Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
TAUHID SEBAGAI CABANG ILMU
1. Dosen: Fachrur Razi Amir, M.Ag
Oleh: Juhdi Heryadi
NIM: F1310599
MPI _FKIP
UNIVERSITAS DJUANDA BOGOR
2016M/1437H
PENGERTIAN TAUHID DAN URGENSINYA
BAGI KEHIDUPAN PRIBADI,SOSIAL
MASYARAKAT DAN NEGARA
2. Latarbelakang
Interpretasi dari makna tauhid adalah bagaimana
hubungan manusia dengan tuhan dan hubungan
manusia sesama manusia tidak terjadi ketimpangan,
artinya manusia harus mampu menempatkan dirinya
sebagai hamba Allah (‘abd) yang selalu
menundukkan dirinya dengan melakukan ibadah
ritual. Namun begitu, sebagai manusia zon politikon
manusia juga harus mampu memahami gejala-gejala
social yang terjadi di masyarakat, dan memberikan
solusi terhadap permasalahan yang terjadi di
masyarakat, serta bagaimana menciptakan kondisi
social tersebut menjadi masyarakat adil makmur
yang diridhai oleh SWT, agar ketimpangan-
ketimpangan social tidak terjadi, lebih-lebih
bagaimana memperjuangkan kaum mustadh’afin.
3. Tauhid adalah bahasa arab yang diambil
dari kata : Wahhada–Yuwahhidu–Tauhidan (
وحد-يوحد-توحيدا ) yang secara sederhana
dapat diartikan mengesakan. Tauhid Satu
suku kata dengan kata wahid ()واحد dan kata
ahad. Wahid berarti satu dan kata ahad yang
berarti esa.
Tauhid dalam ajaran Islam berarti sebuah
keyakinan akan keesaan Allah. Inilah inti dan
dasar dari seluruh tata nilai dan norma Islam.
Karena itu Islam dikenal sebagai agama
tauhid yaitu agama yang mengesakan Tuhan.
4. Kalimat Tauhid ialah kalimat “La Illaha
Illallah” yang berarti tidak ada Tuhan
melainkan Allah. Sebagaimana yang
difirmankan Allah SWT sendiri didalam
surat Al-baqarah:163 yang artinya :
“Dan Tuhanmu adalah Tuhan Yang
Maha Esa; tidak ada Tuhan melainkan
Dia, Yang Maha Pemurah lagi Maha
Penyayang.”
5. Pengertian tauhid menurut para ulama ternama:
1. DR. Abdul Aziz, tauhid adalah mempercayai bahwa
Allah SWT adalah satu-satunya pencipta, pemelihara,
penguasa, dan pengatur Alam Semesta
2. Prof. Dr. M. Yusuf Musa, tauhid adalah keyakinan
tentang adanya Allah Yang Maha Esa, yang tidak ada
satu pun yang menyamai-Nya dalam Zat, Sifat atau
perbuatan-perbuatan-Nya
3. Shalih Fauzan bin Abdullah al Fauzan, tauhid adalah
mengesakan Allah SWT dari semua makhluk-Nya
dengan penuh penghayatan, dan keikhlasan
beribadah kepada-Nya, meninggalkan peribadatan
selain kepada-Nya, serta membenarkan nama-nama-
Nya yang Mulia (asma’ul husna), dan sifat-sifat-Nya
yang Maha Sempurna, dan menafikan sifat kurang
dan cela dari-Nya
6. Tauhid bukan sekedar mengenal dan mengerti
bahwa pencipta alam semesta ini Allah, bukan
sekedar mengetahui bukti-bukti rasional tentang
kebenaran wujud (keberadaan) Nya, dan
wahdaniyah (keesaan) Nya, dan bukan pula
sekedar mengenal Asma’ dan sifat-Nya. Namun,
tauhid adalah pemurnian ibadah kepada Allah.
Maksudnya yaitu, menghambakan diri hanya
kepada Allah secara murni dan konsekwen dengan
mentaati segala perintah-Nya dan menjauhi segala
larangan-Nya, dengan penuh rasa rendah diri,
cinta, harap dan takut kepada-Nya.
Untuk inilah sebenarnya manusia diciptakan Allah, dan
sesungguhnya misi para Rasul adalah untuk menegakkan
tauhid dalam pengertian di atas, mulai dari Rasul pertama
sampai Rasul terakhir Nabi Muhammad SAW.
8. 1
Yang dimaksud dengan tauhid rububiyah
(keesaan zat Allah) adalah bahwa Allah
Esa dalam Zat-Nya. Allah adalah wujud
yang tidak bergantung pada apa dan siapa
pun dalam bentuk apapun. Dalam bahasa
Al-Qur’an, Allah adalah Ghani (absolute).
