Laporan ini merangkum kegiatan Lomba Kelompok Tani Padi Sawah Pengguna Pupuk Organik Tahun 2017. Lomba ini bertujuan meningkatkan kualitas pertanian organik dan meningkatkan kesejahteraan petani. Lomba ini dilaksanakan pada Maret-April 2017 dengan biaya dari APBD Kota Semarang.
Proposal pembangunan kawasan agropolitan panggungharjo
LOMBA
1. K
LO
KEGIA
OMBA
P
ATAN
DI
D
D
A KE
ENG
PEM
NAS
TA
DINAS
Jl
Telp. (
DINAS
Jl
Telp. (
ELOM
GGUN
BINAA
PERT
AHUN
PERT
l. Kom
(024) 6
PERT
l. Kom
(024) 6
LAP
MPOK
NA PU
AN DA
TANIA
N ANG
TANIA
pak No
670500
TANIA
pak No
670500
ORA
K TA
UPUK
AN PE
N KOT
GGARA
AN KO
o. 2 - 3
01. Fax
AN KO
o. 2 - 3
01. Fax
AN
ANI P
K OR
ENDA
TA SE
AN 20
OTA S
3 Sema
x. (024
OTA S
3 Sema
x. (024
PADI
RGAN
AMPIN
EMAR
017
EMAR
arang
4) 6720
EMAR
arang
4) 6720
SAW
NIK
NGAN
RANG
RANG
033
RANG
033
WAH
PETAANI
2.
3. i
KATA PENGANTAR
Puji syukur ke hadirat ALLAH, Tuhan Yang Maha Esa, atas segala nikmat,
rahmat, dan hidayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan Laporan Lomba
Kelompok Tani Padi Sawah Pengguna Pupuk Organik Kegiatan Pembinaan dan
Pendampingan Petani Tahun 2017.
Laporan ini kami susun sebagai bentuk pertanggungjawaban kami dalam
melaksanakan Subkegiatan Pembinaan Kelembagaan Petani, Kegiatan Pembinaan dan
Pendampingan Petani, Program Peningkatan SDM Pertanian Tahun Anggaran 2017,
dengan sumber dana APBD Kota Semarang.
Kami mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak atas kerja sama
dan bantuannya, sehingga kami dapat melaksanakan kegiatan dan menyusun laporan ini.
Kami menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari sempurna, untuk itu kritik dan saran
yang membangun sangat kami harapkan guna perbaikan di masa mendatang dan
semoga laporan ini bisa memberikan manfaat. Amin.
Semarang, 31 Maret 2017
Kabid Penyuluhan dan Kasi Kelembagaan
Pengembangan Sumber Daya
ARI PATRIA W, SH.MM. Ir. ENDAH RETNO SAYEKTI
NIP. 19650327 199310 1 001 NIP. 19621105 199009 2 001
Mengetahui,
Kepala Dinas Pertanian
Kota Semarang
Ir. W.P. RUSDIANA, MP.
NIP. 19641221 199001 2 001
4. ii
DAFTAR ISI
halaman
KATA PENGANTAR ................................................................................................ i
DAFTAR ISI............................................................................................................... ii
DAFTAR FOTO ........................................................................................................ iii
DAFTAR TABEL ...................................................................................................... iv
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................... 1
A. LATAR BELAKANG ........................................................................ 1
B. DASAR PELAKSANAAN................................................................. 3
C. TUJUAN.............................................................................................. 5
D. SASARAN ......................................................................................... 5
E. WAKTU PELAKSANAAN ............................................................... 5
F. PELAKSANA .................................................................................... 6
G. PEMBIAYAAN ................................................................................. 6
BAB II HASIL DAN PEMBAHASAN ................................................................ 7
BAB III KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................... 41
BAB IV P E N U T U P .......................................................................................... 42
5. iii
DAFTAR FOTO
halaman
Foto 1. Penilaian pada Lomba Kelompok Tani Padi Sawah Pengguna
Pupuk Organik di Kelompok Tani Tuk Songo, Kelurahan Wates,
Kecamatan Ngaliyan .................................................................................. 44
Foto 2. Penilaian pada Lomba Kelompok Tani Padi Sawah Pengguna
Pupuk Organik di Kelompok Tani Subur Makmur, Kelurahan Tugurejo,
Kecamatan Tugu ........................................................................................ 44
Foto 3. Penilaian pada Lomba Kelompok Tani Padi Sawah Pengguna
Pupuk Organik di PKT Tampirejo Makmur Rowosari,
Kelurahan Rowosari, Kecamatan Tembalang ............................................ 45
Foto 4. Penilaian pada Lomba Kelompok Tani Padi Sawah Pengguna
Pupuk Organik di PKT Bina Mandiri Gedawang, Kelurahan Gedawang,
Kecamatan Banyumanik ............................................................................. 45
Foto 5. Penilaian pada Lomba Kelompok Tani Padi Sawah Pengguna
Pupuk Organik di PKT Sumber Rejeki Purwosari, Kelurahan Purwosari,
Kecamatan Mijen ....................................................................................... 46
Foto 6. Penilaian pada Lomba Kelompok Tani Padi Sawah Pengguna
Pupuk Organik di Kelompok Tani Ngudi Rahayu,
Kelurahan Plalangan, Kecamatan Gunungpati .......................................... 46
Foto 7. Penilaian pada Lomba Kelompok Tani Padi Sawah Pengguna
Pupuk Organik di Kelompok Tani Jempono, Kelurahan Bangetayu
Kulon, Kecamatan Genuk .......................................................................... 47
Foto 8. Penilaian pada Lomba Kelompok Tani Padi Sawah Pengguna
Pupuk Organik di Kelompok Tani Mugi Mulyo, Kelurahan Sambirejo,
Kecamatan Gayamsari ............................................................................... 47
6. iv
DAFTAR TABEL
halaman
Tabel 1. Jadwal Pelaksanaan Lomba Kelompok Tani Padi Sawah
Pengguna Pupuk Organik Tahun 2017 ....................................................... 6
Tabel 2. Kuisioner Penilaian Lomba Kelompok Tani Padi Sawah
Pengguna Pupuk Organik Tahun 2017 ....................................................... 9
Tabel 3. Rekapitulasi Hasil Penilaian Lomba Kelompok Tani Padi Sawah
Pengguna Pupuk Organik Tahun 2017 ....................................................... 21
7. 1
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Meskipun peran sektor pertanian dalam memacu pertumbuhan ekonomi nasional
tidak sebesar sektor industri, peran sektor pertanian lebih luas terutama dalam konteks
distribusi hasil-hasil pembangunan kepada masyarakat di wilayah pedesaan, sehingga
sektor pertanian tetap dipandang sebagai sektor strategis dalam pembangunan nasional.
Adapun peran sektor pertanian dalam pembangunan nasional ialah :
1. Sebagai sumber pendapatan dan kesempatan kerja bagi penduduk perdesaan.
2. Sebagai penyedia tenaga kerja bagi sektor nonpertanian.
3. Sebagai pemacu proses industrialisasi.
4. Sebagai penyumbang devisa negara.
5. Sebagai pasar bagi produk dan jasa sektor nonpertanian.
Meskipun peran sektor pertanian sangat besar, perhatian pemerintah terhadap
perkembangan sektor pertanian dinilai belum sebanding dengan peran sektor yang
diemban oleh sektor ini. Pemerintah belum berhasil menempatkan sektor pertanian
menjadi pondasi yang kokoh dalam pembentukan struktur perekonomian nasional,
untuk menuju tinggal landas. Hal ini menghilangkan kesempatan Bangsa Indonesia
untuk menuju struktur perekonomian nasional yang kokoh dan lentur terhadap gejala
eksternal. Tidak ada satu pun negara di dunia ini yang maju dan kokoh struktur
perekonomiannya, tanpa didukung oleh sektor pertanian yang kuat. Oleh sebab itu,
sasaran akhir dari pembangunan jangka panjang (2005 – 2025) adalah menempatkan
sektor pertanian sebagai pondasi kokoh bagi perekonomian negara, yang lentur terhadap
pengaruh-pengaruh eksternal.
Melalui World Food Summit (WFS) yang telah diselenggarakan pada tahun
1996, dunia telah bersepakat untuk mewujudkan ketahanan pangan bagi seluruh negara
di dunia, melalui pengurangan jumlah penduduk rawan pangan paling lambat pada
tahun 2015, dengan sasaran pengurangan sebesar 400 juta jiwa selama 20 tahun.Melalui
World Food Summit (WFS) yang diselenggarakan pada tahun 2002 di Roma – Italia,
komitmen negara-negara di dunia untuk mengurangi kerawanan pangan ini semakin
dipertegas. Sasaran pengurangan penduduk rawan pangan semenjak tahun 2002 adalah
22 jiwa per tahun. Untuk mencapai sasaran ini, pembangunan pertanian di perdesaan
memperoleh peran yang semakin penting dalam pemantapan ketahanan pangan.
Pengentasan kemiskinan dimulai dari pembangunan sektor pertanian di perdesaan
secara berkelanjutan untuk meningkatkan produktivitas pertanian, produksi bahan
pangan, dan daya beli masyarakat. Diharapkan bahwa pada akhir tahun 2025 tidak lagi
ditemukan insiden rawan pangan di wilayah perdesaan di dunia.
Rencana Strategis Kementerian Pertanian 2015 – 2019 merupakan suatu
jawaban bagi upaya-upaya pengentasan kemiskinan melalui peningkatan peran sektor
8. 2
pertanian, khususnya di Indonesia. Upaya-upaya tersebut difokuskan pada pemantapan
pembangunan sektor pertanian secara menyeluruh, dengan penekanan pada
pembangunan kompetitif perekonomian berbasis sumber daya alam yang tersedia,
sumber daya manusia yang berkualitas baik, dan sumber ilmu pengetahuan dan
teknologi yang tidak terpisahkan satu sama lain. Melalui RPJMN tahap III (2015 –
2019) sektor pertanian memegang kendali utama dan strategis dalam penyediaan bahan
pangan nasional, penyumbang Pendapatan Domestik Brutto (PDB), penghasil devisa
negara, penyerap tenaga kerja, penyedia pendapatan rumah tangga perdesaan, dan
penyedia bioenergi. Pada akhirnya, RPJMN tahap III tersebut bermuara hal-hal berikut
ini :
1. Mewujudkan swasembada bahan-bahan pangan yaitu padi, jagung, kedelai, gula,
dan daging sapi.
2. Mewujudkan peningkatan diversifikasi pangan.
3. Mewujudkan peningkatan nilai tambah, daya saing, dan daya ekspor.
4. Mewujudkan peningkatan kesejahteraan petani melalui Gema Revitalisasi yaitu
revitalisasi lahan, revitalisasi perbenihan dan perbibitan, revitalisasi infrastruktur
pertanian, revitalisasi SDM petani, revitalisasi permodalan petani, revitalisasi
kelembagaan petani, revitalisasi teknologi, dan revitalisasi industri hilir.
Sejalan dengan Strategik Induk Pembangunan Pertanian (SIPP) 2015 – 2019
pembangunan sektor pertanian dalam 5 tahun ke depan mengacu pada Paradigma
Pertanian untuk Pembangunan (Agriculture for Development) yang memposisikan
sektor pertanian sebagai penggerak transformasi pembangunan yang berimbang dan
menyeluruh, mencakup transformasi demografi, ekonomi, intersektoral, spasial,
institusional, dan tatakelola pembangunan. Paradigma tersebut memberikan arah sektor
pertanian pada pemenuhan ketersediaan pangan bagi masyarakat. Sektor pertanian
menjadi sektor penyelesaian persoalan-persoalan lingkungan dan sosial sekaligus
penyedia sarana wisata (agrowisata). Melalui perwujudan swasembada pangan,
diharapkan kedaulatan pangan dapat segera terwujud, yang meliputi hal-hal berikut :
1. Mencukupi kebutuhan pangan dari produksi dalam negeri.
2. Mengatur kebijakan pangan secara mandiri.
3. Melindungi dan menyejahterakan petani sebagai pelaku utama petanian tanaman
pangan.
