Teks tersebut membahas tentang mineral-mineral pembentuk batuan dan sistem seri Bowen yang menjelaskan urutan pembentukan mineral seiring dengan penurunan suhu magma. Sistem seri Bowen ini digunakan untuk mengelompokkan batuan beku berdasarkan komposisi mineralnya. Mineral-mineral utama yang dibahas meliputi kuarsa, felspar, amfibol, piroksen, dan olivin.
Materi Kuliah Teknik Pertambangan ; Geologi Struktur Semester III STTNAS Yog...Mario Yuven
Materi Kuliah Teknik Pertambangan ; Geologi Struktur Semester III STTNAS Yogyakarta
Cara mempelajari Struktur geologi : I. Pengenalan struktur: lipatan, rekahan, sesar dalam bentuk 2 demensi untuk dapat dikenali sebagai bentuk 3 demensi
II. Rekaman data
III. Analisa dg metode geometri dan statistik
IV. Tahap sintesa(menapsirkan cara terjadinya
Materi Kuliah Teknik Pertambangan ; Geologi Struktur Semester III STTNAS Yog...Mario Yuven
Materi Kuliah Teknik Pertambangan ; Geologi Struktur Semester III STTNAS Yogyakarta
Cara mempelajari Struktur geologi : I. Pengenalan struktur: lipatan, rekahan, sesar dalam bentuk 2 demensi untuk dapat dikenali sebagai bentuk 3 demensi
II. Rekaman data
III. Analisa dg metode geometri dan statistik
IV. Tahap sintesa(menapsirkan cara terjadinya
contoh laporan praktikum kristalografi dan mineralogirezatambang
laporan ini adalah laporan wajib yg akan dibuat oleh setiap mahasiswa yg memprogram mata kuliah "kristalografi dan mineralogi" semoga dapat membantu anda dalam penulisan laporan praktikum ini
Tentang lapisan litosfer dan juga batuan penyusun lapisan tersebut. Ada juga siklus batuan dan deret reaksi bowen di dalamnya. Semoga bermanfaat... ^^
*fly
1. Sekolah Tinggi Teknologi Nasional Yogyakarta 1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Sebelum membahas tentang reaksi bowen, ada baiknya kita tahu tentang batuan beku.
Batuan beku adalah batuan yang terbentuk dari membekunya magma cair yang terdesak ke
permukaan bumi dan mengalami pendinginan. Magma ialah materi kental, panas, berpijar
dan merupakan senyawa silikat yang berada di bawah kondisi tekanan dan suhu yang tinggi
di dalam tubuh bumi. Batuan beku terbentuk menjadi beberapa jenis. Jenis-jenis batuan beku
tersebut disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu :
1. komposisi magma
2. kecepatan magma untuk mendingin.
Pada tahun 1929 – 1930 Norman L. Bowen melakukan penelitian dan menemukan bahwa
mineral – mineral terbentuk dari magma yang mengkristal karena suhu magma yang
menurun (kristalisasi fraksional). Kecepatan pendinginan dan suhu yang akan menentukan
ciri dan sifat mineral yang akan terbentuk. Dengan kecepatan pendinginan yang lambat, maka
akan terbentuk mineral yang bentuk dan ukuran kristalnya lebih besar dari pada mineral yang
terbentuk dari magma yang mendingin secara cepat. Deret reaksi Bowen ini dapat digunakan
untuk membantu pendiskripsian terutama pada batuan beku, akan tetapi dapat juga digunakan
dalam pendiskripsian batuan sedimen maupun metamorf meskipun dalam penggunaanya
hanya sebagian dari batuan tersebut dan juga cukup sulit.
Mineral adalah bahan alamiah yang bersifat an-organik, biasanya berbentuk kristal,
terdiridari satu unsur dengan komposisi kimia tetap dan memiliki sifat-sifat fisik tertentu.
Daridefinisi ini jelaslah bahwa dalam geologi, batubara, minyak bumi endapan kersik dan
mineral buatan manusia tidak dapat dikategorikan sebagai mineral.Mineral adalah suatu
bahan atau unsur kimia, gabungan kimia atau suatu campuran darigabungan-gabungan kimia
anorganis, sebagai hasil dari proses-proses fisis dan kimia khusussecara alami. Mineral
merupakan suatu bahan yang homogen dan mempunyai susunan ataurumus kimia tertentu.
Bila kondisi memungkinkan, mendapat suatu struktur yang sesuai, dimana ditentukan
bentuknya dari kristal dan sifat-sifat fisisnya.Klasifikasi /pengelompokan mineral yang
digunakan berdasarkan klasifikasi menurut JamesD.Dana (dalam Kraus, Hunt,dan Ramsdell,
1951) yang didasarkan pada kemiripan komposisikimia dan struktur kristal, adalah mineral
silikat dan non silikat.