Segala sesuatu bergantung pada-Nya dan
membutuhkan pertolongan-Nya. Allah
tidak membutuhkan segala sesuatu. Allah
berfirman:
Hai manusia, kamulah yang mebutuhkan
Allah. Dan Allah, Dialah Yang Maha Kaya
(tidak membutuhkan apa pun) lagi Maha
Terpuji. (QS. Fathir: 15)
2
9.
10.
11. Tauhid uluhiyah atau tauhid ibadah adalah
mengiktikadkan bahwa hanya Allah saja
yang berhak dipuja dan dipuji. Memuja dan
memuji selain Allah serta sikap ingin dipuji
maupun dipuja, baik yang terang-terangan
maupun yang sembunyi-sembunyi (dalam
hati) adalah perbuatan syirik. Sebagaimana
firman Allah:
“Hanya kepada Engkau-lah kami beribadah
dan hanya kepada Engkau kami mohon
pertolongan”. (Al-Fatihah, 1:5)
“Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam
telah membimbing Ibnu Abbas radhiallahu
‘anhu dengan sabda beliau: “Dan apabila
kamu minta maka mintalah kepada Allah dan
apabila kamu minta tolong maka minta
4
12.
13. QS. Al-Bayyinah : 5
Artinya : "Padahal mereka tidak disuruh
kecuali supaya menyembah Allah dengan
memurnikan keta'atan kepada-Nya dalam
(menjalankan) agama dengan lurus, dan
supaya mereka mendirikan shalat dan
menunaikan zakat; dan yang demikian
itulah agama yang lurus".
Departement Pendidikan RI, op. cit, hlm. 1084.
14. Tauhid Asma wa sifat adalah
mengiktikadkan atau meyakini bahwa
tidak ada sesuatu pun yang menyamai
Allah, dan hanya Allah saja yang
memiliki sifat kesempurnaan,
keperkasaan, dan keindahan. Namun
dalam sifat-sifat Nya tak ada segi yang
benar2 terpisah dari Nya. Allah SWT,
telah menunjukkan hal ini dalam
firman Nya:
“Dialah Allah Yang Menciptakan, Yang
Mengadakan, Yang Membentuk Rupa,
hanya bagi Dialah Asmaaul Husna
bertasbih kepadanya apa yang di langit
dan bumi. dan Dialah yang Maha
Perkasa lagi Maha Bijaksana“.(Qs.Al-
Hasyr 24)”.
15.
16.
17. Tauhid merupakan landasan paling fundamnental dalam
kehidupan seorang muslim yang sangat berpengaruh terhadap
pelaksanaan ajaran-ajaran Islam lainnya.
KONSEP TAUHID
Tauhid adalah akar dari keimanan seorang muslim. Dengan
tauhid yang kuat, maka seorang muslim akan mampu
menjalankan proses penghambaannya kepada Allah tanpa
merasa berat dan terpaksa, karena hanya satu tujuan mereka
hidup yaitu keinginan mereka untuk bertemu dengan tuhannya
Allah SWT.
Implementasi penghambaan mutlak kepada Allah SWT tersebut
terwujud dalam berbagai aspek kehidupan seorang muslim,
mulai hubungan antara manusia dengan Allah, hubungan manusi
dengan manusia lainnya, serta hubungan manusia dengan alam.
Ketiga hubungan tersebut akan terwujud secara selaras dan
harmonis, karena memang itulah perintah Allah. Dengan
mempunyai aqidah yang kuat, maka seluruh rintangan hidup
dapat dilaluinya dengan baik dan ringan.
18. Kehadiran tauhid sebagai ilmu
merupakan hasil pengkajian para ulama
terhadap apa yang tersurat dan tersirat di
dalam Al-Qur'an dan Hadits. Ayat-ayat Al-
Qur'an dan Hadits-hadits itu mereka teliti
secara intensip sehingga mereka berhasil
merumuskannya menjadi suatu disiplin
ilmu tersendiri. Tokoh yang dianggap
pemula dalam penyusunan ilmu ini adalah
Abu al-Hasan Ali al Asy'ari (260-324 H/
873-935M).
19. Materi Pengajaran Tauhid
Akibat buruk yang secara
fundamental menimpa masyarakat ialah
rusaknya aqidah dan ibadah umat.
Ketika itulah sebenarnya umat Islam
hidup di luar dari halaman agamanya.
Dan itulah kunci kemunduran dan
keterbelakangan umat Islam.
