SlideShare a Scribd company logo
1 of 13
TEHNIK DAN INTRUMEN EVALUASI KOGNITIF
Oleh:
M. Muhtar
Hasan Basri
Soerahyo
 Pembelajaran merupakan perilaku siswa-i untuk dapat mencapai kompetensi tertentu pada
kondisi dan tingkat tertentu pula. Sebuah rancangan pembelajaran yang telah dibuat perlu
dilakukan evaluasi untuk mengetahuihasil dari pembelajaran yang telah dilakukan. Evaluasi
pendidikan dilakukan dengan mengambil beberapa sasaran, salah satunya adalah intelegensi
yang didalamnya terdapat ranah kognitif dengan cakupan-cakupan tertentu.Suatu sistem
evaluasi memerlukan alat ukur untuk mengetahui keberhasilan pembelajaran yang telah
dilakukan, yang disesuaikan dengan tingkat kemampuan berpikir yang akan dinilai, dengan
berpedoman pada TIU (Tujuan Intruksional Umum) dan TIK (Tujuan Intruksional Khusus).
 Evaluasi hasil belajar dilakukan untuk memantau proses, relevansi kemajuan belajar siswa
dengan tujuan atau standar yang telah ditetapkan, dan perbaikan pengajaran siswa serta
kelemahan - kelemahan yang telah dilakukan dalam kegiatanproses belajar mengajar. .
TEKNIK DAN INSTRUMEN
EVALUASI KOGNITIF
A. Langkah Penyusunan Instrumen Evaluasi Kognitif
 Langkah-langkah penyusunan instrumen evaluasi hasil belajar kognitif Salah satu teknik
evaluasi hasil belajar kognitig adalah tes verbal yang berwujud butir- butir soal. Secara
umum, ada empat langkah yang harus ditempuh dalam penyusunan test verbal, yaitu:
1. Menetukan tujuan dan kawasan tes
2. Menguraikan materi dan batasan perilaku yang akan diukur
3. Penyususnan kisi-kisi
4. Memilih bentuk test
Khusus mengenai uji coba test, dalam penyusuna test untuk mengukur prestasi hasil pembelajaran
yang diselenggarakan oleh guru dikelas seperti ulangan harian, ulangan umum, dan ulangan
kenaiakan kelas, tidak harus dilakukan secara tersendiri. Secara skematis langkah-langkah
penyusunan instrumen tes verbal ini dapat digambarkan sebagai berikut:
Penentuan atau perumusan tujuan tes dapat mengacu kepada fungsi tes yang
disusun tersebut, yaitu apakah fungsi formatif.fungsi sumatif, fungsi penempatan,
atau fungsi diagnostik, (Saifudin azwar, 1998). Masing-masing tujuan evaluasi ini
menghendaki adanya penyesuaian dalam desain tes yang direncanakan. Penyesuaian
ini meliputi pertimbangan mengenai luasnya kawasan (domain) materi yang hendak
diujikan, pengambilan sampel item dari keseluruhan kawasan ukur dan masing-
masing bagian pengetahuan yang akan diungkap, serta pertimbangan mengenai
tingkat kesukaran tes. Kalau tes tersebut diarahkan untuk fungsi formatif, maka
rumusan tujuannya adalah untuk mengukur tingkat penguasan peserta didik terhadap
kompetensi yang diajarkan selama satu atau beberapa kali tatap muka. Tes untuk funsi
ini harus dirancang agar meliputi semua unit pembelajaran yang telah diajarkan.
Butir-butir ditulis dalam taraf kesukaran yang disesuaikan dengan kesulitan yang
disesuaikan dengan kesulitan masing-masing unit dan sifat tesnya lebih mengacu
kepada kriteria.
MERUMUSKAN TUJUAN DAN KAWASAN TES
 Dalam perancangan tes prestasi belajar, masalah penguraian materi atau isi (delination of
content) pelajaran yang akan diujikan berpedoman pada prinsip "memasukan sesuatu yang harus
masuk dan mengeluarkan sesuatuyang harus nya keluar". Maksudnya, bahwa penguraian isi test
bukan saja berarti mengusahakan agar tes yang akan ditulis itu tidak kelar dari lingkup materi
yang telah ditentukan oleh batasan kawasan ukur akan tetpi berarti pula mengusahakan agar
