SlideShare a Scribd company logo
BATUAN DAN MINERAL
Dalam Rangka Memenuhi Tugas Mata Kuliah Ilmu Kebumian
Program Studi Pendidikan IPA
Disusun oleh:
Kelompok : 6 (Enam)
Anggota Kelompok :
1. Rizsa Candra Asih (4001414014)
2. Dwi Agus Sutomo (4001414022)
3. Ulim Masdiqoh (4001414036)
4. Reda Harwinanda (4001414043)
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
TAHUN 2014
ii
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur, penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang
telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah tentang BATUAN DAN MINERALdengan baik.
Tak lupa kami mengucapkan terimakasih kepada dosen pengampu yang
telah membantu kami dalam menyusun makalah ini.
Sebagaimana hasil karya manusia yang tidak luput dari kekurangan dan
kesempurnaan, kami mengharapkan kritik dan saran dari berbagai pihak. Harapan
kami semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
Semarang, 16 Desember 2014
Penulis
iii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................................ ii
DAFTAR ISI............................................................................................................ iii
BAB I........................................................................................................................1
PENDAHULUAN......................................................................................................1
1.1 Latar Belakang.............................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah .............................................................................................2
1.3 Tujuan Penulisan...............................................................................................2
1.4 Manfaat Penulisan .............................................................................................2
1.5 Metode Penulisan .............................................................................................2
BAB II.......................................................................................................................3
PEMBAHASAN.........................................................................................................3
2.1 Batuan..............................................................................................................3
2.1.1 Pengertian Batuan.......................................................................................3
2.1.2 Siklus Batuan..............................................................................................3
2.1.3 Jenis-jenis Batuan........................................................................................4
2.2 Mineral...........................................................................................................21
2.2.1 Definisi Mineral........................................................................................21
2.2.2 Karakteristik Mineral................................................................................21
2.2.3Jenis-jenis Mineral .....................................................................................23
BAB III....................................................................................................................29
PENUTUP ...............................................................................................................29
3.1 Simpulan.........................................................................................................29
3.2 Saran ..............................................................................................................29
DAFTAR PUSTAKA ...............................................................................................30
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Jika kita membicarakan tentang batuan dan mineral, kita akan menemukan
banyak fakta tentang hal tersebut. Tidak hanya itu, contoh batuan maupun mineral
yang beragam juga memiliki karakteristik yang berbeda satu sama lain.
Batuan adalah semua bahan yang menyusun kerak bumi dan merupakan
suatu agregat (kumpulan) mineral yang telah menghablur. Pemakaian batuan pada
dasarnya tergantung pada kekhususannya. Tekstur batuan mengacu pada
kenampakan butir-butir mineral yang ada di dalamnya, yang meliputi tingkat
kristalisasi, ukuran butir, bentuk butir, granularitas, dan hubungan antar butir
(fabric). Jika warna batuan berhubungan erat dengan komposisi kimia dan
mineralogi, maka tekstur berhubungan dengan sejarah pembentukan dan
keterdapatannya.
Mineral adalah benda padat yang terbentuk oleh proses anorganik. Tiap
mineral memiliki susnan atom yang teratur dan komposisi kimia tertentu yang
memberikan sifat fisik yang spesifik. Mineral merupakan komponen batuan yang
mempunyai komposisi kimia tertentu dengan sifat-sifat fisik yang khas seperti
warna, kilap (luster), kekrasan (hardness), gores (streack), belahan (cleavage),
pecahan (fracture), struktur atau bentuk kristal, berat jenis, sifat dalam (tenacity)
dan kemagnetan. Mineral ini merupakan produk alami dari proses kimia fisika di
dalam kerak bumi. Lebih dari 2000 mineral telah diketahui sampai sekarang ini,
dan usaha-usaha untuk menemukan mineral baru terus dilakukan. Dari jumlah
tersebut hanya beberapa yang umum atau sering dijumpai.l
Oleh karena itu pembuatan makalah ini kami lakukan agar para pembaca
khususunya mahasiswa dapat dengan mudah memahami materi batuan dan
2
mineral karena makalah ini menyajikan materi batuan dan mineral dengan
lengkap dan detail.
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimanakah siklus batuan itu?
2. Apa sajakah jenis batuan yang terdapat di bumi?
3. Bagaimanakah karakteristikyang dimiliki oleh mineral?
4. Apa sajakah jenis mineral yang terdapat di bumi?
1.3 Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui siklus batuan.
2. Untuk mengetahui jenis-jenisbatuan yang terdapat di bumi.
3. Untuk mengetahuikarakteristikyang dimiliki oleh mineral.
4. Untuk mengetahui jenis-jenis mineral yang terdapat di bumi.
1.4 Manfaat Penulisan
1. Memberikan wawasan kepada mahasiswa tentang batuan dan mineral.
2. Sebagai pengetahuan dan sumber informasi tentang batuan dan mineral
yang ada di bumi.
3. Sebagai dasar untuk mempelajari batuan dan mineral dalam mata kuliah
ilmu kebumian.
1.5 Metode Penulisan
Metode penulisan yang dipakai adalah dengan menggunakan metode kajian
pustaka, yaitu mencari berbagai informasi baik dari buku literatur, internet,
maupun sumber-sumber lainnya yang mendukung dalam pembuatan makalah ini.
3
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Batuan
2.1.1 Pengertian Batuan
Batuan adalah kumpulan atau agregat dari mineral yang sudah dalam
keadaan membeku/keras. Batuan adalah salah satu elemen kulit bumi yang
menyediakan mineral-mineral anorganik melalui pelapukan yang selanjutnya
menghasilkan tanah. Batuan mempunyai komposisi mineral, sifat-sifat fisik, dan
umur yang beraneka ragam. Jarang sekali batuan terdiri dari satu mineral, namun
umumnya merupakan gabungan dari dua mineral atau lebih.
2.1.2 Siklus Batuan
Siklus batuan adalah suatu proses yang menggambarkan perubahan dari
magma yang membeku akibat pengaruh cuaca hingga menjadi batuan beku, lalu
sedimen, batuan sadimen dan batuan metamorphic dan akhirnya berubah menjadi
magma kembali.
Siklus batuan dapat dijelaskan sebagai berikut :
4
a. Daerah sekitar magma itu dingin menyebabkan magma itu juga
mendingin. Secara lambat laun magma pun membeku. Tempat pembekuan
itu, mungkin di permukaan bumi, mungkin pula di lapisan litosfer yang
tidak begitu dalam, atau di dalam dapur magma bersama-sama dengan
proses pembekuan magma seluruhnya. Karena itu, batuan yang berasal
dan magma akan berbeda-beda pula. Semuanya dinamakan batuan beku.
b. Karena pengaruh atmosfer, maka batuan beku di permukaan bumi itu akan
rusak, hancur, dan kemudian terbawa oleh aliran air, hembusan angin, atau
gletser. Tidak jarang pula pada waktu hujan lebat, batuan yang hancur itu
meluncur pada lereng yang curam karena gravitasi dan akhirnya batuan
yang telah diangkut itu akan diendapkan di tempat baru. Akibatnya
terbentuklah batuan endapan yang tertimbun di dataran rendah, sungai,
danau, atau di laut.
c. Mungkin saja pada suatu masa, batuan beku dan batuan endapan mencapai
suatu tempat yang berdekatan dengan magma sebagai akibat tenaga
endogen. Karena persinggungan dengan magma itu, maka batuan sedimen
dan batuan beku dapat berubah bentuknya dan lazim dinamakan batuan
malihan (metamorf). Batuan malihan dapat juga terbentuk akibat tekanan
yang berlaku pada batuan sedimen.
d. Batuan malihan kemudian mengalami penelanan oleh magma dan berubah
menjadi magma.
2.1.3 Jenis-jenis Batuan
Secara umum, batuan terbagi menjadi tiga, yaitu batuan beku, batuan
sedimen dan batuan metamorf.
a. Batuan Beku (Igneous Rock)
Batuan beku adalah batuan yang terjadi dari pembekuan larutan silika cair
dan pijar yang dikenal dengan nama magma. Batuan beku yang terjadi dibangun
oleh mineral-mineral tertentu ataupun oleh suatu matrik dari silikat. Mineral
tersebut ukurannya berbeda-beda, tergantung dari kecepatan pembekuannya.
5
Mineral tertentu akan mengkristal pada temperatur tertentu juga. Urutan
kristalisasi tersebut seperti digambarkan dalam “Bowen Reaction Series”.
Batuan beku hasil pembekuan lava dipermukaan bumi baik didaratan
maupun dibawah permukaan laut mempunyai ukuran kristal yang halus sampai
glassy, karena hasil pembekuan yang cepat disebut dengan batuan ekstrusi atau
batuan vulkanik.
Batuan beku hasil pembekuan di bawah permukaan, dimana sifat dari
batuan ini menerobos batuan yang sebelumnya telah terbentuk disebut dengan
batuan instrusi atau batuan plutonik.
Struktur Batuan Beku
Berdasarkan tempat pembekuannya batuan beku dibedakan menjadi batuan
beku ekstrusif dan intrusif. Hal ini pada nantinya akan menyebabkan perbedaan
pada tekstur masing-masing batuan tersebut. Kenampakan dari batuan beku yang
tersingkap merupakan hal pertama yang harus diperhatikan. Kenampakan inilah
yang disebut sebagai struktur batuan beku.
 Pillow structure, yaitu struktur yang ditandai masa berbentuk bantal khas
pada batuan ekstrusi bawah laut.
 Vesikular, yaitu struktur batuan beku yang ditandai dengan lubang-lubang
gas dengan arah tertentu.
 Skoria, seperti vesikular tetapi tidak menunjukkan arah yang teratur.
 Amigdalodal, yaitu struktur dimana lubang-lubang keluarnya gas terisi
oleh mineral-mineral sekunder, seperti zcolit, karbonat dan silika.
 Xenolith, yaitu struktur yang memperlihatkan ada fragmen batuan yang
masuk atau tertanam ke dalam batuan beku. Struktur ini terbentuk akibat
peleburan tidak sempurna dari suatu batuan samping di dalam magma
yang menerobos.
 Masif, yaitu struktur yang tidak menunjukkan adanya fragmen batuan lain
yang tertanam dalam tubuhnya.
 Autobrecia, yaitu struktur yang terlihat pada lava yang memperlihatkan
fragmen-fragmen dari lava itu sendiri.
6
 Struktur Batuan Beku Ekstrusif
Batuan beku ekstrusif adalah batuan beku yang proses pembekuannya
berlangsung di permukaan bumi. Batuan beku ekstrusif ini, yaitu lava yang
memiliki bagian struktur yang memberi petunjuk mengenai proses yang terjadi
pada saat pembekuan lava tersebut. Struktur ini diantaranya sebagai berikut :
Masif, yaitu struktur yang memperlihatkan suatu masa batuan yang terlihat
seragam.
Sheeting joint, yaitu struktur batuan beku yang terlihat sebagai lapisan.
Columnar joint, yaitu struktur yang memperlihatkan batuan terpisah
poligonal seperti batang pensil.
Pillow lava, yaitu struktur yang menyerupai bantal yang bergumpal-
gumpal. Hal ini diakibatkan proses pembekuan terjadi pada lingkungan air.
Vesikular, yaitu struktur yang memperlihatkan lubang-lubang pada batuan
beku. Lubang ini terbentuk akibat pelepasan gas pada saat pembekuan.
Amigdaloidal, yaitu struktur vesikular yang kemudian terisi oleh mineral
lain seperti kalsit, kurasa atau zeolit.
Struktur aliran, yaitu struktur yang memperlihatkan adanya kesejajaran
mineral pada arah tertentu akibat aliran.
 Struktur Batuan Beku Intrusif
Batuan beku intrusif adalah batuan beku yang proses pembekuannya
berlangsung dibawah permukaan bumi. Berdasarkan kedudukannya terhadai
perlapisan batuan yang diterobosnya struktur tubuh batuan beku intrusif terbagai
menjadi dua, yaitu konkordan dan diskordan.
 Konkordan
Merupakan tubuh batuan beku intrusif yang sejajar dengan perlapisan
disekitarnya. Jenis-jenis dari tubuh batuan ini yaitu :
Sill, tubuh batuan yang berupa lembaran dan sejajar dengan perlapisan
batuan disekitarnya.
Laccolith, tubuh batuan beku yang berbentuk kubah (dome), dimana
perlapisan batuan yang asalnya datar menjadi melengkung akibat
penerobosan tubuh batuan ini, sedangkan bagian dasarnya tetap datar.
7
Diamater laccolih berkisat dari 2 sampai 4 mil dengan kedalama ribuan
meter.
Lapolith, bentuk tubuh batuan yang merupakan kebalikan dari laccolith,
yaitu bentuk tubuh batuan yang cembung kebawah. Lopolith memiliki
diameter yang lebih besar dari laccolith, yaitu puluhan sampai ratusan
kilometer dengan kedalaman ribuan meter.
Paccolith, tubuh batuan beku yang menempati sinklin atau antiklin yang
telah terbentuk sebelumnya. Ketebalan paccolith berkisar antara ratusan
sampai ribuan kilometer.
 Diskordan
Merupakan tubuh batuan beku instrusif yang memotong perlapisan batuan
disekitarnya. Jenis-jenis dari tubuh batuan ini, yaitu :
Dike, yaitu tubuh batuan yang memotong perlapisan disekitarnya dan
memiliki bentuk tabular atau memanjang. Ketebalannya dari beberapa
sentimeter sampai puluhan kilometer dengan panjang ratusan meter.
Batolith, yaitu tubuh batuan yang memiliki ukuran yang sangat besar,
yaitu > 100 km2 dan membeku pada kedalaman yang besar.
Stock, yaitu tubuh batuan yang mirip dengan Batolithy tetapi ukurannya
lebih kecil, yaitu < 100 km2.
Tekstur Batuan Beku
Tekstur batuan beku adalah hubungan antara massa kristal dan massa gelas
yang membentuk massa yang merata dari batuan. Tekstur meliputi :
 Derajat Kristalisasi
Jika hanya terdiri dari kristal saja, maka disebut holokristalin. Jika terdiri
dari sebagian kristal dan sebagian gelas di sebut hypokristalin atau merokristalin.
Dan jika hanya terdiri dari gelas saja disebut holohyalin.
 Granularitas (ukuran kristal)
Apabila kristalnya sangat halus disebut afanitik. Apabila kristalnya dapat
diamati dengan mata disebut faneritik, sedangkan apabila terdiri dari massa gelas
semuanya disebut glassy.
 Bentuk Kristal
8
Apabila mineral dibatasi bidang kristal yang sempurna disebut euhedral.
Apabila mineral dibatasi sebagian bidang kristal yang sempurna disebut
subhedral. Dan apabila mineral dibatasi bidang kristal yang tidak sempurna
disebut anhedral.
 Hubungan antar Kristal/ Relasi
Merupakan keseragaman ukuran kristal dalam batuan. Relasi disebut
equiranular/granular apabila ukuran butirnya seragam. Dan disebut inequigranular
apabila butirannya tidak seragam.
Klasifikasi Batuan Beku
Batuan beku diklasifikasikan berdasarkan tempat terbentuknya, warna, dan
dari zat kimia penyusunnya.
 Berdasarkan tempat terbentuknya, batuan beku dibedakan atas :
1) Batuan Beku Plutonik, yaitu batuan beku yang terbentuk jauh di perut bumi.
2) Batuan beku Hypabisal, yaitu batuan beku yang terbentuk tidak jauh dari
permukaan bumi.
3) Batuan beku vulkanik, yaitu batuan beku yang terbentuk di permukaan
bumi.
 Berdasarkan warnanya, mineral pembentuk batuan beku ada dua, yaitu
mineral mafic (gelap) seperti olivin, piroksen, amphibol dan biotik, dan mineral
felsic (terang) seperti Feldspar, muskovit, kuarsa dan feldspatoid.
