Dokumen tersebut membahas tentang validitas dalam penelitian eksperimental, yang terdiri dari validitas internal dan validitas eksternal. Validitas internal berkaitan dengan seberapa kuat hubungan antara variabel bebas dan terikat, sedangkan validitas eksternal berkaitan dengan seberapa jauh hasil penelitian dapat digeneralisasi. Penelitian eksperimental lebih menekankan validitas internal melalui kontrol variabel sekunder, sehingga validitas eksternalnya cenderung le
2. Pengertian Validitas
• Validitas penelitian berkaitan dengan hubungan sebab akibat
yang dihasilkan, berkaitan dengan kontrol yang dilakukan
terhadap variabel sekunder.
• Dalam penelitian, ada 2 jenis validitas:
– Validitas Internal, berkaitan dengan sejauh apa hubungan sebab
akibat antara VB-VT ditemukan dalam penelitian. Semakin kuat
hubungan sebab akibat maka semakin besar validitas
internalnya.
– Validitas Eksternal , beraitan dengan generalisasi hasil
penelitian, sejauh apa hasil penelitian dapat diterapkan pada
subjek, situasi dan waktu di luar situasi penelitian.
3. Pengertian Validitas
• Dalam penelitian eksperimental, validitas yang ingin dicapai
adalah validitas internal.
• Salah satu kesulitan dalam penelitian eksperimental adalah
menentukan bahwa VB benar2 dipengaruhi oleh VT, bukan
variabel lain (variabel sekunder). Oleh karena itu diperlukan
kontrol atas variabel2 sekunder untuk mendapatkan validitas
internal yang tinggi.
4. Faktor yang mempengaruhi validitas
internal
• Proactive history
Perbedaan individual yang dibawa kedalam penelitian: usia, jenis kelamin,
kepribadian, sikap, intelegensi, dill
• Retroactive history
terjadi pada penelitian yang menggunakan pretest-posttest, hal-hal yang dapat
mempengaruhi VB yang terjadi pada rentang waktu antara pretest dan posttest.
Contoh: pengaruh kampanye pencegahan HIV/Aids terhadap persepsi seks bebas.
Diantara pretest dan posttest ada keluarga responden yang meninggal akibat
HIV/AIDS.
• Maturation
Kematangan atau perubahan biologis dan atau psukologis pada responden dalam
waktu tertentu. Contoh: efektifitas terapi wicara pada anak dengan speech delay.
Sebelum terapi belum bicara, setelah terapi berlangsung 2 tahun, anak dapat
bicara.
• Testing
terjadi pada penelitian dengan pretest dan posttest, saat alat yang digunakan
dalam pretest dan posttest sama, skor yang didapat dari pretest dan posttest
dapat dipengaruhi oleh ingatan/proses belajar responden.
5. Faktor yang mempengaruhi validitas
internal
• Statistical regression
pengukuran berulang cenderung membuat nilai ekstrim (tinggi dan
rendah) untuk mengarah ke tengah. Pada penelitian dengan pretest
dan posttest. Anak dengan IQ tinggi pada pengukuran pertama
cenderung turun pada pengukuran kedua, dan sebaliknya.
• Experimental mortality
pada penelitian yang memakan waktu lama (bulanan/tahunan)
subjek dapat mengalami hal2 seperti meninggal, sakit, dll. Sehingga
dapat menurunkan jumlah subjek penelitian. Hal ini akan
mempengaruhi perhitungan hasil.
• Interaction effect
terjadi pada desain penelitian within subject dimana individu
memperoleh lebih dari satu kali perlakuan. Pengaruh dari perlakuan
sebelumnya belum hilang.
6. Faktor yang mempengaruhi validitas
internal
• Instrumentation effect
terkait dengan instrumen penelitian: alat ukur, observasi,
wawancara. Validitas alat ukur, keahlian
interviewer/observer.
• Experimenter effect
Bias eksperimenter
– Atribut eksperimenter, karakteristik fisik dan psikologis dari
eksperimenter yang mungkin berinteraksi dengan VB.
– Harapan eksperimenter, harapan peneliti terhadap hasil
penelitian
• Participant effect
– Participant sophistication, pengetahuan subjek penelitian atas
topik yang hendak diteliti.
7. Faktor yang mempengaruhi validitas
eksternal
• Validitas Populasi, terkait kemampuan hasil penelitian untuk
digeneralisasikan ke populasi yang lebih besar. Perlu
dibedakan antara populasi target dan populasi yang dapat
dijangkau.
• Validitas Ekologis: terkait dengan situasi
– Multi-treatment interference, pada penelitian dengan perlakuan lebih
dari satu kali. Sulit untuk menemukan kondisi yang sama di dunia
nyata.
– Hawthorne Effect, subjek mengetahui bahwa dirinya sedang diteliti
– Experimenter effect, karakteristik individual penelitii yang berintaraksi
dengan variabel penelitian.
– Pretesting effect, pretest dapat membuat subjek berprilaku berbeda.
Hasil penelitian hanya dapat digeneralisasi pada populasi yang juga di
beri pretest sebelumnya.
8. Faktor yang mempengaruhi validitas
eksternal
• Validitas Temporal: terkait dengan waktu
– Variasi musiman, perubahwan yang biasa terjadi sepanjang
waktu dalam populasi
• Fixed time variation, perubahan dapat diprediksi, contoh kemacetan
di hari kerja dan hari libut
• Variabel time variation, perubahan tidak terprediksi, contoh: terapi,
stress dan putus cinta
– Variasi siklus, bentuk variasi musiman tapi terjadi pada
manusianya, contoh penelitian konsentrasi belajar dilakukan
pada siang hari. Tidak dapat digeneralisasi pada malam hari
– Variasi personal, variasi karakterisitik individu sepanjang waktu.
Atribut dalam diri manusia yang terkait VB dan VT dapat
berubah. Contoh kesadaran berpolitik meningkat menjelang
pemilu dan menurun setelahnya.
9. Hubungan Validitas Internal-Eksternal
• Penelitian eksperimental mementingkan validitas internal.
Karena penelitian eksperimental bertujuan mengungkap
hubungan VB-VT.
• Dalam upaya mengungkap hubungan VB-VT maka peneliti
melakukan kontrol. Kontrol mengakibatkan situasi
penelitian menjadi tidak alamiah, karena VS tetap ada
dikehidupan sehari-hari. Sulit digeneralisasikan.
• Penelitian eksperimental lebih mementingkan randomisasi
dibanding random sampling. Sehingga, subjek tidak
mewakili populasi (homogen), dan oleh karena itu
pengaruh VB terhadap VT cenderung tinggi dalam
penelitian.
• Penelitian eksperimental biasanya memberikan VB dalam
satu waktu tertentu, sehingga pengaruh VB ke VT lebih
tinggi, dibandingkan pemberian VB pada beberapa waktu
yang berbeda.
10. Hubungan Validitas Internal-Eksternal
• Dapat disimpulkan bahwa hubungan validitas
internal dan eksternal berbanding terbalik.
Penelitian dengan validitas internal tinggi,
memiliki validitas eksternal yang rendah demikian
sebaliknya.
• Dibandingkan penelitian tipe lain, validitas
internal penelitian eksperimen lebih tinggi
namun validitas eksternalnya lebih rendah.
• Penelitian eksperimental tipe lapangan memiliki
validitas ekologis yang lebih tinggi dibandingkan
dengan penelitian tipe laboratorium.