jangan sampai ada bagian isi yang penting yang terlewatkan dan tidak tertuang dalam tes. Dari
segi materinya, tes prestasi yang baik haruslah komprehensif dan berisi butir- butir yang relean.
Komprehensif artinya tes itu mencakup keseluruhan isi atau bahan pelajaran yang telah
diidentifikasi sebagai tujuan ukur, secara representatif dan dalam jumlah butir yang sebanding (
proporsional) untuk setiap bagian sesuai dengan urgensi dan bobot masing-masing bagian itu
Relevan artinya butir-butir yang akan ditulis benar-benar menanyakan hanya mengenai materi
yang telah diidentifikasi dan segala sesuatu yang berkaitan dan dianggap perlu guna memahami
materi tersebut. Sifat komprehensif dan relevan inilah yang menjadi dasar tegaknya validitas isi
(content validity) tes prestasi.
MENGURAIKAN MATERI TES DAN KOMPETENSI
 Kisi-kisi tes atau blue print ( cetak biru ) adalah deskripsi mengenai ruang lingkup materi dan
aspek/kompetensi yang akan diujikan yang umum dituangkan dalam sebuah matriks. Matriks adalah
tabel yang terdiri dari kolom dan lajur ( baris ). Tujuan penyusuna kisi-kisi tes ini adalah untuk
menentukan ruang lingkup kompetensi, materi tes serta bentuk dan jeniss ehingga dapat menjadi
rambu-rambu dalam menuliskan butir-butir soal.Ada dua bentuk kisi-kisi yang perlu dibuat oleh
penyusun tes, yaitu :
a.. Kisi-kisi untuk menentukan proporsi materi dan kompetensi yang diujikan,
b. Kisi-kisi untuk menentukan bentuk soal yang sesuai dengan muatan materidan kompetensi.
Pemilihan bentuk tes yang tepat didasarkan pada beberapa faktor seperti: tujuan tes, jumlah
peserta tes, waktu yang tersedia untuk memeriksalembar jawaban tes, cakupan materi tes dan
karakteristik mata pelajaranyang diujikan (Depdiknas, 2004).Bentuk tes objektif pilihan ganda,
menjodohkan, isian dan bentuk tes banyak, waktu koreksi singkat, dan cakupan materi yang
diujikan banyak.
KISI-KISI TES
PEMILIHAN BENTUK TES
 Panjang tes dimaksudkan adalah jumlah soal yang akan diujikan dalam suatu ujian. Jumlah
soal ini ditentukan oleh waktu yang tersedia untuk melakukan ujian dengan memerhatikan
bahan yang diujikan dan tingkat kelelahan peserta tes (testee) (Depdiknas, 2004). Pada
umumnya, tes ditingkat Madrasah Aliyah dilakukan selama 60 menit sampai dengan 75 menit.
Untuk tes bentuk pilihan ganda dengan tingkat kesulitan rata-rata sedang, tiap butir soal uraian
banyaknya butir soal tergantung pada kompleksitas soal. Walau demikian, disarankan
menggunakan lebih banyak soal dibandingkan hanya beberapa soal agar kesahihan isi lebih
banyak.
 Ada tiga hal utama yang harus dipertimbangkan dalam menentukan jumlah soal yang
diujikan, yaitu: 1) bobot masing-masing bagian yang telah ditentukan dalam kisi-kisi, 2)
keandalan yang diinginkan, dan 3) waktuyang tersedia ( Depdiknas, 2004). Bobot skor tiap soal
bisa ditentukan sebelum tes digunakan, yaitu berdasarkan tingkat kompleksitas
PANJANG TES
 Tes untuk evaluasi hasil belajar kognitif baik disekolah maupun madrasah dari segi caranya
dibedakan menjadi dua macam pula yaitu tes objektif dan tes subjektif (uraian). Tes objektif
terdiri dari beberapa bentuk, yaitu tes model pilihan ganda (multiple choice item), tes isian
singkat (completion test), tes menjodohkan (matching test), tes benar-salah (true-false test). Tes
uraian ada dua bentuk, yaitu tes uraian terbatas (tes uraian objektif) dan bentuk, yaitu tes uraian
