SlideShare a Scribd company logo
TUGAS
TENTANG SIFAT FISIK MINERAL
OLEH :
NAMA EFARADUS APIEM
NIM 2013 40 058
PROGRAM STUDI D3 TEKNIK PERTAMBANGAN
JURUSAN TEKNIK
FAKULTAS TEKNIK PERTAMBANGAN DAN PERMINYAKAN
UNIVERSITAS PAPUA
MANOKWARI
2015
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa atas berkat dan
rahmatNya penulis dapat menyelesaikan Tugas Kristalografi Dan Mineralogi ( Krismin ) ini
dengan baik.
Tugas ini dibuat untuk memenuhi UTS di mata kuliah Kristalografi Dan Mineralogi dan
diharapkan para pembaca dapat mengetahui tentang Mineral ini.
Taklupa penulis Mengucapkan terimakasih kepada dosen pembimbing dalam hal
ini Ibu HERMINA HALUK,S.T.,M.T dan teman-teman kelompok sekalian yang telah
bekerja keras dan berpartisipasi dalam menyelesaikan Tugas ini..
Penulis menyadari bahwa Tugas ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu kritik
dan saran yang bersifat membangun, sangat penulis harapkan demi lebih baiknya Tugas – tugas
yang akan datang.
Akhir kata, semoga Tugas ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
Manokwari 19 Oktober 2015
Mengetahui
Penulis
1. Pengertian Mineral
Mineral adalah suatu zat yang berbentuk padat yang terjadi secara alamiah dengan suatu
komposisi kimia tertentu dan memiliki susunan atom yang teratur, biasanya terbentuk secara
anorganik. Sifat – sifat fisik mineral di tentukan oleh struktur kristal dan dan komposisi kimia
nya.
Mineral merupakan senyawa alami yang terbentuk melalui proses geologis. Istilah mineral
termasuk tidak hanya bahan komposisi kimia tetapi juga struktur mineral. Mineral termasuk
dalam komposisi unsur murni dan garam sederhana sampai silikat yang sangat kompleks dengan
ribuan bentuk yang diketahui (senyawaan organik biasanya tidak termasuk). Ilmu yang
mempelajari mineral disebut mineralogi.
2. Sifat Fisik Mineral
Penentuan nama mineral dapat dilakukan dengan membandingkan sifat-sifat fisik mineral
antara mineral yang satu dengan mineral yang lainnya. Sifat-sifat fisik mineral tersebut meliputi :
Warna, Cerat (Streak), Kiap (Luster), Kekerasan (Hardness), Bentuk kristal (Crystal form),
Belahan (Cleavage), Pecahan ( Fracture), Berat jenis (Specific gravity), Sifat dalam (Tenacity),
Diaphanety dan Special properties.
A. Warna
Warna adalah kemampuan mineral menyerap warna
Warna Contoh
Kuning Belerang (S)
Emas Pirit (FeS2), Kalkopirit (CuFeS2), Emas (Au)
Hijau Klorit ((MGFe)5Al(AlSiO3O10)(OH)), Malasit (Cu2Co3(OH)2)
Biru Azurit (2CuCo3 Cu(OH0)2), Beril (B3Al2 (Si6O18))
Merah Jasper, Hematit (Fe2O3)
Cokelat Garnet, Limonite (Fe2O3)
Abu-abu Gelena (PbS)
Hitam Biotit (K2(MgFe)2(OH)2(AlSi3O10)), Grafit (C), Augit
Putih Kaolin (Al3O3.2SiO2.2H2O), Gypsu (CaSO4.2H2O)
B. Kilap
Kilap adalah penampakan atau cahaya yang dipantulkan saat mineral terkena cahaya.
Secara garis besar, kilap dibedakan dengan:
1. Kilap logam, Bila mineral tersebut memiliki kilapan seperti logam. Contoh:
Gelena, pirit, magnetik, kalkopirit, granit, hematit.
2. Kilap bukan logam
 Kilap intan, kilapannya cemerlang seperti intan.
 Kilap kaca, misalnya kilapan pada kuarsa dan kalsit.
 Kilap sutera, kilapannya menyerupai sutera. Biasanya terdapat pada mineral
yang mempunyai struktur serat seperti asbes, alkanolit, dan gips.
 Kilap damar, kilapannya menyerupai damar seperti pada sphareit.
 Kilap mutiara, kilapannya seperti lemak atau sabun, misalnya sepentin, opal,
nepelin.
 Kilap tanah, kilapannya seperti tanah lempung, misalnya kaolin, bauxit dan
limonin.
C. Cerat
Cerat adalah warna mineral dalam bentuk serbuk. cerat dapat dilihat dengan
menggoreskan mineral kepada suatu bidang porselin yang kasar atau dengan
