Tugas ini membahas sifat-sifat fisik mineral yang meliputi warna, kilap, cerat, kekerasan, bentuk kristal, belahan, pecahan, berat jenis, sifat dalam, dan diaphanitas. Sifat-sifat tersebut penting untuk mengidentifikasi jenis mineral.
1. TUGAS
TENTANG SIFAT FISIK MINERAL
OLEH :
NAMA EFARADUS APIEM
NIM 2013 40 058
PROGRAM STUDI D3 TEKNIK PERTAMBANGAN
JURUSAN TEKNIK
FAKULTAS TEKNIK PERTAMBANGAN DAN PERMINYAKAN
UNIVERSITAS PAPUA
MANOKWARI
2015
2. KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa atas berkat dan
rahmatNya penulis dapat menyelesaikan Tugas Kristalografi Dan Mineralogi ( Krismin ) ini
dengan baik.
Tugas ini dibuat untuk memenuhi UTS di mata kuliah Kristalografi Dan Mineralogi dan
diharapkan para pembaca dapat mengetahui tentang Mineral ini.
Taklupa penulis Mengucapkan terimakasih kepada dosen pembimbing dalam hal
ini Ibu HERMINA HALUK,S.T.,M.T dan teman-teman kelompok sekalian yang telah
bekerja keras dan berpartisipasi dalam menyelesaikan Tugas ini..
Penulis menyadari bahwa Tugas ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu kritik
dan saran yang bersifat membangun, sangat penulis harapkan demi lebih baiknya Tugas – tugas
yang akan datang.
Akhir kata, semoga Tugas ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
Manokwari 19 Oktober 2015
Mengetahui
Penulis
3. 1. Pengertian Mineral
Mineral adalah suatu zat yang berbentuk padat yang terjadi secara alamiah dengan suatu
komposisi kimia tertentu dan memiliki susunan atom yang teratur, biasanya terbentuk secara
anorganik. Sifat – sifat fisik mineral di tentukan oleh struktur kristal dan dan komposisi kimia
nya.
Mineral merupakan senyawa alami yang terbentuk melalui proses geologis. Istilah mineral
termasuk tidak hanya bahan komposisi kimia tetapi juga struktur mineral. Mineral termasuk
dalam komposisi unsur murni dan garam sederhana sampai silikat yang sangat kompleks dengan
ribuan bentuk yang diketahui (senyawaan organik biasanya tidak termasuk). Ilmu yang
mempelajari mineral disebut mineralogi.
2. Sifat Fisik Mineral
Penentuan nama mineral dapat dilakukan dengan membandingkan sifat-sifat fisik mineral
antara mineral yang satu dengan mineral yang lainnya. Sifat-sifat fisik mineral tersebut meliputi :
Warna, Cerat (Streak), Kiap (Luster), Kekerasan (Hardness), Bentuk kristal (Crystal form),
Belahan (Cleavage), Pecahan ( Fracture), Berat jenis (Specific gravity), Sifat dalam (Tenacity),
Diaphanety dan Special properties.
A. Warna
Warna adalah kemampuan mineral menyerap warna
Warna Contoh
Kuning Belerang (S)
Emas Pirit (FeS2), Kalkopirit (CuFeS2), Emas (Au)
Hijau Klorit ((MGFe)5Al(AlSiO3O10)(OH)), Malasit (Cu2Co3(OH)2)
Biru Azurit (2CuCo3 Cu(OH0)2), Beril (B3Al2 (Si6O18))
Merah Jasper, Hematit (Fe2O3)
Cokelat Garnet, Limonite (Fe2O3)
Abu-abu Gelena (PbS)
Hitam Biotit (K2(MgFe)2(OH)2(AlSi3O10)), Grafit (C), Augit
Putih Kaolin (Al3O3.2SiO2.2H2O), Gypsu (CaSO4.2H2O)
4. B. Kilap
Kilap adalah penampakan atau cahaya yang dipantulkan saat mineral terkena cahaya.
Secara garis besar, kilap dibedakan dengan:
1. Kilap logam, Bila mineral tersebut memiliki kilapan seperti logam. Contoh:
Gelena, pirit, magnetik, kalkopirit, granit, hematit.
2. Kilap bukan logam
Kilap intan, kilapannya cemerlang seperti intan.
Kilap kaca, misalnya kilapan pada kuarsa dan kalsit.
Kilap sutera, kilapannya menyerupai sutera. Biasanya terdapat pada mineral
yang mempunyai struktur serat seperti asbes, alkanolit, dan gips.
Kilap damar, kilapannya menyerupai damar seperti pada sphareit.
Kilap mutiara, kilapannya seperti lemak atau sabun, misalnya sepentin, opal,
nepelin.
Kilap tanah, kilapannya seperti tanah lempung, misalnya kaolin, bauxit dan
limonin.
