SlideShare a Scribd company logo
1 of 8
PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP TINGKAT
KECEMASAN KLIEN YANG AKAN MENJALANI TINDAKAN
KATETERISASI JANTUNG DAN NEUROLISIS ABLASI DI RUANG
CATHLAB MHJS
Disusun Oleh :
Nama : Agus Supriatna
NIM : 11192006
Prodi S1 Keperawatan NR MHJS
STIKES PERTAMEDIKA
Tahun Ajaran 2019 – 2020
1
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Penyakit jantung koroner (PJK) atau dikenal dengan Coronary Artery Disease
(CAD) adalah suatu penyakit dengan proses perjalanan penyakit yang cukup
panjang dan terjadi aterosklerosis dipembuluh darah. Pada saat arteri yang
mensuplai miokardium mengalami gangguan sehingga jantung tidak mampu
untuk memompa sejumlah darah secara efektif untuk memenuhi perfusi darah ke
organ vital dan jaringan perifer secara adekuat (Ignatius & Workman 2010).
Penurunan suplai darah ke otot jantung menyebabkan terjadinya ketidak
seimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen (Pusat Kesehatan Jantung
Harapan Kita, 2001). Pada akhirnya ketidak seimbangan ini akan menimbulkan
gangguan pompa jantung dan mempengaruhi tubuh secara sistemik.
Penyakit jantung merupakan penyebab utama morbiditas dan mortalitas di
Amerika. Salah satu penyakit jantung yang menjadi ancaman bagi kesehatan
adalah penyakit jantung koroner (Smeltzer & Bare, 2002). American Heart
Association (AHA) (2008), melaporkan bahwa jumlah pasien yang menjalani
perawatan medis di Amerika Serikat pada tahun 2005 hampir mencapai 1,5 juta
orang. Laporan tersebut menyebutkan, kira-kira 1,1 juta orang (80%) mengalami
Non ST Elevation Miocard Infarct (NSTEMI), sedangkan 20% mengalami ST
Elevation Miocard Infarct (STEMI) (Kolansky, 2009). Menurut WHO (2008,
dalam Panthee & Kritpracha, 2011) menyatakan bahwa pada tahun 2020 sekitar
23.6 juta orang akan meninggal karena penyakit kardiovaskuler terutama karena
penyakit jantung dan stroke, sehingga menjadi ancaman penyebab kematian
utama didunia.
Pertambahan jumlah kematian terbesar terdapat di Pasifik Barat dan Asia
Tenggara. Indonesia sebagai salah satu negara yang berada dikawasan Asia
Tenggara sebagai negara berkembang juga menunjukan kecenderungan yang
hampir sama, yaitu bahwa penyakit jantung koroner juga termasuk penyebab
kematian tertinggi di Indonesia. Data penelitian pada Depertemen Kesehatan
menunjukan bahwa hipertensi dan penyakit kardiovaskuler masih cukup tinggi
2
dan cenderung meningkat (Dinkes Nunukan, 2009). Adapun laporan studi
mortalitas tahun 2001 oleh Survei Kesehatan Nasional (SurKesNas, 2001)
menunjukkan bahwa penyebab utama kematian di Indonesia adalah penyakit
sistem sirkulasi (jantung dan pembuluh darah) sekitar 26,39%.
Berdasarkan data rekam medis Pusat Jantung Nasional Harapan Kita (Sulastomo,
2010), pasien Infark Miokard Akut (IMA) yang berusia di bawah 45 tahun
berjumlah 92 orang dari 962 pasien IMA (10,1%) pada tahun 2006 dan angka ini
menjadi 10,7% yaitu 117 pasien IMA usia muda dari 1.096 seluruh pasien IMA
pada tahun 2007.
Meskipun sebenarnya angka kematian akibat penyakit jantung sudah menurun
sejak pertengahan tahun 1960 tetapi prevalensi maupun komplikasi atau
keterbatasan yang diakibatkan penyakit jantung tersebut tidak pernah menurun
(Sullivan et.al., 1998). Upaya untuk menurunkan angka kejadian penyakit jantung
diperlukan tindakan pencegahan dan penanganan dengan pendekatan multifaktor
dan dilakukan sepanjang kehidupan (Lewis et. al., 2007). Upaya tersebut harus
dilakukan secara komprehensip meliputi upaya preventif, promotif, kuratif dan
rehabilitatif. Upaya yang tepat untuk mengurangi dan mengendalikan berbagai
faktor resiko penyakit jantung menjadi salah satu kunci menurunkan angka
kejadian penyakit jantung tersebut.
Faktor resiko munculnya penyakit jantung koroner meliputi faktor yang dapat
dimodifikasi dan tidak dapat dimodifikasi. Faktor yang tidak dapat dimodifikasi
antara lain : usia, jenis kelamin dimana laki-laki lebih banyak dari pada
perempuan, etnis (etnis kulit putih lebih beresiko dibandingkan etnis lainnya) dan
predisposisi genetik. sedangkan faktor yang dapat dimodifikasi berupa faktor
mayor dan kontributif. Faktor resiko mayor berupa peningkatan kolesterol,
hipertensi, merokok, inaktivitas fisik dan obesitas. Sedangkan yang termasuk
faktor kontributif adalah diabetes mellitus, status psikologis dan tingkat
homosistein (Lewis et. al., 2007).
Diagnosis IMA mempengaruhi baik aspek fisik dan psikososial dari kehidupan
pasien, studi sebelumnya menemukan bahwa pasien setelah IMA melaporkan
penurunan nilai dalam kehidupan sehari-hari, seperti pekerjaan rumah tangga,
aktivitas fisik, seperti memanjat tangga, kegiatan seksual dan hobi, tidak dapat
3
melakukan tingkat yang sama pekerjaan yang mereka bisa lakukan sebelum
diagnosis penyakit, dan mood rendah (Panthee & Kritpracha, 2011). Beberapa
pasien tidak bisa diharapkan kembali bekerja seperti dulu tepat waktu dikarenakan
kondisinya. Dengan demikian gangguan fisik dan emosi dari infark miokard akut
dapat menjadi permanen dan dalam banyak kasus mempengaruhi serta merusak
gaya hidup sehingga mengurangi kualitas hidup untuk jangka panjang (Brown, et
al, 1999 dalam Chan et al, 2004).
Dari hasil survey Departemen Kesehatan Republik Indonesia tahun 2013
diketahui bahwa penyakit jantung dan pembuluh darah menempati urutan
tertinggi sebagai penyebab kematian di Indonesia yaitu sebesar 26,4%. Sindrome
Koroner Akut (SKA), merupakan suatu kasus kegawat daruratan terutama dalam
pembuluh darah koroner, dan merupakan sekumpulan sidrom penyakit jantung
koroner dan menjadi penyebab kematian tertinggi didunia bahkan mengalami
peningkatan dalam 10 tahun terakhir ini sehingga penanganan SKA harus
dilakukan secara cepat dan tepat, baik untuk diagnosis maupun prosedur tindakan
(Ainiyah, 2015).
Saat ini, kateterisasi jantung adalah teknik intervensi dan diagnosis hemodinamik
yang paling banyak digunakan di seluruh dunia dan menyumbang sekitar enam
ribu prosedur per satu juta penduduk per tahun di negara-negara Barat. Tingkat
komplikasi dan restenosis rendah. Kateterisasi jantung adalah penyisipan kateter
