SlideShare a Scribd company logo
1 of 28
DINAMIKA POLITIK DAN
PEMERINTAHAN LOKAL
Dr. Frans Dione
IPDN - KEMENDAGRI
0813199906898
fransdionesa@gmail.com
fransdionesa.staff.ipdn.ac.id
Model Sistem Fungsional Pemerintahan
Transformation
Process
Structural System
(Bureaucratic Expectations)
Cultural
System
(Shared
Orientations)
Political
System
(Power
Relations)
Individual System
(Cognition and Motivation)
Outputs
Inputs
Environmenta
l constraints
Human and
capital
resources
Mission and
board policy
Materials and
methods
Government Policy
Government Service
Behaviour
Discrepancy between
Actual and Expected
Performance
Environment
Pemda Kab/Kota
Pemda Propinsi
Pemerintah Pusat
NKRI
Organisasi
Individu
Peranan
Tim Kerja
Organisasi
Pemda
5
KRISIS 1998 SEBUAH TITIK
PEMBERANGKATAN
 Krisis moneter global
 Presiden Soeharto “lengser”
 32 tahun stabilitas semu: disparitas pusat vs daerah, jawa
dan sekitarnya vs Indonesia bagian timur
 Orde baru berakhir, proses demokratisasi di daerah dimulai
 Pemilu 1999 “demokratis kedua” digelar
 Desentralisasi (UU Pemerintah Daerah No. 22/1999
dirubah menjadi UU Pemerintah Daerah No. 32/2004)
 Structural Adjustment Programs (SAPs), IMF dan
Decentralization, World Bank
 Pilkada langsung
 Instabilitas lokal (chaos)
Pola Pergeseran Politik Lokal
Masa
Setelah
1998
Masa
Sebelum
1998
Titik
Perubahan
1998
Transisi Demokrasi
Desentralisasi
Politik Lokal Centris
Demokrasi “Thin”
Otoriter
Sentralistis
Politik Penjajah/Pusat
Centris
Konsolidasi Demokrasi
Desentralisasi
Politik Lokal-Pusat
Demokrasi “Thick”
Tantangan Global
 Perkembangan teknologi, terutama Teknologi
Informasi dan Komunikasi merubah metode dan
jangkauan pembelajaran
 Internasionalisasi & Globalisasi:
 Perdagangan barang dan jasa lintas negara
 Mobilitas mahasiswa dan dosen lintas negara
 Meningkatnya kompetisi antar negara dan antar institusi
 Perkembangan ekonomi berbasis pengetahuan,
masyarakat berbasis pengetahuan
Tantangan Global
 Internasionalisasi dan globaslisasi juga merubah
lingkungan kerja: dibutuhkan ketrampilan baru,
multi-bahasa, kemampuan komunikasi, negosiasi,
pemahaman budaya dan aturan antar negara 
global citizen
 Standar kualifikasi dan kompatibilitas kualifikasi
lintas negara
 Kualitas tenaga kerja (ditentukan oleh kualitas
pendidikan dan pelatihan) menentukan daya saing
negara
Tantangan Global
 Kebutuhan akan kualifikasi yang makin tinggi untuk
memasuki lapangan kerja modern  meningkatnya
kebutuhan akan pendidikan tinggi
 Perubahan lapangan kerja yang sangat dinamis baik
di dalam negeri terlebih lintas negara  kebutuhan
retraining/continuous learning/life-long learning
(new skills, new technology, new business
environment)
Tantangan Dalam Negeri
 Transformasi demokrasi dan reformasi di segala
bidang
 Desentralisasi dan otonomi daerah
 Persatuan dan kesatuan bangsa
 Pengikisan karakter, jati-diri, budaya bangsa akibat
pengaruh global dan bias informasi
 Harapan publik pada perguruan tinggi sebagai
kekuatan moral
 Harapan publik pada perguruan tinggi sebagai kunci
kemajuan dan mobilitas sosial
Tantangan Dalam Negeri
 Tuntutan masyarakat akan kualitas dan relevansi
pendidikan tinggi, serta ketersediaan, kesetaraan
akses memperoleh pendidikan tinggi
 Pendanaan publik (pemerintah) yang terbatas dan
harus bersaing dengan sektor lain maupun
pendidikan dasar dan menengah
 Tingkat sarjana pengangguran yang tinggi
 Peran PT bagi pembangunan daerah, pembanguan
nasional, pembangunan ekonomi dan sosial
Tantangan Dalam Negeri
 Tantangan pembangunan manusia dan pencapaian
MDGs
 Perguruan tinggi sebagai ujung tombak daya saing
bangsa dalam masyarakat berbasis pengetahuan
 Kesenjangan geografis, sosial, akses, mutu
 Pemanfaatan sumberdaya berwawasan ramah
lingkungan
 Pemanfaatan posisi geologis dan geografis yang unik.
 Dst.
Thin vs. Thick Democracy
 Benjamin Barber (2004) di dalam bukunya
Strong Democracy: Participatory Politics for
a New Age, mengatakan bahwa istilah Thin
democracy, merupakan model demokrasi
dengan mengutamakan partisipasi
masyarakat dalam pemilu.
 Thin berlawanan dengan thick atau strong
democracy yaitu mengutamakan jenis
partisipasi masyarakat berdasarkan ikatan-
ikatan sosial kuat di antara mereka, sehingga
kesepakatan timbul atas dasar kesadaran
kolektif, mengatasi hasil pemilu semata.
Thick Democracy Menuju Demokrasi
Konsosiasional
 Arend Lijphart (1999) dalam Patterns of Democracy,
memberikan 6 klasifikasi demokrasi dimana demokrasi
berdasarkan konsensus atau dikenal sebagai
consociationalism akan menciptakan budaya demokrasi
tanpa kebrutalan, ramah lingkungan, pembagian
kekuasaan secara damai, mengutamakan kesejahteraan,
terbuka bagi bantuan asing
 Thick democracy akan mengantarkan masyarakat lokal
lebih stabil menuju ke arah demokrasi konsosiasional.
AGENDA PERUBAHAN POLITIK LOKAL
 Transisi pemerintahan otoriter menuju sistem
pemerintahan lebih demokratis
 Perubahan segi ekonomis dan politis
 Proses desentralisasi di Indonesia sama dengan proses
demokratisasi dan kebangkitan masyarakat sipil (Antlov
