Dokumen tersebut membahas analisis miskonsepsi pada beberapa materi kimia, yaitu keadaan materi, struktur atom, bilangan kuantum, konfigurasi elektron, sistem periodik, konsep mol, termokimia, laju reaksi, kesetimbangan kimia, dan asam basa. Beberapa penyebab miskonsepsi diidentifikasi seperti ketidakmampuan menganalisis perhitungan stoikiometri, memahami representasi simbolik, dan membedakan konsep-
1. Oleh : Muhammad Fath Azzajjad
Analisis Miskonsepsi Pada Materi: KeAdaan
materi, Struktur Atom, Bilangan kuantum
bentuk orbital, Konfigurasi electron, dan
system periodic.
2. Konsep
Miskonsepsi
Miskonsepsi dipandang sebagai pengertian
yang tidak akurat mengenai konsep, penggu
naan konsep yang salah, klasifikasi contoh-
contoh yang salah, kekacauan konsep- kon
sep yang berbeda, dan hubungan hierarkis k
onsep-konsep yang tidak benar
3. Cara mengatasi miskonsepsi
Menurut suparno 2005
mencari atau
menemukan
bentuk-bentuk
miskonsepsi
menemukan
mencari
penyebab
terjadinya
miskonsepsi
Penyebab
memilih
metode yang
sesuai
untuk
mengatasi
miskonsepsi
tersebut.
metode
4. Karakteristik
materi
01 Keadaan materi
Berisi materi dan sub materi pada umumnya bersifat konkret,
membutuhkan analisis kemampuan makroskopik
02 Struktur Atom
Berisi materi dan sub materi yang tersaji secara abstrak, membutuhkan
analisis kemampuan sub mikroskopik dan simbolik
03
Bilangan kuantum dan bentuk
orbital
Terdiri atas materi dan sub materi yang tersaji secara
submikroskopik dan simbolik
04
Konfigurasi electron, dan system
periodic
Secara umum membutuhkan kemampuan sub
mikroskopik dan simbolik
5. Membangun pemahaman
Miskonsepsi
Keadaan
materi
Peserta didik masih sering
miskonsepsi dalam mengartikan
perubahan wujud zat sebagai
contoh peserta didik berasumsi
peristiwa es batu mencair sebagai
penguapan, peserta didik salah
mengartikan bentuk perubahan
wujud zat.
Pendidik menggunakan simulasi
dan stimulasi di awal
pembelajaran untuk membangun
pemahaman perubahan wujud zat
dengan menganalogikan kondisi
awal dan proses perubahan yang
terjadi.
Solusi dan rekomendasi
Pendidik menggunakan model pembelajaran card sort tournament agar
pembelajaran lebih bermakna dalam membelajarkan pebelajar, model ini sangat
relevan diterapkan pada tingkat sekolah dasar sampai perguruan tinggi.
6. Membangun pemahaman
Miskonsepsi
Struktur
Atom
Peserta didik belum bisa
membedakan nomor massa dan
nomor atom terutama dalam
membelajarakan pebelajar materi
nuklida, sehingga peserta didik
kesulitan dalam menentukan
isotop, isobar dan isoton.
Membawa peserta didik bernalar
dengan menggunakan konsep lebih
konkrit, membuat pembelajaran lebih
bermakna dengan menghadirkan
berbagai penugasan pembuatan media
baik secara cetak maupun elektronik.
Solusi dan rekomendasi
Menggunakan media pembelajaran baik berupa cetak dan animasi pada model
pembelajaran, peserta didik sebagai insan digital masa kini lebih mudah
mengkonstruk pengetahuan yang dibangun dengan menggunakan media
pembelajaran
7. Membangun pemahaman
Miskonsepsi
Struktur
Atom
Peserta didik belum mampu
memaknai teori atom sehingga
rawan mengalami miskonsepsi
dalam menginterpretasikan
konsep teori-teori atom.
Pendidik mengubah pola
pembelajaran dengan lebih aktif
untuk membangun konsep
pengetahuan peserta didik
Solusi dan rekomendasi
Materi teori atom merupakan materi yang kompleks meski memuat
pengetahuan konseptual. Rekomendasi dalam pembelajaran menggunakan
kooperatif dan model rujukan teori belajar konstruktivistik
8. Membangun pemahaman
Miskonsepsi
Bilangan
kuantum
dan bentuk
orbital
Peserta didik belum mampu
membedakan domain, PEI dan PEB
pada teori VSEPR .
