[PART-2] EVALUASI UNIT PEMELIHARAAN MESIN SESUAI IMPLEMENTASI SISTEM MANAJEMEN MUTU ISO 9001 [EVALUATION OF MAINTENANCE DEPARTMENT ACCORDING TO ISO 9001 QUALITY MANAGEMENT SYSTEM IMPLEMENTATION] Apakah benar setelah penerapan Standardisasi Mutu (seperti ISO 9001) di Unit Pemeliharaan dan Perbaikan Mesin, akan berdampak secara signifikan terhadap keuntungan perusahaan ? Hasilnya akan diresumenkan pada pelaporan bulanan dan tahunan yang dibuat, dan berasal dari pencatatan data-data pemeliharaan terkait : Bagian keuangan, Bagian logistik, Bagian Pembelian, Bagian Produksi, Bagikan Rekayasa Industri, Bagian Pemeliharaan, dll. Semua data awal fasilitas umumnya dibuat oleh departement pemeliharaan yang dikenal dengan Lembar Data Fasilitas dan Lembar Riwayat Fasilitas. PENTING untuk memunculkan perhitungan Biaya Pemeliharaan Langsung dan Biaya Pemeliharaan Tidak Langsung, supaya Industri paham bahwa tujuan dibuatnya Unit Pemeliharaan Mesin bukan hanya untuk MENGURANGI BIAYA PEMELIHARAAN SEMAKSIMAL MUNGKIN.....Namun untuk mencapai BIAYA PEMELIHARAAN PADA TINGKAT YANG OPTIMAL ISI (CONTENT) 1. Pendahuluan tentang Laporan Pemeliharaan Mesin 2. Waktu Pelaksanaan, Waktu Tunggu, dan Kapasitas Tersedia di Departemen Pemeliharaan 3. Jumlah mesin, Jumlah pekerjaan, dan Jumlah tenaga kerja di Departemen Pemeliharaan 4. Biaya Pemeliharaan langsung dan Biaya Pemeliharaan Tidak Langsung 5. Jumlah mesin mengalami pengerjaan ulang 6. Rata-rata jumlah mesin diperbaiki per jumlah teknisi 7. Pengerderan material kebutuhan pemeliharaan dan pemenuhannya 8. Kompetensi karyawan di departemen pemeliharaan mesin 9. Masukan-masukan bagi perusahaan 10. Equipment Data Sheet Penulis (Create) Duddy Arisandi, 2005 Akademi Teknik Soroako Ka. Bag. Pemeliharaan dan Perbaikan Mesin (Head of Maintenance Department)

222. LAPORAN AKHIR TAHUN 2005
(UNIT PEMELIHARAAN DAN PERBAIKAN MESIN)
AKADEMI TEKNIK SOROAKO
Disusun oleh:
Duddy Arisandi - ISTC-88
Ka. Bag. PPM
20-FEBRUARI-2006

223. AKADEMI TEKNIK SOROAKO No. Dokumen D-63/PPM/003
Revisi ke 0
Tgl. berlaku 12 SEP 2005
UNIT KERJA PPM
Laporan Akhir Tahun 2005 Halaman 1 / 7
DISTRIBUSI: Direktur, PD1, PD2, PD3, Ka. Bag. TI, Ka. Bag. PAK, Bapak Harjuma
1. PENDAHULUAN
Laporan akhir tahun dibuat oleh PPM untuk menginformasikan seluruh kegiatan yang telah
dilakukan oleh PPM pada tahun 2005 kepada Direksi ATS dan beberapa fihak yang dirasakan
perlu oleh PPM untuk pengembangannya di kemudian hari.
Laporan ini berisi seluruh mekanisme kerja beserta hasil yang didapat oleh Unit PPM, yang
merupakan bagian dari pertanggungjawaban PPM kepada atasan langsung (PD1) dan atasan
terkait lainnya (Direktur, PD2, PD3), dan Unit terkait lainnya yang menjadi bagian dari program
pengembangan PPM dikemudian hari.
Secara garis besar laporan ini berisi penjabaran data-data yang diperoleh selama satu tahun,
yang diolah dan direpresentasikan baik secara tabulasi maupun grafis, untuk tujuan analisa dan
menjumpai titik permasalahan utama yang merupakan dasar bagi perbaikan dan pengembangan
pada tahun berikutnya.
