SlideShare a Scribd company logo
1 of 8
Download to read offline
Jurnal Teknologi Pertanian Vol. 13 No. 1 [April 2012] 8-15
Efisiensi Tenaga Kerja [Umar dkk]
8
EFISIENSI TENAGA KERJA DALAM USAHATANI KEDELAI
DI LAHAN SULFAT MASAM BERGAMBUT
Manpower Efficiency on Soybean Farming System at Peaty Acid Sulphate Land
Sudirman Umar* dan Muhammad Saleh
Balai Penelitian Pertanian Lahan Rawa
Jalan Kebun Karet, PO Box 31, Loktabat Utara Banjarbaru
*Penulis Korespondensi: email sudirman_pbr@yahoo.co.id
ABSTRAK
Tenaga kerja fisik langsung adalah tenaga kerja yang paling banyak digunakan dalam
menyelesaikan usahatani baik padi maupun palawija mulai dari persiapan lahan hingga pasca
panen. Penelitian dilaksanakan di lokasi petani desa Lamunti, Kabupaten Kapuas Provinsi Ka-
limantan Tengah pada bulan Mei hingga Agustus 2009. Tujuan penelitian untuk mengevaluasi
konsumsi energi dalam proses produksi hubungannya dengan output energi produksi kedelai
yang dihasilkan. Data dikumpulkan dari 30 petani kedelai dengan metode langsung melalui
kuesioner dengan membandingkan kegiatan sejak persiapan lahan hingga pasca panen. Analisis
energi dan biaya dihitung berdasarkan penggunaan energi pada setiap kegiatan dan menghitung
konsumsi energi fisik (tenaga kerja) dan sarana produksi serta output energi yang dihasilkan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa usahatani kedelai di lahan sulfat masam bergambut secara
keseluruhan menggunakan waktu kerja 652.20 J/ha atau setara energi fisik sebanyak 182914.26
kkal/ha dari kebutuhan energi seluruhnya. Kebutuhan energi total untuk mengelola usahatani
kedelai seluas satu hektar sebesar 1446076.00 kkal. Besaran biaya tenaga kerja sebesar 53.38%
dari total biaya produksi. Dengan adanya masukan energi fisik dan kimia serta biaya dalam
proses produksi, output energi yang dihasilkan sebesar 5292000 kkal/ha dan output biaya
sebesar Rp. 10290000 atau kenaikan 67.89%. Efisiensi produksi ditentukan oleh tingkat pemakaian
sarana produksi, semakin tinggi masukan energi kimia dalam proses produksi akan semakin
rendah nilai efisiensi produksi.
Kata kunci: energi, lahan pasang surut, kedelai
ABSTRACT
Physical manpower is the most power that used for fulfill rice and upland farming from land prepa-
ration to post harvest. Research was conducted at Lamunti village, Kapuas regency, Central Kalimantan in
May to August 2009. The object of research was to evaluate the energy consumption in production processes
with energy output that produced by soybean production. Data were collected from 30 soybean farmers by
questinnaire method, then compared with land preparation to post harvest activity Energy and cost analysis
was calculated based on energy consumption of each activity, physical energy (manpower), production faci-
lities and energy output. The result showed that soybean farming on peaty acid sulfate land used work hour
as 652.20 J/ha or equivalent with of physical energy as much as 182914.26 kkal/ha of total energy needs. To-
tal energy that needed for manage soybeans farming for one ha was 1446076.00 kkal. Cost of manpower was
53.38% of total production costs. Whereas energy output and the output cost were 5292000 kkal/ha and Rp.
10290000.00 or increased as 67.89%. Production efficiency was determined by the level of production faci-
lities. In the production process, higher the chemical energy input, lower the value of production efficiency.
Keywords: energy, tidal land, soybean
PENDAHULUAN
Usahatani kedelai di lahan rawa, baik
lahan pasang surut maupun lahan lebak
menghadapi beberapa kendala yang cukup
berat karena memerlukan input yang tinggi,
selain itu kondisi lahan rawa pasang surut
keberadaan tenaga kerja sangat sedikit. Sis-
Jurnal Teknologi Pertanian Vol. 13 No. 1 [April 2012] 8-15
Efisiensi Tenaga Kerja [Umar dkk]
9
tem produksi tanpa mekanisasi melibatkan
tenaga kerja petani relatif banyak yang di-
awali dari persiapan lahan hingga pasca
panen. Penggunaan tenaga kerja dalam
usahatani belum diimbangi dengan pening-
katan produksi kedelai yang memadai, ka-
rena penurunan luas areal produksi kedelai
akhir-akhir ini sudah mencapai kondisi kri-
tis, yaitu penurunannya lebih dari 60% pada
luas panen dan lebih dari 50% pada produksi
kedelai nasional.
Penggunaan energi yang intensif
dalam sistem pertanian adalah suatu ke-
harusan terutama dalam menggunakan
benih berdaya hasil tinggi, mekanisasi,
penggunaan pupuk kimia, dan pestisida
sintetis. Sejak adanya perhatian serius
dalam pertanian masukan energi alat dan
mesin merupakan kunci untuk menyelesai-
kan kekurangan energi di dalam usaha per-
tanian. Suatu fakta nyata telah dilaporkan
bahwa masukan energi berhubungan positif
produksi pertanian (Singh, 1999 dalam Ab-
bas, 2011). Masukan energi dalam bidang
pertanian diharapkan dapat menyelesaikan
berbagai masalah untuk keberhasilan usa-
hatani seperti peningkatan produktivitas,
peningkatan keamanan pangan serta men-
dukung perkembangan ekonomi pedesaan
(FAO, 2000). Penggunaan energi yang efektif
dalam bidang pertanian adalah suatu cara
untuk menghasilkan produksi pertanian
yang memadai.
FAO (1999) dalam Salokhe (2003),
melaporkan bahwa di negara berkembang,
usahatani pada umumnya dilakukan secara
padat energi dimana untuk suatu produksi
tanaman biasanya 70% energi diperlukan
untuk produksi tanaman. Kebanyakan
petani mengerjakan lahan usahatani dengan
mengandalkan kekuatan fisik. Dalam proses
produksi disamping input energi langsung
yang berupa tenaga juga diperlukan masukan
energi kimia. Singh (1996) memperkirakan
bahwa total input energi sistem usahatani di
India selama 4 dekade meningkat 5.4 kali se-
dangkan produksi hanya 3.6 kali.
Andoko (2002), menyebutkan kon-
sumsi energi untuk usahatani semakin
meningkat sehingga biaya tenaga kerja se-
makin tinggi, akibatnya biaya produksi
membengkak dan mengurangi pemasukan
bagi petani. Hasil penelitian Mulyantara
dan Hendriadi (2004) menunjukkan bahwa
penggunaan energi di lahan pasang surut
dengan full mechanization meningkat 4 kali
lebih besar dibanding dengan input energi
secara tradisional dan input biaya mekanisa-
si penuh dan mekanisasi sebagian lebih ren-
dah dibanding input biaya tradisional. Oleh
karena itu untuk lebih menekan input bi-
aya usahatani di lahan pasang surut secara
umum, maka mekanisasi seyogyanya segera
diterapkan.
Tenaga kerja manusia adalah tena-
ga kerja yang paling dominan dalam me-
nyelesaikan usahatani baik padi maupun
palawija mulai pengolahan tanah hingga
pasca panen. Usahatani kedelai di lahan
sulfat masam bergambut, berpotensi sangat
tinggi untuk menggunakan tenaga kerja
fisik secara langsung. Penggunaan tenaga
kerja pada usahatani padi di lahan pasang
surut Sumatera Selatan sebesar 793 J/ha se-
tara 226560 kkal/ha (Umar dan Rina, 2001),
dan 997 J/ha (Trimulyantara dan Hendriadi,
2004).
Efisiensi energi dari sumber tenaga
merupakan salah satu prinsip eco-efisien dan
kebutuhan pertanian yang memadai (Jonge
2004). Banyak peneliti telah mempelajari ten-
tang energi dan analisis ekonomi untuk me-
nentukan efisiensi energi produksi tanaman,
seperti beras di Malaysia (Bockari-Gevao et
al., 2005), gandum, jagung dan kedelai di Itali
(Satori et al., 2005) sistem produksi berbasis
kedelai (Mandal et al., 2002) dan kentang di
India (Yadav et al., 1991).
Tujuan dari penelitian ini untuk
mengevaluasi penggunaan besaran energi
serta distribusi dan konsumsi energi dalam
mengelola usahatani kedelai di lahan sulfat
masam bergambut.
BAHAN DAN METODE
Penelitian dilaksanakan pada bulan
Mei sampai dengan Agustus 2009 di Desa
Lamunti, Kabupaten Kapuas Provinsi Ka-
limantan Tengah yang merupakan daerah
sentra pengembangan palawija di wilayah
pengembangan lahan gambut (PLG). Kegiatan
usahatanikedelaidilapangmenggunakanbahan
organik yang dilakukan sesuai dengan pengelo-
laan tanaman pada umumnya. Rangkaian
kegiatan dimulai dari persiapan lahan hing-
ga pasca panen dengan menghitung jum-
lah penggunaan tenaga kerja selama proses
produksi. Data dalam penelitian berdasarkan
atas proses produksi dengan menghitung
penggunaan tenaga selama kegiatan dengan
membandingkan data survei dari keadaan
Jurnal Teknologi Pertanian Vol. 13 No. 1 [April 2012] 8-15
Efisiensi Tenaga Kerja [Umar dkk]
10
usahatani setiap petani yang dilakukan se-
cara acak sederhana. Analisis energi dan
biaya dihitung berdasarkan penggunaan
energi pada setiap kegiatan dan menghitung
konsumsi energi fisik (tenaga kerja) dan sa-
rana produksi serta output energi yang di-
hasilkan. Analisis konsumsi energi dilaku-
kan untuk semua tahapan proses produksi
dengan basis satuan luas (ha). Perhitungan
penggunaan kalori untuk tenaga manusia
(1 HOK = 2000 kkal) dengan asumsi masuk-
an energi/hari = 3000 kkal dan 2/3 bagian
untuk bekerja di bidang pertanian (Soriano,
1982 dalam Iswandi et al., 1998). Nilai kalor
dalam satu kilogram pupuk an-organik (N,
P2O5 dan K2O), masing-masing 15946 kkal;
4127 kkal dan 3243 kkal (Pimentel, 2006).
Untuk membuat satu liter pestisida dan her-
bisida dibutuhkan energi sebanyak 24255
kkal. Nilai produksi pertanian (biji kedelai)
dihitung sebesar 4000 kalori/kg biji kedelai
sedangkan untuk hasil diperhitungkan 3600
kkal/kg biji kedelai (Pimentel, 2006). Energi
dan biaya usahatani dihitung sebagai input
sedangkan pendapatan usahatani dihitung
sebagai output. Secara ringkas formula anali-
sis adalah sebagai berikut: Konsumsi energi
(kkal/ha) = Waktu kerja x daya; Biaya t. kerja
(Rp/ha) = Waktu kerja x upah/waktu. Efek-
tivitas produksi adalah perbandingan hasil
produksi (kg) dengan kebutuhan tenaga ker-
ja terpakai (HOK). Berdasarkan perbandi-
