Teknologi terapan dalam pelayanan kehamilan memberikan informasi mengenai vaksinasi, obat-obatan, dan alat-alat yang digunakan untuk kehamilan. Dokumen ini juga menjelaskan prosedur screening dan deteksi dini untuk mengidentifikasi masalah kehamilan sejak dini."
2. Vaksin
Imunisasi merupakan tindakan preventif
Pemberian vaksin dari virus yang hidup tidak dianjurkan
Pemberian vaksinasi untuk ibu hamil adalah atas dasar
pertimbangan bila penyakit infeksi yang ingin dicegah itu
mempunyai kemungkinan besar bisa menginfeksi ibu
hamil
3. Tujuan
Ibu akan terhindar dari penyakit yang akan
menyebabkan cacat fisik bawaan bagi janin yang nanti
dilahirkan, misalnya cacat fisik dan kelainan bayi yang
disebut “congenital rubella syndrome“
Mencegah si ibu hamil terhindar dari penyakit infeksi
pernafasan
Setelah bersalin dan kehamilan telah selesai, maka si
ibu masih perlu diberikan atau mengulang vaksin untuk
mencegah batuk rejan atau pertusis atau “batuk seratus
hari“
5. TETANUS TOXOID
Imunisasi Tetanus Toksoid adalah proses untuk
membangun kekebalan sebagai upaya pencegahan
terhadap infeksi tetanus
Imunisasi TT diberikan kepada mereka yang masuk
dalam kategori Wanita Usia Subur (WUS) yaitu wanita
berusia 15-39 tahun, termasuk ibu hamil (bumil) dan
calon pengantin (catin).
9. Manfaat TT
Melindungi bayi yang baru lahir dari tetanus neonatorum
Melindungi ibu terhadap kemungkinan tetanus saat
terluka dalam proses persalinan
Untuk mencegah timbulnya tetanus pada luka yang
dapat terjadi pada vagina mempelai wanita yang
diakibatkan hubungan seksual pertama
10. Lanjutan..
Mengetahui lebih awal berbagai kendala dan
kesulitan medis yang mungkin terjadi
Mencegah terjadinya toksoplasma pada ibu
hamil
Mencegah penularan kuman tetanus ke janin
melalui pemotongan tali pusar
11. MMR (Measles, Mumps, Rubella)
Measles (CAMPAK): ruam, demam tinggi, batuk, pilek
dan merah, mata berair
Mumps (GONDONG): virus yang mempengaruhi
kelenjar getah bening yang paling dekat dengan rahang.
Gejala biasanya termasuk demam, sakit
kepala,pembengkakan kelenjar ludah, dan badan terasa
sakit
Rubella : (Campak Jerman) adalah virus yang biasanya
menyebabkan ruam ringan dengan demam. Seseorang
dengan rubella mungkin juga mengalami sakit kepala,
nyeri sendi, hidung meler dan mata memerah.
12. NEXT…
Kemungkinan ada peningkatan peluang keguguran
ketika seorang wanita menderita penyakit ini pada TM I
Data tentang apakah campak atau gondong
meningkatkan kemungkinan cacat lahir tidak pasti.
Rubella telah terbukti meningkatkan kemungkinan cacat
lahir. Ketika seorang wanita mendapat rubella selama
kehamilan, bayinya berisiko untuk berkembang
13. NEXT..
Sindrom rubella bawaan (hadir saat lahir) (CRS).
Beberapa gejala CRS meliputi: kehilangan penglihatan
karena katarak dan cacat mata lainnya, cacat jantung,
ukuran kepala kecil,dan keterlambatan perkembangan.
Gejala yang paling umum adalah gangguan
pendengaran. Tidak semua bayi dengan CRS akan
mengalami semua gejala. Karena kekhawatiran ini,
wanita biasanya diskrining awal kehamilan untuk
mengetahui antibodi terhadap rubella.
14. NEXT
vaksinasi MMR ini harus dilakukan sebelum
hamil, atau tepatnya minimal satu bulan atau
bahkan lebih setelah vaksinasi MMR
dilakukan BELUM BOLEH HAMIL.
15. Vaksin Hepatitis B
Sebelum hamil, seharusnya calon ibu memeriksakan diri
untuk memastikan bahwa dirinya tidak sedang terinfeksi
dengan virus Hepatitis B.
Karena untuk bayi yang lahir ini akan terinfeksi juga dari
ibu yang positif terinfeksi virus Hepatitis B, maka begitu
bayi dilahirkan, kita harus segera memberikannya vaksin
Hepatitis B ditambah dengan zat immunoglobulin anti
Hepatitis B, untuk melawan infeksi virus Heppatitis B dari
ibunya.