B. Rumusan Masalah
1. Menjelaskan pengertian Bowen sistem seris
2. Menjelaskan pengelompokan mineral di alam
3. Menjelaskan perbedaan batuan silikan dengan batuan non silikaat
C. Tujuan
1. Mengetahui proses terbentuknya mineral
2. Mengetahui kelompok batuan silikat dan non silikat
3. Mengetahui bentuk bagan deret reaksi Bowen
2. Sekolah Tinggi Teknologi Nasional Yogyakarta 2
BAB II
PEMBAHASAN
Mineral Mineral Pembentuk Batuan ( Reaksi Bowen )
Mineral pembentuk batuan adalah mineral-mineral yang menyusun suatu batuan
dengan kata lain batuan yang terdiri dari berbagai macam mineral. Ada juga terdapat batuan
yang hanya terdiri dari satu mineral saja, seperti Dunit yang hanya terdiri dari satu mineral
yaitu Olivine.
Dalam proses pendinginan magma dimana magma itu tidak langsung semuanya
membeku, tetapi mengalami penurunan temperatur secara perlahan bahkan mungkin cepat.
Penurunan temperature ini disertai mulainya pembentukan dan pengendapan mineral-mineral
tertentu yang sesuai dengan temperaturnya. Pembentukan mineral dalam magma karena
penurunan temperatur telah disusun oleh Bowen (seri reaksi Bowen).
600°C
Kristalisasi
Akhir
Deret
Diskontinu
Olivin
(Mg-Fe Silikat)
Piroksen
(Ca-Mg-Fe-Na-Al-Ti
Silikat)
Homblenda
(Ca-Na-Mg-Fe-Al-Oh
Silikat)
Biotit
(K-Mg-Fe-Al-OH
Silikat)
K-Felspar
(K-Al
Silikat)
Muskovit
(K-Al-Cr
Silikat)
Kuarsa
(SiO2)
Deret Kontinu
Plagioklas
Anorit
(Ca-Al Silikat)
Bitownit
(Ca-Na-Al Silikat)
Labradorit
(Ca-Na-Al Silikat)
Andesin
(Na-Ca-Al
Silikat)
Oligoklas
(Na-Ca-Al Silikat)
Albit
(Na-Al Silikat)
Batuan
Ultramafik
Batuan
Granitoid
1200°C
Kristalisasi
Awal
3. Sekolah Tinggi Teknologi Nasional Yogyakarta 3
Sebelah kiri mewakili mineral-mineral mafik, yang pertama kali terbentuk dalam
temperatur sangat tinggi adalah Olivin. Akan tetapi jika magma tersebut jenuh oleh SiO2
maka Piroksenlah yang terbentuk pertama kali. Olivin dan Piroksen merupakan pasangan
“Ingcongruent melting” dimana setelah pembentukan Olivin akan bereaksi dengan larutan
sisa membentuk Piroksen. Temperatur menurun terus dan pembentukan mineral berjalan
sesuai dengan temperaturnya. Mineral yang terakhir terbentuk adalah Biotit.
Mineral sebelah kanan diwakili oleh mineral kelompok Plagioklas (mineral felsik).
Anorthit adalah mineral yang pertama kali terbentuk pada suhu yang tinggi dan banyak
terdapat pada batuan beku basa seperti Gabro atau Basalt. Andesin terbentuk pada suhu
menengah dan terdapat pada batuan beku Diorit atau Andesit. Sedangkan mineral yang
terbentuk pada suhu rendah adalah Albit, mineral ini tersebar pada batuan asam seperti Granit
dan Riolit. Reaksi berubahnya komposisi Plagioklas ini merupakan deret “Solid S olution”
yang merupakan reaksi kontinyu, artinya kristalisasi Plagioklas Ca (Anortit) sampai
Plagioklas Na (Albit) akan berjalan terus jika reaksi setimbang.
Mineral sebelah kanan dan sebelah kiri bertemu pada mineral Potasium Feldspar
(Orthoklas), ke Muscovit dan terakhir Kwarsa, maka mineral kwarsa merupakan mineral
yang paling stabil diantara seluruh mineral mafik atau mineral felsik.
Sehingga dengan memperhatikan reaksi Bowen, kita memperoleh berbagai
kemungkinan himpunan mineral utama didalam batuan beku diantaranya:
1. Kelompok batuan Ultrabasa dan Basa, mineralnya antara lain:
Olivin
Olivin – Plagioklas
Piroksen
Olivine – Piroksen
Olivin – Plagioklas - Piroksen
Piroksen - Plagioklas
2. Kelompok batuan Intermediet, mineralnya antara lain:
Piroksen – Horblende - Plagioklas
Hornblende – Plagioklas
Hornblende – Plagioklas – Biotit – Kwarsa
3. Kelompok batuan Asam, mineralnya antara lain:
Hornblende – Plagioklas – Biotit – Orthoklas
Hornblende – Plagioklas – Biotit – Muscovit
Muscovit – Biotit – Orthoklas
4. Sekolah Tinggi Teknologi Nasional Yogyakarta 4
Mineral utama sebagai penyusun utama pembentuk batuan antara lain:
A. Kwarsa (Quartz)
Mineral ini mempunyai susunan kimia dengan rumus SiO2 dan terhitung mineral yang
banyak sekali tersebar, warna asli tidak berwarna putih, tetapi karena adanya pengotoran dari
unsur lain sehingga berwarna lain, bentuk kristal prismatic hexagonal, tidak mempunyai
belahan, pecahannya: conchoidal, kekerasan: 7 (skala mohs). Ciri yang khas dari mineral ini,
terdapat garis-garis mendatar pada sisi bidang kristalnya. Mempunyai warna tersendiri, sering
berwarna jernih atau putih suram. Pengisian dari berbagai zat didalamnya, memberikan
warna yang berbeda-beda, ada yang berwarna kekuning-kuningan, ungu (amnetis), coklat dan
lain-lain. Biasanya tidak mempunyai bentuk yang baik, karena merupakan mineral yang
menghablur terakhir dari magma, sehingga terpaksa harus mengisi celah-celah dan rongga-rongga
sisi yang terdapat diantara kristal-kristal dari mineral yang telah terbentuk lebih
dahulu.