Klasifikasi batuan beku berdasarkan warnanya adalah sebagai berikut :
1) Leucocratic rock, kandungan mineral mafic < 30%.
2) Mesocratic rock, kandungan mineral mafic 30% - 60%.
3) Melanocratic rock, kandungan mineral mafic 60% - 90%.
4) Hypermalanic rock, kandungan mineral mafic > 90%.
 Berdasarkan zat kimia penyusunnya
Batuan beku disusun oleh senyawa-senyawa kimia yang membentuk
mineral. Kemudian mineral tersebut menyusun batuan beku. Salah satu klasifikasi
batuan beku dari kimia adalah dari senyawa oksidasinya, seperti SiO2, TiO2,
AIO3, Fe2O3, MnO, CaO, Na2O, K2O, H2O, P2O5. Dari prosentase setiap senyawa
kimia dapat mencerminkan beberapa lingkungan pembentukan mineral.
9
Pembagian batuan beku berdasarkan kandungan Silikanya (SiO2)
Nama Batuan Kandungan Silika
Batuan Beku Asam
Batuan Beku Intermediate
Batuan Beku Basa
Batuan Beku Ultrabasa
> 66%
52-66%
45-52%
< 45%
Contoh Batuan Beku
Berikut adalah contoh-contoh batuan beku :
 Granit
 Proses terbentuk :
Batuan ini terbentuk dari hasil pembekuan
magma berkomposisi asam yang membeku di
dalam dapur magma, sehingga batu ini
merupakan jenis batu beku dalam.
 Massa jenis : 2,2 – 2,3 gram/cm3
 Warna : putih, abu-abu, atau campuran keduanya.
 Batuan ini banyak di temukan di daerah pinggiran pantai dan di pinggiran
sungai besar ataupun di dasar sungai.
 Batu Granit dapat digunakan sebagai batu bahan bangunan, monumen, dan
jembatan.
 Gabro
 Proses Terbentuk : terbentuk dari
magma yang membeku di dalam gunung.
Termasuk batuan dalam
 Massa Jenis :2,9 – 3,21 gram/cm3
 Warna : Gelap
kehijauan , coklat bercampur putih
 Andesit
10
 Proses terbentuk :Batuan ini berasal
dari lelehan lava gunung merapi yang meletus,
batu Andesit terbentuk (membeku) ketika
temperatur lava yang meleleh turun antara 900
sampai dengan 1,100 derajat Celsius.
Merupakan jenis batuan beku luar.
 Massa Jenis : 2,8 – 3 gram/cm3
 Warna : Abu-abu tua
 Batu andesit sering digunakan sebagai cobek, lumping jamu, dan punden
berundak.
 Diorit
 Proses terbentuk : Merupakan batuan
hasil terobosan batuan beku (instruksi) yang
Terbentuk dari hasil peleburan lantai samudra
yang bersifat mafic pada suatu subduction zone.
biasanya diproduksi pada busur lingkaran
volkanis, dan membentuk suatu gunung didalam
cordilleran ( subduction sepanjang tepi suatu benua, seperti pada deretan
Pegunungan). Terdapat emplaces yang besar berupa batholiths ( banyak
beribu-ribu mil-kwadrat) dan mengantarkan magma sampai pada
permukaan untuk menghasilkan gunung api gabungan dengan lahar
andesite. Termasuk jenis batuan beku dalam
 Massa jenis : 2,8 – 2,9 gram/cm3
 Warna : Kelabu bercampur putih, atau hitam bercampur
putih
 Kegunaan : batu diorit ini dapat dijadikan sebagai batu ornamen
dinding maupun lantai bangunan gedung atau untuk batu belah untuk
pondasi bangunan / jalan raya.
b.Batuan Sedimen (Sediment Rock)
11
Batuan endapan atau batuan sedimen adalah salah satu dari tiga kelompok
utama batuan (bersama dengan batuan beku dan batuan metamorfosis) yang
terbentuk melalui tiga cara utama, yaitu pelapukan batuan lain (clastic).
Pengendapan (deposition) karena aktivitas biogenic, dan pengendapan
(precipitation) dari larutan. Batuan endapan ada yang tersusun berlapis, tetapi ada
juga yang tidak. Butiran endapan itu bisa berukuran macam-macam, dari halus
sampai ukuran besar. Bahan batuan endapan bisa dari batuan beku, bisa dari
batuan metamorf dan bisa juga dari batuan endapan. Pada batuan endapan tidak
terbentuk kristal. Jenis batuan umum seperti batu kapur, batu pasir, dan lempung
termasuki dalam batuan sedimen. Batuan sedimen meliputi 75% dari permukaan
bumi.
Penamaan batuan sedimen biasanya berdasarkan besar butir penyusun
batuan tersebut. Penamaan tersebut adalah sebagai berikut :
1) Breksi adalah batuan sedimen dengan ukuran butir lebih besar dari 2 mm
dengan bentuk butiran yang bersudut.
2) Konglomerat adalah batuan sedimen dengan ukuran butir lebih besar dari 2
mm dengan bentuk butiran yang membundar.
3) Batu pasir adalah batuan sedimen dengan ukuran butir antara 2 mm sampai
1/16 mm.
4) Batu lanau adalah batuan sedimen dengan ukuran butir antara 1/16 mm
sampai 1/256 mm.
5) Batu lempung adalah batuan sedimen dengan ukuran butir lebih kecil dari
1/256 mm.
Klasifikasi Batuan Sedimen
Batuan sedimen dapat dikelompokkan menjadi 5, yaitu :
1. Batuan Sedimen Detritus Klastik
Batuan ini diendapkan dengan proses mekanis. Terbagi dalam dua golongan
besar dan pembagian ini berdasarkan ukuran besar butirnya. Cara terbentuknya
batuan tersebut berdasarkan proses pengendapan, baik yang terbentuk di
lingkungan darat maupun di lingkungan air laut.
2. Batuan Sedimen Evaporit
12
Proses terbentuknya adalah pada air yang memiliki larutan kimia yang
cukup pekat. Pada umumnya terbentuk di danau atau lautan tertutup.
3. Batuan Sedimen Batubara
Batuan sedimen ini terbentuk dari unsur-unsur organik, yaitu dari tumbuh-
tumbuhan. Dimana sewaktu tumbuhan tersebut mati dengan cepat tertimbun oleh
lapisan yang tebal diatasnya, sehingga tidak memungkinkan untuk terjadi
pelapukan.
4. Batuan Sedimen Silika
Batuan ini terdiri dari rijang (chert), radiolarian dan tanah diatorn. Proses
terbentuknya batuan ini adalah gabungan antara proses organik, seperti radiolarian
atau diatom dan proses kimiawi untuk lebih menyempurnakannya.
5. Batuan Sedimen Karbonat
Batuan ini sudah umum sekali terbentuk dari kumpulan cangkan moluska
alga, foraminifera atau lainnya yang bercangkang kapur. Atau proses
pengendapan yang merupakan rombakan batuan yang terbentuk lebih dulu dan
diendapkan disuatu tempat.
Berdasarkan genetisnya, batuan sedimen dapat dikelompokkan menjadi 2
golongan, yaitu :
1. Batuan Sedimen Klasik
Batuan yang terbentuk dari pengendapan kembali datritus atau pecahan
batuan asal. Batuan asal dapat berupa batuan beku, metamorf, dan sedimen.
Fragmentasi dimulai dari pelapukan mekanis maupun kimiawi, kemudian tererosi
dan tertransportasi menuju suatu sekungan pengendapan.
Setelah pengendapan berlangsung, kemudian mengalami diagenesa, yakni
proses perubahan-perubahan yang berlangsung pada temperatur rendah di dalam
suatu sedimen, selama dan sesudah litifikasi terjadi. Litifikasi merupakan proses
yang mengubah suatu sedimen menjadi batuan keras.
13
2. Batuan Sedimen Non Klastik
Batuan sedimen yang terbentuk dari hasil kimia atau bisa juga dari hasil
kegiatan organisme. Reaksi kimia yang dimaksud adalah kristalisasi langsung atau
reaksi organik.
Contoh Batuan Sedimen
Penamaan batuan sedimen biasanya berdasarkan besar butir penyusun
batuan tersebut. Penamaan tersebut adalah: breksi, konglomerat, batupasir,
batulanau, batulempung, stalaktit dan stalakmit, moraine
 Konglomerat
 Proses Terbentuk :
Konglomerat merupakan suatu bentukan
fragmen dari proses sedimentasi, batuan
yang berbutir kasar, terdiri atas fragmen
dengan bentuk membundar dengan ukuran
lebih besar dari 2mm yang berada ditengah-
tengah semen yang tersusun oleh batupasir
dan diperkuat serta dipadatkan lagi. Dalam pembentukannya membutuhkan
energi yang cukup besar untuk menggerakan fragmen yang cukup besar
biasanya terjadi pada sistem sungai dan pantai.
 Warna : Berwarna-warni
 Manfaat : Biasanya batuan tersebut menjadi batuan penyimpan
hidrokarbon (reservoir rocks) atau bisa juga menjadi batuan induk sebagai
penghasil hidrokarbon (source rocks).
 Batu Pasir
 Proses Terbentuk :Batupasir
adalah suatu batuan sedimen klastik
yang dimana partikel penyusunya
kebanyakan berupa butiran berukuran
pasir. Kebanyakan batupasir dibentuk
dari butiran-butiran yang terbawa oleh
14
pergerakan air, seperti ombak pada suatu pantai atau saluran di suatu sungai.
Butirannya secara khas di semen bersama-sama oleh tanah kerikil atau kalsit
untuk membentuk batupasir tersebut. Batupasir paling umum terdiri atas butir
kwarsa sebab kwarsa adalah suatu mineral yang umum yang bersifat
menentang laju arus.
 Warna :Coklat dan putih
 Manfaat : Batupasir mempunyai banyak kegunaan didalam industri
konstruksi sebagai suatu kumpulan dan batu-tembok. batupasir hasil galian
dapat digunakan sebagai material di dalam pembuatan gelas/kaca.
 Stalakmit dan Stalagmit
 Proses Terbentuknya : Stalaktit dan Stalakmit adalah bentukan alam
khas daerah Karst. Air yang larut di daerah karst akan masuk ke lobang-
lobang (doline) kemudian turun ke gua dan menetes-netes dari atap gua ke
dasar gua. Nah tetesan-tetesan air yang mengandung kapur ini lama-lama
kapurnya membeku dan menumpuk sedikit demi sedikit lalu berubah jadi
batuan kapur yang bentuknya runcing-runcing. Stalaktit adalah batu yang
terbentuk di atap gua, bentuknya meruncing ke bawah, sedangkan
stalakmit adalah batu yang terbentuk di dasar gua bentuknya meruncing ke
atas.
 Warna : kuning, coklat, krem, keemasan, putih
 Manfaat : sebagai keindahan alam (biasanya di gua-
gua), dapat di jadikan hiasan rumah.
15
 Tempat : Sangat sering di temukan di daerah gua, ada
juga yang di sekitar air terjun.
 Travertin
Calcium carbonat tidak larut dalam air murni,
tetapi bila aornya mengandung CO2 maka
calcium carbonat itu mudah berubah menjadi
biocarbonat. Jadi dibawah tekanan atmosfer, air
yang banyak mengandung CO2 secara perlahan-
lahan melarutkan calcium carbonat, terutama bila
air tersebut berasal dari tempat yang dalam
dengan tekanan yang lebih besar dan kandungan CO2 nya lebih banyak, maka
daya melarutkan lebih tinggi. Bila larutan tersebut mencapai permukaan bumi
dibawah tekanan atmosfer, calcium carbonatnya segera diendapkan oleh proses
evaporasi, dan proses ini dapat dipercepat oleh adanya kegiatan dari tumbuh-
tumbuhan (algae). Calcum carbonat yang doiendapkan di mulut/lubang mata air
itu disebut travertine. Pada gua-gua kapur, terjadi pula pengendapan dari calcium
carbonat oleh tetesan-tetesan air secara perlahan-lahan yang terdiri dari kristal-
kristal halus dan kompak, yang disebut dengan dripstone. Warna putih, kuning,
atau cokelat. Struktur fibrous atau konsentris. Yang tumbuh dari bawah disebut
stalagnite.
c.Batuan Metamorf (Metamorphic Rock)
Merupakan batuan yang berasal dari suatu batuan asal yang mengalami
perubahan tekstur dan komposisi mineral pada fase padat sebagai akibat
perubahan kondisi fisika (tekanan, temperatur, tekanan dan temperatur).
Metamorfosa adalah proses rekristalisasi di kedalaman kerak bumi (3-20
km) yang keseluruhannya atau sebagai besar terjadi dalam keadaan padat, yakni
tanpa melalui fase cair, sehingga terbentuk struktur dan mineralogi baru akibat
dari pengaruh Temperatur (T=350oC – 1200oC), Tekanan (Pressure = 1-10000
bar/ 0,9869 atm) dan cairan panas.
16
Tipe-tipe Metamorfosa
Tipe-tipe metamorfosa dibagi dua, yaitu :
1) Metamorfosa Lokal
a.Kontak/ Thermal, terjadi di intrusi magma, biasanya memiliki suhu 600oC –
800oC dan tekanan 300 MPA.
b.Kaustik, terjadi akibat adanya intrusi magma yang lemah. Pada proses ini
aliran magma menerobos membelah lapisan (Dike) dan aliran mengikuti
batas Lapisan (Silk).
c.Kataklastik, terjadi akibat deformasi.
metamorf karena adanya panas akibat gesekan.
dengan diatas, tetapi lapisan disekitarnya memecah
dan meledak.
d.Hidrotermal, terjadi karena adanya larutan panas pada waktu terjadi instrusi
magma, patahan (gesekan), panas intibumi.
2) Metamorfosa Regional
a. Dinamotermal, terbentuk pada zona subduction dan terjadi pada
pembentukan gunung.
b. Burial (timbunan), terjadi pada lapisan bawah suatu lapisan sediment,
terbentuk karena tekanan yang besar dari lapisan di atasnya.
Proses Terjadinya Batuan Metamorfosa
 Proses metamorfosa/ malihan terjadi karena adanya perubahan kumpulan
mineral dan tekstur batuan, dan dibedakan dengan proses diagenesa dan
proses pelapukan yang juga merupakan proses perubahan.
 Faktor utama dalam proses perubahan ini adalah perubahan suhu dan
tekanan yang tinggi, diatas 200oC dan 300 Mpa, dan dalam keadaan padat.
 Proses metamorfosa adalah perubahan kumpulan mineral dan tekstur
batuan dalam keadaan (fasa) pada (solid state) pada suhu diatas 200oC dan
tekanan 300 Mpa.
17
 Pembentukan batuan Metamorf sangat kompleks, akibat pergerakan
lempeng-lempeng tektonik dan tumbukan fragmen-fragmen kerak bumi,
sehingga batuan terkoyak, tertarik (Extended), terlipat, terpanaskan dan
berubah.
Faktor Pengontrol Metamorfisme
Hasil dari proses metamorfisme tergantung pada komposisi batuan asal dan
kondisi metamorfisis. Komposisi kimia batuan asal sangat mempengaruhi
pembentukan himpunan mineral baru, demikian pula dengan suhu dan tekanan.
 Pengaruh cairan terhadap reaksi kimia
 Pori-pori pada batuan sediment atau batuan beku terisi oleh cairan, yang
adalah larutan dari gas-gas, garam dan mineral yang terdapat pada batuan
tersebut.
 Pada suhu tinggi cairan intergranular ini lebih bersifat uap dari pada cair,
yang mempunyai peran penting dalam proses metamorfosis.
 Dibawah suhu dan tekanan yang tinggi terjadi pertukaran unsur-unsur dari
larutan ke mineral-mineral begitu pula sebaliknya.
 Fungsi cairan merupakan media transport dari larutan ke mineral dan
sebaliknya, sehingga mempercepat metamorfisme.
 Suhu dan Tekanan
 Batuan apabila dipanaskan akan membentuk mineral-mineral baru, yang
hasil akhirnya adalah batuan metamorf.
 Sumber panas berasal dari panas dalam bumi. Bantuan dapat terpanaskan
oleh timbunan (burial) atau oleh terobosan batuan beku. Tetapi timbunan
atau terobosan dapat menimbulkan perubahan tekanan, sehingga sukar
dikatakan bahwa metamorfime hanya disebabkan oleh kenaikan suhu saja.
 Tekanan dalam proses metamorfisme bersifat sebagai stress, mempunyai
besaran serta arah. Tekstur batuan metamorf menunjukkan bahwa batuan ini
terbentuk dibawah differensial stress, atau tidak sama besar dari segala arah.
Oleh karena itu, batuan metamorf mempunyai orientasi mineral yang
beraturan.
18
 Waktu
 Untuk mengetahui berapa lama berlangsungnya metamorfisme tidak mudah
dan sampai saat ini masih belum diketahui bagaimana caranya.
 Dalam penelitian laboratorium, memperlihatkan bahwa dibawah tekanan
dan suhu tinggi serta waktu reaksi yang lama menghasilkan kristal yang
besar, dengan kondisi sebaliknya menghasilkan kristal yang kecil.
Jenis Metamorfisme
 Metamorfisme Kataklistik (Cataclastic metamorphism), metamorfisme yang
terjadi karena pengaruh deformasi mekanik dan tidak disertai dengan
rekristalisasi kimia.
 Metamorfisme Kontak (Contact Metamorphism), metamorfisme yang
terjadi akibat intrusi tubuh magma panas pada batuan yang dingin dalam
kerak bumi. Proses rekristalisasi kimia memegang peran penting, karena
pengaruh dari kenaikan suhu.
 Metamorfisme Timbunan (Burial metamorphism), proses sedimentasi yang
terjadi pada cekungan dalam dan memiliki kandungan H2O yang cukup,
maka akan menghasilkan himpunan kimia baru dari hasil rekristalisasi
kimia.
 Metamorfisme Regional, pada umumnya dijumpai pada kerak benua dengan
penyebaran yang sangat luas, sampai puluhan ribu kilometer persegi,
dibentuk oleh proses metamorfisme regional. Proses ini melibatkan
deformasi mekanik dan rekristalisasi kimia.
Contoh Batuan Metamorf
 Gneiss (Ganes)
 Proses Terbentuk : Merupakan batuan
yang terbentuk dari hasil metamorfosisme batuan
beku dalam temperatur dan tekanan yang tinggi.
Dalam Gneiss dapat diperoleh rekristalisasi dan
foliasi dari kuarsa, feldspar, mika dan amphibole.
 Warna : Abu-abu
19
 Komposisi : Kuarsa, feldspar, amphibole, mika
 Derajat metamorfisme : Tinggi
 Sekis
Schist (sekis) adalah batuan metamorf yang
mengandung lapisan mika, grafit, horndlende. Mineral
pada batuan ini umumnya terpisah menjadi berkas-
berkas bergelombang yang diperlihatkan dengan kristal
yang mengkilap.
