SlideShare a Scribd company logo
1 
Kajian Optimatilisasi Dengan Linear Programming 
Pada Integrated Farming System Usahatani dan Ternak Kambing Potong 
(Studi Kasus Di Desa Gunung Kawi, Malang) 
Dwita Indrarosa 
Balai Besar Pelatihan Peternakan Batu, Jln. Songgoriti no 24 Batu, 
Tlp 0341-591032 Fax 0341-590288 
email : dindrarosa@yahoo.co.id 
Abstrak 
Untuk mengembangkan usaha ternak kambing, para petani/peternak menghadapi kendala terbatasnya sumberdaya lahan. Padang penggembalaan ternak banyak yang sudah beralih fungsi untuk penggunaan lain yang tidak mendukung usaha ternak. Para peternak sering mengalami kesulitan pakan khususnya pada musim kemarau akibat kelangkaan hijauan. Hal ini mengakibatkan tingkat produktivitas ternak kambing masih rendah dan belum dapat memberikan hasil yang maksimal. Dalam pengkajian ini menggunakan Linear programming dimana metode pengalokasian sumber daya yang terbatas untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu dalam bentuk matematika. Tujuan yang ingin dicapai dapat berupa memaksimumkan pendapatan atau meminimumkan biaya. 
Dari hasil analisis optimalisasi linear programming menunjukkan bahwa dengan adanya kombinasi usahatani mampu memberikan keuntungan yang optimal dimana keuntungan yang diperoleh lebih besar dari keuntungan aktual tiap-tiap strata. Pada strata 1, lahan ubi jalar yang diusahakan adalah 1.477 Ha, lahan untuk Jagung seluas 0.025 Ha, dan lahan untuk rumput gajah seluas 0.198 Ha. Sedangkan ternak Kambing yang bisa diusahakan adalah 5 ekor. Pada strata 2, lahan ubi jalar yang diusahakan adalah 0.477 Ha, seluas 0.025 Ha untuk Jagung, dan 0.198 Ha untuk rumput gajah. Sedangkan ternak Kambing yang bisa diusahakan adalah 5 ekor. Pada strata 3, lahan ubi jalar yang diusahakan adalah 0.117 Ha, seluas 0.025 Ha untuk Jagung, dan 0.198Ha untuk rumput gajah. Sedangkan ternak Kambing yang bisa diusahakan adalah 5 ekor. Pada strata 4, lahan ubi jalar yang diusahakan adalah 0.150 Ha, seluas 0 Ha untuk Jagung, dan 0 Ha untuk rumput gajah. Sedangkan ternak Kambing yang bisa diusahakan adalah 5 ekor. Pada strata 5 responden tidak mempunyai lahan dan hanya mengandalkan pendapatan dari tenaga saja. Sehingga menghasilkan tidak adanya perbedaan antara keuntungan dalam kombinasi optimal dengan perhitungan sesungguhnya. 
Kata Kunci : Kambing, Ketela Rambat, Integrated Farming System, Linear Programming.
2 
Dwita Indrarosa 
Analisis Optimalisasi Dengan Linear Programming Pada Usahatani dan Ternak Kambing 
(Studi Kasus di Desa Gunung Kawi Kabupaten Malang) 
BAB I PENDAHULUAN 
1.1. Latar Belakang 
Urgensi dilakukannya analisis optimalisasi pada sistem usahatani terpadu dengan menggunakan program Linear Programming adalah untuk menganalisa data-data & informasi tentang berbagai komponen usahatani yang masih bersifat parsial (terpisah-pisah) ke dalam analisis yang terintegrasi dan terpadu. Dengan demikian diharapkan dapat menampilkan suatu output yang memberikan informasi penting dari aktivitas para petani di lokasi pengkajian yang secara aktual melakukan usahatani terpadu yang meliputi usahatani tanaman palawija, tanaman tahunan, dan usaha pemeliharaan ternak. Di samping itu, dengan analisis optimalisasi maka aspek nilai tambah dari suatu sistem usahatani terpadu akan lebih terlihat. 
Sistem usahatani yang berkembang dan masih tetap bertahan di Desa Gunung Kawi,Malang adalah sistem usahatani terpadu tanaman-ternak kambing. Keragaan, produktivitas dan efisiensi usahatani sistem usahatani tanaman-ternak kambing tersebut dirasakan belum optimal, sehingga belum secara nyata (significant) meningkatkan pendapatan usahatani dan kesejahteraan rumah tangga para petani/peternak. Kecenderungan yang terjadi adalah semakin tingginya persaingan penggunaan lahan untuk kepentingan pertanian dan sub- sektor lainnya serta untuk usaha non-pertanian (pariwisata). 
Dari segi sosial, ternak kambing sudah memasyarakat dikalangan peternak dan dagingnya digemari masyarakat. Di samping itu, kotoran kambing digunakan oleh para petani sebagai pupuk organik untuk budidaya tanaman palawija (ubijalar, jagung), kopi dan pisang. 
Jika dicermati usaha kambing di Desa Gunung Kawi memiliki peluang pengembangan yang cukup baik, karena (i) adanya ras/jenis kambing lokal yang dikenal dengan kambing ”Benggala”, (ii) dukungan agroklimat khususnya kesuburan tanah dan curah hujan yang memungkinkan tanaman hijauan makanan ternak berproduksi sepanjang tahun, (iii) usaha kambing merupakan salah satu sumber pendapatan dan mata pencaharian yang diandalkan oleh keluarga petani; (iv) ternak kambing sangat diminati konsumen karena memiliki ukuran tubuh yang besar dan persentase karkas yang tinggi; (v) investasi dan biaya masih terjangkau oleh kemampuan modal para petani dan ketergantungan terhadap input dari luar sedikit (pakan, bibit); sehingga usaha ini dapat
3 
Dwita Indrarosa 
Analisis Optimalisasi Dengan Linear Programming Pada Usahatani dan Ternak Kambing 
(Studi Kasus di Desa Gunung Kawi Kabupaten Malang) 
mengoptimalkan sumberdaya lokal setempat yang sudah tersedia. 
Selama ini usaha kambing oleh masyarakat hanya dilakukan secara semi intensif, yaitu ternak dipelihara di kandang dengan sistim perkawinan secara alami, sumber pakan berupa hijauan yang diambil dari kebun, ladang dan hutan. Sentuhan teknologi maju relatif masih terbatas, sehingga peningkatan populasi masih rendah, sedangkan laju permintaan & pemotongan cenderung terus meningkat. Banyak calon peternak atau investor yang berminat untuk terjun ke usaha ternak kambing mengurungkan niatnya karena harus berhitung dengan masalah penyediaan lahan. Mereka menjadi ragu karena harus menyediakan luasan lahan tertentu untuk menanam tanaman hijauan makanan ternak dengan segala resiko dan permasalahannya. Begitu pula dengan para peternak yang terpaksa harus mencari hijauan ke tempat yang jauh bahkan sampai ke luar desa terutama selama musim kemarau. Beberapa upaya yang telah dilakukan antara lain dengan penanaman rumput unggul di lahan-lahan kritis dan lahan kehutanan. Namun demikian, tampaknya upaya tersebut belum efektif untuk mengatasi masalah kelangkaan pakan ternak. Kelangkaan pakan ternak pada musim kemarau ini menunjukkan bahwa kapasitas tampung wilayah dalam penyediaan pakan sangat kurang. 
Salah satu strategi dan alternatif usahatani yang dapat dikembangkan untuk meningkatkan pendapatan petani/peternak di Desa Gunung Kawi adalah dengan melaksanakan diversifikasi dan integrasi usahatani antara tanaman- ternak kambing, sehingga diharapkan sumberdaya yang dimiliki dapat dioptimalkan. Strategi intensifikasi dan diversifikasi selain dapat bermanfaat untuk optimalisasi sumberdaya, juga untuk mengurangi resiko usaha. Pengembangan usahatani integrasi tanaman-ternak kambing pada dasarnya adalah intensifikasi pemanfaatan sumberdaya (lahan, tenaga kerja, modal). 
Di samping itu, keterkaitan usahatani tanaman dengan usaha ternak kambing dapat membentuk suatu sistem daur ulang limbah pertanian dan limbah ternak yang saling mendukung dan menunjang keberlanjutan usahatani, sehingga dapat meningkatkan pendapatan petani (Anonimous, 2005). 
Penyajian akhir dari penulisan ini adalah berupa adaptasi dan hasil model produksi bio-ekonomi yang menekankan pada tingkat efisiensi ekonomi dan keuntungan silang antara usahatani tanaman-ternak kambing. Obyek utama dari
4 
Dwita Indrarosa 
Analisis Optimalisasi Dengan Linear Programming Pada Usahatani dan Ternak Kambing 
(Studi Kasus di Desa Gunung Kawi Kabupaten Malang) 
penulisan ini adalah untuk mempelajari efek dari perubahan dan variabelnya yang kemudian dijadikan alat /tool untuk menuju sasaran optimalisasi. 
1.2. Perumusan Masalah 
Desa Gunung Kawi – Malang merupakan salah satu desa penghasil pertanian dengan komoditas yang terdiri dari tanaman kopi, ubi jalar, jagung, pisang, mawar dan ternak kambing. 
Banyaknya komoditas yang dimiliki petani desa Gunung Kawi-Malang, membuat ketertarikan tersendiri untuk melakukan kajian empiris, sehingga permasalahan yang dirumuskan adalah apakah kombinasi usaha tani ubi jalar, jagung, rumput gajah dan ternak kambing mampu memberikan keuntungan yang maksimum ? 
1.3. Tujuan Pengkajian 
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan dari pengkajian ini adalah menganalisis kombinasi usahatani ubi jalar, jagung, rumput gajah dan ternak kambing mampu memberikan keuntungan yang maksimum. 
1.4. Kegunaan Pengkajian 
Berdasarkan tujuan pengkajian yang telah dirumuskan maka kegunaan pengkajian ini adalah:
5 
Dwita Indrarosa 
Analisis Optimalisasi Dengan Linear Programming Pada Usahatani dan Ternak Kambing 
(Studi Kasus di Desa Gunung Kawi Kabupaten Malang) 
1. Sebagai informasi bagi para petani dan Kelompok Tani mengenai kombinasi usahatani yang mampu memberikan keuntungan maksimum. 
2. Sebagai bahan acuan tentang usahatani integrasi tanaman-ternak kambing bagi daerah lain yang mempunyai kondisi yang sama dengan daerah pengkajian, serta sebagai masukan dan bahan pertimbangan bagi penentu kebijakan dalam merencanakan pembangunan pertanian terpadu tanaman- ternak kambing, khususnya di lokasi pengkajian. 
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 
2.1 Pengkajian Terdahulu 
Krisdiana (1993) pada pengkajiannya menggunakan alat analisis programasi linier yaitu untuk menentukan rancangan pola tanam yang dapat memberikan pendapatan maksimum apabila sumberdaya terbatas, mengemukakan bahwa pendapatan petani masih dapat ditingkatkan dengan; 1) menggunakan pola tanam yang optimal, 2) penggunaan pola tanam baru karena penggunaan sumberdaya lebih baik dan biaya produksi lebih rendah 3) tenaga kerja secara umum memenuhi kebutuhan pola tanam optimal walaupun tenaga kerja pria dan ternak pada bulan tertentu langka, sehingga meski tingkat upah naik masih dapat diatasi dengan meningkatkan pendapatan usahatani, 4) adanya perubahan harga komoditas penentu tingkat pendapatan usahatani hingga suatu kisaran tertentu tetap dapat mempertahankan keunggulan pola tanam optimal. Wahono (2005) dalam pengkajiannya tentang optimalisasi integrasi tanaman dan sapi perah di Kabupaten Pasuruan juga menyebutkan bahwa dengan linear programming maka pola tanam terpilih adalah usahatani tanaman jagung-kentang-jagung dengan sapi perah dimana pendapatan maksimum yang didapat sebesar Rp.9.098.558,-. Dari analisis tersebut berlaku untuk sumberdaya yang tersedia, sehingga optimasi akan tercapai apabila hubungan input dan output yang dihasilkan terpenuhi nilai linearitasnya dalam kondisi optimum. 
2.2. Landasan Teori 
Menurut Soekartawi (1995) menyebutkan bahwa Optimalisasi adalah pendekatan normatif dengan mengidentifikasi penyelesaian terbaik dari suatu permasalahan yang diarahkan pada titik maksimal atau minimal fungsi tujuan.
6 
Dwita Indrarosa 
Analisis Optimalisasi Dengan Linear Programming Pada Usahatani dan Ternak Kambing 
(Studi Kasus di Desa Gunung Kawi Kabupaten Malang) 
Teori optimalisasi sering digunakan untuk pemecahan masalah dalam ilmu ekonomi, pengkajian operasional, dan dalam ilmu ekonomi pertanian. Penerapan teori optimalisasi yang demikian luasnya setelah perkembangan ilmu pengetahuan yang pesat, khususnya Datzing (1947) memperkenalkan metoda simplek untuk pemecahan masalah program linier, kemudian diikuti oleh penggunaan formula lagrange yang memungkinkan pemahaman metode dan topik yang berbeda dengan sisi pandang dari teori yang sama. 
Menurut Heady (1952), tujuan optimalisasi penggunaan sumber daya adalah maksimisasi keuntungan dan tercapainya efisiensi penggunaan faktor produksi. Dalam kegiatan usahatani, petani dihadapkan pada masalah penentuan tingkat penggunaan sumber daya atau input yang dapat menghasilkan keuntungan atau pendapatan yang maksimal. Konsep optimalisasi dalam usahatani berarti mencari kombinasi input yang optimal dan digunakan untuk berproduksi sehingga diperoleh keuntungan yang maksimal. Pada tingkat ini, nilai produksi dihitung dari perkalian jumlah produk yang dihasilkan dengan harga jual produk per unit. Selisih harga antara nilai produksi yang dihasilkan dengan biaya produksi yang digunakan pada tingkat penggunaan input tersebut akan menghasilkan keuntungan yang maksimal. 
Agrawal dan Heady (1972) menyatakan bahwa keuntungan penggunaan model linier programming adalah: (1) memungkinkan untuk memasukkan banyak aktivitas dan kendala yang dimiliki serta secara realistis menggambarkan situasi usahatani tertentu, (2) dapat ditentukan bentuk optimalisasi dari spesifikasi fungsi tujuan, (3) memungkinkan untuk melihat dan menyelidiki secara bergantian atau berpasangan efek perubahan parameter penting di dalam model terhadap solusi optimal. 
Penyelesaian persoalan optimum karena adanya perubahan tersebut dalam linear programming, dikenal suatu analisis yang disebut analisis sensitivitas (GASS, 1975). Analisis sensitivitas dalam suatu persoalan linear programming disebut juga dengan analisis post optimal atau analisis setelah optimal. Analisis ini merupakan suatu usaha untuk mempelajari nilai-nilai dari peubah-peubah pengambilan keputusan dalam suatu model jika satu atau beberapa parameter (Cj, aij, Xj) berubah. Tujuan analisis sensitivitas ini adalah untuk mengurangi atau menghindari perhitungan-perhitungan ulang bila terjadi perubahan koefisien-koefisien pada model linear programming setelah dicapai
7 
Dwita Indrarosa 
Analisis Optimalisasi Dengan Linear Programming Pada Usahatani dan Ternak Kambing 
(Studi Kasus di Desa Gunung Kawi Kabupaten Malang) 
kondisi optimal (Soekartawi, 1991). 
BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN 
3.1 Gambaran Umum Wilayah 
Desa Gunung Kawi mewakili agroekosistem lahan kering dataran tinggi iklim basah. Ketinggian tempat sekitar 1500-2500 m dpl, topografi wilayah berbukit-bergunung, suhu rata-rata 240 C, pH tanah berkisar 5-6 dengan jenis tanah Andosol. Rata-rata curah hujan 2.000 mm/tahun dengan 8 bulan basah dan 4 bulan kering. Sumber penghasilan utama masyarakat masih didominasi dari sektor pertanian dengan komoditas yang diusahakan terdiri dari tanaman kopi, ubi jalar, jagung, dan pisang. Selain ubi jalar komoditas unggulan lainnya adalah ternak kambing. Setiap rumah tangga (KK) di Desa Gunung Kawi umumnya memelihara ternak kambing. Rata-rata jumlah pemilikan ternak kambing berkisar antara 5-10 ekor/KK, namun produktivitas dan kualitasnya masih rendah. Untuk tanaman tahunan yang dikembangkan adalah tanaman kopi jenis Robusta dimana sudah mengarah pada pemeliharaan yang ramah lingkungan dengan mengarah ke kopi organik. Untuk komoditas pisang, varietas yang dibudidayakan masih beragam serta belum ada produk olahan yang dapat dipasarkan karena kualitas belum dapat bersaing. 
3.2 Umur Responden 