terbatas (tes uraian objektif) dan tes uraian bebas.
1. Pilihan ganda (multiple choice item).
Tes pilihan ganda adalah bentuk tes objektif yang terdiri atas pertanyaan atau pernyataan
(stem) dan diikuti sejumlah alternatif jawaban (option), tugas testee memilih alternatif jawaban
yang paling tepat. Kemungkinan jawaban tersebut dapat berupa kata, frasa, nama tempat, nama
tokoh, lambang atau kalimat yang sudah pasti. Dilihat dari segi rumusan kalimatnya, soal
pilihan ganda dapat berupa kalimat tanya atau kalimat pertanyaan yang tidak lengkap.
Alternatif jawaban terdiri atas jawaban benar yang merupakan kunci jawaban serta
kemungkinan jawaban- jawaban salah yang disebut pengecoh (distraktor).
TEKNIK PENYUSUNAN TES HASIL KOGNITIF
 Bentuk soal pilihan ganda merupakan salah satu soal yang sangat luas digunakan untuk
mengukur prestasi peserta didik baik pada jenjang pendidikan dasar (SD/MI dan SLTP),
pendidikan menengah atas (SLTA), maupun perguruan tinggi. Bahkan bentuk soal ini juga
digunakna pada bidang-bidang diluar pendidikan seperti pada tes calon pegawai negeri sipil.
Penggunaan secara luas soal bentuk ini tidak terlepas dari kelebihan-kelebihan yang dimilikinya.
Diantara kelebihan soal pilihan ganda ini sebagai berikut:
 Materi yang dapat diujikan relatif banyak dibandingkan materi yang dapat dicakup soal
bentuk lainnya. Jumlah soal yang ditanyakan umumnya relatifbanyak
 Dapat mengukur berbagai jenjang kognitif mulai dari ingatan sampai dengan evaluasi.
 Pengoreksian dan penskoran mudah, cepat, lebih objektif dan dapat mencakup ruang lingkup
bahan dan materi yang luas dalam satu tes untuk suatu kelas atau jenjang.
Ada beberapa teknik non tes yang dapat digunakan untuk mengevaluasi hasil belajar kognitif yaitu
porto folio,
1. Porto folio penilaian
Salah satu prinsip hasil evaluasi belajar dilaksanakan secara berkala dan berkesinambunagan. ini artiya
bahwa evaluasi hasil belajar itu tidak boleh jangkauan secara sempit yang hanya evaluasi tahap akhir
dari proses pembelajaran saja, tetapi mencakup keseluruhan proses sejak awal hingga akhir kegiatan
pembelajaran.
Banyak sekali indikator yang dapat dipilih diantara nya yang dpat dianggap cukuppenting yaitu:
 Hasil ulangan harian
 Ulangan blok
 Ulangan sumatif
 Tugas-tugas terstruktur
 Catatan perilaku peserta didik
 Hasil karya peserta didik
 Dan laporan aktifitas peserta didik diluar sekolah
TEKNNIK NON TES UNTUK HASIL BELAJAR KOGNITIF
 Penilaian proyek adalah penilaian pada kemampuan melakukan "ilmiah inquiry" yang dapat
memberikan informasi tentang kemampuan peserta mengaplikasikan mengorganisasi
penyelidikan, bekerja sama, Mengidentifikasi, mengumpulkan informasi manganalisis dan
menginterprestasikan serta mengkomunikasikan temuannya dalam bentuk laporan tulisan.
3. Penilaian produk
 Penilaian terhadap hasil artikel/benda yang dihasilkan peserta didik pada periode tertentu.
Berikut adalah contoh instrumen yang dapat digunakan dalam menilai produk yang
dihasilkan oleh siswa.
Berdasarkan penjelasan diatas maka dapat diambil kesimpulan bahwa sebagai berikut:
Langkah dalam menyusun instrumen evaluasi hasil belajar kognitif adalah sebagai berikut:
 Menetukan tujuan dan kawasan tes
 Menguraikan materi dan batasan perilaku yang akan diukur
 Penyususnan groomer-kisi
 Bentuk Memilih tes
 Menelaah soal ujian
 Melakukan uji coba test
 Menganalisis butir soal
 Tes, dan selanjutnya
 Tes merakit
Terima Kasih

