Dokumen tersebut membahas mengenai mentoring dan transformasi sistem kediklatan PNS di Indonesia. Beberapa poin penting yang diangkat antara lain mengenai pengertian dan manfaat mentoring, peran mentor dalam pelatihan, serta upaya meningkatkan kualitas widyaiswara untuk mendukung transformasi sistem kediklatan PNS yang lebih profesional.
5. TRANSFORMASI DIKLAT PENJENJANGAN
SEPADA (Sekolah Pimpinan Administrasi Tingkat
Dasar)
SEPALA (Sekolah Pimpinan Administrasi Tingkat
Lanjutan)
SEPADYA (Sekolah Pimpinan Administrasi Tingkat
Madya)
SESPA/SESPANAS (Sekolah Staf dan Pimpinan
Administrasi/Nasional)
10. TRANSFORMASI DIKLAT PENJENJANGAN
1. PKP (Pelatihan Kepemimpinan Pengawas)
2. PKA (Pelatihan Kepemimpinan Administrator)
3. PKN II (Pelatihan Kepemimpinan Nasional Tingkat
II)
4. PKN I (Pelatihan Kepemimpinan Nasional Tingkat
I)
Untuk Diklat Prajabatan berubah menjadi Latsar
(Pelatihan Dasar)
11. MEMBENTUK PEMIMPIN PERUBAHAN
PROF. DR. AGUS DWIYANTO
• Pemimpin tidak bisa dibentuk dengan memperkuat
kemampuan kognitif saja, melalui ceramah dan
kuliah?
• Pemimpin bisa dibentuk secara lebih efektif melalui
praktik kepemimpinan (experential learning)
• Pemimpin perubahan dibentuk melalui praktik
menggagas, merencanakan, mengelola, dan
memastikan perubahan menghasilkan manfaat
seperti yang direncanakan.
12. Diklatpim Pembaharuan bersifat inklusif; melibatkan
pimpinan, kolega, dan bawahan.
Pemimpin instansi dari peserta memberi otorisasi kepada
peserta.
Peserta memperoleh pembelajaran di kelas dan di luar kelas
untuk meningkatkan kemampuan mengelola perubahan
kapasitas merencanakan, melaksanakan, menjual gagasan
perubahan kepada stakeholders, mengelola pro dan kontra
yang terjadi sebagai akibat perubahan, dan memastikan
perubahan berjalan sesuai dengan ekspektasinya.
Peserta diklat mengelola proses perubahan yang
sesungguhnya dibawah bimbingan pimpinan sebagai mentor
dan coach yang disediakan oleh penyelenggara Diklat.
CIRI KHAS DIKLAT POLA BARU
PROF. DR. AGUS DWIYANTO
13. KARAKTERISTIK DIKLAT KEPEMIMPINAN
• Diklat berbasis kinerja : output diklat tidak sekedar
pemenuhan kompetensi individual tetapi memberikan
perubahan kinerja individu dan atau organisasi
• Metode pembelajaran lebih variatif : ceramah, diskusi,
simulasi, roleplay, visitasi, kasus, coaching,
mentoring, counseling, seminar
• Shifting peran WI dari pengajar ke fasilitator
• Dual system : in campus dan off campus
• Tuntutan sarana/prasarana & media yang mendukung
proses pembelajaran
• Evaluasi peserta ditekankan pada kinerja memimpin
perubahan yang dihasilkan
• Target Proyek Perubahan harus menjadi bagian dari
SKP Peserta diklat (untuk keberlanjutan aksi)
17. UU ASN No. 5/2014;
Harus dilakukan
pengembangan
kompetensi ASN
PP No. 11/2017;
Hak pengembangan
kompetensi ASN
adalah 20 JP pertahun
Salah satu bentuk
pengembangan
kompetensi adalah
melalui pelatihan
Salah satu tugas
pokok WI adalah
DIKJARTIH PNS
dalam pelatihan-
pelatihan
WI yang professional
menentukan kualitas
Diklat
MENGAPA WI HARUS
PROFESIONAL ?
18. MENGAPA WI
HARUS
PROFESIONAL ?
