Dokumen ini membahas pengembangan model kemitraan agribisnis dengan fokus pada aspek mekanisasi pertanian. Kemitraan antara petani dan pengolah diharapkan dapat mengatasi hambatan seperti ketersediaan bahan baku, mutu hasil pengolahan, dan pemasaran. Mekanisasi pertanian dapat mendukung kemitraan ini melalui pelayanan pengolahan tanah, pemeliharaan tanaman, dan pengangkutan hasil. Proses penyiapan
Dampak SL-PTT Padi Sawah Terhadap Produksi dan Difusi InovasiAjat Learner
penelitian ini dilakukan di Kabupaten lebak, menjelaskan tentang dampak kegiatan penyuluhan melalui sl-ptt terhadap produksi padi dan peningkatan difusi inovasi oleh petani
Dampak SL-PTT Padi Sawah Terhadap Produksi dan Difusi InovasiAjat Learner
penelitian ini dilakukan di Kabupaten lebak, menjelaskan tentang dampak kegiatan penyuluhan melalui sl-ptt terhadap produksi padi dan peningkatan difusi inovasi oleh petani
Adm Pembangunan PENGEMBANGAN SEKTOR PERTANIAN Aning dan Inas Prodi AP UGKUGK
Tugas Mahasiswa Program Studi Administrasi Publik (Prodi AP) Universitas Gunung Kidul (UGK) Topik Administrasi Pembangunan Bidang Pertanian (Matkul Administrasi Pembangunan)
ppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdfNur afiyah
Pembelajaran landasan pendidikan yang membahas tentang profesionalisasi pendidikan. Semoga dengan adanya materi ini dapat memudahkan kita untuk memahami dengan baik serta menambah pengetahuan kita tentang profesionalisasi pendidikan.
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondelferrydmn1999
Indonesia, negara kepulauan yang kaya akan keragaman budaya, suku, dan tradisi, memiliki Jakarta sebagai pusat kebudayaan yang dinamis dan unik. Salah satu kesenian tradisional yang ikonik dan identik dengan Jakarta adalah ondel-ondel, boneka raksasa yang biasanya tampil berpasangan, terdiri dari laki-laki dan perempuan. Ondel-ondel awalnya dianggap sebagai simbol budaya sakral dan memainkan peran penting dalam ritual budaya masyarakat Betawi untuk menolak bala atau nasib buruk. Namun, seiring dengan bergulirnya waktu dan perubahan zaman, makna sakral ondel-ondel perlahan memudar dan berubah menjadi sesuatu yang kurang bernilai. Kini, ondel-ondel lebih sering digunakan sebagai hiasan atau sebagai sarana untuk mencari penghasilan. Buku foto Lensa Kampung Ondel-Ondel berfokus pada Keluarga Mulyadi, yang menghadapi tantangan untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel warisan leluhur di tengah keterbatasan ekonomi yang ada. Melalui foto cerita, foto feature dan foto jurnalistik buku ini menggambarkan usaha Keluarga Mulyadi untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel sambil menghadapi dilema dalam mempertahankan makna budaya di tengah perubahan makna dan keterbatasan ekonomi keluarganya. Buku foto ini dapat menggambarkan tentang bagaimana keluarga tersebut berjuang untuk menjaga warisan budaya mereka di tengah arus modernisasi.
Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...nasrudienaulia
Dalam teori fungsionalisme kulturalisasi Talcott Parsons, konsep struktur sosial sangat erat hubungannya dengan kulturalisasi. Struktur sosial merujuk pada pola-pola hubungan sosial yang terorganisir dalam masyarakat, termasuk hierarki, peran, dan institusi yang mengatur interaksi antara individu. Hubungan antara konsep struktur sosial dan kulturalisasi dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Pola Interaksi Sosial: Struktur sosial menentukan pola interaksi sosial antara individu dalam masyarakat. Pola-pola ini dipengaruhi oleh norma-norma budaya yang diinternalisasi oleh anggota masyarakat melalui proses sosialisasi. Dengan demikian, struktur sosial dan kulturalisasi saling memengaruhi dalam membentuk cara individu berinteraksi dan berperilaku.