2003; Aspinall dan Fealy 2003; Sahikhu Usman 2002)
 Desentralisasi sebagai pengaturan kembali lapangan-
lapangan kekuatan yang ada
PERUBAHAN POLITIK LOKAL DENGAN
DESENTRALISASI
 Sebagai delegasi tugas-tugas tertentu sementara pusat
masih menguasai tanggung jawab keseluruhan;
 Dekonsentrasi, yang mengacu pada penggeseran
decision-making dalam negara tersentralisasi, dan
 Devolusi, yang menyangkut transfer kekuasaan secara
aktual ke tingkat-tingkat pemerintahan yang lebih
rendah
(Diolah dari sumber: Nordholt dan Klinken, 2007, hal. 14)
KENDALA
 Pergeseran dari pemerintahan sentralistis ke
pemerintahan desentralisasi tidak sinonim
dengan pergeseran pemerintahan otoriter ke
pemerintahan demokratis, tidak juga
mengisyaratkan pergeseran negara kuat ke
negara masyarakat kuat
 Melemahnya negara pusat tidak secara otomatis
membuahkan demokrasi lokal lebih kuat
 Desentralisasi di bawah kondisi-kondisi tertentu
bisa dibarengi dengan bentuk-bentuk
pemerintahan otoriter
PEMILU KADA memiliki karakteristik yang berbeda dengan Pemilu
Legislatif dan Pilpres, yang dapat dilihat dari indikator:
• Tingkat kompetisi dan kontestasi antar pasangan calon Kepala Daerah dan Wakil
Kepala Daerah sangat besar. Hal ini disebabkan karena terjadinya kristalisasi
kepentingan dan dukungan politik kepada 2 (dua) hingga 10 (sepuluh) pasangan
calon Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah.
• Besarnya potensi konflik antar pendukungan pasangan calon Kepala Daerah dan
Wakil Kepala Daerah, yang dipicu oleh dekatnya jarak dan ikatan kepentingan dan
ikatan emosional pasangan calon Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah dengan
pendukung mereka.
• Besarnya potensi ketidaknetralan dan parsialitas penyelenggara PemiluKada
maupun pengawas PemiluKada, mengingat pengalaman empiric selama ini
menunjukkan bahwa arena kompetisi antar pasangan calon Kepala Daerah dan
Wakil Kepala Daerah juga merambah kepada wilayah pemasangan “orang” mereka
dalam institusi penyelenggara PemiluKada.
• Tingginya potensi pelanggaran terutama menyangkut isu-isu spesifik, antara lain
politik uang, abuse of power, dan manipulasi dana kampanye.
PERSPEKTIF KERAWANAN PEMILU
LEGAL COMPLIANCE
Pidana
Pemilu
BUKAN
PELANGGARA
N
SECURITY /
CONFLICT
Konflik antar Peserta
Pemilu / antar
pendukung (horizontal
conflict)
Konflik antara peserta
pemilu dengan
Penyelenggara Pemilu
(KPU / Pengawas)
vertical conflict
Konflik peserta
pemilu/masyarak
at dengan
Pemerintah
Administra
si
Pemilu
Kode Etik
Penyelenggar
a Pemilu
Sengketa
Pemilu
Sengketa
Hasil
Pemilu
PELANGGARAN
tidak terhadap UU
Pemilu, tetapi
berkaitan dengan
proses pemilu
PELANGGARA
N
KARAKTERISTIK PELANGGARAN PEMILU
PELANGGARAN
BERDAYA RUSAK
TINGGI
PELANGGARAN
BERDAYA RUSAK
RENDAH
Daya rusak terhadap
integritas pemilu
(fairness, accountability)
Daya rusak tatanan
demokrasi dan good &
cleand governance
Daya rusak terhadap
moralitas
bangsa
Mengganggu keindahan
kota
Mengganggu
ketentraman
masyarakat
Manipulasi
dana
kampanye,
manipulasi
hasil
penghitungan
suara
Korupsi politik
(bansos),
abuse of power
Money
politik, isu
sara
Pemasang
an atribut
Kampany e
pawai
S E B U A H R E F L E K S I
TANTANGAN
PEMERINTAHAN LOKAL
OPTIMALISASI MODAL SOSIAL
 Pemerintah lokal bersama masyarakat DITUNTUT
menggali serangkaian norma, jaringan dan
organisasi dimana masyarakat mendapat akses pada
kekuasaan dan sumber daya, serta dimana
pembuatan keputusan formulasi kebijakan terjadi.
(Grootaert, 1998).
PENGUATAN BASIS LOKAL
 Memperkuat sistem politik yang mendasari
seluruh proses pembuatan dan implementasi
kebijakan
 Menciptakan ruang bagi partisipasi masyarakat
 Mengembangkan nilai-nilai lokal demokrasi
komunitarian dalam wadah forum-forum asli desa:
rembug desa, paguyuban, asosiasi sosial, dan
sebagainya
 Mendorong terwujudnya masyarakat lokal yang
otonom
KEBIJAKAN OTONOMI DAERAH PRO-LOKAL
 Menuntut penyertaan aspirasi lokal dan pelibatan
struktur lokal pada proses pembuatan kebijakan
otonomi daerah
 Mendorong pemerintah pusat memformulasikan
UU Otonomi Daerah yang lebih konkret dan tegas,
bersifat umum
 Mendorong formulasi aturan teknis di tingkat
pemerintahan lokal di daerah dan desa
PENGUATAN INFRASTRUKTUR DEMOKRASI
LOKAL
(1) partai politik lokal (Local political parties);
(2) Ornop local (Local NGOs);
(3) Pers local (Local press);
(4) Universitas lokal (Local universities); dan
(5) Polisi daerah (local police).
PEMBERDAYAAN MASYARAKAT LOKAL
1. pembukaan akses bagi rakyat ke berbagai
sumberdaya strategis yang ada di suatu daerah;
2. pemberian kesempatan bagi rakyat lokal untuk
turut memiliki sumberdaya strategis yang ada;
dan
3. dibukanya kesempatan bagi rakyat lokal untuk
turut mengontrol sumberdaya-sumberdaya
strategis yang dimiliki daerah.
28Jika Anda berpikir Anda bisa,
maka Anda bisa! (Henry
Ford).
Kegagalan ... bukanlah pada
bintang-bintang melainkan pada
diri kita sendiri. (Shakespeare).
Bukanlah bintang-bintang
yang memegang cita-cita kita,
melainkan diri kita sendiri.
(Shakespeare)