Prinsip pengelolaan pembangunan di sektor pertanian, meliputi kerangka
perencanaan jangka menengah, penganggaran terpadu, dan penganggaran berbasis
kinerja. Tanaman pangan sebagai salah satu subsektor pertanian memiliki peran sebagai
sumber pangan, sumber kebutuhan nonpangan, dan sumber pendapatan bagi
masyarakat. Mengingat peran tersebut, pemerintah menetapkan swasembada pangan
berkelanjutan sebagai prioritas nasional. Swasembada untuk tanaman padi, jagung, dan
kedelai, dimana petani menjadi pelaku utama pembangunan tanaman pangan.
Swasembada pangan berkelanjutan yang mantap menjadi landasan bagi perwujudan
kedaulatan pangan. Swasembada pangan ini diwujudkan secara bertahap dan diikuti
9. 3
oleh peningkatan nilai tambah usaha pertanian secara luas dan peningkatan
kesejahteraan petani. Untuk meningkatkan nilai tambah tersebut, kedudukan petani
harus diperkuat, melalui pemberian fasilitas dan insentif oleh pemerintah, misalnya
pemberian bimbingan, pelatihan, penguatan kelembagaan, dan pemberian penghargaan
bagi petani. Penghargaan ini merupakan perwujudan inisiasi dan apresiasi pemerintah
terhadap peran petani atau kelompok tani yang telah melaksanakan pertanian organik
untuk mewujudkan swasembada pangan berkelanjutan.
Pertanian organik merupakan jawaban atas revolusi hijau yang digalakkan pada
tahun 1960 – an, merupakan tanggapan atas berkurangnya kesuburan tanah dan
kerusakan lingkungan akibat pemakaian pupuk dan pestisida yang tidak terkendali,
khususnya untuk tanaman pangan. Sistem pertanian berbasis high input energy, di
antaranya melalui penggunaan pupuk kimia dan pestisida, telah merusak tanah dan
menurunkan produktivitas. Pertanian organik modern dilaksanakan untuk memantapkan
budidaya pertanian yang berbasis pelestarian ekologi, yang memanfaatkan bahan-bahan
alami. Pertanian organik modern didasarkan pada prinsip ekologi, keadilan, dan
perlindungan, dengan memperhatikan kelestarian dan peningkatan kesehatan tanah,
tanaman, hewan, bumi, dan manusia sebagai satu kesatuan tidak terpisahkan dan seluruh
komponen tersebut saling berhubungan erat.
Pertanian organik merupakan suatu sistem pertanian holistik yang mendukung
dan mempercepat biodiversity, siklus biologi, dan aktivitas biologi tanah. Petani sebagai
pelaku utama dalam budidaya tanaman pangan turut dilibatkan secara aktif dalam
pelaksanaan pertanian organik karena petani memerlukan penguatan dan daya tawar
(bargaining position) serta motivasi, sehingga mampu melakukan kreativitas dan
inovasi di wilayah masing-masing. Dalam melaksanakan pertanian organik, terdapat
tantangan berupa peluang dan ancaman yang dihadapi petani dalam pengelolaan usaha
tani bersifat variatif dan dinamis. Beberapa tantangan tersebut di antaranya ialah
permodalan yang terbatas, kepemilikan lahan yang tidak layak, replikasi teknologi yang
rendah, posisi penerimaan harga yang belum stabil, perubahan iklim yang tidak dapat
diprediksi secara pasti, dan globalisasi perdagangan.
Produk-produk pertanian yang dihasilkan, dalam kerangka swasembada pangan
berkelanjutan, harus mampu bersaing dan memberikan nilai positif bagi kesehatan yang
dapat dirasakan oleh konsumen, baik konsumen nasional maupun konsumen global.
Produk pertanian yang dihasilkan harus berkualitas baik, higienis, dan aman bagi
kesehatan, serta mampu bersaing di pasar domestik dan pasar internasional.
B. DASAR PELAKSANAAN
Adapun dasar pelaksanaan Pembinaan Kelembagaan Petani Kegiatan Pembinaan
dan Pendampingan Petani Tahun 2016 adalah :
1. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran
Negara Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Nomor 5587)
sebagaimana telah diubah beberapa kali, terakhir dengan Undang-Undang Nomor 9
10. 4
Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014
tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015
Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679);
2. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 139, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4518);
3. Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2009 tentang Pembiayaan, Pembinaan, dan
Pengawasan Penyuluhan Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 87, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5018);
4. Peraturan Menteri Pertanian Nomor 42/Permentan/OT.140/3/2013 tentang Pedoman
Penilaian Petani Berprestasi;
5. Peraturan Menteri Pertanian Nomor 82/Permentan/OT.140/8/2013 Tahun 2013
tentang Pedoman Pembinaan Kelompok Tani dan Gabungan Kelompok Tani (Berita
Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 1055);
6. Peraturan Daerah Kota Semarang Nomor 14 Tahun 2016 tentang Pembentukan dan
Susunan Perangkat Daerah Kota Semarang (Lembaran Daerah Kota Semarang
Tahun 2016 Nomor 14, Tambahan Lembaran Daerah Kota Semarang Nomor 114);
7. Peraturan Daerah Kota Semarang Nomor 16 Tahun 2016 tentang Anggaran
Pendapatan dan Belanja Daerah Kota Semarang Tahun Anggaran 2017 (Lembaran
Daerah Kota Semarang Tahun 2016 Nomor 16);
8. Peraturan Walikota Semarang Nomor 129 Tahun 2016 tentang Penjabaran
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kota Semarang Tahun Anggaran 2017
(Lembaran Daerah Kota Semarang Tahun 2016 Nomor 129);
9. Keputusan Walikota Semarang Nomor 901/1/2017 Tahun 2017 tentang Penunjukan
Pengguna Anggaran pada Perangkat Daerah di Lingkungan Pemerintah Kota
Semarang Tahun Anggaran 2017;
10. Keputusan Walikota Semarang Nomor 910/2/2017 Tahun 2017 tentang Penunjukan
Kepala Perangkat Daerah selaku Pengguna Anggaran sebagai Pejabat yang Diberi
Wewenang Mengesahkan Surat Pertanggungjawaban (SPJ) Anggaran Pendapatan
dan Belanja Daerah Kota Semarang Tahun Anggaran 2017;
11. Keputusan Walikota Semarang Nomor 910/3/2017 Tahun 2017 tentang Penunjukan
Bendahara Penerimaan dan Bendahara Pengeluaran pada Perangkat Daerah
di Lingkungan Pemerintah Kota Semarang Tahun Anggaran 2017;
12. Keputusan Walikota Semarang Nomor 910/14/2017 Tahun 2017 tentang
Penunjukan Kuasa Pengguna Anggaran (KPA), Bendahara Penerimaan Pembantu
dan Bendahara Pengeluaran Pembantu pada Perangkat Daerah di Lingkungan
Pemerintah Kota Semarang Tahun Anggaran 2017;
13. Keputusan Kepala Dinas Pertanian Kota Semarang selaku Pengguna Anggaran
Nomor 900/009 Tahun 2017 tentang Penetapan Personil Pengelola Keuangan Dinas
Pertanian Kota Semarang Tahun Anggaran 2017;
11. 5
14. Petunjuk Pelaksanaan Penilaian Kemampuan Kelompok Tani Pusat Penyuluhan
Pertanian. Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian. Kementerian
Pertanian Republik Indonesia. 2011.
15. Petunjuk Pelaksanaan Penghargaan Kelompok Tani Berprestasi Bidang Tanaman
Pangan. Direktorat Jenderal Tanaman Pangan. Kementerian Pertanian. 2014.
C. TUJUAN
Tujuan diselenggarakannya Lomba Kelompok Tani Padi Sawah Pengguna
Pupuk Organik pada Kegiatan Pembinaan dan Pendampingan Petani Dinas Pertanian
Kota Semarang Tahun Anggaran 2017 ini adalah :
1. Untuk mendorong penerapan teknologi pertanian organik bagi petani atau kelompok
tani secara berkelanjutan, sehingga pola pikir petani dalam penerapan pertanian
organik ini semakin berkembang dan semakin memantapkan kemampuan
agribisnisnya.
2. Untuk meningkatkan kualitas hubungan/kerjasama antara petani/kelompok tani
dengan mitra usahanya, khususnya dalam pemasaran produk-produk pertanian
organik.
3. Untuk meningkatkan kinerja kelompok tani dalam mengadopsi teknologi pertanian
organik dari petugas penyuluh pertanian sekaligus memotivasi petani/kelompok tani
dalam menggunakan bahan-bahan alami untuk budidaya tanaman pangan.
D. SASARAN
Sasaran diselenggarakannya Lomba Kelompok Tani Padi Sawah Pengguna
Pupuk Organik Tahun 2017 Kegiatan Pembinaan dan Pendampingan Petani Dinas
Pertanian Kota Semarang Tahun Anggaran 2017 adalah :
1. Terwujudnya penerapan teknologi pertanian organik yang efektif dan efisien.
2. Meningkatnya pola pikir petani dalam pemanfaatan sistem pertanian organik.
3. Meningkatnya kualitas hubungan/kerjasama antara petani dengan mitra usahanya.
4. Meningkatnya kinerja petani dalam mengadopsi teknologi pertanian organik.
E. WAKTU PELAKSANAAN
Berdasarkan Surat Kepala Dinas Pertanian Kota Semarang Nomor: 521.9/1135
Tanggal 27 Februari 2017, pelaksanaan Lomba Kelompok Tani Padi Sawah Pengguna
Pupuk Organik Tahun 2017 Kegiatan Pembinaan dan Pendampingan Petani Dinas
Pertanian Kota Semarang Tahun Anggaran 2017 adalah sebagai berikut :
12. 6
Tabel 1. Jadwal Pelaksanaan Lomba Kelompok Tani Padi Sawah
Pengguna Pupuk Organik Tahun 2017.
No. HARI/TGL. WAKTU KELOMPOK TANI
DAN ALAMAT
1. Selasa/7 Maret 2017 09.00 – 12.00 WIB Tuk Songo, Kel. Watc es
Kec. Ngaliyan
2. Selasa/7 Maret 2017 13.00 – 16.00 WIB Subur Makmur, Kel. Tugurejo,
Kec. Tugu
3. Rabu/8 Maret 2017 09.00 – 12.00 WIB PKT Tampirejo Makmur Rowosari,
Kel. Rowosari, Kec. Tembalang
4. Rabu/8 Maret 2017 1300 – 16.00 WIB PKT Bina Mandiri Gedawang,
Kel. Gedawang, Kec. Banyumanik
5. Kamis/9 Maret 2017 09.00 – 12.00 WIB PKT Sumber Rejeki Purwosari,
Kel. Purwosari, Kec. Mijen
6. Kamis/9 Maret 2017 13.00 – 16.00WIB Ngudi Rahayu, Kel. Plalangan,
Kec. Gunungpati
7. Jumat/10 Maret 2017 08.30 – 11.30 WIB Jempono, Kel. Bangetayu Kulon,
Kec. Genuk
8. Jumat/10 Maret 2017 13.00 – 16.00 WIB Mugi Mulyo, Kel. Sambirejo,
Kec. Gayamsari
F. PELAKSANA
Pelaksana Lomba Kelompok Tani Padi Sawah Pengguna Pupuk Organik Tahun
2017 Kegiatan Pembinaan dan Pendampingan Petani Dinas Pertanian Kota Semarang
Tahun Anggaran 2017 adalah Seksi Kelembagaan, Bidang Penyuluhan, yang
mempunyai tugas-tugas sebagai berikut :
1. Menyusun rencana pelaksanaan lomba, termasuk di dalamnya menetapkan
kelompok tani peserta lomba dan waktu pelaksanaan serta menetapkan personil juri
yang melakukan penilaian pada lomba.
2. Melaksanakan pendampingan pada penilaian lomba, bersama para juri dan petugas
penyuluh pertanian yang terkait.
