SlideShare a Scribd company logo
Presentation . .
.loading...
Pengertian Mineral
Definisi Klasik Definisi Kompilasi
Sifat sifat mineral
Proses pembentukan mineral
Mineral Pembentuk batuan
Mineralogi adalah senyawa alami yang terbentuk melalui proses geologi. Istilah
meniralogi termasuk tidak hanya bahan komposisi alami tetapi juga stuktur mineral.
Mineral juga dapat diartikan sebagai bahan padat organic yang terdapat secara alamiah,
yang terdiri dari unsure-unsur kimiawi dalam perbandingan tertentu, dimana ataom-atom
didalamnya tersusun mengikuti suatu pola yang sistematis.
Mineral dapat kita jumpai dimana-mana disekitar kita, dapat berwujud sebagai
batuan, tanah, atau pasir yang di endapkan pada dasar sungai.
Apabila kondisinya memungkinkan mereka akan dibatasi oleh bidang-bidang
rata, dan diasumsikan sebagai bentuk-bentuk yang teratur dikenal sebagai
“ kristal’.
RUMUSAN MASALAH
1. Apakah pengertian mineral dan sifar-sifat dari mineral?
2. Bagaimana proses pembentukan mineral?
TUJUAN PENULISAN MAKALAH
1. Menjelaskan pengertian mineral dan sifar-sifat dari mineral
2. Menguraikan tentang proses pembentukan mineral
Definisi Klasik :
Mineral adalah suatu benda padat anorganik yang terbentuk secara alami,
bersifat homogen, yang mempunyai bentuk kristal dan rumus kimia yang
tetap.
Definisi Kompilasi :
Mineral adalah suatu zat yang terdapat dialam dengan komposisi kimia
yang khas, bersifat homogen, memiliki sifat-sifat fisik dan umumnya
berbentuk kristalin yang mempunyai bentuk geometris tertentu
Mineral adalah padatan senyawa kimia homogen, non-organik, yang memiliki bentuk
teratur (sistem kristal) dan terbentuk secara alami. Istilah mineral termasuk tidak
hanya bahankomposisi kimia tetapi juga struktur mineral. Mineral termasuk dalam
komposisi unsur murni dan garam sederhana sampai silikat yang sangat kompleks
dengan ribuan bentuk yang diketahui (senyawaan organik biasanya tidak
termasuk). Ilmu yang mempelajari mineral disebut mineralogi.
1. Suhu Kohesi
Sifat Kohesi mineral adalah kemampuan atau daya tarik-menarik antar atom
pada sebuah mineral. Hal ini disebabkan oleh susunan atom-atom atau
komposisi kimia dalam mineral yang tetap. Daya tarik-menarik ini juga dapat
dipengaruhi oleh suhu. Suhu yang mempengaruhi daya tarik-menarik atau
kohesi ini disebut suhu kohesi.
2. Reaksi Terhadap Cahaya
Mineral cenderung akan bereaksi terhadap cahaya yang datang atau dikenai
padanya. Reaksi ini pada umumnya dapat terlihat oleh mata kita. Namun,
sifat ini tidak dapat dijadikan penentu untuk membedakan mineral. Karena
kecenderungan timbulnya reaksi yang sama pada mineral-mineral bila
terkena cahaya.
3. Perawakan Kristal
Perawakan kristal pada mineral diartikan sebagai kenampakkan sekelompok
mineral yang sama yang tumbuh secara tidak sempurna karena ada gangguan dari
sumber utama mineral maupun gangguan dari lingkungan tempat terjadinya
mineral, sehingga mineral tidak terbentuk dengan sempurna yang menyebabkan
ada perbedaan bentuk dan ukuran mineral.
4. Sifat Kelistrikan
Sifat kelistrikan pada mineral adalah kemampuan mineral untuk menerima dan
juga meneruskan aliran listrik yang dikenakan padanya. Pada mineral hanya ada
dua jenis sifat kelistrikan. Yaitu, yang dapat menghantarkan listrik (konduktor)
dan yang tidak dapat menghantarkan listrik (isolator).
5. Sifat Radioaktifitas
Sifat Radioaktivitas mineral tercermin dari unsur-unsur kimia yang ada dalam
mineral tersebut yang unsure-unsur tersebut dapat mengeluarkan sinar-sinar α,
β, dan γ. Kegunaan dari mineral-mineral radioaktiv adalah dapat digunakan
sebagai sumber energi dan dapat juga digunakan untuk mengukur waktu
Geologi dengan cara menghitung waktu paruhnya (half time). Contohnya :
Uranium(U), Radium(Ra), Thorium(Th), Plumbum(Pb), Vanadium(V) dan
Kalium(K)
6. Gejala Emisi Cahaya
Gejala emisi cahaya adalah gejala sumber cahaya yang dihasilkan dalam proses-
proses tertentu. Misalnya, proses radiasi dan keluarnya sinar Ultraviolet.
Mineral Phospor yang pada waktu malam mengeluarkan cahaya adalah contoh
emisi cahaya yang terus-menerus, demikian juga halnya yang terjadi pada
mineral Radium(Ra).
7. Bau dan Rasa
Bau pada mineral dapat diamati jika bentuk fisik mineral tersebut dapat
diubah menjadi gas. Jenis-jenis bau mineral adalah:
a. Bau Sulforous adalah bau yang seperti bau Sulfur(S).
b. Bau Bituminous adalah bau yang seperti Ter
c. Bau Argillerous adalah bau seperti lempung(tanah).
Seperti halnya bau, rasa pada mineral hanya dapat diamati jika bentuk fisik
mineral diubah menjadi cair. Berikut adalah jenis-jenis rasa pada mineral :
a. Rasa Saline atau rasa seperti garam(asin).
b. Rasa Alkaline atau rasa seperti logam atau soda.
c. Rasa Witter atau rasa pahit.
1. Proses Magmatis
Proses ini sebagian besar berasal dari magma primer yang bersifat ultra basa,
lalu mengalami pendinginan dan pembekuan membentuk mineral-mineral
silikat dan bijih. Proses magmatis ini dapat dibagi menjadi dua jenis, yaitu :
1. Early magmatis, yang terbagi atas:
ü Disseminated, contohnya Intan
ü Segregasi, contohnya Crhomite
ü Injeksi, Contohnya Kiruna
2. Late magmatis, yang terbagi atas:
ü Residual liquid segregation, contohnya magmatis Taberg
ü Residual liquid injection, contohnya magmatis Adirondack
ü Immiscible liquid segregation, contohnya sulfide Insizwa
ü Immiscible liquid injection, contohnya Vlackfontein
2.Proses Pegmatis
Setelah proses pembentukan magmatis, larutan sisa magma (larutan pegmatisme)
yang terdiri dari cairan dan gas. Stadium endapan ini berkisar antara 600ËšC sampai
450ËšC berupa larutan magma sisa. Asosiasi batuan umumnya Granit.
3. Proses Pneumatolisis
Setelah temperatur mulai turun, antara 550-450ËšC, akumulasi gas mulai membentuk
jebakan pneumatolisis dan tinggal larutan sisa magma makin encer. Unsur volatile akan
bergerak menerobos batuan beku yang telah ada dan batuan samping disekitarnya,
kemudian akan membentuk mineral baik karena proses sublimasi maupun karena
reaksi unsur volatile tersebut dengan batuan-batuan yang diterobosnya sehingga
terbentuk endapan mineral yang disebut mineral pneumatolitis.
