
Teknik Informatika UNSIA
Vol 1 No. 2 Bulan Januari 2023 14
Menurut ensiklopedia Pemerintahan dan Kewarganegaraan Jilid 5 (2010:5) secara umum
sistem pemerintahan parlementer memiliki ciri-ciri, sebagai berikut:
1. Kekuasaan berada di tangan parlemen.
2. Anggota parlemnen berasal dari partai-partai politik.
3. Perdana menteri diangkat oleh parlemen.
4. Kabinet yang dibentuk oleh perdana menteri berasal dari anggota parlemen yang dalam
praktik berasal dari kekuatan politik yang menguasai kursi parlemen.
5. Anggota kabinet (seluruhnya atau sebagian) adalah anggota parlemen.
6. Perdana menteri bersama dengan kabinetnya bertangung jawab kepada parlemen.
Dengan kata lain, kekuasaan eksekutif berada di bawah parlemen.
7. Ratu, raja, sultan ataupun presiden adalah kepala negara yang menjadi simbol negara.
8. Kepala negara atas saran perdana menteri dapat membubarkan parlemen.
C. Sejarah dan Perkembangan Demokrasi di Indonesia
Pemahaman demokrasi modern berasal dari adanya beragam kepentingan individu.
Dalam upaya mencapai kepentingan-kepentingan tersebut, harus ada wadah bersama
yang menetapkan dan menetukan langkah-langkah mewujudkan kepentingan bersama
tersebut. Wadah itu dibentuk melelui kontrak sosial yang dipelopori oleh teori dari John
Locke dan JJ. Rosseau. Kontrak sosial dapat terwujud melalui 2 tahap/cara, yakni:
1. Perjanjian masyarakat, yaitu perjanjian antar individu untuk membentuk masyarakat.
2. Perjanjian pemerintah, yaitu perjanjian antar masyarakat untuk membentuk
pemerintahan.
Apabila yang berkuasa dalam suatu negara adalah rakyat maka akan lahir negara
demokrasi. Salah satu prinsip dalam kontrak sosial adalah demokrasi, dimana kekuasaan
tertinggi (kedaulatan) berada di tangan rakyat walaupun sudah dibagi-bagi kekuasaannya.
Dengan demikian, demokrasi sebagai sistem pemerintahan memiliki karakteristik sebagai
berikut:
1. Pemerintah atas nama dan tanggung jawab kepada rakyat.
2. Pemerintah oleh, dari, dan untuk rakyat.
3. Tidak ada hak progresif individu, dalam arti tidak ada individu yang memiliki hak
yang lebih utama/tinggi dibandingkan individu lainnya.
Teknik Informatika UNSIA
Vol 1 No. 2 Bulan Januari 2023 15
4. Pemerintahan dijalankan atas kehendak masyarakat tanpa mengabaikan hak.
Negara sebagai suatu organisasi kekuasaan pemerintah meliputi 3 komponen utama yakni
penguasa, hubungan kekuasaan, dan rakyat. Dalam demokrasi, hubungan kekuasaan ini
tidak berlangsung secara bebas mutlak karena kekuasaan pemerintah dibatasi oleh
konstitusi (UUD). Konstitusi berfungsi sebagai hukum dasar yang mengatur hubungan
kekuasaan dalam negara. Karena bersumber dari konstitusi, maka ciri-ciri pemerintahan
dengan demokrasi konstitusional adalah:
1. Pemisah/pembagian fungsi kekuasaan.
2. Pemisahan/pembagian lembaga.
3. Jaminan HAM.
4. Rule of law, dalam arti adanya supremasi hukum, persamaan dalam hukum, dan
kontrol sosial.
Sejak Indonesia merdeka dan berdaulat sebagai sebuah negara pada tanggal 17 Agustus
1945, para Pendiri Negara Indonesia (the Founding Fathers) melalui UUD 1945 (yang
disahkan pada tanggal 18 Agustus 1945) telah menetapkan bahwa Negara Kesatuan
republik Indonesia (selanjutnya disebut NKRI) menganut paham atau ajaran demokrasi,
dimana kedaulatan (kekuasaan tertinggi) berada di tangan rakyat dan dilaksanakan
sepenuhnya oleh Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR). Dengan demikian berarti juga
NKRI tergolong sebagai negara yang menganut paham Demokrasi Perwakilan
(Representative Democracy). Penetapan paham demokrasi sebagai tatanan pengaturan
hubungan antara rakyat di satu pihak dengan negara lain pihak oleh Para Pendiri Negara
Indonesia yang duduk di BPUPKI tersebut, kiranya tidak bisa dilepaskan dari kenyataan
bahwa sebagian terbesarnya pernah mengecap pendidikan barat, baik mengikutinya
secara langsung di negara-negara Eropa Barat (khususnya Belanda), maupun
mengikutinya melalui pendidikan lanjutan atas dan pendidikan tinggi yang
diselenggarakan oleh pemerintah kolonial Belanda di Indonesia sejak beberapa dasawarsa
sebelumnya, sehingga telah cukup akrab dengan ajaran demokrasi yang berkembang di
negara-negara Eropa Barat dan Amerika Serikat. Tambah lagi suasana pada saat itu
(Agustus 1945) negara-negara penganut ajaran demokrasi telah keluar sebagai pemenang
Perang Dunia II.
Teknik Informatika UNSIA
Vol 1 No. 2 Bulan Januari 2023 16
Di dalam praktek kehidupan kenegaraan sejak masa awal kemerdekaan hingga saat ini,
ternyata paham demokrasi perwakilan yang dijalankan di Indonesia terdiri dari beberapa
model demokrasi perwakilan yang saling berbeda satu dengan lainnya.
1. Demokrasi Parlementer (1945-1959)
Demokrasi parlementer adalah sistem demokrasi yang menempatkan parlemen sebagai
bagian fundamental di pemerintahan. Sejalan dengan diberlakukannya UUD Sementara
1950 (UUDS 1959) Indonesia mempraktekkan model Demokrasi Parlementer Murni
(dinamakan juga Demokrasi Liberal), yang diwarnai dengan cerita sedih yang panjang
tentang instabilitas pemerintahan (eksekutif = Kabinet) dan nyaris berujung pada konflik
ideologi di Konstituante pada bulan Juni-Juli 1959.
Pada masa ini digelar Pemilu pertama pada tahun 1955. Pemilu ini diikuti oleh lebih dari
30 partai politik dan lebih dari seratus daftar kumpulan dan calon perorangan. Beberapa
hal yang menarik dari Pemilu 1955 adalah tingginya kesadaran berkompetisi secara sehat.
Misalnya, meski yang menjadi calon anggota DPR adalah perdana menteri dan menteri
yang sedang memerintah, mereka tidak menggunakan fasilitas negara dan otoritasnya
kepada pejabat bawahan untuk menggiring pemilih yang menguntungkan partainya. Akan
tetapi, konsep demokrasi ini dianggap kurang cocok untuk Indonesia. Lemahnya budaya
demokrasi untuk mempraktikan demokrasi model barat ini telah memberi peluang sangat
besar kepada partai-partai politik mendominasi kehidupan sosial politik.
2. Demokrasi Terpimpin (1959-1965)
Demokrasi terpimpin adalah sistem pemerintahan, di mana segala kebijakan atau
keputusan yang diambil dan dijalankan berpusat kepada satu orang, yaitu pemimpin
pemerintahan. Ciri yang paling khas dari konsep demokrasi terpimpin adalah kehadiran
peran dan campur tangan presiden selaku pemimpin tertinggi demokrasi dan revolusi
yakni Presiden Soekarno.
Guna mengatasi konflik yang berpotensi mencerai-beraikan NKRI, maka pada tanggal 5
Juli 1959, Presiden Ir. Soekarno mengeluarkan Dekrit Presiden yang memberlakukan
kembali UUD 1945, dan sejak itu pula diterapkan model Demokrasi Terpimpin yang
diklaim sesuai dengan ideologi Negara Pancasila dan paham Integralistik yang
mengajarkan tentang kesatuan antara rakyat dan negara.
Teknik Informatika UNSIA
Vol 1 No. 2 Bulan Januari 2023 17
Namun belum berlangsung lama, yaitu hanya sekitar enam sampai dengan delapan tahun
dilaksanakannya Demokrasi Terpimpin, kehidupan kenegaraan kembali terancam akibat
konflik politik dan ideologi yang berujung pada peristiwa G30S/PKI pada tanggal 30
September 1965, dan turunnya Ir. Soekarno dari jabatan presiden RI pada tanggal 11
Maret 1968.
Pada masa demokrasi terpimpin banyak terjadi penyelewengan terhadap Pancasila dan
UUD 1945, seperti:
❖ Pembentukan Nasionalis, Agama, dan Komunis (Nasakom).
❖ Tap MPRS No. III/MPRS/1963 tentang Pengangkatan Soekarno sebagai presiden
seumur hidup.
❖ Pembubaran DPR hasil pemilu oleh presiden.
❖ Pengangkatan ketua DPR Gotong Royong/MPRS menjadi menteri negara oleh
presiden.
❖ GBHN bersumber pada pidato presiden tanggal 17 Agustus 1959 yang berjudul
‘Penemuan Kembali Revolusi Kita’ ditetapkan oleh DPA bukan MPRS.
3. Demokrasi Pancasila Era Orde Baru (1965-1998)
Setelah peristiwa G30S PKI terjadi di tahun 1965, terjadi pergantian pemimpin dari
Soekarno menuju Soeharto. Era orde baru ini juga dikenal dikenal dengan istilah
Demokrasi Pancasila yang menjadikan Pancasila sebagai landasan demokrasi. Presiden
Soeharto yang menggantikan Ir. Soekarno sebagai Presiden ke-2 RI dan menerapkan
model Demokrasi yang berbeda lagi, yaitu dinamakan Demokrasi Pancasila (Orba), untuk
menegaskan klaim bahwasannya medel demokrasi inilah yang sesungguhnya sesuai
dengan ideologi negara Pancasila.
Akan tetapi, pada masa rezim Soeharto ini terdapat beberapa penyimpangan, seperti:
❖ Penyelenggaraan pemilu yang tidak jujur dan tidak adil.
❖ Penegakan kebebasan berpolitik bagi Pegawai Negeri Sipil (PNS).
❖ Kekuasaan kehakiman (Yudikatif) yang tidak mandiri karena para hakim adalah
anggota PNS Departemen Kehakiman.
❖ Kurangnya jaminan kebebasan mengemukakan pendapat.
❖ Sistem kepartaian yang otonom dan berat sebelah.
Teknik Informatika UNSIA
Vol 1 No. 2 Bulan Januari 2023 18
❖ Maraknya praktik kolusi, korupsi, dan nepotisme (KKN).
Demokrasi Pancasila (Orba) berhasil bertahan relatif cukup lama dibandingkan dengan
model-model demokrasi lainnya yang pernah diterapkan sebelumnya, yaitu sekitar 32
tahun.
4. Demokrasi Reformasi (1998 - sekarang)
Berakhirnya rezim orde baru yang berkuasa selama 32 tahun melahirkan demokrasi baru
yang dikenal dengan istilah era reformasi. Era reformasi adalah fase demokrasi yang
kembali ke prinsip dasar demokrasi, seperti:
✓ Adanya Pemilu secara langsung.
✓ Kebebasan Pers.
✓ Desentralisasi.
✓ Hak-hak dasar warga negara lebih terjamin.
✓ Rekrutment politik yang inklusif.
D. Membangun Argumen Tentang Dinamika dan Tantangan Demokrasi yang
Bersumber dari Pancasila
1. Majelis Permusyawaratan rakyat
Amandemen UUD 1945 dilakukan pula terhadap ketentuan tentang lembaga
permusyawaratan rakyat, yakni MPR. Sebelum dilakukan perubahan, MPR merupakan
lembaga tinggi Negara. Bagaimana setelah dilakukan perubahan?
Kotak #2: Dinamika susunan keanggotaan dan wewenang MPR
Ketentuan mengenai Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) dalam naskah asli UUD 1945
terdiri atas dua pasal. Kedua pasal tersebut adalah Pasal 2 dengan 3 ayat dan Pasal 3 tanpa
ayat.
Pasal 2
(1) Majelis Permusyawaratan Rakyat terdiri atas anggota-anggota Dewan Perwakilan
Rakyat, ditambah dengan utusan-utusan dari daerah-daerah dan golongan-golongan,
menurut aturan yang ditetapkan dengan undang-undang.
(2) Majelis Permusyawaratan Rakyat bersidang sedikitnya sekali dalam lima tahun di ibu
kota negara.
(3) Segala putusan Majelis Permusyawaratan Rakyat ditetapkan dengan suara terbanyak.
Teknik Informatika UNSIA
Vol 1 No. 2 Bulan Januari 2023 19
Dengan ketentuan baru ini amak terjadilah perubahan mendasar dalam sistem
ketatanegaraan kita. Perubahan apakah itu? Perubahan dari sistem vertikal hierarkis
dengan prinsip supremasi MPR menjadi sistem yang horizontal fundamental dengan
prinsip checks and balance (saling mengawasi dan mengimbangi) antar lembaga negara.
Dalam kaitan dengan pemilihan Presiden dan Wakil Presiden secara langsung, timbul
kewenangan baru bagi MPR, yakni melantik Presiden dan Wakil Presiden (Pasal 3 Ayat
(2) UUD 1945). Kewenangan lain yang muncul berdasarkan ketentuan Pasal 3 Ayat (3)
UUD 1945 adalah MPR berwenang memberhentikan presiden dan/atau wakil Presiden
dalam masa jabatannya menurut UUD. Ketentuan ini harus dihubungkan dengan
ketentuan Pasal 7A UUD 1945 yang berbunyi:
Pasal 3
Majelis Permusyawaratan Rakyat menetapkan Undang-Undang Dasar dan garis-garis besar
daripada haluan negara.
Perubahan UUD 1945 dilakukan terhadap Pasal 2 Ayat (1), yakni mengenai susunan
keanggotaan MPR. Pasal 2 Ayat (2) dan ayat (3) tetap tidak diubah. Adapun Pasal 3 diubah
dari tanpa ayat menjadi Pasal 3 dengan 3 ayat. Rumusan perubahannya adalah sebagai
berikut.
Pasal 2
(1) Majelis Permusyawaratan Rakyat terdiri atas anggota Dewan Perwakilan Rakyat dan
Anggota Dewan Perwakilan Daerah yang dipilih melalui pemilihan umum dan diatur lebih
lanjut dengan undang-undang.
(2) Majelis Permusyawaratan Rakyat bersidang sedikitnya sekali dalam lima tahun di ibu kota
negara.
(3) Segala putusan Majelis Permusyawaratan Rakyat ditetapkan dengan suara terbanyak.
Pasal 3
(1) Majelis Permusyawratan Rakyat berwenang mengubah dan menetapkan Undang-
Undang Dasar.
(2) Majelis Permusyawaratan Rakyat melantik Presiden dan /atau Wakil Presiden.
(3) Majelis Permusyawaratan Rakyat hanya dapat memberhentikan Presiden dan/atau Wakil
Presiden dalam masa jabatannya menurut Undang-Undang dasar.
Teknik Informatika UNSIA
Vol 1 No. 2 Bulan Januari 2023 20
Presiden dan wakil Presiden dapat diberhentikan dalam masa jabatannya oleh Majelis
Permusyawaratan Rakyat atas usul Dewan Perwakilan Rakyat, baik apabila terbukti telah
melakukan pelanggaran hukum berupa pengkhianatan terhadap negara, korupsi,
penyuapan, tindak pidana berat lainnya, atau perbuatan tercela maupun apabila terbukti
tidak lagi memenuhi syarat sebagai Presiden dan/atau Wakil Presiden.
Kewenangan MPR lainnya diatur pula dalam Pasal 8 Ayat (2) dan Ayat (3) UUD 1945.
Pasal tersebut mengatur tentang pengisian lowongan jabatan presiden dan wakil presiden
secara bersama-sama atau bilamana wakil presiden berhalangan tetap. Berikut ini
disajikan bagan tentang MPR.
Gambar 3. Struktur dan Wewenang MPR.
2. Dewan Perwakilan Rakyat
Dalam upaya mempertegas pembagian kekuasaan dan menerapkan prinsip saling
mengawasi dan mengimbangi yang lebih ketat dan transparan, maka ketentuan
mengenai DPR dilakukan perubahan. Perhatikan beberapa perubahan penting berikut
berikut ini.
Kotak #3: Keanggotaan, susunan, dan waktu sidang DPR.
Teknik Informatika UNSIA
Vol 1 No. 2 Bulan Januari 2023 21
Perubahan UUD 1945 membawa pengaruh yang cukup besar terhadap kekuasaan DRP
dalam membentuk undang-undang. Mari kita perhatikan rumusan naskah asli dan
rumusan perubahan yang terjadi berikut ini.
Kotak #4: Kekuasaan DPR dalam membentuk undang-undang.
Rumusan naskah asli
Pasal 19
Susunan Dewan Perwakilan Rakyat ditetapkan dengan undang-undang. Dewan Perwakilan
Rakyat bersidang sedikitnya sekali dalam setahun.
Rumusan Perubahan
Pasal 19
(1)Anggota Dewan Perwakilan Rakyat dipilih melalui pemilihan umum.
(2)Susunan Dewan Perwakilan Rakyat diatur dengan undang-undang.
(3)Dewan Perwakilan Rakyat bersidang sedikitnya sekali dalam setahun.
Rumusan naskah asli
Pasal 20
(1) Tiap-tiap undag-undang menghendaki persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat.
(2) Jika sesuatu rancangan undang-undang tidak mendapat persetujuan Dewan Perwakilan
Rakyat, maka rancangan tadi tidak boleh dimajukan lagi dalam persidangan Dewan
Perwakilan Rakyat masa itu.
Rumusan perubahan
Pasal 20
(1) Dewan Perwakilan Rakyat memegang kekuasaan membentuk undang-undang.
(2) Setiap rancangan undang-undang dibahas oleh Dewan Perwakilan rakyat dan Presiden
untuk mendapat persetujuan bersama.
(3) Jika rancangan undang-undang itu tidak mendapat persetujuan bersama, rancangan
undang-undang itu tidak boleh diajukan lagi dalam persidangan Dewan Perwakilan
Rakyat masa itu.
(4) Presiden mengesahkan rancangan undang-undang yang telah disetujui bersama untuk
menjadi undang-undang.
(5) Dalam hal rancangan undang-undang yang telah disetujui bersama tersebut tidak disahkan
oleh Presiden dalam waktu tiga puluh hari semenjak rancangan undang-undang tersebut
disetujui, rancangan undang-undang tersebut sah menjadi undang-undang dan wajib
diundangkan.
Teknik Informatika UNSIA
Vol 1 No. 2 Bulan Januari 2023 22
Kletentuan mengenai fungsi dan hak DPR serta hak anggota DPR diatur dalam Pasal 20
A dengan empat ayat. Rumusan selengkapnya dapat Anda perhatikan pada kotak 5.
Kotak #5: Fungsi dan hak DPR serta hak anggota DPR
Menurut ketentuan pasal 20 A ayat (1) UUD 1945 fungsi DPR ada tiga, yaitu fungsi
legislatif, fungsi anggaran, dan fungsi pengawasan. Mari kita pahami ketiga fungsi
tersebut.
(1) Fungsi legislatif adalah fungsi membentuk undang-undang yang dibahas dengan
Presiden untuk mendapat persetujuan bersama.
(2) Fungsi anggaran adalah fungsi menyusundan menetapkan anggaran pendapatan dan
belanja negara bersama Presiden dengan memperhatikan pertimbangan DPD.
