TUGA2_PKn_HENDRO GUNAWAN_NIM 200401072103_ KELAS IT-301.pdf
1. Vol 1 No. 2 Bulan Januari 2023
Pendidikan Kewarganegaraan
Mata Kuliah : Pendidikan Kewarganegaraan
Kelas : IT-301
Program Studi : PJJ Informatika
Nama : Hendro Gunawan 200401072103
Dosen : Masidin, S.H., M.H.
UNIVERSITAS SIBER ASIA
JAKARTA
Tugas 2
2. Teknik Informatika UNSIA
Vol 1 No. 2 Bulan Januari 2023 i
Kata Pengantar
Salam sejahtera kami ucapkan kepada teman-teman, dosen dan segenap unsur yang ada
di Universitas Siber Asia semoga dengan terselesainya tugas 2 yang diberikan oleh dosen
pengajar mata kuliah Pendidikan Kewarganegaraan Bapak Masidin , SH., MH. ini dapat
menambah wawasan tentang Sistem dan Kehidupan Demokrasi di Indonesia. Dengan
terselesainya pengerjaan tugas 2 ini diharapkan juga dapat menambah semangat dalam
belajar untuk kedepannya serta memberikan nilai lebih dalam belajar. Dalam makalah ini
terdapat beberapa penjelasan mengenai Sistem dan Kehidupan Demokrasi di Indonesia
yaitu diantaranya membahas tentang apa arti demokrasi, dimana demokrasi berasal dari
bahasa Yunani yaitu “demos” yang artinya rakyat dan “kratein” yang berarti
pemerintahan, sehingga dapat diartikan bahwa demokrasi adalah pemerintahan yang
dipegang oleh rakyat, (from, by and for the people). Kemudian terdapat penjelasan
mengenai bentuk-bentuk demokrasi, dilihat dari sistem pemerintahannya dapat dibedakan
menjadi dua macam yaitu sistem presidensil dan sistem parlementer. Kemudian
dijelaskan pula bagaimana sejarah dan perkembangan demokrasi di Indonesia dari awal
hingga sekarang. Pertama negara Indonesia menganut sistem yang dinamakan demokrasi
Parlementer, kemudian ganti lagi dengan sistem demokrasi Terpimpin, karena tidak
cocok mengunakan sistem demokrasi ini maka diubahlah oleh presiden Soeharto menjadi
sistem demokrasi Pancasila (orde baru) dan yang terakhir sistem demokrasi yang dianut
oleh bangsa Indonesia saat ini adalah sistem demokrasi reformasi. Dan yang terakhir
adalah bagaimana cara menegakkan sistem demokrasi yang ada di Indonesia ini. Salah
satu upaya yang dilakukan yaitu dengan mensosialisasikan pendidikan demokrasi di
sekolah-sekolah ataupun di lembaga-lembaga pendidikan lain termasuk pendidikan
tinggi. Sekian kata pengantar dari saya atas kritik dan saran yang membangun dari teman-
teman saya ucapkan terima kasih semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua.
3. Teknik Informatika UNSIA
Vol 1 No. 2 Bulan Januari 2023 ii
Daftar Isi
Kata Pengantar....................................................................................................................i
Daftar Isi............................................................................................................................ii
I. PENDAHULUAN..........................................................................................................1
A. Latar Belakang Masalah...........................................................................................1
B. Rumusan Masalah....................................................................................................2
C. Tujuan dan Manfaat.................................................................................................2
D. Metode Penelitian....................................................................................................3
E. Sistematika Penulisan..............................................................................................3
II. TINJAUAN PUSTAKA................................................................................................3
A. Tinjauan Tentang Demokrasi...................................................................................3
B.Nilai-Nilai Ideal Demokrasi......................................................................................4
C.Unsur-Unsur Penegak Demokrasi.............................................................................4
III. PEMBAHASAN..........................................................................................................6
A. Pengertian Demokrasi..............................................................................................6
1. Apa Itu Demokrasi.............................................................................................6
2. Tiga Tradisi Pemikiran Politik Demokrasi.........................................................7
3. Pemikiran Tentang Demokrasi Indonesia..........................................................9
4. Pentingnya Demokrasi sebagai Sistem Politik Kenegaraan Modern................10
B. Bentuk-Bentuk Demokrasi ....................................................................................12
C. Sejarah dan Perkembangan Demokrasi di Indonesia..............................................14
1. Demokrasi Parlementer (1945-1959)...............................................................16
2. Demokrasi Terpimpin (1959-1965).................................................................16
3. Demokrasi Pancasila Era Orde Baru (1965-1998)............................................17
4. Demokrasi Reformasi (1998-sekarang)...........................................................18
D. Membangun Argmen tentang Dinamika dan Tantangan Demokrasi yang
Bersumber dari Pancasila.....................................................................................18
4. Teknik Informatika UNSIA
Vol 1 No. 2 Bulan Januari 2023 iii
1. Majelis Permusyawaratan Rakyat....................................................................18
2. Dewan Perwakilan Rakyat...............................................................................20
3. Dewan Perwakilan daerah................................................................................23
E. Pendidikan Demokrasi di Indonesia.......................................................................24
IV. PENUTUP.................................................................................................................27
A. Kesimpulan............................................................................................................27
B. Saran......................................................................................................................27
UCAPAN TERIMA KASIH............................................................................................28
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................29
5. Vol 1 No. 2 Bulan Januari 2023 1
Sistem dan Kehidupan Demokrasi di
Indonesia
Nama penulis: Hendro Gunawan
#
Program studi: PJJ Informatika, Nama Universitas: Universitas Siber Asia
Kampus Menara, Jl..RM.Harsono No.1, Ragunan, Pasar Minggu Kota Jakarta Selatan, Daerah Khusus
Ibukota Jakarta.
Email: hendro.gnwn@outlook.com
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Setiap warga mendambakan pemerintahan demokratis yang menjamin tegaknya
kedaulatan rakyat. Hasrat ini dilandasi pemahaman bahwa pemerintahan demokratis
memberi peluang bagi tumbuhnya prinsip menghargai keberadaan individu untuk
berpartisipasi dalam kehidupan bernegara secara maksimal. Karena itu, demokrasi perlu
ditumbuhkan, dipelihara, dan dihormati oleh setiap warga negara. Setiap negara
mempunyai ciri khas dalam pelaksanaan kedaulatan rakyat atau demokrasinya. Hal ini
ditentukan oleh sejarah negara yang bersangkutan, kebudayaan, pandangan hidup, serta
tujuan yang ingin dicapainya. Dengan demikian pada setiap negara terdapat corak khas
demokrasi yang tercermin pada pola sikap, keyakinan dan perasaan tertentu yang
mendasari, mengarahkan, dan memberi arti pada tingkah laku dan proses demokrasi
dalam suatu sistem politik.
Demokrasi adalah bentuk atau mekanisme sistem pemerintahan suatu negara sebagai
upaya mewujudkan kedaulatan rakyat (kekuasaan warga negara) atas negara untuk
dijalankan oleh pemerintah negara tersebut. Salah satu pilar demokrasi adalah prinsip
trias politica yang membagi ketiga kekuasaan politik negara (eksekutif, yudikatif, dan
legislatif) untuk diwujudkan dalam tiga jenis lembaga negara yang saling lepas
(independen) dan berada dalam peringkat yang sesjajar satu sama lain. Kesejajaran dan
independensi ketiga jenis lembaga negara ini diperlukan agar ketiga lembaga negara ini
bisa saling mengawasi dan saling menbgontrol berdasarkan prinsip checks and balances.
6. Teknik Informatika UNSIA
Vol 1 No. 2 Bulan Januari 2023 2
Berawal dari kemenangan Negara-negara Sekutu (Eropa Barat dan Amerika Serikat)
terhadap Negara-negara Axis (Jerman, Italia & Jepang) pada Perang Dunia II (1945), dan
disusul kemudian dengan keruntuhan Uni Soviet yang berlandaskan paham Komunisme
di akhir Abad XX, maka paham demokrasi yang dianut oleh Negara-negara Eropa Barat
dan Amerika Utara menjadi paham yang mendominasi tata kehidupan umat manusia di
dunia dewasa ini.
Suatu bangsa atau masyarakat di Abad XXI ini baru mendapat pengakuan sebagai warga
dunia yang beradab (civilized) bilamana menerima dan menerapkan demokrasi sebagai
landasan dan pengaturan tatanan kehidupan kenegaraannya. Sementara bangsa atau
masyarakat yang menolak demokrasi dinilai sebagai bangsa/masyarakat yang belum
beradab (uncivilized).
Indonesia adalah salah satu negara yang menjunjung tinggi demokrasi. Untuk di Asia
Tenggara, Indonesia adalah negara yang paling terbaik menjalankan demokrasinya,
mungkin kita bisa merasa bangga dengan keadaan itu. Di dalam praktek kehidupan
kenegaraan sejak masa awal kemerdekaan hingga saat ini, ternyata paham demokrasi
perwakilan yang dijalankan di Indonesia terdiri dari beberapa model demokrasi
perwakilan yang saling berbeda satu dengan yang lainnya.