menumbuk mineral tersebut lalu dilihat warna tumbukannya.
Warna ceran lebih khas daripada warna mineral keseluruhan, sehingga dapat
digunakan untuk mengidentifikasikan mineral.
D. Kekerasan
Kekerasan adalah ketahanan mineral tersebut terhadap goresan. Kekerasan mineral
secara relatif ditentukan dengan Skala Mohs. Alat uji standarnya:
1. Talk
2. Gypsum
3. Kalsit
4. Flourit
5. Apatit
6. Ortoklas
7. Kuarsa
8. Topaz
9. Korondum
10. Intan
Mineral yang tidak diketahui kekerasannya dapat juga dibandingkan dengan benda lain
yang diketahui skala kekerasannya. Yaitu:
 Kuku manusia: 2,5
 Kawat tembaga: 3
 Paku: 5,5
 Pecahan kaca dan Pisau baja: 5,5-6
 Kikir baja: 6,5-7
 Kuarsa: 7
E. Bentuk Kristal
Mineral ada yang berbentuk kristal mempunyai bentuk teratur yang dikendalikan oleh
sistem kristalnya, dan ada pula yang tidak. Mineral yang membentuk kristal disebut
Mineral Kristalin. Mineral kristalin sering mempunyai bangunan yang khas disebut
Amorf (tidak berbentuk kristal). Bentuk kristal bermacam-macam, antara lain:
 Isometrik/Kubus: Florit, Octahedron, Pirit, Gelena
 Tetragonal/Balok: Wilfenit, Apiphilit
 Heksagonal: Kalsit, Vanadinit, Kuarsa
 Ortorombik: Topaz, Barit, Staurolit
 Monoklin: Gypsum, Mika
 Triklin: Microcline
F. Belahan
Belahan adalah kecenderungan suatu mineral untuk mengalami disintegrasi sepanjang
bidang lemahnya. Belahan dapat dibagi menjadi:
 1 arah: Mika, Muskovit
 2 arah: Ortoklas, amphibole
 3 arah: Halit, kalsit
 4 arah: Flourit
G. Pecahan
Pecahan adalah kecenderungan suatu mineral mengalami disintegrasi tidak pada titik
lemahnya. Pecahan dapat dibagi menjadi:
 Konkoidal, permukaan halusdan melengkung seperti kenampakan kerang atau
pecahan botol. Contoh: Kuarsa
 Splintery, permukaan seperti serat atau abon. Contoh: Asbes dan augit
 Even, bila pecahan tersebut menunjukkan permukaan bidang pecahan halus.
Contoh: Pada kelompok mineral lempung
 Uneven, permukaan kasar dan tidak teratur. Contoh: Pirit, kalkopirit
 Hackly, permukaan kasar, tidak teratur dan runcing. Contoh: Emas
H. Berat Jenis
Berat jenis adalah perbandingan antara berat mineral dengan volume mineral. Cara
yang umum untuk menentukan berat jenis adalah dengan menimbang mineral tersebut
terlebih dahulu, misalnya beratnya X gram. kemudian mineral ditimbang kembali dalam
keadaan didalam air, misalnya Y gram. Berat terhitung dalam keadaan didalam air
adalah berat mineral dikurangi dengan berat air yang volumenya sama dengan volume
butir mineral tersebut. Contoh: Gelena (SG: 7,5), perak (SG: 10-12).
I. Sifat Dalam
Sifat dalam adalah kemampuan suatu mineral untuk pecah. Tenacity ini dapat dibagi
menjadi:
 Brittle, bisa dipotong dan hancur menjadi pecahan runcing. Contoh: Kuarsa
 Malleable, dapat ditempa menjadi lapisan pipih dan tanpa pecah. Contoh: Emas
 Sectile, dapat dipotong dengan pisau menjadi keping-keping tipis. Contoh:
Gipsum
 Flexible, dapat dibentuk tapi tidak bisa dikembalikan kembali jika gaya
ditiadakan. Contoh: Talc, selenit
 Elastic, dapat dibentuk dan dapat dikembalikan kembali seperti semula. Contoh:
Muskovit
J. Diaphanity
Diaphanety adalah kemampuan mineral untuk meneruskan cahaya. Diaphanety dapat
dibagi menjadi:
 Trasparent, benda dapat tampak bila dipandang melalui suatu mineral. Contoh:
Kuarsa, kalsit, biotit
 Translucent, cahaya dapat diteruskan oleh mineral, namun benda dibalik
mineral tidak tampak jelas. Contoh: Gipsum
 Opaque, tidak ada cahaya yang diteruskan walaupun pada keping tertipis.
Contoh: Magnetik, pirit
Daftar Pustaka
Bandi Setiadi
Fhardi Suganda
Firman Gumilar Sudayat
Iqra Amelia
Muhammad Khair
Nang Banjarnegara

