1. www.futurumcorfinan.com
Page 1
Restrukturisasi Hutang: Sebuah Pengenalan Awal
Pendahuluan
Restrukturisasi merupakan sebuah istilah yang memiliki definisi luas pada dunia bisnis. Ketika
istilah restrukturisasi digunakan umumnya pembahasan yang dilakukan akan terbagi menjadi
dua yaitu restrukturisasi hutang dan restrukturisasi perusahaan. Restrukturisasi hutang
dilakukan untuk mencari jalan keluar atas hutang yang bermasalah dengan harapan
perusahaan dapat memperbaiki kegiatan operasionalnya. Restrukturisasi hutang umumnya
ditemukan di perusahaan yang memiliki masalah dengan arus kasnya, arus kas yang ada tidak
berhasil menutupi kewajiban yang mesti dibayarkan oleh perusahaan. Kondisi terburuk dari
peristiwa ini adalah kepailitan perusahaan.
Bila dilihat lebih detail, restrukturisasi hutang memiliki berbagai variasi bentuk. Artikel ini akan
menjelaskan lebih detail mengenai bentuk dari kedua restrukturisasi ini. Artikel ini akan
memberikan pengenal awal terhadap bentuk dari restrukturisasi. Diharapkan setelah membaca
artikel ini pembaca mendapat gambaran terhadap bentuk dari restrukturisasi dan tidak bingung
terhadap istilah-istilah yang kerap muncul dalam restrukturisasi.
Muhammad Putrawal
DILARANG MENG-COPY, MENYALIN,
ATAU MENDISTRIBUSIKAN
SEBAGIAN ATAU SELURUH TULISAN
INI TANPA PERSETUJUAN TERTULIS
DARI PENULIS
Untuk pertanyaan atau komentar bisa
diposting melalui website
www.futurumcorfinan.com
2. www.futurumcorfinan.com
Page 2
Restrukturisasi Hutang
Ketika muncul suatu hutang yang bermasalah maka akan dua pihak yang berkepentingan, yaitu
debitur dan kreditur. Masing-masing pihak akan memiliki pandangannya masing-masing:
Debitur:
Ketika suatu perusahaan memiliki jumlah hutang yang diperkirakan tidak bisa dikembalikan
berdasarkan kegiatan operasional yang selama ini berlangsung maka terdapat beberapa
alternatif yang bisa dipertimbangkan:
Meningkatkan jumlah pinjaman baru dengan harapan hutang baru dapat digunakan
untuk meningkatkan profitabilitas dan melunasi hutang yang lama. Hal ini cukup
beresiko karena perusahaan belum tentu bisa mengantisipasi hutang dengan jumlah
yang banyak dan belum tentu profitabilitas dapat meningkat. Mendapatkan pinjaman
baru juga bukan merupakan hal yang mudah untuk perusahaan yang sedang
bermasalah. Pihak kreditur akan membutuhkan kepastian bahwa debitur memiliki
kemampuan untuk mengembalikan pinjaman entah itu dengan prospek pengembangan
bisnis baru atau pembenahan manajemen misalnya.
Menghentikan keseluruhan kegiatan operasional untuk sementara waktu. Bila keadaan
tidak membaik maka kegiatan operasional dapat dilakukan selamanya dan dapat
berujung dengan likuidasi.
Mempertimbangkan untuk bernegosiasi dengan pihak kreditur mengenai kesepakatan
dari hutang yang ada. Proses ini disebut juga dengan restrukturisasi hutang.
Kreditur:
Kepentingan utama dari pemberi pinjaman biasanya terletak pada pelunasan pokok
pinjaman yang diberikan kepada perusahaan ditambah dengan pengembalian investasi
dan bukan pada likuidasi aset.
Proses likuidasi juga biasanya memberikan pengembalian yang lebih rendah kepada
pihak kreditur.
Restrukturisasi hutang akan memberikan kesempatan kepada kreditur untuk
menghindari terjadinya Non-Performing Assets (NPA).
3. www.futurumcorfinan.com
Page 3
Pada kesempatan kali ini akan dibahas beberapa alternatif yang bisa dilakukan dalam
restrukturisasi hutang. Penyelesaian hutang yang bermasalah melalui restrukturisasi hutang
pada dasarnya bisa diselesaikan menjadi tiga cara:
Pertama, Melakukan pembayaran pada saat restrukturisasi.
Kedua, Melakukan modifikasi syarat-syarat hutang pada saat restrukturisasi.
Ketiga, Kombinasi antara point pertama dan point kedua.
