Konsepsi Tuhan dalam berbagai agama dan aliran teologi Islam dibahas dalam dokumen ini. Dokumen ini membandingkan konsep ketuhanan dalam agama Yahudi, Kristen, Hindu, Buddha, dan konsep Tuhan menurut aliran-aliran teologi Islam seperti Mu'tazilah, Asy'ariyah, dan Maturidiyah. Dokumen ini juga membahas sifat-sifat dan perbuatan Tuhan menurut berbagai aliran tersebut.
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
KONSEPSI TUHAN
1. “KONSEPSI TENTANG KETUHANAN”
TUGAS AGAMA ISLAM 2
KELAS AKUNTANSI 2
KELOMPOK 3 :
1. Dian Widdyastutik NPM. 21901082032
2. Adhela Hadi Pratiwi NPM. 21901082034
3. Mita Putri Lestari NPM. 21901082037
2. Siapakah Tuhan itu ??
Menurut konsep Islam Tuhan adalah Zat yang Maha Tinggi Yang Nyata
dan Esa. Ia adalah Pencipta yang Maha Kuasa dan Maha Tahu. Dia abadi yang
menentukan takdir dan hakim semesta Alam.
Tuhan dikonseptualisasikan sebagai Yang Tunggal dan Maha Kuasa.
Menurut Al-Quran ada 99 nama untuk Allah. Nama-nama ini mengingatkan
kita akan sifat-sifat Allah. Nama yang paling terkenal dan sering dipakai ialah
“Maha Pengasih” (ar-rahman) dan “Maha Penyayang” (ar-rahim)
Orang Islam percaya bahwa penciptaan alam semesta dan
penguasaannya oleh Allah adalah bukti utama kemurahhatian Allah. Karena
Tuhan muncul dimana pun ia tidak harus menjelma dalam bentuk apapun.
Dalam Al-Quran tertulis, “Dia tidak dapat dicapai oleh penglihatan mata,
sedang Dia dapat melihat segala yang kelihatan; dan Dialah Yang Maha Halus
lagi Maha Mengetahui” (QS al-An’am 6:103)
3. Konsepsi Tuhan dalam Al-Qur’an dan Hadist
1. Al-Qur’an
• Surat Al – Ikhlas
ِيم ِحهالر ِن َٰمْحهالر ِ هاَّلل ِمْسِب
﴿ ٌدحأ ُ هٱَّلل وُه ْلُق١﴿ ُدمهصٱل ُ هٱَّلل ﴾٢﴿ ْدولُي ْملو ْدِلي ْمل ﴾٣ٌدحأ ا ًوُفُك ُۥههل نُكي ْملو ﴾
Artinya : Katakanlah: “Dia-lah Allah, yang Maha Esa. 2)Allah adalah Tuhan yang bergantung
kepada-Nya segala sesuatu. 3) Dia tiada beranak dan tidak pula diperanakkan, 4) Dan tidak ada
seorangpun yang setara dengan Dia.”
2. Hadist
• Dari Anas bin Malik Radhiallahuanhu bahwasannya Rasulullah SAW membaca ayat ini
(artinya) : “Dia adalah Robb (Tuhan) yang patut kita bertaqwa kepadaNya dan Dia yang
berhak member ampunan.” Kemudian beliau bersabda, “Allah Azza Wajalla berfirman, Aku
adalah dzat yang berhak ditakuti (mendapat keakwaan hamba). Oleh karena itu,janganlah
menjadikan bersama-Ku Tuhan yang lain. Barang siapa takut untuk menjadikan Tuhan lain
bersama-Ku, maka Aku berhak mengampuninya (HR.Ibnu Majah).
4. Konsepsi Tuhan dalam berbagai Agama.
Konsep Ketuhanan dalam Agama Yahudi
Agama Yahudi percaya kepada Tuhan Yang Esa, tetapi Tuhan yang hanya khusus untuk Bani
Isra’il, bukan Tuhan untuk bangsa lain. Mereka tidak pernah menyebut nama Tuhannya dengan
langsung karena mungkin akan mengurangi kesucian-Nya. Oleh sebab itu orang Israel
melambangkan-Nya dengan huruf mati YHWH, tanpa bunyi. Lambang ini bisa dibaca YaHWeh
atau Ye-Ho-We atau YeHoVah.
