2. Mengapa perlu dikelola?
Air sebagai sumber daya (water resources)
Aspek daya guna : ketersediaan, disribusi, dan
kualitas
Aspek daya rusak : banjir, kekeringan, tanah longsor,
dan intrusi air laut.
Air memiliki fungsi sosial dan ekonomis.
Fungsi sosial memegang peranan bagi
kemakmuran masyarakat dalam penyediaan air
bersih.
Fungsi ekonomi terkait dengan manfaat secara tidak
langsung dari ketersediaan air bersih dalam
menunjang pelaksanaan kegiatan pembangunan.
Air sebagai public good dibutuhkan oleh setiap
3. TUGAS 1 : audit jejak air (water footprint)
Nama, NIM
Alamat rumah (rumah sendiri/kost)
Berapa jumlah orang yang tinggal dalam satu
rumah
Sumber air yang digunakan
Kebutuhan air (jumlah air yang dipakai selama
1 bulan)
Tagihan air apabila menggunakan PAM
(Rp/bln)
Tahihan listrik apabila menggunkan pompa
(Rp/bln)
4. Aspek Pengelolaan Air
KUANTITAS : jumlah dan jenis
sumber
KUALITAS : unsur-unsur yang terkandung
di dalam air dan peruntukan/
penggunaan
5. JENIS SUMBER :
- Air permukaan : sungai, danau, mata air
- Air tanah : sumur gali, sumur pompa
(dangkal ataupun dalam)
JUMLAH - siklus hidrologi
- water balance
- hukum kekekalan massa
6. Kebutuhan air
untuk aktivitas
di kawasan
strategis
Metropolitan Bandung terutama dipenuhi dari
sumber air DAS Citarum Hulu
(cascade Citarum Hulu - Saguling).
Kawasan Bandung merupakan dataran tinggi yang
dikelilingi oleh pengunungan
= Cekungan INTERMONTAGE
Morfologi kawasan Cekungan Bandung
Air permukaan
Air tanah
6
8. Sabar, 2007
I
P = I + R
S = (P - R ) - E - Bxx - Bx
S = cadangan air tanah,
P = curah hujan,
R = limpasan air,
E = evapotranpirasi
Bxx = imbuhan air tanah vertikal,
Bx = base flow
Dimana :
Q = debit air (L3/T)
C = koefisien limpasan (run off)
I = intensitas hujan(L/T), diperoleh dari data curah hujan /presipitasi (P)
selama durasi hujan (t)
A = Luas DAS (L2)
b = base flow (aliran dasar) (L3/T)
Data komponen Q dan P tercatat dari pos duga air dan pos hujan.
Y = a X + b Q = C.A.I + b
11. WADUK
SAGULING
Spectrum of quality
Spectrum of quality
Spectrum of quality
Spectrum of quality
A
B
C
A = Water treatment
B = Domestic use
C = Sewage treatment
TIME SEQUENCE (no scale)
QUALITYOFWATER
Surface water
Groundwater
Spring
Skema manajemen kualitas air di
Cekungan Bandung
(1) Processes include sedimentation,
chemical coagulation, filtration, and
sterilization
(2) Processes include sedimentation,
activated sludge, trickling filter,
chlorination pond and disinfection
(3) Eflfuent returned to resource pool
(2)
(1)
(3)
13. Sumber Pencemar
DOMESTIK
INDUSTRI
PERTANIAN
Pengendalian :
Effluent dan Stream standard
Tata ruang
Insentif desinsentif
Peraturan perundangan lainnya
14. Parameter yang digunakan dalam baku mutu air
limbah berbagai industri atau kegiatan sesuai SK
MENLH
(1995, 1996, 2003)
15. Parameter yang digunakan dalam baku mutu air
limbah berbagai industri atau kegiatan sesuai SK
MENLH
(1995, 1996, 2003)
16. Bagian Ketiga : Klasifikasi dan Kriteria Mutu Air - Pasal 8
(1) Klasifikasi mutu air ditetapkan menjadi 4 (empat) kelas :
1. Kelas satu, air yang peruntukannya dapat digunakan untuk air baku
air minum, dan atau peruntukan lain yang memper-syaratkan mutu air
yang sama dengan kegunaan tersebut;
2. Kelas dua, air yang peruntukannya dapat digunakan untuk
prasarana/sarana rekreasi air, pembudidayaan ikan air tawar,
peternakan, air untuk mengairi pertanaman, dan atau peruntukan lain
yang mempersyaratkan mutu air yang sama dengan kegunaan
tersebut;
3. Kelas tiga, air yang peruntukannya dapat digunakan untuk
pembudidayaan ikan air tawar, peternakan, air untuk mengairi
pertanaman, dan atau peruntukan lain yang mempersyaratkan mutu
air yang sama dengan kegunaan tersebut;
4. Kelas empat, air yang peruntukannya dapat digunakan untuk
mengairi pertanaman dan atau peruntukan lain yang
mempersyaratkan mutu air yang sama dengan kegunaan tersebut.
(2) Kriteria mutu air dari setiap kelas air sebagaimana dimaksud dalam ayat
(1) tercantum dalam Lampiran Peraturan Pemerintah ini.
