Ringkasan dokumen tersebut adalah:
Dokumen tersebut membahas tentang etika bisnis pada PT Bank Mandiri Tbk. Isi dokumen mencakup pengertian etika bisnis, sejarah pendirian Bank Mandiri dari merger empat bank milik negara, penerapan prinsip-prinsip etika bisnis di Bank Mandiri seperti pelayanan yang ramah kepada nasabah dan menjaga kerahasiaan data nasabah.
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
ETIKA BISNIS PADA PT BANK MANDIRI
1. BUSINESS ETHIC AND GOOD GOVERNANCE
ETIKA BISNIS PADA PT BANK MANDIRI TBK
DOSEN:
PROF. DR. HAPZI ALI, CMA
DENY DERMAWAN
55117110146
S2 MAGISTER MANAJEMEN
UNIVERSITAS MERCU BUANA
MERUYA
OKTOBER 2017
2. 2
Daftar Isi
BAB I.................................................................................................................................................3
INTRODUCTION................................................................................................................................3
Abstrak.........................................................................................................................................3
Profile Perusahaan .......................................................................................................................3
Profile Bank Mandiri ...................................................................................................................3
Visi & Misi ..................................................................................................................................6
Visi:..............................................................................................................................................6
Misi:.............................................................................................................................................6
BAB II................................................................................................................................................7
LITERATURE REVIEW........................................................................................................................7
Pengertian Etika Bisnis................................................................................................................7
BAB III.............................................................................................................................................12
METHODS.......................................................................................................................................12
BAB IV.............................................................................................................................................13
RESULT & DISCUSSION...................................................................................................................13
Nilai Etika Bankir ......................................................................................................................13
Kode Etik Bankir .......................................................................................................................15
Penerapan Kode Etik..................................................................................................................16
Prinsip- Prinsip Etika Perbankan ...............................................................................................17
PENERAPAN ETIKA BISNIS PADA PT. BANK MANDIRI PERSERO Tbk ......................19
BAB V..............................................................................................................................................23
CONCLUTION & RECOMENDATION ...............................................................................................23
CONCLUTION .........................................................................................................................23
RECOMENDATION.................................................................................................................23
DAFTAR PUSTAKA ..........................................................................................................................24
3. 3
BAB I
INTRODUCTION
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Etika bisnis yang terdapat dalam suatu
perusahaan. Perusahaan yang menjadi objek penelitian ialah PT Bank Mandiri Tbk.
Metode penelitian yang digunakan yakni dengan cara deskriptif kualitatif dengan studi
literature yang berkaitan dengan etika bisnis, Informasi didapatkan dari artikel, modul
dan internet. Disamping itu berdasarkan pengalaman empiris serta pengamatan langsung
pada objek penelitian pada PT Bank Mandiri Tbk.
Hasil penelitian yang didapat yakni, dalam Perusahaan PT Bank Mandiri Tbk telah
menjalani prinsip etika. Hal ini dapat dibuktikan dengan pelayanan yang ramah kepada
setiap nasabah, menjaga kerahasiaan nasabah, menjamin keamanan dan kenyamanan
nasabah. Serta terbukti dengan adanya informasi umum mengenai profil, visi dan misi
serta laporan keuangan perusahaan yang telah terpublis baik di website perusahaan.
Profile Perusahaan
Profile Bank Mandiri
Bank Mandiri adalah bank yang berkantor pusat di Jakarta dan merupakan bank terbesar
di Indonesia dalam hal aset, pinjaman, dan deposit. Bank ini berdiri pada tanggal 2
Oktober 1998 sebagai bagian dari program restrukturisasi perbankan yang dilaksanakan
oleh Pemerintah Indonesia. Pada bulan Juli 1999, empat bank milik Pemerintah yaitu,
Bank Bumi Daya (BBD), Bank Dagang Negara (BDN), Bank Ekspor Impor Indonesia
(Bank Exim), dan Bank Pembangunan Indonesia (Bapindo), digabungkan ke dalam Bank
Mandiri.
Sejarah keempat Bank (BBD, BDN, Bank Exim, dan Bapindo) tersebut sebelum
bergabung menjadi Bank Mandiri, dapat ditelusuri lebih dari 140 tahun yang lalu.
Keempat bank nasional tersebut telah turut membentuk riwayat perkembangan dunia
perbankan Indonesia, dan masing-masing telah memainkan peranan yang penting dalam
pembangunan ekonomi di Indonesia.
Bank Dagang Negara
Bank Dagang Negara merupakan salah satu bank tertua di Indonesia. Sebelumnya Bank
Dagang Negara dikenal sebagai Nederlandsch Indische Escompto Maatschappij yang
didirikan di Batavia (Jakarta) pada tahun 1857. Pada tahun 1949 namanya berubah
menjadi Escomptobank NV. Selanjutnya, pada tahun 1960 Escomptobank dinasionalisasi
4. 4
dan berubah nama menjadi Bank Dagang Negara, sebuah Bank pemerintah yang
membiayai sektor industri dan pertambangan.
Bank Bumi Daya
Bank Bumi Daya didirikan melalui suatu proses panjang yang bermula dari nasionalisasi
sebuah perusahaan Belanda De Nationale Handelsbank NV, menjadi Bank Umum
Negara pada tahun 1959. Pada tahun 1964, Chartered Bank (sebelumnya adalah Bank
milik Inggris) juga dinasionalisasi, dan Bank Umum Negara diberi hak untuk
melanjutkan operasi Bank tersebut. Pada tahun 1965, bank umum negara digabungkan ke
dalam Bank Negara Indonesia dan berganti nama menjadi Bank Negara Indonesia Unit
IV beralih menjadi Bank Bumi Daya.
Bank Ekspor Impor Indonesia (Bank Exim)
Bank Ekspor Impor Indonesia (Bank Exim) berawal dari perusahaan dagang Belanda
N.V. Nederlansche Handels Maatschappij yang didirikan pada tahun 1842 dan
mengembangkan kegiatannya di sektor perbankan pada tahun 1870. Pemerintah
Indonesia menasionalisasi perusahaan ini pada tahun 1960, dan selanjutnya pada tahun
1965 perusahan ini digabung dengan Bank Negara Indonesia menjadi Bank Negara
Indonesia Unit II. Pada tahun 1968 Bank Negara Indonesia Unit II dipecah menjadi dua
unit, salah satunya adalah Bank Negara Indonesia Unit II Divisi Expor – Impor, yang
akhirnya menjadi BankExim, bank Pemerintah yang membiayai kegiatan ekspor dan
impor.