(3) Fungsi pengawasan adalah fungsi melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, undang-undang, dan
peraturan pelaksanaannya.
Berdasarkan ketetapan Pasal 20 A Ayat (2) DPR mempunyai hak interpelasi, hak angket,
dan hak menyatakan pendapat. Mari kita perhatikan apa makna dari ketiga hak DPR
tersebut:
(1) Hak interpelasi adalah hak DPR untuk meminta keterangan kepada pemerintah
mengenai kebijakan pemerintah yang penting dan strategis serta berdampak luas
pada kehidupan masyarakat dan bernegara.
Pasal 20 A
(1) Dewan Perwakilan rakyat memiliki fungsi legislasi, fungsi anggaran, dan fungsi
pengawasan.
(2) Dalam menjalankan fungsinya, selain hak yang diatur dalam pasal-pasal lain Undang-
Undang Dasar ini, Dewan Perwakilan Rakyat mempunyai hak interpelasi, hak angket, dan
hak menyatakan pendapat.
(3) Selain hak yang diatur dalam pasal-pasal lain undang-undang dasar ini, setiap anggota
Dewan Perwkilan Rakyat mempunyai hak mengajukan pertanyaan, menyampaikan usul dan
pendapat serta hak imunitas.
(4) Ketentuan lebih lanjut tentang hak Dewan Perwakilan Rakyat dan hak anggota Dewan
Perwakilan Rakyat diatur dalam undang-undang.
Teknik Informatika UNSIA
Vol 1 No. 2 Bulan Januari 2023 23
(2) Hak angket adalah Hak DPR untuk melakukan penyelidikan terhadap kebijakan
pemerintah yang penting dan strategis serta berdampak luas pada kehidupan
bermasyarakat dan bernegara yang diduga bertentangan dengan peraturan
perundang-undangan.
(3) Hak menyatakan pendapat adlah hak DPR sebagai lembaga untuk menyatakan
pendapat terhadap kebijakan pemerintah atau mengenai kejadian luar biasa yang
terjadi di tanah air atau situasi dunia internasional. Penyampaian hak ini disertai
dengan rekomendasi penyelesaiannya atau sebagai tindak lanjut pelaksanaan: hak
interpelasi, hak angket, dan terhadap dugaan bahwa Presiden dan/atau Wakil
Presiden melakuakn pelanggaran hukum berupa pengkhianatan terhadap negara,
korupsi, penyuapan, tindak pidana berat lainnya atau perbuatan tercela maupun tidak
lagi memenuhi syarat sebagai Presiden dan/atau Wakil Presiden.
Di samping DPR, anggota DPR juga mempunyai hak tertentu. Hak-hak anggota DPR
tersebut adalah; Mengajukan rancangan undang-undang; Mengajukan pertanyaan;
Menyampaikan usul dan pendapat; Memilih dan dipilih; Membela diri; Imunitas; dan
Protokoler; Keuangan; dan administratif.
4. Dewan Perwakilan Daerah
Ketentuan mengenai Dewan Perwakilan Daerah (DPD) merupakan hal baru dalam UUD
1945. Ketentuan ini diatur dalam bab tersendiri dan terdiri atas dua pasal, yaitu Pasal 22
C dengan 4 ayat dan Pasal 22 D dengan 4 ayat. Perhatikan rumusan selengkapnya berikut
ini:
Kotak #6: Dewan Perwakilan Daerah
Pasal 22 C
(1) Anggota Dewan Perwakilan Daerah dipilih dari setiap provinsi melalui pemilihan
umum.
(2) Anggota Dewan Perwakilan Daerah dari setiap provinsi jumlahnya sama dan
jumlah seluruh anggota Dewan Perwakilan Daerah itu tidak lebih dari sepertiga
jumlah anggota Dewan Perwakilan Rakyat.
(3) Dewan Perwakilan daerah bersidang sedikitnya sekali dalam setahun.
(4) Susunan dan kedudukan Dewan Perwakilan Daerah diatur dengan undang-undang
Pasal 22 D
Teknik Informatika UNSIA
Vol 1 No. 2 Bulan Januari 2023 24
Sistem perwakilan di Indonesia merupakan sistem yang khas. Mengapa dikatakan khas?
Sebab disamping terdapat DPR sebagai lembaga perwakilan berdasarkan aspirasi rakyat,
juga ada DPD sebagai lembaga penampung aspirasi daerah. Demikianlah dinamika yang
terjadi dengan lembaga permusyawaratan dan perwakilan di negara kita yang secara
langsung mempengaruhi kehidupan demokrasi. Dinamika ini tentu saja kita harapkan
akan mendatangkan kemaslahatan kepada semakin sehat dan dinamisnya Demokrasi
Pancasila yang tengah melakukan konsolidasi menuju demokrasi yang matang
(maturation democracy). Hal ini merupakan peluang dan sekaligus tantangan bagi
segenap komponen bangsa.
E. Pendidikan Demokrasi di Indonesia
Pada bagian awal telah dikemukakan bahwa demokrasi bukan sekedar bentuk
pemerintahan maupun sistem politik. Demokrasi adalah sikap hidup yang harus tumbuh
dan berkembang dalam diri warga negara, baik yang sedang memerintah
(1) Dewan Perwakilan daerah dapat mengajukan kepada Dewan Perwakilan Rakyat rancangan
undang-undang yang berkaitan dengan otonomi daerah, hubungan pusat dan daerah,
pembentukan dan pemekaran serta penggabungan daerah, pengelolaan sumber daya alam
dan sumber daya ekonomi lainnya, serta yang berkaitan dengan perimbangan keuangan
pusat dan daerah.
(2) Dewan Perwakilan Daerah ikut membahas rancangan undang-undang yang berkaitan
dengan otonomi daerah; hubungan pusat dan daerah; pembentukan, pemekaran, dan
penggabunagn daerah; pengelolaan sumber daya alam dan sumber daya ekonomi lainnya,
serta perimbangan keuangan pusat dan daerah; serta memberikan pertimbangan kepada
Dewan Perwakilan Rakyat atas rancangan undang-undang anggaran pendapatan dan
belanja negara dan rancangan undang-undang yang berkaitan dengan pajak, pendidikan,
dan agama.
(3) Dewan Perwakilan daerah dapat melakukan pengawasan atas pelaksanaan undang-undang
mengenai: otonomi daerah, pembentukan, pemekaran dan penggabungan daerah,
hubungan pusat dan daerah, pengelolaan sumber daya alam dan sumber ekonomi lainnya,
pelaksanaan anggaran pendapatan dan belanja negara, pajak, pendidikan dan agama serta
menyampaikan hasil pengawasannya itu kepada Dewan Perwakilan Rakyat sebagai bahan
pertimbangan untuk ditindak lanjuti.
(4) Anggota Dewan Perwakilan daerah dapat diberhentikan dari jabatannya, yang syarat-
syarat dan tatacaranya diatur dalam undang-undang.
Teknik Informatika UNSIA
Vol 1 No. 2 Bulan Januari 2023 25
(penyelenggaraan negara) maupun yang tidak sedang memerintah (Warga negara biasa).
Sikap hidup demokrasi ini pada gilirannya akan menghasilkan budaya demokrasi. Sikap
hidup dan budaya demokrasi diperlukan guna mendukung bentuk pemerintahan maupun
sistem politik demokrasi. Negara demokrasi tanpa adanya sikap hidup dan budaya
demokrasi hanya akan menghasilkan kekacauan dan anarki. Demokrasi paling tidak
mencakup dua hal, yaitu struktur dan kultur (Zamroni, 2011). Sekiranya diibaratkan
rumah, rumah demokrasi membutuhkan dua hal, yaitu struktur demokrasi dan kultur
demokrasi.
Dewasa ini dalam alam demokrasi harus ditumbuhkan kesadaran bahwa demokrasi hanya
akan tumbuh kuat jika didukung oleh warga-warga yang demikratis, yakni warga yang
memiliki dan menjalankan sikap hidup demokratis. Ini artinya Warga Negara yang
bersikap dan berbudaya hidup demokratis menjadi syarat bagi berjalannya negara
demokrasi. Sebagaimana dikatakan Bahmueller dalam Udin Winataputra (2001) bahwa
perkembangan demokrasi suatu negara tergantung pada sejumlah faktor yang
menentukan, yakni: tingkat perkembangan ekonomi, perasaan akan identitas nasional,
pengalaman sejarah dan budaya Kewarganegaraan. Budaya Kewarganegaraan
mencerminkan tradisi demokrasi yang ada di masyarakat.
Jika di masyarakat tumbuh budaya demokrasi, maka akan sangat mendukung
perkembangan demokrasi negara yang bersangkutan. Oleh karena itu, tradisi atau budaya
demokrasi di masyarakat perlu untuk ditumbuh kembangkan. Menumbuhkembangkan
budaya demokrasi tersebut dapat dilakukan melalui pendidikan demokrasi. Pendidikan
demokrasi pada hakekatnya adalah sosialisasi nilai-nilai demokrasi supaya bisa diterima
dan dijalankan oleh warga negara. Pendidikan demokrasi secara subtansif menyangkut
sosialisasi, diseminasi, aktualisasi dan implementasi sistem, nilai, konsep dan praktik
demokrasi melalui pendidikan.
Pendidikan demokrasi bertujuan mempersiapkan warga masyarakat berperilaku dan
bertindak demokratis, melalui aktivitas menanamkan pada generasi muda akan menjadi
fondasi bagi negara demokrasi.
Menurut Zamroni (2001), pengetahuan dan kesadaran akan nilai demokrasi itu meliputi
tiga hal. Pertama, kesadaran bahwa demokrasi adalah pola kehidupan yang paling
Teknik Informatika UNSIA
Vol 1 No. 2 Bulan Januari 2023 26
menjamin hak-hak warga masyarakat itu sendiri, demokrasi adalah pilihan terbaik
diantara yang buruk tentang pola hidup bernegara. Kedua, demokrasi adalah sebuah
learning proses yang lama dan tidak sekedar meniru dari masyarakat lain. Ketiga,
kelangsungan demokrasi tergantung pada keberhasilan mentrans-formasikan nilai-nilai
demokrasi pada masyarakat. Lebih lanjut dikatakan, bahwa pendidikan harus mampu
melahirkan manusia-manusia yang demokratis. Tanpa manusia yang memegang teguh
nilai-nilai demokrasi, masyarakat yang demokratis hanya akan merupakan impian belaka.
Pendidikan demokrasi dalam arti luas dapat dilakukan baik secara informal, formal, dan
non formal. Secara informal, pendidikan demokrasi bisa dilakukan dilingkungan keluarga
yang menumbuhkembangkan nilai-nilai demokrasi. Secara formal, pendidikan demokrasi
dilakukan di sekolah baik dalam bentuk intra dan ekstrakurikuler. Sedangkan secara non
formal pendidikan demokrasi berlangsung pada kelompok masyarakat, lembaga swadaya,
partai politik, pers, dan lain-lain.
Penting untuk memberi perhatian mengenai pendidikan demokrasi formal yakni di
sekolah atau lembaga pendidikan lain termasuk pendidikan tinggi. Hal ini dimungkinkan
karena sekolah sebagai lembaga pendidikan yang telah terprogram, terencana teratur dan
berkesinambungan dalam rangka mendidik warga termasuk melakukan pendidikan
demokrasi. Hal yang sangat penting dalam pendidikan demokrasi di sekolah adalah
mengenai kurikulum pendidikan demokrasi yang menyangkut dua hal: penataan dan isi
materi (Winarno, 2007). Penataan menyangkut pemuatan pendidikan demokrasi dalam
suatu kegiatan kurikuler, apakah secara eksplisit dimuat dalam suatu mata pelajaran atau
mata kuliah ataukah disisipkan ke dalam mata pelajaran umum. Sekarang ini mata
pelajaran dan mata kuliah Pendidikan Kewarganegaraan (Civic Education) memuat misi
sebagai pendidikan demokrasi. Mata pelajaran yang lain, yakni ilmu pengetahuan sosial
(Social Studies) juga bertujuan membentuk Warga Negara yang demokratis dan
bertanggung jawab (Permendiknas No. 22 Tahun 2006).
Isi materi berkenaan dengan kajian atau bahan apa sajakah yang layak bagi pendidikan
demokrasi. Agar benar-benar berfungsi sebagai pendidikan demokrasi, maka materinya
perlu ditekankan pada empat hal, yaitu: asal-usul sejarah demokrasi dan perkembangan
demokrasi, sejarah demokrasi di Indonesia, jiwa demokrasi Indonesia berdasar Pancasila
Teknik Informatika UNSIA
Vol 1 No. 2 Bulan Januari 2023 27
dan UUD 1945, dan masa depan demokrasi. Asal-usul demokrasi akan membelajarkan
anak mengenai perkembangan konsep demokrasi dari mulai konsep awal sampai
sekarang menjadi konsep global sekarang ini. Materi tentang demokrasi Indonesia
membelajarkan anak mengenai perkembangan konsep demokrasi dari mulai konsep awal
sampai sekarang menjadi konsep global. Materi tentang demokrasi Indonesia
membelajarkan anak akan kelebihan, kekurangan serta bentuk-bentuk ideal demokrasi
yang tepat untuk Indonesia. Materi masa depan demokrasi akan membangkitkan
kesadaran anak mengenai pentingnya demokrasi serta memahami tentang demokrasi
yang akan muncul di masa depan.
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Demokrasi diartikan sebagai pemerintahan atau kekuasaan dari rakayat oleh rakyat dan
untuk rakyat. Istilah demokrasi ini memberikan posisi penting bagi rakyat sebab dengan
demokrasi, hak-hak rakyat untuk menentukan sendiri jalannya organisasi negara dijamin.
Penerapan demokrasi di berbagai Negara di dunia memiliki ciri khas dan spesifikasi
masing-masing, lazimnya sangat dipengaruhi oleh ciri khas masyarakat sebagai rakyat
dalam suatu negara. Indonesia sendiri menganut demokrasi Pancasila dimana demokrasi
itu dijiwai dan diintegrasikan oleh nilai-nilai luhur Pancasila sehingga tidak dapat
diselewengkan begitu saja.
Implementasi demokrasi Pancasila terlihat pada pesta demokrasi yang diselenggarakan
tiap lima tahun sekali. Dengan diadakannya Pemilihan Umum baik legislatif maupun
presiden dan wakil presiden terutama di era reformasi ini, aspirasi rakyat dan hak-hak
politik rakyat dapat disalurkan secara langsung dan benar serta kedaulatan rakyat yang
selama ini hanya ada dalam angan-angan akhirnya dapat terwujud.
B. Saran
Dari pengalaman masa lalu bangsa kita, kelihatan bahwa demokrasi belum membudaya.
Kita memang telah menganut demokrasi dan bahkan telah dipraktekkan baik dalam
keluarga, masyarakat, mauoun dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Akan tetapi,
Teknik Informatika UNSIA
Vol 1 No. 2 Bulan Januari 2023 28
kita belum membudayakannya. Membudayakan berarti telah menjadi kebiasaan yang
mendarah daging. Mengatakan “Demokrasi telah menjadi budaya” berarti penghayatan
nilai-nilai demokrasi telah menjadi kebiasaan yang mendarah daging diantara warga
negara. Dengan kata lain, demokrasi telah menjadi bagian yang tidak dapat dipisah-
pisahkan dari kehidupannya. Seluruh kehidupannya diwarnai oleh nilai-nilai demokrasi.
Namun, itu belum terjadi. Di media massa kita sering mendengar betapa sering warga
negara, bahkan pemerintah itu sendiri, melanggar nilai-nilai demokrasi. Orang-orang
kurang menghargai kebebasan orang lain, kurang menghargai perbedaan, supremasi
hukum kurang ditegakkan, kesamaan kurang dipraktekkan, partisipasi warga negara atau
orang perorangan baik dalam kehidupan sehari-hari maupun dalam kehidupan politik
belum maksimal, musyawarah kurang dipakai sebagai cara untuk merencanakan suatu
program atau mengatasi suatu masalah bersama, dan seterusnya. Bahkan dalam keluarga
dan masyarakat kita sendiri, nilai-nilai demokrasi itu kurang di praktekkan.
Oleh karena itu sebagai warga negara Indonesia yang baik mari kita budayakan dan
praktikkan demokrasi di Indonesia ini dengan cara menyukseskan program pemiliahan
umum (Pemilu) yang diadakan setiap lima tahun sekali dengan memilih wakil rakyat
secara langsung, umum, bebas, dan rahasia.
UCAPAN TERIMAKASIH
Terima kasih saya ucapkan kepada dosen saya terutama bapak Masidin, SH., MH. sebagai
guru mata kuliah Pendidikan Kewarganegaraan yang telah memberikan materi
perkuliahan secara lengkap dari sesi pertama sampai terakhir, sehingga kami dapat
memahami tentang: 1). Identitas Nasional, 2). Integrasi Nasional, 3). Konstitusi Negara
Kesatuan Republik Indonesia, 4). Hak dan Kewajiban Warga Negara, 5). Ketahanan
Nasional, 6). Aspek Asta Gatra, 7). Sistem Demokrasi, 8). Wawasan Nusantara, 9).
Dinamika Politik Strategi Nasional, 10). Wawasan Kebangsaan dalam Pandangan Bangsa
Indonesia, 11). Tantangan, Hambatan, dan Gangguan (ATHG) dan Paham Radikalisme,
12). Penerapan HAM di Indonesia dan 13). Perspektif Penegakan Hukum yang
Berkeadilan dengan penjelasan dan diskusi materi PKn yang sangat baik. Tidak lupa juga
ucapan terimakasih kepada teman-teman yang telah memberikan semangat dalam belajar.
Teknik Informatika UNSIA
Vol 1 No. 2 Bulan Januari 2023 29
DAFTAR PUSTAKA
1. Imron Fauzi, S. K. (2013). Pendidikan Kewarganegaraan (Civic Education). Jember:
SUPERIOR "Pusat Studi Pemberdayaan Rakyat dan Transformasi Sosial".
2. Mawardi, R. A. (2022, Agustus 19). Sejarah Demokrasi di Indonesia dan
Perkembangannya dari Masa ke Masa. Diambil kembali dari detikEdu :
https://www.detik.com/edu/detikpedia/d-6243165/sejarah-demokrasi-di-indonesia-
dan-perkembangannya-dari-masa-ke-masa. Diakses pada tanggal 01 Februari 2023.
3. Nurwardani, P. (2016). Pendidikan Kewarganegaraan Untuk Perguruan Tinggi.
Jakarta: Direktorat Jendral Pembelajaran dan Kemahasiswaan Kementrian Riset,
Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Republik Indonesia.
4. Masidin, S. ,. (2022). Sistem dan Kehidupan Demokrasi di Indonesia. Pendidikan
Kewarganegaraan, 8-12.
Teknik Informatika UNSIA
Vol 1 No. 2 Bulan Januari 2023 30
Nilai
Tanda Tangan Dosen
Pengampu / Tutor
Tanda Tangan
Mahasiswa
(Masidin, S.H., M.H) (Hendro Gunawan)
Diserahkan pada Tanggal: Tanggal Mengumpulkan:
02/02/2023