 Warna : Hitam, hijau, ungu
 Komposisi : Mika, grafit,
hornblende
 Derajat metamorfisme : Intermediate – Tinggi
 Marmer
 Proses Terbentuk : Terbentuk ketika batu
gamping mendapat tekanan dan panas sehingga
mengalami perubahan dan rekristalisasi kalsit.
Utamanya tersusun dari kalsium karbonat.
Marmer bersifat padat, kompak dan tanpa foliasi.
 Warna : Bervariasi
 Komposisi : Kalsit atau Dolomit
 Derajat metamorfisme : Rendah – Tinggi
 Kuarsit
Adalah salah satu batuan metamorf yang
keras dan kuat. Terbentuk ketika batupasir
(sandstone) mendapat tekanan dan temperatur yang
tinggi. Ketika batupasir bermetamorfosis menjadi
kuarsit, butir-butir kuarsa mengalami rekristalisasi,
dan biasanya tekstur dan struktur asal pada
batupasir terhapus oleh proses metamorfosis .
20
 Warna : Abu-abu, kekuningan, cokelat, merah
 Komposisi : Kuarsa
 Derajat metamorfisme : Intermediate – Tinggi
 Serpinit
Serpentinit, batuan yang terdiri atas
satu atau lebih mineral serpentine dimana
mineral ini dibentuk oleh proses
serpentinisasi (serpentinization).
Serpentinisasi adalah proses proses
metamorfosis temperatur rendah yang
menyertakan tekanan dan air, sedikit silica mafic dan batuan ultramafic
teroksidasi dan ter-hidrolize dengan air menjadi serpentinit.
Warna : Hijau terang / gelap
Komposisi : Serpentine
21
2.2 Mineral
2.2.1 Definisi Mineral
Mineral didefinisikan sebagai bahan padat anorganik yang terdapat secara
alamiah, terdiri dari unsur-unsur kimiawi dalam perbandingan tertentu, dimana
atom-atom di dalamnya tersusun mengikuti suatu pola yang sistematis.
Beberapa jenis mineral memiliki sifat dan bentuk tertentu dalam keadaan
padatnya, sebagai perwujudan dari susunan yang teratur didalamnya. Kristal
secara umum dapat didefinisikan sebagai bahan padat yang homogen yang
memiliki pola internal susunan tiga dimensi yang teratur. Studi khusus yang
mempelajari sifat-sifat, bentuk susunan dan cara-cara terjadinya bahan padat
tersebut dinamakan kristalografi.
2.2.2 Karakteristik Mineral
Terdapat dua cara untuk dapat mengenal suatu mineral, yang pertama
adalah dengan melakukan analisis secara kimiawi, dan yang kedua yang paling
umum dilakukan adalah dengan cara mengenali sifat-sifat fisiknya. Sifat-sifat fisik
mineral antara lain bentuk kristalnya, berat jenis, bidang belah, warna, goresan,
kilap, dan kekerasan.
a. Bentuk kristal (crystall form)
Pembentukan kristal suatu mineral tergantung pada ada atau tidaknya
hambatan. Contohnya suatu cairan panas terdiri dari unsur-unsur Natrium dan
Chlorit. Selama suhu tetap dalam keadaan tinggi, ion-ion tetap bergerak bebas dan
tidak terikat satu dengan yang lain. Jika suhu turun, kebebasan bergeraknya
berkurang, mulai terikat dan berkelompok membentuk Natrium Chlorida.
Semakin menurunnya suhu cairan, kelompok tersebut membesar dan
membentuk mineral Halit yang padat. Pada umumnya pertumbuhan mineral
Kuarsa terbatas, namun bentuknya yang tidak teratur tetap memperlihatkan
susunan ion-ionnya dengan struktur kristalnya yang khas berupa prisma bersisi
enam. Kristal mineral intan berbentuk segi-delapan atau Oktahedron dan mineral
grafit dengan segi enam yang pipih, keduanya mempunyai susunan kimiawi sama,
22
terdiri dari unsure karbon (C). Perbedaan terjadi karena susunan atom karbonnya
yang berbeda.
Setiap mineral mempunyai sifat bentuk Kristal yang khas perwujudan
kenampakan luar, terjadi sebagai akibat susunan kristal didalamnya. Bentuk-
bentuk kristal : Prismatik, Orthorombik, Kubus, Tetrahedral, Heksagonal,
Trigonal dll.
b. Berat jenis (specific gravity)
Berat jenis setiap mineral ditentukan oleh unsur-unsur pembentuknya serta
kepadatan ikatan unsur-unsur dalam susunan kristalnya.
c. Bidang belah (fracture)
Mineral mempunyai kecenderungan untuk pecah melalui suatu bidang yang
mempunyai arah tertentu yang ditentukan susunan dalam atom-atomnya, yang
merupakan bidang lemah suatu mineral.
d. Warna (color)
Meskipun warna bukan menjadi ciri utama untuk membedakan antar
mineral, namun terdapat warna-warna khas untuk mengetahui unsur tertentu di
dalamnya. Contohnya warna gelap mengindikasikan adanya unsur besi,
sedangkan warna terang mengindikasikan kandungan aluminium.
e. Goresan pada bidang (streak)
Beberapa jenis mineral mempunyai goresan pada bidangnya, seperti pada
mineral kuarsa dan pyrite yang terlihat jelas dan khas.
f. Kilap (luster)
Kenampakan atau kualitas pantulan cahaya dari permukaan suatu mineral.
Ada 2 jenis kilap, yaitu kilap Logam dan Non-logam.
g. Kekerasan (hardness)
Kekerasan yaitu sifat resistensi dari suatu mineral terhadap kemudahan
mengalami abrasi atau mudah tergores. Kekerasan bersifat relatif, maksudnya jika
mineral saling digoreskan dengan yang lain maka mineral yang tergores relatif
lebih lunak dibanding lawannya.
Skala kekerasan mineral dari yang terlunak (skala 1) hingga terkeras (skala
10) diajukan oleh Mohs dan dikenal sebagai Skala Kekerasan Mohs.
23
2.2.3Jenis-jenis Mineral
Berdasarkan senyawa kimianya, mineral dikelompokkan menjadi mineral
Silikat dan Non-silikat. Dari 2000 jenis mineral yang dikenal, hanya beberapa
yang terlibat dalam pembentukan batuan. Mineral-mineral tersebut dinamakan
Mineral Pembentuk Batuan atau Rock Forming Minerals, yang merupakan
penyusun utama batuan kerak dan mantel Bumi.
Mineral pembentuk batuan dikelompokkan menjadi empat yaitu Silikat,
Oksida, Sulfida, Sulfat dan Karbonat.
a. Mineral Silikat
Sembilan puluh persen mineral pembentuk batuan adalah dari kelompok
ini, yang merupakan persenyawaan antara silikon dan oksigen dengan beberapa
unsur metal. Silikat merupakan bagian utama yang membentuk batuan baik itu
seperti batuan beku maupun batuan malihan. Silikat pembentuk batuan dibagi
menjadi dua kelompok yaitu kelompok ferromagnesium dan non-ferromagnesium.
 Mineral ferromagnesium
Umumnya mempunyai warna gelap atau hitam dan berat jenis yang besar.
Kekerasan (Hardness) Mineral
1 Talc
2 Gypsum
3 Calcite
4 Fluorite
5 Apatite
6 Orthoclase
7 Quartz
8 Topaz
9 Corundum
10 Diamond
24
1. Olivine: warnanya yang olive. Berat jenis 3.27- 3.37, tumbuh sebagai
mineral yang mempunyai bidang belah yang kurang sempurna.
2. Augitite: warnanya sangat gelap hijau hingga hitam. Berat jenis berkisar
antara 3.2 – 3.4 dengan bidang belah yang berpotongan hampir tegak
lurus.
3. Hornblende: warnanya hijau hingga hitam; Berat jenis 3.2 dan
mempunyai bidang belah yang berpotongan dengan sudut antara 56°
dan 124° yang sangat membantu dalam cara mengenalnya.
4. Biotite: mineral mika berbentuk pipih yang dengan mudah dapat
terkelupas. Dalam keadaan tebal, warnanya hijau tua hingga coklat-
hitam. Berat jenis 2.8 – 3.2.
 Mineral non-ferromagnesium
1. Muskovit : Disebut mika putih karena warnanya yang terang, kuning
muda, coklat, hijau atau merah. Memiliki Berat jenis 2,8 – 3,1.
2. Felspar : Mineral pembentuk batuan yang paling banyak. Dalam
bahasa Jerman Feld adalah lapangan, didalam kerak bumi jumlahnya
hampir 54%. Terdapat dua nama yang diberikan kepada felspar yaitu
Plagioklas dan ortoklas. Dari nama Plagioklas tersebut dibagi lagi
menjadi dua yaitu albit dan anorthit. Dimana arti nama Orthoklas
mengandung Kalium, albit mengandung Natrium dan Anorthit
mengandung Kalsium.
3. Orthoklas : mempunyai warna yang khas yaitu abu-abu atau merah
jambu dengan Berat jenis 2,57.
4. Kuarsa : Dapat disebut dengan silika, terbentuk dari senyawa silikon
dengan oksigen. Terkadang berwarna smooky, atau berwarna ungu.
Nama kuarsa yang seperti itu amethyst. Warna yang bermacam-macam
terjadi karena terdapat unsur yang tidak bersih.
b. Mineral Oksida
Mineral oksida terbentuk sebagai akibat persenyawaan langsung antara
oksigen dan unsur tertentu. Susunannya lebih sederhana dibanding silikat. Mineral
oksida umumnya lebih keras dibanding mineral lainnya kecuali silikat. Mereka
25
juga lebih berat kecuali sulfida. Unsur yang paling utama dalam oksida adalah
besi, chrome, mangan, timah dan aluminium. Beberapa mineral oksida yang
paling umum adalah, korondum (Al2O3), hematit (Fe2O3) dan kassiterit (SnO2).
c. Mineral Sulfida
Kelas mineral sulfida atau dikenal juga dengan nama sulfosalt ini terbentuk
dari kombinasi antara unsur tertentu dengan sulfur (belerang) (S2-). Pada
umumnya unsure utamanya adalah logam (metal).
Pembentukan mineral kelas ini pada umumnya terbentuk disekitar wilayah
gunung api yang memiliki kandungan sulfur yang tinggi. Proses mineralisasinya
terjadi pada tempat-tempat keluarnya atau sumber sulfur. Unsur utama yang
bercampur dengan sulfur tersebut berasal dari magma, kemudian terkontaminasi
oleh sulfur yang ada disekitarnya. Pembentukan mineralnya biasanya terjadi
dibawah kondisi air tempat terendapnya unsur sulfur. Proses tersebut biasanya
dikenal sebagai alterasi mineral dengan sifat pembentukan yang terkait dengan
hidrotermal (air panas).
Mineral kelas sulfida ini juga termasuk mineral-mineral pembentuk bijih
(ores). Dan oleh karena itu, mineral-mineral sulfida memiliki nilai ekonomis yang
cukup tinggi. Khususnya karena unsur utamanya umumnya adalah logam. Pada
industri logam, mineral-mineral sulfides tersebut akan diproses untuk
memisahkan unsur logam dari sulfurnya.
Beberapa penciri kelas mineral ini adalah memiliki kilap logam karena
unsur utamanya umumnya logam, berat jenis yang tinggi dan memiliki tingkat
atau nilai kekerasan yang rendah. Hal tersebut berkaitan dengan unsur
pembentuknya yang bersifat logam.
Beberapa contoh mineral sulfides yang terkenal adalah pirit (FeS2), Kalkosit
(Cu2S), Galena (PbS), sphalerite (ZnS), dan Kalkopirit (CuFeS2) .Dan termasuk
juga didalamnya selenides, tellurides, arsenides, antimonides, bismuthinides dan
juga sulfosalt.
d. Mineral Sulfat
26
Mineral Sulfat adalah kelompok mineral yang memiliki ciri khas memiliki
komposisi kimia berkation sulfur yang berikatan dengan 4 anion oksigen
membentuk (SO4)2- yang berkombinasi dengan logam atau semi-logam
membentuk mineral sulfat. Pembentukan mineral sulfat biasanya terjadi pada
daerah evaporitik (penguapan) yang tinggi kadar airnya, kemudian perlahan-lahan
menguap sehingga formasi sulfat dan halida berinteraksi. Contoh-contoh mineral
yang termasuk kelompok sulfat antara lain Anhydrite (CaSO4), Celestite
(SrSO4), Barit (BaSO4), Anglesit (PbSO4), Alunit, Gysum (CaSO4.2H2O)
Kelompok mineral ini mempunyai banyak manfaat bagi kehidupan manusia.
Pemanfaatan kelompok mineral ini diantaranya:
 Anhydrite (CaSO4), varietas anhydrite yang mengandung unsur silika
biasanya dimanfaatkan sebagai ornamen-ornamen
 Celestite (SrSO4), digunakan dalam pembuatan senyawa Stronsium yang
banyak digunakan sebagai warna merah kembang api
 Barite (BaSO4), terjadi pada sejumlah besar lingkungan pengendapan, dan
diendapkan melalui sejumlah besar proses biogenik termasuk penguapan
dan hidrotermal. Biasanya digunakan sebagai agen pembobotan untuk
pengeboran cairan dalam eksplorasi minyak dan gas untuk menekan
tekanan formasi yang tinggi dan mencegah ledakan gas. Kegunaan lain
adalah pada nilai tambah aplikasi yang meliputi pengisi dalam cat dan
plastik, pengurangan suara di kompartemen mesin, lapisan selesai mobil
untuk kelancaran dan ketahanan korosi, gesekan produk untuk mobil dan
truk, radiasi perisai semen, keramik kaca dan aplikasi medis ( misalnya,
makan barium sebelum CAT scan kontras)
 Anglesite (PbSO4), terjadi sebagai hasil oksidasi mineral gelena akibat
pengaruh cuaca. Mineral ini bermanfaat karena merupakan bijih timah
 Alunite, digunakan dalam copper-plating, baterai, bahan penyemprot
tanaman, dan dalam pengawetan kayu
 Gypsum (CaSO4.2H2O), memiliki banyak kegunaan sejak zaman
prasejarah hingga sekarang. Beberapa kegunaan gypsum yaitu sebagai
Drywall, bahan perekat,campuran bahan pembuatan lapangan tenis,
27
sebagai pengental tofu (tahu) karena memiliki kadar kalsium yang tinggi,
sebagai penambah kekerasan untuk bahan bangunan, untuk bahan baku
kapur tulis, sebagai salah satu bahan pembuat portland semen, sebagai
indikator pada tanah dan air, dan sebagai agen medis pada ramuan
tradisional China yang disebut Shi Gao.
e. Mineral Karbonat
Mineral Karbonat adalah kelompok mineral yang memiliki komposisi anion
berupa (CO3)2- yang berikatan dengan kation berupa unsur logam maupun semi-
logam, merupakan mineral penyusun utama batugamping dan dolostone.
Kelompok mineral ini mempunyai banyak manfaat dalam kehidupan manusia.
Mineral-mineral yang termasuk kelompok mineral karbonat antara lain Kalsit
(CaCO3), Dolomit (CaMg(CO3)2), dan Aragonit (CaCO3).
 Kalsit, pemanfaatannya antara lain di sektor pertanian (misalnya dalam
pembuatan campuran pupuk), industri kimia (pembuatan bahan-bahan
kimia), makanan, logam, bangunan (sebagai ornament, bahan bangunan,
hiasan, pembuatan patung) dan sebagainya.
 Aragonit, Aragonite adalah produk yang juga dapat digunakan sebagai
substrat air asin. Sebuah substrat yang dianggap hidup ketika mengandung
organisme menguntungkan dan bakteri. Aragonite bisa menjadi pilihan
buffering lebih efektif daripada substrat lain, kandungan kalsium karbonat
memiliki kemampuan yang lebih baik untuk membantu mengontrol pH
dalam tangki ikan. Warna artifisial pada kerikil harus dihindari dalam
sebuah tangki air asin karena biasanya tidak memiliki kemampuan
buffering substrat hidup laut. Seperti substrat lain, aragonit harus dibilas
berulang kali sebelum ditempatkan di dalam tangki. Namun aragonit yang
memiliki warna yang indah biasanya digunakan untuk hiasan atau koleksi.
 Dolomit (CaMg(CO3)2), banyak dimanfaatkan baik dalam pertanian, bahan
bangunan ataupun dalam industri. Dolomite banyak dimanfaatkan untuk:
- Industri refraktori
- Dalam tungku pemanas atau pencair
- Dalam pupuk digunakan unsur Mg untuk meningkatkan pH tanah
28
- Dalam industri cat sebagai pengisi
- Industri kaca, plastik, kertas
- Bahan pembuat semen, sorel, sea water magnesia
 Magnesit (MgCO3), sering digunakan untuk:
- Bahan refraktori
- Industri semen sorel
- Bahan isolasi
- Pertanian, peternakan
- Industri karet
29
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
1.Siklus batuan adalah suatu proses pembentukan batuan yang menggambarkan
perubahan dari magma yang membeku akibat pengaruh cuaca hingga menjadi
batuan beku, lalu sedimen, batuan sadimen dan batuan metamorphic dan
akhirnya berubah menjadi magma kembali.
2. Di bumi terdapat tiga jenis batuan, yaitu batuan beku, batuan sedimen,
danbatuan metamorf.
3. Mineral adalah bahan padat anorganik yang terdapat secara alamiah, memiliki
karakteristik antara lain : warna, cerah, kilap, kekerasan, belahan, pecahan,
berat jenis, struktur dan sifat optik, sedangkan sifat kimia mineral antara lain
kandungan unsur atau senyawa kimia.
4. Terdapat empat jenis mineral di bumi, yaitu Silikat, Oksida, Sulfida, Sulfat dan
Karbonat.
3.2 Saran
Adapunsaran yang dapatdisampaikanolehpenulisyaitu :
1. Kepadatenagapendidik, yaitu agar lebihmenambahwawasantentangmineral
sehinggadapatmempermudahtransferinformasitentangmineral.
2. Kepadapembaca, yaitu agar dapatlebihmengaitkanantarateori yang ada
denganfenomena-fenomena yang
terjadisehinggadapatmemperdalampengetahuan.
30
DAFTAR PUSTAKA
Gunawan, Herry. 2013. Mineral dan Batuan. Diunduh di
https://askiravistara.wordpress.com/2013/09/28/mineral-dan-batuan/.
(Tanggal 18 Oktober 2014)
Jauhari, Noor. 2010. Pengantar Geologi. Bogor: Universitas Pakuan.
Rahmadani, Rizki. 2013. Pengelompokan Mineral. Diunduh di
http://damniloverahmandani.blogspot.com/2013/02/pengelompokan-
mineral.html. ( Tanggal 16 Desember 2014)
Fahmi, Ali. 2010. Diunduh di Fahmi, Ali.Geologi-
struktur,http://alifahmi.wordpress.com/122/12/2010. (Tanggal 16 Desember
2014)