Bank Pembangunan Indonesia (Bapindo)
Bank Pembangunan Indonesia (Bapindo) berawal dari Bank Industri Negara (BIN),
sebuah Bank Industri yang didirikan pada tahun1951. Misi Bank Industri Negara adalah
mendukung pengembangan sektor – sektor ekonomi tertentu, khususnya perkebunan,
industri, dan pertambangan. Bapindo dibentuk sebagai bank milik negara pada tahun
1960 dan BIN kemudian digabung dengan Bank Bapindo. Pada tahun 1970, Bapindo
ditugaskan untuk membantu pembangunan nasional melalui pembiayaan jangka
menengah dan jangka panjang pada sektor manufaktur, transportasi dan pariwisata.
Pembentukan Bank Mandiri
Bank Mandiri dibentuk pada 2 Oktober 1998, dan empat bank asalnya efektif mulai
beroperasi sebagai bank gabungan pada pertengahan tahun 1999. Setelah selesainya
proses merger, Bank Mandiri kemudian memulai proses konsolidasi, termasuk
pengurangan cabang dan pegawai. Selanjutnya diikuti dengan peluncuran single brand di
seluruh jaringan melalui iklan dan promosi.
Salah satu pencapaian penting adalah penggantian secara menyeluruh platform teknologi.
Bank Mandiri mewarisi sembilan sistem perbankan dari keempat ‘’’legacy banks’’’.
Setelah investasi awal untuk konsolidasi sistem yang berbeda tersebut, Bank Mandiri
5. 5
mulai melaksanakan program penggantian platform yang berlangsung selama tiga tahun,
di mana program pengganti tersebut difokuskan untuk meningkatkan kemampuan
penetrasi di segmen ‘’’retail banking’’’. Pada saat ini, infrastruktur teknologi informasi
Bank Mandiri sudah mampu melakukan pengembangan ‘’’e-channel’’’ & produk retail
dengan ‘’’Time to Market’’’ yang lebih baik.
Dalam proses penggabungan dan pengorganisasian ulang tersebut, jumlah cabang Bank
Mandiri dikurangi sebanyak 194 buah dan karyawannya berkurang dari 26.600 menjadi
17.620. Direktur Utama Bank Mandiri yang pertama adalah Muljohardjoko (Dirut Taspen
sejak Februari 1996). Alumnus Fakultas Ekonomi UI ini pernah juga berdinas di PT
Telkom, terakhir ia menjabat sebagai direktur keuangan). Muljohardjoko menjadi Dirut
Bank Mandiri selama 35 hari ketika awal-awal menjadi Dirut Taspen. Kepemimpinan
Muljohardjoko di Taspen sendiri berjalan sejak Februari 1996 sampai tahun 1999.
Direktur Utama Bank Mandiri yang kedua adalah Robby Djohan. Kemudian pada Mei
2000, posisi Djohan digantikan ECW Neloe. Neloe menjabat selama lima tahun, sebelum
digantikan Agus Martowardojo sebagai Direktur Utama sejak Mei 2005. Neloe
menghadapi dugaan keterlibatan pada kasus korupsi di bank tersebut. Agus kemudian
digantikan oleh Zulkifli Zaini dan saat ini (2015) Budi Gunadi Sadikin (BGS) tengah
menjadi Dirut Bank Mandiri.
Pada Maret 2005, Bank Mandiri mempunyai 829 cabang yang tersebar di sepanjang
Indonesia dan enam cabang di luar negeri. Selain itu, Bank Mandiri mempunyai sekitar
2.500 ATM dan tiga anak perusahaan utama yaitu Bank Syariah Mandiri, Mandiri
Sekuritas, dan AXA Mandiri.
Nasabah Bank Mandiri yang terdiri dari berbagai segmen merupakan penggerak utama
perekonomian Indonesia. Berdasarkan sektor usaha, nasabah Bank Mandiri bergerak
dibidang usaha yang sangat beragam. Sebagai bagian dari upaya penerapan ‘’’prudential
banking’’’ & ‘’’best-practices risk management’’’, Bank Mandiri telah melakukan
berbagai perubahan. Salah satunya, persetujuan kredit dan pengawasan dilaksanakan
dengan ‘’’four-eye principle’’’, di mana persetujuan kredit dipisahkan dari kegiatan
pemasaran dan business unit. Sebagai bagian diversifikasi risiko dan pendapatan, Bank
Mandiri juga berhasil mencetak kemajuan yang signifikan dalam melayani Usaha Kecil
dan Menengah (UKM) dan nasabah ritel. Pada akhir 1999, porsi kredit kepada nasabah
‘’’corporate’’’ masih sebesar 87% dari total kredit, sementara pada 31 Desember 2009,
porsi kredit kepada nasabah UKM dan mikro telah mencapai 42,22% dan porsi kredit
kepada nasabah consumer sebesar 13,92%, sedangkan porsi kredit kepada nasabah
‘’’corporate’’’ mencakup 43,86% dari total kredit.
Sesudah menyelesaikan program transformasi semenjak 2005 sampai dengan tahun 2009,
Bank Mandiri sedang bersiap melaksanakan transformasi tahap berikutnya dengan
merevitalisasi visi dan misi untuk menjadi Lembaga Keuangan Indonesia yang paling
dikagumi dan selalu progresif.
6. 6
Pada Juni 2013, Bank Mandiri sudah mempunyai 1.811 cabang dan sekitar 11.812 ATM
yang tersebar merata di 34 provinsi di Indonesia tanpa terkecuali, semakin menegaskan
Bank Mandiri sebagai salah satu dari jajaran bank terbesar di Indonesia.
Visi & Misi
Visi:
Menjadi Lembaga Keuangan Indonesia yang paling dikagumi dan selalu progresif
Misi:
a. Berorientasi pada pemenuhan kebutuhan pasar
b. Mengembangkan sumber daya manusia professional
c. Memberi keuntungan yang maksimal bagi stakeholder
d. Melaksanakan manajemen terbuka
e. Peduli terhadap kepentingan masyarakat dan lingkungan
7. 7
BAB II
LITERATURE REVIEW
Pengertian Etika Bisnis
Etika bisnis adalah suatu pengetahuan tentang tata cara ideal pengaturan dan pengelolaan
bisnis yang memperhatikan norma dan moralitas yang berlaku secara universal (Muslich,
2004:9). Etika bisnis merupakan aturan tidak tertulis mengenai cara menjalankan bisnis
secara adil, sesuai dengan hukum yang berlaku dan tidak tergantung pada kedudukan
individu atau-pun perusahaan di masyarakat.
Etika bisnis lebih luas dari ketentuan yang diatur oleh hukum, bahkan merupakan standar
yang lebih tinggi dibandingkan standar minimal ketentuan hukum, karena dalam kegiatan
bisnis seringkali kita temukan wilayah abu-abu yang tidak diatur oleh ketentuan hukum
(Bertens, 2000).
