Penerapan pembelajaran melalui pendekatan kontekstual dapat meningkatkan hasil belajar IPS siswa dengan menggunakan pengalaman kehidupan sehari-hari siswa untuk membangun konsep. Guru perlu menerapkan model pembelajaran yang tepat seperti pembelajaran kontekstual untuk meningkatkan motivasi dan partisipasi siswa.
Konsep Dasar Manajemen, Strategik dan Manajemen Strategik
Uli pembelajaran pemantapan kemampuan profesional ipa ips copy
1. BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Peningkatan belajar siswa sangat tergantung pada penguasaan serta teknik
mengajar guru dalam kegiatan pembelajaran. Semua itu dapat terwujud apabila
keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran itu sendiri. Apabila siswa antusias
dan dapat bekerja sama dengan baik maka akan berdampak baik pada akhir
belajar yaitu dengan meningkatnya hasil belajar siswa di kelas. Keseriusan siswa
dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar dan tanggung jawab siswa dalam
mengikuti pelajaran serta menyelesaikan tugas-tugas sekolah dapat dilihat dari
hasil belajar yang diraih oleh siswa tersebut. Proses belajar mengajar yang terlalu
serius juga cenderung membosankan, banyak siswa yang mengeluh, mengantuk,
tidak mengerti apa yang dijelaskan guru dan sebagainya. Di dalam kegiatan
belajar mengajar harus diimbangi dengan canda tawa serta permainan-permainan
yang diberikan oleh guru untuk meningkatkan semangat siswa dalam menerima
semua materi yang akan disampaikan guru (Krismanto, 2000)
Sudjana (1991) mengemukakan bahwa ”proses belajar mengajar yang
dialami oleh siswa selalu menghasilkan perubahan-perubahan, baik pengetahuan,
pemahaman, nilai, kebiasaan, kecakapan, sikap, dan keterampilan. Perubahan-
perubahan tersebut akan tampak pada hasil belajar yang diraih oleh siswa
terhadap persoalan atau tes yang diberikan oleh guru kepada siswa tersebut. Tes
hasil belajar biasanya dilakukan pada saat materi yang diberikan telah selesai atau
pada saat pembelajaran berlangsung dengan melakukan tanya jawab kepada siswa
secara langsung”.
Pada saat kegiatan belajar mengajar di lapangan, tidak semua siswa benar-
benar serius dalam mengikuti kegiatan tersebut. Banyak siswa menganggap
kegiatan belajar sebagai suatu beban dan menganggap IPS merupakan pelajaran
yang amat sulit. Siswa tidak menemukan kesadaran untuk belajar dan
mengerjakan seluruh tugas-tugas sekolah. Dalam kegiatan belajar mengajar pun
siswa tidak terlibat aktif dan positif.
2. Tak jarang ditemukan suatu kelas yang hampir separuh siswa dalam kelas
tersebut tidak serius dalam mengikuti pembelajaran. Dan tak jarang pula
ditemukan siswa yang terkantuk-kantuk ketika mengikuti kegiatan pembelajaran.
Masalah yang sering terjadi juga adalah siswa kurang terlibat karena takut
salah, takut ditertawakan, atau takut dianggap kurang baik serta diremehkan
teman-temannya. Hal ini dapat menyebabkan siswa menjadi kurang percaya diri
serta tidak mempunyai inisiatif dan kontributif baik secara intelektual maupun
emosional. Pertanyaan dari siswa, gagasan, ataupun pendapat jarang muncul.
Kalaupun ada pendapat yang muncul, jarang diikuti oleh gagasan lain sebagai
respon.
Rendahnya partisipasi siswa ini dipengaruhi oleh banyak sebab. Pengaruh
tersebut dapat datang dari luar individu maupun dari dalam individu sendiri. Salah
satu faktor dari luar adalah faktor sosial seperti lingkungan keluarga, sekolah, dan
masyarakat. Sedangkan faktor dari dalam individu di antaranya adalah semangat
dan motivasi siswa dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar (Djamarah, 1994).
Rendahnya partisipasi dan pemahaman siswa pada proses pembelajaran
pokok bahasan Sumber Daya Alam pada hasil tes belajar hanya mencapai rata-
rata kelas sebesar 61,2.
Masalah dalam kegiatan belajar mengajar tersebut tidak dapat dibiarkan
begitu saja. Salah satu usaha untuk mengatasinya adalah dengan membangkitkan
motivasi dan minat siswa melalui kegiatan belajar mengajar yang menarik. Guru
perlu menerapkan suatu model pembelajaran yang tepat, salah satunya adalah
pembelajaran pendekatan konstektual (CTL)
Dengan model pembelajaran ini diharapkan dapat mengubah keadaan kelas
yang tidak efektif bagi kegiatan pembelajaran menjadi kelas yang kondusif bagi
kegiatan pembelajaran serta mampu membuat siswa senang dan bermain-main
sambil belajar terhadap mata pelajaran tersebut.
Dalam upaya meningkatkan kemampuan dalam memahami materi
pembelajaran IPS seperti yang diharapkan, guru perlu mempersiapkan dan
mengatur strategi penyampaian materi IPS kepada siswa.
3. Hal ini dilakukan selain untuk mempersiapkan pedoman bagi guru dalam
penyampaian materi, juga agar setiap langkah kegiatan pencapaian kompetensi
untuk siswa dapat dilakukan secara bertahap, sehingga diperoleh hasil
pembelajaran IPS yang optimal.
Untuk melaksanakan pembelajaran IPS seperti di atas, diperlukan beberapa
kecakapan guru untuk memilihkan suatu model pembelajaran yang tepat, baik
untuk materi ataupun situasi dan kondisi pembelajaran saat itu. Sehingga
pembelajaran tersebut dapat merangsang siswa untuk memperoleh kompetensi
yang diharapkan. Dengan demikian siswa mampu menyelesaikan berbagai
permasalahan baik dalam pelajaran ataupun dalam kehidupan sehari-hari .
pelaksanaan pembelajaran IPS sekarang ini pada umumnya guru masih
mendominasi kelas, siswa pasif (datang, duduk, nonton, berlatih,dan lupa). Guru
memberitahukan konsep, siswa menerima bahan jadi. Demikian juga dalam
latihan, soal yang diberikan adalah soal yang tidak bervariasi, hanya berkisar pada
pertanyaan apa, berapa, tentukan, selesaikan. Jarang sekali bertanya dengan
menggunakan kata mengapa, bagaimana, darimana, atau kapan.
Untuk mengikuti pembelajaran di sekolah, kebanyakan siswa tidak siap
terlebih dahulu dengan (minimal) membaca bahan yang akan dipelajari, siswa
datang tanpa bekal pengetahuan seperti membawa wadah kosong. Lebih parah
lagi, mereka tidak menyadari tujuan belajar yang sebenarnya, tidak mengetahui
manfaat belajar bagi masa depannya nanti. Mereka memandang belajar adalah
suatu kewajiban yang dipikul atas perintah orang tua, guru, atau lingkungannya.
Belum memandang belajar sebagai suatu kebutuhan.
Dampak dari hal di atas, bagi siswa adalah tidak merasakan nikmatnya
(enjoy) belajar, belajar hanya sekedar melaksanakan kewajiban malahan
seringkali terlihat karena keterpaksaan. Ditambah lagi materi IPS susah (abstrak)
dan seringkali dibuat susah, suasana pembelajaran IPS yang monoton, penuh
ketegangan, banyak tugas, dan nilainya jelek. Begitu pula, dengan kondisi di luar
kelas, suasana rumah tidak nyaman, fasilitas belajar kurang, lingkungan
kehidupannya tidak kondusif. Lengkaplah penunjang kegagalan belajar.
4. Pembelajaran Pendekatan kontekstual dalam pembelajaran IPS, merupakan
usaha untuk mengubah kondisi di atas, yaitu dengan membuat skenario
pembelajaran yang dimulai dari konteks kehidupan nyata siswa (daily life).
Selanjutnya guru memfasilitasi siswa untuk mengangkat objek dalam kehidupan
nyata itu ke dalam konsep pembelajaran IPS, melalui tanya jawab dan diskusi,
sehingga siswa dapat mengkontruksi konsep tersebut dalam pikirannya. Dengan
demikian Penerapan pembelajaran pendekatan kontekstual sejalan dengan
tumbuh-kembangnya IPS itu sendiri dan ilmu pengetahuan secara umum. Dengan
menggunakan pembelajaran pendekatan Kontekstual diharapkan guru dapat
menggunakan dan mengoptimalkan pengalaman kehidupan sehari-hari siswa
untuk mengembangkan kemampuan siswa dalam bernalar sehingga meningkatkan
kreatifitas, mengembangkan bakat dan meningkatkan hasil belajar siswa.
1) Identifikasi Masalah
Mengidentifikasi masalah dilakukan dengan bantuan teman sejawat.
Hasil identifikasi terhadap kekurangan dari pembelajaran terungkap
beberapa masalah, di antaranya:
a. Sebagian siswa kurang antusias terhadap pelajaran.
b. Sebagian siswa masih kesulitan mengerjakan tugas yang diberikan guru
di kelas.
c. Hanya sebagian kecil siswa yang mengerjakan soal-soal dengan benar.
d. Tingkat penguasaan siswa terhadap materi pelajaran masih rendah.
Dari sekian banyak masalah yang teridentifikasi maka teman
sejawat dan peneliti berusaha agar proses perbaikan berjalan secara efektif
dan mengenai sasaran perbaikan.
2) Analisis Masalah
5. Berdasarkan masalah yang teridentifikasi dari hasil diskusi penulis dengan
teman sejawat diketahui beberapa faktor .yang menyebabkan siswa kurang
menguasai materi
pelajaran adalah:
a. Penggunaan metode belajar kurang berfariasi
b. Sebagian siswa kurang memahami konsep-konsep sumber daya alam
c. Siswa merasa minder untuk bertanya tentang materi yang belum
dimengerti.
3) Alternatif Dan Prioritas Pemecahan Masalah
Dari hasil temuan analisis masalah diatas diputuskan bahwa alternatif
dan prioritas pemecahan masalah IPS adalah:
a. Guru harus banyak memberikan motivasi kepada siswa, sehingga
siswa lebih aktif dan tertarik pada pelajaran khususnya pokok
bahasan sumber daya alam.
b. Guru harus banyak melibatkan siswa ketika menjelaskan materi.
c. Guru harus banyak memberikan kesempatan bertanya kepada siswa
d. Menggunakan pembelajaran pendekatan kontekstual
6. B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian
ini adalah : “Apakah penerapan pembelajaran melalui pendekatan kontekstual
dapat meningkatkan hasil belajar IPS siswa kelas V SD Negeri 6 Katobu ?”.
