2. Pembelajaran merupakan perilaku siswa-i untuk dapat mencapai kompetensi tertentu pada
kondisi dan tingkat tertentu pula. Sebuah rancangan pembelajaran yang telah dibuat perlu
dilakukan evaluasi untuk mengetahuihasil dari pembelajaran yang telah dilakukan. Evaluasi
pendidikan dilakukan dengan mengambil beberapa sasaran, salah satunya adalah intelegensi
yang didalamnya terdapat ranah kognitif dengan cakupan-cakupan tertentu.Suatu sistem
evaluasi memerlukan alat ukur untuk mengetahui keberhasilan pembelajaran yang telah
dilakukan, yang disesuaikan dengan tingkat kemampuan berpikir yang akan dinilai, dengan
berpedoman pada TIU (Tujuan Intruksional Umum) dan TIK (Tujuan Intruksional Khusus).
Evaluasi hasil belajar dilakukan untuk memantau proses, relevansi kemajuan belajar siswa
dengan tujuan atau standar yang telah ditetapkan, dan perbaikan pengajaran siswa serta
kelemahan - kelemahan yang telah dilakukan dalam kegiatanproses belajar mengajar. .
TEKNIK DAN INSTRUMEN
EVALUASI KOGNITIF
3. A. Langkah Penyusunan Instrumen Evaluasi Kognitif
Langkah-langkah penyusunan instrumen evaluasi hasil belajar kognitif Salah satu teknik
evaluasi hasil belajar kognitig adalah tes verbal yang berwujud butir- butir soal. Secara
umum, ada empat langkah yang harus ditempuh dalam penyusunan test verbal, yaitu:
1. Menetukan tujuan dan kawasan tes
2. Menguraikan materi dan batasan perilaku yang akan diukur
3. Penyususnan kisi-kisi
4. Memilih bentuk test
Khusus mengenai uji coba test, dalam penyusuna test untuk mengukur prestasi hasil pembelajaran
yang diselenggarakan oleh guru dikelas seperti ulangan harian, ulangan umum, dan ulangan
kenaiakan kelas, tidak harus dilakukan secara tersendiri. Secara skematis langkah-langkah
penyusunan instrumen tes verbal ini dapat digambarkan sebagai berikut:
4. Penentuan atau perumusan tujuan tes dapat mengacu kepada fungsi tes yang
disusun tersebut, yaitu apakah fungsi formatif.fungsi sumatif, fungsi penempatan,
atau fungsi diagnostik, (Saifudin azwar, 1998). Masing-masing tujuan evaluasi ini
menghendaki adanya penyesuaian dalam desain tes yang direncanakan. Penyesuaian
ini meliputi pertimbangan mengenai luasnya kawasan (domain) materi yang hendak
diujikan, pengambilan sampel item dari keseluruhan kawasan ukur dan masing-
masing bagian pengetahuan yang akan diungkap, serta pertimbangan mengenai
tingkat kesukaran tes. Kalau tes tersebut diarahkan untuk fungsi formatif, maka
rumusan tujuannya adalah untuk mengukur tingkat penguasan peserta didik terhadap
kompetensi yang diajarkan selama satu atau beberapa kali tatap muka. Tes untuk funsi
ini harus dirancang agar meliputi semua unit pembelajaran yang telah diajarkan.
Butir-butir ditulis dalam taraf kesukaran yang disesuaikan dengan kesulitan yang
disesuaikan dengan kesulitan masing-masing unit dan sifat tesnya lebih mengacu
kepada kriteria.
MERUMUSKAN TUJUAN DAN KAWASAN TES
5. Dalam perancangan tes prestasi belajar, masalah penguraian materi atau isi (delination of
content) pelajaran yang akan diujikan berpedoman pada prinsip "memasukan sesuatu yang harus
masuk dan mengeluarkan sesuatuyang harus nya keluar". Maksudnya, bahwa penguraian isi test
bukan saja berarti mengusahakan agar tes yang akan ditulis itu tidak kelar dari lingkup materi
yang telah ditentukan oleh batasan kawasan ukur akan tetpi berarti pula mengusahakan agar
jangan sampai ada bagian isi yang penting yang terlewatkan dan tidak tertuang dalam tes. Dari
segi materinya, tes prestasi yang baik haruslah komprehensif dan berisi butir- butir yang relean.