4. Proses Hydrotermal
Merupakan proses pembentuk mineral yang terjadi oleh pengaruh
temperatur dan tekanan yang sangat rendah, dan larutan magma yang
terbentuk sebelumnya. Secara garis besar, endapan mineral hydrothermal
dapat dibagi atas : - Endapan Hipotermal
- Endapan Mesotermal
- Endapan Epitermal
5. Proses Replacement (Metasomatic replacement)
Adalah prsoses dalam pembentukan endapan-endapan mineral epigenetic yang
didominasi oleh pembentukan endapan-endapan hipotermal, mesotermal dan
sangat penting dalam grup epitermal. Replacement diartikan sebagai proses dari
larutan yang sangat penting berupa pelarutan kapiler dan pengendapan yang
terjadi secara serentak dimana terjadi penggantian suatu mineral atau lebih
menjadi mineral-mineral baru yang lain
6. Proses Sedimenter
Terbagi atas endapan besi, mangan, phosphate, nikel dan lain sebagainya.
7. Proses Evaporasi
Terdiri dari evaporasi laut, danau dan air tanah.
8. Konsentrasi Residu dan Mekanik
Terdiri atas :
ü Konsentrasi Residu berupa endapan residu mangan, besi, bauxite dan lain-lain.
ü Konsentrasi Mekanik (endapan placer), berupa sungai, pantai, alluvial dan eolian.
9. Supergen enrichment
10. Metamorfisme
Terbagi atas endapan endapan termetamorfiskan dan endapan metamorfisme.
Mineral-mineral pembentuk batuan dapat dibedakan atas 6 bagian :
1. Felsic mineral
Tersusun dari mineral-mineral yang berwarna terang dan cerah serta mempunyai berat
jenis kecil atau ringan. Contohnya adalah :
a) Quartz (Kuarsa)
Mineral kuarsa memiliki sistem kristal hexagonal (prisma, bipyramid dan kombinasinya.
Rumus kimia tau komposisi kimia dari kuarsa adalah SiO2. Adalah satu-satunya mineral
pembentuk batuan yang terdiri dari persenyawaan silikon dan oksigen
b) Feldspar
Feldspar dapat digolongkan kedalam dua golongan besar, yaitu :
1. Alkali feldspar yang terdiri dari orthoklas, mikroklin, sanidine, anorthoklas,
pertite, dan antipertite.
2. Plagioklas feldspar yang terdiri dari albite, oligoklas, andesine, labradorit,
c) Orthoclase (Potassium feldspar)
Orthoklas adalah anggota dari mineral feldspar. Orthoklas (Potassium feldspars) adalah
mineral silicate yang mengandung unsur Kalium dan bentuk kristalnya prismatik,
umumnya berwarna merah daging hingga putih.
d) Plagioklas feldspar
Mineral Plagioclase adalah anggota dari kelompok mineral feldspar. Mineral ini mengandung
unsur Calsium atau Natrium. Kristal feldspar berbentuk prismatik, umumnya berwarna putih
hingga abu-abu, kilap gelas. Plagioklas yang mengandung Natrium dikenal dengan mineral
Albite, sedangkan yang mengandung Ca disebut An-orthite.
2. Mafic mineral, tersusun dari mineral-mineral yang berwarna gelap dan mempunyai
berat jenis besar atau berat.
Contoh :
a) Olivine ((Mg,Fe)2SiO4)
Olivine adalah kelompok mineral silikat yang tersusun dari unsur besi (Fe) dan magnesium
(Mg). Mineral olivine berwarna hijau, dengan kilap gelas, terbentuk pada temperatur yang
tinggi. Mineral ini umumnya dijumpai pada batuan basalt dan ultramafic.
b) Piroksin
Piroksin merupakan kelompok mineral silikat yang kompleks dan memiliki hubungan erat
dalam struktur kristal, sifat-sifat fisik dan komposisi kimia walaupun mereka mengkristal
dalam dua sistem yang berbeda, yaitu orthorhombic dan monoklin.
c) Amphibole (Horblende)
Amphibole adalah kelompok mineral silikat yang berbentuk prismatik atau kristal yang
menyerupai jarum. Mineral amphibole umumnya mengandung besi (Fe), Magnesium
(Mg), Kalsium (Ca), dan Alumunium (Al), Silika (Si), dan Oksigen (O).
3. Mica
Mica adalah kelompok mineral silicate minerals dengan komposisi yang bervariasi, dari
potassium (K), magnesium (Mg), iron (Fe), aluminum (Al) , silicon (Si) dan air (H2O).
Struktur mika adalah tipe tetrahedron dalam lembar-lembar.
4. Feldspatoid
Mineral feldspatoiid ini juga disebut sebagai pengganti feldspar, dikarenakan mineral ini
terbentuk bila dalam sebuah batuan tidak cukup terdapat SiO2. Bila dalam suatu batuan
terdapat SiO2 (kuarsa) bebas, maka yang akan terbentuk adalah feldspar dan tidak akan
terbentuk feldspatoid.
5. Nepheline (KNaAl2Si2O4)
Nepheline adalah sebuah mineral yang termasuk dalam sistem kristal hexagonal, walaupun
bentuknya jarang dijumpai, umumnya massif dan fine grain. Warna dari mineral ini adalah
putih kekuningan sampai abu-abu kemerahan.
6. Leucite (KaISi2O8)
Mineral leucite termasuk dalam system isometric dalam bentuk umumnya adalah
trapezohedron. Leucite ini memiliki bentuk kecil dan halus, dan terkenal dengan nama
fine grain matrix.
A. Kesimpulan
Ada beberapa kesimpulan yang dapat kita petik dari pembahasan di atas yakni :
1. mineral adalah suatu zat yang terdapat dialam dengan komposisi kimia yang khas,
bersifat homogen, memiliki sifat-sifat fisik dan umumnya berbentuk kristalin yang
mempunyai bentuk geometris tertentu.
2.Mineralogi adalah ilmu yang mempelajari segala sesuatu tentang mineral. Mulai dari
pembagian atau penggolongan mineral, pengenalan sifat-sifat mineral, pendeskripsian
mineral dan semua hal yang berkaitan dengan mineral.
4.Proses pembentukan mineral-mineral baik yang memiliki nilai ekonomis, maupun
yang tidak bernilai ekonomis sangat perlu diketahui dan dipelajari mengenai proses
pembentukan, keterdapatan serta pemanfaatan dari mineral-mineral tersebut.
Mineral yang bersifat ekonomis dapat diketahui bagaimana keberadaannya dan
keterdapatannya dengan memperhatikan asosiasi mineralnya yang biasanya tidak
bernilai ekonomis.
3. Adapaun sifat-sifat mineral secara teori tersebut adalah :
1. Suhu Kohesi
2. Reaksi Terhadap Cahaya
3. Perawakan Kristal
4. Sifat Kelistrikan
5. Sifat Radioaktivitas
6. Gejala Emisi Cahaya
7. Bau dan Rasa
B. Saran
Semoga apa yang ada di dalam makalah ini dapat bermanfaat bagi semua
pembaca. Makalah yang membahasan tentang mineral ini mengajarkan kita
tentang bagaimana peNting mineral bagi kehidupan. Dan karena didalam isi
makalah ini mungkin masih ada yang perlu di benarkan, maka dari itu kami
mengharapkan kritik dan saran demi kesempurnaan makalah ini.
Daftar Pustaka
http://geochimpunk.blogspot.com/2012/03/buku-panduan-mineralogi.html
Presentasi mineral (2)