More Related Content

Similar to TUGAS KRISMIN MAKALA.docx

1 mineral-dan-batuan-1-pdf
1 mineral-dan-batuan-1-pdf1 mineral-dan-batuan-1-pdf
1 mineral-dan-batuan-1-pdf
PT Antam Tbk
 
mineral-dan-batuan
mineral-dan-batuanmineral-dan-batuan
mineral-dan-batuan
ALAM SEKITAR
 
Laporan makalah kristal_mineral_-_sifat_fisik_mineral_-_johan_edwart
Laporan makalah kristal_mineral_-_sifat_fisik_mineral_-_johan_edwartLaporan makalah kristal_mineral_-_sifat_fisik_mineral_-_johan_edwart
Laporan makalah kristal_mineral_-_sifat_fisik_mineral_-_johan_edwart
arieshi
 
MIneral
MIneralMIneral
Presentasi mineral (2)
Presentasi mineral (2)Presentasi mineral (2)
Presentasi mineral (2)
Cheonsa Gitta Pramesti
 
Sifat sifat fisik bahan galian
Sifat sifat fisik bahan galianSifat sifat fisik bahan galian
Sifat sifat fisik bahan galian
sahrulgunawan20
 
Teori Geologi Dasar 1 - Pertemuan Ke-2.pptx
Teori Geologi Dasar 1 - Pertemuan Ke-2.pptxTeori Geologi Dasar 1 - Pertemuan Ke-2.pptx
Teori Geologi Dasar 1 - Pertemuan Ke-2.pptx
Liusfernando2
 
Makalah mineral dan batuan YOGI
Makalah mineral dan batuan YOGIMakalah mineral dan batuan YOGI
Makalah mineral dan batuan YOGI
YogiShidiq
 
Mineralogi
MineralogiMineralogi
Mineralogi
hariia
 
Kelompok 6(makalah batuan dn mineral)
Kelompok 6(makalah batuan dn mineral)Kelompok 6(makalah batuan dn mineral)
Kelompok 6(makalah batuan dn mineral)
Nanda Reda
 
ACARA IV.docx
ACARA IV.docxACARA IV.docx
ACARA IV.docx
divinoefrempalentek
 
Komposisi mineral
Komposisi mineralKomposisi mineral
Komposisi mineral
Yundril Ruben
 
Pembentukan Mineral Logam di Indonesia
Pembentukan Mineral Logam di IndonesiaPembentukan Mineral Logam di Indonesia
Pembentukan Mineral Logam di Indonesia
Albert Tiar
 
Mineral part1
Mineral part1Mineral part1
Mineral part1
Edugrafis Bumi
 
Pert 9 minerologi & kristalografi
Pert 9 minerologi & kristalografiPert 9 minerologi & kristalografi
Pert 9 minerologi & kristalografi
kurnia ramadani
 
tugas praktikum geologi fisik
tugas praktikum geologi fisiktugas praktikum geologi fisik
tugas praktikum geologi fisik
Chandra Dewangga P
 
laporan sifat fisik mineral
laporan sifat fisik minerallaporan sifat fisik mineral
laporan sifat fisik mineral
BonardoOloanPangarib1
 
2 bab i mineral dan sumber daya mineral dan klasifikasinya
2 bab i mineral dan sumber daya mineral dan klasifikasinya2 bab i mineral dan sumber daya mineral dan klasifikasinya
2 bab i mineral dan sumber daya mineral dan klasifikasinya
Alviyanda Whoost
 
G rev
G revG rev
G rev
lasiaf2
 
Batuan Beku
Batuan BekuBatuan Beku
Batuan Beku
Farah Della
 

Similar to TUGAS KRISMIN MAKALA.docx (20)

1 mineral-dan-batuan-1-pdf
1 mineral-dan-batuan-1-pdf1 mineral-dan-batuan-1-pdf
1 mineral-dan-batuan-1-pdf
 
mineral-dan-batuan
mineral-dan-batuanmineral-dan-batuan
mineral-dan-batuan
 
Laporan makalah kristal_mineral_-_sifat_fisik_mineral_-_johan_edwart
Laporan makalah kristal_mineral_-_sifat_fisik_mineral_-_johan_edwartLaporan makalah kristal_mineral_-_sifat_fisik_mineral_-_johan_edwart
Laporan makalah kristal_mineral_-_sifat_fisik_mineral_-_johan_edwart
 
MIneral
MIneralMIneral
MIneral
 
Presentasi mineral (2)
Presentasi mineral (2)Presentasi mineral (2)
Presentasi mineral (2)
 
Sifat sifat fisik bahan galian
Sifat sifat fisik bahan galianSifat sifat fisik bahan galian
Sifat sifat fisik bahan galian
 