B. Feldspar
Merupakan golongan mineral yang paling umum dijumpai di dalam kulit bumi sebagai
Silikat dari Alumina dengan Kalium, Natrium, dan Kapur. Sistim Monoklin/Triklin terlihat
belahan dalam 2 arah. Kekerasan 6 Felspar dibagi atas 2 golongan, yaitu:
1) Potash Felspar (K Al Si3O8)
Terdiri dari mineral ortoklas, mikrolin dan sanidin adularis. Warnanya putih, pucat atau
merah daging, abu-abu. Kilat seperti kaca (petreous). Bidang belahan baik, tidak ada striasi
(garis-garis paralel yang lembut). Ortoklas (KALSiO2), sebagai sumber utama unsur K
(Kalium) dalam tanah, umumnya berwarna abu-abu, kemerahan, belahan dua arah, kekerasan
6, bersifat asam.
2) Plagioklas Feldspar (Na, Ca)Al Si3O8
Warna putih atau abu-abu berwarna lain, kilap pitreus. Bidang belahan baik kedua arah
ada sitriasi. Mudah dibedakan dari Ortoklas karena adanya kembaran yang dapat dilihat
dibawah loupe, lebih-lebih di bawah mikroskop. Sering berbentuk zona dan berubah menjadi
Serisit, Kaolinit atau Epidot.
Plagioklas felspar terdiri atas 6 macam mineral, yaitu:
A. Albit
B. Oligoklas
C. Andesin
D. Bitownit
E. Labradorit
F. Anorthit
Makin ke bawah makin berkurang mengandung Na dan makin bertambah akan
mengandung Ca. Albit, Andesin disebut Plagioklas asam atau Na Plagioklas. Anortit, Bitonit
disebut Plagioklas basa atau Calcic Plagioklas. Plagioklas (Na, Ca) AlSi3O8 kenampakannya
menyerupai Ortoklas, hanya warnya biasa putih abu-abu dan secara optic Plagioklas
mempunyai kembaran. Plagioklas terdiri dari mineral-mineral Albit, Oligoklas, Andesine,
Bitonit, Labradorit dan Anortit.
5. Sekolah Tinggi Teknologi Nasional Yogyakarta 5
C. Feldspatoid
Merupakan mineral pengganti Feldspar, karena terbentuk bila dalam suatu batuan tidak
cukup terdapat SiO2. Dalam batuan yang mengandung SiO2 bebas, mineral ini tidak
terbentuk, karena yang terbentuk adalah Felspar. Feldspatoid ini terdiri atas beberapa mineral,
antara lain: Leucit (K Al Si2O) sebagai pengganti orthoklas. Warnanya putih agak jernih dan
bentuknya aquant/bulat. Nephelin (Na Al Si2O6) sebagai pengganti Plagioklas (Albit).
Warna abu-abu. Bentuk berisi 6 atau bulat. Sodalit warnanya putih, abu-abu atau kebiruan.
D. Mika (Glimmer)
Ada tiga macam, yaitu muscovit, biotit, dan phlogopit.
1) Muscovit, disebut juga mika putih. Rumus kimianya K Al (OH)2 (Al Si3 O10).
Mudah dikenal, karena sifatnya yang mudah dibelah-belah dalam helaian-helaian
yang sangat tipis, transparan dan fleksibel, tidak berwarna, abu-abu, kehijauan atau
coklat muda, kilap vitreum, kekerasan 2-3.
2) Biotit disebut juga Mika hitam, dengan rumus kimia K2 (Mg, Fe)2 (OH)2 AlSi3 O8.
Mudah terbelah dalam satu arah dan biasanya berbentuk segi enam, tidak transparan,
fleksibel. Warna: hitam hingga coklat tua, kilap vitrous, kekerasan 2,5 - 3.
3) Phlogopit disebut juga mika coklat. Tidak banyak dijumpai.
E. Amfibol
Terutama terdiri dari mineral Hornblende. Susunan Kimianya
Ca2(MgFeA1)3(OH)2(SiA14O11)2. Berbentuk prismatik, biasanya berisi kelipatan tiga,
agak panjang dengan belahan dua arah menyudut kira-kira 900. Merupakan kumpulan
mineral-mineral yang berbentuk prisma pendek berisi delapan. Warna : coklat tua hingga
hitam. Kekerasan 5 - 6. yang terpenting dari golongan ini adalah Hornblende.