B. Rumusan Masalah
Dengan melihat latar belakang masalah yang telah dikemukakan maka, beberapa masalah
yang dapat penulis rumuskan dan akan dibahas dalam laporan ini adalah:
1. Apakah pengertian demokrasi?
2. Bagaimakah bentuk-bentuk demokrasi?
3. Bagaimanakah sejarah dan perkembangan demokrasi di Indonesia?
4. Bagaimana pendidikan demokrasi di Indonesia?
C. Tujuan dan Manfaat
1. Mengetahui pengertian demokrasi.
2. Mengetahui bentuk-bentuk demokrasi.
3. Mengetahui sejarah dan perkembangan demokrasi di Indonesia.
7. Teknik Informatika UNSIA
Vol 1 No. 2 Bulan Januari 2023 3
4. Mengetahui pendidikan demokrasi di Indonesia.
5. Mengetahui bagaimana pendidikan demokrasi di Indonesia.
D. Metode Penelitian
Metode yang digunakan penulis dalam penyusunan makalah ini yaitu dengan
mengumpulkan informasi dari berbagai sumber buku dan browsing di internet.
E. Sistematika Penulisan
Dalam penyusunan makalah ini terdiri dari hal-hal yang saling berkaitan antara bab I
sampai dengan bab IV yang memuat bebrapa isi sebagai berikut:
BAB I Pendahuluan
Membahas tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penulisan dan
sistematika penulisan.
BAB II Tinjauan Pustaka
Membahas tentang tinjauan demokrasi, nilai-nilai ideal demokrasi, dan unsur-unsur
penegak demokrasi.
Bab III Pembahasan
Membahas tentang pengertian demokrasi, bentuk-bentuk demokrasi, sejarah dan
perkembangan demokrasi di Indonesia, dan pendidikan demokrasi di Indonesia.
Bab IV Penutup
Membahas tentang kesimpulan, saran, ucapan terimakasih dan daftar pustaka.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Tentang Demokrasi
Kartini Kantono mengemukakan bahwa “Demokrasi adalah kekuasaan rakyat yang
berbentuk pemerintahan dengan semua tingkatan rakyat ikut mengambil alih bagian
dalam pemerintahan”. Demokrasi sebagai suatu gejala masyarakat yang berhubungan erat
dengan perkembangan negara, mempunyai sifat yang berjenis-jenis. Masing-masing
seperti terlihat dari sudut kemasyarakatan yang ditinjaunya.
8. Teknik Informatika UNSIA
Vol 1 No. 2 Bulan Januari 2023 4
Kemudian Sukarna juga mengemukakan pendapatnya dalam buku Demokrasi Versus
Kediktatoran sebagai berikut “Democracy is a firm goverment in which the will of the
governed executed (put into practice) without causing any harm to human rights”. Bila
diterjemahkan demokrasi adalah bentuk pemerintahan yang akan menjalankan
pemerintahannya tanpa menyebabkan pelanggaran terhadap hak-hak asasi manusia.
Pendapat di atas menunjukkan bahwa dalam negara demokrasi dikenal adanya pengakuan
terhadap hak asasi manusia.
Demokrasi memberikan kebebasan sepenuhnya kepada setiap individu untuk
merealisasikan diri dan mengaktualkan setiap gengsi dan bakatnya menjadi manusia utuh
yang menyadari jati dirinya. Demokrasi memberikan kebebasan penuh untuk berkarya
dan berpartisipasi dalam bidang sosial politik di tengah lingkungan sendiri sesuai dengan
fungsi dan misi hidup setiap orang. Oleh karena itu demokrasi merupakan bentuk
pemerintahan yang memungkinkan individu untuk hidup bebas dan bertanggung jawab.
B. Nilai-Nilai Ideal Demokrasi
Dalam demokrasi terkandung beberapa nilai yang ideal. Nilai-nilai demokrasi menurut
Henry B. Mayo dalam bukunya Introduction to Democratic Theory yang dikutip Miriam
Budiardjo, bahwa: “Demokrasi adalah nilai-nilai yang secara logika mengikuti atau
timbul dari tindak tanduk sesungguhnya dari suatu sistem demokrasi”. Sedangkan sistem
demokrasi yang dimaksud di sini adalah sistem politik yang demokratis dimana
kebijakan umum ditentukan atas dasar mayoritas oleh setiap wakil-wakil yang diawasi
secara efektif oleh rakyat dalam pemilihan-pemilihan berkala yang didasarkan atas
prinsip kesamaan politik dan diselenggarakan dalam keadaan terjaminnya kebebasan
politik (a demokratic political system is one in which public policies are made on majority
basis, by representatives subject to effectif popular control at periodic elections which
are conducted on the principle of political freedom). Uraian di atas memperlihatkan asas-
asas demokrasi sebagai suatu sistem politik. Di samping itu demokrasi tidak hanya
merupakan suatu sitem pemerintahan saja, tetapi juga suatu gaya hidup serta tata
masyarakat yang karena itu juga mengandung unsur-unsur moril. Dengan demikian
makna demokrasi sebagai dasar hidup masyarakat dan bernegara mengandung pengertian
bahwa rakyatlah yang memberikan ketentuan dalam masalah-masalah mengenai
9. Teknik Informatika UNSIA
Vol 1 No. 2 Bulan Januari 2023 5
kehidupannya, termasuk dalam menilai kebijakan negara, karena kebijakan tersebut akan
menentukan kehidupan rakyat.
C. Unsur-Unsur Penegak Demokrasi
Adapun unsur-unsur penegak demokrasi yaitu sebagai berikut:
1. Adanya keterlibatan warga negara (rakyat) dalam pengambilan keputusan politik, baik
langsung maupun tidak langsung (perwakilan).
2. Negara hukum, artinya bahwa negara memberikan perlindungan hukum bagi Warga
negara melalui pelembagaan pengadilan yang bebas dan tidak memihak dan
penjaminan hak asasi manusia.
3. Adanya persamaan hak bagi seluruh warga negara dalam segala bidang.
4. Adanya pengakuan, penghargaan, dan perlindungan terhadap hak-hak asasi rakyat
(warga negara).
5. Adanya lembaga peradilan dan kekuasaan kehakiman yang independen sebagai alat
penegak hukum.
6. Adanya pemilihan umum untuk memilih wakil rakyat yang duduk di lembaga
perwakilan rakyat.
7. Adanya pemilihan umum yang bebas, jujur, dan adil untuk menetukan (memilih)
pemimpin negara dan pemerintahan serta anggota lembaga perwakilan rakyat.
8. Adanya pengakuan terhadap perbedaan keragaman (suku, agama, golongan, dan
sebagainya).
9. Masyarakat madani (civil society) yaitu keterlibatan Warga Negara dalam asosiasi-
asosiasi sosial. Sebagaimana ciri dari pada masyarakat madani yaitu: masyarakat
terbuka, masyarakat yang bebas dari pengaruh kekuasaan dan tekanan negara, dan
masyarakat kritis dan berpartisipasi aktif serta masyarakat egaliter.
10. Infrastruktur terdiri dari; partai politik kelompok gerakan dan kelompok penekan, atau
kelompok kepentingan.
11. Pers yang bebas dan bertanggung jawab yaitu pers yang diberikan kebebasan dalam
berpendapat dengan berdasar pada aturan yang berlaku, dan bertanggung jawab atas
segala tindakan yang dilakukan sebagaimana dalam etika jurnalistik.
10. Teknik Informatika UNSIA
Vol 1 No. 2 Bulan Januari 2023 6
BAB III
PEMBAHASAN
A. Pengertian Demokrasi
1. Apa Demokrasi Itu?
Demokrasi tatap menjadi pembicaraan yang sedang aktual di abad ke-21 ini. Bukan hanya
di kalangan akademisi dan praktisi politik saja, tetapi pers pun ikut membangun konsep
demokrasi Indonesia. Itulah sebabnya mengapa demokrasi menjadi kajian yang menarik
baik di kampus, seminar diskusi maupun di kantor-kantor. Hal tersebut dapat mendorong
tumbuhnya kesadaran tentang demokrasi secara bersamaan di kalangan masyarakat, atu
dapat dikatakan bahwa telah terjadi kesadaran secara kolektif tentang demokratisasi.
Secara estimologis, istilah demokrasi berasal dari bahasa Yunani “demos” artinya rakyat,
dan “kratein” yang berarti pemerintahan. Maka demokrasi ialah suatu pemerintahan yang
dipegang oleh rakyat (from, by and for the people). Menurut Kamus Besar bahasa
Indonesia (KBBI) demokrasi didefinisikan sebagai bentuk/sistem pemerintahan yang
seluruh rakyatnya turut serta memerintah dengan perantaraan wakilnya atau
pemerintahan rakyat.
Sukarna mengutip pendapat Abraham Lincoln yang menegaskan bahwa Democracy is
goverment from the people by the people and for the people. Dengan demikian dalam
sistem demokrasi ini rakyatlah yang memegang kekuasaan sebab pemerintahan berasal
dari rakyat oleh rakyat dan untuk rakyat.
Lalu bagaimana pengertian demokrasi menurut para ahlinya? Dalam The Advance
Learner’s Dictionary of Current English (Hornby dkk, 1988) dikemukakan bahwa yang
dimaksud dengan “democracy” adalah:
(1) country with principles of goverment in which all adult citizens share through their
elected representatives; (2) country with goverment with encourages and allows rights of
citizenship such as freedom of speech, religion, opinion, and association, the assertion of
rule of law, majority rule, accompanied by respect for the rights of minorities; (3) society
in which there is treatment of each other by citizens as equals.