Teori Geologi Dasar 1 - Pertemuan Ke-2.pptx
Teori Geologi Dasar 1 - Pertemuan Ke-2.pptxTeori Geologi Dasar 1 - Pertemuan Ke-2.pptx
Teori Geologi Dasar 1 - Pertemuan Ke-2.pptx
 
Makalah mineral dan batuan YOGI
Makalah mineral dan batuan YOGIMakalah mineral dan batuan YOGI
Makalah mineral dan batuan YOGI
 
Mineralogi
MineralogiMineralogi
Mineralogi
 
Kelompok 6(makalah batuan dn mineral)
Kelompok 6(makalah batuan dn mineral)Kelompok 6(makalah batuan dn mineral)
Kelompok 6(makalah batuan dn mineral)
 
ACARA IV.docx
ACARA IV.docxACARA IV.docx
ACARA IV.docx
 
Komposisi mineral
Komposisi mineralKomposisi mineral
Komposisi mineral
 
Pembentukan Mineral Logam di Indonesia
Pembentukan Mineral Logam di IndonesiaPembentukan Mineral Logam di Indonesia
Pembentukan Mineral Logam di Indonesia
 
Mineral part1
Mineral part1Mineral part1
Mineral part1
 
Pert 9 minerologi & kristalografi
Pert 9 minerologi & kristalografiPert 9 minerologi & kristalografi
Pert 9 minerologi & kristalografi
 
tugas praktikum geologi fisik
tugas praktikum geologi fisiktugas praktikum geologi fisik
tugas praktikum geologi fisik
 
laporan sifat fisik mineral
laporan sifat fisik minerallaporan sifat fisik mineral
laporan sifat fisik mineral
 
2 bab i mineral dan sumber daya mineral dan klasifikasinya
2 bab i mineral dan sumber daya mineral dan klasifikasinya2 bab i mineral dan sumber daya mineral dan klasifikasinya
2 bab i mineral dan sumber daya mineral dan klasifikasinya
 
G rev
G revG rev
G rev
 
Batuan Beku
Batuan BekuBatuan Beku
Batuan Beku
 

Recently uploaded

MODUL AJAR MAT LANJUT KELAS XI FASE F.pdf
MODUL AJAR MAT LANJUT KELAS XI FASE F.pdfMODUL AJAR MAT LANJUT KELAS XI FASE F.pdf
MODUL AJAR MAT LANJUT KELAS XI FASE F.pdf
sitispd78
 
Seminar Pendidikan PPG Filosofi Pendidikan.pdf
Seminar Pendidikan PPG Filosofi Pendidikan.pdfSeminar Pendidikan PPG Filosofi Pendidikan.pdf
Seminar Pendidikan PPG Filosofi Pendidikan.pdf
inganahsholihahpangs
 
MODUL P5 FASE B KELAS 4 MEMBUAT COBRICK.pdf
MODUL P5 FASE B KELAS 4 MEMBUAT COBRICK.pdfMODUL P5 FASE B KELAS 4 MEMBUAT COBRICK.pdf
MODUL P5 FASE B KELAS 4 MEMBUAT COBRICK.pdf
YuristaAndriyani1
 
Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Apa itu AI?
Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Apa itu AI?Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Apa itu AI?
Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Apa itu AI?
SABDA
 
SOAL ASAS SENI MUSIK kelas 2 semester 2 kurikulum merdeka
SOAL ASAS SENI MUSIK kelas 2 semester 2 kurikulum merdekaSOAL ASAS SENI MUSIK kelas 2 semester 2 kurikulum merdeka
SOAL ASAS SENI MUSIK kelas 2 semester 2 kurikulum merdeka
NiaTazmia2
 
Kisi-kisi PAT IPS Kelas 8 semester 2.pdf
Kisi-kisi PAT IPS Kelas 8 semester 2.pdfKisi-kisi PAT IPS Kelas 8 semester 2.pdf
Kisi-kisi PAT IPS Kelas 8 semester 2.pdf
indraayurestuw
 
pelayanan prima pada pelanggan dan karyawan
pelayanan prima pada pelanggan dan karyawanpelayanan prima pada pelanggan dan karyawan
pelayanan prima pada pelanggan dan karyawan
EvaMirzaSyafitri
 
KKTP Kurikulum Merdeka sebagai Panduan dalam kurikulum merdeka
KKTP Kurikulum Merdeka sebagai Panduan dalam kurikulum merdekaKKTP Kurikulum Merdeka sebagai Panduan dalam kurikulum merdeka
KKTP Kurikulum Merdeka sebagai Panduan dalam kurikulum merdeka
irvansupriadi44
 