Komprehensif artinya tes itu mencakup keseluruhan isi atau bahan pelajaran yang telah
diidentifikasi sebagai tujuan ukur, secara representatif dan dalam jumlah butir yang sebanding (
proporsional) untuk setiap bagian sesuai dengan urgensi dan bobot masing-masing bagian itu
Relevan artinya butir-butir yang akan ditulis benar-benar menanyakan hanya mengenai materi
yang telah diidentifikasi dan segala sesuatu yang berkaitan dan dianggap perlu guna memahami
materi tersebut. Sifat komprehensif dan relevan inilah yang menjadi dasar tegaknya validitas isi
(content validity) tes prestasi.
MENGURAIKAN MATERI TES DAN KOMPETENSI
6. Kisi-kisi tes atau blue print ( cetak biru ) adalah deskripsi mengenai ruang lingkup materi dan
aspek/kompetensi yang akan diujikan yang umum dituangkan dalam sebuah matriks. Matriks adalah
tabel yang terdiri dari kolom dan lajur ( baris ). Tujuan penyusuna kisi-kisi tes ini adalah untuk
menentukan ruang lingkup kompetensi, materi tes serta bentuk dan jeniss ehingga dapat menjadi
rambu-rambu dalam menuliskan butir-butir soal.Ada dua bentuk kisi-kisi yang perlu dibuat oleh
penyusun tes, yaitu :
a.. Kisi-kisi untuk menentukan proporsi materi dan kompetensi yang diujikan,
b. Kisi-kisi untuk menentukan bentuk soal yang sesuai dengan muatan materidan kompetensi.
Pemilihan bentuk tes yang tepat didasarkan pada beberapa faktor seperti: tujuan tes, jumlah
peserta tes, waktu yang tersedia untuk memeriksalembar jawaban tes, cakupan materi tes dan
karakteristik mata pelajaranyang diujikan (Depdiknas, 2004).Bentuk tes objektif pilihan ganda,
menjodohkan, isian dan bentuk tes banyak, waktu koreksi singkat, dan cakupan materi yang
diujikan banyak.
KISI-KISI TES
PEMILIHAN BENTUK TES
7. Panjang tes dimaksudkan adalah jumlah soal yang akan diujikan dalam suatu ujian. Jumlah
soal ini ditentukan oleh waktu yang tersedia untuk melakukan ujian dengan memerhatikan
bahan yang diujikan dan tingkat kelelahan peserta tes (testee) (Depdiknas, 2004). Pada
umumnya, tes ditingkat Madrasah Aliyah dilakukan selama 60 menit sampai dengan 75 menit.
Untuk tes bentuk pilihan ganda dengan tingkat kesulitan rata-rata sedang, tiap butir soal uraian
banyaknya butir soal tergantung pada kompleksitas soal. Walau demikian, disarankan
menggunakan lebih banyak soal dibandingkan hanya beberapa soal agar kesahihan isi lebih
banyak.
Ada tiga hal utama yang harus dipertimbangkan dalam menentukan jumlah soal yang
diujikan, yaitu: 1) bobot masing-masing bagian yang telah ditentukan dalam kisi-kisi, 2)
keandalan yang diinginkan, dan 3) waktuyang tersedia ( Depdiknas, 2004). Bobot skor tiap soal
bisa ditentukan sebelum tes digunakan, yaitu berdasarkan tingkat kompleksitas
PANJANG TES
8. Tes untuk evaluasi hasil belajar kognitif baik disekolah maupun madrasah dari segi caranya
dibedakan menjadi dua macam pula yaitu tes objektif dan tes subjektif (uraian). Tes objektif
terdiri dari beberapa bentuk, yaitu tes model pilihan ganda (multiple choice item), tes isian
singkat (completion test), tes menjodohkan (matching test), tes benar-salah (true-false test). Tes
uraian ada dua bentuk, yaitu tes uraian terbatas (tes uraian objektif) dan bentuk, yaitu tes uraian
terbatas (tes uraian objektif) dan tes uraian bebas.