Inti ajaran agama Yahudi terkenal dengan “sepuluh Firman Tuhan” atau Ten Commandments
.Kesepuluh perintah Tuhan tersebut diterima oleh Nabi Musa di bukit Sinai (Tur Sina),
Sepuluh firman tersebut ternyata mengandung aspek-aspek aqidah, ibadah, syariah.
Setiap orang yahudi tidak memiliki kewajiban untuk menyampaikan ajaran mereka kepada orang-
orang yang bukan keturunan Yahudi, sehingga ajaran mereka bersifat “non missionary “. Orang
Yahudi juga melakukan sembahyang, puasa, korban dan khitan.
5. Konsep Ketuhanan dalam Agama Nasrani
Agama Kristen termasuk salah satu dari agama Abrahamik yang berdasarkan hidup, ajaran,
kematian dengan penyaliban, kebangkitan, dan kenaikan Yesus dari Nazaret ke surga,
Pemeluk agama Kristen mengimani bahwa Yesus Kristus adalah Tuhan dan Juru Selamat,
dan memegang ajaran yang disampaikan Yesus Kristus. Dalam kepercayaan Kristen, Yesus
Kristus adalah pendiri jemaat (gereja) dan kepemimpinan gereja yang abadi (InjilMatius 16:
18-19)
Umat Kristen juga percaya bahwa Yesus Kristus akan datang untuk kedua kalinya sebagai
Raja dan Hakim akan dunia ini. Sebagaimana agama Yahudi, mereka menjunjung ajaran
moral yang tertulis dalam Sepuluh Perintah Tuhan.
Agama Kristen telah terpecah jadi puluhan agama baru dan secara umum, agama Kristen
terbagi menjadi tiga agama baru, yang masing-masing memiliki gereja dan tokoh agama
sendiri-sendiri. Ketiga agama terbesar dari lingkup agama Kristen ini yaitu: Katholik,
Ortodox dan Protestan. Meskipun mereka berbeda dalam tempat ibadah dan pimpinan
spiritualnya, bahkan dalam injilnya, namun mereka semua sepakat dengan prinsip ajaran
trinitas atau tritunggal.
6. Konsep Tuhan dalam Agama Hindu
Agama Hindu dikenal dengan nama Sanatana Dharma ( kebenaran yang abadi ) namun
orang umum menyebutnya sebagai Hindu karena agama ini berasal dari lembah sungai
Shindu. Selain Hindu mengajarkan banyak hal ia pula memiliki banyak kitab suci,
Inti ajaran Hindu dikonsepkan kedalam “Tiga Kerangka Dasar” dan “Panca Sradha”.
Tiga kerangka dasar tersebut terdiri dari Tattwa (Filsafat) Susila (Etika) Upacara(Yadnya).
Selain tiga kerangka dasar agama Hindu, ajaran hindu berlandaskan pada lima keyakinan
yang disebut Panca Sradha ( lima dasar keyakinan umat Hindu ) yang melitputi : Widhi
Tattwa, keyakinan terhadap Tuhan (Brahman). Atma Tattwa, keyakinan terhadap Atman
(Roh). Karmaphala Tattwa, keyakinan pada Karmaphala (hukum sebab-
akibat). Punarbawa Tattwa, keyakinan pada kelahiran kembali (reinkarnasi) danMoksa
Tattwa, keyakinan akan bersatunya Atman dengan Brahman
7. Konsep Tuhan dalam Agama Buddha
Konsep ketuhanan dalam agama Buddha berbeda dengan konsep dalam agama Samawi dimana
alam semesta diciptakan oleh Tuhan dan tujuan akhir dari hidup manusia adalah kembali ke sorga
ciptaan Tuhan yang kekal.
Di dalam agama Buddha tujuan akhir hidup manusia adalah mencapai kebuddhaan atau
pencerahan sejati dimana batin manusia tidak perlu lagi mengalami proses tumimbal lahir. Untuk
mencapai itu pertolongan dan bantuan pihak lain tidak ada pengaruhnya. Tidak ada dewa – dewi
yang dapat membantu, hanya dengan usaha sendirilah kebuddhaan dapat dicapai. Buddha hanya
merupakan contoh, juru pandu, dan guru bagi makhluk yang perlu melalui jalan mereka sendiri,
mencapai pencerahan rohani, dan melihat kebenaran & realitas sebenar-benarnya.