Rata - rata umur kepala rumah tangga responden menurut strata pengusahaan lahan disajikan dalam Tabel 3.1. 
Tabel 3.1. Rata – Rata Umur Responden 
Strata 
Jumlah Responden 
Rata-rata Umur (Th) 
I 
11 
46 
II 
17 
45 
III 
18 
41 
IV 
23 
36 
V 
22 
35 
Jumlah : 
91 
40.6 
Sumber : Data Diolah, 2012 
Keterangan : 
Strata I = Rata-rata penguasaan lahan 1.7 Ha 
Strata II = Rata-rata penguasaan lahan 0.7 Ha 
Strata III = Rata-rata penguasaan lahan 0.34 Ha 
Strata IV = Rata-rata penguasaan lahan 0.15 Ha 
Strata V = Rata-rata penguasaan lahan 0 Ha
8 
Dwita Indrarosa 
Analisis Optimalisasi Dengan Linear Programming Pada Usahatani dan Ternak Kambing 
(Studi Kasus di Desa Gunung Kawi Kabupaten Malang) 
3.3. Kebutuhan Usaha Tani 
Usaha tani yang dilakukan oleh masyarakat di Desa Gunung Kawi adalah usahatani ubi, jagung, dan rumput gajah. Jumlah kebutuhan input untuk usahatani ubi, jagung, dan rumput gajah disajikan pada tabel 3.2. 
Tabel 3.2. Jumlah kebutuhan input untuk usahatani ubi, jagung, dan rumput gajah (Ha) 
Kebutuhan/Ha 
Satuan 
Ubi 
Jagung 
Rumput gajah 
Bibit ubi 
Kg 
50 
Benih jagung 
Kg 
15 
Bibit rumput gajah 
Kg 
2,020 
Pupuk kimia 
Kg 
400.00 
600.00 
99.03 
Pupuk kandang 
Kg 
46.00 
20.00 
3,769.00 
Pestisida 
Botol 
2.00 
2.00 
Tenaga kerja 
HOK 
157.30 
100.10 
171.00 
Sumber : Data diolah, 2012 
Berdasarkan tabel 3.2. dapat dijelaskan bahwa untuk melakukan usahatani ubi, dibutuhkan bibit ubi sebanyak 50kg/Ha, pupuk kimia 400 Kg/Ha, pupuk kandang 46 Kg/Ha, pestisida 2 botol dan tenaga kerja 157.30HOK. Untuk melakukan usahatani jagung, dibutuhkan benih jagung sebanyak 15kg/Ha, pupuk kimia 600 Kg/Ha, pupuk kandang 20 Kg/Ha, pestisida 2 botol dan tenaga kerja 100.10 HOK dan untuk melakukan usahatani rumput gajah, dibutuhkan bibit rumput gajah sebanyak 2.020kg/Ha, pupuk kimia 99.03Kg/Ha, pupuk kandang 3,769 Kg/Ha, dan tenaga kerja 171.10 HOK. Kondisi ini dapat disimpulkan bahwa usahatani rumput gajah membutuhkan tenaga kerja/HOK lebih besar. 
3.4. Kebutuhan Ternak Kambing 
Bagi rumah tangga pertanian, asset dapat berfungsi sebagai modal, jaminan kredit dan tabungan yang sewaktu – waktu dapat digunakan. Oleh karena itu pemilikan asset sangat penting bagi petani karena dapat memperlancar penyediaan input usahatani yang diperlukan. Asset yang kebanyakan dimiliki adalah ternak kambing. Kebutuhan untuk ternak kambing disajikan pada tabel 3.3. 
Tabel 3.3. Kebutuhan Untuk Ternak Kambing 
Kebutuhan/Ha 
Satuan 
Kambing 
Tenaga Kerja 
HOK 
102.80 
Konsentrat 
Kg 
650 
HMT 
Kg 
1,095 
Kesehatan Kambing 
Paket 
1 
Inseminasi Buatan 
Paket 
1.5
9 
Dwita Indrarosa 
Analisis Optimalisasi Dengan Linear Programming Pada Usahatani dan Ternak Kambing 
(Studi Kasus di Desa Gunung Kawi Kabupaten Malang) 
Sumber : Data diolah, 2012 
Berdasarkan tabel 3.3. dapat dijelaskan bahwa kebutuhan untuk melakukan tenak kambing di Desa Gunung Kawi membutuhkan tenaga kerja 102.80 HOK, konsentrat 650 Kg, HMT 1,095 Kg, kesehatan kambing 1 paket dan inseminasi buatan 1.5 paket. 
3.5.Penguasaan Lahan 
Penguasaan lahan di Desa Gunung Kawi yang terbagi dalam lima strata disajikan pada tabel 3.4 berikut: 
Tabel 3.4. Pembagian Lahan Menurut Kepemilikan dari Responden 
Strata 
Rata-rata Penguasaan Lahan Responden (Ha) 
I 
1.7 
II 
0.7 
III 
0.34 
IV 
0.15 
V 
0 
Sumber : Data diolah, 2012 
Berdasarkan yang tertera pada tabel 3.4, dapat kita lihat bahwa di Gunung Kawi terdapat pembagian strata secara tidak langsung pada responden berdasarkan kepemilikan luasan lahan yang dikuasai, dimana pada strata 5, responden tidak memiliki lahan hal ini karena mereka hanya sebagai buruh tani. 
3.6.Ketersediaan Tenaga Kerja 
Rata-rata ketersediaan tenaga kerja yang digunakan dalam usahatani tertera pada Tabel 3.5. 
Tabel 3.5. Ketersediaan Tenaga Kerja Dalam Keluarga 
Strata 
Rata-rata Ketersediaan Tenaga Kerja Dalam Keluarga/hari 
Rata rata Ketersediaan Tenaga Kerja Dalam Keluarga/Tahun (HOK) 
I 
2.73 
819 
II 
2.7 
810 
III 
2.03 
609 
IV 
1.88 
564 
V 
1.88 
564 
Sumber : Data diolah, 2012 
Berdasarkan yang tertera pada tabel 3.5, di Gunung Kawi ketersediaan tenaga kerja dalam keluarga untuk strata I,II dan III berkisar antara 2 HOK. Sedangkan untuk strata IV dan V bernilai sama yaitu 1.88 HOK 
3.7. Hasil Analisis Linear Programming.
10 
Dwita Indrarosa 
Analisis Optimalisasi Dengan Linear Programming Pada Usahatani dan Ternak Kambing 
(Studi Kasus di Desa Gunung Kawi Kabupaten Malang) 
3.7.1. Kombinasi Usahatani Optimal 
a.Kombinasi Usahatani Optimal Untuk Strata 1 
Berdasarkan hasil analisis nilai fungsi tujuan pada strata 1 menunjukkan nilai tujuan maksimal sebesar Rp.76,903,430 dengan luas lahan rata-rata 1.7Ha. Keuntungan ini lebih besar dari keuntungan sesungguhnya yaitu sebesar Rp.5,904,230. Hasil analisis kombinasi usahatani untuk strata 1 tertera pada Tabel 3.6. 
Tabel 3.6. Kombinasi Usahatani Untuk Strata1 
No 
Usahatani 
Nilai Optimal 
Nilai sesungguhnya 
1 
Ubi jalar 
1.477 
1.456 
2 
Jagung 
0.025 
0.015 
3 
Rumput gajah 
0.198 
0.187 
4 
Kambing 
5 
5 
Sumber : Data diolah, 2012 
Berdasarkan tabel di atas keuntungan maksimum akan diperoleh apabila ubi jalar yang dibutuhkan 1.477 Ha, dibutuhkan jagung 0.025 Ha, dibutuhkan rumput gajah 0.198 Ha dan kambing sebanyak 5 ekor. Dengan demikian keuntungan maksimum sebesar Rp.76,903,430. apabila dilakukan kombinasi terhadap usahatani tersebut. 
b. Kombinasi Usahatani Optimal Untuk Strata 2 
Berdasarkan hasil analisis nilai fungsi tujuan, untuk nilai tujuan maksimal sebesar Rp. 51,562,310. Nilai tersebut merupakan besarnya keuntungan maksimal yang diperoleh kombinasi usahatani pada strata 2 dengan luas lahan rata-rata 0.70 Ha. Keuntungan ini lebih besar dari keuntungan sesungguhnya yaitu sebesar Rp. 50,840,240. Hasil analisis kombinasi usahatani untuk strata 2 tertera pada Tabel 3.8. 
Tabel 3.7. Kombinasi Usahatani Untuk Strata 2 
No 
Usahatani 
Nilai Optimal 
Nilai sesungguhnya 
1 
Ubi jalar 
0.477 
1.445 
2 
Jagung 
0.025 
0.025 
3 
Rumput gajah 
0.198 
0.198 
4 
Kambing 
5 
5 
Sumber : Data diolah, 2012 
Berdasarkan tabel di atas keuntungan maksimum akan diperoleh apabila ubi jalar yang dibutuhkan 0.477 Ha, dibutuhkan jagung 0.025 Ha, dibutuhkan
11 
Dwita Indrarosa 
Analisis Optimalisasi Dengan Linear Programming Pada Usahatani dan Ternak Kambing 
(Studi Kasus di Desa Gunung Kawi Kabupaten Malang) 
rumput gajah 0.198 Ha dan kambing sebanyak 5 ekor. Dengan demikian keuntungan maksimum sebesar Rp. 51,562,310. apabila dilakukan kombinasi terhadap usahatani tersebut. 
c.Kombinasi Usahatani Optimal Untuk Strata 3 
Berdasarkan hasil analisis nilai fungsi tujuan, untuk nilai tujuan maksimal sebesar Rp. 42,764,350. Nilai tersebut merupakan besarnya keuntungan maksimal yang diperoleh kombinasi usahatani pada strata 3 dengan luas lahan rata-rata 0.34 Ha. Keuntungan ini lebih besar dari keuntungan sesungguhnya yaitu sebesar Rp. 41,964,350. Hasil analisis kombinasi usahatani untuk strata 3 tertera pada Tabel 3.8. 
Tabel 3.8. Kombinasi Usahatani Untuk Strata 3 
No 
Usahatani 
Nilai Optimal 
Nilai sesungguhnya 
1 
Ubi jalar 
0.117 
0.105 
2 
Jagung 
0.025 
0.025 
3 
Rumput gajah 
0.198 
0.198 
4 
Kambing 
5 
5 
Sumber : Data diolah, 2012 
Berdasarkan tabel di atas keuntungan maksimum akan diperoleh apabila ubi jalar yang dibutuhkan 0.117 Ha, dibutuhkan jagung 0.025 Ha, dibutuhkan rumput gajah 0.198 Ha dan kambing sebanyak 5 ekor. Dengan demikian keuntungan maksimum sebesar Rp. 42,764,350. apabila dilakukan kombinasi terhadap usahatani tersebut. 
d. Kombinasi Usahatani Optimal Untuk Strata 4 
Berdasarkan hasil analisis nilai fungsi tujuan, untuk nilai tujuan maksimal sebesar Rp. 42,490,820. Nilai tersebut merupakan besarnya keuntungan maksimal yang diperoleh kombinasi usahatani pada strata 4 dengan luas lahan rata-rata 0.15 Ha. Keuntungan ini lebih besar dari keuntungan sesungguhnya yaitu sebesar Rp. 41,890,800. Hasil analisis kombinasi usahatani untuk strata 4 tertera pada Tabel 3.9.
12 
Dwita Indrarosa 
Analisis Optimalisasi Dengan Linear Programming Pada Usahatani dan Ternak Kambing 
(Studi Kasus di Desa Gunung Kawi Kabupaten Malang) 
Tabel 3.9. Kombinasi Usahatani Untuk Strata 4 
No 
Usahatani 
Nilai Optimal 
Nilai sesungguhnya 
1 
Ubi jalar 
0.150 
0.140 
2 
Jagung 
- 
- 
3 
Rumput gajah 
- 
- 
4 
Kambing 
5 
5 
Sumber : Data diolah, 2012 
Berdasarkan tabel di atas keuntungan maksimum akan diperoleh apabila ubi jalar yang dibutuhkan 0.150 Ha dan kambing sebanyak 5 ekor. Dengan demikian keuntungan maksimum sebesar Rp. 42,490,820 apabila dilakukan kombinasi terhadap usahatani tersebut. 
e.Kombinasi Usahatani Optimal Untuk Strata 5 
Berdasarkan hasil analisis nilai fungsi tujuan, untuk nilai tujuan maksimal sebesar Rp. 38,825,000. Nilai tersebut merupakan besarnya keuntungan maksimal yang diperoleh kombinasi usahatani pada strata 5 dengan luas lahan 0 Ha. Keuntungan ini sama dengan keuntungan sesungguhnya yaitu sebesar Rp. 38,825,000. Hasil analisis kombinasi usahatani untuk strata 5 tertera pada Tabel 3.10. 
Tabel 3.10. Kombinasi Usahatani Untuk Strata 5 
No 
Usahatani 
Nilai Optimal 
Nilai sesungguhnya 
1 
Ubi jalar 
- 
- 
2 
Jagung 
- 
- 
3 
Rumput gajah 
- 
- 
4 
Kambing 
5 
5 
Sumber : Data diolah, 2012 
Berdasarkan tabel di atas keuntungan maksimum akan diperoleh apabila dibutuhkan kambing sebanyak 5 ekor. Dengan demikian keuntungan maksimum sebesar Rp. 38,825,000 apabila dilakukan kombinasi terhadap usahatani tersebut.
13 
Dwita Indrarosa 
Analisis Optimalisasi Dengan Linear Programming Pada Usahatani dan Ternak Kambing 
(Studi Kasus di Desa Gunung Kawi Kabupaten Malang) 
3.8.Analisis Sensitivitas Ketersediaan Input 
Analisis sensitivitas terhadap input merupakan jawaban seberapa besar perubahan yang boleh dilakukan agar tidak mengubah keputusan optimal. Nilai ketersediaan dapat diubah sesuai dengan batas bawah dan atas yang dianjurkan. Apabila perubahan nilai ketersediaan input yang dilakukan tidak sesuai dengan rentang batas yang dianjurkan maka akan merubah nilai variabel keputusan. 
3.8.1.Hasil Analisis Sensitivitas Ketersediaan Input Untuk Strata 1 
Hasil analisis sensitivitas ketersediaan input untuk strata 1 dapat dilihat pada tabel 3.11. 
Tabel 3.11. Hasil Analisis Sensitivitas Ketersediaan Input Untuk Strata 1 
No. 
RHS 
Satuan 
Penggunaan 
Strata 1 
Value 
Min 
Max 
1 
Lahan 
Ha 
1.70 
1.70 
0.72 
1.93 
2 
Indukan Kambing 
Ekor 
5 
5.00 
5.00 
5.00 
3 
Bibit Ubi 
Kg 
25 
25.00 
- 
73.83 
4 
Benih Jagung 
Kg 
0.38 
10.00 
0.38 
- 
5 
Bibit Rumput Gajah 
Kg 
400 
400.00 
202.00 
2.372.73 
6 
Bibit Kambing 
Ekor 
5 
5.00 
5.00 
5.00 
7 
Pupuk Kimia 
Kg 
625.48 
0.00 
- 
625.48 
8 
Pupuk Kandang 
Kg 
814.77 
0.00 
- 
814.77 
9 
Pestisida 
Botol 
3 
0.00 
- 
3.00 
10 
Tenaga Kerja 
HOK 
782.67 
819.00 
782.67 
- 
11 
Konsentrat 
Kg 
3250 
0.00 
- 
3.250.00 
12 
HMT 
Kg 
2500 
2.500.00 
- 
5.475.00 
13 
Kesehatan Kambing 
Paket 
5 
0.00 
- 
5.00 
14 
Inseminasi Buatan 
Paket 
7.5 
0.00 
- 
7.5 
Sumber : Data diolah, 2012 
Dari tabel 3.11, dapat dilihat bahwa pada strata 1 input yang paling optimal untuk melakukan kegiatan berusaha tani adalah pada inputan variabel optimal kepemilikan lahan pada kisaran 0.72 Ha sampai dengan 1.93 Ha. Apabila kepemilikan kurang dari luasan tersebut akan menyebabkan berjalanannya usaha tani kurang optimal, demikian juga bila kepemilikan lahan melebihi luasan 1.93 Ha. Kepemilikan Ternak Kambing juga perlu diperhitungkan, tetapi pada tabel diatas dapat dilihat bahwa kepemilikan optimal
14 
Dwita Indrarosa 
Analisis Optimalisasi Dengan Linear Programming Pada Usahatani dan Ternak Kambing 
(Studi Kasus di Desa Gunung Kawi Kabupaten Malang) 
adalah tetap pada kepemilikan 5 ekor. 
Kebutuhan akan bibit ubijalar yang optimal terlihat harus berada pada taksiran kurang dari 73.83 kg, apabila melebihi dari kebutuhan tersebut maka akan menyebabkan usaha tani menjadi kurang optimal. Berlawanan dengan benih jagung, dimana justru kebutuhan yang optimal adalah bila mencapai nilai diatas 0.38Kg. Apabila kebutuhan benih jagung berada dibawah angka tersebut maka akan menjadikan berjalannya usaha tani menjadi tidak optimal. Pada optimalnya kebutuhan bibit rumput gajah terletak pada ukuran diatas 202 kg sampai dengan 2.373 kg, dimana bila kurang dari 202 kg akan menjadi tidak optimal demikian pula bila lebih besar dari 2.373 kg. 
Untuk kebutuhan pupuk kimia dan pupuk kimia secara berturut turut tidak boleh melebihi 625.48 kg dan 814.77kg, apabila kebutuhan melebihi dari jumlah tersebut akan menyebabkan usaha tani berjalan kurang optimal. Kebutuhan pestisida tidak boleh melebihi 3 botol. Kebutuhan akan tenaga kerja tidak boleh kurang dari 782.67 HOK 
3.8.2.Hasil analisis Sensitivitas Ketersediaan Input Untuk Strata 2 
Hasil analisis sensitivitas ketersediaan input untuk strata 1 dapat dilihat pada tabel 3.12. 
Tabel 3.12. Hasil Analisis Sensitivitas Ketersediaan Input Untuk Strata 2 
No. 
RHS 
Satuan 
Penggunaan 
Strata 2 
Value 
Min 
Max 
1 
Lahan 
Ha 
0.7 
0.7 
0.23 
0.72 
2 
Indukan Kambing 
Ekor 
5 
5.00 
5.00 
5.00 
3 
Bibit Ubi 
Kg 
23.82 
12.00 
23.83 
- 
4 
Benih Jagung 
Kg 
0.38 
10.00 
0.38 
- 
5 
Bibit Rumput Gajah 
Kg 
400 
400.00 
352.73 
1350.30 
6 
Bibit Kambing 
Ekor 
5 
5.00 
5.00 
5.00 
7 
Pupuk Kimia 
Kg 
225.47 
0.00 
- 
225.47 
8 
Pupuk Kandang 
Kg 
768.77 
0.00 
- 
768.76 
9 
Pestisida 
Botol 
1.00 
0.00 
- 
1.00 
10 
Tenaga Kerja 
HOK 
625.37 
810.00 
625.37 
- 
11 
Konsentrat 
Kg 
3250 
0.00 
- 
3250.0 
12 
HMT 
Kg 
2500 
2.500.00 
- 
5475 
13 
Kesehatan Kambing 
Paket 
5 
0.00 
- 
5.00
15 
Dwita Indrarosa 
Analisis Optimalisasi Dengan Linear Programming Pada Usahatani dan Ternak Kambing 
(Studi Kasus di Desa Gunung Kawi Kabupaten Malang) 
14 
Inseminasi Buatan 
Paket 
7.5 
0.00 
- 
7.5 
Sumber : Data diolah, 2012 
Dari tabel 3.12 di atas dapat dilihat bahwa pada strata 2 input yang paling optimal untuk melakukan kegiatan berusaha tani adalah pada inputan variable optimal kepemilikan lahan pada kisaran 0.23 Ha sampai dengan 0.72 Ha. Apabila kepemilikan kurang dari luasan tersebut akan menyebabkan berjalannya usaha tani kurang optimal, demikian juga bila kepemilikan lahan melebihi luasan 0.72 Ha. Kepemilikan Ternak Kambing juga perlu diperhitungkan, tetapi pada tabel diatas dapat dilihat bahwa kepemilikan optimal adalah tetap pada kepemilikan 5 ekor. 
Kebutuhan akan bibit ubi jalar yang optimal terlihat harus berada pada taksiran lebih dari 23.83 kg, apabila kurang dari kebutuhan tersebut maka akan menyebabkan usaha tani menjadi kurang optimal. Sama halnya dengan benih jagung, dimana kebutuhan yang optimal adalah bila mencapai nilai diatas 0.38 Kg. Apabila kebutuhan benih jagung berada dibawah angka tersebut maka jalannya usaha tani menjadi tidak optimal. Pada optimalnya kebutuhan bibit rumput gajah terletak pada ukuran diatas 352.73 kg sampai dengan 1350.70kg, dimana bila kurang dari 352.73kg akan menjadi tidak optimal demikian pula bila lebih besar dari 1350.70kg. 