1. Membayar Hutang
Dalam situasi ini debitur akan melalukan pembayaran hutang (bisa secara keseluruhan ataupun
parsial) pada saat restrukturisasi. Penyelesaian ini bisa dilakukan dengan pembayaran
menggunakan aset ataupun saham milik debitur. Cara pembayaran dengan aset perusahaan
dikenal juga sebagai asset swap. Kreditur juga dapat menerima bentuk pelunasan yang lain
melalui seperti instrumen ekuitas seperti saham biasa dan saham preferen. Cara seperti ini
dikenal juga dengan equity swap.
a) Asset Swap
Dengan metode asset swap hutang akan diselesaikan melalui penggunaan aset. Jenis dari aset
yang dapat digunakan oleh perusahaan antara lain kas, piutang, persediaan, aset tetap,
4. www.futurumcorfinan.com
Page 4
peralatan, serta aset tak berwujud. Pada umumnya yang digunakan merupakan asset yang
mempunyai nilai yang cukup besar, dalam hal aset tetap seperti tanah dan bangunan. Debitur
akan mengkalkulasi nilai wajar dari aset yang akan digunakan untuk dapat melunasi hutang
yang ada. Perbedaan antara nilai buku dan nilai wajar aset dicatat sebagai keuntungan atau
kerugian terhadap disposisi aset (gain/loss on disposition of asset). Selain itu, perbedaan antara
nilai buku hutang dengan nilai wajar aset yang diserahkan juga dicatat sebagai keuntungan
pada restrukturisasi hutang (ordinary gain/loss on debt restructuring).
Implikasi yang akan terjadi ketika melakukan asset swaps antara lain:
Penurunan total aset dan total liabilitas. Dengan kata lain total sumber keuangan yang
tersedia untuk kegiatan operasional juga akan menurun. Likuiditas dan solvabilitas
jangka panjang juga akan menurun karena penurunan total aset akan mempengaruhi
kemampuan bisnis untuk memenuhi komitmen di masa depan.
Di satu sisi penurunan aset dapat menghambat kegiatan operasional perusahaan
namun di sisi lain, debt to equity ratio akan menurun karena pengurangan jumlah
kewajiban tanpa mempengaruhi modal sendiri perusahaan.
Asset swap akan memiliki dampak positif pada laporan laba rugi jika terdapat
pengakuan keuntungan sebagai dampak dari restrukturisasi hutang. Namun nanti juga
perlu diperhatikan dampak dari kenaikan laba bersih perusahaan terhadap pajak
perusahaan.
Yang perlu diingat dari asset swap adalah transaksi ini tidak memiliki pengaruh pada
arus kas karena tidak terjadi kas masuk ataupun kas keluar.
b) Equity Swap
Dalam equity swap, pembayaran yang dilakukan untuk melunasi hutang bisa dilakukan dalam
bentuk penyertaan saham baru atau penyerahan saham lama untuk pihak kreditur. Implikasi
yang akan terjadi ketika melakukan equity swap antara lain:
Equity swaps tidak berpengaruh pada total aset karena tidak ada aset yang digunakan
untuk melunasi hutang. Posisi likuiditas dan solvabilitas akan tetap sama.
Rasio liabilitas terhadap ekuitas akan menurun karena penurunan jumlah liabilitas dan
peningkatan jumlah ekuitas (jika diterbitkan saham baru).
5. www.futurumcorfinan.com
Page 5
Perbedaan antara nilai wajar saham yang diterbitkan dengan nilai tercatat hutang yang
diselesaikan diakui sebagai keuntungan/kerugian yang timbul sebagai akibat
restrukturisasi hutang.
Sama halnya dengan assets swap transaksi ini juga tidak memiliki pengaruh pada arus
kas karena tidak terjadi kas masuk ataupun kas keluar.
Pemegang saham dapat mendukung equity swap karena tidak ada yang efek signifikan pada
posisi keuangan bisnis dan juga tidak ada pengaruh apapun pada kinerja operasional. Meski
begitu tentu hal yang perlu diperhatikan adalah berkurangnya porsi kepemilikan pemegang
saham yang lama. Kebijakan perusahaan dan hak suara dari pemegang saham yang lama
akan berkurang.