Etika bisnis terkait dengan masalah penilaian terhadap kegiatan dan perilaku bisnis yang
mengacu pada kebenaran atau kejujuran berusaha (Sumarni, 1998:21). Etika bisnis
merupakan pengetahuan pedagang tentang tata cara pengaturan dan pengelolaan bisnis
yang memperhatikan norma dan moralitas melalui penciptaan barang dan jasa untuk
memenuhi kebutuhan masyarakat dan memperoleh keuntungan melalui transaksi.
Etika bisnis menjadi standar nilai yang menjadi pedoman atau acuan manajer dan
segenap karyawan dalam pengambilan keputusan dan mengoperasikan bisnis yang etik.
Etika bisnis dalam lingkupnya tidak hanya menyangkut perilaku dan organisasi
perusahaan secara internal melainkan juga menyangkut perilaku bisnis secara eksternal.
Etika bisnis berfungsi untuk menggugah masyarakat untuk bertindak menuntut para
pelaku bisnis untuk berbisnis secara baik demi terjaminnya hak dan kepentingan
masyarakat tersebut.
Dalam etika bisnis, terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan antara lain
pengendalian diri, pengembangan tanggung jawab sosial, mempertahankan jati diri,
menciptakan persaingan yang sehat, menerapkan konsep pembangunan tanggung jawab
sosial, mempertahankan jati diri, menciptakan persaingan yang sehat dan menerapkan
konsep pembangunan yang berkelanjutan.
Etika bisnis dalam perusahaan memiliki peran yang sangat penting, yaitu untuk
membentuk suatu perusahaan yang kokoh dan memiliki daya saing yang tinggi serta
mempunyai kemampuan menciptakan nilai (value-creation) yang tinggi, diperlukan suatu
landasan yang kokoh. Biasanya dimulai dari perencanaan strategis, organisasi yang baik,
sistem prosedur yang transparan didukung oleh budaya perusahaan yang handal serta
etika perusahaan yang dilaksanakan secara konsisten dan konsekuen (Muslich, 1998).
8. 8
Aspek dan Sudut Pandang Etika Bisnis
Menurut Bertens (2000) terdapat tiga aspek dan sudut pandang pokok dari bisnis, yaitu:
Sudut pandang ekonomi, bisnis adalah kegiatan ekonomis, maksudnya adalah adanya
interaksi produsen/perusahaan dengan pekerja, produsen dengan produsen dalam sebuah
organisasi. Kegiatan antar manusia ini adalah bertujuan untuk mencari untung oleh
karena itu menjadi kegiatan ekonomis. Pencarian keuntungan dalam bisnis tidak bersifat
sepihak, tetapi dilakukan melalui interaksi yang melibatkan berbagai pihak.
Sudut pandang etika, dalam bisnis berorientasi pada profit adalah sangat wajar, akan
tetapi jangan keuntungan yang diperoleh tersebut justru merugikan pihak lain.
Maksudnya adalah, semua yang kita lakukan harus menghormati kepentingan dan hak
orang lain.
Sudut pandang hukum, bisa dipastikan bahwa kegiatan bisnis juga terikat dengan Hukum
Dagang atau Hukum Bisnis, yang merupakan cabang penting dari ilmu hukum modern.
Dalam praktik hukum banyak masalah timbul dalam hubungan bisnis pada taraf nasional
maupun internasional. Seperti etika, hukum juga merupakan sudut pandang normatif,
karena menetapkan apa yang harus dilakukan atau tidak boleh dilakukan.
Prinsip-prinsip Etika Bisnis
Etika bisnis memiliki prinsip-prinsip yang bertujuan memberikan acuan cara yang harus
ditempuh oleh perusahaan untuk mencapai tujuannya. Menurut Sonny Keraf (1998),
terdapat lima prinsip yang dijadikan titik tolak pedoman perilaku dalam menjalankan
praktik bisnis, yaitu (Agoes & Ardana, 2009:127-128):
a. Prinsip Otonomi
Prinsip otonomi menunjukkan sikap kemandirian, kebebasan, dan tanggung jawab. Orang
yang mandiri berarti orang yang dapat mengambil suatu keputusan dan melaksanakan
tindakan berdasarkan kemampuan sendiri sesuai dengan apa yang diyakininya, bebas dari
tekanan, hasutan, dan ketergantungan kepada pihak lain.
b. Prinsip Kejujuran
Prinsip kejujuran menanamkan sikap bahwa apa yang dipikirkan adalah apa yang
dikatakan, dan apa yang dikatakan adalah yang dikerjakan. Prinsip ini juga menyiratkan
kepatuhan dalam melaksanakan berbagai komitmen, kontrak, dan perjanjian yang telah
disepakati.
9. 9
c. Prinsip Keadilan
Prinsip keadilan menanamkan sikap untuk memperlakukan semua pihak secara adil, yaitu
suatu sikap yang tidak membeda-bedakan dari berbagai aspek baik dari aspek ekonomi,
hukum, maupun aspek lainnya.
d. Prinsip saling Menguntungkan
Prinsip saling menguntungkan menanamkan kesadaran bahwa dalam berbisnis perlu
ditanamkan prinsip win-win solution, artinya dalam setiap keputusan dan tindakan bisnis
harus diusahakan agar semua pihak merasa diuntungkan.
e. Prinsip Integritas Moral
Prinsip integritas moral adalah prinsip untuk tidak merugikan orang lain dalam segala
keputusan dan tindakan bisnis yang diambil. Prinsip ini dilandasi oleh kesadaran bahwa
setiap orang harus dihormati harkat dan martabatnya.
Tiga pendekatan dasar dalam merumuskan tingkah laku etika bisnis, yaitu :
• Utilitarian Approach : setiap tindakan harus didasarkan pada konsekuensinya.
Oleh karena itu, dalam bertindak seseorang seharusnya mengikuti cara-cara yang dapat
memberi manfaat sebesar-besarnya kepada masyarakat, dengan cara yang tidak
membahayakan dan dengan biaya serendah-rendahnya.
• Individual Rights Approach : setiap orang dalam tindakan dan kelakuannya
memiliki hak dasar yang harus dihormati. Namun tindakan ataupun tingkah laku tersebut
harus dihindari apabila diperkirakan akan menyebabkan terjadi benturan dengan hak
orang lain.
• Justice Approach : para pembuat keputusan mempunyai kedudukan yang sama,
dan bertindak adil dalam memberikan pelayanan kepada pelanggan baik secara
perseorangan ataupun secara kelompok.
Perilaku bisnis pada umumnya didasarkan pada rangkaian keputusan yang dibuat
oleh perusahaan. Dilihat dari kekuatan dan tekanan eksternal yang memaksakan perilaku
perusahaan, maka keputusan yang diambil tersebut dipandu oleh hal-hal berikut ini:
1. Tujuan yang akan dicapai
2. Pedoman-pedoman yang harus dipatuhi dan berasl dari luar perusahaan, seperti
yang diamanatkan oleh hokum yang berlaku.