Inti ajaran agama Budha Sabba Papassa Akaranang (Janganlah berbuat kejahatan), Kusalassa
Upasampada (Perbanyaklah Perbuatan Baik), Sacitta Pariyodapanang (sucikan hati dan Pikiran),
Etang Buddhana Sasanang (Inilah Ajaran Semua Buddha)
8. Pandangan aliran teologi islam tentang dzat, sifat dan perbuatan
Allah SWT
Semua aliran dalam pemikiran berpendapat bahwa Tuhan melakukan perbuatan.
Perbuatan ini dipandang sebagai suatu konsekuensi dari dzat yang memiliki kemampuan
untuk melakukannya.
Aliran Mu’tazilah
Orang Mu’tazilah berpendapat bahwa perbuatan Tuhan hanya terbatas pada perbuatan
yang dikatakan baik. Namun, tidak berarti Tuhan tidak dapat berbuat perbuatan yang
buruk. Tuhan tidak melakukan perbuatan buruk karena Ia sendiri mengetahui keburukan
dari perbuatan buruk itu sendiri. Ayat Al-Qur’an yang dijadikan dalil oleh kelompok
Mu’tazilah untuk mendukung pendapatnya adalah
Q.S. Al-Anbiya(21):23
ونُلأْسُي ْمُهو ُلعْفي اهمع ُلأْسُي ال
(Dia tidak ditanya tentang apa yang diperbuat-Nya, dan merekalah yang akan ditanyai)
9. Aliran Asy’ariyah
Aliran Asy’ariyah berpendapat bahwa Tuhan tidak mempunyai kewajiban menepati janji dan
menjalankan ancaman yang disebut Al-Qur’an dan Hadits. Di sini timbul persoalan bagi
Asy’ariyah karena dalam Al-Qur’an dikatakan dengan tegas bahwa siapa yang berbuat jahat
akan masuk ke neraka. Untuk mengatasi ini, kata-kata bahasa Arab yang berarti siapa, diberi
interpretasi “bukan semua orang, tapi sebagian”. Dengan interpretasi inilah, Al-Asy’ari
mengatasi persoalan wajibnya Tuhan menepati dan menjalankan ancaman.
Walaupun pengiriman Rasul mempunyai arti penting dalam teologi, aliran Asy’ariyah
menolaknya sebagai kewajiban Tuhan. Tanpa wahyu yang Rasul sampaikan, sekiranya manusia
akan mengalami kekacauan. Ia tidak dapat membedakan perbuatan baik dan perbuatan
buruk. Namun, sesuai dengan paham Asy’ariyah tentang kekuasaan dan kehendak mutlak
Tuhan, hal ini tidak menjadi permasalahan bagi teologi mereka. Tuhan dapat berbuat apa saja
yang dikehendakinya
10. Aliran Maturidiyah
Terdapat perbedaan pandangan antara Maturidiyah Samarkand dan Maturidiyah
Bukhara. Aliran Maturidiyah Samarkand berpendapat bahwa perbuatan Tuhan
hanyalah menyangkut hal-hal yang baik saja. Demikian juga pengiriman Rasul
dipandang oleh Maturidiyah Samarkand sebagai kewajiban Tuhan.
Adapun Maturidiyah Bukhara memiliki pandangan yang sama dengan Asy’ariyah
mengenai paham bahwa Tuhan tidak mempunyai kewajiban. Namun, Badzawi
menjelaskan bahwa Tuhan pasti menepati janji-Nya
Mengenai memberikan beban kepada manusia di luar batas kemampuannya, aliran
Maturidiyah Bukhara menerimanya. Al Badzawi mengatakan tidaklah mustahil jika
Tuhan meletakkan kewajiban yang tidak sanggup dipikul oleh manusia. Sebaliknya,
Maturidiyah Samarkand mengambil posisi dekat dengan Mu’tazilah. Al-Maturidi tidak
setuju dengan Asy’ariyah karena dalam Al-Qur’an dijelaskan bahwa Tuhan tidak
membebani manusia dengan kewajiban yang tidak terpikul.