More Related Content

Similar to TUGA2_PKn_HENDRO GUNAWAN_NIM 200401072103_ KELAS IT-301.pdf

Rpp ppkn sma xi bab 3 pertemuan 1
Rpp ppkn sma xi bab 3 pertemuan 1Rpp ppkn sma xi bab 3 pertemuan 1
Rpp ppkn sma xi bab 3 pertemuan 1eli priyatna laidan
 
Universitas gunadarma
Universitas gunadarmaUniversitas gunadarma
Universitas gunadarmaasnanjagau
 
Tulisan1 Demokrasi
Tulisan1 DemokrasiTulisan1 Demokrasi
Tulisan1 DemokrasiYusni Sinaga
 
Makalah PKN tentang Demokrasi Islam dan Barat
Makalah PKN tentang Demokrasi Islam dan BaratMakalah PKN tentang Demokrasi Islam dan Barat
Makalah PKN tentang Demokrasi Islam dan BaratReeda Imuet
 
Demokrasi Indonesia.docx
Demokrasi Indonesia.docxDemokrasi Indonesia.docx
Demokrasi Indonesia.docxZukét Printing
 
Analisa penerapan demokrasi di indonesia dengan amerika serikat
Analisa penerapan demokrasi di indonesia dengan amerika serikatAnalisa penerapan demokrasi di indonesia dengan amerika serikat
Analisa penerapan demokrasi di indonesia dengan amerika serikatMuma Amrien Civic
 
Makalah pemilu dan pendidikan partai politik masyarakat
Makalah pemilu dan pendidikan partai politik masyarakatMakalah pemilu dan pendidikan partai politik masyarakat
Makalah pemilu dan pendidikan partai politik masyarakatAmka Azril
 
Demokrasi di India dan Komunisme di China
Demokrasi di India dan Komunisme di ChinaDemokrasi di India dan Komunisme di China
Demokrasi di India dan Komunisme di ChinaAISYAH SAKINAH
 
Demokrasi indonesia
Demokrasi indonesiaDemokrasi indonesia
Demokrasi indonesiaChe Bintank
 
TEMA DEMOKRASI PROJEK KUMER KELAS 11.pptx
TEMA DEMOKRASI PROJEK KUMER KELAS 11.pptxTEMA DEMOKRASI PROJEK KUMER KELAS 11.pptx
TEMA DEMOKRASI PROJEK KUMER KELAS 11.pptxNabilaNuzulRamadhani
 
DEMOKRASI DI LINGKUNGAN MASYARAKAT.docx
DEMOKRASI DI LINGKUNGAN MASYARAKAT.docxDEMOKRASI DI LINGKUNGAN MASYARAKAT.docx
DEMOKRASI DI LINGKUNGAN MASYARAKAT.docxAlyaraisa Alpasha
 

Similar to TUGA2_PKn_HENDRO GUNAWAN_NIM 200401072103_ KELAS IT-301.pdf (20)

Makalah demokrasi di indonesia
Makalah demokrasi di indonesiaMakalah demokrasi di indonesia
Makalah demokrasi di indonesia
 
Makalah demokrasi di indonesia
Makalah demokrasi di indonesiaMakalah demokrasi di indonesia
Makalah demokrasi di indonesia
 
Makalah demokrasi di indonesia
Makalah demokrasi di indonesiaMakalah demokrasi di indonesia
Makalah demokrasi di indonesia
 
Makalah demokrasi di indonesia
Makalah demokrasi di indonesiaMakalah demokrasi di indonesia
Makalah demokrasi di indonesia
 
Makalah demokrasi di indonesia
Makalah demokrasi di indonesiaMakalah demokrasi di indonesia
Makalah demokrasi di indonesia
 
Rpp ppkn sma xi bab 3 pertemuan 1
Rpp ppkn sma xi bab 3 pertemuan 1Rpp ppkn sma xi bab 3 pertemuan 1
Rpp ppkn sma xi bab 3 pertemuan 1
 
Universitas gunadarma
Universitas gunadarmaUniversitas gunadarma
Universitas gunadarma
 
Tulisan1 Demokrasi
Tulisan1 DemokrasiTulisan1 Demokrasi
Tulisan1 Demokrasi
 
Makalah PKN tentang Demokrasi Islam dan Barat
Makalah PKN tentang Demokrasi Islam dan BaratMakalah PKN tentang Demokrasi Islam dan Barat
Makalah PKN tentang Demokrasi Islam dan Barat
 
Demokrasi Indonesia.pdf
Demokrasi Indonesia.pdfDemokrasi Indonesia.pdf
Demokrasi Indonesia.pdf
 
Demokrasi Indonesia.docx
Demokrasi Indonesia.docxDemokrasi Indonesia.docx
Demokrasi Indonesia.docx
 
Tugas kelompok pkn 2
Tugas kelompok pkn 2Tugas kelompok pkn 2
Tugas kelompok pkn 2
 
Analisa penerapan demokrasi di indonesia dengan amerika serikat
Analisa penerapan demokrasi di indonesia dengan amerika serikatAnalisa penerapan demokrasi di indonesia dengan amerika serikat
Analisa penerapan demokrasi di indonesia dengan amerika serikat
 
Kwn bab 4
Kwn bab 4Kwn bab 4
Kwn bab 4
 
Makalah tentang demokrasi
Makalah tentang demokrasiMakalah tentang demokrasi
Makalah tentang demokrasi
 
Makalah pemilu dan pendidikan partai politik masyarakat
Makalah pemilu dan pendidikan partai politik masyarakatMakalah pemilu dan pendidikan partai politik masyarakat
Makalah pemilu dan pendidikan partai politik masyarakat
 
Demokrasi di India dan Komunisme di China
Demokrasi di India dan Komunisme di ChinaDemokrasi di India dan Komunisme di China
Demokrasi di India dan Komunisme di China
 
Demokrasi indonesia
Demokrasi indonesiaDemokrasi indonesia
Demokrasi indonesia
 
TEMA DEMOKRASI PROJEK KUMER KELAS 11.pptx
TEMA DEMOKRASI PROJEK KUMER KELAS 11.pptxTEMA DEMOKRASI PROJEK KUMER KELAS 11.pptx
TEMA DEMOKRASI PROJEK KUMER KELAS 11.pptx
 
DEMOKRASI DI LINGKUNGAN MASYARAKAT.docx
DEMOKRASI DI LINGKUNGAN MASYARAKAT.docxDEMOKRASI DI LINGKUNGAN MASYARAKAT.docx
DEMOKRASI DI LINGKUNGAN MASYARAKAT.docx
 

More from HendroGunawan8

Estetika Humanisme Diskusi Modul Ke-6.pdf
Estetika Humanisme Diskusi Modul Ke-6.pdfEstetika Humanisme Diskusi Modul Ke-6.pdf
Estetika Humanisme Diskusi Modul Ke-6.pdfHendroGunawan8
 
Estetika Humanisme Diskusi Modul Part Ke-6.pdf
Estetika Humanisme Diskusi Modul Part Ke-6.pdfEstetika Humanisme Diskusi Modul Part Ke-6.pdf
Estetika Humanisme Diskusi Modul Part Ke-6.pdfHendroGunawan8
 
Pengolahan Citra Diskusi Pertemuan Ke-5.pdf
Pengolahan Citra Diskusi Pertemuan Ke-5.pdfPengolahan Citra Diskusi Pertemuan Ke-5.pdf
Pengolahan Citra Diskusi Pertemuan Ke-5.pdfHendroGunawan8
 
Diskusi Modul Sistem Pakar Sesi Ke-5.pdf
Diskusi Modul Sistem Pakar Sesi Ke-5.pdfDiskusi Modul Sistem Pakar Sesi Ke-5.pdf
Diskusi Modul Sistem Pakar Sesi Ke-5.pdfHendroGunawan8
 
Diskusi Modul Sistem Pakar Sesi Ke-5.pdf
Diskusi Modul Sistem Pakar Sesi Ke-5.pdfDiskusi Modul Sistem Pakar Sesi Ke-5.pdf
Diskusi Modul Sistem Pakar Sesi Ke-5.pdfHendroGunawan8
 
Estetstika Humanisme_Hendro Gunawan_200401072103_IT-05.docx
Estetstika Humanisme_Hendro Gunawan_200401072103_IT-05.docxEstetstika Humanisme_Hendro Gunawan_200401072103_IT-05.docx
Estetstika Humanisme_Hendro Gunawan_200401072103_IT-05.docxHendroGunawan8
 
Jaringan VOIP Ringkasan Video Pertemuan Ke-4.pdf
Jaringan VOIP Ringkasan Video Pertemuan Ke-4.pdfJaringan VOIP Ringkasan Video Pertemuan Ke-4.pdf
Jaringan VOIP Ringkasan Video Pertemuan Ke-4.pdfHendroGunawan8
 
Estetika Humanisme Diskusi Modul Part Ke-4 (DipulihkanOtomatis).pdf
Estetika Humanisme Diskusi Modul Part Ke-4 (DipulihkanOtomatis).pdfEstetika Humanisme Diskusi Modul Part Ke-4 (DipulihkanOtomatis).pdf
Estetika Humanisme Diskusi Modul Part Ke-4 (DipulihkanOtomatis).pdfHendroGunawan8
 
Estetika Humanisme Diskusi Video Sesi Ke-4.pdf
Estetika Humanisme Diskusi Video Sesi Ke-4.pdfEstetika Humanisme Diskusi Video Sesi Ke-4.pdf
Estetika Humanisme Diskusi Video Sesi Ke-4.pdfHendroGunawan8
 
Pengolahan Citra Diskusi Pertemuan Ke-4.pdf
Pengolahan Citra Diskusi Pertemuan Ke-4.pdfPengolahan Citra Diskusi Pertemuan Ke-4.pdf
Pengolahan Citra Diskusi Pertemuan Ke-4.pdfHendroGunawan8
 
Diskusi Modul Sistem Pakar Sesi Ke-4.pdf
Diskusi Modul Sistem Pakar Sesi Ke-4.pdfDiskusi Modul Sistem Pakar Sesi Ke-4.pdf
Diskusi Modul Sistem Pakar Sesi Ke-4.pdfHendroGunawan8
 
Diskusi PPT Sistem Pakar Sesi Ke-4 Simple Naïve Bayesian Classifier .pdf
Diskusi PPT Sistem Pakar Sesi Ke-4 Simple Naïve Bayesian Classifier .pdfDiskusi PPT Sistem Pakar Sesi Ke-4 Simple Naïve Bayesian Classifier .pdf
Diskusi PPT Sistem Pakar Sesi Ke-4 Simple Naïve Bayesian Classifier .pdfHendroGunawan8
 
Estetika Humanisme Diskusi Modul Part Ke-3.pdf
Estetika Humanisme Diskusi Modul Part Ke-3.pdfEstetika Humanisme Diskusi Modul Part Ke-3.pdf
Estetika Humanisme Diskusi Modul Part Ke-3.pdfHendroGunawan8
 
Diskusi Modul Sistem Pakar Sesi Ke-3.pdf
Diskusi Modul Sistem Pakar Sesi Ke-3.pdfDiskusi Modul Sistem Pakar Sesi Ke-3.pdf
Diskusi Modul Sistem Pakar Sesi Ke-3.pdfHendroGunawan8
 
Diskusi Modul Sistem Pakar Sesi Ke-3.pdf
Diskusi Modul Sistem Pakar Sesi Ke-3.pdfDiskusi Modul Sistem Pakar Sesi Ke-3.pdf
Diskusi Modul Sistem Pakar Sesi Ke-3.pdfHendroGunawan8
 
