SlideShare a Scribd company logo
1 of 20
MAKALAH
PENGEMBANGAN SEKTOR PERTANIAN DAN INDUSTRI , MENILAI KINERJA DAN PERAN SEKTOR
PERTANIAN DAN INDUSTRI , PERMASALAHAN PEMBANGUNAN SEKTOR PERTANIAN DAN
INDUSTRI
Dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah
“Perekonomian Di Indonesia”
Dosen Pengampu :
Bakhrul Huda, M.E.I
Penyusun :
Karimah (G04219038)
Umar Syahid (G04219078)
Happy Zulfi Azizi (G74219098)
PROGRAM STUDI EKONOMI SYARIAH
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL SURABAYA
2020
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur atas kehadirat Allah SWT, yang Maha Kuasa atas limpahan rahmat-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan makalah sesuai dengan rencana. Shalawat serta
salam semoga tetap terhaturkan kepada Rasulullah SAW yang telah membawa umatnya dari
kegelapan menuju jalan yang terang benderang yakni berupa agama islam.
Makalah tersebut disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Perekonomian
Islam di Dunia dengan judul “Pengembangan sektor pertanian dan industri, Menilai kinerja dan
peran sektor pertanian dan industri, Permasalahan pembangunan sektor pertanian dan industry”.
Dengan terselesaikannya penulisan makalah ini penulis mengucapkan terima kasih, pada :
1. Allah SWT, karena hanya dengan atas seizin-Nya makalah ini dapat terselesaikan.
2. Bapak Bakhrul Huda, M.E.I selaku dosen pengampu mata kuliah Perekonomian Di
Indonesia.
Serta semua pihak yang terlibat dalam penyusunan makalah ini, baik secara langsung
maupun tidak secara langsung.
Penulis menyadari jika masih banyak kekurangan dalam menyusun tugas makalah ini. Oleh
karena itu, kami mengharap kritik serta saran dari pembaca untuk kesempurnaan dalam penulisan
makalah ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis dan pembacanya.
Surabaya, 10 Februari 2020
Penulis
iii
DAFTAR ISI
COVER ........................................................................................................................................... i
KATA PENGANTAR................................................................................................................... ii
DAFTAR ISI................................................................................................................................. iii
BAB I PENDAHULUAN.............................................................................................................. 1
A. Latar Belakang..................................................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah................................................................................................................ 2
C. Tujuan .................................................................................................................................. 2
BAB II PEMBAHASAN............................................................................................................... 3
A. Pengembangan Sektor Di Indonesia .................................................................................... 3
B. Pengembangan Sektor Industri ............................................................................................ 4
C. Peranan Sektor Pertanian dan Industri................................................................................. 6
D. Menilai Kinerja Sektor Pertanian dan Industri .................................................................... 9
E. Permasalahan Pembangunan Sektor Pertanian dan Industri............................................. 12
BAB III PENUTUP..................................................................................................................... 16
A. Kesimpulan ........................................................................................................................ 16
B. Saran................................................................................................................................... 16
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................................. 17
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Di era saat ini, perubahan perekonomian suatu negara sering dipahami atau diartikan sebagai
proses transformasi structural. Seperti istilah Kuznets, perubahan struktur ekonomi, umum disebut
transformasi struktural, dapat didefinisikan sebagai suatu rangkaian perubahan yang saling terkait
satu dengan lainnya dalam suatu komposisi agregat demand, perdagangan luar negeri ( ekspor dan
impor ), agregat supply ( produksi dan pengggunaan faktor-faktor produksi ) yang diperlukan guna
mendukung proses pembangunan dan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan ( Chenery dala
Hill, 2003 ). Perubahan struktural dalam ekonomi modern mencakup perubahan kegiatan
pertanian ke non pertanian, dari industri ke jasa, perubahan dalam skala unit-unit yang produktif,
dan perubahan dari perusahaan perseorangan menjadi perusahaan berbadan hukum.
Konsep tersebut menjelaskan bahwa, mengapa sebagaian besar negara berkembang di dunia
yang beranggapan bahwa transformasi struktural sangat penting di dalam perkembangan ekonomi.
Menurut pandangan bahwa negara-nrgara maju yang memiliki sektor industri yang sangat besar
dapat membuat industrialisasi berkembang dengan pesat. Sedangkan di wilayah Indonesia sendiri
merupakan wilayah yang agraris, yang bagaimana sektor pertaniannya lebih maju daripada sektor
perindustriannya. Tetapi saat sekarang ini Indonesia juga berupaya untuk lebih memajukan sektor
perindustriannya.
Permasalahan yang terjadi di dalam penyerapan tenaga kerja sektor pertanian dan perindustrian
menunjukkan adanya masalah dalam perubahan struktural perekonomian nasional. Kontribusi
sektor perindustrian yang semakin meningkat, tetapi justru sektor pertanianlah yang banyak
menyerap tenaga kerja. Kemiskinan pekerja pada bidang pertanian bertambah parah, demikian
juga kesenjangan antara sektor pertanian dan perindustrian yang semakin luas. Kondisi yang
seperti ini yang akan mempersulit keadaan seperti pembangunann desa karena mayoritas
pekerjanya yaitu bekerja pada sektor pertanian dan bertempat tinggal di pedesaan.
Ketidakseimbangan transformasi struktural perekonomian ini, dapat menghambat peningkatan
produktivitas sektor pertanian dan menjadi sebuah kendala untuk pertumbuhan ekonomi yang
dihasilkan oleh kontribusi output seluruh sektor dalam perekonomian. Akibatnya pemasokan atau
produksi barang semakin berkurang.
2
Untuk perkembangan ekonomi ke arah yang lebih maju melalui industrialisasi dapat
meningkatkan keterkaitan sektor. Dengan adanya sebuah perindutrialisasian maka akan muncul
dan berkembangnya sebuah kegiatan lain yang menjadi komponen-komponen pendukung
perindustrian tersebut.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan pengembangan sektor pertanian ?
2. Apa yang dimaksud dengan pengembangan sektor industri ?
3. Jelaskan bagaimana peranan dari sektor pertanian dan industri ?
4. Menilai kinerja sektor pertanian dan industri ?
5. Apa saja permasalahan pembangunan sektor pertanian dan industri ?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui bagaimana pengembangan sektor pertanian yang ada di desa atau
masyarakat.
2. Untuk mengetahui bagaimana pengembangan sektor perindustrian yang ada di perkotaan
yang terdapat banyak tempat-tempat perindustrian atau pabrik di suatu daerah.
3. Agar dapat mengetahui peran dari sektor pertanian dan industry.
4. Mengetahui nilai kinerja sektor pertanian dan industry.
5. Mengetahui permasalahan pembangunan sektor pertanian dan industri .
3
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengembangan Sektor Di Indonesia
Pada umumnya, negara-negara berkembang seperti Indonesia adalah negara agraris. Sektor
pertanian mendapatkan prioritas utama dalam pembangunan negara-negara berkembang.
Beberapa ahli ekonomi berpendapat, bahwa sektor pertanian adalah sektor penunjang, yang positif
dalam pembangunan ekonomi pada negara itu. Di antara ahli tersebut adalah Johnston dan Mellor
(1961), Daniel (2002), dan Todaro (2003).
Johnston dan Mellor (1961) menyebutkan bahwa, peranan sektor pertanian dalam ekonomi
adalah : 1). Sumber utama penyediaan bahan makanan, 2). Sumber penghasilan dan pajak, 3).
Sumber penghasilan devisa yang diperlukan untuk mengimpor modal, bahan baku, dan lain-lain,
dan 4). Pasar dalam negeri untuk menampung hasil produksi industri pengolahan dan sektor bahan
pertanian lainnya.1
Daniel (2002), mengemukakan 3 alasan utama mengapa sektor pertanian perlu dibangun lebih,
yaitu : 1). Barang-barang hasil industri memerlukan daya beli masyarakat. Umumnya pembeli
barang-barang hasil industri sebagaian besar berada dalam lingkungan sektor pertanian. Oleh
karena itu, masyarakat sektor pertanian harus ditingkatkan lebih dulu pendapatannya. 2). Untuk
menekan ongkos produksi dari komponen upah dan gaji diperlukan tersedianya bahan-bahan
makanan yang murah dan terjangkau, sehingga upah dan gaji yang diterima dapat dipakai untuk
memenuhi kebutuhan pokok guru dan pegawai. Keadaan ini bisa tercipta bila produksi hasil
pertanian terutama pangan dapat ditingkatkan sehingga harganya lebihb rendah dan terjangkau
oleh daya beli. 3). Industri membutuhkan bahan baku yang berasal dari sektor pertanian, karena
itu produksi bahan-bahan industri memberikan basis bagi pertumbuhan itu sendiri. Keadaan ini
bisa tercipta sedemikian rupa sehingga merupakan suatu siklus dan kerja sama yang saling
menguntungkan.2
1 Basuki pujoalwanto,“Perekonomian Indonesia”,2014, hal 201
2 Ibid, hal 201
4
Pertanian dan perkebunan merupakan fundamentasi pokok ekonomi bangsa. Pertanian harus
dijadikan sebagai sektor utama bagi pemberdayaan ekonomi kerakyatan. Sektor pertanian yang
yang menjadi andalan sebagian besar rakyat tidak mendapat perhatian sepenuhnya. Demikian juga
dalam pencarian kredit terdapat ketidakmerataan untuk sektor pertanian.
Sektor pertanian hingga kini masih menjadi sumber mata pencaharian utama sebagian besar
penduduk. Program pembangunan sektor pertanian meliputi program peningkatan produksi di
kelima subsektornya, serta peningkatan pendapatan petani, perkebun, peternak dan nelayan.
Program pembangunan tersebut ditunjang dengan program pembangunan sarana dan prasarananya
seperti pengadaan dan pelancaran faktor produksi, pengembangan jaringan irigasi dan jalan,
kebijaksanaaan tata niaga dan harga, serta penelitian. Dalam era PJP 1 sektor pertanian merupakan
prioritas pembangunan ekonomi. Pertumbuhannya rata-rata 3,6% per tahun. Kemajuan paling
menonjol sektor ini selama PJP 1 adalah dalam bidang produksi pangan, yakni keberhasilan
mencapai swasembada beras pada tahun 1984. Sebelumnya, bahan makanan pokok ini masih harus
selalu diimpor. Bahkan pada tahun-tahun 1970-an Indonesia merupakan negara pengimpor beras
terbesar di dunia. Swasembada beras ini berdampak penting pada meningkatnya kualitas gizi,
pendapatan masyarakat, dan stabilitas ekonomi nasional.
B. Pengembangan Sektor Industri
Konsep pembangunan sering dikaitkan dengan proses industrialisasi, oleh karena itu sering
kali pengertiannya dianggap sama. Negara maju yang pertama dalah negara inggris. Revolusi
industri, seringkali inovasi yang menghemat biaya lewat mesin uap, yang memungkinkan inggris
untuk meningkatkan produksi industrinya sebesar 400 % selama paruh pertama abad ke 19. Sejak
itu sampai sekarang ini kriteria utama dari pembangunan adalah kenaikan pendapatan per kapita
yang sebagian besar disebabkan oleh adanya industrialisasi. Dua negara yang paling sukses
pembangunannya pada awal abad ke 20, Jepang dan Uni Soviet, juga disebabkan oleh adanya
industrialisasi di negaranya masing-masing.3
Proses industrialisasi dan pembangunan industri ini sebenarnya merupakan satu jalur kegiatan
untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat dalam arti tingkat hidup yang lebih maju maupun taraf
hidup yang lebih bermutu. Dengan kata lain pembangunan industri itu merupakan suatu fungsi
3 Basuki pujoalwanto,“Perekonomian Indonesia”,2014,hal.221
5
dari tujuan pokok kesejahteraan rakyat bukan merupakan kegiatan yang mandiri untuk hanya
sekedar mencapai fisik saja. Industrialisasi tidak terlepas dari usaha untuk meningkatkan mutu
sumber daya alam dan sumber daya lainnya. Hal ini berarti pula sebagai suatu usaha untuk
meningkatkan produktivitas tenaga manusia disertai untuk meluaskan ruang lingkup kegiatan
manusia. Dengan demikian, dapat diusahakan secara vertical semakin besarnya nilai tambah pada
kegiatan ekonomi dan sekaligus secara horizontal semakin luasnya lapangan kerja produktif bagi
penduduk yang semakin bertambah.
Industri mempunyai peranan sebagai sektor pemimpin (leading sectos). Leading sector
maksudnya adalah dengan pembangunan industri maka akan memacu dan mengangkat
pembangunan sektor-sektor lainnya seperti sektor pertanian dan sektor jasa. Pertumbuhan industri