Kami berharap agar beberapa perbaikan dan pengembangan yang akan kami lakukan dapat
difasilitasi oleh Direksi melalui suatu ketetapan ataupun kebijakan sesuai dengan peraturan yang
berlaku di Akademi Teknik Soroako.
Beberapa lampiran yang merupakan rekaman atas seluruh kegiatan yang kami lakukan secara
sengaja kami lampirkan secara komplit sebagai dasar pertimbangan Direksi bagi pengembangan
dan perbaikan Unit PPM di kemudian hari. Beberapa diantaranya kesulitan-kesulitan ataupun
suatu pekerjaan yang memerlukan effort khusus untuk menyajikannya, dikarenakan keterbatasan
pengolah data yang ada di Unit PPM.
Data yang akan menjadi dasar pemikiran (dengan sangat memohon untuk dilihat) adalah
RESUME HASIL PENGOLAHAN DATA (2 lembar)
2. WAKTU PELAKSANAAN vs WAKTU TUNGGU vs KAPASITAS YANG TERSEDIA
Rata-rata per bulan kapasitas yang tersedia kurang sebesar 142 [jam]. Hal tersebut diperoleh
melalui rata-rata per mesin atau per pekerjaan dilakukan oleh dua orang. Waktu tunggu per
mesin atau per pekerjaan sebesar 3387,3 [jam] atau identik dengan 21,2 [hari]. Sebagian besar
waktu tunggu tersebut diakibatkan oleh pemenuhan order material ke logistic dan keterbatasan
kemampuan skill yang ada pada sumberdaya PPM (karyawan, magang, PSG, dan mahasiswa).
Waktu pelaksanaan VS Waktu tunggu VS Kapasitas tersedia
0
500
1000
1500
2000
2500
3000
3500
4000
4500
5000
Jan Feb Mar Apr May Jun Jul Aug Sep Oct Nov Dec
Bulan
Jam
Total waktu pelaksanaan [jam] Kapasitas tersedia rata-rata [jam], 50% Waktu tunggu [jam]

224. AKADEMI TEKNIK SOROAKO No. Dokumen D-63/PPM/003
Revisi ke 0
Tgl. berlaku 12 SEP 2005
UNIT KERJA PPM
Laporan Akhir Tahun 2005 Halaman 2 / 7
DISTRIBUSI: Direktur, PD1, PD2, PD3, Ka. Bag. TI, Ka. Bag. PAK, Bapak Harjuma
3. JUMLAH MESIN & PEKERJAAN vs JUMLAH PERSONAL YANG MELAKUKANNYA
Jumlah mesin & pekerjaan yang merupakan ruang lingkup pekerjaan PPM adalah: Pemeliharaan
dan perbaikan terencana, Pemeliharaan dan perbaikan tidak terencana, Work order, Instalasi dan
ujicoba fasilitas. Melalui grafik dapat dilihat bahwa volume jumlah mesin & pekerjaan yang harus
dilakukan lebih besar dari Jumlah personal yang tersedia di PPM.
Jumlah mesin & pekerjaan VS Jumlah personal
0
20
40
60
80
100
120
Jan Feb Mar Apr May Jun Jul Aug Sep Oct Nov Dec
Bulan
Jumlah[buah]
Jumlah mesin & pekerjaan [buah] Jumlah personal rata-rata [orang] Average
4. BIAYA PEMELIHARAAN LANGSUNG vs BIAYA PEMELIHARAAN TIDAK LANGSUNG
Biaya pemeliharaan langsung terdiri atas biaya tenaga kerja dan biaya material (sukucaang,
komponen dan material habis pakai). Sebagai konsekwensi waktu tunggu yang lama maka akan
ditimbulkan biaya pemeliharaan tidak langsung (opportunity used of machine). Target ke
depannya merupakan penurunan biaya pemeliharaan tidak langsung memalui kerja antar unit
yang lebih sinergis.