More Related Content

What's hot

Resume Kristalografi
Resume KristalografiResume Kristalografi
Resume Kristalografi'Oke Aflatun'
 
Pert 10 sistem kristal
Pert 10 sistem kristalPert 10 sistem kristal
Pert 10 sistem kristal
kurnia ramadani
 
Materi Kuliah Teknik Pertambangan ; Geologi Struktur Semester III STTNAS Yog...
 Materi Kuliah Teknik Pertambangan ; Geologi Struktur Semester III STTNAS Yog... Materi Kuliah Teknik Pertambangan ; Geologi Struktur Semester III STTNAS Yog...
Materi Kuliah Teknik Pertambangan ; Geologi Struktur Semester III STTNAS Yog...
Mario Yuven
 
batu Sekis
batu Sekisbatu Sekis
batu Sekis
085753889956
 
Mineralogi
MineralogiMineralogi
Mineralogi
hariia
 
Mekanika tanah dan sifat fisik
Mekanika tanah dan sifat fisikMekanika tanah dan sifat fisik
Mekanika tanah dan sifat fisik
Inri Pata'dungan
 
Laporan Pembentukan Asal Vulkanik
Laporan Pembentukan Asal VulkanikLaporan Pembentukan Asal Vulkanik
Laporan Pembentukan Asal Vulkanik'Oke Aflatun'
 
partikel dan tekstur batuan sedimen
 partikel dan tekstur batuan sedimen partikel dan tekstur batuan sedimen
partikel dan tekstur batuan sedimen
Wahidin Zuhri
 
Mekanika batuan 1
Mekanika batuan 1 Mekanika batuan 1
Mekanika batuan 1
Bayu Laoli
 
Komposisi magma
Komposisi magmaKomposisi magma
Komposisi magma
Nurul Afdal Haris
 
Batuan piroklastik
Batuan piroklastikBatuan piroklastik
Batuan piroklastik
yadil142
 
228829546 deskripsi-batuan-metamorf
228829546 deskripsi-batuan-metamorf228829546 deskripsi-batuan-metamorf
228829546 deskripsi-batuan-metamorf
niaramadanti1
 
contoh laporan praktikum kristalografi dan mineralogi
contoh laporan praktikum kristalografi dan mineralogicontoh laporan praktikum kristalografi dan mineralogi
contoh laporan praktikum kristalografi dan mineralogi
rezatambang
 
Mekanika Batuan
Mekanika BatuanMekanika Batuan
Mekanika Batuan
Geologyrocknrolla Lani
 
Batuan sedimen
Batuan sedimenBatuan sedimen
Batuan sedimen
Kartika Rahayu
 
7 geologi-struktur
7 geologi-struktur7 geologi-struktur
7 geologi-struktur
gunadibinsamin
 
Sifat fisik mineral
Sifat fisik mineralSifat fisik mineral
Sifat fisik mineral
Marchel monoarfa
 
Materi MK Geomorfologi Dasar Mengenai Bentuklahan Bentukan Asal Angin/Aeolin
Materi MK Geomorfologi Dasar Mengenai Bentuklahan Bentukan Asal Angin/AeolinMateri MK Geomorfologi Dasar Mengenai Bentuklahan Bentukan Asal Angin/Aeolin
Materi MK Geomorfologi Dasar Mengenai Bentuklahan Bentukan Asal Angin/Aeolin
Nurul Afdal Haris
 
bentuklahan karst
bentuklahan karstbentuklahan karst
bentuklahan karst
nur wulan
 
Skala waktu-geologi
Skala waktu-geologiSkala waktu-geologi
Skala waktu-geologi
Romie Hendrawan
 

What's hot (20)

Resume Kristalografi
Resume KristalografiResume Kristalografi
Resume Kristalografi
 
Pert 10 sistem kristal
Pert 10 sistem kristalPert 10 sistem kristal
Pert 10 sistem kristal
 
Materi Kuliah Teknik Pertambangan ; Geologi Struktur Semester III STTNAS Yog...
 Materi Kuliah Teknik Pertambangan ; Geologi Struktur Semester III STTNAS Yog... Materi Kuliah Teknik Pertambangan ; Geologi Struktur Semester III STTNAS Yog...
Materi Kuliah Teknik Pertambangan ; Geologi Struktur Semester III STTNAS Yog...
 
batu Sekis
batu Sekisbatu Sekis
batu Sekis
 
Mineralogi
MineralogiMineralogi
Mineralogi
 
Mekanika tanah dan sifat fisik
Mekanika tanah dan sifat fisikMekanika tanah dan sifat fisik
Mekanika tanah dan sifat fisik
 
Laporan Pembentukan Asal Vulkanik
Laporan Pembentukan Asal VulkanikLaporan Pembentukan Asal Vulkanik
Laporan Pembentukan Asal Vulkanik
 
partikel dan tekstur batuan sedimen
 partikel dan tekstur batuan sedimen partikel dan tekstur batuan sedimen
partikel dan tekstur batuan sedimen
 
Mekanika batuan 1
Mekanika batuan 1 Mekanika batuan 1
Mekanika batuan 1
 
Komposisi magma
Komposisi magmaKomposisi magma
Komposisi magma
 
Batuan piroklastik
Batuan piroklastikBatuan piroklastik
Batuan piroklastik
 
228829546 deskripsi-batuan-metamorf
228829546 deskripsi-batuan-metamorf228829546 deskripsi-batuan-metamorf
228829546 deskripsi-batuan-metamorf
 
contoh laporan praktikum kristalografi dan mineralogi
contoh laporan praktikum kristalografi dan mineralogicontoh laporan praktikum kristalografi dan mineralogi
contoh laporan praktikum kristalografi dan mineralogi
 
Mekanika Batuan
Mekanika BatuanMekanika Batuan
Mekanika Batuan
 
Batuan sedimen
Batuan sedimenBatuan sedimen
Batuan sedimen
 
7 geologi-struktur
7 geologi-struktur7 geologi-struktur
7 geologi-struktur
 
Sifat fisik mineral
Sifat fisik mineralSifat fisik mineral
Sifat fisik mineral
 
Materi MK Geomorfologi Dasar Mengenai Bentuklahan Bentukan Asal Angin/Aeolin
Materi MK Geomorfologi Dasar Mengenai Bentuklahan Bentukan Asal Angin/AeolinMateri MK Geomorfologi Dasar Mengenai Bentuklahan Bentukan Asal Angin/Aeolin
Materi MK Geomorfologi Dasar Mengenai Bentuklahan Bentukan Asal Angin/Aeolin
 
bentuklahan karst
bentuklahan karstbentuklahan karst
bentuklahan karst
 
Skala waktu-geologi
Skala waktu-geologiSkala waktu-geologi
Skala waktu-geologi
 

Viewers also liked

Makalah mineral dan batuan YOGI
Makalah mineral dan batuan YOGIMakalah mineral dan batuan YOGI
Makalah mineral dan batuan YOGI
YogiShidiq
 
Bab vii pengendapan gamping travertin
Bab vii pengendapan gamping travertinBab vii pengendapan gamping travertin
Bab vii pengendapan gamping travertin
Samuel Semy
 
Atlas digital de_minerales_en_seccion_delgada
Atlas digital de_minerales_en_seccion_delgadaAtlas digital de_minerales_en_seccion_delgada
Atlas digital de_minerales_en_seccion_delgada
medzel100
 
Amphibole group of minerals
Amphibole group of mineralsAmphibole group of minerals
Amphibole group of minerals
Romit Kumar
 
Bab 3-1+mineral+dan+batuan
Bab 3-1+mineral+dan+batuanBab 3-1+mineral+dan+batuan
Bab 3-1+mineral+dan+batuan
Frithart Evan
 
mekanika mekanika
mekanika mekanikamekanika mekanika
mekanika mekanika
Martin M
 
Amphiboles
AmphibolesAmphiboles
Amphibolesjo
 
MIneral
MIneralMIneral

Viewers also liked (9)

Makalah mineral dan batuan YOGI
Makalah mineral dan batuan YOGIMakalah mineral dan batuan YOGI
Makalah mineral dan batuan YOGI
 
Bab vii pengendapan gamping travertin
Bab vii pengendapan gamping travertinBab vii pengendapan gamping travertin
Bab vii pengendapan gamping travertin
 
Atlas digital de_minerales_en_seccion_delgada
Atlas digital de_minerales_en_seccion_delgadaAtlas digital de_minerales_en_seccion_delgada
Atlas digital de_minerales_en_seccion_delgada
 
Amphibole group of minerals
Amphibole group of mineralsAmphibole group of minerals
Amphibole group of minerals
 
Bab 3-1+mineral+dan+batuan
Bab 3-1+mineral+dan+batuanBab 3-1+mineral+dan+batuan
Bab 3-1+mineral+dan+batuan
 
Piroksen
PiroksenPiroksen
Piroksen
 
mekanika mekanika
mekanika mekanikamekanika mekanika
mekanika mekanika
 
Amphiboles
AmphibolesAmphiboles
Amphiboles
 
MIneral
MIneralMIneral
MIneral
 

Similar to Kelompok 6(makalah batuan dn mineral)

Bagaimana batuan beku_terbentuk
Bagaimana batuan beku_terbentukBagaimana batuan beku_terbentuk
Bagaimana batuan beku_terbentuk
Polytehnic Akamigas Palembang
 
Bab 1 fixxx.pdf
Bab 1 fixxx.pdfBab 1 fixxx.pdf
Bab 1 fixxx.pdf
RezkiSafitri1
 
Laporan amali 1 batuan email kelas
Laporan amali 1 batuan email kelasLaporan amali 1 batuan email kelas
Laporan amali 1 batuan email kelasNor Laili Razali
 
Tugas Komputer Nufail Ahmad Fauzan
Tugas Komputer Nufail Ahmad FauzanTugas Komputer Nufail Ahmad Fauzan
Tugas Komputer Nufail Ahmad Fauzan
opelnufail
 
Geologi Rekayasa
Geologi RekayasaGeologi Rekayasa
Geologi Rekayasa
Juleha Usmad
 
Materi petrologi
Materi petrologiMateri petrologi
Materi petrologihendra472
 
Materi laporan lengkap petrologi
Materi laporan lengkap petrologiMateri laporan lengkap petrologi
Materi laporan lengkap petrologi
hendra472
 
Batuan
BatuanBatuan
Cara Terbentuknya Berbagai Macam Sumber Daya Mineral
Cara Terbentuknya Berbagai Macam Sumber Daya MineralCara Terbentuknya Berbagai Macam Sumber Daya Mineral
Cara Terbentuknya Berbagai Macam Sumber Daya Mineral
Mira Micako
 
Macam Batuan dan Pemanfaatannya
Macam Batuan dan PemanfaatannyaMacam Batuan dan Pemanfaatannya
Macam Batuan dan Pemanfaatannya
sangdamar
 
Nota Geografi : Batuan
 Nota Geografi : Batuan Nota Geografi : Batuan
Nota Geografi : Batuannazri15
 
BATUAN_DAN_MINERAL.pptx
BATUAN_DAN_MINERAL.pptxBATUAN_DAN_MINERAL.pptx
BATUAN_DAN_MINERAL.pptx
bambang purwanto
 
Geologi Umum.pptx
Geologi Umum.pptxGeologi Umum.pptx
Geologi Umum.pptx
RonaMentari2
 
Mektan bab 1 proses pembentukan tanah
Mektan bab 1 proses pembentukan tanahMektan bab 1 proses pembentukan tanah
Mektan bab 1 proses pembentukan tanah
Shaleh Afif Hasibuan
 

Similar to Kelompok 6(makalah batuan dn mineral) (20)

Bagaimana batuan beku_terbentuk
Bagaimana batuan beku_terbentukBagaimana batuan beku_terbentuk
Bagaimana batuan beku_terbentuk
 
Bab 1 fixxx.pdf
Bab 1 fixxx.pdfBab 1 fixxx.pdf
Bab 1 fixxx.pdf
 
Batuan Beku
Batuan BekuBatuan Beku
Batuan Beku
 
Laporan amali 1 batuan email kelas
Laporan amali 1 batuan email kelasLaporan amali 1 batuan email kelas
Laporan amali 1 batuan email kelas
 
Petrologi batuan beku
Petrologi batuan bekuPetrologi batuan beku
Petrologi batuan beku
 
Juli 1
Juli 1Juli 1
Juli 1
 
Batuan
BatuanBatuan
Batuan
 
Tugas Komputer Nufail Ahmad Fauzan
Tugas Komputer Nufail Ahmad FauzanTugas Komputer Nufail Ahmad Fauzan
Tugas Komputer Nufail Ahmad Fauzan
 
Geologi Rekayasa
Geologi RekayasaGeologi Rekayasa
Geologi Rekayasa
 
Materi petrologi
Materi petrologiMateri petrologi
Materi petrologi
 
Materi laporan lengkap petrologi
Materi laporan lengkap petrologiMateri laporan lengkap petrologi
Materi laporan lengkap petrologi
 
Batuan
BatuanBatuan
Batuan
 
Cara Terbentuknya Berbagai Macam Sumber Daya Mineral
Cara Terbentuknya Berbagai Macam Sumber Daya MineralCara Terbentuknya Berbagai Macam Sumber Daya Mineral
Cara Terbentuknya Berbagai Macam Sumber Daya Mineral
 
Macam Batuan dan Pemanfaatannya
Macam Batuan dan PemanfaatannyaMacam Batuan dan Pemanfaatannya
Macam Batuan dan Pemanfaatannya
 
Nota Geografi : Batuan
 Nota Geografi : Batuan Nota Geografi : Batuan
Nota Geografi : Batuan
 
Batuan(1)
Batuan(1)Batuan(1)
Batuan(1)
 
BATUAN_DAN_MINERAL.pptx
BATUAN_DAN_MINERAL.pptxBATUAN_DAN_MINERAL.pptx
BATUAN_DAN_MINERAL.pptx
 
Geologi Umum.pptx
Geologi Umum.pptxGeologi Umum.pptx
Geologi Umum.pptx
 
Mektan bab 1 proses pembentukan tanah
Mektan bab 1 proses pembentukan tanahMektan bab 1 proses pembentukan tanah
Mektan bab 1 proses pembentukan tanah
 