More Related Content

Similar to EVALUASI KOGNITIF

Kelompok 6 konsep dasar evaluasi belajar dan pembelajaran
Kelompok 6   konsep dasar evaluasi belajar dan pembelajaranKelompok 6   konsep dasar evaluasi belajar dan pembelajaran
Kelompok 6 konsep dasar evaluasi belajar dan pembelajaranArif Wicaksono
 
Makalah analisis soal
Makalah analisis soalMakalah analisis soal
Makalah analisis soalselvyimelia
 
Bp konsep dasar evaluasi belajar dan pembelajaran new
Bp konsep dasar evaluasi belajar dan pembelajaran newBp konsep dasar evaluasi belajar dan pembelajaran new
Bp konsep dasar evaluasi belajar dan pembelajaran newArif Wicaksono
 
HAKIKAT EVALUASI PEMBELAJARAN PBSI
HAKIKAT EVALUASI PEMBELAJARAN PBSI HAKIKAT EVALUASI PEMBELAJARAN PBSI
HAKIKAT EVALUASI PEMBELAJARAN PBSI Fadia Rizqi
 
12 pengantar teori klasik
12 pengantar teori klasik12 pengantar teori klasik
12 pengantar teori klasikAgus Suratno
 
Mengembangkan Penilaian Hasil Belajar PKn
Mengembangkan Penilaian Hasil Belajar PKnMengembangkan Penilaian Hasil Belajar PKn
Mengembangkan Penilaian Hasil Belajar PKnHadi Wahyono
 
Menelaah Tes Hasil Belajar
Menelaah Tes Hasil BelajarMenelaah Tes Hasil Belajar
Menelaah Tes Hasil BelajarFitri Yusmaniah
 
Prosedur penilaian
Prosedur penilaianProsedur penilaian
Prosedur penilaianmila noor
 
Pengembangan evaluasi hasil belajar jenis tes (pmm 4 semester iv stambuk 2015)
Pengembangan evaluasi hasil belajar jenis tes (pmm 4 semester iv stambuk 2015)Pengembangan evaluasi hasil belajar jenis tes (pmm 4 semester iv stambuk 2015)
Pengembangan evaluasi hasil belajar jenis tes (pmm 4 semester iv stambuk 2015)widyani siregar
 
Permendikbud no 81 a 2014
Permendikbud no 81 a 2014Permendikbud no 81 a 2014
Permendikbud no 81 a 2014martinrusmaja
 
Strategi pengembangan pbk
Strategi pengembangan pbkStrategi pengembangan pbk
Strategi pengembangan pbkEgi Ramadah
 
DESAIN EVALUASI PEMBELAJARAN.docx
DESAIN EVALUASI PEMBELAJARAN.docxDESAIN EVALUASI PEMBELAJARAN.docx
DESAIN EVALUASI PEMBELAJARAN.docxmas iwan
 

Similar to EVALUASI KOGNITIF (20)

Mengembangkan tes sebagai
Mengembangkan tes sebagaiMengembangkan tes sebagai
Mengembangkan tes sebagai
 
