Konsep Program Pertanian Terpadu Dompet DhuafaDompet Dhuafa
Konsep Program Pertanian Terpadu Dompet Dhuafa merupakan sebuah konsep pelaksanaan program pemberdayaan masyarakat dibidang ekonomi. Program ini memberdayakan petani mikro dan ekonomi bawah.
Pemanfaatan limbah jerami padi dan kotoran sapi sebagai pakan ternak dan pupu...Hazar Noah
bagi teman-teman semuanya inilah hasil PKMM tahun 2014 saya .semoga para pembaca memberikan kritik dan saranya terhadap hasil saya, E-mail : hazar.basir@gmail.com
semoga bermanfaat .
Konsep Program Pertanian Terpadu Dompet DhuafaDompet Dhuafa
Konsep Program Pertanian Terpadu Dompet Dhuafa merupakan sebuah konsep pelaksanaan program pemberdayaan masyarakat dibidang ekonomi. Program ini memberdayakan petani mikro dan ekonomi bawah.
Pemanfaatan limbah jerami padi dan kotoran sapi sebagai pakan ternak dan pupu...Hazar Noah
bagi teman-teman semuanya inilah hasil PKMM tahun 2014 saya .semoga para pembaca memberikan kritik dan saranya terhadap hasil saya, E-mail : hazar.basir@gmail.com
semoga bermanfaat .
Pendampingan Individu 2 Modul 1 PGP 10 Kab. Sukabumi Jawa BaratEldi Mardiansyah
Di dalamnya mencakup Presentasi tentang Pendampingan Individu 2 Pendidikan Guru Penggerak Aangkatan ke 10 Kab. Sukabumi Jawa Barat tahun 2024 yang bertemakan Visi dan Prakarsa Perubahan pada SMP Negeri 4 Ciemas. Penulis adalah seorang Calon Guru Penggerak bernama Eldi Mardiansyah, seorang guru bahasa Inggris kelahiran Bogor.
Analisis optimalisasi usahatani ternak kambing dengan tanaman ketela rambat edit
1. 1
Kajian Optimatilisasi Dengan Linear Programming
Pada Integrated Farming System Usahatani dan Ternak Kambing Potong
(Studi Kasus Di Desa Gunung Kawi, Malang)
Dwita Indrarosa
Balai Besar Pelatihan Peternakan Batu, Jln. Songgoriti no 24 Batu,
Tlp 0341-591032 Fax 0341-590288
email : dindrarosa@yahoo.co.id
Abstrak
Untuk mengembangkan usaha ternak kambing, para petani/peternak menghadapi kendala terbatasnya sumberdaya lahan. Padang penggembalaan ternak banyak yang sudah beralih fungsi untuk penggunaan lain yang tidak mendukung usaha ternak. Para peternak sering mengalami kesulitan pakan khususnya pada musim kemarau akibat kelangkaan hijauan. Hal ini mengakibatkan tingkat produktivitas ternak kambing masih rendah dan belum dapat memberikan hasil yang maksimal. Dalam pengkajian ini menggunakan Linear programming dimana metode pengalokasian sumber daya yang terbatas untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu dalam bentuk matematika. Tujuan yang ingin dicapai dapat berupa memaksimumkan pendapatan atau meminimumkan biaya.
Dari hasil analisis optimalisasi linear programming menunjukkan bahwa dengan adanya kombinasi usahatani mampu memberikan keuntungan yang optimal dimana keuntungan yang diperoleh lebih besar dari keuntungan aktual tiap-tiap strata. Pada strata 1, lahan ubi jalar yang diusahakan adalah 1.477 Ha, lahan untuk Jagung seluas 0.025 Ha, dan lahan untuk rumput gajah seluas 0.198 Ha. Sedangkan ternak Kambing yang bisa diusahakan adalah 5 ekor. Pada strata 2, lahan ubi jalar yang diusahakan adalah 0.477 Ha, seluas 0.025 Ha untuk Jagung, dan 0.198 Ha untuk rumput gajah. Sedangkan ternak Kambing yang bisa diusahakan adalah 5 ekor. Pada strata 3, lahan ubi jalar yang diusahakan adalah 0.117 Ha, seluas 0.025 Ha untuk Jagung, dan 0.198Ha untuk rumput gajah. Sedangkan ternak Kambing yang bisa diusahakan adalah 5 ekor. Pada strata 4, lahan ubi jalar yang diusahakan adalah 0.150 Ha, seluas 0 Ha untuk Jagung, dan 0 Ha untuk rumput gajah. Sedangkan ternak Kambing yang bisa diusahakan adalah 5 ekor. Pada strata 5 responden tidak mempunyai lahan dan hanya mengandalkan pendapatan dari tenaga saja. Sehingga menghasilkan tidak adanya perbedaan antara keuntungan dalam kombinasi optimal dengan perhitungan sesungguhnya.
Kata Kunci : Kambing, Ketela Rambat, Integrated Farming System, Linear Programming.
2. 2
Dwita Indrarosa
Analisis Optimalisasi Dengan Linear Programming Pada Usahatani dan Ternak Kambing
(Studi Kasus di Desa Gunung Kawi Kabupaten Malang)
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Urgensi dilakukannya analisis optimalisasi pada sistem usahatani terpadu dengan menggunakan program Linear Programming adalah untuk menganalisa data-data & informasi tentang berbagai komponen usahatani yang masih bersifat parsial (terpisah-pisah) ke dalam analisis yang terintegrasi dan terpadu. Dengan demikian diharapkan dapat menampilkan suatu output yang memberikan informasi penting dari aktivitas para petani di lokasi pengkajian yang secara aktual melakukan usahatani terpadu yang meliputi usahatani tanaman palawija, tanaman tahunan, dan usaha pemeliharaan ternak. Di samping itu, dengan analisis optimalisasi maka aspek nilai tambah dari suatu sistem usahatani terpadu akan lebih terlihat.
Sistem usahatani yang berkembang dan masih tetap bertahan di Desa Gunung Kawi,Malang adalah sistem usahatani terpadu tanaman-ternak kambing. Keragaan, produktivitas dan efisiensi usahatani sistem usahatani tanaman-ternak kambing tersebut dirasakan belum optimal, sehingga belum secara nyata (significant) meningkatkan pendapatan usahatani dan kesejahteraan rumah tangga para petani/peternak. Kecenderungan yang terjadi adalah semakin tingginya persaingan penggunaan lahan untuk kepentingan pertanian dan sub- sektor lainnya serta untuk usaha non-pertanian (pariwisata).
Dari segi sosial, ternak kambing sudah memasyarakat dikalangan peternak dan dagingnya digemari masyarakat. Di samping itu, kotoran kambing digunakan oleh para petani sebagai pupuk organik untuk budidaya tanaman palawija (ubijalar, jagung), kopi dan pisang.