Defenisi Anak serta Usia Anak dan Kekerasan yang mungki terjadi pada Anak
Defenisi Anak serta Usia Anak dan Kekerasan yang mungki terjadi pada AnakDefenisi Anak serta Usia Anak dan Kekerasan yang mungki terjadi pada Anak
Defenisi Anak serta Usia Anak dan Kekerasan yang mungki terjadi pada Anak
Yayasan Pusat Kajian dan Perlindungan Anak
 
KONSEP TEORI TERAPI KOMPLEMENTER - KELAS B KELOMPOK 10.pdf
KONSEP TEORI TERAPI KOMPLEMENTER - KELAS B KELOMPOK 10.pdfKONSEP TEORI TERAPI KOMPLEMENTER - KELAS B KELOMPOK 10.pdf
KONSEP TEORI TERAPI KOMPLEMENTER - KELAS B KELOMPOK 10.pdf
AsyeraPerangin1
 
PENDAMPINGAN INDIVIDU 2 CGP ANGKATAN 10 KOTA DEPOK
PENDAMPINGAN INDIVIDU 2 CGP ANGKATAN 10 KOTA DEPOKPENDAMPINGAN INDIVIDU 2 CGP ANGKATAN 10 KOTA DEPOK
PENDAMPINGAN INDIVIDU 2 CGP ANGKATAN 10 KOTA DEPOK
GusniartiGusniarti5
 
Aksi Nyata Erliana Mudah bukan memahamii
Aksi Nyata Erliana Mudah bukan memahamiiAksi Nyata Erliana Mudah bukan memahamii
Aksi Nyata Erliana Mudah bukan memahamii
esmaducoklat
 
Panduan Penggunaan Rekomendasi Buku Sastra.pdf
Panduan Penggunaan Rekomendasi Buku Sastra.pdfPanduan Penggunaan Rekomendasi Buku Sastra.pdf
Panduan Penggunaan Rekomendasi Buku Sastra.pdf
MildayantiMildayanti
 
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 Fase E Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 Fase E Kurikulum MerdekaModul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 Fase E Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 Fase E Kurikulum Merdeka
Fathan Emran
 
Juknis Materi KSM Kabkota - Pendaftaran[1].pdf
Juknis Materi KSM Kabkota - Pendaftaran[1].pdfJuknis Materi KSM Kabkota - Pendaftaran[1].pdf
Juknis Materi KSM Kabkota - Pendaftaran[1].pdf
HendraSagita2
 
Modul Ajar Matematika Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Modul Ajar Matematika Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]Modul Ajar Matematika Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Modul Ajar Matematika Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Fathan Emran
 
Novel - PERISTIWA YANG MEMBERIKAN TELADAN.pptx
Novel - PERISTIWA YANG MEMBERIKAN TELADAN.pptxNovel - PERISTIWA YANG MEMBERIKAN TELADAN.pptx
Novel - PERISTIWA YANG MEMBERIKAN TELADAN.pptx
NirmalaJane
 
RPH BAHASA MELAYU TAHUN 6 SJKC 2024.pptx
RPH BAHASA MELAYU TAHUN 6 SJKC 2024.pptxRPH BAHASA MELAYU TAHUN 6 SJKC 2024.pptx
RPH BAHASA MELAYU TAHUN 6 SJKC 2024.pptx
YongYongYong1
 
GERAKAN KERJASAMA DAN BEBERAPA INSTRUMEN NASIONAL PENCEGAHAN KORUPSI.pptx
GERAKAN KERJASAMA DAN BEBERAPA INSTRUMEN NASIONAL PENCEGAHAN KORUPSI.pptxGERAKAN KERJASAMA DAN BEBERAPA INSTRUMEN NASIONAL PENCEGAHAN KORUPSI.pptx
GERAKAN KERJASAMA DAN BEBERAPA INSTRUMEN NASIONAL PENCEGAHAN KORUPSI.pptx
fildiausmayusuf1
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Fathan Emran
 

Recently uploaded (20)

MODUL AJAR MAT LANJUT KELAS XI FASE F.pdf
MODUL AJAR MAT LANJUT KELAS XI FASE F.pdfMODUL AJAR MAT LANJUT KELAS XI FASE F.pdf
MODUL AJAR MAT LANJUT KELAS XI FASE F.pdf
 
Seminar Pendidikan PPG Filosofi Pendidikan.pdf
Seminar Pendidikan PPG Filosofi Pendidikan.pdfSeminar Pendidikan PPG Filosofi Pendidikan.pdf
Seminar Pendidikan PPG Filosofi Pendidikan.pdf
 
MODUL P5 FASE B KELAS 4 MEMBUAT COBRICK.pdf
MODUL P5 FASE B KELAS 4 MEMBUAT COBRICK.pdfMODUL P5 FASE B KELAS 4 MEMBUAT COBRICK.pdf
MODUL P5 FASE B KELAS 4 MEMBUAT COBRICK.pdf
 
Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Apa itu AI?
Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Apa itu AI?Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Apa itu AI?
Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Apa itu AI?
 
