Dokumen tersebut membahas model pembelajaran probing-promting learning dan penelitian efektivitasnya terhadap hasil belajar siswa pada materi bilangan bulat. Penelitian ini menggunakan desain kelompok kontrol pretest-posttest dan mengambil sampel dari dua kelas di SMP Negeri 1 Muara Pinang. Hasil penelitian diukur menggunakan tes tertulis dan dianalisis untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran tersebut.
2. Bilangan bulat adalah bilangan yang terdiri dari bilangan
negatif, bilangan nol dan bilangan positif (Sinaga, 2007:136). Menurut
Glover (2004:29) “integer merupakan nama lain dari bilangan bulat.
Bilangan bulat dapat berupa bilangan bulat positif atau bilangan bulat
negatif.
Pembelajaran yang sering dilaksanakan disekolah umumnya
bersifat teacher centered (berpusat pada guru). Sedangkan Kurikulum
2013 merupakan sebuah kurikulum dimana guru memiliki keleluasaan
waktu untuk mengembangkan proses pembelajaran yang berorientasi
siswa aktif belajar. Proses pembelajaran siswa aktif memerlukan waktu
yang lebih panjang dari proses pembelajaran penyampaian informasi
karena peserta didik perlu latihan untuk melakukan pengamatan,
menanya, asosiasi, menyaji, dan komunikasi atau yang disebut dengan
pendekatan saintifik (Kemendikbud, 2013).
LATAR BELAKANG
3. Oleh karena itu untuk mengatasi masalah diatas,
guru perlu menerapkan model pembelajaran yang
dapat mengkondisikan siswa untuk tertarik dalam
belajar matematika maka peneliti menggunakan model
pembelajaran probing-promting learning, karena
Menurut (Suherman,2008:6) dalam (Miftahul Huda
2015:281) probing-promting adalah pembelajaran
dengan menyajikan serangkaian pertanyaan yang
sifatnya menuntun dan menggali gagasan siswa
sehingga dapat melejitkan proses berpikir yang mampu
mengaitkan pengetahuan dan pengalaman siswa
dengan pengetahuan baru yang sedang dipelajari.
Sehingga siswa dapat mengerjakan soal dengan benar
dan tidak merasa bosan dan mengantuk pada saat
belajar matematika.
4. “Apakah Model Pembelajaran Probing Promting
Learning efektif terhadap hasil belajar matematika
pada materi bilangan bulat Kelas VII SMP Negeri 1
Muara Pinang Tahun Ajaran 2016/2017 ?”
“Strategi pembelajaran yang digunakan dalam
penelitian ini adalah Model Pembelajaran Probing
Promting Learning.
Siswa yang diteliti adalah siswa kelas VII SMP Negeri
1 Muara Pinang Tahun Pelajaran 2016/2017.
BATASAN MASALAH
RUMUSAN MASALAH
5. • Materi yang diambil adalah materi bilangan bulat tentang
penjumlahan dan pengurangan
• Hasil belajar yang dimaksud adalah hasil belajar
matematika pada materi bilangan bulat setelah
menggunakan Model Pembelajaran Probing-Promting
Learning.
TUJUAN PENELITIAN
“untuk mengetahui keefektifan efektivitas Model Pembelajaran
Probing-Promting Learning terhadap hasil belajar matematika pada
materi bilagan bulat siswa kelas VII SMP Negeri 1 Muara Pinang
tahun ajaran 2016/2017”
6. Bagi sekolah, sebagai masukan dalam menentukan langkah – langkah
pembelajaran yang lebih baik dalam upaya meningkatkan kualitas
pembelajaran. Dan sebagai apresiasi dan alternatif dalam memperkaya variasi
pembelajaran khususnya untuk melatih kemampuan berpikir kritis siswa.
Bagi guru matematika, sebagai bahan masukan dan pertimbangan untuk dapat
menjadikan model pembelajaran Problem Centered Learning sebagai salah satu
alternatif yang digunakan untuk mengembangkan kemampuan berpikir kritis
siswa.
Bagi siswa, sebagai pengalaman baru dalam pembelajaran matematika dengan
menggunakan model pembelajaran Problem Centered Learning sebagai
masukan untuk memotivasi dalam usaha meningkatkan dan mengembangkan
kemampuan berpikir kritis siswa serta meningkatkan kualitas pembelajaran
sehingga menghasilkan lulusan yang berkualitas.
Bagi peneliti, dapat menambah wawasan penelitian terhadap pembelajaran
matematika di sekolah, dan sebagai pengalaman dalam meningkatkan
kemampuan berpikir kritis siswa pada pembelajaran matematika.
MANFAAT
PENELITIAN
7. efektivitas adalah pengaruh yang ditimbulkan/disebabkan oleh adanya suatu kegiatan
tertentu untuk mengetahui sejauh mana tingkat keberhasilan yang dicapai dalam
setiap tindakan yang dilakukan.