Untuk kebutuhan pupuk kimia dan pupuk kandang secara berturut turut tidak boleh melebihi 225.47 kg dan 768.76kg, apabila kebutuhan melebihi dari jumlah tersebut akan menyebabkan usaha tani berjalan kurang optimal. Kebutuhan pestisida tidak boleh melebihi 1 botol. Kebutuhan akan tenaga kerja tidak boleh kurang dari 625.37 HOK
16 
Dwita Indrarosa 
Analisis Optimalisasi Dengan Linear Programming Pada Usahatani dan Ternak Kambing 
(Studi Kasus di Desa Gunung Kawi Kabupaten Malang) 
3.8.3. Hasil analisis Sensitivitas Ketersediaan Input Untuk Strata 3 
Hasil analisis sensitivitas ketersediaan input untuk strata 3 dapat dilihat pada tabel 3.13. 
Tabel 3.13. Hasil Analisis Sensitivitas Ketersediaan Input Untuk Strata 3 
No. 
RHS 
Satuan 
Penggunaan 
Strata 3 
Value 
Min 
Max 
1 
Lahan 
Ha 
0.34 
0.34 
0.23 
0.59 
2 
Indukan Kambing 
Ekor 
5 
5.00 
5 
5 
3 
Bibit Ubi 
Kg 
5.82 
25.00 
5.82 
- 
4 
Benih Jagung 
Kg 
0.38 
10.00 
0.38 
- 
5 
Bibit Rumput Gajah 
Kg 
400 
400.00 
202 
623.10 
6 
Bibit Kambing 
Ekor 
5 
5.00 
5 
5 
7 
Pupuk Kimia 
Kg 
81.47 
0.00 
- 
81.47 
8 
Pupuk Kandang 
Kg 
752.20 
0.00 
- 
752.20 
9 
Pestisida 
Botol 
0.28 
0.00 
- 
0.28 
10 
Tenaga Kerja 
HOK 
568.74 
609.00 
568.74 
- 
11 
Konsentrat 
Kg 
3250 
0.00 
- 
3.250 
12 
HMT 
Kg 
2500 
2.500.00 
- 
5475 
13 
Kesehatan Kambing 
Paket 
5 
0.00 
- 
5 
14 
Inseminasi Buatan 
Paket 
7.5 
0.00 
- 
7.5 
Sumber : Data diolah, 2012 
Dari tabel 3.13 diatas dapat dilihat bahwa pada strata 3 input yang paling optimal untuk melakukan kegiatas berusaha tani adalah pada inputan variable optimal kepemilikan lahan pada kisaran 0.23 Ha sampai dengan 0.59Ha. Apabila kepemilikan kurang dari luasan tersebut akan menyebabkan berjalannya usaha tani kurang optimal, demikian juga bila kepemilikan lahan melebihi luasan 0.59 Ha. Kepemilikan Ternak Kambing juga perlu diperhitungkan, tetapi pada tabel diatas dapat dilihat bahwa kepemilikan optimal adalah tetap pada kepemilikan 5 ekor. 
Kebutuhan akan bibit ubi jalar yang optimal terlihat harus berada pada taksiran lebih dari 5.82 kg, apabila kurang dari kebutuhan tersebut maka akan menyebabkan usaha tani menjadi kurang optimal. Sama halnya dengan benih jagung, dimana kebutuhan yang optimal adalah bila mencapai nilai diatas 0.38Kg. Apabila kebutuhan benih jagung berada dibawah angka tersebut maka
17 
Dwita Indrarosa 
Analisis Optimalisasi Dengan Linear Programming Pada Usahatani dan Ternak Kambing 
(Studi Kasus di Desa Gunung Kawi Kabupaten Malang) 
akan menjadikan berjalannya usaha tani menjadi tidak optimal. Pada optimalnya kebutuhan bibit rumput gajah terletak pada ukuran diatas 202kg sampai dengan 623.10kg, dimana bila kurang dari 202kg akan menjadi tidak optimal demikian pula bila lebih besar dari 623.10kg. 
Untuk kebutuhan pupuk kimia dan pupuk kandang secara berturut turut tidak boleh melebihi 81.47kg dan 752.20kg, apabila kebutuhan melebihi dari jumlah tersebut akan menyebabkan usaha tani berjalan kurang optimal. Kebutuhan pestisida tidak boleh melebihi 0.28 botol. Kebutuhan akan tenaga kerja tidak boleh kurang dari 568.74HOK 
3.9.4.Hasil analisis Sensitivitas Ketersediaan Input Untuk Strata 4 
Hasil analisis sensitivitas ketersediaan input untuk strata 3 dapat dilihat pada tabel 3.14. 
Tabel 3.14. Hasil Analisis Sensitivitas Ketersediaan Input Untuk Strata 4 
No. 
RHS 
Satuan 
Penggunaan 
Strata 4 
Value 
Min 
Max 
1 
Lahan 
Ha 
0.15 
0.15 
0 
0.31 
2 
Indukan Kambing 
Ekor 
5 
5.00 
5 
5 
3 
Bibit Ubi 
Kg 
7.5 
25.00 
7.5 
- 
4 
Benih Jagung 
Kg 
0 
10.00 
0 
- 
5 
Bibit Rumput Gajah 
Kg 
0 
2000.00 
0 
- 
6 
Bibit Kambing 
Ekor 
5 
5.00 
5 
5 
7 
Pupuk Kimia 
Kg 
60 
0.00 
- 
60 
8 
Pupuk Kandang 
Kg 
6.9 
0.00 
- 
6.9 
9 
Pestisida 
Botol 
0.3 
0.00 
- 
0.3 
10 
Tenaga Kerja 
HOK 
537.59 
564.00 
537.59 
- 
11 
Konsentrat 
Kg 
3250 
0.00 
- 
3.250 
12 
HMT 
Kg 
1000 
1000.00 
- 
5475 
13 
Kesehatan Kambing 
Paket 
5 
0.00 
- 
5 
14 
Inseminasi Buatan 
Paket 
7.5 
0.00 
- 
7.5 
Sumber : Data diolah, 2012 
Dari tabel 3.14 diatas dapat dilihat bahwa pada strata 4 input yang paling optimal untuk melakukan kegiatan berusaha tani adalah pada inputan variable optimal kepemilikan lahan pada kisaran 0 Ha sampai dengan 0.31Ha. Apabila kepemilikan kurang dari luasan tersebut akan menyebabkan berjalannya usaha tani kurang optimal, demikian juga bila kepemilikan lahan melebihi luasan 0.31 Ha. Kepemilikan Ternak Kambing juga perlu diperhitungkan, tetapi pada tabel
18 
Dwita Indrarosa 
Analisis Optimalisasi Dengan Linear Programming Pada Usahatani dan Ternak Kambing 
(Studi Kasus di Desa Gunung Kawi Kabupaten Malang) 
diatas dapat dilihat bahwa kepemilikan optimal adalah tetap pada kepemilikan 5 ekor. 
Kebutuhan akan bibit ubi jalar yang optimal terlihat harus berada pada taksiran lebih dari 7.5 kg, apabila kurang dari kebutuhan tersebut maka akan menyebabkan usaha tani menjadi kurang optimal. Untuk benih jagung pada strata ini sama sekali tidak dibutuhkan benih jagung yang pasti, dimana kebutuhan yang optimal adalah bila mencapai nilai diatas 0Kg. Apabila kebutuhan benih jagung berada dibawah angka tersebut maka akan menjadikan berjalannya usaha tani menjadi tidak optimal. 
Untuk kebutuhan pupuk kimia dan pupuk kandang secara berturut turut tidak boleh melebihi 60kg dan 6.9kg, apabila kebutuhan melebihi dari jumlah tersebut akan menyebabkan usaha tani berjalan kurang optimal. Kebutuhan pestisida tidak boleh melebihi 0.3 botol. Kebutuhan akan tenaga kerja tidak boleh kurang dari 537.59HOK 
3.8.5.Hasil analisis Sensitivitas Ketersediaan Untuk Input Strata 5 
Hasil analisis sensitivitas ketersediaan input untuk strata 3 dapat dilihat pada tabel 3.15. 
Tabel 3.15. Hasil Analisis Sensitivitas Ketersediaan Input Untuk Strata 5 
No. 
RHS 
Satuan 
Penggunaan 
Strata 5 
Value 
Min 
Max 
1 
Lahan 
Ha 
0 
0 
0 
0 
2 
Indukan Kambing 
Ekor 
5 
5.00 
0.91 
5.48 
3 
Bibit Ubi 
Kg 
0 
25.00 
0 
- 
4 
Benih Jagung 
Kg 
0 
10.00 
0 
- 
5 
Bibit Rumput Gajah 
Kg 
0 
1000.00 
0 
- 
6 
Bibit Kambing 
Ekor 
5 
10.00 
5 
- 
7 
Pupuk Kimia 
Kg 
0 
0.00 
0 
0 
8 
Pupuk Kandang 
Kg 
0 
0.00 
0 
0 
9 
Pestisida 
Botol 
0 
0.00 
0 
0 
10 
Tenaga Kerja 
HOK 
514 
564.00 
514 
- 
11 
Konsentrat 
Kg 
3250 
0.00 
- 
3.250 
12 
HMT 
Kg 
1000 
1000.00 
- 
5475 
13 
Kesehatan Kambing 
Paket 
5 
0.00 
- 
5 
14 
Inseminasi Buatan 
Paket 
7.5 
0.00 
- 
7.5 
Sumber : Data diolah, 2012 
Pada strata 3.15 terlihat sedikit perbedaan dengan strata-strata
19 
Dwita Indrarosa 
Analisis Optimalisasi Dengan Linear Programming Pada Usahatani dan Ternak Kambing 
(Studi Kasus di Desa Gunung Kawi Kabupaten Malang) 
sebelumnya, hal ini terjadi karena pada strata 5 ini adalah mereka yang tidak memiliki lahan atau dengan kata lain dalam kategori buruh tani. Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa pada strata 5 input yang paling optimal untuk melakukan kegiatan berusaha tani adalah pada inputan variable optimal kepemilikan lahan adalah 0Ha karena memang responden pada strata ini tidak memiliki lahan. Kepemilikan Ternak Kambing juga perlu diperhitungkan, pada tabel diatas dapat dilihat bahwa kepemilikan optimal adalah pada kisaran 0.91ekor sampai dengan kepemilikan 5.48 ekor. 
Kebutuhan akan bibit ubi jalar, benih jagung, kebutuhan pupuk kimia dan pupuk kandang serta pestisida tidak akan melebihi kisaran angka 0, hal tersebut dapat terjadi karena pada strata ini tidak membutuhkan semua itu oleh sebab tidak adanya lahan. Kebutuhan akan tenaga kerja tidak boleh kurang dari 514 HOK yang justru diperlukan untuk menopang kehidupan rumah tangga tanpa adanya income dari lahan. 
3.9.Pembahasan 
Berdasarkan hasil perhitungan Linear Programming, masalah memaksimalisasi keuntungan dari kombinasi usahatani ubi jalar, jagung, rumput gajah dan ternak kambing. Berikut ini hasil analisis kombinasi optimum atas usahatani yang dilakukan.
20 
Dwita Indrarosa 
Analisis Optimalisasi Dengan Linear Programming Pada Usahatani dan Ternak Kambing 
(Studi Kasus di Desa Gunung Kawi Kabupaten Malang) 
Tabel 3.16. Keuntungan Kombinasi Optimum Usaha Tani, Ubi Jalar, Jagung, Rumput Gajah dan Ternak Kambing 
Keterangan 
Strata 1 
Strata 2 
Strata 3 
Strata 4 
Strata 5 
Pendapatan 
78,338,954.55 
57,455,630.55 
45,826,363.94 
45,910,317.00 
41,062,500.00 
Biaya 
1,435,524.55 
5,893,320.55 
3,062,013.94 
3,419,497.00 
2,237,500.00 
Keuntungan Dengan optimalisasi 
76.903.430 
51.562.310 
42.764.350 
42.490.820 
38.825.000 
Sumber : Data Diolah, 2012 
Tabel 3.17. Keuntungan Aktual Usaha Tani, Ubi Jalar, Jagung, Rumput Gajah dan Ternak Kambing 
Keterangan 
Strata 1 
Strata 2 
Strata 3 
Strata 4 
Strata 5 
Pendapatan 
77,698,563.68 
53,127,909.1 
44,818,723.9 
44,483,929.2 
41,062,500 
Biaya 
1,794,334 
2,287,669 
2,854,374 
2,593,129 
2,237,500 
Keuntungan 
75,904,230 
50,840,240 
41,964,350 
41,890,800 
38,825,000 
Sumber : Data Diolah, 2012 
Tabel 3.18. Hasil Analisa Programming Kombinasi Optimum Usaha Tani, Ubi Jalar, Jagung, Rumput Gajah dan Ternak Kambing 
Usaha Tani yang Diusahakan 
Satuan 
Strata 1 
Strata 2 
Strata 3 
Strata 4 
Strata 5 
Lahan 
Ha 
1.70 
0.70 
0.34 
0.15 
- 
Ubi Jalar 
Ha 
1.477 
0.477 
0.117 
0.150 
- 
Jagung 
Ha 
0.025 
0.025 
0.025 
- 
- 
Rumput Gajah 
Ha 
0.198 
0.198 
0.198 
- 
- 
Kambing 
Ekor 
5 
5 
5 
5 
5 
Sumber : Data Diolah, 2012 
Berdasarkan Tabel diatas, dapat dijelaskan bahwa untuk mendapatkan keuntungan maksimum pada strata 1, maka lahan ubi jalar yang diusahakan adalah 1.477 Ha, lahan untuk Jagung seluas 0.025 Ha, dan lahan untuk rumput gajah seluas 0.198 Ha. Sedangkan ternak Kambing yang bisa diusahakan adalah 5 ekor. Adanya perbedaan keuntungan dalam kombinasi optimal dengan perhitungan sesungguhnya, lebih ditekankan adanya peningkatan terhadap pendapatan yang signifikan dari kombinasi usaha tani yang dilakukan. 
Keuntungan maksimum pada strata 2 dapat dicapai dengan cara lahan ubi jalar yang diusahakan adalah 0.477Ha, seluas 0.025 Ha untuk Jagung, dan 0.198Ha untuk rumput gajah. Sedangkan ternak Kambing yang bisa diusahakan adalah 5 ekor. Adanya perbedaan keuntungan dalam kombinasi optimal dengan
21 
Dwita Indrarosa 
Analisis Optimalisasi Dengan Linear Programming Pada Usahatani dan Ternak Kambing 
(Studi Kasus di Desa Gunung Kawi Kabupaten Malang) 
perhitungan sesungguhnya, lebih ditekankan adanya peningkatan terhadap pendapatan yang signifikan dari kombinasi usaha tani yang dilakukan. 
Untuk mendapatkan keuntungan maksimum pada strata 3, maka lahan ubi jalar yang diusahakan adalah 0.117Ha, seluas 0.025 Ha untuk Jagung, dan 0.198Ha untuk rumput gajah. Sedangkan ternak Kambing yang bisa diusahakan adalah 5 ekor. Adanya perbedaan keuntungan dalam kombinasi optimal dengan perhitungan sesungguhnya, lebih ditekankan adanya peningkatan terhadap pendapatan yang signifikan dari kombinasi usaha tani yang dilakukan. 
Keuntungan maksimum pada strata 4 dapat diperoleh dengan penggunaan lahan ubi jalar yang diusahakan adalah 0.150Ha, seluas 0 Ha untuk Jagung, dan 0 Ha untuk rumput gajah. Sedangkan ternak Kambing yang bisa diusahakan adalah 5 ekor. Adanya perbedaan keuntungan dalam kombinasi optimal dengan perhitungan sesungguhnya, lebih ditekankan adanya peningkatan terhadap pendapatan yang signifikan dari kombinasi usaha tani yang dilakukan. 
BAB IV KESIMPULAN 
Keuntungan maksimum pada strata 5 sebenarnya sudah tercapai mengingat bahwa pada strata ini adalah responden tidak mempunyai lahan dan hanya mengandalkan pendapatan dari tenaga saja. Sehingga menghasilkan tidak adanya perbedaan antara keuntungan dalam kombinasi optimal dengan perhitungan sesungguhnya. 
1. Hasil analisis optimalisasi linear programming menunjukkan bahwa dengan adanya kombinasi usahatani mampu memberikan keuntungan yang optimal dimana keuntungan yang diperoleh lebih besar dari keuntungan aktual tiap- tiap strata. 
2. Dengan menggunakan linear programming diperoleh kombinasi usahatani yang optimal berdasarkan tiap strata yaitu : 
a. Pada strata 1, lahan ubi jalar yang diusahakan adalah 1.477 Ha, lahan untuk Jagung seluas 0.025 Ha, dan lahan untuk rumput gajah seluas 0.198 Ha. Sedangkan ternak Kambing yang bisa diusahakan adalah 5 ekor. 
b. Pada strata 2, lahan ubi jalar yang diusahakan adalah 0.477Ha, seluas 0.025 Ha untuk Jagung, dan 0.198Ha untuk rumput gajah. Sedangkan ternak Kambing yang bisa diusahakan adalah 5 ekor.
22 
Dwita Indrarosa 
Analisis Optimalisasi Dengan Linear Programming Pada Usahatani dan Ternak Kambing 
(Studi Kasus di Desa Gunung Kawi Kabupaten Malang) 
c. Pada strata 3, lahan ubi jalar yang diusahakan adalah 0.117Ha, seluas 0.025 Ha untuk Jagung, dan 0.198Ha untuk rumput gajah. Sedangkan ternak Kambing yang bisa diusahakan adalah 5 ekor. 
d. Pada strata 4, lahan ubi jalar yang diusahakan adalah 0.150 Ha, seluas 0 Ha untuk Jagung, dan 0 Ha untuk rumput gajah. Sedangkan ternak Kambing yang bisa diusahakan adalah 5 ekor. 
e. Pada strata 5 responden tidak mempunyai lahan dan hanya mengandalkan pendapatan dari tenaga saja. Sehingga menghasilkan tidak adanya perbedaan antara keuntungan dalam kombinasi optimal dengan perhitungan sesungguhnya.
23 
Dwita Indrarosa 
Analisis Optimalisasi Dengan Linear Programming Pada Usahatani dan Ternak Kambing 
(Studi Kasus di Desa Gunung Kawi Kabupaten Malang) 
DAFTAR PUSTAKA 
Murthy Rama P. 2007.Operation Research. New Age International Limited Publisher. 
Dantzig BG, Thapa NM.1997. Linear Programming :1. Springer Verlag New York. 
Dantzig BG, Thapa NM.1997. Linear Programming :2. Springer Verlag New York. 
Wisniewsk Mik,Klein HJ.2001. Linear Programming. Palgrave. New York 
Eiselt HA, Sandblom CL.2010. Operation Research. Springer Heidelberg Dordrecht London. Ney York. 
Ravi Ravindran A.2009. Operation Research & Applications.Taylor & Francis Group LLC. 
Soekartawi. 2002. Analisis Usahatani. Universitas Indonesia. Jakarta. 
Shinta Agustina, 2011. Ilmu Usahatani. UB Press. Malang. 
Soekartawi, 1986. Ilmu Usahatani dan Pengkajian Untuk Pengembangan Petani Kecil, Universitas Indonesia. Jakarta 
Ichsan, M. 1997. Studi Kelayakan Usaha. Citra Media Karya Dua Bangsa. Surabaya. 
Mubardjo, RS. 2006. Manajemen Agribisnis Persusuan. PT. Duta Karya Swasta. Jakarta. 
Nasruddin, W dan Nuraeni, I. 2006. Manajemen Agribisnis. Universitas Terbuka. Jakarta. 
Anonimous. 1999. Analisa Usaha Agribisnis. Badan Pendidikan dan Pelatihan Pertanian, Departemen Pertanian. Pusat Pembinaan Pendidikan Pertanian. Jakarta. 
Anonimous. 2007. Manajemen Agribisnis. STPP Malang. Malang. 
Downey, David W, and Steven PE. 1999. Manajemen Agribisnis. Penerbit Erlangga. Jakarta.