More Related Content

What's hot

Sistem & sistem politik menurut david easton
Sistem & sistem politik menurut david eastonSistem & sistem politik menurut david easton
Sistem & sistem politik menurut david eastondinnianggra
 
SANKRI (Sistem Administrasi Negara Kesatuan RI)
SANKRI (Sistem Administrasi Negara Kesatuan RI)SANKRI (Sistem Administrasi Negara Kesatuan RI)
SANKRI (Sistem Administrasi Negara Kesatuan RI)Tri Widodo W. UTOMO
 
ADMINISTRASI NEGARA SEBAGAI SUATU SISTEM
ADMINISTRASI NEGARA SEBAGAI SUATU SISTEMADMINISTRASI NEGARA SEBAGAI SUATU SISTEM
ADMINISTRASI NEGARA SEBAGAI SUATU SISTEMSiti Sahati
 
Konsep Dasar Administrasi Pemerintah Daerah
Konsep Dasar Administrasi Pemerintah DaerahKonsep Dasar Administrasi Pemerintah Daerah
Konsep Dasar Administrasi Pemerintah DaerahSiti Sahati
 
SISTEM ADMINISTRASI NEGARA
SISTEM ADMINISTRASI NEGARASISTEM ADMINISTRASI NEGARA
SISTEM ADMINISTRASI NEGARAPLUR
 
Intervensi militer dalam politik
Intervensi militer dalam politikIntervensi militer dalam politik
Intervensi militer dalam politikbedhess
 
Kepemimpinan pemerintahan
Kepemimpinan pemerintahanKepemimpinan pemerintahan
Kepemimpinan pemerintahanDidi Suryadi
 
Presentasi desentralisasi dan politik lokal
Presentasi desentralisasi dan politik lokalPresentasi desentralisasi dan politik lokal
Presentasi desentralisasi dan politik lokalIke Hanisyah
 
Modul 3 mengenal ilmu pemerintahan
Modul 3 mengenal ilmu pemerintahanModul 3 mengenal ilmu pemerintahan
Modul 3 mengenal ilmu pemerintahanSri Suwanti
 
KEBIJAKAN PUBLIK SEBAGAI PROSES
KEBIJAKAN PUBLIK SEBAGAI PROSESKEBIJAKAN PUBLIK SEBAGAI PROSES
KEBIJAKAN PUBLIK SEBAGAI PROSESListiana Nurwati
 
Etika Administrasi Publik
Etika Administrasi PublikEtika Administrasi Publik
Etika Administrasi PublikSiti Sahati
 
Asas–asas penyelenggaraan pemerintahan
Asas–asas penyelenggaraan pemerintahanAsas–asas penyelenggaraan pemerintahan
Asas–asas penyelenggaraan pemerintahanBayu Rizky Aditya
 
model kebijakan merille s.grindle
model kebijakan merille s.grindlemodel kebijakan merille s.grindle
model kebijakan merille s.grindleHeru Fernandez
 
Sri Suwanti - Pendekatan sistemik ilmu pemerintahan pendekatan paradigmatik
Sri Suwanti - Pendekatan sistemik ilmu pemerintahan   pendekatan paradigmatikSri Suwanti - Pendekatan sistemik ilmu pemerintahan   pendekatan paradigmatik
Sri Suwanti - Pendekatan sistemik ilmu pemerintahan pendekatan paradigmatikSri Suwanti
 
Desentralisasi dan Otonomi Daerah di Indonesia. Konsep, Pencapaian, dan Agend...
Desentralisasi dan Otonomi Daerah di Indonesia. Konsep, Pencapaian, dan Agend...Desentralisasi dan Otonomi Daerah di Indonesia. Konsep, Pencapaian, dan Agend...
Desentralisasi dan Otonomi Daerah di Indonesia. Konsep, Pencapaian, dan Agend...Oswar Mungkasa
 
19. agenda iii pka-bahan tayang akuntabilitas kinerja-
19. agenda iii pka-bahan tayang akuntabilitas kinerja-19. agenda iii pka-bahan tayang akuntabilitas kinerja-
19. agenda iii pka-bahan tayang akuntabilitas kinerja-temanna #LABEDDU
 

What's hot (20)

Sistem & sistem politik menurut david easton
Sistem & sistem politik menurut david eastonSistem & sistem politik menurut david easton
Sistem & sistem politik menurut david easton
 
SANKRI (Sistem Administrasi Negara Kesatuan RI)
SANKRI (Sistem Administrasi Negara Kesatuan RI)SANKRI (Sistem Administrasi Negara Kesatuan RI)
SANKRI (Sistem Administrasi Negara Kesatuan RI)
 
ADMINISTRASI NEGARA SEBAGAI SUATU SISTEM
ADMINISTRASI NEGARA SEBAGAI SUATU SISTEMADMINISTRASI NEGARA SEBAGAI SUATU SISTEM
ADMINISTRASI NEGARA SEBAGAI SUATU SISTEM
 
Konsep Dasar Administrasi Pemerintah Daerah
Konsep Dasar Administrasi Pemerintah DaerahKonsep Dasar Administrasi Pemerintah Daerah
Konsep Dasar Administrasi Pemerintah Daerah
 
SISTEM ADMINISTRASI NEGARA
SISTEM ADMINISTRASI NEGARASISTEM ADMINISTRASI NEGARA
SISTEM ADMINISTRASI NEGARA
 
Intervensi militer dalam politik
Intervensi militer dalam politikIntervensi militer dalam politik
Intervensi militer dalam politik
 
Sistim Sosial Politik
Sistim Sosial PolitikSistim Sosial Politik
Sistim Sosial Politik
 
Kepemimpinan pemerintahan
Kepemimpinan pemerintahanKepemimpinan pemerintahan
Kepemimpinan pemerintahan
 
Presentasi desentralisasi dan politik lokal
Presentasi desentralisasi dan politik lokalPresentasi desentralisasi dan politik lokal
Presentasi desentralisasi dan politik lokal
 
Modul 3 mengenal ilmu pemerintahan
Modul 3 mengenal ilmu pemerintahanModul 3 mengenal ilmu pemerintahan
Modul 3 mengenal ilmu pemerintahan
 
KEBIJAKAN PUBLIK SEBAGAI PROSES
KEBIJAKAN PUBLIK SEBAGAI PROSESKEBIJAKAN PUBLIK SEBAGAI PROSES
KEBIJAKAN PUBLIK SEBAGAI PROSES
 
Etika Administrasi Publik
Etika Administrasi PublikEtika Administrasi Publik
Etika Administrasi Publik
 
6 dimensi dalam administrasi publik pdf
6 dimensi dalam administrasi publik pdf6 dimensi dalam administrasi publik pdf
6 dimensi dalam administrasi publik pdf
 
Asas–asas penyelenggaraan pemerintahan
Asas–asas penyelenggaraan pemerintahanAsas–asas penyelenggaraan pemerintahan
Asas–asas penyelenggaraan pemerintahan
 
model kebijakan merille s.grindle
model kebijakan merille s.grindlemodel kebijakan merille s.grindle
model kebijakan merille s.grindle
 
Materi Kebijakan publik
Materi Kebijakan publikMateri Kebijakan publik
Materi Kebijakan publik
 
Sri Suwanti - Pendekatan sistemik ilmu pemerintahan pendekatan paradigmatik
Sri Suwanti - Pendekatan sistemik ilmu pemerintahan   pendekatan paradigmatikSri Suwanti - Pendekatan sistemik ilmu pemerintahan   pendekatan paradigmatik
Sri Suwanti - Pendekatan sistemik ilmu pemerintahan pendekatan paradigmatik
 
Desentralisasi dan Otonomi Daerah di Indonesia. Konsep, Pencapaian, dan Agend...
Desentralisasi dan Otonomi Daerah di Indonesia. Konsep, Pencapaian, dan Agend...Desentralisasi dan Otonomi Daerah di Indonesia. Konsep, Pencapaian, dan Agend...
Desentralisasi dan Otonomi Daerah di Indonesia. Konsep, Pencapaian, dan Agend...
 