More Related Content

What's hot

Materi Kuliah Geologi Struktur 10. analisis sesar
Materi Kuliah Geologi Struktur 10. analisis sesarMateri Kuliah Geologi Struktur 10. analisis sesar
Materi Kuliah Geologi Struktur 10. analisis sesar
Mario Yuven
 
Bab 1-terminologi-bahan-galian
Bab 1-terminologi-bahan-galianBab 1-terminologi-bahan-galian
Bab 1-terminologi-bahan-galian
isa saleh
 
Genesa Bahan Galian
Genesa Bahan GalianGenesa Bahan Galian
Genesa Bahan Galian
permukaan bumi
 
Endapan epithermal agus sabar
Endapan epithermal agus sabarEndapan epithermal agus sabar
Endapan epithermal agus sabar
agus sabar sabdono
 
Rekayasa bahan Galian Industri-Asbes
Rekayasa bahan Galian Industri-AsbesRekayasa bahan Galian Industri-Asbes
Rekayasa bahan Galian Industri-AsbesUDIN MUHRUDIN
 
Tekstur khusus batuan beku
Tekstur khusus batuan bekuTekstur khusus batuan beku
Tekstur khusus batuan beku
Inri Pata'dungan
 
Deret bowen oke
Deret bowen okeDeret bowen oke
Deret bowen oke
'Oke Aflatun'
 
59103938 bab-4-klasifikasi-endapan-mineral
59103938 bab-4-klasifikasi-endapan-mineral59103938 bab-4-klasifikasi-endapan-mineral
59103938 bab-4-klasifikasi-endapan-mineral
rramdan383
 
Makalah-batuan-beku
Makalah-batuan-bekuMakalah-batuan-beku
Makalah-batuan-beku
kamandaka Kamandaka
 
228829546 deskripsi-batuan-metamorf
228829546 deskripsi-batuan-metamorf228829546 deskripsi-batuan-metamorf
228829546 deskripsi-batuan-metamorf
niaramadanti1
 
Praktikum : analisis batuan beku - isya ansyari - polisafaris
Praktikum : analisis batuan beku - isya ansyari - polisafarisPraktikum : analisis batuan beku - isya ansyari - polisafaris
Praktikum : analisis batuan beku - isya ansyari - polisafarisIsya Ansyari
 
Preparasi bahan galian
Preparasi bahan galianPreparasi bahan galian
Preparasi bahan galian
isti'anah isnah
 
Marmer bonita
Marmer   bonitaMarmer   bonita
Marmer bonita
Bonita Susimah
 
Pengertian tanah dan batuan
Pengertian tanah dan batuanPengertian tanah dan batuan
Pengertian tanah dan batuan
FNfadly
 
Batuan beku
Batuan bekuBatuan beku
Batuan beku
Nadiia Safitri
 
32998366 genesa-bahan-galian-complete2
32998366 genesa-bahan-galian-complete232998366 genesa-bahan-galian-complete2
32998366 genesa-bahan-galian-complete2
rramdan383
 
Manifestasi panas bumi (estrela bellia muaja, geotermal b semester dua)
Manifestasi panas bumi (estrela bellia muaja, geotermal b semester dua)Manifestasi panas bumi (estrela bellia muaja, geotermal b semester dua)
Manifestasi panas bumi (estrela bellia muaja, geotermal b semester dua)
Estrela Bellia Muaja
 
Proposal kerja praktek pemboran di pt pertamina ep
Proposal kerja praktek pemboran di pt pertamina epProposal kerja praktek pemboran di pt pertamina ep
Proposal kerja praktek pemboran di pt pertamina ep
Norman Adi
 

What's hot (20)

Materi Kuliah Geologi Struktur 10. analisis sesar
Materi Kuliah Geologi Struktur 10. analisis sesarMateri Kuliah Geologi Struktur 10. analisis sesar
Materi Kuliah Geologi Struktur 10. analisis sesar
 