Kelompok 6 konsep dasar evaluasi belajar dan pembelajaran
Kelompok 6   konsep dasar evaluasi belajar dan pembelajaranKelompok 6   konsep dasar evaluasi belajar dan pembelajaran
Kelompok 6 konsep dasar evaluasi belajar dan pembelajaran
 
Makalah analisis soal
Makalah analisis soalMakalah analisis soal
Makalah analisis soal
 
Bp konsep dasar evaluasi belajar dan pembelajaran new
Bp konsep dasar evaluasi belajar dan pembelajaran newBp konsep dasar evaluasi belajar dan pembelajaran new
Bp konsep dasar evaluasi belajar dan pembelajaran new
 
Teknik Assesmen
Teknik AssesmenTeknik Assesmen
Teknik Assesmen
 
HAKIKAT EVALUASI PEMBELAJARAN PBSI
HAKIKAT EVALUASI PEMBELAJARAN PBSI HAKIKAT EVALUASI PEMBELAJARAN PBSI
HAKIKAT EVALUASI PEMBELAJARAN PBSI
 
12 pengantar teori klasik
12 pengantar teori klasik12 pengantar teori klasik
12 pengantar teori klasik
 
Berdasarkan etimologi
Berdasarkan etimologiBerdasarkan etimologi
Berdasarkan etimologi
 
Mengembangkan Penilaian Hasil Belajar PKn
Mengembangkan Penilaian Hasil Belajar PKnMengembangkan Penilaian Hasil Belajar PKn
Mengembangkan Penilaian Hasil Belajar PKn
 
Artikel kontribusi
Artikel kontribusiArtikel kontribusi
Artikel kontribusi
 
Tes
TesTes
Tes
 
Menelaah Tes Hasil Belajar
Menelaah Tes Hasil BelajarMenelaah Tes Hasil Belajar
Menelaah Tes Hasil Belajar
 
Makalah Asesmen
Makalah AsesmenMakalah Asesmen
Makalah Asesmen
 
Prosedur penilaian
Prosedur penilaianProsedur penilaian
Prosedur penilaian
 
Pengembangan evaluasi hasil belajar jenis tes (pmm 4 semester iv stambuk 2015)
Pengembangan evaluasi hasil belajar jenis tes (pmm 4 semester iv stambuk 2015)Pengembangan evaluasi hasil belajar jenis tes (pmm 4 semester iv stambuk 2015)
Pengembangan evaluasi hasil belajar jenis tes (pmm 4 semester iv stambuk 2015)
 
Portofolio Evaluasi Pendidikan
Portofolio Evaluasi PendidikanPortofolio Evaluasi Pendidikan
Portofolio Evaluasi Pendidikan
 
Standar Momentum
Standar Momentum Standar Momentum
Standar Momentum
 
Permendikbud no 81 a 2014
Permendikbud no 81 a 2014Permendikbud no 81 a 2014
Permendikbud no 81 a 2014
 
Strategi pengembangan pbk
Strategi pengembangan pbkStrategi pengembangan pbk
Strategi pengembangan pbk
 
DESAIN EVALUASI PEMBELAJARAN.docx
DESAIN EVALUASI PEMBELAJARAN.docxDESAIN EVALUASI PEMBELAJARAN.docx
DESAIN EVALUASI PEMBELAJARAN.docx
 