F. Piroksen
Terutama terdiri dari mineral Augit. Berbentuk prismatik pendek berisi kelipatan 4 dengan
belahan 2 arah menyudut. Merupakan kumpulan dari mineral-mineral yang berbentuk prisma
pendek bersisi delapan. Striasi bersudut kira-kira 900. Pyroxen adalah senyawa yang
kompleks dari Calsium, Magnesium, Ferum, dan Silikat. Warna coklat tua hingga hitam.
Kekerasan 5 - 8. Mineral golongan ini antara lain : Enstatit, Hypersten, Diopsid, dan yang
paling banyak terdapat ialah Augit dengan rumus kimia Ca (MgFe) (SiO3)2 (AlFe)2 O3.
G. Olivin
Biasanya berwarna hijau terdiri dari (FeMg)2SiO4. Pada umumnya terdapat dalam batu
Basalt dan Gabro. Olivin membentuk kristal yang ideal, karena terbentuk pertama-tama dari
magma. Warna hijau atau kuning kecoklatan. Biasanya berbutir halus dan granular. Pecahan
concoidal (seperti kerang). Kekerasan 6,5 - 7.
H. Kalsit
Mineral ini berwarna putih, sering ada pengotoran, mempunyai belahan 3 arah berbentuk
Rombuder, susunan kimianya CaCO3.
6. Sekolah Tinggi Teknologi Nasional Yogyakarta 6
I. Grafit
Mineral ini unsurnya Karbon (C) berwarna hitam, lunak, umumnya pada batuan ubahan.
Definisi dan klasifikasi Mineral
Mineral dapat kita definisikan sebagai bahan padat anorganik yang terdapat secara
alamiah, yang terdiri dari unsur-unsur kimiawi dalam perbandingan tertentu, dimana atom-atom
didalamnya tersusun mengikuti suatu pola yang sistimatis. Mineral dapat kita jumpai
dimana-mana disekitar kita, dapat berwujud sebagai batuan, tanah, atau pasir yang
diendapkan pada dasar sungai. Beberapa daripada mineral tersebut dapat mempunyai nilai
ekonomis karena didapatkan dalam jumlah yang besar, sehingga memungkinkan untuk
ditambang seperti emas dan perak. Mineral, kecuali beberapa jenis, memiliki sifat, bentuk
tertentu dalam keadaan padatnya, sebagai perwujudan dari susunan yang teratur didalamnya.
Apabila kondisinya memungkinkan, mereka akan dibatasi oleh bidang-bidang rata, dan
diasumsikan sebagai bentuk-bentuk yang teratur yang dikenal sebagai “kristal”. Dengan
demikian, kristal secara umum dapat di-definisikan sebagai bahan padat yang homogen yang
memiliki pola internal susunan tiga dimensi yang teratur. Studi yang khusus mempelajari
sifat-sifat, bentuk susunan dan cara-cara terjadinya bahan padat tersebut dinamakan
kristalografi.
Pengetahuan tentang “mineral” merupakan syarat mutlak untuk dapat mempelajari
bagian yang padat dari Bumi ini, yang terdiri dari batuan. Bagian luar yang padat dari Bumi
ini disebut litosfir, yang berarti selaput yang terdiri dari batuan, dengan mengambil “lithos”
dari bahasa latin yang berarti batu, dan “sphere” yang berarti selaput. Tidak kurang dari 2000
jenis mineral yang kita ketahui sekarang. Beberapa daripadanya merupakan benda padat
dengan ikatan unsur yang sederhana. Contohnya adalah mineral intan yang hanya terdiri dari
satu jenis unsur saja yaitu “Karbon”. Garam dapur yang disebut mineral halit, terdiri dari
senyawa dua unsur “Natrium” dan “Chlorit” dengan simbol NaCl. Setiap mineral mempunyai
susunan unsur-unsur yang tetap dengan perbandingan tertentu.
Studi yang mempelajari segala sesuatunya tentang mineral disebut “Mineralogi”,
didalamnya juga mencakup pengetahuan tentang “Kristal”, yang merupakan unsur utama
dalam susunan mineral. Pengetahuan dan pengenalan mineral secara benar sebaiknya
dikuasai terlebih dahulu sebelum mempelajari dasar-dasar geologi atau “Geologi Fisik”,
dimana batuan, yang terdiri dari mineral, merupakan topik utama yang akan dibahas. Diatas
telah dijelaskan bahwa salah satu syarat utama untuk dapat mengenal jenis-jenis batuan
sebagai bahan yang membentuk litosfir ini, adalah dengan cara mengenal mineral-mineral
yang membentuk batuan tersebut. Dengan anggapan bahwa pengguna buku ini telah
mengenal dan memahami “mineralogi”, maka untuk selanjutnya akan diulas secara garis
besar tentang mineral sebagai penyegaran saja.