Dari kutipan pengertian tersebut tampak bahwa kata demokrasi merujuk kepada konsep
kehidupan negara atau masyarakat dimana warganegara dewasa turut berpartisipasi
11. Teknik Informatika UNSIA
Vol 1 No. 2 Bulan Januari 2023 7
dalam pemerintahan melalui wakilnya yang dipilih: pemerintahnya mendorong dan
menjamin kemerdekaan berbicara, beragama, berpendapat, berserikat, menegakkan “rule
of law”, adanya pemerintahan mayoritas yang menghormati hak-hak kelompok minoritas;
dan masyarakat yang warga negaranya saling memberi perlakuan yang sama. Pengertian
tersebut pada dasarnya merujuk pada ucapan Abraham Lincoln mantan Presiden Amerika
Serikat ke-16, yang menyatakan bahwa “demokrasi adalah suatu pemerintahan dari
rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat” atau “the goverment from the people, by the people,
and for the people”.
2. Tiga Tradisi Pemikiran Politik Demokrasi
Secara konseptual, seoerti dikemukakan oleh Carlos Alberto Torres (1998) demokrasi
dapat dilihat dari tiga tradisi pemikiran politik, yakni “clasical Aristotelian theory,
cotemporary doctrine”. Dalam pemikiran Aristotelian demokrasi merupakan salah satu
bentuk pemerintahan, yakni “...the goverment of all citizans who enjoy the benefits of
citizenship:, atau pemerintah oleh seluruh warga negara yang memenuhi syarat
kewareganegaraan. Sementara itu dalam tradisi “medieval theory” yang pada dasarnya
menerapkan “Roman law” dan konsep “popular souvereignity” menempatkan “..a
foundation for the exercaise of power, leaving the supreme power in the hands of people”,
atau suatu landasan pelaksanaan kekuasaan tertinggi di tangan rakyat. Sedangkan dalam
“contemporary doctrine of democracy”, konsep “republican”dipandang sebagai “...the
most genuinely popular form of goverment”,
Atau konsep republik sebagai bentuk pemerintahan rakyat yang murni.
Lebih lanjut, Torres (1998) memandang demokrasi dapat ditinjau dari dua aspek, yakni
di suatu pihak adalah “formal democracy” dan di lain pihak “substansive democracy”.
“Formal democracy” menunjuk pada demokrasi dalam arti sistem pemerintahan. Hal ini
dapat dilihat dari dalam berbagai pelaksanaan demokrasi di berbagai negara. Dalam suatu
negara demokrasi, misalnya demokrasi dapat dijalankan dengan menerapkan sistem
presidensial atau sistem parlementer.
Substantive democracy menunjuk pada bagaimana proses demokrasi itu dilakukan.
Proses demokrasi itu dapat diidentifikasi dalam empat bentuk demokrasi. Pertama,
konsep “protective democracy” yang merujuk pada perumusan Jeremy Bentham dan
12. Teknik Informatika UNSIA
Vol 1 No. 2 Bulan Januari 2023 8
James Mill ditandai oleh “..the hegemony of market economy”, atau kekuasaan ekonomi
pasar, di mana proses pemilihan umum dilakukan secara reguler sebagai upaya”...to
advance market interests and to protect against the tyrany of the state within this setting”,
yakni untuk memajukan kepentingan pasar dan melindunginya dari tirani negara. Kedua,
“developmental democracy”, yang ditandai oleh konsepi “...the model of man as a
possesive individualist, atau model manusia sebagai individu yang posesive, yakni
manusia sebagai “...conflicting, self intersted consummers and appropriators”, yang
dikompromikan dengan konsepsi “...manusia sebagai “..a being capable of developing
his power or capacity”, atau mhkluk yang mampu mengembangkan kekuasaan atau
kemampuannya. Di samping itu, juga menempatkan “democratic participation” sebagai
“central route to self development”. Ketiga, “equilibrium democracy” atau “pluralist
democracy” yang dikembangkan oleh Joseph Schumpeter, yang berpandangan perlunya
“depreciates the value of participation and appreciates the functional importance of
apathy”, atau penyeimbangan nilai partisipasi dan pentingnya apatisme, dengan alasan
bahwa “Apathy among a majority of citizens now becames functional to democracy,
because intensive participation is inefficient to rational individuals”, yakni bahwa
apatisme di kalangan moyoritas warga negara menjadi fungsional bagi demokrasi karena
partisipasi yang intensive sesungguhnya dipandang tidak efisien bagi individu yang
rasional. Selain itu ditambahkan bahwa “Participation activates the authoritarianism
already leten in the masses, and overloads the systems with demands which it cannot
meet”, yakni bahwa partisipasi membangkitkan otoritarianisme yang laten dalam massa
dan memberikan beban yang berat dengan tuntutan yang tak bisa dipenuhi (Torres, 1998).
Keempat, “participatory democracy” yang diteorikan oleh C.B. Machperson yang
dibangun dari pemikiran paradoks dari J.J. Rousseau yang menyatakan: “We cannot
acheive more democratic participation without a prior change in social inequality and in
consciousness but we cannot achieve the changes in social inequality and consciousness
without a prior increse in democratic participation”, yakni bahwa kita tidak dapat
mencapai partisipasi yang demokratis tanpa perubahan lebih dulu dalam
ketakseimbangan sosial dan kesadaran sosial, tetapi kita juga tidak dapat mencapai
perubahan dalam ketakseimbangan sosial dan kesadran sosial tanpa peningkatan
13. Teknik Informatika UNSIA
Vol 1 No. 2 Bulan Januari 2023 9
partisipasi lebih dulu. Dengankata lain, perubahan sosial dan partisipasi demokrasi perlu
dikembangkan secara bersamaan karena satu sama lain saling memiliki ketergantungan.
Seperti dikutip dari pandangan Mansbridge dalam “Participation and Democracy
Theory” (Torres,1998) dikatakan bahwa “...the major fuction of participation in the
theory of participatory democracy is... an educative one, educative in a very widest
sense”, yakni bahwa fungsi utama dari partisipasi dalam pandangan teori demokrasi
partisipatif adalah bersifat edukatif dalam arti yang sangat luas. Hal itu dinilai sangat
penting kerena seperti diyakini oleh Peteman dalam Torres (1998) bahwa pengalaman
dalam partisipasi demokrasi “...will develop and foster the democratic personality”, atau
akan mampu mengembangkan dan memantabkan kepribadian yang demokratis. Oleh
karena itu, peranan negara demokrasi harus dilihat dari dua sisi (Torres,1998:149), yakni
demokrasi sebagai “method and content”. Sebagai “method”, demokrasi pada dasrnya
berkenaan dengan “political representation” yang mencakup “regular voting procedures,
free elections, parliamentary and judical system free from executive control, notions of
check and balance in the sistem, predominance of individual rights over colletive rights,
and freedom of speech”. Sedangkan sebagai “content”, sepanjang sejarahnya demokrasi
telah dan akan terus mengalami perkembangan pemikiran manusia mengenai kehidupan
bermasyarakat, berbangsa, bernegara, dan bermasyarakat global.
Uraian di atas adalah contoh pandangan demokrasi dari Carlos Alberto Torres dalam buku
Democracy, Education, and Multiculturalism: Dilemmas of Citizenship in a Global Word
(1998).
3. Pemikiran Tentang Demorasi Indonesia
Suatu negara mempunyai ciri khas dalam pelaksanaan kedaulatan rakyat atau
demokrasinya. Hal ini ditentukan oleh sejarah negara yang bersangkutan, kebudayaan,
pandangan hidup, serta tujuan yang ingin dicapainya. Negara Indonesia telah
mentasbihkan dirinya sebagai negara demokrasi atau negara yang berkedaulatan rakyat.
Sebagai negara demokrasi, demokrasi Indonesia memiliki kekhasan. Apa kekhasan
demokrasi Indonesia itu? Menurut Budiardjo dalam buku Dasar-dasar Ilmu Politik
(2008), demokrasi yang dianut di Indonesia adalah demokrasi yang berdasarkan Pancasila
yang masih terus berkembang dan sifat dan cicri-cirinya terdpat pelbagai tafsiran dan
14. Teknik Informatika UNSIA
Vol 1 No. 2 Bulan Januari 2023 10
pandangan. Meskipun demikian tidak dapat disangkal bahwa nilai-nilai pokok dari
demokrasi konstitusional telah cukup tersirat dalam UUD NRI 1945. Apa itu demokrasi
Pancasila dan apa itu demokrasi konstitusional? Untuk mendalami hal ini, cobalah Anda
cari berbagai pendapat tentang Demokrasi Pancasila dan Demokrasi kostitusional.
Apakah sebelum muncul istilah demokrasi Pancasila, bangsa Indonesia sudah memiliki
tradisi demokrasi? Ada baiknya kita ikuti pendapat Drs. Mohammad Hatta yang dikenal
sebagai Bapak Demokrasi Indonesia tentang hal tersebut. Menurut Moh. Hatta, kita sudah
mengenal tradisi demokrasi jauh sebelum Indonesia merdeka, yakni demokrasi desa.
Demokrasi desa atau desa-demokrasi merupakan demokrasi asli Indonesia, yang
bercirikan tiga hal yakni 1) cita-cita rapat, 2) cita-cita massa protes, dan 3) cita-cita tolong
menolong. Ketiga unsur demokrasi desa tersebut merupakan dasar pengembangan ke arah
demokrasi Indonesia yang modern. Demokrasi Indonesia yang modern adalah “daulat
rakyat” tidak hanya berdaulat dalam bidang politik, tetapi juga dalam bidang ekonomi
dan sosial.