19. agenda iii pka-bahan tayang akuntabilitas kinerja-
19. agenda iii pka-bahan tayang akuntabilitas kinerja-19. agenda iii pka-bahan tayang akuntabilitas kinerja-
19. agenda iii pka-bahan tayang akuntabilitas kinerja-
 
Metodologi ilmu pemerintahan
Metodologi ilmu pemerintahanMetodologi ilmu pemerintahan
Metodologi ilmu pemerintahan
 

Similar to Dinamika Politik Lokal dan Pemerintahan Daerah

Otda, Pilkada dan Pembangunan Demokrasi
Otda, Pilkada dan Pembangunan DemokrasiOtda, Pilkada dan Pembangunan Demokrasi
Otda, Pilkada dan Pembangunan DemokrasiTri Widodo W. UTOMO
 
Penguatan Demokrasi Lokal dan Akselerasi Pembangunan Daerah: Konvergen atau D...
Penguatan Demokrasi Lokal dan Akselerasi Pembangunan Daerah: Konvergen atau D...Penguatan Demokrasi Lokal dan Akselerasi Pembangunan Daerah: Konvergen atau D...
Penguatan Demokrasi Lokal dan Akselerasi Pembangunan Daerah: Konvergen atau D...Tri Widodo W. UTOMO
 
Implikasi implementasi kebijakan desentralisasi dan otonomi daerah terhadap p...
Implikasi implementasi kebijakan desentralisasi dan otonomi daerah terhadap p...Implikasi implementasi kebijakan desentralisasi dan otonomi daerah terhadap p...
Implikasi implementasi kebijakan desentralisasi dan otonomi daerah terhadap p...Researcher Syndicate68
 
Hubungan dan Birokrasi dalam Pemerintahan Indonesia
Hubungan dan Birokrasi dalam Pemerintahan IndonesiaHubungan dan Birokrasi dalam Pemerintahan Indonesia
Hubungan dan Birokrasi dalam Pemerintahan IndonesiaWildanAhmil1
 
Pilkada Langsung: Antara Tuntutan Efektivitas Pemerintahan Daerah dan Harapan...
Pilkada Langsung: Antara Tuntutan Efektivitas Pemerintahan Daerah dan Harapan...Pilkada Langsung: Antara Tuntutan Efektivitas Pemerintahan Daerah dan Harapan...
Pilkada Langsung: Antara Tuntutan Efektivitas Pemerintahan Daerah dan Harapan...Tri Widodo W. UTOMO
 
New Critical Democrats Januari 2014
New Critical Democrats Januari 2014New Critical Democrats Januari 2014
New Critical Democrats Januari 2014joaquimrohi
 
Warga Negara dan Politik
Warga Negara dan PolitikWarga Negara dan Politik
Warga Negara dan PolitikFathur Green
 
Memperbaiki Indonesia di Mata Dadang Solihin
Memperbaiki Indonesia di Mata Dadang SolihinMemperbaiki Indonesia di Mata Dadang Solihin
Memperbaiki Indonesia di Mata Dadang SolihinDadang Solihin
 
Sap 2-rasional,tujuan, dan nilai des
Sap 2-rasional,tujuan, dan nilai desSap 2-rasional,tujuan, dan nilai des
Sap 2-rasional,tujuan, dan nilai destrio Saputra
 
PPT KOMUNIKASI POLITIK DI MANAPUN ANDA BERADA
PPT KOMUNIKASI POLITIK DI MANAPUN ANDA BERADAPPT KOMUNIKASI POLITIK DI MANAPUN ANDA BERADA
PPT KOMUNIKASI POLITIK DI MANAPUN ANDA BERADAafututomo
 
Budaya politik lokal di era otonomi daerah
Budaya politik lokal di era otonomi daerahBudaya politik lokal di era otonomi daerah
Budaya politik lokal di era otonomi daerahFathor Rahman
 
Masalah otonomi daerah
Masalah otonomi daerahMasalah otonomi daerah
Masalah otonomi daerahIhrom Lestari
 
Sosialisasi Pengawasan Partisipatif
Sosialisasi Pengawasan PartisipatifSosialisasi Pengawasan Partisipatif
Sosialisasi Pengawasan PartisipatifAhsanul Minan
 

Similar to Dinamika Politik Lokal dan Pemerintahan Daerah (20)

Outline penelitian
Outline penelitianOutline penelitian
Outline penelitian
 
Otda, Pilkada dan Pembangunan Demokrasi
Otda, Pilkada dan Pembangunan DemokrasiOtda, Pilkada dan Pembangunan Demokrasi
Otda, Pilkada dan Pembangunan Demokrasi
 
Penguatan Demokrasi Lokal dan Akselerasi Pembangunan Daerah: Konvergen atau D...
Penguatan Demokrasi Lokal dan Akselerasi Pembangunan Daerah: Konvergen atau D...Penguatan Demokrasi Lokal dan Akselerasi Pembangunan Daerah: Konvergen atau D...
Penguatan Demokrasi Lokal dan Akselerasi Pembangunan Daerah: Konvergen atau D...
 
Implikasi implementasi kebijakan desentralisasi dan otonomi daerah terhadap p...
Implikasi implementasi kebijakan desentralisasi dan otonomi daerah terhadap p...Implikasi implementasi kebijakan desentralisasi dan otonomi daerah terhadap p...
Implikasi implementasi kebijakan desentralisasi dan otonomi daerah terhadap p...
 
Hubungan dan Birokrasi dalam Pemerintahan Indonesia
Hubungan dan Birokrasi dalam Pemerintahan IndonesiaHubungan dan Birokrasi dalam Pemerintahan Indonesia
Hubungan dan Birokrasi dalam Pemerintahan Indonesia
 
Pengaruh golput di indonesia
Pengaruh golput di indonesiaPengaruh golput di indonesia
Pengaruh golput di indonesia
 
Pilkada Langsung: Antara Tuntutan Efektivitas Pemerintahan Daerah dan Harapan...
Pilkada Langsung: Antara Tuntutan Efektivitas Pemerintahan Daerah dan Harapan...Pilkada Langsung: Antara Tuntutan Efektivitas Pemerintahan Daerah dan Harapan...
Pilkada Langsung: Antara Tuntutan Efektivitas Pemerintahan Daerah dan Harapan...
 