1. Pilihan ganda (multiple choice item).
Tes pilihan ganda adalah bentuk tes objektif yang terdiri atas pertanyaan atau pernyataan
(stem) dan diikuti sejumlah alternatif jawaban (option), tugas testee memilih alternatif jawaban
yang paling tepat. Kemungkinan jawaban tersebut dapat berupa kata, frasa, nama tempat, nama
tokoh, lambang atau kalimat yang sudah pasti. Dilihat dari segi rumusan kalimatnya, soal
pilihan ganda dapat berupa kalimat tanya atau kalimat pertanyaan yang tidak lengkap.
Alternatif jawaban terdiri atas jawaban benar yang merupakan kunci jawaban serta
kemungkinan jawaban- jawaban salah yang disebut pengecoh (distraktor).
TEKNIK PENYUSUNAN TES HASIL KOGNITIF
9. Bentuk soal pilihan ganda merupakan salah satu soal yang sangat luas digunakan untuk
mengukur prestasi peserta didik baik pada jenjang pendidikan dasar (SD/MI dan SLTP),
pendidikan menengah atas (SLTA), maupun perguruan tinggi. Bahkan bentuk soal ini juga
digunakna pada bidang-bidang diluar pendidikan seperti pada tes calon pegawai negeri sipil.
Penggunaan secara luas soal bentuk ini tidak terlepas dari kelebihan-kelebihan yang dimilikinya.
Diantara kelebihan soal pilihan ganda ini sebagai berikut:
Materi yang dapat diujikan relatif banyak dibandingkan materi yang dapat dicakup soal
bentuk lainnya. Jumlah soal yang ditanyakan umumnya relatifbanyak
Dapat mengukur berbagai jenjang kognitif mulai dari ingatan sampai dengan evaluasi.
Pengoreksian dan penskoran mudah, cepat, lebih objektif dan dapat mencakup ruang lingkup
bahan dan materi yang luas dalam satu tes untuk suatu kelas atau jenjang.
10. Ada beberapa teknik non tes yang dapat digunakan untuk mengevaluasi hasil belajar kognitif yaitu
porto folio,
1. Porto folio penilaian
Salah satu prinsip hasil evaluasi belajar dilaksanakan secara berkala dan berkesinambunagan. ini artiya
bahwa evaluasi hasil belajar itu tidak boleh jangkauan secara sempit yang hanya evaluasi tahap akhir
dari proses pembelajaran saja, tetapi mencakup keseluruhan proses sejak awal hingga akhir kegiatan
pembelajaran.
Banyak sekali indikator yang dapat dipilih diantara nya yang dpat dianggap cukuppenting yaitu:
Hasil ulangan harian
Ulangan blok
Ulangan sumatif
Tugas-tugas terstruktur
Catatan perilaku peserta didik
Hasil karya peserta didik
Dan laporan aktifitas peserta didik diluar sekolah
TEKNNIK NON TES UNTUK HASIL BELAJAR KOGNITIF
11. Penilaian proyek adalah penilaian pada kemampuan melakukan "ilmiah inquiry" yang dapat
memberikan informasi tentang kemampuan peserta mengaplikasikan mengorganisasi
penyelidikan, bekerja sama, Mengidentifikasi, mengumpulkan informasi manganalisis dan
menginterprestasikan serta mengkomunikasikan temuannya dalam bentuk laporan tulisan.
3. Penilaian produk
Penilaian terhadap hasil artikel/benda yang dihasilkan peserta didik pada periode tertentu.
Berikut adalah contoh instrumen yang dapat digunakan dalam menilai produk yang
dihasilkan oleh siswa.
12. Berdasarkan penjelasan diatas maka dapat diambil kesimpulan bahwa sebagai berikut:
Langkah dalam menyusun instrumen evaluasi hasil belajar kognitif adalah sebagai berikut:
Menetukan tujuan dan kawasan tes
Menguraikan materi dan batasan perilaku yang akan diukur
Penyususnan groomer-kisi
Bentuk Memilih tes
Menelaah soal ujian
Melakukan uji coba test
Menganalisis butir soal
Tes, dan selanjutnya
Tes merakit