Estetika Humanisme Diskusi Video Sesi Ke-3 (DipulihkanOtomatis).pdf
Estetika Humanisme Diskusi Video Sesi Ke-3 (DipulihkanOtomatis).pdfEstetika Humanisme Diskusi Video Sesi Ke-3 (DipulihkanOtomatis).pdf
Estetika Humanisme Diskusi Video Sesi Ke-3 (DipulihkanOtomatis).pdfHendroGunawan8
 
Pengolahan Citra Diskusi Pertemuan Ke-2.pdf
Pengolahan Citra Diskusi Pertemuan Ke-2.pdfPengolahan Citra Diskusi Pertemuan Ke-2.pdf
Pengolahan Citra Diskusi Pertemuan Ke-2.pdfHendroGunawan8
 
Protokol dan prosedur yang menyediakan layanan komunikasi multimedia audio, v...
Protokol dan prosedur yang menyediakan layanan komunikasi multimedia audio, v...Protokol dan prosedur yang menyediakan layanan komunikasi multimedia audio, v...
Protokol dan prosedur yang menyediakan layanan komunikasi multimedia audio, v...HendroGunawan8
 
Estetika Humanisme Diskusi Modul Ke-2 Sesi Ke-2.pdf
Estetika Humanisme Diskusi Modul Ke-2 Sesi Ke-2.pdfEstetika Humanisme Diskusi Modul Ke-2 Sesi Ke-2.pdf
Estetika Humanisme Diskusi Modul Ke-2 Sesi Ke-2.pdfHendroGunawan8
 
Estetika Humanisme Diskusi Modul Ke-1 Pertemuan Ke-2.pdf
Estetika Humanisme Diskusi Modul Ke-1 Pertemuan Ke-2.pdfEstetika Humanisme Diskusi Modul Ke-1 Pertemuan Ke-2.pdf
Estetika Humanisme Diskusi Modul Ke-1 Pertemuan Ke-2.pdfHendroGunawan8
 

More from HendroGunawan8 (20)

Estetika Humanisme Diskusi Modul Ke-6.pdf
Estetika Humanisme Diskusi Modul Ke-6.pdfEstetika Humanisme Diskusi Modul Ke-6.pdf
Estetika Humanisme Diskusi Modul Ke-6.pdf
 
Estetika Humanisme Diskusi Modul Part Ke-6.pdf
Estetika Humanisme Diskusi Modul Part Ke-6.pdfEstetika Humanisme Diskusi Modul Part Ke-6.pdf
Estetika Humanisme Diskusi Modul Part Ke-6.pdf
 
Pengolahan Citra Diskusi Pertemuan Ke-5.pdf
Pengolahan Citra Diskusi Pertemuan Ke-5.pdfPengolahan Citra Diskusi Pertemuan Ke-5.pdf
Pengolahan Citra Diskusi Pertemuan Ke-5.pdf
 
Diskusi Modul Sistem Pakar Sesi Ke-5.pdf
Diskusi Modul Sistem Pakar Sesi Ke-5.pdfDiskusi Modul Sistem Pakar Sesi Ke-5.pdf
Diskusi Modul Sistem Pakar Sesi Ke-5.pdf
 
Diskusi Modul Sistem Pakar Sesi Ke-5.pdf
Diskusi Modul Sistem Pakar Sesi Ke-5.pdfDiskusi Modul Sistem Pakar Sesi Ke-5.pdf
Diskusi Modul Sistem Pakar Sesi Ke-5.pdf
 
Estetstika Humanisme_Hendro Gunawan_200401072103_IT-05.docx
Estetstika Humanisme_Hendro Gunawan_200401072103_IT-05.docxEstetstika Humanisme_Hendro Gunawan_200401072103_IT-05.docx
Estetstika Humanisme_Hendro Gunawan_200401072103_IT-05.docx
 
Jaringan VOIP Ringkasan Video Pertemuan Ke-4.pdf
Jaringan VOIP Ringkasan Video Pertemuan Ke-4.pdfJaringan VOIP Ringkasan Video Pertemuan Ke-4.pdf
Jaringan VOIP Ringkasan Video Pertemuan Ke-4.pdf
 
Estetika Humanisme Diskusi Modul Part Ke-4 (DipulihkanOtomatis).pdf
Estetika Humanisme Diskusi Modul Part Ke-4 (DipulihkanOtomatis).pdfEstetika Humanisme Diskusi Modul Part Ke-4 (DipulihkanOtomatis).pdf
Estetika Humanisme Diskusi Modul Part Ke-4 (DipulihkanOtomatis).pdf
 
Estetika Humanisme Diskusi Video Sesi Ke-4.pdf
Estetika Humanisme Diskusi Video Sesi Ke-4.pdfEstetika Humanisme Diskusi Video Sesi Ke-4.pdf
Estetika Humanisme Diskusi Video Sesi Ke-4.pdf
 
Pengolahan Citra Diskusi Pertemuan Ke-4.pdf
Pengolahan Citra Diskusi Pertemuan Ke-4.pdfPengolahan Citra Diskusi Pertemuan Ke-4.pdf
Pengolahan Citra Diskusi Pertemuan Ke-4.pdf
 
Diskusi Modul Sistem Pakar Sesi Ke-4.pdf
Diskusi Modul Sistem Pakar Sesi Ke-4.pdfDiskusi Modul Sistem Pakar Sesi Ke-4.pdf
Diskusi Modul Sistem Pakar Sesi Ke-4.pdf
 
Diskusi PPT Sistem Pakar Sesi Ke-4 Simple Naïve Bayesian Classifier .pdf
Diskusi PPT Sistem Pakar Sesi Ke-4 Simple Naïve Bayesian Classifier .pdfDiskusi PPT Sistem Pakar Sesi Ke-4 Simple Naïve Bayesian Classifier .pdf
Diskusi PPT Sistem Pakar Sesi Ke-4 Simple Naïve Bayesian Classifier .pdf
 
Estetika Humanisme Diskusi Modul Part Ke-3.pdf
Estetika Humanisme Diskusi Modul Part Ke-3.pdfEstetika Humanisme Diskusi Modul Part Ke-3.pdf
Estetika Humanisme Diskusi Modul Part Ke-3.pdf
 
Diskusi Modul Sistem Pakar Sesi Ke-3.pdf
Diskusi Modul Sistem Pakar Sesi Ke-3.pdfDiskusi Modul Sistem Pakar Sesi Ke-3.pdf
Diskusi Modul Sistem Pakar Sesi Ke-3.pdf
 
Diskusi Modul Sistem Pakar Sesi Ke-3.pdf
Diskusi Modul Sistem Pakar Sesi Ke-3.pdfDiskusi Modul Sistem Pakar Sesi Ke-3.pdf
Diskusi Modul Sistem Pakar Sesi Ke-3.pdf
 
Estetika Humanisme Diskusi Video Sesi Ke-3 (DipulihkanOtomatis).pdf
Estetika Humanisme Diskusi Video Sesi Ke-3 (DipulihkanOtomatis).pdfEstetika Humanisme Diskusi Video Sesi Ke-3 (DipulihkanOtomatis).pdf
Estetika Humanisme Diskusi Video Sesi Ke-3 (DipulihkanOtomatis).pdf
 
Pengolahan Citra Diskusi Pertemuan Ke-2.pdf
Pengolahan Citra Diskusi Pertemuan Ke-2.pdfPengolahan Citra Diskusi Pertemuan Ke-2.pdf
Pengolahan Citra Diskusi Pertemuan Ke-2.pdf
 
Protokol dan prosedur yang menyediakan layanan komunikasi multimedia audio, v...
Protokol dan prosedur yang menyediakan layanan komunikasi multimedia audio, v...Protokol dan prosedur yang menyediakan layanan komunikasi multimedia audio, v...
Protokol dan prosedur yang menyediakan layanan komunikasi multimedia audio, v...
 
Estetika Humanisme Diskusi Modul Ke-2 Sesi Ke-2.pdf
Estetika Humanisme Diskusi Modul Ke-2 Sesi Ke-2.pdfEstetika Humanisme Diskusi Modul Ke-2 Sesi Ke-2.pdf
Estetika Humanisme Diskusi Modul Ke-2 Sesi Ke-2.pdf
 
Estetika Humanisme Diskusi Modul Ke-1 Pertemuan Ke-2.pdf
Estetika Humanisme Diskusi Modul Ke-1 Pertemuan Ke-2.pdfEstetika Humanisme Diskusi Modul Ke-1 Pertemuan Ke-2.pdf
Estetika Humanisme Diskusi Modul Ke-1 Pertemuan Ke-2.pdf
 

Recently uploaded

Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).pptKenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).pptnovibernadina
 
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...pipinafindraputri1
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptxDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptxwawan479953
 
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.pptLATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.pptPpsSambirejo
 
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdfAksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdfEniNuraeni29
 
SOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAY
SOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAYSOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAY
SOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAYNovitaDewi98
 
PANDUAN PENGEMBANGAN KSP SMA SUMBAR TAHUN 2024 (1).pptx
PANDUAN PENGEMBANGAN KSP SMA SUMBAR TAHUN 2024 (1).pptxPANDUAN PENGEMBANGAN KSP SMA SUMBAR TAHUN 2024 (1).pptx
PANDUAN PENGEMBANGAN KSP SMA SUMBAR TAHUN 2024 (1).pptxfitriaoskar
 
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsxvIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsxsyahrulutama16
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
Konseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusia
Konseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusiaKonseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusia
Konseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusiaharnosuharno5
 
7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx
7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx
7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptxSusanSanti20
 
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKAKELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKAppgauliananda03
 
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.pptHAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.pptnabilafarahdiba95
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
Materi Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptx
Materi Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptxMateri Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptx
Materi Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptxSaujiOji
 
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"baimmuhammad71
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptxBAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptxJuliBriana2
 
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptxOPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptxDedeRosza
 

Recently uploaded (20)

Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).pptKenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
 
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptxDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
 
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.pptLATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
 
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdfAksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
 
SOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAY
SOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAYSOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAY
SOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAY
 
PANDUAN PENGEMBANGAN KSP SMA SUMBAR TAHUN 2024 (1).pptx
PANDUAN PENGEMBANGAN KSP SMA SUMBAR TAHUN 2024 (1).pptxPANDUAN PENGEMBANGAN KSP SMA SUMBAR TAHUN 2024 (1).pptx
PANDUAN PENGEMBANGAN KSP SMA SUMBAR TAHUN 2024 (1).pptx
 
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsxvIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Konseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusia
Konseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusiaKonseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusia
Konseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusia
 
7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx
7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx
7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx
 
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKAKELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
 
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.pptHAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Materi Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptx
Materi Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptxMateri Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptx
Materi Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptx
 
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptxBAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
 
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptxOPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
 