New Critical Democrats Januari 2014
New Critical Democrats Januari 2014New Critical Democrats Januari 2014
New Critical Democrats Januari 2014
 
Natural aceh
Natural acehNatural aceh
Natural aceh
 
otonomi daerah
otonomi daerahotonomi daerah
otonomi daerah
 
Warga Negara dan Politik
Warga Negara dan PolitikWarga Negara dan Politik
Warga Negara dan Politik
 
Memperbaiki Indonesia di Mata Dadang Solihin
Memperbaiki Indonesia di Mata Dadang SolihinMemperbaiki Indonesia di Mata Dadang Solihin
Memperbaiki Indonesia di Mata Dadang Solihin
 
Sap 2-rasional,tujuan, dan nilai des
Sap 2-rasional,tujuan, dan nilai desSap 2-rasional,tujuan, dan nilai des
Sap 2-rasional,tujuan, dan nilai des
 
PPT KOMUNIKASI POLITIK DI MANAPUN ANDA BERADA
PPT KOMUNIKASI POLITIK DI MANAPUN ANDA BERADAPPT KOMUNIKASI POLITIK DI MANAPUN ANDA BERADA
PPT KOMUNIKASI POLITIK DI MANAPUN ANDA BERADA
 
Budaya politik lokal di era otonomi daerah
Budaya politik lokal di era otonomi daerahBudaya politik lokal di era otonomi daerah
Budaya politik lokal di era otonomi daerah
 
Masalah otonomi daerah
Masalah otonomi daerahMasalah otonomi daerah
Masalah otonomi daerah
 
Sosialisasi Pengawasan Partisipatif
Sosialisasi Pengawasan PartisipatifSosialisasi Pengawasan Partisipatif
Sosialisasi Pengawasan Partisipatif
 
CEJISS - Jejak Digital dan Jejaring Kritik Pemerintahan Jokowi 2014-2018.pdf
CEJISS - Jejak Digital dan Jejaring Kritik Pemerintahan Jokowi 2014-2018.pdfCEJISS - Jejak Digital dan Jejaring Kritik Pemerintahan Jokowi 2014-2018.pdf
CEJISS - Jejak Digital dan Jejaring Kritik Pemerintahan Jokowi 2014-2018.pdf
 
Pembangunanpolitik 130805210239-phpapp01
Pembangunanpolitik 130805210239-phpapp01Pembangunanpolitik 130805210239-phpapp01
Pembangunanpolitik 130805210239-phpapp01
 
MASALAH-MASALAH DEMOKRASI & KEBANGSAAN ERA REFORMASI
MASALAH-MASALAH DEMOKRASI & KEBANGSAAN ERA REFORMASIMASALAH-MASALAH DEMOKRASI & KEBANGSAAN ERA REFORMASI
MASALAH-MASALAH DEMOKRASI & KEBANGSAAN ERA REFORMASI
 

More from Frans Dione

Metodologi Penelitian - FD.pptx
Metodologi Penelitian - FD.pptxMetodologi Penelitian - FD.pptx
Metodologi Penelitian - FD.pptxFrans Dione
 
Administrasi Perkantoran-FD.pptx
Administrasi Perkantoran-FD.pptxAdministrasi Perkantoran-FD.pptx
Administrasi Perkantoran-FD.pptxFrans Dione
 
Kekuasaan dan kepemimpinan fd
Kekuasaan dan kepemimpinan fdKekuasaan dan kepemimpinan fd
Kekuasaan dan kepemimpinan fdFrans Dione
 
From smartcity to smart village fd - genuene
From smartcity to smart village fd - genueneFrom smartcity to smart village fd - genuene
From smartcity to smart village fd - genueneFrans Dione
 
Evaluasi spbe fd-2020
Evaluasi spbe fd-2020Evaluasi spbe fd-2020
Evaluasi spbe fd-2020Frans Dione
 
Smartcity and information system fd
Smartcity and information system fdSmartcity and information system fd
Smartcity and information system fdFrans Dione
 
10 metode mengukur kinerja organisasi fd
10 metode mengukur kinerja organisasi fd10 metode mengukur kinerja organisasi fd
10 metode mengukur kinerja organisasi fdFrans Dione
 
09 faktor pengaruh dan masalah kinerja
09 faktor pengaruh dan masalah kinerja09 faktor pengaruh dan masalah kinerja
09 faktor pengaruh dan masalah kinerjaFrans Dione
 
08 penilaian-kinerja-pns-2019
08 penilaian-kinerja-pns-201908 penilaian-kinerja-pns-2019
08 penilaian-kinerja-pns-2019Frans Dione
 
07 kesalahan dan meode-metode penilaian kinerja - fd
07 kesalahan dan meode-metode penilaian kinerja - fd07 kesalahan dan meode-metode penilaian kinerja - fd
07 kesalahan dan meode-metode penilaian kinerja - fdFrans Dione
 
Sistem akuntabilitas kinerja kinerja fd
Sistem  akuntabilitas kinerja kinerja fdSistem  akuntabilitas kinerja kinerja fd
Sistem akuntabilitas kinerja kinerja fdFrans Dione
 
Kepemimpinan dalam konteks fd
Kepemimpinan dalam konteks fdKepemimpinan dalam konteks fd
Kepemimpinan dalam konteks fdFrans Dione
 
Manajemen perubahan
Manajemen perubahan Manajemen perubahan
Manajemen perubahan Frans Dione
 
Organisasi publik dan teknologi informasi fd
Organisasi publik dan teknologi informasi fdOrganisasi publik dan teknologi informasi fd
Organisasi publik dan teknologi informasi fdFrans Dione
 
Konflik keorganisasian fd
Konflik keorganisasian   fdKonflik keorganisasian   fd
Konflik keorganisasian fdFrans Dione
 
Perkembangan teori pembangunan dan penerapannya di indonesia-fd
Perkembangan teori pembangunan dan penerapannya di indonesia-fdPerkembangan teori pembangunan dan penerapannya di indonesia-fd
Perkembangan teori pembangunan dan penerapannya di indonesia-fdFrans Dione
 
Teori modernisasi fd
Teori modernisasi fdTeori modernisasi fd
Teori modernisasi fdFrans Dione
 
Modal sosial dalam pembangunan fd
Modal sosial dalam pembangunan fdModal sosial dalam pembangunan fd
Modal sosial dalam pembangunan fdFrans Dione
 
Teori ketergantungan lanjutan
Teori ketergantungan lanjutan Teori ketergantungan lanjutan
Teori ketergantungan lanjutan Frans Dione
 
Penyebab dan ciri negara berkembang
Penyebab dan ciri negara berkembangPenyebab dan ciri negara berkembang
Penyebab dan ciri negara berkembangFrans Dione
 

More from Frans Dione (20)

Metodologi Penelitian - FD.pptx
Metodologi Penelitian - FD.pptxMetodologi Penelitian - FD.pptx
Metodologi Penelitian - FD.pptx
 
Administrasi Perkantoran-FD.pptx
Administrasi Perkantoran-FD.pptxAdministrasi Perkantoran-FD.pptx
Administrasi Perkantoran-FD.pptx
 
Kekuasaan dan kepemimpinan fd
Kekuasaan dan kepemimpinan fdKekuasaan dan kepemimpinan fd
Kekuasaan dan kepemimpinan fd
 
From smartcity to smart village fd - genuene
From smartcity to smart village fd - genueneFrom smartcity to smart village fd - genuene
From smartcity to smart village fd - genuene
 