3. Melaporkan hasil penilaian lomba kepada Kepala Dinas Pertanian Kota Semarang.
G. PEMBIAYAAN
Pembiayaan Lomba Kelompok Tani Padi Sawah Pengguna Pupuk Organik
Tahun 2017 Kegiatan Pembinaan dan Pendampingan Petani Dinas Pertanian Kota
Semarang Tahun Anggaran 2017 dibebankan kepada Anggaran Pendapatan dan Belanja
Daerah Kota Semarang Tahun Anggaran 2017 pada OPD (Organisasi Perangkat
Daerah) Dinas Pertanian Kota Semarang.
13. 7
BAB II
HASIL DAN PEMBAHASAN
Sistem pertanian organik sebagai suatu sistem yang bertujuan mengembalikan
segala jenis bahan organik ke dalam tanah, baik dalam bentuk residu maupun olahan
limbah tanaman dan ternak serta untuk menyediakan unsur hara bagi tanaman telah
dilaksanakan secara serius oleh petani-petani di Kota Semarang, di antaranya untuk
komoditas tanaman pangan.
Dalam penilaian kelompok tani padi sawah pengguna pupuk organik ini,
diklasifikasikan ke dalam 3 unsur yaitu intensifikasi (60 %), kemitraan (30 %), dan
pembinaan oleh petugas (30 %).
1. Intensifikasi (60 %) meliputi :
a. Aspek Teknis
Komposisi penilaian aspek teknis adalah 30 % dari total penilaian, yang terdiri
dari :
1) Penggunaan benih varietas unggul bersertifikat.
2) Pemupukan berdasarkan rekomendasi setempat yang bersifat spesifik lokasi.
3) Penggunaan sistem tanam di lokasi.
4) Pengendalian OPT melalui penerapan teknologi PHT (Pengendalian Hama
Terpadu).
5) Penggunaan pestisida alami secara tepat, sesuai rekomendasi petugas.
6) Penggunaan alat mesin pertanian, baik pada tahap prapanen maupun
pascapanen.
7) Penanganan gabah.
8) Pemanfaatan air.
b. Aspek Ekonomi
Komposisi penilaian aspek ekonomi adalah 15 % dari total penilaian, yang
terdiri dari :
1) Penyusunan Rencana Definitif Kebutuhan Kelompok (RDKK), Rencana
Usaha Kelompok (RUK), dan Analisis Usaha Tani (AUT).
2) Permodalan.
3) Pemasaran hasil usaha tani.
4) Penerapan Harga Eceran Tertinggi (HET) dan Harga Pembelian Pemerintah
(HPP).
5) Peningkatan nilai tambah atau keuntungan yang diperoleh petani.
c. Aspek Sosial
Komposisi penilaian aspek sosial adalah 10 % dari total penilaian, yang terdiri
dari :
1) Pelaksanaan aturan-aturan yang tertuang di dalam Anggaran Dasar (AD)
dan Anggaran Rumah Tangga (ART).
14. 8
2) Prestasi-prestasi yang telah diraih kelompok tani.
3) Dinamika kelompok tani.
4) Hubungan kerjasama kelompok tani dengan lembaga-lembaga lain.
5) Koordinasi di dalam kelompok maupun di luar kelompok.
d. Aspek Administrasi
Komposisi penilaian aspek administrasi adalah 5 % dari total penilaian, yang
terdiri dari :
1) Pengukuhan/penetapan kelompok tani oleh pemerintah daerah.
2) Kelengkapan sarana administrasi kelompok.
3) Kelengkapan dokumentasi kelompok.
4) Tatakelola administrasi.
2. Kemitraan (30 %) meliputi :
a. Aspek Ekonomi
Komposisi penilaian aspek ekonomi adalah 20 % dari total penilaian, yang
terdiri dari :
1) Kemampuan kelompok dalam menjalin kemitraan dan manfaat dari
kemitraan tersebut.
2) Kemampuan kerjasama dalam pelayanan saprodi dan jasa alsintan.
3) Kemampuan melakukan processing dan pemasaran hasil.
b. Aspek Sosial
Komposisi penilaian aspek sosial adalah 10 % dari total penilaian, yang terdiri
dari :
1) Hubungan/kerjasama dengan mitra usaha atau kelembagaan lain.
2) Kegiatan-kegiatan lain yang mendukung usaha tani.
3) Kemitraan sosial yang dilaksanakan kelompok tani.
3. Pembinaan oleh Petugas (10 %) berkaitan dengan hal-hal berikut ini :
a. Pembinaan kelompok tani oleh petugas penyuluh pertanian.
b. Kuantitas dan kualitas materi penyuluhan yang telah diberikan oleh petugas.
c. Pelaksanaan SL-PTT, SL-PHT, dan SLI yang terjadwal dengan baik dan
dihadiri oleh minimal 80 % dari jumlah anggota kelompok.
d. Pengembangan jaringan agribisnis yang telah dilakukan kelompok tani.
e. Frekuensi kunjungan petugas penyuluh.
Dari penjabaran unsur-unsur penilaian kelompok tani padi sawah di atas
tersebut, dibuat kuisioner untuk kelompok tani padi sawah, pada tabel berikut :
15. 9
Tabel 2. Kuisioner Penilaian Lomba Kelompok Tani Padi Sawah
Pengguna Pupuk Organik Tahun 2017.
No. PERTANYAAN / URAIAN
NILAI
MAKS. RIIL
1 2 3 4
INTENSIFIKASI
I. Aspek Teknis 1.000
1. Benih yang digunakan dalam usaha tani 100
a. Benih varietas unggul bersertifikat. 100
b. Benih varietas unggul tidak bersertifikat. 50
c. Benih varietas lokal. 10
2. Asal benih yang digunakan oleh petani 50
a. Produsen/balai benih/kios saprodi/pedagang benih 50
b. Bantuan Pemerintah. 40
c. Benih sendiri. 25
3. Apakah dilakukan pemupukan di persemaian? 30
a. Selalu melakukan pemupukan. 30
b. Kadang-kadang melakukan pemupukan. 15
c. Tidak pernah melakukan pemupukan. 0
4. Jika ya, pupuk apakah yang Saudara pergunakan? 50
a. Pupuk organik. 50
b. Pupuk organik dan anorganik. 30
c. Pupuk anorganik. 25
5. Pada umur berapa bibit ditanam? 50
a. < 15 hari. 50
b. 15 – 21 hari. 35
c. > 21 hari 20
6. Cara tanam yang Saudara terapkan? 50
a. Jajar Legowo. 50
b. Tanjur jajar. 35
c. Tabela/tunggal. 20
7. Apakah Saudara melakukan pemupukan sesuai anjuran 50
spesifik lokasi?
a. Ya. 50
b. Tidak. 30
8. Kapan pemupukan dilakukan dan apakah sesuai anjuran? 50
a. Sesuai. 50
b. Kurang sesuai.. 30
16. 10
No. PERTANYAAN / URAIAN
NILAI
MAKS. RIIL
1 2 3 4
9. Apakah selama Saudara melakukan usaha budidaya pernah 50
melakukan pengendalian OPT?
a. Tidak, karena tidak ada serangan OPT. 50
b. Pernah. 40
10. Pengendalian OPT dengan pola pergiliran tanaman 50
apakah dilakukan?
a. Ada pergiliran tanaman, sesuai dengan anjuran. 50
b. Ada pergiliran tanaman, tidak sesuai anjuran. 30
c. Belum ada pergiliran tanaman. 10
11. Dalam hal pengendalian OPT, jenis bahan pengendali 40
apakah yang Saudara gunakan?
a. Agen hayati/musuh alami dan pestisida nabati 40
b. Agen hayati/musuh alami. 30
c. Pestisida nabati. 20
d. Pestisida kimia. 10
12. Aplikasi pestisida didasarkan pada apa? 40
a. Hasil pengamatan. 40
b. Mengikuti petani lainnya. 25
c. Sistem kalender. 10
13. Apakah jenis pestisida yang Saudara gunakan sesuai dengan 30
anjuran dan diizinkan?
a. Sesuai (sebutkan). 30
b. Tidak sesuai. 10
14. Apakah Saudara melakukan penyemprotan pestisida 30
sesuai anjuran?
a. Sesuai anjuran (menggunakan masker, sarung tangan, 30
tidak menentang arah angin, dan pengamatan lain)?
b. Tidak sesuai dengan anjuran. 15
15 Apakah Saudara sudah menggunakan pestisida secara benar 30
a. Sesuai anjuran (6 tepat). 30
b. Tidak sesuai dengan anjuran. 15
16 Apakah Saudara menggunakan mesin pertanian? 30
a. Menggunakan 4 jenis. 30
b. Menggunakan 3 jenis. 25
c. Menggunakan 1 – 2 jenis. 15
b. Tidak menggunakan. 0
17. 11
No. PERTANYAAN / URAIAN
NILAI
MAKS. RIIL
1 2 3 4
17. Jenis alat apa yang Saudara gunakan pada saat melakukan 30
panen ? 30
a. Paddy Mover/Reaper. 30
b. Sabit biasa/bergerigi. 20
c. Ani-ani. 10
18. Kapan perontokan hasil panen Saudara lakukan? 30
a. Segera setelah panen. 30
b. Menunda waktu perontokan 20
19. Perontokan hasil panen dilakukan dengan cara apa? 30
a. Menggunakan mesin perontok/power thresher. 30
b. Dipukul-pukul pada rak banting (gebot). 20
c. Diinjak-injak dengan kaki. 10
20. Dengan cara bagaimanakah pembersihan hasil panen 30
dilakukan?
a. Dianginkan dengan blower. 30
b. Menampi. 20
21. Bagaimana pengeringan dilakukan? 30
a. Menggunakan dryer. 30
b. Menggunakan lantai jemur. 20
c. Menggunakan alas jemur(terpal, tikar) 15
22. Apakah pada waktu pengeringan gabah, memperhatikan 40
kadar air ?
a. Ya, dengan alat moisture tester. 40
b. Ya, tidak dengan alat moisture tester. 30
c. Belum memperhatikan. 0
23. Apakah anggota kelompok tani Saudara menjadi anggota 40
Perkumpulan Petani Pemakai Air (P3A)?
a. > 10 orang. 40
b. 5 – 10 orang. 30
c. < 5 orang. 20
d. Tidak ada. 0
24. Apakah ada peningkatan produktivitas dari tahun 40
sebelumnya?
a. Ada. Dari ..........Kw/Ha menjadi ............Kw/Ha. 40
b. Tetap. 25
c. Turun. 0
18. 12
No. PERTANYAAN / URAIAN
NILAI
MAKS. RIIL
1 2 3 4
II. Aspek Ekonomi 1.000
1. Apakah kelompok tani menyusun Rencana Definitif 150
Kebutuhan Kelompok (RDKK) dan RUK sebelum
melaksanakan kegiatan usaha?
a. Ya (RDKK dan RUK). 150
b. Ya (RDKK atau RUK). 75
c. Tidak. 0
2. Apakah kelompok tani dalam pengelolaan usaha tani 100
menyusun Analisa Usaha Tani (AUT)?
a. Selalu. 100
b. Kadang-kadang. 50
c. Tidak pernah. 0
3. Untuk memupuk modal kelompok tani, apakah kelompok 100
tani melakukan gerakan menabung?
a. Ya, ditabung di bank. 100
b. Ya, ditabung di lembaga keuangan bukan bank. 75
c. Ya, ditabung di kas kelompok. 50
d. Tidak menabung. 0
4. Dana usaha kelompok tani dalam pengelolaan usaha tani 100
bersumber dari dari apa?
a. Modal masing-masing anggota. 100
b. Meminjam tabungan kelompok tani. 75
c. Kredit perbankan/koperasi. 50
d. Pengijon/tengkulak. 25
5. Bagaimana cara menjual hasil usaha tani? 100
a. Selalu berkelompok. 100
b. Kadang-kadang berkelompok. 75
c. Perorangan. 50
6. Dari mana Saudara mengetahui harga jual gabah di wilayah 150
Saudara?