Gambar 1. Bung Hatta: “demokrasi Indonesia adalah kedaulatan rakyat berdasarkan kolektivitas
yang bersifat disentralistik”.
4. Pentingnya Demokrasi sebagai Sistem Politik Kenegaraan Modern
Demokrasi sebagai bentuk pemerintahan, pada awalnya dimulai dari sejarah Yunani
Kuno. Namun demikian demokrasi saat itu hanya memberikan hak berpartisipasi politik
pada minoritas kaum laki-laki dewasa. Demokrasi di mata para pemikir Yunani Kuno
seperti Plato dan Aristoteles buklanlah bentuk pemerintahan yang ideal. Mereka menilai
demokrasi sebagai pemerintahan oleh orang miskin atau pemerintahan oleh orang dungu.
Demokrasi Yunani Kuno itu selanjutnya tenggelam oleh kemunculan pemerintahan
model Kekaisaran Romawi dan tumbuhnya negara-negara kerajaan Eropa sampai abad
ke-17.
15. Teknik Informatika UNSIA
Vol 1 No. 2 Bulan Januari 2023 11
Namun demikian pada akhir abad ke-17 lahirlah demokrasi “modern” yang disemai oleh
para pemikir barat seperti Thomas Hobbes, Montesquieu, dan J.J. Resseau, bersama
dengan munculnya konsep negara-bangsa di Eropa. Perkembangan demokrasi semakin
pesat dan diterima semua bangsa terlebih sesudah Perang Dunia II. Suatu penelitian
UNESCO tahun 1949 menyatakan “mungkin bahwa untuk pertama kalinya dalam
sejarah, demokrasi dinyatakan sebagai nama yang paling baik dan wajar untuk semua
sistem organisasi politik dan sosial yang diperjuangkan oleh pendukung-pendukung yang
berpengaruh”.
Gamabar 2. Pilih demokrasi atau nondemokrasi?
Dengan demikian, sampai saat ini, demokrasi diyakini dan diterima sebagai sistem politik
yang bail guna mencapai kesejahteraan bangsa. Hampir semua negara modern
menginginkan dirinya dicap demokrasi. Sebaliknya akan menghindar dari julukan
sebagai negara yang “undemocracy”.
Lalu apa pentingnya demokrasi sehingga menjadi pilihan banyak negara? Adakah pilihan
lain yang lebih baik guna mencapai tujuan bernegara yakni kesejahteraan dan keadilan
rakyatnya? Berikut contoh pendapat warga mengenai pentingnya demokrasi.
Kotak #1: Pentingnya demokrasi
Mengapa kehidupan demokrasi sangat penting dikembangkan dalam kehidupan masyarakat?
Karena demokrasilah yang memegang peranan penting dalam masyarakat dan dalam tata
aturan suatu negara...
16. Teknik Informatika UNSIA
Vol 1 No. 2 Bulan Januari 2023 12
B. Bentuk-Bentuk Demokrasi
Dilihat dari sistem pemerintahannya, demokrasi ada dua macam yakni sistem presidensil
dan sistem parlementer. Di Indonesia sistem yang dianut adalah sistem presidensil.
Sistem presidensil menekankan pentingnya pemilihan presiden secara langsung, sehingga
presiden terpilih mendapatkan mandat secara langsung dari rakyat. Dalam sistem ini
kekuasaan eksekutif sepenuhnya berada di tangan presiden. Presiden merupakan kepala
negara sekaligus kepala pemerintahan. Kekuasaan presiden dibatasi oleh hukum atau
konstitusi.
Menurut Hague (Damanhuri, 2014:54) sistem presidensil memiliki tiga unsur pokok,
yaitu:
1. Presiden yang dipilih rakyat memimpin pemerintahan dan mengangkat pejabat-pejabat
pemerintahan yang terkait.
2. Presiden dan Dewan Perwakilan Rakyat memiliki masa jabatan tetap dan tidak bisa
saling menjatuhkan .
3. Tidak ada status tumpang tindih antara badan eksekutif dan badan legislatif.
Menurut Jafar (dalam Martini (ed), 2013:110), ciri-ciri pemerintahan yang menggunakan
sistem presidensil, adalah sebagai berikut:
1. Negara dikepalai oleh presiden.
Tanpa adanya demokrasi di suatu negara, dan segala sesuatunya di atur oleh pemerintah,
maka hilanglah kesejahteraan masyarakat dan kacaulah negara tersebut...Demokrasi
sangatlah penting dan di perlukan masyarakat, tidak hanya sekedar pemerintah yang
memegang kendali dalam pengaturan suatu negara, perlu adanya masyarakat yang
kompolemen, mendukung dan masyarakat perlu terlibat dalam pembangunan suatu negara
demi terciptanya kemakmuran dan kesejahteraan negara... Semoga membantu.
Dengan demokrasi tak ada saling ingin menang sendiri, saling memaksakan kehendak, saling
menghina, saling melecehkan, saling menjatuhkan. Yang ada saling menghargai, saling
menghormati, saling mengerti, saling menerima pendapat orang lain, saling lapang dada,
saling tenggang rasa. Dan kehidupan yang nyaman pasti akan tercipta.
17. Teknik Informatika UNSIA
Vol 1 No. 2 Bulan Januari 2023 13
2. Kekuasaan eksekutif presiden dijalankan berdasarkan kedaulatan yang dipilih dari dan
oleh rakyat melalui badan perwakilan.
3. Presiden mempunyai kekuasaan mengangkat dan memberhentikan Menteri.
4. Menteri tidak bertanggung jawab kepada DPR, melainkan kepada presiden.
5. Presiden dan DPR mempunyai kedudukan yang sama sebagai lembaga negara dan tidak
dapat saling membubarkan.
Selain sistem presidensil, ada juga yang disebut sistem parlementer, sistem ini
menerapkan model hubungan yang menyatu antara kekuasaan eksekutif dan legislatif.
Parlemen adalah pemegang peran utama dalam sistem pemerintahan di negara-negara
yang menerapkannya. Parlemen memiliki kewenangan mengangkat kepala pemerintahan
dan memberhentikannya dengan mengeluarkan mosi tak percaya.
Kepala eksektif adalah berada di tangan seorang perdana menteri, ia dipilih dan
bertanggung jawab pada parlemen. Perdana menteri bisa membubarkan parlemen dengan
cara menyelenggarakan pemilihan umum.
Adapun kepala negara ada pada tangan ratu, raja, sultan, dan sebutan lainnya, misalnya
di Inggris, Kamboja, Brunei Darusalam, dan lainnya. Kepala negara di negara parlemen
memiliki fungsi utama sebagai simbol negara. Dilihat dari cara menyampaikan
pendapatnya, menurut Chamim, dkk (2003), demokrasi dibagi dua yaitu demokrasi
langsung (direct democracy). Selain demokrasi langsung dan demokrasi perwakilan,
menurut Jafar (dalam Martini (ed), 2013:108) terdapat demokrasi perwakilan dengan
sistem pengawasan langsung dari rakyat.
Demokrasi macam ini merupakan campuran antara demokrasi langsung dan demokrasi
perwakilan. Rakyat memilih wakilnya untuk duduk di dalam lembaga perwakilan rakyat,
tetapi wakil rakyat dalam menjalankan tugasnya diawasi rakyat melalui referendum dan
inisiatif rakyat. Demokrasi ini dilaksanakan antara lain di Swiss.
Dilihat dari prinsip ideologinya , demokrasi terbagi dua, yaitu: demokrasi rakyat dan
demokrasi konstitusional, demokrasi rakyat menghendaki tidak adanya perbedaan
berdasar kepada kelas sosial sedangkan demokrasi konstitusional menekankan bahwa
demokrasi harus berdasarkan kepada konstitusi.
18. Teknik Informatika UNSIA
Vol 1 No. 2 Bulan Januari 2023 14
Menurut ensiklopedia Pemerintahan dan Kewarganegaraan Jilid 5 (2010:5) secara umum
sistem pemerintahan parlementer memiliki ciri-ciri, sebagai berikut:
1. Kekuasaan berada di tangan parlemen.
2. Anggota parlemnen berasal dari partai-partai politik.
3. Perdana menteri diangkat oleh parlemen.
4. Kabinet yang dibentuk oleh perdana menteri berasal dari anggota parlemen yang dalam
praktik berasal dari kekuatan politik yang menguasai kursi parlemen.
5. Anggota kabinet (seluruhnya atau sebagian) adalah anggota parlemen.
6. Perdana menteri bersama dengan kabinetnya bertangung jawab kepada parlemen.
Dengan kata lain, kekuasaan eksekutif berada di bawah parlemen.
7. Ratu, raja, sultan ataupun presiden adalah kepala negara yang menjadi simbol negara.
8. Kepala negara atas saran perdana menteri dapat membubarkan parlemen.
C. Sejarah dan Perkembangan Demokrasi di Indonesia
Pemahaman demokrasi modern berasal dari adanya beragam kepentingan individu.
Dalam upaya mencapai kepentingan-kepentingan tersebut, harus ada wadah bersama
yang menetapkan dan menetukan langkah-langkah mewujudkan kepentingan bersama
tersebut. Wadah itu dibentuk melelui kontrak sosial yang dipelopori oleh teori dari John
Locke dan JJ. Rosseau. Kontrak sosial dapat terwujud melalui 2 tahap/cara, yakni:
1. Perjanjian masyarakat, yaitu perjanjian antar individu untuk membentuk masyarakat.
2. Perjanjian pemerintah, yaitu perjanjian antar masyarakat untuk membentuk
pemerintahan.