sampai aorta dan ventrikel kiri dengan menusuk arteri radialis, brakialis atau
femoralis. Gambar arteri koroner didapatkan dengan cara menyuntikkan kontras
melalui kateter. Prosedur ini digunakan untuk penilaian diagnostik untuk
mengkonfirmasi atau menentukan tingkat keparahan kardiopati, meskipun menjadi
ujian pilihan untuk mendiagnosis dan mengobati penyakit koroner, tetap
menimbulkan risiko potensial, seperti aritmia, emboli, perubahan neurologis,
perubahan vasovagal, selain komplikasi iskemik, alergi dan vaskular (Buzzato,
2010).
Proses kateterisasi jantung selalu didahului sesuatu reaksi emosional tertentu oleh
pasien, apakah reaksi tersebut jelas atau tersembunyi. Kateterisasi jantung pada
umumnya merupakan prosedur elektif dimana pasien dengan penyakit jantung
simtomatik mengikuti sebuah aturan dimana pasien memerlukan perawatan di
4
rumah sakit, menanti saat prosedur dilakukan bisa menjadi sumber utama stres
dan kecemasan. Perasaan ini berhubungan langsung dengan sifat prosedur invasif
dan ketidakpastian yang berkaitan dengan diagnosis (Buzzato, 2010).
Kecemasan adalah gangguan alam perasaan (afektif) yang ditandai dengan
perasaan ketakutan atau kekhawatiran yang mendalam dan berkelanjutan, tidak
mengalami gangguan dalam menilai realitas, kepribadian masih tetap utuh,
perilaku dapat terganggu tetapi masih dalam batas-batas normal (Hawari, 2016).
Menurut Hawari (2016) pada dasarnya semua penyakit fisik akan mempengaruhi
kondisi psikologik seseorang. Demikian juga penderita Sindrome Koroner Akute
pada umumnya akan mengalami kondisi psikologik antara lain gangguan
penyesuaian, kecemasan atau depresi Pasien dengan SKA akan disertai kecemasan
dan SKA itu sendiri merupakan stressor yang menyebabkan klien merasa cemas.
Kecemasan dipengaruhi oleh faktor intrinsik dan ekstrinsik. Faktor-faktor intrinsik
antara lain: usia, jenis kelamin dan pengalaman. Sedangkan faktor ekstrinsik
antara lain : pendidikan, pekerjaan dan kondisi lingkungan. Jenis kelamin yaitu
perempuan memiliki tingkat kecemasan lebih tinggi dibandingkan dengan jenis
kelamin laki-laki, dikarenakan perempuan lebih peka terhadap emosinya pada
akhirnya peka juga terhadap perasaan cemasnya. Perbedaan ini bukan hanya
dipengarui faktor emosi tetapi juga dipengarui oleh faktor kognitif (Donsu, 2017).
Selain itu kecemasan yang dialami pasien dapat dipengaruhi oleh tingkat
pendidikan. Menurut Notoatmodjo (2012), semakin tinggi tingkat pendidikan
seseorang maka semakin baik pola pikirnya. Ini dapat diartikan bahwa semakin
tinggi pendidikan memudahkan seseorang menerima informasi yang berhubungan
dengan rencana tindakan kateterisasi sehingga meminimalkan respon dari tingkat
kecemasan.
Dari data yang didapat pasien Sindroma Koroner Akut di ruang Cath-Lab
Mayapada Hospital Jakarta Selatan pada tahun 2015 telah dilakukan kateterisasi
pada 77 orang pasien, pada tahun 2016 kateterisasi dilakukan pada 78 orang
pasien, pada tahun 2017 dilakukan tindakan kateterisasi pada 182 orang pasien,
pada tahun 2018 telah dilakukan kateterisasi pada 245 pasien dan pada tahun 2019
telah dilakukan kateterisasi pada 264 orang pasien.
5
Dari wawancara yang peneliti lakukan terhadap 10 orang pasien yang akan
dilakukan kateterisasi jantung ternyata didapatkan kurang lebih 80% mengalami
kecemasan. Dari tingkat ringan sampai berat, dengan rincian sebagai berikut:
cemas ringan sebanyak 5 orang, cemas sedang 3 orang dan cemas berat 2 orang.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas maka dapat dirumuskan masalah pada penelitian
ini adalah faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi tingkat kecemasan pasien
yang akan dilakukan tindakan kateterisasi jantung pada pasien Sindroma Koroner
Akut di Cath-Lab Mayapada Hospital Jakarta Selatan.
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan umum
Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat kecemasan pasien
dengan tindakan kateterisasi jantung di Mayapada Hospital Jakarta Selatan.
2. Tujuan khusus
a. Mengidentifikasi karakteristik responden (usia, jenis kelamin, pendidikan)
di Mayapada Hospital Jakarta Selatan.
b. Mengetahui tingkat kecemasan pasien yang dilakukan tindakan keteterisasi
jantung di Mayapada Hospital Jakarta Selatan.
c. Mengetahui dan mengidentifikasi gambaran faktor-faktor yang
menyebabkan kecemasan pada pasien tindakan katerisasi (pengalaman,
dukungan keluarga, tingkat pengetahuan) di Mayapada Hospital Jakarta
Selatan.
d. Menganalisa hubungan antara pengalaman dengan tingkat kecemasan
pasien dengan tindakan keteterisasi jantung di Mayapada Hospital Jakarta
Selatan.
e. Menganalisa hubungan antara dukungan keluarga dengan tingkat
kecemasan pasien dengan tindakan kateterisasi jantung di Mayapada
Hospital Jakarta Selatan.
f. Menganalisa hubungan antara tingkat pengetahuan dengan tingkat
kecemasan pasien yang dilakukan tindakan kateterisasi jantung di
6
Mayapada Hospital Jakarta Selatan
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi pelayanan keperawatan
Penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan masukan bagi perawat untuk
memberikan pelayanan asuhan keperawatan yang memberikan rasa nyaman
khususnya pasien yang sedang dalam tindakan kateterisasi jantung di Mayapada
Hospital Jakarta Selatan
2. Bagi perkembangan ilmu keperawatan
Penelitian ini dapat menjadi masukan bagi peneliti lain yang akan melakukan
penelitian lebih lanjut tentang faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat
kecemasan pasien dengan tindakan kateterisasi jantung di Mayapada Hospital
Jakarta Selatan
3. Bagi Institusi Pendidikan
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi tambahan literature bagi mahasiswa
dan institusi pendidikan STIKES PERTAMEDIKA
4. Bagi Peneliti
Penelitian ini merupakan sarana untuk melatih diri dan berfikir secara ilmiah serta
aplikasi ilmu tentang ilmu riset keperawatan
5. Bagi pasien Penyakit Jantung Koroner
Untuk meningkatkan pengetahuan pasien Penyakit Jantung Koroner agar lebih
mengerti dan memahami tentang Penyakit Jantung Koroner sehingga berdampak
dapat mengurangi kecemasan.
7