2. Distribusi Kekuasaan dan Otoritas: Struktur sosial menentukan distribusi kekuasaan dan otoritas dalam masyarakat. Nilai-nilai budaya yang dianut oleh masyarakat juga memengaruhi bagaimana kekuasaan dan otoritas didistribusikan dalam struktur sosial. Kulturalisasi memainkan peran dalam melegitimasi sistem kekuasaan yang ada melalui nilai-nilai yang dianut oleh masyarakat.
3. Fungsi Sosial: Struktur sosial dan kulturalisasi saling terkait dalam menjalankan fungsi-fungsi sosial dalam masyarakat. Nilai-nilai budaya dan norma-norma yang terinternalisasi membentuk dasar bagi pelaksanaan fungsi-fungsi sosial yang diperlukan untuk menjaga keseimbangan dan stabilitas dalam masyarakat.
Dengan demikian, konsep struktur sosial dalam teori fungsionalisme kulturalisasi Parsons tidak dapat dipisahkan dari kulturalisasi karena keduanya saling berinteraksi dan saling memengaruhi dalam membentuk pola-pola hubungan sosial, distribusi kekuasaan, dan pelaksanaan fungsi-fungsi sosial dalam masyarakat.
Laporan Pembina Pramuka SD dalam format doc dapat anda jadikan sebagai rujukan dalam membuat laporan. silakan download di sini https://unduhperangkatku.com/contoh-laporan-kegiatan-pramuka-format-word/
Ppt landasan pendidikan Pai 9 _20240604_231000_0000.pdffadlurrahman260903
Ppt landasan pendidikan tentang pendidikan seumur hidup.
Prodi pendidikan agama Islam
Fakultas tarbiyah dan ilmu keguruan
Universitas Islam negeri syekh Ali Hasan Ahmad addary Padangsidimpuan
Pendidikan sepanjang hayat atau pendidikan seumur hidup adalah sebuah system konsepkonsep pendidikan yang menerangkan keseluruhan peristiwa-peristiwa kegiatan belajarmengajar yang berlangsung dalam keseluruhan kehidupan manusia. Pendidikan sepanjang
hayat memandang jauh ke depan, berusaha untuk menghasilkan manusia dan masyarakat yang
baru, merupakan suatu proyek masyarakat yang sangat besar. Pendidikan sepanjang hayat
merupakan asas pendidikan yang cocok bagi orang-orang yang hidup dalam dunia
transformasi dan informasi, yaitu masyarakat modern. Manusia harus lebih bisa menyesuaikan
dirinya secara terus menerus dengan situasi yang baru.
PENGEMBANGAN MODEL KEMITRAAN AGRIBISNIS: ASPEK MEKANISASI PERTANIAN
1. Vol. 15, No. 1,April 2001
PENGEMBANGANMODEL KEMITRAAN AGRIBISNIS:
ASPEK MEKANISASI PERTANIAN'
Atjeng M. syarief2
A. PENDAHULUAN
Tabel 1.
Mekanisasi pertanian adalah intro- Input Sistem output
duksi dan penggunaan alat mekanis Ta"aman Usaha tan1 Has11(hsik,bentuk
uang)
untuk melaksanakan operasi pertanian. Temak Bagian usaha Pendapata~i
Alat me-kanis yang digunakan
mencakup semua peralatan yang
digerakkan oleh tenaga manusia, he-
wanlternak, motor bakar, motor listrik,
angin dan sumber tenaga lainnya
seperti nuklir. Mekanisasi juga dapat
di-artikan sebagai aplikasi ilmu teknik
(engineering science) untuk rnengem-
bangkan, mengorganisasi dan menga-
tur semua operasi dalam "usaha
pertanian". Suatu operasi pertanian
dapat didefinisikan sebagai usaha
manusia untuk mengubah karakteristik
atau posisi suatu obyek, misalnya:
tanah: penyiapan tanah perta-naman
benih: benih di gudang persernaian
Karakteristik operasi pertanian diten-
tukan oleh: tipe kegiatan besarnya
"volume" kegiatan (luasan, berat,
jumlah) saat mulai dan saat mulai dan
saat selesai suatu operasi lamanya
(jangka) waktu yang diinginkan jumlah
manusia yang tersedia dan input
lainnya hasil: jumlah dan mutu.