3. Pedoman-pedoman yang dibuat bersama dengan pihak lain, dalam bentuk
perjanjian.
4. Pedoman-pedoman yang patut dipatuhi, yang merupakan kebiasaan, falsfah
perusahaan, budaya perusahaan dan etika bisnis.
10. 10
Proses pengambilan keputusan itu, secara konseptual akan mengambil jalan rsaional,
yang selanjutnya dengan pertimbangan suatu nilai yang dipercayai sebagai sesuatu yang
patut dipertimbangkan akan membuahkan keputusan akhir yang akan dijalankan oleh
perusahaan. Proses ini berjalan simultansampai suatu keputusan yang dianggap tepat
tercapai. Langkah-langkah dalam proses ini adalah:
1. Merumuskan persoalan
2. Mendapatkan informasi yang relevan
3. Mendapatkan alternative pemecahan
4. Memilih salah satu alternatif atas dasar suatu kriteria tertentu.
Etika Perbankan ialah suatu kesepakatan para bankir yang merupakan suatu
norma sopan santun dalam menjalankan usahanya, dan merupakan prinsip-prinsip moral
atau nilai-nilai (Values) mengenai hal-hal yang dianggap baik, serta tugas dan tanggung
jawab unsur-unsur untuk mewujudkan hal yang baik dan mencegah hal yang tidak baik.
Kode etik dapat dikatakan sebagai suatu aturan atau ketentuan yang mengatur baik atau
buruk suatu sikap yang harus dijalankan atau ditinggalkan oleh anggota suatu organisasi
profesi misalnya : IDI, IBI, IAI
Kode Etik Perbankan ialah suatu aturan permainan sebagai norma para bankir
yang merupakan sopan santun dalam menjalankan usahanya. Merupakan suatu etika atau
kebiasaan baik dalam menjalankan kegiatan usaha perbankan yang diterima, dipatuhi,
dan ditaati oleh para bankir. Etika tersebut mengandung norma dan prinsip-prinsip moral
bankir dalam menjalankan usahanya.
Perbankan sebagai lembaga keuangan yang mengelola uang masyarakat,
mempunyai tanggung jawab besar yang harus disertai kejujuran dan dedikasi yang
merupakan unsur penting dalam kepercayaan. Bisnis Perbankan dilandasi oleh
kepercayaan dari masyarakat kepada bank. Masyarakat percaya bahwa simpanannya
aman di tangan bankir professional.
Kepercayaan masyarakat ini sangat erat hubungannya dengan perilaku dan
kehidupan para pengurus dan karyawan bank. Hal ini berarti dari bankir dituntut
memiliki moral dan penghayatan akan kode etik perbankan sebaik mungkin. Penghayatan
ini akan dapat dilaksanakan dan diterapkan, jika ada unsur pemaksa akan kepatuhan
bankir kepada peraturan yang telah dituangkan dalam suatu ketentuan yang disepakati
bersama.
Kita mengenal adanya asosiasi profesi, yaitu suatu wadah profesi yang berperan
sebagai sumber kemajuan keahlian, bagi perumus dan pengawas etika profesi, wadah ini
merupakan lembaga yang dalam melaksanakan perannya tersebut dapat melakukan
kendali dan kerjasama dengan para anggota asosiasi atau perhimpunan, sehingga dapat
11. 11
diberikan penghargaan atau mengeluarkan sanksi terhadap seseorang yang menjalankan
profesi.
Manfaat Etika Bisnis
Perilaku Etis penting diperlukan untuk sukses jangka panjang dalam sebuah bisnis. Oleh
karena itu, bisnis seringkali menetapkan pilihan strategis berdasarkan nilai dimana
pilihan tersebut didasarkan atas keuntungan dan kelangsungan hidup perusahaan.
Manfaat etika bisnis dalam kelangsungan perusahaan adalah sebagai berikut (Muslich,
2004:60-61):
1. Perusahaan menjadi Tepercaya oleh Pelanggan
2. Perusahaan memiliki Citra yang Baik di mata Pelanggan
3. Perusahaan memiliki Budaya yang Khas dan menjadi Keunggulan
4. Perusahaan memperhatikan Kepentingan Bersama
5. Perusahaan merasa Nyaman dalam Berbisnis
6. Perusahaan dapat Mengurangi Biaya Tak Terduga
7. Perusahaan dapat Memaksimalkan Keuntungan
8. Perusahaan dapat Mencegah Terjadinya Kerugian akibat Keteledoran
9. Karyawan dan Anggota Perusahaan menjunjung Nilai Moral
10.Karyawan dan Anggota Perusahaan memiliki Motivasi Bekerja yang Baik
11.Karyawan dan Anggota Perusahaan mampu Mengembangkan Jati Diri
12.Karyawan dan Anggota Perusahaan memiliki Pengendalian Diri yang Baik
13.Tercipta Persaingan yang Sehat dalam Perusahaan
14.Tercipta Saling Percaya yang Kuat dalam Perusahaan
15.Tercipta Atmosfer Kerja yang Baik
16.Tercipta Hubungan yang Harmonis antar Anggota Perusahaan
12. 12
BAB III
METHODS
Dalam penyusunan makalah ini penulis menggunakan metode deskriptif kualitatif
dengan studi literature yang berkaitan dengan etika bisnis, Informasi didapatkan dari
artikel, modul dan internet. Disamping itu berdasarkan pengalaman empiris serta
pengamatan langsung pada objek penelitian pada PT Bank Mandiri Tbk.
Sugiyono mengatakan bahwa metode deskriptif adalah metode yang digunakan
untuk menggambarkan atau menganalisis suatu hasil penelitian tetapi tidak digunakan
untuk membuat kesimpulan yang lebih luas. Teknik pengumpulan data dengan cara ini
dilakukan dengan cara melakukan tanya jawab secara langsung dengan pihak-pihak yang
memiliki kompetensi dan relevan dengan penelitian, sedangkan sumber data sekunder
didapatkan dari literatur berupa buku-buku, artikel maupun jurnal-jurnal yang
mempunyai hubungan dengan masalah dan objek penelitian.
13. 13
BAB IV
RESULT & DISCUSSION
Nilai Etika Bankir
Bisnis perbankan sering diartikan sebagai bisnis kepercayaan atas dasar kepercayaan.
Pemikiran ini berasal dari logika dan konsekuensi fungsi bank sebagai lembaga
intermediasi. Secarta akademis, sering diartikan bahwa bank mengelola dana yang
berasal dari surplus unit dan diproduktifkan dananya pada deficit unit. Dari sisi aktiva
bank menggunakan dana pihak lain untuk dipinjamkan, sedangkan dari sisi pasiva bank
menerima uang dari pihak lain.
Dengan peran seperti itu, jelas bahwa kepercayaan adalah segala-galanya. Karena
kepercayan merupakan salah satu pembentuk etika, maka etika bisnis harus dan mutlak
mendapatkan tempat utama sekaligus terhormat dalam mengelola bisnis perbankan.