More Related Content

Similar to BAB 1 Tugas Agus Supriatna BB.docx

357617387 askep-gadar-stemi
357617387 askep-gadar-stemi357617387 askep-gadar-stemi
357617387 askep-gadar-stemidini0103
 
PPT OSA Cardio.pptx
PPT OSA Cardio.pptxPPT OSA Cardio.pptx
PPT OSA Cardio.pptxklasikaundip
 
Kti aulia dwi_natalia
Kti aulia dwi_nataliaKti aulia dwi_natalia
Kti aulia dwi_nataliavedro agasi
 
21290-EN-tingkat-disabilitas-fisik-berdasarkan-penyakit-degeneratif-yang-dide...
21290-EN-tingkat-disabilitas-fisik-berdasarkan-penyakit-degeneratif-yang-dide...21290-EN-tingkat-disabilitas-fisik-berdasarkan-penyakit-degeneratif-yang-dide...
21290-EN-tingkat-disabilitas-fisik-berdasarkan-penyakit-degeneratif-yang-dide...VJPex
 
Asuhan keperawatan pada klien an. h usia sekolah dengan decompensasi kordis d...
Asuhan keperawatan pada klien an. h usia sekolah dengan decompensasi kordis d...Asuhan keperawatan pada klien an. h usia sekolah dengan decompensasi kordis d...
Asuhan keperawatan pada klien an. h usia sekolah dengan decompensasi kordis d...Operator Warnet Vast Raha
 
Asuhan keperawatan pada klien an. h usia sekolah dengan decompensasi kordis d...
Asuhan keperawatan pada klien an. h usia sekolah dengan decompensasi kordis d...Asuhan keperawatan pada klien an. h usia sekolah dengan decompensasi kordis d...
Asuhan keperawatan pada klien an. h usia sekolah dengan decompensasi kordis d...Operator Warnet Vast Raha
 
Mengenali_tanda_dan_gejala_serangan_dini_penyakit_jantung_dr_Bambang_Dwiputra...
Mengenali_tanda_dan_gejala_serangan_dini_penyakit_jantung_dr_Bambang_Dwiputra...Mengenali_tanda_dan_gejala_serangan_dini_penyakit_jantung_dr_Bambang_Dwiputra...
Mengenali_tanda_dan_gejala_serangan_dini_penyakit_jantung_dr_Bambang_Dwiputra...nitakusuma8
 
Paparan Proposal Penelitian-PPDS Neuro-Metopen.pptx
Paparan Proposal Penelitian-PPDS Neuro-Metopen.pptxPaparan Proposal Penelitian-PPDS Neuro-Metopen.pptx
Paparan Proposal Penelitian-PPDS Neuro-Metopen.pptxFarisKhairuddinSyah1
 
Jurnal faktor risiko hipertensi
Jurnal faktor risiko hipertensiJurnal faktor risiko hipertensi
Jurnal faktor risiko hipertensinrukmana rukmana
 
pre hospital delay_faktor yg mempengaruhi.pdf
pre hospital delay_faktor yg mempengaruhi.pdfpre hospital delay_faktor yg mempengaruhi.pdf
pre hospital delay_faktor yg mempengaruhi.pdfandis yuswanto
 
Peta penyakit
Peta penyakitPeta penyakit
Peta penyakitAbiUmi31
 
PPT Kelompok 5bbjkbnjkhjkgjgkjbnvbcczdfafrsryd
PPT Kelompok 5bbjkbnjkhjkgjgkjbnvbcczdfafrsrydPPT Kelompok 5bbjkbnjkhjkgjgkjbnvbcczdfafrsryd
PPT Kelompok 5bbjkbnjkhjkgjgkjbnvbcczdfafrsrydrafikaagustin1
 
mengenal aktor resiko penyakit kardiovaskuler
mengenal aktor resiko penyakit kardiovaskulermengenal aktor resiko penyakit kardiovaskuler
mengenal aktor resiko penyakit kardiovaskulerArif WR
 