Bab 1-terminologi-bahan-galian
Bab 1-terminologi-bahan-galianBab 1-terminologi-bahan-galian
Bab 1-terminologi-bahan-galian
 
Genesa Bahan Galian
Genesa Bahan GalianGenesa Bahan Galian
Genesa Bahan Galian
 
Endapan epithermal agus sabar
Endapan epithermal agus sabarEndapan epithermal agus sabar
Endapan epithermal agus sabar
 
Rekayasa bahan Galian Industri-Asbes
Rekayasa bahan Galian Industri-AsbesRekayasa bahan Galian Industri-Asbes
Rekayasa bahan Galian Industri-Asbes
 
Tekstur khusus batuan beku
Tekstur khusus batuan bekuTekstur khusus batuan beku
Tekstur khusus batuan beku
 
Deret bowen oke
Deret bowen okeDeret bowen oke
Deret bowen oke
 
59103938 bab-4-klasifikasi-endapan-mineral
59103938 bab-4-klasifikasi-endapan-mineral59103938 bab-4-klasifikasi-endapan-mineral
59103938 bab-4-klasifikasi-endapan-mineral
 
Piroksen
PiroksenPiroksen
Piroksen
 
Makalah-batuan-beku
Makalah-batuan-bekuMakalah-batuan-beku
Makalah-batuan-beku
 
228829546 deskripsi-batuan-metamorf
228829546 deskripsi-batuan-metamorf228829546 deskripsi-batuan-metamorf
228829546 deskripsi-batuan-metamorf
 
Praktikum : analisis batuan beku - isya ansyari - polisafaris
Praktikum : analisis batuan beku - isya ansyari - polisafarisPraktikum : analisis batuan beku - isya ansyari - polisafaris
Praktikum : analisis batuan beku - isya ansyari - polisafaris
 
Preparasi bahan galian
Preparasi bahan galianPreparasi bahan galian
Preparasi bahan galian
 
1.geoteknik tambang 1
1.geoteknik tambang 11.geoteknik tambang 1
1.geoteknik tambang 1
 
Marmer bonita
Marmer   bonitaMarmer   bonita
Marmer bonita
 
Pengertian tanah dan batuan
Pengertian tanah dan batuanPengertian tanah dan batuan
Pengertian tanah dan batuan
 
Batuan beku
Batuan bekuBatuan beku
Batuan beku
 
32998366 genesa-bahan-galian-complete2
32998366 genesa-bahan-galian-complete232998366 genesa-bahan-galian-complete2
32998366 genesa-bahan-galian-complete2
 
Manifestasi panas bumi (estrela bellia muaja, geotermal b semester dua)
Manifestasi panas bumi (estrela bellia muaja, geotermal b semester dua)Manifestasi panas bumi (estrela bellia muaja, geotermal b semester dua)
Manifestasi panas bumi (estrela bellia muaja, geotermal b semester dua)
 
Proposal kerja praktek pemboran di pt pertamina ep
Proposal kerja praktek pemboran di pt pertamina epProposal kerja praktek pemboran di pt pertamina ep
Proposal kerja praktek pemboran di pt pertamina ep
 

Similar to Presentasi mineral (2)

1. pendahuluan genesa endapan mineral
1. pendahuluan genesa endapan mineral1. pendahuluan genesa endapan mineral
1. pendahuluan genesa endapan mineral
Irvan Aditya
 
laporan sifat fisik mineral
laporan sifat fisik minerallaporan sifat fisik mineral
laporan sifat fisik mineral
BonardoOloanPangarib1
 
Dasar
DasarDasar
Rangkuman mineral dan batuan
Rangkuman mineral dan batuanRangkuman mineral dan batuan
Rangkuman mineral dan batuan
Mirzha Rihadini
 
Rangkuman mineral dan batuan
Rangkuman mineral dan batuanRangkuman mineral dan batuan
Rangkuman mineral dan batuan
Mirzha Rihadini
 
Cara Terbentuknya Berbagai Macam Sumber Daya Mineral
Cara Terbentuknya Berbagai Macam Sumber Daya MineralCara Terbentuknya Berbagai Macam Sumber Daya Mineral
Cara Terbentuknya Berbagai Macam Sumber Daya Mineral
Mira Micako
 
tugas praktikum geologi fisik
tugas praktikum geologi fisiktugas praktikum geologi fisik
tugas praktikum geologi fisik
Chandra Dewangga P
 
PAPER PENGARUH STRUKTUR GEOLOGI TERHADAP PENYEBARAN ENDAPAN MINERAL
PAPER PENGARUH STRUKTUR GEOLOGI TERHADAP PENYEBARAN ENDAPAN MINERALPAPER PENGARUH STRUKTUR GEOLOGI TERHADAP PENYEBARAN ENDAPAN MINERAL
PAPER PENGARUH STRUKTUR GEOLOGI TERHADAP PENYEBARAN ENDAPAN MINERALheny novi
 
Pembentukan Mineral Logam di Indonesia
Pembentukan Mineral Logam di IndonesiaPembentukan Mineral Logam di Indonesia
Pembentukan Mineral Logam di IndonesiaAlbert Tiar
 
pembentukan.mineral di alam
pembentukan.mineral di alampembentukan.mineral di alam
pembentukan.mineral di alam
Rahmawati03
 
Batuan metamorfosis
Batuan metamorfosisBatuan metamorfosis
Batuan metamorfosis
kamandaka Kamandaka
 
Teori Geologi Dasar 1 - Pertemuan Ke-2.pptx
Teori Geologi Dasar 1 - Pertemuan Ke-2.pptxTeori Geologi Dasar 1 - Pertemuan Ke-2.pptx
Teori Geologi Dasar 1 - Pertemuan Ke-2.pptx
Liusfernando2
 
33920332 bahan-galian-zeolit
33920332 bahan-galian-zeolit33920332 bahan-galian-zeolit
33920332 bahan-galian-zeolityassir24
 
Bab 3-1+mineral+dan+batuan
Bab 3-1+mineral+dan+batuanBab 3-1+mineral+dan+batuan
Bab 3-1+mineral+dan+batuan
Frithart Evan
 
1 mineral-dan-batuan-1-pdf
1 mineral-dan-batuan-1-pdf1 mineral-dan-batuan-1-pdf
1 mineral-dan-batuan-1-pdf
Siti Masula Uul
 