Sifat Fisik Mineral
Terdapat dua cara untuk dapat mengenal suatu mineral, yang pertama adalah dengan
cara mengenal sifat fisiknya. Yang termasuk dalam sifat fisik mineral adalah (1) bentuk
kristalnya, (2) berat jenis, (3) bidang belah, (4) warna, (5) kekerasan, (6) goresan, dan (7)
kilap. Adapun cara yang kedua adalah melalui analisa kimiawi atau analisa difraksi sinar X,
cara ini pada umumnya sangat mahal dan memakan waktu yang lama.
7. Sekolah Tinggi Teknologi Nasional Yogyakarta 7
Berikut ini adalah sifat-sifat fisik mineral yang dapat dipakai untuk mengenal mineral secara
cepat, yaitu:
1. Bentuk kristal (crystall form): Apabila suatu mineral mendapat kesempatan untuk
berkembang tanpa mendapat hambatan, maka ia akan mempunyai bentuk kristalnya
yang khas. Tetapi apabila dalam perkembangannya ia mendapat hambatan, maka
bentuk kristalnya juga akan terganggu. Setiap mineral akan mempunyai sifat bentuk
kristalnya yang khas, yang merupakan perwujudan kenampakan luar, yang terjadi
sebagai akibat dari susunan kristalnya didalam. Bentuk bentuk kristal antara lain adalah
(gambar 3.1): Triklin, Monoklin, Tetragonal, Orthorombik, Hexagonal, Kubik, Trigonal
dll.
Gambar “Berbagai bentuk bangun struktur kristal”
8. Sekolah Tinggi Teknologi Nasional Yogyakarta 8
Untuk dapat memberikan gambaran bagaimana suatu bahan padat yang terdiri
dari mineral dengan bentuk kristalnya yang khas dapat terjadi, kita contohkan suatu
cairan panas yang terdiri dari unsur-unsur Natrium dan Chlorit. Selama suhunya tetap
dalam keadaan tinggi, maka ion-ion tetap akan bergerak bebas dan tidak terikat satu
dengan lainnya. Namun begitu suhu cairan tersebut turun, maka kebebasan
bergeraknya akan berkurang dan hilang, selanjutnya mereka mulai terikat dan
berkelompok untuk membentuk persenyawaan “Natrium Chlorida”.
Dengan semakin menurunnya suhu serta cairan mulai mendingin, kelompok
tersebut semakin tumbuh membesar dan membentuk mineral “Halit” yang padat.
Mineral “kuarsa”, dapat kita jumpai hampir disemua batuan, namun umumnya
pertumbuhannya terbatas. Meskipun demikian, bentuknya yang tidak teratur tersebut
masih tetap dapat memperlihatkan susunan ion-ionnya yang ditentukan oleh struktur
kristalnya yang khas, yaitu bentuknya yang berupa prisma bersisi enam. Tidak perduli
apakah ukurannya sangat kecil atau besar karena pertumbuhannya yang sempurna,
bagian dari prisma segi enam dan besarnya sudut antara bidang-bidangnya akan tetap
dapat dikenali. Kristal mineral intan, dapat dikenali dari bentuknya yang segi-delapan
atau “oktahedron” dan mineral grafit dengan segi-enamnya yang pipih, meskipun
keduanya mempunyai susunan kimiawi yang sama, yaiut keduanya terdiri dari unsur
Karbon (C). Perbedaan bentuk kristal tersebut terjadi karena susunan atom karbonnya
yang berbeda.
2. Berat jenis (specific gravity): Setiap mineral mempunyai berat jenis tertentu. Besarnya
ditentukan oleh unsur-unsur pembentuknya serta kepadatan dari ikatan unsur-unsur
tersebut dalam susunan kristalnya. Umumnya “mineral-mineral pembentuk batuan”,
mempunyai berat jenis sekitar 2.7, meskipun berat jenis rata-rata unsur metal
didalamnya berkisar antara 5. Emas murni umpamanya, mempunyai berat jenis 19.3.
3. Bidang belah (fracture): Mineral mempunyai kecenderungan untuk pecah melalui
suatu bidang yang mempunyai arah tertentu. Arah tersebut ditentukan oleh susunan
dalam dari atom-atomnya. Dapat dikatakan bahwa bidang tersebut merupakan bidang
“lemah” yang dimiliki oleh suatu mineral.
4. Warna (color): Warna mineral memang bukan merupakan penciri utama untuk dapat
membedakan antara mineral yang satu dengan lainnya. Namun paling tidak ada warna-warna
yang khas yang dapat digunakan untuk mengenali adanya unsur tertentu
didalamnya. Sebagai contoh warna gelap dipunyai mineral, mengindikasikan
terdapatnya unsur besi. Disisi lain mineral dengan warna terang, diindikasikan banyak
mengandung aluminium.
5. Kekarasan (hardness): Salah satu kegunaan dalam mendiagnosa sifat mineral adalah
dengan mengetahui kekerasan mineral. Kekerasan adalah sifat resistensi dari suatu
mineral terhadap kemudahan mengalami abrasi (abrasive) atau mudah tergores
(scratching). Kekerasan suatu mineral bersifat relatif, artinya apabila dua mineral
saling digoreskan satu dengan lainnya, maka mineral yang tergores adalah mineral
yang relatif lebih lunak dibandingkan dengan mineral lawannya. Skala kekerasan
mineral mulai dari yang terlunak (skala 1) hingga yang terkeras (skala 10) diajukan
oleh Mohs dan dikenal sebagai Skala Kekerasan Mohs.