More Related Content

What's hot

Pemanfaatan jerami padi sebagai bahan baku kerajinan tangan untuk meningkatka...
Pemanfaatan jerami padi sebagai bahan baku kerajinan tangan untuk meningkatka...Pemanfaatan jerami padi sebagai bahan baku kerajinan tangan untuk meningkatka...
Pemanfaatan jerami padi sebagai bahan baku kerajinan tangan untuk meningkatka...najmul190693
 
Model simulasi combine dengan prediksi hasil panen padi
Model simulasi combine dengan prediksi hasil panen padiModel simulasi combine dengan prediksi hasil panen padi
Model simulasi combine dengan prediksi hasil panen padi
Agus Hermansyah
 
0920 SRI Datang Membawa Peluang
0920 SRI Datang Membawa Peluang0920 SRI Datang Membawa Peluang
Analisis faktor produksi jagung
Analisis faktor produksi jagungAnalisis faktor produksi jagung
Analisis faktor produksi jagung
Hafid Sulistyo Rachman
 
Analisis ekonomi usaha tani pada sistem surjan
Analisis ekonomi usaha tani pada sistem surjanAnalisis ekonomi usaha tani pada sistem surjan
Analisis ekonomi usaha tani pada sistem surjan
Nabila_oktaviani19
 
Konsep Program Pertanian Terpadu Dompet Dhuafa
Konsep Program Pertanian Terpadu Dompet DhuafaKonsep Program Pertanian Terpadu Dompet Dhuafa
Konsep Program Pertanian Terpadu Dompet Dhuafa
Dompet Dhuafa
 
Contoh projek ternakan kambing
Contoh projek ternakan kambingContoh projek ternakan kambing
Contoh projek ternakan kambing
mirulas
 
Pemanfaatan limbah jerami padi dan kotoran sapi sebagai pakan ternak dan pupu...
Pemanfaatan limbah jerami padi dan kotoran sapi sebagai pakan ternak dan pupu...Pemanfaatan limbah jerami padi dan kotoran sapi sebagai pakan ternak dan pupu...
Pemanfaatan limbah jerami padi dan kotoran sapi sebagai pakan ternak dan pupu...
Hazar Noah
 
JURNAL SKRIPSI "HUBUNGAN PENYULUHAN PERTANIAN DENGAN PRODUKTIFITAS KERJA PETA...
JURNAL SKRIPSI "HUBUNGAN PENYULUHAN PERTANIAN DENGAN PRODUKTIFITAS KERJA PETA...JURNAL SKRIPSI "HUBUNGAN PENYULUHAN PERTANIAN DENGAN PRODUKTIFITAS KERJA PETA...
JURNAL SKRIPSI "HUBUNGAN PENYULUHAN PERTANIAN DENGAN PRODUKTIFITAS KERJA PETA...
Ana Puja Prihatin
 
Proposal padi organik srimukti desa atapang
Proposal padi organik srimukti desa atapangProposal padi organik srimukti desa atapang
Proposal padi organik srimukti desa atapangirwandeni
 
Pengelolaan alsintan pandih batu (yuti)
Pengelolaan alsintan   pandih batu (yuti)Pengelolaan alsintan   pandih batu (yuti)
Pengelolaan alsintan pandih batu (yuti)
Syahyuti Si-Buyuang
 
Pola tanam juring ganda pada tebu
Pola tanam juring ganda pada tebuPola tanam juring ganda pada tebu
Pola tanam juring ganda pada tebu
IAARD/Bogor, Indonesia
 

What's hot (15)

085009018
085009018085009018
085009018
 
P3232043
P3232043P3232043
P3232043
 
Pemanfaatan jerami padi sebagai bahan baku kerajinan tangan untuk meningkatka...
Pemanfaatan jerami padi sebagai bahan baku kerajinan tangan untuk meningkatka...Pemanfaatan jerami padi sebagai bahan baku kerajinan tangan untuk meningkatka...
Pemanfaatan jerami padi sebagai bahan baku kerajinan tangan untuk meningkatka...
 
Model simulasi combine dengan prediksi hasil panen padi
Model simulasi combine dengan prediksi hasil panen padiModel simulasi combine dengan prediksi hasil panen padi
Model simulasi combine dengan prediksi hasil panen padi
 
0920 SRI Datang Membawa Peluang
0920 SRI Datang Membawa Peluang0920 SRI Datang Membawa Peluang
0920 SRI Datang Membawa Peluang
 
Analisis faktor produksi jagung
Analisis faktor produksi jagungAnalisis faktor produksi jagung
Analisis faktor produksi jagung
 
Analisis ekonomi usaha tani pada sistem surjan
Analisis ekonomi usaha tani pada sistem surjanAnalisis ekonomi usaha tani pada sistem surjan
Analisis ekonomi usaha tani pada sistem surjan
 
Konsep Program Pertanian Terpadu Dompet Dhuafa
Konsep Program Pertanian Terpadu Dompet DhuafaKonsep Program Pertanian Terpadu Dompet Dhuafa
Konsep Program Pertanian Terpadu Dompet Dhuafa
 
Contoh projek ternakan kambing
Contoh projek ternakan kambingContoh projek ternakan kambing
Contoh projek ternakan kambing
 
Pemanfaatan limbah jerami padi dan kotoran sapi sebagai pakan ternak dan pupu...
Pemanfaatan limbah jerami padi dan kotoran sapi sebagai pakan ternak dan pupu...Pemanfaatan limbah jerami padi dan kotoran sapi sebagai pakan ternak dan pupu...
Pemanfaatan limbah jerami padi dan kotoran sapi sebagai pakan ternak dan pupu...
 
JURNAL SKRIPSI "HUBUNGAN PENYULUHAN PERTANIAN DENGAN PRODUKTIFITAS KERJA PETA...
JURNAL SKRIPSI "HUBUNGAN PENYULUHAN PERTANIAN DENGAN PRODUKTIFITAS KERJA PETA...JURNAL SKRIPSI "HUBUNGAN PENYULUHAN PERTANIAN DENGAN PRODUKTIFITAS KERJA PETA...
JURNAL SKRIPSI "HUBUNGAN PENYULUHAN PERTANIAN DENGAN PRODUKTIFITAS KERJA PETA...
 
Proposal padi organik srimukti desa atapang
Proposal padi organik srimukti desa atapangProposal padi organik srimukti desa atapang
Proposal padi organik srimukti desa atapang
 
Pengelolaan alsintan pandih batu (yuti)
Pengelolaan alsintan   pandih batu (yuti)Pengelolaan alsintan   pandih batu (yuti)
Pengelolaan alsintan pandih batu (yuti)
 
Proposal tanaman padi
Proposal tanaman padiProposal tanaman padi
Proposal tanaman padi
 
Pola tanam juring ganda pada tebu
Pola tanam juring ganda pada tebuPola tanam juring ganda pada tebu
Pola tanam juring ganda pada tebu
 

Similar to Analisis optimalisasi usahatani ternak kambing dengan tanaman ketela rambat edit

Analisis sosial ekonomi penggemukan sapi potong gaduhan kab. muna
Analisis sosial ekonomi penggemukan sapi potong gaduhan kab. munaAnalisis sosial ekonomi penggemukan sapi potong gaduhan kab. muna
Analisis sosial ekonomi penggemukan sapi potong gaduhan kab. muna
Septian Muna Barakati
 
Proposal ternak kambing etawa
Proposal ternak kambing etawaProposal ternak kambing etawa
Proposal ternak kambing etawa
fitriza SA
 
22 35-1-sm
22 35-1-sm22 35-1-sm
22 35-1-sm
HendraYudhistira3
 
Rdhp pendampingan kerbau 2018
Rdhp pendampingan  kerbau 2018Rdhp pendampingan  kerbau 2018
MANAJEMEN PENGGEMUKAN KAMBING BOER DI PERUSAHAAN PETERNAKAN CV.BOERJA
MANAJEMEN PENGGEMUKAN KAMBING BOER DI PERUSAHAAN PETERNAKAN CV.BOERJAMANAJEMEN PENGGEMUKAN KAMBING BOER DI PERUSAHAAN PETERNAKAN CV.BOERJA
MANAJEMEN PENGGEMUKAN KAMBING BOER DI PERUSAHAAN PETERNAKAN CV.BOERJA
BBPP_Batu
 
Integrasi tan pangan
Integrasi tan panganIntegrasi tan pangan
Integrasi tan pangan
BBPP_Batu
 
Analisis usaha industri emping melinjo
Analisis usaha industri emping melinjoAnalisis usaha industri emping melinjo
Analisis usaha industri emping melinjo
Titan Net
 
APLIKASI TEKNOLOGI MODEL MODEL PENGEMBANGAN SISTEM INTEGRASI PETERNAKAN PERKE...
APLIKASI TEKNOLOGI MODEL MODEL PENGEMBANGAN SISTEM INTEGRASI PETERNAKAN PERKE...APLIKASI TEKNOLOGI MODEL MODEL PENGEMBANGAN SISTEM INTEGRASI PETERNAKAN PERKE...
APLIKASI TEKNOLOGI MODEL MODEL PENGEMBANGAN SISTEM INTEGRASI PETERNAKAN PERKE...
Gufroni Arsjad Lalu Muhammad
 
Strategi Pengembangan Peternakan Itik (Bab I)
Strategi Pengembangan Peternakan Itik (Bab I)Strategi Pengembangan Peternakan Itik (Bab I)
Strategi Pengembangan Peternakan Itik (Bab I)
Randy Chamzah
 
Analisis Ketersediaan Jerami Padi Sebagai Sumber Pakan Sapi.pptx
Analisis Ketersediaan Jerami Padi Sebagai Sumber Pakan Sapi.pptxAnalisis Ketersediaan Jerami Padi Sebagai Sumber Pakan Sapi.pptx
Analisis Ketersediaan Jerami Padi Sebagai Sumber Pakan Sapi.pptx
ArmanSyah99
 
Andikurniawan universitas mulawarman_pkmm.
Andikurniawan universitas mulawarman_pkmm.Andikurniawan universitas mulawarman_pkmm.
Andikurniawan universitas mulawarman_pkmm.
andi kurniawan
 
AT Modul 6 kb 1
AT Modul 6 kb 1AT Modul 6 kb 1
AT Modul 6 kb 1
PPGhybrid3
 
Usaha Penggemukan Sapai Potong
Usaha Penggemukan Sapai PotongUsaha Penggemukan Sapai Potong
Usaha Penggemukan Sapai Potongbambangpoenya
 

Similar to Analisis optimalisasi usahatani ternak kambing dengan tanaman ketela rambat edit (20)

Analisis sosial ekonomi penggemukan sapi potong gaduhan kab. muna
Analisis sosial ekonomi penggemukan sapi potong gaduhan kab. munaAnalisis sosial ekonomi penggemukan sapi potong gaduhan kab. muna
Analisis sosial ekonomi penggemukan sapi potong gaduhan kab. muna
 
Proposal ternak kambing etawa
Proposal ternak kambing etawaProposal ternak kambing etawa
Proposal ternak kambing etawa
 
22 35-1-sm
22 35-1-sm22 35-1-sm
22 35-1-sm
 
Rdhp pendampingan kerbau 2018
Rdhp pendampingan  kerbau 2018Rdhp pendampingan  kerbau 2018
Rdhp pendampingan kerbau 2018
 
Proposal ternak sapi kabupaten muna
Proposal ternak sapi kabupaten munaProposal ternak sapi kabupaten muna
Proposal ternak sapi kabupaten muna
 
Proposal ternak sapi kabupaten muna
Proposal ternak sapi kabupaten munaProposal ternak sapi kabupaten muna
Proposal ternak sapi kabupaten muna
 
MANAJEMEN PENGGEMUKAN KAMBING BOER DI PERUSAHAAN PETERNAKAN CV.BOERJA
MANAJEMEN PENGGEMUKAN KAMBING BOER DI PERUSAHAAN PETERNAKAN CV.BOERJAMANAJEMEN PENGGEMUKAN KAMBING BOER DI PERUSAHAAN PETERNAKAN CV.BOERJA
MANAJEMEN PENGGEMUKAN KAMBING BOER DI PERUSAHAAN PETERNAKAN CV.BOERJA
 
Proposal domba-duleh
Proposal domba-dulehProposal domba-duleh
Proposal domba-duleh
 
Integrasi tan pangan
Integrasi tan panganIntegrasi tan pangan
Integrasi tan pangan
 
Analisis usaha industri emping melinjo
Analisis usaha industri emping melinjoAnalisis usaha industri emping melinjo
Analisis usaha industri emping melinjo
 
Bab iii
Bab iiiBab iii
Bab iii
 
Bab iii
Bab iiiBab iii
Bab iii
 
APLIKASI TEKNOLOGI MODEL MODEL PENGEMBANGAN SISTEM INTEGRASI PETERNAKAN PERKE...
APLIKASI TEKNOLOGI MODEL MODEL PENGEMBANGAN SISTEM INTEGRASI PETERNAKAN PERKE...APLIKASI TEKNOLOGI MODEL MODEL PENGEMBANGAN SISTEM INTEGRASI PETERNAKAN PERKE...
APLIKASI TEKNOLOGI MODEL MODEL PENGEMBANGAN SISTEM INTEGRASI PETERNAKAN PERKE...
 