Biaya beban kerja pengaruh setiap
kegiatan atau kornbinasi antara sesama
kegiatan itu terhadap lingkungan
Mekanisasi pertanian mempe-
ngaruhi system usaha tani, kelompok
usaha tani, masyarakat desa dan
perekonomian nasional. Diagaram
input-output di bawan ini menunjukkan
pengaruh mekanisasi pertanian terha-
Odap system usaha tani.
tan1
Tanah Hasiltertentu Lapangankerja
Bahaa-bahan Operasi suatu Bebankerja
proses
Peralalan Operas1tertentu Pengaruhterhadap
lingkungan
Bangunan Pelayanan Biaya
Modal Tugas yangdiber~kan
Tenagakerja Pelayananyang
dibenkan
Melalui rnekanisasi, manusia
dengan bantuan peralatan mekanis
(alat, per-lengkapan, instalasi,
bangunan) akan mampu mengubah
suatu system. Suatu system diartikan
sebagai bagian yang jelas (batasnya)
dari suatu realitas. Status suatu
system ditentukan oleh semua sifat-
sifat yang relevan dari system yang
dimaksud berikut lingkungannya.
Suatu system yang dinamis adalah
suatu system yang berubah-ubah baik
oleh manusia atau oleh peristiwa yang
lain. Suatu system agribisnis terdiri
atas: subsistem penyediaan sarana
produksi
subsistem usaha tani atau budidaya
(tanaman, ternak, ikan) subsistem
pengo-lahan hasil atau agro industri
subsistem pemasaran, dan subsistem
pendukun, yaitu kelembagaan peme-
rintah dan rnasyarakat serta peraturan
dan perundangan.
Di dalam agribisnis, peranan
mekanisasi pertanian secara langsung
terhadap sub-sistem yang ada
' Bagian dari Laporan Akhir Studi PemgembanganModel Kemitraan Agribisnis. Kerja
sama antara Pusat Pengembangan Agribisnis Indonesia dengan Departemen
Pertanian Republik Indonesia. Disajikan pada Seminar Jurusan Teknik Pertanian,
FATETA, IPBtanggal 26 April 2001
Staf Pengajar Jurusan Teknik Pertanian, FATETA-IPB
2. B& KETEKNIK
tergantung kepada tujuan dari
agribisnis itu sendiri dan surnber daya
yang tersedia. Mekanisasi pertanian
berpe-ran langsung dalarn mengubah
karakter subsistern budidaya (tanaman,
ternak, dan ikan), pengolahan hasil dan
pemasaran.
Dalarn konteks agribisnis hortikul-
tura misalnya komodiatas nenas,
rnarkisa dan sirsak, maka di bawah
diuraikan kasus mengenai aspek
rnekanisasi pertanian da-lam
pernbinaan kemitraan agribisnis nenas
di Propinsi Jambi dan Jawa Barat,
markisa di Propinsi Sulawesi Selatan
dan sirsak di Propinsi Jawa Barat.
Sesuai dengan tingkat keperluannya,
rnaka uraian selanjutnya dititik-beratkan
kepada agribisnis nenas dan markisa.
B. MASALAH UMUM SUBSISTEM
INDUSTRI PENGOLAHAN NENAS
DAN MARKISA
Dalam studi pengembangan
kernitraan agribisnis ini dua pabrik
nenas diharapkan dapat bermitra
dengan masing-masing kelompok tani
di Kabupaten lndragiri Hilir (Jambi) dan
di Subang (Jawa Barat). Sedangkan
untuk pengolahan markisa yang
diharapkan bermitra dengan petani
berlokasi di Ujung Pandang (Sulawesi
Selatan).