9. Sekolah Tinggi Teknologi Nasional Yogyakarta 9
Tabel
“Skala Kekerasan Relatif Mineral (Mohs)”
Kekerasan
(Hardness)
Mineral Rumus Kimia
1 Talc Mg3Si4O10(OH)2
2 Gypsum CaSO4·2H2O
3 Calcite CaCO3
4 Fluorite CaF2
5 Apatite Ca5(PO4)3(OH,Cl,F)
6 Orthoclase KAlSi3O8
7 Quartz SiO2
8 Topaz Al2SiO4(OH,F)2
9 Corundum Al2O3
10 Diamond C
6. Goresan pada bidang (streak): Beberapa jenis mineral mempunyai goresan pada
bidangnya, seperti pada mineral kuarsa dan pyrit, yang sangat jelas dan khas.
7. Kilap (luster): Kilap adalah kenampakan atau kualitas pantulan cahaya dari permukaan
suatu mineral. Kilap pada mineral ada 2 (dua) jenis, yaitu Kilap Logam dan Kilap Non-
Logam. Kilap Non-logam antara lain, yaitu: kilap mutiara, kilap gelas, kilap sutera,
kelap resin, dan kilap tanah.
1. Mineral Silikat
Mineral silikat adalah mineral yang memiliki unsure pembentuknya yaitu silica ( SiO2 ),
yang merupakan hasil pembekuan magma. Silicat merupakan 25% dari mineral yang dikenal
dan 40% dari mineral yang dikenali. Hampir 90 % mineral pembentuk batuan adalah dari
kelompok ini, yang merupakan persenyawaan antara silikon dan oksigen dengan beberapa
unsur metal. Karena jumlahnya yang besar, maka hampir 90 % dari berat kerak-Bumi terdiri
dari mineral silikat, dan hampir 100 % dari mantel Bumi (sampai kedalaman 2900 Km dari
kerak Bumi). Silikat merupakan bagian utama yang membentuk batuan baik itu sedimen,
batuan beku maupun batuan malihan (metamorf). Silikat pembentuk batuan yang umum
adalah dibagi menjadi dua kelompok, yaitu kelompok ferromagnesium dan non-ferromagnesium.
Macam mineral silikat dapat digolongkan berdasarkan komposisi kimianya. Mineral
silikat ferromagnesian adalah mineral silikat yang mengandung ion besi dan atau magnesium
di dalam struktur mineralnya. Mineral-mineral silikat yang tidak mengandung ion-ion besi
dan magnesium disebut mineral non feromagnesian. Mineral-mineral silikat feromegnesian
dicirikan oleh warnanya yang gelap dan mempunyai berat jenis antara 3,2 sampai 3,6.
Sebaliknya mineral-mineral silikat non feromagnesian pada umumnya mempunyai warna
terang dan berat jenis rata-rata 2,7. perbedaan tersebut terutama disebabkan oleh ada tidaknya
unsur besi didalam mineral tersebut.
Olivin adalah mineral silikat feromagnesian yang tersebentuk pada temperatur tinggi,
berwarna hitam sampai hijau kehitaman, mempunyai kilat gelas dan pecahan konkoidal.
Mineral olvin pada umumnya menunjukan kenapakan butiran bentuk relatif kecil dan bundar.
Olivin disusun oleh tetra hidra tunggal yang diikat bersama oleh campuran ion besi dan
magnesium yang merangkai atom oksigen bersama-sama. Mineral ini tidak mempunyai
10. Sekolah Tinggi Teknologi Nasional Yogyakarta 10
bidang belahan strktur atomnya membentuk jaringan tiga dimensi sehingga tidak membentuk
bidang yang lemah.
Piroksin, berwarna hitam, opak, dengan bidang belahan dua arah membentuk sudut 900 .
Strktur kristalnya disusun oleh rantai tunggal tetrahedra yang diikat bersama-sama dengan
ion-ion besi dan magnesium. Karena ikatan silikon oksigen lebih kuat daripada ikatan antara
struktur silikat, maka firoksin mudah terbelah sejajar dengan rantai silikat. Piroksin
merupakan salah satu mineral yang dominan dalam batuan beku basalt yang merupakan
batuan yang umumpada kerak samudera.
Hornblende merupakan mineral yang umum dikelompok amfibol.
Mineral ini umumnya berwarna hijau gelap sampai hitam. Belahan dua arah membentuk
sudut 600 dan 1200. didalam batuan, hornblende berbentuk prismatik panjang. Bentuk inilah
yang umumnya membedakan dengan firoksin yang umumnya berbentuk prismatuik pendek.
Hornblende umunya dijumpai pada batuan yang menyusun kerak benua.