Naskah publikasi
Naskah publikasiNaskah publikasi
Naskah publikasiASWAR ners
 

Similar to BAB 1 Tugas Agus Supriatna BB.docx (20)

357617387 askep-gadar-stemi
357617387 askep-gadar-stemi357617387 askep-gadar-stemi
357617387 askep-gadar-stemi
 
PPT OSA Cardio.pptx
PPT OSA Cardio.pptxPPT OSA Cardio.pptx
PPT OSA Cardio.pptx
 
1496-7070-1-PB.pdf
1496-7070-1-PB.pdf1496-7070-1-PB.pdf
1496-7070-1-PB.pdf
 
Kti aulia dwi_natalia
Kti aulia dwi_nataliaKti aulia dwi_natalia
Kti aulia dwi_natalia
 
21290-EN-tingkat-disabilitas-fisik-berdasarkan-penyakit-degeneratif-yang-dide...
21290-EN-tingkat-disabilitas-fisik-berdasarkan-penyakit-degeneratif-yang-dide...21290-EN-tingkat-disabilitas-fisik-berdasarkan-penyakit-degeneratif-yang-dide...
21290-EN-tingkat-disabilitas-fisik-berdasarkan-penyakit-degeneratif-yang-dide...
 
08 e00124
08 e0012408 e00124
08 e00124
 
Asuhan keperawatan pada klien an. h usia sekolah dengan decompensasi kordis d...
Asuhan keperawatan pada klien an. h usia sekolah dengan decompensasi kordis d...Asuhan keperawatan pada klien an. h usia sekolah dengan decompensasi kordis d...
Asuhan keperawatan pada klien an. h usia sekolah dengan decompensasi kordis d...
 
Asuhan keperawatan pada klien an. h usia sekolah dengan decompensasi kordis d...
Asuhan keperawatan pada klien an. h usia sekolah dengan decompensasi kordis d...Asuhan keperawatan pada klien an. h usia sekolah dengan decompensasi kordis d...
Asuhan keperawatan pada klien an. h usia sekolah dengan decompensasi kordis d...
 
Mengenali_tanda_dan_gejala_serangan_dini_penyakit_jantung_dr_Bambang_Dwiputra...
Mengenali_tanda_dan_gejala_serangan_dini_penyakit_jantung_dr_Bambang_Dwiputra...Mengenali_tanda_dan_gejala_serangan_dini_penyakit_jantung_dr_Bambang_Dwiputra...
Mengenali_tanda_dan_gejala_serangan_dini_penyakit_jantung_dr_Bambang_Dwiputra...
 
Askep Chf
Askep ChfAskep Chf
Askep Chf
 
Paparan Proposal Penelitian-PPDS Neuro-Metopen.pptx
Paparan Proposal Penelitian-PPDS Neuro-Metopen.pptxPaparan Proposal Penelitian-PPDS Neuro-Metopen.pptx
Paparan Proposal Penelitian-PPDS Neuro-Metopen.pptx
 
Jurnal faktor risiko hipertensi
Jurnal faktor risiko hipertensiJurnal faktor risiko hipertensi
Jurnal faktor risiko hipertensi
 
Bab i
Bab iBab i
Bab i
 
Bab i iii tesis
Bab i iii tesisBab i iii tesis
Bab i iii tesis
 
pre hospital delay_faktor yg mempengaruhi.pdf
pre hospital delay_faktor yg mempengaruhi.pdfpre hospital delay_faktor yg mempengaruhi.pdf
pre hospital delay_faktor yg mempengaruhi.pdf
 
ggggg
gggggggggg
ggggg
 
Peta penyakit
Peta penyakitPeta penyakit
Peta penyakit
 
PPT Kelompok 5bbjkbnjkhjkgjgkjbnvbcczdfafrsryd
PPT Kelompok 5bbjkbnjkhjkgjgkjbnvbcczdfafrsrydPPT Kelompok 5bbjkbnjkhjkgjgkjbnvbcczdfafrsryd
PPT Kelompok 5bbjkbnjkhjkgjgkjbnvbcczdfafrsryd
 
mengenal aktor resiko penyakit kardiovaskuler
mengenal aktor resiko penyakit kardiovaskulermengenal aktor resiko penyakit kardiovaskuler
mengenal aktor resiko penyakit kardiovaskuler
 
Naskah publikasi
Naskah publikasiNaskah publikasi
Naskah publikasi
 

More from AgusSupriatna52

PEDOMAN PELAYANAN ICU-HCU-ICCU 2023 sudah TTD.pdf
PEDOMAN PELAYANAN ICU-HCU-ICCU 2023 sudah TTD.pdfPEDOMAN PELAYANAN ICU-HCU-ICCU 2023 sudah TTD.pdf
PEDOMAN PELAYANAN ICU-HCU-ICCU 2023 sudah TTD.pdfAgusSupriatna52
 
377457270-Analisis-Jurnal-Icu.pdf
377457270-Analisis-Jurnal-Icu.pdf377457270-Analisis-Jurnal-Icu.pdf
377457270-Analisis-Jurnal-Icu.pdfAgusSupriatna52
 
Assessment and management of the anxious patient in the cardiac c.pdf
Assessment and management of the anxious patient in the cardiac c.pdfAssessment and management of the anxious patient in the cardiac c.pdf
Assessment and management of the anxious patient in the cardiac c.pdfAgusSupriatna52
 

More from AgusSupriatna52 (7)