Secara urnurn, hambatan-hambatan
yang dihadapi pabrik pengolahan
tersebut di atas adalah sebagai berikut:
Harnbatan yang berkenaan dengan
teknis pengolahan; yaitu bertalian erat
dengan rendahnya rnutu hasil
pengolahan. Hambatan penyediaan
bahan baku; yaitu jaminan tersedianya
bahan baku dalarn jurnlah yang cukup,
mutu yang baik dan waktu yang tepat.
Hambatan pernasaran; yaitu
berkaitan dengan rnutu produk dan
harga yang tak-bersaing, prornosi yang
kurang serta ongkos pernasaran yang
tinggi Harnbatan transforrnasi dan
logistik; yaitu rnasalah yang bertalian
dengan rnahalnya ongkos angkut,
kekurangan infrastruktur dan peralatan
pengangkutan hortikultura.
AN PERTANIAN
Hambatan perrnodalan atau
perkreditan; yaitu bunga pinjaman yang
relatif tinggi dan prosedur untuk
memperoleh pinjarnan yang cukup
rumit dengan biaya yang relatif besar
serta persyaratan yang tidak ringan.
Hambatan dari peraturan dan perun-
dangan; yaitu ada tendensi (dirnasa
lalu, sebelurn ada deregulasi)
pemerintah yang rnenghambat
kelancaran penyediaan bahan baku,
bahan pembantu dalarn pengolahan
terutama bahan kemasan.
Hambatan karena lemahnya kelern-
bagaan; yaitu kebanyakan lernbaga
yang ada ditujukan atau mengatur
kebijakan mengenai bahan rnentah,
sedikit sekali kelembagaan yang
berkecimpung dalarn promosi dan
penyediaan informasi mengenai
produk-produk olahan. Lernbaga yang
menangani penyuluhan lebih bertitik
berat kepada usaha tani atau budidaya
dan kurang sekali menangani aspek
pengolahan dan pernasaran.
Hambatan pertarna dan kedua
memer-lukan perhatian yang utarna
oleh karena bila kedua hambatan dapat
diatasi maka usaha pengolahan
mempunyai peluang lebih besar untuk
maju. Hambatan pertama dapat di-
atasi dengan melakukan prograrn-
program pelatihan tentang "praktek-
praktek manu-faktur yang baik",
mencakup 1) Good Manufacturing
Practices, 2) Pant Sanitation, 3) Basic
Quality Assurance and Control System
4) Plant Management Accounting
System dan 5) Basic Manufacturing
Management Principles. Hambatan
kedua dapat diatasi dengan rnernbina
kernitraan agribisnis antara petani
penghasil (nenas, markisa atau sirsak)
dengan pengolah masing-masing
komoditas tersebut. Oleh karena
petani komoditas tersebut urnumnya
petani yang berlahan sempit, rnaka
dalarn rangka pengernbangan
kernitraan, perlu dibina kelornpok-
kelompok tani sehingga pernbinaan
peningkatan produksi dapat
dilaksanakan dengan baik dan rnutu
3. Vol. 15. No. 1. April 2001
produksi dijamin melalui penerapan adalah "pelayanan jasa pengolahan
mekanisasi pertanian. tanah, perneliharaan tanaman dan
pere-majaan" oleh pihak pabrik
C. KEMITRAAN AGRlBlSNlS (ASPEK pengolah kepada petanilkelembagaan
MEKANlSASl PERTANIAN) petani, dan sebagai imbalannya
petanilkelernbagaan petani menjual
Penerapan mekanisasi pertanian nenaslmarkisanya ke pengolahl
untuk pengembangan perkebunan agroindustri.