TUGA2_PKn_HENDRO GUNAWAN_NIM 200401072103_ KELAS IT-301.pdf

  • 1. Vol 1 No. 2 Bulan Januari 2023 Pendidikan Kewarganegaraan Mata Kuliah : Pendidikan Kewarganegaraan Kelas : IT-301 Program Studi : PJJ Informatika Nama : Hendro Gunawan 200401072103 Dosen : Masidin, S.H., M.H. UNIVERSITAS SIBER ASIA JAKARTA Tugas 2
  • 2. Teknik Informatika UNSIA Vol 1 No. 2 Bulan Januari 2023 i Kata Pengantar Salam sejahtera kami ucapkan kepada teman-teman, dosen dan segenap unsur yang ada di Universitas Siber Asia semoga dengan terselesainya tugas 2 yang diberikan oleh dosen pengajar mata kuliah Pendidikan Kewarganegaraan Bapak Masidin , SH., MH. ini dapat menambah wawasan tentang Sistem dan Kehidupan Demokrasi di Indonesia. Dengan terselesainya pengerjaan tugas 2 ini diharapkan juga dapat menambah semangat dalam belajar untuk kedepannya serta memberikan nilai lebih dalam belajar. Dalam makalah ini terdapat beberapa penjelasan mengenai Sistem dan Kehidupan Demokrasi di Indonesia yaitu diantaranya membahas tentang apa arti demokrasi, dimana demokrasi berasal dari bahasa Yunani yaitu “demos” yang artinya rakyat dan “kratein” yang berarti pemerintahan, sehingga dapat diartikan bahwa demokrasi adalah pemerintahan yang dipegang oleh rakyat, (from, by and for the people). Kemudian terdapat penjelasan mengenai bentuk-bentuk demokrasi, dilihat dari sistem pemerintahannya dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu sistem presidensil dan sistem parlementer. Kemudian dijelaskan pula bagaimana sejarah dan perkembangan demokrasi di Indonesia dari awal hingga sekarang. Pertama negara Indonesia menganut sistem yang dinamakan demokrasi Parlementer, kemudian ganti lagi dengan sistem demokrasi Terpimpin, karena tidak cocok mengunakan sistem demokrasi ini maka diubahlah oleh presiden Soeharto menjadi sistem demokrasi Pancasila (orde baru) dan yang terakhir sistem demokrasi yang dianut oleh bangsa Indonesia saat ini adalah sistem demokrasi reformasi. Dan yang terakhir adalah bagaimana cara menegakkan sistem demokrasi yang ada di Indonesia ini. Salah satu upaya yang dilakukan yaitu dengan mensosialisasikan pendidikan demokrasi di sekolah-sekolah ataupun di lembaga-lembaga pendidikan lain termasuk pendidikan tinggi. Sekian kata pengantar dari saya atas kritik dan saran yang membangun dari teman- teman saya ucapkan terima kasih semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua.
  • 3. Teknik Informatika UNSIA Vol 1 No. 2 Bulan Januari 2023 ii Daftar Isi Kata Pengantar....................................................................................................................i Daftar Isi............................................................................................................................ii I. PENDAHULUAN..........................................................................................................1 A. Latar Belakang Masalah...........................................................................................1 B. Rumusan Masalah....................................................................................................2 C. Tujuan dan Manfaat.................................................................................................2 D. Metode Penelitian....................................................................................................3 E. Sistematika Penulisan..............................................................................................3 II. TINJAUAN PUSTAKA................................................................................................3 A. Tinjauan Tentang Demokrasi...................................................................................3 B.Nilai-Nilai Ideal Demokrasi......................................................................................4 C.Unsur-Unsur Penegak Demokrasi.............................................................................4 III. PEMBAHASAN..........................................................................................................6 A. Pengertian Demokrasi..............................................................................................6 1. Apa Itu Demokrasi.............................................................................................6 2. Tiga Tradisi Pemikiran Politik Demokrasi.........................................................7 3. Pemikiran Tentang Demokrasi Indonesia..........................................................9 4. Pentingnya Demokrasi sebagai Sistem Politik Kenegaraan Modern................10 B. Bentuk-Bentuk Demokrasi ....................................................................................12 C. Sejarah dan Perkembangan Demokrasi di Indonesia..............................................14 1. Demokrasi Parlementer (1945-1959)...............................................................16 2. Demokrasi Terpimpin (1959-1965).................................................................16 3. Demokrasi Pancasila Era Orde Baru (1965-1998)............................................17 4. Demokrasi Reformasi (1998-sekarang)...........................................................18 D. Membangun Argmen tentang Dinamika dan Tantangan Demokrasi yang Bersumber dari Pancasila.....................................................................................18
  • 4. Teknik Informatika UNSIA Vol 1 No. 2 Bulan Januari 2023 iii 1. Majelis Permusyawaratan Rakyat....................................................................18 2. Dewan Perwakilan Rakyat...............................................................................20 3. Dewan Perwakilan daerah................................................................................23 E. Pendidikan Demokrasi di Indonesia.......................................................................24 IV. PENUTUP.................................................................................................................27 A. Kesimpulan............................................................................................................27 B. Saran......................................................................................................................27 UCAPAN TERIMA KASIH............................................................................................28 DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................29
  • 5. Vol 1 No. 2 Bulan Januari 2023 1 Sistem dan Kehidupan Demokrasi di Indonesia Nama penulis: Hendro Gunawan # Program studi: PJJ Informatika, Nama Universitas: Universitas Siber Asia Kampus Menara, Jl..RM.Harsono No.1, Ragunan, Pasar Minggu Kota Jakarta Selatan, Daerah Khusus Ibukota Jakarta. Email: hendro.gnwn@outlook.com BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap warga mendambakan pemerintahan demokratis yang menjamin tegaknya kedaulatan rakyat. Hasrat ini dilandasi pemahaman bahwa pemerintahan demokratis memberi peluang bagi tumbuhnya prinsip menghargai keberadaan individu untuk berpartisipasi dalam kehidupan bernegara secara maksimal. Karena itu, demokrasi perlu ditumbuhkan, dipelihara, dan dihormati oleh setiap warga negara. Setiap negara mempunyai ciri khas dalam pelaksanaan kedaulatan rakyat atau demokrasinya. Hal ini ditentukan oleh sejarah negara yang bersangkutan, kebudayaan, pandangan hidup, serta tujuan yang ingin dicapainya. Dengan demikian pada setiap negara terdapat corak khas demokrasi yang tercermin pada pola sikap, keyakinan dan perasaan tertentu yang mendasari, mengarahkan, dan memberi arti pada tingkah laku dan proses demokrasi dalam suatu sistem politik. Demokrasi adalah bentuk atau mekanisme sistem pemerintahan suatu negara sebagai upaya mewujudkan kedaulatan rakyat (kekuasaan warga negara) atas negara untuk dijalankan oleh pemerintah negara tersebut. Salah satu pilar demokrasi adalah prinsip trias politica yang membagi ketiga kekuasaan politik negara (eksekutif, yudikatif, dan legislatif) untuk diwujudkan dalam tiga jenis lembaga negara yang saling lepas (independen) dan berada dalam peringkat yang sesjajar satu sama lain. Kesejajaran dan independensi ketiga jenis lembaga negara ini diperlukan agar ketiga lembaga negara ini bisa saling mengawasi dan saling menbgontrol berdasarkan prinsip checks and balances.
  • 6. Teknik Informatika UNSIA Vol 1 No. 2 Bulan Januari 2023 2 Berawal dari kemenangan Negara-negara Sekutu (Eropa Barat dan Amerika Serikat) terhadap Negara-negara Axis (Jerman, Italia & Jepang) pada Perang Dunia II (1945), dan disusul kemudian dengan keruntuhan Uni Soviet yang berlandaskan paham Komunisme di akhir Abad XX, maka paham demokrasi yang dianut oleh Negara-negara Eropa Barat dan Amerika Utara menjadi paham yang mendominasi tata kehidupan umat manusia di dunia dewasa ini. Suatu bangsa atau masyarakat di Abad XXI ini baru mendapat pengakuan sebagai warga dunia yang beradab (civilized) bilamana menerima dan menerapkan demokrasi sebagai landasan dan pengaturan tatanan kehidupan kenegaraannya. Sementara bangsa atau masyarakat yang menolak demokrasi dinilai sebagai bangsa/masyarakat yang belum beradab (uncivilized). Indonesia adalah salah satu negara yang menjunjung tinggi demokrasi. Untuk di Asia Tenggara, Indonesia adalah negara yang paling terbaik menjalankan demokrasinya, mungkin kita bisa merasa bangga dengan keadaan itu. Di dalam praktek kehidupan kenegaraan sejak masa awal kemerdekaan hingga saat ini, ternyata paham demokrasi perwakilan yang dijalankan di Indonesia terdiri dari beberapa model demokrasi perwakilan yang saling berbeda satu dengan yang lainnya. B. Rumusan Masalah Dengan melihat latar belakang masalah yang telah dikemukakan maka, beberapa masalah yang dapat penulis rumuskan dan akan dibahas dalam laporan ini adalah: 1. Apakah pengertian demokrasi? 2. Bagaimakah bentuk-bentuk demokrasi? 3. Bagaimanakah sejarah dan perkembangan demokrasi di Indonesia? 4. Bagaimana pendidikan demokrasi di Indonesia? C. Tujuan dan Manfaat 1. Mengetahui pengertian demokrasi. 2. Mengetahui bentuk-bentuk demokrasi. 3. Mengetahui sejarah dan perkembangan demokrasi di Indonesia.
  • 7. Teknik Informatika UNSIA Vol 1 No. 2 Bulan Januari 2023 3 4. Mengetahui pendidikan demokrasi di Indonesia. 5. Mengetahui bagaimana pendidikan demokrasi di Indonesia. D. Metode Penelitian Metode yang digunakan penulis dalam penyusunan makalah ini yaitu dengan mengumpulkan informasi dari berbagai sumber buku dan browsing di internet. E. Sistematika Penulisan Dalam penyusunan makalah ini terdiri dari hal-hal yang saling berkaitan antara bab I sampai dengan bab IV yang memuat bebrapa isi sebagai berikut: BAB I Pendahuluan Membahas tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penulisan dan sistematika penulisan. BAB II Tinjauan Pustaka Membahas tentang tinjauan demokrasi, nilai-nilai ideal demokrasi, dan unsur-unsur penegak demokrasi. Bab III Pembahasan Membahas tentang pengertian demokrasi, bentuk-bentuk demokrasi, sejarah dan perkembangan demokrasi di Indonesia, dan pendidikan demokrasi di Indonesia. Bab IV Penutup Membahas tentang kesimpulan, saran, ucapan terimakasih dan daftar pustaka. BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Tentang Demokrasi Kartini Kantono mengemukakan bahwa “Demokrasi adalah kekuasaan rakyat yang berbentuk pemerintahan dengan semua tingkatan rakyat ikut mengambil alih bagian dalam pemerintahan”. Demokrasi sebagai suatu gejala masyarakat yang berhubungan erat dengan perkembangan negara, mempunyai sifat yang berjenis-jenis. Masing-masing seperti terlihat dari sudut kemasyarakatan yang ditinjaunya.
  • 8. Teknik Informatika UNSIA Vol 1 No. 2 Bulan Januari 2023 4 Kemudian Sukarna juga mengemukakan pendapatnya dalam buku Demokrasi Versus Kediktatoran sebagai berikut “Democracy is a firm goverment in which the will of the governed executed (put into practice) without causing any harm to human rights”. Bila diterjemahkan demokrasi adalah bentuk pemerintahan yang akan menjalankan pemerintahannya tanpa menyebabkan pelanggaran terhadap hak-hak asasi manusia. Pendapat di atas menunjukkan bahwa dalam negara demokrasi dikenal adanya pengakuan terhadap hak asasi manusia. Demokrasi memberikan kebebasan sepenuhnya kepada setiap individu untuk merealisasikan diri dan mengaktualkan setiap gengsi dan bakatnya menjadi manusia utuh yang menyadari jati dirinya. Demokrasi memberikan kebebasan penuh untuk berkarya dan berpartisipasi dalam bidang sosial politik di tengah lingkungan sendiri sesuai dengan fungsi dan misi hidup setiap orang. Oleh karena itu demokrasi merupakan bentuk pemerintahan yang memungkinkan individu untuk hidup bebas dan bertanggung jawab. B. Nilai-Nilai Ideal Demokrasi Dalam demokrasi terkandung beberapa nilai yang ideal. Nilai-nilai demokrasi menurut Henry B. Mayo dalam bukunya Introduction to Democratic Theory yang dikutip Miriam Budiardjo, bahwa: “Demokrasi adalah nilai-nilai yang secara logika mengikuti atau timbul dari tindak tanduk sesungguhnya dari suatu sistem demokrasi”. Sedangkan sistem demokrasi yang dimaksud di sini adalah sistem politik yang demokratis dimana kebijakan umum ditentukan atas dasar mayoritas oleh setiap wakil-wakil yang diawasi secara efektif oleh rakyat dalam pemilihan-pemilihan berkala yang didasarkan atas prinsip kesamaan politik dan diselenggarakan dalam keadaan terjaminnya kebebasan politik (a demokratic political system is one in which public policies are made on majority basis, by representatives subject to effectif popular control at periodic elections which are conducted on the principle of political freedom). Uraian di atas memperlihatkan asas- asas demokrasi sebagai suatu sistem politik. Di samping itu demokrasi tidak hanya merupakan suatu sitem pemerintahan saja, tetapi juga suatu gaya hidup serta tata masyarakat yang karena itu juga mengandung unsur-unsur moril. Dengan demikian makna demokrasi sebagai dasar hidup masyarakat dan bernegara mengandung pengertian bahwa rakyatlah yang memberikan ketentuan dalam masalah-masalah mengenai
  • 9. Teknik Informatika UNSIA Vol 1 No. 2 Bulan Januari 2023 5 kehidupannya, termasuk dalam menilai kebijakan negara, karena kebijakan tersebut akan menentukan kehidupan rakyat. C. Unsur-Unsur Penegak Demokrasi Adapun unsur-unsur penegak demokrasi yaitu sebagai berikut: 1. Adanya keterlibatan warga negara (rakyat) dalam pengambilan keputusan politik, baik langsung maupun tidak langsung (perwakilan). 2. Negara hukum, artinya bahwa negara memberikan perlindungan hukum bagi Warga negara melalui pelembagaan pengadilan yang bebas dan tidak memihak dan penjaminan hak asasi manusia. 3. Adanya persamaan hak bagi seluruh warga negara dalam segala bidang. 4. Adanya pengakuan, penghargaan, dan perlindungan terhadap hak-hak asasi rakyat (warga negara). 5. Adanya lembaga peradilan dan kekuasaan kehakiman yang independen sebagai alat penegak hukum. 6. Adanya pemilihan umum untuk memilih wakil rakyat yang duduk di lembaga perwakilan rakyat. 7. Adanya pemilihan umum yang bebas, jujur, dan adil untuk menetukan (memilih) pemimpin negara dan pemerintahan serta anggota lembaga perwakilan rakyat. 8. Adanya pengakuan terhadap perbedaan keragaman (suku, agama, golongan, dan sebagainya). 9. Masyarakat madani (civil society) yaitu keterlibatan Warga Negara dalam asosiasi- asosiasi sosial. Sebagaimana ciri dari pada masyarakat madani yaitu: masyarakat terbuka, masyarakat yang bebas dari pengaruh kekuasaan dan tekanan negara, dan masyarakat kritis dan berpartisipasi aktif serta masyarakat egaliter. 10. Infrastruktur terdiri dari; partai politik kelompok gerakan dan kelompok penekan, atau kelompok kepentingan. 11. Pers yang bebas dan bertanggung jawab yaitu pers yang diberikan kebebasan dalam berpendapat dengan berdasar pada aturan yang berlaku, dan bertanggung jawab atas segala tindakan yang dilakukan sebagaimana dalam etika jurnalistik.