ngan dari output-input, efisiensi penggunana
energi, produktivitas energi dan perhitungan
spesifik energi (Demircan et al., 2006; Satori
et al., 2005) Efisiensi energi = output energi/
input energi (kkal/ha), Produktivitas energi
= hasil (kg/ha)/input energi (kkal/ha) dan
Spesifik energi input energi (kkal/ha)/hasil
(kg/ha).
HASIL DAN PEMBAHASAN
Umumnya usahatani kedelai di lahan
pasang surut potensial menggunakan energi
langsung (alat dan mesin) dalam pengelo-
laan tanaman, namun tidak semua kegiatan
menggunakan mesin sebagai tenaga untuk
menyelesaikan kegiatan tersebut. Hasil pe-
nelitian menunjukkan bahwa dalam budi-
daya kedelai di lahan pasang surut sulfat
masam, menggunakan waktu kerja sebesar
Tabel 1. Urutan kegiatan dan energi (kkal) yang digunakan pada usahatani kedelai di lahan sul-
fat masam bergambut. Lamunti Kab. Kapuas Kalimantan Tengah 2009
No. Kegiatan Waktu
kerja
(J/ha)
Perhitungan pemakaian
energi
Biaya
Input energi
(kkal/ha)
∑ tenaga
kerja (%)
(x 1000) Rp/ha
1 Semprot herbisida 9.00 2571.42 1.30 50.00
2 Pengolahan tanah *)
12.00 13817.40 7.23 700.00
3 Meratakan 32.00 9142.85 4.64 157.50
4 Menabur kapur 15.00 4285.71 2.18 70.00
5 Membuat larikan b.o 28.00 8000.00 4.07 140.00
6 Memasukan b.o dalam
larikan dan menabur
28.00 8000.00 4.07 140.00
7 T a n a m 140.00 40000.00 20.33 700.00
8 Menyulam 8.00 2285.71 1.16 50.00
9 Pupuk an-organik 54.00 15428.57 7.84 270.00
10 Pemeliharaan
Semprot H/P 20.20 5771.43 2.93 176.50
11 Penyiangan 110.00 31428.57 15.97 550.00
12 Membumbun 30.00 8571.43 4.36 150.00
13 P a n e n 68.00 19428.57 9.81 340.00
14 Prosesing 98.00 28000.00 14.23 490.00
Jumlah masukan 652.20 196731.66 100.00 3984.00
*)
energi fisik (mesin traktor)
Jurnal Teknologi Pertanian Vol. 13 No. 1 [April 2012] 8-15
Efisiensi Tenaga Kerja [Umar dkk]
11
652.20 J/ha (91.45 HOK). Menurut Pimen-
tel et al. (2002) dalam Pimentel (2009a), input
energi fisik (tenaga kerja manusia) dalam
usahatani di Amerika hanya menggunakan
6 J/ha sedangkan di Phillipina dilaporkan
bahwa usahatani kedelai menggunakan in-
put energi 744 J/ha. Hasil penelitian menun-
jukkan bahwa kegiatan usahatani kedelai di
Lamunti (Kalimantan Tengah) di dalamnya
bersamaan antara tenaga fisik dengan trak-
tor tangan, input energi yang digunakan
cukup tinggi yakni sekitar 182914.26 kkal/ha
atau setara 765.68 MJ/ha. Sedangkan menu-
rut Reddy et al. (2004), total energi fisik yang
digunakan untuk tanaman kacang tanah
di lahan tadah hujan dengan sebagian me-
kanisasi sebesar 4299 MJ/ha.
Persiapan Lahan
Umumnya sebelum melakukan usa-
hatani baik di lahan sawah maupun di lahan
kering, dilakukan pengolahan tanah yang
dimulai dari pembersihan rerumputan dengan
cara menebas atau menyemprot dengan her-
bisida. Demikian juga untuk berusahatani di
lahan pasang surut dalam mempersiapkan
lahan hingga tanah siap ditanami, tenaga
kerja (energi fisik) yang digunakan > 90%,
sedangkan traktor sebagai alat untuk mengo-
lah tanah agar mudah ditanami mengkon-
sumsi energi relatif kecil (Tabel 1). Kegiatan
meratakan tanah hingga siap ditanami in-
put energinya hanya 4.64% dari total energi
yang digunakan atau besaran energi 9142.85
kkal/ha. Umumnya di beberapa negara maju,
usaha pertanian telah dilakukan dengan full
mechanization, sehingga konsumsi energi fisik
langsung tidak besar, seperti yang disebut
Guruswany et al. (1992), bahwa pengolahan
tanah di lahan sawah tadah hujan meng-
konsumsi energi sebesar 45-63% dari total
energi. Selanjutnya Pimentel (2009b), menye-
butkan penggunaan waktu untuk kegiatan
usaha pertanian sekitar 1200 J/ha. Dengan
full mechanization, waktu yang dibutuhkan
menjadi 11 J/ha (110 kali lebih sedikit). Me-
kanisasi memberikan energi yang signifikan
(± 333000 kkal/ha ) baik untuk produksi dan
perbaikan mesin. Mekanisasi mengurangi
tenaga kerja manusia secara nyata, tapi tidak
memberi kontribusi peningkatan hasil panen.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa
dengan menggunakan sedikit teknologi
mekanisasi akan meningkatkan konsumsi
energi fisik, dimana alat dan mesin traktor
sebagai tenaga pengolah tanah dalam usaha-
tani kedelai di lahan sulfat masam bergam-
but memberi masukan energi sebesar 7.23%.
Tanam
Sebelum dilakukan penanaman biji
kedelai, lebih dulu tanah diberi bahan or-
ganik dengan cara larikan. Pemberian ba-
han organik ini merupakan salah satu syarat
penanaman di lahan yang kondisi tanahnya
kurang mendapat air. Untuk membuat lari-
kan tempat bahan organik, energi yang digu-
nakan sebesar 8000 kkal/ha. Selanjutnya pe-
nanaman biji kedelai dilakukan dengan alat
tanam tugal yang memakan waktu sekitar
20 orang.hari/ha atau besaran energi yang
digunakan hingga selesai tanam adalah
40000 kkal/ha. Kegiatan tanam memerlukan
tenaga sebesar 20.33% dari konsumsi energi
total. Besaran energi yang terpakai dalam
kegiatan tanam ini lebih besar dibanding
dengan yang dilaporkan Guruswany et al.
(1992) bahwa kegiatan penanaman meng-
konsumsi energi antara 10-14% dari total
energi yang dibutuhkan dalam berproduksi.
Rendahnya prosentase tersebut karena kegiatan
usaha pertaniannya didominasi oleh alat
dan mesin pertanian dengan pendekatan
mekanisasi penuh, sehingga kegiatan tanam
sudah dilakukan dengan mesin.
Pemeliharaan
Jumlah waktu kerja (J/ha) dalam me-
nyelesaikan proses produksi relatif banyak,
karena tanaman kedelai memerlukan pera-
Tabel 2. Jumlah tenaga kerja dan total energi dalam kegiatan pemeliharaan pada usahatani kede-
lai di lahan sulfat masam bergambut Lamunti Kab. Kapuas Kalimantan Tengah 2009
No. Kegiatan Waktu Kerja (jam) Jumlah HOK Total Energi (kkal)
1. Pemupukan Anorganik 54.00 7.71 15428.57
2. Pemupukan Organik 28.00 4.00 8000.00
3. Penyiangan 110.00 23.43 31428.57
4. Membumbun 30.00 4.28 8571.43
5. Penyemprotan H/P 20.20 2.88 5771.43
Jumlah 69200.00
Jurnal Teknologi Pertanian Vol. 13 No. 1 [April 2012] 8-15
Efisiensi Tenaga Kerja [Umar dkk]
12
watan yang intensif sehingga perlu penanganan
yang baik. Tanaman kedelai selain mudah
terkena serangan hama/penyakit juga mu-
dah mengalami penurunan kemampuan
tumbuh bila kekurangan air selama per-
tumbuhan, dengan demikian efektivitas
produksi yang dihasilkan tidak akan tinggi.
Rangkaian kegiatan pemeliharaan
meliputi pemupukan, penyemprotan hama
penyakit, penyiangan dan membumbun
yang kesemuanya menggunakan input energi
69200 kkal/ha atau sebesar 35.17% dari kon-
sumsi energi total dan pekerjaan penyiangan in-
put energi tertinggi (Tabel 2).
Besaran energi fisik yang digunakan
dalam kegiatan pemeliharaan baik untuk
memupuk dan menyemprot ternyata relatif
rendah bila dibandingkan dengan energi
kimia yang digunakan seperti penggunaan
pupuk N, P2O5 dan K2O serta obat-obatan
untuk memelihara tanaman yakni sebesar
1190006 kkal/ha dari seluruh energi yang
digunakan. Pemakaian energi kimia dalam
usahatani kedelai untuk pemeliharaan sangat
tinggi yakni sebesar 81.73%, ini menggam-
barkan bahwa untuk menghasilkan output
energi yang tinggi dalam suatu kegiatan
usahatani penggunaan energi kimia lebih
dominan.
Hasil penelitian menunjukkan peng-
gunaan energi pemupukan anorganik relatif
tinggi sekitar 51.78% dengan jumlah nitrogen
48.84% dari total pemupukan, posfor 37.92%
dan K2O 13.24%. Shahin et al. (2008), menye-
butkan energi pemupukan untuk tanaman
gandum sebesar 38.45% dari total energi.
Jumlah nitrogen 87.04% dari total pemupu-
kan, posfor 9.85% dan K2O 2.98%. Dengan
demikian menunjukkan bahwa peran pu-
puk anorganik (energi kimia) dalam meng-
hasilkan output energi masih sangat besar,
sehingga efisiensi produksi yang dihasilkan
akan semakin kecil. Pimentel (2009b) menye-
butkan menghindari penggunaan herbisida
dan insektisida akan meningkatkan efisiensi
energi pada sistem produksi jagung dan ke-
delai.
Kebutuhan energi kimia dalam
memproduksi kedelai diharapkan tidak
terlalu tinggi sehingga dapat menghasil-
kan efisiensi yang tinggi. Masukan ener-
gi biologi sebagai energi alternatif perlu
dipikirkan dan ditindak-lanjuti seperti
penggunaan pupuk organik, insektisida
nabati yang dapat memberantas hama
kedelai. Secara parsial, proporsi terbe-
sar penggunaan energi fisik dalam bu-
didaya pertanian adalah untuk persiap-
an lahan yang menggunakan alat dan
mesin (traktor) sebesar 13817.40 kkal/
ha, sedangkan yang menggunakan energi
fisik langsung (tenaga kerja) terdapat
pada kegiatan menanam yakni 40000
kkal/ha.
Tabel 3. Kebutuhan fisik. input energi dan biaya sarana produksi usahatani kedelai di lahan sul-
fat masam bergambut. Lamunti Kab. Kapuas Kalimantan Tengah 2009
No. Komponen Masukan
Input Energi Sarana Produksi
Jumlah kkal/ha Biaya (Rp/ha)
(x 1000)
1 Benih kedelai (kg/ha) 40.00 32.000.00 320.00
2 Pupuk (kg/ha)
Nitrogen 22.5 358763.50 80.00
P2O5 67.50 275762.50 525.00
K2O 30.00 97290.00 240.00
Kandang 1000.00 305000.00 200.00
3 Pestisida (l/ha) 3.20 77616.00 600.00
4 Herbisida (l/ha) 3.00 72765.00 180.00
5 Tenaga Kerja (HOK/ha)
- Traktor Tangan 8.5 HP 13817.40 700.00
- Manusia 91.45 182914.26 3284.00
Jumlah Masukan Energi -- 1418737.66 6129.00
Produksi (kg/ha) 1470.00 5292000.00 10290.00
Efektivitas Produksi 16.07
kkal Output/kkal Input 3.73 : 1
Energi kedelai= 3600 kkal (Pimentel. 2006)
Jurnal Teknologi Pertanian Vol. 13 No. 1 [April 2012] 8-15
Efisiensi Tenaga Kerja [Umar dkk]
13
Panen dan Pasca panen
Kegiatan panen memerlukan tenaga
kerja fisik langsung sebanyak 9.71 orang-ha-
ri/ha yang mengkonsumsi energi 19428.57
kkal/ha dari energi total. Pada Tabel 1 ter-
lihat bahwa input energi panen relatif kecil
bila dibanding dengan ouput energi, hal ini
disebabkan karena jarak tanam tanaman
kedelai yang cukup lebar sehingga jumlah