1 mineral-dan-batuan-1-pdf
1 mineral-dan-batuan-1-pdf1 mineral-dan-batuan-1-pdf
1 mineral-dan-batuan-1-pdf
PT Antam Tbk
 
mineral-dan-batuan
mineral-dan-batuanmineral-dan-batuan
mineral-dan-batuan
ALAM SEKITAR
 
ACARA IV.docx
ACARA IV.docxACARA IV.docx
ACARA IV.docx
divinoefrempalentek
 
Lapisan Litosfer
Lapisan LitosferLapisan Litosfer
Lapisan Litosfer
Fianti Damayanti
 

Similar to Presentasi mineral (2) (20)

1. pendahuluan genesa endapan mineral
1. pendahuluan genesa endapan mineral1. pendahuluan genesa endapan mineral
1. pendahuluan genesa endapan mineral
 
laporan sifat fisik mineral
laporan sifat fisik minerallaporan sifat fisik mineral
laporan sifat fisik mineral
 
Dasar
DasarDasar
Dasar
 
Rangkuman mineral dan batuan
Rangkuman mineral dan batuanRangkuman mineral dan batuan
Rangkuman mineral dan batuan
 
Rangkuman mineral dan batuan
Rangkuman mineral dan batuanRangkuman mineral dan batuan
Rangkuman mineral dan batuan
 
Cara Terbentuknya Berbagai Macam Sumber Daya Mineral
Cara Terbentuknya Berbagai Macam Sumber Daya MineralCara Terbentuknya Berbagai Macam Sumber Daya Mineral
Cara Terbentuknya Berbagai Macam Sumber Daya Mineral
 
tugas praktikum geologi fisik
tugas praktikum geologi fisiktugas praktikum geologi fisik
tugas praktikum geologi fisik
 
PAPER PENGARUH STRUKTUR GEOLOGI TERHADAP PENYEBARAN ENDAPAN MINERAL
PAPER PENGARUH STRUKTUR GEOLOGI TERHADAP PENYEBARAN ENDAPAN MINERALPAPER PENGARUH STRUKTUR GEOLOGI TERHADAP PENYEBARAN ENDAPAN MINERAL
PAPER PENGARUH STRUKTUR GEOLOGI TERHADAP PENYEBARAN ENDAPAN MINERAL
 
Pembentukan Mineral Logam di Indonesia
Pembentukan Mineral Logam di IndonesiaPembentukan Mineral Logam di Indonesia
Pembentukan Mineral Logam di Indonesia
 
pembentukan.mineral di alam
pembentukan.mineral di alampembentukan.mineral di alam
pembentukan.mineral di alam
 
Batuan metamorfosis
Batuan metamorfosisBatuan metamorfosis
Batuan metamorfosis
 
Teori Geologi Dasar 1 - Pertemuan Ke-2.pptx
Teori Geologi Dasar 1 - Pertemuan Ke-2.pptxTeori Geologi Dasar 1 - Pertemuan Ke-2.pptx
Teori Geologi Dasar 1 - Pertemuan Ke-2.pptx
 
33920332 bahan-galian-zeolit
33920332 bahan-galian-zeolit33920332 bahan-galian-zeolit
33920332 bahan-galian-zeolit
 
Mineral
MineralMineral
Mineral
 
Bab 3-1+mineral+dan+batuan
Bab 3-1+mineral+dan+batuanBab 3-1+mineral+dan+batuan
Bab 3-1+mineral+dan+batuan
 
1 mineral-dan-batuan-1-pdf
1 mineral-dan-batuan-1-pdf1 mineral-dan-batuan-1-pdf
1 mineral-dan-batuan-1-pdf
 
1 mineral-dan-batuan-1-pdf
1 mineral-dan-batuan-1-pdf1 mineral-dan-batuan-1-pdf
1 mineral-dan-batuan-1-pdf
 
mineral-dan-batuan
mineral-dan-batuanmineral-dan-batuan
mineral-dan-batuan
 
ACARA IV.docx
ACARA IV.docxACARA IV.docx
ACARA IV.docx
 
Lapisan Litosfer
Lapisan LitosferLapisan Litosfer
Lapisan Litosfer
 

Recently uploaded

PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...
PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...
PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...
agusmulyadi08
 
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.pptKOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
Dedi Dwitagama
 
INDIKATOR KINERJA DAN FOKUS PERILAKU KS.pdf
INDIKATOR KINERJA DAN FOKUS PERILAKU KS.pdfINDIKATOR KINERJA DAN FOKUS PERILAKU KS.pdf
INDIKATOR KINERJA DAN FOKUS PERILAKU KS.pdf
NurSriWidyastuti1
 
ppt materi aliran aliran pendidikan pai 9
ppt materi aliran aliran pendidikan pai 9ppt materi aliran aliran pendidikan pai 9
ppt materi aliran aliran pendidikan pai 9
mohfedri24
 
ppt landasan pendidikan pai 9 revisi.pdf
ppt landasan pendidikan pai 9 revisi.pdfppt landasan pendidikan pai 9 revisi.pdf
ppt landasan pendidikan pai 9 revisi.pdf
setiatinambunan
 
Paparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdf
Paparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdfPaparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdf
Paparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdf
SEMUELSAMBOKARAENG
 
VISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBI
VISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBIVISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBI
VISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBI
gloriosaesy
 
LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..
LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..
LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..
widyakusuma99
 
Patofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrin
Patofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrinPatofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrin
Patofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrin
rohman85
 
ppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdf
ppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdfppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdf
ppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdf
Nur afiyah
 
Tugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdf
Tugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdfTugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdf
Tugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdf
muhammadRifai732845
 
RHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdf
RHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdfRHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdf
RHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdf
asyi1
 
Form B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docx
Form B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docxForm B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docx
Form B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docx
EkoPutuKromo
 
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docxRUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
kinayaptr30
 
NUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdf
NUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdfNUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdf
NUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdf
DataSupriatna
 
untuk observasi kepala sekolah dengan pengawas
untuk observasi kepala sekolah dengan pengawasuntuk observasi kepala sekolah dengan pengawas
untuk observasi kepala sekolah dengan pengawas
TEDYHARTO1
 
Bab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptx
Bab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptxBab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptx
Bab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptx
nawasenamerta
 
