Psikometri mempelajari teori pengukuran psikologis untuk merancang dan mengevaluasi alat ukur psikologi. Tujuannya adalah mengukur atribut psikologis yang tidak dapat diamati secara langsung melalui indikator perilaku. Ada tantangan karena atribut psikologis mudah berubah dan pengukuran dipengaruhi faktor di luar konstruk yang diukur.
3. Pengantar Psikometri
Psikometri : ilmu yang mempelajari tentang teori
pengukuran psikologis
Tujuan : bisa merancang dan mengembangkan
alat ukur psikologi serta evaluasi terhadap mutu
tes yang sudah ada
Mata kuliah pendukung: Statistika dan
Psikodiagnostik
4. PENGUKURAN
Suatu proses atau prosedur pemberian angka
(kuantifikasi) terhadap atribut atau variabel sepanjang
suatu kontinum
Kontinum dibagi dua:
Kontinum fisik → kontinum pengukuran yang
menggunakan skala fisik
Kontinum psikologis → kontinum pengukuran yang
menggunakan skala psikologis
5. KARAKTERISTIK PENGUKURAN
Pembandingan atribut yang diukur dengan alat ukur
(kuantifikasi tinggi badan yaitu membandingkan tinggi
badan sebagai atribut dengan meteran sebagai alat
ukur)
Hasilnya dinyatakan secara kuantitatif (berwujud
angka/numeric)
Hasil pengukuran bersifat deskriptif/gambaran umum
(hanya sebatas memberikan angka yang tidak
diinterpretasikan lebih jauh)
6. PENGUKURAN PSIKOLOGI
Pengukuran aspek-aspek tingkah laku yang nampak,
yang dianggap mencerminkan prestasi, bakat, sikap dan
aspek kepribadian yang lain
Objek pengukuran psikologi disebut sebagai
psychological attributes atau psychological traits, yaitu
ciri yang mewarnai atau melandasi perilaku
Perilaku merupakan ungkapan atau ekspresi dari ciri
tersebut yang dapat diobservasi. Namun tidak semua
hal yang psikologis dapat diobservasi
7. PENGUKURAN PSIKOLOGI
Untuk aspek psikologis yang tidak dapat diobservasi,
maka dibutuhkan indikator-indikator yang memberikan
tanda tentang derajat perilaku yang diukur
Agar indikator-indikator tersebut dapat didefinisikan
dengan tepat, dibutuhkan psychological attributes/traits
yang disebut konstruk (constract). Konstruk psikologis
tidak dapat diamati secara langsung/ bersifat abstrak
dan hipotetik. Konstruk psikologis harus diturunkan
menjadi indikator tampak dan dapat diukur
8. Konstruk Psikologis
Konstruk adalah konsep hipotesis yang
digunakan oleh para ahli yang berusaha
membangun teori untuk menjelaskan tingkah
laku
Indikator dari konstruk psikologis diperoleh
melalui berbagai sumber seperti hasil-hasil
penelitian, teori, observasi, wawancara, lalu
dinyatakan dalam definisi operasional
9. Tes
Kegiatan pengukuran psikologis sering disebut tes
Tes adalah kegiatan mengamati atau mengumpulkan
sampel tingkah laku yang dimiliki individu secara
sistematis dan terstandar
Disebut sampel tingkah laku, karena tes hanya
mendapatkan data pada waktu tertentu serta dalam
kondisi dan konteks tertentu
Artinya, pada saat tes berlangsung, diharapkan data
yang diperoleh merupakan representasi dari tingkah
laku yang diukur secara keseluruhan
10. Jenis Tes
Pada dasarnya tes terdiri dari dua jenis,
yaitu:
Maximum performance test (mengukur
kemampuan maksimal individu)
Typical performance test (mengukur aspek
tertentu seperti perasaan, sikap, minat, atau
reaksi-reaksi situasional individu, pengukuran
ini sering disebut inventory test)
11. Jenis Tes
Maximal Performance
Validitas hasil tergantung kesiapan testee
Stimulus terstruktur
Respon: benar / salah
Typical Performance
Validitas hasil tergantung kejujuran testee
Stimulus tidak terstruktur
Respon tidak ada benar / salah
12. Masalah Pengukuran Psikologi
Atribut psikologi bersifat latent atau tidak tampak sehingga tidak dapat
diukur secara langsung
Item-item dalam skala psikologis didasari oleh indikator-indikator perilaku
yang jumlahnya terbatas
Respon yang diberikan subjek sedikit-banyak dipengaruhi oleh variabel
yang tidak relevan seperti suasana hati subjek, kondisi dan situasi sekitar,
kesalahan prosedur administrasi dsb
Atribut psikologis yang terdapat dalam diri manusia stabilitasnya tidak
tinggi, banyak yang gampang berubah sejalan dengan waktu dan situasi
Interpretasi terhadap hasil ukur psikologi hanya dapat dilakukan secara
normatif. Dalam istilah pengukuran, bahwa dalam pengukuran psikologi
lebih banyak sumber error