Biotit merupakan anggota dari mika yang berwarna gelap karena kaya akan besi. Seperti
mineral mika lainnya, biotit disusun oleh struktur lebaran yang memberikan belahan satu
arah. Biotit mempunyai warna hitam mengkilap yang membedakan dari mineral
ferromagnesian lainnya. Seperti hornblende, biotit banyak dijumpai pada batuan penyusun
kerak benua, termasuk batuan beku granit.
Moskovit adalah jenis mineral mika yang sangat umum. Berwarna terang dengan kilap
seperti mutiara (pearly) dan seperti mineral mika lainnya belahannya satu arah. Didalam
batuan muskovit sangat mudah dikenali karena sangat bercahaya.
Feldpart merupakan huruf mineral yang sangat umum, dapat terbentuk pada rentang
temperatur dan tekanan yang besar. Group mineral feldspart mempunyai sifat fisik yang
sama. Mineral ini mempunyai bidang belahan dua arah dan membentuk sudut hampir 900,
relatif keras dan kilap bervariasi antara kilap kaca sampai mutiara. Didalam batuan mineral
ini dikenali dengan bentuknya yang rektangular dan permukaan yang licin. Struktur mineral
feldspard adalah rangkaian tiga dimensi dari atom oksigen bergabung dengan atom silikon.
Seperempat dari ataom silikon tergantikan oleh atom aluminium. Perbendaan valinesi antara
aliminium (+3) dan silikon (+4), menyebabkan terjadinya inklusi 1 atau lebih ion-ion seperti
potasium (-1), sodium (-1) dan kalsium (+2). Karena adanya perbedaan inklusi didalam
strukturnya, mineral feldspard dapat dibedakan menjadi dua macam.
Mineral ortoklas merupakan mineral feldspar dengan ion potasium didalam struktur
kristalnya. Plagioklas feldspar adalah mineral feldspar dengan ion kalsium dan atau sodium
didalam struktur kristalnya. mineral ortoklas berwarna krem terang sampai merah jambu,
sedangkan plagioklas berwarna putih sampai abu-abu terang. Meskipun keduanya mempuntai
warna yang berbeda tetapi warna tidak dapat dijadikan sebagai dasar untuk membedakannya.
Salah satu sifat fisik yang dapat membedakannya adalah adanya striasi yang sejajar pada
mineral plagioklas yang tidak dijumpai pada mineral ortoklas.
Kuarsa merupakan mineral silikat yang hanya disusun oleh silikon dan oksigen. Mineral
kuarsa juga sering disebut silika karena komposisinya SiO2. karena struktur kuarsa
mengandung dua atom oksigen untuk tiap atom silikon, maka tidak dibutuhkan lagi ion
positif untuk menjadikan mineral kuarsa ini netral. Struktur kristak kuarsa membentuk
jaringan tiga dimensi yang lengkap antara ion oksigen disekitar ion silikon, sehingga
membentuk suatu ikatan yang kuat antara keduanya. Akibatnya kuarsa tidak mempunyai
11. Sekolah Tinggi Teknologi Nasional Yogyakarta 11
bidang belahan, sangat keras dan resistan terhadap proses pelapukan. Kuarsa mempunyai
belahan konkoidal. Pada bentuknya yang sempurna kuarsa sangat jernih, membentuk kristal
eksagonal dengan bentuknya piramidal. Warna mineral kuarsa sangat bervariasi tergantung
pada proses pengotoran pada waktu pembentukannya. Variasi warna menyebabkan adanya
bermacam mineral kuarsa. Mineral kuarsa yang umum adalah kuarsa susu (putih), kuarsa
asap (abu-abu) kuarsa rose (ping), ametis (purple) dan kristal batuan (clear).
2. Mineral Non silikat
Mineral silikat adalah kelompok mineral yang unsure pembentuknya bukan dari silica.
Secara garis besar hampir semua mempunyai komposisi kimia yang sederhana ; berupa
unsur, sulfida (bila unsur logam bersenyawa dengan sulfur), atau oksida (bila unsur logam
bersenyawa dengan oksigen). Native element seperti tembaga, perak atau emas agak jarang
terdapat. Sulfida kecuali Pirit, tidak jarang ditemukan, tetapi hanya cukup berarti bila relatif
terkonsentrasi dalam urat (Vein) dengan cukup besar.
Berikut ini adalah mineral – mineral yang yang non silikat :
a. Mineral Sulfida
Kelas mineral sulfida atau dikenal juga dengan nama sulfosalt ini terbentuk dari
kombinasi antara unsur tertentu dengan sulfur (belerang). Pada umumnya unsure utamanya
adalah logam (metal). Pembentukan mineral kelas ini pada umumnya terbentuk disekitar
wilayah gunung api yang memiliki kandungan sulfur yang tinggi. Proses mineralisasinya
terjadi pada tempat-tempat keluarnya atau sumber sulfur. Unsur utama yang bercampur
dengan sulfur tersebut berasal dari magma, kemudian terkontaminasi oleh sulfur yang ada
disekitarnya. Pembentukan mineralnya biasanya terjadi dibawah kondisi air tempat
terendapnya unsur sulfur. Proses tersebut biasanya dikenal sebagai alterasi mineral dengan
sifat pembentukan yang terkait dengan hidrotermal (air panas).