tenaga yang digunakan tidak terlalu banyak.
Kegiatan pascapanen meliputi pengeringan
polong (I), perontokan serta pengeringan biji
(II) dilanjutkan dengan angkutan ke gudang
atau ke rumah. Untuk perontokan menjadi
biji, biasanya petani melakukannya dengan
tenaga fisik langsung yang menggunakan
energi sebesar 9.15% atau 18000 kkal dari ke-
seluruhan energi. Pelepasan biji yang meng-
gunakan tenaga manusia yaitu dengan cara
memukul polong kedelai yang dimasukkan
dalam karung dilakukan oleh 4 orang. Un-
tuk pengeringan polong sebelum pembijian
dilakukan selama 2 hari kemudian dilanjut-
kan dengan pengeringan biji selama 2 hari.
Dalam penelitian ini besaran energi
kimia yang digunakan sangat tinggi kalau
dilihat dari pemakaian dosis pupuk anor-
ganik (N,P dan K) untuk tanaman kedelai di
lahan pasang surut (Tabel 3). Masukan energi
kimia yang tinggi (1418737.66 kkal/ha) meng-
hasilkan output energi sebesar 5292000 kkal/
ha dalam bentuk hasil panen biji kering ke-
delai (1470 kg/ha), rasio output/input adalah
3.73:1. Dalam memproduksi kedelai di lahan
pasang surut bergambut output energi yang
dihasilkan sebesar 373%. Hasil penelitian Pi-
mentel (2006), penggunaan pupuk N, P2O5
dan K2O yang masing-masing 3.7 kg; 37.8 kg;
dan 14.8 kg/ha menghasilkan produksi 2666
kg/ha setara 9605000 kkal/ha. Selanjutnya
hasil kedelai yang dicapai di Amerika rata-
Tabel 4. Rasio input-output pada produksi
kedalai di lahan pasang surut bergambut,
Lamunti, Kab. Kapuas, Kalimantan Tengah
2009
Uraian Satuan Nilai
Input Energi kkal/ha 1418737.66
Output Energi kkal/ha 5292000.00
Hasil Biji Kering kg/ha 1470.00
Efisiensi Energi 3.73
Produktivitas
Energi
kg kkal 0.01
Rasio Output/
Input
3.73 : 1
rata 2600 kg/ha setara 9360000 kkal/ha (Pi-
mentel, 2009a).
Menurut Avval et al. (2011), pupuk,
air irigasi, mesin, tenaga kerja manusia
dan energi listrik memberikan kontribusi
keberhasilan yang signifikan, sedangkan
penggunaan bahan kimia dan energi benih
memberikan output yang tidak konsisten.
Selanjutnya disebutkan bahwa produk-
si kedelai memiliki sensivitas yang lebih
dibandingkan mesin, tenaga kerja manusia,
air irigasi, sehingga tambahan energi 1 MJ
dari penggunaan mesin, tenaga kerja dan
air irigasi terjadi peningkatan hasil masing-
masing 0.57; 0.44; dan 0.23 kg.
Untuk tenaga kerja manusia menggu-
nakan biaya yang relatif tinggi sekitar 53.58%.
Efektivitas produksi sebesar 16.07 menggam-
barkan penggunaan energi fisik langsung
(tenaga kerja) cukup efektif dalam kegiatan
usahatani kedelai. Efisiensi energi yang di-
hasilkan sangat kecil (3.73) (Tabel 4), dan ter-
jadi peningkatan output biaya sebesar 67.89%
atau meningkat 1.68 kali dari biaya usahatani
kedelai untuk satu hektar. Bila dibandingkan
dengan hasil tanaman padi pada luasan yang
sama jumlah energi (kalori) yang terpakai
untuk menghasilkan biji kedelai cukup be-
sar. Pestisida adalah produk industri, untuk
memproduksinya memerlukan energi yang
tinggi yang berasal dari minyak bumi, demikian
juga dengan herbisida. Dalam penelitian ini
penggunaan biaya untuk bahan kimia pes-
tisida dan insektisida sebesar 29.77% dari
jumlah sarana produksi yang ada.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa
penggunaan pestisida dan herbisida seba-
nyak 150381 kkal/ha. Penggunaan bahan
kimia (obat-obatan) untuk memberantas
hama/penyakit dan memberantas rumput
menghabiskan sangat banyak energi yang
berasal dari sumber alam yang tidak dapat
diperbaharui lagi. Dari energi kimia yang
terpakai mungkin dapat dirubah dengan
menggunakan pestisida dan insektisida nabati
(energi biologi) yang besarnya dapat ditekan.
Dengan melihat perbandingan dosis pupuk
kandang dan pupuk an-organik serta obat-
obatan yang digunakan dalam jumlah sama,
diprediksi energi yang akan terpakai dapat
ditekan hingga <10%. Namun karena cara
tersebut merupakan salah satu cara yang
masih ditempuh saat ini, maka penggunaan-
nya harus diusahakan seefektif mungkin.
Demikian juga halnya sarana produksi lain-
nya seperti pupuk anorganik yang semuanya
Jurnal Teknologi Pertanian Vol. 13 No. 1 [April 2012] 8-15
Efisiensi Tenaga Kerja [Umar dkk]
14
dihasilkan melalui proses yang menghabis-
kan sumberdaya alam. Namun saat ini
dalam proses pengembangan, energi biologi
yang terbuat dari bahan organik akan meng-
gantikan penggunaan energi kimia dalam
proses produksi.
SIMPULAN
Konsumsi energi total untuk mengelo-
la usahatani kedelai seluas satu hektar sebe-
sar 1418737.66 kkal/ha.yang di dalamnya
terdapat energi fisik langsung (tenaga ma-
nusia) sebanyak 182914.26 kkal/ha dan juga
masukan energi kimia, output energi yang
dihasilkan sebesar 5292000 kkal/ha. Besaran
biaya tenaga kerja sebesar 53.38% dari total
biaya produksi. Dengan adanya masukan
biaya dalam proses produksi, output biaya
yang dihasilkan sebesar Rp. 10290000, ke-
naikan pendapatan 67.89% atau meningkat
1.68 kali. Produktivitas energi ditentukan
oleh tingkat pemakaian sarana produksi, se-
makin tinggi masukan energi kimia dalam
proses produksi akan semakin rendah nilai
produktivitas energi. Rendahnya efisiensi
energi (3.73) karena rendahnya output energi
yang dihasilkan dan tingginya tingkat pema-
kaian energi kimia setiap hektarnya. Untuk
meningkatkan produksi kedelai seharusnya
pemakaian sarana produksi yang berasal
dari bahan kimia (pupuk, anorganik, pestisi-
da dan herbisida) lebih efisien.
DAFTAR PUSTAKA
Andoko A. Budidaya Padi Secara Organik. Seri
Agribisnis. Cetakan I. Penebar Swa-
daya
Avval SHM., S Rafiee., A Jafari and A Moham-
madi. 2011. Hubungan fungsional anta-
ra input energi dan nilai hasil produksi
kedelai di Iran. (Terjemahan) Jurnal En-
ergi Hijau 8(3): 398-410
Abbas D. 2011. Energy use efficiency and eco-
nomic analysis of canola production
in three different areas in Iran. ARPN
Journal of Agricultural and Biological Sci-
ence. 6(11): 54-61
Bockari-Gevao SM, Iskak WIW, Azmi Y and
Chan CW. 2005. Analysis of energy
consumption in low land rice-based
cropping system of Malaysia. Sci. Tech-
nology 27(4): 819-826
Demircan V, Ekinci K, Keener HM, Akbolat
D and Ekinci C. 2006. Energy and eco-
nomic analysis of sweet cherry pro-
duction in Turkey: A Case Study from
Isparta province. Energy Con. Man. 47:
1761-1969
FAO. 2000. The energy and agricultural nex-
us. Environment and natural resources,
working paper no. 4. Rome, Italy.
Guruswany T, Murphy GRK, Desai SR,
Mathew M, and M Veevaangound.
1992. Energy use pattern for dryland
crops an Mansalapur village. A Case
Study. Journal of Agricultural Engineer-
ing (ISAE), 2(3): 164-170
Iswandi H, Basri, Kari Z, dan Adrizal. 1998.
Efisiensi tenaga kerja dan produksi
pada beberapa sistem budidaya padi
sawah. Dalam Pros. Seminar Nasional
VI Budidaya Pertanian Olah Tanah Kon-
servasi. HIGI, pp. 489-492.
Jonge AM. 2004. Eco-efficiency improvement
of a crop protection product; the pre-
spective of the crop protection product
industry. Crop Protect, 23: 1177-1186
Larson DL, dan Fangmerier DD. 1977. Energy
requirement for irrigated crop production.
Pergamon Press, New York.
Mandal KG, Saha KP, Ghosh PK, Hati KM,
and Bandyopadhyay KK. 2002. Bioen-
ergy and economic analysis of soybean-
based crop production system in central
india. Biomass Bioenergy 23(5): 337-345.
Pimentel D, Hurd LE, Bellotti AC, Forster MJ,
Oka IN, Sholes OD, and Whitman RJ.
1973. Food production and the energy
crisis. Science 182: 443-449
Pimentel D. 2006. Impact of organic farming
on the efficiency of energy use in ag-
riculture. An Organic Center State of
Science Review, Dilihat 4 April 2012
<http://www.organic-center.org/sci-
ence.pest.php?action=view&report_
id=59>
Pimentel D. 2009a. Energy inputs in food crop
production in developing and devel-
oped nations. Energies, 2(1): 1-24
Pimentel D. 2009b. Energy input in the agri-
culture production. Monthly Review:
61(03)
Reddy BS, Adake RV, Thyagaraj CR, and
Reddy KS. 2004. Utilization pattern
of power sources on productivity of
groundnut and cotton dryland. Pub-
likasi Wilderness. Dilihat 15 Maret 2012
<http://www.copvcia.com>
Salokhe VM. 2003. Using power tiller for rice
cultivation in Southeast Asia. Dalam
T.W Mew, D.S Brar, S. Peng, D. Dawe
Jurnal Teknologi Pertanian Vol. 13 No. 1 [April 2012] 8-15
Efisiensi Tenaga Kerja [Umar dkk]
15
and B. Hardy. (eds) 2003. Rice Science
: Innovation and Impact for Livelihood.
IRRI, p. 699-713
Satori L, Basso D, Bertocco M, and Oliviero G.
2005. Energy use and economic evalua-
tion of the three years crop rotation for
conservatioin and organic farming in
NE, Italy, Biosystem Engeneering. 91(2):
77-88
Singh G. 1996. Energy input in production
agriculture of India. State of Art Lec-
ture Delivered in Xth National Con-
vention of Agricultural Engineers,
Bhopal India
Shahin S, Jafari A, Mobli H, Rafiee S, and
Karimi M. 2008. Effect of farm size on
energy ratio for wheat production. A
Case Study from Ardabil Province of
Iran. J. Agric & Environ. Sci. 3(4): 604-608
Trimulyantara L, dan Hendriadi A. 2004.
Optimalisasi penggunaan energi pada
budidaya di lahan pasang surut. Studi
Kasus di Kabupaten Banyuasin, Sumat-
era Selatan. Hal. 147-152. Dalam Pros.
Seminar Nasional Pengembangan Lahan
Rawa dan Pengendalian Pencemaran Ling-
kungan, Banjarbaru
Umar S, dan Rina Y. 2001. Kajian tabela dan
tapin pada usahatani padi di lahan
pasang surut Sumatera Selatan. Hal.
603-611. Dalam Prosiding Seminar Pen-
gelolaan Tanaman Pangan Lahan Rawa.
Puslitbangtan. Badan Litbang Pertanian
Yadav RN, Singh RKP, and Prasads S. 1991.
An economic analysis of energy re-
quirements in the production of potato
crop in bihar sharif block of Nalanda
district(Bihar).EconAffairKalkatta.36:112-119