C. Cerat
Cerat adalah warna mineral dalam bentuk serbuk. cerat dapat dilihat dengan
menggoreskan mineral kepada suatu bidang porselin yang kasar atau dengan
menumbuk mineral tersebut lalu dilihat warna tumbukannya.
Warna ceran lebih khas daripada warna mineral keseluruhan, sehingga dapat
digunakan untuk mengidentifikasikan mineral.
D. Kekerasan
Kekerasan adalah ketahanan mineral tersebut terhadap goresan. Kekerasan mineral
secara relatif ditentukan dengan Skala Mohs. Alat uji standarnya:
1. Talk
2. Gypsum
3. Kalsit
4. Flourit
5. Apatit
6. Ortoklas
7. Kuarsa
8. Topaz
9. Korondum
10. Intan
5. Mineral yang tidak diketahui kekerasannya dapat juga dibandingkan dengan benda lain
yang diketahui skala kekerasannya. Yaitu:
Kuku manusia: 2,5
Kawat tembaga: 3
Paku: 5,5
Pecahan kaca dan Pisau baja: 5,5-6
Kikir baja: 6,5-7
Kuarsa: 7
E. Bentuk Kristal
Mineral ada yang berbentuk kristal mempunyai bentuk teratur yang dikendalikan oleh
sistem kristalnya, dan ada pula yang tidak. Mineral yang membentuk kristal disebut
Mineral Kristalin. Mineral kristalin sering mempunyai bangunan yang khas disebut
Amorf (tidak berbentuk kristal). Bentuk kristal bermacam-macam, antara lain:
Isometrik/Kubus: Florit, Octahedron, Pirit, Gelena
Tetragonal/Balok: Wilfenit, Apiphilit
Heksagonal: Kalsit, Vanadinit, Kuarsa
Ortorombik: Topaz, Barit, Staurolit
Monoklin: Gypsum, Mika
Triklin: Microcline
F. Belahan
Belahan adalah kecenderungan suatu mineral untuk mengalami disintegrasi sepanjang
bidang lemahnya. Belahan dapat dibagi menjadi:
1 arah: Mika, Muskovit
2 arah: Ortoklas, amphibole
3 arah: Halit, kalsit
4 arah: Flourit
G. Pecahan
Pecahan adalah kecenderungan suatu mineral mengalami disintegrasi tidak pada titik
lemahnya. Pecahan dapat dibagi menjadi:
Konkoidal, permukaan halusdan melengkung seperti kenampakan kerang atau
pecahan botol. Contoh: Kuarsa
Splintery, permukaan seperti serat atau abon. Contoh: Asbes dan augit
Even, bila pecahan tersebut menunjukkan permukaan bidang pecahan halus.
Contoh: Pada kelompok mineral lempung
Uneven, permukaan kasar dan tidak teratur. Contoh: Pirit, kalkopirit
Hackly, permukaan kasar, tidak teratur dan runcing. Contoh: Emas
6. H. Berat Jenis
Berat jenis adalah perbandingan antara berat mineral dengan volume mineral. Cara
yang umum untuk menentukan berat jenis adalah dengan menimbang mineral tersebut
terlebih dahulu, misalnya beratnya X gram. kemudian mineral ditimbang kembali dalam
keadaan didalam air, misalnya Y gram. Berat terhitung dalam keadaan didalam air
adalah berat mineral dikurangi dengan berat air yang volumenya sama dengan volume
butir mineral tersebut. Contoh: Gelena (SG: 7,5), perak (SG: 10-12).
I. Sifat Dalam
Sifat dalam adalah kemampuan suatu mineral untuk pecah. Tenacity ini dapat dibagi
menjadi:
Brittle, bisa dipotong dan hancur menjadi pecahan runcing. Contoh: Kuarsa
Malleable, dapat ditempa menjadi lapisan pipih dan tanpa pecah. Contoh: Emas
Sectile, dapat dipotong dengan pisau menjadi keping-keping tipis. Contoh:
Gipsum
Flexible, dapat dibentuk tapi tidak bisa dikembalikan kembali jika gaya
ditiadakan. Contoh: Talc, selenit
Elastic, dapat dibentuk dan dapat dikembalikan kembali seperti semula. Contoh:
Muskovit
J. Diaphanity
Diaphanety adalah kemampuan mineral untuk meneruskan cahaya. Diaphanety dapat
dibagi menjadi:
Trasparent, benda dapat tampak bila dipandang melalui suatu mineral. Contoh:
Kuarsa, kalsit, biotit
Translucent, cahaya dapat diteruskan oleh mineral, namun benda dibalik
mineral tidak tampak jelas. Contoh: Gipsum
Opaque, tidak ada cahaya yang diteruskan walaupun pada keping tertipis.
Contoh: Magnetik, pirit
Daftar Pustaka
Bandi Setiadi
Fhardi Suganda
Firman Gumilar Sudayat
Iqra Amelia
Muhammad Khair
Nang Banjarnegara