16. Vaksin Pertusis (batuk rejan atau
batuk seratus hari)
Wanita hamil yang belum pernah mendapatkan vaksin
Tdap baik sebelum hamil, atau sedang hamil atau
setelah melahirkan harus diberikan vaksin Tdap ini
untuk mencegah penularan batuk rejan bagi bayi
mereka.
Demikian juga anggota keluarga dekat atau yang
merawaat bayi harus diberikan vaksinasi Tdap ini
sebelumnya. Ini yang dikenal sebagai “cocoon
strategy“, yaitu memvaksinasi anggota keluarga agar
menjadi kebal sehingga bisa mencegah transmisi
penyakit infeksi batuk rejan untuk bayi yang baru
dilahirkan.
17. Vaksin Influenza
Vaksinasi influenza untuk wanita hamil bisa diberikan
kapan saja sepanjang waktu kehamilan berlangsung.
Sedangkan vaksinasi influenza bagi bayi adalah setelah
bayi berusia 6 bulan atau lebih.
Vaksinasi influenza sebaiknya diulang setiap tahun untuk
melindungi diri kita terhadap infeksi virus influenza.
18. Vaksin hidup yang dilemahkan
(life attenuated vaccines) yang tidak boleh
diberikan kepada wanita hamil
Vaksin influenza hidup
Oral Polio Vaccine (OPV)
Vaksin MMR yang mengandung antigent virus
campak, campak Jerman dan gondongan
Vaksin cacar air Variola
19. Next..
Vaksin typhus oral yang mengandung bakteri
hidup yang dilemahkan (Ty21a)
Vaksin Varicella dengan antigent virus hidup
yang dilemahkan
Vaksin Demam Kuning atau Yellow fever
20. Obat –obatan
Perempuan hamil tidak boleh sembarangan mengonsumsi
obat meski ada beberapa obat yang aman untuk
dikonsumsi. Biasanya obat aman itu direkomendasikan
oleh dokter. Obat untuk perempuan hamil dikategorikan
sesuai dengan prosedur keselamatan dan sesuai dengan
trimester kehamilan
21. Kategori A
Obat hamil kategori A merupakan obat paling
aman dikonsumsi selama kehamilan, bahkan
aman untuk trimester pertama. Contoh:
Vitamin B6, Asam Folat, dan obat Tiroid
22. Kategori B
Tidak memperlihatkan adanya resiko terhadap janin,
tetapi studi terkontrol terhadap wanita hamil belum
pernah dilakukan. Atau studi terhadap reproduksi
binatang percobaan memperlihatkan adanya efek
samping obat (selain penurunan fertilitas) yang tidak
diperlihatkan pada studi terkontrol pada wanita hamil
trimester I (dan tidak ada bukti mengenai resiko pada
trimester berikutnya)
24. KATEGORI C
Studi pada binatang percobaan
memperlihatkan adanya efek samping pada
janin (teratogenik atau embriosidal atau efek
samping lainnya) dan belum ada studi
terkontrol pada wanita, atau studi terhadap
wanita dan binatang percobaan tidak dapat
dilakukan. Obat hanya dapat diberikan jika
manfaat yang diperoleh melebihi besarnya
resiko yang mungkin timbul pada janin.
26. Kategori D
Terbukti menimbulkan resiko terhadap janin manusia,
tetapi besarnya manfaat yang diperoleh jika digunakan
pada wanita hamil dapat dipertimbangkan (misalnya jika
obat diperlukan untuk mengatasi situasi yang
mengancam jiwa atau penyakit serius dimana obat yang
lebih aman tidak efektif atau tidak dapat diberikan).
28. Kategori X
Studi pada binatang percobaan atau manusia telah
memperlihatkan adanya abnormalitas janin dan
besarnya resiko obat ini pada wanita hamil jelas-jelas
melebihi manfaatnya. Dikontraindikasikan bagi wanita
hamil atau wanita usia subur.
29. Contoh : alkohol dalam jumlah banyak dan pemakaian
jangka panjang, amlodipin + atorvastatin, atorvastatin,
caffeine + ergotamine, chenodeoxycholic, clomifene,
coumarin, danazol, desogestrel + ethinyl estradiol,
dihydroergotamine, ergometrine, estradiol, (+
norethisterone), fluorouracil, flurazepam, misoprostol,
oxytocin, simvastatin, warfarin.