Makalah sosial-ekonomi-budaya
Makalah sosial-ekonomi-budayaMakalah sosial-ekonomi-budaya
Makalah sosial-ekonomi-budaya
 
Proposal ternak sapi
Proposal ternak sapiProposal ternak sapi
Proposal ternak sapi
 
Strategi Pengembangan Peternakan Itik (Bab I)
Strategi Pengembangan Peternakan Itik (Bab I)Strategi Pengembangan Peternakan Itik (Bab I)
Strategi Pengembangan Peternakan Itik (Bab I)
 
Analisis Ketersediaan Jerami Padi Sebagai Sumber Pakan Sapi.pptx
Analisis Ketersediaan Jerami Padi Sebagai Sumber Pakan Sapi.pptxAnalisis Ketersediaan Jerami Padi Sebagai Sumber Pakan Sapi.pptx
Analisis Ketersediaan Jerami Padi Sebagai Sumber Pakan Sapi.pptx
 
Andikurniawan universitas mulawarman_pkmm.
Andikurniawan universitas mulawarman_pkmm.Andikurniawan universitas mulawarman_pkmm.
Andikurniawan universitas mulawarman_pkmm.
 
AT Modul 6 kb 1
AT Modul 6 kb 1AT Modul 6 kb 1
AT Modul 6 kb 1
 
Usaha Penggemukan Sapai Potong
Usaha Penggemukan Sapai PotongUsaha Penggemukan Sapai Potong
Usaha Penggemukan Sapai Potong
 

Recently uploaded

PENGUMUMAN PPDB SMPN 4 PONOROGO TAHUN 2024.pdf
PENGUMUMAN PPDB SMPN 4 PONOROGO TAHUN 2024.pdfPENGUMUMAN PPDB SMPN 4 PONOROGO TAHUN 2024.pdf
PENGUMUMAN PPDB SMPN 4 PONOROGO TAHUN 2024.pdf
smp4prg
 
EVIDENCE BASED DALAM PELAYANAN KB DAN KONTRASEPSI.pdf
EVIDENCE BASED DALAM PELAYANAN KB DAN KONTRASEPSI.pdfEVIDENCE BASED DALAM PELAYANAN KB DAN KONTRASEPSI.pdf
EVIDENCE BASED DALAM PELAYANAN KB DAN KONTRASEPSI.pdf
Rismawati408268
 
Refleksi pembelajaran guru bahasa inggris.pptx
Refleksi pembelajaran guru bahasa inggris.pptxRefleksi pembelajaran guru bahasa inggris.pptx
Refleksi pembelajaran guru bahasa inggris.pptx
SholahuddinAslam
 
Koneksi Antar Materi modul 1.4 Budaya Positif
Koneksi Antar Materi modul 1.4 Budaya PositifKoneksi Antar Materi modul 1.4 Budaya Positif
Koneksi Antar Materi modul 1.4 Budaya Positif
Rima98947
 
Kisi-kisi Soal PAT Matematika Kelas 3 SD
Kisi-kisi Soal PAT Matematika Kelas 3 SDKisi-kisi Soal PAT Matematika Kelas 3 SD
Kisi-kisi Soal PAT Matematika Kelas 3 SD
denunugraha
 
Tabel 1. 7 Ruang Lingkup Terintegrasi dalam Mata Pelajaran dalam CASEL PSE.pdf
Tabel 1. 7 Ruang Lingkup Terintegrasi dalam Mata Pelajaran dalam CASEL PSE.pdfTabel 1. 7 Ruang Lingkup Terintegrasi dalam Mata Pelajaran dalam CASEL PSE.pdf
Tabel 1. 7 Ruang Lingkup Terintegrasi dalam Mata Pelajaran dalam CASEL PSE.pdf
ppgpriyosetiawan43
 
Laporan Pembina OSIS UNTUK PMMOK.pdf.pdf
Laporan Pembina OSIS UNTUK PMMOK.pdf.pdfLaporan Pembina OSIS UNTUK PMMOK.pdf.pdf
Laporan Pembina OSIS UNTUK PMMOK.pdf.pdf
OcitaDianAntari
 
RANCANGAN TINDAKAN UNTUK AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdf
RANCANGAN TINDAKAN UNTUK AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdfRANCANGAN TINDAKAN UNTUK AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdf
RANCANGAN TINDAKAN UNTUK AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdf
junarpudin36
 
PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...
PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...
PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...
agusmulyadi08
 
Visi Misi SDN 2 Krenceng dalam Observasi Kepala Sekolah
Visi Misi SDN 2 Krenceng dalam Observasi Kepala SekolahVisi Misi SDN 2 Krenceng dalam Observasi Kepala Sekolah
Visi Misi SDN 2 Krenceng dalam Observasi Kepala Sekolah
kusnen59
 
Modul Ajar IPS Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka
Modul Ajar IPS Kelas 7 Fase D Kurikulum MerdekaModul Ajar IPS Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka
Modul Ajar IPS Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka
Fathan Emran
 
Kisi-kisi soal pai kelas 7 genap 2024.docx
Kisi-kisi soal pai kelas 7 genap 2024.docxKisi-kisi soal pai kelas 7 genap 2024.docx
Kisi-kisi soal pai kelas 7 genap 2024.docx
irawan1978
 
Pi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagja
Pi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagjaPi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagja
Pi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagja
agusmulyadi08
 
PERSENTASI AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pptx
PERSENTASI AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pptxPERSENTASI AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pptx
PERSENTASI AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pptx
TeukuEriSyahputra
 
Pendampingan Individu 2 Modul 1 PGP 10 Kab. Sukabumi Jawa Barat
Pendampingan Individu 2 Modul 1 PGP 10 Kab. Sukabumi Jawa BaratPendampingan Individu 2 Modul 1 PGP 10 Kab. Sukabumi Jawa Barat
Pendampingan Individu 2 Modul 1 PGP 10 Kab. Sukabumi Jawa Barat
Eldi Mardiansyah
 
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdf
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdfLK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdf
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdf
UditGheozi2
 
2. Kerangka Kompetensi Literasi Guru SD_Rev.pptx
2. Kerangka Kompetensi Literasi Guru SD_Rev.pptx2. Kerangka Kompetensi Literasi Guru SD_Rev.pptx
2. Kerangka Kompetensi Literasi Guru SD_Rev.pptx
arianferdana
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan_ PENGAWASAN P3DN & TKDN_ pd PENGADAAN Ba...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan_ PENGAWASAN P3DN & TKDN_ pd PENGADAAN Ba...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan_ PENGAWASAN P3DN & TKDN_ pd PENGADAAN Ba...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan_ PENGAWASAN P3DN & TKDN_ pd PENGADAAN Ba...
Kanaidi ken
 
AKSI NYATA MODUL 1.3 visi dan prakarsa perubahan
AKSI NYATA MODUL 1.3 visi  dan prakarsa perubahanAKSI NYATA MODUL 1.3 visi  dan prakarsa perubahan
AKSI NYATA MODUL 1.3 visi dan prakarsa perubahan
PutuRatihSiswinarti1
 
1.4.a.4.5. Restitusi - Lima Posisi Kontrol.pdf
1.4.a.4.5. Restitusi - Lima Posisi Kontrol.pdf1.4.a.4.5. Restitusi - Lima Posisi Kontrol.pdf
1.4.a.4.5. Restitusi - Lima Posisi Kontrol.pdf
zakkimushoffi41
 

Recently uploaded (20)

PENGUMUMAN PPDB SMPN 4 PONOROGO TAHUN 2024.pdf
PENGUMUMAN PPDB SMPN 4 PONOROGO TAHUN 2024.pdfPENGUMUMAN PPDB SMPN 4 PONOROGO TAHUN 2024.pdf
PENGUMUMAN PPDB SMPN 4 PONOROGO TAHUN 2024.pdf
 
EVIDENCE BASED DALAM PELAYANAN KB DAN KONTRASEPSI.pdf
EVIDENCE BASED DALAM PELAYANAN KB DAN KONTRASEPSI.pdfEVIDENCE BASED DALAM PELAYANAN KB DAN KONTRASEPSI.pdf
EVIDENCE BASED DALAM PELAYANAN KB DAN KONTRASEPSI.pdf
 
Refleksi pembelajaran guru bahasa inggris.pptx
Refleksi pembelajaran guru bahasa inggris.pptxRefleksi pembelajaran guru bahasa inggris.pptx
Refleksi pembelajaran guru bahasa inggris.pptx
 
Koneksi Antar Materi modul 1.4 Budaya Positif
Koneksi Antar Materi modul 1.4 Budaya PositifKoneksi Antar Materi modul 1.4 Budaya Positif
Koneksi Antar Materi modul 1.4 Budaya Positif
 
Kisi-kisi Soal PAT Matematika Kelas 3 SD
Kisi-kisi Soal PAT Matematika Kelas 3 SDKisi-kisi Soal PAT Matematika Kelas 3 SD
Kisi-kisi Soal PAT Matematika Kelas 3 SD
 
Tabel 1. 7 Ruang Lingkup Terintegrasi dalam Mata Pelajaran dalam CASEL PSE.pdf
Tabel 1. 7 Ruang Lingkup Terintegrasi dalam Mata Pelajaran dalam CASEL PSE.pdfTabel 1. 7 Ruang Lingkup Terintegrasi dalam Mata Pelajaran dalam CASEL PSE.pdf
Tabel 1. 7 Ruang Lingkup Terintegrasi dalam Mata Pelajaran dalam CASEL PSE.pdf
 
Laporan Pembina OSIS UNTUK PMMOK.pdf.pdf
Laporan Pembina OSIS UNTUK PMMOK.pdf.pdfLaporan Pembina OSIS UNTUK PMMOK.pdf.pdf
Laporan Pembina OSIS UNTUK PMMOK.pdf.pdf
 
RANCANGAN TINDAKAN UNTUK AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdf
RANCANGAN TINDAKAN UNTUK AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdfRANCANGAN TINDAKAN UNTUK AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdf
RANCANGAN TINDAKAN UNTUK AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdf
 
PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...
PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...
PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...
 
Visi Misi SDN 2 Krenceng dalam Observasi Kepala Sekolah
Visi Misi SDN 2 Krenceng dalam Observasi Kepala SekolahVisi Misi SDN 2 Krenceng dalam Observasi Kepala Sekolah
Visi Misi SDN 2 Krenceng dalam Observasi Kepala Sekolah
 
Modul Ajar IPS Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka
Modul Ajar IPS Kelas 7 Fase D Kurikulum MerdekaModul Ajar IPS Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka
Modul Ajar IPS Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka
 
Kisi-kisi soal pai kelas 7 genap 2024.docx
Kisi-kisi soal pai kelas 7 genap 2024.docxKisi-kisi soal pai kelas 7 genap 2024.docx
Kisi-kisi soal pai kelas 7 genap 2024.docx
 
Pi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagja
Pi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagjaPi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagja
Pi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagja
 
PERSENTASI AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pptx
PERSENTASI AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pptxPERSENTASI AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pptx
PERSENTASI AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pptx
 
Pendampingan Individu 2 Modul 1 PGP 10 Kab. Sukabumi Jawa Barat
Pendampingan Individu 2 Modul 1 PGP 10 Kab. Sukabumi Jawa BaratPendampingan Individu 2 Modul 1 PGP 10 Kab. Sukabumi Jawa Barat
Pendampingan Individu 2 Modul 1 PGP 10 Kab. Sukabumi Jawa Barat
 
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdf
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdfLK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdf
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdf
 
2. Kerangka Kompetensi Literasi Guru SD_Rev.pptx
2. Kerangka Kompetensi Literasi Guru SD_Rev.pptx2. Kerangka Kompetensi Literasi Guru SD_Rev.pptx
2. Kerangka Kompetensi Literasi Guru SD_Rev.pptx
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan_ PENGAWASAN P3DN & TKDN_ pd PENGADAAN Ba...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan_ PENGAWASAN P3DN & TKDN_ pd PENGADAAN Ba...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan_ PENGAWASAN P3DN & TKDN_ pd PENGADAAN Ba...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan_ PENGAWASAN P3DN & TKDN_ pd PENGADAAN Ba...
 
AKSI NYATA MODUL 1.3 visi dan prakarsa perubahan
AKSI NYATA MODUL 1.3 visi  dan prakarsa perubahanAKSI NYATA MODUL 1.3 visi  dan prakarsa perubahan
AKSI NYATA MODUL 1.3 visi dan prakarsa perubahan
 
1.4.a.4.5. Restitusi - Lima Posisi Kontrol.pdf
1.4.a.4.5. Restitusi - Lima Posisi Kontrol.pdf1.4.a.4.5. Restitusi - Lima Posisi Kontrol.pdf
1.4.a.4.5. Restitusi - Lima Posisi Kontrol.pdf
 