2. Melakukan modifikasi persyaratan hutang
Jika sebuah perusahaan yang bermasalah tidak ingin memanfaatkan aset atau melakukan
penyerahan saham sebagai pembayaran untuk hutang, debitur dapat bernegosiasi dengan
kreditur perjanjian tertentu untuk melakukan modifikasi terhadap kesepakatan hutang yang
sebelumnya sudah disepakati. Modifikasi yang dilakukan umumnya terkait dengan:
Tanggal jatuh tempo
Lamanya periode pembayaran
Nominal jumlah pembayaran yang akan dilakukan (baik bunga ataupun pokok)
Kombinasi dari beberapa persyaratan yang ada
Detail beberapa modifikasi yang bisa dilakukan antara lain:
a. Rescheduling of payments. Negosiasi akan membahas kesepakatan baru dalam hal
pembayaran pinjaman yang diberikan misalnya dalam penundaan angsuran
pembayaran tertentu, perpanjangan jatuh tempo pembayaran hutang, atau memberikan
masa liburan dalam pembayaran hutang. Kesepakatan ini akan menghasilkan
karakteristik hutang yang berbeda dengan hutang lama.
b. Roll-overs. Perpanjangan hutang dengan memodifikasi tanggal jatuh tempo, namun
tingkat bunga dan lama periode pinjaman akan yang tetap sama. Kesepakatan ini akan
menghasilkan karakteristik hutang yang sama dengan hutang lama, hanya tanggal jatuh
temponya saja yang akan berubah.
6. www.futurumcorfinan.com
Page 6
c. Perubahan tingkat bunga. Tingkat bunga yang tinggi merupakan salah satu penyebab
umum dari kesulitan pembayaran hutang. Seringkali tingkat profit yang dihasilkan oleh
perusahaan tidak sebanding dengan tingkat bunga yang mesti dibayar ke kreditur.
d. Pembebasan denda pada keterlambatan pembayaran hutang.
e. Konversi kurs dari mata uang yang dipakai.
f. Fasilitas pinjaman baru. Menyediakan pembiayaan baru mungkin penting untuk
pemulihan kinerja perusahaan yang sedang mengalami kendala keuangan. Untuk itu
fasilitas pinjaman baru merupakan salah alternatif dari modifikasi perjanjian hutang.
Biasanya akan ada tambahan jaminan (atau ketentuan baru dalam perjanjian debitur
dengan kreditur) untuk mengkompensasi risiko tambahan yang dikeluarkan oleh
kreditur. Selain itu debitur juga perlu membuktikan bahwa kinerja perusahaan dapat
membaik setelah diberikan pinjaman baru.
g. Forgiving interest. Kreditur biasanya akan lebih memilih untuk memaafkan bunga yang
sudah tidak bisa dibayar pada masa lalu agar dapat memperoleh pembayaran pokok
dan bunga di masa depan. Tidak tertutup kemungkinan juga bunga masa depan dapat
dihapus atau dikurangi.
h. Penghapusan hutang (bisa sebagian atau keseluruhan). Pengampunan hutang akan
menjadi pilihan terakhir dalam restrukturisasi hutang. Jelas keputusan ini karena dapat
menimbulkan moral hazard. Mengetahui bahwa alternatif pengampunan hutang bisa
dilakukan akan membuat debitur untuk terlibat kepada proyek yang lebih beresiko atau
tidak bertanggung jawab terhadap hutang yang dimiliki.
Pihak debitur akan melihat modifikasi dari persyaratan hutang sebagai langkah yang
menguntungkan karena efek keseluruhan pada posisi keuangan dan kinerja bisnis tidak banyak
terpengaruh. Hutang tetap akan dibayar, tetapi di kemudian hari. Oleh karena itu, pada tanggal
perjanjian restrukturisasi hutang juga tidak ada ada pengaruh pada laporan keuangan.
Pembayaran hutang biasanya akan ditunda ke masa depan. Oleh karena itu efek yang terjadi
pada laporan keuangan akan tertunda dan menyebar selama jadwal periode pembayaran baru.
Meski kecil, tidak tertutup kemungkinan jumlah uang yang harus dibayarkan bisa berkurang
karena pengaruh konsesi yang diterima oleh kreditur.
Pihak kreditur juga akan menemukan solusi modifikasi persyaratan hutang cukup menarik
karena hutang tersebut akan dibayar dalam bentuk kas meskipun jumlahnya dapat dikurangi
dan jadwal pembayaran akan tertunda. Meski demikian pihak kreditur tentu telah
7. www.futurumcorfinan.com
Page 7
memperhitungkan sejauh mana modifikasi persyaratan dapat dilakukan agar sebanding dengan
resiko yang dipegang oleh pihak kreditur.
3. Kombinasi antara pembayaran hutang dan modifikasi persyaratan hutang.
Restrukturisasi hutang juga bisa dilakukan dengan melakukan kombinasi dengan melakukan
pembayaran hutang disertai dengan modifikasi persyaratan hutang. Cara umum yang dilakukan
adalah pihak debitur melakukan pembayaran hutang secara parsial dengan memakai nilai wajar
aset atau saham yang akan diserahkan. Setelah itu selisih hutang yang belum dilunasi akan
dimodifikasi sesuai dengan alternatif seperti yang dijelaskan pada penjelasan diatas.