Juknis Pengisian Blanko Ijazah 2024 29 04 2024 Top.pptx
Juknis Pengisian Blanko Ijazah 2024 29 04 2024 Top.pptxJuknis Pengisian Blanko Ijazah 2024 29 04 2024 Top.pptx
Juknis Pengisian Blanko Ijazah 2024 29 04 2024 Top.pptx
mattaja008
 
0. PPT Juknis PPDB TK-SD -SMP 2024-2025 Cilacap.pptx
0. PPT Juknis PPDB TK-SD -SMP 2024-2025 Cilacap.pptx0. PPT Juknis PPDB TK-SD -SMP 2024-2025 Cilacap.pptx
0. PPT Juknis PPDB TK-SD -SMP 2024-2025 Cilacap.pptx
Indah106914
 
PENGUMUMAN PPDB SMPN 4 PONOROGO TAHUN 2024.pdf
PENGUMUMAN PPDB SMPN 4 PONOROGO TAHUN 2024.pdfPENGUMUMAN PPDB SMPN 4 PONOROGO TAHUN 2024.pdf
PENGUMUMAN PPDB SMPN 4 PONOROGO TAHUN 2024.pdf
smp4prg
 

Recently uploaded (20)

PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...
PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...
PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...
 
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.pptKOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
 
INDIKATOR KINERJA DAN FOKUS PERILAKU KS.pdf
INDIKATOR KINERJA DAN FOKUS PERILAKU KS.pdfINDIKATOR KINERJA DAN FOKUS PERILAKU KS.pdf
INDIKATOR KINERJA DAN FOKUS PERILAKU KS.pdf
 
ppt materi aliran aliran pendidikan pai 9
ppt materi aliran aliran pendidikan pai 9ppt materi aliran aliran pendidikan pai 9
ppt materi aliran aliran pendidikan pai 9
 
ppt landasan pendidikan pai 9 revisi.pdf
ppt landasan pendidikan pai 9 revisi.pdfppt landasan pendidikan pai 9 revisi.pdf
ppt landasan pendidikan pai 9 revisi.pdf
 
Paparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdf
Paparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdfPaparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdf
Paparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdf
 
VISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBI
VISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBIVISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBI
VISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBI
 
LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..
LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..
LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..
 
Patofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrin
Patofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrinPatofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrin
Patofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrin
 
ppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdf
ppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdfppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdf
ppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdf
 
Tugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdf
Tugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdfTugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdf
Tugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdf
 
RHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdf
RHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdfRHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdf
RHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdf
 
Form B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docx
Form B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docxForm B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docx
Form B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docx
 
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docxRUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
 
NUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdf
NUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdfNUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdf
NUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdf
 
untuk observasi kepala sekolah dengan pengawas
untuk observasi kepala sekolah dengan pengawasuntuk observasi kepala sekolah dengan pengawas
untuk observasi kepala sekolah dengan pengawas
 
Bab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptx
Bab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptxBab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptx
Bab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptx
 
Juknis Pengisian Blanko Ijazah 2024 29 04 2024 Top.pptx
Juknis Pengisian Blanko Ijazah 2024 29 04 2024 Top.pptxJuknis Pengisian Blanko Ijazah 2024 29 04 2024 Top.pptx
Juknis Pengisian Blanko Ijazah 2024 29 04 2024 Top.pptx
 
0. PPT Juknis PPDB TK-SD -SMP 2024-2025 Cilacap.pptx
0. PPT Juknis PPDB TK-SD -SMP 2024-2025 Cilacap.pptx0. PPT Juknis PPDB TK-SD -SMP 2024-2025 Cilacap.pptx
0. PPT Juknis PPDB TK-SD -SMP 2024-2025 Cilacap.pptx
 
PENGUMUMAN PPDB SMPN 4 PONOROGO TAHUN 2024.pdf
PENGUMUMAN PPDB SMPN 4 PONOROGO TAHUN 2024.pdfPENGUMUMAN PPDB SMPN 4 PONOROGO TAHUN 2024.pdf
PENGUMUMAN PPDB SMPN 4 PONOROGO TAHUN 2024.pdf
 

Presentasi mineral (2)