Namun, seperti juga dunia bisnis lainnya, lingkungan bisnis perbankan tidak steril dari
gangguan yang dikaitkan dengan pelaksanaan etika bisnis. Gangguan implementasi etika
bisnis tersebut dapat terjadi baik di kalangan internal bank maupun eksternal karena hasil
interaksi antarkedua belah pihak.
Dari berbagai kasus yang dapat dikatagorikan sebagai pelanggaran etika bisnis pada
umumnya adalah dalam bidang kredit. Kasus mark up kredit, kredit fiktif, dan
penyalahgunaan kredit dan sejenisnya dapat dikatagorikan sebagai bagian dari
pelanggaran etika bisnis. Dari sisi dana bisa berupa penyalahgunaan pengelolaan dana.
Contoh lain masalah fraud di bidang operasional dan pengelolaan pengeluaran biaya.
Nilai-nilai etika harus diletakkan sebagai landasan atau dasar pertimbangan dalam setiap
tingkah laku manusia termasuk kegiatan di bidang keilmuan.
Sedangkan Bankir adalah seseorang yang bekerja di bank dan sedang/pernah
berkecimpung dalam bidang teknis operasional dan non operasional perbankan.
Bankir yang professional adalah bankir yang memiliki integritas pribadi, keahlian dan
tanggungjawab social yang tinggi serta wawasan yang luas agar mampu melaksanakan
pola manajemen bank yang professional pula. Bankir yang professional memang dituntut
melaksanakan 2 hal penting yaitu, dapat menciptakan laba dan menciptakan iklim bisnis
perbankan yang sehat. Namun dalam penciptaan laba tersebut, bankir harus tetap
terkendali ( prudent ).
Menjadi bankir yang professional memerlukan beberapa persyaratan, diantaranya adalah :
1. Memiliki skill (keterampilan) dan knowledge (pengetahuan).
2. Mampu menerima tekanan dari pihak manapun tanpa mengurangi kinerjanya.
14. 14
3. Memiliki inisiatif dan aktif dalam pencapaian tujuan serta tidak bersikap menunggu
4. Memiliki job motivation yang tinggi
5. Memiliki jiwa kepemimpinan (leadership ability)
6. Mempunyai sales ability
7. Memiliki kemampuan untuk : menyusun rencana, mengorganisasikan, menetapkan
prosedur kerja dan mengendalikan tugas pekerjaan agar menuju kearah pencapaian tujuan
bank
Etika dan kewajibannya sehubungan dengan tugas di lingkungan perbankan untuk setiap
petugas bank, baik bankir maupun pimpinan bank adalah sebagai berikut :
1. Bank wajib memberikan laporan pada Bank Indonesia untuk mengetahui posisi
perbankan dan moneter serta kegiatan perekonomian dan pemerintah dapat menentukan
kebijakn ekonomi dan moneter.
2. Setiap bank wajib mengumumkan Neraca dan Laporan rugi-laba yang sebenarnya tiap
tahun dengan diterbitkan pada surat kabar, agar masyarakat dapat mengetahuinya.
3. Bank wajib menjaga kerahasian keuangan para nasabah dari siapapun, kecuali jika ada
syrat resmi dari Mentri Keuangan secara tertulis untuk keperluan perpajakan dan
peradilan.
4. Petugas bank mempunyai kewajiban untuk tidak membicarakan tentang keuangan
nasabahnya di luar kepentingan dinas dan berkewajiban untuk menjaga dan memelihara
arsi atau surat-surat antara bank dengan nasabahnya.
5. Dalam hal pembayaran pajak, para bankir harus melaksanakan pemotongan pajak
pendapatan atas gaji, upah atau honorarium para karyawannya dan berkewajiban
membayar pajak perusahaan.
6. Bank harus mengupayakan untuk selalu dapat memenuhi janji atau persetujuan yang
telah disepakati dengan para nasabahnya.
7. Bank juga harus memberikan nasihat yang obyektif, tidak memihak dan tidak mengikat
bagi para nasabahnya. Sebab, nasabah yang dating ke bank adakalanya penuh suasana
serba tidak pasti, jenis jasa apa yang sebaiknya akan dipilihnya. Oleh karenanya, bank
harus dapat menampilkan beberapa pilihan produk / jasa bank bagi para nasabahnya.
a) Etika Pelayanan Bankir
15. 15
1. Sikap dan Perilaku
2. Penampilan
3. Cara berpakaian
4. Cara berbicara
5. Gerak gerik
6. Cara bertanya.
b) Tujuan Etika Bankir
1. Untuk Persahabatan dan Pergaulan
2. Menyenangkan Orang lain
3. Membujuk Nasabah
4. Memepertahankan Nasabah
5. Membina dan Menjaga Hubungan
6. Berusaha menarik nasabah
c) Manfaat Etika Bankir
1. Percaya diri
2. Dihormati dan di hargai
3. Disegani dan disenangi.
Kode Etik Bankir
Setiap bankir di Indonesia wajib mengelola bank secara sehat dan menghormati norma-
norma perbankan yang berlaku, menaati semua tata nilai sebagai pedoman dasar dalam
menentukan sikap dan tindakannya.
Norma-norma perbankan yang diakui, diterima dan ditaati tersebut tertuang dalam Kode
Etik Bankir di Indonesia yang isinya sebagai berikut :
16. 16
1.Seorang bankir patuh dan taat pada ketentuan perundang-undangan dan peraturan yang
berlaku.
2.Seorang bankir melakukan pencatatan yang benar mengenai segala transaksi yang
bertalian dengan kegiatan banknya.
3.Seorang bankir menghindarkan diri dari persaingan yang tidak sehat.
4.Seorang bankir tidak menyalahgunakan wewenangnya untuk kepentingan pribadi.
5.Seorang bankir menghindarkan diri dari keterlibatan dalam pengambilan keputusan
dalam hal terdapat pertentangan kepentingan.
6.Seorang bankir menjaga kerahasiaan nasabah dan banknya.
7.Seorang bankir memperhitungkan dampak yang merugikan dari setiap kebijakan yang
ditetapkan banknya terhadap keadaan ekonomi, social dan lingkungan.
8.Seorang bankir tidak menerima hadiah atau imbalan yang memperkaya diri pribadi
maupun keluarganya.
9.Seorang bankir tidak melakukan perbuatan tercela yang dapat merugikan citra
profesinya.
Kode etik ini merupakan rumusan norma-norma, nilai-nilai tertulis yang disusun dan
disepakati bersama para banker untuk menjadi pedoman yang harus ditaaati. Kode etik
ini bersifat universal, agar semua bankir mempunyai persepsi yang sama dalam
implementasinya.
Penerapan Kode Etik
a) Sebagai individu seorang bankir harus memiliki dan memelihara :
1.Sikap sopan santun.