C. Tujuan Penelitian Perbaikan Pembelajaran
Tujuan dilaksanakan penelitian ini adalah untuk meningkatkan hasil belajar
siswa kelas V SD Negeri 6 Katobu dalam pelajaran IPS pada materi Sumber Daya
Alam.
D. Manfaat Penelitian Perbaikan Pembelajaran
Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah:
1. Bagi siswa: dapat meningkatkan hasil belajar siswa melalui pendekatan
kontekstual.
2. Bagi guru: untuk dapat menerapkan metode pengajaran yang tepat dengan
menyesuaikan materi yang disampaikan denga metode atau model
pembelajaran yang akan dipakai guna meningkatkan hasil belajar siswa.
3. Bagi Sekolah: dari hasil penelitian ini akan memberikan sumbangan yang
lebih baik pada sekolah dalam rangka perbaikan pembelajaran yang akan
dilaksanakan di sekolah.
4. Bagi peneliti: sebagai dasar dan perbandingan untuk penelitian selanjutnya.
7. BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Pengertian Belajar
Menurut pengertian secara psikologis, belajar merupakan suatu proses
perubahan yaitu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari interaksi dengan
lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Belajar juga dapat
didefinisikan sebagai suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk
memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai
hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya (Slameto,
2003).
Gagne dan Berliner dalam Dimyati dan Mudjiono (2006) mengungkapkan
bahawa belajar didefinisikan sebagai suatu proses yang membuat seseorang
mengalami perubahan tingkah laku, sebagai hasil dari pengalaman yang
diperolehnya.
Hamalik (2003), belajar adalah modifikasi atau memperteguh kelakuan
melalui pengalaman. Menurut pengertian ini, belajar merupakan suatu proses,
suatu kegiatan dan bukan suatu hasil atau tujuan.
Sardiman (2003), belajar adalah suatu proses yang kompleks yang terjadi
pada semua orang dan berlangsung seumur hidup, sejak ia masih bayi hingga ke
liang lahat nanti. Salah satu pertanda bahwa seseorang telah belajar sesuatu adalah
adanya perubahan tingkah laku dalam dirinya. Perubahan tingkah laku tersebut
menyangkut baik perubahan yang bersifat pengetahuan (kognitif) dan
keterampilan (psikomotor) maupun yang menyangkut nilai dan sikap (afektif).
Dari pendapat ini juga menekankan suatu indikator belajar dengan adanya
perubahan tingkah laku sebagai hasil belajar.
Dari beberapa pendapat di atas maka dapat disimpulkan bahwa belajar
sebagai suatu usaha seseorang untuk mengubah tingkah lakunya melalui
pengalaman dan interaksi dnegan lingkungan yang dilakukan secara sadar, terarah
dan bertujuan. Jadi belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku yang
8. menyeluruh dari pengalamannya sendiri, dan sebagai hasil interaksi dengan
lingkungannya.
B. Hasil Belajar
Sumadi S (1991), mengemukakan hal-hal pokok dalam belajar adalah
membawa perubahan, yang pada pokoknya didapat kecakapan baru sehingga
menghasilkan sesuatu karena usaha. Menurut Slameto(1998), tes hasil adalah
sekelompok pertanyaan berbentuk lisan maupun tulisan yang harus dijawab atau
diselesaikan oleh siswa dengan tujuan mengukur kemajuan belajar siswa. Jadi dari
kedua pendapat di atas dapat diambil kesimpulan bahwa yang dimaksud hasil
belajar dalam penelitian ini adalah perubahan yang dicapai siswa setelah
melakukan kegiatan belajar mengajar khususnya dalam pelajaran IPS yang
menimbulkan nilai tertentu yang didapat dari hasil belajar dan diukur dengan rata-
rata dari hasil tes yang diberikan.
C. Model Pembelajaran
Model diartikan sebagai kerangka konseptual yang digunakan sebagai
pedoman dalam melakukan suatu aktivitas tertentu. Dalam pengertian lain, model
diartikan sebagai barang tiruan, metafor, atau kiasan yang dirumuskan. Power
menerangkan tentang model dengan anggapan seperti kiasan yang dirumuskan
secara eksplisit yang mengandung sejumlah unsur yang saling tergantung.
Sebagai metafora model tidak pernah dipandang sebagai bagian dari data yang
diwakili. Ia menjelaskan fenomena dalam bentuk yang tidak seperti biasanya
dirasakan. Setiap model diperlukan untuk menjelaskan sesuatu yang lebih atau
berbeda dari data. Syarat ini bisa dipenuhi dengan menyajikan data dalam bentuk:
ringkasan (type, diagram), konfigurasi (structure), korelasi (pola), idealisasi, dan
kombinasi dari keempatnya. Jadi model merupakan kiasan yang padat yang
bermanfaat bagi pembanding hubungan antara data terpilih dengan hubungan
antara unsur terpilih dari suatu konstruksi logis. (Pouwer 1974:243).
Model pembelajaran merupakan kerangka konseptual yang melukiskan prosedur
yang sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai
tujuan belajar tertentu, dan berfungsi sebagai pemandu bagi para perancang desain
9. pembelajaran dan para pengajar dalam merencanakan dan melaksanakan aktivitas
belajar mengajar (Soekamto dan Winataputra, 1997:78-79).
Model kemandirian aktif merupakan sebuah model yang dirancang
berdasarkan sistem belajar mandiri dan belajar aktif. Belajar mandiri diartikan
sebagai usaha individu siswa yang otonomi untuk mencapai suatu kompetensi
akademis. Belajar mandiri memiliki ciri utama bahwa siswa tidah tergantung
pada pengarahan pengajar yang terus-menerus, tetapi mereka mempunyai
kreativitas dan inisiatif sendiri serta mampu untuk bekerja sendiri dengan merujuk
pada bimbingan yang diperolehnya. (Pannen dan Sekarwinahya, 1994:5:4-5).
Belajar mandiri memiliki dampak positip bagi siswa, karena mereka akan
merasakan tingkat kepuasan yang tinggi, mempunyai minat dan perhatian yang
tidak terputus-putus, dan memiliki kepercayaan diri yang lebih kuat dibandingkan
dengan siswa yang hanya belajar secara pasif dan menerima saja (Kozma, Belle,
William, dalam Pannen dan Sekarwinahya, 1994:5:9).
Belajar aktif merupakan suatu pendekatan dalam pengelolaan sistem pembelajaran
melalui cara-cara belajar yang aktif menuju belajar mandiri. Dengan belajar aktif
berarti menumbuhkan kemampuan belajar secara aktif menuju pada pola
kemandirian bagi siswa dan guru. Di sini mereka akan mampu mengembangkan
potensi diri secara optimal.
D. Pendekatan CTL
Pendekatan CTL memiliki tujuh komponen utama, yaitu konstruktivisme
(Constructivism), menemukan (Inquiry), bertanya (Questioning) masyarakat
belajar (Learning Community), pemodelan (Modeling), refleksi (Reflection) dan
penilaian yang sebenarnya (Authentic Assessment). Sebuah kelas dikatakan
menggunakan pendekatan CTL jika menerapkan ketujuh komponen tersebut
dalam pembelajarannya. Selain itu untuk melaksanakan hal itu tidak sulit. CTL
dapat diterapkan dalam kurikulum apa saja, bidang studi apa saja, dan kelas yang
bagaimanapun keadaannya.
Penerapan CTL dalam kelas cukup mudah. Secara garis besar, langkahnya
adalah berikut ini.
10. 1. Kembangkan pemikiran bahwa anak akan belajar lebih bermakna
dengan cara bekerja sendiri, menemukan sendiri, dan mengkonstruksi
sendiri pengetahuan dan keterampilan barunya.
2. Laksanakan sejauh mungkin kegiatan inkuiri untuk semua topik.
3. Kembangkan sifat ingin tahu siswa dengan bertanya.
4. Ciptakan 'masyarakat belajar' (belajar dalam kelompok-kelompok).
5. Hadirkan 'model' sebagai contoh pembelajaran.
6. Lakukan refleksi di akhir pertemuan.
7. Lakukan penilaian yang sebenarnya dengan berbagai cara
E. Karakteristik Pembelajaran Berbasis CTL
1. Kerja Sama
2. Saling Menunjang
3. Menyenangkan,Tidak Membosankan
4. Belajar Dengan Bergairah
5. Pembelajaran Terintegrasi
6. Menggunakan Berbagai Sumber
7. Siswa Aktif
8. Sharing Dengan Teman
9. Siswa Kritis, Guru Kreatif
10. Dinding Kelas & Lorong-Lorong Penuh Hasil Karya Siswa, Peta-Peta,
Gambar-Gambar, Artikel, Humor, Dll.
11. Laporan Kepada Orang Tua Bukan Hanya Rapor, Tetapi Juga Hasil
Karya Siswa, Laporan Hasil Praktikum, Karangan Siswa, Dll
Prinsip proses pembelajaran adalah belajar, sedangkan belajar adalah suatu
proses perubahan perilaku individu yang relatif tetap sebagai hasil dari
pengalaman. Oleh karena itu, pembelajaran adalah upaya penataan lingkungan
yang kondusif sehingga proses belajar dapat tumbuh dan berkembang. Karena
pembelajaran bersifat rekayasa perilaku, maka proses pembelajaran terikat dengan
11. tujuan. Dari sudut pandang sosiologis, proses pembelajaran adalah proses
penyiapan peserta didik untuk dapat menjalankan kehidupannya di masyarakat.
Sekolah adalah suatu sistem sosial yang merupakan miniatur masyarakat luas.
Oleh karena itu, proses pembelajaran tidak akan terlepas dari proses sosialisasi,
dan apa yang dipelajari di sekolah seharusnya merupakan cerminan keadaan nyata
disekitar peserta didik yang dapat dimanfaatkan atau diimplementasikan dalam
masyarakat.