yang pesat akan merangsang pertumbuhan sektor pertanian untuk menyediakan bahan-bahan baku
bagi industri. Sektor jasa pun berkembang dengan adanya industrialisasi tersebut, misalnya
lembaga-lembaga keuangan, lembaga-lembaga pemasaran/perikanan, dan sebagainya yang akan
mendukung pertumbuhan industri. Hal ini berarti keadaan menyebabkan meluasnya peluang kerja
yang ada pada akhirnya akan meningkatkan pendapatan dan permintaan masyarakat (daya
belinya). Kenaikan pendapatan dan peningkatan daya beli (permintaan) tersebut menunjukkan
bahwa perekonomian itu tumbuh dan sehat.
Berdasarkan uraian tersebut, betapa peranan industri menjadi penting dalam perkembamgan
suatu perekonomian. Tolak ukur yang terpenting antara lain sumbangan sektor industri pengolahan
(manufacturing) terhadap PDB, jumlah tenaga kerja yang terserap disektor industri dan
sumbanagn komoditi industri terhadap ekspor barang dan jasa.
Selain itu keputusan yang ada di Indonesia untuk membuat pertanian menjadi landasan
perencanaan pembangunan negara memang tidak sejalan dengan kebijaksanaan konvensional. Di
tengah penekanan pembangunan pertanian itu tentu saja pemerintah sadar dengan sepenuhnya
bahwa Indonesia tidak bisa terus menerus bergantung pada pertanian untuk menjadi negara
modern. Pada akhir dekade enam puluhan, ketika pemerintah orba meluncurkan rencana
pembangunan ekonominya, sebagian besar literatur dalam bidang ekonomi mengidentikkan
pembangunan dengan industrialisasi. Hal ini terlibat lebih nyata lagi misalnya dalam penanaman
negara yang sudah mencapain standar hidup yang sangat tinggi bagi penduduknya sebagai negara
industri. Meskipun negara Indonesia telah mengadopsi kebijakan yang mendahulukan pertanian,
6
tim ekonomi negara tetap memiliki sebuah komitmen terhadap industrialisasi sebagai sebuah pilar
bagi strategi pembangunan ekonomi negara.4
Mereka juga sadar bahwa program yang salah/keliru untuk mencapai hasil industrialisasi
secara terburu-buru bisa menjadi senjata/boomerang yang menyebabkan dis-alokasi ekonomi,
investasi terbuang percuma dan penghamburan kekayaan negara yang langka.
C. Peranan Sektor Pertanian dan Industri
1. Sektor Pertanian
Perjalanan atau langkah-langkah pembangunan pertanian di Indonesia hingga saat
ini masih belum dapat menunjukkan hasil yang maksimal jika dilihat dari tingkat
kesejahteraan petani dan kontribusinya pada pendapatan nasional. Pembangunan pertanian
di Indonesia dianggap penting karena wilayah Indonesia umumnya merupakan wilayah
agraris, yang umumnya penduduk tersebut bekerja sebagai petani atau bertani. Dan selain
itu Indonesia juga memiliki peranan penting diantaranya yaitu : 1). Potensi sumber daya
alam yang besar dan beragam, 2). Pangsa terhadap pendapatan nasional yang cukup besar,
3). Besarnya pangsa terhadap ekspor nasional, 4). Besarnya penduduk Indonesia yang
menggantungkan hidupnya pada sektor ini, 5). Perannya dalam penyediaan pangan
masyarakat dan 6). Menjadi basis pertumbuhan di pedesaan. Potensi pertanian Indonesia
yang besar namun pada kenyataannya sampai saat ini sebagian besar dari petani, masih
banyak yang termasuk golongan miskin. Hal tersebut mengindikasikan bahwa pemerintah
pada masa lalu bukan saja kurang memberdayakan petani, tetapi juga terhadap sektor
pertanian keseluruhan.
Sektor pertanian merupakan sektor yang mempunyai peranan strategis dalam
struktur pembangunan perekonomian nasional. Peranan sektor pertanian adalah sebagai
sumber penghasil bahan kebutuhan pokok, sandang dan papan, menyediakan lapangan
pekerjaan bagi sebagian besar penduduk, memberikan sumbangan terhadap pendapatan
nasional yang tinggi, memberikan devisa bagi negara dan mempunyai efek pengganda
ekonomi yang tinggi dengan rendahnya ketergantungan terhadap impor (multiplier effect),
yaitu keterkaitan input-output antar industri, konsumsi dan investasi. Dampak pengganda
tersebut relatif besar, sehingga sektor pertanian layak dijadikan sebagai sektor andalan
4 Ibid, hal 222
7
dalam pembangunan ekonomi nasional. Sektor pertanian juga dapat menjadi basis dalam
mengembangkan kegiatan ekonomi perdesaan melalui pengembangan usaha berbasis
pertanian yaitu agribisnis dan agroindustri. Dengan pertumbuhan tersebut ysng terus positif
secara konsisten, sektor pertanian berperan besar dalam menjaga laju pertumbuhan
ekonomi nasional.5
Di suatu Negara besar seperti Indonesia, di mana ekonomi dalam negerinya masih
didominasi oleh ekonomi pedesaan sebagian besar dari jumlah penduduknya atau jumlah
tenagakerjanya bekerja di pertanian. Di Indonesia daya serap sektor tersebut pada tahun
2000 mencapai40,7 juta lebih. Jauh lebih besar dari sector manufaktur. Ini berarti sektor
pertanian merupakansektor dengan penyerapan tenaga kerja yang tinggi.Kalau dilihat pola
perubahan kesempatan kerja di pertanian dan industri manufaktur, pangsa kesempatan
kerja dari sektor pertama menunjukkan suatu pertumbuhan tren yangmenurun, sedangkan
di sektor kedua meningkat. Perubahan struktur kesempatan kerja ini sesuaidengan yang di
prediksi oleh teori mengenai perubahan struktur ekonomi yang terjadi dari suatu proses
pembangunan ekonomi jangka panjang, yaitu bahwa semakin tinggi pendapatan per kapita,
semakin kecil peran dari sektor primer, yakni pertambangan dan pertanian, dan
semakin besar peran dari sektor sekunder, seperti manufaktur dan sektor-sektor tersier di
bidang ekonomi. Namun semakin besar peran tidak langsung dari sektor pertanian, yakni
sebagai pemasok bahan baku bagi sektor industri manufaktur dan sektor-sektor ekonomi
lainnya.6
2. Sektor Industri
Industri memiliki peran sebagai sektor pemimpin. Peran sektor pemimpin dalam
kaitannya dengan keberhasilan sebuah pembangunan adalah dengan adanya pembangunan
industri, maka diharapkan akan dapat memacu dan mendorong pembangunan sektor
lainnya. Pertumbuhan industri yang cukup cepat akan mendorong adanya perluasan
peluang kerja yang pada akhirnya akan meningkatkan pendapatan serta permintaan
masyarakat. Adanya peningkatan dan daya beli itu menunjukkan bahwa perekonomian
tersebut tumbuh dan sehat. Hubungan antara aktivitas pertumbuhan ekonomi dan
kesempatan kerja terlihat jika terdapat pertumbuhan ekonomi maka mengakibatkan
5 Peranan perytanian
6 https://blog.ub.ac.id/nitasetiadewi/2013/10/01/peran-sektor-pertanian-dalam-perekonomian-indonesia/
8
meningkatnya aktivitas kegiatan ekonomi, demikian sebaliknya. Pertumbuhan Sektor
Industri adalah proses kenaikan jumlah unit usaha industri. Pertumbuhan sektor industri
diukur dengan indikator antara lain jumlah unit usaha sektor industri mengalami kenaikan
dan pendapatan dari sektor industri meningkat.
Secara teori semakin tinggi tingkat pertumbuhan ekonomi suatu sektor, maka
semakin tinggi pertumbuhan kesempatan kerja sektor tersebut. Dengan kata lain hubungan
sektor industri dengan penyerapan tenaga kerja sangat erat sekali. Semakin baik meningkat
pertumbuhan sektor industri, maka semakin meningkat jumlah penyerapan tenaga kerja.
“Kesempatan kerja adalah banyaknya orang yang dapat tertampung untuk bekerja pada
suatu unit usaha atau lapangan pekerjaan” (BPS, 2015). Kesempatan kerja ini akan
menampung semua tenaga kerja apabila lapangan pekerjaan yang tersedia mencukupi atau
seimbang dengan banyaknya jumlah tenaga kerja yang ada. Adapun “lapangan pekerjaan
adalah bidang kegiatan usaha atau instansi di mana seseorang bekerja atau pernah
bekerja.”7
Sektor Industri dalam Pembangunan Ekonomi Nasional dapat ditelusuri dari
kontribusi masing-masing subsektor terhadap Laju Pertumbuhan Ekonomi Nasional atau
terhadap produk domestik bruto.
Pada beberapa negara yang tergolong maju, peranan sektor industri lebih dominan
dibandingkan dengan sektor pertanian. Sektor industri memegang peran kunci sebagai
mesin pembangunan karena sektor industri memiliki beberapa keunggulan dibandingkan
sektor lain karena nilai kapitalisasi modal yang tertanam sangat besar, kemampuan
menyerap tenaga kerja yang besar, juga kemampuan menciptakan nilai tambah (value
added creation) dari setiap input atau bahan dasar yang diolah. Pada negara-negara
berkembang, peranan sektor industri juga menunjukkan kontribusi yang semakin tinggi.
Kontribusi yang semakin tinggi dari sektor industri menyebabkan perubahan struktur
perekonomian negara yang bersangkutan secara perlahan ataupun cepat dari sektor
pertanian ke sektor industri.8
7 https://jurnalmahasiswa.unesa.ac.id/index.php/jupe/article/viewFile/18324/16707 hal 3
8 https://lh3i4r.wordpress.com/2010/05/09/peranan-sektor-industri-dalam-pembangunan-ekonomi-indonesia/
9
D. Menilai Kinerja Sektor Pertanian dan Industri
1. Kinerja Sektor Pertanian
Pertumbuhan ekonomi Indonesia di sektor pertanian mengalami penurunan pada
kuartal pertama tahun 2016 dibandingkan dengan kuartal pertama tahun 2015 lalu. Data
BPS menunjukkan angka pertumbuhan pertanian Indonesia pada kuartal pertama tahun ini
hanya 1,85%. Angka pertumbuhan ini mengalami penurunan yang cukup signifikan jika
dibandingkan dengan angka pertumbuhan pertanian Indonesia pada kuartal yang sama
tahun 2015 yaitu mencapai 4,03%. Menurunnnya pertumbuhan pertanian ini berdampak
cukup serius pada pertumbuhan ekonomi Indonesia mengingat sektor perdagangan
Indonesia masih banyak berkutat pada sektor pertanian. Menurunnya pertumbuhan di
bidang pertanian ini dianggap sebagai efek dari perubahan iklim yang terjadi secara global
dan juga faktor perbankan yang terhambat. Adanya musim El Nino yang melanda
Indonesia membuat masa panen hasil pertanian bergeser dari yang seharusnya dimulai pada
bulan Maret menjadi bulan April.9
Hal inilah yang menjadi penyebab utama hasil pertumbuhan pertanian tidak sampai
2% pada tiga bulan pertama pada tahun 2016, padahal tahun sebelumnya pada periode yang
sama bisa mendongkrak pertumbuhan hingga di atas 4%. Hal yang agak berbeda
dinyatakan oleh Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Darmin Nasution yang
melihat pergeseran masa panen ini sebagai pendongkrak pertumbuhan ekonomi di kuartal
kedua nantinya. Faktor penyebab kedua yang menjadi penyebab sekunder melambatnya
pertumbuhan pertanian adalah di bidang perbankan. Faktor perbankan yang
menyebabkan pertumbuhan pertanian melambat dikarenakan penyaluran kredit yang
melambat atau menurun. Hal ini tentu berpengaruh terhadap persediaan modal para petani
untuk menghasilkan hasil tani yang berkualitas. Di samping itu investasi swasta juga ikut
terpengaruhi oleh penyaluran kredit yang tersendat.
Kinerja pertanian yang menarik, jika pada 2014 laju inflasi bahan makanan
mencapai 10,57%, pada 2015 turun drastis di angka 4,93%. Di 2016 naik tipis di angka
5,69%, tapi di 2017 menukik di angka 1,26%. Penurunan laju inflasi bahan makanan pada
periode 2014-2017 ini merupakan pertama dalam sejarah pembangunan pertanian di
Indonesia.
9 Badan PusatStatistik. (2019).Statistik Indonesia tahun 2019.Jakarta.
10
Dari sisi nilai investasi pertanian juga mengalami peningkatan. Pada 2013 nilai
investasi pertanian tercatat Rp 29,3 triliun. Angka ini meningkat pada 2014 yang mencapai
Rp 44,8 triliun, 2015 (Rp 43,1 triliun), 2016 (45,4 triliun), 2017 (45,9 triliun), dan 2018
melejit di angka Rp 61,6 triliun. Jika diakumulasikan nilai investasi pertanian sejak 2013-
2018 mencapai Rp 241 triliun atau meningkat sekitar 110,2%.
Berdasarkan analisis di atas, dinamika kinerja makro sektor pertanian periode
2012-2018 tidak terlepas dari kinerja makro perekonomian nasional. Oleh karena itu,
perbaikan kinerja sektor pertanian perlu dilakukan oleh Kementrian Pertanian bekerjasama
dengan para pemangku kepentingan lainnya. Meskipun PDB sektor pertanian terus tumbuh
pada periode tersebut, kontribusinya terhadap PDB nasional cenderung menurun dan
nilainya relatif kecil dibandingkan penyerapan tenaga kerjanya. Peningkatan produktivitas
tenaga kerja pertanian dapat dilakukan dengan meningkatkan partisipasi generasi muda
terdidik di sektor ini.
Strategi yang dapat dilakukan adalah transformasi digital dan penerapan teknologi
praktis di bidang on-farm maupun off-farm serta memberi insentif pengembangan
pertanian organik. Generasi milenial cenderung tertarik pada bisnis yang terintegrasi,
memanfaatkan teknologi dan ramah lingkungan. Teknologi digital juga dapat
dimanfaatkan untuk menciptakan pasar dengan informasi simetrik sehingga petani dapat
mengakses harga yang lebih baik. Peningkatan kapasitas teknis dan manajerial para petani
khususnya petani muda juga perlu terus dilakukan. Penyiapan sumberdaya manusia
khususnya kaum muda terdidik di sektor pertnaian dan infrastruktur digitial juga akan
menjadi salah satu daya tarik investasi untuk modernisasi sektor ini.
Sementara itu, berkurangnya lahan baku sawah akibat alih fungsi lahan perlu
diantisipasi dengan pencetakan dan optimasi pemanfaatan lahan baku sawah baru,