SOAL ASAS SENI MUSIK kelas 2 semester 2 kurikulum merdeka
SOAL ASAS SENI MUSIK kelas 2 semester 2 kurikulum merdekaSOAL ASAS SENI MUSIK kelas 2 semester 2 kurikulum merdeka
SOAL ASAS SENI MUSIK kelas 2 semester 2 kurikulum merdeka
 
Kisi-kisi PAT IPS Kelas 8 semester 2.pdf
Kisi-kisi PAT IPS Kelas 8 semester 2.pdfKisi-kisi PAT IPS Kelas 8 semester 2.pdf
Kisi-kisi PAT IPS Kelas 8 semester 2.pdf
 
pelayanan prima pada pelanggan dan karyawan
pelayanan prima pada pelanggan dan karyawanpelayanan prima pada pelanggan dan karyawan
pelayanan prima pada pelanggan dan karyawan
 
KKTP Kurikulum Merdeka sebagai Panduan dalam kurikulum merdeka
KKTP Kurikulum Merdeka sebagai Panduan dalam kurikulum merdekaKKTP Kurikulum Merdeka sebagai Panduan dalam kurikulum merdeka
KKTP Kurikulum Merdeka sebagai Panduan dalam kurikulum merdeka
 
Defenisi Anak serta Usia Anak dan Kekerasan yang mungki terjadi pada Anak
Defenisi Anak serta Usia Anak dan Kekerasan yang mungki terjadi pada AnakDefenisi Anak serta Usia Anak dan Kekerasan yang mungki terjadi pada Anak
Defenisi Anak serta Usia Anak dan Kekerasan yang mungki terjadi pada Anak
 
KONSEP TEORI TERAPI KOMPLEMENTER - KELAS B KELOMPOK 10.pdf
KONSEP TEORI TERAPI KOMPLEMENTER - KELAS B KELOMPOK 10.pdfKONSEP TEORI TERAPI KOMPLEMENTER - KELAS B KELOMPOK 10.pdf
KONSEP TEORI TERAPI KOMPLEMENTER - KELAS B KELOMPOK 10.pdf
 
PENDAMPINGAN INDIVIDU 2 CGP ANGKATAN 10 KOTA DEPOK
PENDAMPINGAN INDIVIDU 2 CGP ANGKATAN 10 KOTA DEPOKPENDAMPINGAN INDIVIDU 2 CGP ANGKATAN 10 KOTA DEPOK
PENDAMPINGAN INDIVIDU 2 CGP ANGKATAN 10 KOTA DEPOK
 
Aksi Nyata Erliana Mudah bukan memahamii
Aksi Nyata Erliana Mudah bukan memahamiiAksi Nyata Erliana Mudah bukan memahamii
Aksi Nyata Erliana Mudah bukan memahamii
 
Panduan Penggunaan Rekomendasi Buku Sastra.pdf
Panduan Penggunaan Rekomendasi Buku Sastra.pdfPanduan Penggunaan Rekomendasi Buku Sastra.pdf
Panduan Penggunaan Rekomendasi Buku Sastra.pdf
 
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 Fase E Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 Fase E Kurikulum MerdekaModul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 Fase E Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 Fase E Kurikulum Merdeka
 
Juknis Materi KSM Kabkota - Pendaftaran[1].pdf
Juknis Materi KSM Kabkota - Pendaftaran[1].pdfJuknis Materi KSM Kabkota - Pendaftaran[1].pdf
Juknis Materi KSM Kabkota - Pendaftaran[1].pdf
 
Modul Ajar Matematika Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Modul Ajar Matematika Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]Modul Ajar Matematika Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Modul Ajar Matematika Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
 
Novel - PERISTIWA YANG MEMBERIKAN TELADAN.pptx
Novel - PERISTIWA YANG MEMBERIKAN TELADAN.pptxNovel - PERISTIWA YANG MEMBERIKAN TELADAN.pptx
Novel - PERISTIWA YANG MEMBERIKAN TELADAN.pptx
 
RPH BAHASA MELAYU TAHUN 6 SJKC 2024.pptx
RPH BAHASA MELAYU TAHUN 6 SJKC 2024.pptxRPH BAHASA MELAYU TAHUN 6 SJKC 2024.pptx
RPH BAHASA MELAYU TAHUN 6 SJKC 2024.pptx
 
GERAKAN KERJASAMA DAN BEBERAPA INSTRUMEN NASIONAL PENCEGAHAN KORUPSI.pptx
GERAKAN KERJASAMA DAN BEBERAPA INSTRUMEN NASIONAL PENCEGAHAN KORUPSI.pptxGERAKAN KERJASAMA DAN BEBERAPA INSTRUMEN NASIONAL PENCEGAHAN KORUPSI.pptx
GERAKAN KERJASAMA DAN BEBERAPA INSTRUMEN NASIONAL PENCEGAHAN KORUPSI.pptx
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
 