Mineral
MineralMineral
Mineral
 

More from Nanda Reda

Krom,gen, dan dna
Krom,gen, dan dnaKrom,gen, dan dna
Krom,gen, dan dnaNanda Reda
 
Konsep hereditas mendel
Konsep hereditas mendelKonsep hereditas mendel
Konsep hereditas mendelNanda Reda
 
optika geometri lengkap 13 mei 11
optika geometri lengkap 13 mei 11optika geometri lengkap 13 mei 11
optika geometri lengkap 13 mei 11Nanda Reda
 
Smp7ipa ipa terpadu anni winarsih
Smp7ipa ipa terpadu anni winarsihSmp7ipa ipa terpadu anni winarsih
Smp7ipa ipa terpadu anni winarsih
Nanda Reda
 
Kelompok 8 GEMPA BUMI, TSUNAMI DAN GUNUNG BERAPI
Kelompok 8 GEMPA BUMI, TSUNAMI DAN GUNUNG BERAPIKelompok 8 GEMPA BUMI, TSUNAMI DAN GUNUNG BERAPI
Kelompok 8 GEMPA BUMI, TSUNAMI DAN GUNUNG BERAPINanda Reda
 
Kelompok 5 lapisan bumi
Kelompok 5 lapisan bumiKelompok 5 lapisan bumi
Kelompok 5 lapisan bumiNanda Reda
 
Kelompok 4(medan magnet bumi)
Kelompok 4(medan magnet bumi)Kelompok 4(medan magnet bumi)
Kelompok 4(medan magnet bumi)Nanda Reda
 
Kelompok 3(sejarah bumi dan terbentuknya pegunungan)
Kelompok 3(sejarah bumi dan terbentuknya pegunungan)Kelompok 3(sejarah bumi dan terbentuknya pegunungan)
Kelompok 3(sejarah bumi dan terbentuknya pegunungan)Nanda Reda
 
Kelompok 2 (lempeng tektonik)
Kelompok 2 (lempeng tektonik)Kelompok 2 (lempeng tektonik)
Kelompok 2 (lempeng tektonik)Nanda Reda
 
Kelompok 1 geologi waktu
Kelompok 1  geologi waktuKelompok 1  geologi waktu
Kelompok 1 geologi waktuNanda Reda
 
Kelompok 12(makalah tekanan udara dan angin)
Kelompok 12(makalah tekanan udara dan angin)Kelompok 12(makalah tekanan udara dan angin)
Kelompok 12(makalah tekanan udara dan angin)Nanda Reda
 
Kelompok 11 (cuaca dan iklim)
Kelompok 11 (cuaca dan iklim)Kelompok 11 (cuaca dan iklim)
Kelompok 11 (cuaca dan iklim)Nanda Reda
 
Kelompok 9 makalah siklus air
Kelompok 9 makalah siklus airKelompok 9 makalah siklus air
Kelompok 9 makalah siklus airNanda Reda
 
Kelompok 10(atmosfer bumi)
Kelompok 10(atmosfer bumi)Kelompok 10(atmosfer bumi)
Kelompok 10(atmosfer bumi)Nanda Reda
 
Tata nama-senyawa-karbon
Tata nama-senyawa-karbonTata nama-senyawa-karbon
Tata nama-senyawa-karbonNanda Reda
 
Reaksi senyawa-hidrokarkon
Reaksi senyawa-hidrokarkonReaksi senyawa-hidrokarkon
Reaksi senyawa-hidrokarkonNanda Reda
 
Pendahuluan biokimia
Pendahuluan biokimiaPendahuluan biokimia
Pendahuluan biokimiaNanda Reda
 

More from Nanda Reda (20)

Krom,gen, dan dna
Krom,gen, dan dnaKrom,gen, dan dna
Krom,gen, dan dna
 
Konsep hereditas mendel
Konsep hereditas mendelKonsep hereditas mendel
Konsep hereditas mendel
 
PKM B.inggris
PKM B.inggrisPKM B.inggris
PKM B.inggris
 
10. gem ok
10. gem ok10. gem ok
10. gem ok
 
optika geometri lengkap 13 mei 11
optika geometri lengkap 13 mei 11optika geometri lengkap 13 mei 11
optika geometri lengkap 13 mei 11
 
Smp7ipa ipa terpadu anni winarsih
Smp7ipa ipa terpadu anni winarsihSmp7ipa ipa terpadu anni winarsih
Smp7ipa ipa terpadu anni winarsih
 
Kelompok 8 GEMPA BUMI, TSUNAMI DAN GUNUNG BERAPI
Kelompok 8 GEMPA BUMI, TSUNAMI DAN GUNUNG BERAPIKelompok 8 GEMPA BUMI, TSUNAMI DAN GUNUNG BERAPI
Kelompok 8 GEMPA BUMI, TSUNAMI DAN GUNUNG BERAPI
 
Kelompok 5 lapisan bumi
Kelompok 5 lapisan bumiKelompok 5 lapisan bumi
Kelompok 5 lapisan bumi
 
Kelompok 4(medan magnet bumi)
Kelompok 4(medan magnet bumi)Kelompok 4(medan magnet bumi)
Kelompok 4(medan magnet bumi)
 
Kelompok 3(sejarah bumi dan terbentuknya pegunungan)
Kelompok 3(sejarah bumi dan terbentuknya pegunungan)Kelompok 3(sejarah bumi dan terbentuknya pegunungan)
Kelompok 3(sejarah bumi dan terbentuknya pegunungan)
 
Kelompok 2 (lempeng tektonik)
Kelompok 2 (lempeng tektonik)Kelompok 2 (lempeng tektonik)
Kelompok 2 (lempeng tektonik)
 
Kelompok 1 geologi waktu
Kelompok 1  geologi waktuKelompok 1  geologi waktu
Kelompok 1 geologi waktu
 
Kelompok 12(makalah tekanan udara dan angin)
Kelompok 12(makalah tekanan udara dan angin)Kelompok 12(makalah tekanan udara dan angin)
Kelompok 12(makalah tekanan udara dan angin)
 
Kelompok 11 (cuaca dan iklim)
Kelompok 11 (cuaca dan iklim)Kelompok 11 (cuaca dan iklim)
Kelompok 11 (cuaca dan iklim)
 
Kelompok 9 makalah siklus air
Kelompok 9 makalah siklus airKelompok 9 makalah siklus air
Kelompok 9 makalah siklus air
 
Kelompok 10(atmosfer bumi)
Kelompok 10(atmosfer bumi)Kelompok 10(atmosfer bumi)
Kelompok 10(atmosfer bumi)
 
Enzim fix
Enzim fixEnzim fix
Enzim fix
 
Tata nama-senyawa-karbon
Tata nama-senyawa-karbonTata nama-senyawa-karbon
Tata nama-senyawa-karbon
 
Reaksi senyawa-hidrokarkon
Reaksi senyawa-hidrokarkonReaksi senyawa-hidrokarkon
Reaksi senyawa-hidrokarkon
 
Pendahuluan biokimia
Pendahuluan biokimiaPendahuluan biokimia
Pendahuluan biokimia
 

Recently uploaded

Bahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 Bandung
Bahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 BandungBahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 Bandung
Bahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 Bandung
Galang Adi Kuncoro
 
Patofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrin
Patofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrinPatofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrin
Patofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrin
rohman85
 
SOAL SHB PKN SEMESTER GENAP TAHUN 2023-2024.docx
SOAL SHB PKN SEMESTER GENAP TAHUN 2023-2024.docxSOAL SHB PKN SEMESTER GENAP TAHUN 2023-2024.docx
SOAL SHB PKN SEMESTER GENAP TAHUN 2023-2024.docx
MuhammadBagusAprilia1
 
ppt landasan pendidikan pai 9 revisi.pdf
ppt landasan pendidikan pai 9 revisi.pdfppt landasan pendidikan pai 9 revisi.pdf
ppt landasan pendidikan pai 9 revisi.pdf
setiatinambunan
 
PENGUMUMAN PPDB SMPN 4 PONOROGO TAHUN 2024.pdf
PENGUMUMAN PPDB SMPN 4 PONOROGO TAHUN 2024.pdfPENGUMUMAN PPDB SMPN 4 PONOROGO TAHUN 2024.pdf
PENGUMUMAN PPDB SMPN 4 PONOROGO TAHUN 2024.pdf
smp4prg
 
Diseminasi Budaya Positif Lucy Kristina S.pptx
Diseminasi Budaya Positif Lucy Kristina S.pptxDiseminasi Budaya Positif Lucy Kristina S.pptx
Diseminasi Budaya Positif Lucy Kristina S.pptx
LucyKristinaS
 
Tabel 1. 7 Ruang Lingkup Terintegrasi dalam Mata Pelajaran dalam CASEL PSE.pdf
Tabel 1. 7 Ruang Lingkup Terintegrasi dalam Mata Pelajaran dalam CASEL PSE.pdfTabel 1. 7 Ruang Lingkup Terintegrasi dalam Mata Pelajaran dalam CASEL PSE.pdf
Tabel 1. 7 Ruang Lingkup Terintegrasi dalam Mata Pelajaran dalam CASEL PSE.pdf
ppgpriyosetiawan43
 
Tugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdf
Tugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdfTugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdf
Tugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdf
muhammadRifai732845
 
INSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docx
INSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docxINSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docx
INSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docx
lindaagina84
 
PPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdf
PPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdfPPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdf
PPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdf
safitriana935
 
Permainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaan
Permainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaanPermainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaan
Permainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaan
DEVI390643
 
untuk observasi kepala sekolah dengan pengawas
untuk observasi kepala sekolah dengan pengawasuntuk observasi kepala sekolah dengan pengawas
untuk observasi kepala sekolah dengan pengawas
TEDYHARTO1
 
Modul Projek - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...
Modul Projek  - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...Modul Projek  - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...
Modul Projek - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...
MirnasariMutmainna1
 
LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..
LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..
LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..
widyakusuma99
 
Kisi-kisi Soal PAT Matematika Kelas 3 SD
Kisi-kisi Soal PAT Matematika Kelas 3 SDKisi-kisi Soal PAT Matematika Kelas 3 SD
Kisi-kisi Soal PAT Matematika Kelas 3 SD
denunugraha
 
ppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdf
ppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdfppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdf
ppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdf
Nur afiyah
 
RHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdf
RHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdfRHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdf
RHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdf
asyi1
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan_ PENGAWASAN P3DN & TKDN_ pd PENGADAAN Ba...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan_ PENGAWASAN P3DN & TKDN_ pd PENGADAAN Ba...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan_ PENGAWASAN P3DN & TKDN_ pd PENGADAAN Ba...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan_ PENGAWASAN P3DN & TKDN_ pd PENGADAAN Ba...
Kanaidi ken
 
MATERI SOSIALISASI PPDB JABAR- 4PAN052024.pdf
MATERI SOSIALISASI PPDB JABAR- 4PAN052024.pdfMATERI SOSIALISASI PPDB JABAR- 4PAN052024.pdf
MATERI SOSIALISASI PPDB JABAR- 4PAN052024.pdf
ssuser289c2f1
 
Modul Ajar IPS Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka
Modul Ajar IPS Kelas 7 Fase D Kurikulum MerdekaModul Ajar IPS Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka
Modul Ajar IPS Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka
Fathan Emran
 

Recently uploaded (20)

Bahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 Bandung
Bahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 BandungBahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 Bandung
Bahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 Bandung
 
Patofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrin
Patofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrinPatofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrin
Patofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrin
 
SOAL SHB PKN SEMESTER GENAP TAHUN 2023-2024.docx
SOAL SHB PKN SEMESTER GENAP TAHUN 2023-2024.docxSOAL SHB PKN SEMESTER GENAP TAHUN 2023-2024.docx
SOAL SHB PKN SEMESTER GENAP TAHUN 2023-2024.docx
 
ppt landasan pendidikan pai 9 revisi.pdf
ppt landasan pendidikan pai 9 revisi.pdfppt landasan pendidikan pai 9 revisi.pdf
ppt landasan pendidikan pai 9 revisi.pdf
 
PENGUMUMAN PPDB SMPN 4 PONOROGO TAHUN 2024.pdf
PENGUMUMAN PPDB SMPN 4 PONOROGO TAHUN 2024.pdfPENGUMUMAN PPDB SMPN 4 PONOROGO TAHUN 2024.pdf
PENGUMUMAN PPDB SMPN 4 PONOROGO TAHUN 2024.pdf
 
Diseminasi Budaya Positif Lucy Kristina S.pptx
Diseminasi Budaya Positif Lucy Kristina S.pptxDiseminasi Budaya Positif Lucy Kristina S.pptx
Diseminasi Budaya Positif Lucy Kristina S.pptx
 
Tabel 1. 7 Ruang Lingkup Terintegrasi dalam Mata Pelajaran dalam CASEL PSE.pdf
Tabel 1. 7 Ruang Lingkup Terintegrasi dalam Mata Pelajaran dalam CASEL PSE.pdfTabel 1. 7 Ruang Lingkup Terintegrasi dalam Mata Pelajaran dalam CASEL PSE.pdf
Tabel 1. 7 Ruang Lingkup Terintegrasi dalam Mata Pelajaran dalam CASEL PSE.pdf
 
Tugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdf
Tugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdfTugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdf
Tugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdf
 
INSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docx
INSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docxINSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docx
INSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docx
 
PPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdf
PPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdfPPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdf
PPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdf
 
Permainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaan
Permainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaanPermainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaan
Permainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaan
 
untuk observasi kepala sekolah dengan pengawas
untuk observasi kepala sekolah dengan pengawasuntuk observasi kepala sekolah dengan pengawas
untuk observasi kepala sekolah dengan pengawas
 
Modul Projek - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...
Modul Projek  - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...Modul Projek  - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...
Modul Projek - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...
 
LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..
LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..
LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..
 
Kisi-kisi Soal PAT Matematika Kelas 3 SD
Kisi-kisi Soal PAT Matematika Kelas 3 SDKisi-kisi Soal PAT Matematika Kelas 3 SD
Kisi-kisi Soal PAT Matematika Kelas 3 SD
 
ppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdf
ppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdfppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdf
ppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdf
 
RHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdf
RHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdfRHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdf
RHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdf
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan_ PENGAWASAN P3DN & TKDN_ pd PENGADAAN Ba...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan_ PENGAWASAN P3DN & TKDN_ pd PENGADAAN Ba...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan_ PENGAWASAN P3DN & TKDN_ pd PENGADAAN Ba...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan_ PENGAWASAN P3DN & TKDN_ pd PENGADAAN Ba...
 