  • 10. Teknik Informatika UNSIA Vol 1 No. 2 Bulan Januari 2023 6 BAB III PEMBAHASAN A. Pengertian Demokrasi 1. Apa Demokrasi Itu? Demokrasi tatap menjadi pembicaraan yang sedang aktual di abad ke-21 ini. Bukan hanya di kalangan akademisi dan praktisi politik saja, tetapi pers pun ikut membangun konsep demokrasi Indonesia. Itulah sebabnya mengapa demokrasi menjadi kajian yang menarik baik di kampus, seminar diskusi maupun di kantor-kantor. Hal tersebut dapat mendorong tumbuhnya kesadaran tentang demokrasi secara bersamaan di kalangan masyarakat, atu dapat dikatakan bahwa telah terjadi kesadaran secara kolektif tentang demokratisasi. Secara estimologis, istilah demokrasi berasal dari bahasa Yunani “demos” artinya rakyat, dan “kratein” yang berarti pemerintahan. Maka demokrasi ialah suatu pemerintahan yang dipegang oleh rakyat (from, by and for the people). Menurut Kamus Besar bahasa Indonesia (KBBI) demokrasi didefinisikan sebagai bentuk/sistem pemerintahan yang seluruh rakyatnya turut serta memerintah dengan perantaraan wakilnya atau pemerintahan rakyat. Sukarna mengutip pendapat Abraham Lincoln yang menegaskan bahwa Democracy is goverment from the people by the people and for the people. Dengan demikian dalam sistem demokrasi ini rakyatlah yang memegang kekuasaan sebab pemerintahan berasal dari rakyat oleh rakyat dan untuk rakyat. Lalu bagaimana pengertian demokrasi menurut para ahlinya? Dalam The Advance Learner’s Dictionary of Current English (Hornby dkk, 1988) dikemukakan bahwa yang dimaksud dengan “democracy” adalah: (1) country with principles of goverment in which all adult citizens share through their elected representatives; (2) country with goverment with encourages and allows rights of citizenship such as freedom of speech, religion, opinion, and association, the assertion of rule of law, majority rule, accompanied by respect for the rights of minorities; (3) society in which there is treatment of each other by citizens as equals. Dari kutipan pengertian tersebut tampak bahwa kata demokrasi merujuk kepada konsep kehidupan negara atau masyarakat dimana warganegara dewasa turut berpartisipasi
  • 11. Teknik Informatika UNSIA Vol 1 No. 2 Bulan Januari 2023 7 dalam pemerintahan melalui wakilnya yang dipilih: pemerintahnya mendorong dan menjamin kemerdekaan berbicara, beragama, berpendapat, berserikat, menegakkan “rule of law”, adanya pemerintahan mayoritas yang menghormati hak-hak kelompok minoritas; dan masyarakat yang warga negaranya saling memberi perlakuan yang sama. Pengertian tersebut pada dasarnya merujuk pada ucapan Abraham Lincoln mantan Presiden Amerika Serikat ke-16, yang menyatakan bahwa “demokrasi adalah suatu pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat” atau “the goverment from the people, by the people, and for the people”. 2. Tiga Tradisi Pemikiran Politik Demokrasi Secara konseptual, seoerti dikemukakan oleh Carlos Alberto Torres (1998) demokrasi dapat dilihat dari tiga tradisi pemikiran politik, yakni “clasical Aristotelian theory, cotemporary doctrine”. Dalam pemikiran Aristotelian demokrasi merupakan salah satu bentuk pemerintahan, yakni “...the goverment of all citizans who enjoy the benefits of citizenship:, atau pemerintah oleh seluruh warga negara yang memenuhi syarat kewareganegaraan. Sementara itu dalam tradisi “medieval theory” yang pada dasarnya menerapkan “Roman law” dan konsep “popular souvereignity” menempatkan “..a foundation for the exercaise of power, leaving the supreme power in the hands of people”, atau suatu landasan pelaksanaan kekuasaan tertinggi di tangan rakyat. Sedangkan dalam “contemporary doctrine of democracy”, konsep “republican”dipandang sebagai “...the most genuinely popular form of goverment”, Atau konsep republik sebagai bentuk pemerintahan rakyat yang murni. Lebih lanjut, Torres (1998) memandang demokrasi dapat ditinjau dari dua aspek, yakni di suatu pihak adalah “formal democracy” dan di lain pihak “substansive democracy”. “Formal democracy” menunjuk pada demokrasi dalam arti sistem pemerintahan. Hal ini dapat dilihat dari dalam berbagai pelaksanaan demokrasi di berbagai negara. Dalam suatu negara demokrasi, misalnya demokrasi dapat dijalankan dengan menerapkan sistem presidensial atau sistem parlementer. Substantive democracy menunjuk pada bagaimana proses demokrasi itu dilakukan. Proses demokrasi itu dapat diidentifikasi dalam empat bentuk demokrasi. Pertama, konsep “protective democracy” yang merujuk pada perumusan Jeremy Bentham dan
  • 12. Teknik Informatika UNSIA Vol 1 No. 2 Bulan Januari 2023 8 James Mill ditandai oleh “..the hegemony of market economy”, atau kekuasaan ekonomi pasar, di mana proses pemilihan umum dilakukan secara reguler sebagai upaya”...to advance market interests and to protect against the tyrany of the state within this setting”, yakni untuk memajukan kepentingan pasar dan melindunginya dari tirani negara. Kedua, “developmental democracy”, yang ditandai oleh konsepi “...the model of man as a possesive individualist, atau model manusia sebagai individu yang posesive, yakni manusia sebagai “...conflicting, self intersted consummers and appropriators”, yang dikompromikan dengan konsepsi “...manusia sebagai “..a being capable of developing his power or capacity”, atau mhkluk yang mampu mengembangkan kekuasaan atau kemampuannya. Di samping itu, juga menempatkan “democratic participation” sebagai “central route to self development”. Ketiga, “equilibrium democracy” atau “pluralist democracy” yang dikembangkan oleh Joseph Schumpeter, yang berpandangan perlunya “depreciates the value of participation and appreciates the functional importance of apathy”, atau penyeimbangan nilai partisipasi dan pentingnya apatisme, dengan alasan bahwa “Apathy among a majority of citizens now becames functional to democracy, because intensive participation is inefficient to rational individuals”, yakni bahwa apatisme di kalangan moyoritas warga negara menjadi fungsional bagi demokrasi karena partisipasi yang intensive sesungguhnya dipandang tidak efisien bagi individu yang rasional. Selain itu ditambahkan bahwa “Participation activates the authoritarianism already leten in the masses, and overloads the systems with demands which it cannot meet”, yakni bahwa partisipasi membangkitkan otoritarianisme yang laten dalam massa dan memberikan beban yang berat dengan tuntutan yang tak bisa dipenuhi (Torres, 1998). Keempat, “participatory democracy” yang diteorikan oleh C.B. Machperson yang dibangun dari pemikiran paradoks dari J.J. Rousseau yang menyatakan: “We cannot acheive more democratic participation without a prior change in social inequality and in consciousness but we cannot achieve the changes in social inequality and consciousness without a prior increse in democratic participation”, yakni bahwa kita tidak dapat mencapai partisipasi yang demokratis tanpa perubahan lebih dulu dalam ketakseimbangan sosial dan kesadaran sosial, tetapi kita juga tidak dapat mencapai perubahan dalam ketakseimbangan sosial dan kesadran sosial tanpa peningkatan
  • 13. Teknik Informatika UNSIA Vol 1 No. 2 Bulan Januari 2023 9 partisipasi lebih dulu. Dengankata lain, perubahan sosial dan partisipasi demokrasi perlu dikembangkan secara bersamaan karena satu sama lain saling memiliki ketergantungan. Seperti dikutip dari pandangan Mansbridge dalam “Participation and Democracy Theory” (Torres,1998) dikatakan bahwa “...the major fuction of participation in the theory of participatory democracy is... an educative one, educative in a very widest sense”, yakni bahwa fungsi utama dari partisipasi dalam pandangan teori demokrasi partisipatif adalah bersifat edukatif dalam arti yang sangat luas. Hal itu dinilai sangat penting kerena seperti diyakini oleh Peteman dalam Torres (1998) bahwa pengalaman dalam partisipasi demokrasi “...will develop and foster the democratic personality”, atau akan mampu mengembangkan dan memantabkan kepribadian yang demokratis. Oleh karena itu, peranan negara demokrasi harus dilihat dari dua sisi (Torres,1998:149), yakni demokrasi sebagai “method and content”. Sebagai “method”, demokrasi pada dasrnya berkenaan dengan “political representation” yang mencakup “regular voting procedures, free elections, parliamentary and judical system free from executive control, notions of check and balance in the sistem, predominance of individual rights over colletive rights, and freedom of speech”. Sedangkan sebagai “content”, sepanjang sejarahnya demokrasi telah dan akan terus mengalami perkembangan pemikiran manusia mengenai kehidupan bermasyarakat, berbangsa, bernegara, dan bermasyarakat global. Uraian di atas adalah contoh pandangan demokrasi dari Carlos Alberto Torres dalam buku Democracy, Education, and Multiculturalism: Dilemmas of Citizenship in a Global Word (1998). 3. Pemikiran Tentang Demorasi Indonesia Suatu negara mempunyai ciri khas dalam pelaksanaan kedaulatan rakyat atau demokrasinya. Hal ini ditentukan oleh sejarah negara yang bersangkutan, kebudayaan, pandangan hidup, serta tujuan yang ingin dicapainya. Negara Indonesia telah mentasbihkan dirinya sebagai negara demokrasi atau negara yang berkedaulatan rakyat. Sebagai negara demokrasi, demokrasi Indonesia memiliki kekhasan. Apa kekhasan demokrasi Indonesia itu? Menurut Budiardjo dalam buku Dasar-dasar Ilmu Politik (2008), demokrasi yang dianut di Indonesia adalah demokrasi yang berdasarkan Pancasila yang masih terus berkembang dan sifat dan cicri-cirinya terdpat pelbagai tafsiran dan
  • 14. Teknik Informatika UNSIA Vol 1 No. 2 Bulan Januari 2023 10 pandangan. Meskipun demikian tidak dapat disangkal bahwa nilai-nilai pokok dari demokrasi konstitusional telah cukup tersirat dalam UUD NRI 1945. Apa itu demokrasi Pancasila dan apa itu demokrasi konstitusional? Untuk mendalami hal ini, cobalah Anda cari berbagai pendapat tentang Demokrasi Pancasila dan Demokrasi kostitusional. Apakah sebelum muncul istilah demokrasi Pancasila, bangsa Indonesia sudah memiliki tradisi demokrasi? Ada baiknya kita ikuti pendapat Drs. Mohammad Hatta yang dikenal sebagai Bapak Demokrasi Indonesia tentang hal tersebut. Menurut Moh. Hatta, kita sudah mengenal tradisi demokrasi jauh sebelum Indonesia merdeka, yakni demokrasi desa. Demokrasi desa atau desa-demokrasi merupakan demokrasi asli Indonesia, yang bercirikan tiga hal yakni 1) cita-cita rapat, 2) cita-cita massa protes, dan 3) cita-cita tolong menolong. Ketiga unsur demokrasi desa tersebut merupakan dasar pengembangan ke arah demokrasi Indonesia yang modern. Demokrasi Indonesia yang modern adalah “daulat rakyat” tidak hanya berdaulat dalam bidang politik, tetapi juga dalam bidang ekonomi dan sosial. Gambar 1. Bung Hatta: “demokrasi Indonesia adalah kedaulatan rakyat berdasarkan kolektivitas yang bersifat disentralistik”. 4. Pentingnya Demokrasi sebagai Sistem Politik Kenegaraan Modern Demokrasi sebagai bentuk pemerintahan, pada awalnya dimulai dari sejarah Yunani Kuno. Namun demikian demokrasi saat itu hanya memberikan hak berpartisipasi politik pada minoritas kaum laki-laki dewasa. Demokrasi di mata para pemikir Yunani Kuno seperti Plato dan Aristoteles buklanlah bentuk pemerintahan yang ideal. Mereka menilai demokrasi sebagai pemerintahan oleh orang miskin atau pemerintahan oleh orang dungu. Demokrasi Yunani Kuno itu selanjutnya tenggelam oleh kemunculan pemerintahan model Kekaisaran Romawi dan tumbuhnya negara-negara kerajaan Eropa sampai abad ke-17.
  • 15. Teknik Informatika UNSIA Vol 1 No. 2 Bulan Januari 2023 11 Namun demikian pada akhir abad ke-17 lahirlah demokrasi “modern” yang disemai oleh para pemikir barat seperti Thomas Hobbes, Montesquieu, dan J.J. Resseau, bersama dengan munculnya konsep negara-bangsa di Eropa. Perkembangan demokrasi semakin pesat dan diterima semua bangsa terlebih sesudah Perang Dunia II. Suatu penelitian UNESCO tahun 1949 menyatakan “mungkin bahwa untuk pertama kalinya dalam sejarah, demokrasi dinyatakan sebagai nama yang paling baik dan wajar untuk semua sistem organisasi politik dan sosial yang diperjuangkan oleh pendukung-pendukung yang berpengaruh”. Gamabar 2. Pilih demokrasi atau nondemokrasi? Dengan demikian, sampai saat ini, demokrasi diyakini dan diterima sebagai sistem politik yang bail guna mencapai kesejahteraan bangsa. Hampir semua negara modern menginginkan dirinya dicap demokrasi. Sebaliknya akan menghindar dari julukan sebagai negara yang “undemocracy”. Lalu apa pentingnya demokrasi sehingga menjadi pilihan banyak negara? Adakah pilihan lain yang lebih baik guna mencapai tujuan bernegara yakni kesejahteraan dan keadilan rakyatnya? Berikut contoh pendapat warga mengenai pentingnya demokrasi. Kotak #1: Pentingnya demokrasi Mengapa kehidupan demokrasi sangat penting dikembangkan dalam kehidupan masyarakat? Karena demokrasilah yang memegang peranan penting dalam masyarakat dan dalam tata aturan suatu negara...
  • 16. Teknik Informatika UNSIA Vol 1 No. 2 Bulan Januari 2023 12 B. Bentuk-Bentuk Demokrasi Dilihat dari sistem pemerintahannya, demokrasi ada dua macam yakni sistem presidensil dan sistem parlementer. Di Indonesia sistem yang dianut adalah sistem presidensil. Sistem presidensil menekankan pentingnya pemilihan presiden secara langsung, sehingga presiden terpilih mendapatkan mandat secara langsung dari rakyat. Dalam sistem ini kekuasaan eksekutif sepenuhnya berada di tangan presiden. Presiden merupakan kepala negara sekaligus kepala pemerintahan. Kekuasaan presiden dibatasi oleh hukum atau konstitusi. Menurut Hague (Damanhuri, 2014:54) sistem presidensil memiliki tiga unsur pokok, yaitu: 1. Presiden yang dipilih rakyat memimpin pemerintahan dan mengangkat pejabat-pejabat pemerintahan yang terkait. 2. Presiden dan Dewan Perwakilan Rakyat memiliki masa jabatan tetap dan tidak bisa saling menjatuhkan . 3. Tidak ada status tumpang tindih antara badan eksekutif dan badan legislatif. Menurut Jafar (dalam Martini (ed), 2013:110), ciri-ciri pemerintahan yang menggunakan sistem presidensil, adalah sebagai berikut: 1. Negara dikepalai oleh presiden. Tanpa adanya demokrasi di suatu negara, dan segala sesuatunya di atur oleh pemerintah, maka hilanglah kesejahteraan masyarakat dan kacaulah negara tersebut...Demokrasi sangatlah penting dan di perlukan masyarakat, tidak hanya sekedar pemerintah yang memegang kendali dalam pengaturan suatu negara, perlu adanya masyarakat yang kompolemen, mendukung dan masyarakat perlu terlibat dalam pembangunan suatu negara demi terciptanya kemakmuran dan kesejahteraan negara... Semoga membantu. Dengan demokrasi tak ada saling ingin menang sendiri, saling memaksakan kehendak, saling menghina, saling melecehkan, saling menjatuhkan. Yang ada saling menghargai, saling menghormati, saling mengerti, saling menerima pendapat orang lain, saling lapang dada, saling tenggang rasa. Dan kehidupan yang nyaman pasti akan tercipta.
  • 17. Teknik Informatika UNSIA Vol 1 No. 2 Bulan Januari 2023 13 2. Kekuasaan eksekutif presiden dijalankan berdasarkan kedaulatan yang dipilih dari dan oleh rakyat melalui badan perwakilan. 3. Presiden mempunyai kekuasaan mengangkat dan memberhentikan Menteri. 4. Menteri tidak bertanggung jawab kepada DPR, melainkan kepada presiden. 5. Presiden dan DPR mempunyai kedudukan yang sama sebagai lembaga negara dan tidak dapat saling membubarkan. Selain sistem presidensil, ada juga yang disebut sistem parlementer, sistem ini menerapkan model hubungan yang menyatu antara kekuasaan eksekutif dan legislatif. Parlemen adalah pemegang peran utama dalam sistem pemerintahan di negara-negara yang menerapkannya. Parlemen memiliki kewenangan mengangkat kepala pemerintahan dan memberhentikannya dengan mengeluarkan mosi tak percaya. Kepala eksektif adalah berada di tangan seorang perdana menteri, ia dipilih dan bertanggung jawab pada parlemen. Perdana menteri bisa membubarkan parlemen dengan cara menyelenggarakan pemilihan umum. Adapun kepala negara ada pada tangan ratu, raja, sultan, dan sebutan lainnya, misalnya di Inggris, Kamboja, Brunei Darusalam, dan lainnya. Kepala negara di negara parlemen memiliki fungsi utama sebagai simbol negara. Dilihat dari cara menyampaikan pendapatnya, menurut Chamim, dkk (2003), demokrasi dibagi dua yaitu demokrasi langsung (direct democracy). Selain demokrasi langsung dan demokrasi perwakilan, menurut Jafar (dalam Martini (ed), 2013:108) terdapat demokrasi perwakilan dengan sistem pengawasan langsung dari rakyat. Demokrasi macam ini merupakan campuran antara demokrasi langsung dan demokrasi perwakilan. Rakyat memilih wakilnya untuk duduk di dalam lembaga perwakilan rakyat, tetapi wakil rakyat dalam menjalankan tugasnya diawasi rakyat melalui referendum dan inisiatif rakyat. Demokrasi ini dilaksanakan antara lain di Swiss. Dilihat dari prinsip ideologinya , demokrasi terbagi dua, yaitu: demokrasi rakyat dan demokrasi konstitusional, demokrasi rakyat menghendaki tidak adanya perbedaan berdasar kepada kelas sosial sedangkan demokrasi konstitusional menekankan bahwa demokrasi harus berdasarkan kepada konstitusi.