Permasalahan dalam proses belajar mengajar dewasa ini adalah
kecenderungan umum bahwa para siswa hanya terbiasa menggunakan sebagian
kecil saja dari potensi atau kemampuan berpikirnya. Dikhawatirkan mereka
menjadi malas untuk berpikir dan terbiasa malas berpikir mandiri. Kecenderungan
ini sama saja dengan proses pemandulan dan sama sekali bukan proses
pencerdasan. Para siswa dan juga gurunya masih terbiasa belajar dengan domain
kognitif rendah. Oleh karena itu, metode berpikir dalam kegiatan mereka
belajarpun belum menyentuh domain afektif dan kognitif yang diperlukan. Aspek
lain berkenaan dengan konsep diri dan proses pengembangan kemandirian dalam
berpikir, bersikap dan berperilaku. Belajar berani berpikir obyektif apalagi
berbeda dengan buku dan keterangan guru, berpikir logis atau kritis, dialogis dan
argumentatif umumnya masih langka di sekolah-sekolah kita. Selain itu sistem
penilaian secara formatif masih amat terbatas jika dibandingkan dengan penilaian
sumatif
Dalam buku “Pendekatan Kontekstual” yang diterbitkan oleh Direktorat
Pendidikan Lanjutan Pertama, sebuah kelas dikatakan menggunakan pendekatan
kontekstual, jika menerapkan ketujuh komponen dalam pembelajarannya. Ketujuh
komponen tersebut adalah konstruktivisme, bertanya, inquiri, masyarakat belajar,
pemodelan, refleksi, dan penilaian yang sebenarnya.
Konstruktivisme merupakan filosofi pendekatan kontekstual yang
menyatakan bahwa pengetahuan dibangun oleh siswa, melalui pemecahan
masalah dan menemukan sesuatu yang berguna. Proses menemukan merupakan
bagian inti dari kegiatan pembelajaran dengan pendekatan kontekstual,
12. pengetahuan, dan keterampilan sehingga siswa diharapkan menemukan sendiri
hasilnya.
Tahap-tahap siswa menemukan merupakan cara berpikir ilmiah melalui
keterampilan proses, di antaranya adalah merumuskan masalah, melakukan
observasi, melakukan analisis dan menyajikan hasil serta mengkomunikasikan.
Bertanya merupakan strategi utama pembelajaran dengan pendekatan kontekstual,
bertanya ini tidak hanya guru terhadap siswa, tetapi juga siswa terhadap guru dan
terhadap teman sendiri. Bagi siswa aktivitas bertanya adalah untuk menggali
informasi, mengkomunikasikan apa yang telah diketahui, dan mengarahkan
perhatian pada aspek yang belum diketahuinya. Di dalam proses pembelajaran di
kelas dengan pendekatan kontekstual, dikondisikan terciptanya suasana saling
belajar, siswa belajar dari guru, dari buku dan sumber informasi lainnya, dari
sesama teman, serta guru belajar dari siswa, sehingga di dalam ruang kelas
tersebut terjadi masyarakat belajar.
Pemodelan dalam pembelajaran dengan pendekatan kontekstual adalah
sesuatu yang dapat ditiru oleh siswa untuk memudahkan, memperlancar,
membang-kitkan ide dalam proses pembelajaran. Model dapat diperoleh dari
guru, siswa, atau dari luar sekolah yang relevan dengan konteks dan materi yang
sedang menjadi topik bahasan.
Refleksi adalah cara berpikir tentang apa yang baru dipelajari, tentang apa
yang sudah dilakukan masa lalu dan merupakan respon terhadap kejadian. Serta
aktivitas atau pengetahuan baru yang diterima atau dilakukan. Penilaian yang
sebenarnya adalah proses pengumpulan berbagai data yang diperoleh dari
kegiatan nyata yang dikerjakan siswa pada saat proses pembelajaran yang dapat
memberikan gambaran perkembangan belajar siswa. Jadi, penilaian autentik
adalah penilaian terhadap pengetahuan dan performansi yang diperoleh siswa
selama aktivitas pembelajaran berlangsung. Seperti diketahui, sasaran belajar
sains adalah membangun gagasan saintifik setelah para siswa berinteraksi dengan
lingkungan, peristiwa, dan informasi dari sekitarnya. Pandangan konstruktivisme
sebagai filosofi pendidikan sains mutakhir menganggap semua siswa memiliki
gagasan atau pengetahuan tentang lingkungan, pengetahuan, fakta akan gejala
13. alam disekitarnya, meskipun hal tersebut kadang terkesan naif dan miskonsepsi.
Mereka (para siswa) seringkali mempertahankan gagasan atau pengetahuan naif
tersebut secara kokoh, karena gagasan atau pengetahuan itu mengait dengan
gagasan atau pengetahuan awal lainnya yang sudah lebih dulu dibangun dalam
wujud struktur kognitifnya.
Menurut pandangan ini, kegiatan pembelajaran dimulai dari apa yang
diketahui siswa, sehingga pembelajaran tidak dapat dilakukan dengan cara
indoktrinasi gagasan atau pengetahuan saintifik supaya siswa mau mengganti dan
memodifikasi gagasannya yang non saintifik menjadi gagasan atau pengetahuan
yang saintifik. Dengan demikian, arsitek peubah gagasan atau pengetahuan dalam
diri siswa adalah siswa sendiri. Sedangkan guru hanya berfungsi sebagai
fasilitator, motivator, dan pembimbing yang menyediakan, mempermudah,
bahkan kalau bisa mempercepat berlangsungnya proses belajar.
Dalam proses konstruksi itu, menurut Von Glaserfeld (Jaskarti, 2002)
diperlukan beberapa kemampuan sebagai berikut :
1. kemampuan mengingat dan mengungkapkan kembali pengalaman.
2. kemampuan membandingkan, mengambil keputusan mengenai persamaan
dan perbedaan.
3. kemampuan untuk lebih menyukai pengalaman yang satu daripada
pengalaman yang lain.
Beberapa bentuk kondisi belajar yang sesuai dengan filosofi
konstruktivisme adalah diskusi di mana siswa mau mengungkapkan gagasan,
pengujian dan penelitian sederhana, demo serta peragaan prosedur ilmiah, juga
kegiatan lain yang memberi ruang kepada siswa untuk dapat mempertanyakan,
memodifikasi, dan mempertajam gagasannya.
Dalam belajar secara konstruktif, para siswa mempunyai kesempatan untuk
menyatakan, menguji, memodifikasi, dan juga meninggalkan ide-ide awal mereka
yang sudah ada sebelumnya dan mengadopsi ide-ide baru. Melalui tugas-tugas
dalam pelajaran sains yang dikaitkan dengan tingkat perkembangan
intelektualnya, para siswa mempunyai kesempatan untuk memahami alam secara
14. aktif dengan membangun pemahaman tentang fenomena alam melalui aktivitas
nyata kehidupan sehari-hari
Menurut Carr, dkk (1989) konstruktivisme sebagai sebuah pendekatan
dalam proses pembelajaran merupakan suatu pendekatan pembelajaran yang dapat
menjanjikan akan adanya perubahan pada hasil pembelajaran. Pendekatan
konstruktivisme lebih menekankan pada siswa sebagai pusat pembelajaran, dan
pendekatan seperti ini diharapkan dapat lebih merangsang dan memberi peluang
kepada siswa untuk belajar, berpikir inovatif, dan mengembangkan potensinya
secara optimal.
BAB III
PELAKSANAAN
PENELITIAN PERBAIKAN PEMBELAJARAN
A. Subjek, Tempat, Waktu Penelitian, Pihak yang Membantu
Subjek penelitian ini adalah siswa kelas V SD Negeri 6 Katobu tahun ajaran
2013/2014, pada pembelajaran IPS dengan karakteristik siswa yang beragam,
ada yang pintar, nakal, pendiam, bodoh, dll. Penelitian ini dilaksanakan
pada minggu ke 2 dan ke 3 bulan Mei 2013/ 2014 yang terdiri dari
menyusun rencana penelitian,menyusun instrumen,mengumpulkan data di
lapangan, menganalisis data, pembahasan hasil analisis dan yang terakhir
adalah menyusun laporan hasil penelitian perbaikan pembelajaran. Pihak-
pihak yang membantu antara lain :
1. Supervisior I (pembimbing PKP)
2. Supervisior II / Penilai 2(Kepala Sekolah)
B. Desain Prosedur Perbaikan Pembelajaran
15. Berikut ini prosedur pelaksanaan penelitian tindakan kelas adalah sebagai
berikut .
1. Perencanaan
Kegiatan yang dilakukan pada tahap perencanaan adalah:
a. Membuat skenario pembelajaran sesuai dengan pendekatan kontekstual.
b. Mempersiapkan materi yang akan diberikan selama pembelajaran dan
membuat lembar kegiatan siswa
c. Mempersiapkan lembar observasi untuk membantu kegiatan guru dan siswa
selama proses pembelajaran berlangsung.
d. Membuat alat evaluasi tes akhir setiap siklus
2. Pelaksanaan
Dalam penelitian ini, guru pengajar sebagai peneliti melaksanakan skenario
pembelajaran, sedangkan observer (yang melakukan pengamatan) dilakukan oleh
seorang teman sejawat. Adapun langkah-langkah yang akan dilakukan antara
lain :
a. Menjelaskan kepada siswa mengenai model pembelajaran yang akan
digunakan
b. Menyampaikan materi
c. Mengorientasikan siswa pada masalah
d. Mengorganisasikan siswa untuk belajar
e. Membimbing siswa melakukan penyelidikan secara kelompok
Mengembangkan dan menyajikan hasil karya
f. Menganalisis dan mengevaluasi hasil belajar siswa
3. Observasi (Pengamatan)
Pada tahap ini observer mengobservasi pelaksanaan pembelajaran dengan
pembelajaran pendekatan kontekstual yang sedang berlangsung pada setiap siklus,
dengan menggunakan catatan lapangan dan analisis dokumen. Catatan lapangan
berupa lembar observasi yang digunakan untuk mengobservasi aktivitas guru dan
siswa serta mengidentifikasi kelebihan dan kekurangan dalam proses
pembelajaran dengan pendekatan kontekstual.
16. 3. Refleksi
Dari kajian dan pengamatan yang dilakukan dalam kegiatan pembelajaran,
maka dapat diketahui bahwa pembelajaran diperoleh hasil yang baik. Hal
ini dapat dilihat dari ke-berhasilan dari RPP II dengan perubahan
perolehan nilai yang lebih baik. Siswa sudah mencapai SKBM hingga
100% meningkat dari RPP I yang hanya 64%.
Dari uraian kegiatan pelaksanaan perbaikan pembelajaran, melalui dua
siklus tersebut terlihat adanya perubahan yang menuju kesempurnaan.