Dalam Pelatihan,
Tenaga Pengajar
dapat berasal dari
WI dan Non WI
>> Peserta
Pelatihan berhak
mendapat
pengajar yang
terbaik
Menjadi pengajar
dalam pelatihan
>>bukan hak
EKSLUSIF WI
saja
Menjadi penting
dan mendasar
adalah:
>>WI MENJADI
YANG TERBAIK
DI BIDANGNYA
19. ASN/PNS
masih
menjadi
profesi yang
diidamkan
Rekruitmen ASN
yang transparan,
telah
menghasilkan
generasi baru
yang berkuaitas
Generasi
baru ASN
Generasi
“online” yang
dengan
cepat update
isu-isu terkini
Persaingan
global….
AFTA, MEA
sudah
berjalan.
Tuntutan
Pelayanan
Publik yang
baik
WI harus mampu
bersaing di
tingkat nasional,
regional dan
global.
MENGAPA WI
HARUS
PROFESIONAL ?
20. Profesional
Mindset dan
Karakter:
Pola pikir, wawasan,
dsb
Akses dan
kualitas pelatihan
Manajemen
Diklat
MEMBANGUN PROFESIONALITAS
Terlibat sejak proses
perencanaan
hingga evaluasi
pelatihan
Mindset /Pola pikir inovatif
Tidak hanya fokus pada kepent .
individu tapi lebih luas
Wawasan luas ,
Pengembangan kapasitas
( update informasi )
Membangun Networking
Investasi Diri
Penguasaan TI
21. PENGERTIAN MENTORING
Mentoring adalah sebuah proses untuk membantu
seseorang belajar pengetahuan baru dari orang lain
yang lebih berpengalaman.
Dalam bahasa Indonesia, mentor juga dikenal dengan
sebutan pendampingan, orang yang didampingi /orang
yang mengikuti mentor disebut mentee atau
mentoree.
mentoring bisa dilakukan secara formal maupun
informal. Pada pendampingan formal, biasanya
hubungan antara mentor dan mentee cenderung lebih
terstruktur sedangkan pendampingan informal
biasanya berjalan lebih santai dan tidak ada sistem
penilaian atau track progres yang terencana.
22. TIPE-TIPE MENTORING
Mentoring adalah proses pendampingan yang
lebih mengarah ke pengembangan diri secara
lebih menyeluruh
1. One-on-one mentoring
2. Group mentoring
3. Peer mentoring
4. Distance atau e-mentoring
5. Reverse mentoring
6. Speed mentoring
24. FUNGSI MENTORING
Fungsi remedial atau rehabilitatif
Peranan remedial berfokus pada masalah; 1) penyesuaian diri, 2)
menyembuhkan masalah psikologis yang dihadapi, dan 3)
mengembalikan kesehatan mental dan mengatasi gangguan
emosional.
Fungsi edukatif atau pengembangan
Fungsi ini berfokus kepada masalah: 1) membantu meningkatkan
ketrampilan-ketrampilan 2) mengidentifikasi dan memecahkan
masalah-masalah 3) membantu meningkatkan kemampuan
menghadapi transisi dalam kehidupan.
Fungsi preventif atau pencegahan
Fungsi ini membantu individu agar dapat berupaya aktif untuk
melakukan pencegahan sebelum mengalami masalah-masalah
kejiwaan karena kurangnya perhatian.
25. Suksesnya pelaksanaan mentoring tidak hanya
bergantung pada karakteristik mentor saja,
tetapi juga karakteristik mentee.
Karakteristik yang seharusnya dimiliki oleh
seorang mentee adalah:
1. mempunyai keinginan untuk belajar,
2. mempunyai keinginan untuk bekerja
sebagai tim, sabar, mampu mengambil
resiko dan bersikap positif.
KUNCI SUKSES MENTORING
26. PERAN MENTOR
Seorang mentor tidak hanya berperan sebagai seorang pembimbing
saja tetapi ia memiliki multi fungsi yaitu selain sebagai seorang guru
(teacher) bagi mentee-nya, juga seorang pendukung (sponsor),
pendorong (encourage), konselor (counselor), dan sahabat (befriend).
Untuk itu seorang mentor harus memiliki kriteria tertentu guna
mencapai tujuan dari pelaksanaan mentoring.
guru (teacher)
pendukung (sponsor),
pendorong (encourage),
sahabat (befriend)
27. PERMASALAHAN
MENTOR
DALAM PELATIHAN
1. Mentor tidak faham tugasnya
2. Mentor bertindak sebagai penguji
3. Mentor kurang obyektif dalam menilai
4. Mentor mudah berganti
5. Mentor pengganti tidak faham
6. Mentor kurang tepat terutama PKN II (seharusnya PPK/PYB)