Jika dicermati usaha kambing di Desa Gunung Kawi memiliki peluang pengembangan yang cukup baik, karena (i) adanya ras/jenis kambing lokal yang dikenal dengan kambing ”Benggala”, (ii) dukungan agroklimat khususnya kesuburan tanah dan curah hujan yang memungkinkan tanaman hijauan makanan ternak berproduksi sepanjang tahun, (iii) usaha kambing merupakan salah satu sumber pendapatan dan mata pencaharian yang diandalkan oleh keluarga petani; (iv) ternak kambing sangat diminati konsumen karena memiliki ukuran tubuh yang besar dan persentase karkas yang tinggi; (v) investasi dan biaya masih terjangkau oleh kemampuan modal para petani dan ketergantungan terhadap input dari luar sedikit (pakan, bibit); sehingga usaha ini dapat
3. 3
Dwita Indrarosa
Analisis Optimalisasi Dengan Linear Programming Pada Usahatani dan Ternak Kambing
(Studi Kasus di Desa Gunung Kawi Kabupaten Malang)
mengoptimalkan sumberdaya lokal setempat yang sudah tersedia.
Selama ini usaha kambing oleh masyarakat hanya dilakukan secara semi intensif, yaitu ternak dipelihara di kandang dengan sistim perkawinan secara alami, sumber pakan berupa hijauan yang diambil dari kebun, ladang dan hutan. Sentuhan teknologi maju relatif masih terbatas, sehingga peningkatan populasi masih rendah, sedangkan laju permintaan & pemotongan cenderung terus meningkat. Banyak calon peternak atau investor yang berminat untuk terjun ke usaha ternak kambing mengurungkan niatnya karena harus berhitung dengan masalah penyediaan lahan. Mereka menjadi ragu karena harus menyediakan luasan lahan tertentu untuk menanam tanaman hijauan makanan ternak dengan segala resiko dan permasalahannya. Begitu pula dengan para peternak yang terpaksa harus mencari hijauan ke tempat yang jauh bahkan sampai ke luar desa terutama selama musim kemarau. Beberapa upaya yang telah dilakukan antara lain dengan penanaman rumput unggul di lahan-lahan kritis dan lahan kehutanan. Namun demikian, tampaknya upaya tersebut belum efektif untuk mengatasi masalah kelangkaan pakan ternak. Kelangkaan pakan ternak pada musim kemarau ini menunjukkan bahwa kapasitas tampung wilayah dalam penyediaan pakan sangat kurang.
Salah satu strategi dan alternatif usahatani yang dapat dikembangkan untuk meningkatkan pendapatan petani/peternak di Desa Gunung Kawi adalah dengan melaksanakan diversifikasi dan integrasi usahatani antara tanaman- ternak kambing, sehingga diharapkan sumberdaya yang dimiliki dapat dioptimalkan. Strategi intensifikasi dan diversifikasi selain dapat bermanfaat untuk optimalisasi sumberdaya, juga untuk mengurangi resiko usaha. Pengembangan usahatani integrasi tanaman-ternak kambing pada dasarnya adalah intensifikasi pemanfaatan sumberdaya (lahan, tenaga kerja, modal).
Di samping itu, keterkaitan usahatani tanaman dengan usaha ternak kambing dapat membentuk suatu sistem daur ulang limbah pertanian dan limbah ternak yang saling mendukung dan menunjang keberlanjutan usahatani, sehingga dapat meningkatkan pendapatan petani (Anonimous, 2005).
Penyajian akhir dari penulisan ini adalah berupa adaptasi dan hasil model produksi bio-ekonomi yang menekankan pada tingkat efisiensi ekonomi dan keuntungan silang antara usahatani tanaman-ternak kambing. Obyek utama dari
4. 4
Dwita Indrarosa
Analisis Optimalisasi Dengan Linear Programming Pada Usahatani dan Ternak Kambing
(Studi Kasus di Desa Gunung Kawi Kabupaten Malang)
penulisan ini adalah untuk mempelajari efek dari perubahan dan variabelnya yang kemudian dijadikan alat /tool untuk menuju sasaran optimalisasi.
1.2. Perumusan Masalah
Desa Gunung Kawi – Malang merupakan salah satu desa penghasil pertanian dengan komoditas yang terdiri dari tanaman kopi, ubi jalar, jagung, pisang, mawar dan ternak kambing.
Banyaknya komoditas yang dimiliki petani desa Gunung Kawi-Malang, membuat ketertarikan tersendiri untuk melakukan kajian empiris, sehingga permasalahan yang dirumuskan adalah apakah kombinasi usaha tani ubi jalar, jagung, rumput gajah dan ternak kambing mampu memberikan keuntungan yang maksimum ?
1.3. Tujuan Pengkajian
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan dari pengkajian ini adalah menganalisis kombinasi usahatani ubi jalar, jagung, rumput gajah dan ternak kambing mampu memberikan keuntungan yang maksimum.
1.4. Kegunaan Pengkajian
Berdasarkan tujuan pengkajian yang telah dirumuskan maka kegunaan pengkajian ini adalah:
5. 5
Dwita Indrarosa
Analisis Optimalisasi Dengan Linear Programming Pada Usahatani dan Ternak Kambing
(Studi Kasus di Desa Gunung Kawi Kabupaten Malang)
1. Sebagai informasi bagi para petani dan Kelompok Tani mengenai kombinasi usahatani yang mampu memberikan keuntungan maksimum.
2. Sebagai bahan acuan tentang usahatani integrasi tanaman-ternak kambing bagi daerah lain yang mempunyai kondisi yang sama dengan daerah pengkajian, serta sebagai masukan dan bahan pertimbangan bagi penentu kebijakan dalam merencanakan pembangunan pertanian terpadu tanaman- ternak kambing, khususnya di lokasi pengkajian.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengkajian Terdahulu
Krisdiana (1993) pada pengkajiannya menggunakan alat analisis programasi linier yaitu untuk menentukan rancangan pola tanam yang dapat memberikan pendapatan maksimum apabila sumberdaya terbatas, mengemukakan bahwa pendapatan petani masih dapat ditingkatkan dengan; 1) menggunakan pola tanam yang optimal, 2) penggunaan pola tanam baru karena penggunaan sumberdaya lebih baik dan biaya produksi lebih rendah 3) tenaga kerja secara umum memenuhi kebutuhan pola tanam optimal walaupun tenaga kerja pria dan ternak pada bulan tertentu langka, sehingga meski tingkat upah naik masih dapat diatasi dengan meningkatkan pendapatan usahatani, 4) adanya perubahan harga komoditas penentu tingkat pendapatan usahatani hingga suatu kisaran tertentu tetap dapat mempertahankan keunggulan pola tanam optimal. Wahono (2005) dalam pengkajiannya tentang optimalisasi integrasi tanaman dan sapi perah di Kabupaten Pasuruan juga menyebutkan bahwa dengan linear programming maka pola tanam terpilih adalah usahatani tanaman jagung-kentang-jagung dengan sapi perah dimana pendapatan maksimum yang didapat sebesar Rp.9.098.558,-. Dari analisis tersebut berlaku untuk sumberdaya yang tersedia, sehingga optimasi akan tercapai apabila hubungan input dan output yang dihasilkan terpenuhi nilai linearitasnya dalam kondisi optimum.
2.2. Landasan Teori
Menurut Soekartawi (1995) menyebutkan bahwa Optimalisasi adalah pendekatan normatif dengan mengidentifikasi penyelesaian terbaik dari suatu permasalahan yang diarahkan pada titik maksimal atau minimal fungsi tujuan.