20. Untuk mengokohkan ketinggian martabat
manusia dalam rangka memenuhi fungsinya
sebagai khalifah Allah di bumi, ajaran Islam
menegaskan perlunya kesatuan ilmu dan
agama, maka agama menjadi sumber paling
luhur bagi manusia. Sebab yang digarap oleh
agama ialah masalah mendasar buat
kehidupan manusia, yaitu akhlak. Kemudian
segi ini dihidupkannya dengan kekuatan ruh
tauhid dan ibadah kepada Tuhan, sebagai
kewajiban dan tujuan hidup dari perputaran
roda sejarah manusia di dunia.
21. Akhlak adalah perbuatan suci yang terbit dari
lubuk hati yang paling dalam, karenanya
mempunyai kekuatan yang hebat. Dalam Ihya
Ulumuddin, Imam Al-Ghazali berkata:
“Akhlak adalah sifat yang tertanam
dalam jiwa, dari padanya timbul
perbuatan yang mudah, tanpa
memerlukan pertimbangan pikiran”.
Akhlak Islam, ialah suatu sikap mental dan tingkah
laku perbuatan yang luhur. Mempunyai hubungan
dengan Dzat Yang Maha Kuasa, Allah SWT. Akhlak
Islam adalah produk dari keyakinan atas kekuasaan
dan ke-Esaan Tuhan, yaitu produk dari jiwa tauhid.
22. Imam Al-Ghazali menghendaki keluhuran rohani,
keutamaan jiwa, kemuliaan akhlak dan kepribadian
yang kuat, merupakan tujuan utama dari pendidikan
bagi kalangan manusia muslim, karena akhlak adalah
aspek fundamental dalam kehidupan seseorang,
masyarakat maupun suatu Negara. Di mana hal itu
dapat dilakukan dengan pengembangan pribadi
melalui metode dan teknik-teknik pengembangan
pribadi yang disebut “Panca cara pengembangan
pribadi” yaitu:
Pemahaman diri
Bertindak positif
Pengakraban hubungan
Pendalaman dan penerapan Tri Nilai
Ibadah
23. URGENSI ILMU TAUHID DALAM KEHIDUPAN
Pertama, orang yang bertauhid dan beriman
kepada Allah dan rasul-Nya pasti tahu
mengapa Allah SWT menciptakannya sehingga
ia berada di atas jalan yang lurus, ia
mengetahui dari mana awal dan ke mana akhir
hidupnya, jauh dari kebutaan dan kesesatan.
مَأ َٰىدْهَأ ِهِهْجَو ٰىَلَع اًّبِكُم يِشْمَي نَمَفَأٍاطَر ِص ٰىَلَع اًّيِوَس يِشْمَي ن
﴿ٍيمِقَتْسُّم٢٢﴾
“Maka apakah orang yang berjalan terjungkal
di atas mukanya itu lebih banyak mendapatkan
petunjuk ataukah orang yang berjalan tegap di
atas jalan yang lurus?” (QS. Al-Mulk: 22).
24. Kedua, tauhid menjadikan hati-hati manusia bersatu dengan
Rabb yang satu, satu kitab, satu risalah, dan satu kiblat, dan
iman juga menjadikan manusia saling mencintai dan
bersaudara seperti firman Allah SWT :
ُقاتَو ۚ ْمُكْيَوَخَأ َنْيَب ُواحِلْصَأَف ٌةَوْخِإ َونُنِمْؤُمْال اَمنِإ﴿َونُمَحْرُت ْمُكلَََل َاَّل وا١٠﴾
“Orang-orang beriman itu Sesungguhnya bersaudara. Sebab itu
damaikanlah (perbaikilah hubungan) antara kedua saudaramu
itu dan takutlah terhadap Allah, supaya kamu mendapat
rahmat.” (QS. Al-Hujuraat: 10).
Rasulullah SAW bersabda:
ِفُاطَََتَو ْمِهُِمحاَرَتَو ْمِهِِّداَوَت يِف َنْيِنِمْؤُمال ُلَثَمُع ُهْنِم َىكَتْشا اَذِإ ِدَسَجال ُلَثَم ْمِهٌوْض
ى َِّ َََمُحالَو ِرَهالسِب ِدَسَجال ُرِئاَس ُهَل َىعَادَت(ُم ُهاَوَرِانَمَُّْنال َِنع ٌمِلْس .( ٍرْيِشَب ِنْب
عنه هللا رضي
“Perumpamaan orang-orang beriman dalam hal saling
mencintai, saling menyayangi dan saling bersikap lemah lembut
adalah seperti satu tubuh, jika salah satu anggota tubuh
merasakan sakit maka semua anggota tubuh yang lain akan sulit
tidur dan demam.” (HR. Muslim dari An-Nu’man bin Basyir RA).