EVALUASI KOGNITIF

  • 1. TEHNIK DAN INTRUMEN EVALUASI KOGNITIF Oleh: M. Muhtar Hasan Basri Soerahyo
  • 2.  Pembelajaran merupakan perilaku siswa-i untuk dapat mencapai kompetensi tertentu pada kondisi dan tingkat tertentu pula. Sebuah rancangan pembelajaran yang telah dibuat perlu dilakukan evaluasi untuk mengetahuihasil dari pembelajaran yang telah dilakukan. Evaluasi pendidikan dilakukan dengan mengambil beberapa sasaran, salah satunya adalah intelegensi yang didalamnya terdapat ranah kognitif dengan cakupan-cakupan tertentu.Suatu sistem evaluasi memerlukan alat ukur untuk mengetahui keberhasilan pembelajaran yang telah dilakukan, yang disesuaikan dengan tingkat kemampuan berpikir yang akan dinilai, dengan berpedoman pada TIU (Tujuan Intruksional Umum) dan TIK (Tujuan Intruksional Khusus).  Evaluasi hasil belajar dilakukan untuk memantau proses, relevansi kemajuan belajar siswa dengan tujuan atau standar yang telah ditetapkan, dan perbaikan pengajaran siswa serta kelemahan - kelemahan yang telah dilakukan dalam kegiatanproses belajar mengajar. . TEKNIK DAN INSTRUMEN EVALUASI KOGNITIF
  • 3. A. Langkah Penyusunan Instrumen Evaluasi Kognitif  Langkah-langkah penyusunan instrumen evaluasi hasil belajar kognitif Salah satu teknik evaluasi hasil belajar kognitig adalah tes verbal yang berwujud butir- butir soal. Secara umum, ada empat langkah yang harus ditempuh dalam penyusunan test verbal, yaitu: 1. Menetukan tujuan dan kawasan tes 2. Menguraikan materi dan batasan perilaku yang akan diukur 3. Penyususnan kisi-kisi 4. Memilih bentuk test Khusus mengenai uji coba test, dalam penyusuna test untuk mengukur prestasi hasil pembelajaran yang diselenggarakan oleh guru dikelas seperti ulangan harian, ulangan umum, dan ulangan kenaiakan kelas, tidak harus dilakukan secara tersendiri. Secara skematis langkah-langkah penyusunan instrumen tes verbal ini dapat digambarkan sebagai berikut:
  • 4. Penentuan atau perumusan tujuan tes dapat mengacu kepada fungsi tes yang disusun tersebut, yaitu apakah fungsi formatif.fungsi sumatif, fungsi penempatan, atau fungsi diagnostik, (Saifudin azwar, 1998). Masing-masing tujuan evaluasi ini menghendaki adanya penyesuaian dalam desain tes yang direncanakan. Penyesuaian ini meliputi pertimbangan mengenai luasnya kawasan (domain) materi yang hendak diujikan, pengambilan sampel item dari keseluruhan kawasan ukur dan masing- masing bagian pengetahuan yang akan diungkap, serta pertimbangan mengenai tingkat kesukaran tes. Kalau tes tersebut diarahkan untuk fungsi formatif, maka rumusan tujuannya adalah untuk mengukur tingkat penguasan peserta didik terhadap kompetensi yang diajarkan selama satu atau beberapa kali tatap muka. Tes untuk funsi ini harus dirancang agar meliputi semua unit pembelajaran yang telah diajarkan. Butir-butir ditulis dalam taraf kesukaran yang disesuaikan dengan kesulitan yang disesuaikan dengan kesulitan masing-masing unit dan sifat tesnya lebih mengacu kepada kriteria. MERUMUSKAN TUJUAN DAN KAWASAN TES