Evaluasi spbe fd-2020
Evaluasi spbe fd-2020Evaluasi spbe fd-2020
Evaluasi spbe fd-2020
 
Smartcity and information system fd
Smartcity and information system fdSmartcity and information system fd
Smartcity and information system fd
 
10 metode mengukur kinerja organisasi fd
10 metode mengukur kinerja organisasi fd10 metode mengukur kinerja organisasi fd
10 metode mengukur kinerja organisasi fd
 
09 faktor pengaruh dan masalah kinerja
09 faktor pengaruh dan masalah kinerja09 faktor pengaruh dan masalah kinerja
09 faktor pengaruh dan masalah kinerja
 
08 penilaian-kinerja-pns-2019
08 penilaian-kinerja-pns-201908 penilaian-kinerja-pns-2019
08 penilaian-kinerja-pns-2019
 
07 kesalahan dan meode-metode penilaian kinerja - fd
07 kesalahan dan meode-metode penilaian kinerja - fd07 kesalahan dan meode-metode penilaian kinerja - fd
07 kesalahan dan meode-metode penilaian kinerja - fd
 
Sistem akuntabilitas kinerja kinerja fd
Sistem  akuntabilitas kinerja kinerja fdSistem  akuntabilitas kinerja kinerja fd
Sistem akuntabilitas kinerja kinerja fd
 
Kepemimpinan dalam konteks fd
Kepemimpinan dalam konteks fdKepemimpinan dalam konteks fd
Kepemimpinan dalam konteks fd
 
Manajemen perubahan
Manajemen perubahan Manajemen perubahan
Manajemen perubahan
 
Organisasi publik dan teknologi informasi fd
Organisasi publik dan teknologi informasi fdOrganisasi publik dan teknologi informasi fd
Organisasi publik dan teknologi informasi fd
 
Konflik keorganisasian fd
Konflik keorganisasian   fdKonflik keorganisasian   fd
Konflik keorganisasian fd
 
Perkembangan teori pembangunan dan penerapannya di indonesia-fd
Perkembangan teori pembangunan dan penerapannya di indonesia-fdPerkembangan teori pembangunan dan penerapannya di indonesia-fd
Perkembangan teori pembangunan dan penerapannya di indonesia-fd
 
Teori modernisasi fd
Teori modernisasi fdTeori modernisasi fd
Teori modernisasi fd
 
Modal sosial dalam pembangunan fd
Modal sosial dalam pembangunan fdModal sosial dalam pembangunan fd
Modal sosial dalam pembangunan fd
 
Teori ketergantungan lanjutan
Teori ketergantungan lanjutan Teori ketergantungan lanjutan
Teori ketergantungan lanjutan
 
Penyebab dan ciri negara berkembang
Penyebab dan ciri negara berkembangPenyebab dan ciri negara berkembang
Penyebab dan ciri negara berkembang
 

Recently uploaded

Membangun Tim Efektif. suatu pembelajaran ttg pentingnya kolaborasipptx
Membangun Tim Efektif. suatu pembelajaran ttg pentingnya kolaborasipptxMembangun Tim Efektif. suatu pembelajaran ttg pentingnya kolaborasipptx
Membangun Tim Efektif. suatu pembelajaran ttg pentingnya kolaborasipptxBudyHermawan3
 
Materi Membangun Budaya Ber-Integritas Antikorupsi bagi ASN .pptx
Materi Membangun Budaya Ber-Integritas Antikorupsi bagi ASN .pptxMateri Membangun Budaya Ber-Integritas Antikorupsi bagi ASN .pptx
Materi Membangun Budaya Ber-Integritas Antikorupsi bagi ASN .pptxBudyHermawan3
 
INDIKATOR DAN SUB INDIKATOR MCP PELAYANAN PUBLIK.pdf
INDIKATOR DAN SUB INDIKATOR MCP PELAYANAN PUBLIK.pdfINDIKATOR DAN SUB INDIKATOR MCP PELAYANAN PUBLIK.pdf
INDIKATOR DAN SUB INDIKATOR MCP PELAYANAN PUBLIK.pdfNetraHartana
 
Pemekaran Kabupaten Banyuwangi menujumKota dan kabupaten .pdf
Pemekaran Kabupaten Banyuwangi menujumKota dan kabupaten  .pdfPemekaran Kabupaten Banyuwangi menujumKota dan kabupaten  .pdf
Pemekaran Kabupaten Banyuwangi menujumKota dan kabupaten .pdfHarisKunaifi2
 
Administrasi_pengelolaan_hibah Pemerintah
Administrasi_pengelolaan_hibah PemerintahAdministrasi_pengelolaan_hibah Pemerintah
Administrasi_pengelolaan_hibah PemerintahAnthonyThony5
 
emka_Slide Recall Modul Melakukan Perencanaan PBJP Level 1 V3.1.pptx
emka_Slide Recall Modul Melakukan Perencanaan PBJP Level 1 V3.1.pptxemka_Slide Recall Modul Melakukan Perencanaan PBJP Level 1 V3.1.pptx
emka_Slide Recall Modul Melakukan Perencanaan PBJP Level 1 V3.1.pptxAmandaJesica
 
mata pelajaran geografi ANTROPOSFER 2.ppt
mata pelajaran geografi ANTROPOSFER 2.pptmata pelajaran geografi ANTROPOSFER 2.ppt
mata pelajaran geografi ANTROPOSFER 2.pptMuhammadNorman9
 
Permen PANRB Nomor 3 Tahun 2023 - Tentang Penetapan Angka Kredit
Permen PANRB Nomor 3 Tahun 2023 - Tentang Penetapan Angka KreditPermen PANRB Nomor 3 Tahun 2023 - Tentang Penetapan Angka Kredit
Permen PANRB Nomor 3 Tahun 2023 - Tentang Penetapan Angka KreditYOSUAGETMIRAJAGUKGUK1
 

Recently uploaded (8)

Membangun Tim Efektif. suatu pembelajaran ttg pentingnya kolaborasipptx
Membangun Tim Efektif. suatu pembelajaran ttg pentingnya kolaborasipptxMembangun Tim Efektif. suatu pembelajaran ttg pentingnya kolaborasipptx
Membangun Tim Efektif. suatu pembelajaran ttg pentingnya kolaborasipptx
 
Materi Membangun Budaya Ber-Integritas Antikorupsi bagi ASN .pptx
Materi Membangun Budaya Ber-Integritas Antikorupsi bagi ASN .pptxMateri Membangun Budaya Ber-Integritas Antikorupsi bagi ASN .pptx
Materi Membangun Budaya Ber-Integritas Antikorupsi bagi ASN .pptx
 
INDIKATOR DAN SUB INDIKATOR MCP PELAYANAN PUBLIK.pdf
INDIKATOR DAN SUB INDIKATOR MCP PELAYANAN PUBLIK.pdfINDIKATOR DAN SUB INDIKATOR MCP PELAYANAN PUBLIK.pdf
INDIKATOR DAN SUB INDIKATOR MCP PELAYANAN PUBLIK.pdf
 