Apabila yang berkuasa dalam suatu negara adalah rakyat maka akan lahir negara
demokrasi. Salah satu prinsip dalam kontrak sosial adalah demokrasi, dimana kekuasaan
tertinggi (kedaulatan) berada di tangan rakyat walaupun sudah dibagi-bagi kekuasaannya.
Dengan demikian, demokrasi sebagai sistem pemerintahan memiliki karakteristik sebagai
berikut:
1. Pemerintah atas nama dan tanggung jawab kepada rakyat.
2. Pemerintah oleh, dari, dan untuk rakyat.
3. Tidak ada hak progresif individu, dalam arti tidak ada individu yang memiliki hak
yang lebih utama/tinggi dibandingkan individu lainnya.
19. Teknik Informatika UNSIA
Vol 1 No. 2 Bulan Januari 2023 15
4. Pemerintahan dijalankan atas kehendak masyarakat tanpa mengabaikan hak.
Negara sebagai suatu organisasi kekuasaan pemerintah meliputi 3 komponen utama yakni
penguasa, hubungan kekuasaan, dan rakyat. Dalam demokrasi, hubungan kekuasaan ini
tidak berlangsung secara bebas mutlak karena kekuasaan pemerintah dibatasi oleh
konstitusi (UUD). Konstitusi berfungsi sebagai hukum dasar yang mengatur hubungan
kekuasaan dalam negara. Karena bersumber dari konstitusi, maka ciri-ciri pemerintahan
dengan demokrasi konstitusional adalah:
1. Pemisah/pembagian fungsi kekuasaan.
2. Pemisahan/pembagian lembaga.
3. Jaminan HAM.
4. Rule of law, dalam arti adanya supremasi hukum, persamaan dalam hukum, dan
kontrol sosial.
Sejak Indonesia merdeka dan berdaulat sebagai sebuah negara pada tanggal 17 Agustus
1945, para Pendiri Negara Indonesia (the Founding Fathers) melalui UUD 1945 (yang
disahkan pada tanggal 18 Agustus 1945) telah menetapkan bahwa Negara Kesatuan
republik Indonesia (selanjutnya disebut NKRI) menganut paham atau ajaran demokrasi,
dimana kedaulatan (kekuasaan tertinggi) berada di tangan rakyat dan dilaksanakan
sepenuhnya oleh Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR). Dengan demikian berarti juga
NKRI tergolong sebagai negara yang menganut paham Demokrasi Perwakilan
(Representative Democracy). Penetapan paham demokrasi sebagai tatanan pengaturan
hubungan antara rakyat di satu pihak dengan negara lain pihak oleh Para Pendiri Negara
Indonesia yang duduk di BPUPKI tersebut, kiranya tidak bisa dilepaskan dari kenyataan
bahwa sebagian terbesarnya pernah mengecap pendidikan barat, baik mengikutinya
secara langsung di negara-negara Eropa Barat (khususnya Belanda), maupun
mengikutinya melalui pendidikan lanjutan atas dan pendidikan tinggi yang
diselenggarakan oleh pemerintah kolonial Belanda di Indonesia sejak beberapa dasawarsa
sebelumnya, sehingga telah cukup akrab dengan ajaran demokrasi yang berkembang di
negara-negara Eropa Barat dan Amerika Serikat. Tambah lagi suasana pada saat itu
(Agustus 1945) negara-negara penganut ajaran demokrasi telah keluar sebagai pemenang
Perang Dunia II.
20. Teknik Informatika UNSIA
Vol 1 No. 2 Bulan Januari 2023 16
Di dalam praktek kehidupan kenegaraan sejak masa awal kemerdekaan hingga saat ini,
ternyata paham demokrasi perwakilan yang dijalankan di Indonesia terdiri dari beberapa
model demokrasi perwakilan yang saling berbeda satu dengan lainnya.
1. Demokrasi Parlementer (1945-1959)
Demokrasi parlementer adalah sistem demokrasi yang menempatkan parlemen sebagai
bagian fundamental di pemerintahan. Sejalan dengan diberlakukannya UUD Sementara
1950 (UUDS 1959) Indonesia mempraktekkan model Demokrasi Parlementer Murni
(dinamakan juga Demokrasi Liberal), yang diwarnai dengan cerita sedih yang panjang
tentang instabilitas pemerintahan (eksekutif = Kabinet) dan nyaris berujung pada konflik
ideologi di Konstituante pada bulan Juni-Juli 1959.
Pada masa ini digelar Pemilu pertama pada tahun 1955. Pemilu ini diikuti oleh lebih dari
30 partai politik dan lebih dari seratus daftar kumpulan dan calon perorangan. Beberapa
hal yang menarik dari Pemilu 1955 adalah tingginya kesadaran berkompetisi secara sehat.
Misalnya, meski yang menjadi calon anggota DPR adalah perdana menteri dan menteri
yang sedang memerintah, mereka tidak menggunakan fasilitas negara dan otoritasnya
kepada pejabat bawahan untuk menggiring pemilih yang menguntungkan partainya. Akan
tetapi, konsep demokrasi ini dianggap kurang cocok untuk Indonesia. Lemahnya budaya
demokrasi untuk mempraktikan demokrasi model barat ini telah memberi peluang sangat
besar kepada partai-partai politik mendominasi kehidupan sosial politik.
2. Demokrasi Terpimpin (1959-1965)
Demokrasi terpimpin adalah sistem pemerintahan, di mana segala kebijakan atau
keputusan yang diambil dan dijalankan berpusat kepada satu orang, yaitu pemimpin
pemerintahan. Ciri yang paling khas dari konsep demokrasi terpimpin adalah kehadiran
peran dan campur tangan presiden selaku pemimpin tertinggi demokrasi dan revolusi
yakni Presiden Soekarno.
Guna mengatasi konflik yang berpotensi mencerai-beraikan NKRI, maka pada tanggal 5
Juli 1959, Presiden Ir. Soekarno mengeluarkan Dekrit Presiden yang memberlakukan
kembali UUD 1945, dan sejak itu pula diterapkan model Demokrasi Terpimpin yang
diklaim sesuai dengan ideologi Negara Pancasila dan paham Integralistik yang
mengajarkan tentang kesatuan antara rakyat dan negara.
21. Teknik Informatika UNSIA
Vol 1 No. 2 Bulan Januari 2023 17
Namun belum berlangsung lama, yaitu hanya sekitar enam sampai dengan delapan tahun
dilaksanakannya Demokrasi Terpimpin, kehidupan kenegaraan kembali terancam akibat
konflik politik dan ideologi yang berujung pada peristiwa G30S/PKI pada tanggal 30
September 1965, dan turunnya Ir. Soekarno dari jabatan presiden RI pada tanggal 11
Maret 1968.
Pada masa demokrasi terpimpin banyak terjadi penyelewengan terhadap Pancasila dan
UUD 1945, seperti:
❖ Pembentukan Nasionalis, Agama, dan Komunis (Nasakom).
❖ Tap MPRS No. III/MPRS/1963 tentang Pengangkatan Soekarno sebagai presiden
seumur hidup.
❖ Pembubaran DPR hasil pemilu oleh presiden.
❖ Pengangkatan ketua DPR Gotong Royong/MPRS menjadi menteri negara oleh
presiden.
❖ GBHN bersumber pada pidato presiden tanggal 17 Agustus 1959 yang berjudul
‘Penemuan Kembali Revolusi Kita’ ditetapkan oleh DPA bukan MPRS.
3. Demokrasi Pancasila Era Orde Baru (1965-1998)
Setelah peristiwa G30S PKI terjadi di tahun 1965, terjadi pergantian pemimpin dari
Soekarno menuju Soeharto. Era orde baru ini juga dikenal dikenal dengan istilah
Demokrasi Pancasila yang menjadikan Pancasila sebagai landasan demokrasi. Presiden
Soeharto yang menggantikan Ir. Soekarno sebagai Presiden ke-2 RI dan menerapkan
model Demokrasi yang berbeda lagi, yaitu dinamakan Demokrasi Pancasila (Orba), untuk
menegaskan klaim bahwasannya medel demokrasi inilah yang sesungguhnya sesuai
dengan ideologi negara Pancasila.
Akan tetapi, pada masa rezim Soeharto ini terdapat beberapa penyimpangan, seperti:
❖ Penyelenggaraan pemilu yang tidak jujur dan tidak adil.
❖ Penegakan kebebasan berpolitik bagi Pegawai Negeri Sipil (PNS).
❖ Kekuasaan kehakiman (Yudikatif) yang tidak mandiri karena para hakim adalah
anggota PNS Departemen Kehakiman.
❖ Kurangnya jaminan kebebasan mengemukakan pendapat.
❖ Sistem kepartaian yang otonom dan berat sebelah.
22. Teknik Informatika UNSIA
Vol 1 No. 2 Bulan Januari 2023 18
❖ Maraknya praktik kolusi, korupsi, dan nepotisme (KKN).
Demokrasi Pancasila (Orba) berhasil bertahan relatif cukup lama dibandingkan dengan
model-model demokrasi lainnya yang pernah diterapkan sebelumnya, yaitu sekitar 32
tahun.