Analisis optimalisasi usahatani ternak kambing dengan tanaman ketela rambat edit

  • 1. 1 Kajian Optimatilisasi Dengan Linear Programming Pada Integrated Farming System Usahatani dan Ternak Kambing Potong (Studi Kasus Di Desa Gunung Kawi, Malang) Dwita Indrarosa Balai Besar Pelatihan Peternakan Batu, Jln. Songgoriti no 24 Batu, Tlp 0341-591032 Fax 0341-590288 email : dindrarosa@yahoo.co.id Abstrak Untuk mengembangkan usaha ternak kambing, para petani/peternak menghadapi kendala terbatasnya sumberdaya lahan. Padang penggembalaan ternak banyak yang sudah beralih fungsi untuk penggunaan lain yang tidak mendukung usaha ternak. Para peternak sering mengalami kesulitan pakan khususnya pada musim kemarau akibat kelangkaan hijauan. Hal ini mengakibatkan tingkat produktivitas ternak kambing masih rendah dan belum dapat memberikan hasil yang maksimal. Dalam pengkajian ini menggunakan Linear programming dimana metode pengalokasian sumber daya yang terbatas untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu dalam bentuk matematika. Tujuan yang ingin dicapai dapat berupa memaksimumkan pendapatan atau meminimumkan biaya. Dari hasil analisis optimalisasi linear programming menunjukkan bahwa dengan adanya kombinasi usahatani mampu memberikan keuntungan yang optimal dimana keuntungan yang diperoleh lebih besar dari keuntungan aktual tiap-tiap strata. Pada strata 1, lahan ubi jalar yang diusahakan adalah 1.477 Ha, lahan untuk Jagung seluas 0.025 Ha, dan lahan untuk rumput gajah seluas 0.198 Ha. Sedangkan ternak Kambing yang bisa diusahakan adalah 5 ekor. Pada strata 2, lahan ubi jalar yang diusahakan adalah 0.477 Ha, seluas 0.025 Ha untuk Jagung, dan 0.198 Ha untuk rumput gajah. Sedangkan ternak Kambing yang bisa diusahakan adalah 5 ekor. Pada strata 3, lahan ubi jalar yang diusahakan adalah 0.117 Ha, seluas 0.025 Ha untuk Jagung, dan 0.198Ha untuk rumput gajah. Sedangkan ternak Kambing yang bisa diusahakan adalah 5 ekor. Pada strata 4, lahan ubi jalar yang diusahakan adalah 0.150 Ha, seluas 0 Ha untuk Jagung, dan 0 Ha untuk rumput gajah. Sedangkan ternak Kambing yang bisa diusahakan adalah 5 ekor. Pada strata 5 responden tidak mempunyai lahan dan hanya mengandalkan pendapatan dari tenaga saja. Sehingga menghasilkan tidak adanya perbedaan antara keuntungan dalam kombinasi optimal dengan perhitungan sesungguhnya. Kata Kunci : Kambing, Ketela Rambat, Integrated Farming System, Linear Programming.
  • 2. 2 Dwita Indrarosa Analisis Optimalisasi Dengan Linear Programming Pada Usahatani dan Ternak Kambing (Studi Kasus di Desa Gunung Kawi Kabupaten Malang) BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Urgensi dilakukannya analisis optimalisasi pada sistem usahatani terpadu dengan menggunakan program Linear Programming adalah untuk menganalisa data-data & informasi tentang berbagai komponen usahatani yang masih bersifat parsial (terpisah-pisah) ke dalam analisis yang terintegrasi dan terpadu. Dengan demikian diharapkan dapat menampilkan suatu output yang memberikan informasi penting dari aktivitas para petani di lokasi pengkajian yang secara aktual melakukan usahatani terpadu yang meliputi usahatani tanaman palawija, tanaman tahunan, dan usaha pemeliharaan ternak. Di samping itu, dengan analisis optimalisasi maka aspek nilai tambah dari suatu sistem usahatani terpadu akan lebih terlihat. Sistem usahatani yang berkembang dan masih tetap bertahan di Desa Gunung Kawi,Malang adalah sistem usahatani terpadu tanaman-ternak kambing. Keragaan, produktivitas dan efisiensi usahatani sistem usahatani tanaman-ternak kambing tersebut dirasakan belum optimal, sehingga belum secara nyata (significant) meningkatkan pendapatan usahatani dan kesejahteraan rumah tangga para petani/peternak. Kecenderungan yang terjadi adalah semakin tingginya persaingan penggunaan lahan untuk kepentingan pertanian dan sub- sektor lainnya serta untuk usaha non-pertanian (pariwisata). Dari segi sosial, ternak kambing sudah memasyarakat dikalangan peternak dan dagingnya digemari masyarakat. Di samping itu, kotoran kambing digunakan oleh para petani sebagai pupuk organik untuk budidaya tanaman palawija (ubijalar, jagung), kopi dan pisang. Jika dicermati usaha kambing di Desa Gunung Kawi memiliki peluang pengembangan yang cukup baik, karena (i) adanya ras/jenis kambing lokal yang dikenal dengan kambing ”Benggala”, (ii) dukungan agroklimat khususnya kesuburan tanah dan curah hujan yang memungkinkan tanaman hijauan makanan ternak berproduksi sepanjang tahun, (iii) usaha kambing merupakan salah satu sumber pendapatan dan mata pencaharian yang diandalkan oleh keluarga petani; (iv) ternak kambing sangat diminati konsumen karena memiliki ukuran tubuh yang besar dan persentase karkas yang tinggi; (v) investasi dan biaya masih terjangkau oleh kemampuan modal para petani dan ketergantungan terhadap input dari luar sedikit (pakan, bibit); sehingga usaha ini dapat
  • 3. 3 Dwita Indrarosa Analisis Optimalisasi Dengan Linear Programming Pada Usahatani dan Ternak Kambing (Studi Kasus di Desa Gunung Kawi Kabupaten Malang) mengoptimalkan sumberdaya lokal setempat yang sudah tersedia. Selama ini usaha kambing oleh masyarakat hanya dilakukan secara semi intensif, yaitu ternak dipelihara di kandang dengan sistim perkawinan secara alami, sumber pakan berupa hijauan yang diambil dari kebun, ladang dan hutan. Sentuhan teknologi maju relatif masih terbatas, sehingga peningkatan populasi masih rendah, sedangkan laju permintaan & pemotongan cenderung terus meningkat. Banyak calon peternak atau investor yang berminat untuk terjun ke usaha ternak kambing mengurungkan niatnya karena harus berhitung dengan masalah penyediaan lahan. Mereka menjadi ragu karena harus menyediakan luasan lahan tertentu untuk menanam tanaman hijauan makanan ternak dengan segala resiko dan permasalahannya. Begitu pula dengan para peternak yang terpaksa harus mencari hijauan ke tempat yang jauh bahkan sampai ke luar desa terutama selama musim kemarau. Beberapa upaya yang telah dilakukan antara lain dengan penanaman rumput unggul di lahan-lahan kritis dan lahan kehutanan. Namun demikian, tampaknya upaya tersebut belum efektif untuk mengatasi masalah kelangkaan pakan ternak. Kelangkaan pakan ternak pada musim kemarau ini menunjukkan bahwa kapasitas tampung wilayah dalam penyediaan pakan sangat kurang. Salah satu strategi dan alternatif usahatani yang dapat dikembangkan untuk meningkatkan pendapatan petani/peternak di Desa Gunung Kawi adalah dengan melaksanakan diversifikasi dan integrasi usahatani antara tanaman- ternak kambing, sehingga diharapkan sumberdaya yang dimiliki dapat dioptimalkan. Strategi intensifikasi dan diversifikasi selain dapat bermanfaat untuk optimalisasi sumberdaya, juga untuk mengurangi resiko usaha. Pengembangan usahatani integrasi tanaman-ternak kambing pada dasarnya adalah intensifikasi pemanfaatan sumberdaya (lahan, tenaga kerja, modal). Di samping itu, keterkaitan usahatani tanaman dengan usaha ternak kambing dapat membentuk suatu sistem daur ulang limbah pertanian dan limbah ternak yang saling mendukung dan menunjang keberlanjutan usahatani, sehingga dapat meningkatkan pendapatan petani (Anonimous, 2005). Penyajian akhir dari penulisan ini adalah berupa adaptasi dan hasil model produksi bio-ekonomi yang menekankan pada tingkat efisiensi ekonomi dan keuntungan silang antara usahatani tanaman-ternak kambing. Obyek utama dari
  • 4. 4 Dwita Indrarosa Analisis Optimalisasi Dengan Linear Programming Pada Usahatani dan Ternak Kambing (Studi Kasus di Desa Gunung Kawi Kabupaten Malang) penulisan ini adalah untuk mempelajari efek dari perubahan dan variabelnya yang kemudian dijadikan alat /tool untuk menuju sasaran optimalisasi. 1.2. Perumusan Masalah Desa Gunung Kawi – Malang merupakan salah satu desa penghasil pertanian dengan komoditas yang terdiri dari tanaman kopi, ubi jalar, jagung, pisang, mawar dan ternak kambing. Banyaknya komoditas yang dimiliki petani desa Gunung Kawi-Malang, membuat ketertarikan tersendiri untuk melakukan kajian empiris, sehingga permasalahan yang dirumuskan adalah apakah kombinasi usaha tani ubi jalar, jagung, rumput gajah dan ternak kambing mampu memberikan keuntungan yang maksimum ? 1.3. Tujuan Pengkajian Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan dari pengkajian ini adalah menganalisis kombinasi usahatani ubi jalar, jagung, rumput gajah dan ternak kambing mampu memberikan keuntungan yang maksimum. 1.4. Kegunaan Pengkajian Berdasarkan tujuan pengkajian yang telah dirumuskan maka kegunaan pengkajian ini adalah:
  • 5. 5 Dwita Indrarosa Analisis Optimalisasi Dengan Linear Programming Pada Usahatani dan Ternak Kambing (Studi Kasus di Desa Gunung Kawi Kabupaten Malang) 1. Sebagai informasi bagi para petani dan Kelompok Tani mengenai kombinasi usahatani yang mampu memberikan keuntungan maksimum. 2. Sebagai bahan acuan tentang usahatani integrasi tanaman-ternak kambing bagi daerah lain yang mempunyai kondisi yang sama dengan daerah pengkajian, serta sebagai masukan dan bahan pertimbangan bagi penentu kebijakan dalam merencanakan pembangunan pertanian terpadu tanaman- ternak kambing, khususnya di lokasi pengkajian. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengkajian Terdahulu Krisdiana (1993) pada pengkajiannya menggunakan alat analisis programasi linier yaitu untuk menentukan rancangan pola tanam yang dapat memberikan pendapatan maksimum apabila sumberdaya terbatas, mengemukakan bahwa pendapatan petani masih dapat ditingkatkan dengan; 1) menggunakan pola tanam yang optimal, 2) penggunaan pola tanam baru karena penggunaan sumberdaya lebih baik dan biaya produksi lebih rendah 3) tenaga kerja secara umum memenuhi kebutuhan pola tanam optimal walaupun tenaga kerja pria dan ternak pada bulan tertentu langka, sehingga meski tingkat upah naik masih dapat diatasi dengan meningkatkan pendapatan usahatani, 4) adanya perubahan harga komoditas penentu tingkat pendapatan usahatani hingga suatu kisaran tertentu tetap dapat mempertahankan keunggulan pola tanam optimal. Wahono (2005) dalam pengkajiannya tentang optimalisasi integrasi tanaman dan sapi perah di Kabupaten Pasuruan juga menyebutkan bahwa dengan linear programming maka pola tanam terpilih adalah usahatani tanaman jagung-kentang-jagung dengan sapi perah dimana pendapatan maksimum yang didapat sebesar Rp.9.098.558,-. Dari analisis tersebut berlaku untuk sumberdaya yang tersedia, sehingga optimasi akan tercapai apabila hubungan input dan output yang dihasilkan terpenuhi nilai linearitasnya dalam kondisi optimum. 2.2. Landasan Teori Menurut Soekartawi (1995) menyebutkan bahwa Optimalisasi adalah pendekatan normatif dengan mengidentifikasi penyelesaian terbaik dari suatu permasalahan yang diarahkan pada titik maksimal atau minimal fungsi tujuan.
  • 6. 6 Dwita Indrarosa Analisis Optimalisasi Dengan Linear Programming Pada Usahatani dan Ternak Kambing (Studi Kasus di Desa Gunung Kawi Kabupaten Malang) Teori optimalisasi sering digunakan untuk pemecahan masalah dalam ilmu ekonomi, pengkajian operasional, dan dalam ilmu ekonomi pertanian. Penerapan teori optimalisasi yang demikian luasnya setelah perkembangan ilmu pengetahuan yang pesat, khususnya Datzing (1947) memperkenalkan metoda simplek untuk pemecahan masalah program linier, kemudian diikuti oleh penggunaan formula lagrange yang memungkinkan pemahaman metode dan topik yang berbeda dengan sisi pandang dari teori yang sama. Menurut Heady (1952), tujuan optimalisasi penggunaan sumber daya adalah maksimisasi keuntungan dan tercapainya efisiensi penggunaan faktor produksi. Dalam kegiatan usahatani, petani dihadapkan pada masalah penentuan tingkat penggunaan sumber daya atau input yang dapat menghasilkan keuntungan atau pendapatan yang maksimal. Konsep optimalisasi dalam usahatani berarti mencari kombinasi input yang optimal dan digunakan untuk berproduksi sehingga diperoleh keuntungan yang maksimal. Pada tingkat ini, nilai produksi dihitung dari perkalian jumlah produk yang dihasilkan dengan harga jual produk per unit. Selisih harga antara nilai produksi yang dihasilkan dengan biaya produksi yang digunakan pada tingkat penggunaan input tersebut akan menghasilkan keuntungan yang maksimal. Agrawal dan Heady (1972) menyatakan bahwa keuntungan penggunaan model linier programming adalah: (1) memungkinkan untuk memasukkan banyak aktivitas dan kendala yang dimiliki serta secara realistis menggambarkan situasi usahatani tertentu, (2) dapat ditentukan bentuk optimalisasi dari spesifikasi fungsi tujuan, (3) memungkinkan untuk melihat dan menyelidiki secara bergantian atau berpasangan efek perubahan parameter penting di dalam model terhadap solusi optimal. Penyelesaian persoalan optimum karena adanya perubahan tersebut dalam linear programming, dikenal suatu analisis yang disebut analisis sensitivitas (GASS, 1975). Analisis sensitivitas dalam suatu persoalan linear programming disebut juga dengan analisis post optimal atau analisis setelah optimal. Analisis ini merupakan suatu usaha untuk mempelajari nilai-nilai dari peubah-peubah pengambilan keputusan dalam suatu model jika satu atau beberapa parameter (Cj, aij, Xj) berubah. Tujuan analisis sensitivitas ini adalah untuk mengurangi atau menghindari perhitungan-perhitungan ulang bila terjadi perubahan koefisien-koefisien pada model linear programming setelah dicapai
  • 7. 7 Dwita Indrarosa Analisis Optimalisasi Dengan Linear Programming Pada Usahatani dan Ternak Kambing (Studi Kasus di Desa Gunung Kawi Kabupaten Malang) kondisi optimal (Soekartawi, 1991). BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1 Gambaran Umum Wilayah Desa Gunung Kawi mewakili agroekosistem lahan kering dataran tinggi iklim basah. Ketinggian tempat sekitar 1500-2500 m dpl, topografi wilayah berbukit-bergunung, suhu rata-rata 240 C, pH tanah berkisar 5-6 dengan jenis tanah Andosol. Rata-rata curah hujan 2.000 mm/tahun dengan 8 bulan basah dan 4 bulan kering. Sumber penghasilan utama masyarakat masih didominasi dari sektor pertanian dengan komoditas yang diusahakan terdiri dari tanaman kopi, ubi jalar, jagung, dan pisang. Selain ubi jalar komoditas unggulan lainnya adalah ternak kambing. Setiap rumah tangga (KK) di Desa Gunung Kawi umumnya memelihara ternak kambing. Rata-rata jumlah pemilikan ternak kambing berkisar antara 5-10 ekor/KK, namun produktivitas dan kualitasnya masih rendah. Untuk tanaman tahunan yang dikembangkan adalah tanaman kopi jenis Robusta dimana sudah mengarah pada pemeliharaan yang ramah lingkungan dengan mengarah ke kopi organik. Untuk komoditas pisang, varietas yang dibudidayakan masih beragam serta belum ada produk olahan yang dapat dipasarkan karena kualitas belum dapat bersaing. 3.2 Umur Responden Rata - rata umur kepala rumah tangga responden menurut strata pengusahaan lahan disajikan dalam Tabel 3.1. Tabel 3.1. Rata – Rata Umur Responden Strata Jumlah Responden Rata-rata Umur (Th) I 11 46 II 17 45 III 18 41 IV 23 36 V 22 35 Jumlah : 91 40.6 Sumber : Data Diolah, 2012 Keterangan : Strata I = Rata-rata penguasaan lahan 1.7 Ha Strata II = Rata-rata penguasaan lahan 0.7 Ha Strata III = Rata-rata penguasaan lahan 0.34 Ha Strata IV = Rata-rata penguasaan lahan 0.15 Ha Strata V = Rata-rata penguasaan lahan 0 Ha