More Related Content

What's hot

1. kontrak belajar motor bakar
1. kontrak belajar motor bakar1. kontrak belajar motor bakar
1. kontrak belajar motor bakar
Atikah Mujahidah
 
Laporan mekanisasi pertanian
Laporan mekanisasi pertanianLaporan mekanisasi pertanian
Laporan mekanisasi pertanian
edhie noegroho
 
LAPORAN TETAP mesper klpk 12 acc 3
LAPORAN TETAP mesper klpk 12 acc 3LAPORAN TETAP mesper klpk 12 acc 3
LAPORAN TETAP mesper klpk 12 acc 3
Titin Indrawati
 
Pembangunan Pertanian Berkelanjutan
Pembangunan Pertanian BerkelanjutanPembangunan Pertanian Berkelanjutan
Pembangunan Pertanian Berkelanjutan
Sri Wahyuni
 
PDF PROPOSAL RANCANG BAGUN ALAT PENCETAK BRIKET DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM PRE...
PDF PROPOSAL RANCANG BAGUN ALAT PENCETAK BRIKET DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM PRE...PDF PROPOSAL RANCANG BAGUN ALAT PENCETAK BRIKET DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM PRE...
PDF PROPOSAL RANCANG BAGUN ALAT PENCETAK BRIKET DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM PRE...
firmanahyuda
 
Ppt RANCANG BAGUN ALAT PENCETAK BRIKET DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM PRESS ULIR S...
Ppt RANCANG BAGUN ALAT PENCETAK BRIKET DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM PRESS ULIR S...Ppt RANCANG BAGUN ALAT PENCETAK BRIKET DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM PRESS ULIR S...
Ppt RANCANG BAGUN ALAT PENCETAK BRIKET DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM PRESS ULIR S...
firmanahyuda
 

What's hot (17)

15041 30193-1-sm
15041 30193-1-sm15041 30193-1-sm
15041 30193-1-sm
 
1. kontrak belajar motor bakar
1. kontrak belajar motor bakar1. kontrak belajar motor bakar
1. kontrak belajar motor bakar
 
Laporan mekanisasi pertanian
Laporan mekanisasi pertanianLaporan mekanisasi pertanian
Laporan mekanisasi pertanian
 
LAPORAN TETAP mesper klpk 12 acc 3
LAPORAN TETAP mesper klpk 12 acc 3LAPORAN TETAP mesper klpk 12 acc 3
LAPORAN TETAP mesper klpk 12 acc 3
 
Ptpt 1
Ptpt 1Ptpt 1
Ptpt 1
 
7021 11946-1-sm
7021 11946-1-sm7021 11946-1-sm
7021 11946-1-sm
 
Perspektif pengembangan pertanian bioindustri 7 april 2015
Perspektif  pengembangan pertanian bioindustri 7 april 2015Perspektif  pengembangan pertanian bioindustri 7 april 2015
Perspektif pengembangan pertanian bioindustri 7 april 2015
 
Pembangunan Pertanian Berkelanjutan
Pembangunan Pertanian BerkelanjutanPembangunan Pertanian Berkelanjutan
Pembangunan Pertanian Berkelanjutan
 
Konsep pertanian modern
Konsep pertanian modernKonsep pertanian modern
Konsep pertanian modern
 
Rptp kajian kedelai lahan kering masam
Rptp kajian kedelai lahan kering masamRptp kajian kedelai lahan kering masam
Rptp kajian kedelai lahan kering masam
 
Pertanian bioindustri berbasis padi
Pertanian bioindustri berbasis padiPertanian bioindustri berbasis padi
Pertanian bioindustri berbasis padi
 
PDF PROPOSAL RANCANG BAGUN ALAT PENCETAK BRIKET DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM PRE...
PDF PROPOSAL RANCANG BAGUN ALAT PENCETAK BRIKET DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM PRE...PDF PROPOSAL RANCANG BAGUN ALAT PENCETAK BRIKET DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM PRE...
PDF PROPOSAL RANCANG BAGUN ALAT PENCETAK BRIKET DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM PRE...
 
Laporan praktikum acara 5 pay
Laporan praktikum acara 5 payLaporan praktikum acara 5 pay
Laporan praktikum acara 5 pay
 
Analisis faktor produksi jagung
Analisis faktor produksi jagungAnalisis faktor produksi jagung
Analisis faktor produksi jagung
 
Rdhp pendampingan kwsn jagung 2018
Rdhp pendampingan kwsn jagung  2018Rdhp pendampingan kwsn jagung  2018
Rdhp pendampingan kwsn jagung 2018
 
Pengembangan alat dan mesin pertanian
Pengembangan alat dan mesin pertanianPengembangan alat dan mesin pertanian
Pengembangan alat dan mesin pertanian
 
Ppt RANCANG BAGUN ALAT PENCETAK BRIKET DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM PRESS ULIR S...
Ppt RANCANG BAGUN ALAT PENCETAK BRIKET DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM PRESS ULIR S...Ppt RANCANG BAGUN ALAT PENCETAK BRIKET DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM PRESS ULIR S...
Ppt RANCANG BAGUN ALAT PENCETAK BRIKET DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM PRESS ULIR S...
 

Similar to 345 1198-1-pb

Konsep dasar daya dukung
Konsep dasar daya dukungKonsep dasar daya dukung
Konsep dasar daya dukung
Muhammad Subhan
 
Konsep dasar daya dukung
Konsep dasar daya dukungKonsep dasar daya dukung
Konsep dasar daya dukung
Muhammad Subhan
 
PENCAPAIAN EKO-EFISIENSI PADA INDUSTRI KERTAS
PENCAPAIAN EKO-EFISIENSI PADA  INDUSTRI KERTASPENCAPAIAN EKO-EFISIENSI PADA  INDUSTRI KERTAS
PENCAPAIAN EKO-EFISIENSI PADA INDUSTRI KERTAS
Malik Muqtadir
 
Analisis usaha industri emping melinjo
Analisis usaha industri emping melinjoAnalisis usaha industri emping melinjo
Analisis usaha industri emping melinjo
Titan Net
 
PENGEMBANGAN MODEL KEMITRAAN AGRIBISNIS: ASPEK MEKANISASI PERTANIAN
PENGEMBANGAN MODEL KEMITRAAN AGRIBISNIS: ASPEK MEKANISASI PERTANIANPENGEMBANGAN MODEL KEMITRAAN AGRIBISNIS: ASPEK MEKANISASI PERTANIAN
PENGEMBANGAN MODEL KEMITRAAN AGRIBISNIS: ASPEK MEKANISASI PERTANIAN
Repository Ipb
 

Similar to 345 1198-1-pb (20)

Alat penggering hasil pertanian
Alat penggering hasil pertanianAlat penggering hasil pertanian
Alat penggering hasil pertanian
 
Rdhp bioindustri pasut
Rdhp bioindustri pasutRdhp bioindustri pasut
Rdhp bioindustri pasut
 
makalah pertanian
makalah pertanianmakalah pertanian
makalah pertanian
 
Makalah sosial-ekonomi-budaya
Makalah sosial-ekonomi-budayaMakalah sosial-ekonomi-budaya
Makalah sosial-ekonomi-budaya
 
43108111 analisis nilai tambah agroindustri chips jagung
43108111 analisis nilai tambah agroindustri chips jagung43108111 analisis nilai tambah agroindustri chips jagung
43108111 analisis nilai tambah agroindustri chips jagung
 
Paper penelitian biji bintaro
Paper penelitian biji bintaroPaper penelitian biji bintaro
Paper penelitian biji bintaro
 
RENEWABLE ENERGY
RENEWABLE ENERGYRENEWABLE ENERGY
RENEWABLE ENERGY
 
Pemanfaatan data cuaca untuk kegiatan pertanian fixxxxxxxxxxx
Pemanfaatan data cuaca untuk kegiatan pertanian fixxxxxxxxxxxPemanfaatan data cuaca untuk kegiatan pertanian fixxxxxxxxxxx
Pemanfaatan data cuaca untuk kegiatan pertanian fixxxxxxxxxxx
 
Sucik Puji Utami, Dr. Ceacilia Sri Midarti, M.Si, Diskusi 2.1 Contoh Peneliti...
Sucik Puji Utami, Dr. Ceacilia Sri Midarti, M.Si, Diskusi 2.1 Contoh Peneliti...Sucik Puji Utami, Dr. Ceacilia Sri Midarti, M.Si, Diskusi 2.1 Contoh Peneliti...
Sucik Puji Utami, Dr. Ceacilia Sri Midarti, M.Si, Diskusi 2.1 Contoh Peneliti...
 