Pendidik menggunakan bermain
peran dalam mensimulasikan teori
VSEPR menggunakan domain, PEI
dan PEB
Solusi dan rekomendasi
Pendidik menggunakan media animasi dalam pembelajaran untuk membangun
imajinasi peserta didik sehingga materi abstrak dapat lebih konkrit dan nyata
10. -40
Materi pada umumnya disajikan dalam bentuk
representasi simbolik
Konsep Mol
Pada materi termokimia, materi disajikan menggunakan
representasi makroskopik, submikroskopik dan simbolik
Termokimia
Pada materi laju reaksi, materi disajikan menggunakan
representasi makroskopik, submikroskopik dan simbolik
Laju reaksi
Pada materi kesetimbangan kimia, materi disajikan
menggunakan representasi makroskopik, submikroskopik dan
simbolik
Kesetimbangan Kimia
Pada materi asam basa, materi disajikan menggunakan
representasi makroskopik, submikroskopik dan simbolik
Asam basa
01
02
03
04
05
11. Miskonsepsi pada materi konsep mol
Penyebab
miskonsepsi
Ketidakmampuan siswa
menganalisis perhitungan
stoikiometri dan
kebingungan dalam
menghubungkan materi
dengan konsep mol
Akibat
Siswa Keliru
menyelesaikan soal
karena kemampuan
analisis perhitungan dan
kemampuan interkoneksi
yang rendah
Materi konsep mol memuat perhitungan stoikiometri
dengan berbagai teori hukum dasar kimia terkoneksi
menjadi bagian sistematika berpikir dalam
menghubungkan berbagai sub materi
Solusi yang ditawarkan adalah menggunakan model
pembelajaran discovery learning berbantuan LKPD,
Siswa akan mencari dan menemukan sendiri berbagai
konsep dasar perhitungan stoikiometri dengan penuh
tanggungjawab
12. Miskonsepsi pada materi termokimia
Penyebab
miskonsepsi
Ketidakmampuan siswa
membedakan reaksi eksoterm
dan reaksi endoterm,
membedakan macam-macam
perubahan entalpi molar, dan
menentukan perubahan entalpi
reaksi, hal ini dikarenakan
siswa masih belum memahami
materi dasarkimia (apersepsi)
Akibat
Siswa Keliru
menyelesaikan soal
karena kemampuan
memahami konten pada
sub yang ada pada materi
termokimia
Materi termokimia menjadi materi yang rawan
miskonsepsi karena tuntutan kemampuan multiple
representasi dalam materi termokimia
Solusi yang ditawarkan adalah menggunakan sebaiknya
pendidik menggunakan media video atau media animasi
yang dapat membantu siswa memahami materi
termokimia
13. Miskonsepsi pada materi laju reaksi
Penyebab
miskonsepsi
menganggap bahwa pada
reaksi orde 2 berbanding lurus
dengan perubahan konsentrasi
reaktan dansiswa menganggap
bahwa kenaikan suhu dapat
memperkecil energi kinetik (Ek)
dan meningkatkan energi
aktivasi (Ea)
Akibat
Siswa Keliru memahami
materi dalam laju reaksi
yang berakibat pada
pengerjaan soal laju reaksi
Materi laju reaksi menjadi materi yang rawan
miskonsepsi karena tuntutan kemampuan multiple
representasi dalam materi termokimia
Solusi yang ditawarkan adalah menggunakan media
animasi agar gambaran materi lebih konkrit dan
pemilihan model pembelajaran yang relevan dengan
perkembangan zaman yakni learning cycle 5E
14. Miskonsepsi pada materi Kesetimbangan Kimia
Penyebab
miskonsepsi
menganggap bahwa Saat
kesetimbangan terjadi, jumlah
massa reaktan sama dengan
jumlah massa produk, Simbol [ ]
berarti konsentrasi zat dalam
satuan mol, dan Harga tetapan
kesetimbangan dapat
menentukan angka koefisien
dari zat-zat yang terlibat dalam
reaksi.
Akibat
Siswa Keliru memahami
materi dasar pada
kesetimbangan kimia
terutama sebagai redaksi
dalam menyelesaikan
beberapa soal
Materi kesetimbangan kimia menjadi materi yang rawan
miskonsepsi karena tuntutan kemampuan multiple
representasi dalam materi termokimia dan sifat abstrak
materi
Solusi yang ditawarkan adalah menggunakan media
animasi agar gambaran materi lebih konkrit dan
pemilihan model pembelajaran yang lebih kontekstual.
15. Miskonsepsi pada materi Asam basa
Penyebab
miskonsepsi
Peserta didik masih belum
mampu membedakan arti basa
dan basah, peserta didik belum
mampu memahami
penggolongan sifat asam basa
Akibat
Siswa Keliru memahami
materi dasar pada asam
basa, berakibat tidak
mampu memahami materi
asam basa secara
keseluruhan karena terjadi
miskonsepsi pada sub
materi
Materi asam basa lebih banyak menggunakan
kemampuan representasi simbolik dan submikroskopik
Solusi yang ditawarkan adalah menggunakan media
animasi agar gambaran materi lebih konkrit dan
pemilihan model pembelajaran yang lebih kontekstual.