Dari segi guru, siswa dan pe-rangkat pembelajaran, sehingga hasil yang
diperoleh memuaskan
4. Evaluasi
Dari hasi refleksi dalam kegiatan pembelajaran maka evaluasi tes sangat di
perlukan pada akhir pembelajaran agar dapat mengetahui kentutasan siswa dalam
materi pembelajaran
D. Teknik Analisis Data
Data yang diperoleh berasal dari hasil observasi dan tes hasil belajar siswa,
sehingga data yang diperoleh untuk setiap siklus dianalisis dalam dua tahap, yaitu:
1. Rata-rata
Rata-rata digunakan untuk mengetahui hasil belajar siswa dalam satu kelas
dan untuk mengetahui poin peningkatan hasil belajar dengan membandingkan
rata-rata nilai hasil belajar masing-masing siklus dengan menggunakan rumus:
X = (Pramudjono, 2000)
X = Nilai rata-rata hasil belajar siswa pada setiap siklus
= Jumlah Nilai
18. BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi per-Siklus
1. Siklus I (pertama)
Dari pelaksanaan kegiatan pembelajaran pada Siklus I (pertama) pada siswa
Kelas V SD Negeri 6 Katobu, dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Tabel 1.1
Data Hasil Belajar Siswa Siklus I
NO NAMA L/P NILAI SIKLUS KETERANGAN SETIAP SIKLUS
AWAL I AWAL SIKLUS I
1 Muh.Irsan L 60 60 Belum Tuntas Belum tuntas
2 Muh.Arif Hamzah L 50 60 Belum tuntas Belum tuntas
3 Yogi Pratama L 70 80 Tuntas Tuntas
4 Rahmad L 50 70 Belum tuntas Tuntas
5 Farhan Irwan L 60 60 Belum tuntas Belum tuntas
6 Muh.Rajab L 60 70 Belum tuntas Tuntas
7 Rian Ambimaju L 70 70 Tuntas Tuntas
8 Lasksr Damara F L 80 80 Tuntas Tuntas
9 Anjas Pratama L 70 90 Tuntas Tuntas
10 Abdul Rachman L 40 60 Belum tuntas Belum tuntas
11 Abdul Rahim L 50 60 Belum tuntas Belum tuntas
12 Muh.Arif Abdullah H L 70 80 Tuntas Tuntas
13 Bintang Aria B L 60 60 Belum tuntas Belum tuntas
14 Muh.Arun Arasyid L 70 80 Tuntas Tuntas
15 Fandi L 60 70 Belum tuntas Tuntas
19. 16 La Tono L 60 70 Belum tuntas Tuntas
17 Muslimin Adhi J L 70 70 Tuntas Tuntas
18 Fauzan Haerulah L 50 60 Belum tuntas Belum tuntas
19 Fatra Pratama P 40 70 Belum tuntas Tuntas
20 Siti Aisyah P 70 90 Tuntas Tuntas
21 Anabila Rezki D P 80 80 Tuntas Tuntas
22 Riska Hafidu P 60 70 Blum tuntas Tuntas
23 Restu Chaerunnisa P 70 70 Tuntas Tuntas
24 Lisa Erlinda P 50 60 Belum tuntas Blum tuntas
25 Nurdila P 60 80 Belum tuntas Tuntas
Jumlah 1530 1770
Rata-Rata 61.2 70.8
Minimum 40 60
Maksimum 80 90
Banyak siswa tuntas 9 16
Persentase tuntas 36.0% 64.0%
Persentase belum tuntas 64.0% 36.0%
Hasil rata-rata belajar siswa memang sedikit mengalami kenaikan, yaitu dari 60,2
menjadi 70,8. Akan tetapi sebagian besar kesalahan yang di Berdasakan Tabel
1.1 di atas dapat memberikan gambaran bahwa pada pelaksanaan ulangan
harian,dari 25 siswa kelas V SD Negeri 6 Katobu,hanya terdapat 9 siswa
(36%) yang tuntas belajarnya dan masih terdapat 16 siswa (64%) yang
belum menuntaskan belajarnya dengan nilai rata-rata kelas sebesar 61,2.
Berdasarkan data ini kemudian penulis mencoba melakukan perbaikan
pembelajaran selanjutnya pada siklus II dengan menggunakan model
Pembelajaran Pendekatan Kontekstual (CTL)
20. Selanjutnya,berdasarkan Tabel 1.1 Gambaran peningkatan perbandingan
pada ulangan harian, siklus I dan Siklus II Materi pokok Sumber Daya Alam
pada siswa kelas V SD Negeri 6 Katobu dapat dilihat pada gambar 2.1
Gambar 2.1.Perbandingan ketuntasan belajar pada ulangan harian, siklus I pada
materi pokok sumber daya alam.
21. Selanjutnya berdasarkan tabel 1.1, gambaran peningkatan nilai rata-rata siswa
pada materi sumber daya alam pada siswa kelas V SD Negeri 6 Katobu dapat
dilihat pada gambar 2.2
22. Gambar 2.2 Perbandingan nilai rata-rata siswa kelas V SD Negeri 6
Katobu Siklus I pada materi pokok sumber daya alam.
23. Berdasarkan tabel 1.1 juga dapat dibuat grafik perkembangan hasil belajar siswa
secara individu, mulai dari sebelum perbaikan pembejalaran sampai dengan
perbaikan siklus I sebagai mana disajikan pada gambar 2.3
Gambar 2.3 Grafik perkembangan belajar siswa kelas V SD Negeri 6
Katobu siklus I pada materi pokok sumber daya alam.
Siklus II
24. Dari pelaksanaan kegiatan pembelajaran pada Siklus II (Dua) pada siswa
Kelas V SD Negeri 6 Katobu, dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Tabel 1.2
Data Hasil Belajar Siswa Kelas V SD Negeri 6 Katobu Pada Materi Pokok
Sumber Daya Alam
NO NAMA L/P NILAI SIKLUS KETERANGAN SETIAP SIKLUS
I II SIKLUS I SIKLUS II
1 Muh.Irsan L 60 80 Belum tuntas Tuntas
2 Muh.Arif Hamzah L 60 70 Belum tuntas Tuntas
3 Yogi Pratama L 80 90 Tuntas Tuntas
4 Rahmad L 70 80 Tuntas Tuntas
5 Farhan Irwan L 60 70 Belum tuntas Tuntas
6 Muh.Rajab L 70 80 Tuntas Tuntas
7 Rian Ambimaju L 70 80 Tuntas Tuntas
8 Lasksr Damara F L 80 90 Tuntas Tuntas
9 Anjas Pratama L 90 90 Tuntas Tuntas
10 Abdul Rachman L 60 70 Belum tuntas Tuntas
11 Abdul Rahim L 60 70 Belum tuntas Tuntas
12 Muh.Arif Abdullah H L 80 90 Tuntas Tuntas
13 Bintang Aria B L 60 80 Belum tuntas Tuntas
14 Muh.Arun Arasyid L 80 90 Tuntas Tuntas
15 Fandi L 70 70 Tuntas Tuntas
16 La Tono L 70 80 Tuntas Tuntas
17 Muslimin Adhi J L 70 90 Tuntas Tuntas
25. 18 Fauzan Haerulah L 60 70 Belum tuntas Tuntas
19 Fatra Pratama P 70 70 Tuntas Tuntas
20 Siti Aisyah P 90 90 Tuntas Tuntas
21 Anabila Rezki D P 80 90 Tuntas Tuntas
22 Riska Hafidu P 70 80 Tuntas Tuntas
23 Restu Chaerunnisa P 70 90 Tuntas Tuntas
24 Lisa Erlinda P 60 80 Blum tuntas Tuntas
25 Nurdila P 80 90 Tuntas Tuntas
Jumlah 1770 2040
Rata-Rata 70.8 81.6
Minimum 60 70
Maksimum 90 90
Banyak siswa tuntas 16 25
Persentase tuntas 64.0% 100.0 %
Persentase belum tuntas 36.0% 0.00%
Hasil rata-rata belajar siswa memang sedikit mengalami kenaikan, yaitu dari 60,2
menjadi 70,8. Akan tetapi sebagian besar kesalahan yang di Berdasakan Tabel
1.2 di atas dapat memberikan gambaran bahwa pada pelaksanaan ulangan
harian,dari 25 siswa kelas V SD Negeri 6 Katobu,hanya terdapat 9 siswa
(36%) yang tuntas belajarnya dan masih terdapat 16 siswa (64%) yang
belum menuntaskan belajarnya dengan nilai rata-rata kelas sebesar 61,2.
Berdasarkan data ini kemudian penulis mencoba melakukan perbaikan
pembelajaran selanjutnya pada siklus II dengan menggunakan model
Pembelajaran Pendekatan Kontekstual (CTL)
Selanjutnya,berdasarkan Tabel 1.2 Gambaran peningkatan perbandingan
pada ulangan harian, siklus I dan Siklus II Materi pokok Sumber Daya Alam
pada siswa kelas V SD Negeri 6 Katobu dapat dilihat pada gambar 2.3
26. Gambar 2.3 .Perbandingan ketuntasan belajar pada ulangan harian, siklus II
pada materi pokok sumber daya alam.
Selanjutnya berdasarkan tabel 1.2, gambaran peningkatan nilai rata-rata
siswa pada materi sumber daya alam pada siswa kelas V SD Negeri 6 Katobu
dapat dilihat pada gambar 2.4
Gambar 2.4 Perbandingan Peningkatan nilai rata-rata siswa kelas V SD
Negeri 6 Katobu Siklus II Pada materi pokok sumber daya alam.
27. Gambar 2.3 .Perbandingan ketuntasan belajar pada ulangan harian, siklus II
pada materi pokok sumber daya alam.
Berdasarkan tabel 1.2 juga dapat dibuat grafik perkembangan hasil belajar
siswa secara individu, mulai dari sebelum perbaikan pembejalaran sampai dengan
perbaikan siklus I sebagai mana disajikan pada gambar 3.2
28. Gambar 3.2 Grafik perkembangan hasil belajar siswa kelas V SD Negeri 6
Katobu Siklus I pada materi pokok sumber daya alam.
Dari Hasil Pelaksanaan Kegiatan Pembelajaran Siklus I Dan Siklus II Pada Siswa
Kelas V SD Negeri 6 Katobu Pada Materi Pokok Sumber Daya Alam, Dapat
Dilihat Pada Tabel Berikut Ini.