Poster Jadi PRI
Poster Jadi PRIPoster Jadi PRI
Poster Jadi PRI
 
Manajemen usaha pelayanan jasa alat mesin
Manajemen usaha pelayanan jasa alat mesinManajemen usaha pelayanan jasa alat mesin
Manajemen usaha pelayanan jasa alat mesin
 
Konsep dasar daya dukung
Konsep dasar daya dukungKonsep dasar daya dukung
Konsep dasar daya dukung
 
Konsep dasar daya dukung
Konsep dasar daya dukungKonsep dasar daya dukung
Konsep dasar daya dukung
 
PENCAPAIAN EKO-EFISIENSI PADA INDUSTRI KERTAS
PENCAPAIAN EKO-EFISIENSI PADA  INDUSTRI KERTASPENCAPAIAN EKO-EFISIENSI PADA  INDUSTRI KERTAS
PENCAPAIAN EKO-EFISIENSI PADA INDUSTRI KERTAS
 
AUDITPULP.pptx
AUDITPULP.pptxAUDITPULP.pptx
AUDITPULP.pptx
 
Konsepdasardayadukung 2
Konsepdasardayadukung 2Konsepdasardayadukung 2
Konsepdasardayadukung 2
 
Konsepdasardayadukung 2
Konsepdasardayadukung 2Konsepdasardayadukung 2
Konsepdasardayadukung 2
 
Analisis usaha industri emping melinjo
Analisis usaha industri emping melinjoAnalisis usaha industri emping melinjo
Analisis usaha industri emping melinjo
 
PENGEMBANGAN MODEL KEMITRAAN AGRIBISNIS: ASPEK MEKANISASI PERTANIAN
PENGEMBANGAN MODEL KEMITRAAN AGRIBISNIS: ASPEK MEKANISASI PERTANIANPENGEMBANGAN MODEL KEMITRAAN AGRIBISNIS: ASPEK MEKANISASI PERTANIAN
PENGEMBANGAN MODEL KEMITRAAN AGRIBISNIS: ASPEK MEKANISASI PERTANIAN
 
Makalah keynote-speakers
Makalah keynote-speakersMakalah keynote-speakers
Makalah keynote-speakers
 

Recently uploaded

PT Gudang Garam tugas kelompok..ppt.pptx
PT Gudang Garam tugas kelompok..ppt.pptxPT Gudang Garam tugas kelompok..ppt.pptx
PT Gudang Garam tugas kelompok..ppt.pptx
aciambarwati
 
IN RAK City,+2773(7758)/557\ Abortion pills for sale in Dubai, Abu Dhabi, Sha...
IN RAK City,+2773(7758)/557\ Abortion pills for sale in Dubai, Abu Dhabi, Sha...IN RAK City,+2773(7758)/557\ Abortion pills for sale in Dubai, Abu Dhabi, Sha...
IN RAK City,+2773(7758)/557\ Abortion pills for sale in Dubai, Abu Dhabi, Sha...
b54037163
 
EKSKLUSIF!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Pintu Aluminium Modern Kamar Mandi ...
EKSKLUSIF!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Pintu Aluminium Modern Kamar Mandi ...EKSKLUSIF!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Pintu Aluminium Modern Kamar Mandi ...
EKSKLUSIF!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Pintu Aluminium Modern Kamar Mandi ...
FORTRESS
 
In Dubai-#.[wsp:**(+27)737758557^^)|{@Abortion Pills in dubai#][DUBAI~UAE.edu@go
In Dubai-#.[wsp:**(+27)737758557^^)|{@Abortion Pills in dubai#][DUBAI~UAE.edu@goIn Dubai-#.[wsp:**(+27)737758557^^)|{@Abortion Pills in dubai#][DUBAI~UAE.edu@go
In Dubai-#.[wsp:**(+27)737758557^^)|{@Abortion Pills in dubai#][DUBAI~UAE.edu@go
b54037163
 
Obat Aborsi Papua ( Ampuh _ No. 1 ) 082223109953 Klinik Jual Obat Penggugur K...
Obat Aborsi Papua ( Ampuh _ No. 1 ) 082223109953 Klinik Jual Obat Penggugur K...Obat Aborsi Papua ( Ampuh _ No. 1 ) 082223109953 Klinik Jual Obat Penggugur K...
Obat Aborsi Papua ( Ampuh _ No. 1 ) 082223109953 Klinik Jual Obat Penggugur K...
Obat Aborsi Jakarta ( Ampuh _ No. 1 ) Kandungan Jakarta
 
WA/TELP : 0822-3006-6162, Pusat Tas Kurir Shopee, Pusat Tas Selempang Kurir, ...
WA/TELP : 0822-3006-6162, Pusat Tas Kurir Shopee, Pusat Tas Selempang Kurir, ...WA/TELP : 0822-3006-6162, Pusat Tas Kurir Shopee, Pusat Tas Selempang Kurir, ...
WA/TELP : 0822-3006-6162, Pusat Tas Kurir Shopee, Pusat Tas Selempang Kurir, ...
imrotus nur istiqomah
 

Recently uploaded (20)

PT Gudang Garam tugas kelompok..ppt.pptx
PT Gudang Garam tugas kelompok..ppt.pptxPT Gudang Garam tugas kelompok..ppt.pptx
PT Gudang Garam tugas kelompok..ppt.pptx
 
In &QATAR^*[☎️+2773-7758-557]]@ @# Abortion pills for sale in Doha Qatar/ Dub...
In &QATAR^*[☎️+2773-7758-557]]@ @# Abortion pills for sale in Doha Qatar/ Dub...In &QATAR^*[☎️+2773-7758-557]]@ @# Abortion pills for sale in Doha Qatar/ Dub...
In &QATAR^*[☎️+2773-7758-557]]@ @# Abortion pills for sale in Doha Qatar/ Dub...
 
IN RAK City,+2773(7758)/557\ Abortion pills for sale in Dubai, Abu Dhabi, Sha...
IN RAK City,+2773(7758)/557\ Abortion pills for sale in Dubai, Abu Dhabi, Sha...IN RAK City,+2773(7758)/557\ Abortion pills for sale in Dubai, Abu Dhabi, Sha...
IN RAK City,+2773(7758)/557\ Abortion pills for sale in Dubai, Abu Dhabi, Sha...
 
Mengungkap Dunia Perjudian: Panduan Lengkap Kasino Online
Mengungkap Dunia Perjudian: Panduan Lengkap Kasino OnlineMengungkap Dunia Perjudian: Panduan Lengkap Kasino Online
Mengungkap Dunia Perjudian: Panduan Lengkap Kasino Online
 
EKSKLUSIF!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Pintu Aluminium Modern Kamar Mandi ...
EKSKLUSIF!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Pintu Aluminium Modern Kamar Mandi ...EKSKLUSIF!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Pintu Aluminium Modern Kamar Mandi ...
EKSKLUSIF!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Pintu Aluminium Modern Kamar Mandi ...
 
In Dubai-#.[wsp:**(+27)737758557^^)|{@Abortion Pills in dubai#][DUBAI~UAE.edu@go
In Dubai-#.[wsp:**(+27)737758557^^)|{@Abortion Pills in dubai#][DUBAI~UAE.edu@goIn Dubai-#.[wsp:**(+27)737758557^^)|{@Abortion Pills in dubai#][DUBAI~UAE.edu@go
In Dubai-#.[wsp:**(+27)737758557^^)|{@Abortion Pills in dubai#][DUBAI~UAE.edu@go
 
PERSPEKTIF_MODUL_8_PPT KELAS PGSD UT JEMBER
PERSPEKTIF_MODUL_8_PPT KELAS PGSD UT JEMBERPERSPEKTIF_MODUL_8_PPT KELAS PGSD UT JEMBER
PERSPEKTIF_MODUL_8_PPT KELAS PGSD UT JEMBER
 
tarian tradisional 38 provinsi di indonesia
tarian tradisional 38 provinsi di indonesiatarian tradisional 38 provinsi di indonesia
tarian tradisional 38 provinsi di indonesia
 
Obat Aborsi Papua ( Ampuh _ No. 1 ) 082223109953 Klinik Jual Obat Penggugur K...
Obat Aborsi Papua ( Ampuh _ No. 1 ) 082223109953 Klinik Jual Obat Penggugur K...Obat Aborsi Papua ( Ampuh _ No. 1 ) 082223109953 Klinik Jual Obat Penggugur K...
Obat Aborsi Papua ( Ampuh _ No. 1 ) 082223109953 Klinik Jual Obat Penggugur K...
 
Memahami Organisasi dan Desain Organisasi-Pengantar (bagian 1)
Memahami Organisasi dan Desain Organisasi-Pengantar (bagian 1)Memahami Organisasi dan Desain Organisasi-Pengantar (bagian 1)
Memahami Organisasi dan Desain Organisasi-Pengantar (bagian 1)
 
UNIKBET : Situs Slot Resmi Pragmatic Play Deposit Via Bank Danamon Ada Bonus ...
UNIKBET : Situs Slot Resmi Pragmatic Play Deposit Via Bank Danamon Ada Bonus ...UNIKBET : Situs Slot Resmi Pragmatic Play Deposit Via Bank Danamon Ada Bonus ...
UNIKBET : Situs Slot Resmi Pragmatic Play Deposit Via Bank Danamon Ada Bonus ...
 
WA/TELP : 0822-3006-6162, Pusat Tas Kurir Shopee, Pusat Tas Selempang Kurir, ...
WA/TELP : 0822-3006-6162, Pusat Tas Kurir Shopee, Pusat Tas Selempang Kurir, ...WA/TELP : 0822-3006-6162, Pusat Tas Kurir Shopee, Pusat Tas Selempang Kurir, ...
WA/TELP : 0822-3006-6162, Pusat Tas Kurir Shopee, Pusat Tas Selempang Kurir, ...
 
KONSEP DASAR ILMU PEMASARAN DAN MEMAHAMI BAGAIMANA PEMASARAN SECARA HOLISTIK
KONSEP DASAR ILMU PEMASARAN DAN MEMAHAMI BAGAIMANA PEMASARAN SECARA HOLISTIKKONSEP DASAR ILMU PEMASARAN DAN MEMAHAMI BAGAIMANA PEMASARAN SECARA HOLISTIK
KONSEP DASAR ILMU PEMASARAN DAN MEMAHAMI BAGAIMANA PEMASARAN SECARA HOLISTIK
 
Judul: Mengenal Lebih Dekat Casino Online
Judul: Mengenal Lebih Dekat Casino OnlineJudul: Mengenal Lebih Dekat Casino Online
Judul: Mengenal Lebih Dekat Casino Online
 
Memahami Organisasi dan Desain Organisasi-from strategy (Bagian 2)
Memahami Organisasi dan Desain Organisasi-from strategy (Bagian 2)Memahami Organisasi dan Desain Organisasi-from strategy (Bagian 2)
Memahami Organisasi dan Desain Organisasi-from strategy (Bagian 2)
 
PPT_AHLI_MUDA_GEOTEKNIK_SIHABUL_MILAH.pptx
PPT_AHLI_MUDA_GEOTEKNIK_SIHABUL_MILAH.pptxPPT_AHLI_MUDA_GEOTEKNIK_SIHABUL_MILAH.pptx
PPT_AHLI_MUDA_GEOTEKNIK_SIHABUL_MILAH.pptx
 
"Mengenal Kumbang4D: Situs Judi Online yang Meriah"
"Mengenal Kumbang4D: Situs Judi Online yang Meriah""Mengenal Kumbang4D: Situs Judi Online yang Meriah"
"Mengenal Kumbang4D: Situs Judi Online yang Meriah"
 
Presentasi ikuti pelatihan gratis awal Kerja dan Magang Internasional video V...
Presentasi ikuti pelatihan gratis awal Kerja dan Magang Internasional video V...Presentasi ikuti pelatihan gratis awal Kerja dan Magang Internasional video V...
Presentasi ikuti pelatihan gratis awal Kerja dan Magang Internasional video V...
 