MATERI SOSIALISASI PPDB JABAR- 4PAN052024.pdf
MATERI SOSIALISASI PPDB JABAR- 4PAN052024.pdfMATERI SOSIALISASI PPDB JABAR- 4PAN052024.pdf
MATERI SOSIALISASI PPDB JABAR- 4PAN052024.pdf
 
Modul Ajar IPS Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka
Modul Ajar IPS Kelas 7 Fase D Kurikulum MerdekaModul Ajar IPS Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka
Modul Ajar IPS Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka
 

Kelompok 6(makalah batuan dn mineral)

  • 1. BATUAN DAN MINERAL Dalam Rangka Memenuhi Tugas Mata Kuliah Ilmu Kebumian Program Studi Pendidikan IPA Disusun oleh: Kelompok : 6 (Enam) Anggota Kelompok : 1. Rizsa Candra Asih (4001414014) 2. Dwi Agus Sutomo (4001414022) 3. Ulim Masdiqoh (4001414036) 4. Reda Harwinanda (4001414043) FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG TAHUN 2014
  • 2. ii KATA PENGANTAR Segala puji syukur, penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah tentang BATUAN DAN MINERALdengan baik. Tak lupa kami mengucapkan terimakasih kepada dosen pengampu yang telah membantu kami dalam menyusun makalah ini. Sebagaimana hasil karya manusia yang tidak luput dari kekurangan dan kesempurnaan, kami mengharapkan kritik dan saran dari berbagai pihak. Harapan kami semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Semarang, 16 Desember 2014 Penulis
  • 3. iii DAFTAR ISI KATA PENGANTAR................................................................................................ ii DAFTAR ISI............................................................................................................ iii BAB I........................................................................................................................1 PENDAHULUAN......................................................................................................1 1.1 Latar Belakang.............................................................................................1 1.2 Rumusan Masalah .............................................................................................2 1.3 Tujuan Penulisan...............................................................................................2 1.4 Manfaat Penulisan .............................................................................................2 1.5 Metode Penulisan .............................................................................................2 BAB II.......................................................................................................................3 PEMBAHASAN.........................................................................................................3 2.1 Batuan..............................................................................................................3 2.1.1 Pengertian Batuan.......................................................................................3 2.1.2 Siklus Batuan..............................................................................................3 2.1.3 Jenis-jenis Batuan........................................................................................4 2.2 Mineral...........................................................................................................21 2.2.1 Definisi Mineral........................................................................................21 2.2.2 Karakteristik Mineral................................................................................21 2.2.3Jenis-jenis Mineral .....................................................................................23 BAB III....................................................................................................................29 PENUTUP ...............................................................................................................29 3.1 Simpulan.........................................................................................................29 3.2 Saran ..............................................................................................................29 DAFTAR PUSTAKA ...............................................................................................30
  • 4. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jika kita membicarakan tentang batuan dan mineral, kita akan menemukan banyak fakta tentang hal tersebut. Tidak hanya itu, contoh batuan maupun mineral yang beragam juga memiliki karakteristik yang berbeda satu sama lain. Batuan adalah semua bahan yang menyusun kerak bumi dan merupakan suatu agregat (kumpulan) mineral yang telah menghablur. Pemakaian batuan pada dasarnya tergantung pada kekhususannya. Tekstur batuan mengacu pada kenampakan butir-butir mineral yang ada di dalamnya, yang meliputi tingkat kristalisasi, ukuran butir, bentuk butir, granularitas, dan hubungan antar butir (fabric). Jika warna batuan berhubungan erat dengan komposisi kimia dan mineralogi, maka tekstur berhubungan dengan sejarah pembentukan dan keterdapatannya. Mineral adalah benda padat yang terbentuk oleh proses anorganik. Tiap mineral memiliki susnan atom yang teratur dan komposisi kimia tertentu yang memberikan sifat fisik yang spesifik. Mineral merupakan komponen batuan yang mempunyai komposisi kimia tertentu dengan sifat-sifat fisik yang khas seperti warna, kilap (luster), kekrasan (hardness), gores (streack), belahan (cleavage), pecahan (fracture), struktur atau bentuk kristal, berat jenis, sifat dalam (tenacity) dan kemagnetan. Mineral ini merupakan produk alami dari proses kimia fisika di dalam kerak bumi. Lebih dari 2000 mineral telah diketahui sampai sekarang ini, dan usaha-usaha untuk menemukan mineral baru terus dilakukan. Dari jumlah tersebut hanya beberapa yang umum atau sering dijumpai.l Oleh karena itu pembuatan makalah ini kami lakukan agar para pembaca khususunya mahasiswa dapat dengan mudah memahami materi batuan dan
  • 5. 2 mineral karena makalah ini menyajikan materi batuan dan mineral dengan lengkap dan detail. 1.2 Rumusan Masalah 1. Bagaimanakah siklus batuan itu? 2. Apa sajakah jenis batuan yang terdapat di bumi? 3. Bagaimanakah karakteristikyang dimiliki oleh mineral? 4. Apa sajakah jenis mineral yang terdapat di bumi? 1.3 Tujuan Penulisan 1. Untuk mengetahui siklus batuan. 2. Untuk mengetahui jenis-jenisbatuan yang terdapat di bumi. 3. Untuk mengetahuikarakteristikyang dimiliki oleh mineral. 4. Untuk mengetahui jenis-jenis mineral yang terdapat di bumi. 1.4 Manfaat Penulisan 1. Memberikan wawasan kepada mahasiswa tentang batuan dan mineral. 2. Sebagai pengetahuan dan sumber informasi tentang batuan dan mineral yang ada di bumi. 3. Sebagai dasar untuk mempelajari batuan dan mineral dalam mata kuliah ilmu kebumian. 1.5 Metode Penulisan Metode penulisan yang dipakai adalah dengan menggunakan metode kajian pustaka, yaitu mencari berbagai informasi baik dari buku literatur, internet, maupun sumber-sumber lainnya yang mendukung dalam pembuatan makalah ini.
  • 6. 3 BAB II PEMBAHASAN 2.1 Batuan 2.1.1 Pengertian Batuan Batuan adalah kumpulan atau agregat dari mineral yang sudah dalam keadaan membeku/keras. Batuan adalah salah satu elemen kulit bumi yang menyediakan mineral-mineral anorganik melalui pelapukan yang selanjutnya menghasilkan tanah. Batuan mempunyai komposisi mineral, sifat-sifat fisik, dan umur yang beraneka ragam. Jarang sekali batuan terdiri dari satu mineral, namun umumnya merupakan gabungan dari dua mineral atau lebih. 2.1.2 Siklus Batuan Siklus batuan adalah suatu proses yang menggambarkan perubahan dari magma yang membeku akibat pengaruh cuaca hingga menjadi batuan beku, lalu sedimen, batuan sadimen dan batuan metamorphic dan akhirnya berubah menjadi magma kembali. Siklus batuan dapat dijelaskan sebagai berikut :
  • 7. 4 a. Daerah sekitar magma itu dingin menyebabkan magma itu juga mendingin. Secara lambat laun magma pun membeku. Tempat pembekuan itu, mungkin di permukaan bumi, mungkin pula di lapisan litosfer yang tidak begitu dalam, atau di dalam dapur magma bersama-sama dengan proses pembekuan magma seluruhnya. Karena itu, batuan yang berasal dan magma akan berbeda-beda pula. Semuanya dinamakan batuan beku. b. Karena pengaruh atmosfer, maka batuan beku di permukaan bumi itu akan rusak, hancur, dan kemudian terbawa oleh aliran air, hembusan angin, atau gletser. Tidak jarang pula pada waktu hujan lebat, batuan yang hancur itu meluncur pada lereng yang curam karena gravitasi dan akhirnya batuan yang telah diangkut itu akan diendapkan di tempat baru. Akibatnya terbentuklah batuan endapan yang tertimbun di dataran rendah, sungai, danau, atau di laut. c. Mungkin saja pada suatu masa, batuan beku dan batuan endapan mencapai suatu tempat yang berdekatan dengan magma sebagai akibat tenaga endogen. Karena persinggungan dengan magma itu, maka batuan sedimen dan batuan beku dapat berubah bentuknya dan lazim dinamakan batuan malihan (metamorf). Batuan malihan dapat juga terbentuk akibat tekanan yang berlaku pada batuan sedimen. d. Batuan malihan kemudian mengalami penelanan oleh magma dan berubah menjadi magma. 2.1.3 Jenis-jenis Batuan Secara umum, batuan terbagi menjadi tiga, yaitu batuan beku, batuan sedimen dan batuan metamorf. a. Batuan Beku (Igneous Rock) Batuan beku adalah batuan yang terjadi dari pembekuan larutan silika cair dan pijar yang dikenal dengan nama magma. Batuan beku yang terjadi dibangun oleh mineral-mineral tertentu ataupun oleh suatu matrik dari silikat. Mineral tersebut ukurannya berbeda-beda, tergantung dari kecepatan pembekuannya.
  • 8. 5 Mineral tertentu akan mengkristal pada temperatur tertentu juga. Urutan kristalisasi tersebut seperti digambarkan dalam “Bowen Reaction Series”. Batuan beku hasil pembekuan lava dipermukaan bumi baik didaratan maupun dibawah permukaan laut mempunyai ukuran kristal yang halus sampai glassy, karena hasil pembekuan yang cepat disebut dengan batuan ekstrusi atau batuan vulkanik. Batuan beku hasil pembekuan di bawah permukaan, dimana sifat dari batuan ini menerobos batuan yang sebelumnya telah terbentuk disebut dengan batuan instrusi atau batuan plutonik. Struktur Batuan Beku Berdasarkan tempat pembekuannya batuan beku dibedakan menjadi batuan beku ekstrusif dan intrusif. Hal ini pada nantinya akan menyebabkan perbedaan pada tekstur masing-masing batuan tersebut. Kenampakan dari batuan beku yang tersingkap merupakan hal pertama yang harus diperhatikan. Kenampakan inilah yang disebut sebagai struktur batuan beku.  Pillow structure, yaitu struktur yang ditandai masa berbentuk bantal khas pada batuan ekstrusi bawah laut.  Vesikular, yaitu struktur batuan beku yang ditandai dengan lubang-lubang gas dengan arah tertentu.  Skoria, seperti vesikular tetapi tidak menunjukkan arah yang teratur.  Amigdalodal, yaitu struktur dimana lubang-lubang keluarnya gas terisi oleh mineral-mineral sekunder, seperti zcolit, karbonat dan silika.  Xenolith, yaitu struktur yang memperlihatkan ada fragmen batuan yang masuk atau tertanam ke dalam batuan beku. Struktur ini terbentuk akibat peleburan tidak sempurna dari suatu batuan samping di dalam magma yang menerobos.  Masif, yaitu struktur yang tidak menunjukkan adanya fragmen batuan lain yang tertanam dalam tubuhnya.  Autobrecia, yaitu struktur yang terlihat pada lava yang memperlihatkan fragmen-fragmen dari lava itu sendiri.
  • 9. 6  Struktur Batuan Beku Ekstrusif Batuan beku ekstrusif adalah batuan beku yang proses pembekuannya berlangsung di permukaan bumi. Batuan beku ekstrusif ini, yaitu lava yang memiliki bagian struktur yang memberi petunjuk mengenai proses yang terjadi pada saat pembekuan lava tersebut. Struktur ini diantaranya sebagai berikut : Masif, yaitu struktur yang memperlihatkan suatu masa batuan yang terlihat seragam. Sheeting joint, yaitu struktur batuan beku yang terlihat sebagai lapisan. Columnar joint, yaitu struktur yang memperlihatkan batuan terpisah poligonal seperti batang pensil. Pillow lava, yaitu struktur yang menyerupai bantal yang bergumpal- gumpal. Hal ini diakibatkan proses pembekuan terjadi pada lingkungan air. Vesikular, yaitu struktur yang memperlihatkan lubang-lubang pada batuan beku. Lubang ini terbentuk akibat pelepasan gas pada saat pembekuan. Amigdaloidal, yaitu struktur vesikular yang kemudian terisi oleh mineral lain seperti kalsit, kurasa atau zeolit. Struktur aliran, yaitu struktur yang memperlihatkan adanya kesejajaran mineral pada arah tertentu akibat aliran.  Struktur Batuan Beku Intrusif Batuan beku intrusif adalah batuan beku yang proses pembekuannya berlangsung dibawah permukaan bumi. Berdasarkan kedudukannya terhadai perlapisan batuan yang diterobosnya struktur tubuh batuan beku intrusif terbagai menjadi dua, yaitu konkordan dan diskordan.  Konkordan Merupakan tubuh batuan beku intrusif yang sejajar dengan perlapisan disekitarnya. Jenis-jenis dari tubuh batuan ini yaitu : Sill, tubuh batuan yang berupa lembaran dan sejajar dengan perlapisan batuan disekitarnya. Laccolith, tubuh batuan beku yang berbentuk kubah (dome), dimana perlapisan batuan yang asalnya datar menjadi melengkung akibat penerobosan tubuh batuan ini, sedangkan bagian dasarnya tetap datar.
  • 10. 7 Diamater laccolih berkisat dari 2 sampai 4 mil dengan kedalama ribuan meter. Lapolith, bentuk tubuh batuan yang merupakan kebalikan dari laccolith, yaitu bentuk tubuh batuan yang cembung kebawah. Lopolith memiliki diameter yang lebih besar dari laccolith, yaitu puluhan sampai ratusan kilometer dengan kedalaman ribuan meter. Paccolith, tubuh batuan beku yang menempati sinklin atau antiklin yang telah terbentuk sebelumnya. Ketebalan paccolith berkisar antara ratusan sampai ribuan kilometer.  Diskordan Merupakan tubuh batuan beku instrusif yang memotong perlapisan batuan disekitarnya. Jenis-jenis dari tubuh batuan ini, yaitu : Dike, yaitu tubuh batuan yang memotong perlapisan disekitarnya dan memiliki bentuk tabular atau memanjang. Ketebalannya dari beberapa sentimeter sampai puluhan kilometer dengan panjang ratusan meter. Batolith, yaitu tubuh batuan yang memiliki ukuran yang sangat besar, yaitu > 100 km2 dan membeku pada kedalaman yang besar. Stock, yaitu tubuh batuan yang mirip dengan Batolithy tetapi ukurannya lebih kecil, yaitu < 100 km2. Tekstur Batuan Beku Tekstur batuan beku adalah hubungan antara massa kristal dan massa gelas yang membentuk massa yang merata dari batuan. Tekstur meliputi :  Derajat Kristalisasi Jika hanya terdiri dari kristal saja, maka disebut holokristalin. Jika terdiri dari sebagian kristal dan sebagian gelas di sebut hypokristalin atau merokristalin. Dan jika hanya terdiri dari gelas saja disebut holohyalin.  Granularitas (ukuran kristal) Apabila kristalnya sangat halus disebut afanitik. Apabila kristalnya dapat diamati dengan mata disebut faneritik, sedangkan apabila terdiri dari massa gelas semuanya disebut glassy.  Bentuk Kristal