Biaya pemeliharaan langsung VS Tidak langsung
Rp-
Rp20,000,000.0
Rp40,000,000.0
Rp60,000,000.0
Rp80,000,000.0
Rp100,000,000.0
Rp120,000,000.0
Rp140,000,000.0
Rp160,000,000.0
Rp180,000,000.0
Jun Jul Aug Sep Oct Nov Dec
Bulan
Biaya
Biaya tenaga kerja [Rp] Biaya material [Rp]
Biaya pemeliharaan langsung [Rp] Biaya pemeliharaan tidak langsung [Rp]

225. AKADEMI TEKNIK SOROAKO No. Dokumen D-63/PPM/003
Revisi ke 0
Tgl. berlaku 12 SEP 2005
UNIT KERJA PPM
Laporan Akhir Tahun 2005 Halaman 3 / 7
DISTRIBUSI: Direktur, PD1, PD2, PD3, Ka. Bag. TI, Ka. Bag. PAK, Bapak Harjuma
5. JUMLAH MESIN RE-PROSES
Terlihat bahwa hamper setiap bulannya terjadi pengerjaan ulang terhadap beberapa mesin atau
jenis pekerjaan yang telah dilakukan. Jika jumlah re-proses dihitung berdasarkan untuk suatu
mesin yang mengalami pengulangan lebih dari satukali, maka grafik di bawah akan menunjukkan
hasil yang lebih ekstrim lagi. Beberapa penyebab yang dapat diidentifikasi adalah: Kesalahan
operator yang menggunakan mesin, Keahlian pelaksana kegiatan pemeliharaan dan perbaikan
mesin, Alat-alat perkakas dan pengukur yang diggunakan, Mesin yang seharusnya tidak layak
pakai secara ekonomis tetapi masih digunakan karena alas an berbagai hal.
Jumlah mesin Re-Proses
0
20
40
60
80
100
120
Feb Mar Apr May Jun Jul Aug Sep Oct Nov Dec
Bulan
[buah]
Jumlah mesin & pekerjaan [buah] Jumlah mesin diperbaiki ulang [buah]
6. RATA-RATA MESIN atau PEKERJAAN PER ORANG
Secara umum ditunjukkan bahwa setiap mesin atau pekerjaan dilakukan oleh 2,19 [orang]. Hal
tersebut diakibatkan jenis dan volume pekerjaan yang dilakukan. Kami akan mengupayakan
untuk mengurangi pelaksanaan kegiatan pemeliharan dan perbaikan yang dilakukan oleh banyak
orang untuk ruang lingkup pekerjaan yang sederhana.
Rata-rata mesin atau pekerjaan per orang
0.00
0.50
1.00
1.50
2.00
2.50
3.00
3.50
4.00
Jan Feb Mar Apr May Jun Jul Aug Sep Oct Nov Dec
Bulan
Jumlahorang
Rata-rata jumlah orang per mesin [orang]
Rata-rata total jumlah orang per mesin [orang]

226. AKADEMI TEKNIK SOROAKO No. Dokumen D-63/PPM/003
Revisi ke 0
Tgl. berlaku 12 SEP 2005
UNIT KERJA PPM
Laporan Akhir Tahun 2005 Halaman 4 / 7
DISTRIBUSI: Direktur, PD1, PD2, PD3, Ka. Bag. TI, Ka. Bag. PAK, Bapak Harjuma
7. ORDER MATERIAL vs PEMENUHANNYA OLEH UNIT TERKAIT
Secara umum ditunjukkan bahwa tunggakan material yang dipesan ke logistic akan menaik
secara kumulatif di akhir tahunnya. Bahkan beberapa diantaranya tidak dapat dipenuhi sampai
dengan bulan februari ini. Beberapa penyelesaian pekerjaan rutin dan program kerja tahunan
mengalami keterlambatan yang diakibatkan oleh keterlambatan pemenuhan material.
Order material VS Pemenuhan order
0
20
40
60
80
100
120
140
160
180
Jan Feb Mar Apr May Jun Jul Aug Sep Oct Nov Dec
Bulan
Jenisitempesanan
Item Pesanan [jenis] Belum datang [jenis] Kumulatif belum datang [jenis]
8. KOMPETENSI KARYAWAN PPM
Melalui pemetaan yang dilakukan dapat diketahui bahwa sebagaian besar kompetensi yang
dimiliki oleh PPM berada di di bawah batas minimum yang dibutuhkan. Hal ini disebabkan oleh
beberapa kasus seperti: Variabel penerimaan yang amat variatif, Beban PPM selain berkewajiban
untuk memelihara dan memberbaiki mesin ditambah dengan melakukan produksi work order dan
pengembangan pendidikan setaraf program studi, Pola penerimaan karyawan / magang yang
bekerja secara langsung dan tidak mengalami fase training terlebih dahulu. Melalui struktur
organisasi secara keseluruhan ATS, yang diinginkan oleh institusi ATS adalah personal yang
memiliki keahlian atau skill yang sifatnya ALL AROUND.