a. Media massa. 150
b. Petugas. 100
c. Tengkulak, penebas, pasar 50
7. Apakah Saudara mengetahui informasi Harga Eceran 100
Tertinggi (HET) Pupuk Subsidi?
a. Ya (sebutkan minimal 3 jenis) 100
19. 13
b. Ya (kurang dari 3 jenis) 50
c. Tidak tahu. 0
8. Apakah Saudara mengetahui informasi harga benih ber- 100
sertifikat di pasaran?
a. Ya (sebutkan minimal 3 varietas). 100
b. Ya (sebutkan minimal 2 varietas). 75
c. Ya (sebutkan minimal 1 varietas). 50
d. Tidak tahu. 0
9. Apakah Saudara mengetahui informasi Harga Pembelian 100
Pemerintah (HPP) Gabah ?
a. Ya (sebutkan). 100
b. Tidak. 0
10. Apakah kelompok tani telah berusaha meningkatkan nilai 100
tambah/keuntungan bagi kelompoknya?
a. Ya........ (sebutkan 4 macam) 100
b. Ya........ (sebutkan 3 macam). 75
c. Ya......... (sebutkan 2 macam). 50
d. Ya......... (sebutkan 1 macam). 25
III. Aspek Sosial 1.000
1. Apakah dalam kelompok tani Saudara mempunyai aturan 125
yang harus ditaati?
a. Ada, tertulis (AD/ART). 125
b. Ada, tidak tertulis. 75
c. Tidak ada. 0
2. Apakah telah dilakukan upaya pengembangan kelompok 125
tani?
a. Ya (sebutkan minimal 3 upaya) 125
b. Ya (sebutkan minimal 2 upaya). 100
c. Ya (sebutkan minimal 1 upaya). 75
d. Tidak ada. 0
3. Apakah kelompok tani Saudara melakukan hubungan 100
kerjasama dengan koperasi/lembaga lain?
a. Ya, tertulis. 100
b. Ya, tidak tertulis. 50
c. Belum. 0
4. Pernahkah kelompok tani Saudara ikut dalam lomba 100
yang diadakan oleh Dinas Pertanian atau lembaga lain
di luar penghargaan kelompok tani berprestasi?
a. Pernah (> 3 kali). 100
20. 14
b. Pernah (2 – 3 kali). 75
c. Pernah (1 kali). 50
d. Tidak pernah. 0
5. Apakah kelompok tani Saudara pernah memperoleh prestasi 100
selain penghargaan kelompok tani berprestasi dalam
4 tahun terakhir?
a. Pernah, tingkat provinsi. 100
b. Pernah, tingkat kabupaten. 75
c. Pernah, tingkat kecamatan. 50
d. Tidak pernah. 0
6. Berapa kali Saudara melakukan rembug/rapat kelompok 125
tani di dalam satu musim tanam?
a. Di atas 4 kali (sebutkan). 125
b. 3 – 4 kali. 100
c. 1 – 2 kali. 75
d. Tidak pernah. 0
7. Apakah ada kegiatan dalam usaha tani yang Saudara 100
lakukan secara bergotong-royong?
a. Ada ............. (sebutkan > 5 kegiatan) 100
b. Ada ............. (sebutkan 3 – 5 kegiatan) 75
c. Ada ............. (sebutkan 1 – 2 kegiatan) 50
d. Tidak ada. 0
8. Apakah ada kegiatan sosial di luar usaha tani yang 100
dilakukan secara gotong-royong?
a. Ada ............. (sebutkan > 5 kegiatan) 100
b. Ada ............. (sebutkan 3 – 5 kegiatan) 75
c. Ada ............. (sebutkan 1 – 2 kegiatan) 50
d. Tidak ada. 0
9. Adakah organisasi lain di dalam kelompok tani Saudara? 125
a. Ada ............. (sebutkan 3 organisasi). 125
b. Ada ............. (sebutkan 2 organisasi). 100
c. Ada ............. (sebutkan 1 organisasi). 75
d. Tidak ada. 0
IV. Aspek Administrasi 1.000
1. Apakah kelompok tani Saudara telah dikukuhkan oleh 150
Pemerintah Daerah setempat?
a. Sudah (melampirkan SK Pengukuhan). 150
b. Dalam proses pengukuhan (Surat Usulan). 50
c. Belum. 0
21. 15
2. Apakah kelompook tani Saudara telah melengkapi 400
administrasi kegiatan pengelolaan usaha tani dengan
buku catatan?
a. Memiliki > 6 buku (sebutkan). 400
b. Memiliki 3 – 4 buku (sebutkan). 300
c. Memiliki 2 – 3 buku (sebutkan). 200
d. Memiliki 1 buku (sebutkan). 100
e. Tidak memiliki. 0
3. Apakah kelompok tani Saudara memiliki sarana 150
penunjang dalam kegiatan pengelolaan administrasi
usaha tani?
a. Memiliki > 4 (sebutkan). 150
b. Memiliki 3 – 4 (sebutkan). 100
c. Memiliki 1 – 2 (sebutkan). 75
d. Tidak memiliki. 0
4. Apakah kelompok tani Saudara memiliki tabungan 100
kelompok ?
a. Ya, di bank, atas nama kelompok tani. 100
b. Ya, di bank atas nama ketua/pengurus kelompok tani. 75
c. Ya, bukan di bank. 50
d. Tidak punya tabungan. 0
5. Apakah kelompok tani Saudara membuat pembukuan 100
administrasi keuangan?
a. Ya, teratur dan lengkap. 100
b. Ya, teratur dan tidak lengkap. 75
c. Ya, tidak teratur dan tidak lengkap. 50
d. Tidak membuat. 0
6. Apakah terdapat dokumentasi keberhasilan kegiatan 100
(foto dan CD) dalam kelompok tani Saudara?
a. Ada, lengkap. 100
b. Ada, tidak lengkap. 75
c. Tidak ada. 0
22. 16
No. PERTANYAAN / URAIAN
NILAI
MAKS. RIIL
1 2 3 4
KEMITRAAN
I. Aspek Ekonomi 1.000
1. Berapa jenis kemitraan yang dilakukan oleh 250
kelompok tani Saudara? Sebutkan!
a. > 4 jenis. 250
b. 3 – 4 jenis. 150
c. 1 – 2 jenis. 75
d. Tidak ada. 0
2. Apakah kemitraan tersebut dilakukan secara tertuliis? 250
a. Ya, tertulis. > 3 jenis. 250
b. Ya, tertulis. 2 – 3 jenis. 150
c. Ya, tertulis. 1 jenis. 75
d. Tidak tertulis. 25
3. Sudah berapa lama kemitraan tersebut berlangsung? 250
a. > 5 tahun. 250
b. 3 – 5 tahun. 200
c. 1 – 2 tahun. 150
d. Kurang dari 1 tahun. 75
4. Apakah kemitraan memberikan nilai tambah? 250
a. Sangat bermanfaat. Sebutkan alasannya. 250
b. Kurang bermanfaat. Sebutkan alasannya. 150
c. Belum bermanfaat. Sebutkan alasannya. 75
II. Aspek Sosial 1.000
1. Apakah kelompok tani Saudara menjalin kerjasama dengan 250
kelembagaan lain?
a. Tertulis. > 2 lembaga. Sebutkan. 250
b. Tertulis. 1 – 2 lembaga. Sebutkan. 150
c. Tidak tertulis. 75
d. Tidak menjalin kerjasama. 0
2. Apakah anggota kelompok tani Saudara berpartisipasi 250
dalam keanggotaan koperasi?
a. Menjadi anggota dan pengurus. > 2 orang. 250
b. Menjadi anggota. > 5 orang. 200
c. Menjadi anggota. < 5 orang. 150
d. Menjadi pengurus (1 orang). 100
e. Tidak berpartisipasi. 0
23. 17
No. PERTANYAAN / URAIAN
NILAI
MAKS. RIIL
1 2 3 4
3. Apakah kelompok tani Saudara menjadi anggota gapoktan? 250
a. Menjadi pengurus gapoktan. 250
b. Menjadi anggota gapoktan. 150
c. Tidak menjadi anggota gapoktan. 0
4. Berapa jenis kemitraan sosial yang Saudara lakukan? 250
a. > 3 jenis kemitraan. 250
b. 2 – 3 jenis kemitraan. 150
c. 1 jenis kemitraan. 100
d. Tidak ada kemitraan. 0
24. 18
No. PERTANYAAN / URAIAN
NILAI
MAKS. RIIL
1 2 3 4
PEMBINAAN OLEH PETUGAS 1.000
1. Berapa petugas yang telah membina kelompok tani Saudara? 100
a. > 3 petugas. 100
b. 2 – 3 petugas. 75
c. 1 petugas. 50
d. Tidak ada. 0
2. Berapa materi teknis yang telah diterimaoleh kelompok tani 100
oleh petugas?
a. > petugas. 100
b. 2 – 3 petugas. 75
c. 1 petugas. 50
d. Tidak ada. 0
3. Apakah petugas membina kelompok tani di bidang administrasi? 100
a. Sudah ada dan sering. 100
b. Sudah ada, tetapi jarang. 50
c. Belum pernah. 0
4. Apakah petugas pernah melakukan penyuluhan mengenai 100
modal usaha?
a. Pernah, > 1 kali pertemuan. 100
b. Pernah, 1 kali pertemuan. 50
c. Tidak pernah. 0
5. Apakah pertemuan dalam rangka pembinaan oleh petugas 100
untuk penyusunan program/kegiatan SL-PTT, SL-PHT, dan SLI
terjadwal dan dihadiri oleh seluruh anggota kelompok tani?
a. Ada. Terjadwal dan dihadiri oleh seluruh anggota. 100
b. Ada. Terjadwal dan dihadiri oleh sebagian anggota. 75
c. Ada. Tidak terjadwal. 50
d. Belum ada. 0
6. Apakah anggota kelompok tani pernah mengikuti pelatihan 100
SL-PTT, SL-PHT, dan atau SL-IKLIM?
a. Pernah, 3 jenis pelatihan. 100
b. Pernah, 2 jenis pelatihan. 50
c. Pernah, 1 jenis pelatihan. 25
d. Belum pernah. 0
7. Apakah anggota kelompok tani Saudara pernah mengikuti 100
Pertemuan SL-PTT, SL-PHT, atau SL-IKLIM?
25. 19
No. PERTANYAAN / URAIAN
NILAI
MAKS. RIIL
1 2 3 4
a. 8 – 12 kali dalam satu musim. 100
b. 5 – 7 kali dalam satu musim. 75
c. < 5 kali dalam satu musim. 50
d. Belum pernah. 0
8. Apakah kelompok tani telah memahami dan menerapkan 100
teknologi budidaya yang disampaikan oleh petugas?
a. Ya, sudah diterapkan (jelaskan). 100
b. Ya, sebagian diterapkan (jelaskan). 50
c. Belum diterapkan. 0
9. Apakah petugas hadir di dalam pertemuan kelompok tani? 100
a. Hadir secara rutin dan terjadwal. 100
b. Kadang-kadang hadir tanpa jadwal. 75
c. Tidak pernah hadir. 0
10. Upaya apakah yang telah dilakukan petugas untuk mendorong 100
kegiatan agribisnis?
a. Menghubungi stakeholder yang bergerak pada subsistem 100
hulu, subsistem hilir, dan jasalainnya.
b. Menghubungi stakeholder pada subsistem hulu saja. 75
c. Menghubungi stakeholder pada subsistem hilir saja. 50
d. Tidak ada upaya. 0
26. 20
Tindak lanjut pelaksanaan Penilaian Lomba Kelompok Tani Padi Sawah
Pengguna Pupuk Organik, berdasarkan Surat Kepala Dinas Pertanian Kota Semarang
Nomor: 521.9/840 Tanggal 10 Februari 2017 adalah Penilaian terhadap 8 (delapan)
kelompok tani di lokasinya masing-masing, yang meliputi :
1. Kelompok Tani Tuk Songo, Kelurahan Wates, Kecamatan Ngaliyan.
2. Kelompok Tani Subur Makmur, Kelurahan Tugurejo, Kecamatan Tugu.
3. Perkumpulan Kelompok Tani Tampirejo Makmur, Kelurahan Rowosari, Kecamatan
Tembalang.