konsolidasi lahan pertanian (consolidated farming), penguatan kelembagaan petani serta
penerapan kebijakan untuk mengendalikan laju alih fungsi lahan yang lebih ketat. Undang-
Undang Nomor 41 Tahun 2009 Tentang Perlindungan Lahan Pertanian Pangan
Berkelanjutan dan peraturan turunanannya perlu diimplementasikan dengan memperbaiki
kontrol dan koordinasi antar pemangku kepentingan.
Perlu dirumuskan kebijakan insentif untuk pemanfaatan lahan menganggur dan
disinsentif/sanksi bagi pihak yang menelantarkan lahan pertanian. Pengembangan riset
11
tentang benih/bibit dan teknologi/sistem produksi perlu terus dilakukan untuk
memperbaiki produktivitas maupun indeks pertanaman.
2. Kinerja Sektor Industri
Kinerja industri sangat dipengaruhi oleh karakteristik industri itu sendiri (padat
modal, padat karya, padat teknologi, padat energi, padat material, padat tenaga ahli). Untuk
industri yang padat karya, upah rata-rata tenaga kerja produksinya kecil, sebaliknya dengan
industri yang padat teknologi. Industri padat teknologi seperti industri kendaraan bermotor,
mesin, alat komunikasi tergantung dari kinerja efisiensi dan produktivitasnya. Kinerja
industri juga dipengaruhi oleh usia industri. Industri kebutuhan primer (pangan dan
sandang) hampir tidak lagi mengalami pertumbuhan atau mengalami pertumbuhan negatif
dikarenakan usianya sudah sangat tua sehingga secara besaran sudah sangat besar
dibanding subsektor lainnya. Industri-industri ini berkontribusi besar dalam PDB serta
jumlah tenaga kerja dan perusahaannya sangat banyak.10
Pada tahun 2018 subsektor industri makanan dan minuman merupakan subsektor
dengan penambahan tenaga kerja paling besar, yakni sebanyak 162.395 orang. Selanjutnya
disusul oleh subsektor industri tekstil dan pakaian jadi dengan penambahan sebanyak
136.533 orang, kemudian subsektor industri barang dari logam, komputer, barang
elektronik, optik, dan peralatan listrik sebanyak 99.147 dan keempat subsektor industri
kayu, barang dari kayu & gabus dan barang anyaman dari bambu, rotan dsj sebanyak
79.052 orang. Peningkatan tenaga kerja sektor industri terutama terjadi pada industri-
industri yang padat karya seperti industri makanan dan minuman, dan industri tekstil dan
pakaian jadi. Peningkatan tenaga kerja industri makanan dan minuman sebesar 3,4 persen
sejalan dengan kenaikan PDB industri makanan dan minuman naik sepanjang tahun 2018
sebesar 7,91 persen. Sedangkan tenaga kerja industri tekstil dan pakaian jadi naik sebesar
3,6 persen seiring dengan peningkatan PDB industri tekstil dan pakaian jadi sepanjang
tahun 2018 sebesar 8,73 persen. Sedangkan subsektor industri yang mengalami penurunan
tenaga kerja atau pertumbuhan negatif antara lain: subsektor industri kulit, barang dari kulit
dan alas kaki, menurun sebanyak 25.040 orang dan industri logam dasar menurun sebanyak
10 Dewi Setiawati, Nachrowi, “Pengembangan Indeks Kinerja Industri”, Jurnal Ekonomi dan Pembangunan
Indonesia
12
16.466 orang. Hal ini disebabkan oleh efisiensi pada industri padat modal seperti industri
logam dasar yang telah mengimplementasikan industri.11
E. Permasalahan Pembangunan Sektor Pertanian dan Industri
1. Kendala dalam Pengembangan Sektor Pertanian Di Indonesia
Dalam pengembangan sektor pertanian masih ditemui beberapa kendala, terutama
dalam pengembangan sistem pertanian yang berbasiskan agribisnis dan agroindustri.
Kendala yang dihadapi dalam pengembangan pertanian khususnya petani skala kecil,
antara lain:
a. Lemahnya struktur permodalan dan akses terhadap sumber permodalan.
Salah satu faktor produksi penting dalam usaha tani adalah modal. Secara umum
pemilikan modal petani masih relatif kecil, karena modal ini biasanya bersumber dari
penyisihan pendapatan usaha tani sebelumnya. Untuk memodali usaha tani selanjutnya
petani terpaksa memilih alternatif lain, yaitu meminjam uang pada orang lain yang
lebih mampu (pedagang) atau segala kebutuhan usaha tani diambil dulu dari toko
dengan perjanjian pembayarannya setelah panen. Kondisi seperti inilah yang
menyebabkan petani sering terjerat pada sistem pinjaman yang secara ekonomi
merugikan pihak petani.
b. Ketersediaan lahan dan masalah kesuburan tanah.
Kesuburan tanah sebagai faktor produksi utama dalam pertanian makin menurun.
Permasalahannya bukan saja menyangkut makin terbatasnya lahan yang dapat
dimanfaatkan petani, tetapi juga berkaitan dengan perubahan perilaku petani dalam
berusaha tani. Dari sisi lain mengakibatkan terjadinya pembagian penggunaan tanah
untuk berbagai subsektor pertanian yang dikembangkan oleh petani.
c. Terbatasnya kemampuan dalam penguasaan teknologi.
Usaha pertanian merupakan suatu proses yang memerlukan jangka waktu tertentu.
Dalam proses tersebut akan terakumulasi berbagai faktor produksi dan sarana produksi
yang merupakan faktor masukan produksi yang diperlukan dalam proses tersebut untuk
mendapatkan keluaran yang diinginkan. Petani yang bertindak sebagai manajer dan
pekerja pada usaha taninya haruslah memiliki pengetahuan dan keterampilan dalam
11 Biro Perencanaan Sekretariat Jendral, “Laporan Kinerja Laporan Perindustrian 2018”, Kementrian Perindustrian
Republik Indonesia.
13
penggunaan berbagai faktor masukan usaha tani, sehingga mampu memberikan
pengaruh terhadap peningkatan produktivitas dan efisiensi usaha yang dilakukan.
d. Lemahnya organisasi dan manajemen usaha tani.
Organisasi merupakan wadah yang sangat penting dalam masyarakat, terutama
kaitannya dengan penyampaian informasi (top down) dan panyaluran inspirasi (bottom
up) para anggotanya. Dalam pertanian, organisasi yang tidak kalah pentingnya adalah
kelompok tani. Selama ini kelompok tani sudah terbukti menjadi wadah penggerak
pengembangan pertanian di pedesaan. Hal ini dapat dilihat dari manfaat kelompok tani
dalam hal memudahkan koordinasi, penyuluhan dan pemberian paket teknologi.
e. Kurangnya kuantitas dan kualitas sumberdaya manusia untuk sektor agribisnis.
Petani merupakan sumberdaya manusia yang memegang peranan penting dalam
menentukan keberhasilan suatu kegiatan usaha tani, karena petani merupakan pekerja
dan sekaligus manajer dalam usaha tani itu sendiri. Ada dua hal yang dapat dilihat
berkaitan dengan sumberdaya manusia ini, yaitu jumlah yang tersedia dan kualitas
sumberdaya manusia itu sendiri. Kedua hal ini sering dijadikan sebagai indikator dalam
menilai permasalahan yang ada pada kegiatan pertanian
2. Kendala Dalam Pengembangan Sektor Industri Di Indonesia
Dalam rangka meningkatkan pertumbuhan industri di Indonesia kebijakan dan
strategi pemgembangan sektor industri yang akan diterapkan hendaknya mampu
menghadapi berbagai tantangan dan hambatan yang dihadapi dalam dunia usaha khususnya
sektor industri.12
Permasalahan-permasalahan yang ada disektor industri harus bisa diatasi agar para
pengusaha atau investor bergairah lagi menanamkan investasi di Indonesia.
Permasalahan-permasalahan yang dihadapi sektor industri adalah:
a. Masalah Birokrasi
1) Perizinan tidak transparan, berbelit-belit, diskriminatif, lama dan terjadi tumpang
tindih vertikal (antara pusat dan daerah) serta horizontal (antar instansi daerah).
2) Penegakan dan pelaksanaan hukum dan berbagai peraturan perundang-undangan
masih cenderung kurang tegas.
12 Supriyati,Erma Suryani,“Peranan, Peluangdan Kendala Pengembangan Argoindustri Di Indonesia”,Pusat
AnalisisSosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian,hal 9.
14
3) Administrasi perpajakan yang belum optimal. Pengusaha menganggap administrasi
perpajakan terutama kaitanya dengan produk-produk ekspor yang sangat tidak
efisien.
4) Banyaknya pemungutan yang sering kali tidak disertai pelayanan yang memadai.
b. Masalah Teknologi.
1) Lemahnya penguasaan dan penerapan teknologi. Penerapan teknologi tepat guna
belum banyak dimanfaatkan oleh industri untuk meningkatkan produksi.
2) Tenaga kerja terampil sulit diperoleh dan dipertahankan karena kualitas sumber
daya manusia relatif rendah.
c. Masalah Bahan Baku
1) Suplai bahan baku kurang memadai antara lain karena kesulitan dalam memperoleh
bahan baku dipasaran.
2) Harga bahan baku terlalu tinggi terutama bahan baku yang berasal dari impor
karena tergantung nilai kurs terhadap dolar.
d. Masalah Pemasaran
1) Pemasaran hasil produksi agak sulit dan harganya rendah sehingga hasil penjualan
tidak mampu menutupi biaya produksi yang cukup tinggi.
2) Permintaan produk dipasaran sangat rendah walaupun harganya rendah karena
kalah bersaing dengan perusahaan lain.
3) Asosiasi pengusaha belum berperan dalam mengkoordinasikan produk sehingga
menimbulkan persaingan tidak sehat antar usaha sejenis.
e. Masalah Permodalan
1) Sistem dan prosedur kredit dari lembaga keungan dan nonbank rumit dan lama
sehingga dalam pencairan kredit sangat lama.
2) Suku bunga kredit perbankan cukup tinggi sehingga kredit menjadi mahal.
f. Masalah Manejemen
1) Pola manegemen yang sesuai dengan kebutuhan sebelum bisa diterapakan karena
pengetahuan dam manegerial skill relatif rendah sehingga strategi bisnis yang tepat
belum mampu disusun dengan baik.
2) Kemampuan pengusaha mengorganisasikan diri dan karyawan masih lemah
sehingga terjadi pembagian kerja yang tidak tepat.
15
3) Produktifitas karyawan masih rendah sedangkan intensitas pelatihan yang
dilaksanakan oleh industri belum juga menggembirakan.
g. Permasalahn Industri Kecil
1) Sebagian besar industri kecil yang ada merupakan usaha sampingan atau pelengkap
bagi pengusaha kecil dengan produksi yang berfluktuasi cukup besar atau berpola
musiman atau tidak beraturan.
2) Sikap dan reaksi pengusaha industri kecil yang ada pada umunya lambat dan kurang
tanggap untuk mengikuti perkembangan sehubungan dengan latar belakang budaya
agraris.
3) Sulitnya menemukan produk yang sesuai dengan kebutuhan industri kecil dalam
rangka peningkatan mutu dan pengembangan produk baru.
4) Volume permintaan atas hasil produksi industri kecil pada umunya terbatas secara
geografis.
16
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Sektor pertanian dan industri merupakan sektor yang mempunyai peranan strategis dalam
struktur pembangunan perekonomian nasional. Mulai dari proteksi, kredit hingga kebijakan lain
tidak satu pun yang menguntungkan bagi kedua sektor ini. Program-program pembangunan tidak
terarah tujuannya bahkan semakin menjerumuskan kedua sektor pada kehancuran. Meski
demikian kedua sektor ini merupakan sektor yang banyak menampung luapan tenaga kerja dan
sebagian besar penduduk kita tergantung pada mereka.
Di sisi lain, Banyak hal yang harus kita lakukan dalam mengembangkan pertanian pada masa
yang akan datang. Kesejahteraan petani dan keluarganya merupakan tujuan utama yang menjadi
prioritas dalam melakukan program apapun. Tentu hal itu tidak boleh hanya menguntungkan satu
golongan saja namun diarahkan untuk mencapai pondasi yang kuat pada pembangunan nasional.
Pembangunan adalah penciptaan sistem dan tata nilai yang lebih baik hingga terjadi keadilan dan
tingkat kesejahteraan yang tinggi. Pembangunan pertanian harus mengantisipasi tantangan
demokratisasi dan globalisasi untuk dapat menciptakan sistem yang adil. Selain itu harus diarahkan
untuk mewujudkan masyarakat yang sejahtera, khususnya petani melalui pembangunan sistem
pertanian dan usaha pertanian yang kuat dan mapan. Dimana Sistem tersebut harus dapat berdaya
saing, berkerakyatan, berkelanjutan dan desentralistik.
B. Saran
Menyadari bahwa penulis masih jauh dari kata sempurna, kedepannya penulis akan lebih
fokus dan details dalam menjelaskan tentang makalah di atas dengan sumber - sumber yang lebih
banyak yang tentunya dapat di pertanggung jawabkan. Oleh karena itu tidak menutup
kemungkinan bagi kami untuk menerima kritik dan saran dalam bentuk apapun untuk kedepannya
yang lebih baik lagi.
17
DAFTAR PUSTAKA
Pujoalwanto, Basuki. 2014. “Perekonomian Indonesia”. Yogyakarta : Graha ilmu.
Dewi Setiawati, Nachrowi, “Pengembangan Indeks Kinerja Industri”, Jurnal Ekonomi dan
Pembangunan Indonesia vol. 13 No.1, 2012, hal 16.
Supriyati, Erma Suryani,”Peranan, Peluang dan Kendala Pengembangan Argoindustri Di
Indonesia”, Pusat Analisis Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian, hal 9.
Yasrizal, Ishak Hasan, “Pengaruh Pembangunan Sektor Pertanian Terhadap Distribusi
Pendapatan dan Kesempatan Kerja Di Indonesia”. JIEP Vol.16, No.1, 2016, hal 7
https://jurnalmahasiswa.unesa.ac.id/index.php/jupe/article/viewFile/18324/16707
https://lh3i4r.wordpress.com/2010/05/09/peranan-sektor-industri-dalam-pembangunan-
ekonomi-indonesia/
https://blog.ub.ac.id/nitasetiadewi/2013/10/01/peran-sektor-pertanian-dalam-perekonomian-
indonesia/
Peranan perytanian
Badan Pusat Statistik. (2019). Statistik Indonesia tahun 2019. Jakarta.
Biro Perencanaan Sekretariat Jendral, “Laporan Kinerja Laporan Perindustrian 2018”,
Kementrian Perindustrian Republik Indonesia.