mencakup aspek yang cukup luas dan Keterkaitan yang dapat mengisl
sangat berperan baik dalam usaha ke-mitraan agribisnis antara
lntensifikasi maupun ekstensifikasi petanilkelem-bagaan petani dengan
(Gambar 1). Dalam gambar yang pengolahl agroindustri adalah, pihak
dimaksud, pengembangan perkebu- pengolah me-nyediakan fasilitas fisik
nan, baik dengan cara intensifikasi "Tempat Pengum-pulan Hasil (TPH),
maupun ekstensifikasi; melalui suatu gudang penyimpanan sementara dan
tahap pe-ngambilan keputusan tentang sarana angkutan". Di pihak lain, petan~
s~stempe-ngolahan lahan dan investasi membayar ongkis operasi (sewa)
peralatan mekanis yang cocok dalam terhadap pihak pengolahlagroindustr~
pelaksanaan 1) budidaya tanaman, 2) dan bersedia menjual hasil
penyiapan lahan, jalan kebun, nenaslmarkisa dengan cara
penanaman dan pemeliharaan pembayaran yang disetujui oleh kedua
tanaman serta panen, 3) pengolahan belah pihak. Kemitraan agribisnis yang
hasil (pabrik), dan 4) infrastruktur dan dimaksud dapat lebih lanjut diterangkan
utilitas yang lain (TPH, gudang, pada Tabel 2.
Tabel 2. Pola kerjasamakemitraan agribisnis (aspek mekanisasi pertanian)
.- - - industri saran.. . .
NenasI rnarkisa NenasI markisa
-
tani
Pengolah
Kerja-samakemi-
traan
Alat I Jasa pelayanan Concentrate Luar
mesin pengolahantanah negeri1
Dalam
negeri
SistemAgribisnis ----
Sarana Usahatani Budida- pengo-lahanAgro- Pema-
Pemasaran
PemerintahI I Dukunganpembinaan,fasilitas peraturantperundangandan"modal"
Lembagaterkait I
bangunan dan air, gas serta listrik).
Sistem pengolahan lahan sampai
panen serta pertimbangan modal
investasi pera-latan memerlukan
kemitraan agribisnis antara pelaku
subsistem usahatani dan subsistem
pengolahan. Jika model ke-
mitraan agribisnis yang dianut adalah
"kontrak kerja" antara pengolahl
agroindustri dengan petanil
kelembagaan petani maka salah satu
allernatif keterikatan yang dapat dijalin
Kemitraan antara petanil
kelembagaan petani dan pengolahl
agroindustri nenas dan markisa dapat
dibina dengan melibatkan aspek
mekanisasi pertanian dalam bentuk
keterkaitan pelayanan jasa penyiapan
dan pengolahan lahan, jasa
penyimpanan dan jasa transportasi
disamping bentukljenis keterikatan
yang lain, misalnya dalam ha1
penyediaan sarana produksi dan
modal, dan sebagai irnbalannya petani
4. S'U& KETEKNIKANPERTANIAN
menjual nenas atau markisanya kepada diperkebunkan adalah tanaman
pengolahlagro-industri. Sudah barang tahunan maka tanah yang sudah
tentu semua persya-ratan dan cleared hanya dibajak dua kali,
keterikatan antara petanilkelem-bagaan pembagian kedua arahnya memotong
petani dengan pengolahlagro-industri tegak lurus terhadap arah pembajakan
dituangkandalam kontrak kerja. pertama. Setelah pembajakan selesai
Aspek operasionalisasi maka tanah ditebari bijilbenih tanaman
manajemen peralatan, bangunan dan penutup (cover crop), dengan demikian
jasa transportasi dapat dianalisis sesuai lahan siap ditanami yaitu dengan
dengan skala ekonomi agribisnis nenas membuat lubang-lubang untuk
atau markka, dan sumber-sumber data pertanaman. Jika terrain lahan yang
sekunderlprimer dapat dikonsultasikan sudah di cleared tnemerlukan
sesuai dengan keperluan. pencetakan atau penterasan maka
kedua pekerjaan tersebut dilakukan
D. PROSES PENYIAPAN LAHAN terlebih dahulu sebelum pembajakan
DAN JALAN Dl PERKEBUNAN dilakukan.