  • 5.  Dalam perancangan tes prestasi belajar, masalah penguraian materi atau isi (delination of content) pelajaran yang akan diujikan berpedoman pada prinsip "memasukan sesuatu yang harus masuk dan mengeluarkan sesuatuyang harus nya keluar". Maksudnya, bahwa penguraian isi test bukan saja berarti mengusahakan agar tes yang akan ditulis itu tidak kelar dari lingkup materi yang telah ditentukan oleh batasan kawasan ukur akan tetpi berarti pula mengusahakan agar jangan sampai ada bagian isi yang penting yang terlewatkan dan tidak tertuang dalam tes. Dari segi materinya, tes prestasi yang baik haruslah komprehensif dan berisi butir- butir yang relean. Komprehensif artinya tes itu mencakup keseluruhan isi atau bahan pelajaran yang telah diidentifikasi sebagai tujuan ukur, secara representatif dan dalam jumlah butir yang sebanding ( proporsional) untuk setiap bagian sesuai dengan urgensi dan bobot masing-masing bagian itu Relevan artinya butir-butir yang akan ditulis benar-benar menanyakan hanya mengenai materi yang telah diidentifikasi dan segala sesuatu yang berkaitan dan dianggap perlu guna memahami materi tersebut. Sifat komprehensif dan relevan inilah yang menjadi dasar tegaknya validitas isi (content validity) tes prestasi. MENGURAIKAN MATERI TES DAN KOMPETENSI
  • 6.  Kisi-kisi tes atau blue print ( cetak biru ) adalah deskripsi mengenai ruang lingkup materi dan aspek/kompetensi yang akan diujikan yang umum dituangkan dalam sebuah matriks. Matriks adalah tabel yang terdiri dari kolom dan lajur ( baris ). Tujuan penyusuna kisi-kisi tes ini adalah untuk menentukan ruang lingkup kompetensi, materi tes serta bentuk dan jeniss ehingga dapat menjadi rambu-rambu dalam menuliskan butir-butir soal.Ada dua bentuk kisi-kisi yang perlu dibuat oleh penyusun tes, yaitu : a.. Kisi-kisi untuk menentukan proporsi materi dan kompetensi yang diujikan, b. Kisi-kisi untuk menentukan bentuk soal yang sesuai dengan muatan materidan kompetensi. Pemilihan bentuk tes yang tepat didasarkan pada beberapa faktor seperti: tujuan tes, jumlah peserta tes, waktu yang tersedia untuk memeriksalembar jawaban tes, cakupan materi tes dan karakteristik mata pelajaranyang diujikan (Depdiknas, 2004).Bentuk tes objektif pilihan ganda, menjodohkan, isian dan bentuk tes banyak, waktu koreksi singkat, dan cakupan materi yang diujikan banyak. KISI-KISI TES PEMILIHAN BENTUK TES
  • 7.  Panjang tes dimaksudkan adalah jumlah soal yang akan diujikan dalam suatu ujian. Jumlah soal ini ditentukan oleh waktu yang tersedia untuk melakukan ujian dengan memerhatikan bahan yang diujikan dan tingkat kelelahan peserta tes (testee) (Depdiknas, 2004). Pada umumnya, tes ditingkat Madrasah Aliyah dilakukan selama 60 menit sampai dengan 75 menit. Untuk tes bentuk pilihan ganda dengan tingkat kesulitan rata-rata sedang, tiap butir soal uraian banyaknya butir soal tergantung pada kompleksitas soal. Walau demikian, disarankan menggunakan lebih banyak soal dibandingkan hanya beberapa soal agar kesahihan isi lebih banyak.  Ada tiga hal utama yang harus dipertimbangkan dalam menentukan jumlah soal yang diujikan, yaitu: 1) bobot masing-masing bagian yang telah ditentukan dalam kisi-kisi, 2) keandalan yang diinginkan, dan 3) waktuyang tersedia ( Depdiknas, 2004). Bobot skor tiap soal bisa ditentukan sebelum tes digunakan, yaitu berdasarkan tingkat kompleksitas PANJANG TES