30. Clue..
A= Tidak berisiko
B= Tidak berisiko pada beberapa penelitian
C= Mungkin berisiko
D= Ada bukti positif dari risiko
X= Kontraindikasi
32. SCREENING DAN DETEKSI DINI
Early ANC Detection
Mobile Obstretical Monitoring Melalui MOM
Kelas Ibu hamil (amani, gentle birth, hypno)
Aplikasi SmarthPhone (ovia pregnancy tracker, my
baby’s beat, MommyMeds, dll)
Aplikasi mobile Fokus Ibu dan Anak (FAI)
33. DETEKSI DINI
a. Pemeriksaan Kehamilan Dini
(Early ANC Detection)
Idealnya wanita yang merasa hamil
bersedia untuk memeriksakan diri ketika
haidnya terlambat sekurang-kurangnya 1
bulan. Dengan demikian, jika terdapat
kelainan pada kehamilannya tersebut akan
lekas diketahui dan segera dapat diatasi.
34. b. Kontak Dini Kehamilan Trimester I
Deteksi dini terhadap tanda bahaya
kehamilan dilakukan minimal 4 kali
selama kehamilan,
c. Pelayanan ANC berdasarkan kebutuhan
individu.
Pelayanan ANC yang diberikan petugas
kesehatan kepada setiap ibu hamil berbeda-
beda tergantung dari kebutuhan dan kondisi
dari setiap individunya. Misalnya persetujuan
ANC yang diberikan terhadap ibu hamil
dengan hipertensi tentunya akan berbeda
dengan pelayanan yang diberikan kepada ibu
hamil dengan varises
35. PROSEDUR
1. Screening
Skrining sama artinya dengan deteksi dini atau
pemeriksaan (tes) pada orang-orang yang belum
mempunyai simptom-simptom penyakit untuk
menemukan penyakit yang belum terlihat atau pada
stadium praklinik.
screening atau penyaring kasus adalah cara untuk
untuk mengidentifikasi penyakit yang belum
nampak melalui suatu tes atau suatu pemeriksaan
atau prosedur lain yang dapat dengan cepat
memisahkan antara orang yang mungkin menderita
penyakit dengan orang yang mungkin tidak
menderita penyakit.
36. Tujuan Skrining
Tujuan dari skrining adalah untuk
mengidentifikasi penyakit pada
komunitas awal, sehingga
memungkinkan intervensi lebih awal
dan manajemen dengan harapan
untuk mengurangi angka kematian
dan penderitaan dari penyakit.
37. Peran Bidan Skrining Untuk
Keganasan Dan
Memberikan motivasi pada para wanita
untuk melakukan pentingnya melakukan
langkah skrining.
Membantu dalam mengidentifikasi orang-
orang yang berisiko terkena penyakit atau
masalah kesehatan tertentu. Penegakan
diagnosis pasti ditindak lanjuti di fasilitas
kesehatan.
Membantu mengidentifikasi penyakit pada
stadium dini,sehingga terapi dapat dimulai
secepatnya dan prognosa penyakit dapat
diperbaiki.
Membantu melindungi kesehatan individual.
38. Memberikan penyuluhan dalam
pemilihan alat kontrasepsi dengan
metode barrier (pelindung) seperti
diafragma dan kondom karena dapat
memberi perlindungan terhadap kanker
serta,
Memberikan fasilitas skrining kanker
serviks dengan metode pap smear
kemudian membantu dalam pengiriman
hasil pemeriksaan ke laboratorium.
Tes Skrining Kanker Mulut Rahim
(Serviks).
39.
40. Iva test
Pengobatan kanker serviks pada stadium
lebih dini, hasilnya lebih baik, mortalitas
akan menurun, dengan masalah yang
begitu kompleks, timbul gagasan untuk
melakukan skrining kanker serviks dengan
metode yang lebih sederhana, antara lain
yaitu dengan IVA (Inspeksi Visual dengan
Asam Asetat).
41. Tes PAP smear
Tes Pap (kadangkala
disebut Pap smear
atau cervical smear)
adalah tes yang
mudah untuk melihat
sel-sel leher rahim.
Untuk kebanyakan
wanita- wanita, tesnya
tidak menyakitkan.
42. System
1. Mobile Obstetrical Monitoring (MoM)
MoM Merupakan program riset kolaboratif
Phillips yang bertujuan untuk
memberdayakan para bidan atau tenaga
Puskesmas untuk menghadirkan teknologi
monitoring di wilayah pedesaan atau
daerah terpencil.
dapat mengindentifikasi kehamilan para ibu
sesegera mungkin supaya mereka bisa
mendapatkan perawatan yang dibutuhkan.
43. Dengan menggunakan aplikasi ponsel
(mobile phone), bidan dapat dengan
mudah mengumpulkan data dari
pemeriksaan fisik dan tes di klinik
lokal atau bahkan di rumah ibu hamil
tersebut. Dokter kandungan di lokasi
berbeda kemudian bisa menentukan
apakah kehamilan bisa berisiko tinggi,
kapan pun di mana pun. Dengan
demikian, ibu dengan kehamilan
berisiko bisa segera mendapatkan
pertolongan.