  • 18. Teknik Informatika UNSIA Vol 1 No. 2 Bulan Januari 2023 14 Menurut ensiklopedia Pemerintahan dan Kewarganegaraan Jilid 5 (2010:5) secara umum sistem pemerintahan parlementer memiliki ciri-ciri, sebagai berikut: 1. Kekuasaan berada di tangan parlemen. 2. Anggota parlemnen berasal dari partai-partai politik. 3. Perdana menteri diangkat oleh parlemen. 4. Kabinet yang dibentuk oleh perdana menteri berasal dari anggota parlemen yang dalam praktik berasal dari kekuatan politik yang menguasai kursi parlemen. 5. Anggota kabinet (seluruhnya atau sebagian) adalah anggota parlemen. 6. Perdana menteri bersama dengan kabinetnya bertangung jawab kepada parlemen. Dengan kata lain, kekuasaan eksekutif berada di bawah parlemen. 7. Ratu, raja, sultan ataupun presiden adalah kepala negara yang menjadi simbol negara. 8. Kepala negara atas saran perdana menteri dapat membubarkan parlemen. C. Sejarah dan Perkembangan Demokrasi di Indonesia Pemahaman demokrasi modern berasal dari adanya beragam kepentingan individu. Dalam upaya mencapai kepentingan-kepentingan tersebut, harus ada wadah bersama yang menetapkan dan menetukan langkah-langkah mewujudkan kepentingan bersama tersebut. Wadah itu dibentuk melelui kontrak sosial yang dipelopori oleh teori dari John Locke dan JJ. Rosseau. Kontrak sosial dapat terwujud melalui 2 tahap/cara, yakni: 1. Perjanjian masyarakat, yaitu perjanjian antar individu untuk membentuk masyarakat. 2. Perjanjian pemerintah, yaitu perjanjian antar masyarakat untuk membentuk pemerintahan. Apabila yang berkuasa dalam suatu negara adalah rakyat maka akan lahir negara demokrasi. Salah satu prinsip dalam kontrak sosial adalah demokrasi, dimana kekuasaan tertinggi (kedaulatan) berada di tangan rakyat walaupun sudah dibagi-bagi kekuasaannya. Dengan demikian, demokrasi sebagai sistem pemerintahan memiliki karakteristik sebagai berikut: 1. Pemerintah atas nama dan tanggung jawab kepada rakyat. 2. Pemerintah oleh, dari, dan untuk rakyat. 3. Tidak ada hak progresif individu, dalam arti tidak ada individu yang memiliki hak yang lebih utama/tinggi dibandingkan individu lainnya.
  • 19. Teknik Informatika UNSIA Vol 1 No. 2 Bulan Januari 2023 15 4. Pemerintahan dijalankan atas kehendak masyarakat tanpa mengabaikan hak. Negara sebagai suatu organisasi kekuasaan pemerintah meliputi 3 komponen utama yakni penguasa, hubungan kekuasaan, dan rakyat. Dalam demokrasi, hubungan kekuasaan ini tidak berlangsung secara bebas mutlak karena kekuasaan pemerintah dibatasi oleh konstitusi (UUD). Konstitusi berfungsi sebagai hukum dasar yang mengatur hubungan kekuasaan dalam negara. Karena bersumber dari konstitusi, maka ciri-ciri pemerintahan dengan demokrasi konstitusional adalah: 1. Pemisah/pembagian fungsi kekuasaan. 2. Pemisahan/pembagian lembaga. 3. Jaminan HAM. 4. Rule of law, dalam arti adanya supremasi hukum, persamaan dalam hukum, dan kontrol sosial. Sejak Indonesia merdeka dan berdaulat sebagai sebuah negara pada tanggal 17 Agustus 1945, para Pendiri Negara Indonesia (the Founding Fathers) melalui UUD 1945 (yang disahkan pada tanggal 18 Agustus 1945) telah menetapkan bahwa Negara Kesatuan republik Indonesia (selanjutnya disebut NKRI) menganut paham atau ajaran demokrasi, dimana kedaulatan (kekuasaan tertinggi) berada di tangan rakyat dan dilaksanakan sepenuhnya oleh Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR). Dengan demikian berarti juga NKRI tergolong sebagai negara yang menganut paham Demokrasi Perwakilan (Representative Democracy). Penetapan paham demokrasi sebagai tatanan pengaturan hubungan antara rakyat di satu pihak dengan negara lain pihak oleh Para Pendiri Negara Indonesia yang duduk di BPUPKI tersebut, kiranya tidak bisa dilepaskan dari kenyataan bahwa sebagian terbesarnya pernah mengecap pendidikan barat, baik mengikutinya secara langsung di negara-negara Eropa Barat (khususnya Belanda), maupun mengikutinya melalui pendidikan lanjutan atas dan pendidikan tinggi yang diselenggarakan oleh pemerintah kolonial Belanda di Indonesia sejak beberapa dasawarsa sebelumnya, sehingga telah cukup akrab dengan ajaran demokrasi yang berkembang di negara-negara Eropa Barat dan Amerika Serikat. Tambah lagi suasana pada saat itu (Agustus 1945) negara-negara penganut ajaran demokrasi telah keluar sebagai pemenang Perang Dunia II.
  • 20. Teknik Informatika UNSIA Vol 1 No. 2 Bulan Januari 2023 16 Di dalam praktek kehidupan kenegaraan sejak masa awal kemerdekaan hingga saat ini, ternyata paham demokrasi perwakilan yang dijalankan di Indonesia terdiri dari beberapa model demokrasi perwakilan yang saling berbeda satu dengan lainnya. 1. Demokrasi Parlementer (1945-1959) Demokrasi parlementer adalah sistem demokrasi yang menempatkan parlemen sebagai bagian fundamental di pemerintahan. Sejalan dengan diberlakukannya UUD Sementara 1950 (UUDS 1959) Indonesia mempraktekkan model Demokrasi Parlementer Murni (dinamakan juga Demokrasi Liberal), yang diwarnai dengan cerita sedih yang panjang tentang instabilitas pemerintahan (eksekutif = Kabinet) dan nyaris berujung pada konflik ideologi di Konstituante pada bulan Juni-Juli 1959. Pada masa ini digelar Pemilu pertama pada tahun 1955. Pemilu ini diikuti oleh lebih dari 30 partai politik dan lebih dari seratus daftar kumpulan dan calon perorangan. Beberapa hal yang menarik dari Pemilu 1955 adalah tingginya kesadaran berkompetisi secara sehat. Misalnya, meski yang menjadi calon anggota DPR adalah perdana menteri dan menteri yang sedang memerintah, mereka tidak menggunakan fasilitas negara dan otoritasnya kepada pejabat bawahan untuk menggiring pemilih yang menguntungkan partainya. Akan tetapi, konsep demokrasi ini dianggap kurang cocok untuk Indonesia. Lemahnya budaya demokrasi untuk mempraktikan demokrasi model barat ini telah memberi peluang sangat besar kepada partai-partai politik mendominasi kehidupan sosial politik. 2. Demokrasi Terpimpin (1959-1965) Demokrasi terpimpin adalah sistem pemerintahan, di mana segala kebijakan atau keputusan yang diambil dan dijalankan berpusat kepada satu orang, yaitu pemimpin pemerintahan. Ciri yang paling khas dari konsep demokrasi terpimpin adalah kehadiran peran dan campur tangan presiden selaku pemimpin tertinggi demokrasi dan revolusi yakni Presiden Soekarno. Guna mengatasi konflik yang berpotensi mencerai-beraikan NKRI, maka pada tanggal 5 Juli 1959, Presiden Ir. Soekarno mengeluarkan Dekrit Presiden yang memberlakukan kembali UUD 1945, dan sejak itu pula diterapkan model Demokrasi Terpimpin yang diklaim sesuai dengan ideologi Negara Pancasila dan paham Integralistik yang mengajarkan tentang kesatuan antara rakyat dan negara.
  • 21. Teknik Informatika UNSIA Vol 1 No. 2 Bulan Januari 2023 17 Namun belum berlangsung lama, yaitu hanya sekitar enam sampai dengan delapan tahun dilaksanakannya Demokrasi Terpimpin, kehidupan kenegaraan kembali terancam akibat konflik politik dan ideologi yang berujung pada peristiwa G30S/PKI pada tanggal 30 September 1965, dan turunnya Ir. Soekarno dari jabatan presiden RI pada tanggal 11 Maret 1968. Pada masa demokrasi terpimpin banyak terjadi penyelewengan terhadap Pancasila dan UUD 1945, seperti: ❖ Pembentukan Nasionalis, Agama, dan Komunis (Nasakom). ❖ Tap MPRS No. III/MPRS/1963 tentang Pengangkatan Soekarno sebagai presiden seumur hidup. ❖ Pembubaran DPR hasil pemilu oleh presiden. ❖ Pengangkatan ketua DPR Gotong Royong/MPRS menjadi menteri negara oleh presiden. ❖ GBHN bersumber pada pidato presiden tanggal 17 Agustus 1959 yang berjudul ‘Penemuan Kembali Revolusi Kita’ ditetapkan oleh DPA bukan MPRS. 3. Demokrasi Pancasila Era Orde Baru (1965-1998) Setelah peristiwa G30S PKI terjadi di tahun 1965, terjadi pergantian pemimpin dari Soekarno menuju Soeharto. Era orde baru ini juga dikenal dikenal dengan istilah Demokrasi Pancasila yang menjadikan Pancasila sebagai landasan demokrasi. Presiden Soeharto yang menggantikan Ir. Soekarno sebagai Presiden ke-2 RI dan menerapkan model Demokrasi yang berbeda lagi, yaitu dinamakan Demokrasi Pancasila (Orba), untuk menegaskan klaim bahwasannya medel demokrasi inilah yang sesungguhnya sesuai dengan ideologi negara Pancasila. Akan tetapi, pada masa rezim Soeharto ini terdapat beberapa penyimpangan, seperti: ❖ Penyelenggaraan pemilu yang tidak jujur dan tidak adil. ❖ Penegakan kebebasan berpolitik bagi Pegawai Negeri Sipil (PNS). ❖ Kekuasaan kehakiman (Yudikatif) yang tidak mandiri karena para hakim adalah anggota PNS Departemen Kehakiman. ❖ Kurangnya jaminan kebebasan mengemukakan pendapat. ❖ Sistem kepartaian yang otonom dan berat sebelah.
  • 22. Teknik Informatika UNSIA Vol 1 No. 2 Bulan Januari 2023 18 ❖ Maraknya praktik kolusi, korupsi, dan nepotisme (KKN). Demokrasi Pancasila (Orba) berhasil bertahan relatif cukup lama dibandingkan dengan model-model demokrasi lainnya yang pernah diterapkan sebelumnya, yaitu sekitar 32 tahun. 4. Demokrasi Reformasi (1998 - sekarang) Berakhirnya rezim orde baru yang berkuasa selama 32 tahun melahirkan demokrasi baru yang dikenal dengan istilah era reformasi. Era reformasi adalah fase demokrasi yang kembali ke prinsip dasar demokrasi, seperti: ✓ Adanya Pemilu secara langsung. ✓ Kebebasan Pers. ✓ Desentralisasi. ✓ Hak-hak dasar warga negara lebih terjamin. ✓ Rekrutment politik yang inklusif. D. Membangun Argumen Tentang Dinamika dan Tantangan Demokrasi yang Bersumber dari Pancasila 1. Majelis Permusyawaratan rakyat Amandemen UUD 1945 dilakukan pula terhadap ketentuan tentang lembaga permusyawaratan rakyat, yakni MPR. Sebelum dilakukan perubahan, MPR merupakan lembaga tinggi Negara. Bagaimana setelah dilakukan perubahan? Kotak #2: Dinamika susunan keanggotaan dan wewenang MPR Ketentuan mengenai Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) dalam naskah asli UUD 1945 terdiri atas dua pasal. Kedua pasal tersebut adalah Pasal 2 dengan 3 ayat dan Pasal 3 tanpa ayat. Pasal 2 (1) Majelis Permusyawaratan Rakyat terdiri atas anggota-anggota Dewan Perwakilan Rakyat, ditambah dengan utusan-utusan dari daerah-daerah dan golongan-golongan, menurut aturan yang ditetapkan dengan undang-undang. (2) Majelis Permusyawaratan Rakyat bersidang sedikitnya sekali dalam lima tahun di ibu kota negara. (3) Segala putusan Majelis Permusyawaratan Rakyat ditetapkan dengan suara terbanyak.
  • 23. Teknik Informatika UNSIA Vol 1 No. 2 Bulan Januari 2023 19 Dengan ketentuan baru ini amak terjadilah perubahan mendasar dalam sistem ketatanegaraan kita. Perubahan apakah itu? Perubahan dari sistem vertikal hierarkis dengan prinsip supremasi MPR menjadi sistem yang horizontal fundamental dengan prinsip checks and balance (saling mengawasi dan mengimbangi) antar lembaga negara. Dalam kaitan dengan pemilihan Presiden dan Wakil Presiden secara langsung, timbul kewenangan baru bagi MPR, yakni melantik Presiden dan Wakil Presiden (Pasal 3 Ayat (2) UUD 1945). Kewenangan lain yang muncul berdasarkan ketentuan Pasal 3 Ayat (3) UUD 1945 adalah MPR berwenang memberhentikan presiden dan/atau wakil Presiden dalam masa jabatannya menurut UUD. Ketentuan ini harus dihubungkan dengan ketentuan Pasal 7A UUD 1945 yang berbunyi: Pasal 3 Majelis Permusyawaratan Rakyat menetapkan Undang-Undang Dasar dan garis-garis besar daripada haluan negara. Perubahan UUD 1945 dilakukan terhadap Pasal 2 Ayat (1), yakni mengenai susunan keanggotaan MPR. Pasal 2 Ayat (2) dan ayat (3) tetap tidak diubah. Adapun Pasal 3 diubah dari tanpa ayat menjadi Pasal 3 dengan 3 ayat. Rumusan perubahannya adalah sebagai berikut. Pasal 2 (1) Majelis Permusyawaratan Rakyat terdiri atas anggota Dewan Perwakilan Rakyat dan Anggota Dewan Perwakilan Daerah yang dipilih melalui pemilihan umum dan diatur lebih lanjut dengan undang-undang. (2) Majelis Permusyawaratan Rakyat bersidang sedikitnya sekali dalam lima tahun di ibu kota negara. (3) Segala putusan Majelis Permusyawaratan Rakyat ditetapkan dengan suara terbanyak. Pasal 3 (1) Majelis Permusyawratan Rakyat berwenang mengubah dan menetapkan Undang- Undang Dasar. (2) Majelis Permusyawaratan Rakyat melantik Presiden dan /atau Wakil Presiden. (3) Majelis Permusyawaratan Rakyat hanya dapat memberhentikan Presiden dan/atau Wakil Presiden dalam masa jabatannya menurut Undang-Undang dasar.
  • 24. Teknik Informatika UNSIA Vol 1 No. 2 Bulan Januari 2023 20 Presiden dan wakil Presiden dapat diberhentikan dalam masa jabatannya oleh Majelis Permusyawaratan Rakyat atas usul Dewan Perwakilan Rakyat, baik apabila terbukti telah melakukan pelanggaran hukum berupa pengkhianatan terhadap negara, korupsi, penyuapan, tindak pidana berat lainnya, atau perbuatan tercela maupun apabila terbukti tidak lagi memenuhi syarat sebagai Presiden dan/atau Wakil Presiden. Kewenangan MPR lainnya diatur pula dalam Pasal 8 Ayat (2) dan Ayat (3) UUD 1945. Pasal tersebut mengatur tentang pengisian lowongan jabatan presiden dan wakil presiden secara bersama-sama atau bilamana wakil presiden berhalangan tetap. Berikut ini disajikan bagan tentang MPR. Gambar 3. Struktur dan Wewenang MPR. 2. Dewan Perwakilan Rakyat Dalam upaya mempertegas pembagian kekuasaan dan menerapkan prinsip saling mengawasi dan mengimbangi yang lebih ketat dan transparan, maka ketentuan mengenai DPR dilakukan perubahan. Perhatikan beberapa perubahan penting berikut berikut ini. Kotak #3: Keanggotaan, susunan, dan waktu sidang DPR.
  • 25. Teknik Informatika UNSIA Vol 1 No. 2 Bulan Januari 2023 21 Perubahan UUD 1945 membawa pengaruh yang cukup besar terhadap kekuasaan DRP dalam membentuk undang-undang. Mari kita perhatikan rumusan naskah asli dan rumusan perubahan yang terjadi berikut ini. Kotak #4: Kekuasaan DPR dalam membentuk undang-undang. Rumusan naskah asli Pasal 19 Susunan Dewan Perwakilan Rakyat ditetapkan dengan undang-undang. Dewan Perwakilan Rakyat bersidang sedikitnya sekali dalam setahun. Rumusan Perubahan Pasal 19 (1)Anggota Dewan Perwakilan Rakyat dipilih melalui pemilihan umum. (2)Susunan Dewan Perwakilan Rakyat diatur dengan undang-undang. (3)Dewan Perwakilan Rakyat bersidang sedikitnya sekali dalam setahun. Rumusan naskah asli Pasal 20 (1) Tiap-tiap undag-undang menghendaki persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat. (2) Jika sesuatu rancangan undang-undang tidak mendapat persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat, maka rancangan tadi tidak boleh dimajukan lagi dalam persidangan Dewan Perwakilan Rakyat masa itu. Rumusan perubahan Pasal 20 (1) Dewan Perwakilan Rakyat memegang kekuasaan membentuk undang-undang. (2) Setiap rancangan undang-undang dibahas oleh Dewan Perwakilan rakyat dan Presiden untuk mendapat persetujuan bersama. (3) Jika rancangan undang-undang itu tidak mendapat persetujuan bersama, rancangan undang-undang itu tidak boleh diajukan lagi dalam persidangan Dewan Perwakilan Rakyat masa itu. (4) Presiden mengesahkan rancangan undang-undang yang telah disetujui bersama untuk menjadi undang-undang. (5) Dalam hal rancangan undang-undang yang telah disetujui bersama tersebut tidak disahkan oleh Presiden dalam waktu tiga puluh hari semenjak rancangan undang-undang tersebut disetujui, rancangan undang-undang tersebut sah menjadi undang-undang dan wajib diundangkan.