2. Kejujuran dalam tugas.
3. Sikap lebih menguntungkan tugas daripada kepentingan pribadi / menghindari
pertentangan kepentingan (conflict of interest).
4. Sikap menjaga kerahasiaan.
5. Sifat profesional dalam pencatatan dalam pelaporan.
6. Sikap taat pada peraturan.
7. Sikap loyal terhadap profesi dan banknya.
17. 17
8. Sikap menciptakan dan menjaga lingkungan fisik kerja.
9. Sikap ingin maju dan mengembangkan diri.
b) Sebagai lembaga, bank disarankan agar :
1. Mematuhi ketentuan dan peraturan yang berlaku.
2. Memuat kode etik bankir Indonesia di dalam peraturan disiplin pegawai.
3. Memasyarakatkan kode etik bankir Indonesia.
c) Fungsi Kode Etik
1. Pedoman yang berisikan tata cara berperilaku kerja atau dan kerjasama dengan
berbagai pihak di dalam dan di luar bank.
2. Merupakan rambu-rambu menuju ke arah tindakan dan perilaku yang tepat, mana yang
pantas dan mana yang tidak pantas.
Prinsip- Prinsip Etika Perbankan
Disini penyaji akan memaparkan dua macam prinsip- prinsip etika yang pertama prinsip
dasar etika bankir dalam mengelola perbankan, yang kedua prinsip-prinsip etika
perbankan secara umum.
Pertama Etika Dasar para bankir dalam prinsip pengelolaan bank harus mengupayakan
terselenggaranya iklim usaha perbankan yang sehat yaitu dengan menjaga :
1. Likuiditas Bank atau kelancaran operasional bank
2. Solvabilitas Bank atau terpeliharanya kekayaan bank agar kokoh dan mampu
memenuhi seluruh kewajiban finansialnya.
3. Rentabilitas atau tingkat keuntungan yang dapat dicapai bank dan
4. Tingkat kepercayaan masyarakat terhadap bank (bonafiditas).
Prinsip etika perbankan secara umum terdiri dari 8 bagian yaitu :
1. Prinsip kepatuhan
18. 18
Pada prinsipnya semua orang dimanapun mempunyai peraturan yang harus mereka
patuhi, begitu juga para bankir yang diharuskan mematuhi peraturan perbankan, undang-
undang, kebijakan pemerintah, peraturan ketenaga kerjaan yang menyangkut masyarakat,
nasabah, pemerintah, pemilik dan karyawan.
2. Prinsip Kerahasiaan
Para bankir dituntut agar dapat menjaga kerahasiaan terutama dengan nasabah serta
kerahasiaan kejabatannya.
3. Prinsip Kebenaran Pencatatan
Setiap petugas bank wajib memelihara arsip atau dokumen dan mencatat semua transaksi
dengan benar serta menjaga kerahasiaannya.
4. Prinsip Kesehatan bersaing
Persaingan ini dapat bersifat intern yaitu, antar bagian dalam bank itu sendiri dan bersifat
ekstern yaitu persaingan antar sesama bank. Dalam hal lebih kepada untuk memberikan
pelayanan serta promosi atas jasa-jasa apa saja yang diberikan oleh bank tersebut, tapi
setiap bank harus tetap menjaga agar tercipta iklim persaingan yang sehat.
5. Prinsip Kejujuran Wewenang
Kepercayaan dan wewenang yang telah diberikan oleh para pihak terkait dalam hal ini
pemerintah, nasabah, pemilik, masyarakat dam karyawan hendaknya tetap dinomor
satukan dan tidak disalahgunakan untuk kepentingan di luar etika yang telah disepakati
bersama.
6. Prinsip Keterbatasan Keterangan
Meskipun petugas bank dan bankir diminta untuk bersikap informative terhadap pihak
luar, namun sifatnya terbatas.
7. Prinsip Kehormatan Profesi
Setiap petugas bank ataupun bankir diharuskan taat manjaga kehormatan profesi dengan
cara menghindarkan diri dari hal-hal semacam kolusi, pemberian hadiah, upeti, dan
fasilitas dari pihak lain yang menginginkan kemudahan dalam hal prosedur bank.
8. Prinsip Pertanggungjawaban Sosial
Pertanggungjawaban ini lebih di arahkan pada pemerintah, nasabah, pemilik ataupun
masyarakat dalam hal melaksanakan operasional perbankan.
19. 19
PENERAPAN ETIKA BISNIS PADA PT. BANK MANDIRI PERSERO Tbk
Budaya Organisasi Bank Mandiri
Bank Mandiri memiliki budaya organisasi yang bernama TIPCE. TIPCE merupakan
akronim dari Trust, Integrity, Professionalism, Costumer Fokus, Excelence. Trust
merupakan kegiatan membangun keyakinan dan sangka baik diantara stakeholders dalam
hubungan yang tulus dan terbuka berdasarkan kehandalan. Integrity didefiniskan sebagai
berpikir, berkata dan berperilaku terpuji, menjaga martabat serta menjunjung tinggi kode
etik profesi. Profesionalism adalah Berkomitmen untuk be ke rja tuntas d an akurat atas
dasar kompetensi terbaik dengan penuh tanggung jawab. Costumer Fokus adalah
Senantiasa menjadikan pelanggan sebagai mitra utama yang saling menguntungkan untuk
tumbuh secara berkesinambungan. Excellence adalah Mengembangkan dan melakukan
perbaikan di segala bidang untuk mendapatkan nilai tambah optimal dan hasil yang
terbaik secara terus-menerus.
Budaya organisasi TIPCE yang dimiliki Bank Mandiri ternyata merepresentasikan setiap
perilaku yang harus ditaati publik internalnya. Budaya organisasi TIPCE diantaranya:
1. Kepercayaan (Trust) mencerminkan perilaku saling menghargai dan kerjasama,
jujur, tulus, serta saling terbuka kepada setiap publik internal.
2. Integritas (Integrity) mencerminkan kedisiplinan dan konsistensi dalam setiap
perilaku, serta berpikir, berkata, dan bertindak terpuji sebagai wujud menjaga
martabat dan menjunjung tinggi kode etik profesi.
3. Profesionalisme (Professionalism) mencerminkan komitmen untuk bekerja tuntas
dan akurat atas dasar kompetensi terbaik dengan penuh tanggung jawab serta
memberikan solusi dan hasil terbaik.
4. Fokus pada Pelanggan (Customer Focus) mencerminkan sikap inovatif, proaktif
dan cepat tanggap dalam memberikan pelayanan pada pelanggan, serta
menempatkan pelanggan pada prioritas utama pelayanan demi terciptanya
kepuasan pelanggan.
5. Kesempurnaan (Excellence) mencerminkan bahwa pekerjaan berorientasi pada
nilai tambah dan perbaikan yang terus menerus dilakukan dengan tetap peduli
terhadap lingkungan.