4. Perkumpulan Kelompok Tani Bina Mandiri Gedawang, Kelurahan Gedawang,
Kecamatan Banyumanik.
5. Perkumpulan Kelompok Tani Sumber Rejeki, Kelurahan Purwosari, Kecamatan
Mijen.
6. Kelompok Tani Ngudi Rahayu, Kelurahan Plalangan, Kecamatan Gunungpati.
7. Kelompok Tani Jempono, Kelurahan Bangetayu Kulon, Kecamatan Genuk.
8. Kelompok Tani Mugi Mulyo, Kelurahan Sambirejo, Kecamatan Gayamsari.
Penilaian Lomba Kelompok Tani Padi Sawah Pengguna Pupuk Organik
dilaksanakan oleh Tim Juri yang terdiri dari :
a. Ir. Bambang Sularso, Kepala Seksi Produksi Tanaman Pangan, Bidang Tanaman
Pangan, Dinas Pertanian Kota Semarang.
b. Satiwan, PPHPT (Petugas Pengendali Hama dan Penyakit Tanaman) Kecamatan
Mijen, Gunungpati, Banyumanik, dan Semarang Tengah. Beralamat di Kelurahan
Pudak Payung, RT 06/RW IV, Kecamatan Banyumanik, Semarang.
c. Sri Utami, SP.MP. Beralamat di Perumahan Batursari Asri Blok B No. 88,
Kecamatan Mranggen, Kabupaten Demak.
Penilaian Lomba Kelompok Tani Padi Sawah Pengguna Pupuk Organik terbagi menjadi
dua tahapan yaitu :
1. Penilaian lapangan
Penilaian lapangan dilaksanakan oleh Tim Juri didampingi Seksi Kelembagaan,
Bidang Penyuluhan, Dinas Pertanian, mempergunakan tabel 2 halaman 8 perihal
Kuisioner Penilaian Lomba Kelompok Tani Padi Sawah Pengguna Pupuk Organik
Tahun 2017. Hasil penilaian tersebut dituangkan pada tabel 3 halaman 10 perihal
Hasil Penilaian Lomba Kelompok Tani Padi Sawah Pengguna Pupuk Organik
Tahun 2017 dan direkapitulasi oleh Tim Juri, untuk dipresentasikan pada Rapat
Pleno. Rekapitulasi nilai dapat dilihat pada tabel 3 berikut ini :
27. 21
Tabel 3. Rekapitulasi Hasil Penilaian Lomba Kelompok Tani Padi Sawah
Pengguna Pupuk Organik Tahun 2017.
No. PERTANYAAN / URAIAN
NILAI
MAKS. RIIL
1 2 3 4
INTENSIFIKASI
I. Aspek Teknis 1.000
1. Benih yang digunakan dalam usaha tani 100
a. Kelompok Tani Tuk Songo. 100
b. Kelompok Tani Subur Makmur. 100
c. PKT Tampirejo Makmur. 100
d. PKT Bina Mandiri Gedawang. 100
e. PKT Sumber Rejeki. 100
f. Kelompok Tani Ngudi Rahayu 100
g. Kelompok Tani Jempono. 100
h. Kelompok Tani Mugi Mulyo. 100
2. Asal benih yang digunakan oleh petani 50
a. Kelompok Tani Tuk Songo. 50
b. Kelompok Tani Subur Makmur. 50
c. PKT Tampirejo Makmur. 50
d. PKT Bina Mandiri Gedawang. 50
e. PKT Sumber Rejeki. 50
f. Kelompok Tani Ngudi Rahayu. 50
g. Kelompok Tani Jempono 50
h. Kelompok Tani Mugi Mulyo. 25
3. Apakah dilakukan pemupukan di persemaian? 30
a. Kelompok Tani Tuk Songo. 30
b. Kelompok Tani Subur Makmur. 30
c. PKT Tampirejo Makmur. 30
d. PKT Bina Mandiri Gedawang. 30
e. PKT Sumber Rejeki. 30
f. Kelompok Tani Ngudi Rahayu. 15
g. Kelompok Tani Jempono. 30
h. Kelompok Tani Mugi Mulyo. 30
4. Jika ya, pupuk apakah yang Saudara pergunakan? 50
a. Kelompok Tani Tuk Songo. 50
b. Kelompok Tani Subur Makmur. 50
c. PKT Tampirejo Makmur. 50
d. PKT Bina Mandiri Gedawang. 50
e. PKT Sumber Rejeki. 25
28. 22
f. Kelompok Tani Ngudi Rahayu. 25
g. Kelompok Tani Jempono. 50
h. Kelompok Tani Mugi Mulyo. 30
5. Pada umur berapa bibit ditanam? 50
a. Kelompok Tani Tuk Songo. 20
b. Kelompok Tani Subur Makmur. 50
c. PKT Tampirejo Makmur. 35
d. PKT Bina Mandiri Gedawang. 20
e. PKT Sumber Rejeki. 20
f. Kelompok Tani Ngudi Rahayu. 35
g. Kelompok Tani Jempono. 20
h. Kelompok Tani Mugi Mulyo. 20
6. Cara tanam yang Saudara terapkan? 50
a. Kelompok Tani Tuk Songo. 35
b. Kelompok Tani Subur Makmur. 50
c. PKT Tampirejo Makmur. 35
d. PKT Bina Mandiri Gedawang. 35
e. PKT Sumber Rejeki. 35
f. Kelompok Tani Ngudi Rahayu 50
g. Kelompok Tani Jempono. 50
h. Kelompok Tani Mugi Mulyo. 35
7. Apakah Saudara melakukan pemupukan sesuai anjuran 50
spesifik lokasi?
a. Kelompok Tani Tuk Songo. 50
b. Kelompok Tani Subur Makmur. 50
c. PKT Tampirejo Makmur. 30
d. PKT Bina Mandiri Gedawang. 30
e. PKT Sumber Rejeki. 50
f. Kelompok Tani Ngudi Rahayu. 30
g. Kelompok Tani Jempono. 30
h. Kelompok Tani Mugi Mulyo. 30
8. Kapan pemupukan dilakukan dan apakah sesuai anjuran? 50
a. Kelompok Tani Tuk Songo. 30
b. Kelompok Tani Subur Makmur. 50
c. PKT Tampirejo Makmur. 50
d. PKT Bina Mandiri Gedawang. 30
e. PKT Sumber Rejeki. 50
f. Kelompok Tani Ngudi Rahayu. 50
g. Kelompok Tani Jempono. 30
29. 23
h. Kelompok Tani Mugi Mulyo. 50
9. Apakah selama Saudara melakukan usaha budidaya pernah 50
melakukan pengendalian OPT?
a. Kelompok Tani Tuk Songo. 40
b. Kelompok Tani Subur Makmur. 40
c. PKT Tampirejo Makmur. 40
d. PKT Bina Mandiri Gedawang. 40
e. PKT Sumber Rejeki. 40
f. Kelompok Tani Ngudi Rahayu 40
g. Kelompok Tani Jempono. 40
h. Kelompok Tani Mugi Mulyo. 40
10. Pengendalian OPT dengan pola pergiliran tanaman 50
apakah dilakukan?
a. Kelompok Tani Tuk Songo. 10
b. Kelompok Tani Subur Makmur. 30
c. PKT Tampirejo Makmur. 30
d. PKT Bina Mandiri Gedawang. 50
e. PKT Sumber Rejeki. 10
f. Kelompok Tani Ngudi Rahayu. 10
g. Kelompok Tani Jempono. 10
h. Kelompok Tani Mugi Mulyo. 10
11. Dalam hal pengendalian OPT, jenis bahan pengendali 40
apakah yang Saudara gunakan?
a. Kelompok Tani Tuk Songo. 10
b. Kelompok Tani Subur Makmur. 40
c. PKT Tampirejo Makmur. 10
d. PKT Bina Mandiri Gedawang. 10
e. PKT Sumber Rejeki. 10
f. Kelompok Tani Ngudi Rahayu. 10
g. Kelompok Tani Jempono. 10
h. Kelompok Tani Mugi Mulyo. 20
12. Aplikasi pestisida didasarkan pada apa? 40
a. Kelompok Tani Tuk Songo. 40
b. Kelompok Tani Subur Makmur. 40
c. PKT Tampirejo Makmur. 40
d. PKT Bina Mandiri Gedawang. 40
e. PKT Sumber Rejeki. 40
f. Kelompok Tani Ngudi Rahayu 10
g. Kelompok Tani Jempono. 40
30. 24
h. Kelompok Tani Mugi Mulyo. 25
13. Apakah jenis pestisida yang Saudara gunakan sesuai dengan 30
anjuran dan diizinkan?
a. Kelompok Tani Tuk Songo. 10
b. Kelompok Tani Subur Makmur. 30
c. PKT Tampirejo Makmur. 30
d. PKT Bina Mandiri Gedawang. 10
e. PKT Sumber Rejeki. 10
f. Kelompok Tani Ngudi Rahayu. 30
g. Kelompok Tani Jempono. 10
h. Kelompok Tani Mugi Mulyo. 10
14. Apakah Saudara melakukan penyemprotan pestisida 30
sesuai anjuran?
a. Kelompok Tani Tuk Songo. 15
b. Kelompok Tani Subur Makmur. 30
c. PKT Tampirejo Makmur. 15
d. PKT Bina Mandiri Gedawang. 15
e. PKT Sumber Rejeki. 15
f. Kelompok Tani Ngudi Rahayu. 15
g. Kelompok Tani Jempono. 15
h. Kelompok Tani Mugi Mulyo. 15
15 Apakah Saudara sudah menggunakan pestisida secara benar 30
a. Kelompok Tani Tuk Songo. 30
b. Kelompok Tani Subur Makmur. 30
c. PKT Tampirejo Makmur. 15
d. PKT Bina Mandiri Gedawang. 15
e. PKT Sumber Rejeki. 15
f. Kelompok Tani Ngudi Rahayu. 15
g. Kelompok Tani Jempono. 15
h. Kelompok Tani Mugi Mulyo. 15
16 Apakah Saudara menggunakan mesin pertanian? 30
a. Kelompok Tani Tuk Songo. 15
b. Kelompok Tani Subur Makmur. 15
c. PKT Tampirejo Makmur. 15
d. PKT Bina Mandiri Gedawang. 15
e. PKT Sumber Rejeki. 15
f. Kelompok Tani Ngudi Rahayu. 15
g. Kelompok Tani Jempono. 15
h. Kelompok Tani Mugi Mulyo. 0
31. 25
17. Jenis alat apa yang Saudara gunakan pada saat melakukan 30
panen ?
a. Kelompok Tani Tuk Songo. 20
b. Kelompok Tani Subur Makmur. 20
c. PKT Tampirejo Makmur. 20
d. PKT Bina Mandiri Gedawang. 20
e. PKT Sumber Rejeki. 20
f. Kelompok Tani Ngudi Rahayu. 20
g. Kelompok Tani Jempono. 20
h. Kelompok Tani Mugi Mulyo. 20
18. Kapan perontokan hasil panen Saudara lakukan? 30
a. Kelompok Tani Tuk Songo. 30
b. Kelompok Tani Subur Makmur. 30
c. PKT Tampirejo Makmur. 20
d. PKT Bina Mandiri Gedawang. 30
e. PKT Sumber Rejeki. 30
f. Kelompok Tani Ngudi Rahayu. 30
g. Kelompok Tani Jempono. 30
h. Kelompok Tani Mugi Mulyo. 30
19. Perontokan hasil panen dilakukan dengan cara apa? 30
a. Kelompok Tani Tuk Songo. 20
b. Kelompok Tani Subur Makmur. 20
c. PKT Tampirejo Makmur. 20
d. PKT Bina Mandiri Gedawang. 20
e. PKT Sumber Rejeki. 20
f. Kelompok Tani Ngudi Rahayu. 20
g. Kelompok Tani Jempono. 20
h. Kelompok Tani Mugi Mulyo. 20
20. Dengan cara bagaimanakah pembersihan hasil panen 30
dilakukan?