1 M. Naim ISTC-91 45 164
2 Elnova ISTC-77 71 164
3 Asman P-106 49 164
4 Irwan P-118 75 164
5 Haeruddin P-140 53 164
6 Natalia P-142 50 164
7 Safaruddin P-143 43 164
8 Sem B.A. P-157 56 164
9 Rahmat P-158 54 164
10 Usran P-159 45 164
11 Rudiyanto P-162 37 164
12 Yohanis L. M-122 41 164
13 Ivone M-___ 28 164
BADGE
NUMBER
MANAGERIAL SKILL
TOTAL
VALUE
PROSENTASENO NAMA MACHINING
SPECIAL MAINTENANCE
SKILL
0 16 29
24 24 23
4 19 26
24 21 30
4 19 30
16 4 30
4 12 27
12 15 29
6 15 33
3 14 28
0 0 28
TOTAL
1 10 26
4 7 30
27.44%
43.29%
29.88%
45.73%
25.00%
32.32%
30.49%
26.22%
34.15%
17.07%
32.93%
27.44%
22.56%

227. AKADEMI TEKNIK SOROAKO No. Dokumen D-63/PPM/003
Revisi ke 0
Tgl. berlaku 12 SEP 2005
UNIT KERJA PPM
Laporan Akhir Tahun 2005 Halaman 5 / 7
DISTRIBUSI: Direktur, PD1, PD2, PD3, Ka. Bag. TI, Ka. Bag. PAK, Bapak Harjuma
9. BEBERAPA HAL YANG PERLU DITINDAKLANJUTI PADA TAHUN 2006
9.1.KOMPETENSI KARYAWAN
Unit kerja PPM akan melakukan training internal dan skill audit untuk seluruh karyawan yang
ada di PPM. Materi pemberian akan dilaksanakan untuk seluruh jenis level skill minimum
yang dibutuhkan oleh PPM. Beberapa pelatihan & skill audit telah dilakukan, dan penekanan
awal diberikan pada ketrampilan machining dan assembling benda rakitan yang deiberikan
secara berkelompok. Sebagai konsekwensi akan terjadi penurunan jumlah kapasitas untuk
melakukan aktivitas pemeliharaan dan perbaikan mesin, namun hal tersebut akan dibayar
melalui peningkatan kompetensi karyawan dan kemampuan PPM dalam memperbaiki mesin
dan fasilitas di kemudian hari.
9.2.KOMPETENSI MAHASISWA LULUSAN D2 SPESIALISASI PEMELIHARAAN MESIN
Secara garis besar dapat ditarik kesimpulan bahwa mahasiswa tidak siap untuk melakukan
kegiatan fine-basic mechanic to assembling product. Hal tersebut dibuktikan bahwa hasil dari
pembuatan rakitan clamping-device oleh mahasiswa sekitar 90 persen ke atas tidak dapat
berfungsi dengan baik. Kualifikasi skill yang dibutuhkan untuk melakukan pemeliharaan dan
perbaikan mesin adalah fine-mechanic (toleransi tidak didasari oleh toleransi umum yang
sesuai dengan yang tertera pada etiket gambar). Perlu ditinjau pengadaan produk rakitan
pada tingkat 1 dan tingkat 2. Secara khusus akan dilaporkan hasil penilaian geometric untuk:
kerja mesin, kerja bangku, dan perakitan (nilai murni yang tidak di mark-up).
Kasus serupa terjadi di POLMAN-Bandung, dan saya secara pribadi berhasil
mengadakannya kempali pada tahun 2000 dan dijadikan model bagi pendidikan tingkat 1 dan
2 di seluruh jurusan yang ada di POLMAN-Bandung.