CSR Bank Mandiri
Bandung, 05 Agustus 2008 – Dalam rangka pengembangan program Wirausaha Muda
Mandiri yang telah menjadi tema Corporate Social Responsibility (CSR) Bank Mandiri
tahun 2008 sekaligus upaya peningkatan jumlah generasi muda yang menjadi
entrepreneur baru, Bank Mandiri bersama Saung Angklung Udjo melaksanakan ”
Program Awi – Awi Mandiri 2008. Saung Angklung Udjo adalah sebuah organisasi
20. 20
sosial budaya yang bertujuan untuk melestarikan kelangsungan hidup budaya, khususnya
budaya Sunda yaitu kesenian angklung.
Program tersebut diharapkan dapat meningkatkan competitive amp comparative
advantage produk dalam negeri, khususnya bambu serta menumbuhkan jiwa entrepreneur
di kalangan mahasiswa seni dan pengrajin bambu sekaligus meningkatkan pengetahuan
dan penghargaan masyarakat terhadap kerajinan berbahan baku bambu. Rangkaian
Program Awi – Awi Mandiri 2008 terdiri dari seminar, program workshop mengenai
kerajinan dan pengembangan sentra usaha bambu, pameran karya dan temu pasar serta
penganugerahan karya terbaik dengan tema The Magic of Bamboo .
Direktur Micro amp Retail Banking Bank Mandiri Budi Gunadi Sadikin mengatakan,
Program Awi – Awi Mandiri 2008 merupakan melting pot dan sarana belajar yang sangat
bagus bagi generasi muda yang berasal dari kalangan mahasiswa dan pengrajin bambu
sekaligus peningkatan awareness masyarakat terhadap kerajinan bambu . Dalam program
tersebut, mahasiswa yang merupakan perwakilan dari 10 Perguruan Tinggi di Bandung
yaitu : ITB, ITeNas, Univ. Pasundan, STSI, STISI, Univ. Maranatha, ITHB, STDI, Univ.
Widyatama dan Univ. Pendidikan Indonesia akan ditemukan dengan pengrajin bambu
dari kelompok pengrajin bambu Padasuka Bandung, Manonjaya Tasik, Banjar, Cisaat
Sukabumi dan Warung Kondang Cianjur, untuk berkolaborasi menciptakan karya seni
berbahan dasar bambu.
Program ini akan mempertemukan ide kreatif mahasiswa dengan kemampuan para
pengrajin yang sama – sama berasal dari generasi muda. Akan ada proses kerjasama dan
komunikasi sehingga dapat menghasilkan karya seni yang artistik dan diminati
konsumen. Ini moment yang sangat menarik karena idealisme harus dapat sejalan dengan
realitas untuk dapat dibuatnya suatu produk , tambah Budi Gunadi Sadikin. Lebih lanjut
Budi G. Sadikin juga menjelaskan bahwa Program Awi – Awi Mandiri 2008 merupakan
bentuk dukungan konkret Bank Mandiri terhadap himbauan Pemerintah untuk terus
menggalakkan industri kreatif, salah satunya yaitu bidang kerajinan yang tahun lalu
menyumbang devisa nomor 2 dari 14 jenis industri kreatif lainnya.
Sebagai tahap awal, Bank Mandiri memang baru bekerjasama dengan Perguruan Tinggi
di Bandung yang memiliki fakultas seni, pada tahun – tahun berikutnya diharapkan
program serupa dapat dilaksanakan di kota – kota besar lainnya. Kang Opick selaku
penanggung jawab Saung Angklung Udjo yang juga merupakan anak ke-7 pendiri Saung
Angklung Udjo menambahkan, Saung Angklung Udjo sangat beruntung bertemu dengan
Bank Mandiri yang juga concern terhadap peningkatan kualitas generasi muda dan punya
tekad yang sama yaitu menambah jumlah entrepreneur muda di Indonesia . Jika ingin
tetap eksis, kerajinan dan kesenian bambu tersebut perlu dilestarikan oleh generasi muda
21. 21
Indonesia karena saat ini generasi muda kurang memberikan apresiasi kepada
kebudayaan daerah sementara kerajinan dan kesenian bambu sendiri sangat diminati dan
dihargai oleh wisatawan asing, ujar Opick
Bina Lingkungan
Selain kegiatan di atas Bank Mandiri juga bekerjasama dengan Kick Andy Foundation
Kick Andy Foundation yang sejak 2008 lalu dikenal melalui program Kaki Palsu Gratis,
kini bersama PT Bank Mandiri (Persero) Tbk mencanangkan Program Kaki Palsu Untuk
Hidup Mandiri. Program ini juga diperluas melalui kerjasama dengan Korlantas Polri
sebagai bentuk pengabdian polisi pada masyarakat. Program Kaki Palsu Untuk Hidup
Mandiri ini merupakan salah satu bentuk kepedulian Bank Mandiri pada masyarakat
melalui Program Bina Lingkungan – Mandiri Peduli Kesehatan. Kerjasama ini ditandai
dengan penandatanganan kerjasama yang dilakukan pada Jumat (15/6) bertempat di
Korlantas Polri.
Penandatanganan kerjasama dilakukan oleh Andy F. Noya (Ketua Kick Andy
Foundation), Irjen Pol Drs Pudji Hartanto, MM (Kakorlantas Polri), serta Pahala N.
Mansury (Direktur Finance and Strategy PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk). Selain
penandatanganan kerjasama juga dilakukan penyerahan bantuan kaki palsu gratis kepada
26 orang penerima bantuan di wilayah Jabodetabek. Dalam kesempatan yang sama juga
dilakukan pengukuran kaki palsu kepada para calon penerima bantuan. Relawan program
Kaki Palsu Untuk Hidup Mandiri juga turut terlibat dalam kegiatan ini. Para relawan
yang terdiri dari polisi serta karyawan Bank Mandiri (Persero) Tbk ini sebelumnya
mengikuti kegiatan pelatihan pengukuran kaki palsu. Selanjutnya, para relawan
diharapkan akan menjadi kepanjangan tangan dalam pelaksanaan program terutama
untuk menjangkau daerah-daerah terpencil.
Program Kaki Palsu Untuk Hidup Mandiri ini lahir melalui inspirasi tayangan Kick Andy
Show yang menampilkan Sugeng SIswoyudhono. Kecelakaan yang dialami Sugeng
semasa SMA hingga kaki kanannya harus diamputasi ternyata tidak turut melumpuhkan
semangatnya. Sehari-hari, di desa Mojosari, Mojokerto tempat tinggalnya tersebut,
Sugeng berprofesi sebagai loper susu. Di rumahnya, Sugeng juga membangun bengkel
kaki palsu. Keterampilannya membuat kaki palsu pun tidak hanya dinikmatinya sendiri.