4. Demokrasi Reformasi (1998 - sekarang)
Berakhirnya rezim orde baru yang berkuasa selama 32 tahun melahirkan demokrasi baru
yang dikenal dengan istilah era reformasi. Era reformasi adalah fase demokrasi yang
kembali ke prinsip dasar demokrasi, seperti:
✓ Adanya Pemilu secara langsung.
✓ Kebebasan Pers.
✓ Desentralisasi.
✓ Hak-hak dasar warga negara lebih terjamin.
✓ Rekrutment politik yang inklusif.
D. Membangun Argumen Tentang Dinamika dan Tantangan Demokrasi yang
Bersumber dari Pancasila
1. Majelis Permusyawaratan rakyat
Amandemen UUD 1945 dilakukan pula terhadap ketentuan tentang lembaga
permusyawaratan rakyat, yakni MPR. Sebelum dilakukan perubahan, MPR merupakan
lembaga tinggi Negara. Bagaimana setelah dilakukan perubahan?
Kotak #2: Dinamika susunan keanggotaan dan wewenang MPR
Ketentuan mengenai Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) dalam naskah asli UUD 1945
terdiri atas dua pasal. Kedua pasal tersebut adalah Pasal 2 dengan 3 ayat dan Pasal 3 tanpa
ayat.
Pasal 2
(1) Majelis Permusyawaratan Rakyat terdiri atas anggota-anggota Dewan Perwakilan
Rakyat, ditambah dengan utusan-utusan dari daerah-daerah dan golongan-golongan,
menurut aturan yang ditetapkan dengan undang-undang.
(2) Majelis Permusyawaratan Rakyat bersidang sedikitnya sekali dalam lima tahun di ibu
kota negara.
(3) Segala putusan Majelis Permusyawaratan Rakyat ditetapkan dengan suara terbanyak.
23. Teknik Informatika UNSIA
Vol 1 No. 2 Bulan Januari 2023 19
Dengan ketentuan baru ini amak terjadilah perubahan mendasar dalam sistem
ketatanegaraan kita. Perubahan apakah itu? Perubahan dari sistem vertikal hierarkis
dengan prinsip supremasi MPR menjadi sistem yang horizontal fundamental dengan
prinsip checks and balance (saling mengawasi dan mengimbangi) antar lembaga negara.
Dalam kaitan dengan pemilihan Presiden dan Wakil Presiden secara langsung, timbul
kewenangan baru bagi MPR, yakni melantik Presiden dan Wakil Presiden (Pasal 3 Ayat
(2) UUD 1945). Kewenangan lain yang muncul berdasarkan ketentuan Pasal 3 Ayat (3)
UUD 1945 adalah MPR berwenang memberhentikan presiden dan/atau wakil Presiden
dalam masa jabatannya menurut UUD. Ketentuan ini harus dihubungkan dengan
ketentuan Pasal 7A UUD 1945 yang berbunyi:
Pasal 3
Majelis Permusyawaratan Rakyat menetapkan Undang-Undang Dasar dan garis-garis besar
daripada haluan negara.
Perubahan UUD 1945 dilakukan terhadap Pasal 2 Ayat (1), yakni mengenai susunan
keanggotaan MPR. Pasal 2 Ayat (2) dan ayat (3) tetap tidak diubah. Adapun Pasal 3 diubah
dari tanpa ayat menjadi Pasal 3 dengan 3 ayat. Rumusan perubahannya adalah sebagai
berikut.
Pasal 2
(1) Majelis Permusyawaratan Rakyat terdiri atas anggota Dewan Perwakilan Rakyat dan
Anggota Dewan Perwakilan Daerah yang dipilih melalui pemilihan umum dan diatur lebih
lanjut dengan undang-undang.
(2) Majelis Permusyawaratan Rakyat bersidang sedikitnya sekali dalam lima tahun di ibu kota
negara.
(3) Segala putusan Majelis Permusyawaratan Rakyat ditetapkan dengan suara terbanyak.
Pasal 3
(1) Majelis Permusyawratan Rakyat berwenang mengubah dan menetapkan Undang-
Undang Dasar.
(2) Majelis Permusyawaratan Rakyat melantik Presiden dan /atau Wakil Presiden.
(3) Majelis Permusyawaratan Rakyat hanya dapat memberhentikan Presiden dan/atau Wakil
Presiden dalam masa jabatannya menurut Undang-Undang dasar.
24. Teknik Informatika UNSIA
Vol 1 No. 2 Bulan Januari 2023 20
Presiden dan wakil Presiden dapat diberhentikan dalam masa jabatannya oleh Majelis
Permusyawaratan Rakyat atas usul Dewan Perwakilan Rakyat, baik apabila terbukti telah
melakukan pelanggaran hukum berupa pengkhianatan terhadap negara, korupsi,
penyuapan, tindak pidana berat lainnya, atau perbuatan tercela maupun apabila terbukti
tidak lagi memenuhi syarat sebagai Presiden dan/atau Wakil Presiden.
Kewenangan MPR lainnya diatur pula dalam Pasal 8 Ayat (2) dan Ayat (3) UUD 1945.
Pasal tersebut mengatur tentang pengisian lowongan jabatan presiden dan wakil presiden
secara bersama-sama atau bilamana wakil presiden berhalangan tetap. Berikut ini
disajikan bagan tentang MPR.
Gambar 3. Struktur dan Wewenang MPR.
2. Dewan Perwakilan Rakyat
Dalam upaya mempertegas pembagian kekuasaan dan menerapkan prinsip saling
mengawasi dan mengimbangi yang lebih ketat dan transparan, maka ketentuan
mengenai DPR dilakukan perubahan. Perhatikan beberapa perubahan penting berikut
berikut ini.
Kotak #3: Keanggotaan, susunan, dan waktu sidang DPR.
25. Teknik Informatika UNSIA
Vol 1 No. 2 Bulan Januari 2023 21
Perubahan UUD 1945 membawa pengaruh yang cukup besar terhadap kekuasaan DRP
dalam membentuk undang-undang. Mari kita perhatikan rumusan naskah asli dan
rumusan perubahan yang terjadi berikut ini.
Kotak #4: Kekuasaan DPR dalam membentuk undang-undang.
Rumusan naskah asli
Pasal 19
Susunan Dewan Perwakilan Rakyat ditetapkan dengan undang-undang. Dewan Perwakilan
Rakyat bersidang sedikitnya sekali dalam setahun.
Rumusan Perubahan
Pasal 19
(1)Anggota Dewan Perwakilan Rakyat dipilih melalui pemilihan umum.
(2)Susunan Dewan Perwakilan Rakyat diatur dengan undang-undang.
(3)Dewan Perwakilan Rakyat bersidang sedikitnya sekali dalam setahun.
Rumusan naskah asli
Pasal 20
(1) Tiap-tiap undag-undang menghendaki persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat.
(2) Jika sesuatu rancangan undang-undang tidak mendapat persetujuan Dewan Perwakilan
Rakyat, maka rancangan tadi tidak boleh dimajukan lagi dalam persidangan Dewan
Perwakilan Rakyat masa itu.
Rumusan perubahan
Pasal 20
(1) Dewan Perwakilan Rakyat memegang kekuasaan membentuk undang-undang.
(2) Setiap rancangan undang-undang dibahas oleh Dewan Perwakilan rakyat dan Presiden
untuk mendapat persetujuan bersama.
(3) Jika rancangan undang-undang itu tidak mendapat persetujuan bersama, rancangan
undang-undang itu tidak boleh diajukan lagi dalam persidangan Dewan Perwakilan
Rakyat masa itu.
(4) Presiden mengesahkan rancangan undang-undang yang telah disetujui bersama untuk
menjadi undang-undang.
(5) Dalam hal rancangan undang-undang yang telah disetujui bersama tersebut tidak disahkan
oleh Presiden dalam waktu tiga puluh hari semenjak rancangan undang-undang tersebut
disetujui, rancangan undang-undang tersebut sah menjadi undang-undang dan wajib
diundangkan.
26. Teknik Informatika UNSIA
Vol 1 No. 2 Bulan Januari 2023 22
Kletentuan mengenai fungsi dan hak DPR serta hak anggota DPR diatur dalam Pasal 20
A dengan empat ayat. Rumusan selengkapnya dapat Anda perhatikan pada kotak 5.
Kotak #5: Fungsi dan hak DPR serta hak anggota DPR
Menurut ketentuan pasal 20 A ayat (1) UUD 1945 fungsi DPR ada tiga, yaitu fungsi
legislatif, fungsi anggaran, dan fungsi pengawasan. Mari kita pahami ketiga fungsi
tersebut.
(1) Fungsi legislatif adalah fungsi membentuk undang-undang yang dibahas dengan
Presiden untuk mendapat persetujuan bersama.
(2) Fungsi anggaran adalah fungsi menyusundan menetapkan anggaran pendapatan dan
belanja negara bersama Presiden dengan memperhatikan pertimbangan DPD.
(3) Fungsi pengawasan adalah fungsi melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, undang-undang, dan
peraturan pelaksanaannya.
Berdasarkan ketetapan Pasal 20 A Ayat (2) DPR mempunyai hak interpelasi, hak angket,
dan hak menyatakan pendapat. Mari kita perhatikan apa makna dari ketiga hak DPR
tersebut:
(1) Hak interpelasi adalah hak DPR untuk meminta keterangan kepada pemerintah
mengenai kebijakan pemerintah yang penting dan strategis serta berdampak luas
pada kehidupan masyarakat dan bernegara.