More Related Content

What's hot

Makalah mikro ekonomi
Makalah mikro ekonomiMakalah mikro ekonomi
Makalah mikro ekonomizaenuri123
 
270160122 makalah-ekonomi-mikro
270160122 makalah-ekonomi-mikro270160122 makalah-ekonomi-mikro
270160122 makalah-ekonomi-mikroYulia Dwijayanti
 
Kompilasi micro
Kompilasi microKompilasi micro
Kompilasi microdavids lie
 
makalah ekonomi mikroe and makro
makalah ekonomi mikroe and makromakalah ekonomi mikroe and makro
makalah ekonomi mikroe and makroteuku1234567
 
Pengantar ekonomi mikro
Pengantar ekonomi mikroPengantar ekonomi mikro
Pengantar ekonomi mikrojevka
 
Tugas makalah mikro
Tugas makalah mikroTugas makalah mikro
Tugas makalah mikrorizacikgu
 
Bahan ajar ekonomi X Semsesrer 1 dan 2
Bahan ajar ekonomi X Semsesrer 1 dan 2Bahan ajar ekonomi X Semsesrer 1 dan 2
Bahan ajar ekonomi X Semsesrer 1 dan 2La Ode Sarfila
 
Makalah
MakalahMakalah
MakalahURY29
 
Makalah produksi
Makalah produksiMakalah produksi
Makalah produksiarfa07
 
Kelompok 3 ppt slideshare
Kelompok 3 ppt slideshareKelompok 3 ppt slideshare
Kelompok 3 ppt slideshareDebyShinta5
 
HomeWork Compilation MicroEconomics
HomeWork Compilation MicroEconomicsHomeWork Compilation MicroEconomics
HomeWork Compilation MicroEconomicsjasonmarcellino
 
Pengertian pasar faktor produksi (pasar input)
Pengertian pasar faktor produksi (pasar input)Pengertian pasar faktor produksi (pasar input)
Pengertian pasar faktor produksi (pasar input)Gondo Madden
 
Penelitian Sembako 2013 Terhadap Inflasi Pengantar Kuliah Makro Ekonomi
Penelitian Sembako 2013 Terhadap Inflasi Pengantar Kuliah Makro Ekonomi Penelitian Sembako 2013 Terhadap Inflasi Pengantar Kuliah Makro Ekonomi
Penelitian Sembako 2013 Terhadap Inflasi Pengantar Kuliah Makro Ekonomi Vadhalna Zulkarnaen
 
Produktivitas peningkatan
Produktivitas peningkatanProduktivitas peningkatan
Produktivitas peningkatanbb KAKU
 
Rangkuman kesimpulan ekonomi mikro
Rangkuman kesimpulan ekonomi mikroRangkuman kesimpulan ekonomi mikro
Rangkuman kesimpulan ekonomi mikroRetna Rindayani
 
Tugas Compilation (Microeconomic)
Tugas Compilation (Microeconomic)Tugas Compilation (Microeconomic)
Tugas Compilation (Microeconomic)leonardotaslim2017
 
Soal dan jawaban kegiatan pokok ekonomi
Soal dan jawaban kegiatan pokok ekonomiSoal dan jawaban kegiatan pokok ekonomi
Soal dan jawaban kegiatan pokok ekonomiAtanasia Widihartanti
 

What's hot (20)

Makalah mikro ekonomi
Makalah mikro ekonomiMakalah mikro ekonomi
Makalah mikro ekonomi
 
270160122 makalah-ekonomi-mikro
270160122 makalah-ekonomi-mikro270160122 makalah-ekonomi-mikro
270160122 makalah-ekonomi-mikro
 
Kompilasi micro
Kompilasi microKompilasi micro
Kompilasi micro
 
makalah ekonomi mikroe and makro
makalah ekonomi mikroe and makromakalah ekonomi mikroe and makro
makalah ekonomi mikroe and makro
 
Pengantar ekonomi mikro
Pengantar ekonomi mikroPengantar ekonomi mikro
Pengantar ekonomi mikro
 
Tugas makalah mikro
Tugas makalah mikroTugas makalah mikro
Tugas makalah mikro
 
Bahan ajar ekonomi X Semsesrer 1 dan 2
Bahan ajar ekonomi X Semsesrer 1 dan 2Bahan ajar ekonomi X Semsesrer 1 dan 2
Bahan ajar ekonomi X Semsesrer 1 dan 2
 
Makalah
MakalahMakalah
Makalah
 
Makalah produksi
Makalah produksiMakalah produksi
Makalah produksi
 
Perluasan kesempatan kerja melalui peningkatan produktivitas
Perluasan kesempatan  kerja melalui peningkatan produktivitasPerluasan kesempatan  kerja melalui peningkatan produktivitas
Perluasan kesempatan kerja melalui peningkatan produktivitas
 
Kelompok 3 ppt slideshare
Kelompok 3 ppt slideshareKelompok 3 ppt slideshare
Kelompok 3 ppt slideshare
 
Makalah Ekonomi Mikro II (Resume)
Makalah Ekonomi Mikro II (Resume)Makalah Ekonomi Mikro II (Resume)
Makalah Ekonomi Mikro II (Resume)
 
HomeWork Compilation MicroEconomics
HomeWork Compilation MicroEconomicsHomeWork Compilation MicroEconomics
HomeWork Compilation MicroEconomics
 
Pengertian pasar faktor produksi (pasar input)
Pengertian pasar faktor produksi (pasar input)Pengertian pasar faktor produksi (pasar input)
Pengertian pasar faktor produksi (pasar input)
 
Penelitian Sembako 2013 Terhadap Inflasi Pengantar Kuliah Makro Ekonomi
Penelitian Sembako 2013 Terhadap Inflasi Pengantar Kuliah Makro Ekonomi Penelitian Sembako 2013 Terhadap Inflasi Pengantar Kuliah Makro Ekonomi
Penelitian Sembako 2013 Terhadap Inflasi Pengantar Kuliah Makro Ekonomi
 
Produktivitas peningkatan
Produktivitas peningkatanProduktivitas peningkatan
Produktivitas peningkatan
 
Ekonomi mikro
Ekonomi mikroEkonomi mikro
Ekonomi mikro
 
Rangkuman kesimpulan ekonomi mikro
Rangkuman kesimpulan ekonomi mikroRangkuman kesimpulan ekonomi mikro
Rangkuman kesimpulan ekonomi mikro
 
Tugas Compilation (Microeconomic)
Tugas Compilation (Microeconomic)Tugas Compilation (Microeconomic)
Tugas Compilation (Microeconomic)
 
Soal dan jawaban kegiatan pokok ekonomi
Soal dan jawaban kegiatan pokok ekonomiSoal dan jawaban kegiatan pokok ekonomi
Soal dan jawaban kegiatan pokok ekonomi
 

Similar to Makalah perekonomian indonesia,, Kel_6

Pengembangan sektor pertanian dan industri
Pengembangan sektor pertanian dan industriPengembangan sektor pertanian dan industri
Pengembangan sektor pertanian dan industriSyntyaJr
 
LAPORAN Lomba kelompok tani padi sawah pengguna pupuk organik tahun 2017
LAPORAN Lomba kelompok tani padi sawah pengguna pupuk organik tahun 2017LAPORAN Lomba kelompok tani padi sawah pengguna pupuk organik tahun 2017
LAPORAN Lomba kelompok tani padi sawah pengguna pupuk organik tahun 2017ignasius dh purba
 
Makalah permasalahan dan strategi pengembangan sektor pertanian
Makalah permasalahan dan strategi pengembangan sektor pertanianMakalah permasalahan dan strategi pengembangan sektor pertanian
Makalah permasalahan dan strategi pengembangan sektor pertanianOpissen Yudisyus
 
10 peranan sektor pertanian
10 peranan sektor pertanian10 peranan sektor pertanian
10 peranan sektor pertanianfirman sahari
 
10 peranan sektor pertanian
10 peranan sektor pertanian10 peranan sektor pertanian
10 peranan sektor pertanianfirman sahari
 
Pembangunan ekonomi regional
Pembangunan ekonomi regionalPembangunan ekonomi regional
Pembangunan ekonomi regionalEly Goro Leba
 
TUGAS MAKALAH pengantar bisnis ANALISIS PT AKBAR INDO MAKMUR STIMEC tbk".docx
TUGAS MAKALAH pengantar bisnis ANALISIS PT AKBAR INDO MAKMUR STIMEC tbk".docxTUGAS MAKALAH pengantar bisnis ANALISIS PT AKBAR INDO MAKMUR STIMEC tbk".docx
TUGAS MAKALAH pengantar bisnis ANALISIS PT AKBAR INDO MAKMUR STIMEC tbk".docxUlfaNurhayati
 
Pembangunan pertanian di indonesia
Pembangunan pertanian di indonesiaPembangunan pertanian di indonesia
Pembangunan pertanian di indonesiasarianputra
 
MAKALAH PENGANTAR BISNIS .pdf
MAKALAH PENGANTAR BISNIS .pdfMAKALAH PENGANTAR BISNIS .pdf
MAKALAH PENGANTAR BISNIS .pdfSyahdikin20
 
8 peranan sektor pertanian.pptx
8 peranan sektor pertanian.pptx8 peranan sektor pertanian.pptx
8 peranan sektor pertanian.pptxemi halimi
 
Kebijakan Fiskal dan Keseimbangan Pendapatan Nasional.pdf
Kebijakan Fiskal dan Keseimbangan Pendapatan Nasional.pdfKebijakan Fiskal dan Keseimbangan Pendapatan Nasional.pdf
Kebijakan Fiskal dan Keseimbangan Pendapatan Nasional.pdfZukét Printing
 
Kebijakan Fiskal dan Keseimbangan Pendapatan Nasional.docx
Kebijakan Fiskal dan Keseimbangan Pendapatan Nasional.docxKebijakan Fiskal dan Keseimbangan Pendapatan Nasional.docx
Kebijakan Fiskal dan Keseimbangan Pendapatan Nasional.docxZukét Printing
 
laporan-kinerja-industri-dan-kinerja-kemenperin-2012
laporan-kinerja-industri-dan-kinerja-kemenperin-2012laporan-kinerja-industri-dan-kinerja-kemenperin-2012
laporan-kinerja-industri-dan-kinerja-kemenperin-2012Nirma Kinasih
 
Outlook komoditas perkebunan
Outlook komoditas perkebunanOutlook komoditas perkebunan
Outlook komoditas perkebunanprettywulandari
 
skripsi.docx
skripsi.docxskripsi.docx
skripsi.docxJonyJambi
 
Laporan kinerja-kementan2011
Laporan kinerja-kementan2011Laporan kinerja-kementan2011
Laporan kinerja-kementan2011Fakhrurrazi Harun
 
1.4. pedoman budidaya pel peng kws agri unggas lokal
1.4. pedoman budidaya pel peng kws agri unggas lokal1.4. pedoman budidaya pel peng kws agri unggas lokal
1.4. pedoman budidaya pel peng kws agri unggas lokalVonny Soru
 
Program Desa Berinovasi.pdf
Program Desa Berinovasi.pdfProgram Desa Berinovasi.pdf
Program Desa Berinovasi.pdfDhalBoet1
 

Similar to Makalah perekonomian indonesia,, Kel_6 (20)

Pengembangan sektor pertanian dan industri
Pengembangan sektor pertanian dan industriPengembangan sektor pertanian dan industri
Pengembangan sektor pertanian dan industri
 
LAPORAN Lomba kelompok tani padi sawah pengguna pupuk organik tahun 2017
LAPORAN Lomba kelompok tani padi sawah pengguna pupuk organik tahun 2017LAPORAN Lomba kelompok tani padi sawah pengguna pupuk organik tahun 2017
LAPORAN Lomba kelompok tani padi sawah pengguna pupuk organik tahun 2017
 
Makalah permasalahan dan strategi pengembangan sektor pertanian
Makalah permasalahan dan strategi pengembangan sektor pertanianMakalah permasalahan dan strategi pengembangan sektor pertanian
Makalah permasalahan dan strategi pengembangan sektor pertanian
 
10 peranan sektor pertanian
10 peranan sektor pertanian10 peranan sektor pertanian
10 peranan sektor pertanian
 
10 peranan sektor pertanian
10 peranan sektor pertanian10 peranan sektor pertanian
10 peranan sektor pertanian
 
Pembangunan ekonomi regional
Pembangunan ekonomi regionalPembangunan ekonomi regional
Pembangunan ekonomi regional
 
TUGAS MAKALAH pengantar bisnis ANALISIS PT AKBAR INDO MAKMUR STIMEC tbk".docx
TUGAS MAKALAH pengantar bisnis ANALISIS PT AKBAR INDO MAKMUR STIMEC tbk".docxTUGAS MAKALAH pengantar bisnis ANALISIS PT AKBAR INDO MAKMUR STIMEC tbk".docx
TUGAS MAKALAH pengantar bisnis ANALISIS PT AKBAR INDO MAKMUR STIMEC tbk".docx
 