PEDOMAN PELAYANAN ICU-HCU-ICCU 2023 sudah TTD.pdf
PEDOMAN PELAYANAN ICU-HCU-ICCU 2023 sudah TTD.pdfPEDOMAN PELAYANAN ICU-HCU-ICCU 2023 sudah TTD.pdf
PEDOMAN PELAYANAN ICU-HCU-ICCU 2023 sudah TTD.pdf
 
tesis.pdf
tesis.pdftesis.pdf
tesis.pdf
 
4. BAB III.pdf
4. BAB III.pdf4. BAB III.pdf
4. BAB III.pdf
 
377457270-Analisis-Jurnal-Icu.pdf
377457270-Analisis-Jurnal-Icu.pdf377457270-Analisis-Jurnal-Icu.pdf
377457270-Analisis-Jurnal-Icu.pdf
 
BAB I murotal.pdf
BAB I murotal.pdfBAB I murotal.pdf
BAB I murotal.pdf
 
Assessment and management of the anxious patient in the cardiac c.pdf
Assessment and management of the anxious patient in the cardiac c.pdfAssessment and management of the anxious patient in the cardiac c.pdf
Assessment and management of the anxious patient in the cardiac c.pdf
 
CRT WA Pres Acro2.pdf
CRT WA Pres Acro2.pdfCRT WA Pres Acro2.pdf
CRT WA Pres Acro2.pdf
 

Recently uploaded

DASAR DASAR EMOSI BIOPSIKOLOGI, PSIKOLOGI.pptx
DASAR DASAR EMOSI BIOPSIKOLOGI, PSIKOLOGI.pptxDASAR DASAR EMOSI BIOPSIKOLOGI, PSIKOLOGI.pptx
DASAR DASAR EMOSI BIOPSIKOLOGI, PSIKOLOGI.pptxNadiraShafa1
 
PENGAMBILAN SAMPEL DARAH ARTERI DAN ANALISA GAS DARAH.pptx
PENGAMBILAN SAMPEL DARAH ARTERI DAN ANALISA GAS DARAH.pptxPENGAMBILAN SAMPEL DARAH ARTERI DAN ANALISA GAS DARAH.pptx
PENGAMBILAN SAMPEL DARAH ARTERI DAN ANALISA GAS DARAH.pptxandibtv
 
METODE FOOD RECORD (pENGUKURAN FOOD.pptx
METODE FOOD RECORD (pENGUKURAN FOOD.pptxMETODE FOOD RECORD (pENGUKURAN FOOD.pptx
METODE FOOD RECORD (pENGUKURAN FOOD.pptxika291990
 
PENGORGANISASIAN dan struktur organisasi.ppt
PENGORGANISASIAN dan struktur organisasi.pptPENGORGANISASIAN dan struktur organisasi.ppt
PENGORGANISASIAN dan struktur organisasi.pptssuser940815
 
PPT TUGAS PEMBIAYAAN RS DI ERA JAMINAN KESEHATAN NASIONAL.pptx
PPT TUGAS PEMBIAYAAN RS DI ERA JAMINAN KESEHATAN NASIONAL.pptxPPT TUGAS PEMBIAYAAN RS DI ERA JAMINAN KESEHATAN NASIONAL.pptx
PPT TUGAS PEMBIAYAAN RS DI ERA JAMINAN KESEHATAN NASIONAL.pptxnoviariansari
 
MATERI PRESENTASI IPE IPC (kelompok 1).pdf
MATERI PRESENTASI IPE IPC (kelompok 1).pdfMATERI PRESENTASI IPE IPC (kelompok 1).pdf
MATERI PRESENTASI IPE IPC (kelompok 1).pdfestidiyah35
 
KEBIJAKAN GLOBAL PELAYANAN KEBIDANAN090222 18-Nov-2022 07-29-34.ppt
KEBIJAKAN GLOBAL PELAYANAN KEBIDANAN090222 18-Nov-2022 07-29-34.pptKEBIJAKAN GLOBAL PELAYANAN KEBIDANAN090222 18-Nov-2022 07-29-34.ppt
KEBIJAKAN GLOBAL PELAYANAN KEBIDANAN090222 18-Nov-2022 07-29-34.pptmutupkmbulu
 
mater kuliah tentang KELAINAN TELINGA LUAR
mater kuliah tentang KELAINAN TELINGA LUARmater kuliah tentang KELAINAN TELINGA LUAR
mater kuliah tentang KELAINAN TELINGA LUARGregoryStevanusGulto
 
implementasi Revisi Usulan Proposal MHKes PPJ.docx
implementasi Revisi Usulan Proposal MHKes PPJ.docximplementasi Revisi Usulan Proposal MHKes PPJ.docx
implementasi Revisi Usulan Proposal MHKes PPJ.docxhurufd86
 
Diagnosis Diferensial and Mnemonic_Materi 2.pdf
Diagnosis Diferensial and Mnemonic_Materi 2.pdfDiagnosis Diferensial and Mnemonic_Materi 2.pdf
Diagnosis Diferensial and Mnemonic_Materi 2.pdfAlanRahmat
 
Bimtek TKH 2024.pptxRRRRRRRRRRRRRRRRRRRR
Bimtek TKH 2024.pptxRRRRRRRRRRRRRRRRRRRRBimtek TKH 2024.pptxRRRRRRRRRRRRRRRRRRRR
Bimtek TKH 2024.pptxRRRRRRRRRRRRRRRRRRRRJessieArini1
 
PROMOSI KESEHATAN & KESEJAHTERAAN LANSIA compress.pdf
PROMOSI KESEHATAN & KESEJAHTERAAN LANSIA compress.pdfPROMOSI KESEHATAN & KESEJAHTERAAN LANSIA compress.pdf
PROMOSI KESEHATAN & KESEJAHTERAAN LANSIA compress.pdfMeiRianitaElfridaSin
 

Recently uploaded (12)

DASAR DASAR EMOSI BIOPSIKOLOGI, PSIKOLOGI.pptx
DASAR DASAR EMOSI BIOPSIKOLOGI, PSIKOLOGI.pptxDASAR DASAR EMOSI BIOPSIKOLOGI, PSIKOLOGI.pptx
DASAR DASAR EMOSI BIOPSIKOLOGI, PSIKOLOGI.pptx
 