Pasal 20 A
(1) Dewan Perwakilan rakyat memiliki fungsi legislasi, fungsi anggaran, dan fungsi
pengawasan.
(2) Dalam menjalankan fungsinya, selain hak yang diatur dalam pasal-pasal lain Undang-
Undang Dasar ini, Dewan Perwakilan Rakyat mempunyai hak interpelasi, hak angket, dan
hak menyatakan pendapat.
(3) Selain hak yang diatur dalam pasal-pasal lain undang-undang dasar ini, setiap anggota
Dewan Perwkilan Rakyat mempunyai hak mengajukan pertanyaan, menyampaikan usul dan
pendapat serta hak imunitas.
(4) Ketentuan lebih lanjut tentang hak Dewan Perwakilan Rakyat dan hak anggota Dewan
Perwakilan Rakyat diatur dalam undang-undang.
27. Teknik Informatika UNSIA
Vol 1 No. 2 Bulan Januari 2023 23
(2) Hak angket adalah Hak DPR untuk melakukan penyelidikan terhadap kebijakan
pemerintah yang penting dan strategis serta berdampak luas pada kehidupan
bermasyarakat dan bernegara yang diduga bertentangan dengan peraturan
perundang-undangan.
(3) Hak menyatakan pendapat adlah hak DPR sebagai lembaga untuk menyatakan
pendapat terhadap kebijakan pemerintah atau mengenai kejadian luar biasa yang
terjadi di tanah air atau situasi dunia internasional. Penyampaian hak ini disertai
dengan rekomendasi penyelesaiannya atau sebagai tindak lanjut pelaksanaan: hak
interpelasi, hak angket, dan terhadap dugaan bahwa Presiden dan/atau Wakil
Presiden melakuakn pelanggaran hukum berupa pengkhianatan terhadap negara,
korupsi, penyuapan, tindak pidana berat lainnya atau perbuatan tercela maupun tidak
lagi memenuhi syarat sebagai Presiden dan/atau Wakil Presiden.
Di samping DPR, anggota DPR juga mempunyai hak tertentu. Hak-hak anggota DPR
tersebut adalah; Mengajukan rancangan undang-undang; Mengajukan pertanyaan;
Menyampaikan usul dan pendapat; Memilih dan dipilih; Membela diri; Imunitas; dan
Protokoler; Keuangan; dan administratif.
4. Dewan Perwakilan Daerah
Ketentuan mengenai Dewan Perwakilan Daerah (DPD) merupakan hal baru dalam UUD
1945. Ketentuan ini diatur dalam bab tersendiri dan terdiri atas dua pasal, yaitu Pasal 22
C dengan 4 ayat dan Pasal 22 D dengan 4 ayat. Perhatikan rumusan selengkapnya berikut
ini:
Kotak #6: Dewan Perwakilan Daerah
Pasal 22 C
(1) Anggota Dewan Perwakilan Daerah dipilih dari setiap provinsi melalui pemilihan
umum.
(2) Anggota Dewan Perwakilan Daerah dari setiap provinsi jumlahnya sama dan
jumlah seluruh anggota Dewan Perwakilan Daerah itu tidak lebih dari sepertiga
jumlah anggota Dewan Perwakilan Rakyat.
(3) Dewan Perwakilan daerah bersidang sedikitnya sekali dalam setahun.
(4) Susunan dan kedudukan Dewan Perwakilan Daerah diatur dengan undang-undang
Pasal 22 D
28. Teknik Informatika UNSIA
Vol 1 No. 2 Bulan Januari 2023 24
Sistem perwakilan di Indonesia merupakan sistem yang khas. Mengapa dikatakan khas?
Sebab disamping terdapat DPR sebagai lembaga perwakilan berdasarkan aspirasi rakyat,
juga ada DPD sebagai lembaga penampung aspirasi daerah. Demikianlah dinamika yang
terjadi dengan lembaga permusyawaratan dan perwakilan di negara kita yang secara
langsung mempengaruhi kehidupan demokrasi. Dinamika ini tentu saja kita harapkan
akan mendatangkan kemaslahatan kepada semakin sehat dan dinamisnya Demokrasi
Pancasila yang tengah melakukan konsolidasi menuju demokrasi yang matang
(maturation democracy). Hal ini merupakan peluang dan sekaligus tantangan bagi
segenap komponen bangsa.
E. Pendidikan Demokrasi di Indonesia
Pada bagian awal telah dikemukakan bahwa demokrasi bukan sekedar bentuk
pemerintahan maupun sistem politik. Demokrasi adalah sikap hidup yang harus tumbuh
dan berkembang dalam diri warga negara, baik yang sedang memerintah
(1) Dewan Perwakilan daerah dapat mengajukan kepada Dewan Perwakilan Rakyat rancangan
undang-undang yang berkaitan dengan otonomi daerah, hubungan pusat dan daerah,
pembentukan dan pemekaran serta penggabungan daerah, pengelolaan sumber daya alam
dan sumber daya ekonomi lainnya, serta yang berkaitan dengan perimbangan keuangan
pusat dan daerah.
(2) Dewan Perwakilan Daerah ikut membahas rancangan undang-undang yang berkaitan
dengan otonomi daerah; hubungan pusat dan daerah; pembentukan, pemekaran, dan
penggabunagn daerah; pengelolaan sumber daya alam dan sumber daya ekonomi lainnya,
serta perimbangan keuangan pusat dan daerah; serta memberikan pertimbangan kepada
Dewan Perwakilan Rakyat atas rancangan undang-undang anggaran pendapatan dan
belanja negara dan rancangan undang-undang yang berkaitan dengan pajak, pendidikan,
dan agama.
(3) Dewan Perwakilan daerah dapat melakukan pengawasan atas pelaksanaan undang-undang
mengenai: otonomi daerah, pembentukan, pemekaran dan penggabungan daerah,
hubungan pusat dan daerah, pengelolaan sumber daya alam dan sumber ekonomi lainnya,
pelaksanaan anggaran pendapatan dan belanja negara, pajak, pendidikan dan agama serta
menyampaikan hasil pengawasannya itu kepada Dewan Perwakilan Rakyat sebagai bahan
pertimbangan untuk ditindak lanjuti.
(4) Anggota Dewan Perwakilan daerah dapat diberhentikan dari jabatannya, yang syarat-
syarat dan tatacaranya diatur dalam undang-undang.
29. Teknik Informatika UNSIA
Vol 1 No. 2 Bulan Januari 2023 25
(penyelenggaraan negara) maupun yang tidak sedang memerintah (Warga negara biasa).
Sikap hidup demokrasi ini pada gilirannya akan menghasilkan budaya demokrasi. Sikap
hidup dan budaya demokrasi diperlukan guna mendukung bentuk pemerintahan maupun
sistem politik demokrasi. Negara demokrasi tanpa adanya sikap hidup dan budaya
demokrasi hanya akan menghasilkan kekacauan dan anarki. Demokrasi paling tidak
mencakup dua hal, yaitu struktur dan kultur (Zamroni, 2011). Sekiranya diibaratkan
rumah, rumah demokrasi membutuhkan dua hal, yaitu struktur demokrasi dan kultur
demokrasi.
Dewasa ini dalam alam demokrasi harus ditumbuhkan kesadaran bahwa demokrasi hanya
akan tumbuh kuat jika didukung oleh warga-warga yang demikratis, yakni warga yang
memiliki dan menjalankan sikap hidup demokratis. Ini artinya Warga Negara yang
bersikap dan berbudaya hidup demokratis menjadi syarat bagi berjalannya negara
demokrasi. Sebagaimana dikatakan Bahmueller dalam Udin Winataputra (2001) bahwa
perkembangan demokrasi suatu negara tergantung pada sejumlah faktor yang
menentukan, yakni: tingkat perkembangan ekonomi, perasaan akan identitas nasional,
pengalaman sejarah dan budaya Kewarganegaraan. Budaya Kewarganegaraan
mencerminkan tradisi demokrasi yang ada di masyarakat.
Jika di masyarakat tumbuh budaya demokrasi, maka akan sangat mendukung
perkembangan demokrasi negara yang bersangkutan. Oleh karena itu, tradisi atau budaya
demokrasi di masyarakat perlu untuk ditumbuh kembangkan. Menumbuhkembangkan
budaya demokrasi tersebut dapat dilakukan melalui pendidikan demokrasi. Pendidikan
demokrasi pada hakekatnya adalah sosialisasi nilai-nilai demokrasi supaya bisa diterima
dan dijalankan oleh warga negara. Pendidikan demokrasi secara subtansif menyangkut
sosialisasi, diseminasi, aktualisasi dan implementasi sistem, nilai, konsep dan praktik
demokrasi melalui pendidikan.
Pendidikan demokrasi bertujuan mempersiapkan warga masyarakat berperilaku dan
bertindak demokratis, melalui aktivitas menanamkan pada generasi muda akan menjadi
fondasi bagi negara demokrasi.
Menurut Zamroni (2001), pengetahuan dan kesadaran akan nilai demokrasi itu meliputi
tiga hal. Pertama, kesadaran bahwa demokrasi adalah pola kehidupan yang paling
30. Teknik Informatika UNSIA
Vol 1 No. 2 Bulan Januari 2023 26
menjamin hak-hak warga masyarakat itu sendiri, demokrasi adalah pilihan terbaik
diantara yang buruk tentang pola hidup bernegara. Kedua, demokrasi adalah sebuah
learning proses yang lama dan tidak sekedar meniru dari masyarakat lain. Ketiga,
kelangsungan demokrasi tergantung pada keberhasilan mentrans-formasikan nilai-nilai
demokrasi pada masyarakat. Lebih lanjut dikatakan, bahwa pendidikan harus mampu
melahirkan manusia-manusia yang demokratis. Tanpa manusia yang memegang teguh
nilai-nilai demokrasi, masyarakat yang demokratis hanya akan merupakan impian belaka.