Pembangunan pertanian di indonesia
Pembangunan pertanian di indonesiaPembangunan pertanian di indonesia
Pembangunan pertanian di indonesia
 
130986761 manajemen-agribisnis-perikanan
130986761 manajemen-agribisnis-perikanan130986761 manajemen-agribisnis-perikanan
130986761 manajemen-agribisnis-perikanan
 
MAKALAH PENGANTAR BISNIS .pdf
MAKALAH PENGANTAR BISNIS .pdfMAKALAH PENGANTAR BISNIS .pdf
MAKALAH PENGANTAR BISNIS .pdf
 
8 peranan sektor pertanian.pptx
8 peranan sektor pertanian.pptx8 peranan sektor pertanian.pptx
8 peranan sektor pertanian.pptx
 
Kebijakan Fiskal dan Keseimbangan Pendapatan Nasional.pdf
Kebijakan Fiskal dan Keseimbangan Pendapatan Nasional.pdfKebijakan Fiskal dan Keseimbangan Pendapatan Nasional.pdf
Kebijakan Fiskal dan Keseimbangan Pendapatan Nasional.pdf
 
Kebijakan Fiskal dan Keseimbangan Pendapatan Nasional.docx
Kebijakan Fiskal dan Keseimbangan Pendapatan Nasional.docxKebijakan Fiskal dan Keseimbangan Pendapatan Nasional.docx
Kebijakan Fiskal dan Keseimbangan Pendapatan Nasional.docx
 
laporan-kinerja-industri-dan-kinerja-kemenperin-2012
laporan-kinerja-industri-dan-kinerja-kemenperin-2012laporan-kinerja-industri-dan-kinerja-kemenperin-2012
laporan-kinerja-industri-dan-kinerja-kemenperin-2012
 
PPW_PAPER_DIY.pdf
PPW_PAPER_DIY.pdfPPW_PAPER_DIY.pdf
PPW_PAPER_DIY.pdf
 
Outlook komoditas perkebunan
Outlook komoditas perkebunanOutlook komoditas perkebunan
Outlook komoditas perkebunan
 
skripsi.docx
skripsi.docxskripsi.docx
skripsi.docx
 
Laporan kinerja-kementan2011
Laporan kinerja-kementan2011Laporan kinerja-kementan2011
Laporan kinerja-kementan2011
 
1.4. pedoman budidaya pel peng kws agri unggas lokal
1.4. pedoman budidaya pel peng kws agri unggas lokal1.4. pedoman budidaya pel peng kws agri unggas lokal
1.4. pedoman budidaya pel peng kws agri unggas lokal
 
Program Desa Berinovasi.pdf
Program Desa Berinovasi.pdfProgram Desa Berinovasi.pdf
Program Desa Berinovasi.pdf
 

Recently uploaded

Pengantar Ilmu Ekonomi Kewilayahan, Teori dan Contoh Implementasi
Pengantar Ilmu Ekonomi Kewilayahan, Teori dan Contoh ImplementasiPengantar Ilmu Ekonomi Kewilayahan, Teori dan Contoh Implementasi
Pengantar Ilmu Ekonomi Kewilayahan, Teori dan Contoh ImplementasiGustiAdityaR
 
Modal Kerja manajemen keuangan modal kerja.ppt
Modal Kerja manajemen keuangan modal kerja.pptModal Kerja manajemen keuangan modal kerja.ppt
Modal Kerja manajemen keuangan modal kerja.pptFrida Adnantara
 
Perhitungan Bunga dan Nilai Uang (mankeu).ppt
Perhitungan Bunga dan Nilai Uang (mankeu).pptPerhitungan Bunga dan Nilai Uang (mankeu).ppt
Perhitungan Bunga dan Nilai Uang (mankeu).pptSalsabillaPutriAyu
 
PERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptx
PERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptxPERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptx
PERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptxHakamNiazi
 
Ukuran Letak Data kuartil dan beberapa pembagian lainnya
Ukuran Letak Data  kuartil  dan  beberapa pembagian  lainnyaUkuran Letak Data  kuartil  dan  beberapa pembagian  lainnya
Ukuran Letak Data kuartil dan beberapa pembagian lainnyaIndhasari3
 
BAB 18_PENDAPATAN57569-7854545gj-65.pptx
BAB 18_PENDAPATAN57569-7854545gj-65.pptxBAB 18_PENDAPATAN57569-7854545gj-65.pptx
BAB 18_PENDAPATAN57569-7854545gj-65.pptxFrida Adnantara
 
KEPEMIMPINAN DALAM MENJALANKAN USAHA/BISNIS
KEPEMIMPINAN DALAM MENJALANKAN USAHA/BISNISKEPEMIMPINAN DALAM MENJALANKAN USAHA/BISNIS
KEPEMIMPINAN DALAM MENJALANKAN USAHA/BISNISHakamNiazi
 
PPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptx
PPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptxPPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptx
PPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptxZefanya9
 
DAMPAK MASIF KORUPSI yang kian merajalela
DAMPAK MASIF KORUPSI yang kian merajalelaDAMPAK MASIF KORUPSI yang kian merajalela
DAMPAK MASIF KORUPSI yang kian merajalelaarmanamo012
 
Ekonomi Teknik dan perencanaan kegiatan usaha
Ekonomi Teknik dan perencanaan kegiatan usahaEkonomi Teknik dan perencanaan kegiatan usaha
Ekonomi Teknik dan perencanaan kegiatan usahaWahyuKamilatulFauzia
 
PSAK-10-Pengaruh-Perubahan-Valuta-Asing-IAS-21-23032015.pptx
PSAK-10-Pengaruh-Perubahan-Valuta-Asing-IAS-21-23032015.pptxPSAK-10-Pengaruh-Perubahan-Valuta-Asing-IAS-21-23032015.pptx
PSAK-10-Pengaruh-Perubahan-Valuta-Asing-IAS-21-23032015.pptxRito Doank
 
Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...
Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...
Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...ChairaniManasye1
 
Introduction fixed asset (Aset Tetap).ppt
Introduction fixed asset (Aset Tetap).pptIntroduction fixed asset (Aset Tetap).ppt
Introduction fixed asset (Aset Tetap).ppttami83
 
Cryptocurrency dalam Perspektif Ekonomi Syariah.pptx
Cryptocurrency dalam Perspektif Ekonomi Syariah.pptxCryptocurrency dalam Perspektif Ekonomi Syariah.pptx
Cryptocurrency dalam Perspektif Ekonomi Syariah.pptxumusilmi2019
 
uang dan lembaga keuangan uang dan lembaga keuangan
uang dan lembaga keuangan uang dan lembaga keuanganuang dan lembaga keuangan uang dan lembaga keuangan
uang dan lembaga keuangan uang dan lembaga keuanganlangkahgontay88
 
Presentasi Tentang Asuransi Pada Lembaga Keuangan
Presentasi Tentang Asuransi Pada Lembaga KeuanganPresentasi Tentang Asuransi Pada Lembaga Keuangan
Presentasi Tentang Asuransi Pada Lembaga Keuanganzulfikar425966
 
7 Indikator Analisis Teknikal Saham Yang Paling Populer.pptx
7 Indikator Analisis Teknikal Saham Yang Paling Populer.pptx7 Indikator Analisis Teknikal Saham Yang Paling Populer.pptx
7 Indikator Analisis Teknikal Saham Yang Paling Populer.pptxObyMoris1
 
WAWASAN NUSANTARA SEBAGAI GEOPOLITIK INDONESIA.pptx
WAWASAN NUSANTARA SEBAGAI GEOPOLITIK INDONESIA.pptxWAWASAN NUSANTARA SEBAGAI GEOPOLITIK INDONESIA.pptx
WAWASAN NUSANTARA SEBAGAI GEOPOLITIK INDONESIA.pptxMunawwarahDjalil
 
Presentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non Bank
Presentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non BankPresentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non Bank
Presentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non Bankzulfikar425966
 
MOTIVASI MINAT, BAKAT & POTENSI DIRI.pptx
MOTIVASI MINAT, BAKAT & POTENSI DIRI.pptxMOTIVASI MINAT, BAKAT & POTENSI DIRI.pptx
MOTIVASI MINAT, BAKAT & POTENSI DIRI.pptxHakamNiazi
 

Recently uploaded (20)

Pengantar Ilmu Ekonomi Kewilayahan, Teori dan Contoh Implementasi
Pengantar Ilmu Ekonomi Kewilayahan, Teori dan Contoh ImplementasiPengantar Ilmu Ekonomi Kewilayahan, Teori dan Contoh Implementasi
Pengantar Ilmu Ekonomi Kewilayahan, Teori dan Contoh Implementasi
 
Modal Kerja manajemen keuangan modal kerja.ppt
Modal Kerja manajemen keuangan modal kerja.pptModal Kerja manajemen keuangan modal kerja.ppt
Modal Kerja manajemen keuangan modal kerja.ppt
 
Perhitungan Bunga dan Nilai Uang (mankeu).ppt
Perhitungan Bunga dan Nilai Uang (mankeu).pptPerhitungan Bunga dan Nilai Uang (mankeu).ppt
Perhitungan Bunga dan Nilai Uang (mankeu).ppt
 
PERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptx
PERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptxPERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptx
PERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptx
 
Ukuran Letak Data kuartil dan beberapa pembagian lainnya
Ukuran Letak Data  kuartil  dan  beberapa pembagian  lainnyaUkuran Letak Data  kuartil  dan  beberapa pembagian  lainnya
Ukuran Letak Data kuartil dan beberapa pembagian lainnya
 
BAB 18_PENDAPATAN57569-7854545gj-65.pptx
BAB 18_PENDAPATAN57569-7854545gj-65.pptxBAB 18_PENDAPATAN57569-7854545gj-65.pptx
BAB 18_PENDAPATAN57569-7854545gj-65.pptx
 
KEPEMIMPINAN DALAM MENJALANKAN USAHA/BISNIS
KEPEMIMPINAN DALAM MENJALANKAN USAHA/BISNISKEPEMIMPINAN DALAM MENJALANKAN USAHA/BISNIS
KEPEMIMPINAN DALAM MENJALANKAN USAHA/BISNIS
 
PPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptx
PPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptxPPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptx
PPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptx
 
DAMPAK MASIF KORUPSI yang kian merajalela
DAMPAK MASIF KORUPSI yang kian merajalelaDAMPAK MASIF KORUPSI yang kian merajalela
DAMPAK MASIF KORUPSI yang kian merajalela
 
Ekonomi Teknik dan perencanaan kegiatan usaha
Ekonomi Teknik dan perencanaan kegiatan usahaEkonomi Teknik dan perencanaan kegiatan usaha
Ekonomi Teknik dan perencanaan kegiatan usaha
 
PSAK-10-Pengaruh-Perubahan-Valuta-Asing-IAS-21-23032015.pptx
PSAK-10-Pengaruh-Perubahan-Valuta-Asing-IAS-21-23032015.pptxPSAK-10-Pengaruh-Perubahan-Valuta-Asing-IAS-21-23032015.pptx
PSAK-10-Pengaruh-Perubahan-Valuta-Asing-IAS-21-23032015.pptx
 
Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...
Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...
Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...
 
Introduction fixed asset (Aset Tetap).ppt
Introduction fixed asset (Aset Tetap).pptIntroduction fixed asset (Aset Tetap).ppt
Introduction fixed asset (Aset Tetap).ppt
 
Cryptocurrency dalam Perspektif Ekonomi Syariah.pptx
Cryptocurrency dalam Perspektif Ekonomi Syariah.pptxCryptocurrency dalam Perspektif Ekonomi Syariah.pptx
Cryptocurrency dalam Perspektif Ekonomi Syariah.pptx
 
uang dan lembaga keuangan uang dan lembaga keuangan
uang dan lembaga keuangan uang dan lembaga keuanganuang dan lembaga keuangan uang dan lembaga keuangan
uang dan lembaga keuangan uang dan lembaga keuangan
 
Presentasi Tentang Asuransi Pada Lembaga Keuangan
Presentasi Tentang Asuransi Pada Lembaga KeuanganPresentasi Tentang Asuransi Pada Lembaga Keuangan
Presentasi Tentang Asuransi Pada Lembaga Keuangan
 
7 Indikator Analisis Teknikal Saham Yang Paling Populer.pptx
7 Indikator Analisis Teknikal Saham Yang Paling Populer.pptx7 Indikator Analisis Teknikal Saham Yang Paling Populer.pptx
7 Indikator Analisis Teknikal Saham Yang Paling Populer.pptx
 
WAWASAN NUSANTARA SEBAGAI GEOPOLITIK INDONESIA.pptx
WAWASAN NUSANTARA SEBAGAI GEOPOLITIK INDONESIA.pptxWAWASAN NUSANTARA SEBAGAI GEOPOLITIK INDONESIA.pptx
WAWASAN NUSANTARA SEBAGAI GEOPOLITIK INDONESIA.pptx
 
Presentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non Bank
Presentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non BankPresentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non Bank
Presentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non Bank
 
MOTIVASI MINAT, BAKAT & POTENSI DIRI.pptx
MOTIVASI MINAT, BAKAT & POTENSI DIRI.pptxMOTIVASI MINAT, BAKAT & POTENSI DIRI.pptx
MOTIVASI MINAT, BAKAT & POTENSI DIRI.pptx
 