a. Kelompok Tani Tuk Songo. 20
b. Kelompok Tani Subur Makmur. 20
c. PKT Tampirejo Makmur. 20
d. PKT Bina Mandiri Gedawang. 20
e. PKT Sumber Rejeki. 20
f. Kelompok Tani Ngudi Rahayu. 20
g. Kelompok Tani Jempono. 20
h. Kelompok Tani Mugi Mulyo. 20
32. 26
21. Bagaimana pengeringan dilakukan? 30
a. Kelompok Tani Tuk Songo. 15
b. Kelompok Tani Subur Makmur. 15
c. PKT Tampirejo Makmur. 15
d. PKT Bina Mandiri Gedawang. 15
e. PKT Sumber Rejeki. 15
f. Kelompok Tani Ngudi Rahayu. 15
g. Kelompok Tani Jempono. 15
h. Kelompok Tani Mugi Mulyo. 15
22. Apakah pada waktu pengeringan gabah, memperhatikan 40
kadar air ?
a. Kelompok Tani Tuk Songo. 30
b. Kelompok Tani Subur Makmur. 30
c. PKT Tampirejo Makmur. 30
d. PKT Bina Mandiri Gedawang. 0
e. PKT Sumber Rejeki. 30
f. Kelompok Tani Ngudi Rahayu. 30
g. Kelompok Tani Jempono. 0
h. Kelompok Tani Mugi Mulyo. 30
23. Apakah anggota kelompok tani Saudara menjadi anggota 40
Perkumpulan Petani Pemakai Air (P3A)?
a. Kelompok Tani Tuk Songo. 40
b. Kelompok Tani Subur Makmur. 0
c. PKT Tampirejo Makmur. 0
d. PKT Bina Mandiri Gedawang. 0
e. PKT Sumber Rejeki. 0
f. Kelompok Tani Ngudi Rahayu. 0
g. Kelompok Tani Jempono. 0
h. Kelompok Tani Mugi Mulyo. 0
24. Apakah ada peningkatan produktivitas dari tahun 40
sebelumnya?
a. Kelompok Tani Tuk Songo. 40
b. Kelompok Tani Subur Makmur. 40
c. PKT Tampirejo Makmur. 40
d. PKT Bina Mandiri Gedawang. 25
e. PKT Sumber Rejeki. 0
f. Kelompok Tani Ngudi Rahayu. 25
g. Kelompok Tani Jempono. 25
h. Kelompok Tani Mugi Mulyo. 40
33. 27
II. Aspek Ekonomi 1.000
1. Apakah kelompok tani menyusun Rencana Definitif 150
Kebutuhan Kelompok (RDKK) dan RUK sebelum
melaksanakan kegiatan usaha?
a. Kelompok Tani Tuk Songo. 150
b. Kelompok Tani Subur Makmur. 150
c. PKT Tampirejo Makmur. 150
d. PKT Bina Mandiri Gedawang. 150
e. PKT Sumber Rejeki. 150
f. Kelompok Tani Ngudi Rahayu. 150
g. Kelompok Tani Jempono. 150
h. Kelompok Tani Mugi Mulyo. 0
2. Apakah kelompok tani dalam pengelolaan usaha tani 100
menyusun Analisa Usaha Tani (AUT)?
a. Kelompok Tani Tuk Songo. 50
b. Kelompok Tani Subur Makmur. 50
c. PKT Tampirejo Makmur. 0
d. PKT Bina Mandiri Gedawang. 0
e. PKT Sumber Rejeki. 50
f. Kelompok Tani Ngudi Rahayu. 0
g. Kelompok Tani Jempono. 50
h. Kelompok Tani Mugi Mulyo. 50
3. Untuk memupuk modal kelompok tani, apakah kelompok 100
tani melakukan gerakan menabung?
a. Kelompok Tani Tuk Songo. 50
b. Kelompok Tani Subur Makmur. 50
c. PKT Tampirejo Makmur. 0
d. PKT Bina Mandiri Gedawang. 0
e. PKT Sumber Rejeki. 50
f. Kelompok Tani Ngudi Rahayu. 0
g. Kelompok Tani Jempono. 0
h. Kelompok Tani Mugi Mulyo. 0
4. Dana usaha kelompok tani dalam pengelolaan usaha tani 100
bersumber dari dari apa?
a. Kelompok Tani Tuk Songo. 100
b. Kelompok Tani Subur Makmur. 100
c. PKT Tampirejo Makmur. 75
d. PKT Bina Mandiri Gedawang. 100
e. PKT Sumber Rejeki. 100
34. 28
f. Kelompok Tani Ngudi Rahayu. 100
g. Kelompok Tani Jempono. 100
h. Kelompok Tani Mugi Mulyo. 100
5. Bagaimana cara menjual hasil usaha tani? 100
a. Kelompok Tani Tuk Songo. 75
b. Kelompok Tani Subur Makmur. 75
c. PKT Tampirejo Makmur. 50
d. PKT Bina Mandiri Gedawang. 50
e. PKT Sumber Rejeki. 50
f. Kelompok Tani Ngudi Rahayu. 50
g. Kelompok Tani Jempono. 50
h. Kelompok Tani Mugi Mulyo. 50
6. Dari mana Saudara mengetahui harga jual gabah di wilayah 150
Saudara?
a. Kelompok Tani Tuk Songo. 100
b. Kelompok Tani Subur Makmur. 100
c. PKT Tampirejo Makmur. 100
d. PKT Bina Mandiri Gedawang. 100
e. PKT Sumber Rejeki. 50
f. Kelompok Tani Ngudi Rahayu. 100
g. Kelompok Tani Jempono. 50
h. Kelompok Tani Mugi Mulyo. 50
7. Apakah Saudara mengetahui informasi Harga Eceran 100
Tertinggi (HET) Pupuk Subsidi?
a. Kelompok Tani Tuk Songo 100
b. Kelompok Tani Subur Makmur. 100
c. PKT Tampirejo Makmur. 50
d. PKT Bina Mandiri Gedawang. 50
e. PKT Sumber Rejeki. 50
f. Kelompok Tani Ngudi Rahayu. 0
g. Kelompok Tani Jempono. 0
h. Kelompok Tani Mugi Mulyo. 0
8. Apakah Saudara mengetahui informasi harga benih ber- 100
sertifikat di pasaran?
a. Kelompok Tani Tuk Songo 100
b. Kelompok Tani Subur Makmur. 100
c. PKT Tampirejo Makmur. 50
d. PKT Bina Mandiri Gedawang. 50
e. PKT Sumber Rejeki. 100
35. 29
f. Kelompok Tani Ngudi Rahayu. 100
g. Kelompok Tani Jempono. 50
h. Kelompok Tani Mugi Mulyo. 0
9. Apakah Saudara mengetahui informasi Harga Pembelian 100
Pemerintah (HPP) Gabah?
a. Kelompok Tani Tuk Songo 0
b. Kelompok Tani Subur Makmur. 100
c. PKT Tampirejo Makmur. 0
d. PKT Bina Mandiri Gedawang. 0
e. PKT Sumber Rejeki. 0
f. Kelompok Tani Ngudi Rahayu. 0
g. Kelompok Tani Jempono. 0
h. Kelompok Tani Mugi Mulyo. 0
10. Apakah kelompok tani telah berusaha meningkatkan nilai 100
tambah/keuntungan bagi kelompoknya?
a. Kelompok Tani Tuk Songo 50
b. Kelompok Tani Subur Makmur. 75
c. PKT Tampirejo Makmur. 25
d. PKT Bina Mandiri Gedawang. 25
e. PKT Sumber Rejeki. 50
f. Kelompok Tani Ngudi Rahayu. 25
g. Kelompok Tani Jempono. 25
h. Kelompok Tani Mugi Mulyo. 25
III. Aspek Sosial 1.000
1. Apakah dalam kelompok tani Saudara mempunyai aturan 125
yang harus ditaati?
a. Kelompok Tani Tuk Songo 125
b. Kelompok Tani Subur Makmur. 125
c. PKT Tampirejo Makmur. 125
d. PKT Bina Mandiri Gedawang. 125
e. PKT Sumber Rejeki. 125
f. Kelompok Tani Ngudi Rahayu. 0
g. Kelompok Tani Jempono. 0
h. Kelompok Tani Mugi Mulyo. 0
2. Apakah telah dilakukan upaya pengembangan kelompok 125
tani?
a. Kelompok Tani Tuk Songo 100
b. Kelompok Tani Subur Makmur. 125
c. PKT Tampirejo Makmur. 125
36. 30
d. PKT Bina Mandiri Gedawang. 75
e. PKT Sumber Rejeki. 0
f. Kelompok Tani Ngudi Rahayu. 0
g. Kelompok Tani Jempono. 75
h. Kelompok Tani Mugi Mulyo. 75
3. Apakah kelompok tani Saudara melakukan hubungan 100
kerjasama dengan koperasi/lembaga lain?
a. Kelompok Tani Tuk Songo 50
b. Kelompok Tani Subur Makmur. 0
c. PKT Tampirejo Makmur. 50
d. PKT Bina Mandiri Gedawang. 50
e. PKT Sumber Rejeki. 0
f. Kelompok Tani Ngudi Rahayu. 50
g. Kelompok Tani Jempono. 50
h. Kelompok Tani Mugi Mulyo. 0
4. Pernahkah kelompok tani Saudara ikut dalam lomba 100
yang diadakan oleh Dinas Pertanian atau lembaga lain
di luar penghargaan kelompok tani berprestasi?
a. Kelompok Tani Tuk Songo 50
b. Kelompok Tani Subur Makmur. 50
c. PKT Tampirejo Makmur. 50
d. PKT Bina Mandiri Gedawang. 0
e. PKT Sumber Rejeki. 0
f. Kelompok Tani Ngudi Rahayu. 0
g. Kelompok Tani Jempono. 50
h. Kelompok Tani Mugi Mulyo. 0
5. Apakah kelompok tani Saudara pernah memperoleh prestasi 100
selain penghargaan kelompok tani berprestasi dalam
4 tahun terakhir?
a. Kelompok Tani Tuk Songo 0
b. Kelompok Tani Subur Makmur. 75
c. PKT Tampirejo Makmur. 0
d. PKT Bina Mandiri Gedawang. 0
e. PKT Sumber Rejeki. 0
f. Kelompok Tani Ngudi Rahayu. 50
g. Kelompok Tani Jempono. 0
h. Kelompok Tani Mugi Mulyo. 0
6. Berapa kali Saudara melakukan rembug/rapat kelompok 125
tani di dalam satu musim tanam?