  • 8. 8 Dwita Indrarosa Analisis Optimalisasi Dengan Linear Programming Pada Usahatani dan Ternak Kambing (Studi Kasus di Desa Gunung Kawi Kabupaten Malang) 3.3. Kebutuhan Usaha Tani Usaha tani yang dilakukan oleh masyarakat di Desa Gunung Kawi adalah usahatani ubi, jagung, dan rumput gajah. Jumlah kebutuhan input untuk usahatani ubi, jagung, dan rumput gajah disajikan pada tabel 3.2. Tabel 3.2. Jumlah kebutuhan input untuk usahatani ubi, jagung, dan rumput gajah (Ha) Kebutuhan/Ha Satuan Ubi Jagung Rumput gajah Bibit ubi Kg 50 Benih jagung Kg 15 Bibit rumput gajah Kg 2,020 Pupuk kimia Kg 400.00 600.00 99.03 Pupuk kandang Kg 46.00 20.00 3,769.00 Pestisida Botol 2.00 2.00 Tenaga kerja HOK 157.30 100.10 171.00 Sumber : Data diolah, 2012 Berdasarkan tabel 3.2. dapat dijelaskan bahwa untuk melakukan usahatani ubi, dibutuhkan bibit ubi sebanyak 50kg/Ha, pupuk kimia 400 Kg/Ha, pupuk kandang 46 Kg/Ha, pestisida 2 botol dan tenaga kerja 157.30HOK. Untuk melakukan usahatani jagung, dibutuhkan benih jagung sebanyak 15kg/Ha, pupuk kimia 600 Kg/Ha, pupuk kandang 20 Kg/Ha, pestisida 2 botol dan tenaga kerja 100.10 HOK dan untuk melakukan usahatani rumput gajah, dibutuhkan bibit rumput gajah sebanyak 2.020kg/Ha, pupuk kimia 99.03Kg/Ha, pupuk kandang 3,769 Kg/Ha, dan tenaga kerja 171.10 HOK. Kondisi ini dapat disimpulkan bahwa usahatani rumput gajah membutuhkan tenaga kerja/HOK lebih besar. 3.4. Kebutuhan Ternak Kambing Bagi rumah tangga pertanian, asset dapat berfungsi sebagai modal, jaminan kredit dan tabungan yang sewaktu – waktu dapat digunakan. Oleh karena itu pemilikan asset sangat penting bagi petani karena dapat memperlancar penyediaan input usahatani yang diperlukan. Asset yang kebanyakan dimiliki adalah ternak kambing. Kebutuhan untuk ternak kambing disajikan pada tabel 3.3. Tabel 3.3. Kebutuhan Untuk Ternak Kambing Kebutuhan/Ha Satuan Kambing Tenaga Kerja HOK 102.80 Konsentrat Kg 650 HMT Kg 1,095 Kesehatan Kambing Paket 1 Inseminasi Buatan Paket 1.5
  • 9. 9 Dwita Indrarosa Analisis Optimalisasi Dengan Linear Programming Pada Usahatani dan Ternak Kambing (Studi Kasus di Desa Gunung Kawi Kabupaten Malang) Sumber : Data diolah, 2012 Berdasarkan tabel 3.3. dapat dijelaskan bahwa kebutuhan untuk melakukan tenak kambing di Desa Gunung Kawi membutuhkan tenaga kerja 102.80 HOK, konsentrat 650 Kg, HMT 1,095 Kg, kesehatan kambing 1 paket dan inseminasi buatan 1.5 paket. 3.5.Penguasaan Lahan Penguasaan lahan di Desa Gunung Kawi yang terbagi dalam lima strata disajikan pada tabel 3.4 berikut: Tabel 3.4. Pembagian Lahan Menurut Kepemilikan dari Responden Strata Rata-rata Penguasaan Lahan Responden (Ha) I 1.7 II 0.7 III 0.34 IV 0.15 V 0 Sumber : Data diolah, 2012 Berdasarkan yang tertera pada tabel 3.4, dapat kita lihat bahwa di Gunung Kawi terdapat pembagian strata secara tidak langsung pada responden berdasarkan kepemilikan luasan lahan yang dikuasai, dimana pada strata 5, responden tidak memiliki lahan hal ini karena mereka hanya sebagai buruh tani. 3.6.Ketersediaan Tenaga Kerja Rata-rata ketersediaan tenaga kerja yang digunakan dalam usahatani tertera pada Tabel 3.5. Tabel 3.5. Ketersediaan Tenaga Kerja Dalam Keluarga Strata Rata-rata Ketersediaan Tenaga Kerja Dalam Keluarga/hari Rata rata Ketersediaan Tenaga Kerja Dalam Keluarga/Tahun (HOK) I 2.73 819 II 2.7 810 III 2.03 609 IV 1.88 564 V 1.88 564 Sumber : Data diolah, 2012 Berdasarkan yang tertera pada tabel 3.5, di Gunung Kawi ketersediaan tenaga kerja dalam keluarga untuk strata I,II dan III berkisar antara 2 HOK. Sedangkan untuk strata IV dan V bernilai sama yaitu 1.88 HOK 3.7. Hasil Analisis Linear Programming.
  • 10. 10 Dwita Indrarosa Analisis Optimalisasi Dengan Linear Programming Pada Usahatani dan Ternak Kambing (Studi Kasus di Desa Gunung Kawi Kabupaten Malang) 3.7.1. Kombinasi Usahatani Optimal a.Kombinasi Usahatani Optimal Untuk Strata 1 Berdasarkan hasil analisis nilai fungsi tujuan pada strata 1 menunjukkan nilai tujuan maksimal sebesar Rp.76,903,430 dengan luas lahan rata-rata 1.7Ha. Keuntungan ini lebih besar dari keuntungan sesungguhnya yaitu sebesar Rp.5,904,230. Hasil analisis kombinasi usahatani untuk strata 1 tertera pada Tabel 3.6. Tabel 3.6. Kombinasi Usahatani Untuk Strata1 No Usahatani Nilai Optimal Nilai sesungguhnya 1 Ubi jalar 1.477 1.456 2 Jagung 0.025 0.015 3 Rumput gajah 0.198 0.187 4 Kambing 5 5 Sumber : Data diolah, 2012 Berdasarkan tabel di atas keuntungan maksimum akan diperoleh apabila ubi jalar yang dibutuhkan 1.477 Ha, dibutuhkan jagung 0.025 Ha, dibutuhkan rumput gajah 0.198 Ha dan kambing sebanyak 5 ekor. Dengan demikian keuntungan maksimum sebesar Rp.76,903,430. apabila dilakukan kombinasi terhadap usahatani tersebut. b. Kombinasi Usahatani Optimal Untuk Strata 2 Berdasarkan hasil analisis nilai fungsi tujuan, untuk nilai tujuan maksimal sebesar Rp. 51,562,310. Nilai tersebut merupakan besarnya keuntungan maksimal yang diperoleh kombinasi usahatani pada strata 2 dengan luas lahan rata-rata 0.70 Ha. Keuntungan ini lebih besar dari keuntungan sesungguhnya yaitu sebesar Rp. 50,840,240. Hasil analisis kombinasi usahatani untuk strata 2 tertera pada Tabel 3.8. Tabel 3.7. Kombinasi Usahatani Untuk Strata 2 No Usahatani Nilai Optimal Nilai sesungguhnya 1 Ubi jalar 0.477 1.445 2 Jagung 0.025 0.025 3 Rumput gajah 0.198 0.198 4 Kambing 5 5 Sumber : Data diolah, 2012 Berdasarkan tabel di atas keuntungan maksimum akan diperoleh apabila ubi jalar yang dibutuhkan 0.477 Ha, dibutuhkan jagung 0.025 Ha, dibutuhkan
  • 11. 11 Dwita Indrarosa Analisis Optimalisasi Dengan Linear Programming Pada Usahatani dan Ternak Kambing (Studi Kasus di Desa Gunung Kawi Kabupaten Malang) rumput gajah 0.198 Ha dan kambing sebanyak 5 ekor. Dengan demikian keuntungan maksimum sebesar Rp. 51,562,310. apabila dilakukan kombinasi terhadap usahatani tersebut. c.Kombinasi Usahatani Optimal Untuk Strata 3 Berdasarkan hasil analisis nilai fungsi tujuan, untuk nilai tujuan maksimal sebesar Rp. 42,764,350. Nilai tersebut merupakan besarnya keuntungan maksimal yang diperoleh kombinasi usahatani pada strata 3 dengan luas lahan rata-rata 0.34 Ha. Keuntungan ini lebih besar dari keuntungan sesungguhnya yaitu sebesar Rp. 41,964,350. Hasil analisis kombinasi usahatani untuk strata 3 tertera pada Tabel 3.8. Tabel 3.8. Kombinasi Usahatani Untuk Strata 3 No Usahatani Nilai Optimal Nilai sesungguhnya 1 Ubi jalar 0.117 0.105 2 Jagung 0.025 0.025 3 Rumput gajah 0.198 0.198 4 Kambing 5 5 Sumber : Data diolah, 2012 Berdasarkan tabel di atas keuntungan maksimum akan diperoleh apabila ubi jalar yang dibutuhkan 0.117 Ha, dibutuhkan jagung 0.025 Ha, dibutuhkan rumput gajah 0.198 Ha dan kambing sebanyak 5 ekor. Dengan demikian keuntungan maksimum sebesar Rp. 42,764,350. apabila dilakukan kombinasi terhadap usahatani tersebut. d. Kombinasi Usahatani Optimal Untuk Strata 4 Berdasarkan hasil analisis nilai fungsi tujuan, untuk nilai tujuan maksimal sebesar Rp. 42,490,820. Nilai tersebut merupakan besarnya keuntungan maksimal yang diperoleh kombinasi usahatani pada strata 4 dengan luas lahan rata-rata 0.15 Ha. Keuntungan ini lebih besar dari keuntungan sesungguhnya yaitu sebesar Rp. 41,890,800. Hasil analisis kombinasi usahatani untuk strata 4 tertera pada Tabel 3.9.
  • 12. 12 Dwita Indrarosa Analisis Optimalisasi Dengan Linear Programming Pada Usahatani dan Ternak Kambing (Studi Kasus di Desa Gunung Kawi Kabupaten Malang) Tabel 3.9. Kombinasi Usahatani Untuk Strata 4 No Usahatani Nilai Optimal Nilai sesungguhnya 1 Ubi jalar 0.150 0.140 2 Jagung - - 3 Rumput gajah - - 4 Kambing 5 5 Sumber : Data diolah, 2012 Berdasarkan tabel di atas keuntungan maksimum akan diperoleh apabila ubi jalar yang dibutuhkan 0.150 Ha dan kambing sebanyak 5 ekor. Dengan demikian keuntungan maksimum sebesar Rp. 42,490,820 apabila dilakukan kombinasi terhadap usahatani tersebut. e.Kombinasi Usahatani Optimal Untuk Strata 5 Berdasarkan hasil analisis nilai fungsi tujuan, untuk nilai tujuan maksimal sebesar Rp. 38,825,000. Nilai tersebut merupakan besarnya keuntungan maksimal yang diperoleh kombinasi usahatani pada strata 5 dengan luas lahan 0 Ha. Keuntungan ini sama dengan keuntungan sesungguhnya yaitu sebesar Rp. 38,825,000. Hasil analisis kombinasi usahatani untuk strata 5 tertera pada Tabel 3.10. Tabel 3.10. Kombinasi Usahatani Untuk Strata 5 No Usahatani Nilai Optimal Nilai sesungguhnya 1 Ubi jalar - - 2 Jagung - - 3 Rumput gajah - - 4 Kambing 5 5 Sumber : Data diolah, 2012 Berdasarkan tabel di atas keuntungan maksimum akan diperoleh apabila dibutuhkan kambing sebanyak 5 ekor. Dengan demikian keuntungan maksimum sebesar Rp. 38,825,000 apabila dilakukan kombinasi terhadap usahatani tersebut.
  • 13. 13 Dwita Indrarosa Analisis Optimalisasi Dengan Linear Programming Pada Usahatani dan Ternak Kambing (Studi Kasus di Desa Gunung Kawi Kabupaten Malang) 3.8.Analisis Sensitivitas Ketersediaan Input Analisis sensitivitas terhadap input merupakan jawaban seberapa besar perubahan yang boleh dilakukan agar tidak mengubah keputusan optimal. Nilai ketersediaan dapat diubah sesuai dengan batas bawah dan atas yang dianjurkan. Apabila perubahan nilai ketersediaan input yang dilakukan tidak sesuai dengan rentang batas yang dianjurkan maka akan merubah nilai variabel keputusan. 3.8.1.Hasil Analisis Sensitivitas Ketersediaan Input Untuk Strata 1 Hasil analisis sensitivitas ketersediaan input untuk strata 1 dapat dilihat pada tabel 3.11. Tabel 3.11. Hasil Analisis Sensitivitas Ketersediaan Input Untuk Strata 1 No. RHS Satuan Penggunaan Strata 1 Value Min Max 1 Lahan Ha 1.70 1.70 0.72 1.93 2 Indukan Kambing Ekor 5 5.00 5.00 5.00 3 Bibit Ubi Kg 25 25.00 - 73.83 4 Benih Jagung Kg 0.38 10.00 0.38 - 5 Bibit Rumput Gajah Kg 400 400.00 202.00 2.372.73 6 Bibit Kambing Ekor 5 5.00 5.00 5.00 7 Pupuk Kimia Kg 625.48 0.00 - 625.48 8 Pupuk Kandang Kg 814.77 0.00 - 814.77 9 Pestisida Botol 3 0.00 - 3.00 10 Tenaga Kerja HOK 782.67 819.00 782.67 - 11 Konsentrat Kg 3250 0.00 - 3.250.00 12 HMT Kg 2500 2.500.00 - 5.475.00 13 Kesehatan Kambing Paket 5 0.00 - 5.00 14 Inseminasi Buatan Paket 7.5 0.00 - 7.5 Sumber : Data diolah, 2012 Dari tabel 3.11, dapat dilihat bahwa pada strata 1 input yang paling optimal untuk melakukan kegiatan berusaha tani adalah pada inputan variabel optimal kepemilikan lahan pada kisaran 0.72 Ha sampai dengan 1.93 Ha. Apabila kepemilikan kurang dari luasan tersebut akan menyebabkan berjalanannya usaha tani kurang optimal, demikian juga bila kepemilikan lahan melebihi luasan 1.93 Ha. Kepemilikan Ternak Kambing juga perlu diperhitungkan, tetapi pada tabel diatas dapat dilihat bahwa kepemilikan optimal
  • 14. 14 Dwita Indrarosa Analisis Optimalisasi Dengan Linear Programming Pada Usahatani dan Ternak Kambing (Studi Kasus di Desa Gunung Kawi Kabupaten Malang) adalah tetap pada kepemilikan 5 ekor. Kebutuhan akan bibit ubijalar yang optimal terlihat harus berada pada taksiran kurang dari 73.83 kg, apabila melebihi dari kebutuhan tersebut maka akan menyebabkan usaha tani menjadi kurang optimal. Berlawanan dengan benih jagung, dimana justru kebutuhan yang optimal adalah bila mencapai nilai diatas 0.38Kg. Apabila kebutuhan benih jagung berada dibawah angka tersebut maka akan menjadikan berjalannya usaha tani menjadi tidak optimal. Pada optimalnya kebutuhan bibit rumput gajah terletak pada ukuran diatas 202 kg sampai dengan 2.373 kg, dimana bila kurang dari 202 kg akan menjadi tidak optimal demikian pula bila lebih besar dari 2.373 kg. Untuk kebutuhan pupuk kimia dan pupuk kimia secara berturut turut tidak boleh melebihi 625.48 kg dan 814.77kg, apabila kebutuhan melebihi dari jumlah tersebut akan menyebabkan usaha tani berjalan kurang optimal. Kebutuhan pestisida tidak boleh melebihi 3 botol. Kebutuhan akan tenaga kerja tidak boleh kurang dari 782.67 HOK 3.8.2.Hasil analisis Sensitivitas Ketersediaan Input Untuk Strata 2 Hasil analisis sensitivitas ketersediaan input untuk strata 1 dapat dilihat pada tabel 3.12. Tabel 3.12. Hasil Analisis Sensitivitas Ketersediaan Input Untuk Strata 2 No. RHS Satuan Penggunaan Strata 2 Value Min Max 1 Lahan Ha 0.7 0.7 0.23 0.72 2 Indukan Kambing Ekor 5 5.00 5.00 5.00 3 Bibit Ubi Kg 23.82 12.00 23.83 - 4 Benih Jagung Kg 0.38 10.00 0.38 - 5 Bibit Rumput Gajah Kg 400 400.00 352.73 1350.30 6 Bibit Kambing Ekor 5 5.00 5.00 5.00 7 Pupuk Kimia Kg 225.47 0.00 - 225.47 8 Pupuk Kandang Kg 768.77 0.00 - 768.76 9 Pestisida Botol 1.00 0.00 - 1.00 10 Tenaga Kerja HOK 625.37 810.00 625.37 - 11 Konsentrat Kg 3250 0.00 - 3250.0 12 HMT Kg 2500 2.500.00 - 5475 13 Kesehatan Kambing Paket 5 0.00 - 5.00
  • 15. 15 Dwita Indrarosa Analisis Optimalisasi Dengan Linear Programming Pada Usahatani dan Ternak Kambing (Studi Kasus di Desa Gunung Kawi Kabupaten Malang) 14 Inseminasi Buatan Paket 7.5 0.00 - 7.5 Sumber : Data diolah, 2012 Dari tabel 3.12 di atas dapat dilihat bahwa pada strata 2 input yang paling optimal untuk melakukan kegiatan berusaha tani adalah pada inputan variable optimal kepemilikan lahan pada kisaran 0.23 Ha sampai dengan 0.72 Ha. Apabila kepemilikan kurang dari luasan tersebut akan menyebabkan berjalannya usaha tani kurang optimal, demikian juga bila kepemilikan lahan melebihi luasan 0.72 Ha. Kepemilikan Ternak Kambing juga perlu diperhitungkan, tetapi pada tabel diatas dapat dilihat bahwa kepemilikan optimal adalah tetap pada kepemilikan 5 ekor. Kebutuhan akan bibit ubi jalar yang optimal terlihat harus berada pada taksiran lebih dari 23.83 kg, apabila kurang dari kebutuhan tersebut maka akan menyebabkan usaha tani menjadi kurang optimal. Sama halnya dengan benih jagung, dimana kebutuhan yang optimal adalah bila mencapai nilai diatas 0.38 Kg. Apabila kebutuhan benih jagung berada dibawah angka tersebut maka jalannya usaha tani menjadi tidak optimal. Pada optimalnya kebutuhan bibit rumput gajah terletak pada ukuran diatas 352.73 kg sampai dengan 1350.70kg, dimana bila kurang dari 352.73kg akan menjadi tidak optimal demikian pula bila lebih besar dari 1350.70kg. Untuk kebutuhan pupuk kimia dan pupuk kandang secara berturut turut tidak boleh melebihi 225.47 kg dan 768.76kg, apabila kebutuhan melebihi dari jumlah tersebut akan menyebabkan usaha tani berjalan kurang optimal. Kebutuhan pestisida tidak boleh melebihi 1 botol. Kebutuhan akan tenaga kerja tidak boleh kurang dari 625.37 HOK