6. 6
Dwita Indrarosa
Analisis Optimalisasi Dengan Linear Programming Pada Usahatani dan Ternak Kambing
(Studi Kasus di Desa Gunung Kawi Kabupaten Malang)
Teori optimalisasi sering digunakan untuk pemecahan masalah dalam ilmu ekonomi, pengkajian operasional, dan dalam ilmu ekonomi pertanian. Penerapan teori optimalisasi yang demikian luasnya setelah perkembangan ilmu pengetahuan yang pesat, khususnya Datzing (1947) memperkenalkan metoda simplek untuk pemecahan masalah program linier, kemudian diikuti oleh penggunaan formula lagrange yang memungkinkan pemahaman metode dan topik yang berbeda dengan sisi pandang dari teori yang sama.
Menurut Heady (1952), tujuan optimalisasi penggunaan sumber daya adalah maksimisasi keuntungan dan tercapainya efisiensi penggunaan faktor produksi. Dalam kegiatan usahatani, petani dihadapkan pada masalah penentuan tingkat penggunaan sumber daya atau input yang dapat menghasilkan keuntungan atau pendapatan yang maksimal. Konsep optimalisasi dalam usahatani berarti mencari kombinasi input yang optimal dan digunakan untuk berproduksi sehingga diperoleh keuntungan yang maksimal. Pada tingkat ini, nilai produksi dihitung dari perkalian jumlah produk yang dihasilkan dengan harga jual produk per unit. Selisih harga antara nilai produksi yang dihasilkan dengan biaya produksi yang digunakan pada tingkat penggunaan input tersebut akan menghasilkan keuntungan yang maksimal.
Agrawal dan Heady (1972) menyatakan bahwa keuntungan penggunaan model linier programming adalah: (1) memungkinkan untuk memasukkan banyak aktivitas dan kendala yang dimiliki serta secara realistis menggambarkan situasi usahatani tertentu, (2) dapat ditentukan bentuk optimalisasi dari spesifikasi fungsi tujuan, (3) memungkinkan untuk melihat dan menyelidiki secara bergantian atau berpasangan efek perubahan parameter penting di dalam model terhadap solusi optimal.
Penyelesaian persoalan optimum karena adanya perubahan tersebut dalam linear programming, dikenal suatu analisis yang disebut analisis sensitivitas (GASS, 1975). Analisis sensitivitas dalam suatu persoalan linear programming disebut juga dengan analisis post optimal atau analisis setelah optimal. Analisis ini merupakan suatu usaha untuk mempelajari nilai-nilai dari peubah-peubah pengambilan keputusan dalam suatu model jika satu atau beberapa parameter (Cj, aij, Xj) berubah. Tujuan analisis sensitivitas ini adalah untuk mengurangi atau menghindari perhitungan-perhitungan ulang bila terjadi perubahan koefisien-koefisien pada model linear programming setelah dicapai
7. 7
Dwita Indrarosa
Analisis Optimalisasi Dengan Linear Programming Pada Usahatani dan Ternak Kambing
(Studi Kasus di Desa Gunung Kawi Kabupaten Malang)
kondisi optimal (Soekartawi, 1991).
BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 Gambaran Umum Wilayah
Desa Gunung Kawi mewakili agroekosistem lahan kering dataran tinggi iklim basah. Ketinggian tempat sekitar 1500-2500 m dpl, topografi wilayah berbukit-bergunung, suhu rata-rata 240 C, pH tanah berkisar 5-6 dengan jenis tanah Andosol. Rata-rata curah hujan 2.000 mm/tahun dengan 8 bulan basah dan 4 bulan kering. Sumber penghasilan utama masyarakat masih didominasi dari sektor pertanian dengan komoditas yang diusahakan terdiri dari tanaman kopi, ubi jalar, jagung, dan pisang. Selain ubi jalar komoditas unggulan lainnya adalah ternak kambing. Setiap rumah tangga (KK) di Desa Gunung Kawi umumnya memelihara ternak kambing. Rata-rata jumlah pemilikan ternak kambing berkisar antara 5-10 ekor/KK, namun produktivitas dan kualitasnya masih rendah. Untuk tanaman tahunan yang dikembangkan adalah tanaman kopi jenis Robusta dimana sudah mengarah pada pemeliharaan yang ramah lingkungan dengan mengarah ke kopi organik. Untuk komoditas pisang, varietas yang dibudidayakan masih beragam serta belum ada produk olahan yang dapat dipasarkan karena kualitas belum dapat bersaing.
3.2 Umur Responden
Rata - rata umur kepala rumah tangga responden menurut strata pengusahaan lahan disajikan dalam Tabel 3.1.
Tabel 3.1. Rata – Rata Umur Responden
Strata
Jumlah Responden
Rata-rata Umur (Th)
I
11
46
II
17
45
III
18
41
IV
23
36
V
22
35
Jumlah :
91
40.6
Sumber : Data Diolah, 2012
Keterangan :
Strata I = Rata-rata penguasaan lahan 1.7 Ha
Strata II = Rata-rata penguasaan lahan 0.7 Ha
Strata III = Rata-rata penguasaan lahan 0.34 Ha
Strata IV = Rata-rata penguasaan lahan 0.15 Ha
Strata V = Rata-rata penguasaan lahan 0 Ha
8. 8
Dwita Indrarosa
Analisis Optimalisasi Dengan Linear Programming Pada Usahatani dan Ternak Kambing
(Studi Kasus di Desa Gunung Kawi Kabupaten Malang)
3.3. Kebutuhan Usaha Tani
Usaha tani yang dilakukan oleh masyarakat di Desa Gunung Kawi adalah usahatani ubi, jagung, dan rumput gajah. Jumlah kebutuhan input untuk usahatani ubi, jagung, dan rumput gajah disajikan pada tabel 3.2.
Tabel 3.2. Jumlah kebutuhan input untuk usahatani ubi, jagung, dan rumput gajah (Ha)
Kebutuhan/Ha
Satuan
Ubi
Jagung
Rumput gajah
Bibit ubi
Kg
50
Benih jagung
Kg
15
Bibit rumput gajah
Kg
2,020
Pupuk kimia
Kg
400.00
600.00
99.03
Pupuk kandang
Kg
46.00
20.00
3,769.00
Pestisida
Botol
2.00
2.00
Tenaga kerja
HOK
157.30
100.10
171.00
Sumber : Data diolah, 2012
Berdasarkan tabel 3.2. dapat dijelaskan bahwa untuk melakukan usahatani ubi, dibutuhkan bibit ubi sebanyak 50kg/Ha, pupuk kimia 400 Kg/Ha, pupuk kandang 46 Kg/Ha, pestisida 2 botol dan tenaga kerja 157.30HOK. Untuk melakukan usahatani jagung, dibutuhkan benih jagung sebanyak 15kg/Ha, pupuk kimia 600 Kg/Ha, pupuk kandang 20 Kg/Ha, pestisida 2 botol dan tenaga kerja 100.10 HOK dan untuk melakukan usahatani rumput gajah, dibutuhkan bibit rumput gajah sebanyak 2.020kg/Ha, pupuk kimia 99.03Kg/Ha, pupuk kandang 3,769 Kg/Ha, dan tenaga kerja 171.10 HOK. Kondisi ini dapat disimpulkan bahwa usahatani rumput gajah membutuhkan tenaga kerja/HOK lebih besar.