9.3.KONDISI MESIN-MESIN PERKAKAS YANG ADA DI ATS
Mesin sebagian besar buatan tahun 1990 ke bawah, dan kegiatan pemeliharaan secara
murni (Inspeksi, Reparasi kecil, Reparasi Medium, dan Overhaul) baru diterapkan pada bulan
Juni tahun 2005. Metoda sebelumnya hanya diterapakan sampai dengan Reparasi Kecil dan
sebagian besar berupa Inspeksi Rutin. Hasil pengujian geometric yang telah dilakukan pada
beberapa mesin menunjukkan sebagian besar out of tolerance (dipengaruhi oleh usia dan
keahlian pemeliharaan yang dilakukan). Pada beberapa mesin fungsi utamanya sudah tidak
dapat digunakan dan dijumpai adanya jumper / modifikasi yang tidak sesuai dengan original
machine yang ada. Kondisi tersebut sebagian besar disebabkan pula oleh pola operasi
produksi yang ada (out of capacity & operating procedure). Data keakurasian mesin ini dapat
di-counter-check melalui penilaian yang dilakukan oleh instruktur terhadap mahasiswa
ataupun QC dokumen benda produksi yang telah diserahkan kepada pelanggan.
Bila memungkinkan PPM akan mengintensifkan pelaksanaan Overhaul Mesin secar kontinyu
untuk mengembalikan kondisi mesin kepada standard dan fungsi yang dapat diterima.
NAMUN perlu dipertimbangkan pula bahwa LOAD penggunaan mesin baik untuk pendidikan
dan produksi masih belum seragam. Penyebaran program praktik tidak merata terlebih
setelah program D3 dilaksanakan.
Beberapa asesoris utama mesin telah rusak bahkan tidak ada. Perlu dipertimbangkan bahwa
spesialisai mesin D3 (machining) dapat diprogramkan untuk mengatasi hal tersebut. Dan juga
tanggungjawab instruktur mesin dan produksi tidak hanya pada sebatas kegiatan supervisi,
namun dapat ditingkatkan pada perbaikan ataupun pengadaan asesories mesin. Melalui arsip
yang ada di ATS ditunjukkan pada perioda awal ATS berdiri telah ditunjukkan bahwa ATS
mampu membuat adaptor mesin dan beberapa asesoris utam mesin seperti kepala pembagi.

228. AKADEMI TEKNIK SOROAKO No. Dokumen D-63/PPM/003
Revisi ke 0
Tgl. berlaku 12 SEP 2005
UNIT KERJA PPM
Laporan Akhir Tahun 2005 Halaman 6 / 7
DISTRIBUSI: Direktur, PD1, PD2, PD3, Ka. Bag. TI, Ka. Bag. PAK, Bapak Harjuma
Pengembangan teknologi pemeliharaan telah sampai ke Total Productive Maintenance, yang
merupakan melibatkan operator (dan/atau pengawas) untuk dapat melakukan beberapa
kegiatan pemeliharaan mesin berupa inspeksi dan penyetelan. Telah dibuktikan pula efisiensi
dan efektivitas kegiatannya melalaui beberapa literature yang ada.
9.4.KONDISI ALAT-ALAT PERKAKAS DAN ALAT PENGUKUR
Melalui pengukuran kepuasan internal PPM dalam bentuk kuesioner, kami di PPM
mengalami beberapa kesulitan di dalam menjalankan empat tugas utamnaya. Sebgian besar
diakibatkan oleh minimnya peralatan yang ada. Sebagai bentuk antisipasinya kami telah
membuat dan mengajukan proposal pengadaannya, dan telah disetujui untuk anggaran 2005.
Namun hal tersebut belum dapat direalisasikan pada yahun 2005 karena keterlambatan
logistic dalam meninkdaklanjutinya. Kami sangat berharap agar proposal tersebut daopat
diajukan ulang dan direalisasikan. Mengingak ruang lingku[p pekerjaan yang dilakukan cukup
luas.
9.5.STRUKTUR ORGANISASI PPM DAN RUANG LINGKUP TANGGUNGJAWAB
Ruang lingkup pekerjaan yang ada di PPM tergolong sangat luas sekali, dan termasuk ke
dalam model penggabungan diantara Unit Pelayanan Teknis Pemeliharaan Mesin ditambah
dengan Program Studi Teknik Pemeliharaan Mesin. Sentra pengembangan pendidikan
spesialisasi pemeliharaan mesin terlalu didominasi oleh PPM (dalam bentuk mendistribusian
jadwal dan materi ajar, pengadaan media pendidikan, dan pengadaan modul pendidikan).