Tabel 1.3
Data Hasil Belajar Siswa Kelas V SD NEGERI 2 Katobu
Pada Materi Sumber Daya Alam
NO NAMA L/P NILAI SIKLUS KETERANGAN SETIAP SIKLUS
AWAL I AWAL SIKLUS I SIKLUS II
1 Muh.Irsan L 60 60 80 Belum Tuntas Belum tuntas Tuntas
2 Muh.Arif Hamzah L 50 60 70 Belum tuntas Belum tuntas Tuntas
3 Yogi Pratama L 70 80 90 Tuntas Tuntas Tuntas
4 Rahmad L 50 70 80 Belum tuntas Tuntas Tuntas
5 Farhan Irwan L 60 60 70 Belum tuntas Belum tuntas Tuntas
6 Muh.Rajab L 60 70 80 Belum tuntas Tuntas Tuntas
7 Rian Ambimaju L 70 70 80 Tuntas Tuntas Tuntas
8 Lasksr Damara F L 80 80 90 Tuntas Tuntas Tuntas
9 Anjas Pratama L 70 90 90 Tuntas Tuntas Tuntas
10 Abdul Rachman L 40 60 70 Belum tuntas Belum tuntas Tuntas
11 Abdul Rahim L 50 60 70 Belum tuntas Belum tuntas Tuntas
12 Muh.Arif Abdullah H L 70 80 90 Tuntas Tuntas Tuntas
13 Bintang Aria B L 60 60 80 Belum tuntas Belum tuntas Tuntas
14 Muh.Arun Arasyid L 70 80 90 Tuntas Tuntas Tuntas
29. 15 Fandi L 60 70 70 Belum tuntas Tuntas Tuntas
16 La Tono L 60 70 80 Belum tuntas Tuntas Tuntas
17 Muslimin Adhi J L 70 70 90 Tuntas Tuntas Tuntas
18 Fauzan Haerulah L 50 60 70 Belum tuntas Belum tuntas Tuntas
19 Fatra Pratama P 40 70 70 Belum tuntas Tuntas Tuntas
20 Siti Aisyah P 70 90 90 Tuntas Tuntas Tuntas
21 Anabila Rezki D P 80 80 90 Tuntas Tuntas Tuntas
22 Riska Hafidu P 60 70 80 Blum tuntas Tuntas Tuntas
23 Restu Chaerunnisa P 70 70 90 Tuntas Tuntas Tuntas
24 Lisa Erlinda P 50 60 80 Belum tuntas Blum tuntas Tuntas
25 Nurdila P 60 80 90 Belum tuntas Tuntas Tuntas
Jumlah 1530 1770 2040
Rata-Rata 61.2 70.8 81.6
Minimum 40 60 70
Maksimum 80 90 90
Banyak siswa tuntas 9 16 25
Persentase tuntas 36.0% 64.0% 100.0 %
Persentase belum tuntas 64.0% 36.0% 0.00%
Berdasakan Tabel 1.3 Di atas dapat memberikan gambaran bahwa pada
pelaksanaan ulangan harian,dari 25 siswa kelas V SD Negeri 6 Katobu,hanya
terdapat 9 siswa (36%) yang tuntas belajarnya dan masih terdapat 16 siswa
(64%) yang belum menuntaskan belajarnya dengan nilai rata-rata kelas
sebesar 61,10.Berdasarkan data ini kemudian penulis mencoba melakukan
perbaikan pembelajaran dengan menggunakan model Pembelajaran
Pendekatan Kontekstual (CTL).Hasil perbaikan pembelajaran yang telah di
laksanakan berdasarkan data Tabel---menunjukan bahwa pada pelaksanaan
siklus I dari jumlah siswa sebanyak 25 siswa terdapat 16 siswa (64%) tuntas
belajarnya sedangkan 9 siswa (36%) belum tuntas belajarnya dengan nilai
rata-rata sebesar 70,80.Berdasarkan nilai siklus I ini ternyata terdapat
peningkatan jumlah siswa yang tuntas belajarnya yaitu sebanyak 7
siswa.Berdasarkan data ini kemudian penulis mencoba kembali melakukan
perbaikan pembelajaran dengan mempermantap kembali model
Pembelajaran Pendekatan Kontekstual (CTL).Hasil perbaikan pembelajaran
yang telah di laksanakan berdasarkan data Tabel 3.1 menunjukan bahwa
pada pelaksanaan siklus II dari jumlah siswa sebanyak 25 siswa (100%)
semua menuntaskan belajarnya dengan nilai rata-rata sebesar
81,6.Berdasarkan nilai siklus II maka ketuntasan belajar siswa semuanya
sudah tercapai.
Selanjutnya,berdasarkan Tabel 3.1 Gambaran peningkatan
perbandingan pada ulangan harian,siklus I dan Siklus II Materi pokok
Sumber Daya Alam pada siswa kelas V SD Negeri 6 Katobu dapat dilihat pada
gambar 2.5
30. Gambar 2.5 Perbandingan ketuntasan belajar pada Ulangan harian, Siklus I
dan Siklus II pada materi pokok sumber daya alam.
Selanjutnya berdasarkan tabel 3.1, gambaran peningkatan nilai rata-rata
siswa pada materi sumber daya alam pada siswa kelas V SD Negeri 6 Katobu
dapat dilihat pada gambar 2.6
31. Gambar 2.6 Perbandingan hasil nilai rata-rata siswa kelas V SD Negeri 6
Katobu siklus I dan II pada materi pokok sumber daya alam.
Berdasarkan tabel 3.1 Juga dapat dibuat grafik perkembangan hasil belajar
siswa secara individu, mulai dari sebelum perbaikan pembejalaran sampai dengan
perbaikan siklus II sebagai mana disajikan pada gambar 3.3
32. Selanjutnya berdasarkan tabel 3.1, gambaran peningkatan nilai rata-rata
siswa pada materi sumber daya alam pada siswa kelas V SD Negeri 6 Katobu
dapat dilihat pada gambar 2.6
.
33. BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Penelitian tindakan kelas dengan model Pembelajaran Pendekatan
Kontekstual (CTL) telah dapat membantu siswa kelas V SD Negeri 6 Katobu
untuk dapat meningkatkan hasil belajarnya maupun pemahaman pada materi
pelajaran Sumber Daya Alam. Melalui model pembelajaran ini, disamping hasil
belajar siswa meningkat yaitu 70.8 pada siklus pertama menjadi 81,6 pada siklus
kedua. Juga meningkatkan pemahaman dan keinginan untuk lebih berhasil
terlihat semakin meningkat.
B. Saran
Lebih baik metode pembelajaran Pembelajaran Pendekatan Kontekstual
(CTL) diterapkan secara optimal dalam proses belajar mengajar agar siswa bisa
terus berusaha meningkatkan hasil belajar. Jika tidak optimal maka dapat
menggunakan metode atau model pembelajaran yang lainnya yang lebih efektif
dan optimal.
34. DAFTAR PUSTAKA
Darwis, M. 2008. Jurnal Pembelajaran Sains. Vol. II No. 2. 146-156
Djamarah. 2003. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta : Rineka Cipta
Dimiyanti, S. dan Mujiono. 2002. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta :
Rineka
Cipta
Herman, H. 2002. Murid Belajar Mandiri. Bandung : Remaja Karya
Hudoyo, H. 1998. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta : Depdikbud Direktorat
Jendral P2LPTK
Ismail. 2003. Media Pembelajaran (Model-Model Pembelajaran). Jakarta :
Direktorat Pendidikan Lanjutan Pertama
Kasbolah, K.E., 1998. Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Jakarta : IBRD
Loan :
Depdikbud
Kasihani dan Rofi’uddin.1998. Rancangan Penelitian Tindakan. Malang :
DepDikBud IKP
Nurhadi dan Senduk, A.G., 2004. Pembelajaran Kontekstual dan Penerapan
Dalam Kurikulum Berbasis Kompetensi. Malang : Universitas Negeri
Madang
Pramudjono, 2001. Statistik Dasar Aplikasi Untuk Penelitian . Samarinda:
FKIP Universitas Mulawarman
35. RENCANA PERBAIKAN PEMBELAJARAN
SIKLUS II
Mata Pelajaran : IPS
Kelas : V (lima)
Alokasi Waktu : 2 x 45 menit
Sekolah : SD Negeri 6 Katobu
I. Standar Kompetensi
Siswa mampu memahami tentang sumber daya alam
II. Kompetensi Dasar
Menjelaskan tentang sumber daya alam
III. Indikator.
Mengenali tentang sumber daya alam
IV. Tujuan Pembelajaran
A. Tujuan umum
Siswa mampu menunjukan jenis,persebaran,dan pemanfaatan sumber
daya alam untuk kegiatan ekonomi
B. Tujuan Khusus
1. Dapat membedakan hutan homogen dan hutan heterogen
2. Dapat menjelaskan hutan bagi kehidupan
5. Tujuan Perbaikan Pembelajaran
A. Bagi siswa
1. Meningkatkan hasil belajar siswa melalui pendekatan kontekstual.
2. Mengaktifkan siswa dengan memberi kesempatan menjawab
pertanyaan,mengajukan pertanyaan dan berdiskusi.
36. B. Bagi guru
1. Untuk dapat menerapkan metode pengajaran yang tepat dengan m
enyesuaikan materi yang disampaikan denga metode atau model
pembelajaran yang akan dipakai guna meningkatkan hasil belajar
siswa.
V. Materi Ajar
1. Jenis-jenis sumber daya alam
2. Hutan sebagai sumber daya alam
3. Hutan homogen dan hutan heterogen
4. Manfaat hutan bagi kehidupan ekonomi
37. VI. Langkah-Langkah Pembelajaran :
A. Kegiatan awal: (10 menit)
1. Memberi salam dan menanyakan keadaan anak-anak.
2. Mengajukan pertanyaan berikut.
a) Bagaimana cara anak-anak pergi ke sekolah?
b) Sumber daya alam apa yang diperlukan oleh mobil agar bisa
jalan?
c) Siapa yang pernah melihat hutan? Apa saja yang ada di hutan?
3. Menyampakan tujuan dan kegiatan pembelajaran
B. Kegiatan inti: (60 menit)
1. Guru memajang gambar hutan pinus (gamabar 1) dan hutan
belantara
(gambar 2)
2. Siswa diminta memperhatikan kedua gambar tersebut
3. Beberapa siswa di minta menyebutkan apa yang dilihatnya pada
gambar
4. Guru memperkenalkan istilah hutan homogen dan hutan
heterogen, dengan mengatakan bahwa Gambar 1 disebut hutan
homogen dan Gambar 2 disebut hutan heterogen
5. Secara berpasangan, siswa diminta menyimpulkan apa yang
disebut dengan hutan homogen dan hutan heterogen
6. Guru memajang gambar hutan lebat, hutan yang mulai gundul,
dan gambar orang yang sedang menebang kayu dihutan
7. Siswa diminta mengamati gambar, dan menceritakan apa yang
dilihat dalam gambar
8. Berdasarkan jawaban siswa, guru menjelaskan manfaat hutan
bagi kehidupan. Siswa dilibatkan penuh melalui tanya jawab,
sehingga guru hanya memantapkan jawaban siswa
38. C. Kegiatan Akhir : (20 menit)
1. Melalui tanya jawab, guru mengajak siswa merangkum manfaat
hutan bagi kehidupan
2. Guru memberikan latihan tertulis, dengan menuliskan
pertanyaan di papan tulis. Siswa menjawab dibuku latihan.