PENGAMBILAN SAMPEL DARAH ARTERI DAN ANALISA GAS DARAH.pptx
PENGAMBILAN SAMPEL DARAH ARTERI DAN ANALISA GAS DARAH.pptxPENGAMBILAN SAMPEL DARAH ARTERI DAN ANALISA GAS DARAH.pptx
PENGAMBILAN SAMPEL DARAH ARTERI DAN ANALISA GAS DARAH.pptx
 
METODE FOOD RECORD (pENGUKURAN FOOD.pptx
METODE FOOD RECORD (pENGUKURAN FOOD.pptxMETODE FOOD RECORD (pENGUKURAN FOOD.pptx
METODE FOOD RECORD (pENGUKURAN FOOD.pptx
 
PENGORGANISASIAN dan struktur organisasi.ppt
PENGORGANISASIAN dan struktur organisasi.pptPENGORGANISASIAN dan struktur organisasi.ppt
PENGORGANISASIAN dan struktur organisasi.ppt
 
PPT TUGAS PEMBIAYAAN RS DI ERA JAMINAN KESEHATAN NASIONAL.pptx
PPT TUGAS PEMBIAYAAN RS DI ERA JAMINAN KESEHATAN NASIONAL.pptxPPT TUGAS PEMBIAYAAN RS DI ERA JAMINAN KESEHATAN NASIONAL.pptx
PPT TUGAS PEMBIAYAAN RS DI ERA JAMINAN KESEHATAN NASIONAL.pptx
 
MATERI PRESENTASI IPE IPC (kelompok 1).pdf
MATERI PRESENTASI IPE IPC (kelompok 1).pdfMATERI PRESENTASI IPE IPC (kelompok 1).pdf
MATERI PRESENTASI IPE IPC (kelompok 1).pdf
 
KEBIJAKAN GLOBAL PELAYANAN KEBIDANAN090222 18-Nov-2022 07-29-34.ppt
KEBIJAKAN GLOBAL PELAYANAN KEBIDANAN090222 18-Nov-2022 07-29-34.pptKEBIJAKAN GLOBAL PELAYANAN KEBIDANAN090222 18-Nov-2022 07-29-34.ppt
KEBIJAKAN GLOBAL PELAYANAN KEBIDANAN090222 18-Nov-2022 07-29-34.ppt
 
mater kuliah tentang KELAINAN TELINGA LUAR
mater kuliah tentang KELAINAN TELINGA LUARmater kuliah tentang KELAINAN TELINGA LUAR
mater kuliah tentang KELAINAN TELINGA LUAR
 
implementasi Revisi Usulan Proposal MHKes PPJ.docx
implementasi Revisi Usulan Proposal MHKes PPJ.docximplementasi Revisi Usulan Proposal MHKes PPJ.docx
implementasi Revisi Usulan Proposal MHKes PPJ.docx
 
Diagnosis Diferensial and Mnemonic_Materi 2.pdf
Diagnosis Diferensial and Mnemonic_Materi 2.pdfDiagnosis Diferensial and Mnemonic_Materi 2.pdf
Diagnosis Diferensial and Mnemonic_Materi 2.pdf
 
Bimtek TKH 2024.pptxRRRRRRRRRRRRRRRRRRRR
Bimtek TKH 2024.pptxRRRRRRRRRRRRRRRRRRRRBimtek TKH 2024.pptxRRRRRRRRRRRRRRRRRRRR
Bimtek TKH 2024.pptxRRRRRRRRRRRRRRRRRRRR
 
PROMOSI KESEHATAN & KESEJAHTERAAN LANSIA compress.pdf
PROMOSI KESEHATAN & KESEJAHTERAAN LANSIA compress.pdfPROMOSI KESEHATAN & KESEJAHTERAAN LANSIA compress.pdf
PROMOSI KESEHATAN & KESEJAHTERAAN LANSIA compress.pdf
 