  • 1.
  • 3. Pengertian Mineral Definisi Klasik Definisi Kompilasi Sifat sifat mineral Proses pembentukan mineral Mineral Pembentuk batuan
  • 4. Mineralogi adalah senyawa alami yang terbentuk melalui proses geologi. Istilah meniralogi termasuk tidak hanya bahan komposisi alami tetapi juga stuktur mineral. Mineral juga dapat diartikan sebagai bahan padat organic yang terdapat secara alamiah, yang terdiri dari unsure-unsur kimiawi dalam perbandingan tertentu, dimana ataom-atom didalamnya tersusun mengikuti suatu pola yang sistematis. Mineral dapat kita jumpai dimana-mana disekitar kita, dapat berwujud sebagai batuan, tanah, atau pasir yang di endapkan pada dasar sungai. Apabila kondisinya memungkinkan mereka akan dibatasi oleh bidang-bidang rata, dan diasumsikan sebagai bentuk-bentuk yang teratur dikenal sebagai “ kristal’.
  • 5. RUMUSAN MASALAH 1. Apakah pengertian mineral dan sifar-sifat dari mineral? 2. Bagaimana proses pembentukan mineral? TUJUAN PENULISAN MAKALAH 1. Menjelaskan pengertian mineral dan sifar-sifat dari mineral 2. Menguraikan tentang proses pembentukan mineral
  • 6. Definisi Klasik : Mineral adalah suatu benda padat anorganik yang terbentuk secara alami, bersifat homogen, yang mempunyai bentuk kristal dan rumus kimia yang tetap. Definisi Kompilasi : Mineral adalah suatu zat yang terdapat dialam dengan komposisi kimia yang khas, bersifat homogen, memiliki sifat-sifat fisik dan umumnya berbentuk kristalin yang mempunyai bentuk geometris tertentu Mineral adalah padatan senyawa kimia homogen, non-organik, yang memiliki bentuk teratur (sistem kristal) dan terbentuk secara alami. Istilah mineral termasuk tidak hanya bahankomposisi kimia tetapi juga struktur mineral. Mineral termasuk dalam komposisi unsur murni dan garam sederhana sampai silikat yang sangat kompleks dengan ribuan bentuk yang diketahui (senyawaan organik biasanya tidak termasuk). Ilmu yang mempelajari mineral disebut mineralogi.
  • 7. 1. Suhu Kohesi Sifat Kohesi mineral adalah kemampuan atau daya tarik-menarik antar atom pada sebuah mineral. Hal ini disebabkan oleh susunan atom-atom atau komposisi kimia dalam mineral yang tetap. Daya tarik-menarik ini juga dapat dipengaruhi oleh suhu. Suhu yang mempengaruhi daya tarik-menarik atau kohesi ini disebut suhu kohesi. 2. Reaksi Terhadap Cahaya Mineral cenderung akan bereaksi terhadap cahaya yang datang atau dikenai padanya. Reaksi ini pada umumnya dapat terlihat oleh mata kita. Namun, sifat ini tidak dapat dijadikan penentu untuk membedakan mineral. Karena kecenderungan timbulnya reaksi yang sama pada mineral-mineral bila terkena cahaya.
  • 8. 3. Perawakan Kristal Perawakan kristal pada mineral diartikan sebagai kenampakkan sekelompok mineral yang sama yang tumbuh secara tidak sempurna karena ada gangguan dari sumber utama mineral maupun gangguan dari lingkungan tempat terjadinya mineral, sehingga mineral tidak terbentuk dengan sempurna yang menyebabkan ada perbedaan bentuk dan ukuran mineral. 4. Sifat Kelistrikan Sifat kelistrikan pada mineral adalah kemampuan mineral untuk menerima dan juga meneruskan aliran listrik yang dikenakan padanya. Pada mineral hanya ada dua jenis sifat kelistrikan. Yaitu, yang dapat menghantarkan listrik (konduktor) dan yang tidak dapat menghantarkan listrik (isolator). 5. Sifat Radioaktifitas Sifat Radioaktivitas mineral tercermin dari unsur-unsur kimia yang ada dalam mineral tersebut yang unsure-unsur tersebut dapat mengeluarkan sinar-sinar α, β, dan γ. Kegunaan dari mineral-mineral radioaktiv adalah dapat digunakan sebagai sumber energi dan dapat juga digunakan untuk mengukur waktu Geologi dengan cara menghitung waktu paruhnya (half time). Contohnya : Uranium(U), Radium(Ra), Thorium(Th), Plumbum(Pb), Vanadium(V) dan Kalium(K)
  • 9. 6. Gejala Emisi Cahaya Gejala emisi cahaya adalah gejala sumber cahaya yang dihasilkan dalam proses- proses tertentu. Misalnya, proses radiasi dan keluarnya sinar Ultraviolet. Mineral Phospor yang pada waktu malam mengeluarkan cahaya adalah contoh emisi cahaya yang terus-menerus, demikian juga halnya yang terjadi pada mineral Radium(Ra). 7. Bau dan Rasa Bau pada mineral dapat diamati jika bentuk fisik mineral tersebut dapat diubah menjadi gas. Jenis-jenis bau mineral adalah: a. Bau Sulforous adalah bau yang seperti bau Sulfur(S). b. Bau Bituminous adalah bau yang seperti Ter c. Bau Argillerous adalah bau seperti lempung(tanah). Seperti halnya bau, rasa pada mineral hanya dapat diamati jika bentuk fisik mineral diubah menjadi cair. Berikut adalah jenis-jenis rasa pada mineral : a. Rasa Saline atau rasa seperti garam(asin). b. Rasa Alkaline atau rasa seperti logam atau soda. c. Rasa Witter atau rasa pahit.
  • 10. 1. Proses Magmatis Proses ini sebagian besar berasal dari magma primer yang bersifat ultra basa, lalu mengalami pendinginan dan pembekuan membentuk mineral-mineral silikat dan bijih. Proses magmatis ini dapat dibagi menjadi dua jenis, yaitu : 1. Early magmatis, yang terbagi atas: ü Disseminated, contohnya Intan ü Segregasi, contohnya Crhomite ü Injeksi, Contohnya Kiruna 2. Late magmatis, yang terbagi atas: ü Residual liquid segregation, contohnya magmatis Taberg ü Residual liquid injection, contohnya magmatis Adirondack ü Immiscible liquid segregation, contohnya sulfide Insizwa ü Immiscible liquid injection, contohnya Vlackfontein
  • 11. 2.Proses Pegmatis Setelah proses pembentukan magmatis, larutan sisa magma (larutan pegmatisme) yang terdiri dari cairan dan gas. Stadium endapan ini berkisar antara 600ËšC sampai 450ËšC berupa larutan magma sisa. Asosiasi batuan umumnya Granit. 3. Proses Pneumatolisis Setelah temperatur mulai turun, antara 550-450ËšC, akumulasi gas mulai membentuk jebakan pneumatolisis dan tinggal larutan sisa magma makin encer. Unsur volatile akan bergerak menerobos batuan beku yang telah ada dan batuan samping disekitarnya, kemudian akan membentuk mineral baik karena proses sublimasi maupun karena reaksi unsur volatile tersebut dengan batuan-batuan yang diterobosnya sehingga terbentuk endapan mineral yang disebut mineral pneumatolitis.