Pemekaran Kabupaten Banyuwangi menujumKota dan kabupaten .pdf
Pemekaran Kabupaten Banyuwangi menujumKota dan kabupaten  .pdfPemekaran Kabupaten Banyuwangi menujumKota dan kabupaten  .pdf
Pemekaran Kabupaten Banyuwangi menujumKota dan kabupaten .pdf
 
Administrasi_pengelolaan_hibah Pemerintah
Administrasi_pengelolaan_hibah PemerintahAdministrasi_pengelolaan_hibah Pemerintah
Administrasi_pengelolaan_hibah Pemerintah
 
emka_Slide Recall Modul Melakukan Perencanaan PBJP Level 1 V3.1.pptx
emka_Slide Recall Modul Melakukan Perencanaan PBJP Level 1 V3.1.pptxemka_Slide Recall Modul Melakukan Perencanaan PBJP Level 1 V3.1.pptx
emka_Slide Recall Modul Melakukan Perencanaan PBJP Level 1 V3.1.pptx
 
mata pelajaran geografi ANTROPOSFER 2.ppt
mata pelajaran geografi ANTROPOSFER 2.pptmata pelajaran geografi ANTROPOSFER 2.ppt
mata pelajaran geografi ANTROPOSFER 2.ppt
 
Permen PANRB Nomor 3 Tahun 2023 - Tentang Penetapan Angka Kredit
Permen PANRB Nomor 3 Tahun 2023 - Tentang Penetapan Angka KreditPermen PANRB Nomor 3 Tahun 2023 - Tentang Penetapan Angka Kredit
Permen PANRB Nomor 3 Tahun 2023 - Tentang Penetapan Angka Kredit
 