  • 11. 8 Apabila mineral dibatasi bidang kristal yang sempurna disebut euhedral. Apabila mineral dibatasi sebagian bidang kristal yang sempurna disebut subhedral. Dan apabila mineral dibatasi bidang kristal yang tidak sempurna disebut anhedral.  Hubungan antar Kristal/ Relasi Merupakan keseragaman ukuran kristal dalam batuan. Relasi disebut equiranular/granular apabila ukuran butirnya seragam. Dan disebut inequigranular apabila butirannya tidak seragam. Klasifikasi Batuan Beku Batuan beku diklasifikasikan berdasarkan tempat terbentuknya, warna, dan dari zat kimia penyusunnya.  Berdasarkan tempat terbentuknya, batuan beku dibedakan atas : 1) Batuan Beku Plutonik, yaitu batuan beku yang terbentuk jauh di perut bumi. 2) Batuan beku Hypabisal, yaitu batuan beku yang terbentuk tidak jauh dari permukaan bumi. 3) Batuan beku vulkanik, yaitu batuan beku yang terbentuk di permukaan bumi.  Berdasarkan warnanya, mineral pembentuk batuan beku ada dua, yaitu mineral mafic (gelap) seperti olivin, piroksen, amphibol dan biotik, dan mineral felsic (terang) seperti Feldspar, muskovit, kuarsa dan feldspatoid. Klasifikasi batuan beku berdasarkan warnanya adalah sebagai berikut : 1) Leucocratic rock, kandungan mineral mafic < 30%. 2) Mesocratic rock, kandungan mineral mafic 30% - 60%. 3) Melanocratic rock, kandungan mineral mafic 60% - 90%. 4) Hypermalanic rock, kandungan mineral mafic > 90%.  Berdasarkan zat kimia penyusunnya Batuan beku disusun oleh senyawa-senyawa kimia yang membentuk mineral. Kemudian mineral tersebut menyusun batuan beku. Salah satu klasifikasi batuan beku dari kimia adalah dari senyawa oksidasinya, seperti SiO2, TiO2, AIO3, Fe2O3, MnO, CaO, Na2O, K2O, H2O, P2O5. Dari prosentase setiap senyawa kimia dapat mencerminkan beberapa lingkungan pembentukan mineral.
  • 12. 9 Pembagian batuan beku berdasarkan kandungan Silikanya (SiO2) Nama Batuan Kandungan Silika Batuan Beku Asam Batuan Beku Intermediate Batuan Beku Basa Batuan Beku Ultrabasa > 66% 52-66% 45-52% < 45% Contoh Batuan Beku Berikut adalah contoh-contoh batuan beku :  Granit  Proses terbentuk : Batuan ini terbentuk dari hasil pembekuan magma berkomposisi asam yang membeku di dalam dapur magma, sehingga batu ini merupakan jenis batu beku dalam.  Massa jenis : 2,2 – 2,3 gram/cm3  Warna : putih, abu-abu, atau campuran keduanya.  Batuan ini banyak di temukan di daerah pinggiran pantai dan di pinggiran sungai besar ataupun di dasar sungai.  Batu Granit dapat digunakan sebagai batu bahan bangunan, monumen, dan jembatan.  Gabro  Proses Terbentuk : terbentuk dari magma yang membeku di dalam gunung. Termasuk batuan dalam  Massa Jenis :2,9 – 3,21 gram/cm3  Warna : Gelap kehijauan , coklat bercampur putih  Andesit
  • 13. 10  Proses terbentuk :Batuan ini berasal dari lelehan lava gunung merapi yang meletus, batu Andesit terbentuk (membeku) ketika temperatur lava yang meleleh turun antara 900 sampai dengan 1,100 derajat Celsius. Merupakan jenis batuan beku luar.  Massa Jenis : 2,8 – 3 gram/cm3  Warna : Abu-abu tua  Batu andesit sering digunakan sebagai cobek, lumping jamu, dan punden berundak.  Diorit  Proses terbentuk : Merupakan batuan hasil terobosan batuan beku (instruksi) yang Terbentuk dari hasil peleburan lantai samudra yang bersifat mafic pada suatu subduction zone. biasanya diproduksi pada busur lingkaran volkanis, dan membentuk suatu gunung didalam cordilleran ( subduction sepanjang tepi suatu benua, seperti pada deretan Pegunungan). Terdapat emplaces yang besar berupa batholiths ( banyak beribu-ribu mil-kwadrat) dan mengantarkan magma sampai pada permukaan untuk menghasilkan gunung api gabungan dengan lahar andesite. Termasuk jenis batuan beku dalam  Massa jenis : 2,8 – 2,9 gram/cm3  Warna : Kelabu bercampur putih, atau hitam bercampur putih  Kegunaan : batu diorit ini dapat dijadikan sebagai batu ornamen dinding maupun lantai bangunan gedung atau untuk batu belah untuk pondasi bangunan / jalan raya. b.Batuan Sedimen (Sediment Rock)
  • 14. 11 Batuan endapan atau batuan sedimen adalah salah satu dari tiga kelompok utama batuan (bersama dengan batuan beku dan batuan metamorfosis) yang terbentuk melalui tiga cara utama, yaitu pelapukan batuan lain (clastic). Pengendapan (deposition) karena aktivitas biogenic, dan pengendapan (precipitation) dari larutan. Batuan endapan ada yang tersusun berlapis, tetapi ada juga yang tidak. Butiran endapan itu bisa berukuran macam-macam, dari halus sampai ukuran besar. Bahan batuan endapan bisa dari batuan beku, bisa dari batuan metamorf dan bisa juga dari batuan endapan. Pada batuan endapan tidak terbentuk kristal. Jenis batuan umum seperti batu kapur, batu pasir, dan lempung termasuki dalam batuan sedimen. Batuan sedimen meliputi 75% dari permukaan bumi. Penamaan batuan sedimen biasanya berdasarkan besar butir penyusun batuan tersebut. Penamaan tersebut adalah sebagai berikut : 1) Breksi adalah batuan sedimen dengan ukuran butir lebih besar dari 2 mm dengan bentuk butiran yang bersudut. 2) Konglomerat adalah batuan sedimen dengan ukuran butir lebih besar dari 2 mm dengan bentuk butiran yang membundar. 3) Batu pasir adalah batuan sedimen dengan ukuran butir antara 2 mm sampai 1/16 mm. 4) Batu lanau adalah batuan sedimen dengan ukuran butir antara 1/16 mm sampai 1/256 mm. 5) Batu lempung adalah batuan sedimen dengan ukuran butir lebih kecil dari 1/256 mm. Klasifikasi Batuan Sedimen Batuan sedimen dapat dikelompokkan menjadi 5, yaitu : 1. Batuan Sedimen Detritus Klastik Batuan ini diendapkan dengan proses mekanis. Terbagi dalam dua golongan besar dan pembagian ini berdasarkan ukuran besar butirnya. Cara terbentuknya batuan tersebut berdasarkan proses pengendapan, baik yang terbentuk di lingkungan darat maupun di lingkungan air laut. 2. Batuan Sedimen Evaporit
  • 15. 12 Proses terbentuknya adalah pada air yang memiliki larutan kimia yang cukup pekat. Pada umumnya terbentuk di danau atau lautan tertutup. 3. Batuan Sedimen Batubara Batuan sedimen ini terbentuk dari unsur-unsur organik, yaitu dari tumbuh- tumbuhan. Dimana sewaktu tumbuhan tersebut mati dengan cepat tertimbun oleh lapisan yang tebal diatasnya, sehingga tidak memungkinkan untuk terjadi pelapukan. 4. Batuan Sedimen Silika Batuan ini terdiri dari rijang (chert), radiolarian dan tanah diatorn. Proses terbentuknya batuan ini adalah gabungan antara proses organik, seperti radiolarian atau diatom dan proses kimiawi untuk lebih menyempurnakannya. 5. Batuan Sedimen Karbonat Batuan ini sudah umum sekali terbentuk dari kumpulan cangkan moluska alga, foraminifera atau lainnya yang bercangkang kapur. Atau proses pengendapan yang merupakan rombakan batuan yang terbentuk lebih dulu dan diendapkan disuatu tempat. Berdasarkan genetisnya, batuan sedimen dapat dikelompokkan menjadi 2 golongan, yaitu : 1. Batuan Sedimen Klasik Batuan yang terbentuk dari pengendapan kembali datritus atau pecahan batuan asal. Batuan asal dapat berupa batuan beku, metamorf, dan sedimen. Fragmentasi dimulai dari pelapukan mekanis maupun kimiawi, kemudian tererosi dan tertransportasi menuju suatu sekungan pengendapan. Setelah pengendapan berlangsung, kemudian mengalami diagenesa, yakni proses perubahan-perubahan yang berlangsung pada temperatur rendah di dalam suatu sedimen, selama dan sesudah litifikasi terjadi. Litifikasi merupakan proses yang mengubah suatu sedimen menjadi batuan keras.
  • 16. 13 2. Batuan Sedimen Non Klastik Batuan sedimen yang terbentuk dari hasil kimia atau bisa juga dari hasil kegiatan organisme. Reaksi kimia yang dimaksud adalah kristalisasi langsung atau reaksi organik. Contoh Batuan Sedimen Penamaan batuan sedimen biasanya berdasarkan besar butir penyusun batuan tersebut. Penamaan tersebut adalah: breksi, konglomerat, batupasir, batulanau, batulempung, stalaktit dan stalakmit, moraine  Konglomerat  Proses Terbentuk : Konglomerat merupakan suatu bentukan fragmen dari proses sedimentasi, batuan yang berbutir kasar, terdiri atas fragmen dengan bentuk membundar dengan ukuran lebih besar dari 2mm yang berada ditengah- tengah semen yang tersusun oleh batupasir dan diperkuat serta dipadatkan lagi. Dalam pembentukannya membutuhkan energi yang cukup besar untuk menggerakan fragmen yang cukup besar biasanya terjadi pada sistem sungai dan pantai.  Warna : Berwarna-warni  Manfaat : Biasanya batuan tersebut menjadi batuan penyimpan hidrokarbon (reservoir rocks) atau bisa juga menjadi batuan induk sebagai penghasil hidrokarbon (source rocks).  Batu Pasir  Proses Terbentuk :Batupasir adalah suatu batuan sedimen klastik yang dimana partikel penyusunya kebanyakan berupa butiran berukuran pasir. Kebanyakan batupasir dibentuk dari butiran-butiran yang terbawa oleh
  • 17. 14 pergerakan air, seperti ombak pada suatu pantai atau saluran di suatu sungai. Butirannya secara khas di semen bersama-sama oleh tanah kerikil atau kalsit untuk membentuk batupasir tersebut. Batupasir paling umum terdiri atas butir kwarsa sebab kwarsa adalah suatu mineral yang umum yang bersifat menentang laju arus.  Warna :Coklat dan putih  Manfaat : Batupasir mempunyai banyak kegunaan didalam industri konstruksi sebagai suatu kumpulan dan batu-tembok. batupasir hasil galian dapat digunakan sebagai material di dalam pembuatan gelas/kaca.  Stalakmit dan Stalagmit  Proses Terbentuknya : Stalaktit dan Stalakmit adalah bentukan alam khas daerah Karst. Air yang larut di daerah karst akan masuk ke lobang- lobang (doline) kemudian turun ke gua dan menetes-netes dari atap gua ke dasar gua. Nah tetesan-tetesan air yang mengandung kapur ini lama-lama kapurnya membeku dan menumpuk sedikit demi sedikit lalu berubah jadi batuan kapur yang bentuknya runcing-runcing. Stalaktit adalah batu yang terbentuk di atap gua, bentuknya meruncing ke bawah, sedangkan stalakmit adalah batu yang terbentuk di dasar gua bentuknya meruncing ke atas.  Warna : kuning, coklat, krem, keemasan, putih  Manfaat : sebagai keindahan alam (biasanya di gua- gua), dapat di jadikan hiasan rumah.
  • 18. 15  Tempat : Sangat sering di temukan di daerah gua, ada juga yang di sekitar air terjun.  Travertin Calcium carbonat tidak larut dalam air murni, tetapi bila aornya mengandung CO2 maka calcium carbonat itu mudah berubah menjadi biocarbonat. Jadi dibawah tekanan atmosfer, air yang banyak mengandung CO2 secara perlahan- lahan melarutkan calcium carbonat, terutama bila air tersebut berasal dari tempat yang dalam dengan tekanan yang lebih besar dan kandungan CO2 nya lebih banyak, maka daya melarutkan lebih tinggi. Bila larutan tersebut mencapai permukaan bumi dibawah tekanan atmosfer, calcium carbonatnya segera diendapkan oleh proses evaporasi, dan proses ini dapat dipercepat oleh adanya kegiatan dari tumbuh- tumbuhan (algae). Calcum carbonat yang doiendapkan di mulut/lubang mata air itu disebut travertine. Pada gua-gua kapur, terjadi pula pengendapan dari calcium carbonat oleh tetesan-tetesan air secara perlahan-lahan yang terdiri dari kristal- kristal halus dan kompak, yang disebut dengan dripstone. Warna putih, kuning, atau cokelat. Struktur fibrous atau konsentris. Yang tumbuh dari bawah disebut stalagnite. c.Batuan Metamorf (Metamorphic Rock) Merupakan batuan yang berasal dari suatu batuan asal yang mengalami perubahan tekstur dan komposisi mineral pada fase padat sebagai akibat perubahan kondisi fisika (tekanan, temperatur, tekanan dan temperatur). Metamorfosa adalah proses rekristalisasi di kedalaman kerak bumi (3-20 km) yang keseluruhannya atau sebagai besar terjadi dalam keadaan padat, yakni tanpa melalui fase cair, sehingga terbentuk struktur dan mineralogi baru akibat dari pengaruh Temperatur (T=350oC – 1200oC), Tekanan (Pressure = 1-10000 bar/ 0,9869 atm) dan cairan panas.
  • 19. 16 Tipe-tipe Metamorfosa Tipe-tipe metamorfosa dibagi dua, yaitu : 1) Metamorfosa Lokal a.Kontak/ Thermal, terjadi di intrusi magma, biasanya memiliki suhu 600oC – 800oC dan tekanan 300 MPA. b.Kaustik, terjadi akibat adanya intrusi magma yang lemah. Pada proses ini aliran magma menerobos membelah lapisan (Dike) dan aliran mengikuti batas Lapisan (Silk). c.Kataklastik, terjadi akibat deformasi. metamorf karena adanya panas akibat gesekan. dengan diatas, tetapi lapisan disekitarnya memecah dan meledak. d.Hidrotermal, terjadi karena adanya larutan panas pada waktu terjadi instrusi magma, patahan (gesekan), panas intibumi. 2) Metamorfosa Regional a. Dinamotermal, terbentuk pada zona subduction dan terjadi pada pembentukan gunung. b. Burial (timbunan), terjadi pada lapisan bawah suatu lapisan sediment, terbentuk karena tekanan yang besar dari lapisan di atasnya. Proses Terjadinya Batuan Metamorfosa  Proses metamorfosa/ malihan terjadi karena adanya perubahan kumpulan mineral dan tekstur batuan, dan dibedakan dengan proses diagenesa dan proses pelapukan yang juga merupakan proses perubahan.  Faktor utama dalam proses perubahan ini adalah perubahan suhu dan tekanan yang tinggi, diatas 200oC dan 300 Mpa, dan dalam keadaan padat.  Proses metamorfosa adalah perubahan kumpulan mineral dan tekstur batuan dalam keadaan (fasa) pada (solid state) pada suhu diatas 200oC dan tekanan 300 Mpa.
  • 20. 17  Pembentukan batuan Metamorf sangat kompleks, akibat pergerakan lempeng-lempeng tektonik dan tumbukan fragmen-fragmen kerak bumi, sehingga batuan terkoyak, tertarik (Extended), terlipat, terpanaskan dan berubah. Faktor Pengontrol Metamorfisme Hasil dari proses metamorfisme tergantung pada komposisi batuan asal dan kondisi metamorfisis. Komposisi kimia batuan asal sangat mempengaruhi pembentukan himpunan mineral baru, demikian pula dengan suhu dan tekanan.  Pengaruh cairan terhadap reaksi kimia  Pori-pori pada batuan sediment atau batuan beku terisi oleh cairan, yang adalah larutan dari gas-gas, garam dan mineral yang terdapat pada batuan tersebut.  Pada suhu tinggi cairan intergranular ini lebih bersifat uap dari pada cair, yang mempunyai peran penting dalam proses metamorfosis.  Dibawah suhu dan tekanan yang tinggi terjadi pertukaran unsur-unsur dari larutan ke mineral-mineral begitu pula sebaliknya.  Fungsi cairan merupakan media transport dari larutan ke mineral dan sebaliknya, sehingga mempercepat metamorfisme.  Suhu dan Tekanan  Batuan apabila dipanaskan akan membentuk mineral-mineral baru, yang hasil akhirnya adalah batuan metamorf.  Sumber panas berasal dari panas dalam bumi. Bantuan dapat terpanaskan oleh timbunan (burial) atau oleh terobosan batuan beku. Tetapi timbunan atau terobosan dapat menimbulkan perubahan tekanan, sehingga sukar dikatakan bahwa metamorfime hanya disebabkan oleh kenaikan suhu saja.  Tekanan dalam proses metamorfisme bersifat sebagai stress, mempunyai besaran serta arah. Tekstur batuan metamorf menunjukkan bahwa batuan ini terbentuk dibawah differensial stress, atau tidak sama besar dari segala arah. Oleh karena itu, batuan metamorf mempunyai orientasi mineral yang beraturan.
  • 21. 18  Waktu  Untuk mengetahui berapa lama berlangsungnya metamorfisme tidak mudah dan sampai saat ini masih belum diketahui bagaimana caranya.  Dalam penelitian laboratorium, memperlihatkan bahwa dibawah tekanan dan suhu tinggi serta waktu reaksi yang lama menghasilkan kristal yang besar, dengan kondisi sebaliknya menghasilkan kristal yang kecil. Jenis Metamorfisme  Metamorfisme Kataklistik (Cataclastic metamorphism), metamorfisme yang terjadi karena pengaruh deformasi mekanik dan tidak disertai dengan rekristalisasi kimia.  Metamorfisme Kontak (Contact Metamorphism), metamorfisme yang terjadi akibat intrusi tubuh magma panas pada batuan yang dingin dalam kerak bumi. Proses rekristalisasi kimia memegang peran penting, karena pengaruh dari kenaikan suhu.  Metamorfisme Timbunan (Burial metamorphism), proses sedimentasi yang terjadi pada cekungan dalam dan memiliki kandungan H2O yang cukup, maka akan menghasilkan himpunan kimia baru dari hasil rekristalisasi kimia.  Metamorfisme Regional, pada umumnya dijumpai pada kerak benua dengan penyebaran yang sangat luas, sampai puluhan ribu kilometer persegi, dibentuk oleh proses metamorfisme regional. Proses ini melibatkan deformasi mekanik dan rekristalisasi kimia. Contoh Batuan Metamorf  Gneiss (Ganes)  Proses Terbentuk : Merupakan batuan yang terbentuk dari hasil metamorfosisme batuan beku dalam temperatur dan tekanan yang tinggi. Dalam Gneiss dapat diperoleh rekristalisasi dan foliasi dari kuarsa, feldspar, mika dan amphibole.  Warna : Abu-abu