  • 16. 16 Dwita Indrarosa Analisis Optimalisasi Dengan Linear Programming Pada Usahatani dan Ternak Kambing (Studi Kasus di Desa Gunung Kawi Kabupaten Malang) 3.8.3. Hasil analisis Sensitivitas Ketersediaan Input Untuk Strata 3 Hasil analisis sensitivitas ketersediaan input untuk strata 3 dapat dilihat pada tabel 3.13. Tabel 3.13. Hasil Analisis Sensitivitas Ketersediaan Input Untuk Strata 3 No. RHS Satuan Penggunaan Strata 3 Value Min Max 1 Lahan Ha 0.34 0.34 0.23 0.59 2 Indukan Kambing Ekor 5 5.00 5 5 3 Bibit Ubi Kg 5.82 25.00 5.82 - 4 Benih Jagung Kg 0.38 10.00 0.38 - 5 Bibit Rumput Gajah Kg 400 400.00 202 623.10 6 Bibit Kambing Ekor 5 5.00 5 5 7 Pupuk Kimia Kg 81.47 0.00 - 81.47 8 Pupuk Kandang Kg 752.20 0.00 - 752.20 9 Pestisida Botol 0.28 0.00 - 0.28 10 Tenaga Kerja HOK 568.74 609.00 568.74 - 11 Konsentrat Kg 3250 0.00 - 3.250 12 HMT Kg 2500 2.500.00 - 5475 13 Kesehatan Kambing Paket 5 0.00 - 5 14 Inseminasi Buatan Paket 7.5 0.00 - 7.5 Sumber : Data diolah, 2012 Dari tabel 3.13 diatas dapat dilihat bahwa pada strata 3 input yang paling optimal untuk melakukan kegiatas berusaha tani adalah pada inputan variable optimal kepemilikan lahan pada kisaran 0.23 Ha sampai dengan 0.59Ha. Apabila kepemilikan kurang dari luasan tersebut akan menyebabkan berjalannya usaha tani kurang optimal, demikian juga bila kepemilikan lahan melebihi luasan 0.59 Ha. Kepemilikan Ternak Kambing juga perlu diperhitungkan, tetapi pada tabel diatas dapat dilihat bahwa kepemilikan optimal adalah tetap pada kepemilikan 5 ekor. Kebutuhan akan bibit ubi jalar yang optimal terlihat harus berada pada taksiran lebih dari 5.82 kg, apabila kurang dari kebutuhan tersebut maka akan menyebabkan usaha tani menjadi kurang optimal. Sama halnya dengan benih jagung, dimana kebutuhan yang optimal adalah bila mencapai nilai diatas 0.38Kg. Apabila kebutuhan benih jagung berada dibawah angka tersebut maka
  • 17. 17 Dwita Indrarosa Analisis Optimalisasi Dengan Linear Programming Pada Usahatani dan Ternak Kambing (Studi Kasus di Desa Gunung Kawi Kabupaten Malang) akan menjadikan berjalannya usaha tani menjadi tidak optimal. Pada optimalnya kebutuhan bibit rumput gajah terletak pada ukuran diatas 202kg sampai dengan 623.10kg, dimana bila kurang dari 202kg akan menjadi tidak optimal demikian pula bila lebih besar dari 623.10kg. Untuk kebutuhan pupuk kimia dan pupuk kandang secara berturut turut tidak boleh melebihi 81.47kg dan 752.20kg, apabila kebutuhan melebihi dari jumlah tersebut akan menyebabkan usaha tani berjalan kurang optimal. Kebutuhan pestisida tidak boleh melebihi 0.28 botol. Kebutuhan akan tenaga kerja tidak boleh kurang dari 568.74HOK 3.9.4.Hasil analisis Sensitivitas Ketersediaan Input Untuk Strata 4 Hasil analisis sensitivitas ketersediaan input untuk strata 3 dapat dilihat pada tabel 3.14. Tabel 3.14. Hasil Analisis Sensitivitas Ketersediaan Input Untuk Strata 4 No. RHS Satuan Penggunaan Strata 4 Value Min Max 1 Lahan Ha 0.15 0.15 0 0.31 2 Indukan Kambing Ekor 5 5.00 5 5 3 Bibit Ubi Kg 7.5 25.00 7.5 - 4 Benih Jagung Kg 0 10.00 0 - 5 Bibit Rumput Gajah Kg 0 2000.00 0 - 6 Bibit Kambing Ekor 5 5.00 5 5 7 Pupuk Kimia Kg 60 0.00 - 60 8 Pupuk Kandang Kg 6.9 0.00 - 6.9 9 Pestisida Botol 0.3 0.00 - 0.3 10 Tenaga Kerja HOK 537.59 564.00 537.59 - 11 Konsentrat Kg 3250 0.00 - 3.250 12 HMT Kg 1000 1000.00 - 5475 13 Kesehatan Kambing Paket 5 0.00 - 5 14 Inseminasi Buatan Paket 7.5 0.00 - 7.5 Sumber : Data diolah, 2012 Dari tabel 3.14 diatas dapat dilihat bahwa pada strata 4 input yang paling optimal untuk melakukan kegiatan berusaha tani adalah pada inputan variable optimal kepemilikan lahan pada kisaran 0 Ha sampai dengan 0.31Ha. Apabila kepemilikan kurang dari luasan tersebut akan menyebabkan berjalannya usaha tani kurang optimal, demikian juga bila kepemilikan lahan melebihi luasan 0.31 Ha. Kepemilikan Ternak Kambing juga perlu diperhitungkan, tetapi pada tabel
  • 18. 18 Dwita Indrarosa Analisis Optimalisasi Dengan Linear Programming Pada Usahatani dan Ternak Kambing (Studi Kasus di Desa Gunung Kawi Kabupaten Malang) diatas dapat dilihat bahwa kepemilikan optimal adalah tetap pada kepemilikan 5 ekor. Kebutuhan akan bibit ubi jalar yang optimal terlihat harus berada pada taksiran lebih dari 7.5 kg, apabila kurang dari kebutuhan tersebut maka akan menyebabkan usaha tani menjadi kurang optimal. Untuk benih jagung pada strata ini sama sekali tidak dibutuhkan benih jagung yang pasti, dimana kebutuhan yang optimal adalah bila mencapai nilai diatas 0Kg. Apabila kebutuhan benih jagung berada dibawah angka tersebut maka akan menjadikan berjalannya usaha tani menjadi tidak optimal. Untuk kebutuhan pupuk kimia dan pupuk kandang secara berturut turut tidak boleh melebihi 60kg dan 6.9kg, apabila kebutuhan melebihi dari jumlah tersebut akan menyebabkan usaha tani berjalan kurang optimal. Kebutuhan pestisida tidak boleh melebihi 0.3 botol. Kebutuhan akan tenaga kerja tidak boleh kurang dari 537.59HOK 3.8.5.Hasil analisis Sensitivitas Ketersediaan Untuk Input Strata 5 Hasil analisis sensitivitas ketersediaan input untuk strata 3 dapat dilihat pada tabel 3.15. Tabel 3.15. Hasil Analisis Sensitivitas Ketersediaan Input Untuk Strata 5 No. RHS Satuan Penggunaan Strata 5 Value Min Max 1 Lahan Ha 0 0 0 0 2 Indukan Kambing Ekor 5 5.00 0.91 5.48 3 Bibit Ubi Kg 0 25.00 0 - 4 Benih Jagung Kg 0 10.00 0 - 5 Bibit Rumput Gajah Kg 0 1000.00 0 - 6 Bibit Kambing Ekor 5 10.00 5 - 7 Pupuk Kimia Kg 0 0.00 0 0 8 Pupuk Kandang Kg 0 0.00 0 0 9 Pestisida Botol 0 0.00 0 0 10 Tenaga Kerja HOK 514 564.00 514 - 11 Konsentrat Kg 3250 0.00 - 3.250 12 HMT Kg 1000 1000.00 - 5475 13 Kesehatan Kambing Paket 5 0.00 - 5 14 Inseminasi Buatan Paket 7.5 0.00 - 7.5 Sumber : Data diolah, 2012 Pada strata 3.15 terlihat sedikit perbedaan dengan strata-strata
  • 19. 19 Dwita Indrarosa Analisis Optimalisasi Dengan Linear Programming Pada Usahatani dan Ternak Kambing (Studi Kasus di Desa Gunung Kawi Kabupaten Malang) sebelumnya, hal ini terjadi karena pada strata 5 ini adalah mereka yang tidak memiliki lahan atau dengan kata lain dalam kategori buruh tani. Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa pada strata 5 input yang paling optimal untuk melakukan kegiatan berusaha tani adalah pada inputan variable optimal kepemilikan lahan adalah 0Ha karena memang responden pada strata ini tidak memiliki lahan. Kepemilikan Ternak Kambing juga perlu diperhitungkan, pada tabel diatas dapat dilihat bahwa kepemilikan optimal adalah pada kisaran 0.91ekor sampai dengan kepemilikan 5.48 ekor. Kebutuhan akan bibit ubi jalar, benih jagung, kebutuhan pupuk kimia dan pupuk kandang serta pestisida tidak akan melebihi kisaran angka 0, hal tersebut dapat terjadi karena pada strata ini tidak membutuhkan semua itu oleh sebab tidak adanya lahan. Kebutuhan akan tenaga kerja tidak boleh kurang dari 514 HOK yang justru diperlukan untuk menopang kehidupan rumah tangga tanpa adanya income dari lahan. 3.9.Pembahasan Berdasarkan hasil perhitungan Linear Programming, masalah memaksimalisasi keuntungan dari kombinasi usahatani ubi jalar, jagung, rumput gajah dan ternak kambing. Berikut ini hasil analisis kombinasi optimum atas usahatani yang dilakukan.
  • 20. 20 Dwita Indrarosa Analisis Optimalisasi Dengan Linear Programming Pada Usahatani dan Ternak Kambing (Studi Kasus di Desa Gunung Kawi Kabupaten Malang) Tabel 3.16. Keuntungan Kombinasi Optimum Usaha Tani, Ubi Jalar, Jagung, Rumput Gajah dan Ternak Kambing Keterangan Strata 1 Strata 2 Strata 3 Strata 4 Strata 5 Pendapatan 78,338,954.55 57,455,630.55 45,826,363.94 45,910,317.00 41,062,500.00 Biaya 1,435,524.55 5,893,320.55 3,062,013.94 3,419,497.00 2,237,500.00 Keuntungan Dengan optimalisasi 76.903.430 51.562.310 42.764.350 42.490.820 38.825.000 Sumber : Data Diolah, 2012 Tabel 3.17. Keuntungan Aktual Usaha Tani, Ubi Jalar, Jagung, Rumput Gajah dan Ternak Kambing Keterangan Strata 1 Strata 2 Strata 3 Strata 4 Strata 5 Pendapatan 77,698,563.68 53,127,909.1 44,818,723.9 44,483,929.2 41,062,500 Biaya 1,794,334 2,287,669 2,854,374 2,593,129 2,237,500 Keuntungan 75,904,230 50,840,240 41,964,350 41,890,800 38,825,000 Sumber : Data Diolah, 2012 Tabel 3.18. Hasil Analisa Programming Kombinasi Optimum Usaha Tani, Ubi Jalar, Jagung, Rumput Gajah dan Ternak Kambing Usaha Tani yang Diusahakan Satuan Strata 1 Strata 2 Strata 3 Strata 4 Strata 5 Lahan Ha 1.70 0.70 0.34 0.15 - Ubi Jalar Ha 1.477 0.477 0.117 0.150 - Jagung Ha 0.025 0.025 0.025 - - Rumput Gajah Ha 0.198 0.198 0.198 - - Kambing Ekor 5 5 5 5 5 Sumber : Data Diolah, 2012 Berdasarkan Tabel diatas, dapat dijelaskan bahwa untuk mendapatkan keuntungan maksimum pada strata 1, maka lahan ubi jalar yang diusahakan adalah 1.477 Ha, lahan untuk Jagung seluas 0.025 Ha, dan lahan untuk rumput gajah seluas 0.198 Ha. Sedangkan ternak Kambing yang bisa diusahakan adalah 5 ekor. Adanya perbedaan keuntungan dalam kombinasi optimal dengan perhitungan sesungguhnya, lebih ditekankan adanya peningkatan terhadap pendapatan yang signifikan dari kombinasi usaha tani yang dilakukan. Keuntungan maksimum pada strata 2 dapat dicapai dengan cara lahan ubi jalar yang diusahakan adalah 0.477Ha, seluas 0.025 Ha untuk Jagung, dan 0.198Ha untuk rumput gajah. Sedangkan ternak Kambing yang bisa diusahakan adalah 5 ekor. Adanya perbedaan keuntungan dalam kombinasi optimal dengan
  • 21. 21 Dwita Indrarosa Analisis Optimalisasi Dengan Linear Programming Pada Usahatani dan Ternak Kambing (Studi Kasus di Desa Gunung Kawi Kabupaten Malang) perhitungan sesungguhnya, lebih ditekankan adanya peningkatan terhadap pendapatan yang signifikan dari kombinasi usaha tani yang dilakukan. Untuk mendapatkan keuntungan maksimum pada strata 3, maka lahan ubi jalar yang diusahakan adalah 0.117Ha, seluas 0.025 Ha untuk Jagung, dan 0.198Ha untuk rumput gajah. Sedangkan ternak Kambing yang bisa diusahakan adalah 5 ekor. Adanya perbedaan keuntungan dalam kombinasi optimal dengan perhitungan sesungguhnya, lebih ditekankan adanya peningkatan terhadap pendapatan yang signifikan dari kombinasi usaha tani yang dilakukan. Keuntungan maksimum pada strata 4 dapat diperoleh dengan penggunaan lahan ubi jalar yang diusahakan adalah 0.150Ha, seluas 0 Ha untuk Jagung, dan 0 Ha untuk rumput gajah. Sedangkan ternak Kambing yang bisa diusahakan adalah 5 ekor. Adanya perbedaan keuntungan dalam kombinasi optimal dengan perhitungan sesungguhnya, lebih ditekankan adanya peningkatan terhadap pendapatan yang signifikan dari kombinasi usaha tani yang dilakukan. BAB IV KESIMPULAN Keuntungan maksimum pada strata 5 sebenarnya sudah tercapai mengingat bahwa pada strata ini adalah responden tidak mempunyai lahan dan hanya mengandalkan pendapatan dari tenaga saja. Sehingga menghasilkan tidak adanya perbedaan antara keuntungan dalam kombinasi optimal dengan perhitungan sesungguhnya. 1. Hasil analisis optimalisasi linear programming menunjukkan bahwa dengan adanya kombinasi usahatani mampu memberikan keuntungan yang optimal dimana keuntungan yang diperoleh lebih besar dari keuntungan aktual tiap- tiap strata. 2. Dengan menggunakan linear programming diperoleh kombinasi usahatani yang optimal berdasarkan tiap strata yaitu : a. Pada strata 1, lahan ubi jalar yang diusahakan adalah 1.477 Ha, lahan untuk Jagung seluas 0.025 Ha, dan lahan untuk rumput gajah seluas 0.198 Ha. Sedangkan ternak Kambing yang bisa diusahakan adalah 5 ekor. b. Pada strata 2, lahan ubi jalar yang diusahakan adalah 0.477Ha, seluas 0.025 Ha untuk Jagung, dan 0.198Ha untuk rumput gajah. Sedangkan ternak Kambing yang bisa diusahakan adalah 5 ekor.
  • 22. 22 Dwita Indrarosa Analisis Optimalisasi Dengan Linear Programming Pada Usahatani dan Ternak Kambing (Studi Kasus di Desa Gunung Kawi Kabupaten Malang) c. Pada strata 3, lahan ubi jalar yang diusahakan adalah 0.117Ha, seluas 0.025 Ha untuk Jagung, dan 0.198Ha untuk rumput gajah. Sedangkan ternak Kambing yang bisa diusahakan adalah 5 ekor. d. Pada strata 4, lahan ubi jalar yang diusahakan adalah 0.150 Ha, seluas 0 Ha untuk Jagung, dan 0 Ha untuk rumput gajah. Sedangkan ternak Kambing yang bisa diusahakan adalah 5 ekor. e. Pada strata 5 responden tidak mempunyai lahan dan hanya mengandalkan pendapatan dari tenaga saja. Sehingga menghasilkan tidak adanya perbedaan antara keuntungan dalam kombinasi optimal dengan perhitungan sesungguhnya.
  • 23. 23 Dwita Indrarosa Analisis Optimalisasi Dengan Linear Programming Pada Usahatani dan Ternak Kambing (Studi Kasus di Desa Gunung Kawi Kabupaten Malang) DAFTAR PUSTAKA Murthy Rama P. 2007.Operation Research. New Age International Limited Publisher. Dantzig BG, Thapa NM.1997. Linear Programming :1. Springer Verlag New York. Dantzig BG, Thapa NM.1997. Linear Programming :2. Springer Verlag New York. Wisniewsk Mik,Klein HJ.2001. Linear Programming. Palgrave. New York Eiselt HA, Sandblom CL.2010. Operation Research. Springer Heidelberg Dordrecht London. Ney York. Ravi Ravindran A.2009. Operation Research & Applications.Taylor & Francis Group LLC. Soekartawi. 2002. Analisis Usahatani. Universitas Indonesia. Jakarta. Shinta Agustina, 2011. Ilmu Usahatani. UB Press. Malang. Soekartawi, 1986. Ilmu Usahatani dan Pengkajian Untuk Pengembangan Petani Kecil, Universitas Indonesia. Jakarta Ichsan, M. 1997. Studi Kelayakan Usaha. Citra Media Karya Dua Bangsa. Surabaya. Mubardjo, RS. 2006. Manajemen Agribisnis Persusuan. PT. Duta Karya Swasta. Jakarta. Nasruddin, W dan Nuraeni, I. 2006. Manajemen Agribisnis. Universitas Terbuka. Jakarta. Anonimous. 1999. Analisa Usaha Agribisnis. Badan Pendidikan dan Pelatihan Pertanian, Departemen Pertanian. Pusat Pembinaan Pendidikan Pertanian. Jakarta. Anonimous. 2007. Manajemen Agribisnis. STPP Malang. Malang. Downey, David W, and Steven PE. 1999. Manajemen Agribisnis. Penerbit Erlangga. Jakarta.