Makalah perekonomian indonesia,, Kel_6

  • 1. MAKALAH PENGEMBANGAN SEKTOR PERTANIAN DAN INDUSTRI , MENILAI KINERJA DAN PERAN SEKTOR PERTANIAN DAN INDUSTRI , PERMASALAHAN PEMBANGUNAN SEKTOR PERTANIAN DAN INDUSTRI Dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah “Perekonomian Di Indonesia” Dosen Pengampu : Bakhrul Huda, M.E.I Penyusun : Karimah (G04219038) Umar Syahid (G04219078) Happy Zulfi Azizi (G74219098) PROGRAM STUDI EKONOMI SYARIAH FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL SURABAYA 2020
  • 2. ii KATA PENGANTAR Puji syukur atas kehadirat Allah SWT, yang Maha Kuasa atas limpahan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan makalah sesuai dengan rencana. Shalawat serta salam semoga tetap terhaturkan kepada Rasulullah SAW yang telah membawa umatnya dari kegelapan menuju jalan yang terang benderang yakni berupa agama islam. Makalah tersebut disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Perekonomian Islam di Dunia dengan judul “Pengembangan sektor pertanian dan industri, Menilai kinerja dan peran sektor pertanian dan industri, Permasalahan pembangunan sektor pertanian dan industry”. Dengan terselesaikannya penulisan makalah ini penulis mengucapkan terima kasih, pada : 1. Allah SWT, karena hanya dengan atas seizin-Nya makalah ini dapat terselesaikan. 2. Bapak Bakhrul Huda, M.E.I selaku dosen pengampu mata kuliah Perekonomian Di Indonesia. Serta semua pihak yang terlibat dalam penyusunan makalah ini, baik secara langsung maupun tidak secara langsung. Penulis menyadari jika masih banyak kekurangan dalam menyusun tugas makalah ini. Oleh karena itu, kami mengharap kritik serta saran dari pembaca untuk kesempurnaan dalam penulisan makalah ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis dan pembacanya. Surabaya, 10 Februari 2020 Penulis
  • 3. iii DAFTAR ISI COVER ........................................................................................................................................... i KATA PENGANTAR................................................................................................................... ii DAFTAR ISI................................................................................................................................. iii BAB I PENDAHULUAN.............................................................................................................. 1 A. Latar Belakang..................................................................................................................... 1 B. Rumusan Masalah................................................................................................................ 2 C. Tujuan .................................................................................................................................. 2 BAB II PEMBAHASAN............................................................................................................... 3 A. Pengembangan Sektor Di Indonesia .................................................................................... 3 B. Pengembangan Sektor Industri ............................................................................................ 4 C. Peranan Sektor Pertanian dan Industri................................................................................. 6 D. Menilai Kinerja Sektor Pertanian dan Industri .................................................................... 9 E. Permasalahan Pembangunan Sektor Pertanian dan Industri............................................. 12 BAB III PENUTUP..................................................................................................................... 16 A. Kesimpulan ........................................................................................................................ 16 B. Saran................................................................................................................................... 16 DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................................. 17
  • 4. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di era saat ini, perubahan perekonomian suatu negara sering dipahami atau diartikan sebagai proses transformasi structural. Seperti istilah Kuznets, perubahan struktur ekonomi, umum disebut transformasi struktural, dapat didefinisikan sebagai suatu rangkaian perubahan yang saling terkait satu dengan lainnya dalam suatu komposisi agregat demand, perdagangan luar negeri ( ekspor dan impor ), agregat supply ( produksi dan pengggunaan faktor-faktor produksi ) yang diperlukan guna mendukung proses pembangunan dan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan ( Chenery dala Hill, 2003 ). Perubahan struktural dalam ekonomi modern mencakup perubahan kegiatan pertanian ke non pertanian, dari industri ke jasa, perubahan dalam skala unit-unit yang produktif, dan perubahan dari perusahaan perseorangan menjadi perusahaan berbadan hukum. Konsep tersebut menjelaskan bahwa, mengapa sebagaian besar negara berkembang di dunia yang beranggapan bahwa transformasi struktural sangat penting di dalam perkembangan ekonomi. Menurut pandangan bahwa negara-nrgara maju yang memiliki sektor industri yang sangat besar dapat membuat industrialisasi berkembang dengan pesat. Sedangkan di wilayah Indonesia sendiri merupakan wilayah yang agraris, yang bagaimana sektor pertaniannya lebih maju daripada sektor perindustriannya. Tetapi saat sekarang ini Indonesia juga berupaya untuk lebih memajukan sektor perindustriannya. Permasalahan yang terjadi di dalam penyerapan tenaga kerja sektor pertanian dan perindustrian menunjukkan adanya masalah dalam perubahan struktural perekonomian nasional. Kontribusi sektor perindustrian yang semakin meningkat, tetapi justru sektor pertanianlah yang banyak menyerap tenaga kerja. Kemiskinan pekerja pada bidang pertanian bertambah parah, demikian juga kesenjangan antara sektor pertanian dan perindustrian yang semakin luas. Kondisi yang seperti ini yang akan mempersulit keadaan seperti pembangunann desa karena mayoritas pekerjanya yaitu bekerja pada sektor pertanian dan bertempat tinggal di pedesaan. Ketidakseimbangan transformasi struktural perekonomian ini, dapat menghambat peningkatan produktivitas sektor pertanian dan menjadi sebuah kendala untuk pertumbuhan ekonomi yang dihasilkan oleh kontribusi output seluruh sektor dalam perekonomian. Akibatnya pemasokan atau produksi barang semakin berkurang.
  • 5. 2 Untuk perkembangan ekonomi ke arah yang lebih maju melalui industrialisasi dapat meningkatkan keterkaitan sektor. Dengan adanya sebuah perindutrialisasian maka akan muncul dan berkembangnya sebuah kegiatan lain yang menjadi komponen-komponen pendukung perindustrian tersebut. B. Rumusan Masalah 1. Apa yang dimaksud dengan pengembangan sektor pertanian ? 2. Apa yang dimaksud dengan pengembangan sektor industri ? 3. Jelaskan bagaimana peranan dari sektor pertanian dan industri ? 4. Menilai kinerja sektor pertanian dan industri ? 5. Apa saja permasalahan pembangunan sektor pertanian dan industri ? C. Tujuan 1. Untuk mengetahui bagaimana pengembangan sektor pertanian yang ada di desa atau masyarakat. 2. Untuk mengetahui bagaimana pengembangan sektor perindustrian yang ada di perkotaan yang terdapat banyak tempat-tempat perindustrian atau pabrik di suatu daerah. 3. Agar dapat mengetahui peran dari sektor pertanian dan industry. 4. Mengetahui nilai kinerja sektor pertanian dan industry. 5. Mengetahui permasalahan pembangunan sektor pertanian dan industri .
  • 6. 3 BAB II PEMBAHASAN A. Pengembangan Sektor Di Indonesia Pada umumnya, negara-negara berkembang seperti Indonesia adalah negara agraris. Sektor pertanian mendapatkan prioritas utama dalam pembangunan negara-negara berkembang. Beberapa ahli ekonomi berpendapat, bahwa sektor pertanian adalah sektor penunjang, yang positif dalam pembangunan ekonomi pada negara itu. Di antara ahli tersebut adalah Johnston dan Mellor (1961), Daniel (2002), dan Todaro (2003). Johnston dan Mellor (1961) menyebutkan bahwa, peranan sektor pertanian dalam ekonomi adalah : 1). Sumber utama penyediaan bahan makanan, 2). Sumber penghasilan dan pajak, 3). Sumber penghasilan devisa yang diperlukan untuk mengimpor modal, bahan baku, dan lain-lain, dan 4). Pasar dalam negeri untuk menampung hasil produksi industri pengolahan dan sektor bahan pertanian lainnya.1 Daniel (2002), mengemukakan 3 alasan utama mengapa sektor pertanian perlu dibangun lebih, yaitu : 1). Barang-barang hasil industri memerlukan daya beli masyarakat. Umumnya pembeli barang-barang hasil industri sebagaian besar berada dalam lingkungan sektor pertanian. Oleh karena itu, masyarakat sektor pertanian harus ditingkatkan lebih dulu pendapatannya. 2). Untuk menekan ongkos produksi dari komponen upah dan gaji diperlukan tersedianya bahan-bahan makanan yang murah dan terjangkau, sehingga upah dan gaji yang diterima dapat dipakai untuk memenuhi kebutuhan pokok guru dan pegawai. Keadaan ini bisa tercipta bila produksi hasil pertanian terutama pangan dapat ditingkatkan sehingga harganya lebihb rendah dan terjangkau oleh daya beli. 3). Industri membutuhkan bahan baku yang berasal dari sektor pertanian, karena itu produksi bahan-bahan industri memberikan basis bagi pertumbuhan itu sendiri. Keadaan ini bisa tercipta sedemikian rupa sehingga merupakan suatu siklus dan kerja sama yang saling menguntungkan.2 1 Basuki pujoalwanto,“Perekonomian Indonesia”,2014, hal 201 2 Ibid, hal 201
  • 7. 4 Pertanian dan perkebunan merupakan fundamentasi pokok ekonomi bangsa. Pertanian harus dijadikan sebagai sektor utama bagi pemberdayaan ekonomi kerakyatan. Sektor pertanian yang yang menjadi andalan sebagian besar rakyat tidak mendapat perhatian sepenuhnya. Demikian juga dalam pencarian kredit terdapat ketidakmerataan untuk sektor pertanian. Sektor pertanian hingga kini masih menjadi sumber mata pencaharian utama sebagian besar penduduk. Program pembangunan sektor pertanian meliputi program peningkatan produksi di kelima subsektornya, serta peningkatan pendapatan petani, perkebun, peternak dan nelayan. Program pembangunan tersebut ditunjang dengan program pembangunan sarana dan prasarananya seperti pengadaan dan pelancaran faktor produksi, pengembangan jaringan irigasi dan jalan, kebijaksanaaan tata niaga dan harga, serta penelitian. Dalam era PJP 1 sektor pertanian merupakan prioritas pembangunan ekonomi. Pertumbuhannya rata-rata 3,6% per tahun. Kemajuan paling menonjol sektor ini selama PJP 1 adalah dalam bidang produksi pangan, yakni keberhasilan mencapai swasembada beras pada tahun 1984. Sebelumnya, bahan makanan pokok ini masih harus selalu diimpor. Bahkan pada tahun-tahun 1970-an Indonesia merupakan negara pengimpor beras terbesar di dunia. Swasembada beras ini berdampak penting pada meningkatnya kualitas gizi, pendapatan masyarakat, dan stabilitas ekonomi nasional. B. Pengembangan Sektor Industri Konsep pembangunan sering dikaitkan dengan proses industrialisasi, oleh karena itu sering kali pengertiannya dianggap sama. Negara maju yang pertama dalah negara inggris. Revolusi industri, seringkali inovasi yang menghemat biaya lewat mesin uap, yang memungkinkan inggris untuk meningkatkan produksi industrinya sebesar 400 % selama paruh pertama abad ke 19. Sejak itu sampai sekarang ini kriteria utama dari pembangunan adalah kenaikan pendapatan per kapita yang sebagian besar disebabkan oleh adanya industrialisasi. Dua negara yang paling sukses pembangunannya pada awal abad ke 20, Jepang dan Uni Soviet, juga disebabkan oleh adanya industrialisasi di negaranya masing-masing.3 Proses industrialisasi dan pembangunan industri ini sebenarnya merupakan satu jalur kegiatan untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat dalam arti tingkat hidup yang lebih maju maupun taraf hidup yang lebih bermutu. Dengan kata lain pembangunan industri itu merupakan suatu fungsi 3 Basuki pujoalwanto,“Perekonomian Indonesia”,2014,hal.221