Pendidikan demokrasi dalam arti luas dapat dilakukan baik secara informal, formal, dan
non formal. Secara informal, pendidikan demokrasi bisa dilakukan dilingkungan keluarga
yang menumbuhkembangkan nilai-nilai demokrasi. Secara formal, pendidikan demokrasi
dilakukan di sekolah baik dalam bentuk intra dan ekstrakurikuler. Sedangkan secara non
formal pendidikan demokrasi berlangsung pada kelompok masyarakat, lembaga swadaya,
partai politik, pers, dan lain-lain.
Penting untuk memberi perhatian mengenai pendidikan demokrasi formal yakni di
sekolah atau lembaga pendidikan lain termasuk pendidikan tinggi. Hal ini dimungkinkan
karena sekolah sebagai lembaga pendidikan yang telah terprogram, terencana teratur dan
berkesinambungan dalam rangka mendidik warga termasuk melakukan pendidikan
demokrasi. Hal yang sangat penting dalam pendidikan demokrasi di sekolah adalah
mengenai kurikulum pendidikan demokrasi yang menyangkut dua hal: penataan dan isi
materi (Winarno, 2007). Penataan menyangkut pemuatan pendidikan demokrasi dalam
suatu kegiatan kurikuler, apakah secara eksplisit dimuat dalam suatu mata pelajaran atau
mata kuliah ataukah disisipkan ke dalam mata pelajaran umum. Sekarang ini mata
pelajaran dan mata kuliah Pendidikan Kewarganegaraan (Civic Education) memuat misi
sebagai pendidikan demokrasi. Mata pelajaran yang lain, yakni ilmu pengetahuan sosial
(Social Studies) juga bertujuan membentuk Warga Negara yang demokratis dan
bertanggung jawab (Permendiknas No. 22 Tahun 2006).
Isi materi berkenaan dengan kajian atau bahan apa sajakah yang layak bagi pendidikan
demokrasi. Agar benar-benar berfungsi sebagai pendidikan demokrasi, maka materinya
perlu ditekankan pada empat hal, yaitu: asal-usul sejarah demokrasi dan perkembangan
demokrasi, sejarah demokrasi di Indonesia, jiwa demokrasi Indonesia berdasar Pancasila
31. Teknik Informatika UNSIA
Vol 1 No. 2 Bulan Januari 2023 27
dan UUD 1945, dan masa depan demokrasi. Asal-usul demokrasi akan membelajarkan
anak mengenai perkembangan konsep demokrasi dari mulai konsep awal sampai
sekarang menjadi konsep global sekarang ini. Materi tentang demokrasi Indonesia
membelajarkan anak mengenai perkembangan konsep demokrasi dari mulai konsep awal
sampai sekarang menjadi konsep global. Materi tentang demokrasi Indonesia
membelajarkan anak akan kelebihan, kekurangan serta bentuk-bentuk ideal demokrasi
yang tepat untuk Indonesia. Materi masa depan demokrasi akan membangkitkan
kesadaran anak mengenai pentingnya demokrasi serta memahami tentang demokrasi
yang akan muncul di masa depan.
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Demokrasi diartikan sebagai pemerintahan atau kekuasaan dari rakayat oleh rakyat dan
untuk rakyat. Istilah demokrasi ini memberikan posisi penting bagi rakyat sebab dengan
demokrasi, hak-hak rakyat untuk menentukan sendiri jalannya organisasi negara dijamin.
Penerapan demokrasi di berbagai Negara di dunia memiliki ciri khas dan spesifikasi
masing-masing, lazimnya sangat dipengaruhi oleh ciri khas masyarakat sebagai rakyat
dalam suatu negara. Indonesia sendiri menganut demokrasi Pancasila dimana demokrasi
itu dijiwai dan diintegrasikan oleh nilai-nilai luhur Pancasila sehingga tidak dapat
diselewengkan begitu saja.
Implementasi demokrasi Pancasila terlihat pada pesta demokrasi yang diselenggarakan
tiap lima tahun sekali. Dengan diadakannya Pemilihan Umum baik legislatif maupun
presiden dan wakil presiden terutama di era reformasi ini, aspirasi rakyat dan hak-hak
politik rakyat dapat disalurkan secara langsung dan benar serta kedaulatan rakyat yang
selama ini hanya ada dalam angan-angan akhirnya dapat terwujud.
B. Saran
Dari pengalaman masa lalu bangsa kita, kelihatan bahwa demokrasi belum membudaya.
Kita memang telah menganut demokrasi dan bahkan telah dipraktekkan baik dalam
keluarga, masyarakat, mauoun dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Akan tetapi,
32. Teknik Informatika UNSIA
Vol 1 No. 2 Bulan Januari 2023 28
kita belum membudayakannya. Membudayakan berarti telah menjadi kebiasaan yang
mendarah daging. Mengatakan “Demokrasi telah menjadi budaya” berarti penghayatan
nilai-nilai demokrasi telah menjadi kebiasaan yang mendarah daging diantara warga
negara. Dengan kata lain, demokrasi telah menjadi bagian yang tidak dapat dipisah-
pisahkan dari kehidupannya. Seluruh kehidupannya diwarnai oleh nilai-nilai demokrasi.
Namun, itu belum terjadi. Di media massa kita sering mendengar betapa sering warga
negara, bahkan pemerintah itu sendiri, melanggar nilai-nilai demokrasi. Orang-orang
kurang menghargai kebebasan orang lain, kurang menghargai perbedaan, supremasi
hukum kurang ditegakkan, kesamaan kurang dipraktekkan, partisipasi warga negara atau
orang perorangan baik dalam kehidupan sehari-hari maupun dalam kehidupan politik
belum maksimal, musyawarah kurang dipakai sebagai cara untuk merencanakan suatu
program atau mengatasi suatu masalah bersama, dan seterusnya. Bahkan dalam keluarga
dan masyarakat kita sendiri, nilai-nilai demokrasi itu kurang di praktekkan.
Oleh karena itu sebagai warga negara Indonesia yang baik mari kita budayakan dan
praktikkan demokrasi di Indonesia ini dengan cara menyukseskan program pemiliahan
umum (Pemilu) yang diadakan setiap lima tahun sekali dengan memilih wakil rakyat
secara langsung, umum, bebas, dan rahasia.
UCAPAN TERIMAKASIH
Terima kasih saya ucapkan kepada dosen saya terutama bapak Masidin, SH., MH. sebagai
guru mata kuliah Pendidikan Kewarganegaraan yang telah memberikan materi
perkuliahan secara lengkap dari sesi pertama sampai terakhir, sehingga kami dapat
memahami tentang: 1). Identitas Nasional, 2). Integrasi Nasional, 3). Konstitusi Negara
Kesatuan Republik Indonesia, 4). Hak dan Kewajiban Warga Negara, 5). Ketahanan
Nasional, 6). Aspek Asta Gatra, 7). Sistem Demokrasi, 8). Wawasan Nusantara, 9).
Dinamika Politik Strategi Nasional, 10). Wawasan Kebangsaan dalam Pandangan Bangsa
Indonesia, 11). Tantangan, Hambatan, dan Gangguan (ATHG) dan Paham Radikalisme,
12). Penerapan HAM di Indonesia dan 13). Perspektif Penegakan Hukum yang
Berkeadilan dengan penjelasan dan diskusi materi PKn yang sangat baik. Tidak lupa juga
ucapan terimakasih kepada teman-teman yang telah memberikan semangat dalam belajar.
33. Teknik Informatika UNSIA
Vol 1 No. 2 Bulan Januari 2023 29
DAFTAR PUSTAKA
1. Imron Fauzi, S. K. (2013). Pendidikan Kewarganegaraan (Civic Education). Jember:
SUPERIOR "Pusat Studi Pemberdayaan Rakyat dan Transformasi Sosial".
2. Mawardi, R. A. (2022, Agustus 19). Sejarah Demokrasi di Indonesia dan
Perkembangannya dari Masa ke Masa. Diambil kembali dari detikEdu :
https://www.detik.com/edu/detikpedia/d-6243165/sejarah-demokrasi-di-indonesia-
dan-perkembangannya-dari-masa-ke-masa. Diakses pada tanggal 01 Februari 2023.
3. Nurwardani, P. (2016). Pendidikan Kewarganegaraan Untuk Perguruan Tinggi.
Jakarta: Direktorat Jendral Pembelajaran dan Kemahasiswaan Kementrian Riset,
Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Republik Indonesia.
4. Masidin, S. ,. (2022). Sistem dan Kehidupan Demokrasi di Indonesia. Pendidikan
Kewarganegaraan, 8-12.
34. Teknik Informatika UNSIA
Vol 1 No. 2 Bulan Januari 2023 30
Nilai
Tanda Tangan Dosen
Pengampu / Tutor
Tanda Tangan
Mahasiswa
(Masidin, S.H., M.H) (Hendro Gunawan)
Diserahkan pada Tanggal: Tanggal Mengumpulkan:
02/02/2023