Belum ditetapkan criteria kompetensi spesialisasi pemeliharaan mesin dalam bentuk turunan
jadwal praktik dari kurikulum yang ada. Platform lulusan D3 spesialisasi pemeliharaan mesin
belum baku dan belum ditentukan arahnya (terutama bagi semester 6). Sekiranya
memungkinkan dapat dipisahkan agar tugas dan tanggungjawab utama PPM dapat
dilaksanakan dengan baik sesuai tanggungjawab yang diembannya. Sebagai contoh pada
program kerja 2006,PPM menginsertakan pembuatan beberapa media pendidikan yang
dirasakan perlu untuk pengembangan ATS dikemudian harinya (Media-media: Instalasi dan
pemeliharaan pompa, Instalasi dan pemeliharaan kompresor, Engine Maintenace, AC-
Maintenance. Jika memang kondisi tersebut tidak dapat dihindari, maka apabila
memungkinkan dapat diprogramkan oleh direksi agar beberapa staff berkualifikasi dapat
ditambahkan ke PPM yang akan secara khusus berkonsentrasi di dalam pengembangan
media pendidikannya (fungsi sebagai program studi).
9.6.PERANGKAT PENGOLAH DATA
Dengan melihat lampiran yang ada, ditunjukkan bahwa data-data tersebut dibuat secara
manual dan memerlukan effort yang tidak sedikit (sebagian besar dilakukan di luar jam kerja).
Redundan data yang diisi cukup melelahkan PPM, namun dikarenakan pentingnya data-data
tersebut maka kami tetap melakukannya dengan harapan suatu saat akan ada perbaikannya.
Kami dangat berharap agar pada Unit PPM dapat ditambahkan dua buah computer bekas,
dan software yang telah dibuat oleh Bapak Harjuma dapat disempurnakan lebih lanjut untuk
mendukung system pendokumentasian dan informasi yang ada di PPM. Beberapa
pengolahan dan representasi data dilampirkan sebagai model software yang kami butuhkan
di PPM. Banyak hal dari aspek business yang dapat diperoleh melalui perbaikan yang akan
dilakukan dan akan sangat menguntungkan ATS.
9.7.SUPPLAI MATERIAL DARI LOGISTIK ATAUPUN PPC PRODUKSI
Kami sangat berharap sekali agar seluruh material yang kami order (dan telah disetujui)
dapat diadakan sesuai dengan permintaan. Hal tersebut untuk mengurangi waktu tunggu dan
biaya pemeliharaan tidak langsung. Kami telah berupaya untuk menggunakan material bekas
dan sukucadang secara kanibal pada kegiatan pemeliharaan. Karena keterbatasan pengolah

229. AKADEMI TEKNIK SOROAKO No. Dokumen D-63/PPM/003
Revisi ke 0
Tgl. berlaku 12 SEP 2005
UNIT KERJA PPM
Laporan Akhir Tahun 2005 Halaman 7 / 7
DISTRIBUSI: Direktur, PD1, PD2, PD3, Ka. Bag. TI, Ka. Bag. PAK, Bapak Harjuma
data maka kami melampirkan seluruh material yang disorder pada tahun 2005, kami sangat
berharap agar progress bulanan seperti yang telah dilakukan sebelumnya dapat dijalankan
kembali (laporan expenditure order material setiap unit yang ada di ATS). Mengingat jenis
dan jumlah pekerjaan yang sangat banyak, dan rasio antara instruktur dan/atau pengawas
terhadap karyawan dan mahasiswa yang tidak balance maka kami mengalami kendala di
dalam melakukan fungsi pemantauan dan pengendaliannya (mengingan span of control yang
terlalu luas dan variatif sifatnya). Mohon dipertimbangkan bahwa kami tidak akan
menerapkan kebijakan pengadaan stok sukucadang di Unit kami dikarenakan lemahnya
pemantyauan dan pengendalian yang dilakukan oleh PPM, dan kami berharap agar fungsi
tersebut dilakukan di LOGISTIK yang memiliki bantuan pengolah data Ellips.
10. PENUTUP
Akhir kata kami ucapkan permohonan maaf yang sebesar-besarnya jika di dalam laporan ini
tercantum baik tersurat maupun tersirat beberapa keta ataupun kalimat yang kurang berkenan di
hati Bapak-Bapak sekalian.
Kami sangat berharap sekali agar Bapak-Bapak dapat memberikan masukan berupa kritik, saran,
dan penetapan kebijakan sebagai fasilitator yang akan mendukung ke arah perbaikan Unit PPM
dikemudian harinya.
Wassalam,
Soroako, 17-Februari-2006
Duddy Arisandi – ISTC 88
Ka. Bag. PPM