  • 8. 5 dari tujuan pokok kesejahteraan rakyat bukan merupakan kegiatan yang mandiri untuk hanya sekedar mencapai fisik saja. Industrialisasi tidak terlepas dari usaha untuk meningkatkan mutu sumber daya alam dan sumber daya lainnya. Hal ini berarti pula sebagai suatu usaha untuk meningkatkan produktivitas tenaga manusia disertai untuk meluaskan ruang lingkup kegiatan manusia. Dengan demikian, dapat diusahakan secara vertical semakin besarnya nilai tambah pada kegiatan ekonomi dan sekaligus secara horizontal semakin luasnya lapangan kerja produktif bagi penduduk yang semakin bertambah. Industri mempunyai peranan sebagai sektor pemimpin (leading sectos). Leading sector maksudnya adalah dengan pembangunan industri maka akan memacu dan mengangkat pembangunan sektor-sektor lainnya seperti sektor pertanian dan sektor jasa. Pertumbuhan industri yang pesat akan merangsang pertumbuhan sektor pertanian untuk menyediakan bahan-bahan baku bagi industri. Sektor jasa pun berkembang dengan adanya industrialisasi tersebut, misalnya lembaga-lembaga keuangan, lembaga-lembaga pemasaran/perikanan, dan sebagainya yang akan mendukung pertumbuhan industri. Hal ini berarti keadaan menyebabkan meluasnya peluang kerja yang ada pada akhirnya akan meningkatkan pendapatan dan permintaan masyarakat (daya belinya). Kenaikan pendapatan dan peningkatan daya beli (permintaan) tersebut menunjukkan bahwa perekonomian itu tumbuh dan sehat. Berdasarkan uraian tersebut, betapa peranan industri menjadi penting dalam perkembamgan suatu perekonomian. Tolak ukur yang terpenting antara lain sumbangan sektor industri pengolahan (manufacturing) terhadap PDB, jumlah tenaga kerja yang terserap disektor industri dan sumbanagn komoditi industri terhadap ekspor barang dan jasa. Selain itu keputusan yang ada di Indonesia untuk membuat pertanian menjadi landasan perencanaan pembangunan negara memang tidak sejalan dengan kebijaksanaan konvensional. Di tengah penekanan pembangunan pertanian itu tentu saja pemerintah sadar dengan sepenuhnya bahwa Indonesia tidak bisa terus menerus bergantung pada pertanian untuk menjadi negara modern. Pada akhir dekade enam puluhan, ketika pemerintah orba meluncurkan rencana pembangunan ekonominya, sebagian besar literatur dalam bidang ekonomi mengidentikkan pembangunan dengan industrialisasi. Hal ini terlibat lebih nyata lagi misalnya dalam penanaman negara yang sudah mencapain standar hidup yang sangat tinggi bagi penduduknya sebagai negara industri. Meskipun negara Indonesia telah mengadopsi kebijakan yang mendahulukan pertanian,
  • 9. 6 tim ekonomi negara tetap memiliki sebuah komitmen terhadap industrialisasi sebagai sebuah pilar bagi strategi pembangunan ekonomi negara.4 Mereka juga sadar bahwa program yang salah/keliru untuk mencapai hasil industrialisasi secara terburu-buru bisa menjadi senjata/boomerang yang menyebabkan dis-alokasi ekonomi, investasi terbuang percuma dan penghamburan kekayaan negara yang langka. C. Peranan Sektor Pertanian dan Industri 1. Sektor Pertanian Perjalanan atau langkah-langkah pembangunan pertanian di Indonesia hingga saat ini masih belum dapat menunjukkan hasil yang maksimal jika dilihat dari tingkat kesejahteraan petani dan kontribusinya pada pendapatan nasional. Pembangunan pertanian di Indonesia dianggap penting karena wilayah Indonesia umumnya merupakan wilayah agraris, yang umumnya penduduk tersebut bekerja sebagai petani atau bertani. Dan selain itu Indonesia juga memiliki peranan penting diantaranya yaitu : 1). Potensi sumber daya alam yang besar dan beragam, 2). Pangsa terhadap pendapatan nasional yang cukup besar, 3). Besarnya pangsa terhadap ekspor nasional, 4). Besarnya penduduk Indonesia yang menggantungkan hidupnya pada sektor ini, 5). Perannya dalam penyediaan pangan masyarakat dan 6). Menjadi basis pertumbuhan di pedesaan. Potensi pertanian Indonesia yang besar namun pada kenyataannya sampai saat ini sebagian besar dari petani, masih banyak yang termasuk golongan miskin. Hal tersebut mengindikasikan bahwa pemerintah pada masa lalu bukan saja kurang memberdayakan petani, tetapi juga terhadap sektor pertanian keseluruhan. Sektor pertanian merupakan sektor yang mempunyai peranan strategis dalam struktur pembangunan perekonomian nasional. Peranan sektor pertanian adalah sebagai sumber penghasil bahan kebutuhan pokok, sandang dan papan, menyediakan lapangan pekerjaan bagi sebagian besar penduduk, memberikan sumbangan terhadap pendapatan nasional yang tinggi, memberikan devisa bagi negara dan mempunyai efek pengganda ekonomi yang tinggi dengan rendahnya ketergantungan terhadap impor (multiplier effect), yaitu keterkaitan input-output antar industri, konsumsi dan investasi. Dampak pengganda tersebut relatif besar, sehingga sektor pertanian layak dijadikan sebagai sektor andalan 4 Ibid, hal 222
  • 10. 7 dalam pembangunan ekonomi nasional. Sektor pertanian juga dapat menjadi basis dalam mengembangkan kegiatan ekonomi perdesaan melalui pengembangan usaha berbasis pertanian yaitu agribisnis dan agroindustri. Dengan pertumbuhan tersebut ysng terus positif secara konsisten, sektor pertanian berperan besar dalam menjaga laju pertumbuhan ekonomi nasional.5 Di suatu Negara besar seperti Indonesia, di mana ekonomi dalam negerinya masih didominasi oleh ekonomi pedesaan sebagian besar dari jumlah penduduknya atau jumlah tenagakerjanya bekerja di pertanian. Di Indonesia daya serap sektor tersebut pada tahun 2000 mencapai40,7 juta lebih. Jauh lebih besar dari sector manufaktur. Ini berarti sektor pertanian merupakansektor dengan penyerapan tenaga kerja yang tinggi.Kalau dilihat pola perubahan kesempatan kerja di pertanian dan industri manufaktur, pangsa kesempatan kerja dari sektor pertama menunjukkan suatu pertumbuhan tren yangmenurun, sedangkan di sektor kedua meningkat. Perubahan struktur kesempatan kerja ini sesuaidengan yang di prediksi oleh teori mengenai perubahan struktur ekonomi yang terjadi dari suatu proses pembangunan ekonomi jangka panjang, yaitu bahwa semakin tinggi pendapatan per kapita, semakin kecil peran dari sektor primer, yakni pertambangan dan pertanian, dan semakin besar peran dari sektor sekunder, seperti manufaktur dan sektor-sektor tersier di bidang ekonomi. Namun semakin besar peran tidak langsung dari sektor pertanian, yakni sebagai pemasok bahan baku bagi sektor industri manufaktur dan sektor-sektor ekonomi lainnya.6 2. Sektor Industri Industri memiliki peran sebagai sektor pemimpin. Peran sektor pemimpin dalam kaitannya dengan keberhasilan sebuah pembangunan adalah dengan adanya pembangunan industri, maka diharapkan akan dapat memacu dan mendorong pembangunan sektor lainnya. Pertumbuhan industri yang cukup cepat akan mendorong adanya perluasan peluang kerja yang pada akhirnya akan meningkatkan pendapatan serta permintaan masyarakat. Adanya peningkatan dan daya beli itu menunjukkan bahwa perekonomian tersebut tumbuh dan sehat. Hubungan antara aktivitas pertumbuhan ekonomi dan kesempatan kerja terlihat jika terdapat pertumbuhan ekonomi maka mengakibatkan 5 Peranan perytanian 6 https://blog.ub.ac.id/nitasetiadewi/2013/10/01/peran-sektor-pertanian-dalam-perekonomian-indonesia/
  • 11. 8 meningkatnya aktivitas kegiatan ekonomi, demikian sebaliknya. Pertumbuhan Sektor Industri adalah proses kenaikan jumlah unit usaha industri. Pertumbuhan sektor industri diukur dengan indikator antara lain jumlah unit usaha sektor industri mengalami kenaikan dan pendapatan dari sektor industri meningkat. Secara teori semakin tinggi tingkat pertumbuhan ekonomi suatu sektor, maka semakin tinggi pertumbuhan kesempatan kerja sektor tersebut. Dengan kata lain hubungan sektor industri dengan penyerapan tenaga kerja sangat erat sekali. Semakin baik meningkat pertumbuhan sektor industri, maka semakin meningkat jumlah penyerapan tenaga kerja. “Kesempatan kerja adalah banyaknya orang yang dapat tertampung untuk bekerja pada suatu unit usaha atau lapangan pekerjaan” (BPS, 2015). Kesempatan kerja ini akan menampung semua tenaga kerja apabila lapangan pekerjaan yang tersedia mencukupi atau seimbang dengan banyaknya jumlah tenaga kerja yang ada. Adapun “lapangan pekerjaan adalah bidang kegiatan usaha atau instansi di mana seseorang bekerja atau pernah bekerja.”7 Sektor Industri dalam Pembangunan Ekonomi Nasional dapat ditelusuri dari kontribusi masing-masing subsektor terhadap Laju Pertumbuhan Ekonomi Nasional atau terhadap produk domestik bruto. Pada beberapa negara yang tergolong maju, peranan sektor industri lebih dominan dibandingkan dengan sektor pertanian. Sektor industri memegang peran kunci sebagai mesin pembangunan karena sektor industri memiliki beberapa keunggulan dibandingkan sektor lain karena nilai kapitalisasi modal yang tertanam sangat besar, kemampuan menyerap tenaga kerja yang besar, juga kemampuan menciptakan nilai tambah (value added creation) dari setiap input atau bahan dasar yang diolah. Pada negara-negara berkembang, peranan sektor industri juga menunjukkan kontribusi yang semakin tinggi. Kontribusi yang semakin tinggi dari sektor industri menyebabkan perubahan struktur perekonomian negara yang bersangkutan secara perlahan ataupun cepat dari sektor pertanian ke sektor industri.8 7 https://jurnalmahasiswa.unesa.ac.id/index.php/jupe/article/viewFile/18324/16707 hal 3 8 https://lh3i4r.wordpress.com/2010/05/09/peranan-sektor-industri-dalam-pembangunan-ekonomi-indonesia/
  • 12. 9 D. Menilai Kinerja Sektor Pertanian dan Industri 1. Kinerja Sektor Pertanian Pertumbuhan ekonomi Indonesia di sektor pertanian mengalami penurunan pada kuartal pertama tahun 2016 dibandingkan dengan kuartal pertama tahun 2015 lalu. Data BPS menunjukkan angka pertumbuhan pertanian Indonesia pada kuartal pertama tahun ini hanya 1,85%. Angka pertumbuhan ini mengalami penurunan yang cukup signifikan jika dibandingkan dengan angka pertumbuhan pertanian Indonesia pada kuartal yang sama tahun 2015 yaitu mencapai 4,03%. Menurunnnya pertumbuhan pertanian ini berdampak cukup serius pada pertumbuhan ekonomi Indonesia mengingat sektor perdagangan Indonesia masih banyak berkutat pada sektor pertanian. Menurunnya pertumbuhan di bidang pertanian ini dianggap sebagai efek dari perubahan iklim yang terjadi secara global dan juga faktor perbankan yang terhambat. Adanya musim El Nino yang melanda Indonesia membuat masa panen hasil pertanian bergeser dari yang seharusnya dimulai pada bulan Maret menjadi bulan April.9 Hal inilah yang menjadi penyebab utama hasil pertumbuhan pertanian tidak sampai 2% pada tiga bulan pertama pada tahun 2016, padahal tahun sebelumnya pada periode yang sama bisa mendongkrak pertumbuhan hingga di atas 4%. Hal yang agak berbeda dinyatakan oleh Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Darmin Nasution yang melihat pergeseran masa panen ini sebagai pendongkrak pertumbuhan ekonomi di kuartal kedua nantinya. Faktor penyebab kedua yang menjadi penyebab sekunder melambatnya pertumbuhan pertanian adalah di bidang perbankan. Faktor perbankan yang menyebabkan pertumbuhan pertanian melambat dikarenakan penyaluran kredit yang melambat atau menurun. Hal ini tentu berpengaruh terhadap persediaan modal para petani untuk menghasilkan hasil tani yang berkualitas. Di samping itu investasi swasta juga ikut terpengaruhi oleh penyaluran kredit yang tersendat. Kinerja pertanian yang menarik, jika pada 2014 laju inflasi bahan makanan mencapai 10,57%, pada 2015 turun drastis di angka 4,93%. Di 2016 naik tipis di angka 5,69%, tapi di 2017 menukik di angka 1,26%. Penurunan laju inflasi bahan makanan pada periode 2014-2017 ini merupakan pertama dalam sejarah pembangunan pertanian di Indonesia. 9 Badan PusatStatistik. (2019).Statistik Indonesia tahun 2019.Jakarta.
  • 13. 10 Dari sisi nilai investasi pertanian juga mengalami peningkatan. Pada 2013 nilai investasi pertanian tercatat Rp 29,3 triliun. Angka ini meningkat pada 2014 yang mencapai Rp 44,8 triliun, 2015 (Rp 43,1 triliun), 2016 (45,4 triliun), 2017 (45,9 triliun), dan 2018 melejit di angka Rp 61,6 triliun. Jika diakumulasikan nilai investasi pertanian sejak 2013- 2018 mencapai Rp 241 triliun atau meningkat sekitar 110,2%. Berdasarkan analisis di atas, dinamika kinerja makro sektor pertanian periode 2012-2018 tidak terlepas dari kinerja makro perekonomian nasional. Oleh karena itu, perbaikan kinerja sektor pertanian perlu dilakukan oleh Kementrian Pertanian bekerjasama dengan para pemangku kepentingan lainnya. Meskipun PDB sektor pertanian terus tumbuh pada periode tersebut, kontribusinya terhadap PDB nasional cenderung menurun dan nilainya relatif kecil dibandingkan penyerapan tenaga kerjanya. Peningkatan produktivitas tenaga kerja pertanian dapat dilakukan dengan meningkatkan partisipasi generasi muda terdidik di sektor ini. Strategi yang dapat dilakukan adalah transformasi digital dan penerapan teknologi praktis di bidang on-farm maupun off-farm serta memberi insentif pengembangan pertanian organik. Generasi milenial cenderung tertarik pada bisnis yang terintegrasi, memanfaatkan teknologi dan ramah lingkungan. Teknologi digital juga dapat dimanfaatkan untuk menciptakan pasar dengan informasi simetrik sehingga petani dapat mengakses harga yang lebih baik. Peningkatan kapasitas teknis dan manajerial para petani khususnya petani muda juga perlu terus dilakukan. Penyiapan sumberdaya manusia khususnya kaum muda terdidik di sektor pertnaian dan infrastruktur digitial juga akan menjadi salah satu daya tarik investasi untuk modernisasi sektor ini. Sementara itu, berkurangnya lahan baku sawah akibat alih fungsi lahan perlu diantisipasi dengan pencetakan dan optimasi pemanfaatan lahan baku sawah baru, konsolidasi lahan pertanian (consolidated farming), penguatan kelembagaan petani serta penerapan kebijakan untuk mengendalikan laju alih fungsi lahan yang lebih ketat. Undang- Undang Nomor 41 Tahun 2009 Tentang Perlindungan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan dan peraturan turunanannya perlu diimplementasikan dengan memperbaiki kontrol dan koordinasi antar pemangku kepentingan. Perlu dirumuskan kebijakan insentif untuk pemanfaatan lahan menganggur dan disinsentif/sanksi bagi pihak yang menelantarkan lahan pertanian. Pengembangan riset