3. Siswa memeriksa hasil latihan secara silang, setelah secara
bersama-sama menemukan jawaban yang benar.
VIII. Alat, Bahan dan Sumber Belajar
A. Alat Peraga :
1. Gambar-gambar hutan homogen, hutan heterogen, hutan lebat,
hutan gundul, orang menebang kayu di hutan
2. Gambar orang menebang pohon dihutan
B. Bahan
1. Berbagai macam pohon pinus
2. Berbagai macam pohon jati
C. Sumber Belajar :
1. Buku IPS kelas V
2. Buku-buku referensi yang sesuai dengan materi
3. Buku-buku lain yang relevan dengan materi
IX. Penilaian
A. Prosedur: evaluasi dilakukan selama proses pembelajaran melalui
tanya jawab dan pada akhir pelajaran melalui test.
B. Tes Tertulis
Isilah soal-soal dibawah ini :
39. 1. Apa yang dimaksud dengan hutan ?
2. Sebutkan dua jenis hutan !
3. Jelaskan dengan singkat apa yang disebut dengan hutan homogen dan
hutan heterogen!
4. Sebutkan empat manfaat hutan dalam kehidupan.
5. Apa yang terjadi jika hutan semuanya gundul
Kunci jawaban:
1. Hutan adalah tempat hidup berbagai macam tumbuhan.
2. Dua jenis hutan : (1) hutan homogen, (2) hutan heterogen
3. Hutan homogen: hutan yang terdiri dari satu jenis tumbuhan. Hutan
homogen: hutan yang terdiri dari berbagai jenis tumbuhan
4. Empat manfaat tumbuhan: (1) sebagai bahan bangunan, (2)
menyimpan air tanah, (3) untuk bahan alat rumah tangga, (4) untuk
kayu api.
5. Jika semua hutan gundul,mungkin akan terjadi banjir atau kekeringan
karena air tanah tidak tersimpan.
40. Mengetahui,
Supervisor II
Raha, 19 Mei 2014
Mahasiswa
( HUSNIAH, S.Pd. Sd )
NIP. 19591114 197909 2 004
( LA ULI )
NIM.822165772
Menyetujui
Supervisor I
( LA GUBU, S.SI, M.Si)
NIP. 19710131 199703 1 002
41. RENCANA PERBAIKAN PEMBELAJARAN
PRA SIKLUS
Mata Pelajaran : IPS
Kelas : V (lima)
Alokasi Waktu : 2 x 45 menit
Sekolah : SD Negeri 6 Katobu
I. Standar Kompetensi
Siswa mampu memahami tentang sumber daya alam
II. Kompetensi Dasar
Menjelaskan tentang sumber daya alam
III. Indikator
Mengenali tentang sumber daya alam
IV. Tujuan Pembelajaran
A. Tujuan umum
Siswa mampu menunjukan jenis,persebaran,dan pemanfaatan sumber
daya alam untuk kegiatan ekonomi
B. Tujuan Khusus
1. Dapat membedakan hutan homogen dan hutan heterogen
2. Dapat menjelaskan hutan bagi kehidupan
V. Materi Ajar
1. Jenis-jenis sumber daya alam
2. Hutan sebagai sumber daya alam
3. Hutan homogen dan hutan heterogen
4. Manfaat hutan bagi kehidupan ekonomi
42. VI. Metode Pembelajaran
1. Ceramah
2. Tanya jawab
VII. Langkah-Langkah Pembelajaran :
A. Kegiatan awal: (10 menit)
1. Memberi salam dan menanyakan keadaan anak-anak.
2. Mengajukan pertanyaan berikut.
a) Bagaimana cara anak-anak pergi ke sekolah?
b) Sumber daya alam apa yang diperlukan oleh mobil agar bisa
jalan?
c) Siapa yang pernah melihat hutan? Apa saja yang ada di hutan?
3. Menyampakan tujuan dan kegiatan pembelajaran
B. Kegiatan inti: (60 menit)
1. Guru memajang gambar hutan pinus (gamabar 1) dan hutan
belantara (gambar 2)
2. Siswa diminta memperhatikan kedua gambar tersebut
3. Beberapa siswa di minta menyebutkan apa yang dilihatnya pada
gambar
4. Guru memperkenalkan istilah hutan homogen dan hutan
heterogen, dengan mengatakan bahwa Gambar 1 disebut hutan
homogen dan Gambar 2 disebut hutan heterogen
5. Secara berpasangan, siswa diminta menyimpulkan apa yang
disebut dengan hutan homogen dan hutan heterogen
43. 6. Guru memajang gambar hutan lebat, hutan yang mulai gundul,
dan gambar orang yang sedang menebang kayu dihutan
7. Siswa diminta mengamati gambar, dan menceritakan apa yang
dilihat dalam gambar
8. Berdasarkan jawaban siswa, guru menjelaskan manfaat hutan
bagi kehidupan. Siswa dilibatkan penuh melalui tanya jawab,
sehingga guru hanya memantapkan jawaban siswa
C. Kegiatan Akhir : (20 menit)
1. Melalui tanya jawab, guru mengajak siswa merangkum manfaat
hutan bagi kehidupan
2. Guru memberikan latihan tertulis, dengan menuliskan pertanyaan
di papan tulis. Siswa menjawab dibuku latihan.
3. Siswa memeriksa hasil latihan secara silang, setelah secara
bersama-sama menemukan jawaban yang benar.
VIII. Alat, Bahan dan Sumber Belajar
A. Alat Peraga :
1. Gambar-gambar hutan
2. Gambar orang menebang pohon dihutan
B. Bahan
Pohon pinus
C. Sumber Belajar :
Buku IPS kelas V
IX. Penilaian
Tes Tertulis
Isilah soal-soal dibawah ini :
44. 1. Apa yang dimaksud dengan hutan ?
2. Sebutkan dua jenis hutan !
3. Jelaskan dengan singkat apa yang disebut dengan hutan homogen
dan hutan heterogen!
4. Sebutkan empat manfaat hutan dalam kehidupan.
5. Apa yang terjadi jika hutan semuanya gundul?
Kunci jawaban:
1. Hutan adalah tempat hidup berbagai macam tumbuhan.
2. Dua jenis hutan : (1) hutan homogen, (2) hutan heterogen
3. Hutan homogen: hutan yang terdiri dari satu jenis tumbuhan. Hutan
homogen: hutan yang terdiri dari berbagai jenis tumbuhan
4. Empat manfaat tumbuhan: (1) sebagai bahan bangunan, (2)
menyimpan air tanah, (3) untuk bahan alat rumah tangga, (4) untuk
kayu api.
5. Jika semua hutan gundul,mungkin akan terjadi banjir atau kekeringan
karena air tanah tidak tersimpan.
Mengetahui,
Supervisor II
Raha, 28 April 2014
Mahasiswa
( HUSNIAH, S.Pd. Sd )
NIP. 19591114 197909 2 004
( LA ULI )
NIM.822165772
45.
46. RENCANA PERBAIKAN PEMBELAJARAN
SIKLUS I
I. Standar Kompetensi
Siswa mampu memahami tentang sumber daya alam
II. Kompetensi Dasar
Menjelaskan tentang sumber daya alam
III. Indikator
Mengenali tentang sumber daya alam
IV. Tujuan Pembelajaran
A. Tujuan umum
Siswa mampu menunjukan jenis,persebaran,dan pemanfaatan sumber
daya alam untuk kegiatan ekonomi
B. Tujuan Khusus
1. Dapat membedakan hutan homogen dan hutan heterogen
2. Dapat menjelaskan hutan bagi kehidupan
6. Tujuan Perbaikan Pembelajaran
A. Bagi siswa
1.Meningkatkan hasil belajar siswa melalui pendekatan kontekstual.
2.Mengaktifkan siswa dengan memberi kesempatan menjawab
pertanyaan,mengajukan pertanyaan dan berdiskusi.
B.Bagi guru
1.Untuk dapat menerapkan metode pengajaran yang tepat dengan m
enyesuaikan materi yang disampaikan denga metode atau model pembelajaran
yang akan dipakai guna meningkatkan hasil belajar siswa.
V. Materi Ajar
47. 1. Jenis-jenis sumber daya alam
2. Hutan sebagai sumber daya alam
3. Hutan homogen dan hutan heterogen
4. Manfaat hutan bagi kehidupan ekonomi
VI. Langkah-Langkah Pembelajaran :
A. Kegiatan awal: (10 menit)
1. Memberi salam dan menanyakan keadaan anak-anak.
2. Mengajukan pertanyaan berikut.
a) Bagaimana cara anak-anak pergi ke sekolah?
b) Sumber daya alam apa yang diperlukan oleh mobil agar bisa
jalan?
c) Siapa yang pernah melihat hutan? Apa saja yang ada di hutan?
3. Menyampakan tujuan dan kegiatan pembelajaran
B. Kegiatan inti: (60 menit)
1. Guru memajang gambar hutan pinus (gamabar 1) dan hutan
belantara (gambar 2)
2. Siswa diminta memperhatikan kedua gambar tersebut
3. Beberapa siswa di minta menyebutkan apa yang dilihatnya pada
gambar
4. Guru memperkenalkan istilah hutan homogen dan hutan
heterogen, dengan mengatakan bahwa Gambar 1 disebut hutan
homogen dan Gambar 2 disebut hutan heterogen
5. Secara berpasangan, siswa diminta menyimpulkan apa yang
disebut dengan hutan homogen dan hutan heterogen
6. Guru memajang gambar hutan lebat, hutan yang mulai gundul,
dan gambar orang yang sedang menebang kayu dihutan
7. Siswa diminta mengamati gambar, dan menceritakan apa yang
dilihat dalam gambar
48. 8. Berdasarkan jawaban siswa, guru menjelaskan manfaat hutan
bagi kehidupan. Siswa dilibatkan penuh melalui tanya jawab,
sehingga guru hanya memantapkan jawaban siswa
C. Kegiatan Akhir : (20 menit)
1. Melalui tanya jawab, guru mengajak siswa merangkum manfaat
hutan bagi kehidupan
2. Guru memberikan latihan tertulis, dengan menuliskan pertanyaan
di papan tulis. Siswa menjawab dibuku latihan.
3. Siswa memeriksa hasil latihan secara silang, setelah secara
bersama-sama menemukan jawaban yang benar.