TUGAS KRISMIN MAKALA.docx

  • 1. TUGAS TENTANG SIFAT FISIK MINERAL OLEH : NAMA EFARADUS APIEM NIM 2013 40 058 PROGRAM STUDI D3 TEKNIK PERTAMBANGAN JURUSAN TEKNIK FAKULTAS TEKNIK PERTAMBANGAN DAN PERMINYAKAN UNIVERSITAS PAPUA MANOKWARI 2015
  • 2. KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa atas berkat dan rahmatNya penulis dapat menyelesaikan Tugas Kristalografi Dan Mineralogi ( Krismin ) ini dengan baik. Tugas ini dibuat untuk memenuhi UTS di mata kuliah Kristalografi Dan Mineralogi dan diharapkan para pembaca dapat mengetahui tentang Mineral ini. Taklupa penulis Mengucapkan terimakasih kepada dosen pembimbing dalam hal ini Ibu HERMINA HALUK,S.T.,M.T dan teman-teman kelompok sekalian yang telah bekerja keras dan berpartisipasi dalam menyelesaikan Tugas ini.. Penulis menyadari bahwa Tugas ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu kritik dan saran yang bersifat membangun, sangat penulis harapkan demi lebih baiknya Tugas – tugas yang akan datang. Akhir kata, semoga Tugas ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Manokwari 19 Oktober 2015 Mengetahui Penulis
  • 3. 1. Pengertian Mineral Mineral adalah suatu zat yang berbentuk padat yang terjadi secara alamiah dengan suatu komposisi kimia tertentu dan memiliki susunan atom yang teratur, biasanya terbentuk secara anorganik. Sifat – sifat fisik mineral di tentukan oleh struktur kristal dan dan komposisi kimia nya. Mineral merupakan senyawa alami yang terbentuk melalui proses geologis. Istilah mineral termasuk tidak hanya bahan komposisi kimia tetapi juga struktur mineral. Mineral termasuk dalam komposisi unsur murni dan garam sederhana sampai silikat yang sangat kompleks dengan ribuan bentuk yang diketahui (senyawaan organik biasanya tidak termasuk). Ilmu yang mempelajari mineral disebut mineralogi. 2. Sifat Fisik Mineral Penentuan nama mineral dapat dilakukan dengan membandingkan sifat-sifat fisik mineral antara mineral yang satu dengan mineral yang lainnya. Sifat-sifat fisik mineral tersebut meliputi : Warna, Cerat (Streak), Kiap (Luster), Kekerasan (Hardness), Bentuk kristal (Crystal form), Belahan (Cleavage), Pecahan ( Fracture), Berat jenis (Specific gravity), Sifat dalam (Tenacity), Diaphanety dan Special properties. A. Warna Warna adalah kemampuan mineral menyerap warna Warna Contoh Kuning Belerang (S) Emas Pirit (FeS2), Kalkopirit (CuFeS2), Emas (Au) Hijau Klorit ((MGFe)5Al(AlSiO3O10)(OH)), Malasit (Cu2Co3(OH)2) Biru Azurit (2CuCo3 Cu(OH0)2), Beril (B3Al2 (Si6O18)) Merah Jasper, Hematit (Fe2O3) Cokelat Garnet, Limonite (Fe2O3) Abu-abu Gelena (PbS) Hitam Biotit (K2(MgFe)2(OH)2(AlSi3O10)), Grafit (C), Augit Putih Kaolin (Al3O3.2SiO2.2H2O), Gypsu (CaSO4.2H2O)
  • 4. B. Kilap Kilap adalah penampakan atau cahaya yang dipantulkan saat mineral terkena cahaya. Secara garis besar, kilap dibedakan dengan: 1. Kilap logam, Bila mineral tersebut memiliki kilapan seperti logam. Contoh: Gelena, pirit, magnetik, kalkopirit, granit, hematit. 2. Kilap bukan logam  Kilap intan, kilapannya cemerlang seperti intan.  Kilap kaca, misalnya kilapan pada kuarsa dan kalsit.  Kilap sutera, kilapannya menyerupai sutera. Biasanya terdapat pada mineral yang mempunyai struktur serat seperti asbes, alkanolit, dan gips.  Kilap damar, kilapannya menyerupai damar seperti pada sphareit.  Kilap mutiara, kilapannya seperti lemak atau sabun, misalnya sepentin, opal, nepelin.  Kilap tanah, kilapannya seperti tanah lempung, misalnya kaolin, bauxit dan limonin. C. Cerat Cerat adalah warna mineral dalam bentuk serbuk. cerat dapat dilihat dengan menggoreskan mineral kepada suatu bidang porselin yang kasar atau dengan menumbuk mineral tersebut lalu dilihat warna tumbukannya. Warna ceran lebih khas daripada warna mineral keseluruhan, sehingga dapat digunakan untuk mengidentifikasikan mineral. D. Kekerasan Kekerasan adalah ketahanan mineral tersebut terhadap goresan. Kekerasan mineral secara relatif ditentukan dengan Skala Mohs. Alat uji standarnya: 1. Talk 2. Gypsum 3. Kalsit 4. Flourit 5. Apatit 6. Ortoklas 7. Kuarsa 8. Topaz 9. Korondum 10. Intan