  • 14. 11 tentang benih/bibit dan teknologi/sistem produksi perlu terus dilakukan untuk memperbaiki produktivitas maupun indeks pertanaman. 2. Kinerja Sektor Industri Kinerja industri sangat dipengaruhi oleh karakteristik industri itu sendiri (padat modal, padat karya, padat teknologi, padat energi, padat material, padat tenaga ahli). Untuk industri yang padat karya, upah rata-rata tenaga kerja produksinya kecil, sebaliknya dengan industri yang padat teknologi. Industri padat teknologi seperti industri kendaraan bermotor, mesin, alat komunikasi tergantung dari kinerja efisiensi dan produktivitasnya. Kinerja industri juga dipengaruhi oleh usia industri. Industri kebutuhan primer (pangan dan sandang) hampir tidak lagi mengalami pertumbuhan atau mengalami pertumbuhan negatif dikarenakan usianya sudah sangat tua sehingga secara besaran sudah sangat besar dibanding subsektor lainnya. Industri-industri ini berkontribusi besar dalam PDB serta jumlah tenaga kerja dan perusahaannya sangat banyak.10 Pada tahun 2018 subsektor industri makanan dan minuman merupakan subsektor dengan penambahan tenaga kerja paling besar, yakni sebanyak 162.395 orang. Selanjutnya disusul oleh subsektor industri tekstil dan pakaian jadi dengan penambahan sebanyak 136.533 orang, kemudian subsektor industri barang dari logam, komputer, barang elektronik, optik, dan peralatan listrik sebanyak 99.147 dan keempat subsektor industri kayu, barang dari kayu & gabus dan barang anyaman dari bambu, rotan dsj sebanyak 79.052 orang. Peningkatan tenaga kerja sektor industri terutama terjadi pada industri- industri yang padat karya seperti industri makanan dan minuman, dan industri tekstil dan pakaian jadi. Peningkatan tenaga kerja industri makanan dan minuman sebesar 3,4 persen sejalan dengan kenaikan PDB industri makanan dan minuman naik sepanjang tahun 2018 sebesar 7,91 persen. Sedangkan tenaga kerja industri tekstil dan pakaian jadi naik sebesar 3,6 persen seiring dengan peningkatan PDB industri tekstil dan pakaian jadi sepanjang tahun 2018 sebesar 8,73 persen. Sedangkan subsektor industri yang mengalami penurunan tenaga kerja atau pertumbuhan negatif antara lain: subsektor industri kulit, barang dari kulit dan alas kaki, menurun sebanyak 25.040 orang dan industri logam dasar menurun sebanyak 10 Dewi Setiawati, Nachrowi, “Pengembangan Indeks Kinerja Industri”, Jurnal Ekonomi dan Pembangunan Indonesia
  • 15. 12 16.466 orang. Hal ini disebabkan oleh efisiensi pada industri padat modal seperti industri logam dasar yang telah mengimplementasikan industri.11 E. Permasalahan Pembangunan Sektor Pertanian dan Industri 1. Kendala dalam Pengembangan Sektor Pertanian Di Indonesia Dalam pengembangan sektor pertanian masih ditemui beberapa kendala, terutama dalam pengembangan sistem pertanian yang berbasiskan agribisnis dan agroindustri. Kendala yang dihadapi dalam pengembangan pertanian khususnya petani skala kecil, antara lain: a. Lemahnya struktur permodalan dan akses terhadap sumber permodalan. Salah satu faktor produksi penting dalam usaha tani adalah modal. Secara umum pemilikan modal petani masih relatif kecil, karena modal ini biasanya bersumber dari penyisihan pendapatan usaha tani sebelumnya. Untuk memodali usaha tani selanjutnya petani terpaksa memilih alternatif lain, yaitu meminjam uang pada orang lain yang lebih mampu (pedagang) atau segala kebutuhan usaha tani diambil dulu dari toko dengan perjanjian pembayarannya setelah panen. Kondisi seperti inilah yang menyebabkan petani sering terjerat pada sistem pinjaman yang secara ekonomi merugikan pihak petani. b. Ketersediaan lahan dan masalah kesuburan tanah. Kesuburan tanah sebagai faktor produksi utama dalam pertanian makin menurun. Permasalahannya bukan saja menyangkut makin terbatasnya lahan yang dapat dimanfaatkan petani, tetapi juga berkaitan dengan perubahan perilaku petani dalam berusaha tani. Dari sisi lain mengakibatkan terjadinya pembagian penggunaan tanah untuk berbagai subsektor pertanian yang dikembangkan oleh petani. c. Terbatasnya kemampuan dalam penguasaan teknologi. Usaha pertanian merupakan suatu proses yang memerlukan jangka waktu tertentu. Dalam proses tersebut akan terakumulasi berbagai faktor produksi dan sarana produksi yang merupakan faktor masukan produksi yang diperlukan dalam proses tersebut untuk mendapatkan keluaran yang diinginkan. Petani yang bertindak sebagai manajer dan pekerja pada usaha taninya haruslah memiliki pengetahuan dan keterampilan dalam 11 Biro Perencanaan Sekretariat Jendral, “Laporan Kinerja Laporan Perindustrian 2018”, Kementrian Perindustrian Republik Indonesia.
  • 16. 13 penggunaan berbagai faktor masukan usaha tani, sehingga mampu memberikan pengaruh terhadap peningkatan produktivitas dan efisiensi usaha yang dilakukan. d. Lemahnya organisasi dan manajemen usaha tani. Organisasi merupakan wadah yang sangat penting dalam masyarakat, terutama kaitannya dengan penyampaian informasi (top down) dan panyaluran inspirasi (bottom up) para anggotanya. Dalam pertanian, organisasi yang tidak kalah pentingnya adalah kelompok tani. Selama ini kelompok tani sudah terbukti menjadi wadah penggerak pengembangan pertanian di pedesaan. Hal ini dapat dilihat dari manfaat kelompok tani dalam hal memudahkan koordinasi, penyuluhan dan pemberian paket teknologi. e. Kurangnya kuantitas dan kualitas sumberdaya manusia untuk sektor agribisnis. Petani merupakan sumberdaya manusia yang memegang peranan penting dalam menentukan keberhasilan suatu kegiatan usaha tani, karena petani merupakan pekerja dan sekaligus manajer dalam usaha tani itu sendiri. Ada dua hal yang dapat dilihat berkaitan dengan sumberdaya manusia ini, yaitu jumlah yang tersedia dan kualitas sumberdaya manusia itu sendiri. Kedua hal ini sering dijadikan sebagai indikator dalam menilai permasalahan yang ada pada kegiatan pertanian 2. Kendala Dalam Pengembangan Sektor Industri Di Indonesia Dalam rangka meningkatkan pertumbuhan industri di Indonesia kebijakan dan strategi pemgembangan sektor industri yang akan diterapkan hendaknya mampu menghadapi berbagai tantangan dan hambatan yang dihadapi dalam dunia usaha khususnya sektor industri.12 Permasalahan-permasalahan yang ada disektor industri harus bisa diatasi agar para pengusaha atau investor bergairah lagi menanamkan investasi di Indonesia. Permasalahan-permasalahan yang dihadapi sektor industri adalah: a. Masalah Birokrasi 1) Perizinan tidak transparan, berbelit-belit, diskriminatif, lama dan terjadi tumpang tindih vertikal (antara pusat dan daerah) serta horizontal (antar instansi daerah). 2) Penegakan dan pelaksanaan hukum dan berbagai peraturan perundang-undangan masih cenderung kurang tegas. 12 Supriyati,Erma Suryani,“Peranan, Peluangdan Kendala Pengembangan Argoindustri Di Indonesia”,Pusat AnalisisSosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian,hal 9.
  • 17. 14 3) Administrasi perpajakan yang belum optimal. Pengusaha menganggap administrasi perpajakan terutama kaitanya dengan produk-produk ekspor yang sangat tidak efisien. 4) Banyaknya pemungutan yang sering kali tidak disertai pelayanan yang memadai. b. Masalah Teknologi. 1) Lemahnya penguasaan dan penerapan teknologi. Penerapan teknologi tepat guna belum banyak dimanfaatkan oleh industri untuk meningkatkan produksi. 2) Tenaga kerja terampil sulit diperoleh dan dipertahankan karena kualitas sumber daya manusia relatif rendah. c. Masalah Bahan Baku 1) Suplai bahan baku kurang memadai antara lain karena kesulitan dalam memperoleh bahan baku dipasaran. 2) Harga bahan baku terlalu tinggi terutama bahan baku yang berasal dari impor karena tergantung nilai kurs terhadap dolar. d. Masalah Pemasaran 1) Pemasaran hasil produksi agak sulit dan harganya rendah sehingga hasil penjualan tidak mampu menutupi biaya produksi yang cukup tinggi. 2) Permintaan produk dipasaran sangat rendah walaupun harganya rendah karena kalah bersaing dengan perusahaan lain. 3) Asosiasi pengusaha belum berperan dalam mengkoordinasikan produk sehingga menimbulkan persaingan tidak sehat antar usaha sejenis. e. Masalah Permodalan 1) Sistem dan prosedur kredit dari lembaga keungan dan nonbank rumit dan lama sehingga dalam pencairan kredit sangat lama. 2) Suku bunga kredit perbankan cukup tinggi sehingga kredit menjadi mahal. f. Masalah Manejemen 1) Pola manegemen yang sesuai dengan kebutuhan sebelum bisa diterapakan karena pengetahuan dam manegerial skill relatif rendah sehingga strategi bisnis yang tepat belum mampu disusun dengan baik. 2) Kemampuan pengusaha mengorganisasikan diri dan karyawan masih lemah sehingga terjadi pembagian kerja yang tidak tepat.
  • 18. 15 3) Produktifitas karyawan masih rendah sedangkan intensitas pelatihan yang dilaksanakan oleh industri belum juga menggembirakan. g. Permasalahn Industri Kecil 1) Sebagian besar industri kecil yang ada merupakan usaha sampingan atau pelengkap bagi pengusaha kecil dengan produksi yang berfluktuasi cukup besar atau berpola musiman atau tidak beraturan. 2) Sikap dan reaksi pengusaha industri kecil yang ada pada umunya lambat dan kurang tanggap untuk mengikuti perkembangan sehubungan dengan latar belakang budaya agraris. 3) Sulitnya menemukan produk yang sesuai dengan kebutuhan industri kecil dalam rangka peningkatan mutu dan pengembangan produk baru. 4) Volume permintaan atas hasil produksi industri kecil pada umunya terbatas secara geografis.
  • 19. 16 BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Sektor pertanian dan industri merupakan sektor yang mempunyai peranan strategis dalam struktur pembangunan perekonomian nasional. Mulai dari proteksi, kredit hingga kebijakan lain tidak satu pun yang menguntungkan bagi kedua sektor ini. Program-program pembangunan tidak terarah tujuannya bahkan semakin menjerumuskan kedua sektor pada kehancuran. Meski demikian kedua sektor ini merupakan sektor yang banyak menampung luapan tenaga kerja dan sebagian besar penduduk kita tergantung pada mereka. Di sisi lain, Banyak hal yang harus kita lakukan dalam mengembangkan pertanian pada masa yang akan datang. Kesejahteraan petani dan keluarganya merupakan tujuan utama yang menjadi prioritas dalam melakukan program apapun. Tentu hal itu tidak boleh hanya menguntungkan satu golongan saja namun diarahkan untuk mencapai pondasi yang kuat pada pembangunan nasional. Pembangunan adalah penciptaan sistem dan tata nilai yang lebih baik hingga terjadi keadilan dan tingkat kesejahteraan yang tinggi. Pembangunan pertanian harus mengantisipasi tantangan demokratisasi dan globalisasi untuk dapat menciptakan sistem yang adil. Selain itu harus diarahkan untuk mewujudkan masyarakat yang sejahtera, khususnya petani melalui pembangunan sistem pertanian dan usaha pertanian yang kuat dan mapan. Dimana Sistem tersebut harus dapat berdaya saing, berkerakyatan, berkelanjutan dan desentralistik. B. Saran Menyadari bahwa penulis masih jauh dari kata sempurna, kedepannya penulis akan lebih fokus dan details dalam menjelaskan tentang makalah di atas dengan sumber - sumber yang lebih banyak yang tentunya dapat di pertanggung jawabkan. Oleh karena itu tidak menutup kemungkinan bagi kami untuk menerima kritik dan saran dalam bentuk apapun untuk kedepannya yang lebih baik lagi.
  • 20. 17 DAFTAR PUSTAKA Pujoalwanto, Basuki. 2014. “Perekonomian Indonesia”. Yogyakarta : Graha ilmu. Dewi Setiawati, Nachrowi, “Pengembangan Indeks Kinerja Industri”, Jurnal Ekonomi dan Pembangunan Indonesia vol. 13 No.1, 2012, hal 16. Supriyati, Erma Suryani,”Peranan, Peluang dan Kendala Pengembangan Argoindustri Di Indonesia”, Pusat Analisis Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian, hal 9. Yasrizal, Ishak Hasan, “Pengaruh Pembangunan Sektor Pertanian Terhadap Distribusi Pendapatan dan Kesempatan Kerja Di Indonesia”. JIEP Vol.16, No.1, 2016, hal 7 https://jurnalmahasiswa.unesa.ac.id/index.php/jupe/article/viewFile/18324/16707 https://lh3i4r.wordpress.com/2010/05/09/peranan-sektor-industri-dalam-pembangunan- ekonomi-indonesia/ https://blog.ub.ac.id/nitasetiadewi/2013/10/01/peran-sektor-pertanian-dalam-perekonomian- indonesia/ Peranan perytanian Badan Pusat Statistik. (2019). Statistik Indonesia tahun 2019. Jakarta. Biro Perencanaan Sekretariat Jendral, “Laporan Kinerja Laporan Perindustrian 2018”, Kementrian Perindustrian Republik Indonesia.