Melalui program Kaki Palsu Untuk Hidup Mandiri, diharapkan bukan semata-mata
memberikan kaki palsu dan memungkinkan para penyandang disabilitas hingga dapat
beraktivitas normal kembali tapi juga membagi semangat dan membangkitkan
kemandirian.
22. 22
Bank Mandiri Kembali Raih Predikat Terbaik Untuk Penerapan GCG
News Release - Kamis, 21 Juni, 2012
Jakarta, 21 Juni 2012 – Bank Mandiri memperoleh pengakuan internasional atas
konsistensi dalam menerapkan tata kelola perusahaan atau Good Corporate Governance
(GCG). Melalui ajang CGA Annual Recognition Award 2012, Bank Mandiri kembali
meraih penghargaan The Best of Asia dari Corporate Governance Asia (CGA).
Penghargaan yang telah diterima Bank Mandiri selama empat kali berturut-turut sejak
2009 itu diserahkan oleh Publisher CGA Aldrin Monsod kepada Direktur Compliance &
Human Capital Bank Mandiri Ogi Prastomiyono di Hong Kong, Rabu (20/6) malam.
CGA juga memberikan penghargaan Asian Corporate Director recognition Award kepada
Direktur Utama Bank Mandiri Zulkifli Zaini atas konsistensi dan dedikasi dalam
penerapan GCG di perseroan sebagai budaya kerja.
CGA Recognition Awards merupakan penghargaan yang diberikan kepada perusahaan
yang dinilai terbaik dalam menerapkan GCG, etika bisnis, CSR, lingkungan kerja dan
kinerja perusahaan. Ajang ini digelar oleh Corporate Governance Asia, sebuah Jurnal
yang mempublikasikan berita dan analisa tentang penerapan tata kelola perusahaan,
kinerja manajemen perusahaan dan aktivitas pemegang saham.
Bank Mandiri ditetapkan sebagai salah satu perusahaan yang menerapkan GCG terbaik di
Asia setelah CGA melakukan survey kepada lebih dari 11 ribu korporasi dari 15 negara
di Asia. Jumlah responden itu belum termasuk 120 korporasi lain yang berada di kawasan
Amerika dan Eropa. Seluruh responden yang memberikan pendapat dalam survei tersebut
merupakan korporasi yang bergerak di industri keuangan, seperti investor, analis, fund
manager dan investment fund.
Direktur Compliance and Human Capital Bank Mandiri Ogi Prastomiyono mengatakan,
keberhasilan ini merupakan bukti bahwa pelaksanaan GCG di Bank Mandiri sesuai
dengan kaidah-kaidah yang berlaku secara internasional. Hal ini juga menunjukkan
leadership yang kuat dari pimpinan perusahaan dalam menjadikan GCG sebagai budaya
kerja.
23. 23
BAB V
CONCLUTION & RECOMENDATION
CONCLUTION
Secara umum dapat dikatakan bahwa, etika merupakan dasar moral, termasuk ilmu
mengenai kebaikan dan sifat-sifat tentang hak. Atau dengan kata lain, etika berisi
tuntunan tentang perilaku, sikap dan tindakan yang diakui, sehubungan dengan suatu
jenis kegiatan manusia. Etika menjadi penting apabila terjadi perbedaan tata nilai tentang
baik-buruk, boleh-tidak boleh dan patut-tidak patut.
Tujuan pokok mengenal etika adalah mempengaruhi dan mendorong kehendak kita
supaya mengarah kepada yang bermanfaat dan berguna bagi manusia. Dengan etika,
orang akan mampu untuk bersikap kritis dan rasional dalam membentuk pendapatnya
sendiri dan bertindak sesuai dengan apa yang dapat dipertanggung jawabkan sendiri.
Etika juga dapat membantu manusia membedakan antara tingkah laku atau tindakan yang
baik dan yang buruk.
Etika bisnis mempengaruhi tingkat kepercayaan atau trust dari masing-masing elemen
dalam lingkaran bisnis. Pemasok (supplier),perusahaan, dan konsumen atau nasabah,
adalah elemen yang saling mempengaruhi. Masing-masing elemen tersebut harus
menjaga etika, sehingga kepercayaan yang menjadi prinsip kerja dapat terjaga dengan
baik.
Etika berbisnis ini bisa dilakukan dalam segala aspek. Termaksud didalam menajankan
perbankan. Saling menjaga kepercayaan nasabah serja menjaga kerahasian nasabah
merupakan suatu hal yang wajib di taati bagi seluruh karyawan. Dalam kerjasama akan
berpengaruh besar terhadap reputasi perusahaan yakni Bank Mandiri, baik dalam lingkup
mikro maupun makro. Tentunya ini tidak akan memberikan keuntungan segera, namun
ini adalah wujud investasi jangka panjang bagi seluruh elemen dalam lingkaran bisnis.
Oleh karena itu, etika dalam berbisnis sangatlah penting untuk diterapkan di setiap lini
perusahaan salah satunya iyalah Bank Mandiri.
RECOMENDATION
Perlu adanya sadar diri didalam hati para pegawai didalam perusahaan yang ingin
menerapkan etika didalam bisnis agar tidak adanya kecurangan atau kebohongan yang
terjadi pada perusahaan itu nantinya dan perlu diterapkannya sanksi atau hukuman yang
berat apabila ada salah satu pegawai yang melanggarnya, sehingga etika di dalam bisnis
pun dapat berjalan dengan baik dan lancar di perusahaan tersebut. Terlebih lagi demi
menjaga nama baik instansi terkait yakni Bank Mandiri.
24. 24
DAFTAR PUSTAKA
Hapzi Ali, Prof. Dr. Ir. H. Pre-Msc.MM.CMA. Modul 3 Philosophical Ethics and
Business. Universitas Mercu Buana.
Prasetyo, Dnee, 2013.https://dneeprasetyo.wordpress.com/2013/01/21/penerapan-etika-
bisnis-pada-pt-bank-mandiri-persero-tbk/ (diakses :10 Oktober 2017, 20:00)
Bank Mandiri, 2017. http://www.bankmandiri.co.id (diakses : 10 Oktober 2017, 21:00)
Wikipedia, 2017. https://id.wikipedia.org/wiki/Bank_Mandiri (diakses :10 Oktober 2017,
20:45)
Lila, 2015. http://lilawatyy95.blogspot.co.id/2015/12/hubungan-etika-bisnis-dan-
good.html (diakses : 9 Oktober 2017, 02:05)
Ilham, Januari, 2014. http://januarilham-
komunikasiinternalrabu.blogspot.co.id/2014/03/budaya-organisasi-perusahaan-bank.html
( diakses pada : 9 Oktober 2017, 02:05)
Bankir News,2017. http://bankirnews.com , ( diakses pada : 10 Oktober 2017, 01:10)