Yang menjadi kesulitan dalam hal ini tentu adalah bagaimana menemukan kesepakatan yang
bisa disetujui baik oleh pihak debitur ataupun kreditur. Berapa pembayaran yang dapat
dilakukan? Sejauh mana modifikasi persyaratan dapat dilakukan? Apakah perlu ada jaminan
tambahan, dan sebagainya.
Alternatif mana yang lebih memungkinkan?
Jika dilihat dari sisi debitur modifikasi dari persyaratan hutang tampaknya menjadi alternatif
yang paling aman dalam skema restrukturisasi hutang. Dengan pertimbangan:
Efek pada neraca dan laporan laba rugi akan sedikit. Efek pada kondisi keuangan tidak
akan terlihat dalam satu waktu (seperti halnya jika melakukan asset swap/equity swap),
tetapi akan menyebar ke beberapa waktu ke depan.
Pada saat restrukturisasi juga tidak ada arus kas yang keluar. Pembayaran akan ditunda
dan baru dilakukan di kemudian hari.
Arus kas keluar pada periode mendatang juga bisa berkurang secara signifikan karena
mungkin saja terjadi modifikasi dalam bentuk pengurangan jumlah pokok dan bunga
yang harus dibayar.
Pemegang saham dapat menemukan perjanjian ini menguntungkan karena porsi
kepemilikan saham mereka tidak akan berkurang sehingga tetap menjaga hak suara
yang mereka miliki.
Kreditur juga dapat melihat hal ini sebagai perjanjian yang menarik dengan alasan yang telah
dijelaskan pada awal tulisan ini bahwa : Kepentingan utama dari pemberi pinjaman selalu
8. www.futurumcorfinan.com
Page 8
terletak pada pelunasan pokok pinjaman yang diberikan kepada debitur. Kreditur juga lebih
mengharapkan pembayaran dengan uang tunai dan bukan pada likuidasi aset. Pihak kreditur
akan membuat negosiasi persyaratan restrukturisasi hutang yang sesuai dengan resiko yang
ditanggung oleh pihak kreditur.
Dari penjelasan diatas terdapat satu perbedaan antara melakukan pembayaran dan melakukan
modifikasi persyaratan hutang yang patut untuk dijadikan catatan. Restrukturisasi hutang
melalui pembayaran memiliki pengaruh langsung terhadap kondisi keuangan pada saat tanggal
terjadinya pembayaran. Perusahaan dapat langsung melihat pengaruh pembayaran terhadap
laporan keuangannya. Sedangkan bila dilakukan restrukturisasi dengan cara modifikasi hutang
perusahaan tidak langsung melihat perubahan pada kondisi keuangannya saat tanggal
restrukturisasi. Pengaruh terhadap laporan keuangan baru akan terlihat di masa depan. Untuk
itu sebelum melakukan restrukturisasi perusahaan ada baiknya perusahaan melakukan terlebih
dahulu analisa terhadap jenis restrukturisasi manakah yang memiliki manfaat yang paling
besar.
Merupakan hal yang penting bagi debitur untuk menilai bagaimana restrukturisasi hutang akan
mempengaruhi aspek-aspek tertentu dari bisnis. Debitur harus menyadari bahwa restrukturisasi
hutang mempengaruhi arus kas, pengukuran kinerja dan beberapa akun pada neraca. Hal ini
tidak boleh diabaikan begitu saja. Manajemen harus memahami dampak restrukturisasi hutang
terhadap indikator utama keuangan perusahaan dan bagaimana reaksi pemegang saham
terhadap restrukturisasi ini. Umumnya dalam melakukan restrukturisasi pihak debitur akan
membuat proposal bisnis yang menunjukkan kepada pihak kreditur bahwa bisnis yang
dilakukan pihak kreditur memiliki prospek yang baik dan mampu melunasi kewajiban setelah
proses restrukturisasi hutang.
.
~~~~~~ ####### ~~~~~~
9. www.futurumcorfinan.com
Page 9
Daftar Bacaan :
Garrido, Jose M. Out-of-Court Debt Restructuring. 2011. Halaman 1 – 69.
Manaligod. Gina T. Debt Restructuring : Alternatives and Implications. Notes on Business
Education Volume 8 No.1. 2005. Halaman 1-6.
Slide Presentasi “A Presentation On Corporate Debt Restructuring Mechanism” oleh CA Rajesh
Chatuverdi. 2012.