VII. Alat,Bahan dan Sumber Belajar
A. Alat Peraga :
1. Gambar hutan.
2. Gambar orang menebang pohon dihutan
B. Bahan:
1. Pohon pinus
2. Pohon jati
C. Sumber Belajar :
1. Buku IPS kelas V
2. Buku-buku referensi yang sesuai dengan materi
3. Buku-buku lain yang relevan dengan materi
VIII. Penilaian
1. Prosedur: evaluasi dilakukan selama proses pembelajaran melalui
tanya jawab dan pada akhir pelajaran melalui test.
2. Tes Tertulis
Isilah soal-soal dibawah ini :
49. 1. Apa yang dimaksud dengan hutan ?
2. Sebutkan dua jenis hutan !
3. Jelaskan dengan singkat apa yang disebut dengan hutan homogen dan
hutan heterogen!
4. Sebutkan empat manfaat hutan dalam kehidupan.
5. Apa yang terjadi jika hutan semuanya gundul?
Kunci jawaban:
1. Hutan adalah tempat hidup berbagai macam tumbuhan.
2. Dua jenis hutan : (1) hutan homogen, (2) hutan heterogen
3. Hutan homogen: hutan yang terdiri dari satu jenis tumbuhan. Hutan
homogen: hutan yang terdiri dari berbagai jenis tumbuhan.
4. Empat manfaat tumbuhan: (1) sebagai bahan bangunan, (2)
menyimpan air tanah, (3) untuk bahan alat rumah tangga, (4) untuk
kayu api.
5. Jika semua hutan gundul,mungkin akan terjadi banjir atau kekeringan
karena air tanah tidak tersimpan.
50. Mengetahui,
Supervisor II
Raha, 12 Mei 2014
Mahasiswa
( HUSNIAH, S.Pd. Sd )
NIP. 19591114 197909 2 004
( LA ULI )
NIM.822165772
Menyetujui
Supervisor I
( LA GUBU, S.SI, M.Si )
NIP. 19710131 199703 1 002
51. Tabel 4.1
Data Hasil Belajar Siswa Kelas V SD NEGERI 2 Katobu
Pada Materi Sumber Daya Alam
NO NAMA L/P NILAI SIKLUS KETERANGAN SETIAP SIKLUS
AWAL I II AWAL SIKLUS I SIKLUS
II
1 Muh.Irsan L 60 60 80 Belum Tuntas Belum tuntas Tuntas
2 Muh.Arif Hamzah L 50 60 70 Belum tuntas Belum tuntas Tuntas
3 Yogi Pratama L 70 80 90 Tuntas Tuntas Tuntas
4 Rahmad L 50 70 80 Belum tuntas Tuntas Tuntas
5 Farhan Irwan L 60 60 70 Belum tuntas Belum tuntas Tuntas
6 Muh.Rajab L 60 70 80 Belum tuntas Tuntas Tuntas
7 Rian Ambimaju L 70 70 80 Tuntas Tuntas Tuntas
8 Lasksr Damara F L 80 80 90 Tuntas Tuntas Tuntas
9 Anjas Pratama L 70 90 90 Tuntas Tuntas Tuntas
10 Abdul Rachman L 40 60 70 Belum tuntas Belum tuntas Tuntas
11 Abdul Rahim L 50 60 70 Belum tuntas Belum tuntas Tuntas
12 Muh.Arif Abdullah H L 70 80 90 Tuntas Tuntas Tuntas
13 Bintang Aria B L 60 60 80 Belum tuntas Belum tuntas Tuntas
14 Muh.Arun Arasyid L 70 80 90 Tuntas Tuntas Tuntas
15 Fandi L 60 70 70 Belum tuntas Tuntas Tuntas
16 La Tono L 60 70 80 Belum tuntas Tuntas Tuntas
17 Muslimin Adhi J L 70 70 90 Tuntas Tuntas Tuntas
18 Fauzan Haerulah L 50 60 70 Belum tuntas Belum tuntas Tuntas
19 Fatra Pratama P 40 70 70 Belum tuntas Tuntas Tuntas
20 Siti Aisyah P 70 90 90 Tuntas Tuntas Tuntas
21 Anabila Rezki D P 80 80 90 Tuntas Tuntas Tuntas
22 Riska Hafidu P 60 70 80 Blum tuntas Tuntas Tuntas
23 Restu Chaerunnisa P 70 70 90 Tuntas Tuntas Tuntas
24 Lisa Erlinda P 50 60 80 Belum tuntas Blum tuntas Tuntas
25 Nurdila P 60 80 90 Belum tuntas Tuntas
Tuntas
Jumlah 1530 1770 2040
Rata-Rata 61.2 70.8 81.6
Minimum 40 60 70
Maksimum 80 90 90
Banyak siswa tuntas 9 16 25
Persentase tuntas 36.0% 64.0% 100.0 %
Persentase belum tuntas 64.0% 36.0% 0.00%
Berdasakan Tabel 4.1 di atas dapat memberikan gambaran bahwa pada
pelaksanaan ulangan harian,dari 25 siswa kelas V SD Negeri 6 Katobu,hanya
terdapat 9 siswa (36%) yang tuntas belajarnya dan masih terdapat 16 siswa
(64%) yang belum menuntaskan belajarnya dengan nilai rata-rata kelas
sebesar 61,10.Berdasarkan data ini kemudian penulis mencoba melakukan
52. perbaikan pembelajaran dengan menggunakan model Pembelajaran
Pendekatan Kontekstual (CTL).Hasil perbaikan pembelajaran yang telah di
laksanakan berdasarkan data Tabel 4.1 menunjukan bahwa pada
pelaksanaan siklus I dari jumlah siswa sebanyak 25 siswa terdapat 16 siswa
(64%) tuntas belajarnya sedangkan 9 siswa (36%) belum tuntas belajarnya
dengan nilai rata-rata sebesar 70,80.Berdasarkan nilai siklus I ini ternyata
terdapat peningkatan jumlah siswa yang tuntas belajarnya yaitu sebanyak 7
siswa.Berdasarkan data ini kemudian penulis mencoba kembali melakukan
perbaikan pembelajaran dengan mempermantap kembali model
Pembelajaran Pendekatan Kontekstual (CTL).Hasil perbaikan pembelajaran
yang telah di laksanakan berdasarkan data Tabel 4.1 menunjukan bahwa
pada pelaksanaan siklus II dari jumlah siswa sebanyak 25 siswa (100%)
semua menuntaskan belajarnya dengan nilai rata-rata sebesar
81,6.Berdasarkan nilai siklus II maka ketuntasan belajar siswa semuanya
sudah tercapai.
Selanjutnya,berdasarkan Tabel 4.1 Gambaran peningkatan perbandingan
pada ulangan harian,siklus I dan Siklus II Materi pokok Sumber Daya Alam
pada siswa kelas V SD Negeri 6 Katobu dapat dilihat pada gambar 4.2
53. Gambar 4.2 Perbandingan ketuntasan belajar pada Ulangan, Siklus I dan Siklus
II materi pokok sumber daya alam
Selanjutnya berdasarkan tabel 4.1, gambaran peningkatan nilai rata-rata siswa
pada materi sumber daya alam pada siswa kelas V SD Negeri 6 Katobu dapat
dilihat pada gambar 4.3
54. Gambar 4.3 nilai rata-rata siswa pada materi sumber daya alam pada siswa kelas
V SD Negeri 6 katobu
Berdasarkan tabel 4.1 juga dapat dibuat grafik perkembangan hasil belajar siswa
secara individu, mulai dari sebelum perbaikan pembejalaran sampai dengan
perbaikan siklus II sebagai mana disajikan pada gambar grafik 4.4
55.
56.
57. LAMPIRAN
1. Kesediaan supervisior 2 sebagai pembimbing PKP.
2. Perencanaan PTK (fakta/data pembelajaran yang terjadi di kelas,
identifikasi masalah, analisis masalah, alternatif pemecahan masalah,
rumusan masalah).
3. Berkas RPP prasiklus, RPP perbaikan siklus I, RPP perbaikan siklus 2.
4. Lembar observasi/pengamatan terisi.
5. Jurnal pembimbing dangan supervisior 2.
6. Hasil pekerjaan siswa terbaik dan terburuk per siklus.
7. Alat penilaian kemampuan guru (PKG ) 1 dan (PKG) 2.
58. Perencanaan Penelitian Tindakan Kelas ( PTK ) IPS
1.Fakta / Data Pembelajaran yang Terjadi di Kelas.
Pembelajaran yang berhasil di tunjukan oleh di kuasainya mata pelajaran
oleh siswa.meskipun kenyataan di lapangan menunjukan bahwa penguasaan
terhadap pelajaran materi ini merupakan suatu fenomena yang menjadi masalah
serius hampir pada semua mata pelajaran utamanya pada mata pelajaran IPS
termasuk yang dialami oleh siswa kelas V SD Negeri 6 Katobu Kecamatan Katobu
Kabupaten Muna.
Data hasil belajar siswa kelas V SD Negeri 6 Katobu pada kompetensi
dasar menjelaskan tentang sumber daya alam menunjukan bahwa dari 25
siswa,hanya terdapat 9 siswa (36%) yang tuntas belajarnya atau masih terdapat 16
siswa (64%) yang tidak tuntas belajarnya.data ini memberikan informasi yang
sangat berharga pada penulis bahwa terdapat permasalahan pembelajaran di kelas
dimana penulis mengajar yang harus segera di berikan solusi pemecahanya.
2.Identifikasi masalah
Hasil diskusi dengan supervisor I dan supervisor II menyimpulkan
bahwa salah satu kemungkinan penyebabnya adalah metode metode
pembelajaran yang di gunakan kurang bervariasi.lebih rinci tentang
permasalahan pembelajaran IPS pada siswa kelas V SD Negeri 6 Katobu
adalah sebagai berikut :
a. penguasaan kompetensi dasar menjelaskan tentang sumber daya
alam siswa masih renda.
b. siswa kurang termotifasi belajar IPS karena pembelajaranya kurang
bervariasi.
c. materi ajar yang di gunakan kurang menarik karena tidak
kontekstual.
d. penggunaan media yang di gunakan kurang menarik.
59. e. guru menjelaskan terlalu cepat,jadi menyulitkan siswa yang
mempunyai kemampuan lamban dalam menerima pelajaran.
3 .Analisis masalah
Penulis bersama superviso I dan supervisor II menyimpulkan bahwa penyebab
utama masih banyaknya siswa yang belum tuntas diatas adalah metode dan strategi
pembelajaran yang di gunakan oleg guru kurang menarik perhatian
siswa.akibatnya,mereka tidak termotifasi untuk belajar IPS sehingga berakibat
pada rendahnya hasil belajar siswa.