3.4. Kebutuhan Ternak Kambing
Bagi rumah tangga pertanian, asset dapat berfungsi sebagai modal, jaminan kredit dan tabungan yang sewaktu – waktu dapat digunakan. Oleh karena itu pemilikan asset sangat penting bagi petani karena dapat memperlancar penyediaan input usahatani yang diperlukan. Asset yang kebanyakan dimiliki adalah ternak kambing. Kebutuhan untuk ternak kambing disajikan pada tabel 3.3.
Tabel 3.3. Kebutuhan Untuk Ternak Kambing
Kebutuhan/Ha
Satuan
Kambing
Tenaga Kerja
HOK
102.80
Konsentrat
Kg
650
HMT
Kg
1,095
Kesehatan Kambing
Paket
1
Inseminasi Buatan
Paket
1.5
9. 9
Dwita Indrarosa
Analisis Optimalisasi Dengan Linear Programming Pada Usahatani dan Ternak Kambing
(Studi Kasus di Desa Gunung Kawi Kabupaten Malang)
Sumber : Data diolah, 2012
Berdasarkan tabel 3.3. dapat dijelaskan bahwa kebutuhan untuk melakukan tenak kambing di Desa Gunung Kawi membutuhkan tenaga kerja 102.80 HOK, konsentrat 650 Kg, HMT 1,095 Kg, kesehatan kambing 1 paket dan inseminasi buatan 1.5 paket.
3.5.Penguasaan Lahan
Penguasaan lahan di Desa Gunung Kawi yang terbagi dalam lima strata disajikan pada tabel 3.4 berikut:
Tabel 3.4. Pembagian Lahan Menurut Kepemilikan dari Responden
Strata
Rata-rata Penguasaan Lahan Responden (Ha)
I
1.7
II
0.7
III
0.34
IV
0.15
V
0
Sumber : Data diolah, 2012
Berdasarkan yang tertera pada tabel 3.4, dapat kita lihat bahwa di Gunung Kawi terdapat pembagian strata secara tidak langsung pada responden berdasarkan kepemilikan luasan lahan yang dikuasai, dimana pada strata 5, responden tidak memiliki lahan hal ini karena mereka hanya sebagai buruh tani.
3.6.Ketersediaan Tenaga Kerja
Rata-rata ketersediaan tenaga kerja yang digunakan dalam usahatani tertera pada Tabel 3.5.
Tabel 3.5. Ketersediaan Tenaga Kerja Dalam Keluarga
Strata
Rata-rata Ketersediaan Tenaga Kerja Dalam Keluarga/hari
Rata rata Ketersediaan Tenaga Kerja Dalam Keluarga/Tahun (HOK)
I
2.73
819
II
2.7
810
III
2.03
609
IV
1.88
564
V
1.88
564
Sumber : Data diolah, 2012
Berdasarkan yang tertera pada tabel 3.5, di Gunung Kawi ketersediaan tenaga kerja dalam keluarga untuk strata I,II dan III berkisar antara 2 HOK. Sedangkan untuk strata IV dan V bernilai sama yaitu 1.88 HOK
3.7. Hasil Analisis Linear Programming.
10. 10
Dwita Indrarosa
Analisis Optimalisasi Dengan Linear Programming Pada Usahatani dan Ternak Kambing
(Studi Kasus di Desa Gunung Kawi Kabupaten Malang)
3.7.1. Kombinasi Usahatani Optimal
a.Kombinasi Usahatani Optimal Untuk Strata 1
Berdasarkan hasil analisis nilai fungsi tujuan pada strata 1 menunjukkan nilai tujuan maksimal sebesar Rp.76,903,430 dengan luas lahan rata-rata 1.7Ha. Keuntungan ini lebih besar dari keuntungan sesungguhnya yaitu sebesar Rp.5,904,230. Hasil analisis kombinasi usahatani untuk strata 1 tertera pada Tabel 3.6.
Tabel 3.6. Kombinasi Usahatani Untuk Strata1
No
Usahatani
Nilai Optimal
Nilai sesungguhnya
1
Ubi jalar
1.477
1.456
2
Jagung
0.025
0.015
3
Rumput gajah
0.198
0.187
4
Kambing
5
5
Sumber : Data diolah, 2012
Berdasarkan tabel di atas keuntungan maksimum akan diperoleh apabila ubi jalar yang dibutuhkan 1.477 Ha, dibutuhkan jagung 0.025 Ha, dibutuhkan rumput gajah 0.198 Ha dan kambing sebanyak 5 ekor. Dengan demikian keuntungan maksimum sebesar Rp.76,903,430. apabila dilakukan kombinasi terhadap usahatani tersebut.
b. Kombinasi Usahatani Optimal Untuk Strata 2
Berdasarkan hasil analisis nilai fungsi tujuan, untuk nilai tujuan maksimal sebesar Rp. 51,562,310. Nilai tersebut merupakan besarnya keuntungan maksimal yang diperoleh kombinasi usahatani pada strata 2 dengan luas lahan rata-rata 0.70 Ha. Keuntungan ini lebih besar dari keuntungan sesungguhnya yaitu sebesar Rp. 50,840,240. Hasil analisis kombinasi usahatani untuk strata 2 tertera pada Tabel 3.8.
Tabel 3.7. Kombinasi Usahatani Untuk Strata 2
No
Usahatani
Nilai Optimal
Nilai sesungguhnya
1
Ubi jalar
0.477
1.445
2
Jagung
0.025
0.025
3
Rumput gajah
0.198
0.198
4
Kambing
5
5
Sumber : Data diolah, 2012
Berdasarkan tabel di atas keuntungan maksimum akan diperoleh apabila ubi jalar yang dibutuhkan 0.477 Ha, dibutuhkan jagung 0.025 Ha, dibutuhkan
11. 11
Dwita Indrarosa
Analisis Optimalisasi Dengan Linear Programming Pada Usahatani dan Ternak Kambing
(Studi Kasus di Desa Gunung Kawi Kabupaten Malang)
rumput gajah 0.198 Ha dan kambing sebanyak 5 ekor. Dengan demikian keuntungan maksimum sebesar Rp. 51,562,310. apabila dilakukan kombinasi terhadap usahatani tersebut.
c.Kombinasi Usahatani Optimal Untuk Strata 3
Berdasarkan hasil analisis nilai fungsi tujuan, untuk nilai tujuan maksimal sebesar Rp. 42,764,350. Nilai tersebut merupakan besarnya keuntungan maksimal yang diperoleh kombinasi usahatani pada strata 3 dengan luas lahan rata-rata 0.34 Ha. Keuntungan ini lebih besar dari keuntungan sesungguhnya yaitu sebesar Rp. 41,964,350. Hasil analisis kombinasi usahatani untuk strata 3 tertera pada Tabel 3.8.
Tabel 3.8. Kombinasi Usahatani Untuk Strata 3
No
Usahatani
Nilai Optimal
Nilai sesungguhnya
1
Ubi jalar
0.117
0.105
2
Jagung
0.025
0.025
3
Rumput gajah
0.198
0.198
4
Kambing
5
5
Sumber : Data diolah, 2012
Berdasarkan tabel di atas keuntungan maksimum akan diperoleh apabila ubi jalar yang dibutuhkan 0.117 Ha, dibutuhkan jagung 0.025 Ha, dibutuhkan rumput gajah 0.198 Ha dan kambing sebanyak 5 ekor. Dengan demikian keuntungan maksimum sebesar Rp. 42,764,350. apabila dilakukan kombinasi terhadap usahatani tersebut.
d. Kombinasi Usahatani Optimal Untuk Strata 4
Berdasarkan hasil analisis nilai fungsi tujuan, untuk nilai tujuan maksimal sebesar Rp. 42,490,820. Nilai tersebut merupakan besarnya keuntungan maksimal yang diperoleh kombinasi usahatani pada strata 4 dengan luas lahan rata-rata 0.15 Ha. Keuntungan ini lebih besar dari keuntungan sesungguhnya yaitu sebesar Rp. 41,890,800. Hasil analisis kombinasi usahatani untuk strata 4 tertera pada Tabel 3.9.