  • 22. 19  Komposisi : Kuarsa, feldspar, amphibole, mika  Derajat metamorfisme : Tinggi  Sekis Schist (sekis) adalah batuan metamorf yang mengandung lapisan mika, grafit, horndlende. Mineral pada batuan ini umumnya terpisah menjadi berkas- berkas bergelombang yang diperlihatkan dengan kristal yang mengkilap.  Warna : Hitam, hijau, ungu  Komposisi : Mika, grafit, hornblende  Derajat metamorfisme : Intermediate – Tinggi  Marmer  Proses Terbentuk : Terbentuk ketika batu gamping mendapat tekanan dan panas sehingga mengalami perubahan dan rekristalisasi kalsit. Utamanya tersusun dari kalsium karbonat. Marmer bersifat padat, kompak dan tanpa foliasi.  Warna : Bervariasi  Komposisi : Kalsit atau Dolomit  Derajat metamorfisme : Rendah – Tinggi  Kuarsit Adalah salah satu batuan metamorf yang keras dan kuat. Terbentuk ketika batupasir (sandstone) mendapat tekanan dan temperatur yang tinggi. Ketika batupasir bermetamorfosis menjadi kuarsit, butir-butir kuarsa mengalami rekristalisasi, dan biasanya tekstur dan struktur asal pada batupasir terhapus oleh proses metamorfosis .
  • 23. 20  Warna : Abu-abu, kekuningan, cokelat, merah  Komposisi : Kuarsa  Derajat metamorfisme : Intermediate – Tinggi  Serpinit Serpentinit, batuan yang terdiri atas satu atau lebih mineral serpentine dimana mineral ini dibentuk oleh proses serpentinisasi (serpentinization). Serpentinisasi adalah proses proses metamorfosis temperatur rendah yang menyertakan tekanan dan air, sedikit silica mafic dan batuan ultramafic teroksidasi dan ter-hidrolize dengan air menjadi serpentinit. Warna : Hijau terang / gelap Komposisi : Serpentine
  • 24. 21 2.2 Mineral 2.2.1 Definisi Mineral Mineral didefinisikan sebagai bahan padat anorganik yang terdapat secara alamiah, terdiri dari unsur-unsur kimiawi dalam perbandingan tertentu, dimana atom-atom di dalamnya tersusun mengikuti suatu pola yang sistematis. Beberapa jenis mineral memiliki sifat dan bentuk tertentu dalam keadaan padatnya, sebagai perwujudan dari susunan yang teratur didalamnya. Kristal secara umum dapat didefinisikan sebagai bahan padat yang homogen yang memiliki pola internal susunan tiga dimensi yang teratur. Studi khusus yang mempelajari sifat-sifat, bentuk susunan dan cara-cara terjadinya bahan padat tersebut dinamakan kristalografi. 2.2.2 Karakteristik Mineral Terdapat dua cara untuk dapat mengenal suatu mineral, yang pertama adalah dengan melakukan analisis secara kimiawi, dan yang kedua yang paling umum dilakukan adalah dengan cara mengenali sifat-sifat fisiknya. Sifat-sifat fisik mineral antara lain bentuk kristalnya, berat jenis, bidang belah, warna, goresan, kilap, dan kekerasan. a. Bentuk kristal (crystall form) Pembentukan kristal suatu mineral tergantung pada ada atau tidaknya hambatan. Contohnya suatu cairan panas terdiri dari unsur-unsur Natrium dan Chlorit. Selama suhu tetap dalam keadaan tinggi, ion-ion tetap bergerak bebas dan tidak terikat satu dengan yang lain. Jika suhu turun, kebebasan bergeraknya berkurang, mulai terikat dan berkelompok membentuk Natrium Chlorida. Semakin menurunnya suhu cairan, kelompok tersebut membesar dan membentuk mineral Halit yang padat. Pada umumnya pertumbuhan mineral Kuarsa terbatas, namun bentuknya yang tidak teratur tetap memperlihatkan susunan ion-ionnya dengan struktur kristalnya yang khas berupa prisma bersisi enam. Kristal mineral intan berbentuk segi-delapan atau Oktahedron dan mineral grafit dengan segi enam yang pipih, keduanya mempunyai susunan kimiawi sama,
  • 25. 22 terdiri dari unsure karbon (C). Perbedaan terjadi karena susunan atom karbonnya yang berbeda. Setiap mineral mempunyai sifat bentuk Kristal yang khas perwujudan kenampakan luar, terjadi sebagai akibat susunan kristal didalamnya. Bentuk- bentuk kristal : Prismatik, Orthorombik, Kubus, Tetrahedral, Heksagonal, Trigonal dll. b. Berat jenis (specific gravity) Berat jenis setiap mineral ditentukan oleh unsur-unsur pembentuknya serta kepadatan ikatan unsur-unsur dalam susunan kristalnya. c. Bidang belah (fracture) Mineral mempunyai kecenderungan untuk pecah melalui suatu bidang yang mempunyai arah tertentu yang ditentukan susunan dalam atom-atomnya, yang merupakan bidang lemah suatu mineral. d. Warna (color) Meskipun warna bukan menjadi ciri utama untuk membedakan antar mineral, namun terdapat warna-warna khas untuk mengetahui unsur tertentu di dalamnya. Contohnya warna gelap mengindikasikan adanya unsur besi, sedangkan warna terang mengindikasikan kandungan aluminium. e. Goresan pada bidang (streak) Beberapa jenis mineral mempunyai goresan pada bidangnya, seperti pada mineral kuarsa dan pyrite yang terlihat jelas dan khas. f. Kilap (luster) Kenampakan atau kualitas pantulan cahaya dari permukaan suatu mineral. Ada 2 jenis kilap, yaitu kilap Logam dan Non-logam. g. Kekerasan (hardness) Kekerasan yaitu sifat resistensi dari suatu mineral terhadap kemudahan mengalami abrasi atau mudah tergores. Kekerasan bersifat relatif, maksudnya jika mineral saling digoreskan dengan yang lain maka mineral yang tergores relatif lebih lunak dibanding lawannya. Skala kekerasan mineral dari yang terlunak (skala 1) hingga terkeras (skala 10) diajukan oleh Mohs dan dikenal sebagai Skala Kekerasan Mohs.
  • 26. 23 2.2.3Jenis-jenis Mineral Berdasarkan senyawa kimianya, mineral dikelompokkan menjadi mineral Silikat dan Non-silikat. Dari 2000 jenis mineral yang dikenal, hanya beberapa yang terlibat dalam pembentukan batuan. Mineral-mineral tersebut dinamakan Mineral Pembentuk Batuan atau Rock Forming Minerals, yang merupakan penyusun utama batuan kerak dan mantel Bumi. Mineral pembentuk batuan dikelompokkan menjadi empat yaitu Silikat, Oksida, Sulfida, Sulfat dan Karbonat. a. Mineral Silikat Sembilan puluh persen mineral pembentuk batuan adalah dari kelompok ini, yang merupakan persenyawaan antara silikon dan oksigen dengan beberapa unsur metal. Silikat merupakan bagian utama yang membentuk batuan baik itu seperti batuan beku maupun batuan malihan. Silikat pembentuk batuan dibagi menjadi dua kelompok yaitu kelompok ferromagnesium dan non-ferromagnesium.  Mineral ferromagnesium Umumnya mempunyai warna gelap atau hitam dan berat jenis yang besar. Kekerasan (Hardness) Mineral 1 Talc 2 Gypsum 3 Calcite 4 Fluorite 5 Apatite 6 Orthoclase 7 Quartz 8 Topaz 9 Corundum 10 Diamond
  • 27. 24 1. Olivine: warnanya yang olive. Berat jenis 3.27- 3.37, tumbuh sebagai mineral yang mempunyai bidang belah yang kurang sempurna. 2. Augitite: warnanya sangat gelap hijau hingga hitam. Berat jenis berkisar antara 3.2 – 3.4 dengan bidang belah yang berpotongan hampir tegak lurus. 3. Hornblende: warnanya hijau hingga hitam; Berat jenis 3.2 dan mempunyai bidang belah yang berpotongan dengan sudut antara 56° dan 124° yang sangat membantu dalam cara mengenalnya. 4. Biotite: mineral mika berbentuk pipih yang dengan mudah dapat terkelupas. Dalam keadaan tebal, warnanya hijau tua hingga coklat- hitam. Berat jenis 2.8 – 3.2.  Mineral non-ferromagnesium 1. Muskovit : Disebut mika putih karena warnanya yang terang, kuning muda, coklat, hijau atau merah. Memiliki Berat jenis 2,8 – 3,1. 2. Felspar : Mineral pembentuk batuan yang paling banyak. Dalam bahasa Jerman Feld adalah lapangan, didalam kerak bumi jumlahnya hampir 54%. Terdapat dua nama yang diberikan kepada felspar yaitu Plagioklas dan ortoklas. Dari nama Plagioklas tersebut dibagi lagi menjadi dua yaitu albit dan anorthit. Dimana arti nama Orthoklas mengandung Kalium, albit mengandung Natrium dan Anorthit mengandung Kalsium. 3. Orthoklas : mempunyai warna yang khas yaitu abu-abu atau merah jambu dengan Berat jenis 2,57. 4. Kuarsa : Dapat disebut dengan silika, terbentuk dari senyawa silikon dengan oksigen. Terkadang berwarna smooky, atau berwarna ungu. Nama kuarsa yang seperti itu amethyst. Warna yang bermacam-macam terjadi karena terdapat unsur yang tidak bersih. b. Mineral Oksida Mineral oksida terbentuk sebagai akibat persenyawaan langsung antara oksigen dan unsur tertentu. Susunannya lebih sederhana dibanding silikat. Mineral oksida umumnya lebih keras dibanding mineral lainnya kecuali silikat. Mereka
  • 28. 25 juga lebih berat kecuali sulfida. Unsur yang paling utama dalam oksida adalah besi, chrome, mangan, timah dan aluminium. Beberapa mineral oksida yang paling umum adalah, korondum (Al2O3), hematit (Fe2O3) dan kassiterit (SnO2). c. Mineral Sulfida Kelas mineral sulfida atau dikenal juga dengan nama sulfosalt ini terbentuk dari kombinasi antara unsur tertentu dengan sulfur (belerang) (S2-). Pada umumnya unsure utamanya adalah logam (metal). Pembentukan mineral kelas ini pada umumnya terbentuk disekitar wilayah gunung api yang memiliki kandungan sulfur yang tinggi. Proses mineralisasinya terjadi pada tempat-tempat keluarnya atau sumber sulfur. Unsur utama yang bercampur dengan sulfur tersebut berasal dari magma, kemudian terkontaminasi oleh sulfur yang ada disekitarnya. Pembentukan mineralnya biasanya terjadi dibawah kondisi air tempat terendapnya unsur sulfur. Proses tersebut biasanya dikenal sebagai alterasi mineral dengan sifat pembentukan yang terkait dengan hidrotermal (air panas). Mineral kelas sulfida ini juga termasuk mineral-mineral pembentuk bijih (ores). Dan oleh karena itu, mineral-mineral sulfida memiliki nilai ekonomis yang cukup tinggi. Khususnya karena unsur utamanya umumnya adalah logam. Pada industri logam, mineral-mineral sulfides tersebut akan diproses untuk memisahkan unsur logam dari sulfurnya. Beberapa penciri kelas mineral ini adalah memiliki kilap logam karena unsur utamanya umumnya logam, berat jenis yang tinggi dan memiliki tingkat atau nilai kekerasan yang rendah. Hal tersebut berkaitan dengan unsur pembentuknya yang bersifat logam. Beberapa contoh mineral sulfides yang terkenal adalah pirit (FeS2), Kalkosit (Cu2S), Galena (PbS), sphalerite (ZnS), dan Kalkopirit (CuFeS2) .Dan termasuk juga didalamnya selenides, tellurides, arsenides, antimonides, bismuthinides dan juga sulfosalt. d. Mineral Sulfat
  • 29. 26 Mineral Sulfat adalah kelompok mineral yang memiliki ciri khas memiliki komposisi kimia berkation sulfur yang berikatan dengan 4 anion oksigen membentuk (SO4)2- yang berkombinasi dengan logam atau semi-logam membentuk mineral sulfat. Pembentukan mineral sulfat biasanya terjadi pada daerah evaporitik (penguapan) yang tinggi kadar airnya, kemudian perlahan-lahan menguap sehingga formasi sulfat dan halida berinteraksi. Contoh-contoh mineral yang termasuk kelompok sulfat antara lain Anhydrite (CaSO4), Celestite (SrSO4), Barit (BaSO4), Anglesit (PbSO4), Alunit, Gysum (CaSO4.2H2O) Kelompok mineral ini mempunyai banyak manfaat bagi kehidupan manusia. Pemanfaatan kelompok mineral ini diantaranya:  Anhydrite (CaSO4), varietas anhydrite yang mengandung unsur silika biasanya dimanfaatkan sebagai ornamen-ornamen  Celestite (SrSO4), digunakan dalam pembuatan senyawa Stronsium yang banyak digunakan sebagai warna merah kembang api  Barite (BaSO4), terjadi pada sejumlah besar lingkungan pengendapan, dan diendapkan melalui sejumlah besar proses biogenik termasuk penguapan dan hidrotermal. Biasanya digunakan sebagai agen pembobotan untuk pengeboran cairan dalam eksplorasi minyak dan gas untuk menekan tekanan formasi yang tinggi dan mencegah ledakan gas. Kegunaan lain adalah pada nilai tambah aplikasi yang meliputi pengisi dalam cat dan plastik, pengurangan suara di kompartemen mesin, lapisan selesai mobil untuk kelancaran dan ketahanan korosi, gesekan produk untuk mobil dan truk, radiasi perisai semen, keramik kaca dan aplikasi medis ( misalnya, makan barium sebelum CAT scan kontras)  Anglesite (PbSO4), terjadi sebagai hasil oksidasi mineral gelena akibat pengaruh cuaca. Mineral ini bermanfaat karena merupakan bijih timah  Alunite, digunakan dalam copper-plating, baterai, bahan penyemprot tanaman, dan dalam pengawetan kayu  Gypsum (CaSO4.2H2O), memiliki banyak kegunaan sejak zaman prasejarah hingga sekarang. Beberapa kegunaan gypsum yaitu sebagai Drywall, bahan perekat,campuran bahan pembuatan lapangan tenis,
  • 30. 27 sebagai pengental tofu (tahu) karena memiliki kadar kalsium yang tinggi, sebagai penambah kekerasan untuk bahan bangunan, untuk bahan baku kapur tulis, sebagai salah satu bahan pembuat portland semen, sebagai indikator pada tanah dan air, dan sebagai agen medis pada ramuan tradisional China yang disebut Shi Gao. e. Mineral Karbonat Mineral Karbonat adalah kelompok mineral yang memiliki komposisi anion berupa (CO3)2- yang berikatan dengan kation berupa unsur logam maupun semi- logam, merupakan mineral penyusun utama batugamping dan dolostone. Kelompok mineral ini mempunyai banyak manfaat dalam kehidupan manusia. Mineral-mineral yang termasuk kelompok mineral karbonat antara lain Kalsit (CaCO3), Dolomit (CaMg(CO3)2), dan Aragonit (CaCO3).  Kalsit, pemanfaatannya antara lain di sektor pertanian (misalnya dalam pembuatan campuran pupuk), industri kimia (pembuatan bahan-bahan kimia), makanan, logam, bangunan (sebagai ornament, bahan bangunan, hiasan, pembuatan patung) dan sebagainya.  Aragonit, Aragonite adalah produk yang juga dapat digunakan sebagai substrat air asin. Sebuah substrat yang dianggap hidup ketika mengandung organisme menguntungkan dan bakteri. Aragonite bisa menjadi pilihan buffering lebih efektif daripada substrat lain, kandungan kalsium karbonat memiliki kemampuan yang lebih baik untuk membantu mengontrol pH dalam tangki ikan. Warna artifisial pada kerikil harus dihindari dalam sebuah tangki air asin karena biasanya tidak memiliki kemampuan buffering substrat hidup laut. Seperti substrat lain, aragonit harus dibilas berulang kali sebelum ditempatkan di dalam tangki. Namun aragonit yang memiliki warna yang indah biasanya digunakan untuk hiasan atau koleksi.  Dolomit (CaMg(CO3)2), banyak dimanfaatkan baik dalam pertanian, bahan bangunan ataupun dalam industri. Dolomite banyak dimanfaatkan untuk: - Industri refraktori - Dalam tungku pemanas atau pencair - Dalam pupuk digunakan unsur Mg untuk meningkatkan pH tanah
  • 31. 28 - Dalam industri cat sebagai pengisi - Industri kaca, plastik, kertas - Bahan pembuat semen, sorel, sea water magnesia  Magnesit (MgCO3), sering digunakan untuk: - Bahan refraktori - Industri semen sorel - Bahan isolasi - Pertanian, peternakan - Industri karet
  • 32. 29 BAB III PENUTUP 3.1 Simpulan 1.Siklus batuan adalah suatu proses pembentukan batuan yang menggambarkan perubahan dari magma yang membeku akibat pengaruh cuaca hingga menjadi batuan beku, lalu sedimen, batuan sadimen dan batuan metamorphic dan akhirnya berubah menjadi magma kembali. 2. Di bumi terdapat tiga jenis batuan, yaitu batuan beku, batuan sedimen, danbatuan metamorf. 3. Mineral adalah bahan padat anorganik yang terdapat secara alamiah, memiliki karakteristik antara lain : warna, cerah, kilap, kekerasan, belahan, pecahan, berat jenis, struktur dan sifat optik, sedangkan sifat kimia mineral antara lain kandungan unsur atau senyawa kimia. 4. Terdapat empat jenis mineral di bumi, yaitu Silikat, Oksida, Sulfida, Sulfat dan Karbonat. 3.2 Saran Adapunsaran yang dapatdisampaikanolehpenulisyaitu : 1. Kepadatenagapendidik, yaitu agar lebihmenambahwawasantentangmineral sehinggadapatmempermudahtransferinformasitentangmineral. 2. Kepadapembaca, yaitu agar dapatlebihmengaitkanantarateori yang ada denganfenomena-fenomena yang terjadisehinggadapatmemperdalampengetahuan.
  • 33. 30 DAFTAR PUSTAKA Gunawan, Herry. 2013. Mineral dan Batuan. Diunduh di https://askiravistara.wordpress.com/2013/09/28/mineral-dan-batuan/. (Tanggal 18 Oktober 2014) Jauhari, Noor. 2010. Pengantar Geologi. Bogor: Universitas Pakuan. Rahmadani, Rizki. 2013. Pengelompokan Mineral. Diunduh di http://damniloverahmandani.blogspot.com/2013/02/pengelompokan- mineral.html. ( Tanggal 16 Desember 2014) Fahmi, Ali. 2010. Diunduh di Fahmi, Ali.Geologi- struktur,http://alifahmi.wordpress.com/122/12/2010. (Tanggal 16 Desember 2014)