Pembelajaran probing-promting adalah pembelajaran dengan menyajikan serangkaian
pertanyaan yang sifatnya menuntun dan menggali gagasan siswa sehingga dapat
melejitkan proses berpikir yang mampu mengaitkan pengetahuan dal pengalaman
siswa dengan pengetahuan baru yang sedang dipelajari (Suherman, 2008:) dalam
(Miftahul, 2015:281).
PENGERTIAN EFEKTIVITAS
TINJAUAN PUSTAKA
MODEL PEMBELAJARAN PROBING-PROMTING LEARNING
8. guru menghadapkan siswa pada situasi baru, misalkan dengan
mmemerhatikan gambar, rumus atau situasi lainya yang mengandung
permasalahan.
Menunggu beberapa saat untuk memberikan kesempatan pada siswa
untuk merumuskan jawaban atau melakukan diskusi kecil dalam
merumuskanya.
Guru mengajukan persoalan kepada siswa yang sesuai dengantujuan
pembelajaran khusus (TKP) atau indicator kepada seluruh siswa.
Menunggu beberapa saat untuk memberikan kesempatan kepada siswa
untuk merumuskan jawaban atau melakukan diskusi kecil dalam
merumuskanya.
Menunjuk salah satu siswa untuk menjawab pertanyaan.
Langkah-langkah Model Pembelajaran Probing-
Promting Learning
9. •Jika jawabanya tepat, maka guru meminta tanggapankepada siswa lain
tentang jawaban tersebut tentang jawaban tersebut untuk menyakinkan bahwa
seluruh siswa terlibat dalam kegiatan yang sedang berlangsung. Namun, jika
siswa tersebut mengalami kemacetan jawaban atau jawaban yang diberikan
kurang tepat, tidak tepat, atau diam, maka guru mengajukan pertanyaan-
pertanyaan lain yang jawabanya merupakan petunjuk jalan penyelesaian
jawaban. Kemudian, guru memberikan pertanyaan yang menuntut siswa
berpikir pada tingkat yang lebih tinggi, sehingga siswa dapat menjawab
pertanyaan sesuai dengan kompetensi dasar atau indikator. Pertanyaan yang
diajukan pada langkah ke enam ini sebaiknya diberikan pada beberapa siswa
yang berbeda agar seluruh siswa terlibat dalam seluruh kegiatan probing-
promting.
•Guru mengajukan pertanyaan akhir pada siswa yang berbeda untuk lebih
menekankan bahwa PTK/Indikator tersebut benar-benar telah dipahami oleh
seluruh siswa.
10. •Mendorong siswa aktip berpikir
•Member kesempatan kepada siswa untuk menanyakan hal-hal yang
kurang jelas sehingga guru dapat menjelaskan kembali
•Perbedaan pendapat antara siswa dapat dikompromikan atau
diarahkan.
•Pertanyaan dapat menarik dan memusatkan perhatian siswa,
sekalipun ketika itu siswa sedang rebut atau ketika sedang mengantuk
hilang rasa kantuknya.
•Sebagai cara meninjau kembali (review) bahan pelajaran yang lampau
•Mengembankan keberanian dan keterampilan siswa dalam menjawan
dan mengemukakan pendapat.
•Pertanyaan dapat menarik dan memusatkan perhatian siswa.
Kelebihan Model Pembelajaran Probing-Promting
Learning
11. •Dalam jumlah siswa yang banyak, tidak mungkin cukup waktu untuk
memberikan pertanyaan kepada tiap siswa.
•Siswa merasa takut, apalagi bila guru kurang dapat mendorong siswa
untuk berani, untuk menciptakan suasana yang tidak tegang, melaikan
akrab.
•Tidak mudah membuat pertanyaan yang sesuai dengan tingkat berpikir
dan mudah dipahami siswa.
•Waktu sering banyak terbuang apabila siswa tidak dapat menjawab
pertanyaan sampai dua atau tiga orang.
•Dalam jumlah siswa yang banyak, tidak mungkin cukup waktu untuk
memberikan pertanyaan kepada sitiap siswa.
•Dapat menghambat cara berpikir anak bila tidak/kurang pandai
membawakan diri, misalnya guru meminta siswanya menjawab persis
sepeti yang dikehendaki, kalua tidak dinilai salah.
•
Kekurangan Model Pembelajaran Probing-Promting
Learning
12. BILANGAN BULAT
Penjumlahan
Tentukanlah hasil penjumlahan berikut dengan
menggunakan media muatan ( kertas manila warna
hijau menandakan bilangan bulat positif dan warna
merah menandakan bilangan bulat negatif)
6 + (-8) = ...
6 -2-8
13. Pengurangan Bilangan Bulat
Tentukanlah hasil pengurangan berikut
dengan menggunakan media muatan
( kertas manila warna hijau menandakan
bilangan bulat positif dan warna merah
menandakan bilangan bulat negatif)
6 – (-4) = ...