12. 12
Dwita Indrarosa
Analisis Optimalisasi Dengan Linear Programming Pada Usahatani dan Ternak Kambing
(Studi Kasus di Desa Gunung Kawi Kabupaten Malang)
Tabel 3.9. Kombinasi Usahatani Untuk Strata 4
No
Usahatani
Nilai Optimal
Nilai sesungguhnya
1
Ubi jalar
0.150
0.140
2
Jagung
-
-
3
Rumput gajah
-
-
4
Kambing
5
5
Sumber : Data diolah, 2012
Berdasarkan tabel di atas keuntungan maksimum akan diperoleh apabila ubi jalar yang dibutuhkan 0.150 Ha dan kambing sebanyak 5 ekor. Dengan demikian keuntungan maksimum sebesar Rp. 42,490,820 apabila dilakukan kombinasi terhadap usahatani tersebut.
e.Kombinasi Usahatani Optimal Untuk Strata 5
Berdasarkan hasil analisis nilai fungsi tujuan, untuk nilai tujuan maksimal sebesar Rp. 38,825,000. Nilai tersebut merupakan besarnya keuntungan maksimal yang diperoleh kombinasi usahatani pada strata 5 dengan luas lahan 0 Ha. Keuntungan ini sama dengan keuntungan sesungguhnya yaitu sebesar Rp. 38,825,000. Hasil analisis kombinasi usahatani untuk strata 5 tertera pada Tabel 3.10.
Tabel 3.10. Kombinasi Usahatani Untuk Strata 5
No
Usahatani
Nilai Optimal
Nilai sesungguhnya
1
Ubi jalar
-
-
2
Jagung
-
-
3
Rumput gajah
-
-
4
Kambing
5
5
Sumber : Data diolah, 2012
Berdasarkan tabel di atas keuntungan maksimum akan diperoleh apabila dibutuhkan kambing sebanyak 5 ekor. Dengan demikian keuntungan maksimum sebesar Rp. 38,825,000 apabila dilakukan kombinasi terhadap usahatani tersebut.
13. 13
Dwita Indrarosa
Analisis Optimalisasi Dengan Linear Programming Pada Usahatani dan Ternak Kambing
(Studi Kasus di Desa Gunung Kawi Kabupaten Malang)
3.8.Analisis Sensitivitas Ketersediaan Input
Analisis sensitivitas terhadap input merupakan jawaban seberapa besar perubahan yang boleh dilakukan agar tidak mengubah keputusan optimal. Nilai ketersediaan dapat diubah sesuai dengan batas bawah dan atas yang dianjurkan. Apabila perubahan nilai ketersediaan input yang dilakukan tidak sesuai dengan rentang batas yang dianjurkan maka akan merubah nilai variabel keputusan.
3.8.1.Hasil Analisis Sensitivitas Ketersediaan Input Untuk Strata 1
Hasil analisis sensitivitas ketersediaan input untuk strata 1 dapat dilihat pada tabel 3.11.
Tabel 3.11. Hasil Analisis Sensitivitas Ketersediaan Input Untuk Strata 1
No.
RHS
Satuan
Penggunaan
Strata 1
Value
Min
Max
1
Lahan
Ha
1.70
1.70
0.72
1.93
2
Indukan Kambing
Ekor
5
5.00
5.00
5.00
3
Bibit Ubi
Kg
25
25.00
-
73.83
4
Benih Jagung
Kg
0.38
10.00
0.38
-
5
Bibit Rumput Gajah
Kg
400
400.00
202.00
2.372.73
6
Bibit Kambing
Ekor
5
5.00
5.00
5.00
7
Pupuk Kimia
Kg
625.48
0.00
-
625.48
8
Pupuk Kandang
Kg
814.77
0.00
-
814.77
9
Pestisida
Botol
3
0.00
-
3.00
10
Tenaga Kerja
HOK
782.67
819.00
782.67
-
11
Konsentrat
Kg
3250
0.00
-
3.250.00
12
HMT
Kg
2500
2.500.00
-
5.475.00
13
Kesehatan Kambing
Paket
5
0.00
-
5.00
14
Inseminasi Buatan
Paket
7.5
0.00
-
7.5
Sumber : Data diolah, 2012
Dari tabel 3.11, dapat dilihat bahwa pada strata 1 input yang paling optimal untuk melakukan kegiatan berusaha tani adalah pada inputan variabel optimal kepemilikan lahan pada kisaran 0.72 Ha sampai dengan 1.93 Ha. Apabila kepemilikan kurang dari luasan tersebut akan menyebabkan berjalanannya usaha tani kurang optimal, demikian juga bila kepemilikan lahan melebihi luasan 1.93 Ha. Kepemilikan Ternak Kambing juga perlu diperhitungkan, tetapi pada tabel diatas dapat dilihat bahwa kepemilikan optimal
14. 14
Dwita Indrarosa
Analisis Optimalisasi Dengan Linear Programming Pada Usahatani dan Ternak Kambing
(Studi Kasus di Desa Gunung Kawi Kabupaten Malang)
adalah tetap pada kepemilikan 5 ekor.
Kebutuhan akan bibit ubijalar yang optimal terlihat harus berada pada taksiran kurang dari 73.83 kg, apabila melebihi dari kebutuhan tersebut maka akan menyebabkan usaha tani menjadi kurang optimal. Berlawanan dengan benih jagung, dimana justru kebutuhan yang optimal adalah bila mencapai nilai diatas 0.38Kg. Apabila kebutuhan benih jagung berada dibawah angka tersebut maka akan menjadikan berjalannya usaha tani menjadi tidak optimal. Pada optimalnya kebutuhan bibit rumput gajah terletak pada ukuran diatas 202 kg sampai dengan 2.373 kg, dimana bila kurang dari 202 kg akan menjadi tidak optimal demikian pula bila lebih besar dari 2.373 kg.
Untuk kebutuhan pupuk kimia dan pupuk kimia secara berturut turut tidak boleh melebihi 625.48 kg dan 814.77kg, apabila kebutuhan melebihi dari jumlah tersebut akan menyebabkan usaha tani berjalan kurang optimal. Kebutuhan pestisida tidak boleh melebihi 3 botol. Kebutuhan akan tenaga kerja tidak boleh kurang dari 782.67 HOK
3.8.2.Hasil analisis Sensitivitas Ketersediaan Input Untuk Strata 2
Hasil analisis sensitivitas ketersediaan input untuk strata 1 dapat dilihat pada tabel 3.12.
Tabel 3.12. Hasil Analisis Sensitivitas Ketersediaan Input Untuk Strata 2
No.