Dinamika Politik Lokal dan Pemerintahan Daerah

  • 1. DINAMIKA POLITIK DAN PEMERINTAHAN LOKAL Dr. Frans Dione IPDN - KEMENDAGRI 0813199906898 fransdionesa@gmail.com fransdionesa.staff.ipdn.ac.id
  • 2. Model Sistem Fungsional Pemerintahan Transformation Process Structural System (Bureaucratic Expectations) Cultural System (Shared Orientations) Political System (Power Relations) Individual System (Cognition and Motivation) Outputs Inputs Environmenta l constraints Human and capital resources Mission and board policy Materials and methods Government Policy Government Service Behaviour Discrepancy between Actual and Expected Performance Environment
  • 5. 5
  • 6. KRISIS 1998 SEBUAH TITIK PEMBERANGKATAN  Krisis moneter global  Presiden Soeharto “lengser”  32 tahun stabilitas semu: disparitas pusat vs daerah, jawa dan sekitarnya vs Indonesia bagian timur  Orde baru berakhir, proses demokratisasi di daerah dimulai  Pemilu 1999 “demokratis kedua” digelar  Desentralisasi (UU Pemerintah Daerah No. 22/1999 dirubah menjadi UU Pemerintah Daerah No. 32/2004)  Structural Adjustment Programs (SAPs), IMF dan Decentralization, World Bank  Pilkada langsung  Instabilitas lokal (chaos)
  • 7. Pola Pergeseran Politik Lokal Masa Setelah 1998 Masa Sebelum 1998 Titik Perubahan 1998 Transisi Demokrasi Desentralisasi Politik Lokal Centris Demokrasi “Thin” Otoriter Sentralistis Politik Penjajah/Pusat Centris Konsolidasi Demokrasi Desentralisasi Politik Lokal-Pusat Demokrasi “Thick”
  • 8. Tantangan Global  Perkembangan teknologi, terutama Teknologi Informasi dan Komunikasi merubah metode dan jangkauan pembelajaran  Internasionalisasi & Globalisasi:  Perdagangan barang dan jasa lintas negara  Mobilitas mahasiswa dan dosen lintas negara  Meningkatnya kompetisi antar negara dan antar institusi  Perkembangan ekonomi berbasis pengetahuan, masyarakat berbasis pengetahuan
  • 9. Tantangan Global  Internasionalisasi dan globaslisasi juga merubah lingkungan kerja: dibutuhkan ketrampilan baru, multi-bahasa, kemampuan komunikasi, negosiasi, pemahaman budaya dan aturan antar negara  global citizen  Standar kualifikasi dan kompatibilitas kualifikasi lintas negara  Kualitas tenaga kerja (ditentukan oleh kualitas pendidikan dan pelatihan) menentukan daya saing negara
  • 10. Tantangan Global  Kebutuhan akan kualifikasi yang makin tinggi untuk memasuki lapangan kerja modern  meningkatnya kebutuhan akan pendidikan tinggi  Perubahan lapangan kerja yang sangat dinamis baik di dalam negeri terlebih lintas negara  kebutuhan retraining/continuous learning/life-long learning (new skills, new technology, new business environment)
  • 11. Tantangan Dalam Negeri  Transformasi demokrasi dan reformasi di segala bidang  Desentralisasi dan otonomi daerah  Persatuan dan kesatuan bangsa  Pengikisan karakter, jati-diri, budaya bangsa akibat pengaruh global dan bias informasi  Harapan publik pada perguruan tinggi sebagai kekuatan moral  Harapan publik pada perguruan tinggi sebagai kunci kemajuan dan mobilitas sosial
  • 12. Tantangan Dalam Negeri  Tuntutan masyarakat akan kualitas dan relevansi pendidikan tinggi, serta ketersediaan, kesetaraan akses memperoleh pendidikan tinggi  Pendanaan publik (pemerintah) yang terbatas dan harus bersaing dengan sektor lain maupun pendidikan dasar dan menengah  Tingkat sarjana pengangguran yang tinggi  Peran PT bagi pembangunan daerah, pembanguan nasional, pembangunan ekonomi dan sosial
  • 13. Tantangan Dalam Negeri  Tantangan pembangunan manusia dan pencapaian MDGs  Perguruan tinggi sebagai ujung tombak daya saing bangsa dalam masyarakat berbasis pengetahuan  Kesenjangan geografis, sosial, akses, mutu  Pemanfaatan sumberdaya berwawasan ramah lingkungan  Pemanfaatan posisi geologis dan geografis yang unik.  Dst.
  • 14. Thin vs. Thick Democracy  Benjamin Barber (2004) di dalam bukunya Strong Democracy: Participatory Politics for a New Age, mengatakan bahwa istilah Thin democracy, merupakan model demokrasi dengan mengutamakan partisipasi masyarakat dalam pemilu.  Thin berlawanan dengan thick atau strong democracy yaitu mengutamakan jenis partisipasi masyarakat berdasarkan ikatan- ikatan sosial kuat di antara mereka, sehingga kesepakatan timbul atas dasar kesadaran kolektif, mengatasi hasil pemilu semata.
  • 15. Thick Democracy Menuju Demokrasi Konsosiasional  Arend Lijphart (1999) dalam Patterns of Democracy, memberikan 6 klasifikasi demokrasi dimana demokrasi berdasarkan konsensus atau dikenal sebagai consociationalism akan menciptakan budaya demokrasi tanpa kebrutalan, ramah lingkungan, pembagian kekuasaan secara damai, mengutamakan kesejahteraan, terbuka bagi bantuan asing  Thick democracy akan mengantarkan masyarakat lokal lebih stabil menuju ke arah demokrasi konsosiasional.
  • 16. AGENDA PERUBAHAN POLITIK LOKAL  Transisi pemerintahan otoriter menuju sistem pemerintahan lebih demokratis  Perubahan segi ekonomis dan politis  Proses desentralisasi di Indonesia sama dengan proses demokratisasi dan kebangkitan masyarakat sipil (Antlov 2003; Aspinall dan Fealy 2003; Sahikhu Usman 2002)  Desentralisasi sebagai pengaturan kembali lapangan- lapangan kekuatan yang ada
  • 17. PERUBAHAN POLITIK LOKAL DENGAN DESENTRALISASI  Sebagai delegasi tugas-tugas tertentu sementara pusat masih menguasai tanggung jawab keseluruhan;  Dekonsentrasi, yang mengacu pada penggeseran decision-making dalam negara tersentralisasi, dan  Devolusi, yang menyangkut transfer kekuasaan secara aktual ke tingkat-tingkat pemerintahan yang lebih rendah (Diolah dari sumber: Nordholt dan Klinken, 2007, hal. 14)
  • 18. KENDALA  Pergeseran dari pemerintahan sentralistis ke pemerintahan desentralisasi tidak sinonim dengan pergeseran pemerintahan otoriter ke pemerintahan demokratis, tidak juga mengisyaratkan pergeseran negara kuat ke negara masyarakat kuat  Melemahnya negara pusat tidak secara otomatis membuahkan demokrasi lokal lebih kuat  Desentralisasi di bawah kondisi-kondisi tertentu bisa dibarengi dengan bentuk-bentuk pemerintahan otoriter
  • 19. PEMILU KADA memiliki karakteristik yang berbeda dengan Pemilu Legislatif dan Pilpres, yang dapat dilihat dari indikator: • Tingkat kompetisi dan kontestasi antar pasangan calon Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah sangat besar. Hal ini disebabkan karena terjadinya kristalisasi kepentingan dan dukungan politik kepada 2 (dua) hingga 10 (sepuluh) pasangan calon Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah. • Besarnya potensi konflik antar pendukungan pasangan calon Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah, yang dipicu oleh dekatnya jarak dan ikatan kepentingan dan ikatan emosional pasangan calon Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah dengan pendukung mereka. • Besarnya potensi ketidaknetralan dan parsialitas penyelenggara PemiluKada maupun pengawas PemiluKada, mengingat pengalaman empiric selama ini menunjukkan bahwa arena kompetisi antar pasangan calon Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah juga merambah kepada wilayah pemasangan “orang” mereka dalam institusi penyelenggara PemiluKada. • Tingginya potensi pelanggaran terutama menyangkut isu-isu spesifik, antara lain politik uang, abuse of power, dan manipulasi dana kampanye.
  • 20. PERSPEKTIF KERAWANAN PEMILU LEGAL COMPLIANCE Pidana Pemilu BUKAN PELANGGARA N SECURITY / CONFLICT Konflik antar Peserta Pemilu / antar pendukung (horizontal conflict) Konflik antara peserta pemilu dengan Penyelenggara Pemilu (KPU / Pengawas) vertical conflict Konflik peserta pemilu/masyarak at dengan Pemerintah Administra si Pemilu Kode Etik Penyelenggar a Pemilu Sengketa Pemilu Sengketa Hasil Pemilu PELANGGARAN tidak terhadap UU Pemilu, tetapi berkaitan dengan proses pemilu PELANGGARA N
  • 21. KARAKTERISTIK PELANGGARAN PEMILU PELANGGARAN BERDAYA RUSAK TINGGI PELANGGARAN BERDAYA RUSAK RENDAH Daya rusak terhadap integritas pemilu (fairness, accountability) Daya rusak tatanan demokrasi dan good & cleand governance Daya rusak terhadap moralitas bangsa Mengganggu keindahan kota Mengganggu ketentraman masyarakat Manipulasi dana kampanye, manipulasi hasil penghitungan suara Korupsi politik (bansos), abuse of power Money politik, isu sara Pemasang an atribut Kampany e pawai
  • 22. S E B U A H R E F L E K S I TANTANGAN PEMERINTAHAN LOKAL
  • 23. OPTIMALISASI MODAL SOSIAL  Pemerintah lokal bersama masyarakat DITUNTUT menggali serangkaian norma, jaringan dan organisasi dimana masyarakat mendapat akses pada kekuasaan dan sumber daya, serta dimana pembuatan keputusan formulasi kebijakan terjadi. (Grootaert, 1998).
  • 24. PENGUATAN BASIS LOKAL  Memperkuat sistem politik yang mendasari seluruh proses pembuatan dan implementasi kebijakan  Menciptakan ruang bagi partisipasi masyarakat  Mengembangkan nilai-nilai lokal demokrasi komunitarian dalam wadah forum-forum asli desa: rembug desa, paguyuban, asosiasi sosial, dan sebagainya  Mendorong terwujudnya masyarakat lokal yang otonom
  • 25. KEBIJAKAN OTONOMI DAERAH PRO-LOKAL  Menuntut penyertaan aspirasi lokal dan pelibatan struktur lokal pada proses pembuatan kebijakan otonomi daerah  Mendorong pemerintah pusat memformulasikan UU Otonomi Daerah yang lebih konkret dan tegas, bersifat umum  Mendorong formulasi aturan teknis di tingkat pemerintahan lokal di daerah dan desa
  • 26. PENGUATAN INFRASTRUKTUR DEMOKRASI LOKAL (1) partai politik lokal (Local political parties); (2) Ornop local (Local NGOs); (3) Pers local (Local press); (4) Universitas lokal (Local universities); dan (5) Polisi daerah (local police).
  • 27. PEMBERDAYAAN MASYARAKAT LOKAL 1. pembukaan akses bagi rakyat ke berbagai sumberdaya strategis yang ada di suatu daerah; 2. pemberian kesempatan bagi rakyat lokal untuk turut memiliki sumberdaya strategis yang ada; dan 3. dibukanya kesempatan bagi rakyat lokal untuk turut mengontrol sumberdaya-sumberdaya strategis yang dimiliki daerah.
  • 28. 28Jika Anda berpikir Anda bisa, maka Anda bisa! (Henry Ford). Kegagalan ... bukanlah pada bintang-bintang melainkan pada diri kita sendiri. (Shakespeare). Bukanlah bintang-bintang yang memegang cita-cita kita, melainkan diri kita sendiri. (Shakespeare)