37. 31
a. Kelompok Tani Tuk Songo 125
b. Kelompok Tani Subur Makmur. 125
c. PKT Tampirejo Makmur. 100
d. PKT Bina Mandiri Gedawang. 75
e. PKT Sumber Rejeki. 75
f. Kelompok Tani Ngudi Rahayu. 75
g. Kelompok Tani Jempono. 75
h. Kelompok Tani Mugi Mulyo. 125
7. Apakah ada kegiatan dalam usaha tani yang Saudara 100
lakukan secara bergotong-royong?
a. Kelompok Tani Tuk Songo 50
b. Kelompok Tani Subur Makmur. 75
c. PKT Tampirejo Makmur. 50
d. PKT Bina Mandiri Gedawang. 50
e. PKT Sumber Rejeki. 50
f. Kelompok Tani Ngudi Rahayu. 50
g. Kelompok Tani Jempono. 50
h. Kelompok Tani Mugi Mulyo. 50
8. Apakah ada kegiatan sosial di luar usaha tani yang 100
dilakukan secara gotong-royong?
a. Kelompok Tani Tuk Songo 50
b. Kelompok Tani Subur Makmur. 50
c. PKT Tampirejo Makmur. 50
d. PKT Bina Mandiri Gedawang. 50
e. PKT Sumber Rejeki. 50
f. Kelompok Tani Ngudi Rahayu. 50
g. Kelompok Tani Jempono. 50
h. Kelompok Tani Mugi Mulyo. 50
9. Adakah organisasi lain di dalam kelompok tani Saudara? 125
a. Kelompok Tani Tuk Songo 50
b. Kelompok Tani Subur Makmur. 50
c. PKT Tampirejo Makmur. 50
d. PKT Bina Mandiri Gedawang. 50
e. PKT Sumber Rejeki. 50
f. Kelompok Tani Ngudi Rahayu. 50
g. Kelompok Tani Jempono. 50
h. Kelompok Tani Mugi Mulyo. 50
38. 32
IV. Aspek Administrasi 1.000
1. Apakah kelompok tani Saudara telah dikukuhkan oleh 150
Pemerintah Daerah setempat?
a. Kelompok Tani Tuk Songo 150
b. Kelompok Tani Subur Makmur. 150
c. PKT Tampirejo Makmur. 150
d. PKT Bina Mandiri Gedawang. 150
e. PKT Sumber Rejeki. 150
f. Kelompok Tani Ngudi Rahayu. 0
g. Kelompok Tani Jempono. 150
h. Kelompok Tani Mugi Mulyo. 50
2. Apakah kelompook tani Saudara telah melengkapi 400
administrasi kegiatan pengelolaan usaha tani dengan
buku catatan?
a. Kelompok Tani Tuk Songo 400
b. Kelompok Tani Subur Makmur. 200
c. PKT Tampirejo Makmur. 400
d. PKT Bina Mandiri Gedawang. 400
e. PKT Sumber Rejeki. 400
f. Kelompok Tani Ngudi Rahayu. 0
g. Kelompok Tani Jempono. 0
h. Kelompok Tani Mugi Mulyo. 100
3. Apakah kelompok tani Saudara memiliki sarana 150
penunjang dalam kegiatan pengelolaan administrasi
usaha tani?
a. Kelompok Tani Tuk Songo 75
b. Kelompok Tani Subur Makmur. 75
c. PKT Tampirejo Makmur. 100
d. PKT Bina Mandiri Gedawang. 75
e. PKT Sumber Rejeki. 75
f. Kelompok Tani Ngudi Rahayu. 75
g. Kelompok Tani Jempono. 75
h. Kelompok Tani Mugi Mulyo. 0
4. Apakah kelompok tani Saudara memiliki tabungan 100
kelompok ?
a. Kelompok Tani Tuk Songo 50
b. Kelompok Tani Subur Makmur. 0
c. PKT Tampirejo Makmur. 0
d. PKT Bina Mandiri Gedawang. 50
39. 33
e. PKT Sumber Rejeki. 50
f. Kelompok Tani Ngudi Rahayu. 0
g. Kelompok Tani Jempono. 0
h. Kelompok Tani Mugi Mulyo. 0
5. Apakah kelompok tani Saudara membuat pembukuan 100
administrasi keuangan?
a. Kelompok Tani Tuk Songo 75
b. Kelompok Tani Subur Makmur. 50
c. PKT Tampirejo Makmur. 50
d. PKT Bina Mandiri Gedawang. 75
e. PKT Sumber Rejeki. 75
f. Kelompok Tani Ngudi Rahayu. 0
g. Kelompok Tani Jempono. 50
h. Kelompok Tani Mugi Mulyo. 50
6. Apakah terdapat dokumentasi keberhasilan kegiatan 100
(foto dan CD) dalam kelompok tani Saudara?
a. Kelompok Tani Tuk Songo 75
b. Kelompok Tani Subur Makmur. 0
c. PKT Tampirejo Makmur. 100
d. PKT Bina Mandiri Gedawang. 75
e. PKT Sumber Rejeki. 75
f. Kelompok Tani Ngudi Rahayu. 0
g. Kelompok Tani Jempono. 75
h. Kelompok Tani Mugi Mulyo. 0
40. 34
No. PERTANYAAN / URAIAN
NILAI
MAKS. RIIL
1 2 3 4
KEMITRAAN
I. Aspek Ekonomi 1.000
1. Berapa jenis kemitraan yang dilakukan oleh 250
kelompok tani Saudara? Sebutkan!
a. Kelompok Tani Tuk Songo 0
b. Kelompok Tani Subur Makmur. 75
c. PKT Tampirejo Makmur. 75
d. PKT Bina Mandiri Gedawang. 75
e. PKT Sumber Rejeki. 150
f. Kelompok Tani Ngudi Rahayu. 75
g. Kelompok Tani Jempono. 0
h. Kelompok Tani Mugi Mulyo. 75
2. Apakah kemitraan tersebut dilakukan secara tertuliis? 250
a. Kelompok Tani Tuk Songo 25
b. Kelompok Tani Subur Makmur. 25
c. PKT Tampirejo Makmur. 25
d. PKT Bina Mandiri Gedawang. 25
e. PKT Sumber Rejeki. 25
f. Kelompok Tani Ngudi Rahayu. 25
g. Kelompok Tani Jempono. 0
h. Kelompok Tani Mugi Mulyo. 25
3. Sudah berapa lama kemitraan tersebut berlangsung? 250
a. Kelompok Tani Tuk Songo 75
b. Kelompok Tani Subur Makmur. 75
c. PKT Tampirejo Makmur. 150
d. PKT Bina Mandiri Gedawang. 150
e. PKT Sumber Rejeki. 150
f. Kelompok Tani Ngudi Rahayu. 150
g. Kelompok Tani Jempono. 0
h. Kelompok Tani Mugi Mulyo. 150
4. Apakah kemitraan memberikan nilai tambah? 250
a. Kelompok Tani Tuk Songo 75
b. Kelompok Tani Subur Makmur. 75
c. PKT Tampirejo Makmur. 250
d. PKT Bina Mandiri Gedawang. 250
e. PKT Sumber Rejeki. 250
41. 35
f. Kelompok Tani Ngudi Rahayu. 250
g. Kelompok Tani Jempono. 0
h. Kelompok Tani Mugi Mulyo. 150
II. Aspek Sosial 1.000
1. Apakah kelompok tani Saudara menjalin kerjasama dengan 250
kelembagaan lain?
a. Kelompok Tani Tuk Songo 0
b. Kelompok Tani Subur Makmur. 75
c. PKT Tampirejo Makmur. 75
d. PKT Bina Mandiri Gedawang. 75
e. PKT Sumber Rejeki. 75
f. Kelompok Tani Ngudi Rahayu. 75
g. Kelompok Tani Jempono. 0
h. Kelompok Tani Mugi Mulyo. 75
2. Apakah anggota kelompok tani Saudara berpartisipasi 250
dalam keanggotaan koperasi?
a. Kelompok Tani Tuk Songo 0
b. Kelompok Tani Subur Makmur. 0
c. PKT Tampirejo Makmur. 0
d. PKT Bina Mandiri Gedawang. 0
e. PKT Sumber Rejeki. 200
f. Kelompok Tani Ngudi Rahayu. 0
g. Kelompok Tani Jempono. 0
h. Kelompok Tani Mugi Mulyo. 0
3. Apakah kelompok tani Saudara menjadi anggota gapoktan? 250
a. Kelompok Tani Tuk Songo 150
b. Kelompok Tani Subur Makmur. 150
c. PKT Tampirejo Makmur. 0
d. PKT Bina Mandiri Gedawang. 150
e. PKT Sumber Rejeki. 0
f. Kelompok Tani Ngudi Rahayu. 150
g. Kelompok Tani Jempono. 250
h. Kelompok Tani Mugi Mulyo. 250
4. Berapa jenis kemitraan sosial yang Saudara lakukan? 250
a. Kelompok Tani Tuk Songo 0
b. Kelompok Tani Subur Makmur. 100
c. PKT Tampirejo Makmur. 100
d. PKT Bina Mandiri Gedawang. 150
e. PKT Sumber Rejeki. 100
42. 36
f. Kelompok Tani Ngudi Rahayu. 0
g. Kelompok Tani Jempono. 0
h. Kelompok Tani Mugi Mulyo. 0
43. 37
No. PERTANYAAN / URAIAN
NILAI
MAKS. RIIL
1 2 3 4
PEMBINAAN OLEH PETUGAS 1.000
1. Berapa petugas yang telah membina kelompok tani Saudara? 100
a. Kelompok Tani Tuk Songo. 75
b. Kelompok Tani Subur Makmur. 100
c. PKT Tampirejo Makmur. 75
d. PKT Bina Mandiri Gedawang. 50
e. PKT Sumber Rejeki. 75
f. Kelompok Tani Ngudi Rahayu. 50
g. Kelompok Tani Jempono. 75
h. Kelompok Tani Mugi Mulyo. 100
2. Berapa materi teknis yang telah diterimaoleh kelompok tani 100
oleh petugas?
a. Kelompok Tani Tuk Songo. 50
b. Kelompok Tani Subur Makmur. 100
c. PKT Tampirejo Makmur. 50
d. PKT Bina Mandiri Gedawang. 75
e. PKT Sumber Rejeki. 75
f. Kelompok Tani Ngudi Rahayu. 75
g. Kelompok Tani Jempono. 75
h. Kelompok Tani Mugi Mulyo. 75
3. Apakah petugas membina kelompok tani di bidang administrasi? 100
a. Kelompok Tani Tuk Songo. 50
b. Kelompok Tani Subur Makmur. 100
c. PKT Tampirejo Makmur. 50
d. PKT Bina Mandiri Gedawang. 50
e. PKT Sumber Rejeki. 100
f. Kelompok Tani Ngudi Rahayu. 50
g. Kelompok Tani Jempono. 50
h. Kelompok Tani Mugi Mulyo. 50
4. Apakah petugas pernah melakukan penyuluhan mengenai 100
modal usaha?
a. Kelompok Tani Tuk Songo. 0
b. Kelompok Tani Subur Makmur. 50
c. PKT Tampirejo Makmur. 50
d. PKT Bina Mandiri Gedawang. 50
e. PKT Sumber Rejeki. 50
44. 38
f. Kelompok Tani Ngudi Rahayu. 50
g. Kelompok Tani Jempono. 50
h. Kelompok Tani Mugi Mulyo. 0
5. Apakah pertemuan dalam rangka pembinaan oleh petugas 100
untuk penyusunan program/kegiatan SL-PTT, SL-PHT, dan SLI
terjadwal dan dihadiri oleh seluruh anggota kelompok tani?
a. Kelompok Tani Tuk Songo. 75
b. Kelompok Tani Subur Makmur. 75
c. PKT Tampirejo Makmur. 75
d. PKT Bina Mandiri Gedawang. 0
e. PKT Sumber Rejeki. 100
f. Kelompok Tani Ngudi Rahayu. 0
g. Kelompok Tani Jempono. 0
h. Kelompok Tani Mugi Mulyo. 0
6. Apakah anggota kelompok tani pernah mengikuti pelatihan 100
SL-PTT, SL-PHT, dan atau SL-IKLIM?
a. Kelompok Tani Tuk Songo. 25
b. Kelompok Tani Subur Makmur. 100
c. PKT Tampirejo Makmur. 25
d. PKT Bina Mandiri Gedawang. 50
e. PKT Sumber Rejeki. 25
f. Kelompok Tani Ngudi Rahayu. 25
g. Kelompok Tani Jempono. 0
h. Kelompok Tani Mugi Mulyo. 25
7. Apakah anggota kelompok tani Saudara pernah mengikuti 100
Pertemuan SL-PTT, SL-PHT, atau SL-IKLIM?