RHS
Satuan
Penggunaan
Strata 2
Value
Min
Max
1
Lahan
Ha
0.7
0.7
0.23
0.72
2
Indukan Kambing
Ekor
5
5.00
5.00
5.00
3
Bibit Ubi
Kg
23.82
12.00
23.83
-
4
Benih Jagung
Kg
0.38
10.00
0.38
-
5
Bibit Rumput Gajah
Kg
400
400.00
352.73
1350.30
6
Bibit Kambing
Ekor
5
5.00
5.00
5.00
7
Pupuk Kimia
Kg
225.47
0.00
-
225.47
8
Pupuk Kandang
Kg
768.77
0.00
-
768.76
9
Pestisida
Botol
1.00
0.00
-
1.00
10
Tenaga Kerja
HOK
625.37
810.00
625.37
-
11
Konsentrat
Kg
3250
0.00
-
3250.0
12
HMT
Kg
2500
2.500.00
-
5475
13
Kesehatan Kambing
Paket
5
0.00
-
5.00
15. 15
Dwita Indrarosa
Analisis Optimalisasi Dengan Linear Programming Pada Usahatani dan Ternak Kambing
(Studi Kasus di Desa Gunung Kawi Kabupaten Malang)
14
Inseminasi Buatan
Paket
7.5
0.00
-
7.5
Sumber : Data diolah, 2012
Dari tabel 3.12 di atas dapat dilihat bahwa pada strata 2 input yang paling optimal untuk melakukan kegiatan berusaha tani adalah pada inputan variable optimal kepemilikan lahan pada kisaran 0.23 Ha sampai dengan 0.72 Ha. Apabila kepemilikan kurang dari luasan tersebut akan menyebabkan berjalannya usaha tani kurang optimal, demikian juga bila kepemilikan lahan melebihi luasan 0.72 Ha. Kepemilikan Ternak Kambing juga perlu diperhitungkan, tetapi pada tabel diatas dapat dilihat bahwa kepemilikan optimal adalah tetap pada kepemilikan 5 ekor.
Kebutuhan akan bibit ubi jalar yang optimal terlihat harus berada pada taksiran lebih dari 23.83 kg, apabila kurang dari kebutuhan tersebut maka akan menyebabkan usaha tani menjadi kurang optimal. Sama halnya dengan benih jagung, dimana kebutuhan yang optimal adalah bila mencapai nilai diatas 0.38 Kg. Apabila kebutuhan benih jagung berada dibawah angka tersebut maka jalannya usaha tani menjadi tidak optimal. Pada optimalnya kebutuhan bibit rumput gajah terletak pada ukuran diatas 352.73 kg sampai dengan 1350.70kg, dimana bila kurang dari 352.73kg akan menjadi tidak optimal demikian pula bila lebih besar dari 1350.70kg.
Untuk kebutuhan pupuk kimia dan pupuk kandang secara berturut turut tidak boleh melebihi 225.47 kg dan 768.76kg, apabila kebutuhan melebihi dari jumlah tersebut akan menyebabkan usaha tani berjalan kurang optimal. Kebutuhan pestisida tidak boleh melebihi 1 botol. Kebutuhan akan tenaga kerja tidak boleh kurang dari 625.37 HOK
16. 16
Dwita Indrarosa
Analisis Optimalisasi Dengan Linear Programming Pada Usahatani dan Ternak Kambing
(Studi Kasus di Desa Gunung Kawi Kabupaten Malang)
3.8.3. Hasil analisis Sensitivitas Ketersediaan Input Untuk Strata 3
Hasil analisis sensitivitas ketersediaan input untuk strata 3 dapat dilihat pada tabel 3.13.
Tabel 3.13. Hasil Analisis Sensitivitas Ketersediaan Input Untuk Strata 3
No.
RHS
Satuan
Penggunaan
Strata 3
Value
Min
Max
1
Lahan
Ha
0.34
0.34
0.23
0.59
2
Indukan Kambing
Ekor
5
5.00
5
5
3
Bibit Ubi
Kg
5.82
25.00
5.82
-
4
Benih Jagung
Kg
0.38
10.00
0.38
-
5
Bibit Rumput Gajah
Kg
400
400.00
202
623.10
6
Bibit Kambing
Ekor
5
5.00
5
5
7
Pupuk Kimia
Kg
81.47
0.00
-
81.47
8
Pupuk Kandang
Kg
752.20
0.00
-
752.20
9
Pestisida
Botol
0.28
0.00
-
0.28
10
Tenaga Kerja
HOK
568.74
609.00
568.74
-
11
Konsentrat
Kg
3250
0.00
-
3.250
12
HMT
Kg
2500
2.500.00
-
5475
13
Kesehatan Kambing
Paket
5
0.00
-
5
14
Inseminasi Buatan
Paket
7.5
0.00
-
7.5
Sumber : Data diolah, 2012
Dari tabel 3.13 diatas dapat dilihat bahwa pada strata 3 input yang paling optimal untuk melakukan kegiatas berusaha tani adalah pada inputan variable optimal kepemilikan lahan pada kisaran 0.23 Ha sampai dengan 0.59Ha. Apabila kepemilikan kurang dari luasan tersebut akan menyebabkan berjalannya usaha tani kurang optimal, demikian juga bila kepemilikan lahan melebihi luasan 0.59 Ha. Kepemilikan Ternak Kambing juga perlu diperhitungkan, tetapi pada tabel diatas dapat dilihat bahwa kepemilikan optimal adalah tetap pada kepemilikan 5 ekor.
Kebutuhan akan bibit ubi jalar yang optimal terlihat harus berada pada taksiran lebih dari 5.82 kg, apabila kurang dari kebutuhan tersebut maka akan menyebabkan usaha tani menjadi kurang optimal. Sama halnya dengan benih jagung, dimana kebutuhan yang optimal adalah bila mencapai nilai diatas 0.38Kg. Apabila kebutuhan benih jagung berada dibawah angka tersebut maka
17. 17
Dwita Indrarosa
Analisis Optimalisasi Dengan Linear Programming Pada Usahatani dan Ternak Kambing
(Studi Kasus di Desa Gunung Kawi Kabupaten Malang)
akan menjadikan berjalannya usaha tani menjadi tidak optimal. Pada optimalnya kebutuhan bibit rumput gajah terletak pada ukuran diatas 202kg sampai dengan 623.10kg, dimana bila kurang dari 202kg akan menjadi tidak optimal demikian pula bila lebih besar dari 623.10kg.
Untuk kebutuhan pupuk kimia dan pupuk kandang secara berturut turut tidak boleh melebihi 81.47kg dan 752.20kg, apabila kebutuhan melebihi dari jumlah tersebut akan menyebabkan usaha tani berjalan kurang optimal. Kebutuhan pestisida tidak boleh melebihi 0.28 botol. Kebutuhan akan tenaga kerja tidak boleh kurang dari 568.74HOK
3.9.4.Hasil analisis Sensitivitas Ketersediaan Input Untuk Strata 4
Hasil analisis sensitivitas ketersediaan input untuk strata 3 dapat dilihat pada tabel 3.14.
Tabel 3.14. Hasil Analisis Sensitivitas Ketersediaan Input Untuk Strata 4
No.