  • 8.  Tes untuk evaluasi hasil belajar kognitif baik disekolah maupun madrasah dari segi caranya dibedakan menjadi dua macam pula yaitu tes objektif dan tes subjektif (uraian). Tes objektif terdiri dari beberapa bentuk, yaitu tes model pilihan ganda (multiple choice item), tes isian singkat (completion test), tes menjodohkan (matching test), tes benar-salah (true-false test). Tes uraian ada dua bentuk, yaitu tes uraian terbatas (tes uraian objektif) dan bentuk, yaitu tes uraian terbatas (tes uraian objektif) dan tes uraian bebas. 1. Pilihan ganda (multiple choice item). Tes pilihan ganda adalah bentuk tes objektif yang terdiri atas pertanyaan atau pernyataan (stem) dan diikuti sejumlah alternatif jawaban (option), tugas testee memilih alternatif jawaban yang paling tepat. Kemungkinan jawaban tersebut dapat berupa kata, frasa, nama tempat, nama tokoh, lambang atau kalimat yang sudah pasti. Dilihat dari segi rumusan kalimatnya, soal pilihan ganda dapat berupa kalimat tanya atau kalimat pertanyaan yang tidak lengkap. Alternatif jawaban terdiri atas jawaban benar yang merupakan kunci jawaban serta kemungkinan jawaban- jawaban salah yang disebut pengecoh (distraktor). TEKNIK PENYUSUNAN TES HASIL KOGNITIF
  • 9.  Bentuk soal pilihan ganda merupakan salah satu soal yang sangat luas digunakan untuk mengukur prestasi peserta didik baik pada jenjang pendidikan dasar (SD/MI dan SLTP), pendidikan menengah atas (SLTA), maupun perguruan tinggi. Bahkan bentuk soal ini juga digunakna pada bidang-bidang diluar pendidikan seperti pada tes calon pegawai negeri sipil. Penggunaan secara luas soal bentuk ini tidak terlepas dari kelebihan-kelebihan yang dimilikinya. Diantara kelebihan soal pilihan ganda ini sebagai berikut:  Materi yang dapat diujikan relatif banyak dibandingkan materi yang dapat dicakup soal bentuk lainnya. Jumlah soal yang ditanyakan umumnya relatifbanyak  Dapat mengukur berbagai jenjang kognitif mulai dari ingatan sampai dengan evaluasi.  Pengoreksian dan penskoran mudah, cepat, lebih objektif dan dapat mencakup ruang lingkup bahan dan materi yang luas dalam satu tes untuk suatu kelas atau jenjang.
  • 10. Ada beberapa teknik non tes yang dapat digunakan untuk mengevaluasi hasil belajar kognitif yaitu porto folio, 1. Porto folio penilaian Salah satu prinsip hasil evaluasi belajar dilaksanakan secara berkala dan berkesinambunagan. ini artiya bahwa evaluasi hasil belajar itu tidak boleh jangkauan secara sempit yang hanya evaluasi tahap akhir dari proses pembelajaran saja, tetapi mencakup keseluruhan proses sejak awal hingga akhir kegiatan pembelajaran. Banyak sekali indikator yang dapat dipilih diantara nya yang dpat dianggap cukuppenting yaitu:  Hasil ulangan harian  Ulangan blok  Ulangan sumatif  Tugas-tugas terstruktur  Catatan perilaku peserta didik  Hasil karya peserta didik  Dan laporan aktifitas peserta didik diluar sekolah TEKNNIK NON TES UNTUK HASIL BELAJAR KOGNITIF
  • 11.  Penilaian proyek adalah penilaian pada kemampuan melakukan "ilmiah inquiry" yang dapat memberikan informasi tentang kemampuan peserta mengaplikasikan mengorganisasi penyelidikan, bekerja sama, Mengidentifikasi, mengumpulkan informasi manganalisis dan menginterprestasikan serta mengkomunikasikan temuannya dalam bentuk laporan tulisan. 3. Penilaian produk  Penilaian terhadap hasil artikel/benda yang dihasilkan peserta didik pada periode tertentu. Berikut adalah contoh instrumen yang dapat digunakan dalam menilai produk yang dihasilkan oleh siswa.
  • 12. Berdasarkan penjelasan diatas maka dapat diambil kesimpulan bahwa sebagai berikut: Langkah dalam menyusun instrumen evaluasi hasil belajar kognitif adalah sebagai berikut:  Menetukan tujuan dan kawasan tes  Menguraikan materi dan batasan perilaku yang akan diukur  Penyususnan groomer-kisi  Bentuk Memilih tes  Menelaah soal ujian  Melakukan uji coba test  Menganalisis butir soal  Tes, dan selanjutnya  Tes merakit