  • 26. Teknik Informatika UNSIA Vol 1 No. 2 Bulan Januari 2023 22 Kletentuan mengenai fungsi dan hak DPR serta hak anggota DPR diatur dalam Pasal 20 A dengan empat ayat. Rumusan selengkapnya dapat Anda perhatikan pada kotak 5. Kotak #5: Fungsi dan hak DPR serta hak anggota DPR Menurut ketentuan pasal 20 A ayat (1) UUD 1945 fungsi DPR ada tiga, yaitu fungsi legislatif, fungsi anggaran, dan fungsi pengawasan. Mari kita pahami ketiga fungsi tersebut. (1) Fungsi legislatif adalah fungsi membentuk undang-undang yang dibahas dengan Presiden untuk mendapat persetujuan bersama. (2) Fungsi anggaran adalah fungsi menyusundan menetapkan anggaran pendapatan dan belanja negara bersama Presiden dengan memperhatikan pertimbangan DPD. (3) Fungsi pengawasan adalah fungsi melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, undang-undang, dan peraturan pelaksanaannya. Berdasarkan ketetapan Pasal 20 A Ayat (2) DPR mempunyai hak interpelasi, hak angket, dan hak menyatakan pendapat. Mari kita perhatikan apa makna dari ketiga hak DPR tersebut: (1) Hak interpelasi adalah hak DPR untuk meminta keterangan kepada pemerintah mengenai kebijakan pemerintah yang penting dan strategis serta berdampak luas pada kehidupan masyarakat dan bernegara. Pasal 20 A (1) Dewan Perwakilan rakyat memiliki fungsi legislasi, fungsi anggaran, dan fungsi pengawasan. (2) Dalam menjalankan fungsinya, selain hak yang diatur dalam pasal-pasal lain Undang- Undang Dasar ini, Dewan Perwakilan Rakyat mempunyai hak interpelasi, hak angket, dan hak menyatakan pendapat. (3) Selain hak yang diatur dalam pasal-pasal lain undang-undang dasar ini, setiap anggota Dewan Perwkilan Rakyat mempunyai hak mengajukan pertanyaan, menyampaikan usul dan pendapat serta hak imunitas. (4) Ketentuan lebih lanjut tentang hak Dewan Perwakilan Rakyat dan hak anggota Dewan Perwakilan Rakyat diatur dalam undang-undang.
  • 27. Teknik Informatika UNSIA Vol 1 No. 2 Bulan Januari 2023 23 (2) Hak angket adalah Hak DPR untuk melakukan penyelidikan terhadap kebijakan pemerintah yang penting dan strategis serta berdampak luas pada kehidupan bermasyarakat dan bernegara yang diduga bertentangan dengan peraturan perundang-undangan. (3) Hak menyatakan pendapat adlah hak DPR sebagai lembaga untuk menyatakan pendapat terhadap kebijakan pemerintah atau mengenai kejadian luar biasa yang terjadi di tanah air atau situasi dunia internasional. Penyampaian hak ini disertai dengan rekomendasi penyelesaiannya atau sebagai tindak lanjut pelaksanaan: hak interpelasi, hak angket, dan terhadap dugaan bahwa Presiden dan/atau Wakil Presiden melakuakn pelanggaran hukum berupa pengkhianatan terhadap negara, korupsi, penyuapan, tindak pidana berat lainnya atau perbuatan tercela maupun tidak lagi memenuhi syarat sebagai Presiden dan/atau Wakil Presiden. Di samping DPR, anggota DPR juga mempunyai hak tertentu. Hak-hak anggota DPR tersebut adalah; Mengajukan rancangan undang-undang; Mengajukan pertanyaan; Menyampaikan usul dan pendapat; Memilih dan dipilih; Membela diri; Imunitas; dan Protokoler; Keuangan; dan administratif. 4. Dewan Perwakilan Daerah Ketentuan mengenai Dewan Perwakilan Daerah (DPD) merupakan hal baru dalam UUD 1945. Ketentuan ini diatur dalam bab tersendiri dan terdiri atas dua pasal, yaitu Pasal 22 C dengan 4 ayat dan Pasal 22 D dengan 4 ayat. Perhatikan rumusan selengkapnya berikut ini: Kotak #6: Dewan Perwakilan Daerah Pasal 22 C (1) Anggota Dewan Perwakilan Daerah dipilih dari setiap provinsi melalui pemilihan umum. (2) Anggota Dewan Perwakilan Daerah dari setiap provinsi jumlahnya sama dan jumlah seluruh anggota Dewan Perwakilan Daerah itu tidak lebih dari sepertiga jumlah anggota Dewan Perwakilan Rakyat. (3) Dewan Perwakilan daerah bersidang sedikitnya sekali dalam setahun. (4) Susunan dan kedudukan Dewan Perwakilan Daerah diatur dengan undang-undang Pasal 22 D
  • 28. Teknik Informatika UNSIA Vol 1 No. 2 Bulan Januari 2023 24 Sistem perwakilan di Indonesia merupakan sistem yang khas. Mengapa dikatakan khas? Sebab disamping terdapat DPR sebagai lembaga perwakilan berdasarkan aspirasi rakyat, juga ada DPD sebagai lembaga penampung aspirasi daerah. Demikianlah dinamika yang terjadi dengan lembaga permusyawaratan dan perwakilan di negara kita yang secara langsung mempengaruhi kehidupan demokrasi. Dinamika ini tentu saja kita harapkan akan mendatangkan kemaslahatan kepada semakin sehat dan dinamisnya Demokrasi Pancasila yang tengah melakukan konsolidasi menuju demokrasi yang matang (maturation democracy). Hal ini merupakan peluang dan sekaligus tantangan bagi segenap komponen bangsa. E. Pendidikan Demokrasi di Indonesia Pada bagian awal telah dikemukakan bahwa demokrasi bukan sekedar bentuk pemerintahan maupun sistem politik. Demokrasi adalah sikap hidup yang harus tumbuh dan berkembang dalam diri warga negara, baik yang sedang memerintah (1) Dewan Perwakilan daerah dapat mengajukan kepada Dewan Perwakilan Rakyat rancangan undang-undang yang berkaitan dengan otonomi daerah, hubungan pusat dan daerah, pembentukan dan pemekaran serta penggabungan daerah, pengelolaan sumber daya alam dan sumber daya ekonomi lainnya, serta yang berkaitan dengan perimbangan keuangan pusat dan daerah. (2) Dewan Perwakilan Daerah ikut membahas rancangan undang-undang yang berkaitan dengan otonomi daerah; hubungan pusat dan daerah; pembentukan, pemekaran, dan penggabunagn daerah; pengelolaan sumber daya alam dan sumber daya ekonomi lainnya, serta perimbangan keuangan pusat dan daerah; serta memberikan pertimbangan kepada Dewan Perwakilan Rakyat atas rancangan undang-undang anggaran pendapatan dan belanja negara dan rancangan undang-undang yang berkaitan dengan pajak, pendidikan, dan agama. (3) Dewan Perwakilan daerah dapat melakukan pengawasan atas pelaksanaan undang-undang mengenai: otonomi daerah, pembentukan, pemekaran dan penggabungan daerah, hubungan pusat dan daerah, pengelolaan sumber daya alam dan sumber ekonomi lainnya, pelaksanaan anggaran pendapatan dan belanja negara, pajak, pendidikan dan agama serta menyampaikan hasil pengawasannya itu kepada Dewan Perwakilan Rakyat sebagai bahan pertimbangan untuk ditindak lanjuti. (4) Anggota Dewan Perwakilan daerah dapat diberhentikan dari jabatannya, yang syarat- syarat dan tatacaranya diatur dalam undang-undang.
  • 29. Teknik Informatika UNSIA Vol 1 No. 2 Bulan Januari 2023 25 (penyelenggaraan negara) maupun yang tidak sedang memerintah (Warga negara biasa). Sikap hidup demokrasi ini pada gilirannya akan menghasilkan budaya demokrasi. Sikap hidup dan budaya demokrasi diperlukan guna mendukung bentuk pemerintahan maupun sistem politik demokrasi. Negara demokrasi tanpa adanya sikap hidup dan budaya demokrasi hanya akan menghasilkan kekacauan dan anarki. Demokrasi paling tidak mencakup dua hal, yaitu struktur dan kultur (Zamroni, 2011). Sekiranya diibaratkan rumah, rumah demokrasi membutuhkan dua hal, yaitu struktur demokrasi dan kultur demokrasi. Dewasa ini dalam alam demokrasi harus ditumbuhkan kesadaran bahwa demokrasi hanya akan tumbuh kuat jika didukung oleh warga-warga yang demikratis, yakni warga yang memiliki dan menjalankan sikap hidup demokratis. Ini artinya Warga Negara yang bersikap dan berbudaya hidup demokratis menjadi syarat bagi berjalannya negara demokrasi. Sebagaimana dikatakan Bahmueller dalam Udin Winataputra (2001) bahwa perkembangan demokrasi suatu negara tergantung pada sejumlah faktor yang menentukan, yakni: tingkat perkembangan ekonomi, perasaan akan identitas nasional, pengalaman sejarah dan budaya Kewarganegaraan. Budaya Kewarganegaraan mencerminkan tradisi demokrasi yang ada di masyarakat. Jika di masyarakat tumbuh budaya demokrasi, maka akan sangat mendukung perkembangan demokrasi negara yang bersangkutan. Oleh karena itu, tradisi atau budaya demokrasi di masyarakat perlu untuk ditumbuh kembangkan. Menumbuhkembangkan budaya demokrasi tersebut dapat dilakukan melalui pendidikan demokrasi. Pendidikan demokrasi pada hakekatnya adalah sosialisasi nilai-nilai demokrasi supaya bisa diterima dan dijalankan oleh warga negara. Pendidikan demokrasi secara subtansif menyangkut sosialisasi, diseminasi, aktualisasi dan implementasi sistem, nilai, konsep dan praktik demokrasi melalui pendidikan. Pendidikan demokrasi bertujuan mempersiapkan warga masyarakat berperilaku dan bertindak demokratis, melalui aktivitas menanamkan pada generasi muda akan menjadi fondasi bagi negara demokrasi. Menurut Zamroni (2001), pengetahuan dan kesadaran akan nilai demokrasi itu meliputi tiga hal. Pertama, kesadaran bahwa demokrasi adalah pola kehidupan yang paling
  • 30. Teknik Informatika UNSIA Vol 1 No. 2 Bulan Januari 2023 26 menjamin hak-hak warga masyarakat itu sendiri, demokrasi adalah pilihan terbaik diantara yang buruk tentang pola hidup bernegara. Kedua, demokrasi adalah sebuah learning proses yang lama dan tidak sekedar meniru dari masyarakat lain. Ketiga, kelangsungan demokrasi tergantung pada keberhasilan mentrans-formasikan nilai-nilai demokrasi pada masyarakat. Lebih lanjut dikatakan, bahwa pendidikan harus mampu melahirkan manusia-manusia yang demokratis. Tanpa manusia yang memegang teguh nilai-nilai demokrasi, masyarakat yang demokratis hanya akan merupakan impian belaka. Pendidikan demokrasi dalam arti luas dapat dilakukan baik secara informal, formal, dan non formal. Secara informal, pendidikan demokrasi bisa dilakukan dilingkungan keluarga yang menumbuhkembangkan nilai-nilai demokrasi. Secara formal, pendidikan demokrasi dilakukan di sekolah baik dalam bentuk intra dan ekstrakurikuler. Sedangkan secara non formal pendidikan demokrasi berlangsung pada kelompok masyarakat, lembaga swadaya, partai politik, pers, dan lain-lain. Penting untuk memberi perhatian mengenai pendidikan demokrasi formal yakni di sekolah atau lembaga pendidikan lain termasuk pendidikan tinggi. Hal ini dimungkinkan karena sekolah sebagai lembaga pendidikan yang telah terprogram, terencana teratur dan berkesinambungan dalam rangka mendidik warga termasuk melakukan pendidikan demokrasi. Hal yang sangat penting dalam pendidikan demokrasi di sekolah adalah mengenai kurikulum pendidikan demokrasi yang menyangkut dua hal: penataan dan isi materi (Winarno, 2007). Penataan menyangkut pemuatan pendidikan demokrasi dalam suatu kegiatan kurikuler, apakah secara eksplisit dimuat dalam suatu mata pelajaran atau mata kuliah ataukah disisipkan ke dalam mata pelajaran umum. Sekarang ini mata pelajaran dan mata kuliah Pendidikan Kewarganegaraan (Civic Education) memuat misi sebagai pendidikan demokrasi. Mata pelajaran yang lain, yakni ilmu pengetahuan sosial (Social Studies) juga bertujuan membentuk Warga Negara yang demokratis dan bertanggung jawab (Permendiknas No. 22 Tahun 2006). Isi materi berkenaan dengan kajian atau bahan apa sajakah yang layak bagi pendidikan demokrasi. Agar benar-benar berfungsi sebagai pendidikan demokrasi, maka materinya perlu ditekankan pada empat hal, yaitu: asal-usul sejarah demokrasi dan perkembangan demokrasi, sejarah demokrasi di Indonesia, jiwa demokrasi Indonesia berdasar Pancasila
  • 31. Teknik Informatika UNSIA Vol 1 No. 2 Bulan Januari 2023 27 dan UUD 1945, dan masa depan demokrasi. Asal-usul demokrasi akan membelajarkan anak mengenai perkembangan konsep demokrasi dari mulai konsep awal sampai sekarang menjadi konsep global sekarang ini. Materi tentang demokrasi Indonesia membelajarkan anak mengenai perkembangan konsep demokrasi dari mulai konsep awal sampai sekarang menjadi konsep global. Materi tentang demokrasi Indonesia membelajarkan anak akan kelebihan, kekurangan serta bentuk-bentuk ideal demokrasi yang tepat untuk Indonesia. Materi masa depan demokrasi akan membangkitkan kesadaran anak mengenai pentingnya demokrasi serta memahami tentang demokrasi yang akan muncul di masa depan. BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan Demokrasi diartikan sebagai pemerintahan atau kekuasaan dari rakayat oleh rakyat dan untuk rakyat. Istilah demokrasi ini memberikan posisi penting bagi rakyat sebab dengan demokrasi, hak-hak rakyat untuk menentukan sendiri jalannya organisasi negara dijamin. Penerapan demokrasi di berbagai Negara di dunia memiliki ciri khas dan spesifikasi masing-masing, lazimnya sangat dipengaruhi oleh ciri khas masyarakat sebagai rakyat dalam suatu negara. Indonesia sendiri menganut demokrasi Pancasila dimana demokrasi itu dijiwai dan diintegrasikan oleh nilai-nilai luhur Pancasila sehingga tidak dapat diselewengkan begitu saja. Implementasi demokrasi Pancasila terlihat pada pesta demokrasi yang diselenggarakan tiap lima tahun sekali. Dengan diadakannya Pemilihan Umum baik legislatif maupun presiden dan wakil presiden terutama di era reformasi ini, aspirasi rakyat dan hak-hak politik rakyat dapat disalurkan secara langsung dan benar serta kedaulatan rakyat yang selama ini hanya ada dalam angan-angan akhirnya dapat terwujud. B. Saran Dari pengalaman masa lalu bangsa kita, kelihatan bahwa demokrasi belum membudaya. Kita memang telah menganut demokrasi dan bahkan telah dipraktekkan baik dalam keluarga, masyarakat, mauoun dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Akan tetapi,
  • 32. Teknik Informatika UNSIA Vol 1 No. 2 Bulan Januari 2023 28 kita belum membudayakannya. Membudayakan berarti telah menjadi kebiasaan yang mendarah daging. Mengatakan “Demokrasi telah menjadi budaya” berarti penghayatan nilai-nilai demokrasi telah menjadi kebiasaan yang mendarah daging diantara warga negara. Dengan kata lain, demokrasi telah menjadi bagian yang tidak dapat dipisah- pisahkan dari kehidupannya. Seluruh kehidupannya diwarnai oleh nilai-nilai demokrasi. Namun, itu belum terjadi. Di media massa kita sering mendengar betapa sering warga negara, bahkan pemerintah itu sendiri, melanggar nilai-nilai demokrasi. Orang-orang kurang menghargai kebebasan orang lain, kurang menghargai perbedaan, supremasi hukum kurang ditegakkan, kesamaan kurang dipraktekkan, partisipasi warga negara atau orang perorangan baik dalam kehidupan sehari-hari maupun dalam kehidupan politik belum maksimal, musyawarah kurang dipakai sebagai cara untuk merencanakan suatu program atau mengatasi suatu masalah bersama, dan seterusnya. Bahkan dalam keluarga dan masyarakat kita sendiri, nilai-nilai demokrasi itu kurang di praktekkan. Oleh karena itu sebagai warga negara Indonesia yang baik mari kita budayakan dan praktikkan demokrasi di Indonesia ini dengan cara menyukseskan program pemiliahan umum (Pemilu) yang diadakan setiap lima tahun sekali dengan memilih wakil rakyat secara langsung, umum, bebas, dan rahasia. UCAPAN TERIMAKASIH Terima kasih saya ucapkan kepada dosen saya terutama bapak Masidin, SH., MH. sebagai guru mata kuliah Pendidikan Kewarganegaraan yang telah memberikan materi perkuliahan secara lengkap dari sesi pertama sampai terakhir, sehingga kami dapat memahami tentang: 1). Identitas Nasional, 2). Integrasi Nasional, 3). Konstitusi Negara Kesatuan Republik Indonesia, 4). Hak dan Kewajiban Warga Negara, 5). Ketahanan Nasional, 6). Aspek Asta Gatra, 7). Sistem Demokrasi, 8). Wawasan Nusantara, 9). Dinamika Politik Strategi Nasional, 10). Wawasan Kebangsaan dalam Pandangan Bangsa Indonesia, 11). Tantangan, Hambatan, dan Gangguan (ATHG) dan Paham Radikalisme, 12). Penerapan HAM di Indonesia dan 13). Perspektif Penegakan Hukum yang Berkeadilan dengan penjelasan dan diskusi materi PKn yang sangat baik. Tidak lupa juga ucapan terimakasih kepada teman-teman yang telah memberikan semangat dalam belajar.
  • 33. Teknik Informatika UNSIA Vol 1 No. 2 Bulan Januari 2023 29 DAFTAR PUSTAKA 1. Imron Fauzi, S. K. (2013). Pendidikan Kewarganegaraan (Civic Education). Jember: SUPERIOR "Pusat Studi Pemberdayaan Rakyat dan Transformasi Sosial". 2. Mawardi, R. A. (2022, Agustus 19). Sejarah Demokrasi di Indonesia dan Perkembangannya dari Masa ke Masa. Diambil kembali dari detikEdu : https://www.detik.com/edu/detikpedia/d-6243165/sejarah-demokrasi-di-indonesia- dan-perkembangannya-dari-masa-ke-masa. Diakses pada tanggal 01 Februari 2023. 3. Nurwardani, P. (2016). Pendidikan Kewarganegaraan Untuk Perguruan Tinggi. Jakarta: Direktorat Jendral Pembelajaran dan Kemahasiswaan Kementrian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Republik Indonesia. 4. Masidin, S. ,. (2022). Sistem dan Kehidupan Demokrasi di Indonesia. Pendidikan Kewarganegaraan, 8-12.
  • 34. Teknik Informatika UNSIA Vol 1 No. 2 Bulan Januari 2023 30 Nilai Tanda Tangan Dosen Pengampu / Tutor Tanda Tangan Mahasiswa (Masidin, S.H., M.H) (Hendro Gunawan) Diserahkan pada Tanggal: Tanggal Mengumpulkan: 02/02/2023