Memahami Organisasi dan Desain Organisasi-Organisasi Publik (Bagian 3)
Memahami Organisasi dan Desain Organisasi-Organisasi Publik (Bagian 3)Memahami Organisasi dan Desain Organisasi-Organisasi Publik (Bagian 3)
Memahami Organisasi dan Desain Organisasi-Organisasi Publik (Bagian 3)
 
Panda99 Slot: Ragam Permainan yang Menarik
Panda99 Slot: Ragam Permainan yang MenarikPanda99 Slot: Ragam Permainan yang Menarik
Panda99 Slot: Ragam Permainan yang Menarik
 

345 1198-1-pb

  • 1. Jurnal Teknologi Pertanian Vol. 13 No. 1 [April 2012] 8-15 Efisiensi Tenaga Kerja [Umar dkk] 8 EFISIENSI TENAGA KERJA DALAM USAHATANI KEDELAI DI LAHAN SULFAT MASAM BERGAMBUT Manpower Efficiency on Soybean Farming System at Peaty Acid Sulphate Land Sudirman Umar* dan Muhammad Saleh Balai Penelitian Pertanian Lahan Rawa Jalan Kebun Karet, PO Box 31, Loktabat Utara Banjarbaru *Penulis Korespondensi: email sudirman_pbr@yahoo.co.id ABSTRAK Tenaga kerja fisik langsung adalah tenaga kerja yang paling banyak digunakan dalam menyelesaikan usahatani baik padi maupun palawija mulai dari persiapan lahan hingga pasca panen. Penelitian dilaksanakan di lokasi petani desa Lamunti, Kabupaten Kapuas Provinsi Ka- limantan Tengah pada bulan Mei hingga Agustus 2009. Tujuan penelitian untuk mengevaluasi konsumsi energi dalam proses produksi hubungannya dengan output energi produksi kedelai yang dihasilkan. Data dikumpulkan dari 30 petani kedelai dengan metode langsung melalui kuesioner dengan membandingkan kegiatan sejak persiapan lahan hingga pasca panen. Analisis energi dan biaya dihitung berdasarkan penggunaan energi pada setiap kegiatan dan menghitung konsumsi energi fisik (tenaga kerja) dan sarana produksi serta output energi yang dihasilkan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa usahatani kedelai di lahan sulfat masam bergambut secara keseluruhan menggunakan waktu kerja 652.20 J/ha atau setara energi fisik sebanyak 182914.26 kkal/ha dari kebutuhan energi seluruhnya. Kebutuhan energi total untuk mengelola usahatani kedelai seluas satu hektar sebesar 1446076.00 kkal. Besaran biaya tenaga kerja sebesar 53.38% dari total biaya produksi. Dengan adanya masukan energi fisik dan kimia serta biaya dalam proses produksi, output energi yang dihasilkan sebesar 5292000 kkal/ha dan output biaya sebesar Rp. 10290000 atau kenaikan 67.89%. Efisiensi produksi ditentukan oleh tingkat pemakaian sarana produksi, semakin tinggi masukan energi kimia dalam proses produksi akan semakin rendah nilai efisiensi produksi. Kata kunci: energi, lahan pasang surut, kedelai ABSTRACT Physical manpower is the most power that used for fulfill rice and upland farming from land prepa- ration to post harvest. Research was conducted at Lamunti village, Kapuas regency, Central Kalimantan in May to August 2009. The object of research was to evaluate the energy consumption in production processes with energy output that produced by soybean production. Data were collected from 30 soybean farmers by questinnaire method, then compared with land preparation to post harvest activity Energy and cost analysis was calculated based on energy consumption of each activity, physical energy (manpower), production faci- lities and energy output. The result showed that soybean farming on peaty acid sulfate land used work hour as 652.20 J/ha or equivalent with of physical energy as much as 182914.26 kkal/ha of total energy needs. To- tal energy that needed for manage soybeans farming for one ha was 1446076.00 kkal. Cost of manpower was 53.38% of total production costs. Whereas energy output and the output cost were 5292000 kkal/ha and Rp. 10290000.00 or increased as 67.89%. Production efficiency was determined by the level of production faci- lities. In the production process, higher the chemical energy input, lower the value of production efficiency. Keywords: energy, tidal land, soybean PENDAHULUAN Usahatani kedelai di lahan rawa, baik lahan pasang surut maupun lahan lebak menghadapi beberapa kendala yang cukup berat karena memerlukan input yang tinggi, selain itu kondisi lahan rawa pasang surut keberadaan tenaga kerja sangat sedikit. Sis-
  • 2. Jurnal Teknologi Pertanian Vol. 13 No. 1 [April 2012] 8-15 Efisiensi Tenaga Kerja [Umar dkk] 9 tem produksi tanpa mekanisasi melibatkan tenaga kerja petani relatif banyak yang di- awali dari persiapan lahan hingga pasca panen. Penggunaan tenaga kerja dalam usahatani belum diimbangi dengan pening- katan produksi kedelai yang memadai, ka- rena penurunan luas areal produksi kedelai akhir-akhir ini sudah mencapai kondisi kri- tis, yaitu penurunannya lebih dari 60% pada luas panen dan lebih dari 50% pada produksi kedelai nasional. Penggunaan energi yang intensif dalam sistem pertanian adalah suatu ke- harusan terutama dalam menggunakan benih berdaya hasil tinggi, mekanisasi, penggunaan pupuk kimia, dan pestisida sintetis. Sejak adanya perhatian serius dalam pertanian masukan energi alat dan mesin merupakan kunci untuk menyelesai- kan kekurangan energi di dalam usaha per- tanian. Suatu fakta nyata telah dilaporkan bahwa masukan energi berhubungan positif produksi pertanian (Singh, 1999 dalam Ab- bas, 2011). Masukan energi dalam bidang pertanian diharapkan dapat menyelesaikan berbagai masalah untuk keberhasilan usa- hatani seperti peningkatan produktivitas, peningkatan keamanan pangan serta men- dukung perkembangan ekonomi pedesaan (FAO, 2000). Penggunaan energi yang efektif dalam bidang pertanian adalah suatu cara untuk menghasilkan produksi pertanian yang memadai. FAO (1999) dalam Salokhe (2003), melaporkan bahwa di negara berkembang, usahatani pada umumnya dilakukan secara padat energi dimana untuk suatu produksi tanaman biasanya 70% energi diperlukan untuk produksi tanaman. Kebanyakan petani mengerjakan lahan usahatani dengan mengandalkan kekuatan fisik. Dalam proses produksi disamping input energi langsung yang berupa tenaga juga diperlukan masukan energi kimia. Singh (1996) memperkirakan bahwa total input energi sistem usahatani di India selama 4 dekade meningkat 5.4 kali se- dangkan produksi hanya 3.6 kali. Andoko (2002), menyebutkan kon- sumsi energi untuk usahatani semakin meningkat sehingga biaya tenaga kerja se- makin tinggi, akibatnya biaya produksi membengkak dan mengurangi pemasukan bagi petani. Hasil penelitian Mulyantara dan Hendriadi (2004) menunjukkan bahwa penggunaan energi di lahan pasang surut dengan full mechanization meningkat 4 kali lebih besar dibanding dengan input energi secara tradisional dan input biaya mekanisa- si penuh dan mekanisasi sebagian lebih ren- dah dibanding input biaya tradisional. Oleh karena itu untuk lebih menekan input bi- aya usahatani di lahan pasang surut secara umum, maka mekanisasi seyogyanya segera diterapkan. Tenaga kerja manusia adalah tena- ga kerja yang paling dominan dalam me- nyelesaikan usahatani baik padi maupun palawija mulai pengolahan tanah hingga pasca panen. Usahatani kedelai di lahan sulfat masam bergambut, berpotensi sangat tinggi untuk menggunakan tenaga kerja fisik secara langsung. Penggunaan tenaga kerja pada usahatani padi di lahan pasang surut Sumatera Selatan sebesar 793 J/ha se- tara 226560 kkal/ha (Umar dan Rina, 2001), dan 997 J/ha (Trimulyantara dan Hendriadi, 2004). Efisiensi energi dari sumber tenaga merupakan salah satu prinsip eco-efisien dan kebutuhan pertanian yang memadai (Jonge 2004). Banyak peneliti telah mempelajari ten- tang energi dan analisis ekonomi untuk me- nentukan efisiensi energi produksi tanaman, seperti beras di Malaysia (Bockari-Gevao et al., 2005), gandum, jagung dan kedelai di Itali (Satori et al., 2005) sistem produksi berbasis kedelai (Mandal et al., 2002) dan kentang di India (Yadav et al., 1991). Tujuan dari penelitian ini untuk mengevaluasi penggunaan besaran energi serta distribusi dan konsumsi energi dalam mengelola usahatani kedelai di lahan sulfat masam bergambut. BAHAN DAN METODE Penelitian dilaksanakan pada bulan Mei sampai dengan Agustus 2009 di Desa Lamunti, Kabupaten Kapuas Provinsi Ka- limantan Tengah yang merupakan daerah sentra pengembangan palawija di wilayah pengembangan lahan gambut (PLG). Kegiatan usahatanikedelaidilapangmenggunakanbahan organik yang dilakukan sesuai dengan pengelo- laan tanaman pada umumnya. Rangkaian kegiatan dimulai dari persiapan lahan hing- ga pasca panen dengan menghitung jum- lah penggunaan tenaga kerja selama proses produksi. Data dalam penelitian berdasarkan atas proses produksi dengan menghitung penggunaan tenaga selama kegiatan dengan membandingkan data survei dari keadaan