a. Kelompok Tani Tuk Songo. 50
b. Kelompok Tani Subur Makmur. 100
c. PKT Tampirejo Makmur. 50
d. PKT Bina Mandiri Gedawang. 50
e. PKT Sumber Rejeki. 50
f. Kelompok Tani Ngudi Rahayu. 50
g. Kelompok Tani Jempono. 0
h. Kelompok Tani Mugi Mulyo. 50
8. Apakah kelompok tani telah memahami dan menerapkan 100
teknologi budidaya yang disampaikan oleh petugas?
a. Kelompok Tani Tuk Songo. 50
b. Kelompok Tani Subur Makmur. 50
c. PKT Tampirejo Makmur. 0
45. 39
d. PKT Bina Mandiri Gedawang. 50
e. PKT Sumber Rejeki. 50
f. Kelompok Tani Ngudi Rahayu. 100
g. Kelompok Tani Jempono. 50
h. Kelompok Tani Mugi Mulyo. 50
9. Apakah petugas hadir di dalam pertemuan kelompok tani? 100
a. Kelompok Tani Tuk Songo. 75
b. Kelompok Tani Subur Makmur. 75
c. PKT Tampirejo Makmur. 75
d. PKT Bina Mandiri Gedawang. 100
e. PKT Sumber Rejeki. 100
f. Kelompok Tani Ngudi Rahayu. 75
g. Kelompok Tani Jempono. 100
h. Kelompok Tani Mugi Mulyo. 75
10. Upaya apakah yang telah dilakukan petugas untuk mendorong 100
kegiatan agribisnis?
a. Kelompok Tani Tuk Songo. 75
b. Kelompok Tani Subur Makmur. 100
c. PKT Tampirejo Makmur. 75
d. PKT Bina Mandiri Gedawang. 75
e. PKT Sumber Rejeki. 100
f. Kelompok Tani Ngudi Rahayu. 100
g. Kelompok Tani Jempono. 100
h. Kelompok Tani Mugi Mulyo. 50
2. Penetapan Juara
Penetapan juara dilaksanakan berdasarkan Rapat Pleno. Nilai Akhir ditetapkan oleh
Tim Juri berdasarkan unsur-unsur dan aspek-aspek yang tertuang di dalam
Kuisioner tersebut. Hasil Rapat Pleno dituangkan di dalam Berita Acara Hasil
Penjurian Nomor: 520/1441 Tanggal 10 Maret 2017. Hasil Rapat Pleno
menetapkan juara I, II, III, serta juara harapan I, II, dan III dari kelompok-
kelompok tani padi sawah sebagai berikut :
a. Juara I diraih oleh Perkumpulan Kelompok Tani Sumber Rejeki, Kelurahan
Purwosari, Kecamatan Mijen.
b. Juara II diraih oleh Kelompok Tani Subur Makmur, Kelurahan Tugurejo,
Kecamatan Tugu.
c. Juara III diraih oleh Perkumpulan Kelompok Tani Tampirejo Makmur,
Kelurahan Rowosari, Kecamatan Tembalang.
d. Juara Harapan I diraih oleh Kelompok Tani Tuk Songo, Kelurahan Wates,
Kecamatan Ngaliyan
46. 40
e. Juara Harapan II diraih oleh Perkumpulan Kelompok Tani Bina Mandiri
Gedawang, Kelurahan Gedawang, Kecamatan Banyumanik.
f. Juara Harapan III diraih oleh Kelompok Tani Ngudi Rahayu, Kelurahan
Plalangan, Kecamatan Gunungpati.
Berdasarkan hasil penilaian Lomba Kelompok Tani Padi Sawah Pengguna
Pupuk Organik Tahun 2017, dapat dilihat dengan jelas bahwa lomba tersebut meruakan
landasan bagi upaya untuk mewujudkan suatu sistem pertanian organik yang berdaya
saing, berkeadilan, dan berkelanjutan, menuju terwujudnya visi pembangunan pertanian
tahun 2025 yaitu Terwujudnya Sistem Pertanian Industrial yang Berdaya Saing,
Berkeadilan, dan Berkelanjutan, guna Menjamin Ketahanan Pangan dan
Kesejahteraan Masyarakat Pertanian.
Selaras dengan revitalisasi pertanian yang dicanangkan sejak tahun 2009,
pelaksanaan pembangunan pertanian organik diarahkan pada peningkatan produktivitas
yang terencana dan berkelanjutan dan peningkatan mutu intensifikasi. Mutu
intensifikasi ini diwujudkan melalui rekayasa ekonomi, rekayasa sosial, dan rekayasa
teknologi yang efisien dan spesifik lokasi, didukung oleh pemanfaatan alat dan mesin
pertanian (alsintan) yang memperhatikan kelestarian lingkungan. Peningkatan
produktivitas tersebut dilakukan melalui penggunaan benih bermutu dari varietas
unggul, pemupukan berimbang, penggunaan pupuk organik, pengaturan tata guna air,
penggunaan alsintan, dan perbaikan sistem budidaya.
Potensi pasar produk pertanian organik masih sangat kecil dan penggunaan
produk organik masih terbatas di kalangan menengah dan kalangan atas. Beberapa
kendala yang dihadapi dalam mengembangan sistem pertanian organik, khususnya di
Kota Semarang, di antaranya meliputi :
1. Kurangnya informasi yang efektif perihal pentingnya produk organik, khususnya
bagi kesehatan manusia.
2. Belum adanya jaminan mutu, standar kualitas, dan standar harga dari produk
organik yang dihasilkan petani.
3. Belum adanya insentif bagi petani produsen, khususnya pada awal budidaya
tanaman padi sistem organik, apalagi nilai investasi awal budidaya padi organik
cenderung tinggi. Sebagai contoh, lahan yang akan dipergunakan terlebih dahulu
di-sterilkan dari bahan-bahan kimiawi.
4. Belum adanya kepastian harga, sehingga petani enggan untuk memproduksi
komoditas organik.
5. Belum adanya pemahaman yang cukup tentang pertanian berwawasan lingkungan,
khususnya oleh petani.
47. 41
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil pembahasan pada bab sebelumnya, dapat diambil kesimpulan
sebagai berikut :
1. Lomba Kelompok Tani Padi Sawah Pengguna Pupuk Organik mendorong
pertumbuhan dan perkembangan dinamika kelompok tani dalam kerangka
pencapaian kesejahteraan masyarakat petani.
2. Lomba Kelompok Tani Padi Sawah Pengguna Pupuk Organik meningkatkan
hubungan kerjasama antara petani dengan PPL/THL-TBPP, petani dengan mitra-
mitra usaha, dan meningkatkan kinerja PPL/THL-TBPP dalam pembinaan
kelembagaan petani.
3. Kelompok-kelompok tani padi sawah pengguna pupuk organik sangat memerlukan
pendampingan intensif dan bantuan sarana prasarana dari Pemerintah Kota
Semarang khususnya dalam kaitannya dengan pengairan, sumber air (dangkal
maupun dalam), benih bersertifikat, pelatihan-pelatihan, dan permodalan.
4. Semakin sempitnya luas lahan pertanian memerlukan kebijakan Pemerintah Kota
Semarang untuk membatasi alih fungsi lahan pertanian, luasan lahan pertanian yang
masih ada dapat diberdayagunakan untuk pertanian organik.
B. SARAN
Saran-saran yang dapat diberikan untuk Lomba Kelompok Tani Padi Sawah
Pengguna Pupuk Organik 2017 berdasarkan kesimpulan di atas meliputi :
1. Diharapkan agar para petugas pertanian, baik PPL maupun THLL-TBPP, senantiasa
memantau dan mendampingi kelompok-kelompok tani pengguna pupuk organik
dalam mengembangkan dinamika kelompok tani, sehingga pencapaian
kesejahteraan masyarakat petani dapat segera terwujud.
2. Diharapkan agar hubungan kerjasama antara petani dengan PPL/THL-TBPP
semakin erat dan terjalin secara harmonis, sehingga pendampingan dan transfer ilmu
dari PPL/THL-TBPP kepada petani, dalam kaitannya dengan sistem pertanian
organik, semakin lancar dan berkesinambungan.
3. Diharapkan agar bantuan sarana pengairan, sumur dangkal/dalam, benih
bersertifikat, pelatihan, dan permodalan dari Pemerintah Kota Semarang, melalui
Dinas Pertanian, dapat disalurkan secara kontinyu kepada petani, agar petani segera
dapat mengembangkan sistem pertanian organik secara optimal.
4. Diharapkan agar Pemerintah Kota Semarang dapat membatasi perkembangan luasan
lahan pertanian yang dialihfungsikan, sehingga luasan lahan pertanian dapat
dipertahankan dan dikembangkan menjadi lahan pertanian organik, guna
meningkatkan kesejahteraan petani di Kota Semarang.
48. 42
BAB IV
P E N U T U P
Lomba Kelompok Tani Padi Sawah Pengguna Pupuk Organik Subkegiatan
Pembinaan Kelembagaan Petani – Kegiatan Pembinaan dan Pendampingan Petani
Tahun 2017 merupakan suatu wahana untuk mengembangkan sistem pertanian organik
terpadu di Kota Semarang, yang melibatkan pihak-pihak tertentu, baik pihak Pemerintah
Kota Semarang, petani selaku pelaku utama, dan mitra-mitra usaha selaku pelaku usaha
agribisnis, yang mana seluruh pihak tersebut seyogyanya menyelaraskan hubungan dan
kerjasama yang harmonis untuk mewujudkan sistem pertanian organik yang efektif dan
efisien di Kota Semarang.
Sistem pertanian organik yang selama ini diaplikasikan pada komoditas padi
sawah merupakan suatu awal yang menentukan keberhasilan pengembangan pangan
organik di Kota Semarang, dimana aspek budidaya, sarana produksi, pengolahan hasil,
pemasaran, sumber daya manusia, kelembagaan, dan regulasi pemerintah saling
berpengaruh satu sama lain, sehingga mampu mewujudkan pangan organik yang
higienis, aman bagi kesehatan, dan berkualitas baik. Diharapkan agar sistem pertanian
organik semakin mampu dikembangkan secara kontinyu di Kota Semarang, sehingga
Kota Semarang nantinya menjadi salah satu sentra pangan organik di Indonesia.
--- 000 ---
50. 44
Foto 1. Penilaian pada Lomba Kelompok Tani Padi Sawah Pengguna
Pupuk Organik di Kelompok Tani Tuk Songo, Kelurahan
Wates, Kecamatan Ngaliyan.
Foto 2. Penilaian pada Lomba Kelompok Tani Padi Sawah Pengguna
Pupuk Organik di Kelompok Tani Subur Makmur, Kelurahan
Tugurejo, Kecamatan Tugu.
51. 45
Foto 3. Penilaian pada Lomba Kelompok Tani Padi Sawah Pengguna
Pupuk Organik di PKT Tampirejo Makmur Rowosari,
Kelurahan Rowosari, Kecamatan Tembalang.
Foto 4. Penilaian pada Lomba Kelompok Tani Padi Sawah Pengguna
Pupuk Organik di PKT Bina Mandiri Gedawang, Kelurahan
Gedawang, Kecamatan Banyumanik.
52. 46
Foto 5. Penilaian pada Lomba Kelompok Tani Padi Sawah Pengguna
Pupuk Organik di PKT Sumber Rejeki Purwosari, Kelurahan
Purwosari, Kecamatan Mijen.
Foto 6. Penilaian pada Lomba Kelompok Tani Padi Sawah Pengguna
Pupuk Organik di Kelompok Tani Ngudi Rahayu, Kelurahan
Plalangan, Kec. Gunungpati.
53. 47
Foto 7. Penilaian pada Lomba Kelompok Tani Padi Sawah Pengguna
Pupuk Organik di Kelompok Tani Jempono, Kelurahan
Bangetayu Kulon, Kecamatan Genuk.
Foto 8. Penilaian pada Lomba Kelompok Tani Padi Sawah Pengguna
Pupuk Organik di Kelompok Tani Mugi Mulyo, Kelurahan
Sambirejo, Kecamatan Gayamsari.