RHS
Satuan
Penggunaan
Strata 4
Value
Min
Max
1
Lahan
Ha
0.15
0.15
0
0.31
2
Indukan Kambing
Ekor
5
5.00
5
5
3
Bibit Ubi
Kg
7.5
25.00
7.5
-
4
Benih Jagung
Kg
0
10.00
0
-
5
Bibit Rumput Gajah
Kg
0
2000.00
0
-
6
Bibit Kambing
Ekor
5
5.00
5
5
7
Pupuk Kimia
Kg
60
0.00
-
60
8
Pupuk Kandang
Kg
6.9
0.00
-
6.9
9
Pestisida
Botol
0.3
0.00
-
0.3
10
Tenaga Kerja
HOK
537.59
564.00
537.59
-
11
Konsentrat
Kg
3250
0.00
-
3.250
12
HMT
Kg
1000
1000.00
-
5475
13
Kesehatan Kambing
Paket
5
0.00
-
5
14
Inseminasi Buatan
Paket
7.5
0.00
-
7.5
Sumber : Data diolah, 2012
Dari tabel 3.14 diatas dapat dilihat bahwa pada strata 4 input yang paling optimal untuk melakukan kegiatan berusaha tani adalah pada inputan variable optimal kepemilikan lahan pada kisaran 0 Ha sampai dengan 0.31Ha. Apabila kepemilikan kurang dari luasan tersebut akan menyebabkan berjalannya usaha tani kurang optimal, demikian juga bila kepemilikan lahan melebihi luasan 0.31 Ha. Kepemilikan Ternak Kambing juga perlu diperhitungkan, tetapi pada tabel
18. 18
Dwita Indrarosa
Analisis Optimalisasi Dengan Linear Programming Pada Usahatani dan Ternak Kambing
(Studi Kasus di Desa Gunung Kawi Kabupaten Malang)
diatas dapat dilihat bahwa kepemilikan optimal adalah tetap pada kepemilikan 5 ekor.
Kebutuhan akan bibit ubi jalar yang optimal terlihat harus berada pada taksiran lebih dari 7.5 kg, apabila kurang dari kebutuhan tersebut maka akan menyebabkan usaha tani menjadi kurang optimal. Untuk benih jagung pada strata ini sama sekali tidak dibutuhkan benih jagung yang pasti, dimana kebutuhan yang optimal adalah bila mencapai nilai diatas 0Kg. Apabila kebutuhan benih jagung berada dibawah angka tersebut maka akan menjadikan berjalannya usaha tani menjadi tidak optimal.
Untuk kebutuhan pupuk kimia dan pupuk kandang secara berturut turut tidak boleh melebihi 60kg dan 6.9kg, apabila kebutuhan melebihi dari jumlah tersebut akan menyebabkan usaha tani berjalan kurang optimal. Kebutuhan pestisida tidak boleh melebihi 0.3 botol. Kebutuhan akan tenaga kerja tidak boleh kurang dari 537.59HOK
3.8.5.Hasil analisis Sensitivitas Ketersediaan Untuk Input Strata 5
Hasil analisis sensitivitas ketersediaan input untuk strata 3 dapat dilihat pada tabel 3.15.
Tabel 3.15. Hasil Analisis Sensitivitas Ketersediaan Input Untuk Strata 5
No.
RHS
Satuan
Penggunaan
Strata 5
Value
Min
Max
1
Lahan
Ha
0
0
0
0
2
Indukan Kambing
Ekor
5
5.00
0.91
5.48
3
Bibit Ubi
Kg
0
25.00
0
-
4
Benih Jagung
Kg
0
10.00
0
-
5
Bibit Rumput Gajah
Kg
0
1000.00
0
-
6
Bibit Kambing
Ekor
5
10.00
5
-
7
Pupuk Kimia
Kg
0
0.00
0
0
8
Pupuk Kandang
Kg
0
0.00
0
0
9
Pestisida
Botol
0
0.00
0
0
10
Tenaga Kerja
HOK
514
564.00
514
-
11
Konsentrat
Kg
3250
0.00
-
3.250
12
HMT
Kg
1000
1000.00
-
5475
13
Kesehatan Kambing
Paket
5
0.00
-
5
14
Inseminasi Buatan
Paket
7.5
0.00
-
7.5
Sumber : Data diolah, 2012
Pada strata 3.15 terlihat sedikit perbedaan dengan strata-strata
19. 19
Dwita Indrarosa
Analisis Optimalisasi Dengan Linear Programming Pada Usahatani dan Ternak Kambing
(Studi Kasus di Desa Gunung Kawi Kabupaten Malang)
sebelumnya, hal ini terjadi karena pada strata 5 ini adalah mereka yang tidak memiliki lahan atau dengan kata lain dalam kategori buruh tani. Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa pada strata 5 input yang paling optimal untuk melakukan kegiatan berusaha tani adalah pada inputan variable optimal kepemilikan lahan adalah 0Ha karena memang responden pada strata ini tidak memiliki lahan. Kepemilikan Ternak Kambing juga perlu diperhitungkan, pada tabel diatas dapat dilihat bahwa kepemilikan optimal adalah pada kisaran 0.91ekor sampai dengan kepemilikan 5.48 ekor.
Kebutuhan akan bibit ubi jalar, benih jagung, kebutuhan pupuk kimia dan pupuk kandang serta pestisida tidak akan melebihi kisaran angka 0, hal tersebut dapat terjadi karena pada strata ini tidak membutuhkan semua itu oleh sebab tidak adanya lahan. Kebutuhan akan tenaga kerja tidak boleh kurang dari 514 HOK yang justru diperlukan untuk menopang kehidupan rumah tangga tanpa adanya income dari lahan.
3.9.Pembahasan
Berdasarkan hasil perhitungan Linear Programming, masalah memaksimalisasi keuntungan dari kombinasi usahatani ubi jalar, jagung, rumput gajah dan ternak kambing. Berikut ini hasil analisis kombinasi optimum atas usahatani yang dilakukan.
20. 20
Dwita Indrarosa
Analisis Optimalisasi Dengan Linear Programming Pada Usahatani dan Ternak Kambing
(Studi Kasus di Desa Gunung Kawi Kabupaten Malang)
Tabel 3.16. Keuntungan Kombinasi Optimum Usaha Tani, Ubi Jalar, Jagung, Rumput Gajah dan Ternak Kambing
Keterangan
Strata 1
Strata 2
Strata 3
Strata 4
Strata 5
Pendapatan
78,338,954.55
57,455,630.55
45,826,363.94
45,910,317.00
41,062,500.00
Biaya
1,435,524.55
5,893,320.55
3,062,013.94
3,419,497.00
2,237,500.00
Keuntungan Dengan optimalisasi
76.903.430
51.562.310
42.764.350
42.490.820
38.825.000
Sumber : Data Diolah, 2012
Tabel 3.17. Keuntungan Aktual Usaha Tani, Ubi Jalar, Jagung, Rumput Gajah dan Ternak Kambing
Keterangan
Strata 1
Strata 2
Strata 3
Strata 4
Strata 5
Pendapatan
77,698,563.68
53,127,909.1
44,818,723.9
44,483,929.2
41,062,500
Biaya
1,794,334
2,287,669
2,854,374
2,593,129
2,237,500
Keuntungan
75,904,230
50,840,240
41,964,350
41,890,800
38,825,000
Sumber : Data Diolah, 2012
Tabel 3.18. Hasil Analisa Programming Kombinasi Optimum Usaha Tani, Ubi Jalar, Jagung, Rumput Gajah dan Ternak Kambing
Usaha Tani yang Diusahakan
Satuan
Strata 1
Strata 2
Strata 3
Strata 4
Strata 5
Lahan
Ha
1.70
0.70
0.34
0.15
-
Ubi Jalar
Ha
1.477
0.477
0.117
0.150
-
Jagung
Ha
0.025
0.025
0.025
-
-
Rumput Gajah
Ha
0.198
0.198
0.198
-
-
Kambing
Ekor
5
5
5
5
5
Sumber : Data Diolah, 2012
Berdasarkan Tabel diatas, dapat dijelaskan bahwa untuk mendapatkan keuntungan maksimum pada strata 1, maka lahan ubi jalar yang diusahakan adalah 1.477 Ha, lahan untuk Jagung seluas 0.025 Ha, dan lahan untuk rumput gajah seluas 0.198 Ha. Sedangkan ternak Kambing yang bisa diusahakan adalah 5 ekor. Adanya perbedaan keuntungan dalam kombinasi optimal dengan perhitungan sesungguhnya, lebih ditekankan adanya peningkatan terhadap pendapatan yang signifikan dari kombinasi usaha tani yang dilakukan.