  • 3. Jurnal Teknologi Pertanian Vol. 13 No. 1 [April 2012] 8-15 Efisiensi Tenaga Kerja [Umar dkk] 10 usahatani setiap petani yang dilakukan se- cara acak sederhana. Analisis energi dan biaya dihitung berdasarkan penggunaan energi pada setiap kegiatan dan menghitung konsumsi energi fisik (tenaga kerja) dan sa- rana produksi serta output energi yang di- hasilkan. Analisis konsumsi energi dilaku- kan untuk semua tahapan proses produksi dengan basis satuan luas (ha). Perhitungan penggunaan kalori untuk tenaga manusia (1 HOK = 2000 kkal) dengan asumsi masuk- an energi/hari = 3000 kkal dan 2/3 bagian untuk bekerja di bidang pertanian (Soriano, 1982 dalam Iswandi et al., 1998). Nilai kalor dalam satu kilogram pupuk an-organik (N, P2O5 dan K2O), masing-masing 15946 kkal; 4127 kkal dan 3243 kkal (Pimentel, 2006). Untuk membuat satu liter pestisida dan her- bisida dibutuhkan energi sebanyak 24255 kkal. Nilai produksi pertanian (biji kedelai) dihitung sebesar 4000 kalori/kg biji kedelai sedangkan untuk hasil diperhitungkan 3600 kkal/kg biji kedelai (Pimentel, 2006). Energi dan biaya usahatani dihitung sebagai input sedangkan pendapatan usahatani dihitung sebagai output. Secara ringkas formula anali- sis adalah sebagai berikut: Konsumsi energi (kkal/ha) = Waktu kerja x daya; Biaya t. kerja (Rp/ha) = Waktu kerja x upah/waktu. Efek- tivitas produksi adalah perbandingan hasil produksi (kg) dengan kebutuhan tenaga ker- ja terpakai (HOK). Berdasarkan perbandi- ngan dari output-input, efisiensi penggunana energi, produktivitas energi dan perhitungan spesifik energi (Demircan et al., 2006; Satori et al., 2005) Efisiensi energi = output energi/ input energi (kkal/ha), Produktivitas energi = hasil (kg/ha)/input energi (kkal/ha) dan Spesifik energi input energi (kkal/ha)/hasil (kg/ha). HASIL DAN PEMBAHASAN Umumnya usahatani kedelai di lahan pasang surut potensial menggunakan energi langsung (alat dan mesin) dalam pengelo- laan tanaman, namun tidak semua kegiatan menggunakan mesin sebagai tenaga untuk menyelesaikan kegiatan tersebut. Hasil pe- nelitian menunjukkan bahwa dalam budi- daya kedelai di lahan pasang surut sulfat masam, menggunakan waktu kerja sebesar Tabel 1. Urutan kegiatan dan energi (kkal) yang digunakan pada usahatani kedelai di lahan sul- fat masam bergambut. Lamunti Kab. Kapuas Kalimantan Tengah 2009 No. Kegiatan Waktu kerja (J/ha) Perhitungan pemakaian energi Biaya Input energi (kkal/ha) ∑ tenaga kerja (%) (x 1000) Rp/ha 1 Semprot herbisida 9.00 2571.42 1.30 50.00 2 Pengolahan tanah *) 12.00 13817.40 7.23 700.00 3 Meratakan 32.00 9142.85 4.64 157.50 4 Menabur kapur 15.00 4285.71 2.18 70.00 5 Membuat larikan b.o 28.00 8000.00 4.07 140.00 6 Memasukan b.o dalam larikan dan menabur 28.00 8000.00 4.07 140.00 7 T a n a m 140.00 40000.00 20.33 700.00 8 Menyulam 8.00 2285.71 1.16 50.00 9 Pupuk an-organik 54.00 15428.57 7.84 270.00 10 Pemeliharaan Semprot H/P 20.20 5771.43 2.93 176.50 11 Penyiangan 110.00 31428.57 15.97 550.00 12 Membumbun 30.00 8571.43 4.36 150.00 13 P a n e n 68.00 19428.57 9.81 340.00 14 Prosesing 98.00 28000.00 14.23 490.00 Jumlah masukan 652.20 196731.66 100.00 3984.00 *) energi fisik (mesin traktor)
  • 4. Jurnal Teknologi Pertanian Vol. 13 No. 1 [April 2012] 8-15 Efisiensi Tenaga Kerja [Umar dkk] 11 652.20 J/ha (91.45 HOK). Menurut Pimen- tel et al. (2002) dalam Pimentel (2009a), input energi fisik (tenaga kerja manusia) dalam usahatani di Amerika hanya menggunakan 6 J/ha sedangkan di Phillipina dilaporkan bahwa usahatani kedelai menggunakan in- put energi 744 J/ha. Hasil penelitian menun- jukkan bahwa kegiatan usahatani kedelai di Lamunti (Kalimantan Tengah) di dalamnya bersamaan antara tenaga fisik dengan trak- tor tangan, input energi yang digunakan cukup tinggi yakni sekitar 182914.26 kkal/ha atau setara 765.68 MJ/ha. Sedangkan menu- rut Reddy et al. (2004), total energi fisik yang digunakan untuk tanaman kacang tanah di lahan tadah hujan dengan sebagian me- kanisasi sebesar 4299 MJ/ha. Persiapan Lahan Umumnya sebelum melakukan usa- hatani baik di lahan sawah maupun di lahan kering, dilakukan pengolahan tanah yang dimulai dari pembersihan rerumputan dengan cara menebas atau menyemprot dengan her- bisida. Demikian juga untuk berusahatani di lahan pasang surut dalam mempersiapkan lahan hingga tanah siap ditanami, tenaga kerja (energi fisik) yang digunakan > 90%, sedangkan traktor sebagai alat untuk mengo- lah tanah agar mudah ditanami mengkon- sumsi energi relatif kecil (Tabel 1). Kegiatan meratakan tanah hingga siap ditanami in- put energinya hanya 4.64% dari total energi yang digunakan atau besaran energi 9142.85 kkal/ha. Umumnya di beberapa negara maju, usaha pertanian telah dilakukan dengan full mechanization, sehingga konsumsi energi fisik langsung tidak besar, seperti yang disebut Guruswany et al. (1992), bahwa pengolahan tanah di lahan sawah tadah hujan meng- konsumsi energi sebesar 45-63% dari total energi. Selanjutnya Pimentel (2009b), menye- butkan penggunaan waktu untuk kegiatan usaha pertanian sekitar 1200 J/ha. Dengan full mechanization, waktu yang dibutuhkan menjadi 11 J/ha (110 kali lebih sedikit). Me- kanisasi memberikan energi yang signifikan (± 333000 kkal/ha ) baik untuk produksi dan perbaikan mesin. Mekanisasi mengurangi tenaga kerja manusia secara nyata, tapi tidak memberi kontribusi peningkatan hasil panen. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dengan menggunakan sedikit teknologi mekanisasi akan meningkatkan konsumsi energi fisik, dimana alat dan mesin traktor sebagai tenaga pengolah tanah dalam usaha- tani kedelai di lahan sulfat masam bergam- but memberi masukan energi sebesar 7.23%. Tanam Sebelum dilakukan penanaman biji kedelai, lebih dulu tanah diberi bahan or- ganik dengan cara larikan. Pemberian ba- han organik ini merupakan salah satu syarat penanaman di lahan yang kondisi tanahnya kurang mendapat air. Untuk membuat lari- kan tempat bahan organik, energi yang digu- nakan sebesar 8000 kkal/ha. Selanjutnya pe- nanaman biji kedelai dilakukan dengan alat tanam tugal yang memakan waktu sekitar 20 orang.hari/ha atau besaran energi yang digunakan hingga selesai tanam adalah 40000 kkal/ha. Kegiatan tanam memerlukan tenaga sebesar 20.33% dari konsumsi energi total. Besaran energi yang terpakai dalam kegiatan tanam ini lebih besar dibanding dengan yang dilaporkan Guruswany et al. (1992) bahwa kegiatan penanaman meng- konsumsi energi antara 10-14% dari total energi yang dibutuhkan dalam berproduksi. Rendahnya prosentase tersebut karena kegiatan usaha pertaniannya didominasi oleh alat dan mesin pertanian dengan pendekatan mekanisasi penuh, sehingga kegiatan tanam sudah dilakukan dengan mesin. Pemeliharaan Jumlah waktu kerja (J/ha) dalam me- nyelesaikan proses produksi relatif banyak, karena tanaman kedelai memerlukan pera- Tabel 2. Jumlah tenaga kerja dan total energi dalam kegiatan pemeliharaan pada usahatani kede- lai di lahan sulfat masam bergambut Lamunti Kab. Kapuas Kalimantan Tengah 2009 No. Kegiatan Waktu Kerja (jam) Jumlah HOK Total Energi (kkal) 1. Pemupukan Anorganik 54.00 7.71 15428.57 2. Pemupukan Organik 28.00 4.00 8000.00 3. Penyiangan 110.00 23.43 31428.57 4. Membumbun 30.00 4.28 8571.43 5. Penyemprotan H/P 20.20 2.88 5771.43 Jumlah 69200.00
  • 5. Jurnal Teknologi Pertanian Vol. 13 No. 1 [April 2012] 8-15 Efisiensi Tenaga Kerja [Umar dkk] 12 watan yang intensif sehingga perlu penanganan yang baik. Tanaman kedelai selain mudah terkena serangan hama/penyakit juga mu- dah mengalami penurunan kemampuan tumbuh bila kekurangan air selama per- tumbuhan, dengan demikian efektivitas produksi yang dihasilkan tidak akan tinggi. Rangkaian kegiatan pemeliharaan meliputi pemupukan, penyemprotan hama penyakit, penyiangan dan membumbun yang kesemuanya menggunakan input energi 69200 kkal/ha atau sebesar 35.17% dari kon- sumsi energi total dan pekerjaan penyiangan in- put energi tertinggi (Tabel 2). Besaran energi fisik yang digunakan dalam kegiatan pemeliharaan baik untuk memupuk dan menyemprot ternyata relatif rendah bila dibandingkan dengan energi kimia yang digunakan seperti penggunaan pupuk N, P2O5 dan K2O serta obat-obatan untuk memelihara tanaman yakni sebesar 1190006 kkal/ha dari seluruh energi yang digunakan. Pemakaian energi kimia dalam usahatani kedelai untuk pemeliharaan sangat tinggi yakni sebesar 81.73%, ini menggam- barkan bahwa untuk menghasilkan output energi yang tinggi dalam suatu kegiatan usahatani penggunaan energi kimia lebih dominan. Hasil penelitian menunjukkan peng- gunaan energi pemupukan anorganik relatif tinggi sekitar 51.78% dengan jumlah nitrogen 48.84% dari total pemupukan, posfor 37.92% dan K2O 13.24%. Shahin et al. (2008), menye- butkan energi pemupukan untuk tanaman gandum sebesar 38.45% dari total energi. Jumlah nitrogen 87.04% dari total pemupu- kan, posfor 9.85% dan K2O 2.98%. Dengan demikian menunjukkan bahwa peran pu- puk anorganik (energi kimia) dalam meng- hasilkan output energi masih sangat besar, sehingga efisiensi produksi yang dihasilkan akan semakin kecil. Pimentel (2009b) menye- butkan menghindari penggunaan herbisida dan insektisida akan meningkatkan efisiensi energi pada sistem produksi jagung dan ke- delai. Kebutuhan energi kimia dalam memproduksi kedelai diharapkan tidak terlalu tinggi sehingga dapat menghasil- kan efisiensi yang tinggi. Masukan ener- gi biologi sebagai energi alternatif perlu dipikirkan dan ditindak-lanjuti seperti penggunaan pupuk organik, insektisida nabati yang dapat memberantas hama kedelai. Secara parsial, proporsi terbe- sar penggunaan energi fisik dalam bu- didaya pertanian adalah untuk persiap- an lahan yang menggunakan alat dan mesin (traktor) sebesar 13817.40 kkal/ ha, sedangkan yang menggunakan energi fisik langsung (tenaga kerja) terdapat pada kegiatan menanam yakni 40000 kkal/ha. Tabel 3. Kebutuhan fisik. input energi dan biaya sarana produksi usahatani kedelai di lahan sul- fat masam bergambut. Lamunti Kab. Kapuas Kalimantan Tengah 2009 No. Komponen Masukan Input Energi Sarana Produksi Jumlah kkal/ha Biaya (Rp/ha) (x 1000) 1 Benih kedelai (kg/ha) 40.00 32.000.00 320.00 2 Pupuk (kg/ha) Nitrogen 22.5 358763.50 80.00 P2O5 67.50 275762.50 525.00 K2O 30.00 97290.00 240.00 Kandang 1000.00 305000.00 200.00 3 Pestisida (l/ha) 3.20 77616.00 600.00 4 Herbisida (l/ha) 3.00 72765.00 180.00 5 Tenaga Kerja (HOK/ha) - Traktor Tangan 8.5 HP 13817.40 700.00 - Manusia 91.45 182914.26 3284.00 Jumlah Masukan Energi -- 1418737.66 6129.00 Produksi (kg/ha) 1470.00 5292000.00 10290.00 Efektivitas Produksi 16.07 kkal Output/kkal Input 3.73 : 1 Energi kedelai= 3600 kkal (Pimentel. 2006)