4.Alternatif pemecahan masalah
Hasil diskusi dengan supervisor menyimpulkan bahwa permasalahan ini dapat di
pecahkan jika pembelajaran di lakukan dengan membangkitkan motifasi dan minat
siswa melalui kegiatan belajar yang lebih menarik.pembelajaran seprti ini di kenal
dengan istilah pembelajaran pendekatan kontekstual (CTL).model pembelajaran ini
penulis tearpkan untuk mengatasi masalah diatas melalu penelitian tindakan kelas.
5.rumusan masalah
Berdasarkan permasalahan di atas maka rumusan masalah dalam penelitian ini
adalah :”Apakah penerapan pembelajaran pendekatan kontekstual (CTL) dapat
meningkatkan hasil belajar IPS pada materi menjelaskan tentang sumber daya alam
di kelas V SD Negeri 6 katobu?”.
Mengetahui,
Supervisor II
Raha, 28 April 2014
Mahasiswa
( HUSNIAH, S.Pd. Sd ) ( LA ULI )
60. NIP. 19591114 197909 2 004 NIM.822165772
Menyetujui
Supervisor I
( LA GUBU, S.SI, M.Si )
NIP. 19710131 199703 1 002
Lembar Observasi / Pengamatan Kinerja Guru
Mata pelajaran : Ips
Kelas : V (lima)
Hari/tanggal : Senin,28 april 2014
Fokus observasi : Penerapan metode yang
bervariasi,penggunaan alat bperaga
gambar dan benda nyata
No
.
Aspek yang diobservasi Kemunculan
Komentarada Tidak
ada
1. Penerapan variasi metode
Ceramah :
• Menjelasksn pokok-pokok
materi secara sistematis
• Memberikan ilustrasi
• pokok-pokok materi sudsh
sistematis.
• Memberikan ilustrasi sesuai
dengan pokok materi
Tanya jawab :
• Mengajukan pertanyaan • Mengajukan pertanyaan sesuai
dengan pokok materi
61. • Memberi kesempatan kepada
siswa untuk bertanya
• Memindahkan gilian
pertanyaan
• Memberikan kesempatan
kepada siswa untuk bertanya
sesuai dengan kesulitan pokok
materi
• Memindahkan giliran
pertanyaan sesuai pokok materi
yang belum di mengerti
Diskusi :
• Menjelaskan tugas yang harus
di kerjakan
• Membagikan LKS
• Memberikan bantuan kepada
kelompok
• Menjelaskan tugas yang
harus di kerjakan sesuai tugas
pokok materi
• Membagikan LKS sesuai
pokok materi
• Memberikan bantuan ke pada
kelompok sesuai kesulitan
pokok materi
2. Penggunaan gambar dan benda nyata
sebagai alat peraga
Penggunaan gambar
• Memajang
• Meminta komentar siswa
• Memajangkan gambar sesuai
dengan pokok materi
• Meminta komentar siswa
sesuai dengan pokok materi
Penggunaan benda nyata :
• Pohon jati dan pinus • Penggunaan benda nyata sesuai
dengan pokok materi
62. Jurnal Pembibingan Supervisor 2 PKP
Nama Mahasiswa : La Uli
Nim : 822165772
Mengajar Di Kelas : V
Sekolah : SD Negeri 6 Katob, Kecamatan
Katobu
No. Hari/tanggal Kegiatan Hasil/komentar Tindak lanjut Paraf
Mhs. Sup 2
1. Senin,28 april
2014
Mendiskusikan
refleksi terhadap
pelaksanaan
pembelajaran pra
siklus
• Dentifikasi
masalah,analisis
masalah,alternati
ve dan prioritas
pemecahan
masalah kurang
sejalan
Perbaiki
refleksi
terhadap
pembelajaran
63. 2. Senin,12 mei
2014
Mendiskusikan RPP
perbaikan siklus I
beserta lembar
pengamatanya
• Alat penilaian
harus sesuai
dengan indicator
• Lembar
penilaian harus
di sesuaikan
dengan focus
masalah
Perbaiki alat
penilaan dan
lembar
pengamatan
64. 3. Rabu,14 mei
2014
Mengamati
pelaksanaan
perbaikan
pembelajaran siklus I
• Masih ada siswa
yang cepat bosan
dalam menerima
pembelajaran
• Kurangnya
keterampilan
guru dalam
bertanya
sehingga siswa
terkesan pasif
• Belum di
laksanakan
pembelajaran
sesuai dengan
langkah-langkah
ctl seutuhnya
-distribusi
siswa-siswa
yang pintar
secara merata
pada masing-
masing
kelompok
-sesuaikan
kegiatan guru
dengan siswa
dengan RPP
yang telah di
susun
65. 4. Sabtu,17 mei
2014
Mendiskusikan
refleksi terhadap
pelaksanaan
pembelajaran siklus I
• Melaksanakan
pembelajaran
sesuai dengan
langkah-langkah
CTL seutuhnya
• perbaikan siklus
berikutnya
Laksanakan
proses
pembelajaran
sesuai
dengan
langkah-
langkah
metode
pembelajan
CTL
5. Senin,19 mei
2014
Mendiskusikan rpp
perbaikan siklus 2
beserta lembar
pengamatanya
• Guru
mengupayakan
semua siswa
aktif dalam
pembelajaran
• Guru harus
memantapkan
kembalipenguasa
an langkah-
langkah
pembelajaran
CTL
Menerapkan
metode
pembelajaran
CTL sesuai
dengan
prosedur
6.
Rabu,21 mei
2014
Mengamati
pelaksanaan
pembelajaran siklus 2
• Penerapan
metode
pembelajaran ctl
sudah berjalan
dengan baik
• Interaksi guru
dan siswa dalam
pembelajaran
sudah berjalan
sesuai yang
diharapkan
Pertahankan
kondisi
pembelajaran
yang sudah
berjalan
sesuai
dengan yang
di
rencanakan
66. 6. Sabtu,24 mei
2014
Mendiskusikan
refleksi terhadap
pelaksanaan
pembelajaran siklus 2
• Hasil nilai tes
siklus 2 sudah
menunjukan
peningkatan dan
telah mencapai
indikator kerja
yang telah di
terapkan
• Tidak perlu di
lanjutkan dengan
siklus 3
Menyusun
laporan
pelaksanaan
perbaikan
pembelajaran
Mengetahui,
Supervisor I
Raha, 28 April 2014
Supervisor II
( LA GUBU,S.SI.,M.SI. )
NIP. 19710131 199703 1 002
( HUSNIAH, S.Pd. Sd )NIP.
19591114 197909 2 004
67. Surat Kesediaan Supervisor 2 Sebagai Pembimbing Pemantapan
Kemampuan Profesional (PKP)
Kepada
Kepala UPBJJ UT KENDARI
DI Tempat
Yang Bertanda Tangan di Bawah ini:
Nama : Husniah,S.Pd.Sd
Nip : 19511114 197909 2 004
Tempat Mengajar : SD Negeri 6 Katobu
Alamat Sekolah : Kecamatan Katobu,Kab.Muna
Telepon : 082 195 560 355
Menyatakan Bersedia Sebagai Supervisor 2 Untuk Membimbing Mahasiswa
Dalam Perencanaan Dan Pelaksanaan PKP (PDGK) Atas:
Nama : La Uli
Nim : 822165772
Program Studi : S1 PGSD
Tempat Mengajar : SD Negeri 6 Katobu
Alamat Sekolah : Kecamatan Katobu,Kab.Muna
Telepon : 085 340 677 806
Demikian Agar Surat Pernyataan Ini Dapat Digunakan Sebagaimana Mestinya.
Mengetahui,
Kepala Sekolah
Husniah,S.Pd,Sd.
Nip.19591114 197909 2 004
Tlp. 082 195 260 355
Raha,21 April 2014
Supervisor 2
Husniah,S.Pd,Sd.
Nip.19591114 197909 2 004
Tlp. 082 195 260 355
75. Nama :
Kelas :
Isilah soal-soal dibawah ini :
1. Apa yang dimaksud dengan hutan ?
2. Sebutkan dua jenis hutan !
3. Jelaskan dengan singkat apa yang disebut dengan hutan homogen dan
hutan heterogen!
4. Sebutkan empat manfaat hutan dalam kehidupan.
5. Apa yang terjadi jika hutan semuanya gundul?
Jawaban :
1.
2.
3.
4.
5.
76. Nama :
Kelas :
Isilah soal-soal dibawah ini :
1. Apa yang dimaksud dengan hutan ?
2. Sebutkan dua jenis hutan !
3. Jelaskan dengan singkat apa yang disebut dengan hutan homogen dan
hutan heterogen!
4. Sebutkan empat manfaat hutan dalam kehidupan.
5. Apa yang terjadi jika hutan semuanya gundul?
Jawaban :
1.
2.
3.
4.
77. 5.
Nama :
Kelas :
Isilah soal-soal dibawah ini :
1. Apa yang dimaksud dengan hutan ?
2. Sebutkan dua jenis hutan !
3. Jelaskan dengan singkat apa yang disebut dengan hutan homogen dan hutan
heterogen!
4. Sebutkan empat manfaat hutan dalam kehidupan.
5. Apa yang terjadi jika hutan semuanya gundul?
Jawaban :
1.
2.
3.
78. 4.
5.
Nama :
Kelas :
Isilah soal-soal dibawah ini :
1. Apa yang dimaksud dengan hutan ?
2. Sebutkan dua jenis hutan !
3. Jelaskan dengan singkat apa yang disebut dengan hutan homogen dan
hutan heterogen!
4. Sebutkan empat manfaat hutan dalam kehidupan.
5. Apa yang terjadi jika hutan semuanya gundul?
Jawaban :
1.
2.
79. 3.
4.
5.
Nama :
Kelas :
Isilah soal-soal dibawah ini :
1. Apa yang dimaksud dengan hutan ?
2. Sebutkan dua jenis hutan !
3. Jelaskan dengan singkat apa yang disebut dengan hutan homogen dan
hutan heterogen!
4. Sebutkan empat manfaat hutan dalam kehidupan.
5. Apa yang terjadi jika hutan semuanya gundul?
Jawaban :
1.
2.
80. 3.
4.
5.
Nama :
Kelas :
Isilah soal-soal dibawah ini :
1. Apa yang dimaksud dengan hutan ?
2. Sebutkan dua jenis hutan !
3. Jelaskan dengan singkat apa yang disebut dengan hutan homogen dan
hutan heterogen!
4. Sebutkan empat manfaat hutan dalam kehidupan.
5. Apa yang terjadi jika hutan semuanya gundul?
Jawaban :
1.
2.
3.
4.