  • 12. 4. Proses Hydrotermal Merupakan proses pembentuk mineral yang terjadi oleh pengaruh temperatur dan tekanan yang sangat rendah, dan larutan magma yang terbentuk sebelumnya. Secara garis besar, endapan mineral hydrothermal dapat dibagi atas : - Endapan Hipotermal - Endapan Mesotermal - Endapan Epitermal 5. Proses Replacement (Metasomatic replacement) Adalah prsoses dalam pembentukan endapan-endapan mineral epigenetic yang didominasi oleh pembentukan endapan-endapan hipotermal, mesotermal dan sangat penting dalam grup epitermal. Replacement diartikan sebagai proses dari larutan yang sangat penting berupa pelarutan kapiler dan pengendapan yang terjadi secara serentak dimana terjadi penggantian suatu mineral atau lebih menjadi mineral-mineral baru yang lain 6. Proses Sedimenter Terbagi atas endapan besi, mangan, phosphate, nikel dan lain sebagainya.
  • 13. 7. Proses Evaporasi Terdiri dari evaporasi laut, danau dan air tanah. 8. Konsentrasi Residu dan Mekanik Terdiri atas : ü Konsentrasi Residu berupa endapan residu mangan, besi, bauxite dan lain-lain. ü Konsentrasi Mekanik (endapan placer), berupa sungai, pantai, alluvial dan eolian. 9. Supergen enrichment 10. Metamorfisme Terbagi atas endapan endapan termetamorfiskan dan endapan metamorfisme.
  • 14. Mineral-mineral pembentuk batuan dapat dibedakan atas 6 bagian : 1. Felsic mineral Tersusun dari mineral-mineral yang berwarna terang dan cerah serta mempunyai berat jenis kecil atau ringan. Contohnya adalah : a) Quartz (Kuarsa) Mineral kuarsa memiliki sistem kristal hexagonal (prisma, bipyramid dan kombinasinya. Rumus kimia tau komposisi kimia dari kuarsa adalah SiO2. Adalah satu-satunya mineral pembentuk batuan yang terdiri dari persenyawaan silikon dan oksigen b) Feldspar Feldspar dapat digolongkan kedalam dua golongan besar, yaitu : 1. Alkali feldspar yang terdiri dari orthoklas, mikroklin, sanidine, anorthoklas, pertite, dan antipertite. 2. Plagioklas feldspar yang terdiri dari albite, oligoklas, andesine, labradorit,
  • 15. c) Orthoclase (Potassium feldspar) Orthoklas adalah anggota dari mineral feldspar. Orthoklas (Potassium feldspars) adalah mineral silicate yang mengandung unsur Kalium dan bentuk kristalnya prismatik, umumnya berwarna merah daging hingga putih. d) Plagioklas feldspar Mineral Plagioclase adalah anggota dari kelompok mineral feldspar. Mineral ini mengandung unsur Calsium atau Natrium. Kristal feldspar berbentuk prismatik, umumnya berwarna putih hingga abu-abu, kilap gelas. Plagioklas yang mengandung Natrium dikenal dengan mineral Albite, sedangkan yang mengandung Ca disebut An-orthite.
  • 16. 2. Mafic mineral, tersusun dari mineral-mineral yang berwarna gelap dan mempunyai berat jenis besar atau berat. Contoh : a) Olivine ((Mg,Fe)2SiO4) Olivine adalah kelompok mineral silikat yang tersusun dari unsur besi (Fe) dan magnesium (Mg). Mineral olivine berwarna hijau, dengan kilap gelas, terbentuk pada temperatur yang tinggi. Mineral ini umumnya dijumpai pada batuan basalt dan ultramafic. b) Piroksin Piroksin merupakan kelompok mineral silikat yang kompleks dan memiliki hubungan erat dalam struktur kristal, sifat-sifat fisik dan komposisi kimia walaupun mereka mengkristal dalam dua sistem yang berbeda, yaitu orthorhombic dan monoklin. c) Amphibole (Horblende) Amphibole adalah kelompok mineral silikat yang berbentuk prismatik atau kristal yang menyerupai jarum. Mineral amphibole umumnya mengandung besi (Fe), Magnesium (Mg), Kalsium (Ca), dan Alumunium (Al), Silika (Si), dan Oksigen (O).
  • 17. 3. Mica Mica adalah kelompok mineral silicate minerals dengan komposisi yang bervariasi, dari potassium (K), magnesium (Mg), iron (Fe), aluminum (Al) , silicon (Si) dan air (H2O). Struktur mika adalah tipe tetrahedron dalam lembar-lembar. 4. Feldspatoid Mineral feldspatoiid ini juga disebut sebagai pengganti feldspar, dikarenakan mineral ini terbentuk bila dalam sebuah batuan tidak cukup terdapat SiO2. Bila dalam suatu batuan terdapat SiO2 (kuarsa) bebas, maka yang akan terbentuk adalah feldspar dan tidak akan terbentuk feldspatoid. 5. Nepheline (KNaAl2Si2O4) Nepheline adalah sebuah mineral yang termasuk dalam sistem kristal hexagonal, walaupun bentuknya jarang dijumpai, umumnya massif dan fine grain. Warna dari mineral ini adalah putih kekuningan sampai abu-abu kemerahan. 6. Leucite (KaISi2O8) Mineral leucite termasuk dalam system isometric dalam bentuk umumnya adalah trapezohedron. Leucite ini memiliki bentuk kecil dan halus, dan terkenal dengan nama fine grain matrix.
  • 18. A. Kesimpulan Ada beberapa kesimpulan yang dapat kita petik dari pembahasan di atas yakni : 1. mineral adalah suatu zat yang terdapat dialam dengan komposisi kimia yang khas, bersifat homogen, memiliki sifat-sifat fisik dan umumnya berbentuk kristalin yang mempunyai bentuk geometris tertentu. 2.Mineralogi adalah ilmu yang mempelajari segala sesuatu tentang mineral. Mulai dari pembagian atau penggolongan mineral, pengenalan sifat-sifat mineral, pendeskripsian mineral dan semua hal yang berkaitan dengan mineral.
  • 19. 4.Proses pembentukan mineral-mineral baik yang memiliki nilai ekonomis, maupun yang tidak bernilai ekonomis sangat perlu diketahui dan dipelajari mengenai proses pembentukan, keterdapatan serta pemanfaatan dari mineral-mineral tersebut. Mineral yang bersifat ekonomis dapat diketahui bagaimana keberadaannya dan keterdapatannya dengan memperhatikan asosiasi mineralnya yang biasanya tidak bernilai ekonomis. 3. Adapaun sifat-sifat mineral secara teori tersebut adalah : 1. Suhu Kohesi 2. Reaksi Terhadap Cahaya 3. Perawakan Kristal 4. Sifat Kelistrikan 5. Sifat Radioaktivitas 6. Gejala Emisi Cahaya 7. Bau dan Rasa
  • 20. B. Saran Semoga apa yang ada di dalam makalah ini dapat bermanfaat bagi semua pembaca. Makalah yang membahasan tentang mineral ini mengajarkan kita tentang bagaimana peNting mineral bagi kehidupan. Dan karena didalam isi makalah ini mungkin masih ada yang perlu di benarkan, maka dari itu kami mengharapkan kritik dan saran demi kesempurnaan makalah ini. Daftar Pustaka http://geochimpunk.blogspot.com/2012/03/buku-panduan-mineralogi.html

Editor's Notes

  1. 2