BAB 1 Tugas Agus Supriatna BB.docx

  • 1. PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP TINGKAT KECEMASAN KLIEN YANG AKAN MENJALANI TINDAKAN KATETERISASI JANTUNG DAN NEUROLISIS ABLASI DI RUANG CATHLAB MHJS Disusun Oleh : Nama : Agus Supriatna NIM : 11192006 Prodi S1 Keperawatan NR MHJS STIKES PERTAMEDIKA Tahun Ajaran 2019 – 2020
  • 2. 1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit jantung koroner (PJK) atau dikenal dengan Coronary Artery Disease (CAD) adalah suatu penyakit dengan proses perjalanan penyakit yang cukup panjang dan terjadi aterosklerosis dipembuluh darah. Pada saat arteri yang mensuplai miokardium mengalami gangguan sehingga jantung tidak mampu untuk memompa sejumlah darah secara efektif untuk memenuhi perfusi darah ke organ vital dan jaringan perifer secara adekuat (Ignatius & Workman 2010). Penurunan suplai darah ke otot jantung menyebabkan terjadinya ketidak seimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen (Pusat Kesehatan Jantung Harapan Kita, 2001). Pada akhirnya ketidak seimbangan ini akan menimbulkan gangguan pompa jantung dan mempengaruhi tubuh secara sistemik. Penyakit jantung merupakan penyebab utama morbiditas dan mortalitas di Amerika. Salah satu penyakit jantung yang menjadi ancaman bagi kesehatan adalah penyakit jantung koroner (Smeltzer & Bare, 2002). American Heart Association (AHA) (2008), melaporkan bahwa jumlah pasien yang menjalani perawatan medis di Amerika Serikat pada tahun 2005 hampir mencapai 1,5 juta orang. Laporan tersebut menyebutkan, kira-kira 1,1 juta orang (80%) mengalami Non ST Elevation Miocard Infarct (NSTEMI), sedangkan 20% mengalami ST Elevation Miocard Infarct (STEMI) (Kolansky, 2009). Menurut WHO (2008, dalam Panthee & Kritpracha, 2011) menyatakan bahwa pada tahun 2020 sekitar 23.6 juta orang akan meninggal karena penyakit kardiovaskuler terutama karena penyakit jantung dan stroke, sehingga menjadi ancaman penyebab kematian utama didunia. Pertambahan jumlah kematian terbesar terdapat di Pasifik Barat dan Asia Tenggara. Indonesia sebagai salah satu negara yang berada dikawasan Asia Tenggara sebagai negara berkembang juga menunjukan kecenderungan yang hampir sama, yaitu bahwa penyakit jantung koroner juga termasuk penyebab kematian tertinggi di Indonesia. Data penelitian pada Depertemen Kesehatan menunjukan bahwa hipertensi dan penyakit kardiovaskuler masih cukup tinggi
  • 3. 2 dan cenderung meningkat (Dinkes Nunukan, 2009). Adapun laporan studi mortalitas tahun 2001 oleh Survei Kesehatan Nasional (SurKesNas, 2001) menunjukkan bahwa penyebab utama kematian di Indonesia adalah penyakit sistem sirkulasi (jantung dan pembuluh darah) sekitar 26,39%. Berdasarkan data rekam medis Pusat Jantung Nasional Harapan Kita (Sulastomo, 2010), pasien Infark Miokard Akut (IMA) yang berusia di bawah 45 tahun berjumlah 92 orang dari 962 pasien IMA (10,1%) pada tahun 2006 dan angka ini menjadi 10,7% yaitu 117 pasien IMA usia muda dari 1.096 seluruh pasien IMA pada tahun 2007. Meskipun sebenarnya angka kematian akibat penyakit jantung sudah menurun sejak pertengahan tahun 1960 tetapi prevalensi maupun komplikasi atau keterbatasan yang diakibatkan penyakit jantung tersebut tidak pernah menurun (Sullivan et.al., 1998). Upaya untuk menurunkan angka kejadian penyakit jantung diperlukan tindakan pencegahan dan penanganan dengan pendekatan multifaktor dan dilakukan sepanjang kehidupan (Lewis et. al., 2007). Upaya tersebut harus dilakukan secara komprehensip meliputi upaya preventif, promotif, kuratif dan rehabilitatif. Upaya yang tepat untuk mengurangi dan mengendalikan berbagai faktor resiko penyakit jantung menjadi salah satu kunci menurunkan angka kejadian penyakit jantung tersebut. Faktor resiko munculnya penyakit jantung koroner meliputi faktor yang dapat dimodifikasi dan tidak dapat dimodifikasi. Faktor yang tidak dapat dimodifikasi antara lain : usia, jenis kelamin dimana laki-laki lebih banyak dari pada perempuan, etnis (etnis kulit putih lebih beresiko dibandingkan etnis lainnya) dan predisposisi genetik. sedangkan faktor yang dapat dimodifikasi berupa faktor mayor dan kontributif. Faktor resiko mayor berupa peningkatan kolesterol, hipertensi, merokok, inaktivitas fisik dan obesitas. Sedangkan yang termasuk faktor kontributif adalah diabetes mellitus, status psikologis dan tingkat homosistein (Lewis et. al., 2007). Diagnosis IMA mempengaruhi baik aspek fisik dan psikososial dari kehidupan pasien, studi sebelumnya menemukan bahwa pasien setelah IMA melaporkan penurunan nilai dalam kehidupan sehari-hari, seperti pekerjaan rumah tangga, aktivitas fisik, seperti memanjat tangga, kegiatan seksual dan hobi, tidak dapat
  • 4. 3 melakukan tingkat yang sama pekerjaan yang mereka bisa lakukan sebelum diagnosis penyakit, dan mood rendah (Panthee & Kritpracha, 2011). Beberapa pasien tidak bisa diharapkan kembali bekerja seperti dulu tepat waktu dikarenakan kondisinya. Dengan demikian gangguan fisik dan emosi dari infark miokard akut dapat menjadi permanen dan dalam banyak kasus mempengaruhi serta merusak gaya hidup sehingga mengurangi kualitas hidup untuk jangka panjang (Brown, et al, 1999 dalam Chan et al, 2004). Dari hasil survey Departemen Kesehatan Republik Indonesia tahun 2013 diketahui bahwa penyakit jantung dan pembuluh darah menempati urutan tertinggi sebagai penyebab kematian di Indonesia yaitu sebesar 26,4%. Sindrome Koroner Akut (SKA), merupakan suatu kasus kegawat daruratan terutama dalam pembuluh darah koroner, dan merupakan sekumpulan sidrom penyakit jantung koroner dan menjadi penyebab kematian tertinggi didunia bahkan mengalami peningkatan dalam 10 tahun terakhir ini sehingga penanganan SKA harus dilakukan secara cepat dan tepat, baik untuk diagnosis maupun prosedur tindakan (Ainiyah, 2015). Saat ini, kateterisasi jantung adalah teknik intervensi dan diagnosis hemodinamik yang paling banyak digunakan di seluruh dunia dan menyumbang sekitar enam ribu prosedur per satu juta penduduk per tahun di negara-negara Barat. Tingkat komplikasi dan restenosis rendah. Kateterisasi jantung adalah penyisipan kateter sampai aorta dan ventrikel kiri dengan menusuk arteri radialis, brakialis atau femoralis. Gambar arteri koroner didapatkan dengan cara menyuntikkan kontras melalui kateter. Prosedur ini digunakan untuk penilaian diagnostik untuk mengkonfirmasi atau menentukan tingkat keparahan kardiopati, meskipun menjadi ujian pilihan untuk mendiagnosis dan mengobati penyakit koroner, tetap menimbulkan risiko potensial, seperti aritmia, emboli, perubahan neurologis, perubahan vasovagal, selain komplikasi iskemik, alergi dan vaskular (Buzzato, 2010). Proses kateterisasi jantung selalu didahului sesuatu reaksi emosional tertentu oleh pasien, apakah reaksi tersebut jelas atau tersembunyi. Kateterisasi jantung pada umumnya merupakan prosedur elektif dimana pasien dengan penyakit jantung simtomatik mengikuti sebuah aturan dimana pasien memerlukan perawatan di