  • 6. Jurnal Teknologi Pertanian Vol. 13 No. 1 [April 2012] 8-15 Efisiensi Tenaga Kerja [Umar dkk] 13 Panen dan Pasca panen Kegiatan panen memerlukan tenaga kerja fisik langsung sebanyak 9.71 orang-ha- ri/ha yang mengkonsumsi energi 19428.57 kkal/ha dari energi total. Pada Tabel 1 ter- lihat bahwa input energi panen relatif kecil bila dibanding dengan ouput energi, hal ini disebabkan karena jarak tanam tanaman kedelai yang cukup lebar sehingga jumlah tenaga yang digunakan tidak terlalu banyak. Kegiatan pascapanen meliputi pengeringan polong (I), perontokan serta pengeringan biji (II) dilanjutkan dengan angkutan ke gudang atau ke rumah. Untuk perontokan menjadi biji, biasanya petani melakukannya dengan tenaga fisik langsung yang menggunakan energi sebesar 9.15% atau 18000 kkal dari ke- seluruhan energi. Pelepasan biji yang meng- gunakan tenaga manusia yaitu dengan cara memukul polong kedelai yang dimasukkan dalam karung dilakukan oleh 4 orang. Un- tuk pengeringan polong sebelum pembijian dilakukan selama 2 hari kemudian dilanjut- kan dengan pengeringan biji selama 2 hari. Dalam penelitian ini besaran energi kimia yang digunakan sangat tinggi kalau dilihat dari pemakaian dosis pupuk anor- ganik (N,P dan K) untuk tanaman kedelai di lahan pasang surut (Tabel 3). Masukan energi kimia yang tinggi (1418737.66 kkal/ha) meng- hasilkan output energi sebesar 5292000 kkal/ ha dalam bentuk hasil panen biji kering ke- delai (1470 kg/ha), rasio output/input adalah 3.73:1. Dalam memproduksi kedelai di lahan pasang surut bergambut output energi yang dihasilkan sebesar 373%. Hasil penelitian Pi- mentel (2006), penggunaan pupuk N, P2O5 dan K2O yang masing-masing 3.7 kg; 37.8 kg; dan 14.8 kg/ha menghasilkan produksi 2666 kg/ha setara 9605000 kkal/ha. Selanjutnya hasil kedelai yang dicapai di Amerika rata- Tabel 4. Rasio input-output pada produksi kedalai di lahan pasang surut bergambut, Lamunti, Kab. Kapuas, Kalimantan Tengah 2009 Uraian Satuan Nilai Input Energi kkal/ha 1418737.66 Output Energi kkal/ha 5292000.00 Hasil Biji Kering kg/ha 1470.00 Efisiensi Energi 3.73 Produktivitas Energi kg kkal 0.01 Rasio Output/ Input 3.73 : 1 rata 2600 kg/ha setara 9360000 kkal/ha (Pi- mentel, 2009a). Menurut Avval et al. (2011), pupuk, air irigasi, mesin, tenaga kerja manusia dan energi listrik memberikan kontribusi keberhasilan yang signifikan, sedangkan penggunaan bahan kimia dan energi benih memberikan output yang tidak konsisten. Selanjutnya disebutkan bahwa produk- si kedelai memiliki sensivitas yang lebih dibandingkan mesin, tenaga kerja manusia, air irigasi, sehingga tambahan energi 1 MJ dari penggunaan mesin, tenaga kerja dan air irigasi terjadi peningkatan hasil masing- masing 0.57; 0.44; dan 0.23 kg. Untuk tenaga kerja manusia menggu- nakan biaya yang relatif tinggi sekitar 53.58%. Efektivitas produksi sebesar 16.07 menggam- barkan penggunaan energi fisik langsung (tenaga kerja) cukup efektif dalam kegiatan usahatani kedelai. Efisiensi energi yang di- hasilkan sangat kecil (3.73) (Tabel 4), dan ter- jadi peningkatan output biaya sebesar 67.89% atau meningkat 1.68 kali dari biaya usahatani kedelai untuk satu hektar. Bila dibandingkan dengan hasil tanaman padi pada luasan yang sama jumlah energi (kalori) yang terpakai untuk menghasilkan biji kedelai cukup be- sar. Pestisida adalah produk industri, untuk memproduksinya memerlukan energi yang tinggi yang berasal dari minyak bumi, demikian juga dengan herbisida. Dalam penelitian ini penggunaan biaya untuk bahan kimia pes- tisida dan insektisida sebesar 29.77% dari jumlah sarana produksi yang ada. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan pestisida dan herbisida seba- nyak 150381 kkal/ha. Penggunaan bahan kimia (obat-obatan) untuk memberantas hama/penyakit dan memberantas rumput menghabiskan sangat banyak energi yang berasal dari sumber alam yang tidak dapat diperbaharui lagi. Dari energi kimia yang terpakai mungkin dapat dirubah dengan menggunakan pestisida dan insektisida nabati (energi biologi) yang besarnya dapat ditekan. Dengan melihat perbandingan dosis pupuk kandang dan pupuk an-organik serta obat- obatan yang digunakan dalam jumlah sama, diprediksi energi yang akan terpakai dapat ditekan hingga <10%. Namun karena cara tersebut merupakan salah satu cara yang masih ditempuh saat ini, maka penggunaan- nya harus diusahakan seefektif mungkin. Demikian juga halnya sarana produksi lain- nya seperti pupuk anorganik yang semuanya
  • 7. Jurnal Teknologi Pertanian Vol. 13 No. 1 [April 2012] 8-15 Efisiensi Tenaga Kerja [Umar dkk] 14 dihasilkan melalui proses yang menghabis- kan sumberdaya alam. Namun saat ini dalam proses pengembangan, energi biologi yang terbuat dari bahan organik akan meng- gantikan penggunaan energi kimia dalam proses produksi. SIMPULAN Konsumsi energi total untuk mengelo- la usahatani kedelai seluas satu hektar sebe- sar 1418737.66 kkal/ha.yang di dalamnya terdapat energi fisik langsung (tenaga ma- nusia) sebanyak 182914.26 kkal/ha dan juga masukan energi kimia, output energi yang dihasilkan sebesar 5292000 kkal/ha. Besaran biaya tenaga kerja sebesar 53.38% dari total biaya produksi. Dengan adanya masukan biaya dalam proses produksi, output biaya yang dihasilkan sebesar Rp. 10290000, ke- naikan pendapatan 67.89% atau meningkat 1.68 kali. Produktivitas energi ditentukan oleh tingkat pemakaian sarana produksi, se- makin tinggi masukan energi kimia dalam proses produksi akan semakin rendah nilai produktivitas energi. Rendahnya efisiensi energi (3.73) karena rendahnya output energi yang dihasilkan dan tingginya tingkat pema- kaian energi kimia setiap hektarnya. Untuk meningkatkan produksi kedelai seharusnya pemakaian sarana produksi yang berasal dari bahan kimia (pupuk, anorganik, pestisi- da dan herbisida) lebih efisien. DAFTAR PUSTAKA Andoko A. Budidaya Padi Secara Organik. Seri Agribisnis. Cetakan I. Penebar Swa- daya Avval SHM., S Rafiee., A Jafari and A Moham- madi. 2011. Hubungan fungsional anta- ra input energi dan nilai hasil produksi kedelai di Iran. (Terjemahan) Jurnal En- ergi Hijau 8(3): 398-410 Abbas D. 2011. Energy use efficiency and eco- nomic analysis of canola production in three different areas in Iran. ARPN Journal of Agricultural and Biological Sci- ence. 6(11): 54-61 Bockari-Gevao SM, Iskak WIW, Azmi Y and Chan CW. 2005. Analysis of energy consumption in low land rice-based cropping system of Malaysia. Sci. Tech- nology 27(4): 819-826 Demircan V, Ekinci K, Keener HM, Akbolat D and Ekinci C. 2006. Energy and eco- nomic analysis of sweet cherry pro- duction in Turkey: A Case Study from Isparta province. Energy Con. Man. 47: 1761-1969 FAO. 2000. The energy and agricultural nex- us. Environment and natural resources, working paper no. 4. Rome, Italy. Guruswany T, Murphy GRK, Desai SR, Mathew M, and M Veevaangound. 1992. Energy use pattern for dryland crops an Mansalapur village. A Case Study. Journal of Agricultural Engineer- ing (ISAE), 2(3): 164-170 Iswandi H, Basri, Kari Z, dan Adrizal. 1998. Efisiensi tenaga kerja dan produksi pada beberapa sistem budidaya padi sawah. Dalam Pros. Seminar Nasional VI Budidaya Pertanian Olah Tanah Kon- servasi. HIGI, pp. 489-492. Jonge AM. 2004. Eco-efficiency improvement of a crop protection product; the pre- spective of the crop protection product industry. Crop Protect, 23: 1177-1186 Larson DL, dan Fangmerier DD. 1977. Energy requirement for irrigated crop production. Pergamon Press, New York. Mandal KG, Saha KP, Ghosh PK, Hati KM, and Bandyopadhyay KK. 2002. Bioen- ergy and economic analysis of soybean- based crop production system in central india. Biomass Bioenergy 23(5): 337-345. Pimentel D, Hurd LE, Bellotti AC, Forster MJ, Oka IN, Sholes OD, and Whitman RJ. 1973. Food production and the energy crisis. Science 182: 443-449 Pimentel D. 2006. Impact of organic farming on the efficiency of energy use in ag- riculture. An Organic Center State of Science Review, Dilihat 4 April 2012 <http://www.organic-center.org/sci- ence.pest.php?action=view&report_ id=59> Pimentel D. 2009a. Energy inputs in food crop production in developing and devel- oped nations. Energies, 2(1): 1-24 Pimentel D. 2009b. Energy input in the agri- culture production. Monthly Review: 61(03) Reddy BS, Adake RV, Thyagaraj CR, and Reddy KS. 2004. Utilization pattern of power sources on productivity of groundnut and cotton dryland. Pub- likasi Wilderness. Dilihat 15 Maret 2012 <http://www.copvcia.com> Salokhe VM. 2003. Using power tiller for rice cultivation in Southeast Asia. Dalam T.W Mew, D.S Brar, S. Peng, D. Dawe
  • 8. Jurnal Teknologi Pertanian Vol. 13 No. 1 [April 2012] 8-15 Efisiensi Tenaga Kerja [Umar dkk] 15 and B. Hardy. (eds) 2003. Rice Science : Innovation and Impact for Livelihood. IRRI, p. 699-713 Satori L, Basso D, Bertocco M, and Oliviero G. 2005. Energy use and economic evalua- tion of the three years crop rotation for conservatioin and organic farming in NE, Italy, Biosystem Engeneering. 91(2): 77-88 Singh G. 1996. Energy input in production agriculture of India. State of Art Lec- ture Delivered in Xth National Con- vention of Agricultural Engineers, Bhopal India Shahin S, Jafari A, Mobli H, Rafiee S, and Karimi M. 2008. Effect of farm size on energy ratio for wheat production. A Case Study from Ardabil Province of Iran. J. Agric & Environ. Sci. 3(4): 604-608 Trimulyantara L, dan Hendriadi A. 2004. Optimalisasi penggunaan energi pada budidaya di lahan pasang surut. Studi Kasus di Kabupaten Banyuasin, Sumat- era Selatan. Hal. 147-152. Dalam Pros. Seminar Nasional Pengembangan Lahan Rawa dan Pengendalian Pencemaran Ling- kungan, Banjarbaru Umar S, dan Rina Y. 2001. Kajian tabela dan tapin pada usahatani padi di lahan pasang surut Sumatera Selatan. Hal. 603-611. Dalam Prosiding Seminar Pen- gelolaan Tanaman Pangan Lahan Rawa. Puslitbangtan. Badan Litbang Pertanian Yadav RN, Singh RKP, and Prasads S. 1991. An economic analysis of energy re- quirements in the production of potato crop in bihar sharif block of Nalanda district(Bihar).EconAffairKalkatta.36:112-119