Proses penyiapan lahan dan
jalan perkebunan secara rinci disajikan
pada Gambar 2. Penyiapan jalan
dimulai dengari pembabatan hutan
yang akan dibuat jalan, pembentukan
badan jalan, kemudian dilan-jutkan
dengan pengerasan jalan. Sedang-kan
penyiapan lahan tergantung kepada
asal lahan, misalnya hutan, semak
belukar atau lahan alang-alang dan
tujuan penyi-apan lahan yaitu
peremajaan atau perta-manan baru.
Masing-masingjalur akan dikemukakan
berikut ini.
a. Asal Hutan dan Tanaman yang
Diremajakan
Penyiapan lahan perkebunan yang
asalnya hutan dan tanaman yang
diremajakan fase-fasenya hampir sama
yaitu land clearing yang terdiri dari
underbrushing, felling, pilling,
windrowing, dan diikuti dengan burning
untuk kemudian diperoleh tanah yang
cleared. Beda antara kedua asal lahan
yaitu pada peremajaan diawali dengan
pembasmian hama dan penyakit.
Setelah diperoleh tanah yang sudah
cleared maka dilakukan pengolahan
tanah sampai siap tanam. Bila
pertanaman yang diperkebunkan
adalah tanaman setahun (annual) maka
lahan dibajak dan kemudian digaru
sampai memperoleh lahan yang siap
ditanami. Sedangkan bila yang akan
b. Asal Lahan Alang-alang
Berbeda dengan fase-fase
penyiapan lahan perkebunan asal
hutanltanaman yang diremajakan,
maka penyiapan lahan asal alang-alang
dimulai dengan pembuatan jalur bakar
dan kemudian dilakukan pembakaran
sehingga diperoleh lahan yang sudah
cleared. Jika diperlukan, sesuai
dengan terrain maka lahan
dicetakldibentuk dengan diteras
sebelum diolah selanjutnya.
Pengolahan tanah selanjutnya
tergantung kepada tanaman yang akan
ditanam. Untuk tanaman setahun
(annual) maka tanah dibajak dan
kemudian digaru sampal diperoleh
tanah siap tanam. Sedangkan bila
tanaman tahunan yang akan
diusahakan maka tanah yang telah
dicleared perlu dibajak, digaru dan
kemudian ditebari bijilbenih tanaman
penutup. Dengan demikian lahan telah
siap tanam, yaitu dilanjutkan dengan
pembuatan lubang-lubang untuk
pertanaman.
5. Vol 15,No. 1. April 2001................. . ... - ......... -- . . - --------A-
~-
I
Pcrnilihan komoditi Jenis Penege~nbangan
komoditi Volume produksi perkebunan
I
Tanaman tahunan
- kelapa sawit
- Karel
- Coklat
- Kopi
- Kelapa
- Tell
I- Lada
- Cengkeli
- Sambu mete
Ekstensifikasi Pcrluasan areal
Pembukaan areal baru
- Tebu
- Tembakau
- Kapas
- Rasella
Markisar?rl
lklim
- Curah hu.jan
- Evapo-transpirasi
- Cal-~aya.lanlanya
penyinaran
- Suhu
- Kclembaban
udara
- Sifat kim~atanah
- Sifat tisik tanah
- Lereng
- Kedalarnan tanah
efektif
- Tekstur
pasir
. lempung
liat
- Kekerasan tanah
- Penneabi-litas
- Vegetasi Sang ada
- Kerapatan poll011
- Senis polion
- runggul
- Struktur akar
- Lapangan trrbang
- Pelabuhan
- Tenaga kerja,
subkontraktorlokal
- Logistik
Gambar 1 Langkzh-langkah ~ n t e n s ~ f i k a s ~dan ekstensifikasi di bidang perkebunan
6. Gambar 2 Proses penyiapan lahan dan jalan di perkebunan
I I
Ilutan Cy
Alang-aliui~p
Felling
- I
Pilling
'rananlall I'cmh;~s~iiian
- P e l l ~ i a ~-- yatig aka11
l,cllyakit
-
all lahall d~renia;akan
-
- Alatig-alanf
Scniak
fananam
Bekas semusim
- hutan 8 -
tallan!an
-
Tanah
cleared
Bckas
- Iiutan & -
talianiali
-