6 -4 10
14. Media muatan terdiri atas dua warna yang berbeda,
satu warna menandakan bilangan bulat positif,
sedangkan warna lain menandakan bilangan bulat
negatif
(Hernawan, H, 2011). Penelitian yang dilakukan oleh
Lestari dengan menggunakan media muatan dalam
pembelajaran matematika tentang bilangan bulat
disekolah dasar dapat meningkatkan pembelajaran
matematika tentang bilangan bulat, dilihat dari
ketuntasan nilai siswa yang lebih dari 80% setelah
diadakan tindakan siklus III.
15. Dalam penelitian ini menggunakan jenis penelitian eksperimen,
tentang Model Pembelajaran Probing-promting Learning Terhadap
Hasil Belajar Siswa Pada Materi Bilangan Bulat Kelas VII SMP Negeri 1
Muara Pinang Tahun Ajaran 2016/2017.
Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah “Pretest-Postest
Control Group Design” (Desain Kelompok Pretes-Postes). Desain
penelitian ini digunakan karena penelitian ini menggunakan
kelompok kontrol tes awal dan tes akhir, adanya dua perlakuan yang
berbeda, dan pengambilan sampel yang dilakukan secara acak kelas.
METODOLOGI PENELITIAN
METODE PENELITIAN
RANCANGAN PENELITIAN
17. Variabel bebas X : Model Pembelajaran Probing-Promting Learning.
Variabel terikat Y : Hasil belajar matematika pada materi bilangan bulat
siswa kelas VII SMP Negeri 1 Muara Pinang
• Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII SMP Negeri 1
Muara Pinang tahun ajaran 2016/2017 yang terdiri atas 4 kelas dengan jumlah
sebanyak 140 siswa
Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah teknik random
sampling. Sampel random sampling adalah teknik pengambilan
anggota sampel dari suatu populasi yang dilakukan secara acak tanpa
memperhatikan tingkat yang ada di populasi itu. Sampel dalam
penelitian ini diambil dua kelas. Dari sampel yang diambil tersebut
satu kelas diajar dengan menggunakan Model Pembelajaran Probing-
Promting Learning. (kelas ekperimen), sedangkan satu kelas yang lain
tidak diajar dengan menggunakan Model Pembelajaran Probing-
Promting Learning (kelas kontrol).
VARIABELPENELITIAN
POPULASI DAN SAMPEL
18. Test
Menurut Arikunto (2010:193), tes adalah serentetan pertanyaan atau
latihan serta alat lain yang digunakan untuk mengukur keterampilan,
pengetahuan intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu
atau kelompok. Metode tes yang digunakan untuk mengukur kemampuan
siswa melalui soal-soal. Tes yang digunakan berupa posttes. Setiap soal
dibuat dengan mengacu pada indikator penilaian kemampuan berpikir kritis
pada materi tabung dan hasil jawaban siswa diberi skor batasan tertentu
Dokumentasi
Dokumentasi dari asal katanya dokumen yang artinya barang-
barang tertulis. Di dalam melaksanakan metode dokumentasi, peneliti
menyelidiki benda-benda tertulis seperti buku-buku, majalah, dokumen,
peraturan-peraturan, notulen, rapat, catatan harian, dan sebagainya.
(Arikunto, 2006:158)
TEHNIK PENGUMPULAN DATA
19. UJI COBA INSTRUMEN
Validitas
Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat
kevalidan atau kesahihan sesuatu instrument. Sesuatu instrument
yang valid atau sahih mempunyai validitas yang tinggi. Sebaliknya,
instrument yang kurang valid berarti memiliki validitas
rendah( Arikunto 2010:211).
Reliabilitas
Reliabilitas menunjuk pada satu pengertian bahwa uatu instrumen
cukup dapat dipecaya untuk digunakan sebagai alat pengumpulan
data dan karena instrumen trsebut sudah baik.
20. Daya Pembeda
Daya pembeda soal adalah kemampuan suatu soal untuk
membedakan antara peserta tes yang pandai (prestasi tinggi)
dengan peserta tes yang kurang pandai (prestasi rendah).
Taraf Kesukaran
Taraf kesukaran soal yang digunakan untuk menentukan soal mana
yang sukar, sedang, dan mudah. Soal yang baik adalah soal yang
tidak terlalu mudah atau tidak terlalu sukar. Soal yang terlalu mudah
tidak merangsang siswa untuk mempertinggi usaha memecahkannya.
Sebaliknya soal yang terlalu sukar akan menyebabkan siswa menjadi
putus asa.
21. Dokumentasi
Teknik dokumentasi yang digunakan dalam penelitian ini,
mengambil dokumen-dokumen terkait dengan penelitian yaitu
foto-foto kegiatan pembelajaran, video, dan LAS. Data
dokumentasi dianalisis secara diskriptif yaitu foto-foto
menggambarkan bagaimana kondisi di lapangan, proses apa saja
yang telah berlangsung di lapangan kemudian ditarik kesimpulan
dan selanjutnya disusun secara sistematis.
Tes
a. Uji normalitas
b. Uji homogenitas
c. Uji hipotesis
TEKNIK ANALISIS DATA