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 82 TAHUN 2001 , TENTANG :
PENGELOLAAN KUALITAS AIR DAN PENGENDALIAN PENCEMARAN AIR
21. LINGKUNGAN CEKUNGAN BANDUNG DAN MASALAHNYA
kebun teh dan campuran
Semak-tegal
endapan danausawah pemukiman
aerosol
gas buang
industri
air permukaan
air tanah
tambang
gas kaca
udara panas
hujan
TPA/TPS
awan hujan
boscha
Banjir subsidence
kebun sayur
hutan
PLTGT
mata air/ situ
G Papandayan
G T Perahu
Lembang
Majalaya
Bandung
Cisanti
IPLT
Sumber : Wahyoe S Hantoro, Tjoek A Soeprapto, 2002
selatan utara
Ciharus
Uap panas PLTGT
22. -200
-180
-160
-140
-120
-100
-80
-60
-40
-20
0
2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008
Indeks STORET Kualitas Air sungai Citarum
di beberapa titik pengamatan
Wangisagara Majalaya Sapan
Cijeruk Dayeuhkolot Burujul
Nanjung
Status Sungai Citarum : Tercemar Berat (Status Mutu D) di hampir seluruh
titik pemantauan sepanjang sungai Citarum
Sumber : PLHD Prov Jabar
22
23. Kondisi Air Permukaan
Citarum Hulu
telah melebihi kapasitas
self purification
0
50
100
150
200
250
300
1992 1999 2005
mg/L
Tahun
TSS
Kekeruhan
Sumber : Marganingrum, 2007
-
20,000,000
40,000,000
60,000,000
80,000,000
100,000,000
120,000,000
140,000,000
160,000,000
180,000,000
200,000,000
Feb-85
Des88
Des90
Des92
Des94
Des96
Des98
Des00
Des02
Des04
Des06
Des08
VolumeSedimen(m3)
PENGUKURAN
Volume Sedimentasi Waduk
Saguling
TOTAL Waduk
Life Storage
Dead Storage
23
24. Pedoman Penentuan Status
Mutu Air
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat
No. 69 Tahun 2005 :
1. Metode STORET
2. Metode INDEKS PENCEMARAN
Merupakan salah satu metode untuk
menentukan status mutu air yang pada
prinsipnya dilakukan dengan cara
membandingkan antara data kualitas air dengan
baku mutu yang sesuai dengan peruntukannya.
25. Penentuan sistem nilai untuk
menentukan mutu air menggunakan
metode STORET
Jumlah
contoh*
Nilai Parameter
Fisika Kimia Biologi
< 10 Maksimu
m
Minimum
Rata-rata
-1
-1
-3
-2
-2
-6
-3
-3
-9
10 Maksimu
m
Minimum
Rata-rata
-2
-2
-6
-4
-4
-12
-6
-6
-18
Sumber : Canter, 1977
Jika hasil pengukuran memenuhi nilai baku mutu air (hasil
pengukuran < baku mutu) maka diberi skor 0.
Jika hasil pengukuran tidak memenuhi nilai baku mutu air (hasil
pengukuran > baku mutu), maka diberi skor :
26. Sistem penilaian status mutu
dengan Metode STORET
Sistem penilaian menggunakan kriteria dari US-EPA
(Environmental Protection Agency) menjadi 4 status :
1. Status A : baik sekali, skor = 0 memenuhi baku mutu
2. Status B : baik, skor = -1 s.d -10 cemar ringan
3. Status C : sedang, skor = -11 s.d -30 cemar sedang
4. Status D : buruk, skor -31cemar berat
27. Langkah perhitungan Indeks Pencemaran (IP):
Langkah awal perhitungan IP membandingkan
konsentrasi setiap parameter pencemar (Ci) dengan baku
mutu (Li)
Bila C/L > 1 menentukan nilai baru menggunakan
persamaan:
Selanjutnya ditentukan nilai rata-rata dan nilai maksimum
dari
Perhitungan IP :
pengukuran
L
C
5.log1baru
L
C
2
L
C
L
C
IP
2
M
2
R
29. • Nilai IP menggambarkan tingkat pencemaran air.
Evaluasi terhadap nilai IP dilakukan dengan cara
sebagai berikut:
0 < IP < 1.0 memenuhi baku mutu
1.0 < IP < 5.0 tercemar ringan
5.0 < IP < 10 tercemar sedang
IP > 10 tercemar berat
Kriteria penilaian IP
Editor's Notes
Setelah slide ini, tampilkan lokasi studi DAS Citarum dan sub DAS serta anak2 sungai dan saguling.
Kaitkan dengan effluent dan stream standard
Peraturan Gubernur Jabar No. 69 Tahun 2005 : Pedoman Penentuan Status Mutu Air
Status mutu A : baik sekali, skor = 0 memenuhi baku mutu
Status mutu B : baik, skor = -1 s.d -10 cemar ringan
Status mutu C : sedang, skor = -11 s.d -30 cemar sedang
Status mutu D : buruk, skor -31 cemar berat
Wangisagara (2002) = -28