  • 5. 4 rumah sakit, menanti saat prosedur dilakukan bisa menjadi sumber utama stres dan kecemasan. Perasaan ini berhubungan langsung dengan sifat prosedur invasif dan ketidakpastian yang berkaitan dengan diagnosis (Buzzato, 2010). Kecemasan adalah gangguan alam perasaan (afektif) yang ditandai dengan perasaan ketakutan atau kekhawatiran yang mendalam dan berkelanjutan, tidak mengalami gangguan dalam menilai realitas, kepribadian masih tetap utuh, perilaku dapat terganggu tetapi masih dalam batas-batas normal (Hawari, 2016). Menurut Hawari (2016) pada dasarnya semua penyakit fisik akan mempengaruhi kondisi psikologik seseorang. Demikian juga penderita Sindrome Koroner Akute pada umumnya akan mengalami kondisi psikologik antara lain gangguan penyesuaian, kecemasan atau depresi Pasien dengan SKA akan disertai kecemasan dan SKA itu sendiri merupakan stressor yang menyebabkan klien merasa cemas. Kecemasan dipengaruhi oleh faktor intrinsik dan ekstrinsik. Faktor-faktor intrinsik antara lain: usia, jenis kelamin dan pengalaman. Sedangkan faktor ekstrinsik antara lain : pendidikan, pekerjaan dan kondisi lingkungan. Jenis kelamin yaitu perempuan memiliki tingkat kecemasan lebih tinggi dibandingkan dengan jenis kelamin laki-laki, dikarenakan perempuan lebih peka terhadap emosinya pada akhirnya peka juga terhadap perasaan cemasnya. Perbedaan ini bukan hanya dipengarui faktor emosi tetapi juga dipengarui oleh faktor kognitif (Donsu, 2017). Selain itu kecemasan yang dialami pasien dapat dipengaruhi oleh tingkat pendidikan. Menurut Notoatmodjo (2012), semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang maka semakin baik pola pikirnya. Ini dapat diartikan bahwa semakin tinggi pendidikan memudahkan seseorang menerima informasi yang berhubungan dengan rencana tindakan kateterisasi sehingga meminimalkan respon dari tingkat kecemasan. Dari data yang didapat pasien Sindroma Koroner Akut di ruang Cath-Lab Mayapada Hospital Jakarta Selatan pada tahun 2015 telah dilakukan kateterisasi pada 77 orang pasien, pada tahun 2016 kateterisasi dilakukan pada 78 orang pasien, pada tahun 2017 dilakukan tindakan kateterisasi pada 182 orang pasien, pada tahun 2018 telah dilakukan kateterisasi pada 245 pasien dan pada tahun 2019 telah dilakukan kateterisasi pada 264 orang pasien.
  • 6. 5 Dari wawancara yang peneliti lakukan terhadap 10 orang pasien yang akan dilakukan kateterisasi jantung ternyata didapatkan kurang lebih 80% mengalami kecemasan. Dari tingkat ringan sampai berat, dengan rincian sebagai berikut: cemas ringan sebanyak 5 orang, cemas sedang 3 orang dan cemas berat 2 orang. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang diatas maka dapat dirumuskan masalah pada penelitian ini adalah faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi tingkat kecemasan pasien yang akan dilakukan tindakan kateterisasi jantung pada pasien Sindroma Koroner Akut di Cath-Lab Mayapada Hospital Jakarta Selatan. C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan umum Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat kecemasan pasien dengan tindakan kateterisasi jantung di Mayapada Hospital Jakarta Selatan. 2. Tujuan khusus a. Mengidentifikasi karakteristik responden (usia, jenis kelamin, pendidikan) di Mayapada Hospital Jakarta Selatan. b. Mengetahui tingkat kecemasan pasien yang dilakukan tindakan keteterisasi jantung di Mayapada Hospital Jakarta Selatan. c. Mengetahui dan mengidentifikasi gambaran faktor-faktor yang menyebabkan kecemasan pada pasien tindakan katerisasi (pengalaman, dukungan keluarga, tingkat pengetahuan) di Mayapada Hospital Jakarta Selatan. d. Menganalisa hubungan antara pengalaman dengan tingkat kecemasan pasien dengan tindakan keteterisasi jantung di Mayapada Hospital Jakarta Selatan. e. Menganalisa hubungan antara dukungan keluarga dengan tingkat kecemasan pasien dengan tindakan kateterisasi jantung di Mayapada Hospital Jakarta Selatan. f. Menganalisa hubungan antara tingkat pengetahuan dengan tingkat kecemasan pasien yang dilakukan tindakan kateterisasi jantung di
  • 7. 6 Mayapada Hospital Jakarta Selatan D. Manfaat Penelitian 1. Bagi pelayanan keperawatan Penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan masukan bagi perawat untuk memberikan pelayanan asuhan keperawatan yang memberikan rasa nyaman khususnya pasien yang sedang dalam tindakan kateterisasi jantung di Mayapada Hospital Jakarta Selatan 2. Bagi perkembangan ilmu keperawatan Penelitian ini dapat menjadi masukan bagi peneliti lain yang akan melakukan penelitian lebih lanjut tentang faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat kecemasan pasien dengan tindakan kateterisasi jantung di Mayapada Hospital Jakarta Selatan 3. Bagi Institusi Pendidikan Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi tambahan literature bagi mahasiswa dan institusi pendidikan STIKES PERTAMEDIKA 4. Bagi Peneliti Penelitian ini merupakan sarana untuk melatih diri dan berfikir secara ilmiah serta aplikasi ilmu tentang ilmu riset keperawatan 5. Bagi pasien Penyakit Jantung Koroner Untuk meningkatkan pengetahuan pasien Penyakit Jantung Koroner agar lebih mengerti dan memahami tentang Penyakit Jantung Koroner sehingga berdampak dapat mengurangi kecemasan.
  • 8. 7