  • 5. Mineral yang tidak diketahui kekerasannya dapat juga dibandingkan dengan benda lain yang diketahui skala kekerasannya. Yaitu:  Kuku manusia: 2,5  Kawat tembaga: 3  Paku: 5,5  Pecahan kaca dan Pisau baja: 5,5-6  Kikir baja: 6,5-7  Kuarsa: 7 E. Bentuk Kristal Mineral ada yang berbentuk kristal mempunyai bentuk teratur yang dikendalikan oleh sistem kristalnya, dan ada pula yang tidak. Mineral yang membentuk kristal disebut Mineral Kristalin. Mineral kristalin sering mempunyai bangunan yang khas disebut Amorf (tidak berbentuk kristal). Bentuk kristal bermacam-macam, antara lain:  Isometrik/Kubus: Florit, Octahedron, Pirit, Gelena  Tetragonal/Balok: Wilfenit, Apiphilit  Heksagonal: Kalsit, Vanadinit, Kuarsa  Ortorombik: Topaz, Barit, Staurolit  Monoklin: Gypsum, Mika  Triklin: Microcline F. Belahan Belahan adalah kecenderungan suatu mineral untuk mengalami disintegrasi sepanjang bidang lemahnya. Belahan dapat dibagi menjadi:  1 arah: Mika, Muskovit  2 arah: Ortoklas, amphibole  3 arah: Halit, kalsit  4 arah: Flourit G. Pecahan Pecahan adalah kecenderungan suatu mineral mengalami disintegrasi tidak pada titik lemahnya. Pecahan dapat dibagi menjadi:  Konkoidal, permukaan halusdan melengkung seperti kenampakan kerang atau pecahan botol. Contoh: Kuarsa  Splintery, permukaan seperti serat atau abon. Contoh: Asbes dan augit  Even, bila pecahan tersebut menunjukkan permukaan bidang pecahan halus. Contoh: Pada kelompok mineral lempung  Uneven, permukaan kasar dan tidak teratur. Contoh: Pirit, kalkopirit  Hackly, permukaan kasar, tidak teratur dan runcing. Contoh: Emas
  • 6. H. Berat Jenis Berat jenis adalah perbandingan antara berat mineral dengan volume mineral. Cara yang umum untuk menentukan berat jenis adalah dengan menimbang mineral tersebut terlebih dahulu, misalnya beratnya X gram. kemudian mineral ditimbang kembali dalam keadaan didalam air, misalnya Y gram. Berat terhitung dalam keadaan didalam air adalah berat mineral dikurangi dengan berat air yang volumenya sama dengan volume butir mineral tersebut. Contoh: Gelena (SG: 7,5), perak (SG: 10-12). I. Sifat Dalam Sifat dalam adalah kemampuan suatu mineral untuk pecah. Tenacity ini dapat dibagi menjadi:  Brittle, bisa dipotong dan hancur menjadi pecahan runcing. Contoh: Kuarsa  Malleable, dapat ditempa menjadi lapisan pipih dan tanpa pecah. Contoh: Emas  Sectile, dapat dipotong dengan pisau menjadi keping-keping tipis. Contoh: Gipsum  Flexible, dapat dibentuk tapi tidak bisa dikembalikan kembali jika gaya ditiadakan. Contoh: Talc, selenit  Elastic, dapat dibentuk dan dapat dikembalikan kembali seperti semula. Contoh: Muskovit J. Diaphanity Diaphanety adalah kemampuan mineral untuk meneruskan cahaya. Diaphanety dapat dibagi menjadi:  Trasparent, benda dapat tampak bila dipandang melalui suatu mineral. Contoh: Kuarsa, kalsit, biotit  Translucent, cahaya dapat diteruskan oleh mineral, namun benda dibalik mineral tidak tampak jelas. Contoh: Gipsum  Opaque, tidak ada cahaya yang diteruskan walaupun pada keping tertipis. Contoh: Magnetik, pirit Daftar Pustaka Bandi Setiadi Fhardi Suganda Firman Gumilar Sudayat Iqra Amelia Muhammad Khair Nang Banjarnegara