Keuntungan maksimum pada strata 2 dapat dicapai dengan cara lahan ubi jalar yang diusahakan adalah 0.477Ha, seluas 0.025 Ha untuk Jagung, dan 0.198Ha untuk rumput gajah. Sedangkan ternak Kambing yang bisa diusahakan adalah 5 ekor. Adanya perbedaan keuntungan dalam kombinasi optimal dengan
21. 21
Dwita Indrarosa
Analisis Optimalisasi Dengan Linear Programming Pada Usahatani dan Ternak Kambing
(Studi Kasus di Desa Gunung Kawi Kabupaten Malang)
perhitungan sesungguhnya, lebih ditekankan adanya peningkatan terhadap pendapatan yang signifikan dari kombinasi usaha tani yang dilakukan.
Untuk mendapatkan keuntungan maksimum pada strata 3, maka lahan ubi jalar yang diusahakan adalah 0.117Ha, seluas 0.025 Ha untuk Jagung, dan 0.198Ha untuk rumput gajah. Sedangkan ternak Kambing yang bisa diusahakan adalah 5 ekor. Adanya perbedaan keuntungan dalam kombinasi optimal dengan perhitungan sesungguhnya, lebih ditekankan adanya peningkatan terhadap pendapatan yang signifikan dari kombinasi usaha tani yang dilakukan.
Keuntungan maksimum pada strata 4 dapat diperoleh dengan penggunaan lahan ubi jalar yang diusahakan adalah 0.150Ha, seluas 0 Ha untuk Jagung, dan 0 Ha untuk rumput gajah. Sedangkan ternak Kambing yang bisa diusahakan adalah 5 ekor. Adanya perbedaan keuntungan dalam kombinasi optimal dengan perhitungan sesungguhnya, lebih ditekankan adanya peningkatan terhadap pendapatan yang signifikan dari kombinasi usaha tani yang dilakukan.
BAB IV KESIMPULAN
Keuntungan maksimum pada strata 5 sebenarnya sudah tercapai mengingat bahwa pada strata ini adalah responden tidak mempunyai lahan dan hanya mengandalkan pendapatan dari tenaga saja. Sehingga menghasilkan tidak adanya perbedaan antara keuntungan dalam kombinasi optimal dengan perhitungan sesungguhnya.
1. Hasil analisis optimalisasi linear programming menunjukkan bahwa dengan adanya kombinasi usahatani mampu memberikan keuntungan yang optimal dimana keuntungan yang diperoleh lebih besar dari keuntungan aktual tiap- tiap strata.
2. Dengan menggunakan linear programming diperoleh kombinasi usahatani yang optimal berdasarkan tiap strata yaitu :
a. Pada strata 1, lahan ubi jalar yang diusahakan adalah 1.477 Ha, lahan untuk Jagung seluas 0.025 Ha, dan lahan untuk rumput gajah seluas 0.198 Ha. Sedangkan ternak Kambing yang bisa diusahakan adalah 5 ekor.
b. Pada strata 2, lahan ubi jalar yang diusahakan adalah 0.477Ha, seluas 0.025 Ha untuk Jagung, dan 0.198Ha untuk rumput gajah. Sedangkan ternak Kambing yang bisa diusahakan adalah 5 ekor.
22. 22
Dwita Indrarosa
Analisis Optimalisasi Dengan Linear Programming Pada Usahatani dan Ternak Kambing
(Studi Kasus di Desa Gunung Kawi Kabupaten Malang)
c. Pada strata 3, lahan ubi jalar yang diusahakan adalah 0.117Ha, seluas 0.025 Ha untuk Jagung, dan 0.198Ha untuk rumput gajah. Sedangkan ternak Kambing yang bisa diusahakan adalah 5 ekor.
d. Pada strata 4, lahan ubi jalar yang diusahakan adalah 0.150 Ha, seluas 0 Ha untuk Jagung, dan 0 Ha untuk rumput gajah. Sedangkan ternak Kambing yang bisa diusahakan adalah 5 ekor.
e. Pada strata 5 responden tidak mempunyai lahan dan hanya mengandalkan pendapatan dari tenaga saja. Sehingga menghasilkan tidak adanya perbedaan antara keuntungan dalam kombinasi optimal dengan perhitungan sesungguhnya.
23. 23
Dwita Indrarosa
Analisis Optimalisasi Dengan Linear Programming Pada Usahatani dan Ternak Kambing
(Studi Kasus di Desa Gunung Kawi Kabupaten Malang)
DAFTAR PUSTAKA
Murthy Rama P. 2007.Operation Research. New Age International Limited Publisher.
Dantzig BG, Thapa NM.1997. Linear Programming :1. Springer Verlag New York.
Dantzig BG, Thapa NM.1997. Linear Programming :2. Springer Verlag New York.
Wisniewsk Mik,Klein HJ.2001. Linear Programming. Palgrave. New York
Eiselt HA, Sandblom CL.2010. Operation Research. Springer Heidelberg Dordrecht London. Ney York.
Ravi Ravindran A.2009. Operation Research & Applications.Taylor & Francis Group LLC.
Soekartawi. 2002. Analisis Usahatani. Universitas Indonesia. Jakarta.
Shinta Agustina, 2011. Ilmu Usahatani. UB Press. Malang.
Soekartawi, 1986. Ilmu Usahatani dan Pengkajian Untuk Pengembangan Petani Kecil, Universitas Indonesia. Jakarta
Ichsan, M. 1997. Studi Kelayakan Usaha. Citra Media Karya Dua Bangsa. Surabaya.
Mubardjo, RS. 2006. Manajemen Agribisnis Persusuan. PT. Duta Karya Swasta. Jakarta.
Nasruddin, W dan Nuraeni, I. 2006. Manajemen Agribisnis. Universitas Terbuka. Jakarta.
Anonimous. 1999. Analisa Usaha Agribisnis. Badan Pendidikan dan Pelatihan Pertanian, Departemen Pertanian. Pusat Pembinaan Pendidikan Pertanian. Jakarta.
Anonimous. 2007. Manajemen Agribisnis. STPP Malang. Malang.
Downey, David W, and Steven PE. 1999. Manajemen Agribisnis. Penerbit Erlangga. Jakarta.