25. Masyarakat beriman adalah masyarakat yang melakukan
ta’awun (saling bekerja sama) dalam kebaikan dan taqwa
dimana anggota masyarakatnya saling melarang dari
perbuatan dosa dan permusuhan, semua berusaha untuk
sukses menggapai ridha Allah, individunya merasa takut untuk
berbuat zhalim, mencuri, menipu, membunuh, berzina,
menyuap atau menerima suap, berdusta, dengki, ghibah atau
perbuatan jahat lain karena ia takut kepada Allah dan takut
kepada hari di mana ia harus berhadapan dengan Allah SWT
untuk mempertanggungjawabkan semua amalnya.
Dan ketika kaum muslimin berpegang teguh dengan tauhid
mereka menjadi orang-orang yang terbaik seperti firman-Nya:
كََْمْالِب َونُرُمْأَت ِاسلنِل ْتَج ِرْخُأ ٍةمُأ َرْيَخ ْمُتن َُْؤُتَو َِركنُمْال َِنع َن ْوَهْنَتَو ِوفُرَونُنِم
ِِّم ۚ ُمهل اًرْيَخ ََانكَل ِباَتِكْال ُلْهَأ َنَمآ ْوَلَو ۗ ِاَّلِبُمُهُرَثْكَأَو َونُنِمْؤُمْال ُمُهْن
﴿َونُقِساَفْال١١٠﴾
“Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk
manusia, menyuruh kepada yang ma’ruf, dan mencegah dari
yang munkar, dan beriman kepada Allah.” (QS. Ali-Imran: 110)
26. Ketiga, bila iman telah menyebar luas di masyarakat, maka pastilah akan
membuahkan amal shalih yang diridhai Allah swt sehingga membuka
berbagai pintu kebaikan dan mendatangkan pertolongan Allah dalam
menghadapi musuh-musuh mereka.
َكَرَب مِهْيَلَع اَنْحَتَفَل ا ْوَقاتَو واُنَمآ ٰىَرُقْال َلْهَأ نَأ ْوَلَوُوبَذك نِكَٰلَو ِضْرَ ْاْلَو ِاءَمالس َنِِّم ٍتاَف امُهاَنْذَخَأ
﴿ َُونبِسْكَي واُنَاك اَمِب٩٦﴾
“Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan
bertaqwa, Pastilah kami akan melimpahkan kepada mereka
berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-
ayat kami) itu, maka kami siksa mereka disebabkan
perbuatannya.” (QS. Al-A’raaf: 96)
ْتِِّبَثُيَو ْمُكُْرصنَي َاَّل واُُرصنَت نِإ واُنَمآ َِينذال اَهُّيَأ اَيْمُكَمَادْقَأ
“Hai orang-orang mukmin, jika kamu menolong (agama) Allah, niscaya dia
akan menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu.” (QS. Muhammad: 7)
Begitulah dulu kaum muslimin, sebelumnya mereka adalah orang-orang yang
lemah dan miskin, namun mereka beriman dan beramal shalih hingga Allah
membuka pintu-pintu keagungan di dunia untuk mereka, Allah cukupkan
mereka dengan karunia-Nya, dan Allah tolong mereka dari musuh-musuh
mereka dengan pertolongan yang gilang-gemilang.
27. KESIMPULAN
Siapa saja yang tidak mengenal tauhid maka ia buta seperti hewan yang
mati berkalang tanah dalam keadaan tidak tahu mengapa ia dulu memulai
kehidupan, ia meninggalkan dunia tanpa tahu mengapa dulu ia
memasukinya.
Mereka yang tidak beriman kepada hari akhir tidak ada yang ia pikirkan
kecuali pemenuhan kesenangan dunia tanpa peduli halal atau haram.
Dengan begitu kehidupan menjadi rusak dan masyarakat pun terpecah
belah.
Orang yang beriman mengenal Rabb dan Penciptanya, ia mengetahui
mengapa Allah menciptakannya di dunia ini sehingga ia hidup dengan
petunjuk dari Allah SWT, berjalan di atas jalan yang lurus. Orang yang
beriman dengan iman yang benar tidak akan berbuat zhalim, mencuri,
berzina, atau perbuatan haram lainnya, dengan demikian hidup
masyarakat akan baik, anggota masyarakat bersaudara dan solid.
Iman itu berbuah amal shalih, membuat ridha Al-Khaliq, sehingga
berbagai keberkahan pun Ia bukakan, bantuan-Nya kepada kaum
mukminin pun Ia kucurkan untuk menolong hamba-Nya menghadapi
musuh mereka sebagaimana terjadi dengan salaf shalih.