Mineral kelas sulfida ini juga termasuk mineral-mineral pembentuk bijih (ores). Dan
oleh karena itu, mineral-mineral sulfida memiliki nilai ekonomis yang cukup tinggi.
Khususnya karena unsur utamanya umumnya adalah logam. Pada industri logam, mineral-mineral
sulfides tersebut akan diproses untuk memisahkan unsur logam dari sulfurnya.
Beberapa penciri kelas mineral ini adalah memiliki kilap logam karena unsur
utamanya umumnya logam, berat jenis yang tinggi dan memiliki tingkat atau nilai kekerasan
yang rendah. Hal tersebut berkaitan dengan unsur pembentuknya yang bersifat logam.
Beberapa contoh mineral sulfides yang terkenal adalah pyrite (FeS3), Chalcocite
(Cu2S), Galena (PbS), sphalerite (ZnS) dan proustite (Ag3AsS3). Dan termasuk juga
didalamnya selenides, tellurides, arsenides, antimonides, bismuthinides dan juga sulfosalt.
b. Mineral oksida dan hidroksida
Mineral oksida dan hidroksida ini merupakan mineral yang terbentuk dari kombinasi
unsur tertentu dengan gugus anion oksida (O) dan gugus hidroksil hidroksida (OH atau H).
Mineral oksida terbentuk sebagai akibat persenyawaan langsung antara oksigen dan unsur
tertentu. Susunannya lebih sederhana dibanding silikat. Mineral oksida umumnya lebih keras
dibanding mineral lainnya kecuali silikat. Mereka juga lebih berat kecuali sulfida. Unsur yang
paling utama dalam oksida adalah besi, chrome, mangan, timah dan aluminium. Beberapa
mineral oksida yang paling umum adalah “es” (H2O), korondum (Al2O3), hematit (Fe2O3)
dan kassiterit (SnO2).
Seperti mineral oksida, mineral hidroksida terbentuk akibat pencampuran atau
persenyawaan unsur-unsur tertentu dengan hidroksida (OH). Reaksi pembentukannya dapat
12. Sekolah Tinggi Teknologi Nasional Yogyakarta 12
juga terkait dengan pengikatan dengan air. Sama seperti oksida, pada mineral hidroksida,
unsur utamanya pada umumnya adalah unsur-unsur logam. Beberapa contoh mineral
hidroksida adalah goethit (FeOOH) dan limonite (Fe2O3.H2O).
c. Mineral Carbonat
Merupakan persenyawaan dengan ion (CO3)2-, dan disebut “karbonat”, umpamanya
persenyawaan dengan Ca dinamakan “kalsium karbonat”, CaCO3 dikenal sebagai mineral
“kalsit”. Mineral ini merupakan susunan utama yang membentuk batuan sedimen. Carbonat
terbentuk pada lingkungan laut oleh endapan bangkai plankton. Carbonat juga terbentuk pada
daerah evaporitic dan pada daerah karst yang membentuk gua (caves), stalaktit, dan
stalagmite. Dalam kelas carbonat ini juga termasuk nitrat (NO3) dan juga Borat
(BO3).Carbonat, nitrat dan borat memiliki kombinasi antara logam atau semilogam dengan
anion yang kompleks dari senyawa-senyawa tersebut (CO3, NO3, dan BO3).
Beberapa contoh mineral yang termasuk kedalam kelas carbonat ini adalah dolomite
(CaMg(CO3)2, calcite (CaCO3), dan magnesite (MgCO3). Dan contoh mineral nitrat dan
borat adalahniter (NaNO3) dan borak (Na2B4O5(OH)4.8H2O).
d. Mineral Sulfat
Sulfat terdiri dari anion sulfat (SO42-). Mineral sulfat adalah kombinasi logam
dengan anion sufat tersebut. Pembentukan mineral sulfat biasanya terjadi pada daerah
evaporitik (penguapan) yang tinggi kadar airnya, kemudian perlahan-lahan menguap
sehingga formasi sulfat dan halida berinteraksi. Pada kelas sulfat termasuk juga mineral-mineral
molibdat, kromat, dan tungstat. Dan sama seperti sulfat, mineral-mineral tersebut
juga terbentuk dari kombinasi logam dengan anion-anionnya masing-masing.
Contoh-contoh mineral yang termasuk kedalam kelas ini adalah anhydrite (calcium
sulfate), Celestine (strontium sulfate), barite (barium sulfate), dan gypsum (hydrated calcium
sulfate). Juga termasuk didalamnya mineral chromate, molybdate, selenate, sulfite, tellurate.
13. Sekolah Tinggi Teknologi Nasional Yogyakarta 13
BAB III
DAFTAR PUSTAKA
http://tambangunp.blogspot.com/2013/03/mineral-mineral-pembentuk-batuan-reaksi.html
http://unpadgeol09.blogspot.com/
http://jojogeos.blogspot.com/2012/12/mineral-silika-dan-non-silika.html